SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
BATAS-BATAS ATTERBERG
Adhi Muhtadi, ST, SE, Msi.
Pendahuluan
• Yang khas dari tanah berbutir halus adl sifat
plastisitasnya
• Plastisitas disebabkan adanya partikel mineral
lempung dlm tanah
• Plastisitas : kemampuan tanah dlm
menyesuaikan perub bentuk pd vol yg konstan
tanpa retak2 / remuk
• Bergantung pd kadar air, tanah dpt berbentuk:
cair, plastis, semi padat/padat
Konsistensi:
• Kedudukan tanah berbutir halus pd kadar air
ttt
• Pengurangan kadar air pd partikel lempung
menyebabkan bertambahnya gaya tarik
partikel
• Bila tanah dlm kedudukan plastis, mk kohesi
tetap terpelihara
• Pengurangan kadar air menghasilkan
pengurangan vol tanah
•
•
•
•

Atas dasar air yang terkandung didalamnya
(konsistensinya) tanah dibedakan atau
dipisahkan menjadi 4 keadaan dasar:
Padat,
Semi padat,
Plastis,
Cair.
• Transisi dari padat ke semi padat disebut
batas susut (shrinkage limit) = SL=WS. Yaitu
besar kadar air tanah dimana tanah tersebut
mempunyai volume terkecil saat airnya
mengering.
• Transisi dari semi padat ke plastis disebut
batas plastis (plastic limit) = PL=WP. Yaitu
besar kadar air dimana tanah apabila digulung
sampai diameter 3.2 mm tanah akan retakreatak.
• Transisi dari plastis ke cair disebut batas cair
(liquid limit) = LL = WL yaitu kadar air dimana
tanah akan mengalir akibat berat sendiri.
Atterberg (1911)
• Memberikan batas2 konsistensi dari tanah
berbutir halus dgn mempertimbangkan
kandungan air tanah
Batas2 tsb :
• Batas cair (liquid limit)
• Batas plastis (plastic limit)
KONSISTENSI TANAH

• Adalah derajad kohesi dan adhesi antara
partikel-partikel tanah dan ketahanan massa
tanah terhadap perubahan bentuk oleh
tekanan dan berbagai kekuatan yang
mempengaruhi bentuk tanah.
• Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan
struktur tanah.
Cara penentuan:
• lapangan : memijit tanah dalam kondisi
kering, lembab dan basah
• laboratorium : angka-angka Atterberg
Penentuan di lapangan :
• Kondisi kering : kekerasan (lepas, lunak, keras)
• Kondisi lembab : keteguhan (lepas, gembur,
teguh)
• Kondisi basah : kelekatan dan plastisitas
Penentuan di laboratorium :
• Batas Cair (BC),
• Batas Lekat (BL),
• Batas gulung (BG) dan
• Batas Berubah Warna (BBW)
• Index Plastis (IP): Panjang daerah interval kadar air
tanah pada kondisi plastis disebut

