SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Baixar para ler offline
TITRASI ARGENTOMETRI DAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS 
TUJUAN 
 Memahami teknik-teknik titrasi argentometri 
 Menentukan kandungan klorida dalam garam dapur kasar dengan metode Mohr dan Fajans 
 Memahami teknik-teknik titrasi pembentukan kompleks 
 Menentukan kesadahan air 
HASIL DAN PEMBAHASAN  Hasil percobaan  Titrasi argentometri o Standarisasi larutan standar NH₄CNS 0,1 N 
Titrasi ke- 
Volume larutan NH₄CNS yang diperlukan 
1 
2 
22,2 ml 
22,2 ml 
o Penentuan bromide dengan cara Volhard 
Titrasi ke- 
Volume larutan NH₄CNS yang diperlukan 
1 
2 
10,1 ml 
10,4 ml 
o Penentuan klorida dalam garam dapur kasar dengan Mohr 
Titrasi ke- 
Volume larutan AgNO₃ yang diperlukan 
1 
2 
9,9 ml 
9,8 ml 
o Penentuan klorida dalam garam dapur kasar dengan Fajans 
Titrasi ke- 
Volume larutan AgNO₃ yang diperlukan 
1 
2 
9,4 ml 
9,3 ml 
 Titrasi pembentukan kompleks 
o Penentuan Mg dengan titrasi langsung 
Titrasi ke- 
Volume larutan EDTA yang diperlukan
1 
2 
3,3 ml 
3,0 ml 
o Penentuan kesadahan air 
Titrasi ke- 
Volume larutan EDTA yang diperlukan 
1 
2 
6,4 ml 
6,2 ml 
Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan dua macam metode percobaan, yakni percobaan argentometri dan percobaan pembentukan kompleks. Pada percobaan argentometri dibagi menjadi empat percobaan yaitu standarisasi larutan standar NH₄CNS, penentuan bromide dengan Volhard, penentuan klorida garam dapur dengan cara Mohr dan Fajans. Sedangkan pada percobaan pembentukan kompleks dibagi menjadi dua yaitu penentuan Mg dengan titrasi langsung dan penentuan kesadahan air. Pembuatan larutan standar NH₄CNS 0,1 N Pada percobaan pertama, larutan NH₄CNS perlu distandarisasi terlebih dahulu karena larutan ini merupakan tipe larutan standar sekunder, di mana larutan ini bersifat mudah bereaksi dengan senyawa lain di udara. Sehingga larutan ini tidak dapat dibuat dan ditentukan konsentrasinya hanya dengan melarutkan padatannya dalam sebuah pelarut karena bersifat higrokopis, menyerap uap air, dan menyerap CO2 pada waktu proses penimbangannya, sehingga konsentrasinya dapat berubah degan cepat. Oleh sebab itu, setiap kali ingin digunakan dalam proses titrasi maka harus distandarisasi terlebih dahulu. Larutan NH₄CNS ini akan distandarisasi menggunakan larutan AgNO₃ 0,1 N. Proses standarisasi larutan NH₄CNS merupakan salah satu proses titrasi argentometri di mana menggunakan metode Valhard karena menggunakan indicator Fe³⁺ (ferri ammonium sulfat). Sebelum dititrasi, ke dalam larutan AgNO₃ ditambahkan 2 ml HNO₃ 6 N dan 1 ml indicator ferri ammonium sulfat. Penambahan HNO3 bertujuan untuk menciptakan suasana asam pada larutan. Hal ini dikarenakan untuk titrasi pada metode Valhard harus dilakukan dalam suasana asam, sebab jika titrasi dilakukan dalam suasana basa, ion Fe³⁺ akan diendapkan menjadi Fe(OH)₃. Saat sebelum dititrasi dengan NH₄CNS, larutan AgNO₃ berwarna putih keruh. Sementara itu, pada awal titrasi akan membentuk larutan berwarna bening dengan endapan berwarna putih. Endapan putih ini berasal dari reaksi AgNO₃ dengan NH₄CNS yang membentuk AgCNS (endapan putih).
Reaksi yang terjadi pada AgNO₃ saat awal penambahan NH₄CNS adalah sebagai berikut. 
Namun, saat Ag⁺ pada AgNO₃ telah habis bereaksi, maka kelebihan NH₄CNS dalam larutan akan menyebabkan ion CNS⁻ bereaksi dengan Fe³⁺ dari indicator ferri ammonium sulfat membentuk senyawa kompleks *Fe(CNS)₆+³⁻ yang berwarna merah bata pada titik ekivalennya. Reaksi antara ion CNS⁻ dengan Fe³⁺ adalah sebagai berikut. 
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume rata-rata larutan NH₄CNS yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen yaitu 22,2 ml. Sehingga, dapat diperoleh normalitas standarisasi larutan NH₄CNS yaitu 0,113 N. nilai normalitas ini jelas tidak sama dengan yang tertulis yaitu 0,1 N, karena telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan NH₄CNS merupakan jenis larutan standar sekunder yang tidak dapat ditentukan konsentrasinya hanya dengan melarutkan padatannya dalam pelarut karena bersifat higrokopis, sehingga konsentrasinya dapat berubah degan cepat. Penentuan Bromida dengan Cara Volhard Pada percobaan penentuan bromide dengan cara Volhard, digunakan larutan KBr sebagai larutan yang akan ditentukan massanya. Sebelum mengalami titrasi KBr perlu ditambahkan dengan HNO₃. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan sama dengan sebelumnya yakni metode Volhard, di mana metode ini harus dilakukan dalam keadaan asam. Sehingga penambahan HNO₃ bertujuan agar larutan bersuasana asam. Dikarenakan metode Volhard, maka indicator yang digunakan yaitu ion Fe³⁺ (ferri ammonium asetat). Adanya larutan HNO₃ tidak akan berpengaruh terhadap mekanisme reaksi yang terjadi, karena larutan tersebut hanya berfungsi sebagai pengasam larutan saja. Setelah itu larutan ditambahakan AgNO₃ 0,1 N (berlebih) yang mana menyebabkan larutan menjadi keruh yang dikarenakan terbentuknya endapan putih AgBr. AgNO₃ dibuat berlebih agar saat telah habis bereaksi dengan KBr maka sisa AgNO₃ dapat bereaksi dengan NH₄CNS. Reaksi antara AgNO₃ dan KBr adalah sebagai berikut. 
