SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 9
Diposkan oleh Mame Menuju Sukses di 20:21
                                   PRINSIP DAN MODEL PKR


                Hakikat pengelolaan PKR adalah upaya mencapai tujuan yang setinggi – tingginya
     dengan memanfaatkan segala sumber daya ( manusia, alam, social, budaya ) yang tersedia.
     Pengelolaan PKR yang efektif ditandai oleh pemanfaatan sebagian terbesar dari waktuyang
     tersedia untuk kegiatan belajar siswa, penampilan kualitas pembelajaran yang memadai, dan
     keterlibatan yang luas dari seluruh siswa dalam kegiatan belajar. Guru PKR dituntut untuk
     melakukan aneka cara mengisi waktu belajar, menampilkan kualitas pembelajaran, dan
     melibatkan siswa dalam belajar.
     Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang efektif yang menurut Karweit
     (1987) ditandai oleh 3 hal yang kemudian dikenal sebagai prinsip pengelolaan PKR.


     Model Pengelolaan PKR
     Setiap model pengelolaan PKR memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktik, semua
     kembali pada tujuan belajar, kemampuan, dan sarana belajar yang tersedia.
     1.      Model PKR 221
              Model PKR 221 merupakan model PKR Murni karena prinsip keserempakan terpenuhi
     tanpa batas fisik. Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas
     dapat berlangsung terus menerus. Model ini sangat dianjurkan untuk digunakan karena paling
     efektif diantara model PKR lainnya. Namun, model ini hanya mungkin diterapkan jika jumlah
     siswa tidak terlampau banyak ( 15 – 20 orang ).
              Sebagai contoh dalam hal ini guru meghadapi dua kelas yaitu kelas 5 dan 6, untuk
     mengajar mata pelajaran IPA dengan topik Sumber Daya Alam di kelas 5 dan mata pelajaran IPS
     dengan topic Sumber Kekayaan Alam di kelas 6. Kedua topic ini memiliki saling keterkaitan.
     Proses pembelajaran berlangsung dalm satu kelas.
              Dalam menerapkan model PKR 222 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh
     seorang guru, yaitu sebagai berikut :
a.   Pada kegiatan pendahuluan, guru memberikan pengantar dan pengarahan dalam satubruangan.
     Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis yang dibagi 2. Tuliskan topic dan hasil belajar
yang diharapkan dari kelas 5 dan 6. Ikuti dengan langkah – langkah untuk masing – masing kelas
     yang akan ditempuh selama pertemuan berlangsung.
b.   Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing – masing kelas. Selama
     kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan dan bimbingan sesuai dengan keperluan.
     Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
c.   Pada kegiatan penutup, berdirilah di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan
     reviu atas materi dan kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Berikan
     komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa
     saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya.


     2.      Model PKR 222
              Model PKR 222 merupakan model PKR Modifikasi untuk kondisi jumlah siswa lebih
     dari 20 orang, yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan. Penerapan model ini
     mempunyai dampak, antara lain perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru
     terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus karena masing – masing kelas harus
     menunggu hadirnya guru secara fisik secara bergiliran. Waktu tunggu tentunya lebih lama karena
     guru harus berpindah – pindah diantara 2 ruangan. Oleh karena itu, harus dirancang dengan
     cermat agar tanpa kehadiran guru untuk sementara, siswa tetap dapat belajar dengan penuh
     perhatian. Dalam praktik, model ini tidak seefektif Model PKR 221.
              Sebagai contoh, guru menghadapi 2 kelas, dalam hal ini kelas 5 dan 6, untuk mata
     pelajaran Matematika topik Bangun Ruang di kelas 5 dan mata pelajaran IPA topic Tumbuhan
     Hijau di kelas 6. Kedua topic ini tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran
     berlangsungdalam 2 ruangan berdekatan yang terhubungkan dengan pintu.
              Dalam menerapkan model PKR 221 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh
     seorang guru, yaitu sebagai berikut :
a.   Pada kegiatan pendahuluan, satukan siswa kelas 5 dan 6 dalam satu ruangan yang tempat
     duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum seperti yang dilakukan pada
     Model PKR 221. Bila ternyata tidak mungkin menyatukan siswa kelas 5 dan 6 dalam ruangan,
     gunakan halaman atau emperan sekolah sambil berdiri / berbaris. Apabila cara kedua masih tidak
     mungkin biarkan siswa kelas 5 dan 6 duduk dalam ruangan masing – masing. Guru berdiri di
pintu penghubung ruang kelas 5 dan 6. Berikan pengantar dan pengarahan umum secara
     berselang – seling untuk kelas 5, kemudian kelas 6 dan atau sebaliknya.
b.   Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing – masing kelas. Yang perlu
     diperhatikan jangan sampai pada saat guru sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang satu
     lagi tidak ada kegiatan sehingga ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke ruang secara
     seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana guru
     berdiri di pintu penghubung.
c.   Pada kegiatan penutup, guru berdiri di pintu penghubung menghadapi kedua kelas untuk
     mengadakan reviu umum mengenai materi dan kegiatan belajar yang dilakukan. Berikan
     komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu, berikan tindak lanjut berupa tugas untuk
     masing – masing kelas. Kemukakan hal – hal yang perlu disiapkan untuk jam pelajaran
     berikutnya.
d.   Sebagai catatan, untuk model PKR 222 ini sedapat mungkin denah ruangan diatur agar
     pandangan siswa mengarah ke depan dank e arah pintu penghubung.


