SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 109
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD
SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
MATEMATIKA MATERI PECAHAN PADA SISWA KELAS IV
SD CEPU 10 KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA
DAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE – A MATCH
SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn
MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT PADA SISWA KELAS IV
SD CEPU 10 KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
( PTK )
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
Universitas Terbuka UPBJJ Semarang
Disusun Oleh :
IKA IRAWATI
NIM.819597994
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SEMARANG 2011
ii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini, saya :
Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
Tempat tanggal lahir : Bojonegoro, 10 Maret 1985
NIM : 815 373 836
Program Studi : S-1 PGSD
Alamat : Desa Nganti Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1. Laporan PKP yang diserahkan ke UPBJJ_UT Surabaya untuk dinilai ini
adalah benar-benar pekerjaan saya sendiri (bukan hasil jiplakan baik sebagian
maupun seluruhnya, dan atau dibuatkan oleh orang lain)
2. Apabila pada kemudian hari terbukti bahwa laporan PKP ini hasil jiplakan,
sebagaimana yang tersebut pada nomor (1), saya bersedia menerima sanksi
pembatalan kelulusan saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Supervisor
Drs. D.M. RAIBUDI,M.S
NIP. 19590419 198503 1 002
Surabaya, 03 Oktober 2010
Yang menyatakan
DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM. 815 373 836
iii
LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN CARA BERPIKIR
LOGIS SISWA KELAS III TERHADAP MATEMATIKA SUB POKOK
BAHASAN PENGERJAAN HITUNG BILANGAN MELALUI
PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN NGANTI 02
KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
DAN
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA SUMBER
PEMBELAJARAN IPS KELAS III PADA MATERI MELESTARIKAN
LINGKUNGAN ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
DAN MINAT BELAJAR SISWA DI SDN NGANTI 02 KECAMATAN
NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM : 815 373 836
Program Studi : S-1 PGSD UPBJJ-UT SURABAYA
POKJAR BOJONEGORO
Tempat mengajar : Desa Nganti Kecamatan Ngraho
KabupatenBojonegoro
Jumlah pembelajaran : 2 siklus
Tempat dan tanggal pembelajaran : Matematika
SDN Nganti 02 Siklus I : 11 Agustus 2010
Siklus II : 18 Agustus 2010
IPS
SDN Nganti 02 Siklus I : 12 Agustus 2010
Siklus II : 19 Agustus 2010
Masalah yang menjadi fokus penelitian :
Matematika:
Matematika dianggap siswa sebagai suatu mata pelajaran yang sangat
membosankan, menyeramkan, bahkan menakutkan. Banyak siswa kelas III
di SDN Nganti 02 yang berusaha menghindari mata pelajaran Matematika.
IPS:
Kesulitan dalam menghidupkan suasana baru dalam belajar IPS siswa dan
prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS kurang memuaskan.
Menyetujui,
Supervisor,
Drs. D.M. RAIBUDI,M.S
Surabaya, 03 Oktober 2010
Mahasiswa
DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIP. 19590419 198503 1 002 NIM. 815 373 836
i
ii
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN CARA BERPIKIR
LOGIS SISWA KELAS III TERHADAP MATEMATIKA SUB POKOK
BAHASAN PENGERJAAN HITUNG BILANGAN MELALUI
PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN NGANTI 02
KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
( Diajukan untuk memenuhi salah satu Mata kuliah pemantapan
Kemampuan Profesional Program Studi S-1 PGSD)
OLEH :
DWI MUNTIHARA, A.Ma.Pd.
NIM. 815 373 836
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA
POKJAR S-1 PGSD KABUPATEN BOJONEGORO
2010
i
LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN CARA BERPIKIR
LOGIS SISWA KELAS III TERHADAP MATEMATIKA SUB POKOK
BAHASAN PENGERJAAN HITUNG BILANGAN MELALUI
PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN NGANTI 02
KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM : 815 373 836
Program Studi : S-1 PGSD UPBJJ-UT SURABAYA
POKJAR BOJONEGORO
Tempat mengajar : Desa Nganti Kecamatan Ngraho
KabupatenBojonegoro
Jumlah pembelajaran : 2 siklus
Tempat dan tanggal pembelajaran : SDN Nganti 02 Siklus I : 11 Agustus 2010
Siklus II : 18 Agustus 2010
Menyetujui,
Supervisor,
Drs. D.M. RAIBUDI,M.S
NIP. 19590419 198503 1 002
Bojonegoro, 03 Oktober 2010
Mahasiswa
DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM. 815 373 836
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkn puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, akhirnya penulis menyelesaikan
tugas laporan Pemantapan Kemampuan Profesional dengan judul “Upaya
Meningkatan Hasil Belajar Dan Cara Berpikir Logis Siswa Kelas III Terhadap
Matematika Sub Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan
Matematika Realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro”.
Dalam penyusunan laporan ini hingga menyelesaikannya, penulis banyak
sekali menerima bantuan dan arahan dari berbagai pihak, secara khusus penulis
menyatakan terima kasih kepada:
1. Prof.Dr.Kisyani Laksono,M.Hum, selaku Rektor Universitas Terbuka (UPBJJ)
Surabaya.
2. Drs. Adi Suprapto, M.Pd, selaku Koordinator Layanan Belajar Universitas
Terbuka (UPBJJ) Surabaya.
3. Dra. Barokah, M.Pd, selaku coordinator Pokjar Bojonegoro.
4. H. M.Kuzaini, S.Pd.MM, selaku pengelola Universitas Terbuka Pokjar
Bojonegoro.
5. Drs. D.M. RAIBUDI,M.S, selaku dosen pembimbing.
6. Linarsi, S.Pd, selaku Kepala SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro.
7. Sadidik, S.Pd.I, selaku teman sejawat.
8. Seluruh Dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis hingga
menyelesaikan studi di Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya.
Dan akhirnya semua kritik dan saran demi perbaikan penyempurnaan
laporan ini sangan peneliti harapkan.
Surabaya, 03 Oktober 2010
Peneliti,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM. 815 373 836
iii
ABSTRAK
Muamar Chayati, 2009. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Cara
Berpikir Logis Siswa Kelas III Terhadap Matematika Sub Pokok Bahasan
Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan Matematika Realistik Di SDN
Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro”.
PTK Unit Program Belajar Jarak Jauh
Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya 2010
Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah adalah untuk menyiapkan agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan di dalam kehidupan di dunia yang selalu berkembang melalui
latihan bertindak atas dasar pemikiran pemikiran secara logis, rasional, kritis,
cermat, jujur, efisien,dan efektif (Puskur, 2002). Di samping itu, siswa di
harapkan dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang
penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta
keterampilan dalam dalam penerapan matematika.
Pelaksanaan pembelajaran matematika kelas III sub pokok bahasan
pengerjaaan hitung bilangan di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro melalui pendekatan matematika realistik maupun meningkatkan hasil
belajar dan cara berpikir logis siswa, hal ini dapat dibuktikan dari hasil
perkembangan proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui
tahapan siklus I hingga siklus II.
Ketuntasan individual pada siklus I : 75,3% hal ini melebihi dari standar
yang ditetapkan 70%. Pada siklus II Ketuntasan individual lebih meningkat
sebesar 81,3% jelas hal ini melebihi standar ketuntasan individual yang telah
ditetapkan sebelumnya yaitu 70%.
Ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus I sekitar: 66,7%
sementara ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus II bertambah mejadi
86,7% hal ini berarti terhadap penigkatan dari siklus sebelumnya karena pada
siklus II ini melebihi target ketercapaian sebesar 85%.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
ABSTRAK.......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 3
C. Tujuan dan Signifikansi Peneliatian............................................. 3
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka Berkaitan dengan Masalah Penelitian.................. 5
B. Proses Menghafal dan Berfikir Logis........................................... 7
C. Sikap Siswa terhadap Matematika................................................ 11
D. Tinjauan hasil-hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan
Masalah dan Tinjauan Perbaikan.................................................. 12
E. Kerangka Berfikir......................................................................... 14
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian....................................................... 15
B. Prosedur Penelitian....................................................................... 15
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Persiklus........................................................................ 19
B. Pembahasan Persiklus.................................................................. 31
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN............................................................................ 33
B. SARAN-SARAN.......................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup
menghadapi perubahan di dalam kehidupan dan di nuia yang selalu
berkembang melalui latihan bertindak atas pemikiran secara logi, rasional,
kritis, cermat, jujur, efisien, dan efektif (Puskur, 2002). Di samping itu, siswa
diharapkan dapat menggunakan matematika dan pola piker matematika dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan
yang penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta
ketrampilan dalam penerapan matematika.
Hal senada juga diungkapkan oleh Soedjadi (2004) bahwa pendidikan
matematika memiliki dua tujuan besar yang meliputi: (1) tujuan yang bersifat
formal yang memberi tekanan pada penataan nalar anak serta pembentukan
pribadi anak, dan (2) tujuan yang bersifat material yang memberi tekanan pada
penerapan matematika serta kemampuan memecahkan masalah matematika.
Dari tujuan di atas terlihat bahwa matematika sangat penting untuk
menumbuhkan nalar atau kemampuan berfikir logis serta sikap positif siswa
yang berguna dalam mempelajari ilmu pengetahuan maupun dalam penerapan
matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Namun sampai saat ini masih banyak keluhan, baik dari orang tua siswa
maupun pakar pendidikan matematika, tentang rendahnya kemampuan siswa
dalam aplikasi matematika, khususnya penerapan di dalam kehidupan sehari-
hari. Sebagai contoh, masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai.
Sebenarnya tidak hanya siswa pendidikan dasar di Indonesia yang
memiliki kemampuan yang rendah dalam penerapan matematika. Swooboda
(2004) mengatakan bahwa siswa pendidikan dasar di Negara Polandia juga
mengalami kesulitan dalam penerapan matematika antara lain konsep
1
2
perbandingan. Selanjutnya dikatakan bahwa pada konferensi- konferensi
internasional aspek-aspek beru pemahaman konsep perbandingan masih
dirujuk (Swabooda, 2004).
Berdasarkan kenyataan yang telah ditemukan sebelumnya dalam proses
pembelajaran hasil pengamatan yang dilaksanakan pada tangal 11 agustus
2010 pada proses pembelajaran matematika tentang “Pengerjaan Hitung
Bilangan”, kelas III di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro, terlihat kurang menarik, sehingga siswa merasa jenuh dan kurang
memiliki minat pada pelajaran matematika, dimana suasana kelas cenderung
pasif, sedikit sekali siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang bertanya pada guru
meskipun materi yang diajarkan belum dapat difahami, begitu juga dengan
hasil perolehan nilai Matematika yang diperoleh siswa sangat minim, hal ini
dapat dilihat dari hasil data yang diperoleh yaitu hanya 8 siswa (44,4%) dari
18 siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang siap untuk belajar, diantaranya
27,8% yang menguasai materi dan 16,7% hampir mengenal pemahaman
materi, sementara 10 orang siswa yang tidak berhasil (55,6%) dalam belajar,
hal ini dinilai hasil evaluasi kelas yang dianggap rendah.
Sementara itu, tidak sedikit siswa kelas III SDN Nganti 02 yang
memandang matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangat
membosankan, menyeramkan, bahkan menakutnkan. Banyak siswa kelas III
di SDN Nganti 02 yang berusaha menghindari mata pelajaran tersebut. Hal ini
jelas sangat berakibat buruk bagi perkembangan pendidikan matematika ke
depan. Oleh karena itu, perubahan proses pembelajaran matematika yang
menyenangkan harus menjadi prioritas utama.
Hasil empiris di atas jelas merupakan suatu permasalahan yang
merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan pembelajaran
matematika sesuai yang diamanatkan dalam kurikulum pendidikan
matematika. Pendekatan matematika realistik ini sesuai dengan perubahan
paradigma pembelajaran, yaitu dari paradigma mengajar ke paradigma belajar
atau perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru ke
paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa kelas III di SDN Nganti
02. Untuk mengatasi permasalahan ini perlu dicari suatu pendekatan yang
dapat mendukung proses pembelajaran matematika yang menyenangkan dan
buakn menyeramkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan cara
berfikir logis sekaligus mempermudah siswa kelas III salah satu pendekatan
pembelajaran matematika yang saat ini sedang dalam uji coba adalah
pendekatan matematika realistik.
Hal ini adalah salah satu upaya dalam rangka memperaiki proses
pembelajaran agar lebih baik. Berdasarkan dengan pendapat ini maka penulis
termotivasi untuk mengadakan sebuah penelitian yang berjudul : Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar dan Cara Berpikir Logis Siswa Kelas III
Terhadap Matematika Sub Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan
Melalui Pendekatan Matematika Realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan
Ngraho Kabupaten Bojonegoro.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, maka yang
menjadi rumusan permasalahan penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran/diskripsi dalam upaya meningkatkan hasil belajar
dan cara berpikir logis siswa kelas III terhadap matematika sub pokok
bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika
realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro ?
2. Apakah ada pengaruh dari upaya meningkatkan hasil belajar dan cara
berpikir logis siswa kelas III terhadap matematika sub pokok bahasan
pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik di
SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro ?
C. Tujuan dan Signifikasi Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalh di atas, maka adapun tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui gambaran/diskripsi dalam upaya meningkatkan hasil belajar
dan cara berpikir logis siswa kelas III terhadap matematika sub pokok
bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika
realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.
2. Mengetahui pengaruh dari upaya meningkatkan hasil belajar dan cara
berpikir logis siswa kelas III terhadap matematika sub pokok bahasan
pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik di
SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Siswa memiliki kesadaran bahwa proses pembelajaran merupakan
langkah untuk mengembangkan potensi dirinya, karena itu keerhasilan
pembelajaran sangat ditentukan oleh siswa.
b. Memupuk dan menigkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,
kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas.
2. Bagi Guru
a. Dalam hal ini guru tidak lagi hanya sebagai seorang praktisi yang sudah
merasa puas terhadap apa yang dikerjakan salama ini, namun juga
sebagai peneliti dibandingnya yang selalu ingin melakukan perbaikan-
perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
b. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi,
karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran.
3. Bagi Sekolahan
a. Untuk turut menyumbang buah pikiran utamanya kepada rekan-rekan
seprofesi guna meningkatkan prestasi belajar siswa serta mutu
pendidikan khususnya di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho
Kabupaten Bojonegoro
b. Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam
proses pembelajaran (baik straegi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan
dengan cepat dapat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan
kesulitan tersebut tidak akan belarut-larut.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian pustaka berkaitan dengan masalah penelitian
Perubahan paradigma pembelajaran sesuai dengan paham
knstruktivisme yang menyatakan bahwa pengetahuan matematika tidak dapat
diajarkan oleh guru, melainkan harus dibangun sendiri oleh siswa. Paham ini
mendasari pendekatan matematika realistik.
Matematika tidak disajikan dalam bentuk hasil jadi (a ready-made
product), tetapi siswa harus belajar menemukan kembali konsep-konsep
matematika. Siswa membentuk sendiri konsep dan prosedur matematika
melalui penyelesaan soal yang realistik dan kontekstual. Hal ini sesuai dengan
pandangan teori constructivism yang menyatakan bahwa pengetahuan
matematika tidak dapat diajarkan oleh guru, melainkan harus dibangun sendiri
oelh siswa (Cobb dalam Armanto, 2001).
Soal kontekstual (contexs problem) dimaksudkan untuk menopang
terlaksananya suatu proses penemuan kembali (reinvention) yang memberi
peluang bagi siswa untuk secara memahami matematika (Gravemeijer,1994,
Subandar, 2001). Oleh karena itu, matematika harus dekat dengan siswa dan
relevan dengan situasi kehidupan sehari-hari.
Menurut Gravemeijer (1994) dan Armanto (2002), tedapat tiga prinsip
utama dalam PMR, yaitu (a) penemuan terbimbing dan bermatematika secara
progresif (guided reinvention and progressive mathematization); (b) fenomena
pembelajaran (didactical phenomenology); dan (c) model pengembangan
mandiri (self-developed model). Prinsip penemuan terbimbing berarti bahwa
siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep matematika dengan
menyelesaikan berbagai soal kontekstual. Soal kontekstual mengarahkan
siswa membentuk konsep, menyusun model, menerapkan konsep yang telah
diketahui, dan menyelesaikannya berdasarkan kaidah matematika yang
berlaku.
Bermatematika secara progresif dapat dibagai atas dua komponen,
yaitu bermatematika secara horizontal dan vertical (Treffers dan
Goffree,1985). Yang dimaksud bermatematika secara horizontal adalah siswa
mengidentifikasi bahwa sal kontekstual harus ditransfer ke dalam soal bentuk
matematika untuk lebih dipahami melalui penskemaan, perumusan, dan
pemvisualisasian sehingga menemkan kesamaan dan hubungan dengan model
matematika yang telah diketahui siswa. Bermatematika secara vertical adalah
siswa menyelesaikan bentuk matematika formal atau tidak formal dengan
menggunakan konsep, operasi, dan prosedur matematika yang berlaku.
Prinsip fenomena pembelajaran menekankan pada pentingnya soal
kontekstual untuk memperkenalkan konsep-konsep matematika kepada siswa.
Menurut Treffers dan Goffree (Subandar,2001), konteks memainkan peranan
utama daam suasana aspek pendidikam, pembentukan konsep, pembentukan
model, aplikasi, dan dalam mempraktikkan ketrampilan-ketrampilan tertentu.
Dalam knteks perlu mempertimbangkan dua aspek, yaitu: (1) kesesuaian
aplikasi konteks dalam pengajaran dan (2) kesesuaian dampak dalam proses
penemuan kembali bentuk dan model matematika dari soal kontekstual
tersebut. Aktivitas pembelajaran berlangsung secara progresif dan kental
dengan diskusi interaktif antara siswa-siswa dan siswa-gury serta lingkungan.
Prinsip pengembangan model mandiri (self-developed model)
berfungsi menjembatani jurang antara pengetauan matematika tidak formal
dan matematika formal dari siswa. Siswa mengembangkan model tersebut
menggunakan model-model matematika (formal dan tidak formal) yang telah
diketahuinya dengan menyelesaikan soal kontekstual dari situasi nyata (real)
yag sudah dikenal siswa, kemudian ditemukan “model dari” (model of) dalam
bentuk informal kemudian diikuti dengan menemukan model dalam bentuk
formal sehingga akhirnya mendapatkan penyelesaian masalah dalam bentuk
pengetahuan matematika yang standar.
Dari prinsip di atas diperoleh kesimpulan bahwa Pendekatan
Matematika Realistik (PMR) secara garis besar memiliki lima karakteristik
(De Lange, 1996; Treffers, 1991; Gravemeijer, 1994; Darhim, 2004), yaitu :
(1) menggunakan masalah kontekstual sebagai peluang bagi aplikasi dan
sebagai titik tolak darimana suatu konsep matematika yang diinginkan dapat
mincul; (2) menggunakan model atau jembatan dengan instrumen vertical
dengan perhatian diarahkan pada pengenalan model, skema, dan simbolisasi
daripada mentransfer rumus atau matematika formal secara langsung; (3)
menggunakan kontribusi siswa dengan kontribusi yang besar pada proses
pembelajaran dating dari siswa sendiri dimana merekan dituntut dari cara-cara
informal kearah yang formal; (4) terjadi interaktivitas dalam proses
pembelajaran dimana negosiasi secara eksplisit, intervensi kooperasi, dan
evaluasi sesame siswa dan guru adalah faktor penting dalam proses
pembelajaran secara konstruktif dengan menggunakan strategi informal
sebagai jantung untuk mencapai formal; dan (5) menggunakan berbagai teori
belajar yang relevan, saling terkait, dan terintregasi dengan topic pembelajaran
lainnya. Pendekatan holistic menunjukkan bahwa unti-unit belajar tidak akan
dapat dicapai secara terpisah, tetapi keterkaitan dan keterintegrasian harus
diwujudkan dalam pemecahan masalah. Tunjukkan bahwa matematika sangat
berguna dalam kehidupan sehari-hari sehingga matematika tidak dipandang
sebagai sesuatu yang menyeramkan. Penilaian harus dilakukan terhadap
keseluruhan, baik proses maupun hasil dalam rangka untuk memperbaiki
proses pembelaharan, bukan merupakan akhir dari proses pembelajaran.
B. Proses Menghafal dan Berfikir Logis
Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain ditunjau dari tuntutan kurikulum yang lebih menekankan pada
pencapaian target. Artinya, semua bahan harus selesai diajarkan dan bukan
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika (Marpaung, 2001).
Faktor lain yang cukup penting adalah bahwa aktivitas pembelajaran di kelas
yang selama ini dilakukan oleh guru tidak lain merupakan penyampaian
informasi (metode kuliah) dengan lebih mengaktifkan guru, sedangkan siswa
pasif mendengarkan dan menyalin, sesekali guru bertanya dan sesekali siswa
menjawab, guru memberi contoh soal dilanjutkan dengan memberi soal
latihan yang sifatnya rutin dan kurang melatih daya nalar, kemudian guru
memberikan penilaian. Pendapat yang sama juga dikemukakan oelh Marpaung
(2001), Zulkardi (2001), dan Darhim (2004).
Akhirnya terjadilah proses penghafalan konsep atau prosedur,
pemahaman konsep matematika rendah, dan tidak dapat menggunakannya jika
diberikan pemasalahan yang agak kompleks. Siswa menjadi robot yang harus
mengikuti aturan atau prosedur yang berlaku dan jadilah pembelajaran
mekanistik. Akibatnya, pembelajaran bermakna yang diharapkan tidak terjadi.
Tidak heran apabila belajar bila dengan cara menghafal tersebut
tingkat kemampuan kognitif anak yang terbentuk hanya pada tataran tingkat
yang rendah. Kecenderungan anak terperangkap dalam pemikiran menghafal
karena iklim yang terjadi dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh
guru di sekolah.
Cara-cara menghafal semakin intensif dilakukan anak menjelang
ujian. Anak belajar mengingat atau mengecamkan materi, rumus-rumus,
definisi, unsur-unsur, dan sebagainya. Namun ketika waktu ujian berlangsung,
anak seperti menghadapi kertas buram. Anak tidak mampu
mengoperasionalkan rumus-rumus yang dihafalnya untuk menjawab
pertanyaan.
Menurut Mukhayat (2004), belajar dengan menghafal tidak terlalu
banyak menuntut aktivitas berfikir anak dan mengandung akibat buruk pada
perkembangan moral anak. Anak akan cenderung suka mencari gampangnya
saja dalam belajar. Anak kehilangan sense of learning, kebiasaan yang
membuat anak bersikap pasif atau menerima begitu saja apa adanya yang
mengakibatkan anak tidak terbiasa untuk berfikir kritis.
Proses pembelajaran seperti inilah yang merupakan cirri pendidikan di
Negara berkembang, termasuk di Indonesia (Romberg, 1998; Armanto, 2001).
Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu diusahakan perbaikan
pembelajaran siswa dengan mengubah paradigma mengajar menjadi
paradigma belajar, yaitu pembelajaran yang lebih memfokuskan pada proses
pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk menemukan kembali (reinvent)
konsep-konsep, melakukan refleksi, abstraksi, formalisasi, dan aplikasi.
Proses mengaktifkan siswa ini dapat dikembangkan dengan
membiasakan anak menggunakan berfikir logis dalam setiap melakukan
kegiatan belajarnya. Kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang akan
membentuk karakter anak dalam bagaimana berfikir, bagaimana berbuat, dan
bagaimana bertindak sebagai perwujudan aplikasi pemahaman untuk
menjawab segala bentuk kebutuhan dan persoalan yang dihadapinya. Oleh
karena itu, kepad aguru diharapkan secara dini dapat melakukan proses
pembelajaran yang dapat meningkatkan berfikir logis.
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan berfikir logis dapat
dirujuk beberapa pendapat, antara lain Plato yang menyatakan bahwa berfikir
adalah berbicara dalam hati, atau Gieles dalam Mukhayat (2004) yang
mangartikan bahwa berfikir adalah berbicara dengan dirinya sendiri dalam
batin, yaitu mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan
sesuatu, menunjukkan alas an-alasan, menarik kesimpulan, meneliti sesuatu
jalan pikiran, dan mencari bagaimana berbagai hal berhubungan satu sama
lain.
Kata logis yang sering digunakan seseorang ketika pendapat orang
lain tidak sesuai dengan pengambilan keputusan (tidak masuk akal) dari suatu
persoalan. Hal ini berarti bahwa dalam kata logis tersebut termuat suatu aturan
tertentu yang harus dipenuhi. Menurut Mukhayat (2004), kata logis
mengandung makna besar atau tepat berdasarkan aturan-aturan berfikir dan
kaidah-kaidah atau patokan-patokan umum yang digunakan untuk dapat
berfikir cepat.
Dalam matematika, kata logis erat kaitannya dengan penggunaan
aturan logika. Poedjawijatna (1992) mengatakan bahwa orang yang
berfikirlogis akan taat pada aturan logika. Logika berasal dari kata Yunani,
yaitu Logos yang berarti ucapan, kata, dan pengertian. Logika sering juga
disebut penalaran. Dalam logika dibutuhkan aturan-aturan atau patokan-
patokan yang perlu diperhatikan untuk dapat berfikir dengan tepat, teliti, dan
teratur sehingga diperoleh kebenaran secara rasional.
Befikir logis tidak terlepas dari dasar realitas, sebab yang difikirkan
adalah realitas, yaitu hokum realitas yang selaras dengan aturan berfikir. Dari
dasar realitas yang jelas dan dengan menggunakan hokum-hukum berfikir
akhirnya akan dihasilkan putusan yang dilakukan. Menurut Albrecht (1992),
agar seseorang sampai pada berfikir logis, dia harus memahami dalil logika
yang merupakan peta verbal yang terdiri dari tiga bagian dan menunjukkan
gagasan progresif, yaitu : (1) dasar pemikiran atau realitas tempat berpijak, (2)
argumentasi atau cara menempatkan dasar pemikiran bersama, dan (3)
simpulan atau hasil yang dicapai dengan menerapkan argumentasi pada dasar
pemikiran.
Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan proses
menghafal dengan berfikir logis. Menghafal hanya mengacu pada pencapaian
kemampuan ingatan belaka, sedangkan berfikir logis lebih mengacu pada
pemahaman pengertian (dapat mengerti), kemampuan aplikasi, kemampuan
analisis, kemampuan sintesis, bahkan kemampuan evaluasi untuk membentuk
kecakapan (suatu proses).
Untuk dapat menghantar siswa pada kegiatan berfikir logis hendaknya
kepada siswa dibiasakan untuk selalu tanggap terhadap permasalahan yang
dihadapi dengan mencoba menjawab pertanyaan “mengapa”, “apa”, dan
“bagaiman”. Bagi siswa yang terbiasa dengan berfikir logis, pertanyaan seperti
di atas sudah sering ia dapatkan. Bahkan ia akan mencoba memahami apa arti
dari perkalian tersebut. Hal ini berarti bahwa siswa telah menangkap makna
atau pengertian dari soal tersebut.
Sebagai konsekuensinya perlu diperhatikan pendekatan pembelajaran
yang digunakan di kelas. Ruseffendi (2001) berpendapat bahwa untuk
membudayakan berfikir logis serta bersikap kritis dan kreatif proses
pembelajaran dapat dilakukan dengan pendekatan matematika realistik.
Selanjutnya dikatakan, jika kita (guru) rajin memperhatikan lingkungan dan
mengaitkan pembelajaran matematika dengan lingkungan maka besar
kemungkinan berfikir logis siswa itu akan tumbuh.
C. Sikap Siswa terhadap Matematika
Seperti telah diuraikan diatas, tujuan pendidikan matematika antara
lain adalah penekanannya pada pembentukan sikap siswa. Dengan kata lain,
dalam proses pembelajaran matematika perlu diperhatikan sikap positif siswa
terhadap matematika. Hal ini penting mengingat sikap positif terhadap
matematika berkorelasi positif dengan prestasi belajar matematika
(Ruseffendi, 1988).
Sikap merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk menerima
atau menolak sesuatu, konsep, kumpulan ide, atau kelompok individu.
Matematika dapat diartikan sebagai suatu konsep atau ide abstrak yang
penalarannya dilakukan dengan cara deduktif aksiomatik. Hal ini dapat
disikapi oleh siswa secara berbeda-beda, mungkin menerima dengan baik atau
sebaliknya. Dengan demikian, sikap siswa terhadap matematika adalah
kecenderungan untuk menerima atau menolak matematika.
Berkaitan dengan sikap positif siswa terhadap matematika, beberapa
pendapat, antara lain Ruseffendi (1988), mangatakan bahwa anak-anak
menyenangi matematika hanya pada permulaan mereka berkenalan dengan
matematika yang sederhana. Makin tinggi tingkatan sekolahnya dan makin
sukar matematika yang dipelajarinya akan semakin berkurang minatnya.
Menurut Begle (1979), siswa yang hampir mendekati sekolah menengah
mempunyai sikap positif terhadap matematika yang secara perlahan menurun.
Siswa yang memiliki sikap positif terhadap matematika memiliki cirri
antara lain terlihat sungguh-sungguh dalam belajar matematika,
menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, berpartisipasi aktif dalam
diskusi, mengerjakan tugas-tugas pekerjaan rumah dengan tuntas, dan selesai
pada waktunya.
Dengan demikian, untuk menumbuhkan sikap positif terhadap
matematika, perlu diperhatikan agar penyampaian matematika dapat
menyenangkan, mudah dipahami, tidak menakutkan, dan tunjukkan bahwa
matematika banyak kegunaannya. Oleh karena itu, materi harus dipilih dan
disesuaikan dengan lingkungan yang berkaitan dengan kahidupan sehari-hari
(kontekstual) dan tingkat kognitif siswa, dimulai dengan cara-cara informal
melalui pemodelan sebelum dengan cara formal. Hal ini sesuai dengan
karakteristik pendekatan matematika realistik.
D. Tinjauan hasil-hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan masalah dan
tindakan perbaikan
Matematika realistik dikembangkan berdasarkan pandangan
Freudenthal yang berpendapat bahwa matematika merupakan kegiatan
manusia yang lebih manekankan aktivitas siswa untuk mencari, menemukan,
dan membangun sendiri pengetahuan yang diperlukan sehingga pembelajaran
menjadi terpusat pada siswa (Soedjadi, 2004). Matematika Realistik pertama
kali dikembangkan oleh Institut Freudenthal di Negeri Belanda dan telah
menempatkan Negara tersebut pada posisi ke-7 dari 38 negara peserta TIMSS
tahun 1999 (Mullis et al.,2000). Matematika Realistik juga telah diadopsi oleh
banyak negara maju seperti Inggris, Jerman, Denmark, Spanyol, Portugal,
Afrika Selatan, Brasilia, Amerika Serikat, Jepang, dan Malaysia (de Lange,
1966; Zulkardi, 2001). Salah satu hasil yang dicapai oleh Negara-negara
tersebut adalah prestasi siswa yang meningkat, baik secara nasional maupun
internasional (Romberg, 1998).
Hasil studi di Puerto Rico menyebutkan bahwa prestasi siswa yang
mengikuti program pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika
realistik berada pada persentil ke-90 ke atas (Turmudi, 2004; Haji, 2005),
suatu prestasi yang sangat fantastis untuk mata pelajaran matematika yang
banyak dipandang siswa sebagai mata pelajaran yang sangat menakutkan dan
membosankan.
Di Indonesia, beberapa hasil penelitian, antara lain yang dilakukan
Fauzan (2002), menemukan bahwa hasil pembelajaran geometri siswa kelas
IV dan V SD dengan pendekatan matematika realistik pada tes akhir lebih
tinggi daripada pembelajaran secara tradisional. Demikian juga hasil
penelitian Armanto (2002) yang menemukan bahwa hasil pembelajaran
perkalian dan pembagian bilangan besar siswa kelas IV SD dengan
pendekatan matematika realistik lebih baik daripada pembelajaran secara
tradisional.
Menurut Turmudi (2004), pembelajaran matematika dengan
pendekatan matematika realistik sekurang-kurangnya telah mengubah minat
siswa menjadi lebih positif dalam belajar matematika. Hal ini berarti bahwa
pemdekatan matematika realistik dapat mengakibatkan adanya perubahan
