SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
Baixar para ler offline
MENULIS ARTIKEL
                                  (Tips-tips menemukan ide)

1. Pendahuluan
        Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Itu sebabnya, jika Anda tertarik untuk
terjun ke dunia kepenulisan, syarat utamanya adalah harus merajinkan dan membiasakan diri
untuk membaca. Membaca apa saja yang bisa dibaca. Insya Allah, dengan banyak membaca
akan sangat menumpuk ide yang bisa dijadikan sebagai bahan tulisan. Khusus dalam
pembahasan ini (dan yang paling sering ditulis) adalah menulis artikel.
        Menulis atau mengarang barangkali merupakan pelajaran yang paling membosankan
bagi para pelajar. Pernahkan kita berfikir bahwa pekerjaan mengarang, menulis merupakan
pekerjaan yang sebetulnya paling menyenangkan di dunia ini? Bayangkan, berbeda dengan
pekerjaan lainnya yang harus datang ke kantor tepat waktu; pulang kadang malam hari;
kekurangan waktu untuk keluarga karena harus pergi bekerja; persaingan yang ketat dan
membuat kita stress sukur-sukur tidak jantungan. Dalam dunia menulis, mengarang ternyata
kejadian-kejadian di atas tidak terjadi. Bahkan yang membuat dunia ini menjadi lebih ceria
lagi adalah tidak adanya (sangat kurang) persaingan dalam pekerjaan sebagai penulis.
        Asiknya menulis, sebagian besar waktu kerja anda dapat dilakukan di rumah, atau jika
anda memiliki laptop dapat dilakukan dimana saja. Artinya, waktu untuk keluarga praktis
menjadi lebih banyak, hampir setiap hari jika anda menghendaki dapat hidup bersama
keluarga anda di rumah. Hidupkah anda dari menulis saja? Insya Allah anda akan hidup –
bayangkan satu tulisan kadang di hargai Rp. 250.000 s/d Rp. 1 juta untuk panjang 6000-15000
huruf yang dapat dilakukan dalam waktu sekitar 2 jam saja. Rasanya membutuhkan waktu
kerja satu bulan bagi sarjana yang baru lulus untuk memperoleh uang sebanyak itu, belum lagi
biaya transportasi yang demikian tinggi. Jika anda sanggup menulis buku agak lumayan
hasilnya sekitar Rp. 3-4 juta / buku (untuk 10000 eksemplar). Setelah ini, kapan kita akan
memulai menulis?

2. Format PenulisanArtikel:
1. Artikel diketik pada kertas kuarto (8.5” x 11”) atau A4
2. Judul artikel dan identitas penulis (nama dan alamat email, dan/atau alamat surat) ditulis
   di bagian paling atas. Identitaspenulisdicantumkan di bawahjudulartikel
3. Panjangartikeltidaklebihdari 7.000 kata diketikberspasi2 (dua)
4. Jenishuruf Times New Roman 12
5. Marjin atas, bawah, kiri dan kanan lebih kurang 1 inci
6. Kutipan, gambar atau rujukan harus menyebutkan sumber dan tahun. Format sumber
   kutipan atau rujukan: Nama Penulis, Tahun, halaman yang dikutip – jika buku. Cara
   penulisan nama penulis yang karyanya dikutip konsisten dengan cara penulisan nama di
   daftar rujukan.
7. Nama penulis dari Indonesia tidak perlu dibalik. Contoh: Indra Bastian, 2006, hal. 90.
8. Minimal 80% darirujukan yang digunakanberasaldarisumber yang up to
   date.Mencantumkannomoruruthalaman di bagianbawah
9. Melampirkan CV penulis di lembar terpisah. CV memuat: alamat rumah dan institusi,
   nomor telpon yang dapat dihubungi dan nomor telpon institusi, riwayat pendidikan,
   beberapa judul karya ilmiah dan/atau penelitian terbaru, bidang keahlian/bidang minat
   penelitian, serta pengalaman kerja dan organisasi.


                                             1
3.   Menulis Artikel Koran
        Menulis artikel di koran itu gampang-gampang sulit. Seseorang yang mempunyai
keinginan kuat untuk mempublikasikan tulisannya di koran biasanya melalui proses yang
tidak pendek. Berbagai proses dilalui untuk kemudian berhasil menembus media tertentu.
Jadilah ia seorang penulis lepas. Seorang penulis lepas, ketika menulis sebuah artikel di
koran, ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh;
1. Publisitas:    Anda akan bisa mempublikasikan tulisan kepada publik, artinya karya ini
                  menjadi sebuah kontribusi berharga dalam sepanjang sejarah bagi
                  kehidupan penulis.
2. Kredibilitas : Anda akan memperoleh kepercayaan (kredibilitas) dari segi otoritas
                  pengetahuan, akan mendapatkan predikat sebagai seorang intelektual atau
                  pakar. Lebih-lebih jika fokus untuk menulis bidang tertentu
3. Penghasilan : Anda akan mendapatkan pendapatan finansial (honor) dari artikel yang
                   dimuat pada sebuah koran tertentu.

Untuk bisa menulis artikel di koran, ada beberapapengetahuan dasar yang perlu diperhatikan;
1. Aktualitas : Artikel di koran biasanya memuat tulisan-tulisan yang membahas
                  fenomena yang sedang hangat dibicarakan publik (aktual).
2. Tema :         Sebaiknya sesuai dengan latar belakang pendidikan. Ini akan memperoleh
                  otoritas keilmiahan tertentu. Seorang sarjana kesehatan masyarakar, tentu
                  punya otoritas yang lebih untuk menulis soal kesehatan daripada sarjana
                  politik.
3. Minat :        Jika anda tidak suka menulis sesuai latarbelakang pendidikan, menulis saja
                  hal-hal yang menjadi fokus perhatian dan konsistenlah dengan minat yang
                  menjadi perhatian tersebut.
4. Kliping :      Ini penting sebagai sarana pendukung aktualitas, semisal hasil survei, data
                  hasil penelitian dll. Jika teks book memiliki keunggulan sebagai basis teori
                  dan pemikiran tokoh, maka kliping sebagai data pendukung aktualitas.
5. Strategi :     Artikel ditulis mengikuti perkembangan wacana yang ada. Jika momentum
                  hari ibu, tepat kiranya ketika menulis soal perempuan. Atau mulailah dari
                  media kecil ke media besar.

4. Teknik Penulisan
1. Tentukan gagasan pokok : Terkait dengan gagasan dasar dan sikap politik terhadap sebuah
                              masalah
2. Membuat Sub judul : Untuk memudahkan pembaca memahami tulisan anda.
3. Merumuskan model tulisan : Misalnya P-D-K (Pendapat-Dukungan-Kesimpulan) atau
                              model P-S-P (Pendapat-Sanggahan-Pendirian).
4. Mulai menuliskan dengan freewriting, menulislah jangan pernah berhenti.
5. Editing : Memperbaiki tatabahasa, pemilihan kata, kesesuaian kaitan antar kalimat dsb.

5. Teknik Pengiriman
1. Dikirim melalui email lebih baik (murah, cepat).
2. Dibagian awal dibuat pengantar tulisan kepada redaktur.
3. Menyertakan nama terang, alamat jelas, telepon yang bisa dihubungi dan tak lupa nomor
    rekening.


                                              2
6. Menulis Artikel Popoler
     1) Menulis dan Mengarang
        Ada suatu pandangan tradisional yang menyebutkan bahwa menulis dan
        mengarang adalah dua kegiatan yang berbeda, meski sama-sama berkenaan
        dengan aspek kebahasaan. Kegiatan menulis sering diasosiasikan dengan ilmu
        yang sifatnya faktual, sedangkan kegiatan mengarang selalu diasosiasikan dengan
        karya sastra yang fiksional (Kamandobat 2007). Dengan kata lain, kegiatan
        menulis mutlak membutuhkan studi ilmiah, sedangkan kegiatan mengarang tidak.

     2) Menulis Artikel
         Ada sejumlah pengertian mengenai artikel. Berikut beberapa di antaranya.
        Artikel merupakan karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai di majalah,
        surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66).Artikel adalah sebuah karangan
        prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan,
        atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas (Tartono 2005: 84).

         Artikel sendiri bisa berarti karya tulis seperti berita atau esai. Esai adalah
        karangan prosa (bukan menggunakan kaidah puisi) yang membahas suatu masalah
        secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Itu sebabnya, artikel di
        media massa itu bertaburan data-data teknis, tapi lebih ke arah pemaparan sepintas
        lalu dan itu murni pendapat pribadi penulisnya setelah membaca pendapat lain dari
        begitu banyak karya yang telah dibacanya.
        Artikel merupakan:
        a)    karya tulis atau karangan;
        b) karangan nonfiksi;
        c)    karangan yang tak tentu panjangnya;
        d) karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur;
        e)    sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan sebagainya;
              wujud karangan berupa berita atau "karkhas" (Pranata 2002: 120).

     3) Menulis Secara Ilmiah Populer
         Pada dasarnya, ada beberapa jenis model penulisan artikel. Model-model tersebut
        bisa dikelompokkan kepada tingkat kerumitannya. Model yang paling mudah ialah
        model penulisan populer. Tulisan populer biasanya tulisan ringan yang tidak
        "njelimet" dan bersifat hiburan. Termasuklah di dalamnya gosip. Selain itu, bahasa
        yang digunakan juga cenderung bebas.

         Model yang paling sulit ialah penulisan ilmiah. Model ini mensyaratkan
        objektivitas dan kedalaman pembahasan, dukungan informasi yang relevan, dan
        biasa diharapkan menjelaskan "mengapa" atau "bagaimana" suatu perkara itu
        terjadi, tanpa pandang bulu dan eksak (Soeseno 1982: 2). Dari aspek bahasa, tentu
        saja tulisan ilmiah mensyaratkan bahasa yang baku.

        Meski demikian, ada satu model penulisan yang berada di tengah-tengahnya.
        Model tersebut dikenal dengan penulisan ilmiah populer dan merupakan
        perpaduan penulisan populer dan ilmiah. Istilah ini mengacu pada tulisan yang


                                           3
bersifat ilmiah, namun disajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti
            (Soeseno 1982: 1; Eneste 2005: 171).

