Ringkasan:
Sambutan Menteri Agama RI mengenang peringatan Hari Amal Bhakti Departemen Agama ke-63, menyoroti sejarah berdirinya Departemen Agama dan peranannya selama 63 tahun, serta menekankan pentingnya peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan di tengah tantangan dan keterbatasan anggaran.
1. SAMBUTAN MENTERI AGAMA RI
PADA UPACARA PERINGATAN HARI AMAL BHAKTI (HAB)
DEPARTEMEN AGAMA KE-63
TAHUN 2009
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Om Swastiyastu
Dengan mengharapkan ridho Allah SWT, marilah kita panjatkan puji dan
syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita semua, sehingga pada
kesempatan yang sangat berbahagia ini, tepatnya tanggal 3 Januari 2009, kita
bersama sama dapat menghadiri Upacara Peringatan Hari Amal Bhakti (HAB)
Departemen Agama yang ke-63. Hari Amal Bhakti ini merupakan suatu
momentum yang sangat penting, khususnya bagi keluarga besar Departemen
Agama di manapun berada dan pada umumnya bagi bangsa Indonesia.
Sejarah perjuangan dan pembangunan Indonesia telah mencatat
bahwasanya, dengan penuh kesadaran yang tinggi terhadap peran agama
dalam kehidupan nasional, baik di era perjuangan melawan kolonialisme
maupun paska kemerdekaan, para founding fathers menyatakan perlunya
suatu kementerian khusus yang menangani pembangunan bidang agama. Oleh
karena itu, lebih kurang enam bulan setelah kemerdekaan Indonesia
diproklamirkan oleh Dwi Tunggal Soekarno-Hatta, dibentuklah Departemen
Agama pada tanggal 3 Januari 1946. Meskipun pada awal berdirinya
Departemen ini sempat menuai pro dan kontra, bahkan ”kecurigaan”
sementara pihak, namun dalam sejarahnya yang panjang, di tengah pasang
surut dinamika politik negeri ini, Departemen Agama tetap konsisten berdiri
tegak di atas semua agama, semua golongan, semua ras, suku dan etnis.
Selama 63 tahun Departemen ini telah memberikan pelayanan keagamaan
kepada seluruh umat beragama dan menjadikan dirinya sebagai pemelihara
dan perekat kerukunan nasional. Sudah barang tentu, masih banyak tugas-
tugas yang belum sempurna dijalankan, namun eksistensinya yang cukup
2. panjang dalam bingkai sejarah keindonesiaan merupakan suatu prestasi yang
patut dibanggakan, bukan saja bagi keluarga besar Departemen Agama,
melainkan bagi seluruh bangsa Indonesia.
Saudara Saudara Sekalian,
Keluarga Besar Departemen Agama yang saya hormati,
Makna terpenting dalam setiap peringatan hari jadi sebuah institusi
adalah perenungan atau refleksi terhadap tuntutan kesejarahan atas
terbentuknya instansi ini, dan kesanggupan kita bersama secara jujur dan
ikhlas untuk melakukan evaluasi kritis terhadap posisi dan peran Departemen
Agama dalam pembangunan nasional pada saat ini dan di masa yang akan
datang. Kita perlu makin menyadari, bahwa tantangan pembangunan agama
dewasa ini dirasakan semakin kompleks dan mendasar. Kita saat ini
menghadapi fase transisi demokrasi yang telah merubah peta perpolitikan di
Indonesia. Kita juga tengah menghadapi euforia keterbukaan informasi sejalan
dengan bergulirnya arus globalisasi dengan segala implikasi positif dan
negatifnya. Dari semua itu, kita juga tengah menghadapi terjadinya perubahan
peta kehidupan keagamaan akibat perkembangan pendidikan dan pertumbuhan
bidang keilmuan, gencarnya arus persentuhan budaya dan corak pemikiran
keagamaan, serta berbagai masalah lain seperti perkembangan ekonomi,
pertahanan dan keamanan, dan lain-lain. Akumulasi dari seluruh faktor
tersebut secara intens telah memberikan kontribusi terhadap kondisi
kehidupan keagamaan di Indonesia dan hal itu berimplikasi pula pada tidak
sederhananya tantangan dan tuntutan peran yang harus dijalankan oleh
Departemen Agama.
Menghadapi peningkatan tantangan dan tuntutan tersebut, Departemen
Agama secara intensif melakukan berbagai usaha dan program pembangunan
agama, seperti peningkatan pelayanan kehidupan keagamaan, khususnya
dalam penyelenggaraan Ibadah Haji, peningkatan pemahaman, penghayatan,
dan pengamalan nilai-nilai keagamaan, peningkatan kerukunan umat
beragama, peningkatan pendidikan agama dan keagamaan, dan peningkatan
kajian dan riset keagamaan untuk perumusan kebijakan pembangunan agama
yang lebih baik. Pada saat bersamaan, secara internal Departemen Agama
terus berupaya melakukan langkah-langkah pembenahan di bidang tata kelola
kepemerintahan melalui peningkatan profesionalitas aparatur, reformasi
birokrasi, penegakkan disiplin, penerapan reward and punishment,
implementasi Pakta Integritas, dan penguatan sistem administrasi dengan
mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi.
