SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 20
Baixar para ler offline
xxvii
BAB II
DASAR TEORI
2.1 BETON DAN BAHAN PEMBENTUK BETON
Beton merupakan suatu komposit partikulat dengan semen sebagai bagian
pengikat dan agregat di bagian dalam beton sebagai bagian partikel yang diikat.1
Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi
agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen
portland, yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, semen dan air.
Beton adalah campuran antara semen portland, agregat halus, agregat kasar
dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa padat.2
Bahan-bahan pembentuk beton adalah :
Semen (Portland Cement)
Agregat (agregat kasar dan agregat halus)
Air
2.1.1 Semen
Semen merupakan salah satu bahan penyusun utama dari beton. Semen
biasanya digunakan untuk mengikat bahan-bahan penyusun lainnya dari beton serta
mengeras seiring dengan waktu. Semen yang dimaksud adalah semen hidrolis, yaitu
bahan pengikat yang akan mengeras jika bereaksi dengan air serta menghasilkan
produk yang tahan air.
2.1.1.1 Sejarah Singkat Semen Portland
Semenjak dahulu, bahan sejenis semen telah digunakan untuk mengikat bahan
bangunan serta mengeraskannya dalam mendirikan suatu bangunan. Sebagai
contohnya adalah bangsa Assyria dan Babylonia yang menggunakan tanah liat
sebagai bahan sejenis semen. Lalu kemudian bangsa Mesir menggunakan kapur dan
1
Somayaji, Shan, Civil Engineering Materials, 2001, hal. 79
2
RSNI (Rancangan Standar Nasional Indonesia), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung, 2002, hal. 6
7
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
xxviii
campuran gips sebagai semen yang digunakan untuk membangun bangunan
bersejarah sepanjang masa yaitu pyramid dan sphinx. Bangsa Roma atau bangsa Italia
menghasilkan suatu kemajuan yang cukup pesat dengan memformulasikan suatu
semen dengan ketahanan yang cukup baik. Dapat dilihat dimana bangunan bangsa
Roma atau Italia masih banyak yang merupakan bangunan-bangunan tua yang masih
kokoh berdiri walaupun umurnya telah lebih dari ratusan bahkan ribuan tahun.
Tahun 1756 seorang insinyur berkebangsaan Inggris melakukan suatu
eksperimen dimana menghasilkan kesimpulan bahwa semen yang terbuat dari batu
kapur (limestone) dengan kandungan tanah liat akan mengalami proses pengerasan
apabila dicampurkan dengan air. Semen inilah yang kelak dikenal dengan Portland
Cement (PC).
2.1.1.2 Oksida Pembentuk Semen Portland
Oksida utama pembentuk semen portland :
Kapur (CaO) dari CaCO3
Silika (SiO2)
Alumina (Al2O3)
Besi Oksida (Fe2O3)
Oksida lain pembentuk semen portland:
Magnesia (MgO)
Alkali (Na2O dan K2O)
dari tanah liat
8
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
xxix
2.1.1.3 Proses Pembentukan Semen Portland
Proses pembentukan semen dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bagan proses pembentukan semen portland
2.1.1.4 Sifat-sifat Senyawa Semen Portland
Senyawa gabungan yang terbentuk beserta sifat-sifatnya dalam proses
pembentukan semen dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Reaksi kimia dan sifat-sifat senyawa kimia akibat bereaksi dengan air
Reaksi
kimia
Hasil reaksi
kimia
Senyawa yang
dihasilkan akibat
bereaksi dengan air
Sifat senyawa kimia akibat
bereaksi dengan air
CaO + SiO2 3 CaO.SiO2 C3S
(trikalsium silikat)
Bersifat perekat
Mengeras dengan cepat
CaO + SiO2 3 CaO.SiO2 C2S
(dikalsium silikat)
Bersifat perekat
Mengeras dengan lambat
CaO
+
Al2O3
3 CaO.Al2O3 C3A
(trikalsium aluminat)
Tidak mempunyai sifat perekat
Menimbulkan panas
hidrasi yang tinggi
CaO
+ Al2O3
+ Fe2O3
3 CaO.Al2O3.
Fe2O3
Ca4AF
(tetrakalsium alumina Fe)
Tidak mempunyai sifat perekat
Berpengaruh terhadap
warna semen
Semen Portland
Kapur
CaO
Tanah liat
SiO2
Al2O3
Fe2O3
klinker
1300 - 1400ºC
didinginkan dan
digiling kembali
digiling
9
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-30
2.1.1.5 Proses Hidrasi
Semen portland kering tidak mempunyai kemampuan untuk mengikat, oleh sebab
itu semen portland tergolong ke dalam kelompok semen hidrolis. Reaksi kimia antara
semen dengan air menghasilkan produk yang saling mengikat setelah mengeras. Proses
tersebut, reaksi antara semen dengan air, dinamakan proses hidrasi.
2.1.1.6 Panas Hidrasi
Panas hidrasi adalah proses dimana terjadinya pelepasan panas akibat
pencampuran antara semen dan air yang ditandai dengan gejala mengerasnya pasta dan
mempunyai kekuatan tertentu.
2.1.1.7 Tipe-tipe Semen
Semen terbagi ke dalam beberapa tipe diantaranya:
Tipe I
Tipe ini biasa juga disebut dengan semen portland normal atau tipe standar. Contoh
penggunaan semen portland tipe ini adalah pada trotoar jalan, bangunan beton seperti
rumah, jembatan kecil, struktur rel kereta api, got atau saluran air dan lain-lain.
Tipe II
Tipe ini disebut dengan semen portland modifikasi. Semen portland tipe II telah
memiliki daya tahan terhadap sulfat walaupun tidak terlalu besar. Selain itu sifat
tipe II lainnya adalah panas hidrasi yang berada pada tingkat medium.
Penggunaan tipe semen portland ini adalah pada pembangunan dermaga, pangkal
jembatan (abutment) serta bangunan dinding penahan (retaining wall).
Tipe III
Tipe ini adalah semen yang digunakan untuk memproduksi beton dengan
kekuatan awal tinggi (cepat mengeras) dengan panas hidrasi yang tinggi.
Biasanya beton dengan semen tipe ini akan mendapatkan kekuatan penuh hanya
dalam 7 hari dibandingkan dengan semen biasa yang memerlukan waktu
mencapai kekuatan penuh dalam 28 hari. Penggunaan semen portland tipe ini
adalah pada pembangunan bangunan di daerah bertemperatur rendah.
Tipe IV
Semen portland dengan tipe ini disebut semen dengan panas hidrasi rendah. Tipe
semen ini memiliki pencapaian kekuatan kuat tekan beton yang lebih lama
10
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-31
dibandingkan tipe I, tetapi keistimewaannya adalah semen tipe ini mencegah
peningkatan temperatur yang berlebihan pada beton sehingga mencegah keretakan.
Tipe ini sangat berguna dalam pembuatan beton ataupun pengecoran yang bersifat
massal seperti pembangunan dam ataupun bendungan.
Tipe V
Tipe ini disebut juga dengan semen tahan sulfat. Dimana didalamnya terdapat
kandungan tahan asam. Penggunaan semen tipe ini adalah pada pembangunan reaktor
nuklir, bangunan yang terdapat pada daerah yang mengandung kadar sulfat tinggi,
pembangunan bangunan lepas pantai dan lain-lain.
2.1.2 Agregat
Agregat adalah material dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi yang
dipergunakan dalam pembuatan beton semen dan beton aspal.3
Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, dan batu pecah, yang
dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk untuk membentuk beton.4
Agregat digunakan sebagai pengisi bersama-sama dengan pasta semen
membentuk massa yang padat dan keras yang dikenal dengan ”beton”. Agregat berjumlah
sekitar 60 – 75 % dari total volume beton.
2.1.2.1 Peranan Agregat
Peranan agregat dalam beton semen adalah :
Agregat dapat berfungsi sebagai bahan pengisi yang ekonomis. Biaya daripada suatu
semen beton yakni semen mempunyai harga yang jauh lebih mahal daripada agregat.
Modulus elastisitas agregat lebih tinggi dibandingkan dengan semen. Hal ini sangat
penting untuk menjaga kekuatan pada campuran beton semen.
Kondisi yang seharusnya dipenuhi untuk mendapatkan beton dengan kualitas
baik terkait dengan peranan agregat, yaitu:
Cukupnya air dan semen untuk merekatkan agregat serta mengisi bagian yang
kosong antara agregat-agregat tersebut.
Baiknya gradasi atau perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar.
3
Somayaji, Shan, Civil Engineering Materials, 2001, hal. 35
4
RSNI (Rancangan Standar Nasional Indonesia), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung, 2002, hal. 4
11
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-32
Bentuk dan permukaan partikel agregat yang baik.
Kebersihan agregat (agregat tidak boleh mengandung kandungan lumpur).
2.1.2.2 Klasifikasi Agregat
Agregat dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor diantaranya:
Menurut asal kejadian
i. Batuan beku
Batuan beku atau igneous rock (dari Bahasa Latin: ignis yang berarti "api")
adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras. Contoh : batu granit.
Gambar 2.2 Contoh batuan beku
ii. Batuan sedimen
Batuan endapan atau batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk melalui
tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic), pengendapan (deposition)
karena aktivitas biogenic, dan pengendapan (precipitation) dari larutan.
Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi.
Gambar 2.3 Batu kapur sebagai salah satu contoh dari batuan sedimen
12
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-33
iii. Batuan metamorf
Batuan metamorf adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan
hasil transformasi, protolith, atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada
sebelumnya, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti
"perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °C)
dan tekanan ekstrim akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang
besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan
metamorf lain yang lebih tua.
Gambar 2.4 Batu kuarsit sebagai salah satu contoh dari batuan metamorf
Menurut ukuran
i. Agregat halus (pasir)
