Cedera jaringan lunak dapat berupa luka terbuka atau tertutup. Luka terbuka terjadi ketika kulit atau jaringan putus, sementara luka tertutup terjadi tanpa putusnya kulit. Luka dikelompokkan menjadi lecet, sayat, robek, tusuk, sobek, dan amputasi. Perawatan luka meliputi membersihkan, menghentikan perdarahan, mencegah infeksi, dan rujukan ke fasilitas kesehatan.
4. 1. Luka terbuka ;.
- Cedera jaringan lunak yang disertai
kerusakan/ terputusnya jaringan kulit
atau selaput lendir.
- Cedera ini dapat juga mencakup bagian-
bagian yang lebih dalam sehingga bagian
ini dapat terkontaminasi.
- Cedera ini paling sering ditemukan pada
kasus kecelakaan dan paling sering
menimbulkan perdarahan.
6. Jenis Luka Terbuka ;
a. Luka lecet ;
- Umumnya terjadi akibat gesekan
sehingga permukaan kulit (epidermis)
terkelupas, mungkin tampak titik-titik
perdarahan.
- Walau hanya luka permukaan, tapi
kadang-kadang sangat nyeri karena
ujung-uung saraf juga mengalami
cedera.
- Tepi luka umumnya tidak teratur.
8. b. Luka sayat/iris ;
- Umumnya terjadi akibat kontak
dengan benda tajam
- Jaringan kulit dan lapisan di
bawahnya terputus sampai
kedalaman yang bervariasi.
- Tepi luka teratur.
12. d. Luka tusuk ;
- Terjadi akibat masuknya benda tajam
dan runcing melalui kulit dalam tubuh
- Ciri khasnya adalah luka relatif lebih
dalam dibandingkan dengan lebarnya
- Luka jenis ini sangat berbahaya karena
dapat melibatkan alat-alat dalam tubuh
- Bentuk luka hampir menyerupai benda
yang menusuk
=>
13. - Penyulitnya adalah bila benda yang
menusuk masih terancap pada
bagian tersebut
- Perlu dicari ada tidaknya benda
keluar. Bila ada maka ini menjadi
luka tembus,
- Berat ringannya luka tusuk
tergantung dari posisi luka,
panjangnya benda yang menusuk
dan besar gaya yang dialami.
15. e. Avulsi (sobek) ;
- Cedera ini terjadi akibat kulit dan
sedikit lapisan di bawahnya
terkelupas, mungkin masih
menempel atau hilang sama sekali
- Bila masih menempel sebagian, ini
dikenal dengan istilah “flap” atau
lembaran gantung.
- Ujung hidung yang terkelupas
disebut avulsi.
17. f. Amputasi ;
- Luka terbuka dengan jaringan tubuh
terpisah. Paling sering terjadi pada alat
gerak, mulai dari jari sampai
kehilangan seluruh anggota gerak.
19. g. Cedera remuk
(Crash Injury) ;
- Cedera remuk dapat berupa suatu
gabungan luka terbuka dan tertutup
- Dapat terjadi akibat alat gerak terjepit
di antara alat-alat berat.
- Hampir seluruh jaringan lunak dan
jaringan keras seperti tulang dapat
terlibat.
20. 2. Luka tertutup :
- Cedera ini terjadi pada jaringan lunak
tanpa disertai kerusakan kulit/kulit
masih utuh (tidak ada hubungan antara
bagian dalam tubuh dengan udara luar)
- Memar sedikit mungkin tdk memerlukan
penanganan, tapi luka tertutup yg berat
dapat berakibat fatal.
Catatan :
- Klasifikasi di atas tidak menentukan
berat ringannya luka
21. Jenis Luka tertutup ;
a. Memar
- Lapisan epidermis kulit utuh, tapi sel dan
pembuluh darah pd lapisan dermis rusak
- Pembengkakan terjadi sebagai akibat
penumpukan darah di bawah kulit atau di
antara jaringan yang rusak. (penumpukan
darah ini menimbulkan perubahan warna,
biasanya merah kebiruan)
- Gejala dan tanda :
1. Nyeri
2. Bengkak
3. warna merah kebiruan
4. nyeri tekan.
