SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
TIPIKAL KESALAHAN AKIBAT INTERFERENSI BAHASA KEDUA PADA BAHASA IBU
             YANG TERJADI PADA ANAK PASANGAN KAWIN CAMPUR
                   DI AUSTRALIAN INTERNATIONAL SCHOOL


                                               Abstract



                 Children of mixed-marriage families, “Marriage of two people from
       different races, religions or different cultures. “, basically, although on the smallest
       scale, live in a bilingual or multi-lingual society i.e. ‘native-like control of two or
       more languages’. They are put in a situation where having fluency and competency
       in two different languages or even more is compulsory. Almost all are successful in
       mastering the languages exposed to them equally and in using them in their daily
       communication. However, as they grow older, the percentage of the exposure may
       sometimes differ and this has resulted in the phenomenon in which a child mixes or
       shifts languages in their communication. Another significant impact is mistakes that
       occur because of the second language influence or interference.

                 The mistakes these students make are somewhat typical. Based on a small-
       scale research conducted at The Australian International School to students of
       Elementary and High School, where one of their parents is an English-native
       speaker, it is revealed that: 1. Most students use informal language even when
       carrying out assignments which are supposed to be formal; 2. mistakes are related
       to the different systems adopted by the languages such as different systems of
       affixation; adoption of words from the second language that semantically have very
       close resemblance with those in the mother tongue; the lack of knowledge of words
       that have more than one semantic meanings; words are spelled as they sound; and
       the different system of consonant cluster.

Key words: mother tongue, bilingualism, mistakes, L1, L2, influence, interference




                                                    1
PUTERI DAN POLUSI AIR

                      Oleh Jennifer McClellan, Siswi kelas 7, AIS BALI

        Sesuatu hari di laut, ada istana dibikin dari perak dan mutiara. Di dalam
istana itu ada puteri cantik Bernama Puteri. Bapak dan Ibu Puteri adalah raja dan
ratu kota Mutiara. Puteri suka membaca buku di taman. Sesuatu hari Puteri baca
buku tentang manusia. Trus ada sampah yang jatuh dikepalanya Puteri. Puteri lihat
ke atas. Ada orang, dia ganteng sekali. Mata biru, rambut coklat dan memakai baju
biru.
        Puteri berenang ke atas dan melihat kota di atas laut. Ada binatang yang
Puteri tidak pernah lihat. Puteri lihat ke atas lagi itu cowok yang dia tadi lihat. Dia
bersenyum. Puteri bilang pelan-pelan “Permisi kakak, saya mohon tidak buang
sampah di laut. Teman saya akan sakit karena sampah ini!” “kenapa tidak boleh?”
bilang cowoknya. “karena itu tidak baik. Ikan bisa sakit.” Puteri bilang. “Ok saya
akan berhenti kalau saya bisa lihat di bawah laut” cowoknya bilang. “OK” Puteri
bilang sambil mengambil botol kecil. “Minum ini, kamu akan punya ekor kayak
saya” Puteri bilangin cowoknya. Cowoknya minumin air di dalam botol dan menjadi
orang duyung.
        Cowok itu melihat laut yang kotor dan penuh sampah. Dia lihat ikan dan
orang duyung yang sakit. Puteri dan cowok (bersama-sama) berenang ke kotanya
Puteri. Bapaknya Puteri sakit berat karena polusi. Kakanya Puteri sakit juga. “Wow
saya kira tidak separah gini” Sora bilang. “Saya tidak akan buang sampah di laut
lagi”.
        “Ini ….. “ Puteri bilang dan mengasih Sora kalung mahkota. “Suvenir, biar
selalu ingat!”
Sesudah Sora pulang, dia duduk didepan jendela. Dia akan selalu ingat tidak boleh
buangin sampah di laut.
                                        TAMAT
Tulisan di atas adalah contoh tugas mengarang dari siswa AIS




         Di Pulau Bali banyak sekali keluarga yang orang tuanya berasal dari dua

negara     yang berbeda. Jenis keluarga ini biasa disebut sebagai keluarga kawin

campur ‘mixed-marriage families’ atau intermarried families (Jackson,____:1).

Sebenarnya yang dimaksud dengan ‘kawin campur’ atau ‘mixed marriage menurut


                                                                                      2
sebuah artikel yang disajikan di http://mentionangels.blogspot.com/2006/09/mixed-

marriage.html yang diakses pada 16 februari 2009, adalah “Marriage of two people

from different races, religions or different cultures“ Dengan kata lain kawin campur

bukan hanya perkawinan antara dua orang yang berasal dari dua Negara yang

berbeda tetapi juga dari ras, agama atau kebudayaan yang berbeda. Karena

melibatkan dua manusia yang berasal dari dua Negara, dua ras dan dua kebudayaan

yang berbeda, bisa dipastikan bahwa bahasa kedua orang ini pun akan berbeda pula.

Salah satu dampaknya adalah terbentuknya suatu masyarakat bilingual atau multi-

lingual dalam skala yang paling kecil yang terdiri dari bapak, ibu dan anak.

       Yang dimaksud dengan penutur bilingual menurut Bloomfield mencakup

pengertian seperti ‘native-like control of two languages’ yaitu kemampuan

seseorang untuk mempergunakan dua bahasa dengan kelancaran yang sama

selayaknya penutur asli (1933:56). Menurut Haugen, bilingualism begins when the

speaker of one language can produce complete meaningful utterances in the other

language (1953:7), bilingualisme hanya terjadi jika seorang penutur dari sebuah

bahasa bisa menuturkan kalimat dengan makna yang utuh dalam bahasa kedua

tersebut. Sedangkan Weinreich mengatakan bahwa bilingualism is simply the

alternative use of two or more languages (1968:1) bilingualisme hanyalah alternatif

penggunaan dua bahasa atau lebih.




                                                                                  3
Yang menjadi masalah sekarang adalah jika dalam suatu keluarga

dipergunakan dua bahasa atau lebih, bahasa yang mana yang sebenarnya

merupakan ‘Bahasa Ibu’ atau ‘mother tongue’, yang mana yang disebut bahasa

pertama (L1) dan mana yang disebut bahasa kedua (L2)

        Yang dimaksud dengan ‘Bahasa Ibu’ sendiri sebenarnya juga masih

diperdebatkan. Menurut Nationmaster Encyclopedia yang dimaksud dengan ‘Bahasa

Ibu’ adalah sama dengan bahasa asli atau bahasa pertama yaitu bahasa pertama

yang diperoleh seorang anak. Menurut ensiklopedi yang sama, seseorang bisa

mempunyai lebih dari satu bahasa ibu dengan syarat bahwa bahasa tersebut

merupakan hasil pemerolehan, bukan hasil pembelajaran.


       “A first language, native language, or mother tongue is the first language
that a person learned. In terms of that view, the person is defined as a native
speaker of the first language, although one may also be a native speaker of more
than one language if all of the languages were learned without formal education,
such as through cultural immersion before puberty. Often a child learns the basics of
the first language(s) from family.” (www.nationmaster.com/encyclopedia/First-
language)

        Menurut Romaine (2000:198), terkadang seorang anak, bahkan anggota

keluarga bilingual atau multi lingual ini tidak menyadari bahasa yang mana dari

bahasa-bahasa yang dipakai tersebut merupakan bahasa ibu. Pada kenyataannya

memang banyak anak yang mampu mengakuisisi dua atau beberapa bahasa

sekaligus sejak dia lahir dan mampu menggunakannya dengan kelancaran yang

sama.

                                                                                   4
Istilah ‘Bahasa Ibu’ sendiri tidak boleh diinterpretasikan sebagai bahasa dari

‘ibu seseorang’, karena banyak alasan mengapa sebuah keluarga memutuskan untuk

tidak memakai bahasa dari ibunya untuk berkomunikasi dalam kehidupan mereka

sehari-hari. Misalnya dalam kasus keluarga kawin campur yang ibunya berasal dari

Indonesia, banyak dari mereka yang menggunakan bahasa Inggris dalam keseharian

mereka, dengan alasan beragam mulai dari mempersiapkan anak untuk belajar di

sekolah berbahasa Inggris hingga alasan demi prestise. Dalam hal ini, istilah ‘Ibu’

atau ‘mother’ dalam ‘Bahasa Ibu’ lebih cocok untuk menerangkan kata mother

sebagai sumber ‘source’ atau asal ‘origin’ seperti halnya dalam Ibu Pertiwi ‘mother-

country’ atau ‘mother-land’


       Apapun hasil dari perdebatan yang ada, yang penting menurut ‘International

Mother Language Day Monument in Sydney, Australia’ yang diadakan pada tanggal

19 February 2006, ‘Bahasa Ibu’ harus bisa didefinisikan 1. berdasar keaslian ‘bahasa

pertama yang diperoleh seorang anak dan dipakai dalam waktu terlama dalam

hidupnya’; 2. berdasar identifikasi internal ‘bahasa yang bisa dipakai seseorang

untuk menunjukkan dirinya sebagai penutur asli bahasa tersebut’; 3. berdasar

identifikasi eksternal ‘bahasa yang bisa membantu orang lain untuk mengidentifikasi

seseorang sebagai penutur asli bahasa tersebut’; 4. berdasarkan kompetensi

seseorang ‘bahasa yang paling dikuasai’; dan 5. berdasarkan pada kegunaannya

‘bahasa yang paling sering dipergunakan orang’.

                                                                                   5
Definition based on origin: the language(s) one learned first (the language(s) in
   which one has established the first long-lasting verbal contacts).

   Definition based on internal identification: the language(s) one identifies with/as
   a native speaker of.

   Definition based on external identification: the language(s) one is identified with/
   as a native speaker of, by others.

   Definition based on competence: the language(s) one knows best.

   Definition based on function: the language(s) one uses most.

