SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 20
Baixar para ler offline
1
SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007
Bidang studi : FISIKA
Tingkat : SMA
Waktu : 4 jam
1. (nilai 20)
A. Sebuah mobil bergerak menuruni suatu jalan yang miring (dengan sudut θ
terhadap bidang horizontal) dengan percepatan a. Di dalam mobil terdapat sebuah
bandul dengan panjang tali l dan massa m. Hitung periode osilasi bandul dalam
mobil ini. Nyatakan dalam : l, a, g dan θ. (nilai 5)
B. Sebuah truk yang mula-mula diam dipercepat ke kanan sampai suatu kecepatan v0
dalam waktu t. Energi mekanik diperoleh dari perubahan energi kimia bahan
bakar. Hal ini terlihat jelas dari penurunan bahan bakar dalam mobil. Sekarang
tinjau kejadian ini dalam kerangka yang bergerak ke kanan dengan kecepatan ½
v0. Menurut pengamat ini, mobil mula-mula bergerak ke kiri dengan kecepatan -½
v0 dan setelah selang waktu t, kecepatan mobil menjadi ½ v0 ke kanan. Bagi
pengamat ini, energi mekanik mobil tidak berubah, tetapi tetap saja jumlah bensin
mobil menurun. Kemanakah hilangnya energi bensin ini menurut pengamat
bergerak ini? (nilai 5)
C. Di belakang sebuah truk terdapat suatu batang dengan massa m dan panjang l
yang bersandar di dinding belakang truk. Sudut antara batang dengan lantai truk
adalah θ. Kalau seandainya lantai dan dinding truk licin, berapakah percepatan
yang dibutuhkan oleh truk agar batang ini tidak terpeleset? Nyatakan dalam : g
dan θ. (nilai 5)
D. Sebuah kereta bergerak dengan kecepatan konstan v0. Dalam kereta ini ada sebuah
bandul seperti pada gambar. Panjang bandul adalah R dengan massa m dan mula
mula bandul diam di titik A relatif terhadap truk. Tinjau 3 kasus:
2
i. Jika saat t=0, kereta mulai diperlambat dengan percepatan konstan a
mungkinkah massa m bergerak mencapai puncak titik C mengikuti lintasan
garis putus-putus pada gambar? Jika mungkin apakah syaratnya? (ingat bahwa
a bukan sesaat, tetapi sepanjang waktu). (nilai 1,5)
ii. Jika saat t=0, kereta mulai diperlambat dengan percepatan konstan a, hanya
sampai bola berhasil mencapai titik B. berapakah nilai minimum a agar bola
bisa mencapai titik C? Nyatakan dalam g. (nilai 2)
iii. Jika saat t=0, kereta direm mendadak sehingga kecepatan kereta seketika
menjadi nol. Berapakah nilai minimal v0 agar bola bisa mencapai puncak C?
Nyatakan dalam : g dan R. (nilai 1,5)
2. (nilai 20)
A. Dua buah manik-manik masing-masing massanya m
diletakkan diatas/dipuncak sebuah hoop licin (tanpa
gesekan) bermassa M dan berjari-jari R, hoop
diletakkan vertikal di atas lantai. Manik-manik diberi
gangguan yang sangat kecil, sehingga meluncur kebawah, satu ke kiri dan satunya
lagi ke kanan (lihat gambar). Tentukan nilai terkecil
M
m
sehingga hoop akan
terangkat/tidak menyentuh lantai selama bergerak. (nilai 10)
B. Perhatikan gambar di bawah
v
B
C
A
m m
M
R
m Mm
3
Sebuah balok bermassa m dan sebuah silinder bermassa M dihubungkan dengan
pegas dengan konstanta pegas k. Tidak ada gesekan antara balok M dengan lantai,
tetapi ada gesekan yang besar antara silinder dan lantai sehingga silinder bisa
menggelinding tanpa slip. Panjang mula-mula pegas L. Saat mula mula silinder
ditarik menjauh dari m sehingga panjang pegas bertambah sebesar A. Mula-mula
semua sistem diam, kemudian silinder dilepas. Hitung percepatan pusat massa
sistem. Nyatakan dalam : k, A, m, dan M. (nilai 10)
3. (nilai 20)
Enam batang identik (dengan massa m dan panjang l, momen inersia = ml2
/12 )
dihubungkan membentuk suatu hexagon. Hexagon ini diletakkan di atas permukaan
licin. Titik sambung (A, B, C, D, E dan F) bebas bergerak. Saat t=0, batang FA
dipukul dengan suatu impulse I sedemikian sehingga FA bergerak dengan kecepatan
v1. Karena impulse persis diberikan di tengah-tengah batang FA, maka seluruh sistem
akan bergerak secara simetris (FA dan CD selalu sejajar dengan sumbu x).
