1. Forum konsultasi peningkatan daya saing sektor konstruksi nasional membahas strategi meningkatkan daya saing konstruksi Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
2. Daya saing rendah akibat lemahnya kapasitas sumber daya, lingkungan yang kurang mendukung, dan minimnya strategi perusahaan untuk meningkatkan kinerja.
3. Dibahas pula potensi pasar konstruksi di Indonesia dan NTB serta strategi peng
1. DAYA SAING KONSTRUKSI NASIONAL
FORUM KONSULTASI PENINGKATAN DAYA SAING
SEKTOR KONSTRUKSI NASIONAL
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
MATARAM, 03 OKTOBER 2013
MUHAMMAD SAPRI PAMULU, Ph.D.
2. DAYA SAING = PRODUKTIFITAS
Daya Saing (Competitiveness) adalah
produktifitas dari suatu negara dalam
menggunakan sumber dayanya.
Competitiveness as the set of institutions, policies, and factors that
determine the level of productivity of a country (World Bank)
6. ISSU–ISSU AEC 2015
1. Potensi AEC dan daya saing Indonesia. Neraca perdagangan defisit
(Malaysia, Singapura, Brunei, Thailand & Vietnam). Daya saing
global di bawah negara-negara tsb.
2. Tahun politik 2013-2014, pemerintah fokus ke pemilu da/leg
3. Pemerintah belum serius Implementasi kebijakan untuk
menghadapi AEC” Inpres No 5/2008, Inpres No 11/2011, dan
Rancangan Inpres 2012 tentang peningkatan daya saing nasional
menghadapi AEC
4. Kalangan industri belum menyadari (aware) terhadap kondisi
mengkhawatirkan menjelang pelaksanaan AEC
5. Produktivitas pekerja Indonesia juga masih lebih rendah
dibandingkan negara ASEAN lainnya
6. Negara ASEAN lainnya cukup agresif/siap menghadapi AEC
dimana Indonesia sebagai target pasar
7. PERINGKAT DAYA SAING
INFRASTRUKTUR INDONESIA
Kualitas Infrastruktur 2010-2012 2011-2012 2012-2013
Jalan 90 83 68
Jalan KA 84 52 45
Pelabuhan 56 103 81
Bandara 69 80 89
Pasokan listrik 97 98 60
8. FAKTOR DAYA SAING NASIONAL
Mikroekonomi
Makroekonomi
Anugrah Alam
• Mutu Lingkungan Usaha
Nasional
• Pengembangan Klaster
• Operasi & Strategi
Perusahaan
• Kebijakan Makroekonomi
• Pengembangan SDM &
Lembaga Politik
• Kekayaan / Sumber Daya
Alam
9. FAKTOR DAYA SAING NASIONAL
Konteks
Strategi &
Kompetisi
Perusahaan
Kondisi
Kebutuhan /
Permintaan
Kondisi
( Input ) /
Faktor
Industri Terkait
&
Pendukung
10. FAKTOR UTAMA DAYA SAING
KONSTRUKSI
Akses
Permodalan
Akses
Penjaminan
Akses
Informasi
Akses
Teknologi
Sistem
Logistik
Kapasitas
Manajemen
Kapasitas
SDM
Struktur
Biaya
Penguasaan
Kontrak
Tekanan
Import
DAYA
SAIN
G
12. PERBANDINGAN KINERJA
KONTRAKTOR ASEAN
SEA PUBLIC CONSTRUCTION FIRMS - 2009 FY (Dow Jones)
0.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
0 100 200 300 400 500
SALES USD (Million)
NETPROFIT(%)
INDONESIA SINGAPORE MALAYSIA PHILIPPINES THAILAND
13. DAYA SAING KONSTRUKSI
INDONESIA
• Daya saing perusahaan konstruksi Indonesia rendah
(Pamulu, 2012): Lingkungan yang dihadapi tidak
mendukung/kondusif dan minimnya arah strategis
untuk meningkatkan kinerja dan daya saing
(related/supporting industries + context for firm’s
strategy & rivalry)
• Daya saing rendah akibat lemahnya kapasitas
sumber daya baik sdm, materal,peralatan, modal, dll.
(Factor conditions, Pusbin SDI,2012)
14. DAYA SAING KONSTRUKSI
INDONESIA (PAMULU,2012)
• Mikro: Perusahaan nasional kurang kompetitif
efisiensi rendah, transaksi biaya tinggi (KKN),
mutu SDM dan kinerja & pertumbuhan usaha
rendah, orientasi pasar pemerintah.
• Makro: Lingkungan usaha kurang mendukung,
dan senjang akan orientasi strategis untuk
lebih kompetitif dan berkinerja lebih baik.
• Strategi fokus ke level proyek/teknis, bukan
pada korporat/perusahaan.