   (http://en.wikipedia.org/wiki/First_language)



       Kembali pada kenyataan yang ada, di Bali ada tiga tipe keluarga kawin

campur yang bilingual atau multilingual yaitu keluarga dengan komposisi bapak

berasal dari Indonesia dan ibu berasal dari negara lain; ada keluarga yang ibunya

berasal dari Indonesia dan bapaknya berasal dari Negara lain; dan ada keluarga yang

baik bapak maupun ibunya bukan berasal dari Indonesia tapi berasal dari dua

Negara yang berbeda. Di dalam setiap keluarga ini pun ada beberapa macam

komposisi bahasa yang dipakai, namun fokus bahasan dari makalah ini adalah anak

dari keluarga yang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dan

bahasa Inggris.

       Latar belakang pemerolehan dua bahasa atau lebih yang dipakai seseorang

sangat beragam. Ada anak yang menurut Romaine bisa dimasukkan dalam kelompok

Type 1 Child Bilingualism (2000:187) yang kedua orang tuanya mempunyai bahasa

                                                                                      6
ibu yang berbeda dan berkomunikasi dengan anak mereka dengan menggunakan

bahasa ibu masing-masing; ada yang masuk dalam kelompok Type 2 Child

Bilingualism (2000:191) yaitu anak yang memperoleh satu bahasa dari kedua orang

tuanya yang berbahasa ibu yang sama dan memperoleh bahasa keduanya dari

masyarakat dimana dia tinggal; ada yang masuk dalam kelompok Type 3

Bilingualism (2000: 195) yaitu anak yang memperoleh lebih dari dua bahasa dari

beberapa sumber tanpa disadari. Misalnya anak berumur tiga tahun yang

sebelumnya sudah terekspos pada dua bahasa yang berbeda dari bapak dan ibunya

yang mempunyai bahasa ibu yang berbeda, namun kemudian pindah ke suatu

tempat yang komunitasnya berkomunikasi dalam bahasa yang berbeda; ada yang

masuk pada kelompok Type 4 Bilingualism (2000:197) yaitu anak yang terdedah

lebih dari dua bahasa tanpa sengaja, misalnya keluarga yang bapaknya berasal dari

Brazilia, Ibunya berasal dari Argentina, tinggal di Indonesia dan bersekolah di

Sekolah yang mempergunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar; dan anak

yang masuk kedalam kelompok Type 5 Bilingualism (2000:198) yaitu anak yang

kedua orang tuanya berkomunikasi dengan anak tersebut tidak dengan

menggunakan bahasa ibu mereka, dan mereka tinggal di daerah yang penduduknya

berbahasa yang lain, misalnya keluarga dari Indonesia yang tinggal di Jerman,

namun orang tuanya berkomunikasi dengan anaknya dalam bahasa Inggris.




                                                                               7
Tidak bisa dipungkiri bahwa jika dua bahasa dipergunakan dengan kelancaran

yang sama, maka mereka saling mempengaruhi dengan kata lain (L1) dan (L2)

mempunyai hubungan yang saling menguntungkan (Cook, 2003). Demikian pula

menurut Kimberg, dari penelitian yang dilakukan oleh beberapa linguists misalnya

Juffs (1998a, 1998b), Jarvis (2000), Saville-Troike, Pan, and Dutovka (1995) terbukti

bukan saja L1 yang mempengaruhi L2, namun sebaliknya juga terjadi, yaitu L2

mempengaruhi L1. Dalam penelitian tersebut, faktor-faktor yang menentukan

pengaruh L1 pada L2 dan sebaliknya masih terfokus pada hal-hal di luar kebahasaan,

misalnya 1. keluarga dan teman dari kelompok penutur bahasa yang sama, 2.

Masyarakat, 3. tempat-tempat ibadah, 4. media masa dari L1, 5. buku bacaan, dan 6.

tempat kerja.

       Untuk itulah makalah singkat ini ditulis yaitu guna menelusuri faktor-faktor

linguistik apa saja dari L1 yang mempengaruhi L2 dan sebagainya dan alasan apa

yang menyebabkan satu bahasa mempengaruhi bahasa yang lainnya.

       Populasi dari sampel yang diambil adalah siswa Australian International

School mulai dari Elementary Students hingga High School Students yang mengambil

mata pelajaran Bahasa Indonesia. Data diambil dari tulisan siswa yang merupakan

tugas-tugas yang diberikan pada semester ke 2 tahun 2008 dan semester 1 tahun

2009. Anak-anak ini mempunyai orang tua yang salah-satunya berbahasa ibu Bahasa

Indonesia dan yang lain berbahasa ibu Bahasa Inggris. Sebagian dari anak ini


                                                                                   8
berkomunikasi dalam bahasa Inggris di rumah, sebagian berbahasa Indonesia,

namun semuanya berbahasa Inggris dan Indonesia dengan kelancaran yang sama.

       Fokus dari bahasan adalah kesalahan yang dilakukan anak akibat pengaruh

dan interferensi bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia mereka.

       Secara umum kesalahan anak bisa dikelompokkan menjadi: 1. Kesalahan

akibat pemilihan kosa kata yang kurang tepat yaitu kata informal yang yang

dipergunakan untuk tulisan yang bersifat formal dan kosa kata yang mempunyai

makna semantik mirip dari L2; 2. kesalahan akibat perbedaan sistem tata bahasa; 3.

cara penulisan kata yang disesuaikan dengan bunyinya dan kesalahan penulisan

akibat sistem silabisasi yang berbeda. Berikut adalah contoh-contoh kesalahan

tersebut.

I. Kesalahan dalam bidang kosa kata.

1. Anak cenderung mempergunakan kosa kata yang sifatnya informal untuk tulisan

formal. Walaupun seorang anak lahir dan dibesarkan di Bali, dan walaupun anak

sangat terdedah dengan bahasa Indonesia, misalnya dari salah satu orang tuanya,

dari saudara, dari orang-orang yang bekerja untuk orang tua mereka termasuk baby

sitter mereka dan juga dari komunitas dimana anak tinggal, anak hanya menerima

masukan bahasa yang sifatnya informal. Hampir semua kata-kata yang dipergunakan

hanyalah kata-kata yang dibutuhkan untuk kegiatan sehari. Hingga anak masuk

sekolah pun, anak hanya terdedah pada bahasa Indonesia bentuk formal dalam


                                                                                9
frekuensi yang tidak banyak, sehingga kosa kata yang dimiliki anak hanyalah yang

bersifat informal.

   Contoh penggunaan kata-kata yang       Kata-kata yang seharusnya dipergunakan
               informal

   a. Aku tidak bisa ketemu pa John.        a.   Saya tidak bisa bertemu pa John.
   b. Kamu dari mana, Ms?                   b.   Anda dari mana, Ms?
   c. Ibu lagi menangis.                    c.   Ibu sedang menangis.
   d. Beberapa ada aja yang langsung        d.   Beberapa ada saja yang langsung
      kerja.                                     kerja.
   e. Boneka     wayang itu kayak           e.   Boneka wayang itu seperti
      pertunjukan teater.                        pertunjukan teater.
   f. Aku tidak ngerti penjelasan guru.     f.   Aku tidak mengerti penjelasan
                                                 guru.
   g. Ketut   kasi orang di jalan           g.   Ketut memberi minuman orang di
      minuman sambil bikin bakso.                jalan sambil membuat bakso.
   h. Ms, aku cuman bisa buat segini.       h.   Ms, aku hanya bisa mengerjakan
                                                 sebanyak ini.
   i.   Liburan kemarin aku pergi ke        i.   Liburan kemarin aku pergi ke
        Bedugul, pas nyampek di                  Bedugul, pas sampai di Beringkit
        Beringkit aku lihat kecelakaan.          aku lihat kecelakaan.
   j.   Ms, aku udah selesai ngerjain       j.   Ms, saku sudah selesai ngerjain
        tugas.                                   tugas.



2. Anak cenderung menggunakan kosa kata yang diambil dari bahasa Inggris,

terutama yang mengandung makna semantik yang mirip, kedalam kalimat yang

mereka tulis dalam bahasa Indonesia, sehingga bisa dikatakan bahwa kalimat

tersebut sebenarnya mengandung kata bahasa Inggris yang diterjemahkan secara

literal kedalam bahasa Indonesia. Kemungkinan terbesar mengapa anak melakukan

hal ini adalah: 1. karena kekayaan kosa kata bahasa Indonesia formal mereka kurang


                                                                               10
mencukupi untuk mengekspresikan ide mereka; 2. karena ungkapan dalam bahasa

Inggris tersebut sering mereka dengar sehingga dengan otomatis mereka membuat

ungkapan dalam bahasa Indonesia dengan pola yang sama.