Larutan lalu dititrasi dengan larutan NH₄CNS. Pada awal titrasi AgNO₃ akan bereaksi dengan NH₄CNS membentuk AgCNS. Saat Ag⁺ dari AgNO₃ telah habis bereaksi, maka akan
terjadi kelebihan NH₄CNS. Kelebihan NH₄CNS ini akan menyebabkan ion CNS⁻ bereaksi dengan Fe³⁺ dari indicator ferri ammonium sulfat. Reaksi antara AgNO₃ dan NH₄CNS adalah sebagai berikut. 
Saat dititrasi dengan larutan NH₄CNS larutan awal berwana putih keruh, namun saat telah mencapai titik ekivalen warna kecoklatan. Warna ini terjadi karena dari reaksi membentuk senyawa kompleks . Reaksi saat tercapai titik ekivalen adalah sebagai berikut. 
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume rata NH₄CNS yang diperlukan yaitu 10,25 ml. Sehingga dapat diperoleh massa KBr yaitu 159,698 mg. Dikarenakan volume sampel KBr yang digunakan yaitu 15 ml, sehingga hal ini berarti di dalam 15 ml sampel KBr mengandung KBr sebanyak 159,698 mg, atau 0,1597 gram. Penentuan Klorida dalam Garam Dapur Kasar dengan Mohr Pada percobaan penentuan klorida dalam garam dapur dengan metode Mohr tentu sudah pasti digunakan indicator kalium kromat (K₂CrO₄). 15 ml sampel garam dapur yang telah ditambahkan dengan indicator K₂CrO₄ akan membentuk warna kuning (berasal dari penambahan K₂CrO₄). Larutan kemudian dititrasi menggunakan larutan AgNO₃ 0,1 N. Pada awal titrasi larutan akan membentuk endapan putih yang berasal dari hasil reaksi antara ion Cl⁻ dari NaCl dengan Ag⁺ dari AgNO³, sehingga membentuk endapan putih AgCl. Reaksi antara NaCl (garam dapur) dan AgNO₃ pada awal titrasi adalah sebagai berikut. 
Saat tercapai titik ekivalen, ion Cl⁻ pada NaCl telah habis bereaksi dengan Ag⁺, sehingga dengan adanya penambahan AgNO₃ yang berlebih menyebabkan Ag⁺ akan bereaksi dengan CrO₄²⁻ yang berasal dari indicator K₂CrO₄ yang mana akan membentuk endapan Ag₂CrO₄ yang berwarna putih sedangkan larutannya berwarna coklat muda (merah bata). Reaksi yang terjadi saat tercapainya titik ekivalen (Ag⁺ bereaksi dengan CrO₄²⁻) adalah sebagai berikut.
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume rata-rata AgNO₃ 0,1 N yang diperlukan adalah 9,85 ml. Kadar NaCl dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: 
Sehingga, dapat diperoleh kadar NaCl dalam 15 ml larutan sampel garam dapur adalah 85,357%. Penentuan Klorida dalam Garam Dapur Kasar dengan Fajans Metode percobaan dengan Fajans ini samadengan pada Mohr, namun yang membedakan hanya pada indikatornya, di mana pada metode Fajans menggunakan indicator adsorpsi (pada percobaan ini digunakan indicator diklorofluoresin). Sehingga, metode ini menggunakan prinsip adsorpsi yakni zat dapat diserap pada permukaan endapan, sehingga dapat menimbulkan warna tertentu. Pada metode ini, pengendapan larutan dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalennya, antara lain yaitu dengan memilih jenis indicator yang dipakai dan pH. 15 ml larutan sampel garam dapur ditambahkan dengan indicator diklorofluoresin yang menyebabkan perubahan warna larutan menjadi kuning kehijauan (hijau lemon). Larutan kemudian dititrasi dengan larutan AgNO₃ 0,1 N yang mana penambahan ini akan menyebabkan perubahan warna larutan menjadi agak kecoklatan, sedangkan endapannya berwarna merah bata. Endapan ini berasal dari reaksi antara AgNO₃ dan NaCl yang membentuk endapan AgCl. Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl⁻ berada dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl⁻ akan digantikan oleh Ag⁺ sehingga ion Cl⁻ akan berada pada lapisan sekunder. Reaksi yang terjadi antara AgNO₃ dan NaCl saat mencapai titik ekivalen adalah sebagai berikut. 
Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume rata-rata AgNO₃ 0,1 N yang diperlukan adalah 9,35 ml. Kadar NaCl dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: 
Sehingga, dapat diperoleh kadar NaCl dalam 15 ml larutan sampel garam dapur adalah 81,033%. Penentuan Mg dengan Titrasi Langsung