• IP = WL - WP = LL - PL selisih batas cair dan batas
plastis. Setiap tanah mempunyai WL, WP, WS, IP,
yang tidak sama satu dengan yang lain (plastisitas
masing masing tanah tidak sama).
Kondisi Plastisitas
• Plastisitas rendah LL < 35 %:
• Plastisitas sedang LL 35% - 50%;
• Plastisitas tinggi LL > 50%
Variasi volume dan kadar air pada kedudukan
batas cair, batas plastis, dan batas susut.
• Bila pada tanah yang berada pada kondisi cair (titik
P) kemudian kadar airnya berkurang hingga titik Q,
maka tanah menjadi lebih kaku dan tidak lagi
mengalir seperti cairan.
• Kadar air pada titik Q ini disebut dengan batas cair
(liquid limit) yang disimbolkan dengan LL.
• Bila tanah terus menjadi kering hingga titik R, tanah
yang dibentuk mulai mengalami retak-retak yang
mana kadar air pada batas ini disebut dengan batas
plastis (plastic limit), PL.
• Rentang kadar air dimana tanah berada dalam
kondisi plastis, antara titik Q dan R, disebut dengan
indek plastisitas (plasticity index), PI, yang
dirumuskan :
• Jika kadar air tanah terus berkurang hingga ke
titik S, tanah menjadi kering dan berada dalam
kondisi padat.
• Dalam kondisi ini, berkurangnya kadar air
tidak menyebabkan terjadinya perubahan
volume. Kadar air yang mana tanah berubah
dari kondisi agak padat menjadi padat
dinamakan dengan batas susut (shrinkage
limit), SL.
• Batas cair ini merupakan salah satu parameter
yang dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan kembang-susut tanah.
Batas Cair (Liquid limit)
• Kadar air tanah pd batas antara keadaan cair
dan keadaan plastis
• Batas cair tanah berbutir halus dapat
ditentukan dengan pengujian Casagrande dan
kerucut penetrasi (cone penetration)
• Gbr. Alat uji Cassagrande:
Metode Casagrande
• Bagian utama alat uji ini terdiri atas cawan
(bowl) dan bantalan karet yang keras (rubber
base).
• Skema uji batas cair metode Casagrande: (a) susunan
alat uji batas cair, (b) grooving tool, (c) pasta tanah
sebelum pengujan, (d) pasta tanah sesudah
pengujian.
• Hubungan antara kadar air dan jumlah
pukulan ini selanjutnya digambarkan dalam
grafik semi-logaritma, seperti ditunjukkan
dalam Gambar berikut:
• Dari pasangan data tersebut ditarik suatu
hubungan linear yang terbaik (best-fit straight
line) yang disebut dengan flow curve.
• Kadar air pada jumlah pukulan 25 yang
dihasilkan dari flow curve ini selanjutnya
ditetapkan sebagai batas cair tanah.
• Kemiringan garis lurus dalam flow curve,
selanjutnya didefinisikan sebagai flow index
(FI) yang ditulis sebagai :
• Dimana, w1 dan w2 masing-masing adalah
kadar air (%) pada jumlah pukulan N1 dan N2.
LL oleh:
Waterways Experiment Station
• LL = wN . (N/25) tgβ
• N = juml pukulan, utk menutup celah 0,5 in
(12,7 mm)
• wN = kadar air
• tgβ = 0,121 (tapi tgβ tdk sama dengan 0,121
utk semua jenis tanah)
Batas Plastis (Plastic Limit)

• Batas plastis (PL) didefinisikan sbg kadar air pd
kedudukan antara daerah plastis dan semi padat,
yaitu % kadar air dimana tanah dgn diameter silinder
3,2 mm mulai retak2 ketika digulung
• Batas plastis merupakan batas terendah dari kondisi
plastis tanah. Batas plastis dapat ditentukan dengan
pengujian yang sederhana dengan cara menggulung
sejumlah tanah dengan menggunakan tanah secara
berulang menjadi bentuk ellipsoidal.
• Kadar air contoh yang tanah yang mana tanah mulai
retak-retak didefinisikan sebagai batas plastis.
Pengujian batas plastis :
(a) tahap awal pengujian,
(b) hasil setelah digulung dengan diameter ±3 mm
(c) tanah retak-retak.
Batas susut (shrinkage limit)
• Adl: kadar air pd kedudukan antara daerah semi
padat dan padat; % kadar air dimana
pengurangan kadar air selanjutnya tdk
mengakibatkan perubahan vol tanah
• Menempatkan sejumlah
masa tanah, dalam cawan
porselin dengan ukuran
diameter 44, 5mm dan
tinggi 12,5 mm
Dimana:
• m1 dan m2 = masa tanah basah dan masa tanah
kering oven (gram)
• V1 dan V2 = volume tanah basah dan volume tanah
kering setelah dimasukkan dalam oven (cm3)
• ρw = rapat masa air / berat vol air (gr/cm3)
Shrinkage ratio

• Adl: perbandingan antara perubahan volume
tanah sebagai persentase dari volume kering
terhadap perubahan kadar air.
• ΔV adalah perubahan volume tanah.
Indeks Cair:
LI = wN - PL = wN - PL
LL - PL
PI
Plastisitas tanah lempung tergantung dr:
• Sifat mineral lempung yg ada pd butiran
• Jumlah mineral
Aktivitas: perbandingan antara indeks plastisitas
dgn % fraksi ukuran lempung
A = PI / C; C = % berat fraksi ukuran lempung
Contoh soal:
• Lihat soal 1.13, 1.14 & 1.15 hal : 50 - 54
(Hardiyatmo, 2006)

SELAMAT MENGERJAKAN
Adhi Muhtadi. ST,SE,MSi.

