SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
Baixar para ler offline
Perdana Mentri M Natsir
KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG
IRIAN BARAT.
Saudara Ketua,
1. Dasar kerdja-sama Indonesia-Belanda dalam Unie harus ditindjau
kembali dan ditjari dasar2 baru.
2. Pemerintah bersedia berunding kembali atas dasar penjerahan Ke-
daulatan Irian Barat pada Republik Indonesia.
3. Kerdja-sama dalam bentuk sekarang ini akan hilang djiwanja dan
tidak dapat dilangsungkan.
4. Kegagalan perundingan mengakibatkan ketegangan dalam perhu-
bungan antara Indonesia dan Belanda.
Konperensi Irian jang dimulai pada tanggal 4 Desember 1950
mempunjai dasar dalam pasal 2 dari Piagam Penjerahati Kedaulatan, dimana
dinjatakan bahwa status politik Irian Barat akan ditentukan dengan djalan
perundingan antara Nederland dan Indonesia dalam 1 tahun sesudah
penjerahan Kedaulatan.
Soal Irian Barat ini ialah peninggalan dari pada perselisihan In-
donesia-Nederland jang pada Konperensi Medja Bundar tidak dapat
diselesaikan.
Tuntutan bangsa Indonesia atas Irian Barat itu ialah tuntutan jang
njata jang sebelum dan sesudah Konperensi Medja Bundar dan Penje-rahan
Kedaulatan dinjatakan dengan tegas.
Meskipun dari pihak Belanda terhadap tuntutan itu dimadjukan
matjam2 alasan jang didasarkan kepada ilmu pengetahuan, keberatan2
etnografisch, raciaal dan sebagainja, terhadap keberatan itu dari pihak
Indonesia pun dapat dimadjukan alasannja berdasar kepada ilmu pe-
ngetahuan. Semua itu dapat dibatja dalam laporan Komisi Irian Barat
jang pandjang-lebar, tapi satu alasan jang tidak dapat disangkal ialah,
bahwa riwajat bangsa Indonesia dari bangsa jang didjadjah jang ber-
langsung beberapa ratus tahun menimbulkan suatu kejakinan dan ke-
njataan, bahwa bangsa Indonesia itu adalah bangsa jang satu, bahwa
Tanah Indonesia itu adalah Tanah Air jang meliputi seluruh daerah
djadjahan Belanda, Nederlands-Indie dahulu.
Siapa jang waktu ketjilnja mendapat peladjaran dan sebagian ter-besar
dari pada peladjaran jang diberikan kepada rakjat Indonesia itu adalah
peladjaran Belanda, akan mendapat didikan bahwa Tanah Air
bangsa Indonesia itu ialah dari Sabang sampai ke Merauke di Nieuw-
Guinea. Dan dasar satu2-nja bagi satu bangsa, ialah tidak persamaan
agama atau persamaan keturunan, tapi bersamaan kejakinan hidup,
bahwa bangsa itu mempunjai tanah air jang satu, dan bernegara jang
satu. Dan ini pula dasar dari pada hak jang kita namakan hak untuk
menentukan nasib sendiri (right of selfdetermination).
Maka tuntutan bangsa Indonesia itu adalah tuntutan jang terang
dan mudah dan terhadap tuntutan itu bangsa Belanda tidak dapat me-
njatakan bahwa Irian Barat harus tetap mendjadi bagian negara Be-
landa kalau Belanda tidak akan tetap mendjadi negara kolonial di Asia,
jang untuk kolonial ini, dizaman sekarang sudah tidak ada tempatnja
lagi.
Maka oleh karena itu didalam inisiatif dan usul jang kita madju-
kan, hak itu mendjadi dasar, sedang disamping itu tidak kita lupakan
kepentingan2 Belanda jang didalam kerdja-sama kita akui dan akan kita
pelihara. Didalam kerdja-sama dengan Belanda sebagai dua negara jang
penuh merdeka dan berdaulat, pihak kita dengan ichlas dan sungguh
telah mendjalankan, karena kita mengetahui bahwa pihak Belanda
mempunjai kepentingan, tidak hanja materiil tetapi djuga idiil. Tapi
satu kepentingan jang Belanda katakan idiil kita tidak dapat akui, jaitu
djika Belanda hendak tetap bertanggung-djawab seba-gai negara
kolonial. Tetapi lain2 kepentingan didalam usul2 itu, kita bersedia
memelihara atas dasar penjerahan kedaulatan Irian Barat kepada
Indonesia. Belanda mempunjai rasa tanggung-djwab akan ikut
membantu memadjukan Irian. Bangsa Belanda mempunjai keinginan
untuk meneruskan usaha mereka dilapangan missi dan zending. Ke-
pentingan itu akan kita pelihara !
Negeri Belanda kebanjakan orang, kebanjakan pula- orang jang
terpeladjar dan mempunjai kelebihan modal, jang harus ditanam dinege-
ri lain. Semua itu kita bersedia menerima dan memelihara di Irian Barat
dan semuanja itu sudah kita letakkan didalam 7 pasal. Dalam oral note
jang kita sampaikan kepada Belanda pada tanggal 11 Desember, 7 pasal
jang dimadjukan oleh delegasi Indonesia itu tidak boleh dipisah-kan,
akan tetapi tergantung kepada pokok persoalan jaitu penjerahan
Kedaulatan atas Irian Barat kepada Indonesia pada tanggal 27 De-
sember 1950.
7 pasal itu ialah :
1. Didalam lingkungan kerdja-sama antara Indonesia dan Nederland
dilapangan ekonomi, Pemerintah Indonesia mengakui hak dan konsesi
jang sekarang ada dan akan diberi perhatian jang istimewa
kepada Nederland mengenai pemberian konsesi baru dan menem-patkan
kapital:
Selandjutnja didalam mengembangkan sumber2 alam di Irian
Barat akan diberikan perhatian jang chusus kepada kepentingan2
Belanda disana. Antara lain dalam mengusahakan perkembangan ke-
kajaan tanah. Pada umumnja Pemerintah Indonesia bersedia dalam
memadjukan Irian Barat dilapangan ekonomi, memperhatikan de-
ngan sepenuhnja kepentingan Belanda dilapangan perdagangan,
perkapalan dan industri.
2. Dalam aparat administrasi di Irian Barat akan dapat dipergunakan
tenaga2 Belanda.
3- Pensiun pegawai2 Belanda di Irian akan didjamin seperti dalam
persetudjuan K.M.B.
4. Imigrasi rakjat Belanda akan diperbolehkan oleh Pemerintah In-
donesia. Selandjutnja akan diperhatikan benar2 supaja diadakan
tenaga buruh jang diperlukan untuk Irian Barat.
5. Pemerintah Indonesia akan memadjukan supaja Irian Barat dima-
sukkan dalam sistem perhubungan Pemerintah Indonesia (perhu-
bungan laut, udara, tilpon, telegraf dan radio), dengan memper-
hatikan konsesi2 jang sudah diperoleh oleh maskapai Belanda atau
maskapai tjampuran.
6. Kemerdekaan agama akan didjamin se-penuh2-nja dan usaha2 dari
zending dan missi dalam lapangan kemanusiaan, seperti pengadjar an
dan pemeliharaan orang sakit dapat diteruskan. Dalam usaha
kemanusiaan itu djika diperlukan missi dan zending akan dapat
bantuan dari Pemerintah Indonesia.