Pada percobaan ini penentuan konsentrasi Mg digunakan metode titrasi langsung, yang mana merupakan titrasi yang dilakukan pada pengujian yang mengandung ion logam yang diperoleh pada pH tertentu. 25 ml larutan sampel ditambahkan dengan larutan buffer pH 10 dan indicator Eriokrom Black T. Penggunaan larutan buffer pH 10 di sini yakni untuk mencegah terjadinya perubahan pH yang diakibatkan oleh terbentuknya H⁺ saat proses reaksi berlangsung, atau dengan kata lain yakni mempertahankan kondisi larutan agar selalu dalam keadaan basa (pada pH 10). Sementara itu, dikarenakan suasana larutan dipertahankan pada pH 10, maka perlu digunakan indicator yang mencakup pH tersebut, sehingga digunakan indicator EBT, di mana indicator ini merupakan salah satu indicator logam yang memiliki range pH 7-11. Penambahan indicator EBT akan menyebabkan larutan berwarna ungu (merah anggur). Hal ini dikarenakan reaksi antara Mg²⁺ dan indicator EBT akan menghasilkan kompleks MgIn⁻ yang berwarna ungu (merah anggur). Reaksi antara Mg²⁺ dan indicator EBT adalah sebagai berikut. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan EDTA. Titrasi ini menyebabkan terjadinya perubahan warna dari ungu menjadi biru. Hal ini dapat terjadi karena saat ke dalam larutan yang mengandung senyawa kompleks MgIn⁻ ditambahkan EDTA, maka ion magnesium (Mg²⁺) akan terikat pada EDTA, sedangkan ion indikator EBT akan lepas dan kembali berwarna biru pada pH 7-11. Reaksi saat tercapainya titik ekivalen adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume rata-rata EDTA yang diperlukan yaitu 3,15 ml. Konsentrasi Mg²⁺ dapat dicari dengan rumus: Sehingga diperoleh nilai konsentrasi Mg²⁺ dalam 25 ml larutan sampel yaitu 0,0306 M. Penentuan Kesadahan Air Pada percobaan kesadahan air, 50 ml sampel air kran ditambahkan beberapa tetes HCl. Penambahan HCl ini bertujuan untuk menjadikan larutan dalam keadaan asam. Kemudian larutan dididihkan untuk menguapkan CO₂. Reaksi saat air sadah (ion Ca²⁺) dididihkan adalah sebagai berikut.
Pendidihan air sadah menyebabkan terbentuknya endapan ion sadah (Ca²⁺). Larutan yang telah dididihkan lalu didinginkan, dan ditambahkan beberapa tetes indicator metil red dan NaOH. Penambahan indicator metal red ini berguna sebagai penanda apakan pada larutan masih berifat asam atau tidak, di mana indicator ini memiliki range pH 4,2 (merah) – 6,2 (kuning). Jika dalam larutan masih mengandung asam, maka larutan akan berwarna merah. Sehingga, penambahan NaOH ini bertujuan untuk menetralkan kondisi asam pada larutan (karena penambahan HCl sebelumnya). Larutan kemudian ditambahkan larutan buffer pH 10 dan indicator Eriokrom Black T (EBT). Penggunaan larutan buffer pH 10 untuk mencegah terjadinya perubahan pH yang disebabkan oleh terbentuknya H⁺ saat proses reaksi berlangsung, dengan kata lain untuk mempertahankan kondisi larutan agar selalu dalam keadaan basa (pada pH 10). Sementara itu, dikarenakan suasana larutan dipertahankan pada pH 10, maka perlu digunakan indicator yang mencakup pH tersebut, sehingga digunakan indicator EBT, di mana indicator tersebut merupakan salah satu indicator logam yang memiliki range pH 7-11. Penambahan indicator EBT akan menyebabkan larutan berwarna ungu (merah anggur). Hal ini dikarenakan reaksi antara Ca²⁺ (ion sadah) dan indicator EBT akan menghasilkan kompleks CaIn⁻ yang berwarna ungu (merah anggur). Reaksi antara Ca²⁺ dan indicator EBT adalah sebagai berikut. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan EDTA. Titrasi ini menyebabkan terjadinya perubahan warna dari ungu (merah anggur) menjadi biru. Hal ini dapat terjadi karena saat ke dalam larutan yang mengandung senyawa kompleks MgIn⁻ ditambahkan EDTA, maka ion Ca²⁺ akan terikat pada EDTA, sedangkan ion indikator EBT akan lepas dan kembali berwarna biru pada pH 7-11. Reaksi saat tercapainya titik ekivalen adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume rata-rata EDTA yang diperlukan yaitu 3,15 ml. Sehingga dapat ditentukan nilai kesadahan air dalam 50 ml sampel adalah 0,00126 M atau 126 ppm.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalahaji indras
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis miselqlp
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaAndrio Suwuh
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatYasherly Amrina
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaGina Sari
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiKustian Permana
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonErnalia Rosita
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiqlp
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriRidha Faturachmi
 
Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557Indriati Dewi
 
Reaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikReaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikDwi Karyani
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriFransiska Puteri
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformqlp
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)DeviPurnama
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonqlp
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
 

Mais procurados (20)

laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Argentometri adalah
Argentometri adalahArgentometri adalah
Argentometri adalah
 
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misellaporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
laporan kimia fisik - Konsentrasi kritis misel
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia TembagaLaporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
Laporan Praktikum Kimia Anorganik II - Kimia Tembaga
 
pembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfatpembuatan natrium tiosulfat
pembuatan natrium tiosulfat
 
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion ginaLaporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
Laporan praktikum kimia analisis pemeriksaan kation anion gina
 
Pemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. iiPemisahan kation gol. ii
Pemisahan kation gol. ii
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
 
Kinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsiKinetika adsorpsi
Kinetika adsorpsi
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557Argentometri 110829173557
Argentometri 110829173557
 
Reaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilikReaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi elektrofilik
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
 
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroformEkstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
Ekstraksi kobalt dan nikel dengan ditizon dalam pelarut kloroform
 
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK BogorPenetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
Penetapan kadar ca dalam CaCO3 SMK-SMAK Bogor
 
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
Penetapan kadar Besi II dalam Garam Tunjung (FeSO4.7H2O)
 
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinonlaporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
laporan kimia organik - Sintesis antrakuinon
 
Kelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhuKelarutan sebagai fungsi suhu
Kelarutan sebagai fungsi suhu
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
 

Semelhante a Laporan analitik 3

LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriqlp
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHeraChem96
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri zaeied
 
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIATITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIAIntanPurnamasari93
 
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdfdokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdfLarasPutri35
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidratpure chems
 
Perconbaan titrasi asam
Perconbaan titrasi asamPerconbaan titrasi asam
Perconbaan titrasi asamIrsan Septian
 
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Septia Sri Eka Putri
 

Semelhante a Laporan analitik 3 (20)

LAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetriLAPORAN asidi alkalimetri
LAPORAN asidi alkalimetri
 
Titrasi asam basa
Titrasi asam basaTitrasi asam basa
Titrasi asam basa
 
Laporan titrasi
Laporan titrasiLaporan titrasi
Laporan titrasi
 
Titrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka MakanTitrasi Cuka Makan
Titrasi Cuka Makan
 
Percobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdasPercobaan 2 kimdas
Percobaan 2 kimdas
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam BasaLaporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
Laporan Praktikum Kimia - Titrasi Asam Basa
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasi
 
Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri Laporan praktikum asidialkalimetri
Laporan praktikum asidialkalimetri
 
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIATITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
TITRASI_ASAM_BASA_PENGERTIAN_TITRASI_KIMIA
 
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdfdokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
dokumen.tips_fix-nitrimetri.pdf
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
Uji Karbohidrat
Uji KarbohidratUji Karbohidrat
Uji Karbohidrat
 
titrasi
titrasititrasi
titrasi
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
 
Laporan titrasi
Laporan titrasiLaporan titrasi
Laporan titrasi
 
Perconbaan titrasi asam
Perconbaan titrasi asamPerconbaan titrasi asam
Perconbaan titrasi asam
 
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
Kimia Pangan dan Gizi tentang Analisis Karbohidrat secara Kuantitatif dan Kua...
 

