SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Pengembangan Model Pendidikan
Multikulturalisme Untuk Anak Usia Sekolah:
Menggunakan Seri Pustaka Anak Nusantara

(Laporan Penelitian, 2006)
Penulis: Murniati Agustian, Maria G. Da Cunha, Syarief Darmoyo, dan M. Tri
Warmiyati


Abstrak:
Penelitian aksi ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model pendidikan
multikulturalisme dengan mengintegrasikan buku seri PAN dengan kurikulum
sekolah di sekolah dasar. Dalam model ini siswa diperkenalkan kekayaan ragam
budaya anak-anak di propinsi Jambi dan Maluku sehingga siswa memiliki sikap
toleransi, solider, empati, musyawarah, egaliter, mau mengungkapkan diri, dan
adil.


Desain yang digunakan dalam pengembangan model ini adalah modifikasi model
Dick & Carey (1996) dan Atwi Suparman (1997). Ada tiga tahap kegiatan dalam
pengembangan model yaitu persiapan, implementasi, dan evaluasi. Implementasi
dan evaluasi dikelompokkan menjadi 4 putaran. Setiap putaran melibatkan 2 SD
yang terdiri atas 1 SD Negeri dan 1 SD Swasta berbasis agama. Pada setiap akhir
putaran dilakukan evaluasi model, berdasarkan evaluasi model direvisi untuk
putaran kedua. Begitu selanjutnya sampai putaran ke-empat.


Pengembangan model pendidikan multikultural dilakukan selama 10 bulan,
melibatkan 8 sekolah (4 SD negri dan 4 SD swasta berbasis agama), 16 orang
guru dan 409 siswa. Syarat minimal sekolah yang terlibat adalah: kepala sekolah
mendukung, guru inovatif, dan sekolah mempunyai peralatan VCD dan TV
monitor.


Hasil dari pre test siswa terlihat bahwa sebagian besar siswa (99%) tidak
mengetahui kehidupan anak suku dalam di Propinsi Jambi dan kehidupan anak-
anak di pengungsian kota Tual, Propinsi Maluku. Sebagian kecil siswa yang
mengetahui diduga melihat dari siaran televisi. Dari hasil post test terlihat jelas
bahwa pengetahuan anak meningkat sesuai dengan apa yang diharapkan dalam
model. Nilai-nilai multikultural yang harus dikembangkan seperti toleransi,
empati, solider, pengungkapan diri, dan keadilan jelas terungkap dari post tes
siswa.


Buku pedoman yang dikembangkan dengan menggunakan Seri PAN, mudah
dipahami dan dapat diintegrasikan dengan semua bidang studi sehingga bisa
menjadi tema dalam model pembelajaran tematik.
Strategi pembelajaran yang dibuat sangat menarik dan bermanfaat bagi guru dan
siswa. Selama ini pembelajaran dilakukan dengan cara yang konvensional
terutama untuk ilmu-ilmu sosial. Hanya pelajaran IPA yang memiliki media yang
menarik sehingga anak-anak kurang berminat pada pelajaran IPS. Dengan model
ini siswa melihat secara kongkrit, aktif bermain dan diskusi dalam kelompok
sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan.
Buku pedoman bagi fasilitator anak dapat dipahami dan digunakan untuk
memandu diskusi. Pelatihan fasilitator sebaya membuat anak lebih berani, percaya
diri, dan bisa menjadi contoh bagi teman-temannya.
Pelatihan anak dengan metode bermain, menonton VCD dan diskusi dapat
membuat anak lebih berani tampil di depan umum, percaya diri, dapat menghargai
orang lain, dan dapat melihat kekurangan diri.
Event sangat efektif untuk membentuk kerja sama siswa, mengekspresikan
perasaan siswa, dan siswa dapat memberikan apresiasi terhadap karya orang lain.
Nilai-nilai yang diajarkan dalam model pendidikan multikultural ini dapat
diterapkan oleh siswa dalam kegiatan sehari-hari.


Guru yang terlibat dan siswa yang menjadi fasilitator sebaya menyarankan agar
model ini diterapkan juga kepada siswa di sekolah lain agar siswa di SD yang lain
dapat menghargai temannya yang berasal dari suku lain, dan mengetahui bahwa di
Indonesia terdapat bermacam-macam suku bangsa, sehingga tidak terjadi lagi
konflik antar agama atau suku.