22. b. Hematoma,
- Penumpukan darah yang terjadi pada
daerah yang cedera atau dalam
rongga tubuh
- Hematoma berbeda dengan memar ;
kerusakan jaringan lebih luas,
pembuluh darah yang terlibat lebih
besar dan darah yang keluar lebih
banyak.
24. c. Cedera remuk,
- Cedera remuk dapat berupa suatu
gabungan luka terbuka dan
tertutup
- Dapat terjadi akibat alat gerak
terjepit di antara alat-alat berat.
- Hampir seluruh jaringan lunak dan
jaringan keras seperti tulang dapat
terlibat.
25. v Penutup Luka dengan Pembalut ;
Penutup Luka =>
• Bahan yang diletakkan tepat di atas
luka.
a. Penutup luka oklusif (kedap),
- Dipakai pada luka untuk mencegah
keluar masuknya udara dan
menjaga kelembaban organ dalam.
b. Penutup luka tebal (bantalan
penutup luka),
- Setumpuk bahan penutup luka
setebal kurang lebih 2 – 3 cm
26. c. Fungsi penutup luka :
- Membantu mengendalikan
perdarahan
- Mencegah kontaminasi lebih
lanjut
- Mempercepat penyembuhan
- Mengurangi nyeri.
27. Catatan :
- bahan yg dipakai sebaiknya berdaya
serap baik dan cukup besar untuk
menutup seluruh permukaan luka.
- dalam keadaan darurat semua bahan
yang relatif bersih dapat dimanfaatkan
sebagai penutup luka
- jangan memakai bahan yang mudah
melekat di luka
- baca aturan pakai jika menggunakan
penutup luka yang mengandung obat.
28. Pembalut =>
- Pembalut adalah bahan yang
digunakan untuk mempertahankan
penutup luka.
a. Fungsi pembalut :
- Penekanan untuk membantu
menghentikan perdarahan
- Mempertahankan penutup luka pada
tempatnya
- Menjadi penopang untuk bagian tubuh
yang cedera.
29. b. Beberapa jenis pembalut :
- Pembalut pita/gulung
- Pembalut segitiga/mitela
- Pembalut tabung/tubuler
- Pembalut penekan
30. c. Pedoman penutupan luka dan
pembalutan :
Penutupan luka :
- Penutup luka harus meliputi seluruh
permukaan luka
- Upayakan permukaan luka sebersih mungkin
sebelum menutup luka, kecuali jika luka
disertai perdarahan, maka prioritasnya adalah
menghentikan perdarahan tersebut
- Pemasangan penutup luka harus dilakukan
sedemikian rupa shg permukaan penutup yg
menempel pd bagian luka tdk terkontaminasi
(teknik aseptic).
31. Pembalutan :
- Jangan memasang pembalut sampai
perdarahan terhenti, kecuali pembalutan
penekanan utk menghentikan perdarahan
- Jangan membalut terlalu kencang atau
terlalu longgar
- Jangan biarkan ujung sisa terurai
- Bila membalut luka yg kecil, sebaiknya
daerah yg dibalut lebih lebar utk
menambah luasnya permukaan yg
mengalami tekanan diperluas shg
mencegah terjadinya kerusakan jaringan
=>
32. - Jangan menutupi ujung jari.
Bagian ini dapat menjadi petunjuk,
bila pucat, artinya pembalutan
terlalu kuat dan harus diperbaiki
- Khusus pada anggota gerak,
pembalutan dilakukan dari distal ke
proksimal arah jantung
- Lakukan pembalutan pada posisi
yang diinginkan.
Misalnya, utk pembalutan sendi,
jangan berusaha menekuk sendi bila
dibalut dalam keadaan lurus.