pandangan siswa terhadap matematika dari matematika yang menakutkan dan
membosankan ke matematika yang menyenangkan sehingga keinginan untuk
mempelajari matematika semakin besar.
Ide utama dari pendekatan matematika realistik adalah bahwa siswa
harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent) ide dan konsep
matematika dengan bimbingan orang dewasa melalui penjelajahan berbagai
situasi dan persoalan-persoalan dunia nyata atau real world (Gravemeijer,
1994). Menurut De Lange (1996) dan Suharta (2004), proses pengembangan
konsep dan ide matematika yang dimulai dari dunia nyata disebut
Mematematikasi Konsep dan memiliki model skematis proses belajar.
Gambaran proses belajar di atas tidak mempunyai titik akhir. Hal ini
menunjukkan bahwa proses lebih penting daripada hasil akhir, sedangkan titik
awal proses belajar menekankan pada konsepsi yang sudah dikenal siswa. Hal
ini disebabkan oleh asumsi bahwa setiap siswa memiliki konsep awal tentang
ide-ide matematika. Setelah siswa terlibat secara bermakna dalam proses
belajar, ia dapat ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi untuk secara aktif
membangun pengetahuan baru.
Kajian teori yang telah dikemukanan di atas maupun hasil penelitian
yang telah dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri menunjukkan
bahwa pendekatan matematika realistik layak dipertimbangkan untuk
digunakan di jenjang pendidikan dasar di Indonesia dalam rangka untuk
meningkatkan berfikir logis dan hasil belajar siswa terhadap matematika yang
pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam matematika.
E. Karangka Berfikir
Perubahan paradigma pembelajaran dari pandangan mengajar ke
pandangan belajar atau pembelajaran yang berpusat pada guru ke pembelajara
yang berpusat pada siswa membawa konsekuensi perubahan yang mendasar
dalam proses pembelajaran di kelas.
Perubahan tersebut menuntut agar guru tidak lagi sebagai sumber
informasi, melainkan sebagai teman belajar. Siswa dipandang sebagai
makhluk yang aktif dan memiliki kemampuan untuk membangun
pengetahuannya sendiri.
Untuk mendukung proses pembelajaran yang sesuai dengan perubahan
tersebut dan sesuai dengan tujuan pendidikan matematika, diperlukan suatu
pengembangan materi pelajaran matematika yang difokuskan pada aplikasi
dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual) dan disesuaikan dengan tingkat
kognitif siswa, serta penggunaan metode evaluasi yang terintegrasi pada
proses pembelajaran tidak hanya berupa tes pada akhir pembelajaran (formatif
atau sumatif) (Subandar : 2001). Ditinjau dari perubahan kurikulum yang saat
ini sedang diberlakukan, yaitu Kurikuluk 2004, pendekatan matematika
realistik adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
perubahan tersebut.
Melalui pendekatan matematika realistik diharapkan mampu
menigkatkan hasil belajar dan cara berfikir logis siswa kelas III terhadap
matematika sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02
Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian
Setting penelitian dan karekteristik subyek penelitian. Pada bagian ini
disebutkan dimana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan
bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa.
Penelitian dilakukan di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro. Waktu penelitian siswa kelas III terhadap matematika sub pokok
bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik
di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro dilaksanakan
dalam jangka waktu dari tanggal 28 Juli 2010 sampai dengan tanggal 25
Agustus 2010 semester 1 Tahun Periode 2010/2011. untuk pembelajaran
perbaikan pada siklus pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 11 Agustus
2010. adapun untuk pembelajaran matematika sub pokok bahasan pengerjaan
hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik siklus II
dilaksanakan pada hari rabu tanggal 18 Agustus 2010. sementara yang
menjadi subyek penelitian adalah kelas III SDN Nganti 02 sebanyak 18 siswa
Putra 7 anak dan putrid 11 anak.
B. Prosedur Penelitian
Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang dijadikan
focus utama untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut
dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan
pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain
sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajar
mengajar, ketrampilan bertanya, guru, gaya belajar guru, cara belajar siswa,
implementasi pendekatan matematika realistik mengajar di kelas II SD, dan
sebagainya, dan (3) variabel output seperti rasa keingintahuan siswa,
kemapuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar
siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan
perbaikan dan sebagainya.
Pada bagian rencana tindakan ini digambarkan untuk meningkatkan
pembelajaran, langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan
siklus-siklus berikutnya adalah sebagai berikut:
1. Penetapan fokus permasalahan
2. Perencanaan tindakan
3. Pelaksanaan tindakan
4. Pengumpulan data (Pengamatan/observasi)
5. Refleksi (analisis dan interpretasi)
6. Perencanaan tindak lanjut
Langkah-langkah kegiatan PKP digambarkan sebagaimana berikut:
1. Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK
yang diprakarsai seperti penetapan tindakan, pelaksanaan tes diagnostic
untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran,
pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang
terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang ditetapkan.
Disamping itu juga diuraikan alternative-alternatif solusi yang akan
dicobakan dalam rangka perbaikan masalah.
2. Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan.
Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan
diterapkan.
3. Observasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data
mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang
akan dirancang. Dalam tahap observasi nantinya akan dibantu oleh teman
sejawat yang memiliki tugas sebagai pemberi saran, merekam dan
mengamati selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran, membantu
pelaksanaan prosedur Penelitian yang akan direncanakan. Adapun data-
data yang sudah diobservasi kemudian diadakan kegiatan berupa :
a. Pengumpulan data-data. Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis
data yang akan dikumpulkan dan berkenaan dengan baik proses
maupun dampak tindakan perbaikan yang digelar, yang akan
digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangan
keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan.
Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi
keduanya.
b. Analisis, yaitu uraian permasalahan/pemeriksaan data denganteliti.
c. Interpretasi
1) Memberi prosentasi rata-rata nilai keseluruhan (klasikal) dari
materi yang dinilai. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian
dianalisis dengan statistic menggunakan teknik distribusi frekuensi
dengan rumus dat-data yang telah dikumpulkan ke dalam bentuk
tabel-tabel dengan pedoman:
Prosentase Ketuntasan Belajar = X 100
Prosentase rata-rata skor = X 100
2) Indikator kinerja, pada bagian ini tolok ukur keberhasilan tindakan
perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan
verifikasinya. Batasan indicator yang ditetapkan antara lain:
a) Jika rata-rata prosentasi siswa yang dapat meningkat sebanyak
> 80% (untuk nilai rata-rata kelas) dan
Jumlah siswa yang tuntas
Jumlah seluruh siswa
Jumlah skor yang diperoleh
Jumlah skor maksimal ideal
b) Untuk jumlah siswa yang memperoleh nilai cukup (70) atau
standar minimal mencapai > 80%.
d. Refleksi
Merefleksikan hasil interpestasikan data yang diperoleh dari
perbaikan pembelajaran yang sudah dilakukan. Tujuan refleksi adalah
adalah untuk menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki guru
dalam kegiatan pebelajaran yang dikelolanya. Hasil refleksi yang
digunakan sebagai dasar untuk merencanakan perubahan atau
perbaikan yang sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran dengan
mempertimbangkan hal-hal yang terjadi.
Dari hasil refleksi kekeurangan awal pembelajaran tidak sedikit
siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang memandang matematika
sebagai suatu mata pelajaran yang sangat membosankan,
menyeramkan, bahkan menakutkan. Banyak siswa kelas III di SDN
Nganti 02 yang berusaha menghindari mata pelajaran tersebut. Hal ini
jelas sangat berakibat buruk bagi perkembangan pendidikan
matematika ke depan. Oleh karena itu, perubahan proses pembelajaran
matematika yang menyenangkan harus menjadi prioritas utama.
Begitu juga dengan hasil perolehan nilai Matematika yang diperoleh
siswa sangat minim, hal ini dapat dilihat dari hasil data yang diperoleh
yaitu ternyata hanya 8 siswa (44,4%) dari 18 siswa kelas III di SDN
Nganti 02 yang siap untuk belajar, diantaranya 27,8% yang menguasai
materi dan 16,7% hampir mengenal pemahaman materi, sementara 10
orang siswa yang tidak berhasil (55,6%) dalam belajar, hal ini dinilai
hasil evaluasi kelas yang dianggap rendah.
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1) Penelitian ini diawali dengan mengadakan diskusi dengan teman
sejawat mengenai masalah pembelajaran yang telah lalu.
2) Peneliti bersama-sama teman sejawat mendiskusikan kemingkinan
tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
matematika pada sub pokok bahasan “pengerjaan hitung bilangan”.
3) Menyusun Rencana perbaikan pembelajaran (RPP) siklus I dengan
menyesuaikan silabus kurikulum 2006, beserta menetapkan
perangkat-perangkatnya.
4) RPP yang telah dibuat beserta perangkat pembelajarannya.
5) Menyusun LKS masalah matematika.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Adapun proses belajar mengajar melalui pendekatan matematika
realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
mengacu kepada rencana perbaikan pembelajaran matematika kelas III
pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan, yang telah
dipersiapkan. Berikut disajikan aspek-aspek rencana (skenario) tindkan
yang dilakukan pada perbaikan pembelajaran matematika kelas III pada
sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan
matematika realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro siklus I pada kegiatan inti pembelajaran:
a)Bertanya jawab tentang nilai mata uang yang ditunjukkan guru.
b)Siswa menyebutkan ciri-ciri mata uang yang nilainya.
c)Siswa menghitung nilai sekelompok mata uang yang beragam nilainya.
d)Siswa menyebutkan nilai sekelompok mata uang yang disebutkan guru.
e)Dengan Tanya jawab, siswa menyebutkan kesetaraan nilai mata uang
dengan berbagai satuan uang lainnya.
f) Siswa bermain tukar-menukar uang dengan model uang dari kertas.
g)Mengingat tentang kesetaraan nilai mata uang.
h)Bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung.
i) Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertas.
j) Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok barang
dari hasil permainan jual beli.
k)Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada
permainan jual beli dengan uang lebih (utuh).
c. Tahap Pengamatan/Pengumpulan Data
Setelah guru mengadakan pembelajaran sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya, selanjutnya pada siklus I guru mengadakan
hasil tes evaluasi akhir guna mengetahui seberapa jauh penguasaan dan
pemahaman siswa pada matematika kelas III pada sub pokpok bahasab
pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02. hasil perolehan nilai
siswa dapat kita ketahui dengan mengamati dan melihat pada tabel 1:
Tabel 1
Nilai Hasil Evaluasi Siswa Kelas III
No. NIM Nilai
1. 1723 90
2. 1733 40
3. 1738 70
4. 1733 60
5. 1721 25
6. 1728 100
7. 1729 50
8. 1734 100
9. 1740 70
10. 1732 70
11. 1731 80
12. 1726 90
13. 1743 60
14. 1736 100
15. 1727 70
16. 1722 40
17. 1725 80
18. 1727 80
Jumlah skor 1300
Jumlah nilai maksimal 1800
Setelah mengamati hasil nilai diatas, kemudian memprosentasikan
hasil tersebut ke dalam sebuah tabel untuk mengetahui seberapa besar
ketuntasan individual dan klasikal siswa kelas III dalam memahami
pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung
bilangan di SDN Nganti 02 selama pembelajaran berlangsung, hal
tersebut dapat kita lihat melalui tabel di bawah ini:
Tabel 2
Presentasi Hasil Evaluasi Akhir Siswa
INTERVAL
Siklus I
Frekuensi Prosentasi
<50 3 16.7
50-60 3 16.7
70-80 7 38.9
90-100 5 27.8
Jumlah 18 100%
Tabel 3
Data Nilai Siswa Yang Mencapai Ketuntasan Belajar Dan Rata-Rata Skor
No Uraian Siklus I
1. Siswa yang tuntas belajar 12
2. Jumlah seluruh siswa 18
3. Rata-rata kelas 72.2%
4. Ketuntasan klasikal 66,7%
Berdasarkan pengamatan teman sejawat mengenai instrumen
aktivitas siswa Data Aktivitas Sikap Negatif Siswa dan Aktivitas Sikap
Posotif Siswa yang dpat kita amati pada tabel berikut ini:
Tabel 4
Data Aktivitas Sikap Negatif Siswa
No Komponen
Siklus I
Siswa yang nampak Prosentasi
1. Ngobrol 2 anak 11,1
2. Mengganggu teman 1 anak 5,6
3. Melamun/mengantuk 2 anak 11,1
4. Keluar masuk kelas 3 anak 16,7
5. Main saat belajar 0 0
Tabel 5
Data Aktivitas Sikap Positif Siswa
No Komponen
Siklus I
Siswa yang nampak Prosentasi
1. Bertanya pada guru 2 anak 11,1
2. Ketepatan menjawab pertanyaan guru 5 anak 27,78
3. Membantu temannya yang mendapat
kesulitan
2 anak 11,1
4. Kecapatan mengumpulkan tugas 10 anak 55,6
5. Keberanian mengangkat tangan untuk
maju kedepan
8 anak 44,4
Teman sejawat selaku pengamat juga harus mengobservasi
terhadap aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan matematika
realistik. Adapun data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada
siklus I dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tebel 6
INSTRUMEN PENGAMATAN TERHADAP GURU
No Aspek yang diamati
Skor
100 90 80 70 60
1. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran √
2. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu √
3. Menghubungkan materi dengan lingkungan
sehari-hari untuk memotivasi siswa
√
4. Menguasai materi pelajaran dengan baik √
5. Kesesuaian materi yang dibahas √
6. Berperan sebagai fasilitator √
7. Mengajukan pertanyaan pada siswa √
8. Memberi waktu tunggu pada siswa untuk
menjawab pertanyaan
√
9. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya √
10. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik √
11. Kejelasan menyapaikan konsep √
12. Memberi contoh konkrit dalam kehidupan
sehari-hari
√
13. Memberi motovasi dan penguatan √
14. Membimbing siswa membuat kesimpulan √
15. Mengaitkan materi dengan pelajaran √
16. Memberi tugas evaluasi pada siswa √
JUMLAH 5 2 2 5 2
Nilai Prosentasi dari hasil penilaian 16 aspek
100 31,25%
90 12,5%
80 12,5%
70 31,25%
60 12,5%
Keterangan : nilai 100 apabila dianggap bahwa cara melakukan aspek aktifitas
sagat tepat, skor 90 bila tepat, skor 80 bila agak tepat, skor 70 bila
tidak tepat, dan skor 60 bila sangat tidak tepat/tidak dilakukan.
Jika kita amati dengan seksama daripada data-data yang telah
dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya, maka dapat kita berikan
gambaran hasil aktivitas guru dan siswa beserta hasil evaluasinya di bawah
ini:
a) Sebagian kecil siswa masih ada yang ngobrol 11,1%, mengganggu
teman 5,6%, keluar masuk kelas 16,7%, melamun/mengantuk 11,1%.
b) Sikap siswa yang mau mengajukan pertanyaan kepada guru sekitar
11,1%, ketepatan menjawab pertanyaan guru 27,8%, membantu
temannya yang mendapat kesulitan 11,1%, kecepatan menumpulkan
tugas 55,6%, keberanian mengemukakan pendapat 44,4%.
c) Sebagian besar dari 16 aspek aktivitas guru yang mendapat kriteria
penilaian sangat tepat dan kriteria tepat yaitu hanya sekitar 43,7%,
diantaranya: kriteria penilaian “sangat tepat” 31,2% dalam memberi
tugas evaluasi pada siswa, memberi kesempatan siswa untuk
bertanya, memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab
pertanyaan, mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, mengajukan
pertanyaan pada siswa. Sementara kriteria penilaian “tepat” 12,5%.
Adapun aktivitas aspek guru yang perlu ditingkatkan yaitu yang
mendapat kriteria penilaian “agak tepat” sekitar 12,5%. Aktivitas
guru yang perlu diperhatikan dan harus diperbaiki ada 7 aspek
(43,7%), dimana dinilai kurang tepat ada nampak dilakukan
diantaranya: membimbing siswa membuat kesimpulan, memberi
motivasi dan penguatan, mengasai penggunaan alat dan bahan
praktik, mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang,
kejelasan menyajikan konsep, kesesuaian materi yang dibahas dengan
indicator, mengasai materi pelajaran.
d) Hasil tes evaluasi akhir penguasaan dan pemahaman siswa diuraikan
dengan pembahasan sebagai berikut:
1) Siswa tuntas belajar ada 12 (66,7%) diantaranya nilai 70-80 ada 7
siswa (38,9%) dan nilai 90-100 ada 5 siswa (27,8%).
2) Rata-rata kelas : 77,2% hal ini melebihi dari standar yang
ditetapkan 70%
3) Ketuntasan siswa : menurut perhitungan sekitar 66,7% hal ini
berarti belum mencapai nilai ketuntasan klasikal >85% sehingga
perlu ada perbaikan lagi agar hasil yang ingin dicapai dapat
terpenuhi.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan terhadap data-data yang ada, maka
perbaikan pembelajaran yang dihasilkan dari siklus I, memiliki:
Kekurangan:
1. Sikap siswa belum terkendali sepenuhnya dan perhatian siswa
cencerung tidak fokus.
2. siswa tidak dapat melihat hubungan antara topic yang satu dengan
lainnya.
3. penjelasan guru terlalu mengembang dan tidak terfokus pada pokok
permasalahan.
4. siswa tidak diarahkan untuk mengembangkan sikap, minat serta
potensi dasar siswa.
Kelebihan:
1. Hasil evaluasi belajar meningkat jika disbanding dengan
sebelumnya.
2. Ketrampilan guru mengenai efisiensi pertanyaan/Tanya jawab
sangat nampak bagus
3. Media yang digunakan juga cukup jelas dan sesuai kriteria
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Penelitian ini diawali dengan mengadakan diskusi dengan teman
sejawat menyangkut masalah pembelajaran perbaikan siklus I.
2) Peneliti bersama-sama teman sejawat mendiskusikan kemingkinan
tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang
diadapi siswa.
3) Menyusun Rencana perbaikan pembelajaran (RPP) siklus II dengan
menyesuaikan silabus kurikulum 2006, beserta menetapkan
perangkat-perangkatnya.
4) Mempersiapkan media konkrit yang dibutuhkan.
5) Membuat format-format penilaian observasi dan hasil evaluasi
akhir.
6) Mempersiankan LKS.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Adapun proses belajar mengajar melalui pendekatan matematika
realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro
mengacu kepada rencana perbaikan pembelajaran matematika kelas III
pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan, yang telah
dipersiapkan. Pada tahapan ini rancangan stategi dan skenario
pembelajaran ditetapkan.
Berikut disajikan aspek-aspek rencana (skenario) tindkan yang
dilakukan pada perbaikan Siklus II pembelajaran matematika kelas III
pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan
matematika realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro, sebelumnya pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa
dengan mengarah kepada kata-kata materi ini berguna bagi seorang kasir,
bagi pedagang dan para petugas bank. Selanjutnya pada kegiatan inti
pembelajaran :
1) Bertanya jawab tentang nilai mata uang yang ditunjukkan guru.
2) Siswa menyebutkan ciri-ciri mata uang yang nilainya.
3) Siswa menghitung nilai sekelompok mata uang yang beragam
nilainya.
4) Siswa menyebutkan nilai sekelompok mata uang yang disebutkan
guru.
5) Dengan Tanya jawab, siswa menyebutkan kesetaraan nilai mata
uang dengan berbagai satuan uang lainnya.
6) Siswa bermain tukar-menukar uang dengan model uang dari kertas.
7) Mengingat tentang kesetaraan nilai mata uang.
8) Bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di
warung.
9) Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertas.
10) Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok
barang dari hasil permainan jual beli.
11) Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran
pada permainan jual beli dengan uang lebih (utuh).
c. Tahap Pengamatan/Pengumpulan Data
Setelah guru mengadakan pembelajaran sebagaimana yang telah
direncanakan sebelumnya, selanjutnya pada siklus II guru mengadakan
hasil tes evaluasi akhir guna mengetahui seberapa jauh penguasaan dan
pemahaman siswa pada matematika kelas III pada sub pokpok bahasan
pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02.
Adapun hasil perolehan nilai siswa dapat kita ketahui dengan
mengamati dan melihat pada tabel 7:
Tabel 7
Nilai Hasil Evaluasi Siswa Kelas III
NIM Nilai
1723 100
1733 70
1738 80
1733 90
1721 60
1728 100
1729 70
1734 100
1740 90
1732 80
1731 100
1726 90
1743 90
1736 100
1727 100
1722 70
1725 90
1727 100
Jumlah skor 1580
Jumlah nilai maksimal 1800
Setelah mengamati hasil nilai diatas, kemudian memprosentasikan
hasil tersebut ke dalam sebuah tabel untuk mengetahui seberapa besar
ketuntasan individual dan klasikal siswa kelas III dalam memahami
pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung
bilangan di SDN Nganti 02 selama pembelajaran berlangsung, hal
tersebut dapat kita lihat melalui tabel di bawah ini:
Tabel 8
Presentasi Hasil Evaluasi Akhir Siswa
INTERVAL
Siklus I
Frekuensi Prosentasi
<50 0 0
50-60 1 5,6
70-80 5 27,8
90-100 12 66,7
Jumlah 18 100%
Tabel 9
Data Nilai Siswa Yang Mencapai Ketuntasan Belajar Dan Rata-Rata Skor
No Uraian Siklus I
1. Siswa yang tuntas belajar 17
2. Jumlah seluruh siswa 18
3. Rata-rata kelas 87,7%
4. Ketuntasan klasikal 94,4%
Berdasarkan pengamatan teman sejawat mengenai instrumen
aktivitas siswa Data Aktivitas Sikap Negatif Siswa dan Aktivitas Sikap
Posotif Siswa yang dpat kita amati pada tabel berikut ini:
Tabel 10
Data Aktivitas Sikap Negatif Siswa
No Komponen
Siklus I
Siswa yang nampak Prosentasi
1. Ngobrol 0 0%
2. Mengganggu teman 0 0%
3. Melamun/mengantuk 1 anak 5,6%
4. Keluar masuk kelas 1 anak 5,6%
5. Main saat belajar 0 0%
Tabel 11
Data Aktivitas Sikap Positif Siswa
No Komponen
Siklus I
Siswa yang nampak Prosentasi
1. Bertanya pada guru 4 anak 22,2%
2. Ketepatan menjawab pertanyaan guru 11 anak 61,1%
3. Membantu temannya yang mendapat
kesulitan
3 anak 16,7%
4. Kecapatan mengumpulkan tugas 13 anak 72,2%
5. Keberanian mengangkat tangan untuk
maju kedepan
12 anak 66,7%
Disini teman sejawat selaku pengamat juga mengadakan
pengamatan terhadap aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan
matematika realistik. Adapun data hasil pengamatan terhadap aktivitas
guru pada siklus II dapat kita lihat pada tabel berikut ini:
Tebel 12
INSTRUMEN PENGAMATAN TERHADAP GURU
No Aspek yang diamati
Skor
100 90 80 70 60
1. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran √
2. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu √
3. Menghubungkan materi dengan lingkungan
sehari-hari untuk memotivasi siswa
√
4. Menguasai materi pelajaran dengan baik √
5. Kesesuaian materi yang dibahas √
6. Berperan sebagai fasilitator √
7. Mengajukan pertanyaan pada siswa √
8. Memberi waktu tunggu pada siswa untuk
menjawab pertanyaan
√
9. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya √
10. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik √
11. Kejelasan menyapaikan konsep √
12. Memberi contoh konkrit dalam kehidupan
sehari-hari
√
13. Memberi motovasi dan penguatan √
14. Membimbing siswa membuat kesimpulan √
15. Mengaitkan materi dengan pelajaran √
16. Memberi tugas evaluasi pada siswa √
JUMLAH 8 5 2 1 0
Nilai Prosentasi dari hasil penilaian 16 aspek
100 50%
90 31,25%
80 12,5%
70 6,25%
60 0%
Keterangan : nilai 100 apabila dianggap bahwa cara melakukan aspek aktifitas
sagat tepat, skor 90 bila tepat, skor 80 bila agak tepat, skor 70 bila
tidak tepat, dan skor 60 bila sangat tidak tepat/tidak dilakukan.
Jika kita amati dengan seksama daripada data-data yang telah
dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya, maka dapat kita berikan
gambaran hasil aktivitas guru dan siswa beserta hasil evaluasinya di bawah
ini:
1. hanya 1 siswa ngantuk dan 1 siswa mencoba keluar masuk namun
segera guru mengawasi dan mengurnya
2. Sikap siswa yang mau mengajukan pertanyaan kepada guru sekitar
22,2%, ketepatan menjawab pertanyaan guru 61,18%, membantu
temannya yang mendapat kesulitan 16,7%, kecepatan menumpulkan
tugas 72,2%, keberanian untuk maju kedepan 66,7%.
3. Sebagian besar dari 16 aspek aktivitas guru yang mendapat kriteria
penilaian sangat tepat dan kriteria tepat yaitu hanya sekitar 81,25%.
Adapun kriteria penilaian sanga tepat 8 poin (50%), seperti memberi
tugas evaluasi pada siswa, memberi kesempatan siswa untuk bertanya,
memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan,
mengajukan pertanyaan pada siswa, berperan sebagai fasilitator,
kesesuaiman materi yang dibahas, menghubungkan dengan pelajaran
yang lalu, menguasai materi pelajaran dengan baik. Kriteria penilaian
“tepat”rata-rata 31,25%. Sementara aktivitas aspek guru yang perlu
dikembangkan yaitu yang mendapat kriteria penilaian “agak tepat”
tidak terlalu banyak sekitar 3 aspek seperti menghubungkan materi
dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa, kejelasan
menyiapkan konsep, mengaitkan materi dengan pelajaran. Dari 16
aspek penilaian aktivitas guru, hampir semuanya dilaksanakan oleh
guru dengan cukup baik pada saat pembelajaran berlangsung sehingga
pengamat tidak ada memberikan keriteria buruk.tidak dilaksanakan.
4. Hasil tes evaluasi akhir siklus II, penguasaan dan pemahaman siswa
materi pembelajaran matematika tentang hitung bilangan yang telah
dipelajari siswa kelas III di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho,
Kabupaten Bojonegoro mengalami peningkatan daripada pada proses
pembelajaran siklus I dengan pembahasan sebagai berikut:
1) Siswa tuntas belajar 17 (94,4%) siswa dari 18 siswa diantaranya
nilai 70-80 ada 5 siswa (27,7%) dan nilai 90-100 ada 12 siswa
(66,7%).
2) Rata-rata kelas : 87,8% hal ini melebihi dari standar yang
ditetapkan 70%
3) Ketuntasan siswa : menurut perhitungan sekitar 94,4% hal ini
berarti rata-rata siswa yang tuntas belajar mampu mencapai nilai
ketuntasan klasikal >85% sehingga perbaikan bisa dikatakan telah
mengalami keberhasilan yang cukup memuaskan dan lebih baik
jika dibandingkan perbaikan pembelajaran siklus I.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan terhadap data-data yang ada, maka dapat
penulis uraikan penjelasan pembelajaran yang dihasilkan dari siklus II
yaitu sebagai berikut:
Kekurangan:
1) Guru masih belum jelas dan kurang mempu mengaitkan materi.
2) Guru terlalu mengejar target sehingga ketepatan dalam
menggunakan waktu seefisien mungkin.
Kelebihan:
1) Guru sudah mulai nampak bagus dalam melaksanakan langkah-
langkah pembelajaran.
2) Siswa cukup disiplin dan memiliki antusias serius yang lebih jeli
dalam memperhatikan penjelasan guru.
3) Siswa juga lebih cermat dalam berfikir secara nyata.
B. Pembahasan Persiklus
Pada siklus I kriteria penilaian aktivitas guru yang dinilai cukup
rendah ada sekitar 7 aspek (43,75%) sementara pada siklus II hanya 1 aspek
saja (6,25%), hal ini disebabkan pada siklus I guru masih mengadakan
penyesuaian dalam menerapkan model pembelajaran yang dilaksanakan,
disamping kurangnya wawasan guru mengenai konsep materi yang ada.
Sementara dari aktivitas siswa masih ada sikap yang kurang disiplin dan pasif
selama pembelajaran siklus I, dikarenakan guru tidak peduli dan kurangnya
pengawasan dan ketegasan untuk disiplin akhirnya siswa merasa dibiarkan,
alternatif lain bisa juga dikarenakan guru yang tidak mau ambil pusing dengan
sikap siswa sehingga guru hanya terfokus pada tanggung jawab mengajar saja.
Siswa tidak diarahkan untuk menguasai pemahaman tentang materi.
Banyaknya siswa yang masih bersikap rendah dan guru yang kurang
cermat dalam hal penerapan model pembelajaran, pada akhirnya prestasi siswa
siklus I dominant cukup rendah. Pada siklus II siswa yang dianggap siap untuk
belajar dan bisa dibilang mampu memahami materi sekitar 94,4%, hal ini
menunjukkan adanya peningkatan daripada pembelajaran di siklus I hanya
sekitar 66,7%. Dalam hal ini guru disarankan oelh teman sejawat sebaiknya:
1. Pada siklus I lebih mengadakan pendekatan pada siswa sebagaimana pada
siklus II.
2. Pada siklus I lebih memperdalam lagi wawasan pengetahuan tentang
langkah-langkah perencanaan kegiatan inti agar lebih teratur.
3. Sebisa mungkin guru membantu dan membimbing siswa agar siswa
merasa diperhatikan.
4. Guru tidak meminta siswa untuk mengevaluasi informasi yang mereka
pelajari, mungkin menghalangi mereka untuk mengkritik karena siswa
cenderung menafsirkan situasi tersebut sebagai hal yang melarang adanya
kritik.
5. Guru menggunakan pendekatan terstruktur jangka panjang dalam konteks
dimana siswa secara psikologis bergantung kepada guru lebih kecil
kemungkinannya untuk bergeser dari situasu formal dibandingkan dengan
guru yang menggunakan pendekatan tak terstruktur.
6. Guru mengubah tpik yang sedang dibicarakan mungkin menghambat siswa
dalam mengungkapkan dan mengembangkan gagasan-gagasannya sendiri
karena siswa cenderung menafsirkan perubahan tersebut sebagai usaha
untuk mendapatkan kesesuaian dengan alur penalaran tertentu.
7. Pertanyaan dan pernyataan yang mengandung informasi tentang jawaban
yang diinginkan guru mungkin menghalangi siswa untuk mengembangkan
gagasan-gagasan sendiri karena mereka cenderung menafsirkan tindakan
demikian sebagai usaha menghambat atau membatasi arah pemikiran
mereka.
Meskipun demikian melalui pendekatan matematika realistik selalu
mengalami peningkatan mengenai penguasaan materi dan intelegensi siswa
kelas III dari proses pembelajaran sebelum adanya perbaikan hingga
dilaksanakannya siklus I dan siklus II.
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan observasi yang telah dilakukan pada
pembelajaran matematika sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan
siswa kelas III di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro,
penelitian ini dapat disimpulkan dengan pernyataan:
1. Pelaksanaan pembelajaran matematika kelas III sub pokok bahasan
pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho
Kabupaten Bojonegoro melalui pendekatan matematika realistik mampu
meningkatkan hasil belajar dan cara berfikir logis siswa, hal ini dapat
dibuktikan dari hasil perkembangan proses perbaikan pembelajaran yang
teah dilaksanakan melalui tahapan siklus I hingga siklus II. Banyaknya
siswa yang mau mengajukan pertanyaan pada siklus II kepada guru sekitar
26,7%, ketepatan menjawab pertanyaan guru 73,3%, membantu temannya
yang mendapat kesulitan 20%, ketepatan mengumpulkan tugas 86,7%,
besarnya keberanian mental siswa untuk maju ke depan 80%, namun
hanya sebagian siswa yang mendapat kesempatan.
2. Pendekatan matematika realistik berpengaruh positif terhadap hasil
evaluasi akhir pembelajaran matematika kelas III SDN Nganti 02, dimana
dapat kita ketahui dengan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Hal
ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I hingga siklus
II yang selalu mengalami peningkatan:
a. Pada siklus I siswa yang tuntas belajar 10 anak diantaranya nilai 70-80
ada 7 siswa (46,7%) dan nilai 100 ada 3 siswa (20%), meningkat lagi
pada siklus II siswa tuntas belajar 13 anak diantaranya nilai 70-80 ada
7 siswa (46,7%) dan nilai 90-100 ada 6 siswa (40%)
b. Ketuntasan individual pada siklus I: 75,3% hal ini melebihi dari
standar yang ditetapkan 70%. Pada siklus II ketuntasan individual lebih
meningkat sebesar 81,3%, jelas hal ini melebihi standar ketuntasan
individual yang elah ditetapkan sebelumnya yaitu 70%.
c. Ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus I sekitar 66,7%
sementara ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus II
bertambah menjadi 86,7% hal ini berarti terdapat peningkatan dari
siklus sebelumnya karena pada siklus II ini melebihi dari target
ketercapaian sebasar 85%.
B. SARAN-SARAN
1. PTK memerlukan berbagai kondisi agar dapat berlangsung dengan baik
dan melembaga. Kondisi tersebut antara lain dukungan dari semua personil
di sekolah, iklim yang terbuka yang memberikan kebebasan pada guru
untuk berinovasi, berdiskusi, berkolaborasi dan saling mempercayai
diantara personil seklah
2. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan konsep matematika yang lain
pada populasi yang berbeda dan sample yang lebih besar.
3. Penelitian perbaikan pembelajaran seperti PTK perlu kita latihkan di kelas
dan di sekolah. Hal ini penting sekali agar profesi kita sebagai guru terasah
Setiap orang diharapkan dapat berbagi visi tentang bagaimana bekerja, dan
belajar bersama.
4. Pendidikan hendaknya adil dan tidak diskriminatfi, serta peka terhadap
semua budaya dan relevan dengan kehidupan sehari-hari anak. Sehingga
pendidik, tenaga kependidikan, dan semua anak sebagai mesyarakat
sekolah menghargai berbagi ketentuan dalam kegiatan sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Albrecht, K. 1992. Daya Pikir. Semarang: Dahar Prize.
Armanto, D. 2001. Aspek Perbahan Pendidikan Dasar Matematika melalui Pendidikan
Matematika Realistik (PMR). (Kumpulan makalah pada Seminar Nasional
Sehari: Penerapan Pendidikan Matematika Realistik Pada Sekolah dan