Berdasarkan hasil pengembangan model maka tim peneliti merekomendasikan
bahwa model ini dapat dijadikan acuan untuk pendidikan multikulturalisme di
sekolah dasar. Oleh karena itu model ini sebaiknya disosialisasikan dan
diterapkan di sekolah dasar yang lain dengan prioritas di daerah konflik dan
berpotensi konflik. Sosialisasi dan pelatihan untuk sekolah dasar lain dapat
dilakukan melalui Departemen Pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,
atau Dinas Pendidikan, atau kelompok kerja guru.


Pendidikan Multikultural di Indonesia
Pendidikan multi kultural di Indonesia lebih bersifat antar etnis yang kecil dalam
suatu bangsa. Hal ini sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat bagi
keberhasilan pelaksanaan pendidikan multikultural. Semangat Sumpah Pemuda
dapat menjadi ruh yang kuat untuk mempersatukan warga negara Indonesia yang
berbeda budaya. Sebelum era reformasi masyarakat takut untuk berbeda pendapat
karena kemerdekaan mengeluarkan pendapat tidak mendapatkan tempat dan
kebebasana berpikir juga terbatas. Di dalam konteks perkembangan sistem politik
Indonesia saat ini pilihan perpektif pendidikan yang demikian memiliki peluang
yang besar dan diperlukan sebagai landasan politik yang kuat. Pendidikan
multikultural sangat menekankan pentingnya akomodasi kebudayaan dan
masyarakat sub-nasional untuk memelihara den mempertahankan identitas
kebudayaan dan masyarakat nasional. Nasikun menyampaikan bahwa ada tiga
perspektif multikulturalisme di dalam sistem pendidikan, antara lain :
a. Perspektif cultural assimilation, merupakan suatu model transisi di dalam
sistem pendidikan yang menunjukkan proses asimilasi peserta didik dari berbagai
kebudayaan ke dalam sutau masyarakat.
b. Perspektif cultural pluralism, merupakan suatu sistem pendidikan yang lebih
mementingkan akan pentingnya hak bagi seluruh masyarakat beserta
kebudayaannya untuk memelihara dan mempertahankan identitas kebudayaan
masing-masing.
c. Perspektif cultural synthesis, merupakan gabungan dari kedua perspektif diatas.
Pilihan perspektif pendidikan sintesis multikultural memiliki rasional yang paling
dasar di dalam hakekat tujuan suatu pendidikan multikultural, yang dapat
didefinisikan melalui tiga tujuan, yaitu:
Tujuan attitudinal : menyamai dan mengembangkan sensitivitas kultural,
toleransi kultural, penghormatan pada identitas kultural, pengembangan sikap
budaya responsif dan keahlian untuk melakukan penolakan dan resolusi konflik.
Tujuan kognitif : pencapaian kemampuan akademik, pengembangan
pengetahuan tentang kemajemukan kebudayaan, kompetensi untuk melakukan
analisis dan interpretasi perilaku kultural, dan kemampuan membangun kesadaran
kritis tentang kebudayaannya sendiri.
Tujuan instruksional : mengembangkan kemampuan untuk melakukan koeksi
atas efek-efek, stereotipe-stereotipe, peniadaan-peniadaan, dan mis-informasi
tentang kelompok etnis dan kultural yang dimuat dalam buku ataupun media
pembelajaran, menyediakan strategi-strategi untuk melakukan hidup di dalam
kehidupan multikultural, mengembangkan ketrampilan-ketrampilan komunikasi
interpersonal.