  Contoh penggunaan kata-kata dari             Contoh kalimat dalam Bahasa Inggris
  Bahasa Inggris yang diterjemahkan
secara literal kedalam Bahasa Indonesia

   a. Itu bikin lebih gampang putus             a. It made it easier to break up with
        sama kamu. (menyebabkan)                   you.
   b.   Kamu bikin saya sedih.                  b. You made me sad.
   c.   Kami disini untuk membuat               c. We are here to make you sure to
        kamu yakin untuk melancong di              visit Bali.
        Bali. (meyakinkan)
   d.   Biasanya mereka makan malam             d. They usually have dinner at the
        di Food Court karena itu murah.              food court because it is cheap.
        (-)
   e.   Makanan yang banyak gemuk.              e. Food that contains a lot of fat.
        (lemak)
   f.   Anda        menunjukkan         saya    f.   You showed me how to create a
        bagaimana       untuk membuat                piece of art work.
        sepotong          karya        seni.
        (sebentuk/sebuah)
   g.   Apakah ada lagi musim dari              g. Will there be another season of
        ‘Simple Life’ akan keluar?                   ‘Simple Life’ to be released?
        (putaran)
   h.   Itu banyak lebih baik dari pada         h. That’s lot better then what I’ve
        saya pernah berpikir. (Jauh lebih            thought before.
        baik)
   i.   Kapan kamu mau kesini untuk             i. When you want to come here,
        berlibur, tilpun aku dulu ya. (Jika)       please call me first.
   j.   Di hari kemudian, kejadian itu          j. The next day, what happened
        berlanjut. (hari berikutnya)               continued to happen.
   k.   Tidak sampai dia kelas dua dia          k. Not until year 2 did he took
        mulai memakai narkoba. (baru               drugs.
        sejak)



                                                                                       11
3. Masih berhubungan dengan ketidak-formalan bahasa anak, anak cenderung

menggunakan kata ‘bilang’ untuk mengatakan ‘ngomong’, ‘bicara’, ‘memberi tahu’,

‘bertanya’, ‘menjawab’, ‘berkata’ dan sebagainya. Seperti dalam bahasa Indonesia,

dalam bahasa Inggris pun sebenarnya juga dibedakan misalnya say ‘berkata’,

‘ngomong; tell ‘memberi tahu’, ask ‘bertanya’, answer ‘menjawab’, talk ‘berbicara’

dan sebagainya, namun kenyataan bahwa ‘bilang’ adalah kata yang paling sering

dipakai pada percakapan informal, maka kata itulah yang paling mudah diserap

sehingga paling sering dipergunakan.

  Contoh kesalahan yang dibuat anak         Contoh penggunaan kata yang benar

   a. Aku tidak suka bilang ini, tapi aku    a. Aku tidak suka mengatakan ini,
      tidak bisa datang ke acara                tapi aku tidak bisa datang ke
      Kemerdekaan.                              acara Kemerdekaan.
   b. Tujuan Anggun dengan lagu ini          b. Tujuan Anggun dengan lagu ini
      adalah untuk bilang kepada                adalah untuk menyampaikan
      cowok-cowok bahwa tidak ada               kepada cowok-cowok bahwa
      masalah dengan tubuh cewek-               tidak ada masalah dengan tubuh
      cewek.                                    cewek-cewek.
   c. Kalau saya tahu ada yang               c. Kalau saya tahu ada yang
      nyontek saya akan bilang                  menyontek saya akan memberi
      gurunya.                                  tahu gurunya.
   d. Kim, tadi pa John bilang dimana        d. Kim, tadi pa John bertanya
      kamu.                                     dimana kamu.


4. Anak-anak menggunakan kata ‘sama’ untuk mengganti kata ‘dan’, ‘dengan’ dan

‘pakai’. Kata ‘dan’ dan ‘dengan’ memang mempunyai makna semantik yang mirip,

sehingga anak mengalami kesulitan untuk membedakannya, jadi jika anak

mengganti keduanya dengan kata ‘sama’ cukup bisa dimengerti; namun jika kata

                                                                                12
‘sama’ juga dipakai untuk mengganti kata ‘pakai’ maka sulit dimengerti asal

muasalnya. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena pengaruh bahasa daerah,

misalnya dalam masyarakat Jawa, orang sering mengatakan ‘Aku mau mangan

nganggo/karo iwak pitik’

   a. Rina sama Joni tidak suka main           a. Rina dan Joni tidak suka main
         sama saya.                               dengan saya.
   b. Kalau orang makan junk food              b. Kalau orang makan junk food
      setiap hari dia jadi gemuk karna            setiap hari dia jadi gemuk karena
      ada banyak cholesterol di dalam             ada banyak cholesterol di dalam
      makananya karna semua ayam                  makanannya        karena   semua
      sama sapi dimasak dalam minyak              daging ayam dan sapi dimasak
      banyak.                                     dalam minyak banyak.
   c. Tadi saya makan sama ayam.               c. Tadi saya makan (pakai lauk)
                                                  ayam.




II. Kesalahan akibat dari perbedaan sistem morfo-sintaksis

1. Ketidak formalan juga tercermin pada penggunaan imbuhan yang tidak baku atau

tidak dipergunakannya imbuhan sama sekali. Seperti yang sudah dijelaskan di atas,

anak hanya terdedah pada bahasa formal setelah mereka masuk sekolah, itupun

dengan kuantitas dan frekuensi yang tidak banyak. Anak hanya belajar bahasa

Indonesia dua kali seminggu selama 40 menit setiap pertemuannya. Tata bahasa

yang diberikan pun sangat sedikit karena fokus pelajaran ada pada pengayaan kosa

kata. Berikut adalah contoh penggunaan imbuhan yang tidak formal dan tidak

benar.

                                                                                13
Contoh kesalahan yang dibuat anak                    Kalimat yang benar

   a. Kapan kita harus nyerahin tugas?       a. Kapan kita harus menyerahkan
                                                  tugas?
   b. Anak nakal itu sering nangis ya.       b.   Anak nakal itu sering menangis
                                                  ya.
   c. Laki-laki pikir sebaiknya wanita       c.   Laki-laki pikir sebaiknya wanita
        diam di rumah dan mbersihin               diam       di     rumah     dan
        rumah.                                    membersihkan rumah.
   d.   Dari pada tidur seharian, tidak      d.   Dari pada tidur seharian, tidak
        bisa lihat apa-apa, sebaiknya             bisa melihat apa-apa, sebaiknya
        kamu pergi dengan aku.                    kamu pergi dengan aku.
   e.   Maaf bu, ngebayanginnya saja         e.   Maaf bu, membayangkannya saja
        susah, apalagi nulisnya.                  susah, apalagi menulisnya.
   f.   Banyak orang mbuang sampah di        f.   Banyak orang membuang sampah
        sungai.                                   di sungai.
   g.   Bilyar adalah permainan yang         g.   Bilyar adalah permainan yang
        butuh ketenangan.                         membutuhkan ketenangan.
   h.   Indonesia      dapat     banyak      h.   Indonesia mendapat banyak
        pengaruh dari barat.                      pengaruh dari barat.




2. Anak-anak juga cenderung menggunakan imbuhan yang sebenarnya merupakan

imbuhan dari salah satu slang bahasa Indonesia, misalnya –in. Dari hasil wawancara

informal yang dilakukan dengan anak-anak AIS ini, banyak dari mereka yang

menggemari acara televisi berbau gossip, membaca majalah remaja terbitan

Indonesia, dan terutama mereka yang sudah berumur diatas 16 tahun, sering

meluangkan waktu di café atau pub dan berkomunikasi dengan remaja Indonesia.



                                                                               14
Akibatnya anak-anak ini sangat terdedah pada slang yang dipergunakan oleh remaja

Indonesia, sehingga hal tersebut terbawa ke dalam tulisan formal mereka.

  Contoh penggunaan imbuhan pada               Contoh penggunaan imbuhan
               slang                               pada kalimat formal

  a. Anjing   saya selalu dimandiin          a. Anjing saya selalu dimandikan
     bapak saya.                                bapak saya.
  b. Dulu dia diketawain tapi buktinya       b. Dulu dia ditertawakan tapi
     sekarang dia jadi Presiden                 buktinya sekarang dia jadi
     Amerika.                                   Presiden Amerika.
  c. Ini rokok yang mbeliin Kim.             c. Ini rokok yang membelikan Kim.
  d. Ngebayangin aja ngeri apalagi           d. Membayangkan saja ngeri apalagi
     ngeliat.                                   melihat.

3. Karena kompleksnya sistem afiksasi yang ada dalam bahasa Indonesia, dan karena

perbedaan yang sangat besar antara sitem afiksasi bahasa Indonesia dengan bahasa

Inggris, terutama imbuhan yang dipergunakan dalam kata kerja, anak-anak

cenderung menggunakan imbuhan bahasa Indonesia dengan tidak tepat. Seperti

diketahui sistem imbuhan yang dipergunakan dalam kata kerja pada bahasa Inggris

sangatlah simpel. Imbuhan yang dipergunakan hanyalah akhiran -s, -ed, -ing yang

dipergunakan untuk menandai kala dan modalitas serta untuk menentukan jumlah

pelaku apakah orang ketiga tunggal atau jamak, misalnya akhiran -s pada kalimat

“He plays football at the weekends.” menandai suatu pekerjaan yang di lakukan oleh

orang ketiga tunggal dan dilakukan saat ini, secara berkala. Dalam bahasa Indonesia

imbuhan yang dipergunakan adalah awalan, sisipan dan akhiran baik dipergunakan

sendiri-sendiri maupun bersamaan. Fungsinya pun sangat kompleks sehingga bagi


                                                                                15
anak-anak ini sangat membingungkan. Sebagai          contoh kata ‘menanam’,

‘menanamkan’, dan ‘menanami’ mempunyai makna yang sangat berbeda.

     Contoh penggunaan imbuhan                Contoh penggunaan imbuhan
          yang kurang benar                           yang benar

   a. Banyak orang Indonesia memikir        a. Banyak orang Indonesia berfikir
      kebudayaan barat selalu jelek.           kebudayaan barat selalu jelek.
   b. Banyak fashion barat pengaruhi        b. Banyak       fashion        barat
      orang Indonesia.                         dipengaruhi orang Indonesia.
   c. Dia juga berkerja sama dengan         c. Dia juga bekerja sama dengan
      Inul.                                    Inul.


III. Kesalahan pada penulisan

1. Anak cenderung untuk menghilangkan huruf ‘h’ yang berada pada akhir kata. Hal

ini disebabkan karena tidak adanya kata dalam bahasa Inggris yang berakhiran

dengan huruf ‘h’.

   a. Rencananya kami mau ke                d. Rencananya kami mau ke Tanah
      Tana Toraja.                             Toraja.
   b. Bapak suda selesai makan.             e. Bapak suda selesai makan.
   c. Dia kasi adiknya buku.                f. Dia kasih adiknya buku.