       4) Jenis-jenis Artikel
           Ada beberapa jenis artikel berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi atau
           kepentingannya (Tartono 2005: 85-86). Berdasarkan penulisnya, ada artikel
           redaksi dan artikel umum. Artikel redaksi ialah tulisan yang digarap oleh redaksi
           di bawah tema tertentu yang menjadi isi penerbitan. Sedangkan artikel umum
           merupakan      tulisan    yang   ditulis    oleh     umum     (bukan    redaksi).
           Sedangkan dari segi fungsi atau kepentingannya, ada artikel khusus dan artikel
           sponsor. Artikel khusus adalah nama lain dari artikel redaksi. Sedangkan artikel
           sponsor ialah artikel yang membahas atau memperkenalkan sesuatu.

            Selain pembagian di atas artikel dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
       1.   Eksploratif, adalah artikel yang mengungkapkan fakta-fakta berdasarkan kajian
            penulis artikel. Artikel ini lebih tepat untuk mengungkapkan penemuan-penemuan
            baru.
       2.   Eksplanatif, artinya menerangkan. Artikel ini biasanya berisi menerangkan
            sesuatu untuk dipahami pembaca
       3.   Deskriptif, adalah artikel yang menggambarkan permasalahan yang terjadi di
            masyarakat sehingga dapat mengetahui apa sebenarnya yang terjadi.
       4.   Predikatif, adalah artikel yang berisi perhitungan atau ramalan yang akan terjadi
            berdasarkan perhitungan penulis.
       5.   Prespektif, adalah artikel yang memberikan tuntunan kepada pembaca untuk
            melakukan sesuatu sehingga tidak mengalami kekeliruan atau kesalahan.

7.   Aspek Bahasa Dalam Artikel
         Melihat target pembacanya yang adalah khalayak umum, kita perlu mencermati
bahasa yang kita gunakan dalam menulis artikel ilmiah populer ini. Meskipun bersifat ilmiah
(karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan yang kita hasilkan ditujukan untuk
kalangan akademisi. Sebaliknya, artikel ilmiah populer ditujukan kepada para pembaca
umum.
         Mengingat kondisi tersebut, kita perlu membedakan antara kosakata ilmiah dan
kosakata populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang selalu akan dipakai dalam
komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang berada di lapisan atas maupun di lapisan
bawah, demikian sebaliknya. Sedangkan kata-kata yang biasa dipakai oleh kaum terpelajar,
terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, diskusi-diskusi khusus
disebut kata-kata ilmiah (Keraf 2004: 105-106).
       Agar artikel lebih berkualitas, Penulis hendaknya menggunakan bahasa yang baik dan
benar.Mustakim (1994: 21-22) mengatakanbahwa yang dimaksudbahasa Indonesia yang
baikdanbenaradalahbahasa                             Indonesia                         yang
penggunaannyasesuaidengansituasidansekaligussesuaidengankaidah         yang        berlaku.
Atasdasarkonseptersebutdapatdiperolehsuatukejelasanbahwa yang dimaksudbahasa Indonesia
yang baikbelumtentumerupakanbahasa Indonesia yang benar, sebaliknyabahasa Indonesia
yang benarbelumtentumerupakanbahasa Indonesia yang baik.



                                              4
Sementara itu, kebakuan bahasa juga perlu diperhatikan. Bahasa baku adalah variasi
bahasa yang menjadi dasar penulisan media massa dan buku-buku. Bahasa baku memiliki
kaidah-kaidah paling lengkap yang diperikan jika dibandingkan variasi bahasa lain. Bahasa
baku dijadikan tolok ukur bagi pemakaian bahasa yang benar.
         Ekowardono (1995: 20-21) mengatakanbahwabenartidaknyakalimattidaksemata-
mataditentukanolehkesesuaiannyadengankaidah,
tetapijugaolehketernalaranyaataukelogisanapa              yang               dinyatakannya.
Padatatarankalimattidakmungkinuntukmenganggapbenarkalimat                              yang
gagasannyatidakbernalarmeskipunkalimatitumemenuhisyarattatabahasa.
         Badudu (1985:18) mendefinisikan bahasa baku sebagai bahasa yang tunduk pada
ketetapan yang telah dibuat dan disepakati bersama mengenai ejaan, tatabahasa, kosakata, dan
istilah. Sementara itu Sabaruddin (1979:54) berpendapat bahwa bahasa standar atau bahasa
baku adalah bahasa yang penggunaannya memenuhi syarat-syarat kebahasaan, keselarasan
logika, dan keselarasan etika.

Artikel memiliki bagian-bagian atau sistematika sebagai berikut;
1. Judul atau Fokus adalah hal yang menjadi perhatian utama dalam penulisan artikel.
2. Leader, merupakan kutipan yang menjadi pengantar sebuah artikel. Bagian ini tidak sesalu
   ada dalam artikel.
3. Latar, adalah hal, masalah, atau peristiwa yang mendasari tulisan artikel.
4. Angle, merupakan sudut pandang penulis dalam menyoroti masalah yang dibicarakan.
5. Simpulan, biasanya berisi himbauan, ajakan, refleksi atau intisari yang disampaikan.

8.   Tips Sederhana Menyusun Artikel
     1. Memilih topik
        Memilih topik sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, bagi penulis pemula
        memilih topik sama beratnya dengan membuat judul atau isi tulisan. Padahal, tema
        atau topik yang bisa diangkat menjadi tulisan begitu banyak dan mudah kita dapatkan
     2. Membuat kerangka tulisan
        Ada baiknya memang membuat kerangka tulisan. Istilah kerangka tulisan sering
        disebut membuat outline. Alasannya, kerangka tulisan berguna untuk membatasi apa
        yang harus kita tulis
     3. Menabung kosa kata
        Untuk menjadi penulis, bolehlah kita mencoba untuk menabung kosa kata.
        Mengumpulkan setiap hari lima saja
     4. Buatlah judul yang menarik
        Pembaca akan mudah tertarik untuk membaca sebuah tulisan, jika judulnya juga
        menarik. Anggap saja judul itu sebagai pancingan. Itu sebabnya, membuat judul perlu
        ‘keterampilan’ khusus
     5. Pastikan membuat subjudul
        Subjudul amat menolong kita untuk menggolongkan dan membatasi pembahasan
        dalam sebuah tulisan jenis artikel dan berita
     6. Lead menggoda
        Lead, alias teras berita adalah sebuah tulisan pembuka yang menjadi titik penting bagi
        pembaca. Lead yang menarik, sangat boleh jadi akan merangsang pembaca untuk terus
        membaca isi berita atau artikel yang kita buat.


                                              5
Berikut ini contoh artikel

                 MELATIH ANAK MENJAGA GIGISEJAKUSIA DINI

        Anak adalah pribadi yang unik, ia bukanlah seorang dewasa yang bertubuh kecil.
Namun ia adalah sosok pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan baik secara fisik,
mental dan intelektual. Mereka mengalami berbagai fase dalam perkembangannya, di mana
pada usia 2 sampai 5 tahun merupakan fase yang paling aktif, terutama pada perkembangan
otak anak, oleh karena itu periode tersebut dikenal sebagai masa keemasan anak atau golden
age.
Dalam memberikan pendidikan kesehatan fisik pada anak seringkali orangtua dan guru hanya
membatasi pada kesehatan tubuh saja. Pendidikan kesehatan gigi (Dental Health Education)
seringkali menjadi topik yang kurang mendapat perhatian baik di rumah maupun sekolah.
        Ada beberapa alasan mengapa seringkali orangtua kurang memperhatikan kebersihan
dan kesehatan gigi anak. Alasan yang paling banyak ditemukan adalah masih banyak orangtua
yang beranggapan bahwa gigi pada anak adalah gigi susu, jadi tidak usah dirawat karena nanti
juga akan berganti dengan gigi tetap. Padahal sebenarnya justru pada masa gigi susu itulah
anak harus mulai dajarkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan giginya. Karena alasan
berikut:
1. Pada masa gigi susu, sedang terjadi pembentukan gigi tetap di dalam tulang. Sehingga
     jika ada kerusakan gigi susu yang parah dapat mengganggu proses pembentukan gigi
     tetapnya. Hal ini dapat mengakibatkan gigi tetapnya tumbuh dengan tidak normal.
2. Mulut adalah pintu utama masuknya makanan ke dalam perut. Mulut adalah lokasi
     pertama yang dilalui makanan dalam proses pencernaan. Jika terjadi gangguan pada
     mulut maka akan mengganggu kelancaran proses pencernaan.
3. Infeksi yang terjadi pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan organ di dalam
     tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal, dll. Karena infeksi dalam mulut dapat menyebar
     ke dalam organ-organ tersebut yang disebut dengan fokal infeksi.
4. Infeksi gigi dan mulut yang diderita anak akan membuat anak menjadi malas beraktivitas
    dan akan mengganggu proses belajar mereka.
        Melihat alasan-alasan tersebut, maka saat ini beberapa sekolah tertentu gencar
memberikan pendidikan kesehatan gigi bagi siswa mereka. Bahkan ada sekolah yang
menjadikan pendidikan kesehatan gigi bersama dengan pendidikan kesehatan umum sebagai
bagian dari kurikulum sekolah.
        Bagi para orangtua di rumah pendidikan kesehatan gigi sudah harus dimulai sejak gigi
pertama ada dalam mulut anak. Bagaimana caranya? Yaitu dengan selalu membersihkan gigi
anak setiap selesai minum susu atau selesai makan. Tidak perlu menggunakan sikat gigi,
namun bisa dilakukan dengan menggunakan kain kasa lembut yang dibasahi dengan air
hangat. Sepertinya hanya sebuah perlakuan yang biasa saja, namun sesungguhnya hal itu
memberikan sebuah pengalaman baru yang luar biasa pada anak. Ketika ibu membersihkan
gigi dengan kain lembut yang dibasahi air hangat, anak merasa bahwa kegiatan membersihkan
gigi adalah kegiatan yang menyenangkan dan itu akan terekam dalam memori anak.
Dampaknya, ketika anak akan diperkenalkan dengan sikat gigi pada usia 1 tahun tidak akan
ada lagi keluhan anak tidak mau menyikat gigi karena takut melihat sikat gigi yang akan
dimasukkan dalam mulut mereka.Ketika anak berusia dua tahun, jumlah gigi dalam mulut
sudah lengkap dua puluh buah. Mulailah anak diajarkan menyikat gigi sendiri dan orangtua
tetap mengawasi. Saat mereka sudah bisa berkumur, boleh ditambah dengan pasta gigi.

