2. Tugas 1
• Biaya tenaga kerja, biaya bahan baku
dan biaya overhead pabrik
3. 1. Biaya Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan pokok atau bahan utama yang diolah dalam proses produksi
menjadi produk jadi. Bahan baku dapat diidentifikasikan dengan produk atau pesanan
tertentu dan nilainya relatif besar.
Biaya yang timbul atau terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk
menempatkannya dalam keadaan siap diolah disebut biaya bahan baku.
Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli, biaya angkutan, dan biaya-biaya
lainnya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan baku tersebut siap dipakai. Jadi
harga pokok bahan baku bukan hanya harga yang tercantum pada faktur pembelian
(harga beli).
Biaya-biaya lainnya yang biasanya ikut diperhitungkan sebagai biaya bahan baku selain
harga beli dan biaya angkutan, antara lain; biaya pesan (order cost), biaya
penerimaan, biaya pembongkaran, biaya pemeriksaan, biaya asuransi, dan biaya
pergudangan. Pada umumnya, biaya bahan baku dicatat hanya sebesar harga beli
menurut faktur pembelian karena biayabiaya lain yang terjadi selain harga beli sulit
diperhitungkan kepada harga pokok bahan baku
yang dibeli. Biaya-biaya lain tersebut biasanya diperhitungkan sebagai biaya overhead
pabrik.
4. a. Metode Pencatatan Biaya Bahan Baku
Terdapat dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam
produksi, yaitu metode mutasi persediaan (perpetual inventory method) dan
metode persediaan fisik (physical inventory method).
Dalam metode mutasi persediaan (perpetual), setiap mutasi bahan baku dicatat
dalam kartu persediaan, sedangkan dalam metode fisik, hanya tambahan
persediaan bahan baku dari pembelian saja yang dicatat dan mutasi
berkurangnya bahan baku karena pemakaian tidak dicatat dalam kartu
persediaan. Metode persediaan fisik sangat cocok digunakan dalam penentuan
biaya bahan baku perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan
dengan metode harga pokok proses , sedangkan metode persediaan digunakan
dalam perusahaan yang harga pokok produksi nya dikumpulkan dengan metode
harga pokok pesanan.
5. 1.
Metode Identifikasi Khusus (Specific Identification Method)
Setiap jenis bahan baku yang ada di gudang harus diberi tanda pada harga pokok per satuan berapa bahan baku
tersebut dibeli. Setiap pembelian bahan baku yang harga pokok per satuannya berbeda dengan harga per satuan
bahan baku yang ada di gudang harus dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga bahan tersebut.
Metode ini merupakan metode yang paling teliti dalam penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam
produksi, namun sering kali tidak praktis.
2.
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)
Ø Dalam metode ini, penentuan biaya bahan baku beranggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang
pertama masuk gudang, digunakan untuk menentukan harga bahan baku yang pertama kali dipakai. Yang jadi
perhatian adalah anggapan aliran biaya tidak harus sesuai dengan aliran fisik bahan baku dalam produksi.
3. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO)
Ø Dalam metode LIFO ini, penentuan harga pokok yang dipakai dalam produksi beranggapan bahwa harga pokok
per satuan bahan baku yang terakhir masuk persediaan gudang, dipakai untuk menentukan harga pokok atas
bahan baku yang pertama kali dipakai dalam produksi.
4. Metode Rata – Rata Bergerak (Moving Average Method)
Ø Persediaan bahan baku yang ada di gudang dihitung harga pokok rata – rata nya, dengan cara membagi total
harga pokok dengan jumlah satuannya. Setiap kali terjadi pembeliaan yang harga pokok per satuannya berbeda
dengan harga pokok rata – rata persediaan yang ada di gudang, harus dilakukan perhitungan harga pokok rata –
rata per satuan yang baru. Bahan baku yang dipakai dalam proses produksi dihitung harga pokoknya dengan
mengalikan jumlah satuan bahan baku yang dipakai dengan harga pokok rata – rata per satuan bahan baku yang
ada di gudang.
5. Metode Biaya Standar
Ø Bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan sebesar harga standar (standard price), yaitu harga
taksiran yang mencerminkan harga yang diharapkan akan terjadi pada masa yang akan datang. Harga standar
merupakan harga yang diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu.
