Ada tiga model pembelajaran kelas rangkap yang dijelaskan dalam dokumen tersebut, yaitu model 221 dimana satu guru mengajar dua kelas dalam satu ruangan, model 222 dimana satu guru mengajar dua kelas yang berada dalam dua ruangan bersebelahan, dan model 333 dimana satu guru mengajar tiga kelas sekaligus dalam tiga ruangan terpisah.
1. Diposkan oleh Mame Menuju Sukses di 20:21
PRINSIP DAN MODEL PKR
Hakikat pengelolaan PKR adalah upaya mencapai tujuan yang setinggi – tingginya
dengan memanfaatkan segala sumber daya ( manusia, alam, social, budaya ) yang tersedia.
Pengelolaan PKR yang efektif ditandai oleh pemanfaatan sebagian terbesar dari waktuyang
tersedia untuk kegiatan belajar siswa, penampilan kualitas pembelajaran yang memadai, dan
keterlibatan yang luas dari seluruh siswa dalam kegiatan belajar. Guru PKR dituntut untuk
melakukan aneka cara mengisi waktu belajar, menampilkan kualitas pembelajaran, dan
melibatkan siswa dalam belajar.
Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang efektif yang menurut Karweit
(1987) ditandai oleh 3 hal yang kemudian dikenal sebagai prinsip pengelolaan PKR.
Model Pengelolaan PKR
Setiap model pengelolaan PKR memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktik, semua
kembali pada tujuan belajar, kemampuan, dan sarana belajar yang tersedia.
1. Model PKR 221
Model PKR 221 merupakan model PKR Murni karena prinsip keserempakan terpenuhi
tanpa batas fisik. Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas
dapat berlangsung terus menerus. Model ini sangat dianjurkan untuk digunakan karena paling
efektif diantara model PKR lainnya. Namun, model ini hanya mungkin diterapkan jika jumlah
siswa tidak terlampau banyak ( 15 – 20 orang ).
Sebagai contoh dalam hal ini guru meghadapi dua kelas yaitu kelas 5 dan 6, untuk
mengajar mata pelajaran IPA dengan topik Sumber Daya Alam di kelas 5 dan mata pelajaran IPS
dengan topic Sumber Kekayaan Alam di kelas 6. Kedua topic ini memiliki saling keterkaitan.
Proses pembelajaran berlangsung dalm satu kelas.
Dalam menerapkan model PKR 222 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh
seorang guru, yaitu sebagai berikut :
a. Pada kegiatan pendahuluan, guru memberikan pengantar dan pengarahan dalam satubruangan.
Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis yang dibagi 2. Tuliskan topic dan hasil belajar
2. yang diharapkan dari kelas 5 dan 6. Ikuti dengan langkah – langkah untuk masing – masing kelas
yang akan ditempuh selama pertemuan berlangsung.
b. Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing – masing kelas. Selama
kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan dan bimbingan sesuai dengan keperluan.
Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
c. Pada kegiatan penutup, berdirilah di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan
reviu atas materi dan kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Berikan
komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa
saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.
2. Model PKR 222
Model PKR 222 merupakan model PKR Modifikasi untuk kondisi jumlah siswa lebih
dari 20 orang, yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan. Penerapan model ini
mempunyai dampak, antara lain perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru
terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus karena masing – masing kelas harus
menunggu hadirnya guru secara fisik secara bergiliran. Waktu tunggu tentunya lebih lama karena
guru harus berpindah – pindah diantara 2 ruangan. Oleh karena itu, harus dirancang dengan
cermat agar tanpa kehadiran guru untuk sementara, siswa tetap dapat belajar dengan penuh
perhatian. Dalam praktik, model ini tidak seefektif Model PKR 221.
Sebagai contoh, guru menghadapi 2 kelas, dalam hal ini kelas 5 dan 6, untuk mata
pelajaran Matematika topik Bangun Ruang di kelas 5 dan mata pelajaran IPA topic Tumbuhan
Hijau di kelas 6. Kedua topic ini tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran
berlangsungdalam 2 ruangan berdekatan yang terhubungkan dengan pintu.