Inti soal ini adalah menghitung respon sesaat sistem saat t=0 (sudut θ = 600
). Di sini
anda diminta untuk menghitung berapa harga v2 dinyatakan dalam v1. Tetapi untuk
menghitung kecepatan ini akan lebih mudah kalau dikerjakan menuruti langkah-
langkah berikut.
v2
F A
D C
B
E
I
v1
θ
x
y
4
A. anggap: kecepatan batang FA = v1
kecepatan batang CD = v2.
Hitung kecepatan titik B (vBx dan vBy) nyatakan dalam v1 dan v2. (nilai 3)
Dari jawaban ini, hitung juga kecepatan pusat massa batang AB dan batang BC:
vAB,x; vAB,y; vBC,x; dan vBC,y, juga nyatakan dalam v1 dan v2. (nilai 4).
Hitung juga hubungan antara
d
dt
θ
ω = dengan v1, v2 dan l. (nilai 2)
B. Pada setiap titik sambung A, B, C, D, E dan F muncul impulse sebagai respon
dari impulse I. Impulse titik A dinyatakan dalam arah x dan y: IA,x dan IA,y.
Demikian juga untuk titik B, C, D, E dan F. Dari simetri, anda hanya perlu
meninjau titik A, B dan C saja. Gambar arah impulse pada batang FA, AB, BC
dan CD. (nilai 3)
C. Tulis persamaan gerak batang FA ( hanya gerak dalam arah y saja). (nilai 1).
D. Tulis persamaan gerak batang AB (arah x, y dan juga gerak rotasi). (nilai 3)
E. Tulis persamaan gerak batang BC (arah x, y dan juga gerak rotasi). (nilai 3)
F. Tulis persamaan gerak batang CD ( hanya gerak dalam arah y saja). (nilai 1).
4. (nilai 10)
Pada sebuah bidang miring dengan
kemiringan β terhadap bidang datar
dipasangi banyak sekali roda berbentuk
silinder dengan massa m dan jari jari r.
Permukaan roda ini dilapis karet dan
jarak antar roda adalah d. Sebuah balok
bermassa M dilepas dari atas bidang
miring dan meluncur turun di atas bidang miring ini. Anggap dimensi balok jauh
lebih besar daripada d. Karena adanya lapisan karet, maka ada gesekan antara balok
dan roda. Setelah beberapa saat balok M mencapai kecepatan terminal (saat mencapai
kecepatan terminal, balok M akan meluncur turun dengan kecepatan konstan).
Hitung kecepatan terminal massa M. Nyatakan dalam : d, M, m, g, dan β.
petunjuk: gunakan persamaan energi.
M
d m
r
β
5
5. (nilai 10)
Perhatikan gambar di bawah.
Dua buah dumb-bell bergerak mendekati satu terhadap yang lain dengan kecepatan
masing-masing v. Setiap dumb-bell terdiri dari 2 massa m yang terpisah pada jarak 2l
oleh suatu batang tak bermassa. Mula-mula keduanya tidak berotasi sama sekali. saat
t=0 keduanya bertumbukan lenting sempurna.
