SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 68
Baixar para ler offline
MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA




                            KATA PENGANTAR


       Kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan
Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun modul panduan bagi
pejabat/pegawai pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara, serta bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran dalam pelaksanaan penatausahaan dan pertanggungjawaban atas
pengelolaan uang negara oleh bendahara dalam rangka pelaksanaan APBN pada
Kementrian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.

       Penyusunan modul ini memiliki tujuan agar pelaksanaan penatausahaan/
pengelolaan kas di bendahara dapat dilakukan dengan transparan dan sesuai
ketentuan yang berlaku serta laporan pertanggungjawaban yang disusun bendahara
akurat, akuntabel dan dapat disampaikan tepat waktu, sesuai dengan amanat Undang-
undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor
1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan    Nomor:     73/PMK.05/2008   tentang   Tatacara   Penatausahaan     dan
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/
Kantor/Satuan Kerja.

       Modul ini disusun Tim Penyusunan dan Penyempurnaan Modul Pembukuan
dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara berdasarkan urutan proses
penatausahaan dan pertanggungjawaban atas pengelolaan uang negara pada
bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran, yang merupakan penjabaran dari
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 73/PMK.05/2008 dan Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor: 47/PB/2009, yang merupakan pedoman pelaksanaannya.

       Modul Pembukuan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Penerimaan dan Pengeluaran pada Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan
Kerja ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi
pejabat/pegawai   Kantor Wilayah   Direktorat Jenderal Perbendaharaan,       Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara, serta bendahara penerimaan dan bendahara
pengeluaran pada Kementrian Negara/ Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.


                                                     Jakarta, Januari 2010


                                                        Tim Penyusun,
                                            Direktorat Jenderal Perbendaharaan




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA               i
MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA




                             RINGKASAN EKSEKUTIF

        Reformasi Keuangan Negara telah dimulai dengan terbitnya paket Undang-
Undang di bidang Keuangan Negara, yaitu: Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 tentang Perbendaharaan
Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Reformasi tersebut menyangkut seluruh
aspek di bidang keuangan negara, termasuk pengelolaan uang di bendahara.

        Dengan dasar Undang-Undang di atas, terbitlah Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja
Instansi     Pemerintah.    Karenanya,      Menteri    Keuangan      dengan    PMK     Nomor
73/PMK.05/2008 mengatur Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja
yang dijelaskan lagi dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.

        Dengan dasar peraturan perundangan di atas, disusunlah Modul Pembukuan
dan     Penyusunan         Laporan   Pertanggungjawaban           Bendahara      Kementerian
Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja ini. Secara garis besar, modul ini berisi 2 (dua)
hal pokok yang menjadi tugas Bendahara yaitu: Pembukuan dan Pertanggungjawaban.

        Modul ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi pejabat/pegawai Kanwil DJPBN,
KPPN, dan bendahara dalam pelaksanaan penatausahaan dan pertanggungjawaban
atas pengelolaan uang oleh bendahara dalam rangka pelaksanaan APBN. Modul ini
disusun agar pelaksanaan penatausahaan/pengelolaan kas di bendahara dilakukan
dengan       transparan    dan    sesuai    ketentuan     yang      berlaku   serta    laporan
pertanggungjawaban         yang   disusun    bendahara    akurat,    akuntabel   dan    dapat
disampaikan tepat waktu.

        Bendahara     bertanggungjawab        secara    pribadi   atas   pembayaran      yang
dilaksanakan dan bertanggungjawab hanya sebatas pada uang yang dikelolanya
dalam rangka pelaksanaan APBN. Dalam rangka pertanggungjawaban tersebut,
bendahara wajib melakukan pembukuan yang dapat dilakukan dengan tulis tangan
atau komputer. Pembukuan yang dilakukan oleh Bendahara Penerimaan/Pengeluaran
antara lain meliputi: Buku Kas Umum dan buku-buku Pembantu. Pembukuan
didasarkan pada dokumen sumber antara lain: Kuitansi, SBS, SSBP, SSP, SPM dan
lain-lain.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                         ii
MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA




       Selain itu, Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran wajib
menyusun laporan pertanggungjawaban secara bulanan atas uang yang dikelolanya.
Laporan pertanggungjawaban bendahara tersebut harus menyajikan informasi tentang:
keadaan pembukuan pada bulan pelaporan, keadaan kas pada akhir bulan pelaporan,
hasil rekonsiliasi internal (antara pembukuan bendahara dengan UAKPA), Penjelasan
atas selisih (jika ada), antara saldo buku dan saldo kas. Laporan pertanggungjawaban
bendahara itu untuk disampaikan kepada KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum
Negara, Kementerian/Lembaga, dan BPK.

       Selain    itu,   modul   ini   juga   meliputi   proses   dan   verifikasi   Laporan
Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran yang
diterima oleh KPPN untuk disampaikan secara hierarkis ke Kantor Pusat Ditjen
Perbendaharaan melalui Kantor Wilayah yang ada di seluruh Indonesia.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                      iii
MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA




                                                     DAFTAR ISI

                                                                                                                     Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv
BAB I        PENDAHULUAN ...............................................................................................1
             A. Latar Belakang .............................................................................................6
             B. Maksud dan Tujuan .....................................................................................6
             C. Ruang Lingkup .............................................................................................8
BAB II       JENIS DAN TUGAS POKOK BENDAHARA .....................................................3
BAB III BENDAHARA PENERIMAAN ..........................................................................6
        A. Penatausahaan Kas ....................................................................................6
             B. Tatacara Pembukuan ..................................................................................6
             C. Contoh Format Pembukuan Bendahara Penerimaan.................................8
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN .....................................................................13
       A. Bendahara Pengeluaran yang Tidak Mempunyai BPP ............................13
                   1. Pengelolaan Kas UP/TUP ...................................................................13
                   2. Pengelolaan Kas Selain UP/TUP .......................................................14
                   3. Pembukuan Bendahara pengeluaran ................................................14
             B. Bendahara Pengeluaran yang Mempunyai BPP ......................................18
                   1. Penyaluran Dana dari Bendahara Pengeluaran kepada BPP ............18
                   2. LPJ BPP sebagai Dokumen Sumber .................................................19
                   3. Contoh Format Pembukuan Bendahara Pengeluaran........................21
             C. Bendahara Pengeluaran Pembantu ..........................................................28
                   1. Pengelolaan Kas UP/TUP ..................................................................28
                   2. Pengelolaan Kas Selain UP/TUP .......................................................28
                   3. Pembukuan BPP ................................................................................29
                   4. Contoh Format Pembukuan BPP .......................................................32
BAB V        LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA ................................39
             A. Tatacara Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara .........39
             B. Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Bendahara ........................39
             C. Bentuk Laporan Pertanggungjawaban Bendahara ..................................40
BAB VI VERIFIKASI LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA ..........46
BAB VII PENUTUP .......................................................................................................47
REFERENSI ..................................................................................................................48
LAMPIRAN: Contoh Pembukuan Bendahara Pengeluaran .........................................49




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                                                             iv
BAB I PENDAHULUAN




                                      BAB I
                                PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG

       Reformasi di bidang keuangan negara ditandai dengan diterbitkannya tiga
paket undang-undang, yaitu Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan
Negara. Reformasi tersebut menyangkut seluruh aspek di bidang keuangan negara,
termasuk pengelolaan uang di bendahara.

       Sebelum reformasi di bidang keuangan negara, meskipun bendahara telah
dinyatakan sebagai pejabat fungsional, tetapi dalam pelaksanaan tugasnya bendahara
sangat dipengaruhi oleh atasan langsung atau kepala satuan kerja. Setelah reformasi,
terdapat kejelasan mengenai wewenang dan tanggung jawab serta hubungan
bendahara dengan Kuasa Pengguna Anggaran dan Kuasa Bendahara Umum Negara
dalam hal pengelolaan uang. Bahkan dalam pasal 21 ayat (4) Undang-undang Nomor
1 Tahun 2004 dinyatakan dengan tegas bahwa bendahara wajib menolak perintah
bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran apabila persyaratan tidak
terpenuhi. Selain itu, bendahara bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran
yang dilaksanakan dan secara fungsional bertanggung jawab kepada Kuasa
Bendahara Umum Negara.

       Bendahara selaku pejabat fungsional yang bertanggung jawab kepada Kuasa
Bendahara Umum Negara wajib menatausahakan dan mempertanggungjawabkan
seluruh uang negara yang dikelolanya. Disamping itu, bendahara selaku pejabat yang
diangkat oleh Menteri/pimpinan lembaga juga wajib membukukan seluruh transaksi
dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja sebagaimana tertuang dalam DIPA.
Oleh karena itu berbeda dengan laporan yang dihasilkan Unit Akuntansi Kuasa
Pengguna Angaran (UAKPA), pembukuan bendahara akan menghasilkan laporan
keadaan kas dan realisasi belanja yang sesungguhnya. Laporan ini merupakan
managerial report yang sangat berguna untuk pelaksanaan kegiatan operasional
sehari-hari bagi pimpinan.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA               iv
BAB I PENDAHULUAN




B. MAKSUD DAN TUJUAN

   1. Maksud: untuk memberikan pedoman bagi pejabat/pegawai Kanwil DJPBN,
      KPPN,     dan   bendahara     dalam    pelaksanaan   penatausahaan      dan
      pertanggungjawaban atas pengelolaan uang oleh bendahara dalam rangka
      pelaksanaan APBN.

   2. Tujuan: agar pelaksanaan penatausahaan/pengelolaan kas di bendahara
      dilakukan dengan transparan dan sesuai ketentuan yang berlaku serta laporan
      pertanggungjawaban yang disusun bendahara akurat, akuntabel dan dapat
      disampaikan tepat waktu.

C. RUANG LINGKUP

      Ruang lingkup modul ini meliputi pembukuan, penyusunan, dan penyampaian
Laporan   Pertanggungjawaban     oleh   Bendahara   Penerimaan   dan   Bendahara
Pengeluaran pada Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja, termasuk
Bendahara Pengeluaran Pembantu. Selain itu, modul ini juga meliputi proses dan
verifikasi Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan dan Bendahara oleh
KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA             iii
BAB II JENIS DAN TUGAS POKOK BENDAHARA




                                       BAB II
                   JENIS DAN TUGAS POKOK BENDAHARA


       Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 pasal 35 ayat (2) disebutkan
bahwa setiap orang yang diberi tugas menerima, menyimpan, membayar, dan/atau
menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang negara adalah bendahara
yang wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa
Keuangan. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 pasal 1 nomor urut 14 menyebutkan
bahwa bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas
nama Negara/daerah menerima, menyimpan, membayar, dan atau mengeluarkan
uang/surat berharga/barang-barang milik Negara/daerah.

       Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008 pasal
3 ayat (4) menyebutkan bahwa Bendahara Penerimaan/Pengeluaran adalah pejabat
fungsional yang secara fungsional bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara
Umum Negara atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya.

       Dari pengertian bendahara tersebut di atas, maka secara umum dapat
dikatakan bahwa bendahara mempunyai tugas dan fungsi:
1. Menerima uang atau surat berharga/barang.
2. Menyimpan uang atau surat berharga/barang.
3. Membayar/menyerahkan uang atau surat berharga/barang.
4. Mempertanggungjawabkan uang atau surat berharga/barang yang berada dalam
   pengelolaannya.

       Berdasarkan ruang lingkup tugas dan wewenang yang ada pada bendahara
maka dikenal ada dua jenis bendahara yaitu Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran. Selain itu, untuk aktivitas pekerjaan yang kompleks dan lokasinya
berjauhan dengan tempat kedudukan Bendahara Pengeluaran maka Menteri/Pimpinan
Lembaga atau pejabat yang diberi kuasa dapat mengangkat satu atau lebih Bendahara
Pengeluaran Pembantu (BPP) guna kelancaran pelaksanaan kegiatan di maksud.
Penjelasan jenis-jenis bendahara tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bendahara Penerimaan
          Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei
   2008 pasal 1 angka 15 dinyatakan bahwa Bendahara Penerimaan adalah orang
   yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan
   mempertanggungjawabkan uang pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan
   APBN pada kantor/satuan kerja Kementerian Negara/Lembaga. Oleh karena itu,



MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                  3
BAB II JENIS DAN TUGAS POKOK BENDAHARA




   semua transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan satuan kerja
   yang berada di bawah pengelolaannya harus dicatat dalam pembukuan Bendahara
   Penerimaan.

2. Bendahara Pengeluaran
          Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei
   2008 pasal 1 angka 16 dinyatakan bahwa Bendahara Pengeluaran adalah orang
   yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan
   mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka
   pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja Kementerian Negara/Lembaga. Oleh
   karena itu semua transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja yang
   berada di bawah pengelolaannya harus dicatat dalam pembukuan Bendahara
   Pengeluaran.

3. Bendahara Pengeluaran Pembantu
          Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei
   2008 pasal 1 angka 17 dinyatakan bahwa Bendahara Pengeluaran Pembantu yang
   selanjutnya disebut BPP adalah bendahara yang bertugas membantu Bendahara
   Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna
   kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu. BPP juga wajib melakukan pembukuan
   atas seluruh uang yang berada dalam pengelolaannya, dan oleh karena itu BPP
   wajib melakukan pembukuan sebagaimana pembukuan yang dilakukan oleh
   Bendahara Pengeluaran, sepanjang tidak diatur lain. Dalam melaksanakan
   tugasnya, BPP bertindak untuk dan atas nama Bendahara Pengeluaran. Dengan
   diangkatnya BPP dalam suatu satker, maka Bendahara Pengeluaran melimpahkan
   kewajiban dan tanggung jawab pengelolaan sebagian uang kepada BPP tersebut.

       Bendahara Penerimaan/Pengeluaran diangkat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga
pada   setiap    awal   tahun   anggaran.   Bendahara   menjalankan     tugas-tugas
kebendaharaan yang meliputi kegiatan menerima, menyimpan, membayar atau
menyerahkan, menatusahakan dan mempertanggungjawabkan uang dan surat
berharga yang berada dalam pengelolaannya pada Kementerian Negara/Lembaga/
Kantor/Satuan Kerja. Meskipun diangkat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga, namun
secara fungsional bendahara tetap bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara
Umum Negara (Kuasa BUN). Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut, dilarang adanya
jabatan rangkap antara Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran, kecuali
dalam kondisi tertentu setelah memperoleh ijin dari BUN/Kuasa BUN. Dalam rangka
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya, Bendahara Penerimaan/Pengeluaran




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                4
BAB II JENIS DAN TUGAS POKOK BENDAHARA




dan BPP membuka rekening pada bank/pos atas nama jabatannya, bukan atas nama
pribadi.

       Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa PA dan atau bendahara merupakan wajib
pungut atas transaksi/kegiatan yang membebani APBN. Hasil pungutan/penerimaan
yang dikelola oleh bendahara tidak dapat digunakan secara langsung untuk membiayai
kegiatan   untuk   satuan   kerja   bersangkutan,    kecuali   diatur   dalam    peraturan
perundangan tersendiri.

       Bendahara bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang
dilaksanakan dan bertanggung jawab hanya sebatas pada uang yang dikelolanya
dalam rangka pelaksanaan APBN. Dalam rangka pertanggungjawaban tersebut,
bendahara wajib melakukan pembukuan baik secara manual maupun menggunakan
program komputer. Pembukuan bendahara diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan
Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/
Kantor/Satuan Kerja dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor:
PER-47/PB/2009 tanggal 10 November 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penatausahaan      dan    Penyusunan     Laporan     Pertanggungjawaban         Bendahara
Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                     5
BAB III BENDAHARA PENERIMAAN




                                      BAB III
                             BENDAHARA PENERIMAAN


A. PENATAUSAHAAN KAS
       Setiap Penerimaan pada dasarnya harus secara langsung disetor ke rekening
kas negara. Dengan demikian, Bendahara Penerimaan sebagaimana dijelaskan dalam
Bab II, dilarang menerima secara langsung setoran penerimaan dari wajib setor,
kecuali untuk jenis penerimaan tertentu yang diatur secara khusus dan telah mendapat
persetujuan Menteri Keuangan. Apabila Bendahara Penerimaan tersebut menerima
secara langsung setoran penerimaan dari wajib setor, maka Bendahara Penerimaan
wajib menyetorkan seluruh penerimaannya ke kas Negara paling lambat satu hari
kerja, kecuali untuk jenis penerimaan tertentu yang berdasarkan ketentuan yang
berlaku, penyetorannya dilakukan secara berkala. Penyetoran penerimaan oleh
Bendahara Penerimaan baik secara berkala maupun harian ke kas negara dilakukan
dengan menggunakan formulir Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP).

       Bendahara yang melakukan penyetoran secara berkala, wajib menyimpan uang
setoran penerimaan dari wajib setor pada rekening bank/pos atas nama jabatannya
(bukan atas nama pribadi). Pada akhir tahun anggaran, Bendahara Penerimaan wajib
menyetorkan seluruh uang negara yang dikuasainya ke kas negara.

       Bendahara Penerimaan wajib melakukan pembukuan atas seluruh penerimaan
dan pengeluaran/penyetoran dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan satuan
kerja yang berada di bawah pengelolaannya.

B. TATA CARA PEMBUKUAN
       Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa Bendahara Penerimaan wajib
mencatat semua transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan satuan
kerja yang berada di bawah pengelolaannya, maka dokumen sumber pembukuannya
dibukukan sebagai berikut:

1. Rencana Penerimaan yang tertuang dalam DIPA, dibukukan di sisi debet dan
   kredit (in-out) pada Buku Kas Umum serta dicatat sebagai target penerimaan pada
   Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan.

2. Surat Bukti Setoran (SBS) yang merupakan tanda terima dari Satker/Bendahara
   Penerimaan kepada wajib setor, dibukukan di sisi Debet pada Buku Kas Umum,
   Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu berkenaan, dan dibukukan secara




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                iv
BAB III BENDAHARA PENERIMAAN




   akumulatif pada kolom MAP sesuai MAP berkenaan pada Buku Pengawasan
   Anggaran Pendapatan.

3. SSBP yang dinyatakan sah yang merupakan setoran bendahara ke kas negara
   sehubungan dengan penerimaan SBS tersebut pada butir 2 di atas, dibukukan di
   sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu
   berkenaan, serta dibukukan sebagai penyetoran pada Buku Pengawasan
   Anggaran Pendapatan.

4. SSBP yang dinyatakan sah yang merupakan setoran langsung wajib setor ke kas
   negara, dibukukan di sisi Debet dan sisi Kredit (in-out) pada Buku Kas Umum,
   serta dicatat pada kolom sesuai MAP berkenaan pada Buku Pengawasan
   Anggaran Pendapatan dan sekaligus berfungsi sebagai penyetoran pada Buku
   Pengawasan Anggaran Pendapatan.

5. Pada dasarnya bendahara wajib membukukan dan mempertanggungjwabkan
   seluruh uang yang diterimanya. Selanjutnya untuk menampung kemungkinan
   adanya penerimaan bendahara di luar aktivitas tersebut di atas, pembukuan
   dilakukan sebagai berikut:

   a. Bukti penerimaan lainnya dibukukan di sisi Debet pada Buku Kas Umum, Buku
      Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain.
   b. SSBP yang dinyatakan sah, yang merupakan setoran atas penerimaan lain-
      lain, dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan
      Buku Pembantu Lain-lain.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA               7
BAB III BENDAHARA PENERIMAAN




C. CONTOH FORMAT PEMBUKUAN BENDAHARA PENERIMAAN

I.    Buku Kas Umum (BKU)

Bagian 1: Halaman muka BKU, berbentuk sebagai berikut

                                    BUKU KAS UMUM
 Departemen/Lembaga             :   (……) ……………..                      (1)
 Unit Organisasi                :   (……) ……………..                      (2)
 Propinsi/Kabupaten/Kota        :   (……) ……………..                      (3)
 Satuan Kerja                   :   (……) ……………..                      (4)
 Tgl, No.SP DIPA                :   ……., ……………….                      (5)
 Revisi ke               1.     :   ……., ……………….                      (6)
                         2.     :   ……., ……………….
                         3.     :   ……., ……………….
                         …      :   ……., ……………….
 Tahun Anggaran                     ………….                             (7)
 KPPN                           : (……) ……………..                        (8)



                                                        …………, …………………
                                                        (9)
 Mengetahui
 Kuasa Pengguna Anggaran                                Bendahara Penerimaan


 (10)                                                   (11)
 ………………….                                               ………………………
 NIP.                                                   NIP.




Petunjuk pengisian:
(1) diisi kode dan nama Departemen
(2)    diisi kode dan nama Unit Organisasi
(3)    diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota
(4)    diisi kode dan nama Satuan Kerja
(5)    diisi tanggal dan nomor SP DIPA
(6)    diisi tanggal dan nomor revisi DIPA
(7)    diisi tahun anggaran
(8)    diisi kode dan nama KPPN
(9)    diisi tempat dan tanggal BKU ditandatangani
(10) diisi nama dan NIP Kuasa PA yang ditunjuk
(11) diisi nama dan NIP bendahara penerimaan yang ditunjuk




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                8
BAB III BENDAHARA PENERIMAAN




Bagian 2: Halaman isi BKU, berbentuk sebagai berikut:

Tanggal   Nomor Bukti         Uraian          Debet         Kredit         Saldo
   (1)         (2)              (3)             (4)            (5)           (6)




Petunjuk pengisian:
Kolom 1 : diisi tanggal pembukuan (format:bulan-tanggal)
Kolom 2 : diisi nomor bukti bendahara
Kolom 3 : diisi uraian dari transaksi penerimaan/pengeluaran
Kolom 4 : diisi jumlah penerimaan yang tercantum dalam dokumen sumber
Kolom 5 : diisi jumlah setoran yang tercantum dalam dokumen sumber
Kolom 6 : diisi jumlah saldo setelah ditambah/dikurangi jumlah penerimaan/ setoran
          yang tercantum dalam dokumen sumber.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                   9
BAB III BENDAHARA PENERIMAAN




Bagian 3 : Halaman Catatan BKU (untuk catatan pemeriksaan kas)


          BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS DAN REKONSILIASI
Pada hari ini,……. tanggal………..bulan……….tahun………., kami selaku Kuasa Pengguna
Anggaran telah melakukan pemeriksaan kas dengan posisi saldo BKU sebesar Rp……… dan
Nomor Bukti terakhir Nomor. ………….
Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut:
I   Hasil Pemeriksaan Pembukuan Bendahara
    A Saldo Kas Bendahara
       1.     Saldo BP Kas (tunai dan bank)                   Rp ……….