6. PT. ALAM RAYA adalah perusahaan manufaktur yang berlokasi di Jakarta, data persediaan
bahan baku (raw material inventory) yang ada dalam catatan perusahaan adalah sebagai berikut :
Persediaan Tanggal 1 Januari 1999 = 200 Kg @ Rp 100,00
Pembelian:
Tanggal
12 Jan 1999
Jumlah (Kg)
400
26 Jan 1999
31 Jan 1999
500
100
Harga / Kg
Rp 120
Rp 90
Rp 110
Pemakaian:
Tanggal
Jumlah
16 Jan 1995
500
28 Jan 1995
300
Catatan:
29 Jan 1999 Dikembalikan ke suplier sebanyak 100 Kg berasal dari pembelian tanggal 26 jan 1999
30 Jan 1999 Diterima oleh gudang bahan sebanyak 50 Kg dari bahan yang diminta tanggal 28 januari dan
berasal dari persediaan awal
Perhitungan fisik 31 Jan 1999 sebanyak 350 Kg
Dari data diatas saudara diminta menghitung bahan baku yang dipakai (raw material used) bulan Jan 1999
dengan metode
pencatatan fisik maupun Perpetual serta metode penilaian persediaan :
a. Metode FIFO
7. Jawaban :
A. 1. metode Fisik Fifo
Persediaan (inventory)Per 1 Jan 1999 (awal = 200 Kg x Rp 100 )
Pembelian Bahan (raw material purchase) :
Tgl 12/1/1999
= 400 x Rp 120
=
Rp 48.000
20/1/1999
= 500 x Rp 90
=
Rp 45.000
31/1/1999
= 100 x Rp 110
=
Rp 11.000
Pembelian kotor (gross purchase)
Rp104.000
Pengembalian pembelian 100 x Rp 90 =
(9.000)
Pembelian bersih (net purchase) sebanyak 900 Kg
Harga perolehan Bahan siap pakai (raw material available to use)1.100 Kg
Persediaan Bahan per 31 Jan 1999
100 x Rp 110
=
Rp 11.000
250 x Rp 90
=
Rp 22.500
Rp 20. 000
Rp 95.000
Rp 115.000
(Rp 33.500)
Harga perolehan bahan yang dipakai (raw material used)
Rp 81.500
8. A.2. Perpetual Fifo
KARTU PERSEDIAAN BAHAN
PT. Alam raya
Satuan :
EOQ :
Tanggal
1 jan 99
12 jan 99
Nama Bahan :
Minimum :
Kode
:
Maksimum :
Nomor
:
Pesan
:
Masuk / Beli
Keluar / Pakai
Kuanti Biaya Jumlah Kuan Biaya Jumlah
satua (Rp)
tas
titas Satuan (Rp)
n
400
120
90
90
20.000
20.000
48.000
100
120
12.000
100
500
100
200
(100
100
100
120
100
120
120
90
12.000
45.000
12.000
18.000
300
90
27.000
4.500)
200
250
90
90
18.000
22.500
20.000
36.000
45.000
28 Jan 99
29 Jan 99
30 Jan 99
200
200
400
200
300
500
Jumlah
(Rp)
48.000
16 Jan 99
26 Jan 99
Sisa
Kuantit Biaya
as
satuan
120
90
9.000)
(50
90
9. 2. Biaya tenaga kerja
biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja.Biaya tenaga kerja
merupakan salah satu biaya konversi (biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk).
Penggolongan Kegiatan Tenaga Kerja Pada Perusahaan Menufaktur
1. Berdasarkan fungsi pokok organisasi atau perusahaan
Fungsi pokok tersebut terdiri dari produksi, pemasaran dan administrasi
Fungsi pokok ini di perlukan untuk membedakan :
Biaya tenaga kerja pabrik sebagai unsur harga pokok penjualan
Biaya tenaga kerja non publik sebagi unsur biaya usaha
2. Berdasarkan kegiatan-kegiatan departemen dalam perusahaan
Departemen dalam perusahaan menufaktur dibedakan menjadi 2 yaitu :
Departemen produksi
Departemen non produki
Penggolongan kegiatan tenaga kerja pada kedua depatemen ini untuk memudahkan pengendalian terhadap
biaya tenaga kerja pada setiap departemen.