Dalam menerapkan model PKR 221 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh
seorang guru, yaitu sebagai berikut :
a. Pada kegiatan pendahuluan, satukan siswa kelas 5 dan 6 dalam satu ruangan yang tempat
duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum seperti yang dilakukan pada
Model PKR 221. Bila ternyata tidak mungkin menyatukan siswa kelas 5 dan 6 dalam ruangan,
gunakan halaman atau emperan sekolah sambil berdiri / berbaris. Apabila cara kedua masih tidak
mungkin biarkan siswa kelas 5 dan 6 duduk dalam ruangan masing – masing. Guru berdiri di
3. pintu penghubung ruang kelas 5 dan 6. Berikan pengantar dan pengarahan umum secara
berselang – seling untuk kelas 5, kemudian kelas 6 dan atau sebaliknya.
b. Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing – masing kelas. Yang perlu
diperhatikan jangan sampai pada saat guru sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang satu
lagi tidak ada kegiatan sehingga ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke ruang secara
seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana guru
berdiri di pintu penghubung.
c. Pada kegiatan penutup, guru berdiri di pintu penghubung menghadapi kedua kelas untuk
mengadakan reviu umum mengenai materi dan kegiatan belajar yang dilakukan. Berikan
komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu, berikan tindak lanjut berupa tugas untuk
masing – masing kelas. Kemukakan hal – hal yang perlu disiapkan untuk jam pelajaran
berikutnya.
d. Sebagai catatan, untuk model PKR 222 ini sedapat mungkin denah ruangan diatur agar
pandangan siswa mengarah ke depan dank e arah pintu penghubung.
3. Model PKR 333
Model PKR 333, sama dengan model PKR 222, merupakan model PKR Modifikasi
karena prinsip keserempakan tidak terkendalikan dengan utuh secara tatap muka mengingat
terdapat batas fisik. Dampaknya, perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru
terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus karena masing – masing kelas harus
menunggu hadirnya guru secara fisik. Waktu tunggu tentunya jauh lebih lama lagi karena karena
guru harus berpindah – pindah di antara 3 ruangan. Model ini tidak dianjurkan untuk sering
digunakan karena kurang efektif. Model ini hanya digunakan apabila memang secara fisik tidak
dimungkinkan penerapan Model 222.
Sebagai contoh, guru menghadapi 3 kelas. Yaitu dalam hal ini kelas 4, 5, dan 6 untuk
mengajar mata pelajaran yang berbeda. Di kelas 4 mata pelajaran IPS dengan topik Penduduk, di
kelas 5 mata pelajaran IPA dengan topik Makhluk Hidup dan Lingkunga, dan di kelas 6
Matematika dengan topik Pecahan.
Dalam menerapkan model PKR 333 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh
seorang guru, yaitu sebagai berikut :
4. a. Pada kegiatan pendahuluan, guru mengumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 dalam satu ruangan
yang tempat duduknya mencukupi. Kemudian guru memberikan pengantar dan pengarahan
seperti yang dilakukan dalam Model PKR 222. Apabila tidak mungkin menyatukan siswa dalam
satu ruangan, kumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 di halaman dengan berbaris per kelas, seperti
dalam upacara bendera. Guru memberikan pengantar dan pengarahan serta prosedur kegiatan
belajar yang akan dijalani dalam pertemuan itu.
b. Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode belajar dengan memanfaatkan aneka sumber belajar
yang tersedia. Penggunaan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) dan atau Lembar Tugas Siswa ( LTS )
sangat dianjurkan agar kegiatan belajar siswa lebih bersifat mandiri. Artinya, kegiatan belajar
siswa tidak banyak tergantung pada hadirnya guru di muka kelas. Dalam melaksanakan Model
PKR 333 guru harus berpindah – pindah secara teratur antar 3 ruangan. Tidak dapat dihindari
akan terdapat waktu tunggu pada setiap kelas. Hal itu dapat diperkecil dengan meningkatkan
kadar kemandirian belajar siswa. Proses saling bombing antarsiswa atau tutor sebaya perlu
digalakkan. Ada saat dimana guru berdiri di pintu penghubung untuk memantau kegiatan belajar
dalam 2 ruangan yang berhubungan.