Implementasi Pendidikan Multikultural
Banks mengemukakan empat pendekatan yang mengintegrasikan materi
pendidikan multikultural ke dalam kurikulum maupun pembelajaran di sekolah
yang relevan untuk diterapkan di Indonesia, antara lain :
1. Pendekatan kontribusi
Pendekatan ini yang paling sering dilakukan dan paling luas apabila dipakai
dalam tahap pertama dari kebangkitan etnis. Pendekatan ini lebih tepat apabila
diterapkan di siswa TK SD kelas satu, dua, tiga karena tujuan dari pendekatan ini
adalah untuk menanamkan pada siswanya bahwa kehidupan manusia ini antara
suatu tempat dengan tempat lainnya sangat beragam. Misalnya: mengenalkan
kebudayaan yang dimiliki oleh tiap-tiap daerah hingga negara lain.
2. Pendekatan aditif
Pada tahap ini dilakukan penambahan materi, konsep, tema, perpektif terhadap
kurikulum tanpa mengubah struktur, tujuan, dan karakteristik dasarnya.
Pendekatan ini lebih tepat apabila diterapkan di siswa SD kelas empat, lima, dan
enam, serta SMP karena mereka sudah mulai memahami makna. Misalnya:
memutarkan CD tentang kehidupan berbudaya dari daaerah-daerah sampai negara
yang berbeda.
3. Pendekatan transformasi
Pendekatan ini mengubah asumsi dasar kurikkulum dan menumbuhkan
kompetensi dasar siswa dengan memperhatikan konsep, isu, tema, dan
permasalahan dari beberapa perspektif dan sudut pandang etnis. Pendekatan ini
lebih tepat apabila diterapkan di sekolah lanjutan karena siswa pada jenjang ini
sudah memiliki sudut pandang tentang sesuatu yang ada. Misalnya: siswa
dibiasakan untuk berpendapat sesuai dengan jalan pikiran mereka masing-masing.
4. Pendekatan aksi sosial
Pendekatan ini mencakup semua elemen dari pendekatan transformasi, namun
menambah komponen yang mempersyaratkan siswa membuat aksi yang berkaitan
dengan konsep, isu, atau permasalahan yang dipelajari. Pendekatan ini lebih tepat
apabila diterapkan di perguruan tinggi baik untuk kajian dalam kelas atau
organisasi kemahasiswaan. Misalnya: mengkaji kebijakan yang dianggap kurang
efektif, kurang adil, dan diskriminatif.

Sumber : Seminar Regional Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas
Negeri Yogyakrta dengan tema Pendidikan Multikultural sebagai Sarana
Membentuk Karakter Bangsa

More Related Content

What's hot

Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamMultikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamAli Murfi
 
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaYhana Hadayana
 
Pendidikan Multikultural
Pendidikan MultikulturalPendidikan Multikultural
Pendidikan MultikulturalNoviana Ulfa
 
Hakikat kebudayan pendidikan multicultural
Hakikat kebudayan pendidikan multiculturalHakikat kebudayan pendidikan multicultural
Hakikat kebudayan pendidikan multiculturalDunia Tkj
 
Pendidikan Multikulturalisme
Pendidikan MultikulturalismePendidikan Multikulturalisme
Pendidikan MultikulturalismeMuhamadFarkhan2
 
1054 3280-1-pb
1054 3280-1-pb1054 3280-1-pb
1054 3280-1-pbDewi Yama
 
masyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesiamasyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesiaasyaffa
 
Tugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiTugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiZurie Hafiez
 
Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturJiyanto Mumtaz
 
Ppt 4 multikulturalisme indonesia
Ppt 4   multikulturalisme indonesiaPpt 4   multikulturalisme indonesia
Ppt 4 multikulturalisme indonesiaFaisalAchyar
 
Bab 2 hakikat model pendidikan multikultural (2)
Bab 2   hakikat model pendidikan multikultural (2)Bab 2   hakikat model pendidikan multikultural (2)
Bab 2 hakikat model pendidikan multikultural (2)MuhamadFarkhan2
 
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi MasyarakatMultikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi MasyarakatAnissatul Mukhoiriyah
 

What's hot (20)

Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif IslamMultikulturalisme dalam Perspektif Islam
Multikulturalisme dalam Perspektif Islam
 
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesiaMateri kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
Materi kelompok 5 pentingnya pendidikan multikultural di indonesia
 
Multikultural
MultikulturalMultikultural
Multikultural
 
Wawasan multikultural
Wawasan multikulturalWawasan multikultural
Wawasan multikultural
 
Pendidikan Multikultural
Pendidikan MultikulturalPendidikan Multikultural
Pendidikan Multikultural
 
