REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
Analisis butir soal
1. ANALISIS BUTIR SOAL
Pengertian
Analisis butir soal adalah sebagai suatu proses
untuk mengkaji kualitas butir-butir soal tes objektif
(Butir-butir soal tes uraian atau tes kinerja tidak lazim
dianalisis).
2. Kegunaan
kegunaan dari analisis butir soal adalah :
1. memberikan informasi tentang kualitas butir-butir soal atau tentang
kualitas perangkat THB .
2.memberikan informasi baik tidaknya pembelajaran yang telah dilakukan.
Ruang Lingkup
Tes adalah satu atau seperangkat pertanyaan yang direncanakan untuk
memperoleh informasi akurat tentang hasil belajar.
Tes dapat berupa :
- tes formatif yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa sudah
atau belum memahami materi yang diajarkan oleh guru.
- tes sumatif yang merupakan tes hasil belajaran dalam suatu periode
waktu tertentu sesuai kebutuhan (ujian akhir semester, ujian kenaikan
kelas, dst.).
3. LANGKAH-LANGKAH ANALISIS BUTIR SOAL
Menganalisis konstruksi soal dari setiap butir soal
Konstruksi soal terdiri atas Stem(pokok soal), dan pilihan jawaban.
Amati 2 soal berikut !
1. Siapakah di antara nama-nama berikut yang menemukan telepon?
a. Bell
b. Marconi
c. Morse
d. Pasteur
2. Air panas akan bertahan panas jika disimpan dalam
bejana yang dilapisi dengan ....
a. Kain
b. Seng
c. Keramik
d. Tembaga
Apa yang dapat anda simpulkan dari dua soal tersebut?
4. Mencermati indikator soal
1. Mencermati keberadaan komponen indikator soal yang diringkas dengan
‘rumus’ ABCD, yaitu: A = Audience, ada subjek pembelajaran yang
menjadi peserta tes, misalnya siswa kelas V semester B = Behavior =
perilaku yang diuji, C = Condition = bahan, alat dan sumber pembelajaran
yang tersedia agar dapat menjawab soal, D = Degree, seberapa banyak
atau tingkat penguasaan yang dikehendaki.
2. Memeriksa keterkaitannya dengan indikator pembelajaran. Dalam hal
kedua inilah, analisis butir berpotensi untuk memberi masukan tentang
seberapa baik pembelajaran telah dilakukan.
5. II. ANALISIS SPESIFIKASI SOAL DAN SPESIFIKASI TES
Hal lebih spesifik tersebut dalam analisis butir soal ialah analisis tentang
spesifikasi soal yang terdiri atas aspek keterukuran dan aspek validitas
soal.
Sementara itu, dalam analisis tes, hal lebih spesifik tersebut adalah
analisis tentang spesifikasi tes yang juga terdiri atas aspek keterukuran
dan validitas tes.
Spesifikasi Soal: Keterukuran dan Validitas Soal
Analisis keterukuran soal merupakan analisis sejauh mana komponen
perilaku dalam indikator benar-benar dapat diukur
Validitas soal terdiri atas 3 jenis validitas, yaitu:
validitas muka (face validity),( melihat soal secara sepintas)
validitas isi (content validity)
validitas konstruk (construct validity).( mengacu pada konsep-konsep
psikologi yang lebih mendasar)
6. III. Analisis Karakteristik Soal dan
Karakteristik Tes
hal lebih spesifik dalam analisis butir soal adalah analisis tentang
karakteristik yang terdiri atas aspek tingkat kesukaran dan aspek daya
beda soal.
Sementara itu, dalam analisis tes, hal yang lebih spesifik tersebut
adalah tentang karakteristik tes yang berupa aspek reliabilitas tes.
7. Langkah Kegiatan
A.Tingkat kesukaran (P)
Tabel Hasil Analisis Karakteristik Soal (HAKS) Soal No. 2
indek tingkat kesukaran soal (P) = Jumlah peserta tes yang menjawab benar
atau yang dalam hal ini memilih pilihan jawaban D dibagi dengan jumlah
keseluruhan peserta tes = 5/20 = 0.25
Air panas akan bertahan panas jika disimpan dalam bejana yang dilapisi
dengan ....
a. kain
b. seng
c. keramik
d. tembaga*
Kelompok
Pilihan
A B C D*
Atas (KA) 1 4 0 5
Bawah (KB) 6 2 2 0
Jumlah (J) 7 6 2 5
8. Tabel Tingkat kesukaran (Tabel P)
Akhirnya, dengan melihat P = 0.25 dan melihat Tabel P, kita simpulkan
bahwa P soal tersebut adalah SUKAR.
Tingkat Kesukaran Tingkat Kesukaran
Sukar
Sedang
Mudah
0.00 – 0.25
0.26 – 0.75
0.76 – 1.00
9. B. Daya beda Soal (DB)
Menjelaskan DB pada dasarnya adalah menjelaskan adanya siswa
kelompok atas dan siswa kelompok bawah. Lebih dari itu, ketika
menjelaskan DB, maka sebaiknya juga dipahami tentang cara melakukan
analisis butir soal secara sederhana dan secara manual. Untuk
melakukan analisis seperti itu dan untuk mendapat data tentang jumlah
siswa dari kedua kelompok tersebut yang memilih pilihan jawaban A, B, C
atau D atau untuk mendapatkan tabel HAKS, maka caranya adalah
sebagai berikut:
1. Lembar jawaban ujian siswa yang sudah diberi skor diurutkan dari
skor paling besar ke skor yang paling kecil.