      B   Saldo Kas tersebut pada huruf A, terdiri dari:
          1.    Saldo BP ……..                         Rp   ……..
          2.    Saldo BP ……..                         Rp   ……..
          3.    Saldo BP Lain-lain                    Rp   ……..    (+)
          4.    Jumlah (B.1+B.2+B.3)                               Rp    ……….
      C   Selisih Pembukuan (A.1-B.4)                                             Rp    ……

II    Hasil Pemeriksaan Kas
      A Kas yang Dikuasai Bendahara
         1    Uang tunai di Brankas Bendahara                      Rp    ………
                                                                   .
          2     Uang di Rekening Bank Bendahara                    Rp    ………      (+)
          3     Jumlah Kas                                         Rp    ……….
      B   Selisih Kas (I.A.1-II.A.3)                                              Rp    ……

III   Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAKPA)
      A Pembukuan Menurut Bendahara
         1     Penerimaan yang Telah                Rp ………
               Disetorkan
         2     Penerimaan yang Belum Disetorkan Rp ………             (+)
         3     Jumlah (A1+A2)                                      Rp    ………
      B Pembukuan Menurut UAKPA                                    Rp    ………
      C Selisih Pembukuan Bendahara dengan UAKPA (A1 – B)                         Rp    ……

IV    Penjelasan atas Selisih
      1 Selisih Kas (IIB)
         …………………………………………………………………………………………
      2 Selisih Pembukuan (IIIC)
         ………………………………………………………………………………………….

          Yang diperiksa,                                          Yang memeriksa,
          Bendahara Penerimaan                                     Kuasa Pengguna
                                                                   Anggaran




          Nama…………                                                 Nama……………
          NIP……………                                                 NIP………………




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                          10
BAB III BENDAHARA PENERIMAAN




II. Buku Pembantu (BP)

1. BP Kas/BP ……/BP ……/ BP ……../BP Lain-Lain

   Bentuk BP di atas adalah sebagai berikut:

                              Buku Pembantu ……………..           (1)
    Departemen/Lembaga           : (……) ……………..               (2)
    Unit Organisasi              : (……) ……………..               (3)
    Propinsi/Kabupaten/Kota      : (……) ……………..               (4)
    Satuan Kerja                 : (……) ……………..               (5)
    Tgl, No.SP DIPA               : ……., ……………….              (6)
    Tahun Anggaran                : ………….                     (7)
    KPPN                          : (……) ……………..              (8)

    Tanggal        Nomor             Uraian      Debet              Kredit    Saldo
                    Bukti
         (1)         (2)               (3)           (4)             (5)       (6)




   Petunjuk pengisian
   (1) diisi jenis BP berkenaan
   (2) diisi kode dan nama Departemen
   (3) diisi kode dan nama Unit Organisasi
   (4) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota
   (5) diisi kode dan nama Satuan Kerja
   (6) diisi tanggal dan nomor SP DIPA
   (7) diisi tahun anggaran
   (8) diisi kode dan nama KPPN

   Pengisian kolom (1) sampai dengan (6) mengikuti petunjuk pengisian bagian 2
   BKU




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                   11
BAB III BENDAHARA PENERIMAAN




2. Buku Pengawasan Anggaran
      Bentuk Buku Pengawasan Anggaran Bendahara Penerimaan sebagai berikut:
                      BUKU PENGAWASAN ANGGARAN PENDAPATAN
Departemen/Lembaga              :   (……) …………….. (1)            Fungsi              :     ……….   (8)
Unit Organisasi                 :   (……) …………….. (2)            Sub Fungsi          :     ……….   (9)
Propinsi/Kabupaten/Kota         :   (……) …………….. (3)            Program             :     ……….   (10)
Satuan Kerja                    :   (……) …………….. (4)            Kegiatan            :     ……….   (11)
Tgl, No.SP DIPA                 :   ……., ……………… (5)             Sub Kegiatan        :     ……….   (12)
Tahun Anggaran                  :   …………. …………. (6)
KPPN                            :   (……) …………….. (7)

                                    MA     MA     MA     MA     MA     MA          Posisi Penerimaan
       No.             Pene-
Tgl          Uraian                                                                Bukti      Sudah di-
       Bkt            rimaan        (13)   (14)   (15)   (16)   (17)   (18)
                                                                                penerimaan     setorkan
             PAGU                   (19)   (20)   (21)   (22)   (23)   (24)
(1)    (2)    (3)         (4)        (5)    (6)    (7)    (8)    (9)   (10)        (11)          (12)




      Petunjuk pengisian:
      (1) diisi kode dan nama Departemen
      (2) diisi kode dan nama Unit Organisasi
      (3) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota
      (4) diisi kode dan nama Satuan Kerja
      (5) diisi tanggal dan nomor SP DIPA
      (6) diisi tahun anggaran
      (7) diisi kode dan nama KPPN
      (8) diisi fungsi berkenaan
      (9) diisi kode sub fungsi berkenaan
      (10) diisi kode program berkenaan
      (11) diisi kode kegiatan berkenaan
      (12) diisi kode sub kegiatan berkenaan
      (13) s/d (18) diisi MA berkenaan
      (14) s/d (24) diisi pagu MA terkait
      Kolom (1) diisi tanggal, bulan dan tahun transaksi terjadi
      Kolom (2) diisi nomor bukti dokumen sumber
      Kolom (3) diisi uraian dari transaksi penerimaan yang dilakukan
      Kolom (4) diisi jumlah penerimaan yang diterima Bendahara Penerimaan
      Kolom (5) s/d (10) diisi jumlah akumulasi penerimaan sesuai MA terkait
      Kolom (11) diisi jumlah penerimaan yang belum di setorkan ke kas negara
      Kolom (12) diisi jumlah penerimaan yang sudah di setorkan ke kas negara




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                                       12
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




                                         BAB IV
                          BENDAHARA PENGELUARAN


A. BENDAHARA PENGELUARAN YANG TIDAK MEMPUNYAI BPP
1. Pengelolaan Kas UP/TUP

       Pada setiap awal tahun anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP) kepada
Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar (PPSPM). Selanjutnya, atas dasar SPP-UP
tersebut, PPSPM akan menerbitkan SPM-UP dan menyampaikannya kepada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan (KPPN). KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) berdasarkan SPM-UP dimaksud. Dengan telah diterbitkannya SP2D-UP,
maka secara otomatis rekening Bendahara Pengeluaran akan terisi sejumlah nilai
dalam SP2D berkenaan. Uang Persediaan (UP) merupakan uang muka kerja yang
akan digunakan oleh KPA untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan
operasional kantor sehari-hari.

       Apabila UP yang ada diperkirakan tidak mencukupi untuk membiayai kegiatan
yang telah direncanakan dalam bulan berkenaan, maka KPA dapat mengajukan SPP
Tambahan Uang Persediaan (SPP-TUP), setelah memperoleh ijin prinsip sesuai
ketentuan yang berlaku dengan dilengkapi rincian rencana kebutuhan dana untuk
kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut. Seperti proses dalam pengajauan UP,
maka rekening Bendahara Pengeluaran akan bertambah sejumlah nilai yang tertuang
dalam SP2D atas SPM-TUP tersebut.

       Dana UP/TUP yang ada dalam pengelolaan Bendahara Pengeluaran harus
ditatausahakan, dicatat dan dibukukan dengan baik dan tertib. Pelaksanaan
pembayaran dengan UP/TUP hanya dapat dilaksanakan apabila ada perintah dari
PA/KPA. Sebelum melakukan pembayaran, Bendahara Pengeluaran:
a. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diajukan oleh PA/Kuasa PA,
   meliputi kuitansi/tanda terima, faktur pajak, dan lain-lain dokumen yang menjadi
   dasar hak tagih;

b. Menguji    kebenaran    perhitungan   tagihan   yang   tercantum   dalam   perintah
   pembayaran, termasuk perhitungan pajak dan perhitungan atas kewajiban lainnya
   yang berdasarkan ketentuan dibebankan kepada pihak ketiga; dan

c. Menguji ketersediaan dana, meliputi pengujian kecukupan pagu/sisa pagu DIPA
   untuk jenis belanja yang dimintakan pembayarannya.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                 13
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




       Bendahara      Pengeluaran       wajib   menolak   perintah   pembayaran    apabila
persyaratan pada huruf a sampai dengan c di atas tidak dipenuhi. Dalam hal semua
syarat-syarat pada huruf a sampai dengan c dipenuhi maka Bendahara Pengeluaran
melakukan pembayaran sesuai dengan besarnya tagihan yang diajukan.

       Atas pembayaran yang dilakukannya, Bendahara Pengeluaran sebagai wajib
pungut wajib memungut pajak-pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan
perundangan yang berlaku.

       Bukti-bukti pembayaran selanjutnya disampaikan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) untuk dikumpulkan dan diajukan penggantian dana persediaannya
(GUP), sehingga uang UP nantinya akan berdaur ulang (revolving). Pada akhir tahun
anggaran, Bendahara Pengeluaran wajib menyetorkan sisa UP/TUP yang berada
dalam pengelolaannya ke kas negara.

2. Pengelolaan Kas Selain UP/TUP

       Disamping      mengelola   uang      persediaan,   Bendahara     Pengeluaran   juga
mengelola uang yang berasal dari SP2D-LS yang ditujukan kepadanya, pajak-pajak
dari potongan pembayaran yang dilakukannya dan sumber penerimaan lainnya yang
menjadi hak negara.

       Potongan pajak-pajak dan penerimaan lainnya tidak dapat digunakan langsung
untuk melakukan pembayaran. Pajak-pajak dan penerimaan lainnya tersebut harus
disetor ke kas negara dengan menggunakan formulir yang telah ditentukan. Surat
Setoran Pajak (SSP) digunakan untuk penyetoran pajak, Surat Setoran Pengembalian
Belanja (SSPB) digunakan untuk penyetoaran pengembalian belanja tahun anggaran
berjalan, dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) digunakan untuk penyetoran
penerimaan lainnya.

       SP2D-LS Bendahara harus dibayarkan oleh Bendahara Pengeluaran kepada
yang berhak menerimanya. Apabila penerima pembayaran tidak menunaikan haknya,
maka atas uang yang tidak diambil tersebut disetorkan ke kas negara dengan
menggunakan formulir SSPB. Pada akhir tahun anggaran, Bendahara Pengeluaran
wajib menyetorkan semua uang yang berada dalam pengelolaannya ke kas Negara.

3. Pembukuan Bendahara Pengeluaran

       Berdasarkan      aktivitasnya,     dokumen     sumber     pembukuan      Bendahara
Pengeluaran, dapat dibedakan dalam 5 (lima) kelompok, yaitu:
a. Aktivitas penerbitan SPM oleh Kuasa PA;
b. Aktivitas pembayaran atas uang yang bersumber dari Uang Persediaan;



MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                      14
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




c. Aktivitas pembayaran atas uang yang bersumber dari SPM-LS yang ditujukan
   kepada bendahara (selanjutnya disebut SPM-LS Bendahara);
d. Aktivitas Lainnya.
       Berikut petunjuk pembukuan dokumen sumber pembukuan Bendahara
Pengeluaran, dalam Buku Kas Umum dan Buku-buku Pembantu berdasarkan
kelompok aktivitas tersebut di atas.

3.a. Aktivitas Penerbitan SPM oleh Kuasa Pengguna Anggaran
     1) Pagu DIPA yang telah mendapat pengesahan, merupakan Pagu Anggaran
         tertinggi yang disediakan untuk satuan kerja, dibukukan di sisi debet dan
         kredit (in-out) pada Buku Kas Umum dan dicatat sesuai MAK berkenaan pada
         Buku Pengawasan Anggaran Belanja.

     2) SPM-LS kepada pihak ketiga/rekanan yang dinyatakan sah adalah realisasi
         belanja yang dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan mengurangi/
         membebani Pagu Anggaran yang disediakan dalam DIPA. Pelaksanaan
         pembayaran atas SPM jenis ini, dilakukan langsung dari kas negara kepada
         pihak ketiga/rekanan. Dibukukan sebesar nilai bruto di sisi debet dan sisi
         kredit (in-out) pada Buku Kas Umum dan dicatat sebagai pengurang pagu
         pada kolom mata anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran
         Belanja.

     3) Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) yang dinyatakan sah
         merupakan dokumen sumber yang berfungsi sebagai bukti penyediaan Uang
         Persediaan dari KPPN kepada Kuasa PA melalui Bendahara Pengeluaran.
         Dibukukan:

         a)   Sebesar nilai bruto di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu
              Kas, dan Buku Pembantu Uang Persediaan;
         b)   Sebesar nilai potongan (jika ada) di sisi kredit pada Buku Kas Umum,
              Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Uang Persediaan.

     4) Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TUP) yang
         dinyatakan sah merupakan dokumen sumber yang berfungsi sebagai bukti
         penyediaan tambahan Uang Persediaan dari KPPN kepada Kuasa PA melalui
         Bendahara Pengeluaran. Dibukukan sebesar nilai bruto di sisi debet pada
         Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Uang
         Persediaan.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA               15
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




    5) Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GUP) yang
        dinyatakan sah merupakan dokumen sumber yang berfungsi sebagai sarana
        pengisian kembali/revolving Uang Persediaan. Dibukukan:

        a) sebesar nilai bruto di sisi Debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu
             Kas, Buku Pembantu Uang Persediaan, dan dibukukan sebagai
             pengesahan pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja;

        b) sebesar nilai potongan (jika ada) dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas
             Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Uang Persediaan.

        Sebagai catatan: potongan pada SPM-GUP terjadi apabila sisa Pagu
        Anggaran yang tersedia pada DIPA terbatas, sehingga tidak memungkinkan
        pemberian/revolving uang persediaan sepenuhnya. Dalam hal ini, maksimal
        pemberian uang persediaan sebesar sisa Pagu Anggaran dalam DIPA,
        terhadap selisihnya (nilai bruto SPM-GUP dikurangi sisa pagu) dinyatakan
        sebagai setoran/potongan atas Uang Persediaan terdahulu.

    6) SPM-GUP Nihil yang dinyatakan sah merupakan dokumen sumber sebagai
        bukti pengesahan belanja yang menggunakan Uang Persediaan/Tambahan
        Uang Persediaan. Dibukukan sebesar nilai bruto di sisi debet dan sisi kredit
        (in-out) pada Buku Kas Umum, dan dibukukan sebagai pengesahan pada
        Buku Pengawasan Anggaran Belanja.

    7) SPM-LS Bendahara yang dinyatakan sah, adalah realisasi belanja yang
        dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan mengurangi/ membebani
        Pagu Anggaran yang disediakan dalam DIPA. Pelaksanaan pembayaran atas
        SPM jenis ini, dilakukan dari Kas negara kepada pegawai/pihak ketiga melalui
        Bendahara Pengeluaran. Dibukukan:

        a)   sebesar nilai bruto di sisi Debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu
             Kas, Buku Pembantu LS-Bendahara, dan dicatat sebagai pengurang
             pagu pada kolom mata anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan
             Anggaran Belanja;
        b)   sebesar nilai potongan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum dan di sisi
             Kredit pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu LS-Bendahara.

3.b. Aktivitas Pembayaran atas Uang yang Bersumber dari Uang Persediaan.
     1) Pembayaran atas uang persediaan dilakukan setelah kewajiban pihak
        terbayar/pihak ketiga dilaksanakan. Selanjutnya bendahara wajib meminta
        kuitansi/bukti pembayaran sebesar nilai bruto dan faktur pajak (bila
        disyaratkan) serta mengembalikan faktur pajak yang telah disahkan oleh



MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA               16
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




        bendahara kepada pihak terbayar/pihak ketiga. Kuitansi/bukti pembayaran
        dan faktur pajak/bukti pungutan pajak dibukukan:

        a)   sebesar nilai bruto kuitansi/bukti pembayaran di sisi Kredit pada Buku
             Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Uang Persediaan, dan
             dicatat sebagai pengurang pagu pada kolom mata anggaran berkenaan
             pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja.

        b)   sebesar nilai faktur pajak/bukti pungutan pajak di sisi Debet pada Buku
             Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak.

     2) Setoran atas sisa uang persediaan ke Kas negara dilakukan oleh Bendahara
        Pengeluaran pada akhir kegiatan atau akhir tahun anggaran dengan
        menggunakan SSBP. Sedangkan setoran atas pungutan pajak dilakukan
        segera setelah dilakukan pungutan/potongan dengan menggunakan SSP.
        SSBP dan SSP dibukukan:

        a)   SSBP yang dinyatakan sah dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas
             Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Uang Persediaan.

        b)   SSP yang dinyatakan sah dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum,
             Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak.

3.c. Aktivitas Pembayaran atas Uang yang Bersumber dari SPM-LS Bendahara.
    1) Pada dasarnya dengan SPM-LS Bendahara pemotongan kepada pihak
        terbayar telah dilakukan pada saat penerbitan SPM dimaksud. Oleh karena
        itu, pelaksanaan pembayaran dilakukan atas nilai netto berdasarkan daftar
        yang sudah dibuat. Demikian juga penyetoran atas sisa SPM-LS Bendahara
        ke Kas negara dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran dengan menggunakan
        SSPB sebesar nilai netto, hal mana terjadi apabila setelah waktu tertentu
        pihak yang dituju tidak mengambil uang dimaksud. Pembukuan atas bukti
        pembayaran dan SSPB dilakukan sebagai berikut:

        a)   Sebesar tanda terima/bukti pembayaran dibukukan di sisi Kredit pada
             Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu LS-
             Bendahara.

        b)   SSPB yang dinyatakan sah dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas
             Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu LS-Bendahara.

    2) Dalam hal SPM-LS Bendahara tidak mencakup pemotongan pajak pihak
        terbayar, bendahara wajib melakukan pemotongan pajak dimaksud pada saat
        pelaksanaan pembayaran. Pembukuan dilakukan sebagai berikut:



MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                  17
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




          a)    Sebesar tanda terima/bukti pembayaran (bruto) dibukukan di sisi kredit
                pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu LS-
                Bendahara.

          b)    Sebesar nilai faktur pajak/SSP dibukukan di sisi debet pada Buku Kas
                Umum, di sisi debet pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu
                Pajak.

          c)    SSP yang dinyatakan sah dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum,
                Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak.

3.d. Aktivitas Lainnya.
               Pada dasarnya bendahara wajib membukukan dan mempertanggung-
     jawabkan seluruh uang yang diterimanya. Selanjutnya untuk menampung
     kemungkinan adanya penerimaan bendahara di luar aktivitas tersebut di atas,
     pembukuan dilakukan sebagai berikut:

     1.         Bukti penerimaan lainnya dibukukan di sisi Debet pada Buku Kas Umum,
          Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain.

     2.         SSBP yang dinyatakan sah, yang merupakan setoran atas penerimaan
          lain-lain, dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas,
          dan Buku Pembantu Lain-lain.


B. BENDAHARA PENGELUARAN YANG MEMPUNYAI BPP.

      Pembukuan Bendahara Pengeluaran yang mempunyai BPP pada dasarnya
tidak berbeda dengan pembukuan Bendahara Pengeluaran yang tidak mempunyai
BPP. Untuk Bendahara Pengeluaran yang mempunyai BPP ditambah dengan
pembukuan sebagai berikut:

1. Penyaluran Dana dari Bendahara Pengeluaran Kepada BPP.

      Sehubungan dengan fungsi BPP selaku pembantu Bendahara Pengeluaran,
   maka penyaluran dana kepada BPP (baik yang bersumber dari UP maupun SPM-
   LS Bendahara) pada dasarnya belum merupakan belanja/pengeluaran kas bagi
   Bendahara Pengeluaran. Dengan demikian, kas pada BPP masih merupakan uang
   yang harus dipertanggungjawabkan oleh Bendahara Pengeluaran. Pembukuannya
   adalah sebagai berikut:

   a. Sebesar tanda terima/bukti transfer kepada BPP di sisi debet dan sisi kredit
      pada Buku Kas Umum, di sisi kredit pada Buku Pembantu Kas dan di sisi debet
      pada Buku Pembantu BPP.



MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                 18
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




   b. Pengembalian sisa Uang Persediaan dari BPP ke Bendahara Pengeluaran
      dibukukan melalui LPJ-BPP, dibukukan di sisi debet dan sisi kredit pada buku
      kas umum, disisi debet pada buku pembantu kas dan sisi kredit pada buku
      pembantu BPP.