     3.      Model PKR 333
              Model PKR 333, sama dengan model PKR 222, merupakan model PKR Modifikasi
     karena prinsip keserempakan tidak terkendalikan dengan utuh secara tatap muka mengingat
     terdapat batas fisik. Dampaknya, perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru
     terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus karena masing – masing kelas harus
     menunggu hadirnya guru secara fisik. Waktu tunggu tentunya jauh lebih lama lagi karena karena
     guru harus berpindah – pindah di antara 3 ruangan. Model ini tidak dianjurkan untuk sering
     digunakan karena kurang efektif. Model ini hanya digunakan apabila memang secara fisik tidak
     dimungkinkan penerapan Model 222.
              Sebagai contoh, guru menghadapi 3 kelas. Yaitu dalam hal ini kelas 4, 5, dan 6 untuk
     mengajar mata pelajaran yang berbeda. Di kelas 4 mata pelajaran IPS dengan topik Penduduk, di
     kelas 5 mata pelajaran IPA dengan topik Makhluk Hidup dan Lingkunga, dan di kelas 6
     Matematika dengan topik Pecahan.
              Dalam menerapkan model PKR 333 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh
     seorang guru, yaitu sebagai berikut :
a.    Pada kegiatan pendahuluan, guru mengumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 dalam satu ruangan
     yang tempat duduknya mencukupi. Kemudian guru memberikan pengantar dan pengarahan
     seperti yang dilakukan dalam Model PKR 222. Apabila tidak mungkin menyatukan siswa dalam
     satu ruangan, kumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 di halaman dengan berbaris per kelas, seperti
     dalam upacara bendera. Guru memberikan pengantar dan pengarahan serta prosedur kegiatan
     belajar yang akan dijalani dalam pertemuan itu.
b.   Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode belajar dengan memanfaatkan aneka sumber belajar
     yang tersedia. Penggunaan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) dan atau Lembar Tugas Siswa ( LTS )
     sangat dianjurkan agar kegiatan belajar siswa lebih bersifat mandiri. Artinya, kegiatan belajar
     siswa tidak banyak tergantung pada hadirnya guru di muka kelas. Dalam melaksanakan Model
     PKR 333 guru harus berpindah – pindah secara teratur antar 3 ruangan. Tidak dapat dihindari
     akan terdapat waktu tunggu pada setiap kelas. Hal itu dapat diperkecil dengan meningkatkan
     kadar kemandirian belajar siswa. Proses saling bombing antarsiswa atau tutor sebaya perlu
     digalakkan. Ada saat dimana guru berdiri di pintu penghubung untuk memantau kegiatan belajar
     dalam 2 ruangan yang berhubungan.
c.    Pada kegiatan penutup adalah reviu untuk dua kelas dengan guru menempatkan diri di pintu
     penghubung ruang 1 dan 2 atau ruang 2 dan 3. Kemudian guru memberikan penguatan dan
     tindak lanjut untuk dua kelas itu. Setelah itu, guru berpindah ke ruangan yang tersisa. Lakukan
     kegiatan penutupan, seperti di 2 ruangan sebelumnya.
d.   Sebagai catatan, memang Model PKR 333 ini termasuk yang lebih rumiy dalam
     pengelolaannya. Guru dituntut untuk memiliki mobilitas ( daya gerak ) pedagogis yang tinggi.
     Keunggulan model ini terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari
     situasi belajar kelas lainnya. Adanya aneka sumber belajar akan sangat membantu berjalannya
     model ini.
e.    Untuk membantu guru dalam mengelola kegiatan belajar dalam 3 ruangan, sedapat mungkin
     denah ruangan diatur agar pandangan siswa mengarah ke depan dan ke arah pintu penghubung.


sumber : Pembelajaran Kelas Rangkap Dra. Susilowati, M.Pd



                      MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
Di bawah ini adalah beberapa model pembelajaran kelas rangkap yang bisa
dikembangkan di Indonesia

                             Model 221
                             Dalam model 221 guru atau tim mengelola para siswa
                             dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus 2
                             mata pelajaran baik yang sama atau berbeda dalam 1
                             ruangan. Gambar di bawah ini bisa menjadi alternatif
                             pengaturan ruangan untuk model 221.
                             Model ini bisa efektif apabila jumlah siswa yang terdiri
                             dari 2 tingkatan kelas tersebut tidak terlalu banyak
                             (maksimum 25 siswa untuk masing-masing tingkatan
                             kelas) dengan suatu ruangan yang cukup luas. Pada
umumnya kelas SD di Indonesia diisi oleh 40 siswa untuk satu tingkatan kelas. Jika
guru ingin mencoba model ini, guru harus menyiapkan dua kelas pembelajaran kelas
rangkap model 221, dan memecah masing-masing dua tingkatan kelas yang akan
dicampur menjadi 2 sehingga ruangan tidak terlalu penuh, dan akan mengakibatkan
pembelajaran tidak efektif. Otomatis karena ada 2 kelas pembelajaran kelas rangkap
model 221 ini, maka guru yang harus mengelolanyapun harus dua orang guru atau dua
tim guru.


                                  Model 222
                                  Dengan model ini, berarti guru atau dalam tim
                                  mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang
                                  berbeda, dengan fokus pada 2 mata pelajaran yang
                                  berbeda atau sama pada 2 ruangan kelas yang
                                  bersebelahan dan dihubungkan dengan adanya
                                  pintu. Berikut ini adalah gambar pengaturan
                                  ruangan kelas yang bisa digunakan untuk model
                                  222.
                                   Model ini lebih rumit dibandingkan dengan model
221, di mana guru harus mengelola dua kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
Oleh karena itu apabila memungkinkan, pengelolaan model 222 pembelajaran kelas
rangkap dilakukan oleh tim guru sehingga bisa saling membantu. Apabila tidak bisa
dengan tim guru, alternatif lainnya guru bisa menunjuk para siswa yang lebih tua dan
mempunyai kemampuan yang lebih dari siswa lainnya untuk membantu mengelola
pembelajaran.