2. Anak juga sering menulis dengan ejaan sebuah kata persis seperti

pengucapannya.

   a. Dari sana trus belok kiri.            a. Dari sana terus belok kiri.
   b. Saya tidak terkejut karna saya        b. Saya tidak terkejut karena saya
       sudah tahu siapa Aisha.                 sudah tahu siapa Aisha.
   c. Tau ngga, disini semua temanku        c. Tahu ngga, disini semua temanku
       baik-baik.                              baik-baik.



                                                                             16
3. Bisa dipastikan anak selalu menulis kata yang mempunyai deret konsonan ‘n’ dan

‘ng’; dan ‘n’ dan ‘ny’; dengan menghilangkan satu huruf ‘n’. Sedangkan jika ada

deret konsonan ‘ng’ dan ‘k’ maka anak selalu menghilangkan huruf ‘g’. Hal ini

disebabkan karena sistem silabisasi bahasa Inggris dan bahasa Indonesia berbeda.

Dalam bahasa Inggris deret konsonan ‘nk’ sudah dibaca /ŋ/ misalnya bank dibaca

/bæŋk/.

   a. Lebih enak makan dipingir jalan        a. Lebih enak makan dipinggir jalan
        dari pada di kantin.                      dari pada di kantin.
   b.   Cewek itu member waktu untuk         b.   Cewek itu member waktu untuk
        menganti        barang        yang        mengganti        barang       yang
        diambilnya.                               diambilnya.
   c.   Wanita itu sangat angun.             c.   Wanita itu sangat anggun.
   d.   Dia munkin suka kekerasan.           d.   Dia mungkin suka kekerasan.
   e.   Di depanya ada toko filem.           e.   Di depannya ada toko filem.
   f.   Semua orang yang tingal di luar      f.   Semua orang yang tinggal di luar
        negeri tahu junk food tidak sehat.        negeri tahu junk food tidak sehat.
   g.   Kalau orang makan junk food          g.   Kalau orang makan junk food
        setiap hari dia jadi gemuk karna          setiap hari dia jadi gemuk karna
        ada banyak cholesterol di dalam           ada banyak cholesterol di dalam
        makananya.                                makanannya.


        Bisa dikatakan bahwa akibat dari sedikitnya pendedahan bahasa Indonesia

formal, karena adanya kemiripan makna semantik kata-kata tertentu dalam bahasa

Indonesia dan bahasa Inggris, karena adanya perbedaan sistem morfosintaksis, dan

karena pengaruh bunyi maka pada waktu berkomunikasi baik secara lisan maupun

tertulis anak cenderung untuk memakai bahasa Indonesia informal baik dalam




                                                                                 17
pemilihan    kosa    katanya     maupun      dalam    penerapan      penggunaan       sistem

morfosintaksisnya.



DAFTAR PUSTAKA

Bloomfield L, 1933. Language. New York: Holt.

Cook, V. (Ed.). 2003. The Effects of the Second Language on the First.

Fasold, R. 1999. The Sociolinguistics of Language. Massachussetts: Blackwell
Publishers Inc.

Gumperz, J.J and D, Hymes. 1972. Directions in Sociolinguistics. New York: Holt,
Rinehart and Winston, Inc.

Haugen, E. 1953. The Norwegian Language in America: A Study in Bilingual
Behaviour. Philadelphia: University of Pennsylvania Press.

Iyer, S, TNN. 2004. Mixed Marriage. Regional languages dying in mixed marriages,
0555 hrs IST. Jarvis, S. 2000. Methodological rigor in the study of transfer: Identifying L1
influence in the interlanguage lexicon. Language Learning, 50(20), 245-309.
Juffs, A. 1998a. Some effects of first language argument structure and morphosyntax on
second language sentence processing. Second Language Research, 14(4), 406-424.

Juffs, A. 1998b. Main verb versus reduced relative clause ambiguity resolution in L2 sentence
processing. Language Learning, 48(1), 107-147.

Kimberg, M dan P Serdyukov. A Balanced Relationship of Languages in a Bilingual
Society. National University diakses dari http://njrp.tamu.edu/2004/PDFs/Balanced
%20.pdf pada tanggal 16 Februari 2009.

Jackson L. Foreign Fathers – Native English Speaking Fathers’, Contributions to
Bilingual Child-Rearing in Intermarried Families in Japan. Ritsumeikan University,
Japan. http://www.jpf.org.au/newvoices/1/chap9.pdf diakses pada tanggal 10
Februari 2009

Romaine, S. 1995. Bilingualism. UK: Blackwell Publishers, Ltd.



                                                                                          18
Saville-Troike, M., Pan, J., & Dutovka, L. 1995. Differential effects of L2 on children’s L1
development/attrition. Southwest Journal of Linguistics, 14(1-2), 125-49.

Weinrich, U. 1968. Language in Contact. The Hague: Mouton




                                                                                         19

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Penggunaan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi
Penggunaan Bahasa Indonesia di Era GlobalisasiPenggunaan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi
Penggunaan Bahasa Indonesia di Era GlobalisasiVivi Silvia
 
Dirgahayu bahasaku
Dirgahayu bahasakuDirgahayu bahasaku
Dirgahayu bahasakuCik Ha
 
Sajak Dirgahayu Bahasaku
Sajak Dirgahayu BahasakuSajak Dirgahayu Bahasaku
Sajak Dirgahayu BahasakuAzwira Ariwana
 
Eksistensi Bahasa Indonesia di abad XXI
Eksistensi Bahasa Indonesia di abad XXIEksistensi Bahasa Indonesia di abad XXI
Eksistensi Bahasa Indonesia di abad XXISyifa Nadia
 
Tyastyas
TyastyasTyastyas
Tyastyasmb_tyas
 
Dirgahayu Bahasaku - Komsas Tingkatan 5
Dirgahayu Bahasaku - Komsas Tingkatan 5Dirgahayu Bahasaku - Komsas Tingkatan 5
Dirgahayu Bahasaku - Komsas Tingkatan 5Atiqah Azmi
 

Mais procurados (9)

Penggunaan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi
Penggunaan Bahasa Indonesia di Era GlobalisasiPenggunaan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi
Penggunaan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi
 
Dirgahayu bahasaku
Dirgahayu bahasakuDirgahayu bahasaku
Dirgahayu bahasaku
 
Sajak Dirgahayu Bahasaku
Sajak Dirgahayu BahasakuSajak Dirgahayu Bahasaku
Sajak Dirgahayu Bahasaku
 
Eksistensi Bahasa Indonesia di abad XXI
Eksistensi Bahasa Indonesia di abad XXIEksistensi Bahasa Indonesia di abad XXI
Eksistensi Bahasa Indonesia di abad XXI
 
Sajak dirgahayu bahasaku
Sajak dirgahayu bahasakuSajak dirgahayu bahasaku
Sajak dirgahayu bahasaku
 
Murni bm
Murni bmMurni bm
Murni bm
 
Tyastyas
TyastyasTyastyas
Tyastyas
 
Dirgahayu Bahasaku - Komsas Tingkatan 5
Dirgahayu Bahasaku - Komsas Tingkatan 5Dirgahayu Bahasaku - Komsas Tingkatan 5
Dirgahayu Bahasaku - Komsas Tingkatan 5
 
Teks syarahan
Teks syarahan Teks syarahan
Teks syarahan
 

Destaque

Isometría de una figura
Isometría de una figuraIsometría de una figura
Isometría de una figuraraes11
 
Introducing with MongoDB
Introducing with MongoDBIntroducing with MongoDB
Introducing with MongoDBMahbub Tito
 
Working house 2012 spring&summer
Working house 2012 spring&summerWorking house 2012 spring&summer
Working house 2012 spring&summer維修 潘
 
Tj rs - taquigrafo - aprovados fase 2 - por carol rodrigues
Tj rs - taquigrafo - aprovados fase 2 - por carol rodriguesTj rs - taquigrafo - aprovados fase 2 - por carol rodrigues
Tj rs - taquigrafo - aprovados fase 2 - por carol rodriguesCaroline Rodrigues
 
Qualities of good management
Qualities of good managementQualities of good management
Qualities of good managementBang Tantuan
 
Tronco Encefálico - Macroscopia - Neuroanatomia FAMECA
Tronco Encefálico - Macroscopia - Neuroanatomia FAMECA Tronco Encefálico - Macroscopia - Neuroanatomia FAMECA
Tronco Encefálico - Macroscopia - Neuroanatomia FAMECA Laura Alonso Matheus Montouro
 
Tasas reales o deflectadas
Tasas reales o deflectadasTasas reales o deflectadas
Tasas reales o deflectadaspresente2012
 
Supervisory control and data acquisition
Supervisory control and data acquisitionSupervisory control and data acquisition
Supervisory control and data acquisitionudaykmr
 
Docker Networking & Swarm Mode Introduction
Docker Networking & Swarm Mode IntroductionDocker Networking & Swarm Mode Introduction
Docker Networking & Swarm Mode IntroductionPhi Huynh
 
Comandos externos y su función
Comandos externos y su funciónComandos externos y su función
Comandos externos y su funciónNinszu Sakmooreher
 

Destaque (17)

30seijin
30seijin30seijin
30seijin
 
Isometría de una figura
Isometría de una figuraIsometría de una figura
Isometría de una figura
 
Una recogida de alimentos para los más necesitados
Una recogida de alimentos para los más necesitadosUna recogida de alimentos para los más necesitados
Una recogida de alimentos para los más necesitados
 