19. PERUSAHAAN KONSTRUKSI NTB
Sumber:
Statistik Badan Usaha Tahun 2008 Menurut Propinsi dan Golongan (LPJK, 2009)
No Nama Kabupaten K M B Jumlah Sebaran
1Kab. Bima 243 8 0 251 9%
2Kab. Dompu 221 4 4 229 8%
3Kab. Lombok Barat 226 7 4 237 9%
4Kab. Lombok Tengah 321 17 0 338 12%
5Kab. Lombok Timur 246 14 0 260 9%
6Kab. Lombok Utara 39 0 0 39 1%
7Kab. Sumbawa 480 8 2 490 18%
8Kab. Sumbawa Barat 178 16 0 194 7%
9Kota Bima 187 9 0 196 7%
10Kota Mataram 459 55 20 534 19%
Jumlah 2600 138 30 2768 100%
20. SEBARAN SUB BIDANG
PERUSAHAAN
Sumber: Statistik Badan Usaha (LPJK, 2009)
No Propinsi A S M E T Jumlah
1 Bali 2,422 2,378 177 163 177 5,317
2 Nusa Tenggara Barat 2,737 2,791 37 172 37 5,774
3 Nusa Tenggara Timur 4,609 4,797 17 137 17 9,577
21. SEBARAN SUB BIDANG
PERUSAHAAN
Sumber: Statistik Badan Usaha (LPJK, 2009)
Sub Bidang/GradeGrade 2 3 4 5 6 7 Jumlah %
Perumahan tunggal dan koppel, termasuk
perawatannya 313 133 47 56 1 2 552 5%
Bangunan komersial, termasuk perawatannya 135 110 42 78 7 3 375 3%
Bangunan-bangunan non perumahan lainnya,
termasuk perawatannya 1257 480 436 133 11 6 2323 20%
Jalan raya, jalan lingkungan, termasuk
perawatannya 1205 406 356 116 8 7 2098 18%
Jembatan, termasuk perawatannya 320 177 112 73 4 2 688 6%
Drainase Kota, termasuk perawatannya 622 226 62 35 0 2 947 8%
Bendung, termasuk perawatannya 243 119 45 27 2 3 439 4%
Irigasi dan Drainase, termasuk perawatannya 1165 336 189 120 5 3 1818 16%
Perpipaan air bersih / limbah, termasuk
perawatannya 119 103 88 14 0 1 325 3%
22. MASALAH UKM (BRI, 2012)
Akses
Pasar
SDM
Manajemen
Akses
Pembiayaan
Teknologi
25. SKENARIO INFRASTRUKTUR – MP3EI
Economic Corridors Development Theme Supporting Infrastructure Needed Investment Value
1.Sumatra EC Center of production and
processing of natural resources
and as nation's energy
reserves
Railways, Roads, Power & Energy,
Ports, Sunda Straits Bridge (JSS),
Water Utilities
$ 26.5 billion
2.Jawa EC Driver for national industry and
service provision
Roads, Power & Energy, Airports,
Ports, Railways, Other Infrastructure
$ 72.2 billion
3.Kalimantan EC Center for Production and
processing of national mining
and energy reserves
Roads, Power & Energy, Airports,
Ports, Railways, Bridge, Water Utilities,
Overland Conveyor
$ 60.2 billion
4.Sulawesi EC Center for production and
processing of natural
agricultural, plantation,
fisheries, oil and gas, mining
Roads, Power & Energy, Fishing Ports,
Power Plant, Jetty, Irrigation, Water
Ponds
$ 20.5 billion
5.Bali-Nusa Tenggara EC Gateway for tourism and
national food support
Ports, Nusadua-Ngurah Rai-Benoa
Airport, Toll Roads, Airports, Roads,
Fishery Production Facilities
$ 6.2 billion
6.Papua-Kep.Maluku EC Center for development of
food, fisheries, energy, national
mining
Sea Ports, Power & Energy, Water
Utilities, Roads, Fishery Production
Facilities, Road & Bridges, Airport
$ 53.1 billion
31. STRATEGI PERTUMBUHAN PASAR
1. STRATEGI PENETRASI PASAR
• Mendorong pelanggan untuk
membeli lebih banyak
• Mengakuisisi pelanggan pesaing
• Meyakinkan pembeli baru
3. STRATEGI PENGEMBANGAN
JASA
• Fitur baru
• Kualitas yang berbeda
• dll
2. STRATEGI PENGEMBANGAN
PASAR
• Identifikasi pelanggan potensial
• Mencari jaringan distribusi baru
• Menjual di lokasi baru atau luar
negeri
4. STRATEGI DIVERSIFIKASI
Contoh: Apple menjual Ipod
Jasa/Produk Sekarang Jasa/Produk Baru
Pasar
Sekarang
Pasar Baru
37. KENDALA UMKM (BI, 2013)
• Manajemen usaha yang tidak baik
• Ketidakpamahan sebagian pelaku UMKM mengenai hal-hal
penting mengenai kewirausahaan seperti pengaturan cash
flow usaha, dan pembukuan sederhana. Kelemahan tersebut
mengakibatkan pelaku usaha sulit berhubungan dengan bank
(tidak bankable).