Model 333
Dalam model ini guru mengelola
                                                tiga tingkatan kelas yang berbeda
                                                dengan tiga mata pelajaran yang
                                                sama atau berbeda dalam tiga
                                                ruangan secara bersamaan. Model
                                                ini bisa saja terjadi di Indonesia
                                                terutama di daerah yang terpencil
                                                di mana jumlah guru sangat
                                                terbatas, jumlah siswa cukup
banyak untuk dikumpulkan dalam satu ruangan atau dua ruangan kelas sekaligus.
Untuk mengelola model 333 ini diperlukan tim guru paling tidak terdiri dari 2 orang
guru. Gambar pengaturan ruang kelas yang dapat digunakan untuk model 333 ini
adalah sebagai berikut.
Untuk negara-negara yang memiliki sistem pendidikan yang lebih fleksibel dan
ditunjang dengan kebijakan pendidikan yang kuat, model-model pembelajaran kelas
rangkap yang berkembang pun sangat bervariasi. Saat ini dengan melihat tujuan dan
keuntungan pendidikan yang dirancang, model pembelajaran kelas rangkap yang
dikembangkan adalah model di mana guru atau tim guru mengelola 2 atau 3 tingkatan
kelas sekaligus dengan satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran dalam satu
ruangan. Hal ini dimungkinkan, karena rata-rata di negara yang maju memiliki ruang
kelas yang cukup besar dengan perbandingan jumlah siswa paling banyak 30 siswa.
Dengan kurikulum yang sangat fleksibel, guru bisa dengan bebas mengelola kelas
seperti ini. Untuk mengisi pembelajaran kelas rangkap, pendekatan kurikulum terpadu
selalu digunakan dengan penggunaan tema-tema yang dekat dengan kehidupan siswa
sehari-hari. Tambahan lagi, guru selalu mengembangkan kegiatan-kegiatan kelompok
dengan menyediakan banyak lembar kegiatan dan lembar observasi.



Model PKR

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

      Di bawah ini adalah beberapa model pembelajaran kelas rangkap yang
bisa dikembangkan di Indonesia

Model 221
                            Dalam model 221 guru atau tim mengelola para
                            siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan
                            fokus 2 mata pelajaran baik yang sama atau
                            berbeda dalam 1 ruangan. Gambar di bawah ini
                            bisa menjadi alternatif pengaturan ruangan untuk
                            model 221.
Model ini bisa efektif apabila jumlah siswa yang terdiri dari 2 tingkatan kelas
tersebut tidak terlalu banyak (maksimum 25 siswa untuk masing-masing
tingkatan kelas) dengan suatu ruangan yang cukup luas. Pada umumnya
kelas SD di Indonesia diisi oleh 40 siswa untuk satu tingkatan kelas. Jika guru
ingin mencoba model ini, guru harus menyiapkan dua kelas pembelajaran
kelas rangkap model 221, dan memecah masing-masing dua tingkatan kelas
yang akan dicampur menjadi 2 sehingga ruangan tidak terlalu penuh, dan
akan mengakibatkan pembelajaran tidak efektif. Otomatis karena ada 2
kelas pembelajaran kelas rangkap model 221 ini, maka guru yang harus
mengelolanyapun harus dua orang guru atau dua tim guru.


                               Model 222
                               Dengan model ini, berarti guru atau dalam
                               tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan
                               kelas yang berbeda, dengan fokus pada 2
                               mata pelajaran yang berbeda atau sama pada
                               2 ruangan kelas yang bersebelahan dan
                               dihubungkan dengan adanya pintu. Berikut ini
                               adalah gambar pengaturan ruangan kelas
                               yang bisa digunakan untuk model 222.
Model ini lebih rumit dibandingkan dengan model 221, di mana guru harus
mengelola dua kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu
apabila memungkinkan, pengelolaan model 222 pembelajaran kelas rangkap
dilakukan oleh tim guru sehingga bisa saling membantu. Apabila tidak bisa
dengan tim guru, alternatif lainnya guru bisa menunjuk para siswa yang
lebih tua dan mempunyai kemampuan yang lebih dari siswa lainnya untuk
membantu mengelola pembelajaran.

                                             Model 333
                                          Dalam model ini guru mengelola
                                          tiga tingkatan kelas yang
                                          berbeda dengan tiga mata
                                          pelajaran yang sama atau
                                          berbeda dalam tiga ruangan
                                          secara bersamaan. Model ini
                                          bisa saja terjadi di Indonesia
                                          terutama di daerah yang
terpencil di mana jumlah guru sangat terbatas, jumlah siswa cukup banyak
untuk dikumpulkan dalam satu ruangan atau dua ruangan kelas sekaligus.
Untuk mengelola model 333 ini diperlukan tim guru paling tidak terdiri dari
2 orang guru. Gambar pengaturan ruang kelas yang dapat digunakan untuk
model 333 ini adalah sebagai berikut.
Untuk negara-negara yang memiliki sistem pendidikan yang lebih fleksibel
dan ditunjang dengan kebijakan pendidikan yang kuat, model-model
pembelajaran kelas rangkap yang berkembang pun sangat bervariasi. Saat
ini dengan melihat tujuan dan keuntungan pendidikan yang dirancang,
model pembelajaran kelas rangkap yang dikembangkan adalah model di
mana guru atau tim guru mengelola 2 atau 3 tingkatan kelas sekaligus
dengan satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran dalam satu
ruangan. Hal ini dimungkinkan, karena rata-rata di negara yang maju
memiliki ruang kelas yang cukup besar dengan perbandingan jumlah siswa
paling banyak 30 siswa. Dengan kurikulum yang sangat fleksibel, guru bisa
dengan bebas mengelola kelas seperti ini. Untuk mengisi pembelajaran kelas
rangkap, pendekatan kurikulum terpadu selalu digunakan dengan
penggunaan tema-tema yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari.
Tambahan lagi, guru selalu mengembangkan kegiatan-kegiatan kelompok
dengan menyediakan banyak lembar kegiatan dan lembar observasi.