adrasah). Medan.
Armanto, D. 2002. Teaching Multiplication an Division Realistically in Indonesian
Primary School: A prototype of Local Instructional Theory. Dissertation,
University of Twente. Enschede: Print Partners Ipskamp
Begle, E. G. 1979. Critical Variables in Mathematics Education. Whasington D.C.: The
Mathematical Association of America and NCTM
Darhim. 2004. Pengaruh Pembelajaran Matematika Kontekstual Terhadap Hasil
Belajar dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Kelas Awal Dalam Matematika.
Disertasi, tidak diterbitkan. Bandung: PPS UPI
De Lange, Jan. 1996. Assessment: No Change withoutProblems. The Netherlands:
Freudenthal Institute. Deakin University Press
Fauzan, A. 2002. Applying Realistic Mathematics Education in Theaching Geometry in
Indonesian Primary Schools. Doctoral Dissertation, University of Twente.
Enschede, The Netherlands.
Gravemeijer, K.P.E. 1994. Developing Realistic Mathematics Education.
Utrecht: CD-b Press.
Marpaung, Y. 2001. Implementasi Pendidikan Matematika Realistik di Indonesia.
(Kumpulan makalah pada semunar Nasional Sehari: Penerapan Pendidikan
Matematika Realistik Pada Sekolah dan Meadarasah). Medan
Mukhayat, T. 2004. Mengembangkan Metode Belajar yang Baik pada Anak.
Yogyakarta: FMIPA UGM.
Mullis, I.V.S., Martin, M.O., Gonzales, E.J., Gregory, K.d., Garden. R.a., O’Connnor,
K.M., Chrostowski, S.J., and Smith, T.a. (2000). TIMSS 1999: International
Mathematics Report. Boston: The International Study Centre, Boston College,
Lynch School of Education
Poedjawijatna. 1992. Logika Filsafat Berfikir. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Puskur. (2002). Kurikulum dan Hasil Belajar: Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
Matematika Sekolah Dasar dan Madarasah Ibtidaiyah. Jakarta: Balitbang
Depdiknas.
Roemberg, T.A. 1998. Prolematics Features of the School Mathematics Curriculum. In
Bishop et al. (eds.). International Handbook of Mathematics Education. Edited
Dordrecht, The Netherlands: Kluwer Academic Publisher.
Ruseffendi, H.E.T. 1988. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan
Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.
Bandung: Tarsito.
Ruseffendi, H.E.T. 2001. Evaluasi Pembudayaan Berfikir Logis Serta Bersikap Kritis
dan Kreatif Melalui Pembelajaran Matematika Realistik. Makalah
disampaikan pada Lokakarya di Yogyakarta.
Soedjadi, R. 2004. PMRI dan KBK dalam era Otonomi Pendidikan. Bulletin PMRI.
Edisi III, Kjan 2004. Bandung: KPPMT ITB Bandung.
Suharta, I.G.P. 2004. Matematika Realistik: Apa dan Bagaimana? Editorial
Jurnal Pendidikandan Kebudayaan. Edisi 38. Depdiknas Jakarta, Subandar :
2001
Swoboda, E. 2004. How to prepare prospective teachers to teach mathematics: Some
Remarks. Poland Rzeszow University
Treffers, A. dan Goffree. 1985. Rational Analysis of Realistic Mathematics Education.
The Wiskoba Program. In L.Streefland (ed.), Proceeding of the ninth
International Conference for the Psychology of Mathematics Education.
Volume 2. Utrecht: OW & OC.
Turmudi. 2004. Pengembangan Materi Ajar Matematika Realistik di Sekolah Dasar.
Makalah disampaikan pada Lokakarya Pembelajaran Matematika Realistik
Bagi Guru SD di Kota Bandung tgl. 7,13, dan 14 Agustus 2004 UPI Bandung.
Zulkardi. 2001. Realistic Mathematics Education (RME): Teori, Contoh Pembelajaran
dan Teman Belajar di Internet. Makalah yang disampaikan pada Seminar
Nasional pada tgl. 4 April 2001 di UPI Bandung: Bandung: tidak diterbitkan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SDN Nganti 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/1
Standar Kompetensi : 1. Malakukan Pengerjaan hitung bilangan sampai tiga angka
Kompetensi Dasar : 1.5. Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan
dengan uang.
Indikator : 1.5.1. Mengenal berbagai mata uang sampai dengan 5.000 rupiah
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenal berbagai mata uang sampai dengan lima ribu rupiah.
2. Siswa dapat menentukan kesetaraan nilai mata uang dengan satuan uang lainnya.
B. Materi Ajar
Pengerjaan Hitung Bilangan
C. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan
a. Apersepsi :
a.1. Cerita tentang alat tukar atau alat pembayaran
a.2. Mengingat tentang ciri-ciri dan nilai mata uang
b. Motivasi : Materi ini berguna bagi seorang kasir, bagi pedagang, dan para petugas
bank
2. Kegiatan Inti
a. Guru Menerangkan pembelajaran sesuai materi tentang Pengerjaan Hitung
Bilangan
b. Guru menyebutkan ciri-ciri mata uang dan nilainya
c. Bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung
d. Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertas
e. Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok barang dari
hasil permainan jual beli
f. Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada
permainan jual beli dengan uang lebih (utuh)
3. Penutup
a. Dengan bimbingan guru, siswa dan guru melakukan refleksi
b. Dengan bimbingan guru, siswa merangkum hasil pembelajaran
c. Memberikan tes akhir
D. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku matematika III
2. Uang buatan
3. Alat-alat tulis
E. Penilaian
1. Teknik : Kuis, tes, diskusi, praktikum, simulasi
2. Bentuk Instrumen : Lisan, tertulis, unjuk kerja
Contoh Instrumen:
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar !
1. Kamu punya uang Rp 5.000,00 dan uang kamu ingin ditukarkan kepada Andi
yang memiliki uang Rp 1.000, 00 sebanyak 7 lembar. Berapa lembarkah yang
harus diberikan Andi untuk kamu ?
2. Berapakah jumlah uang yang dimiliki teman kamu jika ia mempunyai empat
lembar uang senilai Rp 1.000, 00 dan 3 keping uang logam senilai Rp 500,00 ?
3. Bagaimanakah penulisan uang tujuh ribu sembilan ratus rupiah ?
4. Tuliskan besar nilai uang empat ribu lima ratus rupiah !
5. Apakah kegunaan uang ?
Kunci Jawaban
1. 5 lembar
2. Rp 5.500,00 / Lima ribu lima ratus rupiah
3. Rp 7.900,00
4. Rp 4.500,00
5. untuk digunakan sebagai alat tukar
Mengetahui:
Kapala SDN Nganti 02
LINARSI,S.Pd
NIP. 19560330 197512 2 002
Nganti, 28 Juli 2010
Guru Pengajar,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM. 815 373 836
RENCANA PERBAIKAN PEMBEAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Sekolah : SDN Nganti 02
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/1
Standar Kompetensi : 1. Malakukan Pengerjaan hitung bilangan sampai tiga angka
Kompetensi Dasar : 1.5. Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan
dengan uang.
Indikator : 1.5.1. Mengenal berbagai mata uang sampai dengan 5.000 rupiah
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat mengenal berbagai mata uang sampai dengan lima ribu rupiah.
2. Siswa dapat menentukan kesetaraan nilai mata uang dengan satuan uang lainnya.
B. Tujuan Perbaikan
1. Perubahan proses pembelajaran matematika yang menyenangkan harus menjadi
prioritas utama
2. Menumbuhkan penataan nalar ataupun kemampuan berfikir logis serta sikap
positif siswa yang berguna dalam mempelajari ilmu pengetahuan maupun dalam
penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
C. Materi Ajar
Pengerjaan Hitung Bilangan
F. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan
a. Apersepsi :
a.1. Cerita tentang alat tukar atau alat pembayaran
a.2. Mengingat tentang ciri-ciri dan nilai mata uang
2. Kegiatan Inti
a. Guru Menerangkan pembelajaran sesuai materi tentang Pengerjaan Hitung
Bilangan
b. Guru menyebutkan ciri-ciri mata uang dan nilainya
c. Bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung
d. Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertas
e. Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok barang dari
hasil permainan jual beli
f. Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada
permainan jual beli dengan uang lebih (utuh)
3. Penutup
a. Dengan bimbingan guru, siswa dan guru melakukan refleksi
b. Dengan bimbingan guru, siswa merangkum hasil pembelajaran
c. Memberikan tes akhir
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku matematika III
2. Uang buatan
3. Alat-alat tulis
F. Penilaian
1. Teknik : Kuis, tes, diskusi, praktikum, simulasi
2. Bentuk Instrumen : Lisan, tertulis, unjuk kerja
Contoh Instrumen:
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar !
1. Berapakah nilai mata uang ini ?
2. Dengan perbandingan nilai mata uang pada gambar
di samping, barapa keping uang logam Rp 500,00
agar bisa setara nilainya ?
3. Kamu punya uang Rp 5.000,00 dan uang kamu ingin ditukarkan kepada Andi
yang memiliki uang Rp 1.000, 00 sebanyak 7 lembar. Berapa lembarkah yang
harus diberikan Andi untuk kamu ?
4. Berapakah jumlah uang yang dimiliki teman kamu jika ia mempunyai empat
lembar uang senilai Rp 1.000, 00 dan 3 keping uang logam senilai Rp 500,00 ?
5. Bagaimanakah penulisan uang tujuh ribu sembilan ratus rupiah ?
Kunci Jawaban
1. Seribu rupiah / Rp 1.000,00
2. 4 keping logam Rp 500,00
3. 5 lembar
4. Rp 5.500,00 / Lima ribu lima ratus rupiah
5. Rp 7.900,00
Mengetahui:
Kapala SDN Nganti 02
Nganti, 11 Agustus 2010
Guru Pengajar,
LINARSI,S.Pd
NIP. 19560330 197512 2 002
DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM. 815 373 836
c. memberikan tes akhir
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Buku matematika III
2. Uang buatan
3. Alat-alat tulis
F. Penilaian
1. Teknik : Kuis, tes, diskusi, praktikum, simulasi
2. Bentuk Instrumen : Lisan, tertulis, unjuk kerja
Contoh Instrumen:
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar !
1. Berapakah nilai mata uang ini ?
2. Dengan perbandingan nilai mata uang pada gambar
di samping, barapa keping uang logam Rp 500,00
agar bisa setara nilainya ?
3. Kamu punya uang Rp 5.000,00 dan uang kamu ingin ditukarkan kepada Andi
yang memiliki uang Rp 1.000, 00 sebanyak 7 lembar. Berapa lembarkah yang
harus diberikan Andi untuk kamu ?
4. Berapakah jumlah uang yang dimiliki teman kamu jika ia mempunyai empat
lembar uang senilai Rp 1.000, 00 dan 3 keping uang logam senilai Rp 500,00 ?
5. Bagaimanakah penulisan uang tujuh ribu sembilan ratus rupiah ?
Kunci Jawaban
1. Seribu rupiah / Rp 1.000,00
2. 4 keping logam Rp 500,00
3. 5 lembar
4. Rp 5.500,00 / Lima ribu lima ratus rupiah
5. Rp 7.900,00
Mengetahui:
Kapala SDN Nganti 02
LINARSI,S.Pd
NIP. 19560330 197512 2 002
Nganti, 18 Agustus 2010
Guru Pengajar,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM. 815 373 836
LAPORAN KEMAJUAN PEMBIMBINGAN PKP
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
I. Nama Mahasiswa : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
II. NIM : 815 373 836
III. Nama Pembimbing : Drs. D.M. RAIBUDI,M.S
IV. Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Cara Berpikir
Logis Siswa Kelas III Terhadap Matematika Sub Pokok
Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan
Matematika Realistik Di SDN Nganti 02 Kecamatan
Ngraho Kabupaten Bojonegoro
V. Rincian Kegiatan Yang Sudah Dilakukan
A. Tahap Perencanaan (Planning).
1. Penelitian ini diawali dengan mengadakan diskusi dengan teman sejawat mengenai
masalah pembelajaran yang telah lalu.
2. Peneliti bersama-sama teman sejawat mendiskusikan kemungkinan tindakan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah matematika pada sub pokok bahasan
pengerjaan hitung bilangan.
3. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus I dengan menyesuaikan
silabus kurikulum 2006, beserta menetapkan perangkat-perangkatnya.
4. RPP yang telah dibuat beserta perangkat pembelajarannya.
5. Menyusun LKS masalh matematika
B. Tahap Melakukan Tindakan (Action)
1. Bertanya jawab tentang nilai mata uang yang ditunjukkan guru
2. Siswa menyebutkan ciri-ciri mata uang yang nilainya.
3. Siswa menghitung nilai sekelompok mata uang yang beragam nilainya.
4. Siswa menyebutkan nilai sekelompok mata uang yang disebutkan guru
5. Dengan Tanya jawab, siswa menyebutkan kesetaraan nilai mata uang dengan
berbagai satuan uang lainnya.
6. Siswa bermain tukar menukar uang dengan model uang dari kertas.
7. bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung.
8. Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada permainan
jual beli dengan uang lebih (utuh).
C. Data Lapangan
1. Data Aktifitas Guru
2. Data Aktifitas Sikap Positif Siswa dan Data Aktifitas Sikat Negatif Siswa
3. Nilai Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas III SDN Nganti 02
D. Rencana kegiatan selanjutnya
Melanjutkan perbaikan ke siklus ke-dua
VI. Kendala yang dihadapi
1. Sikap siswa belum terkendali sepenuhnya dan perhatian siswa cenderung tidak fokus.
2. Siswa tidak dapat melihat hubungan antara topic yang satu dengan yang lainnya.
3. Penjelasan guru terlalu mengembang dan tidak terfokus pada pokok permasalahan.
4. Siswa tidak diarahkan untuk mengembangkan sikap, minat serta potensi dasar siswa.
Mengetahui:
Supervisor,
Drs. D.M. RAIBUDI,M.S
NIP. 19590419 198503 1 002
Surabaya, 03 Oktober 2010
Peneliti,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM. 815 373 836
LAPORAN KEMAJUAN PEMBIMBINGAN PKP
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
I. Nama Mahasiswa : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
II. NIM : 815 373 836
III. Nama Pembimbing : Drs. D.M. RAIBUDI,M.S
IV. Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Cara Berpikir
Logis Siswa Kelas III Terhadap Matematika Sub Pokok
Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan
Matematika Realistik Di SDN Nganti 02 Kecamatan
Ngraho Kabupaten Bojonegoro
V. Rincian Kegiatan Yang Sudah Dilakukan
A. Tahap Perencanaan (Planning).
1. Penelitian ini diawali dengan mengadakan diskusi dengan teman sejawat
mengenai masalah pembelajaran perbaikan siklus I.
2. Peneliti bersama-sama teman sejawat mendiskusikan kemungkinan tindakan yang
dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa.
3. Menyusun rencana perbaikan Siklus II pembelajaran dengan menyesuaikan
silabus kurikulum 2006, beserta menetapkan perangkat-perangkatnya.
4. Mempersiapkan media konkrit yang dibutuhkan.
5. Membuat format-format penilaian observasi dan nilai evaliasi akhir.
6. Mempersiapkan LKS
B. Tahap Melakukan Tindakan (Action)
1. Bertanya jawab tentang nilai mata uang yang ditunjukkan guru
2. Siswa menyebutkan ciri-ciri mata uang yang nilainya.
3. Siswa menghitung dan menyebutkan nilai mata uang yang beragam nilainya.
4. Dengan Tanya jawab, siswa menyebutkan kesetaraan nilai mata uang dengan
berbagai satuan uang lainnya.
5. Siswa bermain tukar menukar uang dengan model uang dari kertas.
6. Mengingat tentang kesetaraan nilai mata uang.
7. bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung.
8. Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertas.
9. Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok barang.
10. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
C. Data Lapangan
1. Data Aktifitas Guru
2. Data Aktifitas Sikap Positif Siswa dan Data Aktifitas Sikat Negatif Siswa
3. Nilai Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas III SDN Nganti 02
D. Rencana kegiatan selanjutnya
Penelitian ada kemajuan maka tindakan perbaikan selesai.
VI. Kendala yang dihadapi
1. Guru masih belum jelas dan kurang mempu mengaitkan materi.
2. Guru terlalu mengejar target sehingga terlupakan ketepatan dalam menggunakan
waktu seefesien mungkin.
Mengetahui:
Supervisor,
Drs. D.M. RAIBUDI,M.S
NIP. 19590419 198503 1 002
Bojonegoro, 18 Agustus 2010
Peneliti,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM. 815 373 836
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA
SUMBER PEMBELAJARAN IPS KELAS III PADA MATERI
MELESTARIKAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DI SDN
NGANTI 02 KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
( Diajukan untuk memenuhi salah satu Mata kuliah pemantapan
Kemampuan Profesional Program Studi S-1 PGSD)
OLEH :
DWI MUNTIHARA, A.Ma.Pd.
NIM. 815 373 836
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIT PROGRAM JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA
POKJAR S-1 PGSD KABUPATEN BOJONEGORO
2010
LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL
PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA SUMBER
PEMBELAJARAN IPS KELAS III PADA MATERI MELESTARIKAN
LINGKUNGAN ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI
DAN MINAT BELAJAR SISWA DI SDN NGANTI 02 KECAMATAN
NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO
Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM : 815 373 836
Program Studi : S-1 PGSD UPBJJ-UT SURABAYA
POKJAR BOJONEGORO
Tempat mengajar : Desa Nganti Kecamatan Ngraho
KabupatenBojonegoro
Jumlah pembelajaran : 2 siklus
Tempat dan tanggal pembelajaran : SDN Nganti 02 Siklus I : 12 Agustus 2010
Siklus II : 19 Agustus 2010
Menyetujui,
Supervisor,
Drs. D.M. RAIBUDI,M.S
NIP. 19590419 198503 1 002
Bojonegoro, 03 Oktober 2010
Mahasiswa
DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM. 815 373 836
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur dan merupakan suatu berkah yang
layaknya penulis syukuri, karena dengan kudrat dan iradat-Nya, taufiq dan
hidayah-Nya, akhirnya penulis menyelesaikan tugas laporan Pemantapan
Kemampuan Profesional. Dalam penyusunan laporan ini hingga
menyelesaikannya, penulis banyak sekali menerima bantuan dan arahan dari
berbagai pihak, secara khusus penulis menyatakan terima kasih kepada:
1. Prof.Dr.Kisyani Laksono,M.Hum, selaku Rektor Universitas Terbuka (UPBJJ)
Surabaya.
2. Drs. Adi Suprapto, M.Pd, selaku Koordinator Layanan Belajar Universitas
Terbuka (UPBJJ) Surabaya.
3. Dra. Barokah, M.Pd, selaku coordinator Pokjar Bojonegoro.
4. H. M.Kuzaini, S.Pd.MM, selaku pengelola Universitas Terbuka Pokjar
Bojonegoro.
5. Drs. D.M. RAIBUDI,M.S, selaku dosen pembimbing.
6. Linarsi, S.Pd, selaku Kepala SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro.
7. Sadidik, S.Pd.I, selaku teman sejawat.
8. Seluruh Dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis hingga
menyelesaikan studi di Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya.
Dan akhirnya semua kritik dan saran demi perbaikan penyempurnaan
laporan ini sangan peneliti harapkan.
Surabaya, 03 Oktober 2010
Peneliti,
DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
NIM. 815 373 836
ABSTRAK
DWI MUNTIHARA, 2009. “Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai
Media Sumber Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan
Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di SDN
Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro”.
PTK Unit Program Belajar Jarak Jauh
Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya 2010
Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan
pendidikan menengah adalah untuk menyiapkan agar sanggup menghadapi
perubahan keadaan di dalam kehidupan di dunia yang selalu berkembang melalui
latihan bertindak atas dasar pemikiran pemikiran secara logis, rasional, kritis,
cermat, jujur, efisien,dan efektif (Puskur, 2002).
Pendekatan matematika realistik berpengaruh positif terhadap hasil
evaluasi akhir pembelajaran matematika kelas III di SDN Nganti 02, dimana dapat
kita ketahui dengan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat
dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I hingga siklus II yang selalu
mengalami peningkatan: Pada siklus I siswa yang tuntas belajar ada 10 anak
diantaranya nilai 70-80 ada 7 siswa (46,7%) dan nilai 90-100 ada 3 siswa (20%).
Meningkat lagi pada siklus II siswa tuntas belajar 13 anak diantaranya nilai 70-80
ada 7 siswa (46,7%) dan nilai 90-100 ada 6 siswa (40%). Ketuntasan individual
pada siklus I: 75,3% hal ini melebihi dari standar yang ditetapkan 70%. Pada
siklus II ketuntatsan individual yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 70%
Ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus I sekitar: 66,7%
sementara ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus II bertambah mejadi
86,7% hal ini berarti terhadap penigkatan dari siklus sebelumnya karena pada
siklus II ini melebihi target ketercapaian sebesar 85%.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iii
ABSTRAK.......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka Berkaitan dengan Masalah Penelitian.................. 5
B. Kajian Pustaka Berkaitan dengan Tindakan Perbaikan................ 10
C. Tinjauan hasil-hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan
Masalah dan Tinjauan Perbaikan.................................................. 11
D. Kerangka berfikir tentang tindakan perbaikan yang dilakukan.... 12
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Jenis dan Subyek Penelitian.......................................................... 14
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian.................................. 14
C. Prosedur Penelitian....................................................................... 14
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Persiklus............................................................. 19
B. Pembahasan.................................................................................. 28
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 30
B. Saran-saran................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan disengaja dirancangkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses
pembelajaran di sekolah.
Guru memiliki peranan kepemimpinan yang hakiki dalah hubungannya
dengan produktifitas belajar. Ia memiliki tanggung jawab dalam menciptakan
kondisi yang serentak memenuhi kebutuhan siswa dan kebutuhan tugas.
Seorang pelajar jarang menyadari mengapa dia merasa laluasa dan dapat
mengoptimalkan kemampuannya, tetapi ia memberi reaksi secara sadar
terhadap “suasana yang menciptakan oleh gaya mengelola yang nerupakan
lambing sikap mendukung” (Gellerman: 1963). Adapun bentuk pemberian
motivasi belajar kepada siswa yaitu guru-guru mengadopsi strategi
“pengayaan tugas”. Pengayaan tugas mengandung arti bahwa guru
mempunyai tanggung jawab yang jelas untuk merancang tugas-tugas belajar
sedemikian rupa, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk mendapat
pengalaman dan suatu perasaan pencapaian pribadi, penghargaan, tanggung
jawab, otonomi, kemajuan dan pertumbuhan.
Guru memberikan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya
pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan
mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru” menyangkut kualitas
keprofesionalannya dalam satu manajemen pendidikan yang professional.
Cara belajar siswa yang berbeda-beda, memerlukan cara pendekatan
pembelajaran yang berbeda. Guru harus mempergunakan berbagai pendekatan
agar anak tidak cepat bosan.
Fakta nyata, seperti yang pernah dialami ketika diadakannya
pembelajaran materi IPS Kelas III pada materi Melestarikan Lingkungan
Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Siswa di SDN
Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonego tanggal 30 Juli 2010,
siswa nampak kurang mendengarkan penjelasan guru dikarenakan mereka
tidak paham pada materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar sehingga
tidak bisa memberikan tanggapan, medianya hanya meliputi papan tulis dan
kapur tulis, diamping itu penjelasan guru terlalu abstrak dan kurang menarik
minat siswa kelas III, serta kurangnya persiapan/motivasi belajar siswa
sehingga hasil belajar rendah.
Hanya 10 siswa (55,6%) yang siap untuk belajar yaitu 22,2% yang
menguasai materi dengan memperoleh nilai 90-100 dan 33,3% hamper
mengenal pemahaman konsep materi yang bersifat teoritis dengan
memperoleh nilai 70-80, sementara 8 orang siswa (44,4%) siswa kesulitan
dalam menunjukkan implementasi konsep teoritis dalam pembelajaran IPS
kelas III materi tentang Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar.
Kesenjangan tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa factor, antara
lain :
1. Dari sudut pandadang siswa
a. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi IPS yang
bersifat teoritis.
b. Kurangnya kemampuan siswa merumuskan contoh-contoh
implementasi konsep IPS.
c. Kurangnya persiapan/motivasi dan minat belajar siswa sehingga hasil
belajar rendah.
2. Dari sudut pandang guru
a. Belum optimalnya usaha yang dilakukan guru untuk membantu
kesulitan belajar siswa.
b. Kurang kondusifnya metode mengajar yang digunakan guru untuk
memotifasi dan merangsang minat belajar siswa.
Jika permasalahan tersebut diatas tidak segera dipecahkan akan
memerikan dampak negative terhadap kelancaran proses pembelajaran di
kelas, seperti:
1. Kesulitan dalam menghidupkan suasana baru dalam belajar, karena
kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
2. Kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
3. Prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS kurang memuaskan.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi pembelajaran
diatas yakni dengan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran yang menarik,
menyenangkan dan menggairahkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif,
produktif dan konstruktif dalam membangun pengetauannya seiring dengan
paradigma kontruktivistik. Alternatfi tindakan yang dilakukan adalah :
memanfaatkan lingkungan sekolah di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho
Kabupaten Bojonegoro sebagai media sumber pembelajaran IPS Kelas III
Materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar.
Berdasarkan alternatif tindakan di atas, maka penulis sepakat untuk
mengadakan penelitian dengan judul : Pemanfaatan Lingkungan Sekolah
Sebagai Media Sumber Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi
Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan
Minat Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukanan, maka
permasalahan yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimanakan Gambaran Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai
Media Sumber Pembelajaran IPS kelas III Pada Materi Melestarikan
Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat
Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro?
2. Bagaimanakan Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai
Media Sumber Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan
Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat
Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten
Bojonegoro?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka ditetapkanlah tujuan
penelitian, yaitu:
1. Mengetahui Gambaran Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Media
Sumber Pembelajaran IPS kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan
Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di
SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro?
2. mengetahui Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Media
Sumber Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan
Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di
SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa
a. Siswa didorong aktif secara fisik, mental, dan emosi dalam belajar.
b. Potensi diri siswa lebih meningkat, sehingga pembelajaran lebih
bermakna, menyenangkan, dan mempunyai daya tarik.
2. Bagi Guru
a. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan
pengajaran.
b. Peluang emas untuk memperkuat gugus dan kelompok kerja guru
(KKG), dimana antar guru saling belajar.
c. Memberikan informasi kepada guru mengenai kesiapan dan daya kritis
serta keberhasilan siswa dalam belajar.
3. Bagi Sekolahan
a. Memberikan informasi tentang profil guru dan siswa dalam belajar.
b. Memberikan informasi tentang kemampuan guru dalam
memvariasikan bentuk pelayanan kepada siswa dalam belajar.
c. Memperoleh metode pembelajaran yang memiliki keberpihakan
kepada siswa lebih dominant disbanding metode belajar yang lain.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
a. Kajian pustaka berkaitan dengan masalah penelitian
1. Pengelolaan program belajar mengajar
Kemampuan mengelola program belajar mengajar mencakup
kemampuan merumuskan tujuan instruksional, kemampuan mengenal dan
menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun
prosedur instruksional yang tepat, kemampuan melaksanakan program
belajar mengajar, kemampuan mengenal potensi siswa, serta kemampuan
merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial.
Hasibuan,J.J (1988): kemampuan mengelola program belajar
mengajar dapat dilakukan dengan cara berikut ini:
1. Merumuskan tujuan instruksional dengan cara:
1. Mengkaji kurikulum bidang studi
2. Mempelajari cirri-ciri rumusan instruksional
3. Mempelajari tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan
4. merumuskan tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan.
2. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar dengan cara:
1. Mempelajari macam-macam metode mengajar
2. Menggunakan macam-macam metode mengajar
3. Memilih dan menyusun prosedur instuksional yang tepat dengan cara:
1. Mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar
2. Menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar
3. Merencanakan program pembelajaran, serta
4. Menyusun satuan pelajaran.
4. Melaksanakan program belajar mengajar dengan cara:
1. Mempelajari fungsi dan peran guru dalam proses belajar mengajar
2. Menggunakan alat Bantu belajar mengajar
3. Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
4. Memonitor proses belajar peserta didik
5. Menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi kelas
Adapun salah satu penyebab berkurangnya minat anak terhadap belajar di
sekolah diantaranya dikarenakan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut:
a. Pengalaman anak pada masa awal, pengalaman anak semasa di taman-taman
juga dapat mempengaruhi penyesuaian diri dan kesiapan anak untuk memasuki
dunia sekolah.
b. Pengaruh orang tua dan kakak/saudara, jika orang tua yang tidak terlalu
mendorong anak untuk belajar mempersiapkan ujian/ulangan maka anak
cenderung ingin mencari keramaian yang mengasikkan sehingga lupa akan
tugas belajar.
c. Sikap teman sebaya, anak yang akan menerima dan memilih minat dan nilai-
nilai yang dianut oleh kelompoknya.
d. Prestasi baik, kegagalan akademik akan menurunkan “diri” setiap anak dan hal
ini akan menimbilkan rasa ketidaksukaan terhadap situasi yang menyebabkan
kegagalan terjadi.
e. Sikap terhadap tugas, semakin tinggi sekolah yang diduduki anak dalam
bangku sekolahnya biasanya semakin banyak tugas yang harus dihadapinya, ini
memerlukan usaha anak yang semakin besar sehingga tidak jarang anak yang
tidak suka akan pelajaran di sekolah.
f. Hubungan guru dengan siswa, besarnya minat anak pada sekolahan juga
tergantung pada bagaimana sikap guru pada anak. Jika orang tua dan
saudaranya memberikan pengertian atau pemahaman yang salah tentang guru,
maka hal ini akan membuat anak menimbulkan prasangka buruk terhadap guru
sehingga akan timbul rasa benci dalam diri anak dan tidak suka jika guru
tersebut mengajarnya.
g. Suasana emosional di sekolah, disiplin dan sikap guru yang terlalu berlebihan
akan mempengaruhi minat siswa untuk belajar disekolah. Diharapkan guru dan
siswanya memiliki hubungan yang baik dan menerapkan disiplin hendaknya
bersifat otritatif akan membangkitkan sikap positif pada diri anak, bukan
dengan sikap guru atau sistem disiplin yang otoriter.
Jika anak berminat pada kegiatan akademik maupunekstrakurikuler yang
berkaitan dengan sekolah maka anak anak senang meluangkan waktu pada
kegiatan-kegiatan sekolah. Disam[ing itu, hubungan sosial yang baik dengan guru
maupun teman, menjadikan anak sebagai warga Negara sekolah yang baik dan
berusaha untuk menaati aturan sekolah. Oleh karena itu sikap yang
menyenangkan ini disukai guru maupun teman-temannya.
Perkembangan minat memiliki karateriktik- karateriktik tertentu sebagai
berikut:
1. Minat berkembang sejalan dengan perkembanagn fisik dan mental.
2. Minat sangat bergantung pada kesiapan belajar.
3. Minat sangat bergantung pada kesempatan untuk belajar.
4. Perkembangan minat yang terbatas.
5. Minat dipengaruhi oleh suasana hati.
6. Minat dipengaruhi oleh budaya.
7. Minat bersifat egosentri.
Menurut Hurlock (1989) ada empat cara minat mempengaruhi
perkembangan anak, yaitu :
1. Minat dapat mempengaruhi dan intensitas aspirasi
2. Minat dapat sebagai pendorong
3. Minat berpengaruh pada prestasi.
Minat yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat
selamanya.
2. Evaluasi proses pembelajaran
Davies mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses untuk
memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan,
unjuk kerja, proses, orang, maupun objek (Davies, 1981:3). Menurur Wand dan
Brown, evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Pengertian evaluasi lebih dipertegas legi dengan batasan sebagai proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
kriteria tertentu (Sudjana, 1990:3). Dengan berdasarkan batasan-batasan tersebut,
dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses
sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk
kerja, proses, orang, maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu.
Evaluasi mencakup sejumlah teknik yang tidak bisa diabaikan oleh seorang
guru maupun dosen. Evaluasi bukanlah sekumpulan teknik semata-mata, tetapi
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut
Contoh ptk ut