7. Di Irian Barat akan diusahakan supaja Pemerintahnja berdjalan
dengan tjara demokrasi jang penuh. Kepada daerah itu akan di-
berikan otonom dan hak ikut memerintah (medebewind).'Segera akan
dimulai dengan pembentukan badan perwakilan sendiri.
Berdasar atas 7 pasal itu Pemerintah Indonesia begsedia mengada-
kan persetudjuan2 chusus supaja sesudah penjerahan kedaulatan atas
Irian Barat kepada Indonesia, kepentingan2 Belanda akan tetap ter-
pelihara.
Saudara Ketua,
Keterangan saja ini akan berat sebelah, djika saja tidak menge-
mukakan pula sikap Belanda terhadap Irian didalam menjelesaikan soal
Irian ini.
Belanda berpendapat bahwa status jang terachir harus diserahkan
kepada rakjat Irian asli, berdasar kepada hak menentukan nasib sendiri
(zelfbeschikkingsrecht). Dengan hak itu, katanja, rakjat Irian asli boleh
memilih, apakah akan bersatu dengan rakjat Indonesia, mendjadi negara
sendiri, atau akan tetap mendjadi bagian dari Belanda.
Kalau kita mendengar perkataan2 itu maka perkataan itu sangat
terkenal bagi kita, sebab teori itu adalah teori jang dipakai waktu Be-landa
akan memetjah Indonesia didalam beberapa negara.
Hak zelfbeschikkingsrecht kita tidak tolak, sebab hak itu adalah hak
jang diakui oleh dunia internasional, hak jang mendjadi dasar bagi hidup
kita sendiri, tapi hak itu adalah haknja suatu bangsa jang mem-punjai
negara jang satu, jaitu negara jang meliputi seluruh Hindia Be-landa
dahulu dan disebut Negara Indonesia sekarang.
Dengan demikian meskipun kita akui hak zelfbeschikkingsrecht itu
sebagai dasar kehidupan bangsa, tapi tentu sadja kita tidak dapat mene-
rima konsepsi hak itu, jang diadjukan oleh pihak Belanda atas Irian Barat
tsb. Kalau umpamanja kita setudju dengan konsepsi Belanda itu, maka
konsepsi jang demikian itupun tidak dapat dilaksanakan. Sebab siapa
jang dinamakan penduduk asli ? Apakah hanja mereka jang masih hidup
di-hutan2 itu jang dinamakan bangsa asli ? Ketjuali itu, bilakah masanja
rakjat itu akan diberi kesempatan untuk menentu-kan nasib sendiri ?
Lagi pula hak menentukan nasib sendiri itu tidak dapat dipakai se-
wenang2 hingga sesuatu daerah bagian dari satu ne-gara, misalnja
propinsi atau kota ketjil, djuga mempergunakannja !
Berdasar kepada pengalaman pada waktu Perang Dunia ke I,
dimana zelfbeschikkingsrecht itu dipergunakan oleh jang berkepentingan
untuk menghasut bagian2 dari negara musuh untuk me-misah2-kan ne-
gara2 itu dan untuk melemahkannja, maka hukum internasional menga-
kui zelfbeschikkingsrecht hanja untuk dilakukan oleh bangsa2 jang
mempunjai kejakinan jang hidup mendjadi bangsa jang satu, mempunjai
negara diatas daerah jang diakui oleh seluruh bangsa sebagai tumpah
darahnja.
Pula mengherankan dalam tuntutan Belanda terhadap Irian Barat
itu, ialah bahwa dizaman Hindia-Belanda, zelfbeschikkingsrecht jang
mendjadi tuntutan seluruh bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Indo-
nesia, ditolak oleh Pemerintah Belanda. Sekarang Belanda menun-tutnja
untuk daerah-bahagian Indonesia, jang oleh Belanda sendiri di-akui
daerah itu masih belum „matang".
Apakah matangnja 10 tahun lagi, — 100 tahun lagi atau — 1.000
tahun lagi ? Apakah matangnja itu Belanda jang akan menentukan
atau harus dengan persetudjuan kedua belah pihak. Dan kalau tidak
tentu akan ter-tangguh2 lagi perundingan, dan kalau ada persetudjuan jang
demikian, apakah tidak mulai saat kita bersetudju itu, kita mulai telah
berselisih ? Karena tentu mulai saat itu, masing2 pihak meng-adakan
perdjuangan supaja rakjat memilih salah satu pihak dan kalau Belanda
masih ada disana memegang pemerintahan tentu Belanda akan
bertindak se-wenang2 seperti kita alami didalam masa pendja-djahan
Nederlands-Indie dengan memakai P.I.D.-nja dan exhorbitante
rechtennja.
Mula2 saudara Ketua, konsepsi itu lain bunjinja, jaitu diatas peme-
rintah Belanda jang berdjalan di Irian Barat itu dengan kedaulatan
ditangan Belanda diadakan suatu Nieuw Guinea-Raad, jang terdiri dari
anggota Indonesia dan Belanda atas dasar paritair. Tapi kalau tidak bisa
mengambil keputusan tentu akan terus berlangsung Pe-merintah
Belanda. Usul itu tentu kita tidak dapat menerimanja.
Demikianlah perundingan Irian berdjalan untuk beberapa waktu,
sehingga pada tanggal 15 Desember, delegasi Indonesia perlu menga-
31
dakan pembitjaraan dengan Pemerintah Belanda. Sesudah sampai lagi di
Negeri Belanda pada tanggal 23 Desember, delegasi Indonesia me-
madjukan lagi konsepsi jang disusun baru sebagai usaha mendekati
pihak Belanda untuk mengatasi kesulitan2. Hari 27 Desember 1950 su-dah
dekat dan penjelesaian status politik Irian tidak dapat diselesaikan
dengan penuh karena kekurangan waktu. Maka oleh karena itu oleh
Pemerintah, delegasi Indonesia dikuasakan memadjukan formulering
baru dengan maksud mengadakan djambatan antara pendapat kedua
belah pihak. Formulering baru itu demikian bunjinja :
Pertama: Kedua pihak bersetudju tentang penjerahan Kedaulatan atas
Irian Barat oleh Keradjaan Belanda kepada Republik Indonesia.
Kedua: Penjerahan itu akan dilangsungkan pada hari jang tertentu
dipertengahan tahun 1951.
Ketiga: Sebelum itu akan diadakan Konperensi untuk membuat
perdjandjian2 jang chusus berdasar kepada 7 pasal jang telah dima-
djukan oleh delegasi Indonesia bagi memelihara kepentingan2 Belanda
di Irian Barat. Formulering itu tjukup memberi kesempatan bagi Pe-
merintah Belanda untuk mendapat pengesahan dari pada parlemennja
dan untuk menghilangkan keberatan2-nja dilapangan internasional, djika
keberatan itu ada !
Terhadap Konperensi jang akan diadakan itu tidak ada sesuatu
keberatan internasional dapat dimadjukan, karena Konperensi itu ada-lah
atas persetudjuan kedua belah pihak dengan dihadiri Unci, sebagai badan
internasional. Persetudjuan jang mungkin terdapat dalam Kon-perensi itu
adalah hanja tergantung dari kedua pihak sadja, jaitu Indonesia dan
Belanda.
Sesudah delegasi Belanda mempergunakan kesempatan untuk me-
ngadakan kontak dengan mereka jang diperlukan, maka pada tanggal