43. CONTOH HASIL SWOT-I/EFE
EFE SCORE
5.0
4.0
3.8
2.5
1.3
5.0 3.8 2.5 1.3 IFE SCORE
3.55
VII VIII IX LOW
I II III HIGH
IV V VI MEDIUM
Grow &
Build
Strategy
48. STRATEGI DAYA SAING
KONSTRUKSI NASIONAL
Strategi Peningkatan Daya Saing Konstruksi melalui Cluster
• Pemetaan Daya saing secara Komparatif berdasarkan besaran
nilai pertumbuhan konstruksi/infrastruktur (core/construction
industry) dan ketersediaan sumber daya (related/supporting
industries) ?
1. Peta MP3EI
2. Peta Proyeksi Konstruksi
3. Peta SISDI (Material & Peralatan)
4. Peta Modal/Pembiayaan
5. Peta Penyedia Jasa (kontraktor/konsultan)
Strategi Pemetaan Industri Konstruksi
• Klaster: analisa industri dilakukan bersifat lintas sektoral yaitu
pemetaan keterkaitan antara industri yang akan dianalisa sebagai
industri inti (core industry), dengan industri pendukung dan
terkaitnya dalam sebuah rantai penciptaan nilai (value chain).
52. PENDEKATAN STRATEGI 1
Pendekatan dari luar ke dalam (outside-in) yang dikembangkan
oleh Porter (1980) yang juga dikenal sebagai teori posisi atau
pendekatan pasar. Kiat usaha itu intinya adalah mencari posisi
yang tepat dalam suatu sektor industri. Lalu, proses penentuan
kiat di memilih industri yang berdaya tarik tinggi dan cakupan
pasar, kemudian diikuti dengan memilih posisi yang tepat. dan
rangkaian nilai yang mendukung posisi yang diambil.
53. PENDEKATAN STRATEGI 2
Kiat dari dalam ke luar (inside-out) dimana kiat dimulai dengan
memetakan sumber daya yang dimiliki lalu kemudian
menentukan industri dan strategi apa yang akan dipilih.
Pendekatan sumber daya yang diteorikan oleh Barney (1991) ini
mensyaratkan adanya nilai, kelangkaan, tak-tertirukan dan
terorganisasi (VRIO) untuk dapat memiliki keunggulan dan
kinerja yang lestari.
54. Relatif mudah
Ditiru
TIDAK DAPAT DITIRU
Hak Cipta & Paten, Keunikan Lokasi, dan
Keunikan Asset Fisik
SULIT DITIRU
Reputasi dan nama/merek, kesetiaan pelanggan,
budaya organisasi, Etos karyawan, & Jaringan/JO-JV-KSO
DAPAT DITIRU TAPI MAHAL
Kapasitas fisik, mesin & peralatan
MUDAH DITIRU
TENAGA KERJA TIDAK TERAMPIL, BARANG/JASA UMUM/TANPA DIFF
& DANA TUNAI
Relatif
Sulit di tiru
VRIO: TANGGA DAYA TIRU?
55. PENDEKATAN STRATEGI 3
Kerangka kapabilitas dinamis ((David Teece, 1997/2007). Daya
saing yang lestari dapat diperoleh jika organisasi memiliki
kapasitas untuk terus menerus melakukan penyesuaian dan
rekonfigurasi sumber dayanya secara kombinasi menyeluruh,
baik internal/ eksternal maupun tangible/intangible, untuk
merespons perubahan pasar atau teknologi yang cepat.
58. 2013
Implementation
& Development
2014
Holding &
Development
2015
Holding &
Sustain
2016 – 2020
WISDOM 2020
1. 2013: Revenue menembus
111 M
2. Kerjasama Mitra Strategis
3. Pemantapan Operating
Holding
4. Pembentukan Perusahaan
Baru
5. Pengembangan
Perusahaan (SBU-SBU)
6. Pemantapan WISDOM
2015
7. Revaluasi Nilai Perusahaan
1. WISDOM 2020 tahun
pertama
2. Pembentukan Strategic
Holding
3. 2016: 30% Kenaikan
Revenue
4. Nilai Perusahaan Naik
5. Tahun 2020: Siap IPO
1. 2014: 30% Kenaikan
Revenue
2. Kerjasama Mitra Strategis
3. Pemantapan Operating
Holding
4. Pembentukan Perusahaan
Baru
5. Pengembangan
Perusahaan (SBU-SBU)
6. Pemantapan WISDOM
2015
7. Peningkatan Nilai
Perusahaan
1. 2015: 30% Kenaikan
Revenue
2. Penyusunan WISDOM
2020
3. Nilai Perusahaan Naik
4. Pemantapan Operating
Holding
5. Terdiri Atas Beberapa
Perusahaan Baru yang
mandiri
STRATEGI PERUSAHAAN -
WIRATMAN