6 Votes
Pembelajaran Kelas Rangkap di SD
Pembelajaran Kelas Rangkap atau Multigrade Model merupakan strategi pembelajaran dengan
menerapkan perangkapan kelas (dua kelas atau lebih) dan perbedaan tingkat kemampuan yang
dilakukan oleh seorang guru dalam waktu yang bersamaan.
Pelaksanaan kelas rangkap dilakukan dengan menggabungkan satu atau dua mata pelajaran
yang sama atau berbeda yang dilaksanakan dalam satu ruang serta disesuaikan dengan
kebutuhan   dan   kondisi   sekolah.   Sebelum   melakukan   pembelajaran   guru   menyusun
perencanaan yang mencakup:
a. Pemetaan Kompetensi
Pemetaan dimaksudkan untuk menggabungkan materi yang sama di kelas yang berbeda
dengan kedalaman yang berbeda sehingga ada kesinambungan. Pemetaan kompetensi
dilakukan untuk kompetensi yang harus dicapai dalam 1 semester atau 1 tahun.
b. Penetapan Tema
Penentuan tema disesuaikan dengan hasil pemetaan kompetensi.            Untuk satu semester,
biasanya dihasilkan sekitar lima tema dengan masing-masing tema berkisar antara 3-4
minggu.
c. Pengembangan Silabus
Silabus dibuat untuk dua kelas atau tiga kelas sekaligus (sesuai dengan kelas rangkap yang
diinginkan).   Silabus setidaknya memuat: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran,     kegiatan   pembelajaran,   indikator   pencapaian   kompetensi    untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berisi langkah-langkah pembelajaran secara rinci (kegiatan
awal, inti, dan penutup) dan merupakan pengembangan dari silabus yang ada.               Strategi
pengajaran dan pengorganisasian peserta didik juga harus nampak dalam RPP.
Kelas rangkap merupakan gabungan dari beberapa peserta didik dengantingkatan kelas yang
berdekatan, misalnya kelas 1 dan 2, atau kelas 4, 5, dan 6; belajar dengan satu guru di kelas
yang sama dan berlangsung selama satu tahun ajaran penuh. Hal yang perlu mendapat
penekanan di sini adalah:
a.   guru tidak mengajar dua kelas tepisah secara bergantian dengan program yang berbeda,
b.   pembelajaran dilakukan secara tematik, namun untuk kompetensi-kompetensi tertentu
yang tidak dapat diikat dengan tema tetap diajarkan secara terpisah,
c.    strategi pembelajaran yang dipilih guru dalam kelas rangkap disesuaikan dengan
banyaknya jumlah peserta didik dan dengan menggunakan kombinasi berbagai metode
pembelajaran,
d.   strategi pembelajaran hendaknya mencerminkan pembelajaran yang berbeda dan PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan),
e. Siswa Kelas 3 bekerja individual agar perencanaan matang, sebaiknya satu kelas rangkap
dipegang oleh guru yang sama untuk dua tahun pelajaran,
f.   tetap mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan BSNP.(Apr)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Soal Universitas Terbuka
 
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxPPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxArman Ahmad
 
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...Aini Sahriza
 
PPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptx
PPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptxPPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptx
PPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptxSintaekaputri2
 
Contoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdContoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdWarnet Raha
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Jerry Makawimbang
 
Modul 8, Mata Kuliah Pembelajaran IPA SD (Eresi Yuliyani Putri, 856959467)
Modul 8, Mata Kuliah Pembelajaran IPA SD (Eresi Yuliyani Putri, 856959467)Modul 8, Mata Kuliah Pembelajaran IPA SD (Eresi Yuliyani Putri, 856959467)
Modul 8, Mata Kuliah Pembelajaran IPA SD (Eresi Yuliyani Putri, 856959467)esieputri
 
jurnal pembimbingan supervisor
jurnal pembimbingan supervisor jurnal pembimbingan supervisor
jurnal pembimbingan supervisor Smile Honay
 
pendekatan TaRL dengan teori karakteristik peserta didik.pdf
pendekatan TaRL dengan teori karakteristik peserta didik.pdfpendekatan TaRL dengan teori karakteristik peserta didik.pdf
pendekatan TaRL dengan teori karakteristik peserta didik.pdfppgkrisnamahfud99
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxEvasusantie1
 
Model model pengembangan kurikulum
Model model pengembangan  kurikulumModel model pengembangan  kurikulum
Model model pengembangan kurikulumirene sofia
 
LKPD kelas 3 semester 1 tema 2
LKPD kelas 3 semester 1  tema 2 LKPD kelas 3 semester 1  tema 2
LKPD kelas 3 semester 1 tema 2 NonaHemma
 
Ruang Kolaborasi - Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila.pdf
Ruang Kolaborasi - Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila.pdfRuang Kolaborasi - Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila.pdf
Ruang Kolaborasi - Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila.pdfdyahratnawulandari4
 
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menulis
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenulisPembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menulis
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenulisYuns Saragih
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxFriscaDwiSeptianaPut
 

Mais procurados (20)

Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
Contoh Laporan PKP UT PGSD IPA Materi Perpindahan Energi Panas - Pemantaan Ke...
 
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxPPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptx
 
Kasus pemebalajarna
Kasus pemebalajarnaKasus pemebalajarna
Kasus pemebalajarna
 
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
Bu subari mengajar kelas v di satu sd di daerah pegunungan yang dikelilingi o...
 
PPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptx
PPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptxPPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptx
PPT KELAS RANGKAP KELOMPOK 1.pptx
 
Contoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sdContoh kasus tap di sd
Contoh kasus tap di sd
 
Peta konsep sms6
Peta konsep sms6Peta konsep sms6
Peta konsep sms6
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
 
Tugas 1 penelitian tindakan kelas
Tugas 1 penelitian tindakan kelasTugas 1 penelitian tindakan kelas
Tugas 1 penelitian tindakan kelas
 
Modul 8, Mata Kuliah Pembelajaran IPA SD (Eresi Yuliyani Putri, 856959467)
Modul 8, Mata Kuliah Pembelajaran IPA SD (Eresi Yuliyani Putri, 856959467)Modul 8, Mata Kuliah Pembelajaran IPA SD (Eresi Yuliyani Putri, 856959467)
Modul 8, Mata Kuliah Pembelajaran IPA SD (Eresi Yuliyani Putri, 856959467)
 
kompetensi pembelajaran
kompetensi pembelajarankompetensi pembelajaran
kompetensi pembelajaran
 
jurnal pembimbingan supervisor
jurnal pembimbingan supervisor jurnal pembimbingan supervisor
jurnal pembimbingan supervisor
 