26 Desember sore diadakan persidangan lagi dan didalam per-sidangan
itu Belanda menolak formulering jang penghabisan dari pihak
Indonesia itu, dan pada malam penghabisan menghadapi tanggal 27
Desember hari jang fatal bagi soal Irian Barat, Belanda masih mema-
djukan dua buah usul.
Usul jang pertama, jaitu supaja Kedaulatan diserahkan kepada Unie
sedang pemerintahan atas Irian Barat masih tetap ditangan Belanda.
Usul jang baru ini pada saat itu djuga ditolak delegasi kita dengan
tidak perlu lagi mengadakan hubungan dengan Pemerintah kita, meski-
pun hal jang demikian ditanjakan oleh Belanda. Delegasi memandang
bahwa usul itu bukan usul untuk mentjari suatu penjelesaian, tetapi suatu
usul jang hanja dikemukakan untuk membikin efek keluar sadja,
seperti djuga hal jang demikian, dikatakan oleh dua surat kabar Belanda
jang penting.
Didalam persetudjuan Konperensi Medja Bundar maka Unie itu
dinjatakan bukan suatu staat atau suatu super-staat.
Memang mula2 benar bahwa Belanda mempunjai konsepsi ini, se-bagai
Unie jang berat, tapi statut Unie jang dilahirkan atas persetudjuan
Konperensi Medja Bundar ialah suatu Unie jang ringan.
Memberikan kedaulatan kepada Unie berarti akan memberi sipat
kepada Unie jang tidak mempunjai dasar dalam sama sekali itu, d j adi
Unie jang berat. Disamping itu hubungan Belanda dengan Irian lain
dengan hubungan kita dengan Irian. Irian Barat suatu djadjahan bagi
Belanda. Bangsa Indonesia di Irian ialah bangsa jang didjadjah oleh
Belanda. Kalau kita bersatu dengan Belanda didalam Unie itu artinja
kita mempersatukan diri atau mendjadi compagnon dengan suatu
bangsa jang mendjadjah sebagian bangsa kita sendiri.
Djuga landjutan pemerintahan Belanda atas Irian Barat berarti suatu
pemerintahan asing dibagian jang menurut kejakinan dan pen-dirian kita
adalah sebagian dari pada Tanah Air kita sendiri. Bagaimana kita dapat
menjetudjui landjutan pemerintah jang demikian itu ?
Kemudian saudara Ketua, pada saat itu djuga pih%k Belanda me-
madjukan suatu usul supaja meneruskan perundingan itu dengan ban-tuan
Unci atau lain2 badan.
Pemerintah Belanda tahu bahwa tanggal 27 Desember itu adalah hari
harus berachirnja Konperensi. Pada malam menghadapi hari te-
rachir itu, delegasi Belanda masih memadjukan dua buah usul, inipun kita
tolak karena pasal 2 dari Piagam Penjerahan Kedaulatan tidak
memberi dasar bagi melandjutkan perundingan lagi, dan perundingan
sudah mesti kita achiri pada tanggal 27 Desember 1950 itu.
Didalam sidang terachir itu usaha kedua belah pihak untuk meng-
adakan komunike-bersama tidak berhasil pula, karena Belanda tidak
bersedia mengatakan bahwa rapat itu adalah rapat jang penghabisan,
sehingga sesudah sidang itu tiap2 pihak menjampaikanlah kepada pers
keterangannja masing2 dan meskipun sudah terang bahwa bagi kita rapat
itu adalah rapat jang terachir, tetapi Belanda masih menjatakan bahwa
mereka masih menunggu djawaban dari Pemerintah Indonesia, sehingga
dikalangan rakjat Belanda timbul kesan se-olah2 Pemerintah Indonesia
masih akan beri djawaban lagi.
Saudara Ketua,
Demikianlah, Konperensi Irian berachir dengan tidak membawa
hasil jang di-tjita2kan oleh bangsa Indonesia. Tidak usah diterangkan
dengan pandjang lebar, bahwa kegagalan Konperensi itu sangat mem-
burukkan dan membawa kegagalan dalam perhubungan Indonesia-Be-
landa.
Soal Irian Barat ini adalah soal jang penting sekali bagi rakjat
Indonesia. Terhadap itu tidak ada perbedaan pendapat dalam negeri.
Seluruh rakjat Indonesia memandang dan merasa bahwa Irian itu adalah
sebagian dari Tanah Air kita. Pihak Belanda tidak ragu2 tentang hal ini dan
bahwa rakjat Indonesia bersatu dalam perdjuangannja menuntut Irian itu,
diketahui pula oleh pihak Belanda selama tahun2 jang lalu.
Selama tahun jang lalu itu pula kita telah mendjalankan dengan
sungguh2 kerdja-sama antara Belanda dengan kita. Dua kali Kon-perensi
para Menteri telah diadakan dan berdjalan dengan baik. Bangsa
Indonesia tak dapat mengerti dan tak dapat menerima, bahwa
disamping kerdja-sama jang berdjalan dengan baik itu pihak Belanda,
meskipun mengerti, tapi tidak mau memenuhi tuntutan bangsa Indone-
sia atas Irian Barat. Oleh karena itu kerdja-sama dalam bentuk sekarang
ini akan hilang djiwanja dan tidak dapat dilangsungkan lagi.
Berhubung dengan gagalnja Konperensi Irian, Pemerintah Republik
Indonesia berpendapat sebagai berikut :
1. Pemerintah tetap memegang teguh dan terus memperdjuangkan
claim nasional terhadap Irian Barat dengan tjara2 jang patut; dan
djikalau akan ada perundingan maka itu hanja akan dapat dila-
kukan atas dasar penjerahan Kedaulatan Irian Barat kepada
Indonesia Menurut pendapat Pemerintah, Konperensi jang tidak
didasarkan atas penjerahan Kedaulatan tersebut tidak akan berhasil,
walaupun disertai oleh pihak ketiga.
2. Pemerintah berpendapat bahwa tiap2 perundingan jang tidak
menghasilkan penjerahan Kedaulatan Irian Barat kepada Indonesia,
akan mengakibatkan ketegangan dalam perhubungan an-tara Belanda
dan Indonesia.
Oleh kegagalan Konperensi itu ditimbulkan satu situasi jang baru;
oleh karena itu perhubungan antara Belanda dan Indonesia harus di-
dasarkan atas situasi jang baru itu.
Saudara Ketua,
Soal Irian adalah peninggalan dari perselisihan antara pihak Belan-da
dengan Indonesia jang penjelesaiannja di K.M.B. diundurkan, se-hingga
Irian Barat sementara memperoleh posisi jang berbeda dari lain daerah
Indonesia. Soal ini dirasakan oleh bangsa kita sebagai tekanan, sebagaimana
djuga beberapa hal dalam hubungan Indonesia-Belanda jang demikian
sipatnja dalam persetudjuan itu.
Berhubung dengan ini Pemerintah berpendapat, bahwa persetudju-
an2 Indonesia-Belanda, diantara Statut Unie, memerlukan penindjauan
kembali dan ditjari dasar2 baru.
Demikianlah pendirian Pemerintah.
3 Djanuari 1951
(Pidato sebagai Perdana Menteri)
Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bab v pers warga negara
Bab v pers warga negaraBab v pers warga negara
Bab v pers warga negaraNovii Kanadia
 
