SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 13
Baixar para ler offline
PEMERINTAH KABUPATEN SERANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG
NOMOR 5 TAHUN 2001
TENTANG
PENGELOLAAN KAWASAN PANTAI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI SERANG
Menimbang

: a. Bahwa kawasan pantai merupakan karunia Tuhan Yang Maha
Esa yang memiliki nilai yang sangat strategis dalam rangka
menunjang pelaksanaan pembangunan, untuk itu perlu ditata
serta

dipersiapkan

secara

berencana

berdasarkan

asas

pemanfaatan tanah yang seimbang, serasi, optimal dan lestari ;
b. bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi daerah, pengelolaan
kawasan pantai merupakan wewenang Pemerintah Daerah ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b di atas perlu diatur dalam suatu Peraturan Daerah.

Mengingat

: 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 Raperda Kabupaten
dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) ;
2. Undang-undang Nomor Tahun 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Daerah Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043) ;
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3209) ;
4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Tata Ruang
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115) ;
5. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan
Hak Atas tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Tahun 1997
Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3688)
sebagaimana dimaksud telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor
130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3988) ;
6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68) ;
7. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Raperda (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839) ;
8. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan
Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010) ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi
Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun
1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373) ;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna
Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah
(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3643) ;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 59) ;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertiban
dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Tahun
1998 Nomor 51) ;
13. Peraturan

Pemerintah

Nomor

25

Tahun

2000

tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai
Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ;
14. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990
tentang Kawasan Lindung ;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 2 Tahun 2000
tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah Kabupaten Serang, (Lembaran Daerah Nomor 466 Tahun
2000 Seri D) ;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 3 Tahun 2001
tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten
Serang (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 500).

Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN

DAERAH

TENTANG

PENGELOLAAN

KAWASAN PANTAI.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Serang.
2. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri
dari Presiden beserta Menteri.
3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang
lain sebagai Badan Eksekutif Daerah.
4. Bupati adalah Bupati Serang.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang.
6. Dinas adalah Dinas Pertanahan Kabupaten Serang.
7. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Serang.
8. Kawasan Pantai, adalah ruang yang terdiri dari daratan dan perairan yang masih
terpengaruh dan dipengaruhi oleh aktivitas darat maupun laut sampai dengan batas
4 (empat) mil dari titik pasang surut ke laut atau sepertiga dari batas kewenangan
Propinsi yang diukur berdasarkan ketentuan yang berlaku.
9. Pantai adalah bidang tanah tertentu yang merupakan bagian permukaan bumi yang
terletak di tepi perairan laut yang dibatasi oleh garis surut terendah dan pasang
tertinggi.
10. Tanah Negara adalah tanah yang dikuasai langsung oleh Negara baik yang terjadi
karena penetapan undang-undang maupun karena perbuatan hukum.
11. Reklamasi Pantai adalah kegiatan untuk mengembalikan bidang tanah yang hilang
akibat abrasi garis pantai.
12. Penimbunan atau pengurangan laut adalah kegiatan memperluas daratan ke arah
laut dalam rangka menambah persediaan tanah untuk kegiatan tertentu.
13. Tanah Timbul adalah bidang tanah yang terjadi akibat proses alam di sekitar
muara dan pantai.
14. Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara yang kewenangan
pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya.
15. Pemegang Hak Atas Tanah adalah pemegang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai atas tanah di atas hak pengelolaan.
16. Rencana Umum Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RUTR adalah Rencana
Umum Tata Ruang Kabupaten Serang.
17. Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung
oleh Negara dalam jangka waktu paling lama 35 (tiga puluh lima) Tahun dan
dapat langsung diperpanjang dengan waktu paling lama 25 (dua puluh lima)
Tahun.
18. Hak Guna Bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan atas
tanah yang bukan untuknya sendiri dengan waktu paling lama 30 (tiga puluh)
Tahun dan dapat diperpanjang paling lama 20 (dua puluh) Tahun.
19. Hak Pakai adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah
yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi
wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh
Pejabat yang berwenang memberikannya atau dengan perjanjian dengan pemilik
tanahnya yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengelolaan tanah.