Kasus tap
Kasus tapKasus tap
Kasus tap
 
pendekatan TaRL dengan teori karakteristik peserta didik.pdf
pendekatan TaRL dengan teori karakteristik peserta didik.pdfpendekatan TaRL dengan teori karakteristik peserta didik.pdf
pendekatan TaRL dengan teori karakteristik peserta didik.pdf
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 
Model model pengembangan kurikulum
Model model pengembangan  kurikulumModel model pengembangan  kurikulum
Model model pengembangan kurikulum
 
LKPD kelas 3 semester 1 tema 2
LKPD kelas 3 semester 1  tema 2 LKPD kelas 3 semester 1  tema 2
LKPD kelas 3 semester 1 tema 2
 
Ruang Kolaborasi - Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila.pdf
Ruang Kolaborasi - Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila.pdfRuang Kolaborasi - Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila.pdf
Ruang Kolaborasi - Eksplorasi Nilai-nilai Pancasila.pdf
 
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menulis
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenulisPembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menulis
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menulis
 
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docxCONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
CONTOH RPP PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP MODEL 221.docx
 

Semelhante a MODEL PKR

Kelompok 1 PKR - Modul 2.pptx
Kelompok 1 PKR - Modul 2.pptxKelompok 1 PKR - Modul 2.pptx
Kelompok 1 PKR - Modul 2.pptxssuser01c0ad
 
INISIASI 2 PKR.ppt
INISIASI 2 PKR.pptINISIASI 2 PKR.ppt
INISIASI 2 PKR.pptAnginMalam4
 
Kertaskerjainovasi3p 140522104017-phpapp01
Kertaskerjainovasi3p 140522104017-phpapp01Kertaskerjainovasi3p 140522104017-phpapp01
Kertaskerjainovasi3p 140522104017-phpapp01Mahadzir Mahadi
 
Penelitian Tindakan Sekolah_Oky Sudarto
Penelitian Tindakan Sekolah_Oky SudartoPenelitian Tindakan Sekolah_Oky Sudarto
Penelitian Tindakan Sekolah_Oky SudartoOky Sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudartoOky Sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudartoOky Sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudartoOky Sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudartoOky Sudarto
 
9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f
9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f
9fdcdbd0d324838777002ff369fd410fkrkristal
 
9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f
9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f
9fdcdbd0d324838777002ff369fd410fkrkristal
 
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"Rofiani Intan
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Semelhante a MODEL PKR (20)

Kelompok 1 PKR - Modul 2.pptx
Kelompok 1 PKR - Modul 2.pptxKelompok 1 PKR - Modul 2.pptx
Kelompok 1 PKR - Modul 2.pptx
 
INISIASI 2 PKR.ppt
INISIASI 2 PKR.pptINISIASI 2 PKR.ppt
INISIASI 2 PKR.ppt
 
PPT_PBJJpptx
PPT_PBJJpptxPPT_PBJJpptx
PPT_PBJJpptx
 
Kertaskerjainovasi3p 140522104017-phpapp01
Kertaskerjainovasi3p 140522104017-phpapp01Kertaskerjainovasi3p 140522104017-phpapp01
Kertaskerjainovasi3p 140522104017-phpapp01
 
Kertas kerja inovasi 3 p
Kertas kerja inovasi  3 pKertas kerja inovasi  3 p
Kertas kerja inovasi 3 p
 
Pts diklat
Pts diklatPts diklat
Pts diklat
 
Fragmented
FragmentedFragmented
Fragmented
 
Penelitian Tindakan Sekolah_Oky Sudarto
Penelitian Tindakan Sekolah_Oky SudartoPenelitian Tindakan Sekolah_Oky Sudarto
Penelitian Tindakan Sekolah_Oky Sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
 
9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f
9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f
9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f
 
9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f
9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f
9fdcdbd0d324838777002ff369fd410f
 
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
Model Pembelajaran Terpadu "MODEL SEQUENCED (URUTAN)"
 
Tugas presentasi rpp
Tugas presentasi rppTugas presentasi rpp
Tugas presentasi rpp
 
Implementasi pbl
Implementasi pblImplementasi pbl
Implementasi pbl
 
Pembelajaran Tematik
Pembelajaran TematikPembelajaran Tematik
Pembelajaran Tematik
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Bahan kursus ju kelas abad ke 21
Bahan kursus ju kelas abad ke 21Bahan kursus ju kelas abad ke 21
Bahan kursus ju kelas abad ke 21
 