More Related Content

What's hot

Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Reski Aprilia
 
Pengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanPengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapan
M Hayale
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Reski Aprilia
 
Mekanika Tanah - Komposisi Tanah
Mekanika Tanah - Komposisi TanahMekanika Tanah - Komposisi Tanah
Mekanika Tanah - Komposisi Tanah
Reski Aprilia
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Julia Maidar
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
candrosipil
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah I
Zul Anwar
 
Konsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanKonsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutan
Jaka Jaka
 

What's hot (20)

Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan Rembesan
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan  Pengukuran Kecepatan RembesanMenentukan Koefisien Permeabilitas Dengan  Pengukuran Kecepatan Rembesan
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan Rembesan
 
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis TanahLaboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Berat Jenis Tanah
 
Pengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanPengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapan
 
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
 
Pemadatan tanah
Pemadatan tanahPemadatan tanah
Pemadatan tanah
 
03 batas batas-atterberg
03 batas batas-atterberg03 batas batas-atterberg
03 batas batas-atterberg
 
Mekanika Tanah - Komposisi Tanah
Mekanika Tanah - Komposisi TanahMekanika Tanah - Komposisi Tanah
Mekanika Tanah - Komposisi Tanah
 
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi,  evapotranspirasiEvaporasi, transpirasi,  evapotranspirasi
Evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
 
Tanah Jenuh
Tanah JenuhTanah Jenuh
Tanah Jenuh
 
Persamaan kecepatan
Persamaan kecepatanPersamaan kecepatan
Persamaan kecepatan
 
Tugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah ITugas III Mekanika Tanah I
Tugas III Mekanika Tanah I
 
3 5-pengujian-berat-isi-agregat
3 5-pengujian-berat-isi-agregat3 5-pengujian-berat-isi-agregat
3 5-pengujian-berat-isi-agregat
 
Bab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsungBab 3 geser langsung
Bab 3 geser langsung
 
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libre
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libreSni 03 2828-1992-sand-cone-libre
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libre
 
current meter
current meter current meter
current meter
 
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastisPraktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
 
Soil study thesis
Soil study thesisSoil study thesis
Soil study thesis
 
Konsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutanKonsolidasi lanjutan
Konsolidasi lanjutan
 
Berat volume
Berat volumeBerat volume
Berat volume
 

Viewers also liked

Mekanika Tanah - Atterberg
Mekanika Tanah - AtterbergMekanika Tanah - Atterberg
Mekanika Tanah - Atterberg
Reski Aprilia
 
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
speaklouder77
 
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahBuku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
Hendra Supriyanto
 
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
Radi Yosra
 
Analisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAnalisa patahan lembang
Analisa patahan lembang
Awang Deswari
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Ayu Fatimah Zahra
 
GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengGeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan Lereng
Ayu Kuleh Putri
 

Viewers also liked (20)

Mektan 2015
Mektan  2015 Mektan  2015
Mektan 2015
 
Mekanika Tanah - Atterberg
Mekanika Tanah - AtterbergMekanika Tanah - Atterberg
Mekanika Tanah - Atterberg
 
Persentasi proposal
Persentasi proposal Persentasi proposal
Persentasi proposal
 
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptT1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T1 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
 
Dasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu TanahDasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu Tanah
 
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
Mekanika tanah jilid 1 * braja m das *
 
Mekanika tanah 1 ppt
Mekanika tanah 1 pptMekanika tanah 1 ppt
Mekanika tanah 1 ppt
 