Dalam kontruksi beton, agregat halus didefinisikan sebagai partikel dengan
ukuran butirannya antara 0,074 mm (saringan No. 200) sampai dengan 4,75
mm (saringan No. 4). Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil
disintegrasi alami batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah
batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5 mm.5
ii. Agregat kasar (batu pecah)
Agregat kasar adalah kerikil sebagai disintegrasi alami dari batuan atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran
butiran antara 5 mm sampai 40 mm.6
5
RSNI (Rancangan Standar Nasional Indonesia), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung, 2002, hal. 4
6
RSNI (Rancangan Standar Nasional Indonesia), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung, 2002, hal. 4
13
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-34
Menurut bentuk
i. Agregat bulat (rounded)
Agregat bulat terbentuk karena proses erosi dan sangat licin.
Gambar 2.5 Agregat bulat
ii. Agregat tidak beraturan (irregular)
Agregat tidak beraturan yang terbentuk secara alamiah atau sebagian secara
erosi dan memiliki ujung-ujung yang bulat.
Gambar 2.6 Agregat tidak beraturan
iii. Agregat bersudut (angular)
Agregat bersudut memiliki sudut-sudut yang berbentuk pada bekas pecahan
dari bentuk yang besar.
Gambar 2.7 Agregat bersudut
iv. Agregat pipih (flakky)
Agregat pipih adalah agregat dengan perbandingan ketebalan jauh lebih tipis
dibandingkan dengan panjang dan lebarnya.
Gambar 2.8 Agregat pipih
v. Agregat memanjang (elongated)
Agregat memanjang biasanya bersudut dimana ukuran panjangnya lebih besar
daripada lebar dan tebalnya.
14
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-35
Gambar 2.9 Agregat memanjang
2.1.2.3 Pengaruh Bentuk Agregat dalam Beton Semen
Setiap bentuk agregat memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
penggunaannya sebagai agregat beton semen. Agregat dengan bentuk persegi lebih
kuat apabila dibandingkan dengan agregat yang berbentuk bulat. Tetapi
kekurangannya adalah bagian luar beton yang dihasilkan akan kasar karena segi-segi
yang dimiliki oleh agregat didalamnya. Sehingga untuk menghasilkan beton yang
halus, diperlukan pasir dan semen dengan kuantitas yang lebih banyak lagi.
Bentuk agregat sangat erat hubungannya dengan bentuk permukaannya.
Kekasaran permukaan agregat memiliki peranan dalam mendapatkan beton semen
dengan kuat tekan beton yang lebih besar. Agregat dengan permukaan yang kasar
seperti batu pecah memiliki kuat tekan beton yang lebih besar dibandingkan dengan
kerikil yang memiliki permukaan yang lebih halus.
2.1.2.4 Gradasi Agregat
Gradasi agregat adalah perubahan ukuran suatu kelompok batuan. Sehingga
apabila dilakukan proses penyaringan pada suatu kelompok batuan akan didapatkan
ukuran-ukuran fisik dan jumlah batu dengan ukuran fisik tertentu yang berbeda antara
batuan dalam satu kelompok. Untuk batuan yang digunakan sebagai agregat beton,
dibagi atas tiga gradasi, yaitu :
Uniform gradation (gradasi seragam)
Dimana agregatnya hanya mengandung partikel-partikel dari satu ukuran fraksi.
Gambar 2.10 Uniform gradation
15
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-36
Gap gradation
Pada gradasi batuan ini terdapat perbedaan ukuran batuan, tetapi perbedaan
ukuran tersebut cukup besar antara ukuran batu yang satu dengan yang lainnya.
Gambar 2.11 Gap gradation
Continous gradation (gradasi menerus)
Gradasi batuan ini diisi oleh ukuran batuan yang beragam, dimana ukuran batuan
tersebut tidak memiliki perbedaan yang besar sehingga terdapat ukuran agregat
dari yang terbesar sampai terkecil.
Gambar 2.12 Continous gradation
Gradasi agregat mempengaruhi sifat suatu beton. Agregat dengan ukuran besar
lebih banyak daripada ukuran yang lebih kecil akan memberikan ruang antara
partikel di bagian dalam beton, sehingga akan membentuk pori. Hampir semua
agregat dapat digunakan sebagai agregat bagi campuran beton semen. Baik itu
agregat dengan standar gradasi seragam (uniform), gap gradation, maupun
menerus (continous). Tetapi tiap-tiap gradasi agregat memiliki kekurangan dan
kelebihan masing-masing.
Berdasarkan studi literatur dalam buku “Properties of Concrete” karangan A.M.
Neville, agregat yang cukup baik untuk digunakan sebagai bahan penyusun
campuran beton semen adalah agregat dengan gap gradation. Gap gradation
adalah gradasi tanpa agregat medium, jadi hanya variasi antara agregat halus dan
16
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-37
agregat kasar sebagai bahan dasar penyusun beton. Dengan adanya perbedaan
ukuran yang cukup signifikan, kedua tipe agregat tersebut, maka agregat halus
dan agregat kasar dapat saling mengisi. Dimana bagian-bagian kosong antara
agregat kasar dapat diisi oleh agregat yang halus, sehingga dapat mengurangi
pori-pori dalam beton dan pada akhirnya dapat meningkatkan kuat tekan beton
tersebut.
2.1.3 Air
Air memiliki fungsi untuk memungkinkan terjadinya reaksi kimia sehingga
terjadi pengikatan dan pengerasan. Air dapat menguap dan meninggalkan gelembung
udara yang mengakibatkan melemahnya beton.
Ketentuan penggunaan air dalam pembuatan beton diantaranya :
• Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-
bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau
bahan-bahan lainnya yang merugikan untuk beton atau tulangan.
• Air pencampur memenuhi syarat air bersih, yakni tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak berasa.
2.2 SIFAT – SIFAT BETON
Pada sub-bab sebelumnya telah dibahas tentang material dari beton semen,
dimana material tersebut sangat penting dalam menentukan kualitas dari beton itu
sendiri. Tentunya kualitas akhir daripada suatu beton tidak hanya bergantung dari
sifat dan proporsi material dari bahan beton itu sendiri. Namun, kualitas dari beton
juga ditentukan oleh proses pembuatan atau produksi dari beton tersebut.
Dimana dalam pembahasan mengenai sifat-sifat beton akan dibagi ke dalam
dua bagian utama, yaitu fresh concrete (beton segar) dan hard concrete (beton yang
telah mengeras).
2.2.1 Fresh Concrete
Fresh concrete, atau beton segar merupakan suatu bentuk semen beton yang
belum mengeras menyerupai cairan atau fluida. Beton segar merupakan campuran
beton yang bertahan selama beberapa jam setelah campuran material diaduk (mixing).
17
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-38
Sifat-sifat terkait dengan beton segar berhubungan dengan workability yakni
kemudahan dalam pengerjaan. Workability secara umum dapat diukur melalui
karakteristik berikut :
• Consistency
Consistency merupakan suatu bentuk beton haruslah tidak terpisah antar tiap fasa-
nya. Dimana telah diketahui bahwa beton merupakan campuran dari semen,
agregat (agregat kasar dan agregat halus), air, dan bahan tambahan lainnya. Atau
dapat dikatakan campuran dari fasa pengikat dan fasa tambahan. Pada proses
pencampuran hendaknya selalu mempertahankan keseragaman dalam bentuknya
(mencegah terjadinya segregasi).
• Mobility
Mobility terkait dengan proses transportasi beton segar. Dimana beton segar tidak
boleh dibawa dalam jangka waktu yang terlalu lama, karena beton segar akan
mengeras membentuk hard concrete.
2.2.2 Hard Concrete
Setelah beton segar mengeras akan terbentuk hard concrete. Sifat-sifat dari
hard concrete diantaranya adalah :
2.2.2.1 Kuat Tekan
Secara umum, kekuatan tekan beton merupakan salah satu sifat penting dari
beton yang mengeras. Pada umumnya kekuatan tekan yang diperlukan pada suatu
konstruksi struktur berkisar pada selang 20,7 – 41,4 MPa.
Hubungan antara kekuatan benda uji dengan umur beton ditunjukkan pada
Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Nilai Hubungan antara Kuat Beton dengan Umur Beton
Umur beton (hari) 3 7 14 21 28
Nilai konversi 0,46 0,70 0,88 0,96 1,00
Sifat kekuatan beton bergantung pada beberapa hal diantaranya :
o Jumlah semen
Pada Grafik 2.1 dapat dilihat bahwa dengan penggunaan semen yang semakin
banyak (pada sumbu x) akan diikuti dengan peningkatan kuat tekan beton (pada
18
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-39
sumbu y). Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor waktu. Semakin besar umur beton,
maka akan meningkatkan nilai kuat tekan beton.
Grafik 2.1 Grafik hubungan jumlah semen dengan kuat tekan beton
(Sumber : Shan Somayaji, Civil Engineering Materials, 2001)
o Pengaruh agregat
Dapat dilihat pada Grafik 2.2, ukuran dari agregat akan berpengaruh terhadap
kuat tekan beton. Agregat dengan ukuran butiran kecil memberikan kekuatan
yang jauh lebih kecil daripada agregat dengan ukuran butiran yang lebih besar.
Meskipun demikian, agregat dengan ukuran yang terlalu besar juga menyebabkan
kekuatan beton menurun.
Grafik 2.2 Grafik hubungan ukuran butiran dengan kuat tekan beton
(Sumber : Shan Somayaji, Civil Engineering Materials, 2001)
19
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-40
o Rasio air-semen
Rasio air-semen adalah perbandingan berat antara air dengan semen dalam
sebuah campuran. Pada Grafik 2.3, dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai rasio
air-semen, akan semakin mengurangi nilai kuat tekan beton. Atau dengan kata
lain, semakin sedikit air akan semakin meningkatkan nilai kuat tekan beton.
Grafik 2.3 Grafik hubungan rasio air-semen dengan kuat tekan beton
(Sumber : Shan Somayaji, Civil Engineering Materials, 2001)