2. LPJ-BPP sebagai dokumen sumber.

      Berdasarkan ketentuan, bendahara wajib melakukan pembukuan atas dasar
   transaksi dan mempertanggungjawabkannya. Oleh karena itu selaku bendahara,
   BPP    melakukan     pembukuan     atas     transaksi   yang    dilakukannya    dan
   mempertanggungjawabkannya kepada Bendahara Pengeluaran dalam bentuk LPJ-
   BPP. Selanjutnya dalam kaitan penyaluran dana kepada BPP, LPJ-BPP menjadi
   dokumen     sumber    pembukuan      bagi    Bendahara      Pengeluaran.    Adapun
   pembukuannya sebagai berikut:

   a. Dana UP.
      1) Belanja yang dilakukan oleh BPP atas Uang Persediaan, sebesar jumlah
          nilai pengurangan menurut MA dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas
          Umum, Buku Pembantu BPP, Buku Pembantu UP, dan dicatat sebagai
          pengurangan pagu dalam kolom mata anggaran berkenaan pada Buku
          Pengawasan Anggaran Belanja.

      2) Transfer ke Bendahara Pengeluaran (pengembalian sisa Uang Persediaan
          dari BPP ke Bendahara Pengeluaran) sebesar jumlah pengurangan/transfer
          dibukukan di sisi debet dan sisi kredit (in-out) pada Buku Kas Umum, di sisi
          debet pada Buku Pembantu Kas dan di sisi kredit pada Buku Pembantu
          BPP.

   b. Dana LS-Bendahara.
      1) Pembayaran (yang dilakukan oleh BPP) atas dana yang bersumber dari
          SPM-LS Bendahara, sebesar jumlah pengurangan/pembayaran dibukukan
          di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku
          Pembantu LS-Bendahara.

      2) Setoran ke Kas Negara (yang dilakukan oleh BPP) atas sisa dana yang
          bersumber dari SPM-LS Bendahara, sebesar jumlah pengurangan/setoran
          dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu BPP, dan
          Buku Pembantu LS-Bendahara.

   c. Dana Pajak.

      Pungutan pajak atas belanja/pembayaran yang dilakukan oleh BPP dibukukan:



MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                  19
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




      1) Sebesar jumlah penambahan dibukukan di sisi debet pada Buku Kas
          Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu Pajak.

      2) Sebesar jumlah pengurangan dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas
          Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu Pajak.

   d. Dana Lain-lain.

      1) Sebesar jumlah penambahan dibukukan di sisi debet pada Buku Kas
          Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu Lain-lain.

      2) Sebesar jumlah pengurangan dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas
          Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu Lain-lain.

   Catatan:

   Bukti-bukti pengeluran dan bukti-bukti setor disampaikan kepada Pejabat Penerbit
   SPM sebagai bahan penguji atas SPP yang diajukan oleh Pejabat Pembuat
   Komitmen.

   Sebelum melakukan pembukuan atas LPJ-BPP, Bendahara Pengeluaran wajib
   menguji kebenaran LPJ-BPP terkait dengan penyaluran dana dari Bendahara
   Pengeluaran kepada BPP dan pengembalian sisa Uang Persediaan dari BPP
   kepada Bendahara Pengeluaran. Dalam hal terjadi perbedaan Bendahara
   Pengeluaran wajib melakukan konfirmasi kepada BPP (Pengujian kebenaran di sini
   dimaksudkan hanya terhadap kebenaran pembebanan dan ketersediaan dananya
   pada mata anggaran pengeluaran, bukan atas bukti-bukti kuitansi).




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA               20
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




3. Contoh Format Pembukuan Bendahara Pengeluaran
a. Buku Kas Umum (BKU)
   Bagian 1: Halaman Muka BKU, berbentuk sebagai berikut:

                               BUKU KAS UMUM
Departemen/Lembaga            : (……) ……………..                      (1)
Unit Organisasi               : (……) ……………..                      (2)
Propinsi/Kabupaten/Kota       : (……) ……………..                      (3)
Satuan Kerja                  : (……) ……………..                      (4)
Tgl, No.SP DIPA               : ……., ……………….                      (5)
Revisi ke               1.    : ……., ……………….                      (6)
                        2.    : ……., ……………….
                        3.    : ……., ……………….
                        …     : ……., ……………….
Tahun Anggaran                 ………….                         (7)
KPPN                          : (……) ……………..                 (8)
                                                     …………, ……………… (9)
Mengetahui
Kuasa Pengguna Anggaran                              Bendahara Pengeluaran


(10)                                                 (11)
………………….                                             ………………………
NIP.                                                 NIP.

   Petunjuk pengisian:
   (1) diisi kode dan nama Departemen
   (2) diisi kode dan nama Unit Organisasi
   (3) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota
   (4) diisi kode dan nama Satuan Kerja
   (5) diisi tanggal dan nomor SP DIPA
   (6) diisi tanggal dan nomor revisi DIPA
   (7) diisi tahun anggaran
   (8) diisi kode dan nama KPPN
   (9) diisi tempat dan tanggal BKU ditandatangani
   (10) diisi nama dan NIP Kuasa PA yang ditunjuk
   (11) diisi nama dan NIP bendahara pengeluaran yang ditunjuk




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA              21
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




   Bagian 2: Halaman isi BKU, berbentuk sebagai berikut:

Tanggal   No. Bukti      Uraian          Debet          Kredit       Saldo
   (1)       (2)           (3)               (4)           (5)         (6)




   Petunjuk pengisian:
   Kolom 1   : diisi tanggal pembukuan (format: bulan-tanggal)
   Kolom 2   : diisi nomor bukti bendahara
   Kolom 3   : diisi uraian dari transaksi penerimaan/pengeluaran
   Kolom 4   : diisi jumlah penerimaan yang tercantum dalam dokumen sumber
   Kolom 5   : diisi jumlah pengeluaran yang tercantum dalam dokumen sumber
   Kolom 6   : diisi jumlah saldo setelah ditambah/dikurangi jumlah penerimaan/
              pengeluaran yang tercantum dalam dokumen sumber.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA               22
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




   Bagian 3: Halaman Catatan BKU (untuk catatan pemeriksaan kas)

         BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS DAN REKONSILIASI

Pada hari ini,……. tanggal………..bulan……….tahun………. kami selaku Kuasa Pengguna
Anggaran telah melakukan pemeriksaan kas dengan posisi saldo BKU sebesar Rp……… dan
Nomor Bukti terakhir No. ………….
Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut:
I   Hasil pemeriksaan pembukuan Bendahara
    A Kas Bendahara (yang belum dipertanggungjawabkan Bendahara)
       1. Saldo BP Kas (tunai dan bank)           Rp    ……….
       2. Saldo BP BPP                            Rp    ……….
       3. Jumlah (A.1+A.2)                                     Rp ……….
    B Kas tersebut pada huruf A, terdiri dari
       1. Saldo BP UP                             Rp    ……….
       2. Saldo BP LS-Bendahara                   Rp    ……….
       3. Saldo BP Pajak                          Rp    ……….
       4. Saldo BP Lain-lain                      Rp    ……….
       5. Jumlah (B.1+B.2+B.3+B.4)                             Rp ……….
    C Selisih Pembukuan (A.3-B.5)                                          Rp …….
II Hasil Pemeriksaan kas
    A Kas yang dikuasai Bendahara
       1 Uang tunai di brankas Bendahara Rp             ……….
       2 Uang di rekening bank Bendahara Rp             ……….
       3 Jumlah kas pada Bendahara (A.1+A.2)                   Rp ……….
    B Selisih antara saldo buku dengan kas (I.A.1-II.A.3)                  Rp …….
III Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAKPA)
    A Pembukuan UP menurut Bendahara
       1 Saldo UP                               Rp      ……….
       2 Kuitansi UP yang belum disahkan        Rp      ……….
       3 Jumlah UP dan kuitansi UP (A1+A2)                     Rp ……….
    B Pembukuan UP menurut UAKPA                               Rp ……….
    C Selisih UP pembukuan Bendahara dengan UAKPA (A3 – B)                 Rp …….
IV Penjelasan atas selisih

    1 Selisih Kas (IIB)
      …………………………………………………………………………………………
    2 Selisih UP (IIIC)
      …………………………………………………………………………………………

       Yang diperiksa
       Bendahara Pengeluaran                               Kuasa Pengguna
                                                           Anggaran


       Nama:                                               Nama:
       NIP.                                                NIP.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                  23
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




b. Buku Pembantu (BP)
   1) BP Kas/BP Uang Persediaan (UP)/BP LS Bendahara/ BP Bendahara
      Pengeluaran Pembantu (BPP)/BP Lain-Lain.
         Bentuk BP di atas adalah sebagai berikut:

                          Buku Pembantu …………….. (1)

Departemen/Lembaga           :   (……) ……………..              (2)
Unit Organisasi              :   (……) ……………..              (3)
Propinsi/Kabupaten/Kota      :   (……) ……………..              (4)
Satuan Kerja                 :   (……) ……………..              (5)
Tgl, No.SP DIPA              :   ……., ……………….              (6)
Tahun Anggaran               :   ………….                     (7)
KPPN                         :   (……) ……………..              (8)

Tanggal        Nomor             Uraian     Debet         Kredit       Saldo
                Bukti
  (1)            (2)               (3)         (4)         (5)           (6)




        Petunjuk pengisian
        (1) diisi jenis BP berkenaan
        (2) diisi kode dan nama departemen
        (3) diisi kode dan nama unit organisasi
        (4) diisi kode dan nama propinsi/kabupaten/kota
        (5) diisi kode dan nama satuan kerja
        (6) diisi tanggal dan nomor SP DIPA
        (7) diisi tahun anggaran
        (8) diisi kode dan nama KPPN

        Pengisian kolom (1) sampai dengan (6) mengikuti petunjuk pengisian bagian 2
        BKU.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                   24
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




      2) Buku Pembantu Pajak (BP Pajak)
          Bentuk BP Pajak adalah sebagai berikut:

                            BUKU PEMBANTU PAJAK
Departemen/Lembaga           :   (……) ……………..                     (1)
Unit Organisasi              :   (……) ……………..                     (2)
Propinsi/Kabupaten/Kota      :   (……) ……………..                     (3)
Satuan Kerja                 :   (……) ……………..                     (4)
Tgl, No.SP DIPA              :   ……., ……………….                     (5)
Tahun Anggaran               :   ………….                            (6)
KPPN                         :   (……) ……………..                     (7)

                                      Penerimaan (Debet)
        No.                                                       Pengeluaran
Tgl             Uraian              PPh     PPh     PPh                         Saldo
       bukti                  PPN                           ………     (Kredit)
                                    Ps 21   Ps 22   Ps 23
(1)    (2)        (3)         (4)    (5)     (6)     (7)    (8)         (9)     (10)




          Petunjuk pengisian:
          (1) diisi kode dan nama Departemen
          (2) diisi kode dan nama Unit Organisasi
          (3) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota
          (4) diisi kode dan nama Satuan Kerja
          (5) diisi tanggal dan nomor SP DIPA
          (6) diisi tahun anggaran
          (7) diisi kode dan nama KPPN
          Kolom (1)      :diisi tanggal, bulan dan tahun transaksi terjadi
          Kolom (2)      : diisi nomor bukti bendahara
          Kolom (3)      : diisi uraian dari transaksi penerimaan atau pengeluaran
          Kolom (4)      : diisi jumlah pungutan PPN yang diterima
          Kolom (5)      : diisi jumlah pungutan PPh Ps 21 diterima
          Kolom (6)      : diisi jumlah pungutan PPh Ps 22 diterima
          Kolom (7)      : diisi jumlah pungutan PPh Ps 23 diterima
          Kolom (8)      : diisi jumlah pungutan pajak lainnya (jika ada) termasuk
                           penerimaan pajak yang diterima dari BPP yang dilaporkan dalam
                           LPJ-BPP
          Kolom (9)      : diisi jumlah pajak yang telah disetorkan ke kas negara
          Kolom (10) : diisi jumlah saldo setelah ditambah penerimaan pajak atau
                       dikurangi jumlah setoran pajak yang tercantum dalam dokumen
                       sumber.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                         25
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




3) Buku Pengawasan Anggaran.
   Bentuk Buku Pengawasan Anggaran Bendahara Pengeluaran sebagai berikut:
                                                               BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA

    Departemen/Lembaga              :   (……) …………….. (1)                       Fungsi           :    ……….     (8)
    Unit Organisasi                 :   (……) …………….. (2)                       Sub Fungsi       :    ……….     (9)
    Propinsi/Kabupaten/Kota         :   (……) …………….. (3)                       Program          :    ……….     (10)
    Satuan Kerja                    :   (……) …………….. (4)                       Kegiatan         :    ……….     (11)
    Tgl, No.SP DIPA                 :   ……., ……………….             (5)           Sub Kegiatan     :    ……….     (12)
    Tahun Anggaran                 :    ………….                    (6)
    KPPN                           :    (……) ……………. (7)

                                                                       Cara bayar         Kel. MA      MA            MA     MA     MA                   Posisi UP
              No.
     Tgl                      Uraian          Nilai Transisi                                                                                     Bukti          Sudah di
              Bkt                                                UP                 LS        (13)     (14)          (15)   (16)   (17)
                                                                                                                                              pengeluaran        sahkan
                              PAGU                                                            (18)     (19)          (20)   (21)   (22)
     (1)       (2)             (3)                 (4)           (5)                (6)        (7)      (8)           (9)   (10)   (11)          (12)             (13)




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                                                                                                        26
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




Petunjuk pengisian:
(1)    diisi kode dan nama Departemen
(2)    diisi kode dan nama Unit Organisasi
(3)    diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota
(4)    diisi kode dan nama Satuan Kerja
(5)    diisi tanggal dan nomor SP DIPA
(6)    diisi tahun anggaran
(7)    diisi kode dan nama KPPN
(8)    diisi fungsi berkenaan
(9)    diisi kode sub fungsi berkenaan
(10)   diisi kode program berkenaan
(11)   diisi kode kegiatan berkenaan
(12)   diisi kode sub kegiatan berkenaan
(13)   diisi kode kelompok MA berkenaan
(14)   s/d (17) diisi kode MA terkait
(18)   diisi pagu kelompok MA berkenaan
(19)   s/d (22) diisi pagu MA terkait

Kolom (1) : diisi tanggal, bulan dan tahun transaksi terjadi
Kolom (2) : diisi nomor bukti bendahara
Kolom (3) : diisi uraian dari transaksi pengeluaran yang dilakukan
Kolom (4) : diisi jumlah nominal transaksi
Kolom (5) : diisi akumulasi jumlah pembayaran melalui mekanisme UP
Kolom (6) : diisi akumulasi jumlah pembayaran melalui mekanisme LS
Kolom (7) : diisi sisa pagu kelompok MA berkenaan
Kolom (8) s/d (11) : diisi sisa pagu MA terkait
Kolom (12) : diisi jumlah pembayaran yang belum di GU kan
Kolom (13) : diisi jumlah pembayaran yang sudah di GU kan




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                  27
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




C. BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU (BPP).

1. Pengelolaan Kas UP/TUP.
        UP/TUP yang dikelola BPP berasal dari Bendahara Pengeluaran. Bendahara
Pengeluaran mentransfer sejumlah UP/TUP kepada BPP untuk membiayai kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan oleh BPP. UP/TUP BPP merupakan uang muka kerja
yang akan digunakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dimana BPP berada
(PPK-BPP) untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan
oleh PPK-BPP.

        Dana UP/TUP yang ada dalam pengelolaan BPP harus ditatausahakan, dicatat
dan dibukukan dengan baik dan tertib. Pelaksanaan pembayaran dengan UP/TUP
hanya dapat dilaksanakan apabila ada perintah dari PPK-BPP. Sebelum melakukan
pembayaran, BPP:
a. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diajukan oleh PA/Kuasa PA,
     meliputi kuitansi/tanda-terima, faktur pajak, dan lain-lain dokumen yang menjadi
     dasar hak tagih;

b. Menguji     kebenaran   perhitungan   tagihan   yang   tercantum   dalam   perintah
     pembayaran, termasuk perhitungan pajak dan perhitungan atas kewajiban lainnya
     yang berdasarkan ketentuan dibebankan kepada pihak ketiga; dan

c. Menguji ketersediaan dana, meliputi pengujian kecukupan pagu untuk jenis belanja
     yang dimintakan pembayarannya.

        BPP wajib menolak perintah pembayaran apabila persyaratan pada huruf a
sampai dengan c di atas tidak dipenuhi. Dalam hal semua syarat-syarat pada huruf a
sampai dengan c dipenuhi, maka BPP melakukan pembayaran sesuai dengan
besarnya tagihan yang diajukan.

        Atas pembayaran yang dilakukannya, BPP sebagai wajib pungut wajib
memungut pajak-pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perundangan yang
berlaku.

        Bukti-bukti pembayaran selanjutnya disampaikan kepada PPK-BPP untuk
dikumpulkan dan diajukan penggantian dana persediannya (GUP) melalui PPK. Pada
akhir kegiatan/tahun anggaran, BPP wajib menyetorkan sisa UP/TUP yang berada
dalam pengelolaannya kepada Bendahara Pengeluaran.

2.    Pengelolaan Kas Selain UP/TUP.
        Disamping mengelola uang persediaan, BPP juga mengelola uang yang
berasal dari SP2D-LS yang ditujukan kepada Bendahara Pengeluaran namun



MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                 28
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




diteruskan kepadanya, pajak-pajak dari potongan pembayaran yang dilakukannya dan
sumber penerimaan lainnya yang menjadi hak negara.

        Atas potongan pajak-pajak dan penerimaan lainnya tidak dapat digunakan
langsung untuk melakukan pembayaran. Pajak-pajak dan penerimaannya lainnya
tersebut harus disetor ke kas negara dengan menggunakan formulir yang telah
ditentukan. Surat Setoran Pajak (SSP) digunakan untuk penyetoran pajak, Surat
Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) digunakan untuk penyetoaran pengembalian
belanja tahun anggaran berjalan, dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) digunakan
untuk penyetoran penerimaan lainnya.

        SP2D-LS Bendahara yang diteruskan kepada BPP harus dibayarkan oleh BPP
kepada yang berhak menerimanya. Apabila penerima pembayaran tidak menunaikan
haknya, maka atas uang yang tidak diambil tersebut disetorkan ke kas negara dengan
menggunakan formulir SSPB. Pada akhir tahun anggaran, BPP wajib menyetorkan
semua uang yang berada dalam pengelolaannya ke kas Negara (kecuali sisa UP yang
harus disetorkan ke Bendahara Pengeluaran).

3.    Pembukuan BPP.
        Sehubungan dengan fungsi BPP selaku pembantu Bendahara Pengeluaran,
BPP akan menerima sejumlah dana dari Bendahara Pengeluaran guna dibayarkan
kepada yang berhak. Selaku bendahara, BPP dalam melakukan pembayaran wajib
melakukan pengujian dan wajib melakukan pungutan baik pajak maupun non pajak
termasuk jasa giro.
a. Penerimaan dana dari Bendahara Pengeluaran.
            Penyaluran dana dari Bendahara Pengeluaran kepada BPP dapat
     bersumber dari Uang Persediaan dan dapat bersumber dari SPM-LS Bendahara.
     Dalam hal setelah pelaksanaan pembayaran terdapat sisa atas dana dimaksud,
     terhadap sisa dana UP dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran sedangkan
     terhadap sisa dana SPM-LS Bendahara disetor ke Kas Negara dengan
     menggunakan SSBP. Pembukuan yang dilakukan oleh BPP adalah sebagai
     berikut:
     1) Tanda terima/bukti transfer dari Bendahara Pengeluaran, dibukukan di sisi
        debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu UP
        dan/atau Buku Pembantu LS-Bendahara. Khusus untuk UP dicatat sebagai
        pagu dalam kolom mata anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan
        Anggaran UP sesuai rencana penggunaan.
     2) Pengembalian sisa UP kepada Bendahara Pengeluaran, dibukukan di sisi kredit
        pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan dan Buku Pembantu UP.



MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA               29
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




   3) Setoran sisa dana SPM-LS Bendahara ke Kas Negara, dibukukan di sisi kredit
      pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu LS
      Bendahara.
b. Aktivitas pembayaran atas uang yang bersumber dari Uang Persediaan.
   1) Pembayaran atas uang persediaan dilakukan setelah dikurangi kewajiban
       pihak terbayar/pihak ketiga. Selanjutnya BPP wajib meminta kuitansi/bukti
       pembayaran sebesar nilai bruto dan faktur pajak serta mengembalikan faktur
       pajak yang telah disahkan oleh BPP kepada pihak terbayar/pihak ketiga
       sebesar kewajibannya. Kuitansi/bukti pembayaran dan faktur pajak dibukukan:

       a) Sebesar nilai bruto kuitansi/bukti pembayaran dibukukan di sisi kredit pada
          Buku Kas Umum dan di sisi kredit pada Buku Pembantu Kas, Buku
          Pembantu Uang Persediaan, dan dicatat sebagai pengurangan pagu dalam
          kolom mata anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran UP.
       b) Sebesar nilai faktur pajak/SSP dibukukan di sisi debet pada Buku Kas
          Umum di sisi debet pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak.

