1. LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK
Judul :SINTESIS ORANGE II DENGAN REAKSI KOPLING DIAZO
TujuanPercobaan :Studi sintesis orange II dari asam p-aminobensenasulfonat (asam
sulfanilat) dengan β-naftol melalui reaksi coupling diazo.
Pendahuluan
Garam diazonium adalah senyawa antara sistesis yangbermanfaat, salah satunya dalam
reaksi kupling diazonium. Nitrogen ujung pada kation diozonium digunakan sebagai suatu
elektrofil dalam suatu reaksi substitusi elektrofilik pada aromatik. Sebagian besar produk tipe
reaksi kupling diazonium berwarna cerah, dikenal dengan “azo-dyes”. Sintesis kombinatorial
dibutuhkan untuk menyediakan beragam jenis senyawa dengan beragam fungsi dalam
serangkaian reaksi yang dilakukan bersamaan. Dua pendekatan yang dapat dilakukan yaitu
sintesisi parallel dan sintesis split. Sistem parallel, tiap senyawa dibuat secara individu dan
beragam uji dilakukan secara terpisah untuk tiap senyawa, sedangkan sintesis split hasil
ujinya memerlukan proses deconvolution (pemisahan campuran) (Anonim, 2014).
Metil jingga disebut juga zat warna azo disusun oleh substitusi elektrofilik dengan
garamarene-diazonium (coupling diazo). Metil jingga merupakan indikator pH dan karena
mengubahwarna yang jelas dan sangat sering digunakan dalam titrasi. Metil jingga berubah
warna pada pHasam lemah dan biasanya digunakan dalam titrasi untuk asam. Tidak seperti
indikator universalyang disebut, metil jingga tidak memiliki spektrum penuh perubahan
warna, namun memilikititik akhir tajam.Metil oranye dibuat dari asam sulfanilat dan N, N-
dimetilalanin. Produk pertamadiperoleh dari kopling adalah bentuk asam terang merah jingga
metil, yang disebuthelianthin. Di dasar, helianthin dikonversi menjadi garam natrium jeruk,
disebut metil jeruk. Meskipun asam sulfanilat tidak larut dalam larutan asam, maka tetap
diperlukan untuk membawa keluar reaksi diazotization dalam asam nitrit (HNO2). Reaksi ini
dapatdigantikan oleh pengendapan asam sulfanilat dari larutan di mana ia awalnya larut.
Endapan yang terbentuk adalah suspensi halus dan bereaksi langsung dengan asam nitrat.
Langkah pertama adalah untuk melarutkan asam sulfanilat dalam larutan dasar. Pembentukan
ion nitrosonium, dalam proses untuk mendapatkan ion nitrosonium (NO+), natrium nitrit
harus ditambahkan dengan hidroklorida asam. Selama penambahan asam, asam sulfanilat
diendapkankeluar dari solusi sebagai padat halus dibagi, yang segera mengalami diazotisasi
ParafAsisten
2. (Anonim, 2014).
Garam diazonium dapat dibuat dengan mereaksikan aniline, NaNO2, dan HCl dalam
suhu 5 oC. Garam diazonium tersebut dapat dikupling dengan bantuan naftol sebagai
pengupling dandapat dibuat menjadi pewarna (terutama tekstil) karena memiliki warna-warna
yang cerah.Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Anilina
dapat diubahmenjadi garam diazonium dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida. Metil
jingga merupakan pewarna yang digunakan untuk memberikan warna pada zat,terutama kain.
Chromopohores, fungsional kelompok yang menyerap sinar, memberi warna zatpewarna.
Bahan yang paling umum adalah chromophores azo, nitro, dan kelompok karbonil
Auxochromes, fungsional kelompok yang meningkatkan intensitas warna, juga bagian
pentingdari pewarna. Dasar yang paling umum chromophores adalah hidroksil, amino,
sulfonat, dan karboksilat kelompok. Pewarna Azo memiliki ikatan nitrogen nitrogen untuk
ganda sebagaikromofor mereka. Zat pewarna yang dibuat dengan mengambil garam
diazonium danmenambahkannya ke sistem aromatik yang sangat diaktifkan. Metil jingga,
suatu zat warna azo,oleh diazonium mengalami kopling reaksi dengan asam sulfanilat
diazotized dan N, N-dimetilalanin (Keenan, 1991) .