Pada pengujian tekan beton, dapat dijumpai 3 pola keruntuhan, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.13.
(a) Pola keruntuhan benda uji karena adanya tahanan kohesi dan geser ditunjukkan
pada Gambar 2.13.(a). Jika kohesi tidak ada, maka α = 45°, dan bila kohesi ada,
maka α = (45 – ø/2)°. Selanjutnya bila diasumsikan øbeton = 20°, maka diperoleh α
= 35°, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.13.(a).
(b) Gambar 2.13.(b) menunjukkan pola keruntuhan yang disebut splitting fracture.
(c) Gambar 2.13 (c) menunjukkan pola keruntuhan yang disebabkan oleh kombinasi
antara keruntuhan geser dan splitting.
20
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-41
Gambar 2.13 Berbagai pola keruntuhan dari benda uji standar bentuk silinder
2.2.2.2 Kuat Geser
Salah satu sifat penting daripada beton yang mengeras adalah kekuatan geser
beton. Apabila gaya yang bekerja melebihi kekuatan geser maksimum yang dapat
ditahan oleh beton, maka akan timbul keretakan beton. Tegangan geser dihasilkan
oleh gaya friksi antara satu partikel dengan partikel yang lain.
Load geser yang dimaksud adalah load geser akibat gaya geser langsung
(direct shear). Gaya yang bekerja pada benda uji menyebabkan terjadinya retak di
sepanjang permukaan bidang geser tersebut.
Gambar 2.14 Idealisasi dari konsep gesekan geser
21
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-42
Pada kasus di lapangan, mekanisme untuk transfer geser dapat ditemui dalam
keadaan seperti :
Bidang permukaan antara beton yang dicor dalam waktu yang berlainan.
Sambungan antara korbel dengan kolom.
2.2.2.3 Modulus Elastisitas (modulus of elasticity)
Modulus elastisitas adalah nilai perbandingan antara tegangan dengan
regangan, atau yang dikenal dengan Modulus Young. Pengukuran nilai modulus
elastisitas diperoleh dari nilai tangensial daripada grafik tegangan-regangan yang
terbentuk. Semakin tinggi nilai modulus elastisitas, semakin tinggi nilai kuat tekan
beton.
Dengan demikian, modulus elastisitas Ec secara umum ditentukan dengan
Rumus 2.1.
( )
( )reganganStrainUnit
loadStressUnit
Ec = ......................................(2.1)
2.2.2.4 Angka Poisson
Rasio poisson adalah rasio regangan lateral terhadap regangan aksial beton
yang dibebani aksial dan berada dalam keadaan elastis. Nilai rasio poisson untuk
beton adalah 0,15 – 0,20.
2.3 POLYPROPYLENE
Polypropylene adalah salah satu senyawa polimer dengan karakteristiknya
yang sesuai untuk digunakan sebagai bahan tambahan dalam beton normal.
2.3.1 Polypropylene sebagai Senyawa Hidrokarbon
Polypropylene termasuk ke dalam senyawa hidrokarbon. Senyawa ini
mengandung unsur-unsur karbon dan hidrogen. Sifat khusus yang dimiliki unsur
karbon adalah karbon mudah membentuk rantai karbon. Rantai karbon ini mungkin
terbuka dan lurus, terbuka dan bercabang atau tertutup. Polypropylene termasuk ke
dalam rantai karbon terbuka dan bercabang.
22
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-43
Gambar 2.15 Rantai karbon terbuka dan bercabang
2.3.2 Polypropylene Tergolong Kelompok Bahan Polimer
Polimer merupakan bahan yang sangat bermanfaat dalam dunia teknik.
Polimer mudah dibuat dan penerapannya mencakup berbagai bidang industri, seperti
industri serat, karet, plastik, cat, perekat, dan penambal. Pada dasawarsa terakhir
penggunaannya meluas karena faktor-faktor :
Bahan mentah berlimpah (batu bara, minyak bumi).
Memiliki sifat yang menguntungkan (ringan, elastis).
Mudah diproses.
Polypropylene termasuk ke dalam kelompok alkena. Alkena adalah senyawa
hidrokarbon dengan rantai karbon terbuka dan mempunyai satu ikatan rangkap dua.
Rumus umum untuk alkena ditunjukkan pada formula 2.2.
n2nHC ...........................................................(2.2)
Polypropylene termasuk dalam golongan bahan polimer. Polimer adalah
molekul raksasa (makromolekul) yang tersusun dari satuan-satuan kimia sederhana
yang disebut monomer, misalnya propylene. Polypropylene terbentuk melalui
polimerisasi adisi. Polimerisasi adisi ialah bergabungnya molekul-molekul kecil
menjadi molekul besar. Adisi adalah diikatnya atom-atom oleh molekul senyawa.
yang dapat mengadakan polimerisasi adisi adalah senyawa-senyawa yang mempunyai
ikatan rangkap dua, seperti propylene ( 63HC ).
Gambar 2.16 Polimerisasi adisi
C C C
C
n.CH2 = CH
CH3
CH2 = CH
CH3 n
Propylene Polypropylene
23
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-44
2.3.3 Polypropylene Tergolong Polimer Sintetik
Polimer dapat dibagi ke dalam dua bagian :
Polimer alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam. Contoh-contoh polimer alam
adalah protein, karet, dan polisakarida.
Polimer sintetik
Polimer sintetik adalah polimer buatan. Contoh-contoh polimer sintetik adalah PVC,
polietilen, polypropylene, dan teflon. Dapat disimpulkan polypropylene tergolong ke
dalam polimer sintetik.
Sifat-sifat khas bahan polimer pada umumnya adalah sebagai berikut :
Mampu cetak adalah baik.
Produk yang ringan dan kuat dapat dibuat.
Umumnya bahan polimer lebih murah.
Kurang tahan terhadap panas.
Kekerasan permukaan yang sangat kurang.
2.3.4 Properti Polyropylene
Salah satu properti terkait dengan polypropylene adalah berat jenis.
Polypropylene mempunyai berat jenis lebih kecil dari air, yang memungkinkan membuat
suatu barang terapung di atas air. Berat jenis polypropylene tergolong rendah dengan nilai
antara 0,90 – 0,91 gram/cm³. Polypropylene termasuk kelompok yang paling ringan
diantara bahan polimer lainnya. Besar berat jenis tersebut menunjukkan sifat ringan
sebagai salah satu sifat khas dari bahan polimer.
2.4 BETON BERSERAT POLYPROPYLENE
Beton serat ialah beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain
berupa serat. Beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggi tetapi kekuatan tariknya
rendah. Apabila bahan serat dibubuhkan sebagai penguat, kekurangan tersebut dapat
diperbaiki. Penambahan serat polypropylene dalam adukan beton diperkenalkan pertama
kali pada tahun 1965 di Amerika oleh Goldfein, karena mudah diperoleh dalam jumlah
besar dan relatif murah.
Serat untuk campuran beton dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
Serat metal, misalnya serat besi dan serat stainless steel.
Serat polymeric, misalnya serat polypropylene dan serat nilon.
24
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-45
Serat mineral, misalnya fiberglass.
Serat alam, misalnya serabut kelapa dan serabut nanas.
Keuntungan penggunaan serat polymeric dalam campuran beton adalah
sebagai berikut :
Meningkatkan kekuatan beton.
Mengurangi retak-retak karena susut dan terjadinya korosi tulangan baja.
Memungkinkan adanya kekuatan beton setelah terjadinya keretakan.
Salah satu sifat serat polypropylene yang penting yaitu berat jenis yang
bernilai 0,9 – 0,91 gram/cm³ sehingga dapat diaduk merata tanpa kesulitan.
2.4.1 Sifat-sifat Beton Segar Serat Polypropylene
Kemudahan adukan beton untuk dikerjakan (workability) biasa diukur dengan
pengujian-pengujian standar seperti uji slump beton. Pada beton dengan campuran
serat polypropylene, sifat adukan beton dapat diaduk, dicetak, dan dipadatkan (seperti
halnya pada pembuatan beton normal).
2.4.2 Sifat-sifat Beton Keras Serat Polypropylene
Sifat-sifat beton keras polypropylene terkait dengan ketahanan terhadap
kebakaran. Dibandingkan dengan beton normal tanpa serat, karakteristik beton
berserat polypropylene terhadap kebakaran tidak menunjukkan perbedaan. Hanya
serat polipropilen yang meleleh meninggalkan bekas berupa saluran-saluran kapiler
yang meningkatkan porositas beton sesuai dengan persentase volume dari serat yang
ada pada beton.
2.4.3 Interaksi antara Serat dengan Pasta Semen
Interaksi antara serat dan pasta semen merupakan sifat dasar yang
mempengaruhi kinerja dari beton komposit. Pemahaman dari interaksi ini diperlukan
untuk memperkirakan dan meramalkan sifat-sifat kompositnya. Berikut ini adalah
parameter-parameter utama yang mempengaruhi interaksi fiber dengan pasta semen :
- Kondisi pasta semen
- Bentuk dan jenis serat
- Volume fraksi serat
25
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
A-46
2.4.3.1 Interaksi serat dengan pasta beton homogen tanpa retak
Tipe interaksi ini terjadi hampir di semua komposit selama tahap pembebanan
awal. Pada Gambar 2.17 terdapat suatu sistem serat pasta beton yang terdiri dari serat
tunggal. Sebelum terjadi pembebanan, load pada matriks dan serat dianggap tidak
ada. Ketika matriks diberi beban, sebagian dari beban ditransfer ke serat di sepanjang
permukaannya karena adanya perbedaan kekakuan antara serat dengan matriks,
terjadi tegangan geser di sepanjang permukaan serat. Tegangan geser inilah yang
membantu memindahkan gaya ke serat.
2.4.3.2 Interaksi antara fiber dengan pasta semen retak
Ketika suatu komposit yang mengandung serat dibebani tarik (Gambar 2.18),
pada tahap tertentu matriks akan retak. Ketika matriks mengalami retak, serat
membawa gaya pembebanan melewati retakan, mentransfer beban dari satu sisi
matriks ke sisi matriks yang lain. Serat akan berfungsi seperti jembatan, membawa
beban menyebrangi retakan, retakan-retakan lain akan terbentuk di sepanjang
sample/spesimen.
(a) Tanpa beban (b) Tarik (c) Tekan
Gambar 2.17 Interaksi serat dan matriks pada matriks tanpa retak
P P
P P
matriks
serat
Tarik
Gambar 2.18 Interaksi serat dan matriks pada matriks retak
P
P
matriks
serat
26
Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