                                              6
Ajaklah anak untuk biasa mengkonsumsi sayur atau buah dan kontrol makanan manis yang
mereka konsumsi. Bukan tidak boleh anak memakan makanan yang manis karena itu
makanan kesukaan mereka. Hanya orangtua perlu mengontrol banyaknya atau macam dari
makanan manis yang mereka makan.
        Usia dua tahun merupakan usia yang pas bagi anak untuk belajar mengenal dokter
gigi. Ajaklah anak ke klinik gigi untuk memeriksa gigi mereka walaupun belum ada keluhan.
Karena bisa saja sudah terjadi lubang kecil pada gigi anak yang tidak dirasakan mereka
namun sudah harus dilakukan penanganan oleh dokter gigi.
        Jadikanlah pendidikan kesehatan gigi sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan
bagi anak. Karena dengan demikian kita sebagai orangtua tidak akan berteriak-teriak lagi
menyuruh anak menyikat gigi saat mandi pagi dan Insya Allah kita tidak akan mengalami
bangun tengah malam karena anak menangis karena giginya sakit. Dan yang lebih penting
lagi proses tumbuh kembang anak tidak terganggu akibat anak sakit gigi.




                                           7
Menulis Buku
                            (Langkah-langkah penulisan)

Langkah-langkah menulis buku, untuk memulai menulis sebuah buku, minimal ada tiga
langkah yang harus dilakukan: (1). mencari ide, (2)mengumpulkan bahan, (3) menuliskan

1 Mencari Ide
“Ilham datang dari kerja setiap hari” (Charles Pierre Baudelaire, PenyairPerancis)
       Penerbitbuku yang selektifbiasanyamencariidebuku yang inovatif, bukanide yang
sama denganbuku yang sejenis. Banyakpengarangbuku yang menawarkannaskahbuku yang
notabenetidakjauhbedapenyajiannyadenganbukusejenis                  yang             sudahada.
Bukusemacaminibiasanyatidakdiminatipenerbit. Tema bukuboleh sama tetapi cara penyajian,
kedalaman, dan sudutpandangnyaharusberbedadenganbukulain yang sejenis.
       Buku yang pastisudah bisa ditulisadalahbuku yang berkaitandenganbidang yang
ditekuninya. Alasannya, tema itulah yang dikuasainyadenganbaikruanglingkupnya,
aspekteknis      dan     praktisnya,     pengembangannya,         referensipendukung,       dan
pengalamanmenggunakannya
       Eksplorasi tema yang akan diangkat. Biasanya kita harus ‘hunting’ fenomena yang
sedang hangat dibicarakan. Atau, bisa juga tema ‘abadi’ seperti masalah cinta. Tapi, kita coba
bahas dari sudut pandang lain. Meski nilainya Islam, tetapi ‘rasanya’ khas: bahasa, metode
penyampaian, segmentasi pembaca, dan solusi praktis/sistemik.

        Setelah tema buku ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan garis
besar (outline) isi buku. Bagi penulis yang akan menulis buku ajar, silabus mata kuliah dapat
dijadikan panduan untuk menentukan outline buku
Tips dalam menemukan ide:
1. Ide buku lahir dari pekerjaan sehari-hari
2. Tulislah buku yang berbeda dari sudah pernah ada. Hal ini akan memudahkan jalan untuk
     disetujui Penerbit.
3. Guru memiliki peluang besar untuk menulis buku sesuai bidang yang dikuasainya.
     Banyak tema yang bisa diangkat menjadi buku. Mata pelajaran yang diampu adalah yang
     paling mudah dijadikan tema buku. Sebaiknya tidak menulis buku untuk mata kuliah
     yang tidak diajar, karena mungkin tidak terlalu menguasai dan tidak memahami
     perkembangan ilmunya.
4. Buatlah garis besar (outline) isi buku terlebih dahulu. Silabus mata pelaran, pemetakan,
     dan SAP dapat dijadkan acuan untuk membuat garis besar. Dalam membuat garis besar,
     pembagian setiap sub-bab pada setiap bab harus merata. Jangan sampai ada ada bab yang
     terlalu banyak mengandung sub-bab tetapi ada pula yang tidak mengandung sub-bab.

2 Mengumpulkan bahan
         Setelah kita menetapkan tema buku dan garis besar isi buku, maka langkah selanjutnya
adalah mengumpulkan referensi untuk tulisan. Untuk buku ajar, referensi utamanya adalah
buku-buku teks dari luar atau dari dalam negeri sendiri. Selain itu, bahan-bahan dari Internet,
hasil-hasil penelitian, dan jurnal ilmiah juga dapat digunakan. Prinsipnya, semakin banyak
literatur maka kualitas buku semakin baik karena pembahasannya lebih komprehensif. Hasil-
hasil penelitian di dalam negeri seharusnya lebih banyak diacu karena kita membuat buku teks
Indonesia.

                                              8
Kita juga perlu memperhatikan tahun penerbitan literatur. Literatur yang tahun
terbitnya sudah lama menunjukkan minimnya usaha penulis untuk mencari perkembangan
ilmu mutakhir. Pengecualian pada literatur klasik yang masih tetap dipakai hingga saat ini.

Tips mengumpulkan bahan
1. Kumpulkan semua literatur referensi yang terkait dengan tema buku yang akan dibuat.
2. Semakin banyak referensi semakin bagus karena menunjukkan penulis membaca banyak
   sumber untuk penulisan.
3. Referensi dengan tahun terbit terbaru lebih diutamakan karena referensi terbaru
   memperlihatkan perkembangan ilmu.

3 Menuliskan
        Inilah inti dari pekerjaan membuat buku. Tidak ada aturan mulai dari bab mana kita
mulai menulis. Tulislah mulai dari bab yang mudah terlebih dahulu atau dari bab yang kita
sukai. Jadi, kita tidak harus memulai dari Bab 1, Bab 2, dan seterusnya. Kita bisa saja
memulai menulis dari Bab 6, lalu Bab 8, kemudian mundur lagi ke Bab 2. Tujuannya adalah
untuk menumbuhkan semangat menulis, sebab kalau kita mengerjakan apa yang kita sukai
maka biasanya lebih bersemangat. Pengalaman penulis dalam menyusun buku, penulis tidak
selalu memulai dari Bab 1, tetapi dari Bab yang sudah paling dikuasai dan paling disenangi
terlebih dahulu.
        Dalam menulis isi setiap bab kita berpatokan pada garis besar bab yang sudah kita
buat. Seperti halnya menulis bab, kita pun dapat menulis sub-bab yang kita sukai dan kuasai
terlebih dahulu.
        Bagi orang yang belum terbiasa menulis buku, isi setiap sub-bab mungkin ditulis
dalam beberapa kali iterasi. Dimulai dari iterasi pertama yang hanya berisi point-point pokok
setiap sub-bab. Dosen yang membuat materi dengan Power Point biasanya sudah memiliki
point-point materi kuliah, nah ini bisa dianggap sebagai iterasi pertama. Pada iterasi kedua,
point-point tadi dikembangkan menjadi sebuah kalimat lengkap atau menjadi sebuah paragraf.
Iterasi ketiga adalah langkah penghalusan, yaitu kita memperbaiki dan menambah kalimat
penjelasan (termasuk contoh bila perlu) sehingga pembaca dapat memahami pesan kita
dengan baik. Jumlah iterasi tidak dibatasi, kita dapat menambahkan langkah iterasi lagi
sampai menurut kita paragraf-paragraf yang kita tulis sudah baik.
        Selama penulisan, update data terbaru tetap dilakukan. Supaya terasa hangat terus. Itu
dilakukan sampai editing akhir. Boleh jadi fakta-fakta terbaru akan menggeser data yang
sudah kita buat. Tak masalah, selama memang itu memiliki nilai jual tinggi sebagai sebuah
ide.
        Jangan lupa, tentukan deadline penulisan. Sebab kalau tidak akan mengurangi
motivasipenulisan. Bukankah kita perlu target dan itu harus terukur?. 3 bulan adalah patokan
standar kami untuk buku nonfiksi. Bahkan ditulis bersama tim lebihcepat lagi. Karena kadang
muncul ide-ide segar dari teman nulis kita. Meski tentunya bukan berarti menulis sendiri tidak
bagus, semua bergantung kepada kreativitas penulisnya.

Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku adalah:

1.   Penggunaan bahasa Indonesia yang tertib, baik, dan benar.
2.   Penggunaan istilah asing masih terlalu banyak dan kurang taat asas.


                                              9
3.   Bila diperlukan, ada glossary untuk istilah penting, baik berupa padanan atau lebih baik
     lagi definisinya.
4.   Sebuah gambar dapat mengungkapkan lebih dari 1000 kata.
5.   Buku ajar sebaiknya dilengkapi dengan pertanyaan dan cara pemecahan soal.
6.   Dalam bagian Prakata perlu dituliskan mengapa buku ditulis dan siapa khalayak
     pengguna buku.

Tips menuliskan buku:
1. Penulisan buku boleh dari bab mana saja lebih dahulu, dari bab yang termudah, atau bab
   yang paling dikuasai.
2. Menentukan sub bab harus tepat hingga pesan yang ingin disampaikan lebih mudah
   dipahami oleh pembaca. Kalau perlu mintalah beberapa teman membacanya dan memberi
   komentar apakah tulisan anda bisa dipahami.
3. Perhatikan tata-bahasa Indonesia, penggunaan istilah asing, diksi, penggunaan ilustrasi,
   contoh soal dan pembahasan.