Metil jingga sering digunakan sebagai indikator asam-basa. Larutan pH 4.4, jingga
metil ada hampir seluruhnya sebagai ion negatif kuning. Larutan yang lebih asam makapH
3.2, ia terprotonasi untuk membentuk ion dipol merah. Karena sifat ini, jingga metil
dapatdigunakan sebagai indikator untuk titrasi yang titik akhirnya di daerah pH 3,2-4,4.
Berikut senyawa metal jingga:
(Nurjaya, 2011).
Mekanisme Reaksi
a. Pembentukan N-nitrosamina
3. S
O
O
OH NH2
Na2CO3
2 S
O
O
O
-
NH2
Na
+
+ CO2 + H2O
S
O
O
O
-
NH2
NH O S
O
O
O
-
N
+
N O
H
H
H Cl
S
O
O
O
-
N N
H
O
Na
+
Na
+
Na
+
S
O
O
O
-
N N
H
O
+ H Cl
S
O
O
O
-
N N O
+
H
H
Cl
-
S
O
O
O
-
N N OH
H Cl
S
O
O
O
-
N N OH2
+
S
O
O
O
-
N
+
N
a. Pembentukan orange 2
4. S
O
O
O
-
N
+
N +
C
+
OH
S
O
O
O
-
N N
C
+
OH
H
Na OH
S
O
O
OH N N
OH
Alat
Pipet mohr 25 ml, beaker glass 150 ml, beaker glass 250 ml, erlenmeyer 100 mL,
pengadukkaca, kertassaring, corongbuchner, hot plate, oven, desikator, cawan (pancipanas),
botolsemprot, dan ball pipet.
Bahan
Asamsulfanilat, β-naftol, Na2CO3, NaNO2, HClpekat, NaOH 10%, NaCl, etanol 70 %
danNaCljenuh.
5. ProsedurKerja
a. Skema kerja
- dilarutkan dalam 25 ml larutan 25% natrium karbonat (0,65 g Na2CO3
anhidrat dan 25 ml air) dengan cara pendidihan.
- dinginkan larutan tersebut dengan air kran.
- ditambahkan 0,95 g natrium nitrit dan diaduk sampai larut.
- dituang larutan dalam beker yang berisi 12,5 g es dan 2,5 ml HCl pekat
sampai berbentuk endapan putih yang akan memisah dan siap dipakai.
Hasil ini tidak disaring melainkan dipakai dalam bentuk suspensi.
- dilarutkan 1,8 g β-naftol dalam 10 ml larutan NaOH 10% dingin dan
dituang kedalam larutan suspensi asam sulfanilat yang sudah dibuat
disertai pengadukan
- diaduk pasta kristal baik-baik supaya terjadipercampuran yang sempurna,
- dipanaskancampuranitusetelah 5-10 menitsampaizatpadatnyamelarut.
- ditambahkan 5 g NaCl dan dilarutan semuanya dengan pemanasan dan
pengadukan.
- dimasukkan gelas beker ke dalam cawan yang berisi air dan es dan
dibiarkan larutan menjadi dingin sampai temperatur kamar. maka
- disaring hasilnya dengan pengadukan pada corong buncher dan dipakai
NaCl jenuh untuk mencuci endapan orange II diatas corong Buchner
berlangsung agak lambat. Hasilnya mengering secara perlahan-lahan dan
masih mengandung NaCl. Namun jangan dikeringkan terlebih dahulu.
- direkristalisasi dengan larutan etanol dalam air ( atau etanol 70% sebanyak
50 mL), dipindahkan larutan ke dalam gelas beker dan dicuci kertas
saringnya dengan air mendidih dan tidak lebih dari 25 mL.
- disaring melalui corong Buchner yang telah dihangatkan, dituangkan
filtratnya ke dalam elenmeyer jika lebih dari 30 ml maka diuapkan dengan
mendidihkan, dinginkan dengan air es sewaktu mengumpulkan endapan.
- dibilas gelas beker induk dengan sedikit etanol.
- dikeringkan kristal yang diperoleh didalam eksikator, ditimbang, dan
ditentukan titik leburnya.