33. Penggunaan penutup luka penekan :
- Langkah-langkahnya :
1. Tempatkan beberapa penutup luka kassa
steril langsung atas luka dan tekan
2. Beri bantalan penutup luka
3. Gunakan pembalut rekat, menahan
penutup luka
4. Balut
5. Periksa ujung nadi ujung bawah daerah
luka (distal).
34. q Perawatan Luka Terbuka ;
1. Pastikan daerah luka terlihat
2. Bersihkan daerah sekitar luka
3. Kontrol perdarahan bila ada
4. Lakukan penatalaksanaan syok pada
luka-luka yang parah
5. Cegah kontaminasi lanjut, gunakan
penutup luka steril
=>
35. 6. Beri penutup luka dan balut
7. Baringkan penderita bila kehilangan
banyak darah dan lukanya cukup
parah
8. Tenangkan penderita
9. Rujuk ke fasilitas kesehatan
36. q Perawatan Luka tertutup ;
• Atasi seperti perdarahan dalam :
1. Baringkan penderita
2. Periksa dan pertahankan ABC
3. Berikan oksigen bila ada
4. Periksa pernapasan & nadi secara berkala
5. Rawat sebagai syok
=>
37. . 6. Jangan memberikan makan atau
minum
7. Jangan lupa menangani cedera atau
gangguan lainnya
8. Segera bawa ke fasilitas kesehatan
terdekat
Catatan :
- Penanganan perdarahan berarti
mengendalikan perdarahan, bukan berarti
menghentikan perdarahan sama sekali.
38. v Beberapa perawatan luka spesifik ;
1. Luka Tusuk :
- Luka tusuk adalah luka yang diakibatkan
benturan dengan benda tajam, dimana benda tsb
tidak tertinggal dalam tubuh penderita.
- Luka tusuk yg kelihatannya biasa saja dapat
menyebabkan luka dan perdarahan dalam yang
berat, mungkin dapat masuk sampai ke tulang,
serta dapat tembus ke luar
- Luka tembak termasuk kategori luka tusuk
- Semua luka tusuk harus dianggap berat.
39. vPerawatan Luka Tusuk :
1. Tenangkan penderita yg sadar.
2. Periksa ada tidaknya luka tembus,
3. Hentikan perdarahan
4. Bila perlu berikan Bantuan Hidup
Dasar
5. Rawat syok bila ada
6. Imobilisasi tulang punggung bila luka
terjadi pada daerah kepala, leher dan
batang tubuh
7. Rujuk penderita ke fasilitas kesehatan
40. 2. Perawatan Luka dengan Benda Asing
Menancap ;
Langkah-langkah perawatan :
1. Stabilkan benda yang menancap secara
manual (gunakan kedua tangan penolong
utk menjaga agar benda yg menancap tdk
bergerak)
2. Jangan dicabut.
Benda asing yg menancap tidak pernah
boleh dicabut, kecuali pada pipi
(pembahasan khusus)
3. Bagian yg luka dibuka shg terlihat dng
jelas =>
41. 4. Kendalikan perdarahan. Hati-hati
jangan sampai menekan benda yg
menancap
5. Stabilkan benda asing tersebut dengan
menggunakan penutup luka tebal,
atau berbagai variasi misalnya
pembalut donat, pembalut gulung dll
6. Rawat syok bila ada
7. Jaga pasien tetap istirahat dan tenang
8. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
42. Perawatan Benda Asing
Menancap
• Stabilkan benda menancap
secara manual.
• Jangan dicabut kecuali
mengganggu pernapasan.
• Bila perlu dipotong,lakukan
dengan hati-hati.
• Pastikan daerah luka terlihat.
• Kendalikan perdarahan.
• Stabilkan benda menancap
dengan pembalut tebal.
