1. RANGKUMAN MINERAL DAN BATUAN
KELOMPOK 2 :
NAMA NIM
1. Syarifah Auliya Firda 1009035007
2. Ima Shalihah 1009035022
3. Mirzha Rihadini 1009035023
4. Andrei Dohari T. 1009035031
5. Sumber Arif 1009035047
6. Sekar Inggar R. 1009035048
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2. 3.1 Mineral
3.1.1 Definisi dan Klasifikasi Mineral
Mineral didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah,
terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom di
dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis.
Beberapa jenis mineral memiliki sifat dan bentuk tertentu dalam keadaan padatnya,
sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya. Kristal secara umum dapat
didefinisikan sebagai bahan padat yang homogen yang memiliki pola internal susunan
tiga dimensi yang teratur. Studi khusus yang mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan
dan cara-cara terjadinya bahan padat tersebut dinamakan kristalografi.
Pengetahuan tentang mineral merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian
yang padat dari bumi ini, yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari bumi ini
disebut litosfir, yang berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil lithos
dari bahasa latin yang berarti batu , dan sphere yang berarti selaput.
3.1.2 Sifat Fisik Mineral
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan
melakukan analisis secara kimiawi, dan yang kedua yang paling umum dilakukan
adalah dengan cara mengenali sifat-sifat fisiknya. Sifat-sifat fisik mineral antara lain
bentuk kristalnya, berat jenis, bidang boleh, warna, goresan, kilap, dan kekerasan.
1. Bentuk kristal (crystall form) :
Pembentukan kristal suatu mineral tergantung pada ada atau tidaknya hambatan.
Contohnya suatu cairan panas terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit. Selama
suhu tetap dalam keadaan tinggi, ion-ion tetap bergerak bebas dan tidak terikat satu
dengan yang lain. Jika suhu turun, kebebasan bergeraknya berkurang, mulai terikat dan
berkelompok membentuk Natrium Chlorida.
Semakin menurunnya suhu cairan, kelompok tersebut membesar dan membentuk
mineral Halit yang padat. Pada umumnya pertumbuhan mineral Kuarsa terbatas, namun
3. bentuknya yang tidak teratur tetap memperlihatkan susunan ion-ionnya dengan struktur
kristalnya yang khas berupa prisma bersisi enam. Kristal mineral intan berbentuk segi-
delapan atau Oktahedron dan mineral grafit dengan segi enam yang pipih, keduanya
mempunyai susunan kimiawi sama, terdiri dari unsure karbon (C). Perbedaan terjadi
karena susunan atom karbonnya yang berbeda.
Setiap mineral mempunyai sifat bentuk Kristal yang khas perwujudan kenampakan luar,
terjadi sebagai akibat susunan kristal didalamnya. Bentuk-bentuk kristal : Prismatik,
Orthorombik, Kubus, Tetrahedral, Heksagonal, Trigonal dll.
2. Berat jenis (specific gravity) :
Berat jenis setiap mineral ditentukan oleh unsur-unsur pembentuknya serta kepadatan
ikatan unsur-unsur dalam susunan kristalnya.
3. Bidang belah (fracture) :
Mineral mempunyai kecenderungan untuk pecah melalui suatu bidang yang mempunyai
arah tertentu yang ditentukan susunan dalam atom-atomnya, yang merupakan bidang
lemah suatu mineral.
4. Warna (color) :
Meskipun warna bukan menjadi ciri utama untuk membedakan antar mineral, namun
terdapat warna-warna khas untuk mengetahui unsur tertentu di dalamnya. Contohnya
warna gelap mengindikasikan adanya unsur besi, sedangkan warna terang
mengindikasikan kandungan aluminium.
5. Goresan pada bidang (streak) :
Beberapa jenis mineral mempunyai goresan pada bidangnya, seperti pada mineral
kuarsa dan pyrite yang terlihat jelas dan khas.
6. Kilap (luster) :
Kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu mineral. Ada 2 jenis
kilap, yaitu kilap Logam dan Non-logam.
4. 7. Kekerasan (hardness) :
Kekerasan yaitu sifat resistensi dari suatu mineral terhadap kemudahan mengalami
abrasi atau mudah tergores. Kekerasan bersifat relatif, maksudnya jika mineral saling
digoreskan dengan yang lain maka mineral yang tergores relatif lebih lunak dibanding
lawannya.
Skala kekerasan mineral dari yang terlunak (skala 1) hingga terkeras (skala 10) diajukan
oleh Mohs dan dikenal sebagai Skala Kekerasan Mohs.
Kekerasan
Mineral
(Hardness)
1 Talc
2 Gypsum
3 Calcite
4 Fluorite
5 Apatite
6 Orthoclase
7 Quartz
8 Topaz
9 Corundum
10 Diamond
3.1.2 Penggolongan Mineral
Berdasarkan senyawa kimianya, mineral dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan
Non-silikat. Dari 2000 jenis mineral yang dikenal, hanya beberapa yang terlibat dalam
pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan Mineral Pembentuk Batuan
atau Rock Forming Minerals, yang merupakan penyusun utama batuan kerak dan
mantel Bumi.