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanahBuku petunjuk praktikum mekanika tanah
Buku petunjuk praktikum mekanika tanah
 
Laporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahanLaporan pengujian bahan
Laporan pengujian bahan
 
T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.pptT2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
T2 mektan 1_iwansutriono_41112120104.ppt
 
Makalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik TekanMakalah Pengujian Tarik Tekan
Makalah Pengujian Tarik Tekan
 
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
soal dan pembahasan buku braja m.das hal 59-60
 
Analisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAnalisa patahan lembang
Analisa patahan lembang
 
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
 
Metode Seismik
Metode Seismik Metode Seismik
Metode Seismik
 
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghiDaya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
Daya dukung pondasi dengan analisis terzaghi
 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
 
Tugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanahTugas iv mekanika tanah
Tugas iv mekanika tanah
 
GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengGeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan Lereng
 
Lecture 3 consistncy of soil
Lecture 3 consistncy of soilLecture 3 consistncy of soil
Lecture 3 consistncy of soil
 

Similar to batas batas-atterberg

7 Mektan.AirTanah.pptx
7 Mektan.AirTanah.pptx7 Mektan.AirTanah.pptx
7 Mektan.AirTanah.pptx
sugiharto62
 
Studi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanahStudi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanah
diyantiai
 
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
BMKG
 

Similar to batas batas-atterberg (20)

Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptxKuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
Kuliah 3 Konsistensi Tanah.pptx
 
05 pemadatan tanah
05 pemadatan tanah05 pemadatan tanah
05 pemadatan tanah
 
4. KONSISTENSI TANAH.pptx
4. KONSISTENSI TANAH.pptx4. KONSISTENSI TANAH.pptx
4. KONSISTENSI TANAH.pptx
 
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptxKuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
Kuliah 5 Aliran Air Dalam Tanah.pptx
 
05 pemadatan tanah
05 pemadatan tanah05 pemadatan tanah
05 pemadatan tanah
 
7 Mektan.AirTanah.pptx
7 Mektan.AirTanah.pptx7 Mektan.AirTanah.pptx
7 Mektan.AirTanah.pptx
 
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas cair
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas cairPraktek Mekanika Tanah - Uji batas cair
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas cair
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Studi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanahStudi pustaka gerakan tanah
Studi pustaka gerakan tanah
 
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdf
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdfSlide-TSP301-pemadatan-tanah.pdf
Slide-TSP301-pemadatan-tanah.pdf
 
Tugas mata kuliah mekanika tanah pemadatan
Tugas mata kuliah mekanika tanah pemadatanTugas mata kuliah mekanika tanah pemadatan
Tugas mata kuliah mekanika tanah pemadatan
 
Mekanika Tanah 1 (Pemadatan Tanah)
Mekanika Tanah 1 (Pemadatan Tanah)Mekanika Tanah 1 (Pemadatan Tanah)
Mekanika Tanah 1 (Pemadatan Tanah)
 
ilmu tanah.ppt
ilmu tanah.pptilmu tanah.ppt
ilmu tanah.ppt
 
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docxBATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
 
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
Hub tanah-air-tumbuhan (kelompok 7)
 
Id 02 htat_2013
Id 02 htat_2013Id 02 htat_2013
Id 02 htat_2013
 
Mektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanahMektan bab 4 rembesan tanah
Mektan bab 4 rembesan tanah
 
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksiPraktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
 
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdfPertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
Pertemuan 4 Batas-Batas Cair.pdf
 