• Tenangkan penderita & rujuk
43. 3. Cedera Kulit Kepala ;
- Waspadai adanya patah tulang
tengkorak
- Jika dicurigai ada patah tulang
tengkorak, maka :
•• Jangan coba bersihkan kulit kepala
•• Jangan gunakan tekanan langsung.
45. v Perawatan Luka kulit kepala :
1. Kendalikan perdarahan dng
penekanan langsung pd luka dan
beri penutup luka.
2. Pasang pembalut
3. Tinggikan, bila tdk ada patah tulang
tengkorak, cedera tulang belakang
atau dada.
4. Curigai juga kemungkinan terjadinya
cedera spinal.
46. Perawatan luka kulit kepala
vJika curiga ada patah tulang tengkorak,
maka :
• Jangan coba bersihkan kulit kepala.
• Jangan tekan langsung.
• Kendalikan perdarahan dg. Pe-nekanan
langsung pada luka & beri penutup luka.
• Pasang pembalut.
• Tinggikan, bila tidak ada kecurigaan
patah tulang.
• Curigai cedera spinal.
• Bila luka terjadi di wajah, awasi jalan
napas.
48. 4. Perawatan Luka Wajah ;
- Awasi jalan napas
- Kendalikan perdarahan
- Beri penutup luka dan balut
49. 5. Perdarahan Hidung ;
- Sering disertai cedera pd daerah kepala
dan wajah jika terjadi karena benturan
- Penyebab lain adalah karena penyakit
atau demam tinggi,, tekanan darah
tinggi, infeksi sinus dll
- Jangan berupaya menghentikan
perdarahan.
50. v Perawatan Perdarahan Hidung :
1. Pertahankan jalan napas
2. Dudukkan korban agak condong ke depan
3. Berikan penekanan pada cuping hidung
(tekan kedua cuping hidung menjadi satu),
atau berikan pembalut di antara bibir atas
dan gusi lalu tekan ( ke arah lubang hidung)
4. Jangan membiarkan penderita tiduran,
karena darah akan mengalir menuju
kerongkongan dan masuk dlm lambung yg
dapat menimbulkan mual dan muntah
=>
51. 5. Jangan menutup hidung sampai penuh,
6. Jangan mencabut benda apapun yang
ada dalam hidung
7. Bila terjadi avulsi berikan pembalutan
penekanan
8. Bila penderita menjadi tidak sadar
atau tdk mampu menjaga jalan
napasnya sendiri, baringkan pada
posisi miring stabil.
52. Perawatan Perdarahan Hidung
● Istirahatkan penderita (duduk dg. badan condong
kedepan). Jangan biarkan penderita tiduran.
● Tekan cuping hidungnya.
● Minta penderita untuk bernapas melalui mulut
selama beberapa waktu dan jangan bicara dulu.
● Jika tidak berhenti dalam 5-10 menit bawa ke RS
53. 6. Benda Tertancap di Pipi ;
v Cara Penanganan :
1. Lihat ke dalam mulut, apakah benda
yg menancap menembus dinding pipi
2. Jangan mencabut benda yang
menancap kecuali menghalangi jalan
napas, lakukan peniaian dengan teliti
3. Bila dianggap perlu untuk mencabut,
tarik dengan aman ke arah yg
memungkinkan
=>
54. 4. Bila benda yang menembus sulit
dicabut, usahakan untuk menstabilkan
benda tersebut
5. Miringkan kepala kecuali ada cedera
leher dan tulang belakang
6. Jika benda dicabut, tempatkan penutup
luka di dalam (antara gigi dan pipi)
7. Beri penutup luka di luar dan balut.
55. 7. Cedera pada Mulut ;
- Cedera pada mulut dpt berupa luka
terbuka pd bibir, avulsi bibir dan luka
terbuka dlm mulut.
v Perawatan luka pada mulut :
1. Pertahankan jalan napas
2. Bila cedera pd bibir gunakan
pembalut gulung. Letakkan penutup
luka antara bibir dan gusi. Pastikan
penutup luka tidak menjadi kendor
dan masuk dlm saluran napas.