Mineral pembentuk batuan dikelompokkan menjadi empat yaitu Silikat, Oksida,
Sulfida, Karbonat dan Sulfat:
1. Mineral Silikat
5. 90% mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Silikat
merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu seperti batuan beku maupun
batuan malihan. Silikat pembentuk batuan dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
Tabel 3.2 Kelompok Mineral Silikat
2. Mineral ferromagnesium :
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
a. Olivine: warnanya yang olive. Berat jenis 3.27- 3.37, tumbuh sebagai mineral yang
mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.
b. Augitite: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. Berat jenis berkisar antara 3.2 -
3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus.
c. Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; Berat jenis 3.2 dan mempunyai bidang
belah yang berpotongan dengan sudut antara 56° dan 124° yang sangat membantu
dalam cara mengenalnya.
d. Biotite: mineral mika berbentuk pipih yang dengan mudah dapat terkelupas. Dalam
keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam. Berat jenis 2.8 - 3.2.
3. Mineral non-ferromagnesium
a. Muskovit : Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat,
hijau atau merah. Memiliki Berat jenis 2,8 – 3,1.
6. Tabel 3.3 Kelompok Mineral Non-Silikat
b. Felspar : Mineral pembentuk batuan yang paling banyak. Dalam bahasa Jerman
Feld adalah lapangan, didalam kerak bumi jumlahnya hampir 54%. Terdapat dua
nama yang diberikan kepada felspar yaitu Plagioklas dan ortoklas. Dari nama
Plagioklas tersebut dibagi lagi menjadi dua yaitu albit dan anorthit. Dimana arti
nama Orthoklas mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit
mengandung Kalsium.
c. Orthoklas : mempunyai warna yang khas yaitu abu-abu atau merah jambu dengan
Berat jenis 2,57.
d. Kuarsa : Dapat disebut dengan silika, terbentuk dari senyawa silikon dengan
oksigen. Terkadang berwarna smooky, atau berwarna ungu. Nama kuarsa yang
seperti itu amethyst. Warna yang bermacam-macam terjadi karena terdapat unsur
yang tidak bersih.
7. 4. Mineral Oksida
Terbentuk dari persenyawaan langsung dari oksigen dan tertentu. Dengan susunan lebih
sederhana lebih sederhana dari silikat kemudian mineral oksida lebih keras dibanding
mineral lainnya kecuali silikat dan lebih berat kecuali sulfida. Adapun mineral-mineral
oksida yang paling umum adalah korondum (Al2O3), es (H2O), hematit (Fe2O3) dan
kassiterit (SnO2)
hematit
5. Mineral Sulfida
Terbentuk dari persenyawaan antara unsur sulfida seperti perak, tembaga dan merkuri.
Beberapa mineral ini memiliki nilai yang ekonomis seperti pirit (FeS2), galena (PbS),
dan sphalerit (ZnS).
sphalerit
6. Mineral-Mineral Karbonat dan Sulfat
Persenyawaan dari ion (CO3)2- atau yang disebut dengan karbonat. Misal CaCO yang
biasa disebut kalsit. Mineral ini merupakan penyusun utama dari mineral sedimen.
8. karbonat
Kesimpulan tentang Mineral
1. Mineral adalah unsur secara alamiah maupun senyawa anorganik dalam keadaan
padat
2. Batuan merupakan agregat yang terbentuk dari kelompok mineral-mineral
3.Persenyawan sangat menentukan dalam pembentukan
4. Struktur kristalin yang khas
5. Dengan sifat fisik tertentu karena susunannya dan struktur yang kristalin
Adapun mineral-mineral yang umum dijumpai dalam batuan beku misal:
1. Olivine : Sekumpulan mineral milikat yang penyusunnya besi (Fe) dan magnesium
(Mg). Berwarna hijau, mengkilap, terbentuk di temperatur yang tinggi. Umumnya di
temukan di batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang mayoritas terdiri dari olivine
disebut Dunite.
olivine
2. Amphibole : Kelompok mineral silikat berbentuk prismatik (seperti jarum), berwarna
hijau tua kehitaman. Penyusunnya besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca),
9. Alumunium (Al), Silika (Si), Oksigen (O). Banyak ditemui pada batuan metamorf dan
batuan beku.
amphibole
3. Biotite : Berbentuk pipih, kristal berlembar, dan merupakan bidang belahan dari
mineral biotite. Berwarna hitam atau coklat namun muscovite berwarna terang, abu-abu
terang. Mineral mika bersifat lunak dan dapat digores kuku.
Biotite
4. Plagioclase feldspar: Mineral ini mengandung unsur kalsium atau natrium kristal
feldspar berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelap
plagioklas yang mengandung natrium dikenal dengan mineral albite, sedangkan
yang mengandung Ca disebut an-orthite.