ТЦ Конфетти
ТЦ КонфеттиТЦ Конфетти
ТЦ Конфетти
 
erna
ernaerna
erna
 
Final1
Final1Final1
Final1
 
Home
HomeHome
Home
 
Introducing with MongoDB
Introducing with MongoDBIntroducing with MongoDB
Introducing with MongoDB
 
Working house 2012 spring&summer
Working house 2012 spring&summerWorking house 2012 spring&summer
Working house 2012 spring&summer
 
Tj rs - taquigrafo - aprovados fase 2 - por carol rodrigues
Tj rs - taquigrafo - aprovados fase 2 - por carol rodriguesTj rs - taquigrafo - aprovados fase 2 - por carol rodrigues
Tj rs - taquigrafo - aprovados fase 2 - por carol rodrigues
 
II Pregón Nazareno por Juan Carlos Trujillo
II Pregón Nazareno por Juan Carlos TrujilloII Pregón Nazareno por Juan Carlos Trujillo
II Pregón Nazareno por Juan Carlos Trujillo
 
Qualities of good management
Qualities of good managementQualities of good management
Qualities of good management
 
Tronco Encefálico - Macroscopia - Neuroanatomia FAMECA
Tronco Encefálico - Macroscopia - Neuroanatomia FAMECA Tronco Encefálico - Macroscopia - Neuroanatomia FAMECA
Tronco Encefálico - Macroscopia - Neuroanatomia FAMECA
 
Tasas reales o deflectadas
Tasas reales o deflectadasTasas reales o deflectadas
Tasas reales o deflectadas
 
Supervisory control and data acquisition
Supervisory control and data acquisitionSupervisory control and data acquisition
Supervisory control and data acquisition
 
Docker Networking & Swarm Mode Introduction
Docker Networking & Swarm Mode IntroductionDocker Networking & Swarm Mode Introduction
Docker Networking & Swarm Mode Introduction
 
Comandos externos y su función
Comandos externos y su funciónComandos externos y su función
Comandos externos y su función
 

Semelhante a KESALAHAN BAHASA

Sri ramelda
Sri rameldaSri ramelda
Sri rameldaMeil Da
 
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8Rizal Abdullah
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPoetra Chebhungsu
 
Fonetik bahasa Anak usia satu setengah tahun pada masyarakat dayak Dosan Dusu...
Fonetik bahasa Anak usia satu setengah tahun pada masyarakat dayak Dosan Dusu...Fonetik bahasa Anak usia satu setengah tahun pada masyarakat dayak Dosan Dusu...
Fonetik bahasa Anak usia satu setengah tahun pada masyarakat dayak Dosan Dusu...Fransiskus Rahelianto Florus
 
Teori pemerolehan bahasa pertama
Teori pemerolehan bahasa pertamaTeori pemerolehan bahasa pertama
Teori pemerolehan bahasa pertamaPhyne Phain
 
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH FOR ELEMENTARY SCHOOL
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH  FOR ELEMENTARY SCHOOLKONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH  FOR ELEMENTARY SCHOOL
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH FOR ELEMENTARY SCHOOLAni Mahisarani
 
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaBahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaFuji Lestari
 
Peranan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pendidikan untuk anak di kelas re...
Peranan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pendidikan untuk anak di kelas re...Peranan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pendidikan untuk anak di kelas re...
Peranan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pendidikan untuk anak di kelas re...Delima Ross
 
Bahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerah
Bahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerahBahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerah
Bahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerahAnindya Zulatsari
 
Pengembangan bahasa pada
Pengembangan bahasa padaPengembangan bahasa pada
Pengembangan bahasa padafifi_sanaky
 
GoGrow! Bahasa Ibu, Digitally!
GoGrow! Bahasa Ibu, Digitally!GoGrow! Bahasa Ibu, Digitally!
GoGrow! Bahasa Ibu, Digitally!SABDA
 
Profil lingkungan kebahasaan anak
Profil lingkungan kebahasaan anakProfil lingkungan kebahasaan anak
Profil lingkungan kebahasaan anaksavemydays
 
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerPsikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerAjengIlla
 
Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations
Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations
Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations Swadaya Gunung Jati University
 
Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing
Bahasa Indonesia dan Bahasa AsingBahasa Indonesia dan Bahasa Asing
Bahasa Indonesia dan Bahasa Asingisraelsamadara
 
Dampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesia
Dampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesiaDampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesia
Dampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesiaArdhy Danu
 

Semelhante a KESALAHAN BAHASA (20)

Sri ramelda
Sri rameldaSri ramelda
Sri ramelda
 
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
Pkp 3107 tajuk 1 hingga 8
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
 
Ppd kel. 8
Ppd kel. 8Ppd kel. 8
Ppd kel. 8
 
Fonetik bahasa Anak usia satu setengah tahun pada masyarakat dayak Dosan Dusu...
Fonetik bahasa Anak usia satu setengah tahun pada masyarakat dayak Dosan Dusu...Fonetik bahasa Anak usia satu setengah tahun pada masyarakat dayak Dosan Dusu...
Fonetik bahasa Anak usia satu setengah tahun pada masyarakat dayak Dosan Dusu...
 
Power poin ani
Power poin aniPower poin ani
Power poin ani
 
Teori pemerolehan bahasa pertama
Teori pemerolehan bahasa pertamaTeori pemerolehan bahasa pertama
Teori pemerolehan bahasa pertama
 
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH FOR ELEMENTARY SCHOOL
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH  FOR ELEMENTARY SCHOOLKONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH  FOR ELEMENTARY SCHOOL
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN ENGLISH FOR ELEMENTARY SCHOOL
 
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaBahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
 
Peranan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pendidikan untuk anak di kelas re...
Peranan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pendidikan untuk anak di kelas re...Peranan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pendidikan untuk anak di kelas re...
Peranan bahasa ibu sebagai bahasa pengantar pendidikan untuk anak di kelas re...
 
Bahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerah
Bahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerahBahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerah
Bahasa indonesia dan kepunahan bahasa daerah
 
Bahasa manusia 2017
Bahasa manusia 2017Bahasa manusia 2017
Bahasa manusia 2017
 
Bahasa manusia
Bahasa manusiaBahasa manusia
Bahasa manusia
 
Pengembangan bahasa pada
Pengembangan bahasa padaPengembangan bahasa pada
Pengembangan bahasa pada
 
GoGrow! Bahasa Ibu, Digitally!
GoGrow! Bahasa Ibu, Digitally!GoGrow! Bahasa Ibu, Digitally!
GoGrow! Bahasa Ibu, Digitally!
 
Profil lingkungan kebahasaan anak
Profil lingkungan kebahasaan anakProfil lingkungan kebahasaan anak
Profil lingkungan kebahasaan anak
 
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaerPsikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
Psikolingistik-pengenalan dasar-abdul chaer
 
Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations
Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations
Sociolinguistic - Linguistic Varieties and Multilingual Nations
 
Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing
Bahasa Indonesia dan Bahasa AsingBahasa Indonesia dan Bahasa Asing
Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing
 
Dampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesia
Dampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesiaDampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesia
Dampak bahasa gaul terhadap bahasa indonesia
 

Último

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Último (20)