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Pengelolaan kawasan pantai dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan yang
lestari, optimal, serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang
berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pasal 3
Pengelolaan Kawasan Pantai oleh Pemerintah Daerah bertujuan untuk :
a. Terciptanya tertib administrasi pertanahan atas tanah-tanah kawasan pantai.
b. Terwujudnya pembangunan kawasan pantai yang berwawasan lingkungan sesuai
dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR).
c. Mengembangkan potensi kawasan pantai sebagai penunjang pembangunan.
d. Meningkatkan kesejahteraan dan mutu kehidupan bagi masyarakat.
e. Memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi masyarakat setempat dan
penanam modal yang akan berusaha di kawasan pantai.

BAB III
OBYEK DAN SUBYEK
Pasal 4
Obyek pengelolaan kawasan pantai adalah seluruh wilayah Kabupaten yang
mempunyai garis pantai yang berstatus Tanah Negara dan wilayah perairan sampai
dengan batas 4 (empat) mil dari titik pasang surut ke laut atau sepertiga dari batas
kewenangan Propinsi yang diukur berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Pasal 5
Subyek pengelolaan kawasan pantai adalah Pemerintah Daerah.
BAB IV
KEWENANGAN DAERAH
Pasal 6
Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk :
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan penggunaan, persediaan dan
pemeliharaan tanah kawasan pantai.
b. Menentukan dan mengatur hubungan hukum dan perbuatan hukum yang berkaitan
dengan kawasan pantai.
Pasal 7
Kewenangan pengelolaan kawasan pantai ditindak lanjuti dengan penerbitan hak
pengelolaan oleh Pemerintah melalui Dinas Pertanahan.
Pasal 8
Pemerintah Daerah sebagai pemegang Hak Pengelolaan berwenang untuk :
(1) Memberikan ijin pemanfaatan bagian-bagian tanah kawasan pantai pada pihak
ketiga berdasarkan perjanjian.
(2) Memberikan bagian-bagian kawasan pantai kepada pihak perorangan atau Badan
Hukum.
Pasal 9
(1) Pemberian bagian-bagian kawasan pantai sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
Pasal 8 ditegaskan dengan sesuatu hak atas tanah yang meliputi Hak Guna Usaha,
Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai.
(2) Hak atas tanah sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan oleh Pemerintah Daerah
melalui Dinas Pertanahan.
Pasal 10
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai dapat diberikan kepada pihak
ketiga apabila tanah dimaksud betul-betul akan digunakan dan dimanfaatkan untuk
kegiatan usaha pembangunan yang tidak bertentangan dengan rencana umum tata
ruang.
Pasal 11
Pemegang hak atas tanah di atas Hak Pengelolaan dalam menjalankan usahanya tidak
diperkenankan merusak lingkungan hidup sehingga dapat menurunkan daya dukung
lin.
Pasal 12
Pemegang hak atas tanah kawasan pantai di atas Hak Pengelolaan dapat
menggunakan

dan

memanfaatkan

tanah

sesuai

dengan

peruntukan

dan

penggunaannya dalam kurun waktu sesuai dengan yang diperjanjikan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) Pasal 8.
Pasal 13
Pemerintah Daerah berwenang untuk menarik retribusi sebagai sumber Pendapatan
Asli Daerah Sendiri (PADS) kepada pihak ketiga yang akan menerima hak atas tanah
diatas Hak Pengelolaan yang pengaturannya diatur secara tersendiri.
Pasal 14
(1) Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban mengadakan pengawasan terhadap
pengelolaan kawasan pantai.
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Tim Khusus
yang ditetapkan dengan Kepala Bupati.