Kewarganegaraan 2
Kewarganegaraan 2Kewarganegaraan 2
Kewarganegaraan 2Ady Prakoso
 
Kwn bab ii
Kwn bab iiKwn bab ii
Kwn bab ii07051994
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaDini Audi
 
Persamaan kedudukan warga negara bab 5 kelas x
Persamaan kedudukan warga negara bab 5 kelas xPersamaan kedudukan warga negara bab 5 kelas x
Persamaan kedudukan warga negara bab 5 kelas xapotek agam farma
 
Proses Kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan
Proses Kembalinya Indonesia menjadi Negara KesatuanProses Kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan
Proses Kembalinya Indonesia menjadi Negara KesatuanFrestiany Regina Putri
 
pembelaan negara (PKN)
pembelaan negara (PKN)pembelaan negara (PKN)
pembelaan negara (PKN)fathiyyaazz
 
Periode Berlakunya UUDS 1950
Periode Berlakunya UUDS 1950Periode Berlakunya UUDS 1950
Periode Berlakunya UUDS 1950Rana Amani
 
Tugas makalah ( pembelaan negara) harits
Tugas makalah ( pembelaan negara) haritsTugas makalah ( pembelaan negara) harits
Tugas makalah ( pembelaan negara) haritsRietz Wiguna
 

Mais procurados (16)

Hak dan kewajiban
Hak dan kewajibanHak dan kewajiban
Hak dan kewajiban
 
Bab v pers warga negara
Bab v pers warga negaraBab v pers warga negara
Bab v pers warga negara
 
Kewarganegaraan 2
Kewarganegaraan 2Kewarganegaraan 2
Kewarganegaraan 2
 
Kwn bab ii
Kwn bab iiKwn bab ii
Kwn bab ii
 
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara IndonesiaMakalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Makalah Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
 
Persamaan kedudukan warga negara bab 5 kelas x
Persamaan kedudukan warga negara bab 5 kelas xPersamaan kedudukan warga negara bab 5 kelas x
Persamaan kedudukan warga negara bab 5 kelas x
 
Proses Kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan
Proses Kembalinya Indonesia menjadi Negara KesatuanProses Kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan
Proses Kembalinya Indonesia menjadi Negara Kesatuan
 
Ppt ti
Ppt tiPpt ti
Ppt ti
 
Pkn bab 2 ppt
Pkn bab 2 pptPkn bab 2 ppt
Pkn bab 2 ppt
 
Makalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negaraMakalah hak & kewajiban warga negara
Makalah hak & kewajiban warga negara
 
pembelaan negara (PKN)
pembelaan negara (PKN)pembelaan negara (PKN)
pembelaan negara (PKN)
 
Periode Berlakunya UUDS 1950
Periode Berlakunya UUDS 1950Periode Berlakunya UUDS 1950
Periode Berlakunya UUDS 1950
 
Rama PPT
Rama PPTRama PPT
Rama PPT
 
Tugas makalah ( pembelaan negara) harits
Tugas makalah ( pembelaan negara) haritsTugas makalah ( pembelaan negara) harits
Tugas makalah ( pembelaan negara) harits
 
PKn Kelas X
PKn Kelas XPKn Kelas X
PKn Kelas X
 
Bab 2 kelas 10
Bab 2 kelas 10Bab 2 kelas 10
Bab 2 kelas 10
 

Destaque

Ridha terhadap takdir
Ridha terhadap takdirRidha terhadap takdir
Ridha terhadap takdirmr_haryono
 
rights of_parents
rights of_parentsrights of_parents
rights of_parentsmr_haryono
 
the message_of_islam
the message_of_islamthe message_of_islam
the message_of_islammr_haryono
 
we believe_in_all_the_prophets_and_the_messengers
we believe_in_all_the_prophets_and_the_messengerswe believe_in_all_the_prophets_and_the_messengers
we believe_in_all_the_prophets_and_the_messengersmr_haryono
 
Muslim di negeri ginseng korea selatan
Muslim di negeri ginseng korea selatanMuslim di negeri ginseng korea selatan
Muslim di negeri ginseng korea selatanmr_haryono
 
Sedekah infak keutamaannya
Sedekah infak keutamaannyaSedekah infak keutamaannya
Sedekah infak keutamaannyamr_haryono
 
Dukun dan peramal didalam islam
Dukun dan peramal didalam islamDukun dan peramal didalam islam
Dukun dan peramal didalam islammr_haryono
 

Destaque (12)

Ridha terhadap takdir
Ridha terhadap takdirRidha terhadap takdir
Ridha terhadap takdir
 
rights of_parents
rights of_parentsrights of_parents
rights of_parents
 
Askep
Askep Askep
Askep
 
the message_of_islam
the message_of_islamthe message_of_islam
the message_of_islam
 
Chinese 013
Chinese 013Chinese 013
Chinese 013
 
Chinese 005
Chinese 005Chinese 005
Chinese 005
 
we believe_in_all_the_prophets_and_the_messengers
we believe_in_all_the_prophets_and_the_messengerswe believe_in_all_the_prophets_and_the_messengers
we believe_in_all_the_prophets_and_the_messengers
 
Muslim di negeri ginseng korea selatan
Muslim di negeri ginseng korea selatanMuslim di negeri ginseng korea selatan
Muslim di negeri ginseng korea selatan
 
Sedekah infak keutamaannya
Sedekah infak keutamaannyaSedekah infak keutamaannya
Sedekah infak keutamaannya
 
Dukun dan peramal didalam islam
Dukun dan peramal didalam islamDukun dan peramal didalam islam
Dukun dan peramal didalam islam
 
Sedekah
SedekahSedekah
Sedekah
 
Azab allah
Azab allahAzab allah
Azab allah
 

Semelhante a Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

PERJANJIAN LINGGARJATI
PERJANJIAN LINGGARJATIPERJANJIAN LINGGARJATI
PERJANJIAN LINGGARJATINesha Mutiara
 
Perjuangan bangsa indonesia merebut irian barat
Perjuangan bangsa indonesia merebut irian baratPerjuangan bangsa indonesia merebut irian barat
Perjuangan bangsa indonesia merebut irian baratDany Aprian
 
Agresi militer belanda i dan renville
Agresi militer belanda i dan renvilleAgresi militer belanda i dan renville
Agresi militer belanda i dan renvilleFreddy Then
 
Kembalinya Indonesia ke bentuk NKRI
Kembalinya Indonesia ke bentuk NKRIKembalinya Indonesia ke bentuk NKRI
Kembalinya Indonesia ke bentuk NKRIGian Angelo
 
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANGHUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANGFair Nurfachrizi
 
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptxADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptxCandraDewi60
 
Tugas mandiri 1.2 buku paket pkn kelas 12 kurikulum 2013
Tugas mandiri 1.2 buku paket pkn kelas 12 kurikulum 2013Tugas mandiri 1.2 buku paket pkn kelas 12 kurikulum 2013
Tugas mandiri 1.2 buku paket pkn kelas 12 kurikulum 2013caturprasetyo11tgb1
 
Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI melalui Diplomasi (Perundingan)
 Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI melalui Diplomasi (Perundingan) Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI melalui Diplomasi (Perundingan)
Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI melalui Diplomasi (Perundingan)David Adi Nugroho
 
X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 2
X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 2X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 2
X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 2Leonardus Munanto
 
Masa pergerakan nasional mempertahankan kemerdekaa1
Masa pergerakan nasional mempertahankan kemerdekaa1Masa pergerakan nasional mempertahankan kemerdekaa1
Masa pergerakan nasional mempertahankan kemerdekaa1Mohamat Sukardi
 
BAB II Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.pptx
BAB II Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.pptxBAB II Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.pptx
BAB II Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.pptxKhakimatulRoyani
 
Wawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simpleWawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simpleEry Arifullah
 
Kedudukan Warga Negara Dan Pendudukan Indonesia
Kedudukan Warga Negara Dan Pendudukan IndonesiaKedudukan Warga Negara Dan Pendudukan Indonesia
Kedudukan Warga Negara Dan Pendudukan IndonesiaMuhammadAmarRahman
 
Kelompok 5 xi mia 2
Kelompok 5 xi mia 2Kelompok 5 xi mia 2
Kelompok 5 xi mia 2Dellajess
 
Perjuangan RI melalui Perundingan
Perjuangan RI melalui PerundinganPerjuangan RI melalui Perundingan
Perjuangan RI melalui PerundinganDavid Adi Nugroho
 
Tugas makalah ( pembelaan negara)
Tugas makalah ( pembelaan negara)Tugas makalah ( pembelaan negara)
Tugas makalah ( pembelaan negara)Aziza Zea
 

Semelhante a Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat (20)

PERJANJIAN LINGGARJATI
PERJANJIAN LINGGARJATIPERJANJIAN LINGGARJATI
PERJANJIAN LINGGARJATI
 
Sejarah
SejarahSejarah
Sejarah
 
Perjuangan bangsa indonesia merebut irian barat
Perjuangan bangsa indonesia merebut irian baratPerjuangan bangsa indonesia merebut irian barat
Perjuangan bangsa indonesia merebut irian barat
 
Agresi militer belanda i dan renville
Agresi militer belanda i dan renvilleAgresi militer belanda i dan renville
Agresi militer belanda i dan renville
 
Sejarah
SejarahSejarah
Sejarah
 
Kembalinya Indonesia ke bentuk NKRI
Kembalinya Indonesia ke bentuk NKRIKembalinya Indonesia ke bentuk NKRI
Kembalinya Indonesia ke bentuk NKRI
 
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANGHUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
HUKUM PERDATA & HUKUM DAGANG
 
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptxADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
 
Tugas mandiri 1.2 buku paket pkn kelas 12 kurikulum 2013
Tugas mandiri 1.2 buku paket pkn kelas 12 kurikulum 2013Tugas mandiri 1.2 buku paket pkn kelas 12 kurikulum 2013
Tugas mandiri 1.2 buku paket pkn kelas 12 kurikulum 2013
 
Bab Tata Hukum Indonesia
Bab  Tata Hukum IndonesiaBab  Tata Hukum Indonesia
Bab Tata Hukum Indonesia
 
Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI melalui Diplomasi (Perundingan)
 Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI melalui Diplomasi (Perundingan) Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI melalui Diplomasi (Perundingan)
Upaya Mempertahankan Kemerdekaan RI melalui Diplomasi (Perundingan)
 
X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 2
X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 2X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 2
X ppkn kd 3.2_bab ii bagian 2
 
Masa pergerakan nasional mempertahankan kemerdekaa1
Masa pergerakan nasional mempertahankan kemerdekaa1Masa pergerakan nasional mempertahankan kemerdekaa1
Masa pergerakan nasional mempertahankan kemerdekaa1
 
Pamong praja 6
Pamong praja 6Pamong praja 6
Pamong praja 6
 
BAB II Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.pptx
BAB II Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.pptxBAB II Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.pptx
BAB II Ketentuan UUD NRI Tahun 1945 dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.pptx
 
Wawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simpleWawasan kebangsaan simple
Wawasan kebangsaan simple
 
Kedudukan Warga Negara Dan Pendudukan Indonesia
Kedudukan Warga Negara Dan Pendudukan IndonesiaKedudukan Warga Negara Dan Pendudukan Indonesia
Kedudukan Warga Negara Dan Pendudukan Indonesia
 
Kelompok 5 xi mia 2
Kelompok 5 xi mia 2Kelompok 5 xi mia 2
Kelompok 5 xi mia 2
 
Perjuangan RI melalui Perundingan
Perjuangan RI melalui PerundinganPerjuangan RI melalui Perundingan
Perjuangan RI melalui Perundingan
 
Tugas makalah ( pembelaan negara)
Tugas makalah ( pembelaan negara)Tugas makalah ( pembelaan negara)
Tugas makalah ( pembelaan negara)
 

Mais de mr_haryono

Musuh dan kawan syetan
Musuh dan kawan syetanMusuh dan kawan syetan
Musuh dan kawan syetanmr_haryono
 
Kelompok iblis dan syaitan
Kelompok iblis dan syaitanKelompok iblis dan syaitan
Kelompok iblis dan syaitanmr_haryono
 
Gangguan iblis di saat sakaratul maut
Gangguan iblis di saat sakaratul mautGangguan iblis di saat sakaratul maut
Gangguan iblis di saat sakaratul mautmr_haryono
 
Dialog iblis dan rasulullah s
Dialog iblis dan rasulullah sDialog iblis dan rasulullah s
Dialog iblis dan rasulullah smr_haryono
 
Cara iblis menyesatkan manusia amat canggih
Cara iblis menyesatkan manusia amat canggihCara iblis menyesatkan manusia amat canggih
Cara iblis menyesatkan manusia amat canggihmr_haryono
 
Amal2 disyaritkan
Amal2 disyaritkanAmal2 disyaritkan
Amal2 disyaritkanmr_haryono
 
12 tempat yg disukai syetan
12 tempat yg disukai syetan12 tempat yg disukai syetan
12 tempat yg disukai syetanmr_haryono
 
7 tipudaya syaitanatasummat_islam
7 tipudaya syaitanatasummat_islam7 tipudaya syaitanatasummat_islam
7 tipudaya syaitanatasummat_islammr_haryono
 
Risalah tentangsihirdanperdukunan
Risalah tentangsihirdanperdukunanRisalah tentangsihirdanperdukunan
Risalah tentangsihirdanperdukunanmr_haryono
 

Mais de mr_haryono (20)

French 24
French 24French 24
French 24
 
French 22
French 22French 22
French 22
 
French 13
French 13French 13
French 13
 
French 12
French 12French 12
French 12
 
Musuh dan kawan syetan
Musuh dan kawan syetanMusuh dan kawan syetan
Musuh dan kawan syetan
 
Kelompok iblis dan syaitan
Kelompok iblis dan syaitanKelompok iblis dan syaitan
Kelompok iblis dan syaitan
 
Gangguan iblis di saat sakaratul maut
Gangguan iblis di saat sakaratul mautGangguan iblis di saat sakaratul maut
Gangguan iblis di saat sakaratul maut
 
Dialog iblis dan rasulullah s
Dialog iblis dan rasulullah sDialog iblis dan rasulullah s
Dialog iblis dan rasulullah s
 
Cara iblis menyesatkan manusia amat canggih
Cara iblis menyesatkan manusia amat canggihCara iblis menyesatkan manusia amat canggih
Cara iblis menyesatkan manusia amat canggih
 
Amal2 disyaritkan
Amal2 disyaritkanAmal2 disyaritkan
Amal2 disyaritkan
 
12 tempat yg disukai syetan
12 tempat yg disukai syetan12 tempat yg disukai syetan
12 tempat yg disukai syetan
 
7 tipudaya syaitanatasummat_islam
7 tipudaya syaitanatasummat_islam7 tipudaya syaitanatasummat_islam
7 tipudaya syaitanatasummat_islam
 
