3. Kalimat
Kalimat dengan satu kata:
Ah!
Kemarin!
Kalimat dengan dua kata:
Itu toko.
Ia mahasiswa
Kalimat dengan tiga kata:
Mereka akan pulang.
Kalimat bukan ditentukan oleh banyaknya kata
yang menjadi unsurnya, melainkan intonasinya.
Satuan kalimat dibatasi oleh adanya jeda panjang
yang disertai dengan nada akhir turun atau naik.
4. Makna mengacu pada informasi yang secara
lengkap memenuhi formulasi 5W+1H
(what, where, when, who, dan why, serta how)
Bentuk mengacu kepada pernyataan verbal
berupa deretan kata dalam strukur tertentu yang
mewadahi informasi yang hendak disampaikan.
Kalimat bermakna (berinformasi lengkap) minimal
mengandung unsur pelaku (who) dan tindakan
(why)
S+P
5. Kalimat mencakup dua unsur: intonasi dan klausa
Intonasi signifikan dalam menentukan jenis
kalimat
Klausa adalah satuan bahasa yang terdiri atas P
(predikat) dan kadang disertai S (subjek), O
(objek), K (keterangan), atau Pel (pelengkap).
Dalam ragam resmi kalimat sekurang-kurangnya
harus memiliki unsur S (subjek) dan P (predikat).
(1) Lembaga itu menerbitkan jurnal ilmiah.
(2) Peserta lomba akan berangkat ke Jakarta
malam ini
(3) Negara Indonesia bedasarkan Pancasila.
6. Kalimat dengan Dua Klausa atau
Lebih
(1) Perasaan ini timbul dengan tiba-tiba saat pesawat
mulai lepas landas.
(2) Semua itu adalah miliknya, bahkan aku pun menjadi
miliknya bila aku turun ke darat.
(3) Saat Isma menangis menghadap tembok, Surmi
masuk diantar dokter.
Kalimat Tidak Berklausa
(1) Astaga!
(2) Dari toko.
(3) Selamat siang!
(4) Medi.
(5) Peranan Guru Agama Buddha dalam Pelestarian
Buddha Dhamma
kalimat judul
7. Jenis-Jenis Kalimat
Bagan Jenis-Jenis Kalimat
Cermat Menulis dalam Bahasa Indonesia, hlm.
69
Kalimat langsung
- Plato berkata, “Terima kasih kepadamu dan untuk
temuanmu, murid-muridmu akan leluasa
membaca tanpa keuntungan memperoleh
pengaran seorang guru.”
Kalimat tidak langsung
- Socrates berpendapat bahwa tulisan seperti
halnya lukisan yang menggeneralisasikan
makhluk hidup menjadi makhluk-makhluk yang
tidak hidup karena mereka akan tetap diam kalau
kita tanya.
8. Jenis-Jenis Kalimat
Kalimat tunggal
- Usman sedang belajar
Kalimat majemuk setara biasa
-
Supriadi menanam bunga dan Sardi menyirami halaman.
Kalimat majemuk setara rapatan
-
Mereka makan dan minum di sini dengan tenang
-
Yunita berdendang dan bernyayi sepanjang jalan.
Kalimat majemuk tak setara
- Dosen mau memberikan nilai yang bagus asalkan mahasiswa belajar
dengan sungguh-sungguh.
- Saya tidak mengikuti seminar tersebut karena tidak dapat membayar
uang pendaftarannya.
Kalimat majemuk campuran
-
Akhirnya, kami berhasil menang setelah banyak berlatih dan
bertanding.
-
Karena terlalu kenyang dan mengantuk, dia tidak bisa berkonsentrasi
9. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
menimbulkan kembali gagasan pada pikiran
pendengar/penulis seperti apa yang ada dalam
pikiran pembicara/penulis.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Lihat bagan Cermat Menulis dalam Bahasa
Indonesia hlm. 76.
10. Ciri kesepadanan
Keseimbangan antara pikiran atau gagasan dan
struktur bahasa yang digunakan.
Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat dengan
jelas → menghindari subjek berkata depan
di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, meng
enai, menurut, dsb.
(1) Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi itu harus
membayar uang kuliah.
(2) Semua mahasiswa perguruan tinggi itu harus
membayar uang kuliah.
Tidak terdapat sbjek yang ganda.
(1) Pertanyaan itu saya kurang jelas.
(2) Pertanyaan itu kurang jelas untuk saya.
11. Ciri kesepadanan
Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada
kalimat tunggal.
(1) Kami datang agak terlambat. Sehingga kami
tidak dapat mengikuti acara pertama.
(2) Kami datang agak terlambat. Oleh karena
itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
(1) Kakaknya membeli sepeda motor Honda.
Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
(2) Kakaknya membeli sepeda motor
Honda, sedangkan dia membeli sepeda motor
Suzuki.
12. Ciri kesepadanan
Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
(1) Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa
Melayu.
(2) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
(1) Kampus kami yang terletak di samping vihara.
(2) Kampus kami terletak di samping vihara.
13. Ciri kecermatan
Kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda.
(1) Kemarin kucing Pak Ali makan tikus mati.
(2) Kemarin kucing Pak Ali makan tikus lalu mati.
(3) Kemarin kucing Pak Ali makan tikus yang telah mati.
(1) Sampo itu mengandung formula yang dapat
membuat ketombe rambut rontok.
(2) Sampo itu mengandung formula yang dapat
membuat ketombe di rambut menjadi rontok.
(3) Sampo itu mengandung formula untuk
membersihkan ketombe khusus untuk jenis rambut
rontok.
14. Ciri kesejajaran bentuk/paralelisme
Penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama
atau konstruksi bahasa yang sama yang dipakai
dalam susunan serial.
(1) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian
air, dan pengaturan tata ruang.
(2) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, pengujian sistem pembagian
air, dan pengaturan tata ruang.
15. Ciri Ketegasan
Beberapa cara untuk membentuk penekanan
pada kalimat:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan
kalimat.
Presiden mengharapkan agar rakyat
membangun bangsa dan negara ini dengan
kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat
membangun bangsa dan negaranya.
2. Membuat urutan yang bertahap.
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi
berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada
anak-anak terlantar.
16. Ciri Ketegasan
3. Melakukan pengulangan kata (repetisi)
- Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka
akan kelembutan mereka.
4. Melakukan pertentangan terhadap ide yang
ditonjolkan.
- Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan
jujur.
5. Mempergunakan partikel penekanan.
- Saudaralah yang harus bertanggung jawab.
17. Ciri Kehematan
Hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk
lain yang dianggap tidak perlu.
1. Menghilangkan pengulangan subjek
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke
rapat itu.
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke
rapat itu.
2. Menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi kata.
Silacaro dan silacarini memakai baju warna
putih.
Silacaro dan silacarini memakai baju putih.
3. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
18. Ciri Kepaduan
Kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga
informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah.
1) Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak
mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
Contoh:
Kita harus mengembalikan kepada kepribadian kita
orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan
rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar
bertindak ke luar kepribadian manusia Indonesia
dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
2) Kalimat yang padu dapat dibentuk dengan
mengubah kalimat pasif biasa menjadi kalimat pasif
persona.
Udang itu dicari oleh saya. (kalimat pasif biasa)
Udang itu saya cari.
(kalimat pasif persona)
19. Jika dalam kalimat aktif itu terdapat aspek atau
modalitas, aspek atau modalitas itu harus selalu
berada di depan predikat.
Mereka telah mendatangi DPR (aktif)
DPR telah didatangi oleh mereka (pasif biasa)
DPR telah mereka datangi (pasif persona)
20. Ciri Kelogisan
Ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
1) Waktu dan tempat kami persilakan.
Salah
2) Saudara Pujiono kami persilakan.
Salah
1) Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan
acara ini.
2) Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara
ini.