=>
56. 3. Bila terjadi avulsi berikan sedikit
penekanan pada daerah luka
4. Bila ada luka dlam rongga mulut,
walau memasukkan penutup luka,
namun hati-hati jangan sampai mulut
menjadi penuh dengannya.
57. 8. Cedera Mata ;
1. Jangan lakukan tekanan langsung, terutama
bila bola mata juga mengalami cedera
2. Bila di mata ada benda tertanam atau luka
sayat, jangan berupaya membersihkan mata
3. Jangan mencabut benda yg menancap
4. Jangan berupaya memasukkan bola mata
yg keluar. Rawatlah dengan cara yg sama
seperti perawatan cedera mata dengan
benda yang menancap
=>
58. 5. Kurangi gerakan mata
6. Tutup juga mata yg sehat utk mencegah
gerakan mata yg sakit, karena gerakan mata
bersifat simultan kiri dan kanan.
8. Rujuk ke fasilitas kesehatan.
7. Hal lain yang harus diperhatikan adalah
pada penderita yg tidak sadar sebelum
ditutup, kelopak mata hrs ditutup utk
mencegah kelopak mata menjadi kering yg
dpt berakibat kebutaan
60. Partikel Asing Dalam Mata
• Instruksikan penderita tidak menggosok mata.
• Aliri air bersih dg. Hati-hati ke arah sisi dalam mata,
minta penderita memandang ke arah berlawanan.
• Cara lainnya : bila partikel asing ditemukan di kelopak
mata bawah, minta penderita memandang ke atas atau
sebaliknya.
• tarik kelopak bawah/atas dg. hati-hati, lalu keluarkan
partikel itu dg. segumpal kapas. (cotton bud).
• Jangan mencoba mengeluarkan partikel yang telah
melekat di bola mata & sulit dikeluarkan.
• Tutup mata penderita & rujuk.
61. 9. Cedera Pada Telinga ;
• Luka terbuka pada telinga luar :
- Luka robek ringan => tutup dengan
penutup luka dan balut
- Luka robek berat => tutup dengan
penutup luka, termasuk sisi kepala
tersebut
- Avulsi => bila tidak terlepas, gunakan
penutup tebal dan balut
62. ● Luka terbuka pada telinga tengah ;
1. Jangan mencolok atau memasukkan
apapun ke dalam liang teling
2. Jangan berusaha mencegah aliran
darah keluar dari telinga
3. Tutup longgar dengan penutup luka,
sehinggacairan keluar dapat diserap
4. Jangan melakukan penekanan.
Darah, cairan bening atau cairan bening
bersemu darah dapat menjadi petunjuk
terjadinya patah tulang tengkorak atau
cedera kepala berat.
63. Benda Asing di Telinga
• Miringkan kepala penderita
ke sisi yang terkena. Kecuali
me-mang terlihat, jangan
mencoba mengeluarkan
dengan berbagai peralatan.
• Jika benda tsb. Adalah
serang-ga, miringkan dengan
telinga yang terkena lebih
tinggi. Tuangkan
kedalamnya, air suam-suam
kuku, dengan harapan
serangga itu akan terangkat
keluar.
• Jika tidak berhasil, segera
rujuk ke rumah sakit.
64. 10. Amputasi ;
• Perawatan penderita kasus amputasi :
- Pada dasarnya sama seperti luka
terbuka
- Yang penting dilakukan adalah
menghentikan perdarahan
- Umumnya pembalutan penekanan
sudah cukup
65. v Pedoman perawatan bagian yang putus :
1. Bungkus bagian yg terputus dng kassa
steril yang dilembabkan (sebaiknya
larutan garam fisiologis, bila ada)
2. - Masukkan bagian itu dalam kantung
plastik.
- Tulis nama penderita serta jam dan
tanggal bagian ini dimasukkan.