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)
Srinah Yanti
 
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
Aini Sahriza
 
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidupLaporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Operator Warnet Vast Raha
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
IrmadaBoheaIR
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Jerry Makawimbang
 

Mais procurados (20)

Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil BelajarModul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Modul 2. Pengembangan Tes Hasil Belajar
 
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruFormat APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) Terbaru
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
 
PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)PTK modul 3 (merancang PTK)
PTK modul 3 (merancang PTK)
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
 
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
 
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
Pkp meningkatan hasil belajar matematika pada materi pokok menghitung kelilin...
 
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidupLaporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
Laporan praktikum ipa 1. ciri ciri makhluk hidup
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah dan Masalah Terpilih yang akan diselesaikan...
 
MODUL 3 _ PENGORGANISASIAN KELAS _ PKR.pdf
MODUL 3 _ PENGORGANISASIAN KELAS _ PKR.pdfMODUL 3 _ PENGORGANISASIAN KELAS _ PKR.pdf
MODUL 3 _ PENGORGANISASIAN KELAS _ PKR.pdf
 
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatifModul 3. pengembangan asesmen alternatif
Modul 3. pengembangan asesmen alternatif
 
Kasus pembelajaran tap
Kasus pembelajaran tapKasus pembelajaran tap
Kasus pembelajaran tap
 
Unggah pkp lia herniza 856959539
Unggah pkp lia herniza 856959539Unggah pkp lia herniza 856959539
Unggah pkp lia herniza 856959539
 
Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...
Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...
Contoh Laporan PKP UT PGSD Matematika dan Bahasa Indonesia - Trapesium - Pema...
 
Contoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerjaContoh penilaian unjuk kerja
Contoh penilaian unjuk kerja
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
 
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdfLK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
LK 2.3 Rencana Aksi (1).pdf
 
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
pembelajaran ipa di SD modul 5 dan 6
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 BAB 4 KURIKULUM MERDEKA.docx
 
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 

Semelhante a Contoh ptk ut

Contoh laporan hasil observasi
Contoh laporan hasil observasiContoh laporan hasil observasi
Contoh laporan hasil observasi
ilma yuni
 
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluLaporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Yohanes Sangkang
 
Pernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisanPernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisan
nasrun gayo
 
PPT PTK.pptx
PPT PTK.pptxPPT PTK.pptx
PPT PTK.pptx
Rhaja1
 
power point fix 2021 Marni.ppt
power point fix 2021 Marni.pptpower point fix 2021 Marni.ppt
power point fix 2021 Marni.ppt
SDGBTV
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposal
mumukholisah
 
LAPORAN PTK RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
LAPORAN PTK  RITA PERMATASARI B 857507556.pdfLAPORAN PTK  RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
LAPORAN PTK RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
SandilahJatnika
 

Semelhante a Contoh ptk ut (20)

Notula ptk
Notula ptkNotula ptk
Notula ptk
 
Pkmm jarimatika-new
Pkmm jarimatika-newPkmm jarimatika-new
Pkmm jarimatika-new
 
Contoh laporan hasil observasi
Contoh laporan hasil observasiContoh laporan hasil observasi
Contoh laporan hasil observasi
 
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Model Role Playing Melalui
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Model Role Playing MelaluiMeningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Model Role Playing Melalui
Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Model Role Playing Melalui
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
4 lampiran
4 lampiran4 lampiran
4 lampiran
 
Ptk ru
Ptk ruPtk ru
Ptk ru
 
137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2
 
137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2137163469 pkp-pgsd-2
137163469 pkp-pgsd-2
 
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkuluLaporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
Laporan magang ii di sd 03 kota bengkulu
 
Contoh osn guru 2013
Contoh osn guru 2013Contoh osn guru 2013
Contoh osn guru 2013
 
Pernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisanPernyataan keaslian tulisan
Pernyataan keaslian tulisan
 
PROPOSAL AYU 2021.ppt
PROPOSAL AYU 2021.pptPROPOSAL AYU 2021.ppt
PROPOSAL AYU 2021.ppt
 
Lap Akhir PKP Ani.L.pdf
Lap Akhir PKP Ani.L.pdfLap Akhir PKP Ani.L.pdf
Lap Akhir PKP Ani.L.pdf
 
PPT PTK.pptx
PPT PTK.pptxPPT PTK.pptx
PPT PTK.pptx
 
power point fix 2021 Marni.ppt
power point fix 2021 Marni.pptpower point fix 2021 Marni.ppt
power point fix 2021 Marni.ppt
 
2019 kontrak statistik pendidikan i (ing)
2019 kontrak statistik pendidikan i (ing)2019 kontrak statistik pendidikan i (ing)
2019 kontrak statistik pendidikan i (ing)
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposal
 
Proposal hibah matakuliah e learning
Proposal hibah matakuliah e learningProposal hibah matakuliah e learning
Proposal hibah matakuliah e learning
 
LAPORAN PTK RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
LAPORAN PTK  RITA PERMATASARI B 857507556.pdfLAPORAN PTK  RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
LAPORAN PTK RITA PERMATASARI B 857507556.pdf
 

Último

Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya Cytotec Asli Di Surabaya
 
05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi
05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi
05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi
crewsali88
 
Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
miftamifta7899
 
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
b54037163
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
syafiraw266
 
Hub. 0813 3350 0792, Toko Pusat Distributor Mainan Mandi Bola Anak Bola Plast...
Hub. 0813 3350 0792, Toko Pusat Distributor Mainan Mandi Bola Anak Bola Plast...Hub. 0813 3350 0792, Toko Pusat Distributor Mainan Mandi Bola Anak Bola Plast...
Hub. 0813 3350 0792, Toko Pusat Distributor Mainan Mandi Bola Anak Bola Plast...
syafiraw266
 

Último (20)

analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
analisa kelayakan bisnis aspek keuangan.
 