2 kuliah pa bab ii hta tan
2 kuliah pa bab ii hta tan2 kuliah pa bab ii hta tan
2 kuliah pa bab ii hta tan
 

batas batas-atterberg

  • 2. Pendahuluan • Yang khas dari tanah berbutir halus adl sifat plastisitasnya • Plastisitas disebabkan adanya partikel mineral lempung dlm tanah • Plastisitas : kemampuan tanah dlm menyesuaikan perub bentuk pd vol yg konstan tanpa retak2 / remuk • Bergantung pd kadar air, tanah dpt berbentuk: cair, plastis, semi padat/padat
  • 3. Konsistensi: • Kedudukan tanah berbutir halus pd kadar air ttt • Pengurangan kadar air pd partikel lempung menyebabkan bertambahnya gaya tarik partikel • Bila tanah dlm kedudukan plastis, mk kohesi tetap terpelihara • Pengurangan kadar air menghasilkan pengurangan vol tanah
  • 4.
  • 5. • • • • Atas dasar air yang terkandung didalamnya (konsistensinya) tanah dibedakan atau dipisahkan menjadi 4 keadaan dasar: Padat, Semi padat, Plastis, Cair.
  • 6. • Transisi dari padat ke semi padat disebut batas susut (shrinkage limit) = SL=WS. Yaitu besar kadar air tanah dimana tanah tersebut mempunyai volume terkecil saat airnya mengering. • Transisi dari semi padat ke plastis disebut batas plastis (plastic limit) = PL=WP. Yaitu besar kadar air dimana tanah apabila digulung sampai diameter 3.2 mm tanah akan retakreatak. • Transisi dari plastis ke cair disebut batas cair (liquid limit) = LL = WL yaitu kadar air dimana tanah akan mengalir akibat berat sendiri.
  • 7. Atterberg (1911) • Memberikan batas2 konsistensi dari tanah berbutir halus dgn mempertimbangkan kandungan air tanah Batas2 tsb : • Batas cair (liquid limit) • Batas plastis (plastic limit)
  • 8. KONSISTENSI TANAH • Adalah derajad kohesi dan adhesi antara partikel-partikel tanah dan ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang mempengaruhi bentuk tanah. • Konsistensi ditentukan oleh tekstur tanah dan struktur tanah. Cara penentuan: • lapangan : memijit tanah dalam kondisi kering, lembab dan basah • laboratorium : angka-angka Atterberg
  • 9. Penentuan di lapangan : • Kondisi kering : kekerasan (lepas, lunak, keras) • Kondisi lembab : keteguhan (lepas, gembur, teguh) • Kondisi basah : kelekatan dan plastisitas Penentuan di laboratorium : • Batas Cair (BC), • Batas Lekat (BL), • Batas gulung (BG) dan • Batas Berubah Warna (BBW)
  • 10. • Index Plastis (IP): Panjang daerah interval kadar air tanah pada kondisi plastis disebut • IP = WL - WP = LL - PL selisih batas cair dan batas plastis. Setiap tanah mempunyai WL, WP, WS, IP, yang tidak sama satu dengan yang lain (plastisitas masing masing tanah tidak sama).
  • 11. Kondisi Plastisitas • Plastisitas rendah LL < 35 %: • Plastisitas sedang LL 35% - 50%; • Plastisitas tinggi LL > 50%
  • 12. Variasi volume dan kadar air pada kedudukan batas cair, batas plastis, dan batas susut.
  • 13.
  • 14. • Bila pada tanah yang berada pada kondisi cair (titik P) kemudian kadar airnya berkurang hingga titik Q, maka tanah menjadi lebih kaku dan tidak lagi mengalir seperti cairan. • Kadar air pada titik Q ini disebut dengan batas cair (liquid limit) yang disimbolkan dengan LL. • Bila tanah terus menjadi kering hingga titik R, tanah yang dibentuk mulai mengalami retak-retak yang mana kadar air pada batas ini disebut dengan batas plastis (plastic limit), PL. • Rentang kadar air dimana tanah berada dalam kondisi plastis, antara titik Q dan R, disebut dengan indek plastisitas (plasticity index), PI, yang dirumuskan :