10. 5. Potassium feldspar (orthoclase): Seperti halnya plagioclase feldspar, potassium
feldspar adalah mineral silikat yang mengandung unsur kalium dan bentuk
kristalnya prismatik, umumnya berwarna merah daging hingga putih.
6. Mica: kelompok mineral silikat dengan komposisi yang bervariasi dari potassium
(K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminium (Al), silicon (Si) dan air (H2O).
7. Quartz: mineral yang umumnya banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral ini
tersusun dari silica dioksida (SiO2) berwarna putih, kilap kaca dan belah (cleavage)
tidak teratur (uneven) concoidal.
11. 8. Calcite: tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umunya berwarna putih
transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dri binatanag laut terbuat
dari calcite mineral yang berhubungan dengan lime stone batu gamping.
3.2 Batuan
Jenis batuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar, yaitu Batuan Beku,
Batuan Sedimen, dan Batuan Malihan atau Metamorfis. Penelitian yang dilakukan oleh
para ahli menyimpulkan bahwa batuan beku merupakan nenek moyang dari batuan
lainnya melalui gambaran tentang permukaan luar bumi yang terdiri dari batuan beku
yang seiring dengan berjalannya waktu terbentuklah kelompok-kelompok batuan
lainnya. Proses perubahan kelompok batuan menjadi kelompok batuan lain dinamakan
daur batuan.
James Hutton menjelaskan bahwa dalam daur batuan tersebut terjadi oleh pendinginan
dan pembekuan magma yang berupaka lelehan silikat yang dapat terjadi di bawah atau
di atas permukaan bumi melalui erupsi gunung berapi. Saat batuan beku tersingkap di
permukaan, maka akan bereaksi dengan atmosfir dan hidrosfir sehingga terjadi proses
pelapukan.
12. Batuan akan mengalami proses penghancuran dan kemudian akan terpindahkan atau
tergerak oleh berbagai macam proses alam seperti aliran alir, hembusan angin,
gelombang pantai, maupun gletser. Media pengangkut tersebut dikenal sebagai alat
pengikis, yang dapat membawa fragmen atau bahan yang larut ke tempat-tempat
tertentu berupa sedimen dan berupaya untuk meratakan permukaan bumi. Kemudian
terjadi perubahan dari batuan lepas menjadi batuan yang keras melalui pembebanan dan
perekatan oleh senyawa mineral dalam larutan menjadi batuan sedimen. Batuan-batuan
tersebut akan menyesuaikan dengan lingkungan yang baru sehingga terbentuklah batuan
malihan atau metamorfis.
Daur Batuan (Siklus Batuan)
Panah-panah dalam gambar menunjukkan bahwa jalannya siklus dapat terganggu
dengan adanya jalan-jalan pintas yang dapat ditempuh, seperti dari batuan beku menjadi
batuan metamorfis, atau batuan metamorfis menjadi batuan sedimen tanpa melalui
pembentukan magma dan batuan beku. Batuan sedimen dapat kembali menjadi sedimen
akibat tersingkap ke permukaan dan mengalami proses pelapukan.
13. KESIMPULAN :
1. Mineral adalah zat non-organik padat yang terbentuk secara alamiah, terdiri atas
unsur atau senyawa unsur-unsur yang mempunyai susunan kimia tertentu dan
struktur internal kristal beraturan
2. Mineral pembentuk batuan yaitu Mineral Silikat, Oksida, Sulfida, Karbonat dan
Sulfat.
3. Batuan adalah bagian dari kerak bumi yang dapat terdiri atas agregat kohesif salah
satu atau lebih mineral, atau bahan-bahan mineral. Dapat diartikan bahwa batuan
terdiri atas banyak butiran mineral kristal dan silika ,yang semua mineral tidak
harus sama kemudian yang bersatu sebagai massa padat.
4. Siklus batuan adalah sebagai berikut Magma yang membeku membentuk Batuan
Beku. Batuan beku yang berada di permukaan bumi akan mengalami Proses
Sedimentasi > Pelapukan, Erosi, Transportasi, Pengendapan, Kompaksi, Sementasi
dan akhirnya akan terbentuk Batuan Sedimen. Sedangkan Batuan Metamorf
dihasilkan oleh Batuan Beku yang berada di dalam bumi lalu terkena tekanan dan
suhu yang tinggi sehingga merubah komposisi mineral di dalamnya membentuk
Batuan Metamorf. Selain itu, Batuan Metamorf juga dapat dihasilkan oleh Batuan
Sedimen yang dibawa ke dalam bumi oleh proses dinamika bumi, misalnya proses
Subsduksi Lempeng. Di dalam bumi Batuan Sedimen akan terkenal tekanan dan
suhu yang tinggi menjadi Batuan Metamorf. Jika pengaruh tekanan dan suhu sangat
tinggi sehingga melewati titik leleh batuan, maka batuan itu akan meleleh menjadi
magma.