   2) Penyetoran pajak ke Kas Negara.
       SSP yang dinyatakan sah dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku
       Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak

   3) Pengembalian sisa UP kepada Bendahara Pengeluaran.
       Tanda terima/bukti transfer dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum,
       Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu UP.

       catatan: Sebagai wujud pertanggungjawaban kepada PA/Kuasa PA dan
       sekaligus sebagai sarana revolving Uang Persediaan, Pejabat Pembuat
       Komitmen menerbitkan SPP dan menyampaikannya kepada Pejabat Penerbit
       SPM dengan disertai bukti-bukti pengeluaran dan bukti-bukti setor. SPP
       dibukukan di sisi debet dan sisi Kredit (in-out) pada Buku Kas Umum, dan
       dicatat dalam kolom mata anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan
       Anggaran UP.

c. Aktivitas pembayaran atas Uang yang bersumber dari SPM-LS Bendahara.
   1) Pada dasarnya dengan SPM-LS Bendahara pemotongan kepada pihak terbayar
     telah dilakukan pada saat penerbitan SPM dimaksud. Oleh karena itu,
     pelaksanaan pembayaran dilakukan atas nilai netto berdasarkan daftar yang
     sudah dibuat. Demikian juga penyetoran atas sisa SPM-LS Bendahara ke Kas
     negara dilakukan oleh BPP dengan menggunakan SSPB sebesar nilai netto, hal
     mana terjadi apabila setelah waktu tertentu pihak yang dituju tidak mengambil




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                30
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




     uang dimaksud. Pembukuan atas bukti pembayaran dan SSPB dilakukan
     sebagai berikut:

     a) Sebesar tanda terima/bukti pembayaran dibukukan di sisi Kredit pada Buku
         Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu LS-Bendahara.

     b) SSPB yang dinyatakan sah dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum,
         Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu LS-Bendahara.

   2) Dalam hal SPM-LS Bendahara tidak mencakup pemotongan pajak pihak
     terbayar, BPP wajib melakukan pemotongan pajak dimaksud pada saat
     pelaksanaan pembayaran. Pembukuan dilakukan sebagai berikut:
     a) Sebesar tanda terima/bukti pembayaran (bruto) dibukukan di sisi kredit pada
         Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu LS-Bendahara.
     b) Sebesar nilai faktur pajak/SSP dibukukan di sisi debet pada Buku Kas
         Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Pajak.
     c) SSP yang dinyatakan sah dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum,
         Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Pajak.

   3) Setoran sisa dana SPM-LS Bendahara ke Kas Negara
     SSPB yang dinyatakan sah dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku
     Pembantu Kas, dan Buku Pembantu LS-Bendahara.
d. Aktivitas Lainnya.
          Pada dasarnya BPP wajib membukukan dan mempertanggungjawabkan
   seluruh uang yang diterimanya. Selanjutnya untuk menampung kemungkinan
   adanya penerimaan BPP di luar aktivitas tersebut di atas, pembukuan dilakukan
   sebagai berikut:
   1) Bukti penerimaan lainnya dibukukan di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku
       Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain.

   2) SSBP yang dinyatakan sah, yang merupakan setoran atas penerimaan lain-
       lain, dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan
       Buku Pembantu Lain-lain.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA              31
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




4. Contoh Format Pembukuan Bendahara Pengeluaran Pembantu.
a. Buku Kas Umum (BKU)
   Bagian 1: Halaman Muka, berbentuk sebagai berikut:

                                  BUKU KAS UMUM
Departemen/Lembaga            :   (……) ……………..          (1)
Unit Organisasi               :   (……) ……………..          (2)
Propinsi/Kabupaten/Kota       :   (……) ……………..          (3)
Satuan Kerja                  :   (……) ……………..          (4)
Tgl/No SK Pengangkatan
1. BPP                        : ……………………..              (5)
2. Pejabat Pembuat Komitmen   : ……………………..              (6)
Tahun Anggaran                  ……………………..              (7)

                                                       …………, ……………….. (8)
Mengetahui,
Pejabat Pembuat Komitmen                               Bendahara Pengeluaran
                                                       Pembantu


(9)                                                    (10)
………………….                                               ………………………
NIP.                                                   NIP.

   Petunjuk pengisian:
   (1)   diisi kode dan nama Departemen
   (2)   diisi kode dan nama Unit Organisasi
   (3)   diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota
   (4)   diisi kode dan nama Satuan Kerja
   (5)   diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan BPP
   (6)   diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen
   (7)   diisi tahun anggaran
   (8)   diisi tempat dan tanggal BP-BPP ditandatangani
   (9)   diisi nama dan NIP Pejabat Pembuat Komitmen yang ditunjuk
   (10) diisi nama dan NIP Bendahara Pengeluaran Pembantu yang ditunjuk




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                 32
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




   Bagian 2: Halaman isi BKU, berbentuk sebagai berikut:

Tanggal   Nomor Bukti         Uraian           Debet       Kredit      Saldo
  (1)         (2)              (3)              (4)          (5)         (6)




   Petunjuk pengisian:
   Kolom 1    : diisi tanggal pembukuan (format:bulan-tanggal)
   Kolom 2    : diisi nomor bukti dokumen sumber
   Kolom 3    : diisi uraian dari transaksi penerimaan/pengeluaran
   Kolom 4    : diisi jumlah penerimaan yang tercantum dalam dokumen sumber
   Kolom 5    : diisi jumlah pengeluaran yang tercantum dalam dokumen sumber
   Kolom 6    : diisi jumlah saldo setelah ditambah/dikurangi jumlah penerimaan/
               pengeluaran yang tercantum dalam dokumen sumber.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                33
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




      Bagian 3: Halaman catatan BKU (untuk Pemeriksaan Kas BPP), berbentuk
                sebagai berikut:
                           BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS
Pada hari ini,……. tanggal………..bulan……….tahun………. kami selaku Pejabat Pembuat Komitmen
telah melakukan pemeriksaan kas BPP dengan posisi saldo BKU sebesar Rp……… dan Nomor Bukti
terakhir nomor. ………….
Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut:
I    Hasil pemeriksaan pembukuan BPP
     A Saldo Kas (yang belum dipertanggungjawabkan BPP)
          1.   Saldo BP Kas (tunai dan bank)         Rp ……
          2.   Saldo BP UM Perjadin                  Rp ……      (+)
          3.   Jumlah (A.1+A.2)                                 Rp    ……….
     B Saldo Kas tersebut pada huruf A, terdiri dari
          1.   Saldo BP UP                           Rp ……
          2.   Saldo BP LS-Bendahara                 Rp ……
          3.   Saldo BP Pajak                        Rp ……
          4.   Saldo BP Lain-Lain                    Rp ……      (+)
          5.   Jumlah (B.1+B.2+B.3+B.4)                         Rp    ……….
     C Selisih Pembukuan (A.1-B.5)                                          Rp ……..
II   Hasil Pemeriksaan kas
     A Kas yang dikuasai BPP
          1    Uang tunai di brankas                 Rp ……
          2    Uang di rekening bank                 Rp ……      (+)
          3    Jumlah Kas (A.1+A.2)                             Rp    ……….

III   Selisih Kas
      A 1        Saldo BP Kas (I.A.1)             Rp   ……
           2     Jumlah Kas (II.A.3)              Rp   ……     (-)
           3     Selisih Kas (A.1-A.2)                        Rp    ………

IV    Penjelasan atas selisih kas

      1   ………………………………………………………………………………………….
      2   …………………………………………………………………………………………..

          Yang diperiksa,                                    Yang memeriksa,
          Bendahara Pengeluaran Pembantu                     Pejabat Pembuat Komitmen


          Nama………….                                          Nama……………
          NIP …………….                                         NIP ………………




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                         34
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




b. Buku Pembantu (BP)
   1) BP Kas/BP Uang Persediaan (BP UP)/BP LS-Bdh/BP Lain-lain
         Bentuk BP di atas adalah sebagai berikut:

                          Buku Pembantu …………….. (1)

Departemen/Lembaga            :   (……) ……………..                (2)
Unit Organisasi               :   (……) ……………..                (3)
Propinsi/Kabupaten/Kota       :   (……) ……………..                (4)
Satuan Kerja                  :   (……) ……………..                (5)
Tgl/No SK Pengangkatan
1. BPP                        :   ……………..                     (6)
2. Pejabat Pembuat Komitmen   :   ………………                      (7)
Tahun Anggaran                :   ………….                       (8)

Tanggal          Nomor             Uraian            Debet      Kredit      Saldo
                  Bukti
   (1)             (2)                (3)             (4)           (5)      (6)




   Petunjuk pengisian:
   (1) diisi jenis BP berkenaan
   (2) diisi kode dan nama departemen
   (3) diisi kode dan nama unit organisasi
   (4) diisi kode dan nama propinsi/kabupaten/kota
   (5) diisi kode dan nama satuan kerja
   (6) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan BPP
   (7) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen
   (8) diisi tahun anggaran


   Pengisian kolom (1) sampai dengan (6) mengikuti petunjuk pengisian bagian 2
   BKU-BPP



MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                    35
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




    2) Buku Pembantu BPP Pajak (BP BPP Pajak)
          Bentuk BP Pajak adalah sebagai berikut:
                              BUKU PEMBANTU PAJAK

Departemen/Lembaga              :     (……) ……………..                       (1)
Unit Organisasi                 :     (……) ……………..                       (2)
Propinsi/Kabupaten/Kota         :     (……) ……………..                       (3)
Satuan Kerja                    :     (……) ……………..                       (4)
Tgl/No SK Pengangkatan
1. BPP                          : ……………..…………..                          (5)
2. Pejabat Pembuat Komitmen     : ……………..…………..                          (6)
Tahun Anggaran                  : ……………..…………..                          (7)


                                           Penerimaan (Debet)
           Nomor                                                         Pengeluaran
Tanggal              Uraian                                                            Saldo
            bukti                         PPh     PPh     PPh              (Kredit)
                                PPN                               ……
                                          Ps 21   Ps 22   Ps 23
  (1)       (2)       (3)           (4)   (5)     (6)     (7)     (8)          (9)     (10)




          Petunjuk pengisian:
          (1) diisi kode dan nama departemen
          (2) diisi kode dan nama unit organisasi
          (3) diisi kode dan nama propinsi/kabupaten/kota
          (4) diisi kode dan nama satuan kerja
          (5) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan BPP
          (6) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen
          (7) diisi tahun anggaran
          Kolom (1) : diisi tanggal, bulan dan tahun transaksi terjadi
          Kolom (2) : diisi nomor bukti dokumen sumber
          Kolom (3) : diisi uraian dari transaksi penerimaan atau pengeluaran
          Kolom (4) : diisi jumlah pungutan PPN yang diterima
          Kolom (5) : diisi jumlah pungutan PPh Ps 21 diterima
          Kolom (6) : diisi jumlah pungutan PPh Ps 22 diterima
          Kolom (7) : diisi jumlah pungutan PPh Ps 23 diterima
          Kolom (8) : diisi jumlah pungutan pajak lainnya (jika ada)
          Kolom (9) : diisi jumlah pajak yang telah disetorkan ke kas negara
          Kolom (10) : diisi jumlah saldo setelah ditambah penerimaan pajak atau
                        dikurangi jumlah setoran pajak yang tercantum dalam dokumen
                        sumber.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                               36
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




      3) Buku Pengawasan Anggaran BPP.
         Bentuk Buku Pengawasan Anggaran BPP sebagai berikut:

                                                           Buku Pengawasan Anggaran Uang Persediaan
Departemen/Lembaga            :     (……) ……………..    (1)                       Fungsi                   :     ……….   (8)
Unit Organisasi               :     (……) ……………..    (2)                       Subfungsi                :     ……….   (9)
Provinsi/Kabupaten/Kota       :     (……) ……………..    (3)                       Program                  :     ……….   (10)
Satuan Kerja                  :     (……) ……………..    (4)                       Kegiatan                 :     ……….   (11)
Tgl/No SK Pengangkatan                                                        Subkegiatan              :     ……….   (12)
1. BPP                        :     …………….. (5)
2. Pejabat Pembuat Komitmen   :     ……………… (6)
Tahun Anggaran                :     ………….                 (7)


                                                  BKPK          MA     MA       MA          MA        MA                 Posisi UP
       No.                          Nilai
Tgl             Uraian                                                                                             Bukti         Sudah di-SPP
       Bkt                        Transaksi       (13)          (14)   (15)     (16)        (17)      (18)
                                                                                                                pengeluaran          -kan
                PAGU                              (19)          (20)   (21)     (22)        (23)      (24)
 1      2         3                  4              5             6      7        8           9        10             11              12




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                                                                                  37
BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN




   Petunjuk pengisian:
   (1) diisi kode dan nama Departemen
   (2) diisi kode dan nama Unit Organisasi
   (3) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota
   (4) diisi kode dan nama Satuan Kerja
   (5) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan BPP
   (6) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan Pejabat Pengelola Kegiatan
   (7) diisi tahun anggaran
   (8) diisi fungsi berkenaan
   (9) diisi kode sub fungsi berkenaan
   (10) diisi kode program berkenaan
   (11) diisi kode kegiatan berkenaan
   (12) diisi kode sub kegiatan berkenaan
   (13) diisi kode kelompok MA berkenaan
   (14) s/d (18) diisi kode MA berkenaan
   (19) diisi pagu kelompok MA berkenaan
   (20) s/d (24) diisi pagu MA berkenaan
   Kolom (1)    : diisi tanggal, bulan dan tahun transaksi terjadi
   Kolom (2)    : diisi nomor bukti dokumen sumber pengeluaran
   Kolom (3)    : diisi uraian dari transaksi pengeluaran yang dilakukan
   Kolom (4)    : diisi jumlah nominal transaksi
   Kolom (5)    : diisi sisa pagu kelompok MA benrkenaan.
   Kolom (6) s/d (10) diisi sisa pagu MA berkenan
   Kolom (11) : diisi jumlah pembayaran yang belum di LPJ kan
   Kolom (12) : diisi jumlah pembayaran yang sudah di LPJ kan




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                   38
BAB V LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA




                                       BAB V
              LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA


       Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran wajib menyusun laporan
pertanggungjawaban secara bulanan atas uang yang dikelolanya. Bendahara
Pengeluaran Pembantu wajib menyampaikan laporan pertanggungjawabannya kepada
Bendahara Pengeluaran pada setiap awal bulan.
       Laporan pertanggungjawaban bendahara tersebut harus menyajikan informasi
tentang:
a. Keadaan pembukuan pada bulan pelaporan, meliputi saldo awal, penambahan,
   penggunaan/pengurangan, dan saldo akhir dari buku-buku pembantu;
b. Keadaan kas pada akhir bulan pelaporan, meliputi uang tunai di brankas dan saldo
   di rekening bank/pos;
c. Hasil rekonsiliasi internal (antara pembukuan bendahara dengan UAKPA); dan
d. Penjelasan atas selisih (jika ada), antara saldo buku dan saldo kas.

A. TATA CARA PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
       LPJ Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran disusun berdasarkan
buku kas umum, buku-buku pembantu dan buku pengawasan anggaran yang telah
direkonsiliasi dengan UAKPA. Disamping itu juga perlu ditambahkan bahwa LPJ
Bendahara Pengeluaran merupakan gabungan dari satu atau lebih LPJ-BPP dengan
LPJ Bendahara Pengeluaran itu sendiri.

       LPJ BPP juga disusun berdasarkan Buku Kas Umum, Buku-buku Pembantu
dan Buku Pengawasan Anggaran.

B. PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
       LPJ Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran disampaikan kepada:
a. Kepala KPPN yang ditunjuk dalam DIPA satuan kerjanya
b. Menteri/Pimpinan Lembaga masing-masing
c. Badan Pemeriksa Keuangan

       Penyampaian LPJ tersebut dilakukan secara bulanan paling lambat tanggal 10
(sepuluh) hari kerja bulan berikutnya, disertai dengan salinan rekening koran dari
bank/pos bulan berkenaan.

       LPJ BPP dikirimkan kepada Bendahara Pengeluaran induknya paling lambat 5
(lima) hari kerja bulan berikutnya disertai dengan salinan rekening koran dari bank/pos
bulan berkenaan.




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                  39
BAB V LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA




C. BENTUK LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ) BENDAHARA
1. LPJ Bendahara Penerimaan
      Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan, berbentuk sebagai berikut:

                LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN
                                Bulan: ………………… (1)
Departemen/ Lembaga   : (…..) …………… (2)    Tgl, No. SP DIPA : ……………….                                   (7)
Unit Organisasi       : (…..) …………… (3)    Tahun Anggaran   : ……………….                                   (8)
Propinsi/Kab/Kota     : (…..) …………… (4)    KPPN             : (…) ….………                                 (9)
Satuan Kerja          : (…..) …………… (5)
Alamat dan Tlp.       : (…..) …………… (6)
I.    Keadaan Pembukuan bulan pelaporan dengan saldo akhir pada BKU sebesar Rp.
      ……………….…(10) dan Nomor Bukti terakhir Nomor: …………….. (11)
           Jenis Buku Pembantu            Saldo Awal   Penerimaan        Penyetoran        Saldo Akhir
(1)                  (2)                     (3)           (4)                (5)              (6)
 A.    BP Kas                                                                                …………..
       1. BP Kas (tunai dan Bank)          …………..         …………..           …………..            …………..

 B.    Buku Pembantu                                                                         …………..
       1. BP ….                            …………..         …………..           …………..            …………..
       2. BP …..                           …………..         …………..           …………..            …………..
       3. BP Lain-lain                     …………..         …………..           …………..            …………..
II.   Keadaan kas pada akhir bulan pelaporan

1.    Uang tunai di brankas         Rp.     ………… (12)
2.    Uang di rekening bank         Rp.     ………… (13)      (+)     (terlampir salinan rekening koran)
3.    Jumlah saldo kas                                     Rp.     ………… (14)
III. Hasil rekonsiliasi internal dengan UAKPA
Hasil Rekonsiliasi internal (Bendahara dengan UAKPA)
A Pembukuan menurut Bendahara
      1 Penerimaan yang sudah disetorkan ke kas negara           Rp      ………        (15)
B     Pembukuan menurut UAKPA                                    Rp      ………        (16)
C     Selisih pembukuan Bendahara dengan UAKPA (A1 – B)                             Rp     ……….. (17)
IV. Pembukuan dan fisik kas telah diperiksa oleh KPA dengan hasil sebagai berikut:

1.    Selisih Kas (saldo akhir I.A.1 – II.3)    Rp. ……… (18)       (jelaskan apabila ada selisih)
      Rp
2.    Selisih Pembukuan (III.C)                 Rp. ……… (19)       (jelaskan apabila ada selisih)

                                                                             ……….., …………… (20)
             Mengetahui:                                         Bendahara Penerimaan
             Kuasa Pengguna Anggaran



             Nama:                    (21)                       Nama:              (22)
             NIP:                                                NIP:




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                                      40
BAB V LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA




Petunjuk pengisian:
(1)   diisi bulan dan tahun berkenaan
(2)   diisi kode dan nama Departemen
(3)   diisi kode dan nama Unit Organisasi
(4)   diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota
(5)   diisi kode dan nama Satuan Kerja
(6)   diisi alamat da No telpon satuan kerja
(7)   diisi tanggal dan nomor SP DIPA
(8)   diisi tahun anggaran
(9)   diisi kode dan nama KPPN
(10) diisi jumlah saldo akhir BKU pada bulan pelaporan
(11) diisi nomor bukti terakhir pada BKU
Kolom (3) : diisi saldo awal masing-masing buku yang merupakan saldo bulan lalu
Kolom (4) : diisi jumlah kolom debet yang terjadi di bulan pelaporan pada masing-
             masing buku
Kolom (5) : diisi jumlah kolom kredit yang terjadi di bulan pelaporan pada masing-
             masing buku
Kolom (6) : diisi jumlah saldo akhir (kolom (3) ditambah kolom (4) dikurangi kolom (5)
             masing-masing buku
(12) diisi jumlah uang tunai di brankas bendahara penerimaan pada akhir bulan
      pelaporan
(13) diisi jumlah uang pada rekening bendahara penerimaan di bank pada akhir bulan
      pelaporan
(14) diisi penjumlahan nomor (12) dan (13)
(15) diisi jumlah penerimaan yang sudah disetorkan pada bulan berkenaan
(16) diisi realisasi penerimaan bulan berkenaan menurut UAKPA
(17) diisi selisih antara nomor (15) dan (16)
(18) diisi selisih antara I.A.1 kolom (6) dengan II.3
(19) diisi sama dengan nomor (17)
(20) diisi tempat dan tanggal LPJ ditandatangani
(21) diisi nama dan NIP Kuasa PA
(22) diisi nama dan NIP Bendahara Penerimaan




MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA                 41
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Proposal permohonan bantuan snack
Proposal permohonan bantuan snackProposal permohonan bantuan snack
Proposal permohonan bantuan snackbuditulus75
 
Format laporan-pelaksanaan-tugas-guru
Format laporan-pelaksanaan-tugas-guruFormat laporan-pelaksanaan-tugas-guru
Format laporan-pelaksanaan-tugas-guruuntung widyotomo
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAMahyuni Bjm
 
Contoh surat permohonan obat
Contoh surat permohonan obatContoh surat permohonan obat
Contoh surat permohonan obatEdi Purwanto
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Adi Jauhari
 
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptPELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptMAHMUN SYARIF
 
Proposal takbir keliling
Proposal takbir kelilingProposal takbir keliling
Proposal takbir kelilingHendra Irawan
 
Proposal kegiatan pengajian
Proposal kegiatan pengajianProposal kegiatan pengajian
Proposal kegiatan pengajianMaoellana Rvci
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhMahyuni Bjm
 
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015Joko Riswanto
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDFox Broadcasting
 
Struktur kepengurusan masjid
Struktur  kepengurusan masjidStruktur  kepengurusan masjid
Struktur kepengurusan masjidahmad saukani
 