c. Pada kegiatan penutup adalah reviu untuk dua kelas dengan guru menempatkan diri di pintu
penghubung ruang 1 dan 2 atau ruang 2 dan 3. Kemudian guru memberikan penguatan dan
tindak lanjut untuk dua kelas itu. Setelah itu, guru berpindah ke ruangan yang tersisa. Lakukan
kegiatan penutupan, seperti di 2 ruangan sebelumnya.
d. Sebagai catatan, memang Model PKR 333 ini termasuk yang lebih rumiy dalam
pengelolaannya. Guru dituntut untuk memiliki mobilitas ( daya gerak ) pedagogis yang tinggi.
Keunggulan model ini terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari
situasi belajar kelas lainnya. Adanya aneka sumber belajar akan sangat membantu berjalannya
model ini.
e. Untuk membantu guru dalam mengelola kegiatan belajar dalam 3 ruangan, sedapat mungkin
denah ruangan diatur agar pandangan siswa mengarah ke depan dan ke arah pintu penghubung.
sumber : Pembelajaran Kelas Rangkap Dra. Susilowati, M.Pd
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
5. Di bawah ini adalah beberapa model pembelajaran kelas rangkap yang bisa
dikembangkan di Indonesia
Model 221
Dalam model 221 guru atau tim mengelola para siswa
dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus 2
mata pelajaran baik yang sama atau berbeda dalam 1
ruangan. Gambar di bawah ini bisa menjadi alternatif
pengaturan ruangan untuk model 221.
Model ini bisa efektif apabila jumlah siswa yang terdiri
dari 2 tingkatan kelas tersebut tidak terlalu banyak
(maksimum 25 siswa untuk masing-masing tingkatan
kelas) dengan suatu ruangan yang cukup luas. Pada
umumnya kelas SD di Indonesia diisi oleh 40 siswa untuk satu tingkatan kelas. Jika
guru ingin mencoba model ini, guru harus menyiapkan dua kelas pembelajaran kelas
rangkap model 221, dan memecah masing-masing dua tingkatan kelas yang akan
dicampur menjadi 2 sehingga ruangan tidak terlalu penuh, dan akan mengakibatkan
pembelajaran tidak efektif. Otomatis karena ada 2 kelas pembelajaran kelas rangkap
model 221 ini, maka guru yang harus mengelolanyapun harus dua orang guru atau dua
tim guru.
Model 222
Dengan model ini, berarti guru atau dalam tim
mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang
berbeda, dengan fokus pada 2 mata pelajaran yang
berbeda atau sama pada 2 ruangan kelas yang
bersebelahan dan dihubungkan dengan adanya
pintu. Berikut ini adalah gambar pengaturan
ruangan kelas yang bisa digunakan untuk model
222.
Model ini lebih rumit dibandingkan dengan model
221, di mana guru harus mengelola dua kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
Oleh karena itu apabila memungkinkan, pengelolaan model 222 pembelajaran kelas
rangkap dilakukan oleh tim guru sehingga bisa saling membantu. Apabila tidak bisa
dengan tim guru, alternatif lainnya guru bisa menunjuk para siswa yang lebih tua dan
mempunyai kemampuan yang lebih dari siswa lainnya untuk membantu mengelola
pembelajaran.
Model 333
6. Dalam model ini guru mengelola
tiga tingkatan kelas yang berbeda
dengan tiga mata pelajaran yang
sama atau berbeda dalam tiga
ruangan secara bersamaan. Model
ini bisa saja terjadi di Indonesia
terutama di daerah yang terpencil
di mana jumlah guru sangat
terbatas, jumlah siswa cukup
banyak untuk dikumpulkan dalam satu ruangan atau dua ruangan kelas sekaligus.
Untuk mengelola model 333 ini diperlukan tim guru paling tidak terdiri dari 2 orang
guru. Gambar pengaturan ruang kelas yang dapat digunakan untuk model 333 ini
adalah sebagai berikut.