BAB VI
PENYIDIKAN
Pasal 15
(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan Penyidikan tindak pidana di
bidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum
Acara Pidana yang berlaku.
(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :
a. Menerima, mencari, mengumpulkan data dan meneliti keterangan atau
berkenaan dengan pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana di
bidang tertibusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih
lengkap dan jelas ;
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau
badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak
pidana di bidang retribusi Daerah ;
c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah ;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah ;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,
pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan thg bahan
bukti tersebut ;
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan
tindak pidana di bidang retribusi Daerah ;
g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat
pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau
dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi Daerah ;
i. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;
j. Menghentikan penyidikan ;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu u/ kelancaran penyidikan tindak pidana di
bidang retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan ;
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan
dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui
Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentua yang
diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.
BAB VII
KETENTUAN DAN PENUTUP
Pasal 16
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang teknis
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Kepala Bupati.
Pasal 17
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Serang.

Disahkan di Serang
Pada tanggal 24 Maret 2001
BUPATI SERANG,

BUNYAMIN
Diundangkan di Serang
Pada tanggal 27 Maret 2001
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SERANG,

AMAN SUKARSO
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
TAHUN

2001

NOMOR

502
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG
NOMOR 5 TAHUN 2001
TENTANG
PENGELOLAAN KAWASAN PANTAI
UMUM
Peraturan dasar pokok-pokok Agraria mengeaskan bahwa Bumi, Air dan
ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, pada tingkatan
tertinggi dikuasai oleh negara. Hak menguasai

dari negara tersebut memberi

kewenangan untuk mengatur dan menyelenggarakan peruntukan penggunaan,
penyediaan dan pemeliharaan bumi air dan ruang angkas, menentukan dan mengatur
hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi air dan ruang angkasa
dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa. Hak
menguasai dari negara ini pelaksanaannya dapat dikuasakan kepada Pemerintah
Daerah.
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Raperda, memberikan kewenangan
luas, nyata dan bertanggung jawab kepada Daerah, sehingga memberi peluang kepada
daerah agar leluasa mengatur dan melaksanakan kewenangannya atas prakarsa
sendiri, sesuai dengan keperntingan masyarakat setempat dan potensi daerah.
Kewenangan Pemerintah Daerah dilaksanakan secara luas, utuh dan bulat yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pada semua aspek
Pemerintahan.
Berdasarkan penjelasan umum Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
huruf A. Umum, dijelaskan bahwa kewenangan Kabupaten/Kota tidak diatur secara
rinci, karena pada dasarnya semua kewenangan Pemerintah diletakkan pada Daerah
Kabupaten/Kota

kecuali

kewenangan

sebagaimana

diatur

dalam

Peraturan

Pemerintah ini.
Ketentuan yang mengatur tentang kawasan pantai pada saat ini sangat
diperlukan, sebagaimana diketahui bahwa kawasan pantai adalah suatu ruang yang
sangat strategis bila dipandang dari sudut ekonomi, perkembangan kota dan
lingkungan hidup, namun demikian kawasan pantai dapat pula menjadi titik rawan
bagi masuknya penyelundupan pengganggu keamanan nasional serta apabila tidak
dikelola dengan baik juga dapat menimbulkan kerusakan lingkungan.
Berkaitan dengan nilai-nilai strategis dari kawasan pantai serta akibat negatif
yang dapat ditimbulkan oleh pemanfaatan kawasan pantai, maka perlu dikeluarkan
suatu kebijakan sebagai acuan dari pengelolaan kawasan pantai. Kebijakan ini
bertujuan agar pemanfaatan tanah-tanah di kawasan pantai di wilayah Kabupaten
Serang dipersiapkan secara berencana, berdasarkan asas-asas pemanfaatan tanah
secara lestari, optimal, serasi dan seimbang serta ditindaklanjuti dengan pendaftaran
hak atas tanahnya. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka
kawasan pantai di Kabupaten Serang perlu diatur dalam suatu Peraturan Daerah.
PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Pasal ini memuat pengertian dan istilah yang dipergunakan dalam Peraturan
Daerah ini.
Pasal 2
Lestari

: Bahwa

penggunaan

tanahnya

diusahakan

untuk

mencegah kerusakan serta tetap menjaga kelestarian
daya dukung sumber daya alam dengan memperhatikan
kepentingan lahir dan batin antar generasi sehingga
dapat digunakan selama mungkin.
Optimal