4. Penerbitan
        Setelah naskah buku selesai ditulis, maka langkah terakhir adalah penerbitan buku.
Baik penulis maupun penerbit keduanya saling membutuhkan. Penerbit memerlukan naskah
buku baru agar perusahaanya tetap eksis, sedangkan penulis membutuhkan penerbit agar
bukunya bisa sampai ke tangan pembaca. Antara penulis dan penerbit terjadi simbiosis
mutualisma yang saling membutuhkan.
        Ada dua cara yang biasadilakukandalampenerbitanbuku. Pertama, penerbit yang
menawarkankepada anda untukmenulisbuku ajar tentangtopik X ataumemintaapakah anda
mempunyainaskah          yang      siapditerbitkan.     Jikainikasusnya,     maka      anda
tidaksusahpayahlagimencaripenerbit.                    Penulis-penulis                 yang
sudahdikenalbiasanyalebihmudahmenerbitkanbukunyaketimbangpenulispemula.
        Kedua, anda yang menawarkannaskahbukukepenerbit. Biasanya cara ini ditempuh
oleh penulis pemula dan tidak dikenal. Penerbit punya hitung-hitungan sendiri apakah naskah
buku anda diterima atau tidak. Penerbit biasanya berhati-hati dalam menerbitkan buku sebab
biaya penerbitan buku dananya tidak sedikit. Penerbit berhitung-hitung berapa banyak pangsa
pasar buku anda, apakah buku anda cepat laku atau malah bertahun-tahun baru habis terjual
atau jeblok di pasaran.
        Mengenai pembayaran, ada dua sistem pembayaran. Pertama sistem putus, artinya
naskah buku anda dibeli oleh penerbit. Keuntungannya, jika buku anda tidak laku, anda sudah
dapat bayaran yang besar, sementara penerbit merugi. Kerugiannya, jika buku anda laku dan
dicetak ulang, anda tidak mendapat reward lagi setiap kali cetak ulang buku.
        Kedua, sistem royalti. Penulis buku memperoleh royalti sebesar 10% hingga 15% dari
harga jual buku dikali dengan jumlah buku yang terjual. Penulis pemula biasanya memperoleh
royalti 10%, sedangkan penulis terkenalbisa memperoleh hingga 15% atau lebih tergantung
negosisasi. Misalnya harga satu buku Rp 40.000 dan dalam satu periode terjual 1000
eksemplar, maka penulis buku pemula memperoleh royalti sebesar 10% x Rp 40.000 x 1000 =
Rp 4.000.000. Penulis akan memperoleh royalti lagi setiap kali buku dicetak ulang. Cara
kedua ini sama-sama menguntungkan bagi penerbit dan penulis.
Umumnya penulis buku memilih cara kedua ini.
        Memang, menulis buku tidak menjamin menjadi kaya, kecuali beberapa penulis buku
di Indonesia yang tergolong mamkur dari hanya buku-buku karyanya yang telah diterbitkan.

                                             10
Ada sisi lain yang lebih mulia dari sekadar mencari uang dari menulis buku, yaitu
menyebarkan pengetahuan. Buku adalah guru yang memberikan pencerahan dan pengetahuan
bagi pembacanya.




                                        11

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMA
PPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMAPPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMA
PPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMADebby Zalina
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, JenisPENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, JenisDiana Amelia Bagti
 
PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi Rubyrubi26
 
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdMakalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdhanazawa Herozui
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Dedi Yulianto
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Ria Widia
 
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatifWarnet Raha
 
Model konsep kurikulum
Model konsep kurikulumModel konsep kurikulum
Model konsep kurikulumannania
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifMuhammad Alfiansyah Alfi
 
Tema, topik dan karangan
Tema, topik dan karanganTema, topik dan karangan
Tema, topik dan karanganRahmatdi Black
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
 
Kutipan, Sistem Rujukan dan Daftar Pustaka
Kutipan, Sistem Rujukan dan Daftar PustakaKutipan, Sistem Rujukan dan Daftar Pustaka
Kutipan, Sistem Rujukan dan Daftar PustakaBonadea Visakha
 
Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)e pai
 
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah) fifinfadriah
 
Bab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judulBab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judulIbnu Khoiry
 

Mais procurados (20)

PPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMA
PPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMAPPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMA
PPT Bahasa Indonesia - Mengenal Teks Anekdot - Kelas X SMA
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, JenisPENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
 
PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi PPT Teks Eksplanasi
PPT Teks Eksplanasi
 
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sdMakalah strategi, metode, media pkn di sd
Makalah strategi, metode, media pkn di sd
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan
 
Ppt plagiat
Ppt plagiatPpt plagiat
Ppt plagiat
 
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
Filsafat dan Agama (Persamaan dan Perbedaannya)
 
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
74464229 perbedaan-karakteristik-metode-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif
 
Model konsep kurikulum
Model konsep kurikulumModel konsep kurikulum
Model konsep kurikulum
 
Pendidikan holistik
Pendidikan holistikPendidikan holistik
Pendidikan holistik
 
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatifContoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
Contoh analisis dan interpretasi data pada penelitian kualitatif
 
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa IndonesiaMakalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Makalah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
 
Tema, topik dan karangan
Tema, topik dan karanganTema, topik dan karangan
Tema, topik dan karangan
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
Kutipan, Sistem Rujukan dan Daftar Pustaka
Kutipan, Sistem Rujukan dan Daftar PustakaKutipan, Sistem Rujukan dan Daftar Pustaka
Kutipan, Sistem Rujukan dan Daftar Pustaka
 
Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)Makalah (permasalahan pendidikan)
Makalah (permasalahan pendidikan)
 
Ragam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan TulisanRagam Lisan Dan Tulisan
Ragam Lisan Dan Tulisan
 
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah) Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
Materi Bahasa Indonesia Kelas XI (Karya Ilmiah)
 
Bab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judulBab tentang tema, topik dan judul
Bab tentang tema, topik dan judul
 

Destaque

Majalah sekolah project
Majalah sekolah projectMajalah sekolah project
Majalah sekolah projectANDRIANOV46
 
Pola pengmbangan paragraf pola pengembangan paragraf
Pola pengmbangan paragraf  pola pengembangan paragrafPola pengmbangan paragraf  pola pengembangan paragraf
Pola pengmbangan paragraf pola pengembangan paragrafswitwulwul
 
Membuat Artikel Ilmiah
Membuat Artikel IlmiahMembuat Artikel Ilmiah
Membuat Artikel IlmiahUwes Chaeruman
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraNina Ruspina
 
Contoh karangan eksposisi
Contoh karangan eksposisiContoh karangan eksposisi
Contoh karangan eksposisi'Evie Gitcu'
 
Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruMarliena An
 
Contoh karangan ucapan
Contoh karangan ucapanContoh karangan ucapan
Contoh karangan ucapanDorisca
 
Petikan surat kiriman tidak rasmi
Petikan surat kiriman tidak rasmiPetikan surat kiriman tidak rasmi
Petikan surat kiriman tidak rasmiKamarudin Jaafar
 
Panduan menulis laporan
Panduan menulis laporanPanduan menulis laporan
Panduan menulis laporanCikgu Bibi
 
Teks ucapan perasmian bulan membaca 2013
Teks ucapan perasmian bulan membaca 2013Teks ucapan perasmian bulan membaca 2013
Teks ucapan perasmian bulan membaca 2013Zira Ahamad
 
Contoh karangan
Contoh karanganContoh karangan
Contoh karanganNur Afifa
 

Destaque (14)

Majalah sekolah project
Majalah sekolah projectMajalah sekolah project
Majalah sekolah project
 
Bm kakak
Bm kakakBm kakak
Bm kakak
 
Pola pengmbangan paragraf pola pengembangan paragraf
Pola pengmbangan paragraf  pola pengembangan paragrafPola pengmbangan paragraf  pola pengembangan paragraf
Pola pengmbangan paragraf pola pengembangan paragraf
 
Contoh Artikel 2
Contoh Artikel 2Contoh Artikel 2
Contoh Artikel 2
 
Membuat Artikel Ilmiah
Membuat Artikel IlmiahMembuat Artikel Ilmiah
Membuat Artikel Ilmiah
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
 
Contoh karangan eksposisi
Contoh karangan eksposisiContoh karangan eksposisi
Contoh karangan eksposisi
 
Contoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baruContoh artikel hasil penelitian baru
Contoh artikel hasil penelitian baru
 
Contoh karangan ucapan
Contoh karangan ucapanContoh karangan ucapan
Contoh karangan ucapan
 
Petikan surat kiriman tidak rasmi
Petikan surat kiriman tidak rasmiPetikan surat kiriman tidak rasmi
Petikan surat kiriman tidak rasmi
 
Panduan menulis laporan
Panduan menulis laporanPanduan menulis laporan
Panduan menulis laporan
 
Teks ucapan perasmian bulan membaca 2013
Teks ucapan perasmian bulan membaca 2013Teks ucapan perasmian bulan membaca 2013
Teks ucapan perasmian bulan membaca 2013
 
Jenis jenis contoh surat kiriman
Jenis jenis contoh surat kirimanJenis jenis contoh surat kiriman
Jenis jenis contoh surat kiriman
 
Contoh karangan
Contoh karanganContoh karangan
Contoh karangan
 

Semelhante a Menulis artikel

Publikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiahPublikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiahsahal jelegh
 
Publikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiahPublikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiahsahal jelegh
 
Pemilihan-Topik-Outline-PPs-08.ppt
Pemilihan-Topik-Outline-PPs-08.pptPemilihan-Topik-Outline-PPs-08.ppt
Pemilihan-Topik-Outline-PPs-08.pptMaulidinor
 
Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta
Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta
Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta Founder Budaya Mandiri
 
Proses kreatif menulis artikel
Proses kreatif menulis artikel Proses kreatif menulis artikel
Proses kreatif menulis artikel 260896
 
KATA PENGANTAR.docx
KATA PENGANTAR.docxKATA PENGANTAR.docx
KATA PENGANTAR.docxUlilAydiy
 
Pertemuan 5 artikel ilmiah
Pertemuan 5 artikel ilmiahPertemuan 5 artikel ilmiah
Pertemuan 5 artikel ilmiahKaniaRismayanti
 
4. penulisan artikel dan advertorial
4. penulisan artikel  dan advertorial4. penulisan artikel  dan advertorial
4. penulisan artikel dan advertorialBinus University
 