2,4 g
kristalasamsulfanilat
Hasil
6. b. Prosedur kerja
Larutkan 2,4 g kristal asam sulfanilat (monohidrat) dalam 25 ml laruran 25% natrium
karbonat (0,65 g Na2CO3 anhidrat dan 25 ml air) dengan cara pendidihan. Dinginkan larutan
tersebut dengan air kran. Tambahkan 0,95 g natrium nitrit dan aduk sampai larut. Tuang
larutan dalam beker yang berisi 12,5 g es dan 2,5 ml HCl pekat sampai berbentuk endapan
putih yang akan memisah dan siap dipakai. Hasil ini tidak disaring melainkan dipakai dalam
bentuk suspensi.
Larutkan 1,8 g β-naftol dalam 10 ml larutan NaOH 10% dingin dan tuanglah kedalam
larutan suspensi asam sulfanilat yang sudah dibuat disertai pengadukan. Aduklah pasta kristal
baik-baik supaya terjadi percampuran yang sempurna, setelah 5-10 menit panaskan campuran
itu sampai zat padatnya melarut. Tambahkan 5 g NaCl dan larutankan semuanya dengan
pemanasan dan pengadukan. Masukkan gelas beker ke dalam cawan yang berisi air dan es
dan biarkan larutan menjadi dingin sampai temperatur kamar.
Akhirnya dengan pengadukan maka disaring hasilnya pada corong buncher dan pakai
NaCl jenuh untuk mencuci endapan orange II diatas corong Buchner berlangsung agak
lambat. Hasilnya mengering secara perlahan-lahan dan masih mengandung NaCl. Namun
jangan dikeringkan terlebih dahulu.
Rekristalisasi dengan larutan etanol dalam air ( atau etanol 70% sebanyak 50 mL).
Pindahkan larutan ke dalam gelas beker dan cucilah kertas saringnya dengan air mendidih
dan tidak lebih dari 25 mL. Saring melalui corong Buchner yang telah dihangatkan.
Tuangkan filtratnya ke dalam elenmeyer jika lebih dari 30 ml maka uapkan dengan
mendidihkan. Dinginkan dengan air es sewaktu mengumpulkan endapan. Bilas gelas beker
induk dengan sedikit etanol. Keringkan kristal yang diperoleh didalam eksikator, timbang,
dan tentukan titik leburnya.
7. Waktu yang dibutuhkan
No. Perlakuan Waktu
1. Pencampuran bahan dengan pendidihan 10menit
2. Pendinginan larutan 10 menit
3. Penambahan natrium nitrit dan pengadukan 10 menit
4. Kristalisasi dan penyaringan 20menit
5. Pengadukan dan penyaringan 10menit
6. Rekristalisasi 7 menit
7. Penyaringan Buchner 5 menit
8. Pendinginan dengan air es 15 menit
9. Pengeringan kristal 20 menit
10. Penentuan titik lebur 15 menit
Total 122menit
Data dan Perhitungan
Bahan Perlakuan Hasil
2,4 gram kristal asam
sulfonilat (putih)
Dilarutkan dalam 25 ml
larutan 25% Na2CO3 dengan
pendidihan
Endapan larut membentuk
larutan endapan larut
membentuk larutan jernih
tak berwarna
Larutan tidak berwarna Didinginkan kemudian
ditambah 0,95 gram NaNO3
Diaduk erbentuk larutan
berwarna putih
Larutan putih dituang dalam
beaker
Beaker berisi 12,5 gram es
dan 2,5 mL HCl pekat
Larutan berwarna orange
(suhu dijaga =5oC) endapan
putih
1,8 gram β-naftol Dilarutkan dengan NaOH
10% dingin dan diaduk
Endapan larut terbentuk
larutan hijau kecoklatan
yang segera berubah
menjadi suspense berwarna
hijau tua
Larutan β-naftol Dituang dalam larutan
berwarna orange
Terbentuk 2 fase seperti
karang berwarna orange
8. merah, setelah diaduk fase
menyatu membentuk larutan
orange kemerahan
Larutan orange Dipanaskan 5-10 menit
kemudian ditambah 5 gram
NaCl sambil tetap
dipanaskan. Didinginkan
dalam ice bath
NaCl larut. Larutan tetap
berupa suspense orange
Larutan orange Disaring menggunakan
Buchner dengan NaCl jenuh
Endapan berbentuk pasta
berwarna orange
Endapan Direkristalisasi dengan
etanol 70% sebanyak 50 ml
Endapan larut menjadi
larutan orange jernih
Larutan orange jernih Disaring dengan kertas
saring yang telah dicuci
dengan air panas
Filtrat berwarna orange
jernih
Filtrat di rekristalisasi Ditambahkan es Massa endapan + kertas