PROPOSAL RENOVASI MUSHOLA AL-HIKMAH.docx
PROPOSAL RENOVASI MUSHOLA AL-HIKMAH.docxPROPOSAL RENOVASI MUSHOLA AL-HIKMAH.docx
PROPOSAL RENOVASI MUSHOLA AL-HIKMAH.docxBatikMegono
 
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah IILatihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah IIMuhammad Amri
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2DIANA LESTARI
 

Mais procurados (20)

Proposal permohonan bantuan snack
Proposal permohonan bantuan snackProposal permohonan bantuan snack
Proposal permohonan bantuan snack
 
Format laporan-pelaksanaan-tugas-guru
Format laporan-pelaksanaan-tugas-guruFormat laporan-pelaksanaan-tugas-guru
Format laporan-pelaksanaan-tugas-guru
 
4. tabel program kerja
4. tabel program kerja4. tabel program kerja
4. tabel program kerja
 
Akuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDAAkuntansi Pendapatan PEMDA
Akuntansi Pendapatan PEMDA
 
Contoh surat permohonan obat
Contoh surat permohonan obatContoh surat permohonan obat
Contoh surat permohonan obat
 
Contoh Modul
Contoh Modul Contoh Modul
Contoh Modul
 
Format resume jurnal
Format resume jurnalFormat resume jurnal
Format resume jurnal
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
 
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).pptPELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
PELAPORAN_KEUANGAN_DESA (1).ppt
 
Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945Pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945
 
Proposal takbir keliling
Proposal takbir kelilingProposal takbir keliling
Proposal takbir keliling
 
Proposal kegiatan pengajian
Proposal kegiatan pengajianProposal kegiatan pengajian
Proposal kegiatan pengajian
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung  Usulan Anggaran tahun 2015
Tata Cara Pembuatan TOR /KAK sebagai data dukung Usulan Anggaran tahun 2015
 
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPDProsedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
Prosedur Akuntansi Pendapatan Di SKPD
 
Biodata penulis buku
Biodata penulis bukuBiodata penulis buku
Biodata penulis buku
 
Struktur kepengurusan masjid
Struktur  kepengurusan masjidStruktur  kepengurusan masjid
Struktur kepengurusan masjid
 
PROPOSAL RENOVASI MUSHOLA AL-HIKMAH.docx
PROPOSAL RENOVASI MUSHOLA AL-HIKMAH.docxPROPOSAL RENOVASI MUSHOLA AL-HIKMAH.docx
PROPOSAL RENOVASI MUSHOLA AL-HIKMAH.docx
 
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah IILatihan Soal Akuntansi Pemerintah II
Latihan Soal Akuntansi Pemerintah II
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
 

Destaque

Tata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranTata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranDeddi Nordiawan
 
Akuntansi pendapatan peserta (2)
Akuntansi pendapatan peserta (2)Akuntansi pendapatan peserta (2)
Akuntansi pendapatan peserta (2)bambang2461
 
Pembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaPembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaTatang Suwandi
 
Daftar tanda terima jasa pemeliharaan sarana kebersihan
Daftar tanda terima jasa pemeliharaan sarana kebersihanDaftar tanda terima jasa pemeliharaan sarana kebersihan
Daftar tanda terima jasa pemeliharaan sarana kebersihanWahyu Coztigan
 
Surat pernyataan Penyerahan Barang
Surat pernyataan Penyerahan BarangSurat pernyataan Penyerahan Barang
Surat pernyataan Penyerahan Barang5h1n35
 
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...Pratiwi Gitomartoyo
 
Tupoksi bendahara
Tupoksi bendaharaTupoksi bendahara
Tupoksi bendaharaInspektorat
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahkomar_adi
 

Destaque (11)

Tata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranTata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara Pengeluaran
 
Akuntansi pendapatan peserta (2)
Akuntansi pendapatan peserta (2)Akuntansi pendapatan peserta (2)
Akuntansi pendapatan peserta (2)
 
Pembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendaharaPembukuan keuangan bendahara
Pembukuan keuangan bendahara
 
Daftar tanda terima jasa pemeliharaan sarana kebersihan
Daftar tanda terima jasa pemeliharaan sarana kebersihanDaftar tanda terima jasa pemeliharaan sarana kebersihan
Daftar tanda terima jasa pemeliharaan sarana kebersihan
 
Tanda terima
Tanda terimaTanda terima
Tanda terima
 
Surat pernyataan Penyerahan Barang
Surat pernyataan Penyerahan BarangSurat pernyataan Penyerahan Barang
Surat pernyataan Penyerahan Barang
 
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...
 
Sop pengelolaan apbd 2015
Sop pengelolaan apbd 2015Sop pengelolaan apbd 2015
Sop pengelolaan apbd 2015
 
Tupoksi bendahara
Tupoksi bendaharaTupoksi bendahara
Tupoksi bendahara
 
Skp bendahara
Skp bendaharaSkp bendahara
Skp bendahara
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerah
 

Semelhante a Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj

Tatat Cara Pembukuan dan SPJ Dana BOS (Bagi Madrasah Swasta 2013)
Tatat Cara Pembukuan dan SPJ Dana BOS (Bagi Madrasah Swasta 2013) Tatat Cara Pembukuan dan SPJ Dana BOS (Bagi Madrasah Swasta 2013)
Tatat Cara Pembukuan dan SPJ Dana BOS (Bagi Madrasah Swasta 2013) Ifik Firdaus
 
[[RTM3 (4)-1.docx
[[RTM3 (4)-1.docx[[RTM3 (4)-1.docx
[[RTM3 (4)-1.docxIslanMuza
 
Lampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanja
Lampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanjaLampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanja
Lampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanjaWawan Kurniadi
 
77da8_15._Instrumentasi_Bendungan_Urugan__bulak_balik_.pdf
77da8_15._Instrumentasi_Bendungan_Urugan__bulak_balik_.pdf77da8_15._Instrumentasi_Bendungan_Urugan__bulak_balik_.pdf
77da8_15._Instrumentasi_Bendungan_Urugan__bulak_balik_.pdfJembiseRonald
 
Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti cop...
Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti   cop...Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti   cop...
Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti cop...Asyim Muhammad
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Evan Evianto
 
Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014IdnJournal
 
2017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016
2017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/20162017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016
2017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016Ahmad Abdul Haq
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfWidiastutiRiduan1
 
Modul_Akuntansi_Keuangan_Pemerintah.pdf
Modul_Akuntansi_Keuangan_Pemerintah.pdfModul_Akuntansi_Keuangan_Pemerintah.pdf
Modul_Akuntansi_Keuangan_Pemerintah.pdfNajwaputry
 
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan NegaraUU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negaraatambua
 
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptxPERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptxWahyuWulansari9
 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di BogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di BogorDesti Agung Pratiwi
 
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022suryasaputro4
 

Semelhante a Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj (20)

Tatat Cara Pembukuan dan SPJ Dana BOS (Bagi Madrasah Swasta 2013)
Tatat Cara Pembukuan dan SPJ Dana BOS (Bagi Madrasah Swasta 2013) Tatat Cara Pembukuan dan SPJ Dana BOS (Bagi Madrasah Swasta 2013)
Tatat Cara Pembukuan dan SPJ Dana BOS (Bagi Madrasah Swasta 2013)
 
[[RTM3 (4)-1.docx
[[RTM3 (4)-1.docx[[RTM3 (4)-1.docx
[[RTM3 (4)-1.docx
 
Lampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanja
Lampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanjaLampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanja
Lampiran vi sapd_kota_surakarta_tahun_2014_belanja
 
77da8_15._Instrumentasi_Bendungan_Urugan__bulak_balik_.pdf
77da8_15._Instrumentasi_Bendungan_Urugan__bulak_balik_.pdf77da8_15._Instrumentasi_Bendungan_Urugan__bulak_balik_.pdf
77da8_15._Instrumentasi_Bendungan_Urugan__bulak_balik_.pdf
 
Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti cop...
Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti   cop...Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti   cop...
Pedoman akuntansi dan pengelolaan piutang satuan kerja kemenristekdikti cop...
 
Paparan PMK SBM 2022.pdf
Paparan PMK SBM 2022.pdfPaparan PMK SBM 2022.pdf
Paparan PMK SBM 2022.pdf
 
Dppkad lakip
Dppkad lakipDppkad lakip
Dppkad lakip
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022
 
Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014Se mendagri no. 900 tahun 2014
Se mendagri no. 900 tahun 2014
 
2017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016
2017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/20162017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016
2017-02-22 Sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2016
 
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdfSosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
Sosialisasi PMK 210 Tahun 2022.pdf
 
Spn
SpnSpn
Spn
 
Modul_Akuntansi_Keuangan_Pemerintah.pdf
Modul_Akuntansi_Keuangan_Pemerintah.pdfModul_Akuntansi_Keuangan_Pemerintah.pdf
Modul_Akuntansi_Keuangan_Pemerintah.pdf
 
Modul rba blu
Modul rba bluModul rba blu
Modul rba blu
 
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan NegaraUU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara
 
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptxPERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
PERTEMUAN 3 SIKLUS AKUNTANSI PEMDA.pptx
 
12df
12df12df
12df
 
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di BogorPenerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di Bogor
Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual Pada OSP di Bogor
 
Petunjuk penyusunan renja 2013
Petunjuk penyusunan renja 2013Petunjuk penyusunan renja 2013
Petunjuk penyusunan renja 2013
 
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
Paparan Sosialisasi tentang PMK 210 Tahun 2022
 

Mais de kppnpelaihari

Pp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipilPp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipilkppnpelaihari
 
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaianAdministrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaiankppnpelaihari
 
Sistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuanganSistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuangankppnpelaihari
 
Modul keuangan negara
Modul keuangan negaraModul keuangan negara
Modul keuangan negarakppnpelaihari
 
Review pengajuan spm
Review pengajuan spmReview pengajuan spm
Review pengajuan spmkppnpelaihari
 

Mais de kppnpelaihari (9)

Excel2007
Excel2007Excel2007
Excel2007
 
Word2007
Word2007Word2007
Word2007
 
Pp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipilPp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipil
Pp nomor 53_tahun_2010disiplin_pegawai_negeri_sipil
 
Modul span
Modul spanModul span
Modul span
 
Administrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaianAdministrasi kepegawaian
Administrasi kepegawaian
 
Sistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuanganSistem akuntansi keuangan
Sistem akuntansi keuangan
 
Modul keuangan negara
Modul keuangan negaraModul keuangan negara
Modul keuangan negara
 
Review pengajuan spm
Review pengajuan spmReview pengajuan spm
Review pengajuan spm
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005
 

Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj

  • 1. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA KATA PENGANTAR Kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun modul panduan bagi pejabat/pegawai pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, serta bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran dalam pelaksanaan penatausahaan dan pertanggungjawaban atas pengelolaan uang negara oleh bendahara dalam rangka pelaksanaan APBN pada Kementrian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja. Penyusunan modul ini memiliki tujuan agar pelaksanaan penatausahaan/ pengelolaan kas di bendahara dapat dilakukan dengan transparan dan sesuai ketentuan yang berlaku serta laporan pertanggungjawaban yang disusun bendahara akurat, akuntabel dan dapat disampaikan tepat waktu, sesuai dengan amanat Undang- undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, serta diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 73/PMK.05/2008 tentang Tatacara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja. Modul ini disusun Tim Penyusunan dan Penyempurnaan Modul Pembukuan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara berdasarkan urutan proses penatausahaan dan pertanggungjawaban atas pengelolaan uang negara pada bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran, yang merupakan penjabaran dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 73/PMK.05/2008 dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: 47/PB/2009, yang merupakan pedoman pelaksanaannya. Modul Pembukuan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran pada Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, khususnya bagi pejabat/pegawai Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, serta bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran pada Kementrian Negara/ Lembaga/Kantor/Satuan Kerja. Jakarta, Januari 2010 Tim Penyusun, Direktorat Jenderal Perbendaharaan MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA i
  • 2. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA RINGKASAN EKSEKUTIF Reformasi Keuangan Negara telah dimulai dengan terbitnya paket Undang- Undang di bidang Keuangan Negara, yaitu: Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Reformasi tersebut menyangkut seluruh aspek di bidang keuangan negara, termasuk pengelolaan uang di bendahara. Dengan dasar Undang-Undang di atas, terbitlah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. Karenanya, Menteri Keuangan dengan PMK Nomor 73/PMK.05/2008 mengatur Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja yang dijelaskan lagi dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 47/PB/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja. Dengan dasar peraturan perundangan di atas, disusunlah Modul Pembukuan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja ini. Secara garis besar, modul ini berisi 2 (dua) hal pokok yang menjadi tugas Bendahara yaitu: Pembukuan dan Pertanggungjawaban. Modul ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi pejabat/pegawai Kanwil DJPBN, KPPN, dan bendahara dalam pelaksanaan penatausahaan dan pertanggungjawaban atas pengelolaan uang oleh bendahara dalam rangka pelaksanaan APBN. Modul ini disusun agar pelaksanaan penatausahaan/pengelolaan kas di bendahara dilakukan dengan transparan dan sesuai ketentuan yang berlaku serta laporan pertanggungjawaban yang disusun bendahara akurat, akuntabel dan dapat disampaikan tepat waktu. Bendahara bertanggungjawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakan dan bertanggungjawab hanya sebatas pada uang yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBN. Dalam rangka pertanggungjawaban tersebut, bendahara wajib melakukan pembukuan yang dapat dilakukan dengan tulis tangan atau komputer. Pembukuan yang dilakukan oleh Bendahara Penerimaan/Pengeluaran antara lain meliputi: Buku Kas Umum dan buku-buku Pembantu. Pembukuan didasarkan pada dokumen sumber antara lain: Kuitansi, SBS, SSBP, SSP, SPM dan lain-lain. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA ii
  • 3. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA Selain itu, Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran wajib menyusun laporan pertanggungjawaban secara bulanan atas uang yang dikelolanya. Laporan pertanggungjawaban bendahara tersebut harus menyajikan informasi tentang: keadaan pembukuan pada bulan pelaporan, keadaan kas pada akhir bulan pelaporan, hasil rekonsiliasi internal (antara pembukuan bendahara dengan UAKPA), Penjelasan atas selisih (jika ada), antara saldo buku dan saldo kas. Laporan pertanggungjawaban bendahara itu untuk disampaikan kepada KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara, Kementerian/Lembaga, dan BPK. Selain itu, modul ini juga meliputi proses dan verifikasi Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran yang diterima oleh KPPN untuk disampaikan secara hierarkis ke Kantor Pusat Ditjen Perbendaharaan melalui Kantor Wilayah yang ada di seluruh Indonesia. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA iii
  • 4. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i RINGKASAN EKSEKUTIF ………………………………………………………………….. ii DAFTAR ISI .................................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................1 A. Latar Belakang .............................................................................................6 B. Maksud dan Tujuan .....................................................................................6 C. Ruang Lingkup .............................................................................................8 BAB II JENIS DAN TUGAS POKOK BENDAHARA .....................................................3 BAB III BENDAHARA PENERIMAAN ..........................................................................6 A. Penatausahaan Kas ....................................................................................6 B. Tatacara Pembukuan ..................................................................................6 C. Contoh Format Pembukuan Bendahara Penerimaan.................................8 BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN .....................................................................13 A. Bendahara Pengeluaran yang Tidak Mempunyai BPP ............................13 1. Pengelolaan Kas UP/TUP ...................................................................13 2. Pengelolaan Kas Selain UP/TUP .......................................................14 3. Pembukuan Bendahara pengeluaran ................................................14 B. Bendahara Pengeluaran yang Mempunyai BPP ......................................18 1. Penyaluran Dana dari Bendahara Pengeluaran kepada BPP ............18 2. LPJ BPP sebagai Dokumen Sumber .................................................19 3. Contoh Format Pembukuan Bendahara Pengeluaran........................21 C. Bendahara Pengeluaran Pembantu ..........................................................28 1. Pengelolaan Kas UP/TUP ..................................................................28 2. Pengelolaan Kas Selain UP/TUP .......................................................28 3. Pembukuan BPP ................................................................................29 4. Contoh Format Pembukuan BPP .......................................................32 BAB V LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA ................................39 A. Tatacara Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara .........39 B. Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Bendahara ........................39 C. Bentuk Laporan Pertanggungjawaban Bendahara ..................................40 BAB VI VERIFIKASI LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA ..........46 BAB VII PENUTUP .......................................................................................................47 REFERENSI ..................................................................................................................48 LAMPIRAN: Contoh Pembukuan Bendahara Pengeluaran .........................................49 MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA iv
  • 5. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Reformasi di bidang keuangan negara ditandai dengan diterbitkannya tiga paket undang-undang, yaitu Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban Keuangan Negara. Reformasi tersebut menyangkut seluruh aspek di bidang keuangan negara, termasuk pengelolaan uang di bendahara. Sebelum reformasi di bidang keuangan negara, meskipun bendahara telah dinyatakan sebagai pejabat fungsional, tetapi dalam pelaksanaan tugasnya bendahara sangat dipengaruhi oleh atasan langsung atau kepala satuan kerja. Setelah reformasi, terdapat kejelasan mengenai wewenang dan tanggung jawab serta hubungan bendahara dengan Kuasa Pengguna Anggaran dan Kuasa Bendahara Umum Negara dalam hal pengelolaan uang. Bahkan dalam pasal 21 ayat (4) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 dinyatakan dengan tegas bahwa bendahara wajib menolak perintah bayar dari Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran apabila persyaratan tidak terpenuhi. Selain itu, bendahara bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakan dan secara fungsional bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara Umum Negara. Bendahara selaku pejabat fungsional yang bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara Umum Negara wajib menatausahakan dan mempertanggungjawabkan seluruh uang negara yang dikelolanya. Disamping itu, bendahara selaku pejabat yang diangkat oleh Menteri/pimpinan lembaga juga wajib membukukan seluruh transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja sebagaimana tertuang dalam DIPA. Oleh karena itu berbeda dengan laporan yang dihasilkan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Angaran (UAKPA), pembukuan bendahara akan menghasilkan laporan keadaan kas dan realisasi belanja yang sesungguhnya. Laporan ini merupakan managerial report yang sangat berguna untuk pelaksanaan kegiatan operasional sehari-hari bagi pimpinan. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA iv
  • 6. BAB I PENDAHULUAN B. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud: untuk memberikan pedoman bagi pejabat/pegawai Kanwil DJPBN, KPPN, dan bendahara dalam pelaksanaan penatausahaan dan pertanggungjawaban atas pengelolaan uang oleh bendahara dalam rangka pelaksanaan APBN. 2. Tujuan: agar pelaksanaan penatausahaan/pengelolaan kas di bendahara dilakukan dengan transparan dan sesuai ketentuan yang berlaku serta laporan pertanggungjawaban yang disusun bendahara akurat, akuntabel dan dapat disampaikan tepat waktu. C. RUANG LINGKUP Ruang lingkup modul ini meliputi pembukuan, penyusunan, dan penyampaian Laporan Pertanggungjawaban oleh Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran pada Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja, termasuk Bendahara Pengeluaran Pembantu. Selain itu, modul ini juga meliputi proses dan verifikasi Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan dan Bendahara oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA iii
  • 7. BAB II JENIS DAN TUGAS POKOK BENDAHARA BAB II JENIS DAN TUGAS POKOK BENDAHARA Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 pasal 35 ayat (2) disebutkan bahwa setiap orang yang diberi tugas menerima, menyimpan, membayar, dan/atau menyerahkan uang atau surat berharga atau barang-barang negara adalah bendahara yang wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Badan Pemeriksa Keuangan. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 pasal 1 nomor urut 14 menyebutkan bahwa bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama Negara/daerah menerima, menyimpan, membayar, dan atau mengeluarkan uang/surat berharga/barang-barang milik Negara/daerah. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008 pasal 3 ayat (4) menyebutkan bahwa Bendahara Penerimaan/Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang secara fungsional bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara Umum Negara atas pengelolaan uang yang menjadi tanggung jawabnya. Dari pengertian bendahara tersebut di atas, maka secara umum dapat dikatakan bahwa bendahara mempunyai tugas dan fungsi: 1. Menerima uang atau surat berharga/barang. 2. Menyimpan uang atau surat berharga/barang. 3. Membayar/menyerahkan uang atau surat berharga/barang. 4. Mempertanggungjawabkan uang atau surat berharga/barang yang berada dalam pengelolaannya. Berdasarkan ruang lingkup tugas dan wewenang yang ada pada bendahara maka dikenal ada dua jenis bendahara yaitu Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran. Selain itu, untuk aktivitas pekerjaan yang kompleks dan lokasinya berjauhan dengan tempat kedudukan Bendahara Pengeluaran maka Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang diberi kuasa dapat mengangkat satu atau lebih Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) guna kelancaran pelaksanaan kegiatan di maksud. Penjelasan jenis-jenis bendahara tersebut adalah sebagai berikut: 1. Bendahara Penerimaan Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008 pasal 1 angka 15 dinyatakan bahwa Bendahara Penerimaan adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang pendapatan negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja Kementerian Negara/Lembaga. Oleh karena itu, MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 3
  • 8. BAB II JENIS DAN TUGAS POKOK BENDAHARA semua transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan satuan kerja yang berada di bawah pengelolaannya harus dicatat dalam pembukuan Bendahara Penerimaan. 2. Bendahara Pengeluaran Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008 pasal 1 angka 16 dinyatakan bahwa Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja Kementerian Negara/Lembaga. Oleh karena itu semua transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran satuan kerja yang berada di bawah pengelolaannya harus dicatat dalam pembukuan Bendahara Pengeluaran. 3. Bendahara Pengeluaran Pembantu Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008 pasal 1 angka 17 dinyatakan bahwa Bendahara Pengeluaran Pembantu yang selanjutnya disebut BPP adalah bendahara yang bertugas membantu Bendahara Pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu. BPP juga wajib melakukan pembukuan atas seluruh uang yang berada dalam pengelolaannya, dan oleh karena itu BPP wajib melakukan pembukuan sebagaimana pembukuan yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran, sepanjang tidak diatur lain. Dalam melaksanakan tugasnya, BPP bertindak untuk dan atas nama Bendahara Pengeluaran. Dengan diangkatnya BPP dalam suatu satker, maka Bendahara Pengeluaran melimpahkan kewajiban dan tanggung jawab pengelolaan sebagian uang kepada BPP tersebut. Bendahara Penerimaan/Pengeluaran diangkat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga pada setiap awal tahun anggaran. Bendahara menjalankan tugas-tugas kebendaharaan yang meliputi kegiatan menerima, menyimpan, membayar atau menyerahkan, menatusahakan dan mempertanggungjawabkan uang dan surat berharga yang berada dalam pengelolaannya pada Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja. Meskipun diangkat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga, namun secara fungsional bendahara tetap bertanggung jawab kepada Kuasa Bendahara Umum Negara (Kuasa BUN). Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut, dilarang adanya jabatan rangkap antara Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran, kecuali dalam kondisi tertentu setelah memperoleh ijin dari BUN/Kuasa BUN. Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya, Bendahara Penerimaan/Pengeluaran MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 4
  • 9. BAB II JENIS DAN TUGAS POKOK BENDAHARA dan BPP membuka rekening pada bank/pos atas nama jabatannya, bukan atas nama pribadi. Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa PA dan atau bendahara merupakan wajib pungut atas transaksi/kegiatan yang membebani APBN. Hasil pungutan/penerimaan yang dikelola oleh bendahara tidak dapat digunakan secara langsung untuk membiayai kegiatan untuk satuan kerja bersangkutan, kecuali diatur dalam peraturan perundangan tersendiri. Bendahara bertanggung jawab secara pribadi atas pembayaran yang dilaksanakan dan bertanggung jawab hanya sebatas pada uang yang dikelolanya dalam rangka pelaksanaan APBN. Dalam rangka pertanggungjawaban tersebut, bendahara wajib melakukan pembukuan baik secara manual maupun menggunakan program komputer. Pembukuan bendahara diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2008 tanggal 9 Mei 2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/ Kantor/Satuan Kerja dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-47/PB/2009 tanggal 10 November 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 5
  • 10. BAB III BENDAHARA PENERIMAAN BAB III BENDAHARA PENERIMAAN A. PENATAUSAHAAN KAS Setiap Penerimaan pada dasarnya harus secara langsung disetor ke rekening kas negara. Dengan demikian, Bendahara Penerimaan sebagaimana dijelaskan dalam Bab II, dilarang menerima secara langsung setoran penerimaan dari wajib setor, kecuali untuk jenis penerimaan tertentu yang diatur secara khusus dan telah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Apabila Bendahara Penerimaan tersebut menerima secara langsung setoran penerimaan dari wajib setor, maka Bendahara Penerimaan wajib menyetorkan seluruh penerimaannya ke kas Negara paling lambat satu hari kerja, kecuali untuk jenis penerimaan tertentu yang berdasarkan ketentuan yang berlaku, penyetorannya dilakukan secara berkala. Penyetoran penerimaan oleh Bendahara Penerimaan baik secara berkala maupun harian ke kas negara dilakukan dengan menggunakan formulir Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP). Bendahara yang melakukan penyetoran secara berkala, wajib menyimpan uang setoran penerimaan dari wajib setor pada rekening bank/pos atas nama jabatannya (bukan atas nama pribadi). Pada akhir tahun anggaran, Bendahara Penerimaan wajib menyetorkan seluruh uang negara yang dikuasainya ke kas negara. Bendahara Penerimaan wajib melakukan pembukuan atas seluruh penerimaan dan pengeluaran/penyetoran dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan satuan kerja yang berada di bawah pengelolaannya. B. TATA CARA PEMBUKUAN Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa Bendahara Penerimaan wajib mencatat semua transaksi dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan satuan kerja yang berada di bawah pengelolaannya, maka dokumen sumber pembukuannya dibukukan sebagai berikut: 1. Rencana Penerimaan yang tertuang dalam DIPA, dibukukan di sisi debet dan kredit (in-out) pada Buku Kas Umum serta dicatat sebagai target penerimaan pada Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan. 2. Surat Bukti Setoran (SBS) yang merupakan tanda terima dari Satker/Bendahara Penerimaan kepada wajib setor, dibukukan di sisi Debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu berkenaan, dan dibukukan secara MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA iv
  • 11. BAB III BENDAHARA PENERIMAAN akumulatif pada kolom MAP sesuai MAP berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan. 3. SSBP yang dinyatakan sah yang merupakan setoran bendahara ke kas negara sehubungan dengan penerimaan SBS tersebut pada butir 2 di atas, dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu berkenaan, serta dibukukan sebagai penyetoran pada Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan. 4. SSBP yang dinyatakan sah yang merupakan setoran langsung wajib setor ke kas negara, dibukukan di sisi Debet dan sisi Kredit (in-out) pada Buku Kas Umum, serta dicatat pada kolom sesuai MAP berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan dan sekaligus berfungsi sebagai penyetoran pada Buku Pengawasan Anggaran Pendapatan. 5. Pada dasarnya bendahara wajib membukukan dan mempertanggungjwabkan seluruh uang yang diterimanya. Selanjutnya untuk menampung kemungkinan adanya penerimaan bendahara di luar aktivitas tersebut di atas, pembukuan dilakukan sebagai berikut: a. Bukti penerimaan lainnya dibukukan di sisi Debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain. b. SSBP yang dinyatakan sah, yang merupakan setoran atas penerimaan lain- lain, dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 7
  • 12. BAB III BENDAHARA PENERIMAAN C. CONTOH FORMAT PEMBUKUAN BENDAHARA PENERIMAAN I. Buku Kas Umum (BKU) Bagian 1: Halaman muka BKU, berbentuk sebagai berikut BUKU KAS UMUM Departemen/Lembaga : (……) …………….. (1) Unit Organisasi : (……) …………….. (2) Propinsi/Kabupaten/Kota : (……) …………….. (3) Satuan Kerja : (……) …………….. (4) Tgl, No.SP DIPA : ……., ………………. (5) Revisi ke 1. : ……., ………………. (6) 2. : ……., ………………. 3. : ……., ………………. … : ……., ………………. Tahun Anggaran …………. (7) KPPN : (……) …………….. (8) …………, ………………… (9) Mengetahui Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Penerimaan (10) (11) …………………. ……………………… NIP. NIP. Petunjuk pengisian: (1) diisi kode dan nama Departemen (2) diisi kode dan nama Unit Organisasi (3) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota (4) diisi kode dan nama Satuan Kerja (5) diisi tanggal dan nomor SP DIPA (6) diisi tanggal dan nomor revisi DIPA (7) diisi tahun anggaran (8) diisi kode dan nama KPPN (9) diisi tempat dan tanggal BKU ditandatangani (10) diisi nama dan NIP Kuasa PA yang ditunjuk (11) diisi nama dan NIP bendahara penerimaan yang ditunjuk MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 8
  • 13. BAB III BENDAHARA PENERIMAAN Bagian 2: Halaman isi BKU, berbentuk sebagai berikut: Tanggal Nomor Bukti Uraian Debet Kredit Saldo (1) (2) (3) (4) (5) (6) Petunjuk pengisian: Kolom 1 : diisi tanggal pembukuan (format:bulan-tanggal) Kolom 2 : diisi nomor bukti bendahara Kolom 3 : diisi uraian dari transaksi penerimaan/pengeluaran Kolom 4 : diisi jumlah penerimaan yang tercantum dalam dokumen sumber Kolom 5 : diisi jumlah setoran yang tercantum dalam dokumen sumber Kolom 6 : diisi jumlah saldo setelah ditambah/dikurangi jumlah penerimaan/ setoran yang tercantum dalam dokumen sumber. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 9
  • 14. BAB III BENDAHARA PENERIMAAN Bagian 3 : Halaman Catatan BKU (untuk catatan pemeriksaan kas) BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS DAN REKONSILIASI Pada hari ini,……. tanggal………..bulan……….tahun………., kami selaku Kuasa Pengguna Anggaran telah melakukan pemeriksaan kas dengan posisi saldo BKU sebesar Rp……… dan Nomor Bukti terakhir Nomor. …………. Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut: I Hasil Pemeriksaan Pembukuan Bendahara A Saldo Kas Bendahara 1. Saldo BP Kas (tunai dan bank) Rp ………. B Saldo Kas tersebut pada huruf A, terdiri dari: 1. Saldo BP …….. Rp …….. 2. Saldo BP …….. Rp …….. 3. Saldo BP Lain-lain Rp …….. (+) 4. Jumlah (B.1+B.2+B.3) Rp ………. C Selisih Pembukuan (A.1-B.4) Rp …… II Hasil Pemeriksaan Kas A Kas yang Dikuasai Bendahara 1 Uang tunai di Brankas Bendahara Rp ……… . 2 Uang di Rekening Bank Bendahara Rp ……… (+) 3 Jumlah Kas Rp ………. B Selisih Kas (I.A.1-II.A.3) Rp …… III Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAKPA) A Pembukuan Menurut Bendahara 1 Penerimaan yang Telah Rp ……… Disetorkan 2 Penerimaan yang Belum Disetorkan Rp ……… (+) 3 Jumlah (A1+A2) Rp ……… B Pembukuan Menurut UAKPA Rp ……… C Selisih Pembukuan Bendahara dengan UAKPA (A1 – B) Rp …… IV Penjelasan atas Selisih 1 Selisih Kas (IIB) ………………………………………………………………………………………… 2 Selisih Pembukuan (IIIC) …………………………………………………………………………………………. Yang diperiksa, Yang memeriksa, Bendahara Penerimaan Kuasa Pengguna Anggaran Nama………… Nama…………… NIP…………… NIP……………… MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 10
  • 15. BAB III BENDAHARA PENERIMAAN II. Buku Pembantu (BP) 1. BP Kas/BP ……/BP ……/ BP ……../BP Lain-Lain Bentuk BP di atas adalah sebagai berikut: Buku Pembantu …………….. (1) Departemen/Lembaga : (……) …………….. (2) Unit Organisasi : (……) …………….. (3) Propinsi/Kabupaten/Kota : (……) …………….. (4) Satuan Kerja : (……) …………….. (5) Tgl, No.SP DIPA : ……., ………………. (6) Tahun Anggaran : …………. (7) KPPN : (……) …………….. (8) Tanggal Nomor Uraian Debet Kredit Saldo Bukti (1) (2) (3) (4) (5) (6) Petunjuk pengisian (1) diisi jenis BP berkenaan (2) diisi kode dan nama Departemen (3) diisi kode dan nama Unit Organisasi (4) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota (5) diisi kode dan nama Satuan Kerja (6) diisi tanggal dan nomor SP DIPA (7) diisi tahun anggaran (8) diisi kode dan nama KPPN Pengisian kolom (1) sampai dengan (6) mengikuti petunjuk pengisian bagian 2 BKU MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 11