3. Menuurut jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan menjadi dasar penetapan upah standar. Ex : operator, mandor, upah stndar untuk masingmasing jenis pekerjaan tersebut berbeada.
4. Menurut hubungannya dengan produk, tenga kerja dibedakan menjadi :
Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta dalam produksi. Jasanya
dapat di telusuri secara langsung pada produk dan upahnya merupakan bagian yang besar dalam
memproduksi produk.
Tenga kerja tidak langsung adalah kebalikan dari tenaga kerja langsung. Upahnya masuk dalam biaya tenga
kerja tidak langsung, sebagai unsur biaya overhead pabrik dibebankan pada produk secara tidak langsung,
tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik yang ditentukanterlebih dahulu.
10. Biaya tenaga kerja terdiri dari :
Gaji dan upah reguler
Insentif
Premi lembur
Biaya-biaya yang dihubungkan dengan tenaga kerja (Labor Related Cost)
1. Gaji dan Upah Reguler
Pada perusahaan yang menggunakan harga pokok pesanan (job order costing), gaji dan upah
dihitung berdasarkan :
a. Kartu Hadir (clock card), mencatat jam kehadiran karyawan (jangka waktu jam hadir sampai
pulang).
Proses pencatatan :
Setiap akhir minggu kartu hadir tiap karyawan dikirim ke bagian pembuat daftar gaji dan
upah untuk dipakai sebagai dasar perhitungan gaji dan upah karyawan per minggu.
b. Kartu Jam Kerja (job time ticket)
menggunakan kartu hadir untuk melihat jam kerja dalam mengerjakan produk (biasanya
untuk tenaga kerja langsung)
Perhitungan Upah = tarif Upah x Jam Kerja
Proses pencatatan sama dengan menurut kartu hadir
perusahaan yang menggunakan harga pokok proses tidak menggunakan kartu hadir dan kartu
jam kerja, karena produksi dikerjakan secara masal untuk produk yang sama dan dalam jumlah
yang sama sehingga tidak perlu distribusi biaya tenaga kerja
11. Akuntansi biaya gaji dan upah dilakukan dalam 4 tahap pencatatan :
Tahap I :
Kartu hadir karyawan direkap untuk daftar gaji & upah
bag. Akuntansi mencatat (jurnal) :
BDP-Biaya tenaga kerja
Rp. xxx
Biaya overhead pabrik
Rp. xxx
Biaya adm dan umum Rp. xxx
Biaya pemasaran
Rp. xxx
Gaji dan Upah
Rp. xxx
Tahap II :
Berdasarkan daftar gajidan upah bag. Akuntansi membuat
bukti kas keluar dan cek untuk pengambilan uang di bank
Bag. Akuntansi mencatat (jurnal) :
Gaji dan Upah Rp. xxx
Utang PPh karyawan Rp. xxx
Utang gaji dan upah Rp. xxx
Tahap III :
Setelah uang diambil dari bank harus ada ttd karyawan sbg bukti terima gaji :
bag. Akuntansi menjurnal :
Utang gaji dan upah Rp. xxx
Kas
Rp. xxx
Tahap IV :
Penyetoran PPh ke kas negara, dicatat oleh bag. Akuntansi :
Utang PPh karyawan Rp. xxx
Kas
Rp. xxx
12. 3. biaya overhead pabrik
Biaya Overhead Pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Biaya Overhead Pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara penggolongan :
A. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Sifatnya.
a). Biaya bahan penolong
Bahan yang tidak menjadi bagian dari produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian dari produk
jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian dari produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan
dengan harga pokok produk yang dihasilakn. Dalam perusahaan percetakan misalnya, yang termasuk dalam
bahan penolong antara lain : bahan perekat, tinta, minyak plumas, mesin cetak, komputer, dan lain
sebgainya.
b). Biaya reparasi
Biaya reparasi dan pemeliharan berupa biaya suku cadang (sparepart) dan biaya bahan habis pakai
(faktory suplies) atau persediaan yang lain serta pembelian jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan
perbaikan dan pemeliharanaan, perumahan bangunan pabrik, mesin-mesin, kendaraan peralatan
laboratorium dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik
c). Biaya tenaga kerja tak langsung
Tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau
pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja tidak langsung terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan
yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tak langsung tersebut
Terdiri dari :
-Karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu seperti departemen pembangkit listrik, bengkel dan
departemen gudang
-Karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi seperti kepala departemen
produksi, karyawan administrasi pabrik atau mandor.