2
3. Saudara Saudara Sekalian,
Keluarga Besar Departemen Agama yang berbahagia,
Salah satu tantangan dan tuntutan terbesar Departemen Agama dan
menjadi salah satu program utama adalah peningkatan kualitas pendidikan
agama dan keagamaan. Dalam hal ini, kiranya kita patut bersyukur atas usaha-
usaha pemerintah melakukan reformasi di bidang pendidikan. Lahirnya
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang tidak lagi mendikotomikan antara lembaga pendidikan yang dikelola
oleh Pemerintah dan yang dikelola oleh masyarakat merupakan suatu berkah
sekaligus sebagai pemicu bagi kita semua untuk bahu membahu bersinergi
dalam meningkatkan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas.
Sebagai tindaklanjut dari UU Sisdiknas tersebut, secara khusus Pemerintah
telah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan. Peraturan Pemerintah
tersebut berfungsi sebagai payung hukum terhadap penyelenggaraan
pendidikan agama dan pendidikan keagamaan. Untuk itu, kita harus
menyiapkan berbagai peraturan operasional yang bersifat teknis untuk
mengimplementasikan kebijakan tersebut.
Meskipun dari sisi payung yuridis sudah cukup memadai, namun usaha-
usaha peningkatan mutu pendidikan agama dan pendidikan keagamaan masih
belum optimal. Departemen Agama membina lembaga pendidikan dengan
gambaran sebagai berikut. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam saat ini
membina hampir 18.759 raudhatul/bustanul athfal, 40.258 madrasah, 539
Perguruan Tinggi Agama, dan tidak kurang dari 17.605 pondok pesantren.
Direktorat Jenderal Bimas Kristen membina 102 lembaga pendidikan tingkat
menengah dan 215 pendidikan tinggi. Direktorat Jenderal Bimas Katolik
membina 2 lembaga pendidikan tingkat menengah dan 17 perguruan tinggi.
Direktorat Jenderal Bimas Hindu dan 2.038 lembaga pendidikan tingkat
menengah dan 12 pendidikan tinggi. Direktorat Jenderal Bimas Budha
membina 14 lembaga pendidikan tinggi. Jumlah tersebut belum termasuk
lembaga-lembaga pendidikan agama dan keagamaan yang bersifat nonformal
dan informal yang berkembang di tengah masyarakat. Lembaga-lembaga
pendidikan keagamaan telah memberikan kontribusi lebih dari 20% dari total
peserta didik di tanah air. Besarnya jumlah lembaga dan peserta didik tersebut
dengan jelas menunjukkan betapa berat tugas yang diemban Departemen
Agama. Permasalahan pokok dari lembaga pendidikan agama dan keagamaan
adalah rendahnya mutu tenaga pengajar, terbatasnya sarana dan prasarana
pendidikan, lemahnya manajemen, dan keterbatasan dana operasional dan
dana pengembangan.
3
4. Pemerintah telah berupaya untuk terus meningkatkan anggaran
pendidikan di Departemen Agama dari tahun ke tahun. Sebagai gambaran,
anggaran pendidikan Departemen Agama di luar gaji pendidik dan tenaga
pendidikan pada tahun 2005 sebesar Rp. 3.284.974.469.000,- (Tiga trilyun
dua ratus delapan puluh empat milyar sembilan ratus tujuh puluh empat juta
empat ratus enam puluh sembilan ribu rupiah) dan pada tahun 2009
direncanakan menjadi sebesar Rp. 14.888.897.005.000,- (Empat belas trilyun
delapan ratus delapan puluh delapan milyar delapan ratus sembilan puluh
tujuh juta lima ribu rupiah). Namun demikian, tentu saja peningkatan jumlah
anggaran tersebut masih jauh dari jumlah ideal yang kita harapkan. Dengan
anggaran yang terbatas tersebut kita harus mampu menyusun prioritas
program dan kegiatan yang secara signifikan memberi sumbangan bagi
peningkatan mutu pendidikan agama dan keagamaan. Kita juga harus
memanfaatkan anggaran pendidikan sesuai dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah dan Rencana Strategis Departemen
Agama.