: Bahwa

penggunaan

ekonomis

dengan

tanahnya

diusahakan

memperhitungkan

secara

kemampuan

tanahnya sehingga mendapatkan hasil yang maksimum
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Serasi dan seimbang : Bahwa penggunaan tanah dapat menjamin terwujudnya
keserasian, keselarasan dan keseimbangan struktur dan
pola penggunaan tanah bagi semua kepentingan
pembangunan atau dengan kata lain tidak ada konflik
penggunaan tanah.
Pasal 3
Tertib Administrasi pertanahan adalah suatu keadaan dimana semua bidang
tanah sudah jelas terdaftar sehingga jelas mengenai subyek dan jenis haknya.
Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Ayat (1) dan (2)
Cukup jelas
Pasal 15
Ayat (1)
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerah Kabupaten Serang yang telah
diangkat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ayat (2) dan (3)
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanPeraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanppbkab
 
rancangan perda rtrw 2010-2030 makassar
rancangan perda rtrw 2010-2030 makassarrancangan perda rtrw 2010-2030 makassar
rancangan perda rtrw 2010-2030 makassarImam Nur Alam
 
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029Probolinggo Property
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BogorRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BogorPenataan Ruang
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...Kota Serang
 
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+provPA_Klaten
 
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakamanPerda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakamanMedan Comonity
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015Adi T Wibowo
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungPenataan Ruang
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...iniPurwokerto
 
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbPerda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbandika_combat
 
Draft raperda revisi rtrw kota bandung
Draft raperda revisi rtrw kota bandungDraft raperda revisi rtrw kota bandung
Draft raperda revisi rtrw kota bandungRamadhani Pratama
 
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Penataan Ruang
 
RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011
RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011
RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011Adi T Wibowo
 
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. BoyolaliRanperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. BoyolaliAdi T Wibowo
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Medan Comonity
 
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG  RETRIBUSI  PERIZINAN  TERTENTUPerda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG  RETRIBUSI  PERIZINAN  TERTENTU
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTUGanglumpur KUKAR
 

Mais procurados (19)

Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunanPeraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
Peraturan bupati-no.-29-ttg-izin-mendirikan-bangunan
 
rancangan perda rtrw 2010-2030 makassar
rancangan perda rtrw 2010-2030 makassarrancangan perda rtrw 2010-2030 makassar
rancangan perda rtrw 2010-2030 makassar
 
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
perda no 22 2010 ttg rtrwp jabar 2009 2029
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BogorRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN BIDAN...
 
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
2011 Retribusi jasa usaha setuju menkeu+prov
 
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakamanPerda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
 
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011 – 2015
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BandungRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAA...
 
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbPerda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
 
Draft raperda revisi rtrw kota bandung
Draft raperda revisi rtrw kota bandungDraft raperda revisi rtrw kota bandung
Draft raperda revisi rtrw kota bandung
 
Perda 9 tahun 2014 retribusi
Perda 9 tahun 2014 retribusiPerda 9 tahun 2014 retribusi
Perda 9 tahun 2014 retribusi
 
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
Pelimpahan Kewenangan Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancang...
 
Perda 18 2011
Perda 18 2011Perda 18 2011
Perda 18 2011
 
RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011
RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011
RTRW Kab Boyolali. No. 9 Tahun 2011
 
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. BoyolaliRanperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
Ranperda rpjmd 2011 2015 Kab. Boyolali
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008
 
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG  RETRIBUSI  PERIZINAN  TERTENTUPerda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG  RETRIBUSI  PERIZINAN  TERTENTU
Perda kukar nomor 19 tahun 2011 TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU
 

Semelhante a PDKawasanPantai

pp_16_2004.pdf
pp_16_2004.pdfpp_16_2004.pdf
pp_16_2004.pdfhamdy41
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000Penataan Ruang
 
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman
 
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdfPP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdfFaizRivaldy1
 