Penulis karya ilmiah
Penulis karya ilmiahPenulis karya ilmiah
Penulis karya ilmiahDedi Yulianto
 
Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-
Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-
Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-Anita Adesti
 
Menulis-Opini-di-Media-Massa_Pustakawan.ppt
Menulis-Opini-di-Media-Massa_Pustakawan.pptMenulis-Opini-di-Media-Massa_Pustakawan.ppt
Menulis-Opini-di-Media-Massa_Pustakawan.pptAGUNGWIDODO64
 
Makalah bindo
Makalah bindoMakalah bindo
Makalah bindotaufiq99
 

Semelhante a Menulis artikel (20)

Publikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiahPublikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiah
 
Publikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiahPublikasi karya tulis ilmiah
Publikasi karya tulis ilmiah
 
Kti populer
Kti populerKti populer
Kti populer
 
Pemilihan-Topik-Outline-PPs-08.ppt
Pemilihan-Topik-Outline-PPs-08.pptPemilihan-Topik-Outline-PPs-08.ppt
Pemilihan-Topik-Outline-PPs-08.ppt
 
Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta
Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta
Pelatihan Dasar Mengenal jurnalistik Universitas Negeri Jakarta
 
Proses kreatif menulis artikel
Proses kreatif menulis artikel Proses kreatif menulis artikel
Proses kreatif menulis artikel
 
KATA PENGANTAR.docx
KATA PENGANTAR.docxKATA PENGANTAR.docx
KATA PENGANTAR.docx
 
Metode penulisan
Metode penulisanMetode penulisan
Metode penulisan
 
Pertemuan 5 artikel ilmiah
Pertemuan 5 artikel ilmiahPertemuan 5 artikel ilmiah
Pertemuan 5 artikel ilmiah
 
4. penulisan artikel dan advertorial
4. penulisan artikel  dan advertorial4. penulisan artikel  dan advertorial
4. penulisan artikel dan advertorial
 
Opini
OpiniOpini
Opini
 
Penulis karya ilmiah
Penulis karya ilmiahPenulis karya ilmiah
Penulis karya ilmiah
 
93126323 perencanaan-karangan
93126323 perencanaan-karangan93126323 perencanaan-karangan
93126323 perencanaan-karangan
 
Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-
Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-
Materi Pelatihan Kepenulisan FLP OKU -Non Fiksi-
 
Menulis-Opini-di-Media-Massa_Pustakawan.ppt
Menulis-Opini-di-Media-Massa_Pustakawan.pptMenulis-Opini-di-Media-Massa_Pustakawan.ppt
Menulis-Opini-di-Media-Massa_Pustakawan.ppt
 
Karya ilmiah populer (1)
Karya ilmiah populer (1)Karya ilmiah populer (1)
Karya ilmiah populer (1)
 
PPT BAHASA INDONESIA.pptx
PPT BAHASA INDONESIA.pptxPPT BAHASA INDONESIA.pptx
PPT BAHASA INDONESIA.pptx
 
Makalah yang Benar
Makalah yang BenarMakalah yang Benar
Makalah yang Benar
 
Materi Essay Erni.pptx
Materi Essay Erni.pptxMateri Essay Erni.pptx
Materi Essay Erni.pptx
 
Makalah bindo
Makalah bindoMakalah bindo
Makalah bindo
 

Mais de mbanarti

Bahasaindonesia
BahasaindonesiaBahasaindonesia
Bahasaindonesiambanarti
 
Pendalaman materi bahasa
Pendalaman materi bahasaPendalaman materi bahasa
Pendalaman materi bahasambanarti
 
Kata-Kata Mutiara
Kata-Kata MutiaraKata-Kata Mutiara
Kata-Kata Mutiarambanarti
 
Nilai ujian praktik bahasa indonesia 2011
Nilai ujian praktik bahasa indonesia 2011Nilai ujian praktik bahasa indonesia 2011
Nilai ujian praktik bahasa indonesia 2011mbanarti
 
Nilai Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2011
Nilai Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2011Nilai Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2011
Nilai Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2011mbanarti
 
Nilai ujian praktik Bahasa Indonesia 2011
Nilai ujian praktik  Bahasa Indonesia  2011 Nilai ujian praktik  Bahasa Indonesia  2011
Nilai ujian praktik Bahasa Indonesia 2011 mbanarti
 
Gizi remaja
Gizi remajaGizi remaja
Gizi remajambanarti
 
HIV & AIDS
HIV & AIDSHIV & AIDS
HIV & AIDSmbanarti
 
Gurindam dua belas
Gurindam dua belasGurindam dua belas
Gurindam dua belasmbanarti
 
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual  (IMS)Infeksi Menular Seksual  (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS)mbanarti
 
Gaya Sehat Remaja
Gaya Sehat  Remaja Gaya Sehat  Remaja
Gaya Sehat Remaja mbanarti
 
Sastra Melayu Klasik
Sastra  Melayu KlasikSastra  Melayu Klasik
Sastra Melayu Klasikmbanarti
 
Kata-Kata Mutiara
Kata-Kata Mutiara Kata-Kata Mutiara
Kata-Kata Mutiara mbanarti
 
Sastra melayu-klasik
Sastra melayu-klasikSastra melayu-klasik
Sastra melayu-klasikmbanarti
 
Soaltryoutbahasaindoensiasma 2010
Soaltryoutbahasaindoensiasma 2010Soaltryoutbahasaindoensiasma 2010
Soaltryoutbahasaindoensiasma 2010mbanarti
 
Tutorial wondershare quiz creator
Tutorial wondershare quiz creatorTutorial wondershare quiz creator
Tutorial wondershare quiz creatormbanarti
 
Frasa, peribahasa, majas
Frasa, peribahasa, majasFrasa, peribahasa, majas
Frasa, peribahasa, majasmbanarti
 
Soal try out 1 banjar 2011
Soal try out 1 banjar 2011Soal try out 1 banjar 2011
Soal try out 1 banjar 2011mbanarti
 
15 intrinsik cerpen
15 intrinsik cerpen15 intrinsik cerpen
15 intrinsik cerpenmbanarti
 

Mais de mbanarti (20)

Bahasaindonesia
BahasaindonesiaBahasaindonesia
Bahasaindonesia
 
Pendalaman materi bahasa
Pendalaman materi bahasaPendalaman materi bahasa
Pendalaman materi bahasa
 
Kata-Kata Mutiara
Kata-Kata MutiaraKata-Kata Mutiara
Kata-Kata Mutiara
 
Nilai ujian praktik bahasa indonesia 2011
Nilai ujian praktik bahasa indonesia 2011Nilai ujian praktik bahasa indonesia 2011
Nilai ujian praktik bahasa indonesia 2011
 
Nilai Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2011
Nilai Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2011Nilai Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2011
Nilai Ujian Praktik Bahasa Indonesia 2011
 
Nilai ujian praktik Bahasa Indonesia 2011
Nilai ujian praktik  Bahasa Indonesia  2011 Nilai ujian praktik  Bahasa Indonesia  2011
Nilai ujian praktik Bahasa Indonesia 2011
 
Gizi remaja
Gizi remajaGizi remaja
Gizi remaja
 
NAPZA
NAPZANAPZA
NAPZA
 
HIV & AIDS
HIV & AIDSHIV & AIDS
HIV & AIDS
 
Gurindam dua belas
Gurindam dua belasGurindam dua belas
Gurindam dua belas
 
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual  (IMS)Infeksi Menular Seksual  (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
Gaya Sehat Remaja
Gaya Sehat  Remaja Gaya Sehat  Remaja
Gaya Sehat Remaja
 
Sastra Melayu Klasik
Sastra  Melayu KlasikSastra  Melayu Klasik
Sastra Melayu Klasik
 
Kata-Kata Mutiara
Kata-Kata Mutiara Kata-Kata Mutiara
Kata-Kata Mutiara
 
Sastra melayu-klasik
Sastra melayu-klasikSastra melayu-klasik
Sastra melayu-klasik
 
Soaltryoutbahasaindoensiasma 2010
Soaltryoutbahasaindoensiasma 2010Soaltryoutbahasaindoensiasma 2010
Soaltryoutbahasaindoensiasma 2010
 
Tutorial wondershare quiz creator
Tutorial wondershare quiz creatorTutorial wondershare quiz creator
Tutorial wondershare quiz creator
 
Frasa, peribahasa, majas
Frasa, peribahasa, majasFrasa, peribahasa, majas
Frasa, peribahasa, majas
 
Soal try out 1 banjar 2011
Soal try out 1 banjar 2011Soal try out 1 banjar 2011
Soal try out 1 banjar 2011
 