Mais de qlp

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseqlp
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcqlp
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanqlp
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...qlp
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminaqlp
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftolqlp
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerqlp
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airqlp
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomqlp
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriqlp
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionqlp
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriqlp
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikqlp
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsialqlp
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometriqlp
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cqlp
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriqlp
 
Laporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulLaporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulqlp
 
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletLaporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletqlp
 

Mais de qlp (20)

Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipaseKinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
Kinetika reaksi hidrolisis dengan enzim lipase
 
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplcAnalisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
Analisis kualitatif dan kuantitatif vitamin c menggunakan hplc
 
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhanIsolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
Isolasi dan analisis pigmen dari tumbuhan
 
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
laporan praktikum kimia anorganik - pembuatan cis dan trans kalium dioksalato...
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
laporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis iminalaporan kimia organik - Sintesis imina
laporan kimia organik - Sintesis imina
 
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftollaporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
laporan kimia organik - Sintesis-1-fenilazo-2-naftol
 
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimerlaporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
laporan kimia fisik - Penentuan berat molekul polimer
 
Penentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam airPenentuan amonia dalam air
Penentuan amonia dalam air
 
Analisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atomAnalisis dengan spektrometri serapan atom
Analisis dengan spektrometri serapan atom
 
Penentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetriPenentuan sulfat secara turbidimetri
Penentuan sulfat secara turbidimetri
 
Pemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ionPemisahan kation dengan penukar ion
Pemisahan kation dengan penukar ion
 
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometriPenentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
Penentuan kinetika ester saponifikasi dengan metode konduktometri
 
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionikPenentuan energi aktivasi reaksi ionik
Penentuan energi aktivasi reaksi ionik
 
Volume molal parsial
Volume molal parsialVolume molal parsial
Volume molal parsial
 
Viskometri
ViskometriViskometri
Viskometri
 
Titrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin cTitrasi iodimetri vitamin c
Titrasi iodimetri vitamin c
 
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetriPenentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
Penentuan ni dalam ferronikel secara gravimetri
 
Laporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekulLaporan polimer makromolekul
Laporan polimer makromolekul
 
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tabletLaporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
Laporan analisis aspirin dan kafein dalam tablet
 

Último

Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3SatriaPamungkas18
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaruSilvanaAyu
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxGyaCahyaPratiwi
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxwulandaritirsa
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal FaizinKanaidi ken
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxafkarzidan98
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxjohan effendi
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxHansTobing
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfHeriyantoHeriyanto44
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Kanaidi ken
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxc9fhbm7gzj
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfAgungNugroho932694
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxKalpanaMoorthy3
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxpolianariama40
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptxHalomoanHutajulu3
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWKafe Buku Pak Aw
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxvincentptk17
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxFranxisca Kurniawati
 

Último (20)

Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
Penyusunan Paragraf Primakara Informatika IFPagi3
 
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
(NEW) Template Presentasi UGM yang terbaru
 
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptxElemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
Elemen Jurnalistik Ilmu Komunikasii.pptx
 
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptxMATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
MATERI PEMBELAJARAN SENI BUDAYA.KELOMPOK 5.pptx
 
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal  Faizin
“Mohon Maaf Lahir & Batin” ... Minal Aidin Wal Faizin
 
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptxMateri B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
Materi B.indo (Penyusunan Paragraf).pptx
 
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docxKISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
KISI-KISI Soal PAS Geografi Kelas XII.docx
 
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptxGandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
Gandum & Lalang (Matius......13_24-30).pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdfAKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
AKSI NYATA MODUL 1.3 VISI GURU PENGGERAK.pdf
 
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
Silabus Pelatihan _Peranan dan Implementasi "Dual Banking Leverage Model (DBL...
 
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptxMateri Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
Materi Kuliah Ramadhan WARISAN SYAWAL 1444.pptx
 
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdfEstetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
Estetika Humanisme Diskusi Video Sesi Ke-1.pdf
 
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdfPerbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
Perbaikan ekonomi zaman Habibie (Offering A - 4-6) Pertemuan - 10.pdf
 
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptxhentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
hentikan buli danGANGGUAN SEKSUAL UNTUK MURID.pptx
 
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptxCERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
CERAMAH SINGKAT RAMADHAN RIFKI TENTANG TAUBAT.pptx
 
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
704747337-Ppt-materi-Presentasi-Program-Kerja-Organisasi-kangguru.pptx
 
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AWPOKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
POKOK BAHASAN DEMOKRASI MATAKULIA PKN - DJOKO AW
 
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptxbahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
bahasa-indonesia-penyusunan-paragraf.pptx
 
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptxUNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
UNSUR - UNSUR, LUAS, KELILING LINGKARAN.pptx
 