Hakikat kebudayan pendidikan multicultural
Hakikat kebudayan pendidikan multiculturalHakikat kebudayan pendidikan multicultural
Hakikat kebudayan pendidikan multicultural
 
Pendidikan Multikulturalisme
Pendidikan MultikulturalismePendidikan Multikulturalisme
Pendidikan Multikulturalisme
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
1054 3280-1-pb
1054 3280-1-pb1054 3280-1-pb
1054 3280-1-pb
 
Hakekat budaya
Hakekat budayaHakekat budaya
Hakekat budaya
 
Makalah multikultural
Makalah multikulturalMakalah multikultural
Makalah multikultural
 
masyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesiamasyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesia
 
Dakwah multikultural
Dakwah multikulturalDakwah multikultural
Dakwah multikultural
 
Tugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologiTugas sosioantropologi
Tugas sosioantropologi
 
Ppt multikultur
Ppt multikulturPpt multikultur
Ppt multikultur
 
Pengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikulturPengembangan pai multikultur
Pengembangan pai multikultur
 
Ppt 4 multikulturalisme indonesia
Ppt 4   multikulturalisme indonesiaPpt 4   multikulturalisme indonesia
Ppt 4 multikulturalisme indonesia
 
Bab 2 hakikat model pendidikan multikultural (2)
Bab 2   hakikat model pendidikan multikultural (2)Bab 2   hakikat model pendidikan multikultural (2)
Bab 2 hakikat model pendidikan multikultural (2)
 
Filsafat ilmu[1]
Filsafat ilmu[1]Filsafat ilmu[1]
Filsafat ilmu[1]
 
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi MasyarakatMultikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
 

Viewers also liked

Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogVaza Ienstinc
 
Melatih Kecerdasarn Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak Sekolah Dasar Me...
Melatih Kecerdasarn Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak Sekolah Dasar Me...Melatih Kecerdasarn Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak Sekolah Dasar Me...
Melatih Kecerdasarn Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak Sekolah Dasar Me...Toto Haryadi
 
2 imamgun & anggarini taksonomi bloom – revisi ranah kognitif kerangka landas...
2 imamgun & anggarini taksonomi bloom – revisi ranah kognitif kerangka landas...2 imamgun & anggarini taksonomi bloom – revisi ranah kognitif kerangka landas...
2 imamgun & anggarini taksonomi bloom – revisi ranah kognitif kerangka landas...Dimas Abu Fatih
 
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademik
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademikBenarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademik
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademikBisma Anggara
 
Perkembangan moral anak usia dini
Perkembangan moral anak usia diniPerkembangan moral anak usia dini
Perkembangan moral anak usia dini0205993
 
Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogVaza Ienstinc
 
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...Lutfi Arya
 
PERKEMBANGAN ANAK USIA DASAR KAITANNYA dengan TEKNOLOGI PEMBELAJARAN MAKALAH
PERKEMBANGAN ANAK USIA DASAR KAITANNYA dengan TEKNOLOGI PEMBELAJARANMAKALAHPERKEMBANGAN ANAK USIA DASAR KAITANNYA dengan TEKNOLOGI PEMBELAJARANMAKALAH
PERKEMBANGAN ANAK USIA DASAR KAITANNYA dengan TEKNOLOGI PEMBELAJARAN MAKALAH arfiankurniawan22
 
Jurnal berwasit word
Jurnal berwasit wordJurnal berwasit word
Jurnal berwasit wordSatiya Vani
 
PENGERTIAN ICT, MANFAAT ICT, DAMPAK POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF ICT, PERANAN I...
PENGERTIAN ICT, MANFAAT ICT, DAMPAK POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF ICT, PERANAN I...PENGERTIAN ICT, MANFAAT ICT, DAMPAK POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF ICT, PERANAN I...
PENGERTIAN ICT, MANFAAT ICT, DAMPAK POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF ICT, PERANAN I...eqwin jaka
 
Nandi eko putra_06952025
Nandi eko putra_06952025Nandi eko putra_06952025
Nandi eko putra_06952025dikaanurah
 
Jurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anakJurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anakHamidah Ibrahim
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 

Viewers also liked (20)

Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blog
 
Melatih Kecerdasarn Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak Sekolah Dasar Me...
Melatih Kecerdasarn Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak Sekolah Dasar Me...Melatih Kecerdasarn Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak Sekolah Dasar Me...
Melatih Kecerdasarn Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Anak Sekolah Dasar Me...
 