15 intrinsik cerpen
15 intrinsik cerpen15 intrinsik cerpen
15 intrinsik cerpen
 

Menulis artikel

  • 1. MENULIS ARTIKEL (Tips-tips menemukan ide) 1. Pendahuluan Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Itu sebabnya, jika Anda tertarik untuk terjun ke dunia kepenulisan, syarat utamanya adalah harus merajinkan dan membiasakan diri untuk membaca. Membaca apa saja yang bisa dibaca. Insya Allah, dengan banyak membaca akan sangat menumpuk ide yang bisa dijadikan sebagai bahan tulisan. Khusus dalam pembahasan ini (dan yang paling sering ditulis) adalah menulis artikel. Menulis atau mengarang barangkali merupakan pelajaran yang paling membosankan bagi para pelajar. Pernahkan kita berfikir bahwa pekerjaan mengarang, menulis merupakan pekerjaan yang sebetulnya paling menyenangkan di dunia ini? Bayangkan, berbeda dengan pekerjaan lainnya yang harus datang ke kantor tepat waktu; pulang kadang malam hari; kekurangan waktu untuk keluarga karena harus pergi bekerja; persaingan yang ketat dan membuat kita stress sukur-sukur tidak jantungan. Dalam dunia menulis, mengarang ternyata kejadian-kejadian di atas tidak terjadi. Bahkan yang membuat dunia ini menjadi lebih ceria lagi adalah tidak adanya (sangat kurang) persaingan dalam pekerjaan sebagai penulis. Asiknya menulis, sebagian besar waktu kerja anda dapat dilakukan di rumah, atau jika anda memiliki laptop dapat dilakukan dimana saja. Artinya, waktu untuk keluarga praktis menjadi lebih banyak, hampir setiap hari jika anda menghendaki dapat hidup bersama keluarga anda di rumah. Hidupkah anda dari menulis saja? Insya Allah anda akan hidup – bayangkan satu tulisan kadang di hargai Rp. 250.000 s/d Rp. 1 juta untuk panjang 6000-15000 huruf yang dapat dilakukan dalam waktu sekitar 2 jam saja. Rasanya membutuhkan waktu kerja satu bulan bagi sarjana yang baru lulus untuk memperoleh uang sebanyak itu, belum lagi biaya transportasi yang demikian tinggi. Jika anda sanggup menulis buku agak lumayan hasilnya sekitar Rp. 3-4 juta / buku (untuk 10000 eksemplar). Setelah ini, kapan kita akan memulai menulis? 2. Format PenulisanArtikel: 1. Artikel diketik pada kertas kuarto (8.5” x 11”) atau A4 2. Judul artikel dan identitas penulis (nama dan alamat email, dan/atau alamat surat) ditulis di bagian paling atas. Identitaspenulisdicantumkan di bawahjudulartikel 3. Panjangartikeltidaklebihdari 7.000 kata diketikberspasi2 (dua) 4. Jenishuruf Times New Roman 12 5. Marjin atas, bawah, kiri dan kanan lebih kurang 1 inci 6. Kutipan, gambar atau rujukan harus menyebutkan sumber dan tahun. Format sumber kutipan atau rujukan: Nama Penulis, Tahun, halaman yang dikutip – jika buku. Cara penulisan nama penulis yang karyanya dikutip konsisten dengan cara penulisan nama di daftar rujukan. 7. Nama penulis dari Indonesia tidak perlu dibalik. Contoh: Indra Bastian, 2006, hal. 90. 8. Minimal 80% darirujukan yang digunakanberasaldarisumber yang up to date.Mencantumkannomoruruthalaman di bagianbawah 9. Melampirkan CV penulis di lembar terpisah. CV memuat: alamat rumah dan institusi, nomor telpon yang dapat dihubungi dan nomor telpon institusi, riwayat pendidikan, beberapa judul karya ilmiah dan/atau penelitian terbaru, bidang keahlian/bidang minat penelitian, serta pengalaman kerja dan organisasi. 1
  • 2. 3. Menulis Artikel Koran Menulis artikel di koran itu gampang-gampang sulit. Seseorang yang mempunyai keinginan kuat untuk mempublikasikan tulisannya di koran biasanya melalui proses yang tidak pendek. Berbagai proses dilalui untuk kemudian berhasil menembus media tertentu. Jadilah ia seorang penulis lepas. Seorang penulis lepas, ketika menulis sebuah artikel di koran, ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh; 1. Publisitas: Anda akan bisa mempublikasikan tulisan kepada publik, artinya karya ini menjadi sebuah kontribusi berharga dalam sepanjang sejarah bagi kehidupan penulis. 2. Kredibilitas : Anda akan memperoleh kepercayaan (kredibilitas) dari segi otoritas pengetahuan, akan mendapatkan predikat sebagai seorang intelektual atau pakar. Lebih-lebih jika fokus untuk menulis bidang tertentu 3. Penghasilan : Anda akan mendapatkan pendapatan finansial (honor) dari artikel yang dimuat pada sebuah koran tertentu. Untuk bisa menulis artikel di koran, ada beberapapengetahuan dasar yang perlu diperhatikan; 1. Aktualitas : Artikel di koran biasanya memuat tulisan-tulisan yang membahas fenomena yang sedang hangat dibicarakan publik (aktual). 2. Tema : Sebaiknya sesuai dengan latar belakang pendidikan. Ini akan memperoleh otoritas keilmiahan tertentu. Seorang sarjana kesehatan masyarakar, tentu punya otoritas yang lebih untuk menulis soal kesehatan daripada sarjana politik. 3. Minat : Jika anda tidak suka menulis sesuai latarbelakang pendidikan, menulis saja hal-hal yang menjadi fokus perhatian dan konsistenlah dengan minat yang menjadi perhatian tersebut. 4. Kliping : Ini penting sebagai sarana pendukung aktualitas, semisal hasil survei, data hasil penelitian dll. Jika teks book memiliki keunggulan sebagai basis teori dan pemikiran tokoh, maka kliping sebagai data pendukung aktualitas. 5. Strategi : Artikel ditulis mengikuti perkembangan wacana yang ada. Jika momentum hari ibu, tepat kiranya ketika menulis soal perempuan. Atau mulailah dari media kecil ke media besar. 4. Teknik Penulisan 1. Tentukan gagasan pokok : Terkait dengan gagasan dasar dan sikap politik terhadap sebuah masalah 2. Membuat Sub judul : Untuk memudahkan pembaca memahami tulisan anda. 3. Merumuskan model tulisan : Misalnya P-D-K (Pendapat-Dukungan-Kesimpulan) atau model P-S-P (Pendapat-Sanggahan-Pendirian). 4. Mulai menuliskan dengan freewriting, menulislah jangan pernah berhenti. 5. Editing : Memperbaiki tatabahasa, pemilihan kata, kesesuaian kaitan antar kalimat dsb. 5. Teknik Pengiriman 1. Dikirim melalui email lebih baik (murah, cepat). 2. Dibagian awal dibuat pengantar tulisan kepada redaktur. 3. Menyertakan nama terang, alamat jelas, telepon yang bisa dihubungi dan tak lupa nomor rekening. 2
  • 3. 6. Menulis Artikel Popoler 1) Menulis dan Mengarang Ada suatu pandangan tradisional yang menyebutkan bahwa menulis dan mengarang adalah dua kegiatan yang berbeda, meski sama-sama berkenaan dengan aspek kebahasaan. Kegiatan menulis sering diasosiasikan dengan ilmu yang sifatnya faktual, sedangkan kegiatan mengarang selalu diasosiasikan dengan karya sastra yang fiksional (Kamandobat 2007). Dengan kata lain, kegiatan menulis mutlak membutuhkan studi ilmiah, sedangkan kegiatan mengarang tidak. 2) Menulis Artikel Ada sejumlah pengertian mengenai artikel. Berikut beberapa di antaranya. Artikel merupakan karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66).Artikel adalah sebuah karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas (Tartono 2005: 84). Artikel sendiri bisa berarti karya tulis seperti berita atau esai. Esai adalah karangan prosa (bukan menggunakan kaidah puisi) yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Itu sebabnya, artikel di media massa itu bertaburan data-data teknis, tapi lebih ke arah pemaparan sepintas lalu dan itu murni pendapat pribadi penulisnya setelah membaca pendapat lain dari begitu banyak karya yang telah dibacanya. Artikel merupakan: a) karya tulis atau karangan; b) karangan nonfiksi; c) karangan yang tak tentu panjangnya; d) karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau menghibur; e) sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan sebagainya; wujud karangan berupa berita atau "karkhas" (Pranata 2002: 120). 3) Menulis Secara Ilmiah Populer Pada dasarnya, ada beberapa jenis model penulisan artikel. Model-model tersebut bisa dikelompokkan kepada tingkat kerumitannya. Model yang paling mudah ialah model penulisan populer. Tulisan populer biasanya tulisan ringan yang tidak "njelimet" dan bersifat hiburan. Termasuklah di dalamnya gosip. Selain itu, bahasa yang digunakan juga cenderung bebas. Model yang paling sulit ialah penulisan ilmiah. Model ini mensyaratkan objektivitas dan kedalaman pembahasan, dukungan informasi yang relevan, dan biasa diharapkan menjelaskan "mengapa" atau "bagaimana" suatu perkara itu terjadi, tanpa pandang bulu dan eksak (Soeseno 1982: 2). Dari aspek bahasa, tentu saja tulisan ilmiah mensyaratkan bahasa yang baku. Meski demikian, ada satu model penulisan yang berada di tengah-tengahnya. Model tersebut dikenal dengan penulisan ilmiah populer dan merupakan perpaduan penulisan populer dan ilmiah. Istilah ini mengacu pada tulisan yang 3