MODEL PKR

  • 1. Diposkan oleh Mame Menuju Sukses di 20:21 PRINSIP DAN MODEL PKR Hakikat pengelolaan PKR adalah upaya mencapai tujuan yang setinggi – tingginya dengan memanfaatkan segala sumber daya ( manusia, alam, social, budaya ) yang tersedia. Pengelolaan PKR yang efektif ditandai oleh pemanfaatan sebagian terbesar dari waktuyang tersedia untuk kegiatan belajar siswa, penampilan kualitas pembelajaran yang memadai, dan keterlibatan yang luas dari seluruh siswa dalam kegiatan belajar. Guru PKR dituntut untuk melakukan aneka cara mengisi waktu belajar, menampilkan kualitas pembelajaran, dan melibatkan siswa dalam belajar. Proses pembelajaran yang baik adalah proses pembelajaran yang efektif yang menurut Karweit (1987) ditandai oleh 3 hal yang kemudian dikenal sebagai prinsip pengelolaan PKR. Model Pengelolaan PKR Setiap model pengelolaan PKR memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktik, semua kembali pada tujuan belajar, kemampuan, dan sarana belajar yang tersedia. 1. Model PKR 221 Model PKR 221 merupakan model PKR Murni karena prinsip keserempakan terpenuhi tanpa batas fisik. Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas dapat berlangsung terus menerus. Model ini sangat dianjurkan untuk digunakan karena paling efektif diantara model PKR lainnya. Namun, model ini hanya mungkin diterapkan jika jumlah siswa tidak terlampau banyak ( 15 – 20 orang ). Sebagai contoh dalam hal ini guru meghadapi dua kelas yaitu kelas 5 dan 6, untuk mengajar mata pelajaran IPA dengan topik Sumber Daya Alam di kelas 5 dan mata pelajaran IPS dengan topic Sumber Kekayaan Alam di kelas 6. Kedua topic ini memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalm satu kelas. Dalam menerapkan model PKR 222 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh seorang guru, yaitu sebagai berikut : a. Pada kegiatan pendahuluan, guru memberikan pengantar dan pengarahan dalam satubruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis yang dibagi 2. Tuliskan topic dan hasil belajar
  • 2. yang diharapkan dari kelas 5 dan 6. Ikuti dengan langkah – langkah untuk masing – masing kelas yang akan ditempuh selama pertemuan berlangsung. b. Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing – masing kelas. Selama kegiatan belajar berlangsung adakan pemantapan dan bimbingan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai. c. Pada kegiatan penutup, berdirilah di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviu atas materi dan kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin juga untuk hari berikutnya. 2. Model PKR 222 Model PKR 222 merupakan model PKR Modifikasi untuk kondisi jumlah siswa lebih dari 20 orang, yang tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan. Penerapan model ini mempunyai dampak, antara lain perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus karena masing – masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara fisik secara bergiliran. Waktu tunggu tentunya lebih lama karena guru harus berpindah – pindah diantara 2 ruangan. Oleh karena itu, harus dirancang dengan cermat agar tanpa kehadiran guru untuk sementara, siswa tetap dapat belajar dengan penuh perhatian. Dalam praktik, model ini tidak seefektif Model PKR 221. Sebagai contoh, guru menghadapi 2 kelas, dalam hal ini kelas 5 dan 6, untuk mata pelajaran Matematika topik Bangun Ruang di kelas 5 dan mata pelajaran IPA topic Tumbuhan Hijau di kelas 6. Kedua topic ini tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsungdalam 2 ruangan berdekatan yang terhubungkan dengan pintu. Dalam menerapkan model PKR 221 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh seorang guru, yaitu sebagai berikut : a. Pada kegiatan pendahuluan, satukan siswa kelas 5 dan 6 dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum seperti yang dilakukan pada Model PKR 221. Bila ternyata tidak mungkin menyatukan siswa kelas 5 dan 6 dalam ruangan, gunakan halaman atau emperan sekolah sambil berdiri / berbaris. Apabila cara kedua masih tidak mungkin biarkan siswa kelas 5 dan 6 duduk dalam ruangan masing – masing. Guru berdiri di
  • 3. pintu penghubung ruang kelas 5 dan 6. Berikan pengantar dan pengarahan umum secara berselang – seling untuk kelas 5, kemudian kelas 6 dan atau sebaliknya. b. Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing – masing kelas. Yang perlu diperhatikan jangan sampai pada saat guru sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang satu lagi tidak ada kegiatan sehingga ribut. Atur kepindahan guru dari ruang ke ruang secara seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana guru berdiri di pintu penghubung. c. Pada kegiatan penutup, guru berdiri di pintu penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviu umum mengenai materi dan kegiatan belajar yang dilakukan. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Setelah itu, berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing – masing kelas. Kemukakan hal – hal yang perlu disiapkan untuk jam pelajaran berikutnya. d. Sebagai catatan, untuk model PKR 222 ini sedapat mungkin denah ruangan diatur agar pandangan siswa mengarah ke depan dank e arah pintu penghubung. 3. Model PKR 333 Model PKR 333, sama dengan model PKR 222, merupakan model PKR Modifikasi karena prinsip keserempakan tidak terkendalikan dengan utuh secara tatap muka mengingat terdapat batas fisik. Dampaknya, perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas tidak dapat berlangsung terus menerus karena masing – masing kelas harus menunggu hadirnya guru secara fisik. Waktu tunggu tentunya jauh lebih lama lagi karena karena guru harus berpindah – pindah di antara 3 ruangan. Model ini tidak dianjurkan untuk sering digunakan karena kurang efektif. Model ini hanya digunakan apabila memang secara fisik tidak dimungkinkan penerapan Model 222. Sebagai contoh, guru menghadapi 3 kelas. Yaitu dalam hal ini kelas 4, 5, dan 6 untuk mengajar mata pelajaran yang berbeda. Di kelas 4 mata pelajaran IPS dengan topik Penduduk, di kelas 5 mata pelajaran IPA dengan topik Makhluk Hidup dan Lingkunga, dan di kelas 6 Matematika dengan topik Pecahan. Dalam menerapkan model PKR 333 ada beberapa petunjuk yang dapat dilakukan oleh seorang guru, yaitu sebagai berikut :