Perpres nomor 86 tahun 2018
Perpres nomor 86 tahun 2018Perpres nomor 86 tahun 2018
Perpres nomor 86 tahun 2018KantorHukum1
 
PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN YANG DISERAHKAN KEPADA PIH...
PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN YANG DISERAHKAN KEPADA PIH...PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN YANG DISERAHKAN KEPADA PIH...
PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN YANG DISERAHKAN KEPADA PIH...Om Jin
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAHiniPurwokerto
 
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)Sabar Artiyono
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan TanahPeraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan TanahPenataan Ruang
 
Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera
Rencana Tata Ruang Pulau SumateraRencana Tata Ruang Pulau Sumatera
Rencana Tata Ruang Pulau SumateraPenataan Ruang
 
HUKUM_AGRARIA EDIT.pptx
HUKUM_AGRARIA EDIT.pptxHUKUM_AGRARIA EDIT.pptx
HUKUM_AGRARIA EDIT.pptxwirapamungkas
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Penataan Ruang
 
Pp no 26 tahun 2008
Pp no 26 tahun 2008Pp no 26 tahun 2008
Pp no 26 tahun 2008farah5
 
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiRencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiPenataan Ruang
 
2012 Perda air tanah
2012 Perda air tanah2012 Perda air tanah
2012 Perda air tanahPA_Klaten
 
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...pidmilkejatisulsel
 

Semelhante a PDKawasanPantai (20)

pp_16_2004.pdf
pp_16_2004.pdfpp_16_2004.pdf
pp_16_2004.pdf
 
Pp 16 2004penatagunaantanah
Pp 16 2004penatagunaantanahPp 16 2004penatagunaantanah
Pp 16 2004penatagunaantanah
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2000
 
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
Perda Kab. Padang Pariaman No 07 tahun 2004 tentang Penetapan Dan Pemanfaatan...
 
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdfPP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
PP Nomor 19 Tahun 2021.pdf
 
Perpres nomor 86 tahun 2018
Perpres nomor 86 tahun 2018Perpres nomor 86 tahun 2018
Perpres nomor 86 tahun 2018
 
PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN YANG DISERAHKAN KEPADA PIH...
PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN YANG DISERAHKAN KEPADA PIH...PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN YANG DISERAHKAN KEPADA PIH...
PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN YANG DISERAHKAN KEPADA PIH...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAHPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG AIR TANAH
 
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
 
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan TanahPeraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah
 
Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera
Rencana Tata Ruang Pulau SumateraRencana Tata Ruang Pulau Sumatera
Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera
 
HUKUM_AGRARIA EDIT.pptx
HUKUM_AGRARIA EDIT.pptxHUKUM_AGRARIA EDIT.pptx
HUKUM_AGRARIA EDIT.pptx
 
Pp26 2008(1)
Pp26 2008(1)Pp26 2008(1)
Pp26 2008(1)
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2004
 
Pp no 26 tahun 2008
Pp no 26 tahun 2008Pp no 26 tahun 2008
Pp no 26 tahun 2008
 
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau SulawesiRencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi
 
Perda 21 2011
Perda 21 2011Perda 21 2011
Perda 21 2011
 
2012 Perda air tanah
2012 Perda air tanah2012 Perda air tanah
2012 Perda air tanah
 
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...
Permen ATR KBPN Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pendaftaran Tanah Kasultanan dan T...
 

Mais de Kota Serang

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAMEPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAMEKota Serang
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA S...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA S...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA S...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA S...Kota Serang
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER ...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER ...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER ...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER ...Kota Serang
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG HARI JADI KOTA SERANG
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG HARI JADI KOTA SERANGPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG HARI JADI KOTA SERANG
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG HARI JADI KOTA SERANGKota Serang
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...Kota Serang
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...Kota Serang
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...Kota Serang
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTEL
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTELPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTEL
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTELKota Serang
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...Kota Serang
 

Mais de Kota Serang (9)

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAMEPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK REKLAME
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA S...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA S...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA S...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG LAMBANG DAERAH KOTA S...
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER ...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER ...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER ...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN PROTOKOLER ...
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG HARI JADI KOTA SERANG
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG HARI JADI KOTA SERANGPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG HARI JADI KOTA SERANG
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG HARI JADI KOTA SERANG
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPA...
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORG...
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR11 TAHUN 2012 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYER...
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTEL
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTELPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTEL
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK HOTEL
 
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WI...
 