A. Diskripsikan evolusi sistem setelah tumbukan ini. (nilai 4).
B. Anggap tumbukan terjadi di titik koordinat (0,0). Gambar grafik posisi y(x) untuk
setiap massa (keempat massa). (nilai 6)
Emas buat Indonesia
2
2
m
m
m
m
v
v
Solusi OSN 2007_Surabaya
01.
A. Dalam kerangka mobil, akan muncul gaya fiktif sebesar ma yang mengarah ke
atas bidang miring (2,0 poin)
Jumlahkan secara vektor percepatan akibat gaya fiktif ini dengan percepatan
gravitasi
Dalam arah x: -a cos θ (1,5 poin)
Dalam arah y: -g + a sin θ
Jadi total percepatannya adalah
( ) ( )
2 2
' cos sing a g aθ θ= − + − +
2 2
' 2 sing a g ag θ= + −
Untuk bandul sederhana di medan gravitasi g, periode osilasi adalah 2
l
T
g
π=
Untuk kasus mobil ini, tukar g dengan g’
2 2
2
2 sin
l
T
a g ag
π
θ
=
+ −
(1,5 poin)
a
g
g+a
y
x
B. Energinya hilang ke perubahan momentum bumi. Kalau kita anggap bumi dan
mobil sebagai sistem terisolasi, maka momentum linear gabungan bumi dan mobil
harus kekal. Jadi saat mobil berubah dari diam menjadi bergerak dengan
kecepatan v0, sebenarnya bumi juga mengalami perubahan kecepatan (yang sangat
kecil).
Momentum mula mula menurut pengamat yang bergerak dengan kecepatan v0/2
terhadap bumi:
Momentum mobil: -m v0/2.
Momentum bumi: -M v0/2.
Momentum setelah t menurut pengamat yang sama:
Momentum mobil: m v0/2.
Momentum bumi: -M (v0/2 + Δv).
Dari kekekalan momentum linear: -(m+M) v0/2 = m v0/2 -M (v0/2 + Δv).
Sederhanakan: m v0 = M Δv.
Sekarang hitung perubahan energi bumi:
( )( )
2 2
20 0
0
1 1 1
2 2 2 2 2
v v
E M v M M v v v
⎛ ⎞ ⎛ ⎞
Δ = + Δ − = Δ + Δ⎜ ⎟ ⎜ ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
Suku kedua jauh lebih kecil, jadi bisa diabaikan.
Gunakan hubungan Δv dari persamaan momentum, didapat
2
0
1
2
E mvΔ =
Jadi energi yang hilang muncul sebagai energi mekanik bumi. (5 poin)
C. perhatikan gambar di bawah
Syarat supaya setimbang:
• Jumlah torka sama dengan nol.
• Jumlah gaya sama dengan nol
Hitung torka terhadap pusat massa:
N1 l/2 cos θ - N2 l/2 sin θ = 0
Sederhanakan : N1 cos θ = N2 sin θ
Jumlah gaya arah x = 0
N2 – ma = 0
Sederhanakan N2 = ma
Jumlah gaya arah y = 0
N1 – mg = 0
Sederhanakan N1 = mg
Substitusikan ini ke persamaan torka, didapat:
mg cos θ = ma sin θ
atau a = g ctg θ. (5 poin)
N1
N2
mg
ma
θ
x
y
D. i. Kita lebih mudah bekerja dalam frame kereta. percepatan ke kanan (berlawanan
dengan v0)
Dalam frame ini ada gaya fiktif ke kiri (searah dengan v0).
Mula mula bandul diam dalam frame ini, tetapi karena ada gaya fiktif ma maka
bandul dipercepat dari B ke A. Ada usaha positif dari gaya fiktif ini selama
gerak A ke B. Setelah itu gaya fiktif akan mulai mengerjakan usaha negatif. Jika
bandul bergerak dari A ke B kemudian ke C, usaha total dari gaya fiktif nol.