Chinese 026
Chinese 026Chinese 026
Chinese 026
 
Chinese 027
Chinese 027Chinese 027
Chinese 027
 
Chinese 029
Chinese 029Chinese 029
Chinese 029
 
Chinese 028
Chinese 028Chinese 028
Chinese 028
 
Chinese 030
Chinese 030Chinese 030
Chinese 030
 
Chinese 031
Chinese 031Chinese 031
Chinese 031
 
Chinese 033
Chinese 033Chinese 033
Chinese 033
 
Risalah tentangsihirdanperdukunan
Risalah tentangsihirdanperdukunanRisalah tentangsihirdanperdukunan
Risalah tentangsihirdanperdukunan
 

Último

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfHendroGunawan8
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 

Último (20)

LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdfDiskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
Diskusi PPT Sistem Pakar Sesi Ke-4 Simple Naïve Bayesian Classifier .pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 

Perdana mentri m natsir pidato keterangan tentang irian barat

  • 1. Perdana Mentri M Natsir KETERANGAN PEMERINTAH TENTANG IRIAN BARAT. Saudara Ketua, 1. Dasar kerdja-sama Indonesia-Belanda dalam Unie harus ditindjau kembali dan ditjari dasar2 baru. 2. Pemerintah bersedia berunding kembali atas dasar penjerahan Ke- daulatan Irian Barat pada Republik Indonesia. 3. Kerdja-sama dalam bentuk sekarang ini akan hilang djiwanja dan tidak dapat dilangsungkan. 4. Kegagalan perundingan mengakibatkan ketegangan dalam perhu- bungan antara Indonesia dan Belanda. Konperensi Irian jang dimulai pada tanggal 4 Desember 1950 mempunjai dasar dalam pasal 2 dari Piagam Penjerahati Kedaulatan, dimana dinjatakan bahwa status politik Irian Barat akan ditentukan dengan djalan perundingan antara Nederland dan Indonesia dalam 1 tahun sesudah penjerahan Kedaulatan.
  • 2. Soal Irian Barat ini ialah peninggalan dari pada perselisihan In- donesia-Nederland jang pada Konperensi Medja Bundar tidak dapat diselesaikan. Tuntutan bangsa Indonesia atas Irian Barat itu ialah tuntutan jang njata jang sebelum dan sesudah Konperensi Medja Bundar dan Penje-rahan Kedaulatan dinjatakan dengan tegas. Meskipun dari pihak Belanda terhadap tuntutan itu dimadjukan matjam2 alasan jang didasarkan kepada ilmu pengetahuan, keberatan2 etnografisch, raciaal dan sebagainja, terhadap keberatan itu dari pihak Indonesia pun dapat dimadjukan alasannja berdasar kepada ilmu pe- ngetahuan. Semua itu dapat dibatja dalam laporan Komisi Irian Barat jang pandjang-lebar, tapi satu alasan jang tidak dapat disangkal ialah, bahwa riwajat bangsa Indonesia dari bangsa jang didjadjah jang ber- langsung beberapa ratus tahun menimbulkan suatu kejakinan dan ke- njataan, bahwa bangsa Indonesia itu adalah bangsa jang satu, bahwa Tanah Indonesia itu adalah Tanah Air jang meliputi seluruh daerah djadjahan Belanda, Nederlands-Indie dahulu. Siapa jang waktu ketjilnja mendapat peladjaran dan sebagian ter-besar dari pada peladjaran jang diberikan kepada rakjat Indonesia itu adalah peladjaran Belanda, akan mendapat didikan bahwa Tanah Air bangsa Indonesia itu ialah dari Sabang sampai ke Merauke di Nieuw- Guinea. Dan dasar satu2-nja bagi satu bangsa, ialah tidak persamaan agama atau persamaan keturunan, tapi bersamaan kejakinan hidup, bahwa bangsa itu mempunjai tanah air jang satu, dan bernegara jang satu. Dan ini pula dasar dari pada hak jang kita namakan hak untuk menentukan nasib sendiri (right of selfdetermination). Maka tuntutan bangsa Indonesia itu adalah tuntutan jang terang dan mudah dan terhadap tuntutan itu bangsa Belanda tidak dapat me- njatakan bahwa Irian Barat harus tetap mendjadi bagian negara Be- landa kalau Belanda tidak akan tetap mendjadi negara kolonial di Asia, jang untuk kolonial ini, dizaman sekarang sudah tidak ada tempatnja lagi. Maka oleh karena itu didalam inisiatif dan usul jang kita madju- kan, hak itu mendjadi dasar, sedang disamping itu tidak kita lupakan kepentingan2 Belanda jang didalam kerdja-sama kita akui dan akan kita pelihara. Didalam kerdja-sama dengan Belanda sebagai dua negara jang penuh merdeka dan berdaulat, pihak kita dengan ichlas dan sungguh telah mendjalankan, karena kita mengetahui bahwa pihak Belanda mempunjai kepentingan, tidak hanja materiil tetapi djuga idiil. Tapi satu kepentingan jang Belanda katakan idiil kita tidak dapat akui, jaitu
  • 3. djika Belanda hendak tetap bertanggung-djawab seba-gai negara kolonial. Tetapi lain2 kepentingan didalam usul2 itu, kita bersedia memelihara atas dasar penjerahan kedaulatan Irian Barat kepada Indonesia. Belanda mempunjai rasa tanggung-djwab akan ikut membantu memadjukan Irian. Bangsa Belanda mempunjai keinginan untuk meneruskan usaha mereka dilapangan missi dan zending. Ke- pentingan itu akan kita pelihara ! Negeri Belanda kebanjakan orang, kebanjakan pula- orang jang terpeladjar dan mempunjai kelebihan modal, jang harus ditanam dinege- ri lain. Semua itu kita bersedia menerima dan memelihara di Irian Barat dan semuanja itu sudah kita letakkan didalam 7 pasal. Dalam oral note jang kita sampaikan kepada Belanda pada tanggal 11 Desember, 7 pasal jang dimadjukan oleh delegasi Indonesia itu tidak boleh dipisah-kan, akan tetapi tergantung kepada pokok persoalan jaitu penjerahan Kedaulatan atas Irian Barat kepada Indonesia pada tanggal 27 De- sember 1950. 7 pasal itu ialah : 1. Didalam lingkungan kerdja-sama antara Indonesia dan Nederland dilapangan ekonomi, Pemerintah Indonesia mengakui hak dan konsesi jang sekarang ada dan akan diberi perhatian jang istimewa kepada Nederland mengenai pemberian konsesi baru dan menem-patkan kapital: Selandjutnja didalam mengembangkan sumber2 alam di Irian Barat akan diberikan perhatian jang chusus kepada kepentingan2 Belanda disana. Antara lain dalam mengusahakan perkembangan ke- kajaan tanah. Pada umumnja Pemerintah Indonesia bersedia dalam memadjukan Irian Barat dilapangan ekonomi, memperhatikan de- ngan sepenuhnja kepentingan Belanda dilapangan perdagangan, perkapalan dan industri. 2. Dalam aparat administrasi di Irian Barat akan dapat dipergunakan tenaga2 Belanda. 3- Pensiun pegawai2 Belanda di Irian akan didjamin seperti dalam persetudjuan K.M.B. 4. Imigrasi rakjat Belanda akan diperbolehkan oleh Pemerintah In- donesia. Selandjutnja akan diperhatikan benar2 supaja diadakan tenaga buruh jang diperlukan untuk Irian Barat. 5. Pemerintah Indonesia akan memadjukan supaja Irian Barat dima- sukkan dalam sistem perhubungan Pemerintah Indonesia (perhu- bungan laut, udara, tilpon, telegraf dan radio), dengan memper-