PDKawasanPantai

  • 1. PEMERINTAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN PANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG Menimbang : a. Bahwa kawasan pantai merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki nilai yang sangat strategis dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan, untuk itu perlu ditata serta dipersiapkan secara berencana berdasarkan asas pemanfaatan tanah yang seimbang, serasi, optimal dan lestari ; b. bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi daerah, pengelolaan kawasan pantai merupakan wewenang Pemerintah Daerah ; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b di atas perlu diatur dalam suatu Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1950 Raperda Kabupaten dalam Lingkungan Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) ; 2. Undang-undang Nomor Tahun 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Daerah Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043) ; 3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209) ; 4. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Tata Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115) ; 5. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang Bea Perolehan Hak Atas tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3688) sebagaimana dimaksud telah diubah dengan Undang-undang
  • 2. Nomor 20 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3988) ; 6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68) ; 7. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Raperda (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ; 8. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010) ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373) ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas Tanah (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3643) ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 59) ; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1998 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 51) ; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ; 14. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 tentang Kawasan Lindung ; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Tata Cara dan Teknik Penyusunan Rancangan Peraturan
  • 3. Daerah Kabupaten Serang, (Lembaran Daerah Nomor 466 Tahun 2000 Seri D) ; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Serang Nomor 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Serang (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomor 500). Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN SERANG MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN PANTAI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Serang. 2. Pemerintah adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta Menteri. 3. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah. 4. Bupati adalah Bupati Serang. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Serang. 6. Dinas adalah Dinas Pertanahan Kabupaten Serang. 7. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Serang. 8. Kawasan Pantai, adalah ruang yang terdiri dari daratan dan perairan yang masih terpengaruh dan dipengaruhi oleh aktivitas darat maupun laut sampai dengan batas
  • 4. 4 (empat) mil dari titik pasang surut ke laut atau sepertiga dari batas kewenangan Propinsi yang diukur berdasarkan ketentuan yang berlaku. 9. Pantai adalah bidang tanah tertentu yang merupakan bagian permukaan bumi yang terletak di tepi perairan laut yang dibatasi oleh garis surut terendah dan pasang tertinggi. 10. Tanah Negara adalah tanah yang dikuasai langsung oleh Negara baik yang terjadi karena penetapan undang-undang maupun karena perbuatan hukum. 11. Reklamasi Pantai adalah kegiatan untuk mengembalikan bidang tanah yang hilang akibat abrasi garis pantai. 12. Penimbunan atau pengurangan laut adalah kegiatan memperluas daratan ke arah laut dalam rangka menambah persediaan tanah untuk kegiatan tertentu. 13. Tanah Timbul adalah bidang tanah yang terjadi akibat proses alam di sekitar muara dan pantai. 14. Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya. 15. Pemegang Hak Atas Tanah adalah pemegang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai atas tanah di atas hak pengelolaan. 16. Rencana Umum Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RUTR adalah Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Serang. 17. Hak Guna Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dalam jangka waktu paling lama 35 (tiga puluh lima) Tahun dan dapat langsung diperpanjang dengan waktu paling lama 25 (dua puluh lima) Tahun. 18. Hak Guna Bangunan adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan atas tanah yang bukan untuknya sendiri dengan waktu paling lama 30 (tiga puluh) Tahun dan dapat diperpanjang paling lama 20 (dua puluh) Tahun. 19. Hak Pakai adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh
  • 5. Pejabat yang berwenang memberikannya atau dengan perjanjian dengan pemilik tanahnya yang bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian pengelolaan tanah. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Pengelolaan kawasan pantai dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan yang lestari, optimal, serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pasal 3 Pengelolaan Kawasan Pantai oleh Pemerintah Daerah bertujuan untuk : a. Terciptanya tertib administrasi pertanahan atas tanah-tanah kawasan pantai. b. Terwujudnya pembangunan kawasan pantai yang berwawasan lingkungan sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR). c. Mengembangkan potensi kawasan pantai sebagai penunjang pembangunan. d. Meningkatkan kesejahteraan dan mutu kehidupan bagi masyarakat. e. Memberikan kepastian dan perlindungan hukum bagi masyarakat setempat dan penanam modal yang akan berusaha di kawasan pantai. BAB III OBYEK DAN SUBYEK Pasal 4 Obyek pengelolaan kawasan pantai adalah seluruh wilayah Kabupaten yang mempunyai garis pantai yang berstatus Tanah Negara dan wilayah perairan sampai dengan batas 4 (empat) mil dari titik pasang surut ke laut atau sepertiga dari batas kewenangan Propinsi yang diukur berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pasal 5 Subyek pengelolaan kawasan pantai adalah Pemerintah Daerah.
  • 6. BAB IV KEWENANGAN DAERAH Pasal 6 Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk : a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan penggunaan, persediaan dan pemeliharaan tanah kawasan pantai. b. Menentukan dan mengatur hubungan hukum dan perbuatan hukum yang berkaitan dengan kawasan pantai. Pasal 7 Kewenangan pengelolaan kawasan pantai ditindak lanjuti dengan penerbitan hak pengelolaan oleh Pemerintah melalui Dinas Pertanahan. Pasal 8 Pemerintah Daerah sebagai pemegang Hak Pengelolaan berwenang untuk : (1) Memberikan ijin pemanfaatan bagian-bagian tanah kawasan pantai pada pihak ketiga berdasarkan perjanjian. (2) Memberikan bagian-bagian kawasan pantai kepada pihak perorangan atau Badan Hukum. Pasal 9 (1) Pemberian bagian-bagian kawasan pantai sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal 8 ditegaskan dengan sesuatu hak atas tanah yang meliputi Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai. (2) Hak atas tanah sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanahan. Pasal 10 Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai dapat diberikan kepada pihak ketiga apabila tanah dimaksud betul-betul akan digunakan dan dimanfaatkan untuk kegiatan usaha pembangunan yang tidak bertentangan dengan rencana umum tata ruang.
  • 7. Pasal 11 Pemegang hak atas tanah di atas Hak Pengelolaan dalam menjalankan usahanya tidak diperkenankan merusak lingkungan hidup sehingga dapat menurunkan daya dukung lin. Pasal 12 Pemegang hak atas tanah kawasan pantai di atas Hak Pengelolaan dapat menggunakan dan memanfaatkan tanah sesuai dengan peruntukan dan penggunaannya dalam kurun waktu sesuai dengan yang diperjanjikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal 8. Pasal 13 Pemerintah Daerah berwenang untuk menarik retribusi sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) kepada pihak ketiga yang akan menerima hak atas tanah diatas Hak Pengelolaan yang pengaturannya diatur secara tersendiri. Pasal 14 (1) Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban mengadakan pengawasan terhadap pengelolaan kawasan pantai. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Tim Khusus yang ditetapkan dengan Kepala Bupati. BAB VI PENYIDIKAN Pasal 15 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku. (2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah :
  • 8. a. Menerima, mencari, mengumpulkan data dan meneliti keterangan atau berkenaan dengan pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana di bidang tertibusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas ; b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah ; c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah ; d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah ; e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan thg bahan bukti tersebut ; f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah ; g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ; h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi Daerah ; i. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ; j. Menghentikan penyidikan ; k. Melakukan tindakan lain yang perlu u/ kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan ; (3) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentua yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.