2 imamgun & anggarini taksonomi bloom – revisi ranah kognitif kerangka landas...
2 imamgun & anggarini taksonomi bloom – revisi ranah kognitif kerangka landas...2 imamgun & anggarini taksonomi bloom – revisi ranah kognitif kerangka landas...
2 imamgun & anggarini taksonomi bloom – revisi ranah kognitif kerangka landas...
 
Checklist stomen
Checklist stomenChecklist stomen
Checklist stomen
 
Seminar paud
Seminar paudSeminar paud
Seminar paud
 
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademik
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademikBenarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademik
Benarkah self esteem mempengaruhi prestasi akademik
 
A
AA
A
 
Perkembangan moral anak usia dini
Perkembangan moral anak usia diniPerkembangan moral anak usia dini
Perkembangan moral anak usia dini
 
Jurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blogJurnal lengkap ke blog
Jurnal lengkap ke blog
 
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
2. model pembelajaran tematik berbasis kelautan dan kemaritiman pada anak usi...
 
Utama
UtamaUtama
Utama
 
Berfikir kritis
Berfikir kritisBerfikir kritis
Berfikir kritis
 
Apa yang dimaksud dengan rasa memiliki
Apa yang dimaksud dengan rasa memilikiApa yang dimaksud dengan rasa memiliki
Apa yang dimaksud dengan rasa memiliki
 
PERKEMBANGAN ANAK USIA DASAR KAITANNYA dengan TEKNOLOGI PEMBELAJARAN MAKALAH
PERKEMBANGAN ANAK USIA DASAR KAITANNYA dengan TEKNOLOGI PEMBELAJARANMAKALAHPERKEMBANGAN ANAK USIA DASAR KAITANNYA dengan TEKNOLOGI PEMBELAJARANMAKALAH
PERKEMBANGAN ANAK USIA DASAR KAITANNYA dengan TEKNOLOGI PEMBELAJARAN MAKALAH
 
Jurnal berwasit word
Jurnal berwasit wordJurnal berwasit word
Jurnal berwasit word
 
Modul ho ts
Modul ho tsModul ho ts
Modul ho ts
 
PENGERTIAN ICT, MANFAAT ICT, DAMPAK POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF ICT, PERANAN I...
PENGERTIAN ICT, MANFAAT ICT, DAMPAK POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF ICT, PERANAN I...PENGERTIAN ICT, MANFAAT ICT, DAMPAK POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF ICT, PERANAN I...
PENGERTIAN ICT, MANFAAT ICT, DAMPAK POSITIF DAN DAMPAK NEGATIF ICT, PERANAN I...
 
Nandi eko putra_06952025
Nandi eko putra_06952025Nandi eko putra_06952025
Nandi eko putra_06952025
 
Jurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anakJurnal perkembangan psikososial anak
Jurnal perkembangan psikososial anak
 
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
PSIKOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 

Similar to Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah

Contoh isi proposal
Contoh isi proposalContoh isi proposal
Contoh isi proposalNafiessa
 
LANDASAN KEPENDIDIKAN.ppt
LANDASAN KEPENDIDIKAN.pptLANDASAN KEPENDIDIKAN.ppt
LANDASAN KEPENDIDIKAN.pptreghitacandra1
 
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)Bagus Kurnianto
 
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)Bagus Kurnianto
 
Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4Viki Dita
 
PPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptxPPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptxBayuMacau
 
aliyaputri.antropologi.uts (1).docx
aliyaputri.antropologi.uts (1).docxaliyaputri.antropologi.uts (1).docx
aliyaputri.antropologi.uts (1).docxaliyaputri14
 
Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4iis_f
 
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisPembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisLSP3I
 
Rangkuman materi admin progsus
Rangkuman materi  admin progsusRangkuman materi  admin progsus
Rangkuman materi admin progsusfery_antini
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikananitaairhi
 

Similar to Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah (20)