Untuk negara-negara yang memiliki sistem pendidikan yang lebih fleksibel dan
ditunjang dengan kebijakan pendidikan yang kuat, model-model pembelajaran kelas
rangkap yang berkembang pun sangat bervariasi. Saat ini dengan melihat tujuan dan
keuntungan pendidikan yang dirancang, model pembelajaran kelas rangkap yang
dikembangkan adalah model di mana guru atau tim guru mengelola 2 atau 3 tingkatan
kelas sekaligus dengan satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran dalam satu
ruangan. Hal ini dimungkinkan, karena rata-rata di negara yang maju memiliki ruang
kelas yang cukup besar dengan perbandingan jumlah siswa paling banyak 30 siswa.
Dengan kurikulum yang sangat fleksibel, guru bisa dengan bebas mengelola kelas
seperti ini. Untuk mengisi pembelajaran kelas rangkap, pendekatan kurikulum terpadu
selalu digunakan dengan penggunaan tema-tema yang dekat dengan kehidupan siswa
sehari-hari. Tambahan lagi, guru selalu mengembangkan kegiatan-kegiatan kelompok
dengan menyediakan banyak lembar kegiatan dan lembar observasi.
Model PKR
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
Di bawah ini adalah beberapa model pembelajaran kelas rangkap yang
bisa dikembangkan di Indonesia
Model 221
Dalam model 221 guru atau tim mengelola para
siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan
fokus 2 mata pelajaran baik yang sama atau
berbeda dalam 1 ruangan. Gambar di bawah ini
bisa menjadi alternatif pengaturan ruangan untuk
model 221.
7. Model ini bisa efektif apabila jumlah siswa yang terdiri dari 2 tingkatan kelas
tersebut tidak terlalu banyak (maksimum 25 siswa untuk masing-masing
tingkatan kelas) dengan suatu ruangan yang cukup luas. Pada umumnya
kelas SD di Indonesia diisi oleh 40 siswa untuk satu tingkatan kelas. Jika guru
ingin mencoba model ini, guru harus menyiapkan dua kelas pembelajaran
kelas rangkap model 221, dan memecah masing-masing dua tingkatan kelas
yang akan dicampur menjadi 2 sehingga ruangan tidak terlalu penuh, dan
akan mengakibatkan pembelajaran tidak efektif. Otomatis karena ada 2
kelas pembelajaran kelas rangkap model 221 ini, maka guru yang harus
mengelolanyapun harus dua orang guru atau dua tim guru.
Model 222
Dengan model ini, berarti guru atau dalam
tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan
kelas yang berbeda, dengan fokus pada 2
mata pelajaran yang berbeda atau sama pada
2 ruangan kelas yang bersebelahan dan
dihubungkan dengan adanya pintu. Berikut ini
adalah gambar pengaturan ruangan kelas
yang bisa digunakan untuk model 222.
Model ini lebih rumit dibandingkan dengan model 221, di mana guru harus
mengelola dua kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu
apabila memungkinkan, pengelolaan model 222 pembelajaran kelas rangkap
dilakukan oleh tim guru sehingga bisa saling membantu. Apabila tidak bisa
dengan tim guru, alternatif lainnya guru bisa menunjuk para siswa yang
lebih tua dan mempunyai kemampuan yang lebih dari siswa lainnya untuk
membantu mengelola pembelajaran.
Model 333
Dalam model ini guru mengelola
tiga tingkatan kelas yang
berbeda dengan tiga mata
pelajaran yang sama atau
berbeda dalam tiga ruangan
secara bersamaan. Model ini
bisa saja terjadi di Indonesia
terutama di daerah yang
terpencil di mana jumlah guru sangat terbatas, jumlah siswa cukup banyak
8. untuk dikumpulkan dalam satu ruangan atau dua ruangan kelas sekaligus.
Untuk mengelola model 333 ini diperlukan tim guru paling tidak terdiri dari
2 orang guru. Gambar pengaturan ruang kelas yang dapat digunakan untuk
model 333 ini adalah sebagai berikut.