  • 4. bersifat ilmiah, namun disajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti (Soeseno 1982: 1; Eneste 2005: 171). 4) Jenis-jenis Artikel Ada beberapa jenis artikel berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi atau kepentingannya (Tartono 2005: 85-86). Berdasarkan penulisnya, ada artikel redaksi dan artikel umum. Artikel redaksi ialah tulisan yang digarap oleh redaksi di bawah tema tertentu yang menjadi isi penerbitan. Sedangkan artikel umum merupakan tulisan yang ditulis oleh umum (bukan redaksi). Sedangkan dari segi fungsi atau kepentingannya, ada artikel khusus dan artikel sponsor. Artikel khusus adalah nama lain dari artikel redaksi. Sedangkan artikel sponsor ialah artikel yang membahas atau memperkenalkan sesuatu. Selain pembagian di atas artikel dapat dibagi menjadi beberapa jenis: 1. Eksploratif, adalah artikel yang mengungkapkan fakta-fakta berdasarkan kajian penulis artikel. Artikel ini lebih tepat untuk mengungkapkan penemuan-penemuan baru. 2. Eksplanatif, artinya menerangkan. Artikel ini biasanya berisi menerangkan sesuatu untuk dipahami pembaca 3. Deskriptif, adalah artikel yang menggambarkan permasalahan yang terjadi di masyarakat sehingga dapat mengetahui apa sebenarnya yang terjadi. 4. Predikatif, adalah artikel yang berisi perhitungan atau ramalan yang akan terjadi berdasarkan perhitungan penulis. 5. Prespektif, adalah artikel yang memberikan tuntunan kepada pembaca untuk melakukan sesuatu sehingga tidak mengalami kekeliruan atau kesalahan. 7. Aspek Bahasa Dalam Artikel Melihat target pembacanya yang adalah khalayak umum, kita perlu mencermati bahasa yang kita gunakan dalam menulis artikel ilmiah populer ini. Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah), bukan berarti tulisan yang kita hasilkan ditujukan untuk kalangan akademisi. Sebaliknya, artikel ilmiah populer ditujukan kepada para pembaca umum. Mengingat kondisi tersebut, kita perlu membedakan antara kosakata ilmiah dan kosakata populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang selalu akan dipakai dalam komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang berada di lapisan atas maupun di lapisan bawah, demikian sebaliknya. Sedangkan kata-kata yang biasa dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah (Keraf 2004: 105-106). Agar artikel lebih berkualitas, Penulis hendaknya menggunakan bahasa yang baik dan benar.Mustakim (1994: 21-22) mengatakanbahwa yang dimaksudbahasa Indonesia yang baikdanbenaradalahbahasa Indonesia yang penggunaannyasesuaidengansituasidansekaligussesuaidengankaidah yang berlaku. Atasdasarkonseptersebutdapatdiperolehsuatukejelasanbahwa yang dimaksudbahasa Indonesia yang baikbelumtentumerupakanbahasa Indonesia yang benar, sebaliknyabahasa Indonesia yang benarbelumtentumerupakanbahasa Indonesia yang baik. 4
  • 5. Sementara itu, kebakuan bahasa juga perlu diperhatikan. Bahasa baku adalah variasi bahasa yang menjadi dasar penulisan media massa dan buku-buku. Bahasa baku memiliki kaidah-kaidah paling lengkap yang diperikan jika dibandingkan variasi bahasa lain. Bahasa baku dijadikan tolok ukur bagi pemakaian bahasa yang benar. Ekowardono (1995: 20-21) mengatakanbahwabenartidaknyakalimattidaksemata- mataditentukanolehkesesuaiannyadengankaidah, tetapijugaolehketernalaranyaataukelogisanapa yang dinyatakannya. Padatatarankalimattidakmungkinuntukmenganggapbenarkalimat yang gagasannyatidakbernalarmeskipunkalimatitumemenuhisyarattatabahasa. Badudu (1985:18) mendefinisikan bahasa baku sebagai bahasa yang tunduk pada ketetapan yang telah dibuat dan disepakati bersama mengenai ejaan, tatabahasa, kosakata, dan istilah. Sementara itu Sabaruddin (1979:54) berpendapat bahwa bahasa standar atau bahasa baku adalah bahasa yang penggunaannya memenuhi syarat-syarat kebahasaan, keselarasan logika, dan keselarasan etika. Artikel memiliki bagian-bagian atau sistematika sebagai berikut; 1. Judul atau Fokus adalah hal yang menjadi perhatian utama dalam penulisan artikel. 2. Leader, merupakan kutipan yang menjadi pengantar sebuah artikel. Bagian ini tidak sesalu ada dalam artikel. 3. Latar, adalah hal, masalah, atau peristiwa yang mendasari tulisan artikel. 4. Angle, merupakan sudut pandang penulis dalam menyoroti masalah yang dibicarakan. 5. Simpulan, biasanya berisi himbauan, ajakan, refleksi atau intisari yang disampaikan. 8. Tips Sederhana Menyusun Artikel 1. Memilih topik Memilih topik sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, bagi penulis pemula memilih topik sama beratnya dengan membuat judul atau isi tulisan. Padahal, tema atau topik yang bisa diangkat menjadi tulisan begitu banyak dan mudah kita dapatkan 2. Membuat kerangka tulisan Ada baiknya memang membuat kerangka tulisan. Istilah kerangka tulisan sering disebut membuat outline. Alasannya, kerangka tulisan berguna untuk membatasi apa yang harus kita tulis 3. Menabung kosa kata Untuk menjadi penulis, bolehlah kita mencoba untuk menabung kosa kata. Mengumpulkan setiap hari lima saja 4. Buatlah judul yang menarik Pembaca akan mudah tertarik untuk membaca sebuah tulisan, jika judulnya juga menarik. Anggap saja judul itu sebagai pancingan. Itu sebabnya, membuat judul perlu ‘keterampilan’ khusus 5. Pastikan membuat subjudul Subjudul amat menolong kita untuk menggolongkan dan membatasi pembahasan dalam sebuah tulisan jenis artikel dan berita 6. Lead menggoda Lead, alias teras berita adalah sebuah tulisan pembuka yang menjadi titik penting bagi pembaca. Lead yang menarik, sangat boleh jadi akan merangsang pembaca untuk terus membaca isi berita atau artikel yang kita buat. 5
  • 6. Berikut ini contoh artikel MELATIH ANAK MENJAGA GIGISEJAKUSIA DINI Anak adalah pribadi yang unik, ia bukanlah seorang dewasa yang bertubuh kecil. Namun ia adalah sosok pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan baik secara fisik, mental dan intelektual. Mereka mengalami berbagai fase dalam perkembangannya, di mana pada usia 2 sampai 5 tahun merupakan fase yang paling aktif, terutama pada perkembangan otak anak, oleh karena itu periode tersebut dikenal sebagai masa keemasan anak atau golden age. Dalam memberikan pendidikan kesehatan fisik pada anak seringkali orangtua dan guru hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Pendidikan kesehatan gigi (Dental Health Education) seringkali menjadi topik yang kurang mendapat perhatian baik di rumah maupun sekolah. Ada beberapa alasan mengapa seringkali orangtua kurang memperhatikan kebersihan dan kesehatan gigi anak. Alasan yang paling banyak ditemukan adalah masih banyak orangtua yang beranggapan bahwa gigi pada anak adalah gigi susu, jadi tidak usah dirawat karena nanti juga akan berganti dengan gigi tetap. Padahal sebenarnya justru pada masa gigi susu itulah anak harus mulai dajarkan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan giginya. Karena alasan berikut: 1. Pada masa gigi susu, sedang terjadi pembentukan gigi tetap di dalam tulang. Sehingga jika ada kerusakan gigi susu yang parah dapat mengganggu proses pembentukan gigi tetapnya. Hal ini dapat mengakibatkan gigi tetapnya tumbuh dengan tidak normal. 2. Mulut adalah pintu utama masuknya makanan ke dalam perut. Mulut adalah lokasi pertama yang dilalui makanan dalam proses pencernaan. Jika terjadi gangguan pada mulut maka akan mengganggu kelancaran proses pencernaan. 3. Infeksi yang terjadi pada gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan organ di dalam tubuh seperti jantung, paru-paru, ginjal, dll. Karena infeksi dalam mulut dapat menyebar ke dalam organ-organ tersebut yang disebut dengan fokal infeksi. 4. Infeksi gigi dan mulut yang diderita anak akan membuat anak menjadi malas beraktivitas dan akan mengganggu proses belajar mereka. Melihat alasan-alasan tersebut, maka saat ini beberapa sekolah tertentu gencar memberikan pendidikan kesehatan gigi bagi siswa mereka. Bahkan ada sekolah yang menjadikan pendidikan kesehatan gigi bersama dengan pendidikan kesehatan umum sebagai bagian dari kurikulum sekolah. Bagi para orangtua di rumah pendidikan kesehatan gigi sudah harus dimulai sejak gigi pertama ada dalam mulut anak. Bagaimana caranya? Yaitu dengan selalu membersihkan gigi anak setiap selesai minum susu atau selesai makan. Tidak perlu menggunakan sikat gigi, namun bisa dilakukan dengan menggunakan kain kasa lembut yang dibasahi dengan air hangat. Sepertinya hanya sebuah perlakuan yang biasa saja, namun sesungguhnya hal itu memberikan sebuah pengalaman baru yang luar biasa pada anak. Ketika ibu membersihkan gigi dengan kain lembut yang dibasahi air hangat, anak merasa bahwa kegiatan membersihkan gigi adalah kegiatan yang menyenangkan dan itu akan terekam dalam memori anak. Dampaknya, ketika anak akan diperkenalkan dengan sikat gigi pada usia 1 tahun tidak akan ada lagi keluhan anak tidak mau menyikat gigi karena takut melihat sikat gigi yang akan dimasukkan dalam mulut mereka.Ketika anak berusia dua tahun, jumlah gigi dalam mulut sudah lengkap dua puluh buah. Mulailah anak diajarkan menyikat gigi sendiri dan orangtua tetap mengawasi. Saat mereka sudah bisa berkumur, boleh ditambah dengan pasta gigi. 6
  • 7. Ajaklah anak untuk biasa mengkonsumsi sayur atau buah dan kontrol makanan manis yang mereka konsumsi. Bukan tidak boleh anak memakan makanan yang manis karena itu makanan kesukaan mereka. Hanya orangtua perlu mengontrol banyaknya atau macam dari makanan manis yang mereka makan. Usia dua tahun merupakan usia yang pas bagi anak untuk belajar mengenal dokter gigi. Ajaklah anak ke klinik gigi untuk memeriksa gigi mereka walaupun belum ada keluhan. Karena bisa saja sudah terjadi lubang kecil pada gigi anak yang tidak dirasakan mereka namun sudah harus dilakukan penanganan oleh dokter gigi. Jadikanlah pendidikan kesehatan gigi sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan bagi anak. Karena dengan demikian kita sebagai orangtua tidak akan berteriak-teriak lagi menyuruh anak menyikat gigi saat mandi pagi dan Insya Allah kita tidak akan mengalami bangun tengah malam karena anak menangis karena giginya sakit. Dan yang lebih penting lagi proses tumbuh kembang anak tidak terganggu akibat anak sakit gigi. 7