  • 4. a. Pada kegiatan pendahuluan, guru mengumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Kemudian guru memberikan pengantar dan pengarahan seperti yang dilakukan dalam Model PKR 222. Apabila tidak mungkin menyatukan siswa dalam satu ruangan, kumpulkan siswa kelas 4, 5, dan 6 di halaman dengan berbaris per kelas, seperti dalam upacara bendera. Guru memberikan pengantar dan pengarahan serta prosedur kegiatan belajar yang akan dijalani dalam pertemuan itu. b. Pada kegiatan inti, terapkan aneka metode belajar dengan memanfaatkan aneka sumber belajar yang tersedia. Penggunaan Lembar Kerja Siswa ( LKS ) dan atau Lembar Tugas Siswa ( LTS ) sangat dianjurkan agar kegiatan belajar siswa lebih bersifat mandiri. Artinya, kegiatan belajar siswa tidak banyak tergantung pada hadirnya guru di muka kelas. Dalam melaksanakan Model PKR 333 guru harus berpindah – pindah secara teratur antar 3 ruangan. Tidak dapat dihindari akan terdapat waktu tunggu pada setiap kelas. Hal itu dapat diperkecil dengan meningkatkan kadar kemandirian belajar siswa. Proses saling bombing antarsiswa atau tutor sebaya perlu digalakkan. Ada saat dimana guru berdiri di pintu penghubung untuk memantau kegiatan belajar dalam 2 ruangan yang berhubungan. c. Pada kegiatan penutup adalah reviu untuk dua kelas dengan guru menempatkan diri di pintu penghubung ruang 1 dan 2 atau ruang 2 dan 3. Kemudian guru memberikan penguatan dan tindak lanjut untuk dua kelas itu. Setelah itu, guru berpindah ke ruangan yang tersisa. Lakukan kegiatan penutupan, seperti di 2 ruangan sebelumnya. d. Sebagai catatan, memang Model PKR 333 ini termasuk yang lebih rumiy dalam pengelolaannya. Guru dituntut untuk memiliki mobilitas ( daya gerak ) pedagogis yang tinggi. Keunggulan model ini terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari situasi belajar kelas lainnya. Adanya aneka sumber belajar akan sangat membantu berjalannya model ini. e. Untuk membantu guru dalam mengelola kegiatan belajar dalam 3 ruangan, sedapat mungkin denah ruangan diatur agar pandangan siswa mengarah ke depan dan ke arah pintu penghubung. sumber : Pembelajaran Kelas Rangkap Dra. Susilowati, M.Pd MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
  • 5. Di bawah ini adalah beberapa model pembelajaran kelas rangkap yang bisa dikembangkan di Indonesia Model 221 Dalam model 221 guru atau tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus 2 mata pelajaran baik yang sama atau berbeda dalam 1 ruangan. Gambar di bawah ini bisa menjadi alternatif pengaturan ruangan untuk model 221. Model ini bisa efektif apabila jumlah siswa yang terdiri dari 2 tingkatan kelas tersebut tidak terlalu banyak (maksimum 25 siswa untuk masing-masing tingkatan kelas) dengan suatu ruangan yang cukup luas. Pada umumnya kelas SD di Indonesia diisi oleh 40 siswa untuk satu tingkatan kelas. Jika guru ingin mencoba model ini, guru harus menyiapkan dua kelas pembelajaran kelas rangkap model 221, dan memecah masing-masing dua tingkatan kelas yang akan dicampur menjadi 2 sehingga ruangan tidak terlalu penuh, dan akan mengakibatkan pembelajaran tidak efektif. Otomatis karena ada 2 kelas pembelajaran kelas rangkap model 221 ini, maka guru yang harus mengelolanyapun harus dua orang guru atau dua tim guru. Model 222 Dengan model ini, berarti guru atau dalam tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus pada 2 mata pelajaran yang berbeda atau sama pada 2 ruangan kelas yang bersebelahan dan dihubungkan dengan adanya pintu. Berikut ini adalah gambar pengaturan ruangan kelas yang bisa digunakan untuk model 222. Model ini lebih rumit dibandingkan dengan model 221, di mana guru harus mengelola dua kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu apabila memungkinkan, pengelolaan model 222 pembelajaran kelas rangkap dilakukan oleh tim guru sehingga bisa saling membantu. Apabila tidak bisa dengan tim guru, alternatif lainnya guru bisa menunjuk para siswa yang lebih tua dan mempunyai kemampuan yang lebih dari siswa lainnya untuk membantu mengelola pembelajaran. Model 333
  • 6. Dalam model ini guru mengelola tiga tingkatan kelas yang berbeda dengan tiga mata pelajaran yang sama atau berbeda dalam tiga ruangan secara bersamaan. Model ini bisa saja terjadi di Indonesia terutama di daerah yang terpencil di mana jumlah guru sangat terbatas, jumlah siswa cukup banyak untuk dikumpulkan dalam satu ruangan atau dua ruangan kelas sekaligus. Untuk mengelola model 333 ini diperlukan tim guru paling tidak terdiri dari 2 orang guru. Gambar pengaturan ruang kelas yang dapat digunakan untuk model 333 ini adalah sebagai berikut. Untuk negara-negara yang memiliki sistem pendidikan yang lebih fleksibel dan ditunjang dengan kebijakan pendidikan yang kuat, model-model pembelajaran kelas rangkap yang berkembang pun sangat bervariasi. Saat ini dengan melihat tujuan dan keuntungan pendidikan yang dirancang, model pembelajaran kelas rangkap yang dikembangkan adalah model di mana guru atau tim guru mengelola 2 atau 3 tingkatan kelas sekaligus dengan satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran dalam satu ruangan. Hal ini dimungkinkan, karena rata-rata di negara yang maju memiliki ruang kelas yang cukup besar dengan perbandingan jumlah siswa paling banyak 30 siswa. Dengan kurikulum yang sangat fleksibel, guru bisa dengan bebas mengelola kelas seperti ini. Untuk mengisi pembelajaran kelas rangkap, pendekatan kurikulum terpadu selalu digunakan dengan penggunaan tema-tema yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari. Tambahan lagi, guru selalu mengembangkan kegiatan-kegiatan kelompok dengan menyediakan banyak lembar kegiatan dan lembar observasi. Model PKR MODEL-MODEL PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP Di bawah ini adalah beberapa model pembelajaran kelas rangkap yang bisa dikembangkan di Indonesia Model 221 Dalam model 221 guru atau tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus 2 mata pelajaran baik yang sama atau berbeda dalam 1 ruangan. Gambar di bawah ini bisa menjadi alternatif pengaturan ruangan untuk model 221.