  • 16. BAB III BENDAHARA PENERIMAAN 2. Buku Pengawasan Anggaran Bentuk Buku Pengawasan Anggaran Bendahara Penerimaan sebagai berikut: BUKU PENGAWASAN ANGGARAN PENDAPATAN Departemen/Lembaga : (……) …………….. (1) Fungsi : ………. (8) Unit Organisasi : (……) …………….. (2) Sub Fungsi : ………. (9) Propinsi/Kabupaten/Kota : (……) …………….. (3) Program : ………. (10) Satuan Kerja : (……) …………….. (4) Kegiatan : ………. (11) Tgl, No.SP DIPA : ……., ……………… (5) Sub Kegiatan : ………. (12) Tahun Anggaran : …………. …………. (6) KPPN : (……) …………….. (7) MA MA MA MA MA MA Posisi Penerimaan No. Pene- Tgl Uraian Bukti Sudah di- Bkt rimaan (13) (14) (15) (16) (17) (18) penerimaan setorkan PAGU (19) (20) (21) (22) (23) (24) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Petunjuk pengisian: (1) diisi kode dan nama Departemen (2) diisi kode dan nama Unit Organisasi (3) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota (4) diisi kode dan nama Satuan Kerja (5) diisi tanggal dan nomor SP DIPA (6) diisi tahun anggaran (7) diisi kode dan nama KPPN (8) diisi fungsi berkenaan (9) diisi kode sub fungsi berkenaan (10) diisi kode program berkenaan (11) diisi kode kegiatan berkenaan (12) diisi kode sub kegiatan berkenaan (13) s/d (18) diisi MA berkenaan (14) s/d (24) diisi pagu MA terkait Kolom (1) diisi tanggal, bulan dan tahun transaksi terjadi Kolom (2) diisi nomor bukti dokumen sumber Kolom (3) diisi uraian dari transaksi penerimaan yang dilakukan Kolom (4) diisi jumlah penerimaan yang diterima Bendahara Penerimaan Kolom (5) s/d (10) diisi jumlah akumulasi penerimaan sesuai MA terkait Kolom (11) diisi jumlah penerimaan yang belum di setorkan ke kas negara Kolom (12) diisi jumlah penerimaan yang sudah di setorkan ke kas negara MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 12
  • 17. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN A. BENDAHARA PENGELUARAN YANG TIDAK MEMPUNYAI BPP 1. Pengelolaan Kas UP/TUP Pada setiap awal tahun anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) mengajukan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan (SPP-UP) kepada Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar (PPSPM). Selanjutnya, atas dasar SPP-UP tersebut, PPSPM akan menerbitkan SPM-UP dan menyampaikannya kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan (KPPN). KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) berdasarkan SPM-UP dimaksud. Dengan telah diterbitkannya SP2D-UP, maka secara otomatis rekening Bendahara Pengeluaran akan terisi sejumlah nilai dalam SP2D berkenaan. Uang Persediaan (UP) merupakan uang muka kerja yang akan digunakan oleh KPA untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional kantor sehari-hari. Apabila UP yang ada diperkirakan tidak mencukupi untuk membiayai kegiatan yang telah direncanakan dalam bulan berkenaan, maka KPA dapat mengajukan SPP Tambahan Uang Persediaan (SPP-TUP), setelah memperoleh ijin prinsip sesuai ketentuan yang berlaku dengan dilengkapi rincian rencana kebutuhan dana untuk kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut. Seperti proses dalam pengajauan UP, maka rekening Bendahara Pengeluaran akan bertambah sejumlah nilai yang tertuang dalam SP2D atas SPM-TUP tersebut. Dana UP/TUP yang ada dalam pengelolaan Bendahara Pengeluaran harus ditatausahakan, dicatat dan dibukukan dengan baik dan tertib. Pelaksanaan pembayaran dengan UP/TUP hanya dapat dilaksanakan apabila ada perintah dari PA/KPA. Sebelum melakukan pembayaran, Bendahara Pengeluaran: a. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diajukan oleh PA/Kuasa PA, meliputi kuitansi/tanda terima, faktur pajak, dan lain-lain dokumen yang menjadi dasar hak tagih; b. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah pembayaran, termasuk perhitungan pajak dan perhitungan atas kewajiban lainnya yang berdasarkan ketentuan dibebankan kepada pihak ketiga; dan c. Menguji ketersediaan dana, meliputi pengujian kecukupan pagu/sisa pagu DIPA untuk jenis belanja yang dimintakan pembayarannya. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 13
  • 18. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN Bendahara Pengeluaran wajib menolak perintah pembayaran apabila persyaratan pada huruf a sampai dengan c di atas tidak dipenuhi. Dalam hal semua syarat-syarat pada huruf a sampai dengan c dipenuhi maka Bendahara Pengeluaran melakukan pembayaran sesuai dengan besarnya tagihan yang diajukan. Atas pembayaran yang dilakukannya, Bendahara Pengeluaran sebagai wajib pungut wajib memungut pajak-pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Bukti-bukti pembayaran selanjutnya disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk dikumpulkan dan diajukan penggantian dana persediaannya (GUP), sehingga uang UP nantinya akan berdaur ulang (revolving). Pada akhir tahun anggaran, Bendahara Pengeluaran wajib menyetorkan sisa UP/TUP yang berada dalam pengelolaannya ke kas negara. 2. Pengelolaan Kas Selain UP/TUP Disamping mengelola uang persediaan, Bendahara Pengeluaran juga mengelola uang yang berasal dari SP2D-LS yang ditujukan kepadanya, pajak-pajak dari potongan pembayaran yang dilakukannya dan sumber penerimaan lainnya yang menjadi hak negara. Potongan pajak-pajak dan penerimaan lainnya tidak dapat digunakan langsung untuk melakukan pembayaran. Pajak-pajak dan penerimaan lainnya tersebut harus disetor ke kas negara dengan menggunakan formulir yang telah ditentukan. Surat Setoran Pajak (SSP) digunakan untuk penyetoran pajak, Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) digunakan untuk penyetoaran pengembalian belanja tahun anggaran berjalan, dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) digunakan untuk penyetoran penerimaan lainnya. SP2D-LS Bendahara harus dibayarkan oleh Bendahara Pengeluaran kepada yang berhak menerimanya. Apabila penerima pembayaran tidak menunaikan haknya, maka atas uang yang tidak diambil tersebut disetorkan ke kas negara dengan menggunakan formulir SSPB. Pada akhir tahun anggaran, Bendahara Pengeluaran wajib menyetorkan semua uang yang berada dalam pengelolaannya ke kas Negara. 3. Pembukuan Bendahara Pengeluaran Berdasarkan aktivitasnya, dokumen sumber pembukuan Bendahara Pengeluaran, dapat dibedakan dalam 5 (lima) kelompok, yaitu: a. Aktivitas penerbitan SPM oleh Kuasa PA; b. Aktivitas pembayaran atas uang yang bersumber dari Uang Persediaan; MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 14
  • 19. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN c. Aktivitas pembayaran atas uang yang bersumber dari SPM-LS yang ditujukan kepada bendahara (selanjutnya disebut SPM-LS Bendahara); d. Aktivitas Lainnya. Berikut petunjuk pembukuan dokumen sumber pembukuan Bendahara Pengeluaran, dalam Buku Kas Umum dan Buku-buku Pembantu berdasarkan kelompok aktivitas tersebut di atas. 3.a. Aktivitas Penerbitan SPM oleh Kuasa Pengguna Anggaran 1) Pagu DIPA yang telah mendapat pengesahan, merupakan Pagu Anggaran tertinggi yang disediakan untuk satuan kerja, dibukukan di sisi debet dan kredit (in-out) pada Buku Kas Umum dan dicatat sesuai MAK berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja. 2) SPM-LS kepada pihak ketiga/rekanan yang dinyatakan sah adalah realisasi belanja yang dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan mengurangi/ membebani Pagu Anggaran yang disediakan dalam DIPA. Pelaksanaan pembayaran atas SPM jenis ini, dilakukan langsung dari kas negara kepada pihak ketiga/rekanan. Dibukukan sebesar nilai bruto di sisi debet dan sisi kredit (in-out) pada Buku Kas Umum dan dicatat sebagai pengurang pagu pada kolom mata anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja. 3) Surat Perintah Membayar Uang Persediaan (SPM-UP) yang dinyatakan sah merupakan dokumen sumber yang berfungsi sebagai bukti penyediaan Uang Persediaan dari KPPN kepada Kuasa PA melalui Bendahara Pengeluaran. Dibukukan: a) Sebesar nilai bruto di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Uang Persediaan; b) Sebesar nilai potongan (jika ada) di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Uang Persediaan. 4) Surat Perintah Membayar Tambahan Uang Persediaan (SPM-TUP) yang dinyatakan sah merupakan dokumen sumber yang berfungsi sebagai bukti penyediaan tambahan Uang Persediaan dari KPPN kepada Kuasa PA melalui Bendahara Pengeluaran. Dibukukan sebesar nilai bruto di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Uang Persediaan. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 15
  • 20. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN 5) Surat Perintah Membayar Penggantian Uang Persediaan (SPM-GUP) yang dinyatakan sah merupakan dokumen sumber yang berfungsi sebagai sarana pengisian kembali/revolving Uang Persediaan. Dibukukan: a) sebesar nilai bruto di sisi Debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Uang Persediaan, dan dibukukan sebagai pengesahan pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja; b) sebesar nilai potongan (jika ada) dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Uang Persediaan. Sebagai catatan: potongan pada SPM-GUP terjadi apabila sisa Pagu Anggaran yang tersedia pada DIPA terbatas, sehingga tidak memungkinkan pemberian/revolving uang persediaan sepenuhnya. Dalam hal ini, maksimal pemberian uang persediaan sebesar sisa Pagu Anggaran dalam DIPA, terhadap selisihnya (nilai bruto SPM-GUP dikurangi sisa pagu) dinyatakan sebagai setoran/potongan atas Uang Persediaan terdahulu. 6) SPM-GUP Nihil yang dinyatakan sah merupakan dokumen sumber sebagai bukti pengesahan belanja yang menggunakan Uang Persediaan/Tambahan Uang Persediaan. Dibukukan sebesar nilai bruto di sisi debet dan sisi kredit (in-out) pada Buku Kas Umum, dan dibukukan sebagai pengesahan pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja. 7) SPM-LS Bendahara yang dinyatakan sah, adalah realisasi belanja yang dilakukan oleh Kuasa Pengguna Anggaran dan mengurangi/ membebani Pagu Anggaran yang disediakan dalam DIPA. Pelaksanaan pembayaran atas SPM jenis ini, dilakukan dari Kas negara kepada pegawai/pihak ketiga melalui Bendahara Pengeluaran. Dibukukan: a) sebesar nilai bruto di sisi Debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu LS-Bendahara, dan dicatat sebagai pengurang pagu pada kolom mata anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja; b) sebesar nilai potongan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum dan di sisi Kredit pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu LS-Bendahara. 3.b. Aktivitas Pembayaran atas Uang yang Bersumber dari Uang Persediaan. 1) Pembayaran atas uang persediaan dilakukan setelah kewajiban pihak terbayar/pihak ketiga dilaksanakan. Selanjutnya bendahara wajib meminta kuitansi/bukti pembayaran sebesar nilai bruto dan faktur pajak (bila disyaratkan) serta mengembalikan faktur pajak yang telah disahkan oleh MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 16
  • 21. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN bendahara kepada pihak terbayar/pihak ketiga. Kuitansi/bukti pembayaran dan faktur pajak/bukti pungutan pajak dibukukan: a) sebesar nilai bruto kuitansi/bukti pembayaran di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Uang Persediaan, dan dicatat sebagai pengurang pagu pada kolom mata anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja. b) sebesar nilai faktur pajak/bukti pungutan pajak di sisi Debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak. 2) Setoran atas sisa uang persediaan ke Kas negara dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran pada akhir kegiatan atau akhir tahun anggaran dengan menggunakan SSBP. Sedangkan setoran atas pungutan pajak dilakukan segera setelah dilakukan pungutan/potongan dengan menggunakan SSP. SSBP dan SSP dibukukan: a) SSBP yang dinyatakan sah dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Uang Persediaan. b) SSP yang dinyatakan sah dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak. 3.c. Aktivitas Pembayaran atas Uang yang Bersumber dari SPM-LS Bendahara. 1) Pada dasarnya dengan SPM-LS Bendahara pemotongan kepada pihak terbayar telah dilakukan pada saat penerbitan SPM dimaksud. Oleh karena itu, pelaksanaan pembayaran dilakukan atas nilai netto berdasarkan daftar yang sudah dibuat. Demikian juga penyetoran atas sisa SPM-LS Bendahara ke Kas negara dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran dengan menggunakan SSPB sebesar nilai netto, hal mana terjadi apabila setelah waktu tertentu pihak yang dituju tidak mengambil uang dimaksud. Pembukuan atas bukti pembayaran dan SSPB dilakukan sebagai berikut: a) Sebesar tanda terima/bukti pembayaran dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu LS- Bendahara. b) SSPB yang dinyatakan sah dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu LS-Bendahara. 2) Dalam hal SPM-LS Bendahara tidak mencakup pemotongan pajak pihak terbayar, bendahara wajib melakukan pemotongan pajak dimaksud pada saat pelaksanaan pembayaran. Pembukuan dilakukan sebagai berikut: MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 17
  • 22. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN a) Sebesar tanda terima/bukti pembayaran (bruto) dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu LS- Bendahara. b) Sebesar nilai faktur pajak/SSP dibukukan di sisi debet pada Buku Kas Umum, di sisi debet pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak. c) SSP yang dinyatakan sah dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak. 3.d. Aktivitas Lainnya. Pada dasarnya bendahara wajib membukukan dan mempertanggung- jawabkan seluruh uang yang diterimanya. Selanjutnya untuk menampung kemungkinan adanya penerimaan bendahara di luar aktivitas tersebut di atas, pembukuan dilakukan sebagai berikut: 1. Bukti penerimaan lainnya dibukukan di sisi Debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain. 2. SSBP yang dinyatakan sah, yang merupakan setoran atas penerimaan lain-lain, dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain. B. BENDAHARA PENGELUARAN YANG MEMPUNYAI BPP. Pembukuan Bendahara Pengeluaran yang mempunyai BPP pada dasarnya tidak berbeda dengan pembukuan Bendahara Pengeluaran yang tidak mempunyai BPP. Untuk Bendahara Pengeluaran yang mempunyai BPP ditambah dengan pembukuan sebagai berikut: 1. Penyaluran Dana dari Bendahara Pengeluaran Kepada BPP. Sehubungan dengan fungsi BPP selaku pembantu Bendahara Pengeluaran, maka penyaluran dana kepada BPP (baik yang bersumber dari UP maupun SPM- LS Bendahara) pada dasarnya belum merupakan belanja/pengeluaran kas bagi Bendahara Pengeluaran. Dengan demikian, kas pada BPP masih merupakan uang yang harus dipertanggungjawabkan oleh Bendahara Pengeluaran. Pembukuannya adalah sebagai berikut: a. Sebesar tanda terima/bukti transfer kepada BPP di sisi debet dan sisi kredit pada Buku Kas Umum, di sisi kredit pada Buku Pembantu Kas dan di sisi debet pada Buku Pembantu BPP. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 18
  • 23. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN b. Pengembalian sisa Uang Persediaan dari BPP ke Bendahara Pengeluaran dibukukan melalui LPJ-BPP, dibukukan di sisi debet dan sisi kredit pada buku kas umum, disisi debet pada buku pembantu kas dan sisi kredit pada buku pembantu BPP. 2. LPJ-BPP sebagai dokumen sumber. Berdasarkan ketentuan, bendahara wajib melakukan pembukuan atas dasar transaksi dan mempertanggungjawabkannya. Oleh karena itu selaku bendahara, BPP melakukan pembukuan atas transaksi yang dilakukannya dan mempertanggungjawabkannya kepada Bendahara Pengeluaran dalam bentuk LPJ- BPP. Selanjutnya dalam kaitan penyaluran dana kepada BPP, LPJ-BPP menjadi dokumen sumber pembukuan bagi Bendahara Pengeluaran. Adapun pembukuannya sebagai berikut: a. Dana UP. 1) Belanja yang dilakukan oleh BPP atas Uang Persediaan, sebesar jumlah nilai pengurangan menurut MA dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu BPP, Buku Pembantu UP, dan dicatat sebagai pengurangan pagu dalam kolom mata anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran Belanja. 2) Transfer ke Bendahara Pengeluaran (pengembalian sisa Uang Persediaan dari BPP ke Bendahara Pengeluaran) sebesar jumlah pengurangan/transfer dibukukan di sisi debet dan sisi kredit (in-out) pada Buku Kas Umum, di sisi debet pada Buku Pembantu Kas dan di sisi kredit pada Buku Pembantu BPP. b. Dana LS-Bendahara. 1) Pembayaran (yang dilakukan oleh BPP) atas dana yang bersumber dari SPM-LS Bendahara, sebesar jumlah pengurangan/pembayaran dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu LS-Bendahara. 2) Setoran ke Kas Negara (yang dilakukan oleh BPP) atas sisa dana yang bersumber dari SPM-LS Bendahara, sebesar jumlah pengurangan/setoran dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu LS-Bendahara. c. Dana Pajak. Pungutan pajak atas belanja/pembayaran yang dilakukan oleh BPP dibukukan: MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 19
  • 24. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN 1) Sebesar jumlah penambahan dibukukan di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu Pajak. 2) Sebesar jumlah pengurangan dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu Pajak. d. Dana Lain-lain. 1) Sebesar jumlah penambahan dibukukan di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu Lain-lain. 2) Sebesar jumlah pengurangan dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu BPP, dan Buku Pembantu Lain-lain. Catatan: Bukti-bukti pengeluran dan bukti-bukti setor disampaikan kepada Pejabat Penerbit SPM sebagai bahan penguji atas SPP yang diajukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen. Sebelum melakukan pembukuan atas LPJ-BPP, Bendahara Pengeluaran wajib menguji kebenaran LPJ-BPP terkait dengan penyaluran dana dari Bendahara Pengeluaran kepada BPP dan pengembalian sisa Uang Persediaan dari BPP kepada Bendahara Pengeluaran. Dalam hal terjadi perbedaan Bendahara Pengeluaran wajib melakukan konfirmasi kepada BPP (Pengujian kebenaran di sini dimaksudkan hanya terhadap kebenaran pembebanan dan ketersediaan dananya pada mata anggaran pengeluaran, bukan atas bukti-bukti kuitansi). MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 20
  • 25. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN 3. Contoh Format Pembukuan Bendahara Pengeluaran a. Buku Kas Umum (BKU) Bagian 1: Halaman Muka BKU, berbentuk sebagai berikut: BUKU KAS UMUM Departemen/Lembaga : (……) …………….. (1) Unit Organisasi : (……) …………….. (2) Propinsi/Kabupaten/Kota : (……) …………….. (3) Satuan Kerja : (……) …………….. (4) Tgl, No.SP DIPA : ……., ………………. (5) Revisi ke 1. : ……., ………………. (6) 2. : ……., ………………. 3. : ……., ………………. … : ……., ………………. Tahun Anggaran …………. (7) KPPN : (……) …………….. (8) …………, ……………… (9) Mengetahui Kuasa Pengguna Anggaran Bendahara Pengeluaran (10) (11) …………………. ……………………… NIP. NIP. Petunjuk pengisian: (1) diisi kode dan nama Departemen (2) diisi kode dan nama Unit Organisasi (3) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota (4) diisi kode dan nama Satuan Kerja (5) diisi tanggal dan nomor SP DIPA (6) diisi tanggal dan nomor revisi DIPA (7) diisi tahun anggaran (8) diisi kode dan nama KPPN (9) diisi tempat dan tanggal BKU ditandatangani (10) diisi nama dan NIP Kuasa PA yang ditunjuk (11) diisi nama dan NIP bendahara pengeluaran yang ditunjuk MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 21
  • 26. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN Bagian 2: Halaman isi BKU, berbentuk sebagai berikut: Tanggal No. Bukti Uraian Debet Kredit Saldo (1) (2) (3) (4) (5) (6) Petunjuk pengisian: Kolom 1 : diisi tanggal pembukuan (format: bulan-tanggal) Kolom 2 : diisi nomor bukti bendahara Kolom 3 : diisi uraian dari transaksi penerimaan/pengeluaran Kolom 4 : diisi jumlah penerimaan yang tercantum dalam dokumen sumber Kolom 5 : diisi jumlah pengeluaran yang tercantum dalam dokumen sumber Kolom 6 : diisi jumlah saldo setelah ditambah/dikurangi jumlah penerimaan/ pengeluaran yang tercantum dalam dokumen sumber. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 22
  • 27. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN Bagian 3: Halaman Catatan BKU (untuk catatan pemeriksaan kas) BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS DAN REKONSILIASI Pada hari ini,……. tanggal………..bulan……….tahun………. kami selaku Kuasa Pengguna Anggaran telah melakukan pemeriksaan kas dengan posisi saldo BKU sebesar Rp……… dan Nomor Bukti terakhir No. …………. Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut: I Hasil pemeriksaan pembukuan Bendahara A Kas Bendahara (yang belum dipertanggungjawabkan Bendahara) 1. Saldo BP Kas (tunai dan bank) Rp ………. 2. Saldo BP BPP Rp ………. 3. Jumlah (A.1+A.2) Rp ………. B Kas tersebut pada huruf A, terdiri dari 1. Saldo BP UP Rp ………. 2. Saldo BP LS-Bendahara Rp ………. 3. Saldo BP Pajak Rp ………. 4. Saldo BP Lain-lain Rp ………. 5. Jumlah (B.1+B.2+B.3+B.4) Rp ………. C Selisih Pembukuan (A.3-B.5) Rp ……. II Hasil Pemeriksaan kas A Kas yang dikuasai Bendahara 1 Uang tunai di brankas Bendahara Rp ………. 2 Uang di rekening bank Bendahara Rp ………. 3 Jumlah kas pada Bendahara (A.1+A.2) Rp ………. B Selisih antara saldo buku dengan kas (I.A.1-II.A.3) Rp ……. III Hasil Rekonsiliasi Internal (Bendahara dengan UAKPA) A Pembukuan UP menurut Bendahara 1 Saldo UP Rp ………. 2 Kuitansi UP yang belum disahkan Rp ………. 3 Jumlah UP dan kuitansi UP (A1+A2) Rp ………. B Pembukuan UP menurut UAKPA Rp ………. C Selisih UP pembukuan Bendahara dengan UAKPA (A3 – B) Rp ……. IV Penjelasan atas selisih 1 Selisih Kas (IIB) ………………………………………………………………………………………… 2 Selisih UP (IIIC) ………………………………………………………………………………………… Yang diperiksa Bendahara Pengeluaran Kuasa Pengguna Anggaran Nama: Nama: NIP. NIP. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 23
  • 28. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN b. Buku Pembantu (BP) 1) BP Kas/BP Uang Persediaan (UP)/BP LS Bendahara/ BP Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP)/BP Lain-Lain. Bentuk BP di atas adalah sebagai berikut: Buku Pembantu …………….. (1) Departemen/Lembaga : (……) …………….. (2) Unit Organisasi : (……) …………….. (3) Propinsi/Kabupaten/Kota : (……) …………….. (4) Satuan Kerja : (……) …………….. (5) Tgl, No.SP DIPA : ……., ………………. (6) Tahun Anggaran : …………. (7) KPPN : (……) …………….. (8) Tanggal Nomor Uraian Debet Kredit Saldo Bukti (1) (2) (3) (4) (5) (6) Petunjuk pengisian (1) diisi jenis BP berkenaan (2) diisi kode dan nama departemen (3) diisi kode dan nama unit organisasi (4) diisi kode dan nama propinsi/kabupaten/kota (5) diisi kode dan nama satuan kerja (6) diisi tanggal dan nomor SP DIPA (7) diisi tahun anggaran (8) diisi kode dan nama KPPN Pengisian kolom (1) sampai dengan (6) mengikuti petunjuk pengisian bagian 2 BKU. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 24
  • 29. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN 2) Buku Pembantu Pajak (BP Pajak) Bentuk BP Pajak adalah sebagai berikut: BUKU PEMBANTU PAJAK Departemen/Lembaga : (……) …………….. (1) Unit Organisasi : (……) …………….. (2) Propinsi/Kabupaten/Kota : (……) …………….. (3) Satuan Kerja : (……) …………….. (4) Tgl, No.SP DIPA : ……., ………………. (5) Tahun Anggaran : …………. (6) KPPN : (……) …………….. (7) Penerimaan (Debet) No. Pengeluaran Tgl Uraian PPh PPh PPh Saldo bukti PPN ……… (Kredit) Ps 21 Ps 22 Ps 23 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Petunjuk pengisian: (1) diisi kode dan nama Departemen (2) diisi kode dan nama Unit Organisasi (3) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota (4) diisi kode dan nama Satuan Kerja (5) diisi tanggal dan nomor SP DIPA (6) diisi tahun anggaran (7) diisi kode dan nama KPPN Kolom (1) :diisi tanggal, bulan dan tahun transaksi terjadi Kolom (2) : diisi nomor bukti bendahara Kolom (3) : diisi uraian dari transaksi penerimaan atau pengeluaran Kolom (4) : diisi jumlah pungutan PPN yang diterima Kolom (5) : diisi jumlah pungutan PPh Ps 21 diterima Kolom (6) : diisi jumlah pungutan PPh Ps 22 diterima Kolom (7) : diisi jumlah pungutan PPh Ps 23 diterima Kolom (8) : diisi jumlah pungutan pajak lainnya (jika ada) termasuk penerimaan pajak yang diterima dari BPP yang dilaporkan dalam LPJ-BPP Kolom (9) : diisi jumlah pajak yang telah disetorkan ke kas negara Kolom (10) : diisi jumlah saldo setelah ditambah penerimaan pajak atau dikurangi jumlah setoran pajak yang tercantum dalam dokumen sumber. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 25