13. d). Beban biaya yang timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap
Biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya-biaya depresiasi emplasemen
pabrik, bangunan pabrik, mesin dan equipmen, peralatan , alat kerja dan aktiva tetap lain yang
digunakan oleh pabrik
e). Beban biaya timbul sebagai akibat berlalunya waktu
Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini adalah biaya asuransi gedung dan
emplasemen, asuransi mesin dan ekuipmen, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan karyawan
dan biaya amortisasi kerugian trial-run
f). Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan uang tunai
Biaya overhead yang termasuk dalam kelompook ini antara lain adalah biaya reparasi yang
diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya.
B. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Prilakunya Dalam Hubungan Dengan
Perubahan Volume Produksi
Penggolongan Biaya Overhead Pabrik ini dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
a. Biaya Overhead Pabrik variable adalah Biaya Overhead Pabrik yang berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya Overhead Pabrik tetap adalah Biaya Overhead Pabrik yang tidak berubah dalam kisar
perubahan volume kegiatan tertentu.
c. Biaya Overhead Pabrik semivasiabel adalah Biaya Overhead Pabrik yang berubah tidak
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya Overhead Pabrik yang bersifat
semivariabel dipecah menjadi dua unsur yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
14. C. Penggolongan Biaya Overhead Pabrik Menurut Hubungannya Dengan Departemen
Ditinjau dari hubungan dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, Biaya
Overhead Pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu :
a. Biaya Overhead Pabrik langsung departemen adalah Biaya Overhead Pabrik yang terjadi
dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati departemen tersebut.
b. Biaya Overhead Pabrik tidak langsung departemen adalah Biaya Overhead Pabrik yang
manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen.
15. Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik
Tarif Biaya Overhead Pabrik dipecah menjadi dua macam yaitu :
a. Tarif Biaya Overhead Pabrik tetap
b. Tarif Biaya Overhead Pabrik variabel
Dalam Akuntansi Biaya terdapat dua pendapat mengenai elemen biaya yang
dimasukan dalam harga pokok produksi.
Pendapat pertama mengatakan bahwa semua biaya produksi merupakan harga pokok
produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan Biaya
Overhead Pabrik, baik yang berprilaku tetap maupun yang variabel.
Pendapat kedua mengatakan bahwa harga pokok produksi hanya terdiri dari biayabiaya produksi yang berprilaku variabel saja jadi harga pokok produksi terdiri dari biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan Biaya Overhead Pabrik variabel.
16. PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK KEPADA PRODUK ATAS DASAR TARIF
Tarif Biaya Overhead Pabrik yang ditentukan di muka kemudian digunakan untuk membebankan Biaya
Overhead Pabrik kepada produk yang diproduksi. Bila menggunakan metode full costing di dalam penentuan
harga pokok produksinya, maka pembebanan menggunakan tarif Biaya Overhead Pabrik Variabel dan tarif
biaya overhead tetap sedangkan bila menggunakan metode variable costing, maka pembebanan Biaya
Overhead Pabrik menggunakan tarif Biaya Overhead Pabrik variabel saja.
PENGUMPULAN BIAYA OVERHEAD PABRIK SESUNGGUHNYA
Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan untuk dibandingkan dengan Biaya Overhead
Pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Selisih yang terjadi antara
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka dengan
Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi merupakan Biaya Overhead Pabrik yang lebih atau kurang
dibebankan (over or underapplied factory overhead cost).
Selisih Biaya Overhead Pabrik dipecah menjadi dua macam selisih (variances)sebagai berikut :
1. Selisih anggaran (Budget Variance) adalah selisih yang menunjukan perbedaan antara biaya yang
sesungguhnya terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya dikeluarkan menurut anggaran.