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Ada Deposit Via I-Saku Bonus New Mem...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Ada Deposit Via I-Saku Bonus New Mem...UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Ada Deposit Via I-Saku Bonus New Mem...
UNIKBET : Link Slot Gacor Pragmatic Play Ada Deposit Via I-Saku Bonus New Mem...
 
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman""Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
"Bawal99: Menikmati Sensasi Taruhan Olahraga Online dengan Aman dan Nyaman"
 
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docxLAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
LAPORAN HASIL OBSERVASI ENGLISH COURSE (1).docx
 
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael RadaAPAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
APAKAH LOGISTIK SIAP UNTUK PERTUMBUHAN? Michael Rada
 
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
6. CONTAINER (MATKUL CARGO HANDLING) .ppt
 
materi sertitikasi halal reguler dan self declare
materi sertitikasi halal reguler dan self declaremateri sertitikasi halal reguler dan self declare
materi sertitikasi halal reguler dan self declare
 
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di SurabayaObat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
 
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOTSTRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
STRATEGI BERSAING MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT
 
Pengolahan Air Umpan Boiler untuk pabrik kelapa sawit
Pengolahan Air Umpan Boiler untuk pabrik kelapa sawitPengolahan Air Umpan Boiler untuk pabrik kelapa sawit
Pengolahan Air Umpan Boiler untuk pabrik kelapa sawit
 
05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi
05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi
05. Efek Pajak investasi inflasi dan konsumsi
 
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot BesarBAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
BAMBUHOKI88 Situs Game Gacor Menggunakan Doku Mudah Jackpot Besar
 
Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec OriginalJual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
Jual Obat Cytotec Di Depok #082122229359 Apotik Jual Cytotec Original
 
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
@#*MPT Kit*^^ In Doha Qatar*^^+27737758557^ ??₵*^Sell original abortion medic...
 
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
Hub. 0821 4281 1002, Rekomendasi Restoran Rumah Makan Kulineran Warung Depot ...
 
Hub. 0813 3350 0792, Toko Pusat Distributor Mainan Mandi Bola Anak Bola Plast...
Hub. 0813 3350 0792, Toko Pusat Distributor Mainan Mandi Bola Anak Bola Plast...Hub. 0813 3350 0792, Toko Pusat Distributor Mainan Mandi Bola Anak Bola Plast...
Hub. 0813 3350 0792, Toko Pusat Distributor Mainan Mandi Bola Anak Bola Plast...
 
PRTOTO SITUS TERPERCAYA DENGAN TINGKAT KEMENANGAN TINGGI
PRTOTO SITUS TERPERCAYA DENGAN TINGKAT KEMENANGAN TINGGIPRTOTO SITUS TERPERCAYA DENGAN TINGKAT KEMENANGAN TINGGI
PRTOTO SITUS TERPERCAYA DENGAN TINGKAT KEMENANGAN TINGGI
 
PEMAPARAN HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN
PEMAPARAN HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKANPEMAPARAN HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN
PEMAPARAN HARMONISASI PERATURAN PERPAJAKAN
 
Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu 7 pe,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) N...
Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu 7 pe,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) N...Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu 7 pe,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) N...
Distribtor,Pengrajin,Jual,grosir sepatu 7 pe,WA ,0812-9838-0434 (telkomsel) N...
 
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
UNIKBET : Bandar Slot Gacor Pragmatic Play Deposit Pakai Bank Mega Bonus Berl...
 