2. Bagi dua lembar jawaban ujian (LJU) tersebut. Jadi, peserta tes ada
20 siswa, maka kelompok LJU yang mempunyai skor tinggi yang
dinamakan kelompok atas berjumlah 10 LJU dan LJU yang mempunyai
skor rendah dinamakan kelompok bawah juga berjumlah 10 LJU(Jika
misalnya terjadi LJU ke 9, 10 dan 11 mempunyai skor sama, maka
masukkan 2 LJU ke kelompok atas secara acak).
10. 3. Untuk memudahkan perhitungan, bagikan ke-10 LJU kelompok atas
kepada 10 siswa yang berada di baris kanan, dan ke-10 kelompok atas
kepada 10 siswa yang berada di baris kiri.
4. Data yang terdapat Tabel HAKS Soal No. 2 diperoleh dengan cara, guru
bertanya pada kelompok atas: Berapa yang LJUnya memilih pilihan
jawaban A? Dari kelompok tersebut akan ada 3 orang yang
mengacungkan tangan atau ada 3 orang yang mengatakan LJUnya
memilih pilihan jawaban A. Pertanyaan sama pada kelompok bawah akan
menghasilkan jawaban 4 orang memilih pilihan jawaban A. Demikian
seterusnya sehingga Tabel HAKS Soal No. 2 dapat dilengkapi.
11. Tabel Hasil Analisis Karakteristik Soal (HAKS) Soal No. 2
Bagaimana mencari DB Soal No. 2? Caranya adalah untuk kunci soal
digunakan rumus: DB = (KA – KB)/0.5 x J = (5 – 0)/ 0.5 x 20 = 5/10 =
0.20. Kesepakatan umum menyatakan bahwa DB terkecil yang dapat
diterima adalah 0.25 sampai 1.00 (dengan 1.00 adalah nilai maksimum
Kelompok
Pilihan
A B C D* Jml
Atas (KA) 1 4 0 5 10
Bawah (KB) 6 2 2 0 10
Jumlah (J) 7 6 2 5 20
P = (KA + KB)/∑ J 0.40 0.30 0.10 0.25 1.00
DB = (KA - KB)/0.50 . ∑ J -0.50 0.20 -0.20 0.50 0.00
12. IV. RELIABILITAS TES ( KETERPERCAYAAN TES)
Topik terakhir yang perlu anda ketahui ketika melakukan analisis butir
soal dan dan analisis tes adalah tentang karakteristik tes yang
dinamakan reliabilitas tes.
Ketidaksempurnaan tes mungkin saja terlihat spesifikasi dan karakteris-
tiknya (baik soal maupun tes) atau pun terdapat hal-hal berikut yang
juga dapat mempengaruhi tingkat reliabilitas tes. Pertama, tes yang
tidak dapat diskor dengan objektif (tes uraian misalnya) tentu dapat
membuat reliabilitas tes rendah. Kedua, makin banyak jumlah soal dalam
sebuah tes, makin tinggi pula kemungkinan tes mempunyai reliabilitas
tinggi dan ketiga, makin beragam pencapaian pembelajaran siswa, makin
ting-gi pula kemungkinan tes mempunyai reliabilitas tinggi.
13. Apa indikator reliabilitas tes (yang menunjukkan rendah atau tingginya
re-liabilitas tes)? Jawabnya seperti telah anda duga adalah: koefisien
korelasi! Makin tinggi nilai r (makin mendekati nilai +1.00), maka makin
tinggi reliabilitas tes (dan makin rendah atau makin mendekati nilai -1.00
–jika ada- makin buruk tingkat reliabilitas tes). Bagaimana reliabilitas
dihitung?
Setidaknya ada 4 cara berikut untuk menghitung reliabilitas tes dan tiap
jenis tersebut mempunyai kegunaan tersendiri.
1. Seperti disinggung di paragraf sebelumnya, reliabilitas diperoleh dengan
cara tes dan re-tes, sebuah tes diujikan lagi pada peserta tes
sama, kemudian skor dari satu tes dikorelasikan dengan skor dari tes
lainnya. Kegunaan reliabilitas tes dan re-tes adalah untuk menun-jukkan
sebarapa jauh kompetensi yang diuji tes berubah dengan bertambahnya
waktu.
14. 2. Seperti juga disinggung di paragraf sebelumnya, reliabilitas diperoleh
dengan cara menguji siswa dengan dua tes paralel dan skor dari kedua
tes dikorelasikan satu dengan lainnya. Kegunaan reliabilitas tes paralel
ini adalah untuk menguji kesetaraan dua perangkat tes.
3. Reliabilitas diperoleh dengan cara split-half (belah dua). Skor dari nomor
soal ganjil suatu tes dikorelasikan dengan skor dengan skor nomor soal
genap dari tes yang sama. Kegunaan reliabilitas konsistensi internal tes
ini adalah untuk menguji sebarapa jauh sebuah tes secara homogen
menguji kompetensi tertentu.
Selain dengan berbagai rumus statistik lainnya, reliabilitas konsistensi
internal tes juga dapat diperoleh dengan rumus yang dinamakan dengan
KR-20 (Kuder-Richardson 20). Untuk menghitung KR-20 diperlukan
pengetahuan statistik yang lebih lanjut dan dengan demikian tidak akan
dibahas lebih lanjut.