  • 15. • Jika kadar air tanah terus berkurang hingga ke titik S, tanah menjadi kering dan berada dalam kondisi padat. • Dalam kondisi ini, berkurangnya kadar air tidak menyebabkan terjadinya perubahan volume. Kadar air yang mana tanah berubah dari kondisi agak padat menjadi padat dinamakan dengan batas susut (shrinkage limit), SL. • Batas cair ini merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan kembang-susut tanah.
  • 16. Batas Cair (Liquid limit) • Kadar air tanah pd batas antara keadaan cair dan keadaan plastis • Batas cair tanah berbutir halus dapat ditentukan dengan pengujian Casagrande dan kerucut penetrasi (cone penetration) • Gbr. Alat uji Cassagrande:
  • 17. Metode Casagrande • Bagian utama alat uji ini terdiri atas cawan (bowl) dan bantalan karet yang keras (rubber base).
  • 18.
  • 19. • Skema uji batas cair metode Casagrande: (a) susunan alat uji batas cair, (b) grooving tool, (c) pasta tanah sebelum pengujan, (d) pasta tanah sesudah pengujian.
  • 20. • Hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan ini selanjutnya digambarkan dalam grafik semi-logaritma, seperti ditunjukkan dalam Gambar berikut:
  • 21. • Dari pasangan data tersebut ditarik suatu hubungan linear yang terbaik (best-fit straight line) yang disebut dengan flow curve. • Kadar air pada jumlah pukulan 25 yang dihasilkan dari flow curve ini selanjutnya ditetapkan sebagai batas cair tanah. • Kemiringan garis lurus dalam flow curve, selanjutnya didefinisikan sebagai flow index (FI) yang ditulis sebagai : • Dimana, w1 dan w2 masing-masing adalah kadar air (%) pada jumlah pukulan N1 dan N2.
  • 22. LL oleh: Waterways Experiment Station • LL = wN . (N/25) tgβ • N = juml pukulan, utk menutup celah 0,5 in (12,7 mm) • wN = kadar air • tgβ = 0,121 (tapi tgβ tdk sama dengan 0,121 utk semua jenis tanah)
  • 23. Batas Plastis (Plastic Limit) • Batas plastis (PL) didefinisikan sbg kadar air pd kedudukan antara daerah plastis dan semi padat, yaitu % kadar air dimana tanah dgn diameter silinder 3,2 mm mulai retak2 ketika digulung • Batas plastis merupakan batas terendah dari kondisi plastis tanah. Batas plastis dapat ditentukan dengan pengujian yang sederhana dengan cara menggulung sejumlah tanah dengan menggunakan tanah secara berulang menjadi bentuk ellipsoidal. • Kadar air contoh yang tanah yang mana tanah mulai retak-retak didefinisikan sebagai batas plastis.
  • 24.
  • 25. Pengujian batas plastis : (a) tahap awal pengujian, (b) hasil setelah digulung dengan diameter ±3 mm (c) tanah retak-retak.
  • 26.
  • 27. Batas susut (shrinkage limit) • Adl: kadar air pd kedudukan antara daerah semi padat dan padat; % kadar air dimana pengurangan kadar air selanjutnya tdk mengakibatkan perubahan vol tanah • Menempatkan sejumlah masa tanah, dalam cawan porselin dengan ukuran diameter 44, 5mm dan tinggi 12,5 mm
  • 28.
  • 29. Dimana: • m1 dan m2 = masa tanah basah dan masa tanah kering oven (gram) • V1 dan V2 = volume tanah basah dan volume tanah kering setelah dimasukkan dalam oven (cm3) • ρw = rapat masa air / berat vol air (gr/cm3)
  • 30. Shrinkage ratio • Adl: perbandingan antara perubahan volume tanah sebagai persentase dari volume kering terhadap perubahan kadar air. • ΔV adalah perubahan volume tanah.
  • 31. Indeks Cair: LI = wN - PL = wN - PL LL - PL PI Plastisitas tanah lempung tergantung dr: • Sifat mineral lempung yg ada pd butiran • Jumlah mineral Aktivitas: perbandingan antara indeks plastisitas dgn % fraksi ukuran lempung A = PI / C; C = % berat fraksi ukuran lempung
  • 32.
  • 33. Contoh soal: • Lihat soal 1.13, 1.14 & 1.15 hal : 50 - 54 (Hardiyatmo, 2006) SELAMAT MENGERJAKAN Adhi Muhtadi. ST,SE,MSi.