  • 4. hatikan konsesi2 jang sudah diperoleh oleh maskapai Belanda atau maskapai tjampuran. 6. Kemerdekaan agama akan didjamin se-penuh2-nja dan usaha2 dari zending dan missi dalam lapangan kemanusiaan, seperti pengadjar an dan pemeliharaan orang sakit dapat diteruskan. Dalam usaha kemanusiaan itu djika diperlukan missi dan zending akan dapat bantuan dari Pemerintah Indonesia. 7. Di Irian Barat akan diusahakan supaja Pemerintahnja berdjalan dengan tjara demokrasi jang penuh. Kepada daerah itu akan di- berikan otonom dan hak ikut memerintah (medebewind).'Segera akan dimulai dengan pembentukan badan perwakilan sendiri. Berdasar atas 7 pasal itu Pemerintah Indonesia begsedia mengada- kan persetudjuan2 chusus supaja sesudah penjerahan kedaulatan atas Irian Barat kepada Indonesia, kepentingan2 Belanda akan tetap ter- pelihara. Saudara Ketua, Keterangan saja ini akan berat sebelah, djika saja tidak menge- mukakan pula sikap Belanda terhadap Irian didalam menjelesaikan soal Irian ini. Belanda berpendapat bahwa status jang terachir harus diserahkan kepada rakjat Irian asli, berdasar kepada hak menentukan nasib sendiri (zelfbeschikkingsrecht). Dengan hak itu, katanja, rakjat Irian asli boleh memilih, apakah akan bersatu dengan rakjat Indonesia, mendjadi negara sendiri, atau akan tetap mendjadi bagian dari Belanda. Kalau kita mendengar perkataan2 itu maka perkataan itu sangat terkenal bagi kita, sebab teori itu adalah teori jang dipakai waktu Be-landa akan memetjah Indonesia didalam beberapa negara. Hak zelfbeschikkingsrecht kita tidak tolak, sebab hak itu adalah hak jang diakui oleh dunia internasional, hak jang mendjadi dasar bagi hidup kita sendiri, tapi hak itu adalah haknja suatu bangsa jang mem-punjai negara jang satu, jaitu negara jang meliputi seluruh Hindia Be-landa dahulu dan disebut Negara Indonesia sekarang. Dengan demikian meskipun kita akui hak zelfbeschikkingsrecht itu sebagai dasar kehidupan bangsa, tapi tentu sadja kita tidak dapat mene- rima konsepsi hak itu, jang diadjukan oleh pihak Belanda atas Irian Barat tsb. Kalau umpamanja kita setudju dengan konsepsi Belanda itu, maka konsepsi jang demikian itupun tidak dapat dilaksanakan. Sebab siapa
  • 5. jang dinamakan penduduk asli ? Apakah hanja mereka jang masih hidup di-hutan2 itu jang dinamakan bangsa asli ? Ketjuali itu, bilakah masanja rakjat itu akan diberi kesempatan untuk menentu-kan nasib sendiri ? Lagi pula hak menentukan nasib sendiri itu tidak dapat dipakai se- wenang2 hingga sesuatu daerah bagian dari satu ne-gara, misalnja propinsi atau kota ketjil, djuga mempergunakannja ! Berdasar kepada pengalaman pada waktu Perang Dunia ke I, dimana zelfbeschikkingsrecht itu dipergunakan oleh jang berkepentingan untuk menghasut bagian2 dari negara musuh untuk me-misah2-kan ne- gara2 itu dan untuk melemahkannja, maka hukum internasional menga- kui zelfbeschikkingsrecht hanja untuk dilakukan oleh bangsa2 jang mempunjai kejakinan jang hidup mendjadi bangsa jang satu, mempunjai negara diatas daerah jang diakui oleh seluruh bangsa sebagai tumpah darahnja. Pula mengherankan dalam tuntutan Belanda terhadap Irian Barat itu, ialah bahwa dizaman Hindia-Belanda, zelfbeschikkingsrecht jang mendjadi tuntutan seluruh bangsa Indonesia untuk kemerdekaan Indo- nesia, ditolak oleh Pemerintah Belanda. Sekarang Belanda menun-tutnja untuk daerah-bahagian Indonesia, jang oleh Belanda sendiri di-akui daerah itu masih belum „matang". Apakah matangnja 10 tahun lagi, — 100 tahun lagi atau — 1.000 tahun lagi ? Apakah matangnja itu Belanda jang akan menentukan atau harus dengan persetudjuan kedua belah pihak. Dan kalau tidak tentu akan ter-tangguh2 lagi perundingan, dan kalau ada persetudjuan jang demikian, apakah tidak mulai saat kita bersetudju itu, kita mulai telah berselisih ? Karena tentu mulai saat itu, masing2 pihak meng-adakan perdjuangan supaja rakjat memilih salah satu pihak dan kalau Belanda masih ada disana memegang pemerintahan tentu Belanda akan bertindak se-wenang2 seperti kita alami didalam masa pendja-djahan Nederlands-Indie dengan memakai P.I.D.-nja dan exhorbitante rechtennja. Mula2 saudara Ketua, konsepsi itu lain bunjinja, jaitu diatas peme- rintah Belanda jang berdjalan di Irian Barat itu dengan kedaulatan ditangan Belanda diadakan suatu Nieuw Guinea-Raad, jang terdiri dari anggota Indonesia dan Belanda atas dasar paritair. Tapi kalau tidak bisa mengambil keputusan tentu akan terus berlangsung Pe-merintah Belanda. Usul itu tentu kita tidak dapat menerimanja. Demikianlah perundingan Irian berdjalan untuk beberapa waktu, sehingga pada tanggal 15 Desember, delegasi Indonesia perlu menga-
  • 6. 31 dakan pembitjaraan dengan Pemerintah Belanda. Sesudah sampai lagi di Negeri Belanda pada tanggal 23 Desember, delegasi Indonesia me- madjukan lagi konsepsi jang disusun baru sebagai usaha mendekati pihak Belanda untuk mengatasi kesulitan2. Hari 27 Desember 1950 su-dah dekat dan penjelesaian status politik Irian tidak dapat diselesaikan dengan penuh karena kekurangan waktu. Maka oleh karena itu oleh Pemerintah, delegasi Indonesia dikuasakan memadjukan formulering baru dengan maksud mengadakan djambatan antara pendapat kedua belah pihak. Formulering baru itu demikian bunjinja : Pertama: Kedua pihak bersetudju tentang penjerahan Kedaulatan atas Irian Barat oleh Keradjaan Belanda kepada Republik Indonesia. Kedua: Penjerahan itu akan dilangsungkan pada hari jang tertentu dipertengahan tahun 1951. Ketiga: Sebelum itu akan diadakan Konperensi untuk membuat perdjandjian2 jang chusus berdasar kepada 7 pasal jang telah dima- djukan oleh delegasi Indonesia bagi memelihara kepentingan2 Belanda di Irian Barat. Formulering itu tjukup memberi kesempatan bagi Pe- merintah Belanda untuk mendapat pengesahan dari pada parlemennja dan untuk menghilangkan keberatan2-nja dilapangan internasional, djika keberatan itu ada ! Terhadap Konperensi jang akan diadakan itu tidak ada sesuatu keberatan internasional dapat