Untuk negara-negara yang memiliki sistem pendidikan yang lebih fleksibel
dan ditunjang dengan kebijakan pendidikan yang kuat, model-model
pembelajaran kelas rangkap yang berkembang pun sangat bervariasi. Saat
ini dengan melihat tujuan dan keuntungan pendidikan yang dirancang,
model pembelajaran kelas rangkap yang dikembangkan adalah model di
mana guru atau tim guru mengelola 2 atau 3 tingkatan kelas sekaligus
dengan satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran dalam satu
ruangan. Hal ini dimungkinkan, karena rata-rata di negara yang maju
memiliki ruang kelas yang cukup besar dengan perbandingan jumlah siswa
paling banyak 30 siswa. Dengan kurikulum yang sangat fleksibel, guru bisa
dengan bebas mengelola kelas seperti ini. Untuk mengisi pembelajaran kelas
rangkap, pendekatan kurikulum terpadu selalu digunakan dengan
penggunaan tema-tema yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari.
Tambahan lagi, guru selalu mengembangkan kegiatan-kegiatan kelompok
dengan menyediakan banyak lembar kegiatan dan lembar observasi.
6 Votes
Pembelajaran Kelas Rangkap di SD
Pembelajaran Kelas Rangkap atau Multigrade Model merupakan strategi pembelajaran dengan
menerapkan perangkapan kelas (dua kelas atau lebih) dan perbedaan tingkat kemampuan yang
dilakukan oleh seorang guru dalam waktu yang bersamaan.
Pelaksanaan kelas rangkap dilakukan dengan menggabungkan satu atau dua mata pelajaran
yang sama atau berbeda yang dilaksanakan dalam satu ruang serta disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi sekolah. Sebelum melakukan pembelajaran guru menyusun
perencanaan yang mencakup:
a. Pemetaan Kompetensi
9. Pemetaan dimaksudkan untuk menggabungkan materi yang sama di kelas yang berbeda
dengan kedalaman yang berbeda sehingga ada kesinambungan. Pemetaan kompetensi
dilakukan untuk kompetensi yang harus dicapai dalam 1 semester atau 1 tahun.
b. Penetapan Tema
Penentuan tema disesuaikan dengan hasil pemetaan kompetensi. Untuk satu semester,
biasanya dihasilkan sekitar lima tema dengan masing-masing tema berkisar antara 3-4
minggu.
c. Pengembangan Silabus
Silabus dibuat untuk dua kelas atau tiga kelas sekaligus (sesuai dengan kelas rangkap yang
diinginkan). Silabus setidaknya memuat: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berisi langkah-langkah pembelajaran secara rinci (kegiatan
awal, inti, dan penutup) dan merupakan pengembangan dari silabus yang ada. Strategi
pengajaran dan pengorganisasian peserta didik juga harus nampak dalam RPP.
Kelas rangkap merupakan gabungan dari beberapa peserta didik dengantingkatan kelas yang
berdekatan, misalnya kelas 1 dan 2, atau kelas 4, 5, dan 6; belajar dengan satu guru di kelas
yang sama dan berlangsung selama satu tahun ajaran penuh. Hal yang perlu mendapat
penekanan di sini adalah:
a. guru tidak mengajar dua kelas tepisah secara bergantian dengan program yang berbeda,
b. pembelajaran dilakukan secara tematik, namun untuk kompetensi-kompetensi tertentu
yang tidak dapat diikat dengan tema tetap diajarkan secara terpisah,
c. strategi pembelajaran yang dipilih guru dalam kelas rangkap disesuaikan dengan
banyaknya jumlah peserta didik dan dengan menggunakan kombinasi berbagai metode
pembelajaran,
d. strategi pembelajaran hendaknya mencerminkan pembelajaran yang berbeda dan PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan),
e. Siswa Kelas 3 bekerja individual agar perencanaan matang, sebaiknya satu kelas rangkap
dipegang oleh guru yang sama untuk dua tahun pelajaran,
f. tetap mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan BSNP.(Apr)