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

KESALAHAN BAHASA

  • 1. TIPIKAL KESALAHAN AKIBAT INTERFERENSI BAHASA KEDUA PADA BAHASA IBU YANG TERJADI PADA ANAK PASANGAN KAWIN CAMPUR DI AUSTRALIAN INTERNATIONAL SCHOOL Abstract Children of mixed-marriage families, “Marriage of two people from different races, religions or different cultures. “, basically, although on the smallest scale, live in a bilingual or multi-lingual society i.e. ‘native-like control of two or more languages’. They are put in a situation where having fluency and competency in two different languages or even more is compulsory. Almost all are successful in mastering the languages exposed to them equally and in using them in their daily communication. However, as they grow older, the percentage of the exposure may sometimes differ and this has resulted in the phenomenon in which a child mixes or shifts languages in their communication. Another significant impact is mistakes that occur because of the second language influence or interference. The mistakes these students make are somewhat typical. Based on a small- scale research conducted at The Australian International School to students of Elementary and High School, where one of their parents is an English-native speaker, it is revealed that: 1. Most students use informal language even when carrying out assignments which are supposed to be formal; 2. mistakes are related to the different systems adopted by the languages such as different systems of affixation; adoption of words from the second language that semantically have very close resemblance with those in the mother tongue; the lack of knowledge of words that have more than one semantic meanings; words are spelled as they sound; and the different system of consonant cluster. Key words: mother tongue, bilingualism, mistakes, L1, L2, influence, interference 1
  • 2. PUTERI DAN POLUSI AIR Oleh Jennifer McClellan, Siswi kelas 7, AIS BALI Sesuatu hari di laut, ada istana dibikin dari perak dan mutiara. Di dalam istana itu ada puteri cantik Bernama Puteri. Bapak dan Ibu Puteri adalah raja dan ratu kota Mutiara. Puteri suka membaca buku di taman. Sesuatu hari Puteri baca buku tentang manusia. Trus ada sampah yang jatuh dikepalanya Puteri. Puteri lihat ke atas. Ada orang, dia ganteng sekali. Mata biru, rambut coklat dan memakai baju biru. Puteri berenang ke atas dan melihat kota di atas laut. Ada binatang yang Puteri tidak pernah lihat. Puteri lihat ke atas lagi itu cowok yang dia tadi lihat. Dia bersenyum. Puteri bilang pelan-pelan “Permisi kakak, saya mohon tidak buang sampah di laut. Teman saya akan sakit karena sampah ini!” “kenapa tidak boleh?” bilang cowoknya. “karena itu tidak baik. Ikan bisa sakit.” Puteri bilang. “Ok saya akan berhenti kalau saya bisa lihat di bawah laut” cowoknya bilang. “OK” Puteri bilang sambil mengambil botol kecil. “Minum ini, kamu akan punya ekor kayak saya” Puteri bilangin cowoknya. Cowoknya minumin air di dalam botol dan menjadi orang duyung. Cowok itu melihat laut yang kotor dan penuh sampah. Dia lihat ikan dan orang duyung yang sakit. Puteri dan cowok (bersama-sama) berenang ke kotanya Puteri. Bapaknya Puteri sakit berat karena polusi. Kakanya Puteri sakit juga. “Wow saya kira tidak separah gini” Sora bilang. “Saya tidak akan buang sampah di laut lagi”. “Ini ….. “ Puteri bilang dan mengasih Sora kalung mahkota. “Suvenir, biar selalu ingat!” Sesudah Sora pulang, dia duduk didepan jendela. Dia akan selalu ingat tidak boleh buangin sampah di laut. TAMAT Tulisan di atas adalah contoh tugas mengarang dari siswa AIS Di Pulau Bali banyak sekali keluarga yang orang tuanya berasal dari dua negara yang berbeda. Jenis keluarga ini biasa disebut sebagai keluarga kawin campur ‘mixed-marriage families’ atau intermarried families (Jackson,____:1). Sebenarnya yang dimaksud dengan ‘kawin campur’ atau ‘mixed marriage menurut 2
  • 3. sebuah artikel yang disajikan di http://mentionangels.blogspot.com/2006/09/mixed- marriage.html yang diakses pada 16 februari 2009, adalah “Marriage of two people from different races, religions or different cultures“ Dengan kata lain kawin campur bukan hanya perkawinan antara dua orang yang berasal dari dua Negara yang berbeda tetapi juga dari ras, agama atau kebudayaan yang berbeda. Karena melibatkan dua manusia yang berasal dari dua Negara, dua ras dan dua kebudayaan yang berbeda, bisa dipastikan bahwa bahasa kedua orang ini pun akan berbeda pula. Salah satu dampaknya adalah terbentuknya suatu masyarakat bilingual atau multi- lingual dalam skala yang paling kecil yang terdiri dari bapak, ibu dan anak. Yang dimaksud dengan penutur bilingual menurut Bloomfield mencakup pengertian seperti ‘native-like control of two languages’ yaitu kemampuan seseorang untuk mempergunakan dua bahasa dengan kelancaran yang sama selayaknya penutur asli (1933:56). Menurut Haugen, bilingualism begins when the speaker of one language can produce complete meaningful utterances in the other language (1953:7), bilingualisme hanya terjadi jika seorang penutur dari sebuah bahasa bisa menuturkan kalimat dengan makna yang utuh dalam bahasa kedua tersebut. Sedangkan Weinreich mengatakan bahwa bilingualism is simply the alternative use of two or more languages (1968:1) bilingualisme hanyalah alternatif penggunaan dua bahasa atau lebih. 3
  • 4. Yang menjadi masalah sekarang adalah jika dalam suatu keluarga dipergunakan dua bahasa atau lebih, bahasa yang mana yang sebenarnya merupakan ‘Bahasa Ibu’ atau ‘mother tongue’, yang mana yang disebut bahasa pertama (L1) dan mana yang disebut bahasa kedua (L2) Yang dimaksud dengan ‘Bahasa Ibu’ sendiri sebenarnya juga masih diperdebatkan. Menurut Nationmaster Encyclopedia yang dimaksud dengan ‘Bahasa Ibu’ adalah sama dengan bahasa asli atau bahasa pertama yaitu bahasa pertama yang diperoleh seorang anak. Menurut ensiklopedi yang sama, seseorang bisa mempunyai lebih dari satu bahasa ibu dengan syarat bahwa bahasa tersebut merupakan hasil pemerolehan, bukan hasil pembelajaran. “A first language, native language, or mother tongue is the first language that a person learned. In terms of that view, the person is defined as a native speaker of the first language, although one may also be a native speaker of more than one language if all of the languages were learned without formal education, such as through cultural immersion before puberty. Often a child learns the basics of the first language(s) from family.” (www.nationmaster.com/encyclopedia/First- language) Menurut Romaine (2000:198), terkadang seorang anak, bahkan anggota keluarga bilingual atau multi lingual ini tidak menyadari bahasa yang mana dari bahasa-bahasa yang dipakai tersebut merupakan bahasa ibu. Pada kenyataannya memang banyak anak yang mampu mengakuisisi dua atau beberapa bahasa sekaligus sejak dia lahir dan mampu menggunakannya dengan kelancaran yang sama. 4
  • 5. Istilah ‘Bahasa Ibu’ sendiri tidak boleh diinterpretasikan sebagai bahasa dari ‘ibu seseorang’, karena banyak alasan mengapa sebuah keluarga memutuskan untuk tidak memakai bahasa dari ibunya untuk berkomunikasi dalam kehidupan mereka sehari-hari. Misalnya dalam kasus keluarga kawin campur yang ibunya berasal dari Indonesia, banyak dari mereka yang menggunakan bahasa Inggris dalam keseharian mereka, dengan alasan beragam mulai dari mempersiapkan anak untuk belajar di sekolah berbahasa Inggris hingga alasan demi prestise. Dalam hal ini, istilah ‘Ibu’ atau ‘mother’ dalam ‘Bahasa Ibu’ lebih cocok untuk menerangkan kata mother sebagai sumber ‘source’ atau asal ‘origin’ seperti halnya dalam Ibu Pertiwi ‘mother- country’ atau ‘mother-land’ Apapun hasil dari perdebatan yang ada, yang penting menurut ‘International Mother Language Day Monument in Sydney, Australia’ yang diadakan pada tanggal 19 February 2006, ‘Bahasa Ibu’ harus bisa didefinisikan 1. berdasar keaslian ‘bahasa pertama yang diperoleh seorang anak dan dipakai dalam waktu terlama dalam hidupnya’; 2. berdasar identifikasi internal ‘bahasa yang bisa dipakai seseorang untuk menunjukkan dirinya sebagai penutur asli bahasa tersebut’; 3. berdasar identifikasi eksternal ‘bahasa yang bisa membantu orang lain untuk mengidentifikasi seseorang sebagai penutur asli bahasa tersebut’; 4. berdasarkan kompetensi seseorang ‘bahasa yang paling dikuasai’; dan 5. berdasarkan pada kegunaannya ‘bahasa yang paling sering dipergunakan orang’. 5
  • 6. Definition based on origin: the language(s) one learned first (the language(s) in which one has established the first long-lasting verbal contacts). Definition based on internal identification: the language(s) one identifies with/as a native speaker of. Definition based on external identification: the language(s) one is identified with/ as a native speaker of, by others. Definition based on competence: the language(s) one knows best. Definition based on function: the language(s) one uses most. (http://en.wikipedia.org/wiki/First_language) Kembali pada kenyataan yang ada, di Bali ada tiga tipe keluarga kawin campur yang bilingual atau multilingual yaitu keluarga dengan komposisi bapak berasal dari Indonesia dan ibu berasal dari negara lain; ada keluarga yang ibunya berasal dari Indonesia dan bapaknya berasal dari Negara lain; dan ada keluarga yang baik bapak maupun ibunya bukan berasal dari Indonesia tapi berasal dari dua Negara yang berbeda. Di dalam setiap keluarga ini pun ada beberapa macam komposisi bahasa yang dipakai, namun fokus bahasan dari makalah ini adalah anak dari keluarga yang berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Latar belakang pemerolehan dua bahasa atau lebih yang dipakai seseorang sangat beragam. Ada anak yang menurut Romaine bisa dimasukkan dalam kelompok Type 1 Child Bilingualism (2000:187) yang kedua orang tuanya mempunyai bahasa 6