2. Selisih kapasitas (Idle Capacity Variance) adalah selisih kapasitas disebabkan karna tidak dipakainya atau
dilampauinya kapasitas yang dianggarkan.
Terjadiya selisih tersebut disebabkan beberapa faktor yaitu :
a. Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi lebih besar atau lebih kecil bila di bandingkan dengan
Biaya Overhead Pabrik yang dianggarkan.
b. Kegiatan produksi lebih besar atau kurang untuk menyerap bagian Biaya Overhead Pabrik tetap untuk
bulan tertentu.
c. Selisih Biaya Overhead Pabrik mungkin terjadi sebagai akibat factor-faktor musiman.
17. PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK KEPADA PRODUK ATAS DASAR TARIF
Tarif Biaya Overhead Pabrik yang ditentukan di muka kemudian digunakan untuk membebankan Biaya
Overhead Pabrik kepada produk yang diproduksi. Bila menggunakan metode full costing di dalam penentuan
harga pokok produksinya, maka pembebanan menggunakan tarif Biaya Overhead Pabrik Variabel dan tarif
biaya overhead tetap sedangkan bila menggunakan metode variable costing, maka pembebanan Biaya
Overhead Pabrik menggunakan tarif Biaya Overhead Pabrik variabel saja.
PENGUMPULAN BIAYA OVERHEAD PABRIK SESUNGGUHNYA
Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan untuk dibandingkan dengan Biaya Overhead
Pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Selisih yang terjadi antara
Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka dengan
Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi merupakan Biaya Overhead Pabrik yang lebih atau kurang
dibebankan (over or underapplied factory overhead cost).
Selisih Biaya Overhead Pabrik dipecah menjadi dua macam selisih (variances)sebagai berikut :
1. Selisih anggaran (Budget Variance) adalah selisih yang menunjukan perbedaan antara biaya yang
sesungguhnya terjadi dengan taksiran biaya yang seharusnya dikeluarkan menurut anggaran.
2. Selisih kapasitas (Idle Capacity Variance) adalah selisih kapasitas disebabkan karna tidak dipakainya atau
dilampauinya kapasitas yang dianggarkan.
Terjadiya selisih tersebut disebabkan beberapa faktor yaitu :
a. Biaya Overhead Pabrik yang sesungguhnya terjadi lebih besar atau lebih kecil bila di bandingkan dengan
Biaya Overhead Pabrik yang dianggarkan.
b. Kegiatan produksi lebih besar atau kurang untuk menyerap bagian Biaya Overhead Pabrik tetap untuk
bulan tertentu.
c. Selisih Biaya Overhead Pabrik mungkin terjadi sebagai akibat factor-faktor musiman.
18. Atas dasar prinsip inilah dikenal dengan adanya pembagian struktur organisasi menjadi
departemen produksi dan departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan di pabrik.
a. Departemen produksi (producing department)
Merupakan departemen (bagian) di dalam pabrik yang mengolah bahan mentah menjadi barang
jadi/produk akhir, dan menjadi bagian secara langsung memproses barang jadi. BOP yang terjadi
di departemen produksi dikenal sebagai BOP langsung.
b. Departemen jasa (service department)
Merupakan departemen (bagian) di pabrik yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung
ikut berperan dalam proses produksi. Biaya yang terjadi di departemen (bagian) jasa ini mungki
sebagian dari jasa yang disediakan digunakan sendiri. Dengan demikian BOP yang terjadi di
departemen jasa ini lebih dikenal sebagai BOP tidak langsung.
Berdasarkan uraian tersebut dapat diklasifikasikan dua jenis biaya overhead pabrik, sesuai
tanggung jawab masing-masing departemen (bagian) yakni:
a. BOP langsung (direct departmental overhead expensees)
adalah BOP yang terjadi di departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh
departemen tersebut. Contoh biaya ini adalah gaji mandor departemen produksi, biaya
depresiasi mesin dan biaya bahan penolong.
b. BOP tidak langsung (indirect departmental overhead expenses)
adalah BOP yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Contoh BOP ini adalah
biaya depresiasi, pemeliharaan dan asuransi gedung pabrik (dengan asumsi gedung pabrik
digunakan oleh beberapa departemen produksi).