  • 7. Model ini bisa efektif apabila jumlah siswa yang terdiri dari 2 tingkatan kelas tersebut tidak terlalu banyak (maksimum 25 siswa untuk masing-masing tingkatan kelas) dengan suatu ruangan yang cukup luas. Pada umumnya kelas SD di Indonesia diisi oleh 40 siswa untuk satu tingkatan kelas. Jika guru ingin mencoba model ini, guru harus menyiapkan dua kelas pembelajaran kelas rangkap model 221, dan memecah masing-masing dua tingkatan kelas yang akan dicampur menjadi 2 sehingga ruangan tidak terlalu penuh, dan akan mengakibatkan pembelajaran tidak efektif. Otomatis karena ada 2 kelas pembelajaran kelas rangkap model 221 ini, maka guru yang harus mengelolanyapun harus dua orang guru atau dua tim guru. Model 222 Dengan model ini, berarti guru atau dalam tim mengelola para siswa dari 2 tingkatan kelas yang berbeda, dengan fokus pada 2 mata pelajaran yang berbeda atau sama pada 2 ruangan kelas yang bersebelahan dan dihubungkan dengan adanya pintu. Berikut ini adalah gambar pengaturan ruangan kelas yang bisa digunakan untuk model 222. Model ini lebih rumit dibandingkan dengan model 221, di mana guru harus mengelola dua kelas sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu apabila memungkinkan, pengelolaan model 222 pembelajaran kelas rangkap dilakukan oleh tim guru sehingga bisa saling membantu. Apabila tidak bisa dengan tim guru, alternatif lainnya guru bisa menunjuk para siswa yang lebih tua dan mempunyai kemampuan yang lebih dari siswa lainnya untuk membantu mengelola pembelajaran. Model 333 Dalam model ini guru mengelola tiga tingkatan kelas yang berbeda dengan tiga mata pelajaran yang sama atau berbeda dalam tiga ruangan secara bersamaan. Model ini bisa saja terjadi di Indonesia terutama di daerah yang terpencil di mana jumlah guru sangat terbatas, jumlah siswa cukup banyak
  • 8. untuk dikumpulkan dalam satu ruangan atau dua ruangan kelas sekaligus. Untuk mengelola model 333 ini diperlukan tim guru paling tidak terdiri dari 2 orang guru. Gambar pengaturan ruang kelas yang dapat digunakan untuk model 333 ini adalah sebagai berikut. Untuk negara-negara yang memiliki sistem pendidikan yang lebih fleksibel dan ditunjang dengan kebijakan pendidikan yang kuat, model-model pembelajaran kelas rangkap yang berkembang pun sangat bervariasi. Saat ini dengan melihat tujuan dan keuntungan pendidikan yang dirancang, model pembelajaran kelas rangkap yang dikembangkan adalah model di mana guru atau tim guru mengelola 2 atau 3 tingkatan kelas sekaligus dengan satu mata pelajaran atau beberapa mata pelajaran dalam satu ruangan. Hal ini dimungkinkan, karena rata-rata di negara yang maju memiliki ruang kelas yang cukup besar dengan perbandingan jumlah siswa paling banyak 30 siswa. Dengan kurikulum yang sangat fleksibel, guru bisa dengan bebas mengelola kelas seperti ini. Untuk mengisi pembelajaran kelas rangkap, pendekatan kurikulum terpadu selalu digunakan dengan penggunaan tema-tema yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari. Tambahan lagi, guru selalu mengembangkan kegiatan-kegiatan kelompok dengan menyediakan banyak lembar kegiatan dan lembar observasi. 6 Votes Pembelajaran Kelas Rangkap di SD Pembelajaran Kelas Rangkap atau Multigrade Model merupakan strategi pembelajaran dengan menerapkan perangkapan kelas (dua kelas atau lebih) dan perbedaan tingkat kemampuan yang dilakukan oleh seorang guru dalam waktu yang bersamaan. Pelaksanaan kelas rangkap dilakukan dengan menggabungkan satu atau dua mata pelajaran yang sama atau berbeda yang dilaksanakan dalam satu ruang serta disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi sekolah. Sebelum melakukan pembelajaran guru menyusun perencanaan yang mencakup: a. Pemetaan Kompetensi
  • 9. Pemetaan dimaksudkan untuk menggabungkan materi yang sama di kelas yang berbeda dengan kedalaman yang berbeda sehingga ada kesinambungan. Pemetaan kompetensi dilakukan untuk kompetensi yang harus dicapai dalam 1 semester atau 1 tahun. b. Penetapan Tema Penentuan tema disesuaikan dengan hasil pemetaan kompetensi. Untuk satu semester, biasanya dihasilkan sekitar lima tema dengan masing-masing tema berkisar antara 3-4 minggu. c. Pengembangan Silabus Silabus dibuat untuk dua kelas atau tiga kelas sekaligus (sesuai dengan kelas rangkap yang diinginkan). Silabus setidaknya memuat: standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berisi langkah-langkah pembelajaran secara rinci (kegiatan awal, inti, dan penutup) dan merupakan pengembangan dari silabus yang ada. Strategi pengajaran dan pengorganisasian peserta didik juga harus nampak dalam RPP. Kelas rangkap merupakan gabungan dari beberapa peserta didik dengantingkatan kelas yang berdekatan, misalnya kelas 1 dan 2, atau kelas 4, 5, dan 6; belajar dengan satu guru di kelas yang sama dan berlangsung selama satu tahun ajaran penuh. Hal yang perlu mendapat penekanan di sini adalah: a. guru tidak mengajar dua kelas tepisah secara bergantian dengan program yang berbeda, b. pembelajaran dilakukan secara tematik, namun untuk kompetensi-kompetensi tertentu yang tidak dapat diikat dengan tema tetap diajarkan secara terpisah, c. strategi pembelajaran yang dipilih guru dalam kelas rangkap disesuaikan dengan banyaknya jumlah peserta didik dan dengan menggunakan kombinasi berbagai metode pembelajaran, d. strategi pembelajaran hendaknya mencerminkan pembelajaran yang berbeda dan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan), e. Siswa Kelas 3 bekerja individual agar perencanaan matang, sebaiknya satu kelas rangkap dipegang oleh guru yang sama untuk dua tahun pelajaran, f. tetap mengacu pada Standar Isi yang ditetapkan BSNP.(Apr)