  • 7. ibu yang berbeda dan berkomunikasi dengan anak mereka dengan menggunakan bahasa ibu masing-masing; ada yang masuk dalam kelompok Type 2 Child Bilingualism (2000:191) yaitu anak yang memperoleh satu bahasa dari kedua orang tuanya yang berbahasa ibu yang sama dan memperoleh bahasa keduanya dari masyarakat dimana dia tinggal; ada yang masuk dalam kelompok Type 3 Bilingualism (2000: 195) yaitu anak yang memperoleh lebih dari dua bahasa dari beberapa sumber tanpa disadari. Misalnya anak berumur tiga tahun yang sebelumnya sudah terekspos pada dua bahasa yang berbeda dari bapak dan ibunya yang mempunyai bahasa ibu yang berbeda, namun kemudian pindah ke suatu tempat yang komunitasnya berkomunikasi dalam bahasa yang berbeda; ada yang masuk pada kelompok Type 4 Bilingualism (2000:197) yaitu anak yang terdedah lebih dari dua bahasa tanpa sengaja, misalnya keluarga yang bapaknya berasal dari Brazilia, Ibunya berasal dari Argentina, tinggal di Indonesia dan bersekolah di Sekolah yang mempergunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar; dan anak yang masuk kedalam kelompok Type 5 Bilingualism (2000:198) yaitu anak yang kedua orang tuanya berkomunikasi dengan anak tersebut tidak dengan menggunakan bahasa ibu mereka, dan mereka tinggal di daerah yang penduduknya berbahasa yang lain, misalnya keluarga dari Indonesia yang tinggal di Jerman, namun orang tuanya berkomunikasi dengan anaknya dalam bahasa Inggris. 7
  • 8. Tidak bisa dipungkiri bahwa jika dua bahasa dipergunakan dengan kelancaran yang sama, maka mereka saling mempengaruhi dengan kata lain (L1) dan (L2) mempunyai hubungan yang saling menguntungkan (Cook, 2003). Demikian pula menurut Kimberg, dari penelitian yang dilakukan oleh beberapa linguists misalnya Juffs (1998a, 1998b), Jarvis (2000), Saville-Troike, Pan, and Dutovka (1995) terbukti bukan saja L1 yang mempengaruhi L2, namun sebaliknya juga terjadi, yaitu L2 mempengaruhi L1. Dalam penelitian tersebut, faktor-faktor yang menentukan pengaruh L1 pada L2 dan sebaliknya masih terfokus pada hal-hal di luar kebahasaan, misalnya 1. keluarga dan teman dari kelompok penutur bahasa yang sama, 2. Masyarakat, 3. tempat-tempat ibadah, 4. media masa dari L1, 5. buku bacaan, dan 6. tempat kerja. Untuk itulah makalah singkat ini ditulis yaitu guna menelusuri faktor-faktor linguistik apa saja dari L1 yang mempengaruhi L2 dan sebagainya dan alasan apa yang menyebabkan satu bahasa mempengaruhi bahasa yang lainnya. Populasi dari sampel yang diambil adalah siswa Australian International School mulai dari Elementary Students hingga High School Students yang mengambil mata pelajaran Bahasa Indonesia. Data diambil dari tulisan siswa yang merupakan tugas-tugas yang diberikan pada semester ke 2 tahun 2008 dan semester 1 tahun 2009. Anak-anak ini mempunyai orang tua yang salah-satunya berbahasa ibu Bahasa Indonesia dan yang lain berbahasa ibu Bahasa Inggris. Sebagian dari anak ini 8
  • 9. berkomunikasi dalam bahasa Inggris di rumah, sebagian berbahasa Indonesia, namun semuanya berbahasa Inggris dan Indonesia dengan kelancaran yang sama. Fokus dari bahasan adalah kesalahan yang dilakukan anak akibat pengaruh dan interferensi bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia mereka. Secara umum kesalahan anak bisa dikelompokkan menjadi: 1. Kesalahan akibat pemilihan kosa kata yang kurang tepat yaitu kata informal yang yang dipergunakan untuk tulisan yang bersifat formal dan kosa kata yang mempunyai makna semantik mirip dari L2; 2. kesalahan akibat perbedaan sistem tata bahasa; 3. cara penulisan kata yang disesuaikan dengan bunyinya dan kesalahan penulisan akibat sistem silabisasi yang berbeda. Berikut adalah contoh-contoh kesalahan tersebut. I. Kesalahan dalam bidang kosa kata. 1. Anak cenderung mempergunakan kosa kata yang sifatnya informal untuk tulisan formal. Walaupun seorang anak lahir dan dibesarkan di Bali, dan walaupun anak sangat terdedah dengan bahasa Indonesia, misalnya dari salah satu orang tuanya, dari saudara, dari orang-orang yang bekerja untuk orang tua mereka termasuk baby sitter mereka dan juga dari komunitas dimana anak tinggal, anak hanya menerima masukan bahasa yang sifatnya informal. Hampir semua kata-kata yang dipergunakan hanyalah kata-kata yang dibutuhkan untuk kegiatan sehari. Hingga anak masuk sekolah pun, anak hanya terdedah pada bahasa Indonesia bentuk formal dalam 9
  • 10. frekuensi yang tidak banyak, sehingga kosa kata yang dimiliki anak hanyalah yang bersifat informal. Contoh penggunaan kata-kata yang Kata-kata yang seharusnya dipergunakan informal a. Aku tidak bisa ketemu pa John. a. Saya tidak bisa bertemu pa John. b. Kamu dari mana, Ms? b. Anda dari mana, Ms? c. Ibu lagi menangis. c. Ibu sedang menangis. d. Beberapa ada aja yang langsung d. Beberapa ada saja yang langsung kerja. kerja. e. Boneka wayang itu kayak e. Boneka wayang itu seperti pertunjukan teater. pertunjukan teater. f. Aku tidak ngerti penjelasan guru. f. Aku tidak mengerti penjelasan guru. g. Ketut kasi orang di jalan g. Ketut memberi minuman orang di minuman sambil bikin bakso. jalan sambil membuat bakso. h. Ms, aku cuman bisa buat segini. h. Ms, aku hanya bisa mengerjakan sebanyak ini. i. Liburan kemarin aku pergi ke i. Liburan kemarin aku pergi ke Bedugul, pas nyampek di Bedugul, pas sampai di Beringkit Beringkit aku lihat kecelakaan. aku lihat kecelakaan. j. Ms, aku udah selesai ngerjain j. Ms, saku sudah selesai ngerjain tugas. tugas. 2. Anak cenderung menggunakan kosa kata yang diambil dari bahasa Inggris, terutama yang mengandung makna semantik yang mirip, kedalam kalimat yang mereka tulis dalam bahasa Indonesia, sehingga bisa dikatakan bahwa kalimat tersebut sebenarnya mengandung kata bahasa Inggris yang diterjemahkan secara literal kedalam bahasa Indonesia. Kemungkinan terbesar mengapa anak melakukan hal ini adalah: 1. karena kekayaan kosa kata bahasa Indonesia formal mereka kurang 10
  • 11. mencukupi untuk mengekspresikan ide mereka; 2. karena ungkapan dalam bahasa Inggris tersebut sering mereka dengar sehingga dengan otomatis mereka membuat ungkapan dalam bahasa Indonesia dengan pola yang sama. Contoh penggunaan kata-kata dari Contoh kalimat dalam Bahasa Inggris Bahasa Inggris yang diterjemahkan secara literal kedalam Bahasa Indonesia a. Itu bikin lebih gampang putus a. It made it easier to break up with sama kamu. (menyebabkan) you. b. Kamu bikin saya sedih. b. You made me sad. c. Kami disini untuk membuat c. We are here to make you sure to kamu yakin untuk melancong di visit Bali. Bali. (meyakinkan) d. Biasanya mereka makan malam d. They usually have dinner at the di Food Court karena itu murah. food court because it is cheap. (-) e. Makanan yang banyak gemuk. e. Food that contains a lot of fat. (lemak) f. Anda menunjukkan saya f. You showed me how to create a bagaimana untuk membuat piece of art work. sepotong karya seni. (sebentuk/sebuah) g. Apakah ada lagi musim dari g. Will there be another season of ‘Simple Life’ akan keluar? ‘Simple Life’ to be released? (putaran) h. Itu banyak lebih baik dari pada h. That’s lot better then what I’ve saya pernah berpikir. (Jauh lebih thought before. baik) i. Kapan kamu mau kesini untuk i. When you want to come here, berlibur, tilpun aku dulu ya. (Jika) please call me first. j. Di hari kemudian, kejadian itu j. The next day, what happened berlanjut. (hari berikutnya) continued to happen. k. Tidak sampai dia kelas dua dia k. Not until year 2 did he took mulai memakai narkoba. (baru drugs. sejak) 11
  • 12. 3. Masih berhubungan dengan ketidak-formalan bahasa anak, anak cenderung menggunakan kata ‘bilang’ untuk mengatakan ‘ngomong’, ‘bicara’, ‘memberi tahu’, ‘bertanya’, ‘menjawab’, ‘berkata’ dan sebagainya. Seperti dalam bahasa Indonesia, dalam bahasa Inggris pun sebenarnya juga dibedakan misalnya say ‘berkata’, ‘ngomong; tell ‘memberi tahu’, ask ‘bertanya’, answer ‘menjawab’, talk ‘berbicara’ dan sebagainya, namun kenyataan bahwa ‘bilang’ adalah kata yang paling sering dipakai pada percakapan informal, maka kata itulah yang paling mudah diserap sehingga paling sering dipergunakan. Contoh kesalahan yang dibuat anak Contoh penggunaan kata yang benar a. Aku tidak suka bilang ini, tapi aku a. Aku tidak suka mengatakan ini, tidak bisa datang ke acara tapi aku tidak bisa datang ke Kemerdekaan. acara Kemerdekaan. b. Tujuan Anggun dengan lagu ini b. Tujuan Anggun dengan lagu ini adalah untuk bilang kepada adalah untuk menyampaikan cowok-cowok bahwa tidak ada kepada cowok-cowok bahwa masalah dengan tubuh cewek- tidak ada masalah dengan tubuh cewek. cewek-cewek. c. Kalau saya tahu ada yang c. Kalau saya tahu ada yang nyontek saya akan bilang menyontek saya akan memberi gurunya. tahu gurunya. d. Kim, tadi pa John bilang dimana d. Kim, tadi pa John bertanya kamu. dimana kamu. 4. Anak-anak menggunakan kata ‘sama’ untuk mengganti kata ‘dan’, ‘dengan’ dan ‘pakai’. Kata ‘dan’ dan ‘dengan’ memang mempunyai makna semantik yang mirip, sehingga anak mengalami kesulitan untuk membedakannya, jadi jika anak mengganti keduanya dengan kata ‘sama’ cukup bisa dimengerti; namun jika kata 12