dimadjukan, karena Konperensi itu ada-lah atas persetudjuan kedua belah pihak dengan dihadiri Unci, sebagai badan internasional. Persetudjuan jang mungkin terdapat dalam Kon-perensi itu adalah hanja tergantung dari kedua pihak sadja, jaitu Indonesia dan Belanda. Sesudah delegasi Belanda mempergunakan kesempatan untuk me- ngadakan kontak dengan mereka jang diperlukan, maka pada tanggal 26 Desember sore diadakan persidangan lagi dan didalam per-sidangan itu Belanda menolak formulering jang penghabisan dari pihak Indonesia itu, dan pada malam penghabisan menghadapi tanggal 27 Desember hari jang fatal bagi soal Irian Barat, Belanda masih mema- djukan dua buah usul. Usul jang pertama, jaitu supaja Kedaulatan diserahkan kepada Unie sedang pemerintahan atas Irian Barat masih tetap ditangan Belanda. Usul jang baru ini pada saat itu djuga ditolak delegasi kita dengan tidak perlu lagi mengadakan hubungan dengan Pemerintah kita, meski- pun hal jang demikian ditanjakan oleh Belanda. Delegasi memandang bahwa usul itu bukan usul untuk mentjari suatu penjelesaian, tetapi suatu usul jang hanja dikemukakan untuk membikin efek keluar sadja,
  • 7. seperti djuga hal jang demikian, dikatakan oleh dua surat kabar Belanda jang penting. Didalam persetudjuan Konperensi Medja Bundar maka Unie itu dinjatakan bukan suatu staat atau suatu super-staat. Memang mula2 benar bahwa Belanda mempunjai konsepsi ini, se-bagai Unie jang berat, tapi statut Unie jang dilahirkan atas persetudjuan Konperensi Medja Bundar ialah suatu Unie jang ringan. Memberikan kedaulatan kepada Unie berarti akan memberi sipat kepada Unie jang tidak mempunjai dasar dalam sama sekali itu, d j adi Unie jang berat. Disamping itu hubungan Belanda dengan Irian lain dengan hubungan kita dengan Irian. Irian Barat suatu djadjahan bagi Belanda. Bangsa Indonesia di Irian ialah bangsa jang didjadjah oleh Belanda. Kalau kita bersatu dengan Belanda didalam Unie itu artinja kita mempersatukan diri atau mendjadi compagnon dengan suatu bangsa jang mendjadjah sebagian bangsa kita sendiri. Djuga landjutan pemerintahan Belanda atas Irian Barat berarti suatu pemerintahan asing dibagian jang menurut kejakinan dan pen-dirian kita adalah sebagian dari pada Tanah Air kita sendiri. Bagaimana kita dapat menjetudjui landjutan pemerintah jang demikian itu ? Kemudian saudara Ketua, pada saat itu djuga pih%k Belanda me- madjukan suatu usul supaja meneruskan perundingan itu dengan ban-tuan Unci atau lain2 badan. Pemerintah Belanda tahu bahwa tanggal 27 Desember itu adalah hari harus berachirnja Konperensi. Pada malam menghadapi hari te- rachir itu, delegasi Belanda masih memadjukan dua buah usul, inipun kita tolak karena pasal 2 dari Piagam Penjerahan Kedaulatan tidak memberi dasar bagi melandjutkan perundingan lagi, dan perundingan sudah mesti kita achiri pada tanggal 27 Desember 1950 itu. Didalam sidang terachir itu usaha kedua belah pihak untuk meng- adakan komunike-bersama tidak berhasil pula, karena Belanda tidak bersedia mengatakan bahwa rapat itu adalah rapat jang penghabisan, sehingga sesudah sidang itu tiap2 pihak menjampaikanlah kepada pers keterangannja masing2 dan meskipun sudah terang bahwa bagi kita rapat itu adalah rapat jang terachir, tetapi Belanda masih menjatakan bahwa mereka masih menunggu djawaban dari Pemerintah Indonesia, sehingga dikalangan rakjat Belanda timbul kesan se-olah2 Pemerintah Indonesia masih akan beri djawaban lagi. Saudara Ketua,
  • 8. Demikianlah, Konperensi Irian berachir dengan tidak membawa hasil jang di-tjita2kan oleh bangsa Indonesia. Tidak usah diterangkan dengan pandjang lebar, bahwa kegagalan Konperensi itu sangat mem- burukkan dan membawa kegagalan dalam perhubungan Indonesia-Be- landa. Soal Irian Barat ini adalah soal jang penting sekali bagi rakjat Indonesia. Terhadap itu tidak ada perbedaan pendapat dalam negeri. Seluruh rakjat Indonesia memandang dan merasa bahwa Irian itu adalah sebagian dari Tanah Air kita. Pihak Belanda tidak ragu2 tentang hal ini dan bahwa rakjat Indonesia bersatu dalam perdjuangannja menuntut Irian itu, diketahui pula oleh pihak Belanda selama tahun2 jang lalu. Selama tahun jang lalu itu pula kita telah mendjalankan dengan sungguh2 kerdja-sama antara Belanda dengan kita. Dua kali Kon-perensi para Menteri telah diadakan dan berdjalan dengan baik. Bangsa Indonesia tak dapat mengerti dan tak dapat menerima, bahwa disamping kerdja-sama jang berdjalan dengan baik itu pihak Belanda, meskipun mengerti, tapi tidak mau memenuhi tuntutan bangsa Indone- sia atas Irian Barat. Oleh karena itu kerdja-sama dalam bentuk sekarang ini akan hilang djiwanja dan tidak dapat dilangsungkan lagi. Berhubung dengan gagalnja Konperensi Irian, Pemerintah Republik Indonesia berpendapat sebagai berikut : 1. Pemerintah tetap memegang teguh dan terus memperdjuangkan claim nasional terhadap Irian Barat dengan tjara2 jang patut; dan djikalau akan ada perundingan maka itu hanja akan dapat dila- kukan atas dasar penjerahan Kedaulatan Irian Barat kepada Indonesia Menurut pendapat Pemerintah, Konperensi jang tidak didasarkan atas penjerahan Kedaulatan tersebut tidak akan berhasil, walaupun disertai oleh pihak ketiga. 2. Pemerintah berpendapat bahwa tiap2 perundingan jang tidak menghasilkan penjerahan Kedaulatan Irian Barat kepada Indonesia, akan mengakibatkan ketegangan dalam perhubungan an-tara Belanda dan Indonesia. Oleh kegagalan Konperensi itu ditimbulkan satu situasi jang baru; oleh karena itu perhubungan antara Belanda dan Indonesia harus di- dasarkan atas situasi jang baru itu.
  • 9. Saudara Ketua, Soal Irian adalah peninggalan dari perselisihan antara pihak Belan-da dengan Indonesia jang penjelesaiannja di K.M.B. diundurkan, se-hingga Irian Barat sementara memperoleh posisi jang berbeda dari lain daerah Indonesia. Soal ini dirasakan oleh bangsa kita sebagai tekanan, sebagaimana djuga beberapa hal dalam hubungan Indonesia-Belanda jang demikian sipatnja dalam persetudjuan itu. Berhubung dengan ini Pemerintah berpendapat, bahwa persetudju- an2 Indonesia-Belanda, diantara Statut Unie, memerlukan penindjauan kembali dan ditjari dasar2 baru. Demikianlah pendirian Pemerintah. 3 Djanuari 1951 (Pidato sebagai Perdana Menteri)