MultiKultural.pptx
MultiKultural.pptxMultiKultural.pptx
MultiKultural.pptx
 
Contoh isi proposal
Contoh isi proposalContoh isi proposal
Contoh isi proposal
 
Reno pp
Reno ppReno pp
Reno pp
 
Makalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakterMakalah pendidikan berkarakter
Makalah pendidikan berkarakter
 
LANDASAN KEPENDIDIKAN.ppt
LANDASAN KEPENDIDIKAN.pptLANDASAN KEPENDIDIKAN.ppt
LANDASAN KEPENDIDIKAN.ppt
 
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
 
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
Rpkps pancasila kelas d 2011(2)
 
Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4Tugas teknologi pendidikan kel 4
Tugas teknologi pendidikan kel 4
 
P5.pptx
P5.pptxP5.pptx
P5.pptx
 
PPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptxPPT MULTIKULTURAL.pptx
PPT MULTIKULTURAL.pptx
 
aliyaputri.antropologi.uts (1).docx
aliyaputri.antropologi.uts (1).docxaliyaputri.antropologi.uts (1).docx
aliyaputri.antropologi.uts (1).docx
 
Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4Tugas konstruksi pengembangan4
Tugas konstruksi pengembangan4
 
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritisPembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
Pembelajaran Mendidik dan Pendekatan Pedagogi kritis
 
Dwi fanda
Dwi fandaDwi fanda
Dwi fanda
 
Eksplorasi T1.pdf
Eksplorasi T1.pdfEksplorasi T1.pdf
Eksplorasi T1.pdf
 
Makalah landasan antro
Makalah landasan antroMakalah landasan antro
Makalah landasan antro
 
Rangkuman materi admin progsus
Rangkuman materi  admin progsusRangkuman materi  admin progsus
Rangkuman materi admin progsus
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
Pengenalan-P5.pptx
Pengenalan-P5.pptxPengenalan-P5.pptx
Pengenalan-P5.pptx
 
Silabus Sosiologi SMA Peminatan.docx
Silabus Sosiologi SMA Peminatan.docxSilabus Sosiologi SMA Peminatan.docx
Silabus Sosiologi SMA Peminatan.docx
 