Contoh ptk ut

  • 1. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SD CEPU 10 KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE – A MATCH SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT PADA SISWA KELAS IV SD CEPU 10 KECAMATAN CEPU KABUPATEN BLORA PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK ) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Universitas Terbuka UPBJJ Semarang Disusun Oleh : IKA IRAWATI NIM.819597994 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA
  • 3. SURAT PERNYATAAN Yang bertandatangan di bawah ini, saya : Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd Tempat tanggal lahir : Bojonegoro, 10 Maret 1985 NIM : 815 373 836 Program Studi : S-1 PGSD Alamat : Desa Nganti Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa : 1. Laporan PKP yang diserahkan ke UPBJJ_UT Surabaya untuk dinilai ini adalah benar-benar pekerjaan saya sendiri (bukan hasil jiplakan baik sebagian maupun seluruhnya, dan atau dibuatkan oleh orang lain) 2. Apabila pada kemudian hari terbukti bahwa laporan PKP ini hasil jiplakan, sebagaimana yang tersebut pada nomor (1), saya bersedia menerima sanksi pembatalan kelulusan saya. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Supervisor Drs. D.M. RAIBUDI,M.S NIP. 19590419 198503 1 002 Surabaya, 03 Oktober 2010 Yang menyatakan DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd NIM. 815 373 836 iii
  • 4. LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN CARA BERPIKIR LOGIS SISWA KELAS III TERHADAP MATEMATIKA SUB POKOK BAHASAN PENGERJAAN HITUNG BILANGAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN NGANTI 02 KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO DAN PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA SUMBER PEMBELAJARAN IPS KELAS III PADA MATERI MELESTARIKAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DI SDN NGANTI 02 KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd NIM : 815 373 836 Program Studi : S-1 PGSD UPBJJ-UT SURABAYA POKJAR BOJONEGORO Tempat mengajar : Desa Nganti Kecamatan Ngraho KabupatenBojonegoro Jumlah pembelajaran : 2 siklus Tempat dan tanggal pembelajaran : Matematika SDN Nganti 02 Siklus I : 11 Agustus 2010 Siklus II : 18 Agustus 2010 IPS SDN Nganti 02 Siklus I : 12 Agustus 2010 Siklus II : 19 Agustus 2010 Masalah yang menjadi fokus penelitian : Matematika: Matematika dianggap siswa sebagai suatu mata pelajaran yang sangat membosankan, menyeramkan, bahkan menakutkan. Banyak siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang berusaha menghindari mata pelajaran Matematika. IPS: Kesulitan dalam menghidupkan suasana baru dalam belajar IPS siswa dan prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS kurang memuaskan. Menyetujui, Supervisor, Drs. D.M. RAIBUDI,M.S Surabaya, 03 Oktober 2010 Mahasiswa DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd
  • 5. NIP. 19590419 198503 1 002 NIM. 815 373 836 i ii
  • 6. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN CARA BERPIKIR LOGIS SISWA KELAS III TERHADAP MATEMATIKA SUB POKOK BAHASAN PENGERJAAN HITUNG BILANGAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN NGANTI 02 KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO ( Diajukan untuk memenuhi salah satu Mata kuliah pemantapan Kemampuan Profesional Program Studi S-1 PGSD) OLEH : DWI MUNTIHARA, A.Ma.Pd. NIM. 815 373 836 UNIVERSITAS TERBUKA UNIT PROGRAM JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA POKJAR S-1 PGSD KABUPATEN BOJONEGORO 2010 i
  • 7. LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL UPAYA MENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN CARA BERPIKIR LOGIS SISWA KELAS III TERHADAP MATEMATIKA SUB POKOK BAHASAN PENGERJAAN HITUNG BILANGAN MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN NGANTI 02 KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd NIM : 815 373 836 Program Studi : S-1 PGSD UPBJJ-UT SURABAYA POKJAR BOJONEGORO Tempat mengajar : Desa Nganti Kecamatan Ngraho KabupatenBojonegoro Jumlah pembelajaran : 2 siklus Tempat dan tanggal pembelajaran : SDN Nganti 02 Siklus I : 11 Agustus 2010 Siklus II : 18 Agustus 2010 Menyetujui, Supervisor, Drs. D.M. RAIBUDI,M.S NIP. 19590419 198503 1 002 Bojonegoro, 03 Oktober 2010 Mahasiswa DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd NIM. 815 373 836 ii
  • 8. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkn puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, akhirnya penulis menyelesaikan tugas laporan Pemantapan Kemampuan Profesional dengan judul “Upaya Meningkatan Hasil Belajar Dan Cara Berpikir Logis Siswa Kelas III Terhadap Matematika Sub Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan Matematika Realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro”. Dalam penyusunan laporan ini hingga menyelesaikannya, penulis banyak sekali menerima bantuan dan arahan dari berbagai pihak, secara khusus penulis menyatakan terima kasih kepada: 1. Prof.Dr.Kisyani Laksono,M.Hum, selaku Rektor Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya. 2. Drs. Adi Suprapto, M.Pd, selaku Koordinator Layanan Belajar Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya. 3. Dra. Barokah, M.Pd, selaku coordinator Pokjar Bojonegoro. 4. H. M.Kuzaini, S.Pd.MM, selaku pengelola Universitas Terbuka Pokjar Bojonegoro. 5. Drs. D.M. RAIBUDI,M.S, selaku dosen pembimbing. 6. Linarsi, S.Pd, selaku Kepala SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro. 7. Sadidik, S.Pd.I, selaku teman sejawat. 8. Seluruh Dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis hingga menyelesaikan studi di Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya. Dan akhirnya semua kritik dan saran demi perbaikan penyempurnaan laporan ini sangan peneliti harapkan. Surabaya, 03 Oktober 2010 Peneliti, DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd NIM. 815 373 836 iii
  • 9. ABSTRAK Muamar Chayati, 2009. “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Cara Berpikir Logis Siswa Kelas III Terhadap Matematika Sub Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan Matematika Realistik Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro”. PTK Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya 2010 Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah adalah untuk menyiapkan agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien,dan efektif (Puskur, 2002). Di samping itu, siswa di harapkan dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta keterampilan dalam dalam penerapan matematika. Pelaksanaan pembelajaran matematika kelas III sub pokok bahasan pengerjaaan hitung bilangan di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro melalui pendekatan matematika realistik maupun meningkatkan hasil belajar dan cara berpikir logis siswa, hal ini dapat dibuktikan dari hasil perkembangan proses perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui tahapan siklus I hingga siklus II. Ketuntasan individual pada siklus I : 75,3% hal ini melebihi dari standar yang ditetapkan 70%. Pada siklus II Ketuntasan individual lebih meningkat sebesar 81,3% jelas hal ini melebihi standar ketuntasan individual yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 70%. Ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus I sekitar: 66,7% sementara ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus II bertambah mejadi 86,7% hal ini berarti terhadap penigkatan dari siklus sebelumnya karena pada siklus II ini melebihi target ketercapaian sebesar 85%. iv
  • 10. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii KATA PENGANTAR......................................................................................... iii ABSTRAK.......................................................................................................... iv DAFTAR ISI....................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1 B. Rumusan Masalah......................................................................... 3 C. Tujuan dan Signifikansi Peneliatian............................................. 3 D. Manfaat Penelitian........................................................................ 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Berkaitan dengan Masalah Penelitian.................. 5 B. Proses Menghafal dan Berfikir Logis........................................... 7 C. Sikap Siswa terhadap Matematika................................................ 11 D. Tinjauan hasil-hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan Masalah dan Tinjauan Perbaikan.................................................. 12 E. Kerangka Berfikir......................................................................... 14 BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian....................................................... 15 B. Prosedur Penelitian....................................................................... 15 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Persiklus........................................................................ 19 B. Pembahasan Persiklus.................................................................. 31 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN............................................................................ 33 B. SARAN-SARAN.......................................................................... 34 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN v
  • 11. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah adalah untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan di dalam kehidupan dan di nuia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas pemikiran secara logi, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien, dan efektif (Puskur, 2002). Di samping itu, siswa diharapkan dapat menggunakan matematika dan pola piker matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang penekanannya pada penataan nalar dan pembentukan sikap siswa serta ketrampilan dalam penerapan matematika. Hal senada juga diungkapkan oleh Soedjadi (2004) bahwa pendidikan matematika memiliki dua tujuan besar yang meliputi: (1) tujuan yang bersifat formal yang memberi tekanan pada penataan nalar anak serta pembentukan pribadi anak, dan (2) tujuan yang bersifat material yang memberi tekanan pada penerapan matematika serta kemampuan memecahkan masalah matematika. Dari tujuan di atas terlihat bahwa matematika sangat penting untuk menumbuhkan nalar atau kemampuan berfikir logis serta sikap positif siswa yang berguna dalam mempelajari ilmu pengetahuan maupun dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Namun sampai saat ini masih banyak keluhan, baik dari orang tua siswa maupun pakar pendidikan matematika, tentang rendahnya kemampuan siswa dalam aplikasi matematika, khususnya penerapan di dalam kehidupan sehari- hari. Sebagai contoh, masalah yang berkaitan dengan perbandingan senilai. Sebenarnya tidak hanya siswa pendidikan dasar di Indonesia yang memiliki kemampuan yang rendah dalam penerapan matematika. Swooboda (2004) mengatakan bahwa siswa pendidikan dasar di Negara Polandia juga mengalami kesulitan dalam penerapan matematika antara lain konsep 1
  • 12. 2
  • 13. perbandingan. Selanjutnya dikatakan bahwa pada konferensi- konferensi internasional aspek-aspek beru pemahaman konsep perbandingan masih dirujuk (Swabooda, 2004). Berdasarkan kenyataan yang telah ditemukan sebelumnya dalam proses pembelajaran hasil pengamatan yang dilaksanakan pada tangal 11 agustus 2010 pada proses pembelajaran matematika tentang “Pengerjaan Hitung Bilangan”, kelas III di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro, terlihat kurang menarik, sehingga siswa merasa jenuh dan kurang memiliki minat pada pelajaran matematika, dimana suasana kelas cenderung pasif, sedikit sekali siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang bertanya pada guru meskipun materi yang diajarkan belum dapat difahami, begitu juga dengan hasil perolehan nilai Matematika yang diperoleh siswa sangat minim, hal ini dapat dilihat dari hasil data yang diperoleh yaitu hanya 8 siswa (44,4%) dari 18 siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang siap untuk belajar, diantaranya 27,8% yang menguasai materi dan 16,7% hampir mengenal pemahaman materi, sementara 10 orang siswa yang tidak berhasil (55,6%) dalam belajar, hal ini dinilai hasil evaluasi kelas yang dianggap rendah. Sementara itu, tidak sedikit siswa kelas III SDN Nganti 02 yang memandang matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangat membosankan, menyeramkan, bahkan menakutnkan. Banyak siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang berusaha menghindari mata pelajaran tersebut. Hal ini jelas sangat berakibat buruk bagi perkembangan pendidikan matematika ke depan. Oleh karena itu, perubahan proses pembelajaran matematika yang menyenangkan harus menjadi prioritas utama. Hasil empiris di atas jelas merupakan suatu permasalahan yang merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan pembelajaran matematika sesuai yang diamanatkan dalam kurikulum pendidikan matematika. Pendekatan matematika realistik ini sesuai dengan perubahan paradigma pembelajaran, yaitu dari paradigma mengajar ke paradigma belajar atau perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru ke paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa kelas III di SDN Nganti
  • 14. 02. Untuk mengatasi permasalahan ini perlu dicari suatu pendekatan yang dapat mendukung proses pembelajaran matematika yang menyenangkan dan buakn menyeramkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar dan cara berfikir logis sekaligus mempermudah siswa kelas III salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang saat ini sedang dalam uji coba adalah pendekatan matematika realistik. Hal ini adalah salah satu upaya dalam rangka memperaiki proses pembelajaran agar lebih baik. Berdasarkan dengan pendapat ini maka penulis termotivasi untuk mengadakan sebuah penelitian yang berjudul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar dan Cara Berpikir Logis Siswa Kelas III Terhadap Matematika Sub Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan Matematika Realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro. B. Rumusan Masalah Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan permasalahan penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran/diskripsi dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan cara berpikir logis siswa kelas III terhadap matematika sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro ? 2. Apakah ada pengaruh dari upaya meningkatkan hasil belajar dan cara berpikir logis siswa kelas III terhadap matematika sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro ? C. Tujuan dan Signifikasi Penelitian Sesuai dengan rumusan masalh di atas, maka adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui gambaran/diskripsi dalam upaya meningkatkan hasil belajar dan cara berpikir logis siswa kelas III terhadap matematika sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.
  • 15. 2. Mengetahui pengaruh dari upaya meningkatkan hasil belajar dan cara berpikir logis siswa kelas III terhadap matematika sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa a. Siswa memiliki kesadaran bahwa proses pembelajaran merupakan langkah untuk mengembangkan potensi dirinya, karena itu keerhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh siswa. b. Memupuk dan menigkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. 2. Bagi Guru a. Dalam hal ini guru tidak lagi hanya sebagai seorang praktisi yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan salama ini, namun juga sebagai peneliti dibandingnya yang selalu ingin melakukan perbaikan- perbaikan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. b. Memberikan kesadaran guru untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, dan kondisi pembelajaran. 3. Bagi Sekolahan a. Untuk turut menyumbang buah pikiran utamanya kepada rekan-rekan seprofesi guna meningkatkan prestasi belajar siswa serta mutu pendidikan khususnya di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro b. Dengan adanya pelaksanaan PTK, kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran (baik straegi, teknik, konsep, dan lain-lain) akan dengan cepat dapat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan belarut-larut.
  • 16. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian pustaka berkaitan dengan masalah penelitian Perubahan paradigma pembelajaran sesuai dengan paham knstruktivisme yang menyatakan bahwa pengetahuan matematika tidak dapat diajarkan oleh guru, melainkan harus dibangun sendiri oleh siswa. Paham ini mendasari pendekatan matematika realistik. Matematika tidak disajikan dalam bentuk hasil jadi (a ready-made product), tetapi siswa harus belajar menemukan kembali konsep-konsep matematika. Siswa membentuk sendiri konsep dan prosedur matematika melalui penyelesaan soal yang realistik dan kontekstual. Hal ini sesuai dengan pandangan teori constructivism yang menyatakan bahwa pengetahuan matematika tidak dapat diajarkan oleh guru, melainkan harus dibangun sendiri oelh siswa (Cobb dalam Armanto, 2001). Soal kontekstual (contexs problem) dimaksudkan untuk menopang terlaksananya suatu proses penemuan kembali (reinvention) yang memberi peluang bagi siswa untuk secara memahami matematika (Gravemeijer,1994, Subandar, 2001). Oleh karena itu, matematika harus dekat dengan siswa dan relevan dengan situasi kehidupan sehari-hari. Menurut Gravemeijer (1994) dan Armanto (2002), tedapat tiga prinsip utama dalam PMR, yaitu (a) penemuan terbimbing dan bermatematika secara progresif (guided reinvention and progressive mathematization); (b) fenomena pembelajaran (didactical phenomenology); dan (c) model pengembangan mandiri (self-developed model). Prinsip penemuan terbimbing berarti bahwa siswa diberi kesempatan untuk menemukan sendiri konsep matematika dengan menyelesaikan berbagai soal kontekstual. Soal kontekstual mengarahkan siswa membentuk konsep, menyusun model, menerapkan konsep yang telah diketahui, dan menyelesaikannya berdasarkan kaidah matematika yang berlaku.
  • 17. Bermatematika secara progresif dapat dibagai atas dua komponen, yaitu bermatematika secara horizontal dan vertical (Treffers dan Goffree,1985). Yang dimaksud bermatematika secara horizontal adalah siswa mengidentifikasi bahwa sal kontekstual harus ditransfer ke dalam soal bentuk matematika untuk lebih dipahami melalui penskemaan, perumusan, dan pemvisualisasian sehingga menemkan kesamaan dan hubungan dengan model matematika yang telah diketahui siswa. Bermatematika secara vertical adalah siswa menyelesaikan bentuk matematika formal atau tidak formal dengan menggunakan konsep, operasi, dan prosedur matematika yang berlaku. Prinsip fenomena pembelajaran menekankan pada pentingnya soal kontekstual untuk memperkenalkan konsep-konsep matematika kepada siswa. Menurut Treffers dan Goffree (Subandar,2001), konteks memainkan peranan utama daam suasana aspek pendidikam, pembentukan konsep, pembentukan model, aplikasi, dan dalam mempraktikkan ketrampilan-ketrampilan tertentu. Dalam knteks perlu mempertimbangkan dua aspek, yaitu: (1) kesesuaian aplikasi konteks dalam pengajaran dan (2) kesesuaian dampak dalam proses penemuan kembali bentuk dan model matematika dari soal kontekstual tersebut. Aktivitas pembelajaran berlangsung secara progresif dan kental dengan diskusi interaktif antara siswa-siswa dan siswa-gury serta lingkungan. Prinsip pengembangan model mandiri (self-developed model) berfungsi menjembatani jurang antara pengetauan matematika tidak formal dan matematika formal dari siswa. Siswa mengembangkan model tersebut menggunakan model-model matematika (formal dan tidak formal) yang telah diketahuinya dengan menyelesaikan soal kontekstual dari situasi nyata (real) yag sudah dikenal siswa, kemudian ditemukan “model dari” (model of) dalam bentuk informal kemudian diikuti dengan menemukan model dalam bentuk formal sehingga akhirnya mendapatkan penyelesaian masalah dalam bentuk pengetahuan matematika yang standar. Dari prinsip di atas diperoleh kesimpulan bahwa Pendekatan Matematika Realistik (PMR) secara garis besar memiliki lima karakteristik (De Lange, 1996; Treffers, 1991; Gravemeijer, 1994; Darhim, 2004), yaitu :
  • 18. (1) menggunakan masalah kontekstual sebagai peluang bagi aplikasi dan sebagai titik tolak darimana suatu konsep matematika yang diinginkan dapat mincul; (2) menggunakan model atau jembatan dengan instrumen vertical dengan perhatian diarahkan pada pengenalan model, skema, dan simbolisasi daripada mentransfer rumus atau matematika formal secara langsung; (3) menggunakan kontribusi siswa dengan kontribusi yang besar pada proses pembelajaran dating dari siswa sendiri dimana merekan dituntut dari cara-cara informal kearah yang formal; (4) terjadi interaktivitas dalam proses pembelajaran dimana negosiasi secara eksplisit, intervensi kooperasi, dan evaluasi sesame siswa dan guru adalah faktor penting dalam proses pembelajaran secara konstruktif dengan menggunakan strategi informal sebagai jantung untuk mencapai formal; dan (5) menggunakan berbagai teori belajar yang relevan, saling terkait, dan terintregasi dengan topic pembelajaran lainnya. Pendekatan holistic menunjukkan bahwa unti-unit belajar tidak akan dapat dicapai secara terpisah, tetapi keterkaitan dan keterintegrasian harus diwujudkan dalam pemecahan masalah. Tunjukkan bahwa matematika sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari sehingga matematika tidak dipandang sebagai sesuatu yang menyeramkan. Penilaian harus dilakukan terhadap keseluruhan, baik proses maupun hasil dalam rangka untuk memperbaiki proses pembelaharan, bukan merupakan akhir dari proses pembelajaran. B. Proses Menghafal dan Berfikir Logis Rendahnya hasil belajar matematika disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain ditunjau dari tuntutan kurikulum yang lebih menekankan pada pencapaian target. Artinya, semua bahan harus selesai diajarkan dan bukan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep matematika (Marpaung, 2001). Faktor lain yang cukup penting adalah bahwa aktivitas pembelajaran di kelas yang selama ini dilakukan oleh guru tidak lain merupakan penyampaian informasi (metode kuliah) dengan lebih mengaktifkan guru, sedangkan siswa pasif mendengarkan dan menyalin, sesekali guru bertanya dan sesekali siswa menjawab, guru memberi contoh soal dilanjutkan dengan memberi soal
  • 19. latihan yang sifatnya rutin dan kurang melatih daya nalar, kemudian guru memberikan penilaian. Pendapat yang sama juga dikemukakan oelh Marpaung (2001), Zulkardi (2001), dan Darhim (2004). Akhirnya terjadilah proses penghafalan konsep atau prosedur, pemahaman konsep matematika rendah, dan tidak dapat menggunakannya jika diberikan pemasalahan yang agak kompleks. Siswa menjadi robot yang harus mengikuti aturan atau prosedur yang berlaku dan jadilah pembelajaran mekanistik. Akibatnya, pembelajaran bermakna yang diharapkan tidak terjadi. Tidak heran apabila belajar bila dengan cara menghafal tersebut tingkat kemampuan kognitif anak yang terbentuk hanya pada tataran tingkat yang rendah. Kecenderungan anak terperangkap dalam pemikiran menghafal karena iklim yang terjadi dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di sekolah. Cara-cara menghafal semakin intensif dilakukan anak menjelang ujian. Anak belajar mengingat atau mengecamkan materi, rumus-rumus, definisi, unsur-unsur, dan sebagainya. Namun ketika waktu ujian berlangsung, anak seperti menghadapi kertas buram. Anak tidak mampu mengoperasionalkan rumus-rumus yang dihafalnya untuk menjawab pertanyaan. Menurut Mukhayat (2004), belajar dengan menghafal tidak terlalu banyak menuntut aktivitas berfikir anak dan mengandung akibat buruk pada perkembangan moral anak. Anak akan cenderung suka mencari gampangnya saja dalam belajar. Anak kehilangan sense of learning, kebiasaan yang membuat anak bersikap pasif atau menerima begitu saja apa adanya yang mengakibatkan anak tidak terbiasa untuk berfikir kritis. Proses pembelajaran seperti inilah yang merupakan cirri pendidikan di Negara berkembang, termasuk di Indonesia (Romberg, 1998; Armanto, 2001). Untuk mengatasi permasalahan di atas, perlu diusahakan perbaikan pembelajaran siswa dengan mengubah paradigma mengajar menjadi paradigma belajar, yaitu pembelajaran yang lebih memfokuskan pada proses
  • 20. pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk menemukan kembali (reinvent) konsep-konsep, melakukan refleksi, abstraksi, formalisasi, dan aplikasi. Proses mengaktifkan siswa ini dapat dikembangkan dengan membiasakan anak menggunakan berfikir logis dalam setiap melakukan kegiatan belajarnya. Kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang akan membentuk karakter anak dalam bagaimana berfikir, bagaimana berbuat, dan bagaimana bertindak sebagai perwujudan aplikasi pemahaman untuk menjawab segala bentuk kebutuhan dan persoalan yang dihadapinya. Oleh karena itu, kepad aguru diharapkan secara dini dapat melakukan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan berfikir logis. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan berfikir logis dapat dirujuk beberapa pendapat, antara lain Plato yang menyatakan bahwa berfikir adalah berbicara dalam hati, atau Gieles dalam Mukhayat (2004) yang mangartikan bahwa berfikir adalah berbicara dengan dirinya sendiri dalam batin, yaitu mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukkan alas an-alasan, menarik kesimpulan, meneliti sesuatu jalan pikiran, dan mencari bagaimana berbagai hal berhubungan satu sama lain. Kata logis yang sering digunakan seseorang ketika pendapat orang lain tidak sesuai dengan pengambilan keputusan (tidak masuk akal) dari suatu persoalan. Hal ini berarti bahwa dalam kata logis tersebut termuat suatu aturan tertentu yang harus dipenuhi. Menurut Mukhayat (2004), kata logis mengandung makna besar atau tepat berdasarkan aturan-aturan berfikir dan kaidah-kaidah atau patokan-patokan umum yang digunakan untuk dapat berfikir cepat. Dalam matematika, kata logis erat kaitannya dengan penggunaan aturan logika. Poedjawijatna (1992) mengatakan bahwa orang yang berfikirlogis akan taat pada aturan logika. Logika berasal dari kata Yunani, yaitu Logos yang berarti ucapan, kata, dan pengertian. Logika sering juga disebut penalaran. Dalam logika dibutuhkan aturan-aturan atau patokan-
  • 21. patokan yang perlu diperhatikan untuk dapat berfikir dengan tepat, teliti, dan teratur sehingga diperoleh kebenaran secara rasional. Befikir logis tidak terlepas dari dasar realitas, sebab yang difikirkan adalah realitas, yaitu hokum realitas yang selaras dengan aturan berfikir. Dari dasar realitas yang jelas dan dengan menggunakan hokum-hukum berfikir akhirnya akan dihasilkan putusan yang dilakukan. Menurut Albrecht (1992), agar seseorang sampai pada berfikir logis, dia harus memahami dalil logika yang merupakan peta verbal yang terdiri dari tiga bagian dan menunjukkan gagasan progresif, yaitu : (1) dasar pemikiran atau realitas tempat berpijak, (2) argumentasi atau cara menempatkan dasar pemikiran bersama, dan (3) simpulan atau hasil yang dicapai dengan menerapkan argumentasi pada dasar pemikiran. Dari uraian di atas terlihat bahwa terdapat perbedaan proses menghafal dengan berfikir logis. Menghafal hanya mengacu pada pencapaian kemampuan ingatan belaka, sedangkan berfikir logis lebih mengacu pada pemahaman pengertian (dapat mengerti), kemampuan aplikasi, kemampuan analisis, kemampuan sintesis, bahkan kemampuan evaluasi untuk membentuk kecakapan (suatu proses). Untuk dapat menghantar siswa pada kegiatan berfikir logis hendaknya kepada siswa dibiasakan untuk selalu tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi dengan mencoba menjawab pertanyaan “mengapa”, “apa”, dan “bagaiman”. Bagi siswa yang terbiasa dengan berfikir logis, pertanyaan seperti di atas sudah sering ia dapatkan. Bahkan ia akan mencoba memahami apa arti dari perkalian tersebut. Hal ini berarti bahwa siswa telah menangkap makna atau pengertian dari soal tersebut. Sebagai konsekuensinya perlu diperhatikan pendekatan pembelajaran yang digunakan di kelas. Ruseffendi (2001) berpendapat bahwa untuk membudayakan berfikir logis serta bersikap kritis dan kreatif proses pembelajaran dapat dilakukan dengan pendekatan matematika realistik. Selanjutnya dikatakan, jika kita (guru) rajin memperhatikan lingkungan dan
  • 22. mengaitkan pembelajaran matematika dengan lingkungan maka besar kemungkinan berfikir logis siswa itu akan tumbuh. C. Sikap Siswa terhadap Matematika Seperti telah diuraikan diatas, tujuan pendidikan matematika antara lain adalah penekanannya pada pembentukan sikap siswa. Dengan kata lain, dalam proses pembelajaran matematika perlu diperhatikan sikap positif siswa terhadap matematika. Hal ini penting mengingat sikap positif terhadap matematika berkorelasi positif dengan prestasi belajar matematika (Ruseffendi, 1988). Sikap merupakan suatu kecenderungan seseorang untuk menerima atau menolak sesuatu, konsep, kumpulan ide, atau kelompok individu. Matematika dapat diartikan sebagai suatu konsep atau ide abstrak yang penalarannya dilakukan dengan cara deduktif aksiomatik. Hal ini dapat disikapi oleh siswa secara berbeda-beda, mungkin menerima dengan baik atau sebaliknya. Dengan demikian, sikap siswa terhadap matematika adalah kecenderungan untuk menerima atau menolak matematika. Berkaitan dengan sikap positif siswa terhadap matematika, beberapa pendapat, antara lain Ruseffendi (1988), mangatakan bahwa anak-anak menyenangi matematika hanya pada permulaan mereka berkenalan dengan matematika yang sederhana. Makin tinggi tingkatan sekolahnya dan makin sukar matematika yang dipelajarinya akan semakin berkurang minatnya. Menurut Begle (1979), siswa yang hampir mendekati sekolah menengah mempunyai sikap positif terhadap matematika yang secara perlahan menurun. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap matematika memiliki cirri antara lain terlihat sungguh-sungguh dalam belajar matematika, menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu, berpartisipasi aktif dalam diskusi, mengerjakan tugas-tugas pekerjaan rumah dengan tuntas, dan selesai pada waktunya.
  • 23. Dengan demikian, untuk menumbuhkan sikap positif terhadap matematika, perlu diperhatikan agar penyampaian matematika dapat menyenangkan, mudah dipahami, tidak menakutkan, dan tunjukkan bahwa matematika banyak kegunaannya. Oleh karena itu, materi harus dipilih dan disesuaikan dengan lingkungan yang berkaitan dengan kahidupan sehari-hari (kontekstual) dan tingkat kognitif siswa, dimulai dengan cara-cara informal melalui pemodelan sebelum dengan cara formal. Hal ini sesuai dengan karakteristik pendekatan matematika realistik. D. Tinjauan hasil-hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan masalah dan tindakan perbaikan Matematika realistik dikembangkan berdasarkan pandangan Freudenthal yang berpendapat bahwa matematika merupakan kegiatan manusia yang lebih manekankan aktivitas siswa untuk mencari, menemukan, dan membangun sendiri pengetahuan yang diperlukan sehingga pembelajaran menjadi terpusat pada siswa (Soedjadi, 2004). Matematika Realistik pertama kali dikembangkan oleh Institut Freudenthal di Negeri Belanda dan telah menempatkan Negara tersebut pada posisi ke-7 dari 38 negara peserta TIMSS tahun 1999 (Mullis et al.,2000). Matematika Realistik juga telah diadopsi oleh banyak negara maju seperti Inggris, Jerman, Denmark, Spanyol, Portugal, Afrika Selatan, Brasilia, Amerika Serikat, Jepang, dan Malaysia (de Lange, 1966; Zulkardi, 2001). Salah satu hasil yang dicapai oleh Negara-negara tersebut adalah prestasi siswa yang meningkat, baik secara nasional maupun internasional (Romberg, 1998). Hasil studi di Puerto Rico menyebutkan bahwa prestasi siswa yang mengikuti program pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik berada pada persentil ke-90 ke atas (Turmudi, 2004; Haji, 2005), suatu prestasi yang sangat fantastis untuk mata pelajaran matematika yang banyak dipandang siswa sebagai mata pelajaran yang sangat menakutkan dan membosankan. Di Indonesia, beberapa hasil penelitian, antara lain yang dilakukan Fauzan (2002), menemukan bahwa hasil pembelajaran geometri siswa kelas