1581 chapter ii
1581 chapter ii1581 chapter ii
1581 chapter ii
Nety Chan
 
33920332 bahan-galian-zeolit
33920332 bahan-galian-zeolit33920332 bahan-galian-zeolit
33920332 bahan-galian-zeolit
yassir24
 
02. genesa bahan galian
02. genesa bahan galian02. genesa bahan galian
02. genesa bahan galian
Dewy Kastono
 
Teknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiTeknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggi
Indah Samad
 
93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian
rramdan383
 

Mais procurados (20)

Struktur beton 1
Struktur beton 1 Struktur beton 1
Struktur beton 1
 
171120720 powerpoint-beton-ppt-pptx
171120720 powerpoint-beton-ppt-pptx171120720 powerpoint-beton-ppt-pptx
171120720 powerpoint-beton-ppt-pptx
 
Makalah pengolahan mineral zeolite
Makalah pengolahan mineral zeoliteMakalah pengolahan mineral zeolite
Makalah pengolahan mineral zeolite
 
Inovasi teknologi beton
Inovasi teknologi betonInovasi teknologi beton
Inovasi teknologi beton
 
1581 chapter ii
1581 chapter ii1581 chapter ii
1581 chapter ii
 
Makalah kimia semen
Makalah kimia semenMakalah kimia semen
Makalah kimia semen
 
semen
semensemen
semen
 
fly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggifly ash pada beton mutu tinggi
fly ash pada beton mutu tinggi
 
Genesa batubara
Genesa batubaraGenesa batubara
Genesa batubara
 
Zeolit - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
Zeolit - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAZeolit - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
Zeolit - BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Genesa Bahan Galian
Genesa Bahan GalianGenesa Bahan Galian
Genesa Bahan Galian
 
33920332 bahan-galian-zeolit
33920332 bahan-galian-zeolit33920332 bahan-galian-zeolit
33920332 bahan-galian-zeolit
 
LITHOSFER
LITHOSFERLITHOSFER
LITHOSFER
 
02. genesa bahan galian
02. genesa bahan galian02. genesa bahan galian
02. genesa bahan galian
 
Industri semen
Industri semenIndustri semen
Industri semen
 
Zeolit,ppt
Zeolit,pptZeolit,ppt
Zeolit,ppt
 
02. genesa bahan galian
02. genesa bahan galian02. genesa bahan galian
02. genesa bahan galian
 
Teknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggiTeknologi beton mutu tinggi
Teknologi beton mutu tinggi
 
93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian93448331 02-genesa-bahan-galian
93448331 02-genesa-bahan-galian
 
Ilmu tanah 1_09
Ilmu tanah 1_09Ilmu tanah 1_09
Ilmu tanah 1_09
 

Destaque

第10回放射能ゴミ焼却を考える学習会 2015-09-27 再エネはフクシマを救う?今木質バイオマス発電から考える
第10回放射能ゴミ焼却を考える学習会 2015-09-27 再エネはフクシマを救う?今木質バイオマス発電から考える第10回放射能ゴミ焼却を考える学習会 2015-09-27 再エネはフクシマを救う?今木質バイオマス発電から考える
第10回放射能ゴミ焼却を考える学習会 2015-09-27 再エネはフクシマを救う?今木質バイオマス発電から考える
コーヒー プリン
 
Ejercicio v3 11
Ejercicio v3 11Ejercicio v3 11
Ejercicio v3 11
Jose Otero
 
Contágio
ContágioContágio
Contágio
pullig
 
презентація божко веснянка
презентація божко веснянкапрезентація божко веснянка
презентація божко веснянка
Tamara Emec
 

Destaque (17)

Valoración de la biodiversidad
Valoración de la biodiversidadValoración de la biodiversidad
Valoración de la biodiversidad
 
Digitalisaatio ja ja tieto - tuotanto muutoksen edessä
Digitalisaatio ja ja tieto - tuotanto muutoksen edessäDigitalisaatio ja ja tieto - tuotanto muutoksen edessä
Digitalisaatio ja ja tieto - tuotanto muutoksen edessä
 
Kokku- ja lahkukirjutamine sõnuti
Kokku- ja lahkukirjutamine  sõnutiKokku- ja lahkukirjutamine  sõnuti
Kokku- ja lahkukirjutamine sõnuti
 
第10回放射能ゴミ焼却を考える学習会 2015-09-27 再エネはフクシマを救う?今木質バイオマス発電から考える
第10回放射能ゴミ焼却を考える学習会 2015-09-27 再エネはフクシマを救う?今木質バイオマス発電から考える第10回放射能ゴミ焼却を考える学習会 2015-09-27 再エネはフクシマを救う?今木質バイオマス発電から考える
第10回放射能ゴミ焼却を考える学習会 2015-09-27 再エネはフクシマを救う?今木質バイオマス発電から考える
 
Rohingnya
RohingnyaRohingnya
Rohingnya
 
Ejercicio v3 11
Ejercicio v3 11Ejercicio v3 11
Ejercicio v3 11
 
Agile
AgileAgile
Agile
 
Katana_Brochure
Katana_BrochureKatana_Brochure
Katana_Brochure
 
Meu anjo
Meu anjoMeu anjo
Meu anjo
 
СП "Фрост и К" ООО
СП "Фрост и К" ОООСП "Фрост и К" ООО
СП "Фрост и К" ООО
 
1385469161_534251675
1385469161_5342516751385469161_534251675
1385469161_534251675
 