Pengembangan model pendidikan multikulturalisme untuk anak usia sekolah

  • 1. Pengembangan Model Pendidikan Multikulturalisme Untuk Anak Usia Sekolah: Menggunakan Seri Pustaka Anak Nusantara (Laporan Penelitian, 2006) Penulis: Murniati Agustian, Maria G. Da Cunha, Syarief Darmoyo, dan M. Tri Warmiyati Abstrak: Penelitian aksi ini bertujuan untuk mengembangkan suatu model pendidikan multikulturalisme dengan mengintegrasikan buku seri PAN dengan kurikulum sekolah di sekolah dasar. Dalam model ini siswa diperkenalkan kekayaan ragam budaya anak-anak di propinsi Jambi dan Maluku sehingga siswa memiliki sikap toleransi, solider, empati, musyawarah, egaliter, mau mengungkapkan diri, dan adil. Desain yang digunakan dalam pengembangan model ini adalah modifikasi model Dick & Carey (1996) dan Atwi Suparman (1997). Ada tiga tahap kegiatan dalam pengembangan model yaitu persiapan, implementasi, dan evaluasi. Implementasi dan evaluasi dikelompokkan menjadi 4 putaran. Setiap putaran melibatkan 2 SD yang terdiri atas 1 SD Negeri dan 1 SD Swasta berbasis agama. Pada setiap akhir putaran dilakukan evaluasi model, berdasarkan evaluasi model direvisi untuk putaran kedua. Begitu selanjutnya sampai putaran ke-empat. Pengembangan model pendidikan multikultural dilakukan selama 10 bulan, melibatkan 8 sekolah (4 SD negri dan 4 SD swasta berbasis agama), 16 orang guru dan 409 siswa. Syarat minimal sekolah yang terlibat adalah: kepala sekolah mendukung, guru inovatif, dan sekolah mempunyai peralatan VCD dan TV monitor. Hasil dari pre test siswa terlihat bahwa sebagian besar siswa (99%) tidak
  • 2. mengetahui kehidupan anak suku dalam di Propinsi Jambi dan kehidupan anak- anak di pengungsian kota Tual, Propinsi Maluku. Sebagian kecil siswa yang mengetahui diduga melihat dari siaran televisi. Dari hasil post test terlihat jelas bahwa pengetahuan anak meningkat sesuai dengan apa yang diharapkan dalam model. Nilai-nilai multikultural yang harus dikembangkan seperti toleransi, empati, solider, pengungkapan diri, dan keadilan jelas terungkap dari post tes siswa. Buku pedoman yang dikembangkan dengan menggunakan Seri PAN, mudah dipahami dan dapat diintegrasikan dengan semua bidang studi sehingga bisa menjadi tema dalam model pembelajaran tematik. Strategi pembelajaran yang dibuat sangat menarik dan bermanfaat bagi guru dan siswa. Selama ini pembelajaran dilakukan dengan cara yang konvensional terutama untuk ilmu-ilmu sosial. Hanya pelajaran IPA yang memiliki media yang menarik sehingga anak-anak kurang berminat pada pelajaran IPS. Dengan model ini siswa melihat secara kongkrit, aktif bermain dan diskusi dalam kelompok sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Buku pedoman bagi fasilitator anak dapat dipahami dan digunakan untuk memandu diskusi. Pelatihan fasilitator sebaya membuat anak lebih berani, percaya diri, dan bisa menjadi contoh bagi teman-temannya. Pelatihan anak dengan metode bermain, menonton VCD dan diskusi dapat membuat anak lebih berani tampil di depan umum, percaya diri, dapat menghargai orang lain, dan dapat melihat kekurangan diri. Event sangat efektif untuk membentuk kerja sama siswa, mengekspresikan perasaan siswa, dan siswa dapat memberikan apresiasi terhadap karya orang lain. Nilai-nilai yang diajarkan dalam model pendidikan multikultural ini dapat diterapkan oleh siswa dalam kegiatan sehari-hari. Guru yang terlibat dan siswa yang menjadi fasilitator sebaya menyarankan agar model ini diterapkan juga kepada siswa di sekolah lain agar siswa di SD yang lain dapat menghargai temannya yang berasal dari suku lain, dan mengetahui bahwa di Indonesia terdapat bermacam-macam suku bangsa, sehingga tidak terjadi lagi
  • 3. konflik antar agama atau suku. Berdasarkan hasil pengembangan model maka tim peneliti merekomendasikan bahwa model ini dapat dijadikan acuan untuk pendidikan multikulturalisme di sekolah dasar. Oleh karena itu model ini sebaiknya disosialisasikan dan diterapkan di sekolah dasar yang lain dengan prioritas di daerah konflik dan berpotensi konflik. Sosialisasi dan pelatihan untuk sekolah dasar lain dapat dilakukan melalui Departemen Pendidikan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, atau Dinas Pendidikan, atau kelompok kerja guru. Pendidikan Multikultural di Indonesia Pendidikan multi kultural di Indonesia lebih bersifat antar etnis yang kecil dalam suatu bangsa. Hal ini sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat bagi keberhasilan pelaksanaan pendidikan multikultural. Semangat Sumpah Pemuda