  • 8. Menulis Buku (Langkah-langkah penulisan) Langkah-langkah menulis buku, untuk memulai menulis sebuah buku, minimal ada tiga langkah yang harus dilakukan: (1). mencari ide, (2)mengumpulkan bahan, (3) menuliskan 1 Mencari Ide “Ilham datang dari kerja setiap hari” (Charles Pierre Baudelaire, PenyairPerancis) Penerbitbuku yang selektifbiasanyamencariidebuku yang inovatif, bukanide yang sama denganbuku yang sejenis. Banyakpengarangbuku yang menawarkannaskahbuku yang notabenetidakjauhbedapenyajiannyadenganbukusejenis yang sudahada. Bukusemacaminibiasanyatidakdiminatipenerbit. Tema bukuboleh sama tetapi cara penyajian, kedalaman, dan sudutpandangnyaharusberbedadenganbukulain yang sejenis. Buku yang pastisudah bisa ditulisadalahbuku yang berkaitandenganbidang yang ditekuninya. Alasannya, tema itulah yang dikuasainyadenganbaikruanglingkupnya, aspekteknis dan praktisnya, pengembangannya, referensipendukung, dan pengalamanmenggunakannya Eksplorasi tema yang akan diangkat. Biasanya kita harus ‘hunting’ fenomena yang sedang hangat dibicarakan. Atau, bisa juga tema ‘abadi’ seperti masalah cinta. Tapi, kita coba bahas dari sudut pandang lain. Meski nilainya Islam, tetapi ‘rasanya’ khas: bahasa, metode penyampaian, segmentasi pembaca, dan solusi praktis/sistemik. Setelah tema buku ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan garis besar (outline) isi buku. Bagi penulis yang akan menulis buku ajar, silabus mata kuliah dapat dijadikan panduan untuk menentukan outline buku Tips dalam menemukan ide: 1. Ide buku lahir dari pekerjaan sehari-hari 2. Tulislah buku yang berbeda dari sudah pernah ada. Hal ini akan memudahkan jalan untuk disetujui Penerbit. 3. Guru memiliki peluang besar untuk menulis buku sesuai bidang yang dikuasainya. Banyak tema yang bisa diangkat menjadi buku. Mata pelajaran yang diampu adalah yang paling mudah dijadikan tema buku. Sebaiknya tidak menulis buku untuk mata kuliah yang tidak diajar, karena mungkin tidak terlalu menguasai dan tidak memahami perkembangan ilmunya. 4. Buatlah garis besar (outline) isi buku terlebih dahulu. Silabus mata pelaran, pemetakan, dan SAP dapat dijadkan acuan untuk membuat garis besar. Dalam membuat garis besar, pembagian setiap sub-bab pada setiap bab harus merata. Jangan sampai ada ada bab yang terlalu banyak mengandung sub-bab tetapi ada pula yang tidak mengandung sub-bab. 2 Mengumpulkan bahan Setelah kita menetapkan tema buku dan garis besar isi buku, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan referensi untuk tulisan. Untuk buku ajar, referensi utamanya adalah buku-buku teks dari luar atau dari dalam negeri sendiri. Selain itu, bahan-bahan dari Internet, hasil-hasil penelitian, dan jurnal ilmiah juga dapat digunakan. Prinsipnya, semakin banyak literatur maka kualitas buku semakin baik karena pembahasannya lebih komprehensif. Hasil- hasil penelitian di dalam negeri seharusnya lebih banyak diacu karena kita membuat buku teks Indonesia. 8
  • 9. Kita juga perlu memperhatikan tahun penerbitan literatur. Literatur yang tahun terbitnya sudah lama menunjukkan minimnya usaha penulis untuk mencari perkembangan ilmu mutakhir. Pengecualian pada literatur klasik yang masih tetap dipakai hingga saat ini. Tips mengumpulkan bahan 1. Kumpulkan semua literatur referensi yang terkait dengan tema buku yang akan dibuat. 2. Semakin banyak referensi semakin bagus karena menunjukkan penulis membaca banyak sumber untuk penulisan. 3. Referensi dengan tahun terbit terbaru lebih diutamakan karena referensi terbaru memperlihatkan perkembangan ilmu. 3 Menuliskan Inilah inti dari pekerjaan membuat buku. Tidak ada aturan mulai dari bab mana kita mulai menulis. Tulislah mulai dari bab yang mudah terlebih dahulu atau dari bab yang kita sukai. Jadi, kita tidak harus memulai dari Bab 1, Bab 2, dan seterusnya. Kita bisa saja memulai menulis dari Bab 6, lalu Bab 8, kemudian mundur lagi ke Bab 2. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan semangat menulis, sebab kalau kita mengerjakan apa yang kita sukai maka biasanya lebih bersemangat. Pengalaman penulis dalam menyusun buku, penulis tidak selalu memulai dari Bab 1, tetapi dari Bab yang sudah paling dikuasai dan paling disenangi terlebih dahulu. Dalam menulis isi setiap bab kita berpatokan pada garis besar bab yang sudah kita buat. Seperti halnya menulis bab, kita pun dapat menulis sub-bab yang kita sukai dan kuasai terlebih dahulu. Bagi orang yang belum terbiasa menulis buku, isi setiap sub-bab mungkin ditulis dalam beberapa kali iterasi. Dimulai dari iterasi pertama yang hanya berisi point-point pokok setiap sub-bab. Dosen yang membuat materi dengan Power Point biasanya sudah memiliki point-point materi kuliah, nah ini bisa dianggap sebagai iterasi pertama. Pada iterasi kedua, point-point tadi dikembangkan menjadi sebuah kalimat lengkap atau menjadi sebuah paragraf. Iterasi ketiga adalah langkah penghalusan, yaitu kita memperbaiki dan menambah kalimat penjelasan (termasuk contoh bila perlu) sehingga pembaca dapat memahami pesan kita dengan baik. Jumlah iterasi tidak dibatasi, kita dapat menambahkan langkah iterasi lagi sampai menurut kita paragraf-paragraf yang kita tulis sudah baik. Selama penulisan, update data terbaru tetap dilakukan. Supaya terasa hangat terus. Itu dilakukan sampai editing akhir. Boleh jadi fakta-fakta terbaru akan menggeser data yang sudah kita buat. Tak masalah, selama memang itu memiliki nilai jual tinggi sebagai sebuah ide. Jangan lupa, tentukan deadline penulisan. Sebab kalau tidak akan mengurangi motivasipenulisan. Bukankah kita perlu target dan itu harus terukur?. 3 bulan adalah patokan standar kami untuk buku nonfiksi. Bahkan ditulis bersama tim lebihcepat lagi. Karena kadang muncul ide-ide segar dari teman nulis kita. Meski tentunya bukan berarti menulis sendiri tidak bagus, semua bergantung kepada kreativitas penulisnya. Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam penulisan buku adalah: 1. Penggunaan bahasa Indonesia yang tertib, baik, dan benar. 2. Penggunaan istilah asing masih terlalu banyak dan kurang taat asas. 9
  • 10. 3. Bila diperlukan, ada glossary untuk istilah penting, baik berupa padanan atau lebih baik lagi definisinya. 4. Sebuah gambar dapat mengungkapkan lebih dari 1000 kata. 5. Buku ajar sebaiknya dilengkapi dengan pertanyaan dan cara pemecahan soal. 6. Dalam bagian Prakata perlu dituliskan mengapa buku ditulis dan siapa khalayak pengguna buku. Tips menuliskan buku: 1. Penulisan buku boleh dari bab mana saja lebih dahulu, dari bab yang termudah, atau bab yang paling dikuasai. 2. Menentukan sub bab harus tepat hingga pesan yang ingin disampaikan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Kalau perlu mintalah beberapa teman membacanya dan memberi komentar apakah tulisan anda bisa dipahami. 3. Perhatikan tata-bahasa Indonesia, penggunaan istilah asing, diksi, penggunaan ilustrasi, contoh soal dan pembahasan. 4. Penerbitan Setelah naskah buku selesai ditulis, maka langkah terakhir adalah penerbitan buku. Baik penulis maupun penerbit keduanya saling membutuhkan. Penerbit memerlukan naskah buku baru agar perusahaanya tetap eksis, sedangkan penulis membutuhkan penerbit agar bukunya bisa sampai ke tangan pembaca. Antara penulis dan penerbit terjadi simbiosis mutualisma yang saling membutuhkan. Ada dua cara yang biasadilakukandalampenerbitanbuku. Pertama, penerbit yang menawarkankepada anda untukmenulisbuku ajar tentangtopik X ataumemintaapakah anda mempunyainaskah yang siapditerbitkan. Jikainikasusnya, maka anda tidaksusahpayahlagimencaripenerbit. Penulis-penulis yang sudahdikenalbiasanyalebihmudahmenerbitkanbukunyaketimbangpenulispemula. Kedua, anda yang menawarkannaskahbukukepenerbit. Biasanya cara ini ditempuh oleh penulis pemula dan tidak dikenal. Penerbit punya hitung-hitungan sendiri apakah naskah buku anda diterima atau tidak. Penerbit biasanya berhati-hati dalam menerbitkan buku sebab biaya penerbitan buku dananya tidak sedikit. Penerbit berhitung-hitung berapa banyak pangsa pasar buku anda, apakah buku anda cepat laku atau malah bertahun-tahun baru habis terjual atau jeblok di pasaran. Mengenai pembayaran, ada dua sistem pembayaran. Pertama sistem putus, artinya naskah buku anda dibeli oleh penerbit. Keuntungannya, jika buku anda tidak laku, anda sudah dapat bayaran yang besar, sementara penerbit merugi. Kerugiannya, jika buku anda laku dan dicetak ulang, anda tidak mendapat reward lagi setiap kali cetak ulang buku. Kedua, sistem royalti. Penulis buku memperoleh royalti sebesar 10% hingga 15% dari harga jual buku dikali dengan jumlah buku yang terjual. Penulis pemula biasanya memperoleh royalti 10%, sedangkan penulis terkenalbisa memperoleh hingga 15% atau lebih tergantung negosisasi. Misalnya harga satu buku Rp 40.000 dan dalam satu periode terjual 1000 eksemplar, maka penulis buku pemula memperoleh royalti sebesar 10% x Rp 40.000 x 1000 = Rp 4.000.000. Penulis akan memperoleh royalti lagi setiap kali buku dicetak ulang. Cara kedua ini sama-sama menguntungkan bagi penerbit dan penulis. Umumnya penulis buku memilih cara kedua ini. Memang, menulis buku tidak menjamin menjadi kaya, kecuali beberapa penulis buku di Indonesia yang tergolong mamkur dari hanya buku-buku karyanya yang telah diterbitkan. 10
  • 11. Ada sisi lain yang lebih mulia dari sekadar mencari uang dari menulis buku, yaitu menyebarkan pengetahuan. Buku adalah guru yang memberikan pencerahan dan pengetahuan bagi pembacanya. 11