★見守りネットうちなー(書類一式)20150610版
★見守りネットうちなー(書類一式)20150610版★見守りネットうちなー(書類一式)20150610版
★見守りネットうちなー(書類一式)20150610版
 
Motivasi wakaf dan haji
Motivasi wakaf dan hajiMotivasi wakaf dan haji
Motivasi wakaf dan haji
 
Taller moodle
Taller moodleTaller moodle
Taller moodle
 
Contágio
ContágioContágio
Contágio
 
презентація божко веснянка
презентація божко веснянкапрезентація божко веснянка
презентація божко веснянка
 
Ludus segundo trimestre
Ludus segundo trimestreLudus segundo trimestre
Ludus segundo trimestre
 

Semelhante a Digital 122933 r010843-pengaruh pemakaian-literatur

Makalah bahan bangunan part.2
Makalah bahan bangunan part.2Makalah bahan bangunan part.2
Makalah bahan bangunan part.2
Mufid Rahmadi
 

Semelhante a Digital 122933 r010843-pengaruh pemakaian-literatur (20)

teknologi bahan
teknologi bahanteknologi bahan
teknologi bahan
 
Bab inew-update-24juni
Bab inew-update-24juniBab inew-update-24juni
Bab inew-update-24juni
 
ppt uas beton.pptx
ppt uas beton.pptxppt uas beton.pptx
ppt uas beton.pptx
 
STRUKTUR BETON BERTULANG 1.pptx
STRUKTUR BETON BERTULANG 1.pptxSTRUKTUR BETON BERTULANG 1.pptx
STRUKTUR BETON BERTULANG 1.pptx
 
Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)
Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)
Pkl pt. semen gresik tbk. (pabrik tuban)
 
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktubaPkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
Pkl PT Semen gresik tbk-pabriktuba
 
MEDIUM CONCRETE 1.pptx
MEDIUM CONCRETE 1.pptxMEDIUM CONCRETE 1.pptx
MEDIUM CONCRETE 1.pptx
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a bata_kiki cs_okky
 
Perhitungan Beton Bertulang
Perhitungan Beton BertulangPerhitungan Beton Bertulang
Perhitungan Beton Bertulang
 
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
 
Keramik 151144025
Keramik 151144025 Keramik 151144025
Keramik 151144025
 
Modul 3
Modul 3Modul 3
Modul 3
 
Material jalan 2
Material jalan 2Material jalan 2
Material jalan 2
 
Presentation BETON - ( silica fume).pptx
Presentation BETON - ( silica fume).pptxPresentation BETON - ( silica fume).pptx
Presentation BETON - ( silica fume).pptx
 
Bahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_betonBahan kuliah _teknologi_beton
Bahan kuliah _teknologi_beton
 
Konstruksi bahan bangunan Bata, Batako, Beton
Konstruksi bahan bangunan Bata, Batako, BetonKonstruksi bahan bangunan Bata, Batako, Beton
Konstruksi bahan bangunan Bata, Batako, Beton
 
Industri semen
Industri semenIndustri semen
Industri semen
 
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan BetonTeknologi Beton - Perkembangan Beton
Teknologi Beton - Perkembangan Beton
 
Makalah bahan bangunan part.2
Makalah bahan bangunan part.2Makalah bahan bangunan part.2
Makalah bahan bangunan part.2
 
TBK
TBKTBK
TBK
 

Mais de kusmira

Perkerasan jalan sihare hare
Perkerasan jalan sihare harePerkerasan jalan sihare hare
Perkerasan jalan sihare hare
kusmira
 
Maria tingkat pengembangan_tanah_ekspansif
Maria tingkat pengembangan_tanah_ekspansifMaria tingkat pengembangan_tanah_ekspansif
Maria tingkat pengembangan_tanah_ekspansif
kusmira
 
3. garam organik-2004
3. garam organik-20043. garam organik-2004
3. garam organik-2004
kusmira
 
4. annual dan gradien value
4. annual dan gradien value4. annual dan gradien value
4. annual dan gradien value
kusmira
 
Ekonomi teknik diktat
Ekonomi teknik diktatEkonomi teknik diktat
Ekonomi teknik diktat
kusmira
 
Its undergraduate-22785-2508100027-chapter1 semen
Its undergraduate-22785-2508100027-chapter1  semenIts undergraduate-22785-2508100027-chapter1  semen
Its undergraduate-22785-2508100027-chapter1 semen
kusmira
 

Mais de kusmira (10)

Perkerasan jalan sihare hare
Perkerasan jalan sihare harePerkerasan jalan sihare hare
Perkerasan jalan sihare hare
 
3. proposal rph
3. proposal rph3. proposal rph
3. proposal rph
 
4. proposal gapura
4. proposal gapura4. proposal gapura
4. proposal gapura
 
Maria tingkat pengembangan_tanah_ekspansif
Maria tingkat pengembangan_tanah_ekspansifMaria tingkat pengembangan_tanah_ekspansif
Maria tingkat pengembangan_tanah_ekspansif
 
3. garam organik-2004
3. garam organik-20043. garam organik-2004
3. garam organik-2004
 
4. annual dan gradien value
4. annual dan gradien value4. annual dan gradien value
4. annual dan gradien value
 
Ekonomi teknik diktat
Ekonomi teknik diktatEkonomi teknik diktat
Ekonomi teknik diktat
 
Its undergraduate-22785-2508100027-chapter1 semen
Its undergraduate-22785-2508100027-chapter1  semenIts undergraduate-22785-2508100027-chapter1  semen
Its undergraduate-22785-2508100027-chapter1 semen
 
File1
File1File1
File1
 
205 m
205 m205 m
205 m
 

Último

10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
taniaalda710
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
FujiAdam
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion pills in Riyadh +966572737505 get cytotec
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
EnginerMine
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
arifyudianto3
 

Último (14)

sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 

Digital 122933 r010843-pengaruh pemakaian-literatur

  • 1. xxvii BAB II DASAR TEORI 2.1 BETON DAN BAHAN PEMBENTUK BETON Beton merupakan suatu komposit partikulat dengan semen sebagai bagian pengikat dan agregat di bagian dalam beton sebagai bagian partikel yang diikat.1 Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen portland, yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, semen dan air. Beton adalah campuran antara semen portland, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa padat.2 Bahan-bahan pembentuk beton adalah : Semen (Portland Cement) Agregat (agregat kasar dan agregat halus) Air 2.1.1 Semen Semen merupakan salah satu bahan penyusun utama dari beton. Semen biasanya digunakan untuk mengikat bahan-bahan penyusun lainnya dari beton serta mengeras seiring dengan waktu. Semen yang dimaksud adalah semen hidrolis, yaitu bahan pengikat yang akan mengeras jika bereaksi dengan air serta menghasilkan produk yang tahan air. 2.1.1.1 Sejarah Singkat Semen Portland Semenjak dahulu, bahan sejenis semen telah digunakan untuk mengikat bahan bangunan serta mengeraskannya dalam mendirikan suatu bangunan. Sebagai contohnya adalah bangsa Assyria dan Babylonia yang menggunakan tanah liat sebagai bahan sejenis semen. Lalu kemudian bangsa Mesir menggunakan kapur dan 1 Somayaji, Shan, Civil Engineering Materials, 2001, hal. 79 2 RSNI (Rancangan Standar Nasional Indonesia), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, 2002, hal. 6 7 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 2. xxviii campuran gips sebagai semen yang digunakan untuk membangun bangunan bersejarah sepanjang masa yaitu pyramid dan sphinx. Bangsa Roma atau bangsa Italia menghasilkan suatu kemajuan yang cukup pesat dengan memformulasikan suatu semen dengan ketahanan yang cukup baik. Dapat dilihat dimana bangunan bangsa Roma atau Italia masih banyak yang merupakan bangunan-bangunan tua yang masih kokoh berdiri walaupun umurnya telah lebih dari ratusan bahkan ribuan tahun. Tahun 1756 seorang insinyur berkebangsaan Inggris melakukan suatu eksperimen dimana menghasilkan kesimpulan bahwa semen yang terbuat dari batu kapur (limestone) dengan kandungan tanah liat akan mengalami proses pengerasan apabila dicampurkan dengan air. Semen inilah yang kelak dikenal dengan Portland Cement (PC). 2.1.1.2 Oksida Pembentuk Semen Portland Oksida utama pembentuk semen portland : Kapur (CaO) dari CaCO3 Silika (SiO2) Alumina (Al2O3) Besi Oksida (Fe2O3) Oksida lain pembentuk semen portland: Magnesia (MgO) Alkali (Na2O dan K2O) dari tanah liat 8 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 3. xxix 2.1.1.3 Proses Pembentukan Semen Portland Proses pembentukan semen dapat dilihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Bagan proses pembentukan semen portland 2.1.1.4 Sifat-sifat Senyawa Semen Portland Senyawa gabungan yang terbentuk beserta sifat-sifatnya dalam proses pembentukan semen dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Reaksi kimia dan sifat-sifat senyawa kimia akibat bereaksi dengan air Reaksi kimia Hasil reaksi kimia Senyawa yang dihasilkan akibat bereaksi dengan air Sifat senyawa kimia akibat bereaksi dengan air CaO + SiO2 3 CaO.SiO2 C3S (trikalsium silikat) Bersifat perekat Mengeras dengan cepat CaO + SiO2 3 CaO.SiO2 C2S (dikalsium silikat) Bersifat perekat Mengeras dengan lambat CaO + Al2O3 3 CaO.Al2O3 C3A (trikalsium aluminat) Tidak mempunyai sifat perekat Menimbulkan panas hidrasi yang tinggi CaO + Al2O3 + Fe2O3 3 CaO.Al2O3. Fe2O3 Ca4AF (tetrakalsium alumina Fe) Tidak mempunyai sifat perekat Berpengaruh terhadap warna semen Semen Portland Kapur CaO Tanah liat SiO2 Al2O3 Fe2O3 klinker 1300 - 1400ºC didinginkan dan digiling kembali digiling 9 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 4. A-30 2.1.1.5 Proses Hidrasi Semen portland kering tidak mempunyai kemampuan untuk mengikat, oleh sebab itu semen portland tergolong ke dalam kelompok semen hidrolis. Reaksi kimia antara semen dengan air menghasilkan produk yang saling mengikat setelah mengeras. Proses tersebut, reaksi antara semen dengan air, dinamakan proses hidrasi. 2.1.1.6 Panas Hidrasi Panas hidrasi adalah proses dimana terjadinya pelepasan panas akibat pencampuran antara semen dan air yang ditandai dengan gejala mengerasnya pasta dan mempunyai kekuatan tertentu. 2.1.1.7 Tipe-tipe Semen Semen terbagi ke dalam beberapa tipe diantaranya: Tipe I Tipe ini biasa juga disebut dengan semen portland normal atau tipe standar. Contoh penggunaan semen portland tipe ini adalah pada trotoar jalan, bangunan beton seperti rumah, jembatan kecil, struktur rel kereta api, got atau saluran air dan lain-lain. Tipe II Tipe ini disebut dengan semen portland modifikasi. Semen portland tipe II telah memiliki daya tahan terhadap sulfat walaupun tidak terlalu besar. Selain itu sifat tipe II lainnya adalah panas hidrasi yang berada pada tingkat medium. Penggunaan tipe semen portland ini adalah pada pembangunan dermaga, pangkal jembatan (abutment) serta bangunan dinding penahan (retaining wall). Tipe III Tipe ini adalah semen yang digunakan untuk memproduksi beton dengan kekuatan awal tinggi (cepat mengeras) dengan panas hidrasi yang tinggi. Biasanya beton dengan semen tipe ini akan mendapatkan kekuatan penuh hanya dalam 7 hari dibandingkan dengan semen biasa yang memerlukan waktu mencapai kekuatan penuh dalam 28 hari. Penggunaan semen portland tipe ini adalah pada pembangunan bangunan di daerah bertemperatur rendah. Tipe IV Semen portland dengan tipe ini disebut semen dengan panas hidrasi rendah. Tipe semen ini memiliki pencapaian kekuatan kuat tekan beton yang lebih lama 10 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 5. A-31 dibandingkan tipe I, tetapi keistimewaannya adalah semen tipe ini mencegah peningkatan temperatur yang berlebihan pada beton sehingga mencegah keretakan. Tipe ini sangat berguna dalam pembuatan beton ataupun pengecoran yang bersifat massal seperti pembangunan dam ataupun bendungan. Tipe V Tipe ini disebut juga dengan semen tahan sulfat. Dimana didalamnya terdapat kandungan tahan asam. Penggunaan semen tipe ini adalah pada pembangunan reaktor nuklir, bangunan yang terdapat pada daerah yang mengandung kadar sulfat tinggi, pembangunan bangunan lepas pantai dan lain-lain. 2.1.2 Agregat Agregat adalah material dengan ukuran dan bentuk yang bervariasi yang dipergunakan dalam pembuatan beton semen dan beton aspal.3 Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, dan batu pecah, yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk untuk membentuk beton.4 Agregat digunakan sebagai pengisi bersama-sama dengan pasta semen membentuk massa yang padat dan keras yang dikenal dengan ”beton”. Agregat berjumlah sekitar 60 – 75 % dari total volume beton. 2.1.2.1 Peranan Agregat Peranan agregat dalam beton semen adalah : Agregat dapat berfungsi sebagai bahan pengisi yang ekonomis. Biaya daripada suatu semen beton yakni semen mempunyai harga yang jauh lebih mahal daripada agregat. Modulus elastisitas agregat lebih tinggi dibandingkan dengan semen. Hal ini sangat penting untuk menjaga kekuatan pada campuran beton semen. Kondisi yang seharusnya dipenuhi untuk mendapatkan beton dengan kualitas baik terkait dengan peranan agregat, yaitu: Cukupnya air dan semen untuk merekatkan agregat serta mengisi bagian yang kosong antara agregat-agregat tersebut. Baiknya gradasi atau perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar. 3 Somayaji, Shan, Civil Engineering Materials, 2001, hal. 35 4 RSNI (Rancangan Standar Nasional Indonesia), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, 2002, hal. 4 11 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 6. A-32 Bentuk dan permukaan partikel agregat yang baik. Kebersihan agregat (agregat tidak boleh mengandung kandungan lumpur). 2.1.2.2 Klasifikasi Agregat Agregat dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor diantaranya: Menurut asal kejadian i. Batuan beku Batuan beku atau igneous rock (dari Bahasa Latin: ignis yang berarti "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras. Contoh : batu granit. Gambar 2.2 Contoh batuan beku ii. Batuan sedimen Batuan endapan atau batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk melalui tiga cara utama: pelapukan batuan lain (clastic), pengendapan (deposition) karena aktivitas biogenic, dan pengendapan (precipitation) dari larutan. Batuan endapan meliputi 75% dari permukaan bumi. Gambar 2.3 Batu kapur sebagai salah satu contoh dari batuan sedimen 12 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 7. A-33 iii. Batuan metamorf Batuan metamorf adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan hasil transformasi, protolith, atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme, yang berarti "perubahan bentuk". Protolith yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °C) dan tekanan ekstrim akan mengalami perubahan fisika dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku, atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Gambar 2.4 Batu kuarsit sebagai salah satu contoh dari batuan metamorf Menurut ukuran i. Agregat halus (pasir) Dalam kontruksi beton, agregat halus didefinisikan sebagai partikel dengan ukuran butirannya antara 0,074 mm (saringan No. 200) sampai dengan 4,75 mm (saringan No. 4). Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi alami batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5 mm.5 ii. Agregat kasar (batu pecah) Agregat kasar adalah kerikil sebagai disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butiran antara 5 mm sampai 40 mm.6 5 RSNI (Rancangan Standar Nasional Indonesia), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, 2002, hal. 4 6 RSNI (Rancangan Standar Nasional Indonesia), Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, 2002, hal. 4 13 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 8. A-34 Menurut bentuk i. Agregat bulat (rounded) Agregat bulat terbentuk karena proses erosi dan sangat licin. Gambar 2.5 Agregat bulat ii. Agregat tidak beraturan (irregular) Agregat tidak beraturan yang terbentuk secara alamiah atau sebagian secara erosi dan memiliki ujung-ujung yang bulat. Gambar 2.6 Agregat tidak beraturan iii. Agregat bersudut (angular) Agregat bersudut memiliki sudut-sudut yang berbentuk pada bekas pecahan dari bentuk yang besar. Gambar 2.7 Agregat bersudut iv. Agregat pipih (flakky) Agregat pipih adalah agregat dengan perbandingan ketebalan jauh lebih tipis dibandingkan dengan panjang dan lebarnya. Gambar 2.8 Agregat pipih v. Agregat memanjang (elongated) Agregat memanjang biasanya bersudut dimana ukuran panjangnya lebih besar daripada lebar dan tebalnya. 14 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 9. A-35 Gambar 2.9 Agregat memanjang 2.1.2.3 Pengaruh Bentuk Agregat dalam Beton Semen Setiap bentuk agregat memiliki kelebihan dan kekurangan dalam penggunaannya sebagai agregat beton semen. Agregat dengan bentuk persegi lebih kuat apabila dibandingkan dengan agregat yang berbentuk bulat. Tetapi kekurangannya adalah bagian luar beton yang dihasilkan akan kasar karena segi-segi yang dimiliki oleh agregat didalamnya. Sehingga untuk menghasilkan beton yang halus, diperlukan pasir dan semen dengan kuantitas yang lebih banyak lagi. Bentuk agregat sangat erat hubungannya dengan bentuk permukaannya. Kekasaran permukaan agregat memiliki peranan dalam mendapatkan beton semen dengan kuat tekan beton yang lebih besar. Agregat dengan permukaan yang kasar seperti batu pecah memiliki kuat tekan beton yang lebih besar dibandingkan dengan kerikil yang memiliki permukaan yang lebih halus. 2.1.2.4 Gradasi Agregat Gradasi agregat adalah perubahan ukuran suatu kelompok batuan. Sehingga apabila dilakukan proses penyaringan pada suatu kelompok batuan akan didapatkan ukuran-ukuran fisik dan jumlah batu dengan ukuran fisik tertentu yang berbeda antara batuan dalam satu kelompok. Untuk batuan yang digunakan sebagai agregat beton, dibagi atas tiga gradasi, yaitu : Uniform gradation (gradasi seragam) Dimana agregatnya hanya mengandung partikel-partikel dari satu ukuran fraksi. Gambar 2.10 Uniform gradation 15 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 10. A-36 Gap gradation Pada gradasi batuan ini terdapat perbedaan ukuran batuan, tetapi perbedaan ukuran tersebut cukup besar antara ukuran batu yang satu dengan yang lainnya. Gambar 2.11 Gap gradation Continous gradation (gradasi menerus) Gradasi batuan ini diisi oleh ukuran batuan yang beragam, dimana ukuran batuan tersebut tidak memiliki perbedaan yang besar sehingga terdapat ukuran agregat dari yang terbesar sampai terkecil. Gambar 2.12 Continous gradation Gradasi agregat mempengaruhi sifat suatu beton. Agregat dengan ukuran besar lebih banyak daripada ukuran yang lebih kecil akan memberikan ruang antara partikel di bagian dalam beton, sehingga akan membentuk pori. Hampir semua agregat dapat digunakan sebagai agregat bagi campuran beton semen. Baik itu agregat dengan standar gradasi seragam (uniform), gap gradation, maupun menerus (continous). Tetapi tiap-tiap gradasi agregat memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Berdasarkan studi literatur dalam buku “Properties of Concrete” karangan A.M. Neville, agregat yang cukup baik untuk digunakan sebagai bahan penyusun campuran beton semen adalah agregat dengan gap gradation. Gap gradation adalah gradasi tanpa agregat medium, jadi hanya variasi antara agregat halus dan 16 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 11. A-37 agregat kasar sebagai bahan dasar penyusun beton. Dengan adanya perbedaan ukuran yang cukup signifikan, kedua tipe agregat tersebut, maka agregat halus dan agregat kasar dapat saling mengisi. Dimana bagian-bagian kosong antara agregat kasar dapat diisi oleh agregat yang halus, sehingga dapat mengurangi pori-pori dalam beton dan pada akhirnya dapat meningkatkan kuat tekan beton tersebut. 2.1.3 Air Air memiliki fungsi untuk memungkinkan terjadinya reaksi kimia sehingga terjadi pengikatan dan pengerasan. Air dapat menguap dan meninggalkan gelembung udara yang mengakibatkan melemahnya beton. Ketentuan penggunaan air dalam pembuatan beton diantaranya : • Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan- bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan untuk beton atau tulangan. • Air pencampur memenuhi syarat air bersih, yakni tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. 2.2 SIFAT – SIFAT BETON Pada sub-bab sebelumnya telah dibahas tentang material dari beton semen, dimana material tersebut sangat penting dalam menentukan kualitas dari beton itu sendiri. Tentunya kualitas akhir daripada suatu beton tidak hanya bergantung dari sifat dan proporsi material dari bahan beton itu sendiri. Namun, kualitas dari beton juga ditentukan oleh proses pembuatan atau produksi dari beton tersebut. Dimana dalam pembahasan mengenai sifat-sifat beton akan dibagi ke dalam dua bagian utama, yaitu fresh concrete (beton segar) dan hard concrete (beton yang telah mengeras). 2.2.1 Fresh Concrete Fresh concrete, atau beton segar merupakan suatu bentuk semen beton yang belum mengeras menyerupai cairan atau fluida. Beton segar merupakan campuran beton yang bertahan selama beberapa jam setelah campuran material diaduk (mixing). 17 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 12. A-38 Sifat-sifat terkait dengan beton segar berhubungan dengan workability yakni kemudahan dalam pengerjaan. Workability secara umum dapat diukur melalui karakteristik berikut : • Consistency Consistency merupakan suatu bentuk beton haruslah tidak terpisah antar tiap fasa- nya. Dimana telah diketahui bahwa beton merupakan campuran dari semen, agregat (agregat kasar dan agregat halus), air, dan bahan tambahan lainnya. Atau dapat dikatakan campuran dari fasa pengikat dan fasa tambahan. Pada proses pencampuran hendaknya selalu mempertahankan keseragaman dalam bentuknya (mencegah terjadinya segregasi). • Mobility Mobility terkait dengan proses transportasi beton segar. Dimana beton segar tidak boleh dibawa dalam jangka waktu yang terlalu lama, karena beton segar akan mengeras membentuk hard concrete. 2.2.2 Hard Concrete Setelah beton segar mengeras akan terbentuk hard concrete. Sifat-sifat dari hard concrete diantaranya adalah : 2.2.2.1 Kuat Tekan Secara umum, kekuatan tekan beton merupakan salah satu sifat penting dari beton yang mengeras. Pada umumnya kekuatan tekan yang diperlukan pada suatu konstruksi struktur berkisar pada selang 20,7 – 41,4 MPa. Hubungan antara kekuatan benda uji dengan umur beton ditunjukkan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Nilai Hubungan antara Kuat Beton dengan Umur Beton Umur beton (hari) 3 7 14 21 28 Nilai konversi 0,46 0,70 0,88 0,96 1,00 Sifat kekuatan beton bergantung pada beberapa hal diantaranya : o Jumlah semen Pada Grafik 2.1 dapat dilihat bahwa dengan penggunaan semen yang semakin banyak (pada sumbu x) akan diikuti dengan peningkatan kuat tekan beton (pada 18 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 13. A-39 sumbu y). Hal ini juga dipengaruhi oleh faktor waktu. Semakin besar umur beton, maka akan meningkatkan nilai kuat tekan beton. Grafik 2.1 Grafik hubungan jumlah semen dengan kuat tekan beton (Sumber : Shan Somayaji, Civil Engineering Materials, 2001) o Pengaruh agregat Dapat dilihat pada Grafik 2.2, ukuran dari agregat akan berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Agregat dengan ukuran butiran kecil memberikan kekuatan yang jauh lebih kecil daripada agregat dengan ukuran butiran yang lebih besar. Meskipun demikian, agregat dengan ukuran yang terlalu besar juga menyebabkan kekuatan beton menurun. Grafik 2.2 Grafik hubungan ukuran butiran dengan kuat tekan beton (Sumber : Shan Somayaji, Civil Engineering Materials, 2001) 19 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 14. A-40 o Rasio air-semen Rasio air-semen adalah perbandingan berat antara air dengan semen dalam sebuah campuran. Pada Grafik 2.3, dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai rasio air-semen, akan semakin mengurangi nilai kuat tekan beton. Atau dengan kata lain, semakin sedikit air akan semakin meningkatkan nilai kuat tekan beton. Grafik 2.3 Grafik hubungan rasio air-semen dengan kuat tekan beton (Sumber : Shan Somayaji, Civil Engineering Materials, 2001) Pada pengujian tekan beton, dapat dijumpai 3 pola keruntuhan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.13. (a) Pola keruntuhan benda uji karena adanya tahanan kohesi dan geser ditunjukkan pada Gambar 2.13.