dapat menjadi ruh yang kuat untuk mempersatukan warga negara Indonesia yang berbeda budaya. Sebelum era reformasi masyarakat takut untuk berbeda pendapat karena kemerdekaan mengeluarkan pendapat tidak mendapatkan tempat dan kebebasana berpikir juga terbatas. Di dalam konteks perkembangan sistem politik Indonesia saat ini pilihan perpektif pendidikan yang demikian memiliki peluang yang besar dan diperlukan sebagai landasan politik yang kuat. Pendidikan multikultural sangat menekankan pentingnya akomodasi kebudayaan dan masyarakat sub-nasional untuk memelihara den mempertahankan identitas kebudayaan dan masyarakat nasional. Nasikun menyampaikan bahwa ada tiga perspektif multikulturalisme di dalam sistem pendidikan, antara lain : a. Perspektif cultural assimilation, merupakan suatu model transisi di dalam sistem pendidikan yang menunjukkan proses asimilasi peserta didik dari berbagai kebudayaan ke dalam sutau masyarakat. b. Perspektif cultural pluralism, merupakan suatu sistem pendidikan yang lebih mementingkan akan pentingnya hak bagi seluruh masyarakat beserta kebudayaannya untuk memelihara dan mempertahankan identitas kebudayaan masing-masing. c. Perspektif cultural synthesis, merupakan gabungan dari kedua perspektif diatas.
  • 4. Pilihan perspektif pendidikan sintesis multikultural memiliki rasional yang paling dasar di dalam hakekat tujuan suatu pendidikan multikultural, yang dapat didefinisikan melalui tiga tujuan, yaitu: Tujuan attitudinal : menyamai dan mengembangkan sensitivitas kultural, toleransi kultural, penghormatan pada identitas kultural, pengembangan sikap budaya responsif dan keahlian untuk melakukan penolakan dan resolusi konflik. Tujuan kognitif : pencapaian kemampuan akademik, pengembangan pengetahuan tentang kemajemukan kebudayaan, kompetensi untuk melakukan analisis dan interpretasi perilaku kultural, dan kemampuan membangun kesadaran kritis tentang kebudayaannya sendiri. Tujuan instruksional : mengembangkan kemampuan untuk melakukan koeksi atas efek-efek, stereotipe-stereotipe, peniadaan-peniadaan, dan mis-informasi tentang kelompok etnis dan kultural yang dimuat dalam buku ataupun media pembelajaran, menyediakan strategi-strategi untuk melakukan hidup di dalam kehidupan multikultural, mengembangkan ketrampilan-ketrampilan komunikasi interpersonal. Implementasi Pendidikan Multikultural Banks mengemukakan empat pendekatan yang mengintegrasikan materi pendidikan multikultural ke dalam kurikulum maupun pembelajaran di sekolah yang relevan untuk diterapkan di Indonesia, antara lain : 1. Pendekatan kontribusi Pendekatan ini yang paling sering dilakukan dan paling luas apabila dipakai dalam tahap pertama dari kebangkitan etnis. Pendekatan ini lebih tepat apabila diterapkan di siswa TK SD kelas satu, dua, tiga karena tujuan dari pendekatan ini adalah untuk menanamkan pada siswanya bahwa kehidupan manusia ini antara suatu tempat dengan tempat lainnya sangat beragam. Misalnya: mengenalkan kebudayaan yang dimiliki oleh tiap-tiap daerah hingga negara lain. 2. Pendekatan aditif Pada tahap ini dilakukan penambahan materi, konsep, tema, perpektif terhadap kurikulum tanpa mengubah struktur, tujuan, dan karakteristik dasarnya.
  • 5. Pendekatan ini lebih tepat apabila diterapkan di siswa SD kelas empat, lima, dan enam, serta SMP karena mereka sudah mulai memahami makna. Misalnya: memutarkan CD tentang kehidupan berbudaya dari daaerah-daerah sampai negara yang berbeda. 3. Pendekatan transformasi Pendekatan ini mengubah asumsi dasar kurikkulum dan menumbuhkan kompetensi dasar siswa dengan memperhatikan konsep, isu, tema, dan permasalahan dari beberapa perspektif dan sudut pandang etnis. Pendekatan ini lebih tepat apabila diterapkan di sekolah lanjutan karena siswa pada jenjang ini sudah memiliki sudut pandang tentang sesuatu yang ada. Misalnya: siswa dibiasakan untuk berpendapat sesuai dengan jalan pikiran mereka masing-masing. 4. Pendekatan aksi sosial Pendekatan ini mencakup semua elemen dari pendekatan transformasi, namun menambah komponen yang mempersyaratkan siswa membuat aksi yang berkaitan dengan konsep, isu, atau permasalahan yang dipelajari. Pendekatan ini lebih tepat apabila diterapkan di perguruan tinggi baik untuk kajian dalam kelas atau organisasi kemahasiswaan. Misalnya: mengkaji kebijakan yang dianggap kurang efektif, kurang adil, dan diskriminatif. Sumber : Seminar Regional Program Studi Pendidikan Sosiologi Universitas Negeri Yogyakrta dengan tema Pendidikan Multikultural sebagai Sarana Membentuk Karakter Bangsa