  • 24. IV dan V SD dengan pendekatan matematika realistik pada tes akhir lebih tinggi daripada pembelajaran secara tradisional. Demikian juga hasil penelitian Armanto (2002) yang menemukan bahwa hasil pembelajaran perkalian dan pembagian bilangan besar siswa kelas IV SD dengan pendekatan matematika realistik lebih baik daripada pembelajaran secara tradisional. Menurut Turmudi (2004), pembelajaran matematika dengan pendekatan matematika realistik sekurang-kurangnya telah mengubah minat siswa menjadi lebih positif dalam belajar matematika. Hal ini berarti bahwa pemdekatan matematika realistik dapat mengakibatkan adanya perubahan pandangan siswa terhadap matematika dari matematika yang menakutkan dan membosankan ke matematika yang menyenangkan sehingga keinginan untuk mempelajari matematika semakin besar. Ide utama dari pendekatan matematika realistik adalah bahwa siswa harus diberi kesempatan untuk menemukan kembali (reinvent) ide dan konsep matematika dengan bimbingan orang dewasa melalui penjelajahan berbagai situasi dan persoalan-persoalan dunia nyata atau real world (Gravemeijer, 1994). Menurut De Lange (1996) dan Suharta (2004), proses pengembangan konsep dan ide matematika yang dimulai dari dunia nyata disebut Mematematikasi Konsep dan memiliki model skematis proses belajar. Gambaran proses belajar di atas tidak mempunyai titik akhir. Hal ini menunjukkan bahwa proses lebih penting daripada hasil akhir, sedangkan titik awal proses belajar menekankan pada konsepsi yang sudah dikenal siswa. Hal ini disebabkan oleh asumsi bahwa setiap siswa memiliki konsep awal tentang ide-ide matematika. Setelah siswa terlibat secara bermakna dalam proses belajar, ia dapat ditingkatkan ke tingkat yang lebih tinggi untuk secara aktif membangun pengetahuan baru. Kajian teori yang telah dikemukanan di atas maupun hasil penelitian yang telah dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri menunjukkan bahwa pendekatan matematika realistik layak dipertimbangkan untuk digunakan di jenjang pendidikan dasar di Indonesia dalam rangka untuk
  • 25. meningkatkan berfikir logis dan hasil belajar siswa terhadap matematika yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam matematika. E. Karangka Berfikir Perubahan paradigma pembelajaran dari pandangan mengajar ke pandangan belajar atau pembelajaran yang berpusat pada guru ke pembelajara yang berpusat pada siswa membawa konsekuensi perubahan yang mendasar dalam proses pembelajaran di kelas. Perubahan tersebut menuntut agar guru tidak lagi sebagai sumber informasi, melainkan sebagai teman belajar. Siswa dipandang sebagai makhluk yang aktif dan memiliki kemampuan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Untuk mendukung proses pembelajaran yang sesuai dengan perubahan tersebut dan sesuai dengan tujuan pendidikan matematika, diperlukan suatu pengembangan materi pelajaran matematika yang difokuskan pada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual) dan disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa, serta penggunaan metode evaluasi yang terintegrasi pada proses pembelajaran tidak hanya berupa tes pada akhir pembelajaran (formatif atau sumatif) (Subandar : 2001). Ditinjau dari perubahan kurikulum yang saat ini sedang diberlakukan, yaitu Kurikuluk 2004, pendekatan matematika realistik adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan perubahan tersebut. Melalui pendekatan matematika realistik diharapkan mampu menigkatkan hasil belajar dan cara berfikir logis siswa kelas III terhadap matematika sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro.
  • 26. BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian Setting penelitian dan karekteristik subyek penelitian. Pada bagian ini disebutkan dimana penelitian tersebut dilakukan, di kelas berapa dan bagaimana karakteristik dari kelas tersebut seperti komposisi siswa. Penelitian dilakukan di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro. Waktu penelitian siswa kelas III terhadap matematika sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro dilaksanakan dalam jangka waktu dari tanggal 28 Juli 2010 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2010 semester 1 Tahun Periode 2010/2011. untuk pembelajaran perbaikan pada siklus pertama dilaksanakan pada hari rabu tanggal 11 Agustus 2010. adapun untuk pembelajaran matematika sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik siklus II dilaksanakan pada hari rabu tanggal 18 Agustus 2010. sementara yang menjadi subyek penelitian adalah kelas III SDN Nganti 02 sebanyak 18 siswa Putra 7 anak dan putrid 11 anak. B. Prosedur Penelitian Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang dijadikan focus utama untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses pelanggaran KBM seperti interaksi belajar mengajar, ketrampilan bertanya, guru, gaya belajar guru, cara belajar siswa, implementasi pendekatan matematika realistik mengajar di kelas II SD, dan sebagainya, dan (3) variabel output seperti rasa keingintahuan siswa, kemapuan siswa mengaplikasikan pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya.
  • 27. Pada bagian rencana tindakan ini digambarkan untuk meningkatkan pembelajaran, langkah-langkah pokok yang ditempuh pada siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya adalah sebagai berikut: 1. Penetapan fokus permasalahan 2. Perencanaan tindakan 3. Pelaksanaan tindakan 4. Pengumpulan data (Pengamatan/observasi) 5. Refleksi (analisis dan interpretasi) 6. Perencanaan tindak lanjut Langkah-langkah kegiatan PKP digambarkan sebagaimana berikut: 1. Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai seperti penetapan tindakan, pelaksanaan tes diagnostic untuk menspesifikasi masalah, pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi PTK, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang ditetapkan. Disamping itu juga diuraikan alternative-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam rangka perbaikan masalah. 2. Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan. Skenario kerja tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
  • 28. 3. Observasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang akan dirancang. Dalam tahap observasi nantinya akan dibantu oleh teman sejawat yang memiliki tugas sebagai pemberi saran, merekam dan mengamati selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran, membantu pelaksanaan prosedur Penelitian yang akan direncanakan. Adapun data- data yang sudah diobservasi kemudian diadakan kegiatan berupa : a. Pengumpulan data-data. Pada bagian ini ditunjukkan dengan jelas jenis data yang akan dikumpulkan dan berkenaan dengan baik proses maupun dampak tindakan perbaikan yang digelar, yang akan digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kekurangan keberhasilan tindakan perbaikan pembelajaran yang dicobakan. Format data dapat bersifat kualitatif, kuantitatif, atau kombinasi keduanya. b. Analisis, yaitu uraian permasalahan/pemeriksaan data denganteliti. c. Interpretasi 1) Memberi prosentasi rata-rata nilai keseluruhan (klasikal) dari materi yang dinilai. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian dianalisis dengan statistic menggunakan teknik distribusi frekuensi dengan rumus dat-data yang telah dikumpulkan ke dalam bentuk tabel-tabel dengan pedoman: Prosentase Ketuntasan Belajar = X 100 Prosentase rata-rata skor = X 100 2) Indikator kinerja, pada bagian ini tolok ukur keberhasilan tindakan perbaikan ditetapkan secara eksplisit sehingga memudahkan verifikasinya. Batasan indicator yang ditetapkan antara lain: a) Jika rata-rata prosentasi siswa yang dapat meningkat sebanyak > 80% (untuk nilai rata-rata kelas) dan Jumlah siswa yang tuntas Jumlah seluruh siswa Jumlah skor yang diperoleh Jumlah skor maksimal ideal
  • 29. b) Untuk jumlah siswa yang memperoleh nilai cukup (70) atau standar minimal mencapai > 80%. d. Refleksi Merefleksikan hasil interpestasikan data yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran yang sudah dilakukan. Tujuan refleksi adalah adalah untuk menyadari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki guru dalam kegiatan pebelajaran yang dikelolanya. Hasil refleksi yang digunakan sebagai dasar untuk merencanakan perubahan atau perbaikan yang sebaiknya dilakukan dalam pembelajaran dengan mempertimbangkan hal-hal yang terjadi. Dari hasil refleksi kekeurangan awal pembelajaran tidak sedikit siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang memandang matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangat membosankan, menyeramkan, bahkan menakutkan. Banyak siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang berusaha menghindari mata pelajaran tersebut. Hal ini jelas sangat berakibat buruk bagi perkembangan pendidikan matematika ke depan. Oleh karena itu, perubahan proses pembelajaran matematika yang menyenangkan harus menjadi prioritas utama. Begitu juga dengan hasil perolehan nilai Matematika yang diperoleh siswa sangat minim, hal ini dapat dilihat dari hasil data yang diperoleh yaitu ternyata hanya 8 siswa (44,4%) dari 18 siswa kelas III di SDN Nganti 02 yang siap untuk belajar, diantaranya 27,8% yang menguasai materi dan 16,7% hampir mengenal pemahaman materi, sementara 10 orang siswa yang tidak berhasil (55,6%) dalam belajar, hal ini dinilai hasil evaluasi kelas yang dianggap rendah.
  • 30. BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Persiklus 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan 1) Penelitian ini diawali dengan mengadakan diskusi dengan teman sejawat mengenai masalah pembelajaran yang telah lalu. 2) Peneliti bersama-sama teman sejawat mendiskusikan kemingkinan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah matematika pada sub pokok bahasan “pengerjaan hitung bilangan”. 3) Menyusun Rencana perbaikan pembelajaran (RPP) siklus I dengan menyesuaikan silabus kurikulum 2006, beserta menetapkan perangkat-perangkatnya. 4) RPP yang telah dibuat beserta perangkat pembelajarannya. 5) Menyusun LKS masalah matematika. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Adapun proses belajar mengajar melalui pendekatan matematika realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro mengacu kepada rencana perbaikan pembelajaran matematika kelas III pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan, yang telah dipersiapkan. Berikut disajikan aspek-aspek rencana (skenario) tindkan yang dilakukan pada perbaikan pembelajaran matematika kelas III pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro siklus I pada kegiatan inti pembelajaran: a)Bertanya jawab tentang nilai mata uang yang ditunjukkan guru. b)Siswa menyebutkan ciri-ciri mata uang yang nilainya. c)Siswa menghitung nilai sekelompok mata uang yang beragam nilainya. d)Siswa menyebutkan nilai sekelompok mata uang yang disebutkan guru. e)Dengan Tanya jawab, siswa menyebutkan kesetaraan nilai mata uang dengan berbagai satuan uang lainnya.
  • 31. f) Siswa bermain tukar-menukar uang dengan model uang dari kertas. g)Mengingat tentang kesetaraan nilai mata uang. h)Bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung. i) Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertas. j) Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok barang dari hasil permainan jual beli. k)Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada permainan jual beli dengan uang lebih (utuh). c. Tahap Pengamatan/Pengumpulan Data Setelah guru mengadakan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, selanjutnya pada siklus I guru mengadakan hasil tes evaluasi akhir guna mengetahui seberapa jauh penguasaan dan pemahaman siswa pada matematika kelas III pada sub pokpok bahasab pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02. hasil perolehan nilai siswa dapat kita ketahui dengan mengamati dan melihat pada tabel 1: Tabel 1 Nilai Hasil Evaluasi Siswa Kelas III No. NIM Nilai 1. 1723 90 2. 1733 40 3. 1738 70 4. 1733 60 5. 1721 25 6. 1728 100 7. 1729 50 8. 1734 100 9. 1740 70 10. 1732 70 11. 1731 80 12. 1726 90 13. 1743 60 14. 1736 100 15. 1727 70 16. 1722 40 17. 1725 80 18. 1727 80 Jumlah skor 1300 Jumlah nilai maksimal 1800
  • 32. Setelah mengamati hasil nilai diatas, kemudian memprosentasikan hasil tersebut ke dalam sebuah tabel untuk mengetahui seberapa besar ketuntasan individual dan klasikal siswa kelas III dalam memahami pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02 selama pembelajaran berlangsung, hal tersebut dapat kita lihat melalui tabel di bawah ini: Tabel 2 Presentasi Hasil Evaluasi Akhir Siswa INTERVAL Siklus I Frekuensi Prosentasi <50 3 16.7 50-60 3 16.7 70-80 7 38.9 90-100 5 27.8 Jumlah 18 100% Tabel 3 Data Nilai Siswa Yang Mencapai Ketuntasan Belajar Dan Rata-Rata Skor No Uraian Siklus I 1. Siswa yang tuntas belajar 12 2. Jumlah seluruh siswa 18 3. Rata-rata kelas 72.2% 4. Ketuntasan klasikal 66,7% Berdasarkan pengamatan teman sejawat mengenai instrumen aktivitas siswa Data Aktivitas Sikap Negatif Siswa dan Aktivitas Sikap Posotif Siswa yang dpat kita amati pada tabel berikut ini: Tabel 4 Data Aktivitas Sikap Negatif Siswa No Komponen Siklus I Siswa yang nampak Prosentasi 1. Ngobrol 2 anak 11,1 2. Mengganggu teman 1 anak 5,6 3. Melamun/mengantuk 2 anak 11,1 4. Keluar masuk kelas 3 anak 16,7 5. Main saat belajar 0 0
  • 33. Tabel 5 Data Aktivitas Sikap Positif Siswa No Komponen Siklus I Siswa yang nampak Prosentasi 1. Bertanya pada guru 2 anak 11,1 2. Ketepatan menjawab pertanyaan guru 5 anak 27,78 3. Membantu temannya yang mendapat kesulitan 2 anak 11,1 4. Kecapatan mengumpulkan tugas 10 anak 55,6 5. Keberanian mengangkat tangan untuk maju kedepan 8 anak 44,4 Teman sejawat selaku pengamat juga harus mengobservasi terhadap aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan matematika realistik. Adapun data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus I dapat kita lihat pada tabel berikut ini: Tebel 6 INSTRUMEN PENGAMATAN TERHADAP GURU No Aspek yang diamati Skor 100 90 80 70 60 1. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran √ 2. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu √ 3. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa √ 4. Menguasai materi pelajaran dengan baik √ 5. Kesesuaian materi yang dibahas √ 6. Berperan sebagai fasilitator √ 7. Mengajukan pertanyaan pada siswa √ 8. Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan √ 9. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya √ 10. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik √ 11. Kejelasan menyapaikan konsep √ 12. Memberi contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari √ 13. Memberi motovasi dan penguatan √ 14. Membimbing siswa membuat kesimpulan √ 15. Mengaitkan materi dengan pelajaran √ 16. Memberi tugas evaluasi pada siswa √ JUMLAH 5 2 2 5 2
  • 34. Nilai Prosentasi dari hasil penilaian 16 aspek 100 31,25% 90 12,5% 80 12,5% 70 31,25% 60 12,5% Keterangan : nilai 100 apabila dianggap bahwa cara melakukan aspek aktifitas sagat tepat, skor 90 bila tepat, skor 80 bila agak tepat, skor 70 bila tidak tepat, dan skor 60 bila sangat tidak tepat/tidak dilakukan. Jika kita amati dengan seksama daripada data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya, maka dapat kita berikan gambaran hasil aktivitas guru dan siswa beserta hasil evaluasinya di bawah ini: a) Sebagian kecil siswa masih ada yang ngobrol 11,1%, mengganggu teman 5,6%, keluar masuk kelas 16,7%, melamun/mengantuk 11,1%. b) Sikap siswa yang mau mengajukan pertanyaan kepada guru sekitar 11,1%, ketepatan menjawab pertanyaan guru 27,8%, membantu temannya yang mendapat kesulitan 11,1%, kecepatan menumpulkan tugas 55,6%, keberanian mengemukakan pendapat 44,4%. c) Sebagian besar dari 16 aspek aktivitas guru yang mendapat kriteria penilaian sangat tepat dan kriteria tepat yaitu hanya sekitar 43,7%, diantaranya: kriteria penilaian “sangat tepat” 31,2% dalam memberi tugas evaluasi pada siswa, memberi kesempatan siswa untuk bertanya, memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan, mengkomunikasikan tujuan pembelajaran, mengajukan pertanyaan pada siswa. Sementara kriteria penilaian “tepat” 12,5%. Adapun aktivitas aspek guru yang perlu ditingkatkan yaitu yang mendapat kriteria penilaian “agak tepat” sekitar 12,5%. Aktivitas guru yang perlu diperhatikan dan harus diperbaiki ada 7 aspek (43,7%), dimana dinilai kurang tepat ada nampak dilakukan diantaranya: membimbing siswa membuat kesimpulan, memberi motivasi dan penguatan, mengasai penggunaan alat dan bahan praktik, mengaitkan materi dengan pelajaran yang akan datang,
  • 35. kejelasan menyajikan konsep, kesesuaian materi yang dibahas dengan indicator, mengasai materi pelajaran. d) Hasil tes evaluasi akhir penguasaan dan pemahaman siswa diuraikan dengan pembahasan sebagai berikut: 1) Siswa tuntas belajar ada 12 (66,7%) diantaranya nilai 70-80 ada 7 siswa (38,9%) dan nilai 90-100 ada 5 siswa (27,8%). 2) Rata-rata kelas : 77,2% hal ini melebihi dari standar yang ditetapkan 70% 3) Ketuntasan siswa : menurut perhitungan sekitar 66,7% hal ini berarti belum mencapai nilai ketuntasan klasikal >85% sehingga perlu ada perbaikan lagi agar hasil yang ingin dicapai dapat terpenuhi. d. Tahap Refleksi Berdasarkan pengamatan terhadap data-data yang ada, maka perbaikan pembelajaran yang dihasilkan dari siklus I, memiliki: Kekurangan: 1. Sikap siswa belum terkendali sepenuhnya dan perhatian siswa cencerung tidak fokus. 2. siswa tidak dapat melihat hubungan antara topic yang satu dengan lainnya. 3. penjelasan guru terlalu mengembang dan tidak terfokus pada pokok permasalahan. 4. siswa tidak diarahkan untuk mengembangkan sikap, minat serta potensi dasar siswa. Kelebihan: 1. Hasil evaluasi belajar meningkat jika disbanding dengan sebelumnya. 2. Ketrampilan guru mengenai efisiensi pertanyaan/Tanya jawab sangat nampak bagus 3. Media yang digunakan juga cukup jelas dan sesuai kriteria
  • 36. 2. Siklus II a. Tahap Perencanaan 1) Penelitian ini diawali dengan mengadakan diskusi dengan teman sejawat menyangkut masalah pembelajaran perbaikan siklus I. 2) Peneliti bersama-sama teman sejawat mendiskusikan kemingkinan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang diadapi siswa. 3) Menyusun Rencana perbaikan pembelajaran (RPP) siklus II dengan menyesuaikan silabus kurikulum 2006, beserta menetapkan perangkat-perangkatnya. 4) Mempersiapkan media konkrit yang dibutuhkan. 5) Membuat format-format penilaian observasi dan hasil evaluasi akhir. 6) Mempersiankan LKS. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Adapun proses belajar mengajar melalui pendekatan matematika realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro mengacu kepada rencana perbaikan pembelajaran matematika kelas III pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan, yang telah dipersiapkan. Pada tahapan ini rancangan stategi dan skenario pembelajaran ditetapkan. Berikut disajikan aspek-aspek rencana (skenario) tindkan yang dilakukan pada perbaikan Siklus II pembelajaran matematika kelas III pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan melalui pendekatan matematika realistik di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro, sebelumnya pada awal pembelajaran guru memotivasi siswa dengan mengarah kepada kata-kata materi ini berguna bagi seorang kasir, bagi pedagang dan para petugas bank. Selanjutnya pada kegiatan inti pembelajaran : 1) Bertanya jawab tentang nilai mata uang yang ditunjukkan guru. 2) Siswa menyebutkan ciri-ciri mata uang yang nilainya.
  • 37. 3) Siswa menghitung nilai sekelompok mata uang yang beragam nilainya. 4) Siswa menyebutkan nilai sekelompok mata uang yang disebutkan guru. 5) Dengan Tanya jawab, siswa menyebutkan kesetaraan nilai mata uang dengan berbagai satuan uang lainnya. 6) Siswa bermain tukar-menukar uang dengan model uang dari kertas. 7) Mengingat tentang kesetaraan nilai mata uang. 8) Bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung. 9) Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertas. 10) Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok barang dari hasil permainan jual beli. 11) Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada permainan jual beli dengan uang lebih (utuh). c. Tahap Pengamatan/Pengumpulan Data Setelah guru mengadakan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, selanjutnya pada siklus II guru mengadakan hasil tes evaluasi akhir guna mengetahui seberapa jauh penguasaan dan pemahaman siswa pada matematika kelas III pada sub pokpok bahasan pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02. Adapun hasil perolehan nilai siswa dapat kita ketahui dengan mengamati dan melihat pada tabel 7: Tabel 7 Nilai Hasil Evaluasi Siswa Kelas III NIM Nilai 1723 100 1733 70 1738 80 1733 90 1721 60 1728 100
  • 38. 1729 70 1734 100 1740 90 1732 80 1731 100 1726 90 1743 90 1736 100 1727 100 1722 70 1725 90 1727 100 Jumlah skor 1580 Jumlah nilai maksimal 1800 Setelah mengamati hasil nilai diatas, kemudian memprosentasikan hasil tersebut ke dalam sebuah tabel untuk mengetahui seberapa besar ketuntasan individual dan klasikal siswa kelas III dalam memahami pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02 selama pembelajaran berlangsung, hal tersebut dapat kita lihat melalui tabel di bawah ini: Tabel 8 Presentasi Hasil Evaluasi Akhir Siswa INTERVAL Siklus I Frekuensi Prosentasi <50 0 0 50-60 1 5,6 70-80 5 27,8 90-100 12 66,7 Jumlah 18 100% Tabel 9 Data Nilai Siswa Yang Mencapai Ketuntasan Belajar Dan Rata-Rata Skor No Uraian Siklus I 1. Siswa yang tuntas belajar 17 2. Jumlah seluruh siswa 18 3. Rata-rata kelas 87,7% 4. Ketuntasan klasikal 94,4%
  • 39. Berdasarkan pengamatan teman sejawat mengenai instrumen aktivitas siswa Data Aktivitas Sikap Negatif Siswa dan Aktivitas Sikap Posotif Siswa yang dpat kita amati pada tabel berikut ini: Tabel 10 Data Aktivitas Sikap Negatif Siswa No Komponen Siklus I Siswa yang nampak Prosentasi 1. Ngobrol 0 0% 2. Mengganggu teman 0 0% 3. Melamun/mengantuk 1 anak 5,6% 4. Keluar masuk kelas 1 anak 5,6% 5. Main saat belajar 0 0% Tabel 11 Data Aktivitas Sikap Positif Siswa No Komponen Siklus I Siswa yang nampak Prosentasi 1. Bertanya pada guru 4 anak 22,2% 2. Ketepatan menjawab pertanyaan guru 11 anak 61,1% 3. Membantu temannya yang mendapat kesulitan 3 anak 16,7% 4. Kecapatan mengumpulkan tugas 13 anak 72,2% 5. Keberanian mengangkat tangan untuk maju kedepan 12 anak 66,7% Disini teman sejawat selaku pengamat juga mengadakan pengamatan terhadap aktivitas guru dalam menerapkan pendekatan matematika realistik. Adapun data hasil pengamatan terhadap aktivitas guru pada siklus II dapat kita lihat pada tabel berikut ini: Tebel 12 INSTRUMEN PENGAMATAN TERHADAP GURU No Aspek yang diamati Skor 100 90 80 70 60 1. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran √ 2. Menghubungkan dengan pelajaran yang lalu √ 3. Menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa √ 4. Menguasai materi pelajaran dengan baik √
  • 40. 5. Kesesuaian materi yang dibahas √ 6. Berperan sebagai fasilitator √ 7. Mengajukan pertanyaan pada siswa √ 8. Memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan √ 9. Memberi kesempatan siswa untuk bertanya √ 10. Menguasai penggunaan alat dan bahan praktik √ 11. Kejelasan menyapaikan konsep √ 12. Memberi contoh konkrit dalam kehidupan sehari-hari √ 13. Memberi motovasi dan penguatan √ 14. Membimbing siswa membuat kesimpulan √ 15. Mengaitkan materi dengan pelajaran √ 16. Memberi tugas evaluasi pada siswa √ JUMLAH 8 5 2 1 0 Nilai Prosentasi dari hasil penilaian 16 aspek 100 50% 90 31,25% 80 12,5% 70 6,25% 60 0% Keterangan : nilai 100 apabila dianggap bahwa cara melakukan aspek aktifitas sagat tepat, skor 90 bila tepat, skor 80 bila agak tepat, skor 70 bila tidak tepat, dan skor 60 bila sangat tidak tepat/tidak dilakukan. Jika kita amati dengan seksama daripada data-data yang telah dikumpulkan dan dianalisis sebelumnya, maka dapat kita berikan gambaran hasil aktivitas guru dan siswa beserta hasil evaluasinya di bawah ini: 1. hanya 1 siswa ngantuk dan 1 siswa mencoba keluar masuk namun segera guru mengawasi dan mengurnya 2. Sikap siswa yang mau mengajukan pertanyaan kepada guru sekitar 22,2%, ketepatan menjawab pertanyaan guru 61,18%, membantu temannya yang mendapat kesulitan 16,7%, kecepatan menumpulkan tugas 72,2%, keberanian untuk maju kedepan 66,7%. 3. Sebagian besar dari 16 aspek aktivitas guru yang mendapat kriteria penilaian sangat tepat dan kriteria tepat yaitu hanya sekitar 81,25%.
  • 41. Adapun kriteria penilaian sanga tepat 8 poin (50%), seperti memberi tugas evaluasi pada siswa, memberi kesempatan siswa untuk bertanya, memberi waktu tunggu pada siswa untuk menjawab pertanyaan, mengajukan pertanyaan pada siswa, berperan sebagai fasilitator, kesesuaiman materi yang dibahas, menghubungkan dengan pelajaran yang lalu, menguasai materi pelajaran dengan baik. Kriteria penilaian “tepat”rata-rata 31,25%. Sementara aktivitas aspek guru yang perlu dikembangkan yaitu yang mendapat kriteria penilaian “agak tepat” tidak terlalu banyak sekitar 3 aspek seperti menghubungkan materi dengan lingkungan sehari-hari untuk memotivasi siswa, kejelasan menyiapkan konsep, mengaitkan materi dengan pelajaran. Dari 16 aspek penilaian aktivitas guru, hampir semuanya dilaksanakan oleh guru dengan cukup baik pada saat pembelajaran berlangsung sehingga pengamat tidak ada memberikan keriteria buruk.tidak dilaksanakan. 4. Hasil tes evaluasi akhir siklus II, penguasaan dan pemahaman siswa materi pembelajaran matematika tentang hitung bilangan yang telah dipelajari siswa kelas III di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro mengalami peningkatan daripada pada proses pembelajaran siklus I dengan pembahasan sebagai berikut: 1) Siswa tuntas belajar 17 (94,4%) siswa dari 18 siswa diantaranya nilai 70-80 ada 5 siswa (27,7%) dan nilai 90-100 ada 12 siswa (66,7%). 2) Rata-rata kelas : 87,8% hal ini melebihi dari standar yang ditetapkan 70% 3) Ketuntasan siswa : menurut perhitungan sekitar 94,4% hal ini berarti rata-rata siswa yang tuntas belajar mampu mencapai nilai ketuntasan klasikal >85% sehingga perbaikan bisa dikatakan telah mengalami keberhasilan yang cukup memuaskan dan lebih baik jika dibandingkan perbaikan pembelajaran siklus I.
  • 42. d. Tahap Refleksi Berdasarkan pengamatan terhadap data-data yang ada, maka dapat penulis uraikan penjelasan pembelajaran yang dihasilkan dari siklus II yaitu sebagai berikut: Kekurangan: 1) Guru masih belum jelas dan kurang mempu mengaitkan materi. 2) Guru terlalu mengejar target sehingga ketepatan dalam menggunakan waktu seefisien mungkin. Kelebihan: 1) Guru sudah mulai nampak bagus dalam melaksanakan langkah- langkah pembelajaran. 2) Siswa cukup disiplin dan memiliki antusias serius yang lebih jeli dalam memperhatikan penjelasan guru. 3) Siswa juga lebih cermat dalam berfikir secara nyata. B. Pembahasan Persiklus Pada siklus I kriteria penilaian aktivitas guru yang dinilai cukup rendah ada sekitar 7 aspek (43,75%) sementara pada siklus II hanya 1 aspek saja (6,25%), hal ini disebabkan pada siklus I guru masih mengadakan penyesuaian dalam menerapkan model pembelajaran yang dilaksanakan, disamping kurangnya wawasan guru mengenai konsep materi yang ada. Sementara dari aktivitas siswa masih ada sikap yang kurang disiplin dan pasif selama pembelajaran siklus I, dikarenakan guru tidak peduli dan kurangnya pengawasan dan ketegasan untuk disiplin akhirnya siswa merasa dibiarkan, alternatif lain bisa juga dikarenakan guru yang tidak mau ambil pusing dengan sikap siswa sehingga guru hanya terfokus pada tanggung jawab mengajar saja. Siswa tidak diarahkan untuk menguasai pemahaman tentang materi. Banyaknya siswa yang masih bersikap rendah dan guru yang kurang cermat dalam hal penerapan model pembelajaran, pada akhirnya prestasi siswa siklus I dominant cukup rendah. Pada siklus II siswa yang dianggap siap untuk belajar dan bisa dibilang mampu memahami materi sekitar 94,4%, hal ini
  • 43. menunjukkan adanya peningkatan daripada pembelajaran di siklus I hanya sekitar 66,7%. Dalam hal ini guru disarankan oelh teman sejawat sebaiknya: 1. Pada siklus I lebih mengadakan pendekatan pada siswa sebagaimana pada siklus II. 2. Pada siklus I lebih memperdalam lagi wawasan pengetahuan tentang langkah-langkah perencanaan kegiatan inti agar lebih teratur. 3. Sebisa mungkin guru membantu dan membimbing siswa agar siswa merasa diperhatikan. 4. Guru tidak meminta siswa untuk mengevaluasi informasi yang mereka pelajari, mungkin menghalangi mereka untuk mengkritik karena siswa cenderung menafsirkan situasi tersebut sebagai hal yang melarang adanya kritik. 5. Guru menggunakan pendekatan terstruktur jangka panjang dalam konteks dimana siswa secara psikologis bergantung kepada guru lebih kecil kemungkinannya untuk bergeser dari situasu formal dibandingkan dengan guru yang menggunakan pendekatan tak terstruktur. 6. Guru mengubah tpik yang sedang dibicarakan mungkin menghambat siswa dalam mengungkapkan dan mengembangkan gagasan-gagasannya sendiri karena siswa cenderung menafsirkan perubahan tersebut sebagai usaha untuk mendapatkan kesesuaian dengan alur penalaran tertentu. 7. Pertanyaan dan pernyataan yang mengandung informasi tentang jawaban yang diinginkan guru mungkin menghalangi siswa untuk mengembangkan gagasan-gagasan sendiri karena mereka cenderung menafsirkan tindakan demikian sebagai usaha menghambat atau membatasi arah pemikiran mereka. Meskipun demikian melalui pendekatan matematika realistik selalu mengalami peningkatan mengenai penguasaan materi dan intelegensi siswa kelas III dari proses pembelajaran sebelum adanya perbaikan hingga dilaksanakannya siklus I dan siklus II.
  • 44. BAB V PENUTUP A. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan observasi yang telah dilakukan pada pembelajaran matematika sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan siswa kelas III di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro, penelitian ini dapat disimpulkan dengan pernyataan: 1. Pelaksanaan pembelajaran matematika kelas III sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro melalui pendekatan matematika realistik mampu meningkatkan hasil belajar dan cara berfikir logis siswa, hal ini dapat dibuktikan dari hasil perkembangan proses perbaikan pembelajaran yang teah dilaksanakan melalui tahapan siklus I hingga siklus II. Banyaknya siswa yang mau mengajukan pertanyaan pada siklus II kepada guru sekitar 26,7%, ketepatan menjawab pertanyaan guru 73,3%, membantu temannya yang mendapat kesulitan 20%, ketepatan mengumpulkan tugas 86,7%, besarnya keberanian mental siswa untuk maju ke depan 80%, namun hanya sebagian siswa yang mendapat kesempatan. 2. Pendekatan matematika realistik berpengaruh positif terhadap hasil evaluasi akhir pembelajaran matematika kelas III SDN Nganti 02, dimana dapat kita ketahui dengan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I hingga siklus II yang selalu mengalami peningkatan: a. Pada siklus I siswa yang tuntas belajar 10 anak diantaranya nilai 70-80 ada 7 siswa (46,7%) dan nilai 100 ada 3 siswa (20%), meningkat lagi pada siklus II siswa tuntas belajar 13 anak diantaranya nilai 70-80 ada 7 siswa (46,7%) dan nilai 90-100 ada 6 siswa (40%) b. Ketuntasan individual pada siklus I: 75,3% hal ini melebihi dari standar yang ditetapkan 70%. Pada siklus II ketuntasan individual lebih
  • 45. meningkat sebesar 81,3%, jelas hal ini melebihi standar ketuntasan individual yang elah ditetapkan sebelumnya yaitu 70%. c. Ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus I sekitar 66,7% sementara ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus II bertambah menjadi 86,7% hal ini berarti terdapat peningkatan dari siklus sebelumnya karena pada siklus II ini melebihi dari target ketercapaian sebasar 85%. B. SARAN-SARAN 1. PTK memerlukan berbagai kondisi agar dapat berlangsung dengan baik dan melembaga. Kondisi tersebut antara lain dukungan dari semua personil di sekolah, iklim yang terbuka yang memberikan kebebasan pada guru untuk berinovasi, berdiskusi, berkolaborasi dan saling mempercayai diantara personil seklah 2. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan konsep matematika yang lain pada populasi yang berbeda dan sample yang lebih besar. 3. Penelitian perbaikan pembelajaran seperti PTK perlu kita latihkan di kelas dan di sekolah. Hal ini penting sekali agar profesi kita sebagai guru terasah Setiap orang diharapkan dapat berbagi visi tentang bagaimana bekerja, dan belajar bersama. 4. Pendidikan hendaknya adil dan tidak diskriminatfi, serta peka terhadap semua budaya dan relevan dengan kehidupan sehari-hari anak. Sehingga pendidik, tenaga kependidikan, dan semua anak sebagai mesyarakat sekolah menghargai berbagi ketentuan dalam kegiatan sekolah.