saring = 0,71 gram
Hasil filtrat yang
dikeringkan
Uji titik leleh 160 oC
Perhitungan :
n Asam Sulfat =
2,4 𝑔
173 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,01 mol
n NaNO2 =
0,95 𝑔
69 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,014 mol
n -naftol =
1 ,8 𝑔
144 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,0125 mol
n Na2CO3 =
0,65 𝑔
105 ,99 𝑔/𝑚𝑜𝑙
= 0,006 mol
HCl =
𝑚
𝑉
m = x V
m HCl = 1,1 g/mL x 2,5 Ml = 2,75 g
n HCl =
2,75 g
36,4609 g/mol
= 0,08 mol
9. Asam Sulfanilat + Na2CO3 2NaC6H4NH2SO3 + CO2 + H2O
M 0,01 mol 0,006 mol - - -
R 0,006 mol 0,006 mol 0,012 mol 0,006 mol 0,006 mol
S 0,004 mol 0 mol 0,012 mol 0,006 mol 0,006 mol
2NaC6H4NH2SO3 + 2 HCl + 2 NaNO2 2 Ion besenasulfonatdiazzoium
M 0,012 mol 0,08 mol 0,014 mol -
R 0,012 mol 0,012 mol 0,012 mol 0,012 mol
S 0 mol 0,068 mol 0,002 mol 0,012 mol
Ion besenasulfonatdiazzoium + −naftol Orange II
M 0,012 mol 0,0125 mol -
R 0,012 mol 0,012 mol 0,012 mol
S 0 mol 0,0005 mol 0,012 mol
Jadi orange II yang dihasilkan = 0,012 mol x 328 g/mol = 3,936 g
% Rendemen =
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
=
0,21
3,936 g
X 100% = 5,3%
Hasil
Hasil yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan yaitu pencampuran bahan-bahan
diperoleh hasil berwarna orange. Setelah dilakukan rekristalisasi hasil kristal yang diperoleh
berwarna orange. Massa kristal yaitu 0,72 gram dengan rendemen 5,3 %. Hasil uji titik leleh
dari kristal tersebut yaitu 160oC. Nilai yang diperoleh tidak sesuai literatur, pada literatur
yaitu 164oC. Diduga kristal yang dihasilkan belum murni, dan masih ada pengotor lainnya.
10. Asam sulfanilat + Na2CO3
(erlenmeyer A)
Ditambahkan Natrium
nitrit
Sampel β-naftol + NaOH
(erlenmeyer B)
HCl + es
(erlenmeyer C)
Erlenmeyer A + C
+ NaCl
Setelah pemanasan
Disaring pada corong
buchner
+ etanol panas Proses rekristalisasi
Kristal yang dihasilkan
11. Uji titik leleh
Pembahasan Hasil
Percobaan yang telah dilakukan tentang sintesis orange II dengan reaksi kopling
diazo. Percobaan ini bertujuan untuk sintesis orange II dari asam p-amino bensenasulfonat
(asam sulfanilat) dengan β-naftol melalui reaksi coupling diazo. Garam diazonium adalah
senyawa antara sistesis yang bermanfaat, salah satunya dalam reaksi kupling diazonium.
Percobaan sistesis Orange II ini akan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu didiazosiasi,
sintesis dan kristalisasi.
Percobaan pertama yang dilakukan yaitu tahapan didiazosiasi dimulai dengan
melarutkan 2,4 g kristal asam sulfanilat (monohidrat) dalam 25 ml laruran 25% natrium
karbonat. Hasil pengamatan yang diperoleh kedua larutan larut dan larutan tidak berwarna.
Reaksi yang dihasilkan sebagai berikut:
NH2S
O
O
OH
Na2CO3
NH2S
O
O
O
-
Na
+
2
Selanjutnya ditambahkan 0,95 g natrium nitrit larutan menjadi keruh. Fungsi dari
penambahan dari natrium nitrit yaitu untuk pembentukan garam diazonium. Garam
diazonium tersebut dapat dikupling dengan bantuan naftol sebagai pengupling dan dapat
dibuat menjadi pewarna (terutama tekstil) karena memiliki warna-warna yang cerah. Setelah
larutan dingin ditambahkan 0,95 g natrium nitrit dan diaduk sampai larut yang kemudian
larutan dituangkan dalam beker yang berisi 12,5 g es aquadest dan 2,5 ml HCl pekat untuk
membentuk ion diazonium dengan cepat. Reaksi yang dihasilkan sebagai berikut:
NH2S
O
O
O
-
Na
+
2 HCl
NaNO2
N
+
NS
O
O
O
-
Cl
-CO2
H2O
HCl pekat akan menghidrolisis natrium nitrit sehingga terbentuk asam yang akan
dihidrolisis oleh larutan HCl pekat menjadi asam nitrit. Asam nitrit ini akan berkontribusi
memberikan gugus N-nya pada 3-nitroanilin untuk membentuk suatu garam diazonium.