- Jangan rendam bagian ini dalam air
1.
66. 3. - Usahakan bagian yang putus ini tetap dingin
dng cara memasukkan kantung yg berisi
potongan tersebut dalam kantung yg lebih
besar atau tempt lain yg sudah diisi dengan es
dan air (jangan hanya es saja).
- Jangan pernah menggunakan “dry ice”
- Hindari sentuhan langsung bagian putus ini
dengan es
4 . Rujuk penderita ke fasilitas kesehatan bersama
dengan bagian yg putus.
68. Pemasangan Torniket
• Satu orang mengendalikan perdarahan yang terjadi.
• Pasang torniket di atas luka tidak lebih dari 5 cm.
• Masukan tongkat kecil, pena atau sejenisnya ke
dalam simpul. Putar hingga perdarahan terkendali,
jangan lebih.
• Pastikan tongkat kecil, pena tsb. tidak kembali
berputar dengan mengikat kedua ujungnya.
• Sekali torniket dipasang, tidak boleh lagi
dikendorkan/ dilepas hingga tiba di Rumah sakit.
• Daerah yang ditorniket harus terbuka & bisa
terlihat.
• Berikan tanda bahwa penderita dalam keadaan
ditorniket. Catat waktu pemasangan.
69. 20. Cedera Perut ;
• Gejala & tanda cedera perut yg mungkin
melibatkan alat dlm tubuh :
1. Nyeri dan kejang pd sebagian atau seluruh
dinding perut dan panggul
2. Nyeri tekan pd dinding perut dan panggul
3. Nyeri ringan yang kemudian menjadi hebat di
daerah perut
4. Memar pada daerah perut dan panggul
5. Ada luka terbuka
6. Muntah darah
=>
70. 7. Darah dalam tinja, merah sampai
kehitaman
8. Penderita memegang dan melindungi perut
9. Penderita berbaring dngan tungkai
tertekuk
10. Pada luka terbuka mungkin terlihat
adanya organ dlm keluar (umumnya usus)
11. Luka tusuk
12. Terdapat tanda-tanda syok
13. Riwayat benturan yg keras pada daerah
perut dan panggul.
72. v Perawatan Luka Terbuka pada
Dinding Perut :
1. Kontrol perdarahan luar bila
memungkinkan
2. Telentangkan dengan tungkai tertekuk
3. Atasi syok jika ada dan periksa berkala
4. Waspadai muntah, dan perhatikan jalan
napas
5. Jangan menyentuh dan berupaya
memasukkan organ yg keluar
=>
73. 6. Organ yg keluar sebaiknya ditutup dengan
penutup luka yang besar atau dengan kain
bersih (steril) yang sudah ditutup dengan
penutup kedap untuk mencegah organ tsb
mengering
7. Bila perlu selimuti bagian perut utk
mencegah kehilangan panas
8. Jangan cabut beda asing yang menancap
9. Beri oksigen sesuai protocol bila ada
10. Transportasi dlm posisi tsb di atas, sesegera
mungkin rujuk ke fasilitas kesehatan
11. Teruskan periksa berkala
75. v Perawatan Luka Tertutup pada Dinding
Perut :
1. Telentangkan pasien dng tungkai
tertekuk
2. Pertahankan jalan napas tetap terbuka
3. Awasi muntahan yang terjadi
4. Atasi syok
5. Beri oksigen sesuai protocol, bila ada
6. Transportasi dlm posisi tsb ke RS
Catatan :
- Jangan beri makan dan minum.
76. 21. Cedera Pada Daerah Kelamin
(Genital) ;
• Terdapat 2 jenis cedera :
1. Cedera Tumpul =>
- tidak banyak yg bisa dilakukan
- kompres dingin dpt membantu
mengurangi nyeri
2. Cedera Luka terbuka =>
- perawatan seperti luka biasa
Catatan :
- Perhatikan privasi penderita.