Laporan analitik 3

  • 1. TITRASI ARGENTOMETRI DAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS TUJUAN  Memahami teknik-teknik titrasi argentometri  Menentukan kandungan klorida dalam garam dapur kasar dengan metode Mohr dan Fajans  Memahami teknik-teknik titrasi pembentukan kompleks  Menentukan kesadahan air HASIL DAN PEMBAHASAN  Hasil percobaan  Titrasi argentometri o Standarisasi larutan standar NH₄CNS 0,1 N Titrasi ke- Volume larutan NH₄CNS yang diperlukan 1 2 22,2 ml 22,2 ml o Penentuan bromide dengan cara Volhard Titrasi ke- Volume larutan NH₄CNS yang diperlukan 1 2 10,1 ml 10,4 ml o Penentuan klorida dalam garam dapur kasar dengan Mohr Titrasi ke- Volume larutan AgNO₃ yang diperlukan 1 2 9,9 ml 9,8 ml o Penentuan klorida dalam garam dapur kasar dengan Fajans Titrasi ke- Volume larutan AgNO₃ yang diperlukan 1 2 9,4 ml 9,3 ml  Titrasi pembentukan kompleks o Penentuan Mg dengan titrasi langsung Titrasi ke- Volume larutan EDTA yang diperlukan
  • 2. 1 2 3,3 ml 3,0 ml o Penentuan kesadahan air Titrasi ke- Volume larutan EDTA yang diperlukan 1 2 6,4 ml 6,2 ml Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan dua macam metode percobaan, yakni percobaan argentometri dan percobaan pembentukan kompleks. Pada percobaan argentometri dibagi menjadi empat percobaan yaitu standarisasi larutan standar NH₄CNS, penentuan bromide dengan Volhard, penentuan klorida garam dapur dengan cara Mohr dan Fajans. Sedangkan pada percobaan pembentukan kompleks dibagi menjadi dua yaitu penentuan Mg dengan titrasi langsung dan penentuan kesadahan air. Pembuatan larutan standar NH₄CNS 0,1 N Pada percobaan pertama, larutan NH₄CNS perlu distandarisasi terlebih dahulu karena larutan ini merupakan tipe larutan standar sekunder, di mana larutan ini bersifat mudah bereaksi dengan senyawa lain di udara. Sehingga larutan ini tidak dapat dibuat dan ditentukan konsentrasinya hanya dengan melarutkan padatannya dalam sebuah pelarut karena bersifat higrokopis, menyerap uap air, dan menyerap CO2 pada waktu proses penimbangannya, sehingga konsentrasinya dapat berubah degan cepat. Oleh sebab itu, setiap kali ingin digunakan dalam proses titrasi maka harus distandarisasi terlebih dahulu. Larutan NH₄CNS ini akan distandarisasi menggunakan larutan AgNO₃ 0,1 N. Proses standarisasi larutan NH₄CNS merupakan salah satu proses titrasi argentometri di mana menggunakan metode Valhard karena menggunakan indicator Fe³⁺ (ferri ammonium sulfat). Sebelum dititrasi, ke dalam larutan AgNO₃ ditambahkan 2 ml HNO₃ 6 N dan 1 ml indicator ferri ammonium sulfat. Penambahan HNO3 bertujuan untuk menciptakan suasana asam pada larutan. Hal ini dikarenakan untuk titrasi pada metode Valhard harus dilakukan dalam suasana asam, sebab jika titrasi dilakukan dalam suasana basa, ion Fe³⁺ akan diendapkan menjadi Fe(OH)₃. Saat sebelum dititrasi dengan NH₄CNS, larutan AgNO₃ berwarna putih keruh. Sementara itu, pada awal titrasi akan membentuk larutan berwarna bening dengan endapan berwarna putih. Endapan putih ini berasal dari reaksi AgNO₃ dengan NH₄CNS yang membentuk AgCNS (endapan putih).
  • 3. Reaksi yang terjadi pada AgNO₃ saat awal penambahan NH₄CNS adalah sebagai berikut. Namun, saat Ag⁺ pada AgNO₃ telah habis bereaksi, maka kelebihan NH₄CNS dalam larutan akan menyebabkan ion CNS⁻ bereaksi dengan Fe³⁺ dari indicator ferri ammonium sulfat membentuk senyawa kompleks *Fe(CNS)₆+³⁻ yang berwarna merah bata pada titik ekivalennya. Reaksi antara ion CNS⁻ dengan Fe³⁺ adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume rata-rata larutan NH₄CNS yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen yaitu 22,2 ml. Sehingga, dapat diperoleh normalitas standarisasi larutan NH₄CNS yaitu 0,113 N. nilai normalitas ini jelas tidak sama dengan yang tertulis yaitu 0,1 N, karena telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan NH₄CNS merupakan jenis larutan standar sekunder yang tidak dapat ditentukan konsentrasinya hanya dengan melarutkan padatannya dalam pelarut karena bersifat higrokopis, sehingga konsentrasinya dapat berubah degan cepat. Penentuan Bromida dengan Cara Volhard Pada percobaan penentuan bromide dengan cara Volhard, digunakan larutan KBr sebagai larutan yang akan ditentukan massanya. Sebelum mengalami titrasi KBr perlu ditambahkan dengan HNO₃. Hal ini dikarenakan metode yang digunakan