Saudara Saudara Sekalian,
Keluarga Besar Departemen Agama yang saya cintai,
Di tengah keterbatasan anggaran yang mendera lembaga-lembaga
pendidikan agama dan keagamaan, kita tidak boleh patah arang atau putus
semangat dan bersikap apatis, tetapi kita harus tetap yakin dan bekerja keras
untuk mendayagunakan segala potensi yang ada. Anggaran yang terbatas
justeru harus menjadi tantangan agar kita lebih cerdas dan inovatif
menentukan pilihan program dan kegiatan yang tepat sasaran. Sudah barang
tentu, kita akan menghadapi banyak dilema di lapangan, seperti apakah
alokasi anggaran lebih berbasis pada pemerataan atau peningkatan kualitas
pendidikan. Pilihan pertama mengandung resiko terhadap lambatnya
peningkatan kualitas pendidikan yang menjadi masalah utama pendidikan
agama dan keagamaan. Sementara pilihan kedua memerlukan kemampuan kita
untuk menentukan skala prioritas dengan sejumlah kriteria yang jelas. Pilihan
ini juga harus dapat memberikan inspirasi dan motivasi agar para
penyelenggara pendidikan dapat lebih mendorong partisipasi masyarakat yang
lebih besar. Tentu saja kita tidak dapat memilih secara hitam putih antara dua
pilihan tersebut. Kita harus melakukan upaya secara bersamaan antara
perluasan penyediaan layanan pendidikan dan peningkatan kualitas
pendidikan. Mengingat lembaga pendidikan agama dan keagamaan sebagian
besar dibangun dan dikelola oleh masyarakat, maka kerjasama yang sinergis
antara Departemen Agama dengan masyarakat mutlak diperlukan untuk
4
5. mewujudkan pendidikan agama dan keagamaan yang terjangkau dan
bermutu.
Untuk mendukung berbagai upaya peningkatan kualitas pendidikan
agama dan keagamaan, Departemen Agama telah mencanangkan tiga pilar
kebijakan. Pertama, mengejar ketertinggalan mutu pendidikan, kedua,
meningkatkan perhatian dan keberpihakan terhadap pelayanan pendidikan
bagi komunitas yang kurang mampu, dan ketiga, perlakuan yang sama
terhadap lembaga pendidikan negeri dan swasta.
Saudara Saudara Sekalian,
Keluarga Besar Departemen Agama yang berbahagia,
Sejalan dengan ketiga pilar kebijakan tersebut, Departemen Agama telah
melakukan berbagai program dan kegiatan yang terkait antara lain dengan
peningkatan profesionalitas guru, dosen, dan tenaga kependidikan lainnya,
rehabilitasi sarana prasarana lembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah,
perluasan akses pendidikan, peningkatan kualitas sarana pembelajaran,
pengembangan madrasah bertaraf internasional, pengembangan mutu
perguruan tinggi agama, dan penyediaan beasiswa bagi siswa, mahasiswa,
guru, dan dosen.
Saudara Saudara Sekalian,
Di tengah usaha sungguh-sungguh ke arah pemantapan peran
Departemen Agama dalam peningkatan pendidikan agama dan keagamaan,
dan program-program pembangunan lainnya, kita sebagai aparatur
Departemen Agama harus senantiasa menyadari kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan tantangan yang kita hadapi. Mengenali kekuatan dan peluang
berarti menyadari sepenuhnya potensi manusia untuk terus bergerak ke arah
optimalisasi kerja dalam mengemban tugas kekhalifahan bagi pemberdayaan
umat melalui penguatan nilai-nilai keagamaan sebagai landasan etik, moral,
dan spiritual pembangunan. Sementara kesungguhan dalam mendeteksi
kelemahan dan tantangan berarti menyadari sepenuhnya kodrat kemanusiaan
kita sebagai makhluk yang serba relatif dan lemah, untuk kemudian
mengambil langkah-langkah strategis dan taktis bagi usaha memperbaiki
segenap kekurangan dalam mengemban amanah pembangunan ini. Mudah-
mudahan ke depan kita dapat memberikan yang lebih baik bagi kehidupan
bangsa Indonesia yang sama-sama kita cintai.
Saudara-Saudara Segenap Jajaran Departemen Agama yang berbahagia,
Demikian pesan dan harapan saya, semoga Peringatan Hari Amal Bhakti
Departemen Agama yang ke-63 ini semakin memperteguh komitmen dan
5
6. profesionalitas kita sebagai aparatur Departemen Agama dalam menghadapi
tantangan tugas yang semakin besar dan kompleks.
Mudah-mudahan kita dapat mewujudkan Departemen Agama yang kita
cintai ini sebagai tempat pengabdian yang memberi manfaat besar bagi
pembangunan bangsa dan negara.
Kepada segenap jajaran Departemen Agama, saya mengucapkan
”Selamat Hari Amal Bhakti ke-63, Dirgahayu Departemen Agama”.
Semoga Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa
memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita semua.
Waffaqonallahu Waiyyakum.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
6