(a). Jika kohesi tidak ada, maka α = 45°, dan bila kohesi ada, maka α = (45 – ø/2)°. Selanjutnya bila diasumsikan øbeton = 20°, maka diperoleh α = 35°, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.13.(a). (b) Gambar 2.13.(b) menunjukkan pola keruntuhan yang disebut splitting fracture. (c) Gambar 2.13 (c) menunjukkan pola keruntuhan yang disebabkan oleh kombinasi antara keruntuhan geser dan splitting. 20 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 15. A-41 Gambar 2.13 Berbagai pola keruntuhan dari benda uji standar bentuk silinder 2.2.2.2 Kuat Geser Salah satu sifat penting daripada beton yang mengeras adalah kekuatan geser beton. Apabila gaya yang bekerja melebihi kekuatan geser maksimum yang dapat ditahan oleh beton, maka akan timbul keretakan beton. Tegangan geser dihasilkan oleh gaya friksi antara satu partikel dengan partikel yang lain. Load geser yang dimaksud adalah load geser akibat gaya geser langsung (direct shear). Gaya yang bekerja pada benda uji menyebabkan terjadinya retak di sepanjang permukaan bidang geser tersebut. Gambar 2.14 Idealisasi dari konsep gesekan geser 21 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 16. A-42 Pada kasus di lapangan, mekanisme untuk transfer geser dapat ditemui dalam keadaan seperti : Bidang permukaan antara beton yang dicor dalam waktu yang berlainan. Sambungan antara korbel dengan kolom. 2.2.2.3 Modulus Elastisitas (modulus of elasticity) Modulus elastisitas adalah nilai perbandingan antara tegangan dengan regangan, atau yang dikenal dengan Modulus Young. Pengukuran nilai modulus elastisitas diperoleh dari nilai tangensial daripada grafik tegangan-regangan yang terbentuk. Semakin tinggi nilai modulus elastisitas, semakin tinggi nilai kuat tekan beton. Dengan demikian, modulus elastisitas Ec secara umum ditentukan dengan Rumus 2.1. ( ) ( )reganganStrainUnit loadStressUnit Ec = ......................................(2.1) 2.2.2.4 Angka Poisson Rasio poisson adalah rasio regangan lateral terhadap regangan aksial beton yang dibebani aksial dan berada dalam keadaan elastis. Nilai rasio poisson untuk beton adalah 0,15 – 0,20. 2.3 POLYPROPYLENE Polypropylene adalah salah satu senyawa polimer dengan karakteristiknya yang sesuai untuk digunakan sebagai bahan tambahan dalam beton normal. 2.3.1 Polypropylene sebagai Senyawa Hidrokarbon Polypropylene termasuk ke dalam senyawa hidrokarbon. Senyawa ini mengandung unsur-unsur karbon dan hidrogen. Sifat khusus yang dimiliki unsur karbon adalah karbon mudah membentuk rantai karbon. Rantai karbon ini mungkin terbuka dan lurus, terbuka dan bercabang atau tertutup. Polypropylene termasuk ke dalam rantai karbon terbuka dan bercabang. 22 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 17. A-43 Gambar 2.15 Rantai karbon terbuka dan bercabang 2.3.2 Polypropylene Tergolong Kelompok Bahan Polimer Polimer merupakan bahan yang sangat bermanfaat dalam dunia teknik. Polimer mudah dibuat dan penerapannya mencakup berbagai bidang industri, seperti industri serat, karet, plastik, cat, perekat, dan penambal. Pada dasawarsa terakhir penggunaannya meluas karena faktor-faktor : Bahan mentah berlimpah (batu bara, minyak bumi). Memiliki sifat yang menguntungkan (ringan, elastis). Mudah diproses. Polypropylene termasuk ke dalam kelompok alkena. Alkena adalah senyawa hidrokarbon dengan rantai karbon terbuka dan mempunyai satu ikatan rangkap dua. Rumus umum untuk alkena ditunjukkan pada formula 2.2. n2nHC ...........................................................(2.2) Polypropylene termasuk dalam golongan bahan polimer. Polimer adalah molekul raksasa (makromolekul) yang tersusun dari satuan-satuan kimia sederhana yang disebut monomer, misalnya propylene. Polypropylene terbentuk melalui polimerisasi adisi. Polimerisasi adisi ialah bergabungnya molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Adisi adalah diikatnya atom-atom oleh molekul senyawa. yang dapat mengadakan polimerisasi adisi adalah senyawa-senyawa yang mempunyai ikatan rangkap dua, seperti propylene ( 63HC ). Gambar 2.16 Polimerisasi adisi C C C C n.CH2 = CH CH3 CH2 = CH CH3 n Propylene Polypropylene 23 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 18. A-44 2.3.3 Polypropylene Tergolong Polimer Sintetik Polimer dapat dibagi ke dalam dua bagian : Polimer alam Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam. Contoh-contoh polimer alam adalah protein, karet, dan polisakarida. Polimer sintetik Polimer sintetik adalah polimer buatan. Contoh-contoh polimer sintetik adalah PVC, polietilen, polypropylene, dan teflon. Dapat disimpulkan polypropylene tergolong ke dalam polimer sintetik. Sifat-sifat khas bahan polimer pada umumnya adalah sebagai berikut : Mampu cetak adalah baik. Produk yang ringan dan kuat dapat dibuat. Umumnya bahan polimer lebih murah. Kurang tahan terhadap panas. Kekerasan permukaan yang sangat kurang. 2.3.4 Properti Polyropylene Salah satu properti terkait dengan polypropylene adalah berat jenis. Polypropylene mempunyai berat jenis lebih kecil dari air, yang memungkinkan membuat suatu barang terapung di atas air. Berat jenis polypropylene tergolong rendah dengan nilai antara 0,90 – 0,91 gram/cm³. Polypropylene termasuk kelompok yang paling ringan diantara bahan polimer lainnya. Besar berat jenis tersebut menunjukkan sifat ringan sebagai salah satu sifat khas dari bahan polimer. 2.4 BETON BERSERAT POLYPROPYLENE Beton serat ialah beton komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain berupa serat. Beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggi tetapi kekuatan tariknya rendah. Apabila bahan serat dibubuhkan sebagai penguat, kekurangan tersebut dapat diperbaiki. Penambahan serat polypropylene dalam adukan beton diperkenalkan pertama kali pada tahun 1965 di Amerika oleh Goldfein, karena mudah diperoleh dalam jumlah besar dan relatif murah. Serat untuk campuran beton dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu : Serat metal, misalnya serat besi dan serat stainless steel. Serat polymeric, misalnya serat polypropylene dan serat nilon. 24 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 19. A-45 Serat mineral, misalnya fiberglass. Serat alam, misalnya serabut kelapa dan serabut nanas. Keuntungan penggunaan serat polymeric dalam campuran beton adalah sebagai berikut : Meningkatkan kekuatan beton. Mengurangi retak-retak karena susut dan terjadinya korosi tulangan baja. Memungkinkan adanya kekuatan beton setelah terjadinya keretakan. Salah satu sifat serat polypropylene yang penting yaitu berat jenis yang bernilai 0,9 – 0,91 gram/cm³ sehingga dapat diaduk merata tanpa kesulitan. 2.4.1 Sifat-sifat Beton Segar Serat Polypropylene Kemudahan adukan beton untuk dikerjakan (workability) biasa diukur dengan pengujian-pengujian standar seperti uji slump beton. Pada beton dengan campuran serat polypropylene, sifat adukan beton dapat diaduk, dicetak, dan dipadatkan (seperti halnya pada pembuatan beton normal). 2.4.2 Sifat-sifat Beton Keras Serat Polypropylene Sifat-sifat beton keras polypropylene terkait dengan ketahanan terhadap kebakaran. Dibandingkan dengan beton normal tanpa serat, karakteristik beton berserat polypropylene terhadap kebakaran tidak menunjukkan perbedaan. Hanya serat polipropilen yang meleleh meninggalkan bekas berupa saluran-saluran kapiler yang meningkatkan porositas beton sesuai dengan persentase volume dari serat yang ada pada beton. 2.4.3 Interaksi antara Serat dengan Pasta Semen Interaksi antara serat dan pasta semen merupakan sifat dasar yang mempengaruhi kinerja dari beton komposit. Pemahaman dari interaksi ini diperlukan untuk memperkirakan dan meramalkan sifat-sifat kompositnya. Berikut ini adalah parameter-parameter utama yang mempengaruhi interaksi fiber dengan pasta semen : - Kondisi pasta semen - Bentuk dan jenis serat - Volume fraksi serat 25 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008
  • 20. A-46 2.4.3.1 Interaksi serat dengan pasta beton homogen tanpa retak Tipe interaksi ini terjadi hampir di semua komposit selama tahap pembebanan awal. Pada Gambar 2.17 terdapat suatu sistem serat pasta beton yang terdiri dari serat tunggal. Sebelum terjadi pembebanan, load pada matriks dan serat dianggap tidak ada. Ketika matriks diberi beban, sebagian dari beban ditransfer ke serat di sepanjang permukaannya karena adanya perbedaan kekakuan antara serat dengan matriks, terjadi tegangan geser di sepanjang permukaan serat. Tegangan geser inilah yang membantu memindahkan gaya ke serat. 2.4.3.2 Interaksi antara fiber dengan pasta semen retak Ketika suatu komposit yang mengandung serat dibebani tarik (Gambar 2.18), pada tahap tertentu matriks akan retak. Ketika matriks mengalami retak, serat membawa gaya pembebanan melewati retakan, mentransfer beban dari satu sisi matriks ke sisi matriks yang lain. Serat akan berfungsi seperti jembatan, membawa beban menyebrangi retakan, retakan-retakan lain akan terbentuk di sepanjang sample/spesimen. (a) Tanpa beban (b) Tarik (c) Tekan Gambar 2.17 Interaksi serat dan matriks pada matriks tanpa retak P P P P matriks serat Tarik Gambar 2.18 Interaksi serat dan matriks pada matriks retak P P matriks serat 26 Pengaruh pemakaian cacahan..., Jessica Sjah, FT UI, 2008