  • 46. DAFTAR PUSTAKA Albrecht, K. 1992. Daya Pikir. Semarang: Dahar Prize. Armanto, D. 2001. Aspek Perbahan Pendidikan Dasar Matematika melalui Pendidikan Matematika Realistik (PMR). (Kumpulan makalah pada Seminar Nasional Sehari: Penerapan Pendidikan Matematika Realistik Pada Sekolah dan adrasah). Medan. Armanto, D. 2002. Teaching Multiplication an Division Realistically in Indonesian Primary School: A prototype of Local Instructional Theory. Dissertation, University of Twente. Enschede: Print Partners Ipskamp Begle, E. G. 1979. Critical Variables in Mathematics Education. Whasington D.C.: The Mathematical Association of America and NCTM Darhim. 2004. Pengaruh Pembelajaran Matematika Kontekstual Terhadap Hasil Belajar dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Kelas Awal Dalam Matematika. Disertasi, tidak diterbitkan. Bandung: PPS UPI De Lange, Jan. 1996. Assessment: No Change withoutProblems. The Netherlands: Freudenthal Institute. Deakin University Press Fauzan, A. 2002. Applying Realistic Mathematics Education in Theaching Geometry in Indonesian Primary Schools. Doctoral Dissertation, University of Twente. Enschede, The Netherlands. Gravemeijer, K.P.E. 1994. Developing Realistic Mathematics Education. Utrecht: CD-b Press. Marpaung, Y. 2001. Implementasi Pendidikan Matematika Realistik di Indonesia. (Kumpulan makalah pada semunar Nasional Sehari: Penerapan Pendidikan Matematika Realistik Pada Sekolah dan Meadarasah). Medan Mukhayat, T. 2004. Mengembangkan Metode Belajar yang Baik pada Anak. Yogyakarta: FMIPA UGM. Mullis, I.V.S., Martin, M.O., Gonzales, E.J., Gregory, K.d., Garden. R.a., O’Connnor, K.M., Chrostowski, S.J., and Smith, T.a. (2000). TIMSS 1999: International Mathematics Report. Boston: The International Study Centre, Boston College, Lynch School of Education Poedjawijatna. 1992. Logika Filsafat Berfikir. Jakarta: PT. Rineka Cipta Puskur. (2002). Kurikulum dan Hasil Belajar: Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar dan Madarasah Ibtidaiyah. Jakarta: Balitbang Depdiknas.
  • 47. Roemberg, T.A. 1998. Prolematics Features of the School Mathematics Curriculum. In Bishop et al. (eds.). International Handbook of Mathematics Education. Edited Dordrecht, The Netherlands: Kluwer Academic Publisher. Ruseffendi, H.E.T. 1988. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Ruseffendi, H.E.T. 2001. Evaluasi Pembudayaan Berfikir Logis Serta Bersikap Kritis dan Kreatif Melalui Pembelajaran Matematika Realistik. Makalah disampaikan pada Lokakarya di Yogyakarta. Soedjadi, R. 2004. PMRI dan KBK dalam era Otonomi Pendidikan. Bulletin PMRI. Edisi III, Kjan 2004. Bandung: KPPMT ITB Bandung. Suharta, I.G.P. 2004. Matematika Realistik: Apa dan Bagaimana? Editorial Jurnal Pendidikandan Kebudayaan. Edisi 38. Depdiknas Jakarta, Subandar : 2001 Swoboda, E. 2004. How to prepare prospective teachers to teach mathematics: Some Remarks. Poland Rzeszow University Treffers, A. dan Goffree. 1985. Rational Analysis of Realistic Mathematics Education. The Wiskoba Program. In L.Streefland (ed.), Proceeding of the ninth International Conference for the Psychology of Mathematics Education. Volume 2. Utrecht: OW & OC. Turmudi. 2004. Pengembangan Materi Ajar Matematika Realistik di Sekolah Dasar. Makalah disampaikan pada Lokakarya Pembelajaran Matematika Realistik Bagi Guru SD di Kota Bandung tgl. 7,13, dan 14 Agustus 2004 UPI Bandung. Zulkardi. 2001. Realistic Mathematics Education (RME): Teori, Contoh Pembelajaran dan Teman Belajar di Internet. Makalah yang disampaikan pada Seminar Nasional pada tgl. 4 April 2001 di UPI Bandung: Bandung: tidak diterbitkan.
  • 48. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SDN Nganti 02 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/1 Standar Kompetensi : 1. Malakukan Pengerjaan hitung bilangan sampai tiga angka Kompetensi Dasar : 1.5. Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang. Indikator : 1.5.1. Mengenal berbagai mata uang sampai dengan 5.000 rupiah Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengenal berbagai mata uang sampai dengan lima ribu rupiah. 2. Siswa dapat menentukan kesetaraan nilai mata uang dengan satuan uang lainnya. B. Materi Ajar Pengerjaan Hitung Bilangan C. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan a. Apersepsi : a.1. Cerita tentang alat tukar atau alat pembayaran a.2. Mengingat tentang ciri-ciri dan nilai mata uang b. Motivasi : Materi ini berguna bagi seorang kasir, bagi pedagang, dan para petugas bank 2. Kegiatan Inti a. Guru Menerangkan pembelajaran sesuai materi tentang Pengerjaan Hitung Bilangan b. Guru menyebutkan ciri-ciri mata uang dan nilainya c. Bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung d. Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertas e. Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok barang dari hasil permainan jual beli f. Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada permainan jual beli dengan uang lebih (utuh) 3. Penutup a. Dengan bimbingan guru, siswa dan guru melakukan refleksi b. Dengan bimbingan guru, siswa merangkum hasil pembelajaran
  • 49. c. Memberikan tes akhir D. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku matematika III 2. Uang buatan 3. Alat-alat tulis E. Penilaian 1. Teknik : Kuis, tes, diskusi, praktikum, simulasi 2. Bentuk Instrumen : Lisan, tertulis, unjuk kerja Contoh Instrumen: Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar ! 1. Kamu punya uang Rp 5.000,00 dan uang kamu ingin ditukarkan kepada Andi yang memiliki uang Rp 1.000, 00 sebanyak 7 lembar. Berapa lembarkah yang harus diberikan Andi untuk kamu ? 2. Berapakah jumlah uang yang dimiliki teman kamu jika ia mempunyai empat lembar uang senilai Rp 1.000, 00 dan 3 keping uang logam senilai Rp 500,00 ? 3. Bagaimanakah penulisan uang tujuh ribu sembilan ratus rupiah ? 4. Tuliskan besar nilai uang empat ribu lima ratus rupiah ! 5. Apakah kegunaan uang ? Kunci Jawaban 1. 5 lembar 2. Rp 5.500,00 / Lima ribu lima ratus rupiah 3. Rp 7.900,00 4. Rp 4.500,00 5. untuk digunakan sebagai alat tukar Mengetahui: Kapala SDN Nganti 02 LINARSI,S.Pd NIP. 19560330 197512 2 002 Nganti, 28 Juli 2010 Guru Pengajar, DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd NIM. 815 373 836
  • 50.
  • 51. RENCANA PERBAIKAN PEMBEAJARAN (RPP) SIKLUS I Sekolah : SDN Nganti 02 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : III/1 Standar Kompetensi : 1. Malakukan Pengerjaan hitung bilangan sampai tiga angka Kompetensi Dasar : 1.5. Memecahkan masalah perhitungan termasuk yang berkaitan dengan uang. Indikator : 1.5.1. Mengenal berbagai mata uang sampai dengan 5.000 rupiah Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 kali pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat mengenal berbagai mata uang sampai dengan lima ribu rupiah. 2. Siswa dapat menentukan kesetaraan nilai mata uang dengan satuan uang lainnya. B. Tujuan Perbaikan 1. Perubahan proses pembelajaran matematika yang menyenangkan harus menjadi prioritas utama 2. Menumbuhkan penataan nalar ataupun kemampuan berfikir logis serta sikap positif siswa yang berguna dalam mempelajari ilmu pengetahuan maupun dalam penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. C. Materi Ajar Pengerjaan Hitung Bilangan F. Langkah-langkah Kegiatan 1. Pendahuluan a. Apersepsi : a.1. Cerita tentang alat tukar atau alat pembayaran a.2. Mengingat tentang ciri-ciri dan nilai mata uang 2. Kegiatan Inti a. Guru Menerangkan pembelajaran sesuai materi tentang Pengerjaan Hitung Bilangan b. Guru menyebutkan ciri-ciri mata uang dan nilainya c. Bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung d. Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertas e. Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok barang dari hasil permainan jual beli f. Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada permainan jual beli dengan uang lebih (utuh) 3. Penutup a. Dengan bimbingan guru, siswa dan guru melakukan refleksi b. Dengan bimbingan guru, siswa merangkum hasil pembelajaran
  • 52. c. Memberikan tes akhir E. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku matematika III 2. Uang buatan 3. Alat-alat tulis F. Penilaian 1. Teknik : Kuis, tes, diskusi, praktikum, simulasi 2. Bentuk Instrumen : Lisan, tertulis, unjuk kerja Contoh Instrumen: Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar ! 1. Berapakah nilai mata uang ini ? 2. Dengan perbandingan nilai mata uang pada gambar di samping, barapa keping uang logam Rp 500,00 agar bisa setara nilainya ? 3. Kamu punya uang Rp 5.000,00 dan uang kamu ingin ditukarkan kepada Andi yang memiliki uang Rp 1.000, 00 sebanyak 7 lembar. Berapa lembarkah yang harus diberikan Andi untuk kamu ? 4. Berapakah jumlah uang yang dimiliki teman kamu jika ia mempunyai empat lembar uang senilai Rp 1.000, 00 dan 3 keping uang logam senilai Rp 500,00 ? 5. Bagaimanakah penulisan uang tujuh ribu sembilan ratus rupiah ? Kunci Jawaban 1. Seribu rupiah / Rp 1.000,00 2. 4 keping logam Rp 500,00 3. 5 lembar 4. Rp 5.500,00 / Lima ribu lima ratus rupiah 5. Rp 7.900,00 Mengetahui: Kapala SDN Nganti 02 Nganti, 11 Agustus 2010 Guru Pengajar,
  • 53. LINARSI,S.Pd NIP. 19560330 197512 2 002 DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd NIM. 815 373 836 c. memberikan tes akhir E. Alat dan Sumber Belajar 1. Buku matematika III 2. Uang buatan 3. Alat-alat tulis F. Penilaian 1. Teknik : Kuis, tes, diskusi, praktikum, simulasi 2. Bentuk Instrumen : Lisan, tertulis, unjuk kerja Contoh Instrumen: Jawablah pertanyaan berikut ini dengan benar ! 1. Berapakah nilai mata uang ini ? 2. Dengan perbandingan nilai mata uang pada gambar di samping, barapa keping uang logam Rp 500,00 agar bisa setara nilainya ? 3. Kamu punya uang Rp 5.000,00 dan uang kamu ingin ditukarkan kepada Andi yang memiliki uang Rp 1.000, 00 sebanyak 7 lembar. Berapa lembarkah yang harus diberikan Andi untuk kamu ? 4. Berapakah jumlah uang yang dimiliki teman kamu jika ia mempunyai empat lembar uang senilai Rp 1.000, 00 dan 3 keping uang logam senilai Rp 500,00 ? 5. Bagaimanakah penulisan uang tujuh ribu sembilan ratus rupiah ? Kunci Jawaban 1. Seribu rupiah / Rp 1.000,00 2. 4 keping logam Rp 500,00 3. 5 lembar 4. Rp 5.500,00 / Lima ribu lima ratus rupiah 5. Rp 7.900,00
  • 54. Mengetahui: Kapala SDN Nganti 02 LINARSI,S.Pd NIP. 19560330 197512 2 002 Nganti, 18 Agustus 2010 Guru Pengajar, DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd NIM. 815 373 836 LAPORAN KEMAJUAN PEMBIMBINGAN PKP MATA PELAJARAN : MATEMATIKA I. Nama Mahasiswa : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd II. NIM : 815 373 836 III. Nama Pembimbing : Drs. D.M. RAIBUDI,M.S IV. Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Cara Berpikir Logis Siswa Kelas III Terhadap Matematika Sub Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan Matematika Realistik Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro V. Rincian Kegiatan Yang Sudah Dilakukan A. Tahap Perencanaan (Planning). 1. Penelitian ini diawali dengan mengadakan diskusi dengan teman sejawat mengenai masalah pembelajaran yang telah lalu. 2. Peneliti bersama-sama teman sejawat mendiskusikan kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah matematika pada sub pokok bahasan pengerjaan hitung bilangan. 3. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus I dengan menyesuaikan silabus kurikulum 2006, beserta menetapkan perangkat-perangkatnya. 4. RPP yang telah dibuat beserta perangkat pembelajarannya. 5. Menyusun LKS masalh matematika B. Tahap Melakukan Tindakan (Action) 1. Bertanya jawab tentang nilai mata uang yang ditunjukkan guru 2. Siswa menyebutkan ciri-ciri mata uang yang nilainya. 3. Siswa menghitung nilai sekelompok mata uang yang beragam nilainya. 4. Siswa menyebutkan nilai sekelompok mata uang yang disebutkan guru 5. Dengan Tanya jawab, siswa menyebutkan kesetaraan nilai mata uang dengan berbagai satuan uang lainnya. 6. Siswa bermain tukar menukar uang dengan model uang dari kertas. 7. bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung. 8. Siswa menentukan banyaknya uang kembalian jika pembayaran pada permainan jual beli dengan uang lebih (utuh). C. Data Lapangan 1. Data Aktifitas Guru 2. Data Aktifitas Sikap Positif Siswa dan Data Aktifitas Sikat Negatif Siswa 3. Nilai Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas III SDN Nganti 02 D. Rencana kegiatan selanjutnya
  • 55. Melanjutkan perbaikan ke siklus ke-dua VI. Kendala yang dihadapi 1. Sikap siswa belum terkendali sepenuhnya dan perhatian siswa cenderung tidak fokus. 2. Siswa tidak dapat melihat hubungan antara topic yang satu dengan yang lainnya. 3. Penjelasan guru terlalu mengembang dan tidak terfokus pada pokok permasalahan. 4. Siswa tidak diarahkan untuk mengembangkan sikap, minat serta potensi dasar siswa. Mengetahui: Supervisor, Drs. D.M. RAIBUDI,M.S NIP. 19590419 198503 1 002 Surabaya, 03 Oktober 2010 Peneliti, DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd NIM. 815 373 836 LAPORAN KEMAJUAN PEMBIMBINGAN PKP MATA PELAJARAN : MATEMATIKA I. Nama Mahasiswa : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd II. NIM : 815 373 836 III. Nama Pembimbing : Drs. D.M. RAIBUDI,M.S IV. Judul Penelitian : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Dan Cara Berpikir Logis Siswa Kelas III Terhadap Matematika Sub Pokok Bahasan Pengerjaan Hitung Bilangan Melalui Pendekatan Matematika Realistik Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro V. Rincian Kegiatan Yang Sudah Dilakukan A. Tahap Perencanaan (Planning). 1. Penelitian ini diawali dengan mengadakan diskusi dengan teman sejawat mengenai masalah pembelajaran perbaikan siklus I. 2. Peneliti bersama-sama teman sejawat mendiskusikan kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa. 3. Menyusun rencana perbaikan Siklus II pembelajaran dengan menyesuaikan silabus kurikulum 2006, beserta menetapkan perangkat-perangkatnya. 4. Mempersiapkan media konkrit yang dibutuhkan. 5. Membuat format-format penilaian observasi dan nilai evaliasi akhir. 6. Mempersiapkan LKS B. Tahap Melakukan Tindakan (Action) 1. Bertanya jawab tentang nilai mata uang yang ditunjukkan guru 2. Siswa menyebutkan ciri-ciri mata uang yang nilainya. 3. Siswa menghitung dan menyebutkan nilai mata uang yang beragam nilainya. 4. Dengan Tanya jawab, siswa menyebutkan kesetaraan nilai mata uang dengan berbagai satuan uang lainnya. 5. Siswa bermain tukar menukar uang dengan model uang dari kertas. 6. Mengingat tentang kesetaraan nilai mata uang. 7. bertanya jawab tentang harga barang yang dibeli atau dijual di warung. 8. Siswa bermain jual beli dengan model uang dari kertas.
  • 56. 9. Dengan bimbingan guru, siswa menentukan harga sekelompok barang. 10. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. C. Data Lapangan 1. Data Aktifitas Guru 2. Data Aktifitas Sikap Positif Siswa dan Data Aktifitas Sikat Negatif Siswa 3. Nilai Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas III SDN Nganti 02 D. Rencana kegiatan selanjutnya Penelitian ada kemajuan maka tindakan perbaikan selesai. VI. Kendala yang dihadapi 1. Guru masih belum jelas dan kurang mempu mengaitkan materi. 2. Guru terlalu mengejar target sehingga terlupakan ketepatan dalam menggunakan waktu seefesien mungkin. Mengetahui: Supervisor, Drs. D.M. RAIBUDI,M.S NIP. 19590419 198503 1 002 Bojonegoro, 18 Agustus 2010 Peneliti, DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd NIM. 815 373 836
  • 57. PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA SUMBER PEMBELAJARAN IPS KELAS III PADA MATERI MELESTARIKAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DI SDN NGANTI 02 KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO ( Diajukan untuk memenuhi salah satu Mata kuliah pemantapan Kemampuan Profesional Program Studi S-1 PGSD) OLEH : DWI MUNTIHARA, A.Ma.Pd. NIM. 815 373 836 UNIVERSITAS TERBUKA UNIT PROGRAM JARAK JAUH (UPBJJ) SURABAYA POKJAR S-1 PGSD KABUPATEN BOJONEGORO 2010
  • 58. LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI MEDIA SUMBER PEMBELAJARAN IPS KELAS III PADA MATERI MELESTARIKAN LINGKUNGAN ALAM SEKITAR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR SISWA DI SDN NGANTI 02 KECAMATAN NGRAHO KABUPATEN BOJONEGORO Nama : DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd NIM : 815 373 836 Program Studi : S-1 PGSD UPBJJ-UT SURABAYA POKJAR BOJONEGORO Tempat mengajar : Desa Nganti Kecamatan Ngraho KabupatenBojonegoro Jumlah pembelajaran : 2 siklus Tempat dan tanggal pembelajaran : SDN Nganti 02 Siklus I : 12 Agustus 2010 Siklus II : 19 Agustus 2010 Menyetujui, Supervisor, Drs. D.M. RAIBUDI,M.S NIP. 19590419 198503 1 002 Bojonegoro, 03 Oktober 2010 Mahasiswa DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd NIM. 815 373 836
  • 59. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur dan merupakan suatu berkah yang layaknya penulis syukuri, karena dengan kudrat dan iradat-Nya, taufiq dan hidayah-Nya, akhirnya penulis menyelesaikan tugas laporan Pemantapan Kemampuan Profesional. Dalam penyusunan laporan ini hingga menyelesaikannya, penulis banyak sekali menerima bantuan dan arahan dari berbagai pihak, secara khusus penulis menyatakan terima kasih kepada: 1. Prof.Dr.Kisyani Laksono,M.Hum, selaku Rektor Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya. 2. Drs. Adi Suprapto, M.Pd, selaku Koordinator Layanan Belajar Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya. 3. Dra. Barokah, M.Pd, selaku coordinator Pokjar Bojonegoro. 4. H. M.Kuzaini, S.Pd.MM, selaku pengelola Universitas Terbuka Pokjar Bojonegoro. 5. Drs. D.M. RAIBUDI,M.S, selaku dosen pembimbing. 6. Linarsi, S.Pd, selaku Kepala SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro. 7. Sadidik, S.Pd.I, selaku teman sejawat. 8. Seluruh Dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis hingga menyelesaikan studi di Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya. Dan akhirnya semua kritik dan saran demi perbaikan penyempurnaan laporan ini sangan peneliti harapkan. Surabaya, 03 Oktober 2010 Peneliti, DWI MUNTIHARA,A.Ma.Pd NIM. 815 373 836
  • 60. ABSTRAK DWI MUNTIHARA, 2009. “Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Media Sumber Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro”. PTK Unit Program Belajar Jarak Jauh Universitas Terbuka (UPBJJ) Surabaya 2010 Tujuan pembelajaran matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah adalah untuk menyiapkan agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan di dunia yang selalu berkembang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efisien,dan efektif (Puskur, 2002). Pendekatan matematika realistik berpengaruh positif terhadap hasil evaluasi akhir pembelajaran matematika kelas III di SDN Nganti 02, dimana dapat kita ketahui dengan adanya peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I hingga siklus II yang selalu mengalami peningkatan: Pada siklus I siswa yang tuntas belajar ada 10 anak diantaranya nilai 70-80 ada 7 siswa (46,7%) dan nilai 90-100 ada 3 siswa (20%). Meningkat lagi pada siklus II siswa tuntas belajar 13 anak diantaranya nilai 70-80 ada 7 siswa (46,7%) dan nilai 90-100 ada 6 siswa (40%). Ketuntasan individual pada siklus I: 75,3% hal ini melebihi dari standar yang ditetapkan 70%. Pada siklus II ketuntatsan individual yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 70% Ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus I sekitar: 66,7% sementara ketuntasan klasikal menurut perhitungan di siklus II bertambah mejadi 86,7% hal ini berarti terhadap penigkatan dari siklus sebelumnya karena pada siklus II ini melebihi target ketercapaian sebesar 85%.
  • 61. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ii KATA PENGANTAR......................................................................................... iii ABSTRAK.......................................................................................................... iv DAFTAR ISI....................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1 B. Rumusan Masalah......................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian........................................................................ 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka Berkaitan dengan Masalah Penelitian.................. 5 B. Kajian Pustaka Berkaitan dengan Tindakan Perbaikan................ 10 C. Tinjauan hasil-hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan Masalah dan Tinjauan Perbaikan.................................................. 11 D. Kerangka berfikir tentang tindakan perbaikan yang dilakukan.... 12 BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Jenis dan Subyek Penelitian.......................................................... 14 B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian.................................. 14 C. Prosedur Penelitian....................................................................... 14 BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Persiklus............................................................. 19 B. Pembahasan.................................................................................. 28 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................... 30 B. Saran-saran................................................................................... 30 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
  • 62. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan disengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Guru memiliki peranan kepemimpinan yang hakiki dalah hubungannya dengan produktifitas belajar. Ia memiliki tanggung jawab dalam menciptakan kondisi yang serentak memenuhi kebutuhan siswa dan kebutuhan tugas. Seorang pelajar jarang menyadari mengapa dia merasa laluasa dan dapat mengoptimalkan kemampuannya, tetapi ia memberi reaksi secara sadar terhadap “suasana yang menciptakan oleh gaya mengelola yang nerupakan lambing sikap mendukung” (Gellerman: 1963). Adapun bentuk pemberian motivasi belajar kepada siswa yaitu guru-guru mengadopsi strategi “pengayaan tugas”. Pengayaan tugas mengandung arti bahwa guru mempunyai tanggung jawab yang jelas untuk merancang tugas-tugas belajar sedemikian rupa, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk mendapat pengalaman dan suatu perasaan pencapaian pribadi, penghargaan, tanggung jawab, otonomi, kemajuan dan pertumbuhan. Guru memberikan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru” menyangkut kualitas keprofesionalannya dalam satu manajemen pendidikan yang professional. Cara belajar siswa yang berbeda-beda, memerlukan cara pendekatan pembelajaran yang berbeda. Guru harus mempergunakan berbagai pendekatan agar anak tidak cepat bosan. Fakta nyata, seperti yang pernah dialami ketika diadakannya pembelajaran materi IPS Kelas III pada materi Melestarikan Lingkungan
  • 63. Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi dan Minat Belajar Siswa di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonego tanggal 30 Juli 2010, siswa nampak kurang mendengarkan penjelasan guru dikarenakan mereka tidak paham pada materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar sehingga tidak bisa memberikan tanggapan, medianya hanya meliputi papan tulis dan kapur tulis, diamping itu penjelasan guru terlalu abstrak dan kurang menarik minat siswa kelas III, serta kurangnya persiapan/motivasi belajar siswa sehingga hasil belajar rendah. Hanya 10 siswa (55,6%) yang siap untuk belajar yaitu 22,2% yang menguasai materi dengan memperoleh nilai 90-100 dan 33,3% hamper mengenal pemahaman konsep materi yang bersifat teoritis dengan memperoleh nilai 70-80, sementara 8 orang siswa (44,4%) siswa kesulitan dalam menunjukkan implementasi konsep teoritis dalam pembelajaran IPS kelas III materi tentang Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar. Kesenjangan tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa factor, antara lain : 1. Dari sudut pandadang siswa a. Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi IPS yang bersifat teoritis. b. Kurangnya kemampuan siswa merumuskan contoh-contoh implementasi konsep IPS. c. Kurangnya persiapan/motivasi dan minat belajar siswa sehingga hasil belajar rendah. 2. Dari sudut pandang guru a. Belum optimalnya usaha yang dilakukan guru untuk membantu kesulitan belajar siswa. b. Kurang kondusifnya metode mengajar yang digunakan guru untuk memotifasi dan merangsang minat belajar siswa. Jika permasalahan tersebut diatas tidak segera dipecahkan akan memerikan dampak negative terhadap kelancaran proses pembelajaran di kelas, seperti:
  • 64. 1. Kesulitan dalam menghidupkan suasana baru dalam belajar, karena kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 2. Kurangnya motivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 3. Prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS kurang memuaskan. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi pembelajaran diatas yakni dengan mengorganisasikan kegiatan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan menggairahkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif, produktif dan konstruktif dalam membangun pengetauannya seiring dengan paradigma kontruktivistik. Alternatfi tindakan yang dilakukan adalah : memanfaatkan lingkungan sekolah di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro sebagai media sumber pembelajaran IPS Kelas III Materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar. Berdasarkan alternatif tindakan di atas, maka penulis sepakat untuk mengadakan penelitian dengan judul : Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Media Sumber Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukanan, maka permasalahan yang akan diteliti adalah: 1. Bagaimanakan Gambaran Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Media Sumber Pembelajaran IPS kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro? 2. Bagaimanakan Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Media Sumber Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro?
  • 65. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka ditetapkanlah tujuan penelitian, yaitu: 1. Mengetahui Gambaran Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Media Sumber Pembelajaran IPS kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro? 2. mengetahui Pengaruh Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Media Sumber Pembelajaran IPS Kelas III Pada Materi Melestarikan Lingkungan Alam Sekitar Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Minat Belajar Siswa Di SDN Nganti 02 Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro? D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa a. Siswa didorong aktif secara fisik, mental, dan emosi dalam belajar. b. Potensi diri siswa lebih meningkat, sehingga pembelajaran lebih bermakna, menyenangkan, dan mempunyai daya tarik. 2. Bagi Guru a. Mampu menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. b. Peluang emas untuk memperkuat gugus dan kelompok kerja guru (KKG), dimana antar guru saling belajar. c. Memberikan informasi kepada guru mengenai kesiapan dan daya kritis serta keberhasilan siswa dalam belajar. 3. Bagi Sekolahan a. Memberikan informasi tentang profil guru dan siswa dalam belajar. b. Memberikan informasi tentang kemampuan guru dalam memvariasikan bentuk pelayanan kepada siswa dalam belajar. c. Memperoleh metode pembelajaran yang memiliki keberpihakan kepada siswa lebih dominant disbanding metode belajar yang lain.
  • 66. BAB II KAJIAN PUSTAKA a. Kajian pustaka berkaitan dengan masalah penelitian 1. Pengelolaan program belajar mengajar Kemampuan mengelola program belajar mengajar mencakup kemampuan merumuskan tujuan instruksional, kemampuan mengenal dan menggunakan metode mengajar, kemampuan memilih dan menyusun prosedur instruksional yang tepat, kemampuan melaksanakan program belajar mengajar, kemampuan mengenal potensi siswa, serta kemampuan merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial. Hasibuan,J.J (1988): kemampuan mengelola program belajar mengajar dapat dilakukan dengan cara berikut ini: 1. Merumuskan tujuan instruksional dengan cara: 1. Mengkaji kurikulum bidang studi 2. Mempelajari cirri-ciri rumusan instruksional 3. Mempelajari tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan 4. merumuskan tujuan instruksional bidang studi yang bersangkutan. 2. Mengenal dan dapat menggunakan metode mengajar dengan cara: 1. Mempelajari macam-macam metode mengajar 2. Menggunakan macam-macam metode mengajar 3. Memilih dan menyusun prosedur instuksional yang tepat dengan cara: 1. Mempelajari kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar 2. Menggunakan kriteria pemilihan materi dan prosedur mengajar 3. Merencanakan program pembelajaran, serta 4. Menyusun satuan pelajaran. 4. Melaksanakan program belajar mengajar dengan cara: 1. Mempelajari fungsi dan peran guru dalam proses belajar mengajar 2. Menggunakan alat Bantu belajar mengajar 3. Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar 4. Memonitor proses belajar peserta didik 5. Menyesuaikan rencana program pengajaran dengan situasi kelas
  • 67. Adapun salah satu penyebab berkurangnya minat anak terhadap belajar di sekolah diantaranya dikarenakan oleh kondisi-kondisi sebagai berikut: a. Pengalaman anak pada masa awal, pengalaman anak semasa di taman-taman juga dapat mempengaruhi penyesuaian diri dan kesiapan anak untuk memasuki dunia sekolah. b. Pengaruh orang tua dan kakak/saudara, jika orang tua yang tidak terlalu mendorong anak untuk belajar mempersiapkan ujian/ulangan maka anak cenderung ingin mencari keramaian yang mengasikkan sehingga lupa akan tugas belajar. c. Sikap teman sebaya, anak yang akan menerima dan memilih minat dan nilai- nilai yang dianut oleh kelompoknya. d. Prestasi baik, kegagalan akademik akan menurunkan “diri” setiap anak dan hal ini akan menimbilkan rasa ketidaksukaan terhadap situasi yang menyebabkan kegagalan terjadi. e. Sikap terhadap tugas, semakin tinggi sekolah yang diduduki anak dalam bangku sekolahnya biasanya semakin banyak tugas yang harus dihadapinya, ini memerlukan usaha anak yang semakin besar sehingga tidak jarang anak yang tidak suka akan pelajaran di sekolah. f. Hubungan guru dengan siswa, besarnya minat anak pada sekolahan juga tergantung pada bagaimana sikap guru pada anak. Jika orang tua dan saudaranya memberikan pengertian atau pemahaman yang salah tentang guru, maka hal ini akan membuat anak menimbulkan prasangka buruk terhadap guru sehingga akan timbul rasa benci dalam diri anak dan tidak suka jika guru tersebut mengajarnya. g. Suasana emosional di sekolah, disiplin dan sikap guru yang terlalu berlebihan akan mempengaruhi minat siswa untuk belajar disekolah. Diharapkan guru dan siswanya memiliki hubungan yang baik dan menerapkan disiplin hendaknya bersifat otritatif akan membangkitkan sikap positif pada diri anak, bukan dengan sikap guru atau sistem disiplin yang otoriter. Jika anak berminat pada kegiatan akademik maupunekstrakurikuler yang berkaitan dengan sekolah maka anak anak senang meluangkan waktu pada kegiatan-kegiatan sekolah. Disam[ing itu, hubungan sosial yang baik dengan guru
  • 68. maupun teman, menjadikan anak sebagai warga Negara sekolah yang baik dan berusaha untuk menaati aturan sekolah. Oleh karena itu sikap yang menyenangkan ini disukai guru maupun teman-temannya. Perkembangan minat memiliki karateriktik- karateriktik tertentu sebagai berikut: 1. Minat berkembang sejalan dengan perkembanagn fisik dan mental. 2. Minat sangat bergantung pada kesiapan belajar. 3. Minat sangat bergantung pada kesempatan untuk belajar. 4. Perkembangan minat yang terbatas. 5. Minat dipengaruhi oleh suasana hati. 6. Minat dipengaruhi oleh budaya. 7. Minat bersifat egosentri. Menurut Hurlock (1989) ada empat cara minat mempengaruhi perkembangan anak, yaitu : 1. Minat dapat mempengaruhi dan intensitas aspirasi 2. Minat dapat sebagai pendorong 3. Minat berpengaruh pada prestasi. Minat yang berkembang pada masa kanak-kanak dapat menjadi minat selamanya. 2. Evaluasi proses pembelajaran Davies mengemukakan bahwa evaluasi merupakan proses untuk memberikan atau menetapkan nilai kepada sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek (Davies, 1981:3). Menurur Wand dan Brown, evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Pengertian evaluasi lebih dipertegas legi dengan batasan sebagai proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu (Sudjana, 1990:3). Dengan berdasarkan batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu. Evaluasi mencakup sejumlah teknik yang tidak bisa diabaikan oleh seorang guru maupun dosen. Evaluasi bukanlah sekumpulan teknik semata-mata, tetapi