sama dengan sebelumnya yakni metode Volhard, di mana metode ini harus dilakukan dalam keadaan asam. Sehingga penambahan HNO₃ bertujuan agar larutan bersuasana asam. Dikarenakan metode Volhard, maka indicator yang digunakan yaitu ion Fe³⁺ (ferri ammonium asetat). Adanya larutan HNO₃ tidak akan berpengaruh terhadap mekanisme reaksi yang terjadi, karena larutan tersebut hanya berfungsi sebagai pengasam larutan saja. Setelah itu larutan ditambahakan AgNO₃ 0,1 N (berlebih) yang mana menyebabkan larutan menjadi keruh yang dikarenakan terbentuknya endapan putih AgBr. AgNO₃ dibuat berlebih agar saat telah habis bereaksi dengan KBr maka sisa AgNO₃ dapat bereaksi dengan NH₄CNS. Reaksi antara AgNO₃ dan KBr adalah sebagai berikut. Larutan lalu dititrasi dengan larutan NH₄CNS. Pada awal titrasi AgNO₃ akan bereaksi dengan NH₄CNS membentuk AgCNS. Saat Ag⁺ dari AgNO₃ telah habis bereaksi, maka akan
  • 4. terjadi kelebihan NH₄CNS. Kelebihan NH₄CNS ini akan menyebabkan ion CNS⁻ bereaksi dengan Fe³⁺ dari indicator ferri ammonium sulfat. Reaksi antara AgNO₃ dan NH₄CNS adalah sebagai berikut. Saat dititrasi dengan larutan NH₄CNS larutan awal berwana putih keruh, namun saat telah mencapai titik ekivalen warna kecoklatan. Warna ini terjadi karena dari reaksi membentuk senyawa kompleks . Reaksi saat tercapai titik ekivalen adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume rata NH₄CNS yang diperlukan yaitu 10,25 ml. Sehingga dapat diperoleh massa KBr yaitu 159,698 mg. Dikarenakan volume sampel KBr yang digunakan yaitu 15 ml, sehingga hal ini berarti di dalam 15 ml sampel KBr mengandung KBr sebanyak 159,698 mg, atau 0,1597 gram. Penentuan Klorida dalam Garam Dapur Kasar dengan Mohr Pada percobaan penentuan klorida dalam garam dapur dengan metode Mohr tentu sudah pasti digunakan indicator kalium kromat (K₂CrO₄). 15 ml sampel garam dapur yang telah ditambahkan dengan indicator K₂CrO₄ akan membentuk warna kuning (berasal dari penambahan K₂CrO₄). Larutan kemudian dititrasi menggunakan larutan AgNO₃ 0,1 N. Pada awal titrasi larutan akan membentuk endapan putih yang berasal dari hasil reaksi antara ion Cl⁻ dari NaCl dengan Ag⁺ dari AgNO³, sehingga membentuk endapan putih AgCl. Reaksi antara NaCl (garam dapur) dan AgNO₃ pada awal titrasi adalah sebagai berikut. Saat tercapai titik ekivalen, ion Cl⁻ pada NaCl telah habis bereaksi dengan Ag⁺, sehingga dengan adanya penambahan AgNO₃ yang berlebih menyebabkan Ag⁺ akan bereaksi dengan CrO₄²⁻ yang berasal dari indicator K₂CrO₄ yang mana akan membentuk endapan Ag₂CrO₄ yang berwarna putih sedangkan larutannya berwarna coklat muda (merah bata). Reaksi yang terjadi saat tercapainya titik ekivalen (Ag⁺ bereaksi dengan CrO₄²⁻) adalah sebagai berikut.
  • 5. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume rata-rata AgNO₃ 0,1 N yang diperlukan adalah 9,85 ml. Kadar NaCl dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: Sehingga, dapat diperoleh kadar NaCl dalam 15 ml larutan sampel garam dapur adalah 85,357%. Penentuan Klorida dalam Garam Dapur Kasar dengan Fajans Metode percobaan dengan Fajans ini samadengan pada Mohr, namun yang membedakan hanya pada indikatornya, di mana pada metode Fajans menggunakan indicator adsorpsi (pada percobaan ini digunakan indicator diklorofluoresin). Sehingga, metode ini menggunakan prinsip adsorpsi yakni zat dapat diserap pada permukaan endapan, sehingga dapat menimbulkan warna tertentu. Pada metode ini, pengendapan larutan dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalennya, antara lain yaitu dengan memilih jenis indicator yang dipakai dan pH. 15 ml larutan sampel garam dapur ditambahkan dengan indicator diklorofluoresin yang menyebabkan perubahan warna larutan menjadi kuning kehijauan (hijau lemon). Larutan kemudian dititrasi dengan larutan AgNO₃ 0,1 N yang mana penambahan ini akan menyebabkan perubahan warna larutan menjadi agak kecoklatan, sedangkan endapannya berwarna merah bata. Endapan ini berasal dari reaksi antara AgNO₃ dan NaCl yang membentuk endapan AgCl. Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl⁻ berada dalam lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl⁻ akan digantikan oleh Ag⁺ sehingga ion Cl⁻ akan berada pada lapisan sekunder. Reaksi yang terjadi antara AgNO₃ dan NaCl saat mencapai titik ekivalen adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume rata-rata AgNO₃ 0,1 N yang diperlukan adalah 9,35 ml. Kadar NaCl dapat diperoleh dengan menggunakan rumus: Sehingga, dapat diperoleh kadar NaCl dalam 15 ml larutan sampel garam dapur adalah 81,033%. Penentuan Mg dengan Titrasi Langsung