  • 9. BAB VII KETENTUAN DAN PENUTUP Pasal 16 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Kepala Bupati. Pasal 17 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Serang. Disahkan di Serang Pada tanggal 24 Maret 2001 BUPATI SERANG, BUNYAMIN Diundangkan di Serang Pada tanggal 27 Maret 2001 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SERANG, AMAN SUKARSO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG TAHUN 2001 NOMOR 502
  • 10. PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN PANTAI UMUM Peraturan dasar pokok-pokok Agraria mengeaskan bahwa Bumi, Air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara. Hak menguasai dari negara tersebut memberi kewenangan untuk mengatur dan menyelenggarakan peruntukan penggunaan, penyediaan dan pemeliharaan bumi air dan ruang angkas, menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi air dan ruang angkasa dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa. Hak menguasai dari negara ini pelaksanaannya dapat dikuasakan kepada Pemerintah Daerah. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Raperda, memberikan kewenangan luas, nyata dan bertanggung jawab kepada Daerah, sehingga memberi peluang kepada daerah agar leluasa mengatur dan melaksanakan kewenangannya atas prakarsa sendiri, sesuai dengan keperntingan masyarakat setempat dan potensi daerah. Kewenangan Pemerintah Daerah dilaksanakan secara luas, utuh dan bulat yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pada semua aspek Pemerintahan. Berdasarkan penjelasan umum Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom huruf A. Umum, dijelaskan bahwa kewenangan Kabupaten/Kota tidak diatur secara rinci, karena pada dasarnya semua kewenangan Pemerintah diletakkan pada Daerah Kabupaten/Kota kecuali kewenangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini. Ketentuan yang mengatur tentang kawasan pantai pada saat ini sangat diperlukan, sebagaimana diketahui bahwa kawasan pantai adalah suatu ruang yang sangat strategis bila dipandang dari sudut ekonomi, perkembangan kota dan lingkungan hidup, namun demikian kawasan pantai dapat pula menjadi titik rawan
  • 11. bagi masuknya penyelundupan pengganggu keamanan nasional serta apabila tidak dikelola dengan baik juga dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Berkaitan dengan nilai-nilai strategis dari kawasan pantai serta akibat negatif yang dapat ditimbulkan oleh pemanfaatan kawasan pantai, maka perlu dikeluarkan suatu kebijakan sebagai acuan dari pengelolaan kawasan pantai. Kebijakan ini bertujuan agar pemanfaatan tanah-tanah di kawasan pantai di wilayah Kabupaten Serang dipersiapkan secara berencana, berdasarkan asas-asas pemanfaatan tanah secara lestari, optimal, serasi dan seimbang serta ditindaklanjuti dengan pendaftaran hak atas tanahnya. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas maka kawasan pantai di Kabupaten Serang perlu diatur dalam suatu Peraturan Daerah. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal ini memuat pengertian dan istilah yang dipergunakan dalam Peraturan Daerah ini. Pasal 2 Lestari : Bahwa penggunaan tanahnya diusahakan untuk mencegah kerusakan serta tetap menjaga kelestarian daya dukung sumber daya alam dengan memperhatikan kepentingan lahir dan batin antar generasi sehingga dapat digunakan selama mungkin. Optimal : Bahwa penggunaan ekonomis dengan tanahnya diusahakan memperhitungkan secara kemampuan tanahnya sehingga mendapatkan hasil yang maksimum untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Serasi dan seimbang : Bahwa penggunaan tanah dapat menjamin terwujudnya keserasian, keselarasan dan keseimbangan struktur dan pola penggunaan tanah bagi semua kepentingan pembangunan atau dengan kata lain tidak ada konflik penggunaan tanah. Pasal 3
  • 12. Tertib Administrasi pertanahan adalah suatu keadaan dimana semua bidang tanah sudah jelas terdaftar sehingga jelas mengenai subyek dan jenis haknya. Pasal 4 Cukup jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Cukup jelas Pasal 13 Cukup jelas Pasal 14 Ayat (1) dan (2) Cukup jelas Pasal 15 Ayat (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Daerah Kabupaten Serang yang telah diangkat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ayat (2) dan (3) Cukup jelas Pasal 16 Cukup jelas Pasal 17