  • 30. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN 3) Buku Pengawasan Anggaran. Bentuk Buku Pengawasan Anggaran Bendahara Pengeluaran sebagai berikut: BUKU PENGAWASAN ANGGARAN BELANJA Departemen/Lembaga : (……) …………….. (1) Fungsi : ………. (8) Unit Organisasi : (……) …………….. (2) Sub Fungsi : ………. (9) Propinsi/Kabupaten/Kota : (……) …………….. (3) Program : ………. (10) Satuan Kerja : (……) …………….. (4) Kegiatan : ………. (11) Tgl, No.SP DIPA : ……., ………………. (5) Sub Kegiatan : ………. (12) Tahun Anggaran : …………. (6) KPPN : (……) ……………. (7) Cara bayar Kel. MA MA MA MA MA Posisi UP No. Tgl Uraian Nilai Transisi Bukti Sudah di Bkt UP LS (13) (14) (15) (16) (17) pengeluaran sahkan PAGU (18) (19) (20) (21) (22) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 26
  • 31. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN Petunjuk pengisian: (1) diisi kode dan nama Departemen (2) diisi kode dan nama Unit Organisasi (3) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota (4) diisi kode dan nama Satuan Kerja (5) diisi tanggal dan nomor SP DIPA (6) diisi tahun anggaran (7) diisi kode dan nama KPPN (8) diisi fungsi berkenaan (9) diisi kode sub fungsi berkenaan (10) diisi kode program berkenaan (11) diisi kode kegiatan berkenaan (12) diisi kode sub kegiatan berkenaan (13) diisi kode kelompok MA berkenaan (14) s/d (17) diisi kode MA terkait (18) diisi pagu kelompok MA berkenaan (19) s/d (22) diisi pagu MA terkait Kolom (1) : diisi tanggal, bulan dan tahun transaksi terjadi Kolom (2) : diisi nomor bukti bendahara Kolom (3) : diisi uraian dari transaksi pengeluaran yang dilakukan Kolom (4) : diisi jumlah nominal transaksi Kolom (5) : diisi akumulasi jumlah pembayaran melalui mekanisme UP Kolom (6) : diisi akumulasi jumlah pembayaran melalui mekanisme LS Kolom (7) : diisi sisa pagu kelompok MA berkenaan Kolom (8) s/d (11) : diisi sisa pagu MA terkait Kolom (12) : diisi jumlah pembayaran yang belum di GU kan Kolom (13) : diisi jumlah pembayaran yang sudah di GU kan MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 27
  • 32. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN C. BENDAHARA PENGELUARAN PEMBANTU (BPP). 1. Pengelolaan Kas UP/TUP. UP/TUP yang dikelola BPP berasal dari Bendahara Pengeluaran. Bendahara Pengeluaran mentransfer sejumlah UP/TUP kepada BPP untuk membiayai kegiatan- kegiatan yang akan dilakukan oleh BPP. UP/TUP BPP merupakan uang muka kerja yang akan digunakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dimana BPP berada (PPK-BPP) untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh PPK-BPP. Dana UP/TUP yang ada dalam pengelolaan BPP harus ditatausahakan, dicatat dan dibukukan dengan baik dan tertib. Pelaksanaan pembayaran dengan UP/TUP hanya dapat dilaksanakan apabila ada perintah dari PPK-BPP. Sebelum melakukan pembayaran, BPP: a. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diajukan oleh PA/Kuasa PA, meliputi kuitansi/tanda-terima, faktur pajak, dan lain-lain dokumen yang menjadi dasar hak tagih; b. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah pembayaran, termasuk perhitungan pajak dan perhitungan atas kewajiban lainnya yang berdasarkan ketentuan dibebankan kepada pihak ketiga; dan c. Menguji ketersediaan dana, meliputi pengujian kecukupan pagu untuk jenis belanja yang dimintakan pembayarannya. BPP wajib menolak perintah pembayaran apabila persyaratan pada huruf a sampai dengan c di atas tidak dipenuhi. Dalam hal semua syarat-syarat pada huruf a sampai dengan c dipenuhi, maka BPP melakukan pembayaran sesuai dengan besarnya tagihan yang diajukan. Atas pembayaran yang dilakukannya, BPP sebagai wajib pungut wajib memungut pajak-pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku. Bukti-bukti pembayaran selanjutnya disampaikan kepada PPK-BPP untuk dikumpulkan dan diajukan penggantian dana persediannya (GUP) melalui PPK. Pada akhir kegiatan/tahun anggaran, BPP wajib menyetorkan sisa UP/TUP yang berada dalam pengelolaannya kepada Bendahara Pengeluaran. 2. Pengelolaan Kas Selain UP/TUP. Disamping mengelola uang persediaan, BPP juga mengelola uang yang berasal dari SP2D-LS yang ditujukan kepada Bendahara Pengeluaran namun MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 28
  • 33. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN diteruskan kepadanya, pajak-pajak dari potongan pembayaran yang dilakukannya dan sumber penerimaan lainnya yang menjadi hak negara. Atas potongan pajak-pajak dan penerimaan lainnya tidak dapat digunakan langsung untuk melakukan pembayaran. Pajak-pajak dan penerimaannya lainnya tersebut harus disetor ke kas negara dengan menggunakan formulir yang telah ditentukan. Surat Setoran Pajak (SSP) digunakan untuk penyetoran pajak, Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) digunakan untuk penyetoaran pengembalian belanja tahun anggaran berjalan, dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) digunakan untuk penyetoran penerimaan lainnya. SP2D-LS Bendahara yang diteruskan kepada BPP harus dibayarkan oleh BPP kepada yang berhak menerimanya. Apabila penerima pembayaran tidak menunaikan haknya, maka atas uang yang tidak diambil tersebut disetorkan ke kas negara dengan menggunakan formulir SSPB. Pada akhir tahun anggaran, BPP wajib menyetorkan semua uang yang berada dalam pengelolaannya ke kas Negara (kecuali sisa UP yang harus disetorkan ke Bendahara Pengeluaran). 3. Pembukuan BPP. Sehubungan dengan fungsi BPP selaku pembantu Bendahara Pengeluaran, BPP akan menerima sejumlah dana dari Bendahara Pengeluaran guna dibayarkan kepada yang berhak. Selaku bendahara, BPP dalam melakukan pembayaran wajib melakukan pengujian dan wajib melakukan pungutan baik pajak maupun non pajak termasuk jasa giro. a. Penerimaan dana dari Bendahara Pengeluaran. Penyaluran dana dari Bendahara Pengeluaran kepada BPP dapat bersumber dari Uang Persediaan dan dapat bersumber dari SPM-LS Bendahara. Dalam hal setelah pelaksanaan pembayaran terdapat sisa atas dana dimaksud, terhadap sisa dana UP dikembalikan kepada Bendahara Pengeluaran sedangkan terhadap sisa dana SPM-LS Bendahara disetor ke Kas Negara dengan menggunakan SSBP. Pembukuan yang dilakukan oleh BPP adalah sebagai berikut: 1) Tanda terima/bukti transfer dari Bendahara Pengeluaran, dibukukan di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu UP dan/atau Buku Pembantu LS-Bendahara. Khusus untuk UP dicatat sebagai pagu dalam kolom mata anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran UP sesuai rencana penggunaan. 2) Pengembalian sisa UP kepada Bendahara Pengeluaran, dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan dan Buku Pembantu UP. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 29
  • 34. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN 3) Setoran sisa dana SPM-LS Bendahara ke Kas Negara, dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu LS Bendahara. b. Aktivitas pembayaran atas uang yang bersumber dari Uang Persediaan. 1) Pembayaran atas uang persediaan dilakukan setelah dikurangi kewajiban pihak terbayar/pihak ketiga. Selanjutnya BPP wajib meminta kuitansi/bukti pembayaran sebesar nilai bruto dan faktur pajak serta mengembalikan faktur pajak yang telah disahkan oleh BPP kepada pihak terbayar/pihak ketiga sebesar kewajibannya. Kuitansi/bukti pembayaran dan faktur pajak dibukukan: a) Sebesar nilai bruto kuitansi/bukti pembayaran dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum dan di sisi kredit pada Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu Uang Persediaan, dan dicatat sebagai pengurangan pagu dalam kolom mata anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran UP. b) Sebesar nilai faktur pajak/SSP dibukukan di sisi debet pada Buku Kas Umum di sisi debet pada Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak. 2) Penyetoran pajak ke Kas Negara. SSP yang dinyatakan sah dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu Pajak 3) Pengembalian sisa UP kepada Bendahara Pengeluaran. Tanda terima/bukti transfer dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, Buku Pembantu UP. catatan: Sebagai wujud pertanggungjawaban kepada PA/Kuasa PA dan sekaligus sebagai sarana revolving Uang Persediaan, Pejabat Pembuat Komitmen menerbitkan SPP dan menyampaikannya kepada Pejabat Penerbit SPM dengan disertai bukti-bukti pengeluaran dan bukti-bukti setor. SPP dibukukan di sisi debet dan sisi Kredit (in-out) pada Buku Kas Umum, dan dicatat dalam kolom mata anggaran berkenaan pada Buku Pengawasan Anggaran UP. c. Aktivitas pembayaran atas Uang yang bersumber dari SPM-LS Bendahara. 1) Pada dasarnya dengan SPM-LS Bendahara pemotongan kepada pihak terbayar telah dilakukan pada saat penerbitan SPM dimaksud. Oleh karena itu, pelaksanaan pembayaran dilakukan atas nilai netto berdasarkan daftar yang sudah dibuat. Demikian juga penyetoran atas sisa SPM-LS Bendahara ke Kas negara dilakukan oleh BPP dengan menggunakan SSPB sebesar nilai netto, hal mana terjadi apabila setelah waktu tertentu pihak yang dituju tidak mengambil MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 30
  • 35. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN uang dimaksud. Pembukuan atas bukti pembayaran dan SSPB dilakukan sebagai berikut: a) Sebesar tanda terima/bukti pembayaran dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu LS-Bendahara. b) SSPB yang dinyatakan sah dibukukan di sisi Kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu LS-Bendahara. 2) Dalam hal SPM-LS Bendahara tidak mencakup pemotongan pajak pihak terbayar, BPP wajib melakukan pemotongan pajak dimaksud pada saat pelaksanaan pembayaran. Pembukuan dilakukan sebagai berikut: a) Sebesar tanda terima/bukti pembayaran (bruto) dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas dan Buku Pembantu LS-Bendahara. b) Sebesar nilai faktur pajak/SSP dibukukan di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Pajak. c) SSP yang dinyatakan sah dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Pajak. 3) Setoran sisa dana SPM-LS Bendahara ke Kas Negara SSPB yang dinyatakan sah dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu LS-Bendahara. d. Aktivitas Lainnya. Pada dasarnya BPP wajib membukukan dan mempertanggungjawabkan seluruh uang yang diterimanya. Selanjutnya untuk menampung kemungkinan adanya penerimaan BPP di luar aktivitas tersebut di atas, pembukuan dilakukan sebagai berikut: 1) Bukti penerimaan lainnya dibukukan di sisi debet pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain. 2) SSBP yang dinyatakan sah, yang merupakan setoran atas penerimaan lain- lain, dibukukan di sisi kredit pada Buku Kas Umum, Buku Pembantu Kas, dan Buku Pembantu Lain-lain. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 31
  • 36. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN 4. Contoh Format Pembukuan Bendahara Pengeluaran Pembantu. a. Buku Kas Umum (BKU) Bagian 1: Halaman Muka, berbentuk sebagai berikut: BUKU KAS UMUM Departemen/Lembaga : (……) …………….. (1) Unit Organisasi : (……) …………….. (2) Propinsi/Kabupaten/Kota : (……) …………….. (3) Satuan Kerja : (……) …………….. (4) Tgl/No SK Pengangkatan 1. BPP : …………………….. (5) 2. Pejabat Pembuat Komitmen : …………………….. (6) Tahun Anggaran …………………….. (7) …………, ……………….. (8) Mengetahui, Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Pengeluaran Pembantu (9) (10) …………………. ……………………… NIP. NIP. Petunjuk pengisian: (1) diisi kode dan nama Departemen (2) diisi kode dan nama Unit Organisasi (3) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota (4) diisi kode dan nama Satuan Kerja (5) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan BPP (6) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen (7) diisi tahun anggaran (8) diisi tempat dan tanggal BP-BPP ditandatangani (9) diisi nama dan NIP Pejabat Pembuat Komitmen yang ditunjuk (10) diisi nama dan NIP Bendahara Pengeluaran Pembantu yang ditunjuk MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 32
  • 37. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN Bagian 2: Halaman isi BKU, berbentuk sebagai berikut: Tanggal Nomor Bukti Uraian Debet Kredit Saldo (1) (2) (3) (4) (5) (6) Petunjuk pengisian: Kolom 1 : diisi tanggal pembukuan (format:bulan-tanggal) Kolom 2 : diisi nomor bukti dokumen sumber Kolom 3 : diisi uraian dari transaksi penerimaan/pengeluaran Kolom 4 : diisi jumlah penerimaan yang tercantum dalam dokumen sumber Kolom 5 : diisi jumlah pengeluaran yang tercantum dalam dokumen sumber Kolom 6 : diisi jumlah saldo setelah ditambah/dikurangi jumlah penerimaan/ pengeluaran yang tercantum dalam dokumen sumber. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 33
  • 38. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN Bagian 3: Halaman catatan BKU (untuk Pemeriksaan Kas BPP), berbentuk sebagai berikut: BERITA ACARA PEMERIKSAAN KAS Pada hari ini,……. tanggal………..bulan……….tahun………. kami selaku Pejabat Pembuat Komitmen telah melakukan pemeriksaan kas BPP dengan posisi saldo BKU sebesar Rp……… dan Nomor Bukti terakhir nomor. …………. Adapun hasil pemeriksaan kas sebagai berikut: I Hasil pemeriksaan pembukuan BPP A Saldo Kas (yang belum dipertanggungjawabkan BPP) 1. Saldo BP Kas (tunai dan bank) Rp …… 2. Saldo BP UM Perjadin Rp …… (+) 3. Jumlah (A.1+A.2) Rp ………. B Saldo Kas tersebut pada huruf A, terdiri dari 1. Saldo BP UP Rp …… 2. Saldo BP LS-Bendahara Rp …… 3. Saldo BP Pajak Rp …… 4. Saldo BP Lain-Lain Rp …… (+) 5. Jumlah (B.1+B.2+B.3+B.4) Rp ………. C Selisih Pembukuan (A.1-B.5) Rp …….. II Hasil Pemeriksaan kas A Kas yang dikuasai BPP 1 Uang tunai di brankas Rp …… 2 Uang di rekening bank Rp …… (+) 3 Jumlah Kas (A.1+A.2) Rp ………. III Selisih Kas A 1 Saldo BP Kas (I.A.1) Rp …… 2 Jumlah Kas (II.A.3) Rp …… (-) 3 Selisih Kas (A.1-A.2) Rp ……… IV Penjelasan atas selisih kas 1 …………………………………………………………………………………………. 2 ………………………………………………………………………………………….. Yang diperiksa, Yang memeriksa, Bendahara Pengeluaran Pembantu Pejabat Pembuat Komitmen Nama…………. Nama…………… NIP ……………. NIP ……………… MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 34
  • 39. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN b. Buku Pembantu (BP) 1) BP Kas/BP Uang Persediaan (BP UP)/BP LS-Bdh/BP Lain-lain Bentuk BP di atas adalah sebagai berikut: Buku Pembantu …………….. (1) Departemen/Lembaga : (……) …………….. (2) Unit Organisasi : (……) …………….. (3) Propinsi/Kabupaten/Kota : (……) …………….. (4) Satuan Kerja : (……) …………….. (5) Tgl/No SK Pengangkatan 1. BPP : …………….. (6) 2. Pejabat Pembuat Komitmen : ……………… (7) Tahun Anggaran : …………. (8) Tanggal Nomor Uraian Debet Kredit Saldo Bukti (1) (2) (3) (4) (5) (6) Petunjuk pengisian: (1) diisi jenis BP berkenaan (2) diisi kode dan nama departemen (3) diisi kode dan nama unit organisasi (4) diisi kode dan nama propinsi/kabupaten/kota (5) diisi kode dan nama satuan kerja (6) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan BPP (7) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen (8) diisi tahun anggaran Pengisian kolom (1) sampai dengan (6) mengikuti petunjuk pengisian bagian 2 BKU-BPP MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 35
  • 40. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN 2) Buku Pembantu BPP Pajak (BP BPP Pajak) Bentuk BP Pajak adalah sebagai berikut: BUKU PEMBANTU PAJAK Departemen/Lembaga : (……) …………….. (1) Unit Organisasi : (……) …………….. (2) Propinsi/Kabupaten/Kota : (……) …………….. (3) Satuan Kerja : (……) …………….. (4) Tgl/No SK Pengangkatan 1. BPP : ……………..………….. (5) 2. Pejabat Pembuat Komitmen : ……………..………….. (6) Tahun Anggaran : ……………..………….. (7) Penerimaan (Debet) Nomor Pengeluaran Tanggal Uraian Saldo bukti PPh PPh PPh (Kredit) PPN …… Ps 21 Ps 22 Ps 23 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Petunjuk pengisian: (1) diisi kode dan nama departemen (2) diisi kode dan nama unit organisasi (3) diisi kode dan nama propinsi/kabupaten/kota (4) diisi kode dan nama satuan kerja (5) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan BPP (6) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen (7) diisi tahun anggaran Kolom (1) : diisi tanggal, bulan dan tahun transaksi terjadi Kolom (2) : diisi nomor bukti dokumen sumber Kolom (3) : diisi uraian dari transaksi penerimaan atau pengeluaran Kolom (4) : diisi jumlah pungutan PPN yang diterima Kolom (5) : diisi jumlah pungutan PPh Ps 21 diterima Kolom (6) : diisi jumlah pungutan PPh Ps 22 diterima Kolom (7) : diisi jumlah pungutan PPh Ps 23 diterima Kolom (8) : diisi jumlah pungutan pajak lainnya (jika ada) Kolom (9) : diisi jumlah pajak yang telah disetorkan ke kas negara Kolom (10) : diisi jumlah saldo setelah ditambah penerimaan pajak atau dikurangi jumlah setoran pajak yang tercantum dalam dokumen sumber. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 36
  • 41. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN 3) Buku Pengawasan Anggaran BPP. Bentuk Buku Pengawasan Anggaran BPP sebagai berikut: Buku Pengawasan Anggaran Uang Persediaan Departemen/Lembaga : (……) …………….. (1) Fungsi : ………. (8) Unit Organisasi : (……) …………….. (2) Subfungsi : ………. (9) Provinsi/Kabupaten/Kota : (……) …………….. (3) Program : ………. (10) Satuan Kerja : (……) …………….. (4) Kegiatan : ………. (11) Tgl/No SK Pengangkatan Subkegiatan : ………. (12) 1. BPP : …………….. (5) 2. Pejabat Pembuat Komitmen : ……………… (6) Tahun Anggaran : …………. (7) BKPK MA MA MA MA MA Posisi UP No. Nilai Tgl Uraian Bukti Sudah di-SPP Bkt Transaksi (13) (14) (15) (16) (17) (18) pengeluaran -kan PAGU (19) (20) (21) (22) (23) (24) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 37
  • 42. BAB IV BENDAHARA PENGELUARAN Petunjuk pengisian: (1) diisi kode dan nama Departemen (2) diisi kode dan nama Unit Organisasi (3) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota (4) diisi kode dan nama Satuan Kerja (5) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan BPP (6) diisi tanggal dan nomor SK Pengangkatan Pejabat Pengelola Kegiatan (7) diisi tahun anggaran (8) diisi fungsi berkenaan (9) diisi kode sub fungsi berkenaan (10) diisi kode program berkenaan (11) diisi kode kegiatan berkenaan (12) diisi kode sub kegiatan berkenaan (13) diisi kode kelompok MA berkenaan (14) s/d (18) diisi kode MA berkenaan (19) diisi pagu kelompok MA berkenaan (20) s/d (24) diisi pagu MA berkenaan Kolom (1) : diisi tanggal, bulan dan tahun transaksi terjadi Kolom (2) : diisi nomor bukti dokumen sumber pengeluaran Kolom (3) : diisi uraian dari transaksi pengeluaran yang dilakukan Kolom (4) : diisi jumlah nominal transaksi Kolom (5) : diisi sisa pagu kelompok MA benrkenaan. Kolom (6) s/d (10) diisi sisa pagu MA berkenan Kolom (11) : diisi jumlah pembayaran yang belum di LPJ kan Kolom (12) : diisi jumlah pembayaran yang sudah di LPJ kan MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 38
  • 43. BAB V LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA BAB V LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran wajib menyusun laporan pertanggungjawaban secara bulanan atas uang yang dikelolanya. Bendahara Pengeluaran Pembantu wajib menyampaikan laporan pertanggungjawabannya kepada Bendahara Pengeluaran pada setiap awal bulan. Laporan pertanggungjawaban bendahara tersebut harus menyajikan informasi tentang: a. Keadaan pembukuan pada bulan pelaporan, meliputi saldo awal, penambahan, penggunaan/pengurangan, dan saldo akhir dari buku-buku pembantu; b. Keadaan kas pada akhir bulan pelaporan, meliputi uang tunai di brankas dan saldo di rekening bank/pos; c. Hasil rekonsiliasi internal (antara pembukuan bendahara dengan UAKPA); dan d. Penjelasan atas selisih (jika ada), antara saldo buku dan saldo kas. A. TATA CARA PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN LPJ Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran disusun berdasarkan buku kas umum, buku-buku pembantu dan buku pengawasan anggaran yang telah direkonsiliasi dengan UAKPA. Disamping itu juga perlu ditambahkan bahwa LPJ Bendahara Pengeluaran merupakan gabungan dari satu atau lebih LPJ-BPP dengan LPJ Bendahara Pengeluaran itu sendiri. LPJ BPP juga disusun berdasarkan Buku Kas Umum, Buku-buku Pembantu dan Buku Pengawasan Anggaran. B. PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN LPJ Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran disampaikan kepada: a. Kepala KPPN yang ditunjuk dalam DIPA satuan kerjanya b. Menteri/Pimpinan Lembaga masing-masing c. Badan Pemeriksa Keuangan Penyampaian LPJ tersebut dilakukan secara bulanan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) hari kerja bulan berikutnya, disertai dengan salinan rekening koran dari bank/pos bulan berkenaan. LPJ BPP dikirimkan kepada Bendahara Pengeluaran induknya paling lambat 5 (lima) hari kerja bulan berikutnya disertai dengan salinan rekening koran dari bank/pos bulan berkenaan. MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 39
  • 44. BAB V LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA C. BENTUK LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ) BENDAHARA 1. LPJ Bendahara Penerimaan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan, berbentuk sebagai berikut: LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN Bulan: ………………… (1) Departemen/ Lembaga : (…..) …………… (2) Tgl, No. SP DIPA : ………………. (7) Unit Organisasi : (…..) …………… (3) Tahun Anggaran : ………………. (8) Propinsi/Kab/Kota : (…..) …………… (4) KPPN : (…) ….……… (9) Satuan Kerja : (…..) …………… (5) Alamat dan Tlp. : (…..) …………… (6) I. Keadaan Pembukuan bulan pelaporan dengan saldo akhir pada BKU sebesar Rp. ……………….…(10) dan Nomor Bukti terakhir Nomor: …………….. (11) Jenis Buku Pembantu Saldo Awal Penerimaan Penyetoran Saldo Akhir (1) (2) (3) (4) (5) (6) A. BP Kas ………….. 1. BP Kas (tunai dan Bank) ………….. ………….. ………….. ………….. B. Buku Pembantu ………….. 1. BP …. ………….. ………….. ………….. ………….. 2. BP ….. ………….. ………….. ………….. ………….. 3. BP Lain-lain ………….. ………….. ………….. ………….. II. Keadaan kas pada akhir bulan pelaporan 1. Uang tunai di brankas Rp. ………… (12) 2. Uang di rekening bank Rp. ………… (13) (+) (terlampir salinan rekening koran) 3. Jumlah saldo kas Rp. ………… (14) III. Hasil rekonsiliasi internal dengan UAKPA Hasil Rekonsiliasi internal (Bendahara dengan UAKPA) A Pembukuan menurut Bendahara 1 Penerimaan yang sudah disetorkan ke kas negara Rp ……… (15) B Pembukuan menurut UAKPA Rp ……… (16) C Selisih pembukuan Bendahara dengan UAKPA (A1 – B) Rp ……….. (17) IV. Pembukuan dan fisik kas telah diperiksa oleh KPA dengan hasil sebagai berikut: 1. Selisih Kas (saldo akhir I.A.1 – II.3) Rp. ……… (18) (jelaskan apabila ada selisih) Rp 2. Selisih Pembukuan (III.C) Rp. ……… (19) (jelaskan apabila ada selisih) ……….., …………… (20) Mengetahui: Bendahara Penerimaan Kuasa Pengguna Anggaran Nama: (21) Nama: (22) NIP: NIP: MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 40
  • 45. BAB V LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA Petunjuk pengisian: (1) diisi bulan dan tahun berkenaan (2) diisi kode dan nama Departemen (3) diisi kode dan nama Unit Organisasi (4) diisi kode dan nama Propinsi/Kabupaten/Kota (5) diisi kode dan nama Satuan Kerja (6) diisi alamat da No telpon satuan kerja (7) diisi tanggal dan nomor SP DIPA (8) diisi tahun anggaran (9) diisi kode dan nama KPPN (10) diisi jumlah saldo akhir BKU pada bulan pelaporan (11) diisi nomor bukti terakhir pada BKU Kolom (3) : diisi saldo awal masing-masing buku yang merupakan saldo bulan lalu Kolom (4) : diisi jumlah kolom debet yang terjadi di bulan pelaporan pada masing- masing buku Kolom (5) : diisi jumlah kolom kredit yang terjadi di bulan pelaporan pada masing- masing buku Kolom (6) : diisi jumlah saldo akhir (kolom (3) ditambah kolom (4) dikurangi kolom (5) masing-masing buku (12) diisi jumlah uang tunai di brankas bendahara penerimaan pada akhir bulan pelaporan (13) diisi jumlah uang pada rekening bendahara penerimaan di bank pada akhir bulan pelaporan (14) diisi penjumlahan nomor (12) dan (13) (15) diisi jumlah penerimaan yang sudah disetorkan pada bulan berkenaan (16) diisi realisasi penerimaan bulan berkenaan menurut UAKPA (17) diisi selisih antara nomor (15) dan (16) (18) diisi selisih antara I.A.1 kolom (6) dengan II.3 (19) diisi sama dengan nomor (17) (20) diisi tempat dan tanggal LPJ ditandatangani (21) diisi nama dan NIP Kuasa PA (22) diisi nama dan NIP Bendahara Penerimaan MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA 41