  • 6. Pada percobaan ini penentuan konsentrasi Mg digunakan metode titrasi langsung, yang mana merupakan titrasi yang dilakukan pada pengujian yang mengandung ion logam yang diperoleh pada pH tertentu. 25 ml larutan sampel ditambahkan dengan larutan buffer pH 10 dan indicator Eriokrom Black T. Penggunaan larutan buffer pH 10 di sini yakni untuk mencegah terjadinya perubahan pH yang diakibatkan oleh terbentuknya H⁺ saat proses reaksi berlangsung, atau dengan kata lain yakni mempertahankan kondisi larutan agar selalu dalam keadaan basa (pada pH 10). Sementara itu, dikarenakan suasana larutan dipertahankan pada pH 10, maka perlu digunakan indicator yang mencakup pH tersebut, sehingga digunakan indicator EBT, di mana indicator ini merupakan salah satu indicator logam yang memiliki range pH 7-11. Penambahan indicator EBT akan menyebabkan larutan berwarna ungu (merah anggur). Hal ini dikarenakan reaksi antara Mg²⁺ dan indicator EBT akan menghasilkan kompleks MgIn⁻ yang berwarna ungu (merah anggur). Reaksi antara Mg²⁺ dan indicator EBT adalah sebagai berikut. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan EDTA. Titrasi ini menyebabkan terjadinya perubahan warna dari ungu menjadi biru. Hal ini dapat terjadi karena saat ke dalam larutan yang mengandung senyawa kompleks MgIn⁻ ditambahkan EDTA, maka ion magnesium (Mg²⁺) akan terikat pada EDTA, sedangkan ion indikator EBT akan lepas dan kembali berwarna biru pada pH 7-11. Reaksi saat tercapainya titik ekivalen adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume rata-rata EDTA yang diperlukan yaitu 3,15 ml. Konsentrasi Mg²⁺ dapat dicari dengan rumus: Sehingga diperoleh nilai konsentrasi Mg²⁺ dalam 25 ml larutan sampel yaitu 0,0306 M. Penentuan Kesadahan Air Pada percobaan kesadahan air, 50 ml sampel air kran ditambahkan beberapa tetes HCl. Penambahan HCl ini bertujuan untuk menjadikan larutan dalam keadaan asam. Kemudian larutan dididihkan untuk menguapkan CO₂. Reaksi saat air sadah (ion Ca²⁺) dididihkan adalah sebagai berikut.
  • 7. Pendidihan air sadah menyebabkan terbentuknya endapan ion sadah (Ca²⁺). Larutan yang telah dididihkan lalu didinginkan, dan ditambahkan beberapa tetes indicator metil red dan NaOH. Penambahan indicator metal red ini berguna sebagai penanda apakan pada larutan masih berifat asam atau tidak, di mana indicator ini memiliki range pH 4,2 (merah) – 6,2 (kuning). Jika dalam larutan masih mengandung asam, maka larutan akan berwarna merah. Sehingga, penambahan NaOH ini bertujuan untuk menetralkan kondisi asam pada larutan (karena penambahan HCl sebelumnya). Larutan kemudian ditambahkan larutan buffer pH 10 dan indicator Eriokrom Black T (EBT). Penggunaan larutan buffer pH 10 untuk mencegah terjadinya perubahan pH yang disebabkan oleh terbentuknya H⁺ saat proses reaksi berlangsung, dengan kata lain untuk mempertahankan kondisi larutan agar selalu dalam keadaan basa (pada pH 10). Sementara itu, dikarenakan suasana larutan dipertahankan pada pH 10, maka perlu digunakan indicator yang mencakup pH tersebut, sehingga digunakan indicator EBT, di mana indicator tersebut merupakan salah satu indicator logam yang memiliki range pH 7-11. Penambahan indicator EBT akan menyebabkan larutan berwarna ungu (merah anggur). Hal ini dikarenakan reaksi antara Ca²⁺ (ion sadah) dan indicator EBT akan menghasilkan kompleks CaIn⁻ yang berwarna ungu (merah anggur). Reaksi antara Ca²⁺ dan indicator EBT adalah sebagai berikut. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan EDTA. Titrasi ini menyebabkan terjadinya perubahan warna dari ungu (merah anggur) menjadi biru. Hal ini dapat terjadi karena saat ke dalam larutan yang mengandung senyawa kompleks MgIn⁻ ditambahkan EDTA, maka ion Ca²⁺ akan terikat pada EDTA, sedangkan ion indikator EBT akan lepas dan kembali berwarna biru pada pH 7-11. Reaksi saat tercapainya titik ekivalen adalah sebagai berikut. Berdasarkan hasil percobaan diperoleh volume rata-rata EDTA yang diperlukan yaitu 3,15 ml. Sehingga dapat ditentukan nilai kesadahan air dalam 50 ml sampel adalah 0,00126 M atau 126 ppm.