Gugus N pada ujung kation diazonium inilah yang akan berperan sebagai elektrofil yang akan
menyerang reagen pengupling.
Tahapan berikutnya adalah tahapan sintesis yang dimulai dengan melarutkan 1,8 g β-
naftol dalam 10 ml larutan NaOH 10% untuk membuat dalam suasana basa. Larutan ini
12. dituangkan dalam suspensi yang didapat dari tahapan didiazosiasi dengan pengadukan agar
terjadi percampuran yang sempurna. Reaksi yang terjadi sebagai berikut :
N
+
NS
O
O
O
-
Cl
-
N
N
S
O
O
OH
OH
Orange II
OH
NaOH
Selanjutnya dilakukan proses pemanasan dengan menambahakan NaCl. Fungsi dari
NaCl yaitu untuk membantu pemisahan padatan dari campuran. Proses pemanasan yang
dilakukan bertujuan untuk melarutkan asam sulfanilat dengan natrium karbonat dapat
berjalan dengan cepat. Hasil yang diperoleh berbentuk pasta berwarna orange. Setelah proses
pemanasan dilakukan proses pendinginan larutan.
Tahapan yang terakhir adalah tahapan kristalisasi. Tahap ini dimulai dengan
memanaskan campuran dari tahap sintesis yang telah didiamkan selama 5-10 menit sampai
endapan larut. Kemudian menambahkan 5 g NaCl dengan pemanasan dan pengadukan.
Kemudian dilakukan penyaringan pada corong buchner dan cuci dengan NaCl jenuh. Hasil
yang diperoleh endapan berupa orange keruh. Residu yang dihasilkan ditambahkan larutan
etanol panas. Terlihat bahwa filtrat menjadi 2 fase yaitu bagian atas berwarna orange
kecoklatan dan bagian bawah berwarna orange muda. Diduga pada bagian bawah tersebut
yaitu kristal orange II. Kemudian filtrat dilakukan rekristalisasi dengan menggunakan kertas
saring. Kristal yang dihasilkan dikeringkan dengan menggunakan oven dan ditimbang
massanya. Hasil kristal yang dihasilkan sebesar 0,21 gram dengan rendemen 5,3%. Uji titik
leleh yang dihasilkan yaitu sebesar 160oC. Hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan literatur
karena perbedaan yang sangat jauh. Pada literatur titik lebur orange II yaitu 164°C. Hal ini
mungkin disebabkan masih adanya pengotor lain, sehingga hasil yang diperoleh tidak murni
kristal orange II.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini yaitu:
1. Pewarna orange II merupakan salah satu pewarna senyawa diazonium yang disintesis dari
asam sulfanilat dan β-naftol.
2. Kristal yang dihasilkan berwarna orange dan massanya 0,21 gram engan rendemen 5,3%.
3. Uji titik leleh yang dihasilkan dalam percobaan yaitu 160o
C.
13. Referensi
Anonim. 2014. http://scienia.files.wordpress.com/2012/03/ko012011-1.pdf [diakses 5
November 2014].
Anonim. 2014. https://www.scribd.com/doc/112544527/Dasar-Teori-Metil-Jingga [diakses 5
November 2014].
Keenan,C. 1991. Ilmu Kimia Untuk Universitas Edisi Ke enam,The University Of Tenese
Knoxvill. Jakarta: Erlangga.
Nurjaya. 2011. Kimia Organik. Jakarta: Yudhistira.
Saran
Sebaiknya suhu endapan yang terbentuk selalu dijaga agar dapat membentuk Kristal pada
saat proses rekristalisasi. Ketelitian dalam menjalankan praktikum juga harus lebih
ditingkatkan agar hasil yang dihasilkan optimal dan sesuai.
NamaPraktikan
Kania Setianti (121810301006)