  • 13. ‘sama’ juga dipakai untuk mengganti kata ‘pakai’ maka sulit dimengerti asal muasalnya. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena pengaruh bahasa daerah, misalnya dalam masyarakat Jawa, orang sering mengatakan ‘Aku mau mangan nganggo/karo iwak pitik’ a. Rina sama Joni tidak suka main a. Rina dan Joni tidak suka main sama saya. dengan saya. b. Kalau orang makan junk food b. Kalau orang makan junk food setiap hari dia jadi gemuk karna setiap hari dia jadi gemuk karena ada banyak cholesterol di dalam ada banyak cholesterol di dalam makananya karna semua ayam makanannya karena semua sama sapi dimasak dalam minyak daging ayam dan sapi dimasak banyak. dalam minyak banyak. c. Tadi saya makan sama ayam. c. Tadi saya makan (pakai lauk) ayam. II. Kesalahan akibat dari perbedaan sistem morfo-sintaksis 1. Ketidak formalan juga tercermin pada penggunaan imbuhan yang tidak baku atau tidak dipergunakannya imbuhan sama sekali. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, anak hanya terdedah pada bahasa formal setelah mereka masuk sekolah, itupun dengan kuantitas dan frekuensi yang tidak banyak. Anak hanya belajar bahasa Indonesia dua kali seminggu selama 40 menit setiap pertemuannya. Tata bahasa yang diberikan pun sangat sedikit karena fokus pelajaran ada pada pengayaan kosa kata. Berikut adalah contoh penggunaan imbuhan yang tidak formal dan tidak benar. 13
  • 14. Contoh kesalahan yang dibuat anak Kalimat yang benar a. Kapan kita harus nyerahin tugas? a. Kapan kita harus menyerahkan tugas? b. Anak nakal itu sering nangis ya. b. Anak nakal itu sering menangis ya. c. Laki-laki pikir sebaiknya wanita c. Laki-laki pikir sebaiknya wanita diam di rumah dan mbersihin diam di rumah dan rumah. membersihkan rumah. d. Dari pada tidur seharian, tidak d. Dari pada tidur seharian, tidak bisa lihat apa-apa, sebaiknya bisa melihat apa-apa, sebaiknya kamu pergi dengan aku. kamu pergi dengan aku. e. Maaf bu, ngebayanginnya saja e. Maaf bu, membayangkannya saja susah, apalagi nulisnya. susah, apalagi menulisnya. f. Banyak orang mbuang sampah di f. Banyak orang membuang sampah sungai. di sungai. g. Bilyar adalah permainan yang g. Bilyar adalah permainan yang butuh ketenangan. membutuhkan ketenangan. h. Indonesia dapat banyak h. Indonesia mendapat banyak pengaruh dari barat. pengaruh dari barat. 2. Anak-anak juga cenderung menggunakan imbuhan yang sebenarnya merupakan imbuhan dari salah satu slang bahasa Indonesia, misalnya –in. Dari hasil wawancara informal yang dilakukan dengan anak-anak AIS ini, banyak dari mereka yang menggemari acara televisi berbau gossip, membaca majalah remaja terbitan Indonesia, dan terutama mereka yang sudah berumur diatas 16 tahun, sering meluangkan waktu di café atau pub dan berkomunikasi dengan remaja Indonesia. 14
  • 15. Akibatnya anak-anak ini sangat terdedah pada slang yang dipergunakan oleh remaja Indonesia, sehingga hal tersebut terbawa ke dalam tulisan formal mereka. Contoh penggunaan imbuhan pada Contoh penggunaan imbuhan slang pada kalimat formal a. Anjing saya selalu dimandiin a. Anjing saya selalu dimandikan bapak saya. bapak saya. b. Dulu dia diketawain tapi buktinya b. Dulu dia ditertawakan tapi sekarang dia jadi Presiden buktinya sekarang dia jadi Amerika. Presiden Amerika. c. Ini rokok yang mbeliin Kim. c. Ini rokok yang membelikan Kim. d. Ngebayangin aja ngeri apalagi d. Membayangkan saja ngeri apalagi ngeliat. melihat. 3. Karena kompleksnya sistem afiksasi yang ada dalam bahasa Indonesia, dan karena perbedaan yang sangat besar antara sitem afiksasi bahasa Indonesia dengan bahasa Inggris, terutama imbuhan yang dipergunakan dalam kata kerja, anak-anak cenderung menggunakan imbuhan bahasa Indonesia dengan tidak tepat. Seperti diketahui sistem imbuhan yang dipergunakan dalam kata kerja pada bahasa Inggris sangatlah simpel. Imbuhan yang dipergunakan hanyalah akhiran -s, -ed, -ing yang dipergunakan untuk menandai kala dan modalitas serta untuk menentukan jumlah pelaku apakah orang ketiga tunggal atau jamak, misalnya akhiran -s pada kalimat “He plays football at the weekends.” menandai suatu pekerjaan yang di lakukan oleh orang ketiga tunggal dan dilakukan saat ini, secara berkala. Dalam bahasa Indonesia imbuhan yang dipergunakan adalah awalan, sisipan dan akhiran baik dipergunakan sendiri-sendiri maupun bersamaan. Fungsinya pun sangat kompleks sehingga bagi 15
  • 16. anak-anak ini sangat membingungkan. Sebagai contoh kata ‘menanam’, ‘menanamkan’, dan ‘menanami’ mempunyai makna yang sangat berbeda. Contoh penggunaan imbuhan Contoh penggunaan imbuhan yang kurang benar yang benar a. Banyak orang Indonesia memikir a. Banyak orang Indonesia berfikir kebudayaan barat selalu jelek. kebudayaan barat selalu jelek. b. Banyak fashion barat pengaruhi b. Banyak fashion barat orang Indonesia. dipengaruhi orang Indonesia. c. Dia juga berkerja sama dengan c. Dia juga bekerja sama dengan Inul. Inul. III. Kesalahan pada penulisan 1. Anak cenderung untuk menghilangkan huruf ‘h’ yang berada pada akhir kata. Hal ini disebabkan karena tidak adanya kata dalam bahasa Inggris yang berakhiran dengan huruf ‘h’. a. Rencananya kami mau ke d. Rencananya kami mau ke Tanah Tana Toraja. Toraja. b. Bapak suda selesai makan. e. Bapak suda selesai makan. c. Dia kasi adiknya buku. f. Dia kasih adiknya buku. 2. Anak juga sering menulis dengan ejaan sebuah kata persis seperti pengucapannya. a. Dari sana trus belok kiri. a. Dari sana terus belok kiri. b. Saya tidak terkejut karna saya b. Saya tidak terkejut karena saya sudah tahu siapa Aisha. sudah tahu siapa Aisha. c. Tau ngga, disini semua temanku c. Tahu ngga, disini semua temanku baik-baik. baik-baik. 16
  • 17. 3. Bisa dipastikan anak selalu menulis kata yang mempunyai deret konsonan ‘n’ dan ‘ng’; dan ‘n’ dan ‘ny’; dengan menghilangkan satu huruf ‘n’. Sedangkan jika ada deret konsonan ‘ng’ dan ‘k’ maka anak selalu menghilangkan huruf ‘g’. Hal ini disebabkan karena sistem silabisasi bahasa Inggris dan bahasa Indonesia berbeda. Dalam bahasa Inggris deret konsonan ‘nk’ sudah dibaca /ŋ/ misalnya bank dibaca /bæŋk/. a. Lebih enak makan dipingir jalan a. Lebih enak makan dipinggir jalan dari pada di kantin. dari pada di kantin. b. Cewek itu member waktu untuk b. Cewek itu member waktu untuk menganti barang yang mengganti barang yang diambilnya. diambilnya. c. Wanita itu sangat angun. c. Wanita itu sangat anggun. d. Dia munkin suka kekerasan. d. Dia mungkin suka kekerasan. e. Di depanya ada toko filem. e. Di depannya ada toko filem. f. Semua orang yang tingal di luar f. Semua orang yang tinggal di luar negeri tahu junk food tidak sehat. negeri tahu junk food tidak sehat. g. Kalau orang makan junk food g. Kalau orang makan junk food setiap hari dia jadi gemuk karna setiap hari dia jadi gemuk karna ada banyak cholesterol di dalam ada banyak cholesterol di dalam makananya. makanannya. Bisa dikatakan bahwa akibat dari sedikitnya pendedahan bahasa Indonesia formal, karena adanya kemiripan makna semantik kata-kata tertentu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, karena adanya perbedaan sistem morfosintaksis, dan karena pengaruh bunyi maka pada waktu berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis anak cenderung untuk memakai bahasa Indonesia informal baik dalam 17
  • 18. pemilihan kosa katanya maupun dalam penerapan penggunaan sistem morfosintaksisnya. DAFTAR PUSTAKA Bloomfield L, 1933. Language. New York: Holt. Cook, V. (Ed.). 2003. The Effects of the Second Language on the First. Fasold, R. 1999. The Sociolinguistics of Language. Massachussetts: Blackwell Publishers Inc. Gumperz, J.J and D, Hymes. 1972. Directions in Sociolinguistics. New York: Holt, Rinehart and Winston, Inc. Haugen, E. 1953. The Norwegian Language in America: A Study in Bilingual Behaviour. Philadelphia: University of Pennsylvania Press. Iyer, S, TNN. 2004. Mixed Marriage. Regional languages dying in mixed marriages, 0555 hrs IST. Jarvis, S. 2000. Methodological rigor in the study of transfer: Identifying L1 influence in the interlanguage lexicon. Language Learning, 50(20), 245-309. Juffs, A. 1998a. Some effects of first language argument structure and morphosyntax on second language sentence processing. Second Language Research, 14(4), 406-424. Juffs, A. 1998b. Main verb versus reduced relative clause ambiguity resolution in L2 sentence processing. Language Learning, 48(1), 107-147. Kimberg, M dan P Serdyukov. A Balanced Relationship of Languages in a Bilingual Society. National University diakses dari http://njrp.tamu.edu/2004/PDFs/Balanced %20.pdf pada tanggal 16 Februari 2009. Jackson L. Foreign Fathers – Native English Speaking Fathers’, Contributions to Bilingual Child-Rearing in Intermarried Families in Japan. Ritsumeikan University, Japan. http://www.jpf.org.au/newvoices/1/chap9.pdf diakses pada tanggal 10 Februari 2009 Romaine, S. 1995. Bilingualism. UK: Blackwell Publishers, Ltd. 18
  • 19. Saville-Troike, M., Pan, J., & Dutovka, L. 1995. Differential effects of L2 on children’s L1 development/attrition. Southwest Journal of Linguistics, 14(1-2), 125-49. Weinrich, U. 1968. Language in Contact. The Hague: Mouton 19