Sedangkan titik C mempunyai energi potensial lebih tinggi daripada titik A.
Jadi kesimpulannya, dalam kasus pertama ini, tidak mungkin massa m bisa
mencapai titik C. (3 poin)
ii.untuk kasus kedua ini, selama gerak bola dari A ke B, gaya fiktif ma melakukan
usaha sebesar maR.
Saat mencapai titik C, kecepatan bandul adalah v.
Dari hubungan kekekalan energi: 21
2
2
maR mv mgR= +
Tetapi syarat agar mencapai titik C adalah
2
mv
mg
R
≥ .
Atau syarat minimumnya 2
v gR=
Masukkan ini ke persamaan energi, didapat
5
2
a g= (4 poin)
iii.Saat direm mendadak, kereta seketika berhenti. Tetapi bandul masih
mempunyai kecepatan v0. dari hubungan kekekalan energi antara titik A dan
titik C didapat:
2 2
0
1 1
2
2 2
mv mv mgR= +
Dari syarat minimum seperti nomor ii : 2
v gR=
Didapat 0 5v gR= (3 poin)
02. a.
• N = gaya normal hoop pada manik-manik
• mg = gaya berat manik-manik
Tinjau manik-manik :
maF =Σ
Arah radial,
(1).................................................cos
2
R
v
mmgN =+ θ
Asumsikan manik-manik membentuk sudut θ terhadap vertikal, maka tinggi jatuhnya
manik-manik h :
)cos1( θ−= Rh
Hukum kekekalan energi mekanik :
(2)................................................)cos1(2
)cos1(
2
1
2
2
θ
θ
−=
−=
gRv
mgRmv
Subtitusikan persamaan (2) ke persamaan (1)
)cos32(
cos)cos1(2
)cos1(2
cos
θ
θθ
θ
θ
−=
−−=
−
=+
mgN
mgmgN
R
gR
mmgN
Berdasarkan hukum III Newton, maka ada gaya reaksi N’
dari manik-manik pada hoop
yang besarnya = N, tapi dengan arah yang berlawanan.
N
mg
θ
Gaya angkat total dari dua manik-manik arah vertikal :
)cos3cos2(2
cos)cos32(2cos2
2
θθ
θθθ
−=
−=
mg
mgN
Nilai θ akan maksimum jika turunan = 0, sehingga :
3
1
cos
cossin6sin20
)cos3cos2(0 2
=
+−=
−=
θ
θθθ
θθ
θd
d
Sehingga gaya angkat/ke atas Fangkat :
3
2
)
9
3
3
2
(2
mg
mgFangkat
=
−=
Hoop akan terangkat jika Fangkat > berat hoop, maka :
2
3
3
2
>
>
M
m
Mg
mg
N
N’
N = - N’
b. Ada dua gaya dalam arah x (horizontal) pada silinder.
Gaya pulih pegas –kA mengarah ke kiri (sumbu x negatif).
Gaya gesek f mengarah ke kanan (sumbu x positif).
Persamaan gerak linear silinder:
f – kA = MaM
Persamaan gerak rotasi silinder:
Rf = Iα (dengan R adalah jari-jari silinder)
Hubungan antara a dan α diberikan oleh
Rα = -aM
Percepatan sudut silinder positif jika silinder berputar berlawanan arah jarum jam,
sedangkan jika silinder menggelinding mengikuti arah ini, kecepatan linear
silinder negatif.
Momen inersia silinder = ½ MR2
.
Dari persamaan-persamaan ini didapat
2
3
M
k
a A
M
= −
Percepatan massa m diberikan oleh
m
kA
a
m
= (ke arah sumbu x positif)
Percepatan pusat massa diberikan oleh
1
3
m M
cm
ma Ma kA
a
m M m M
+
= =
+ +
Jadi pusat massa akan dipercepat ke kanan sebesar
1
3
kA
m M+
(10 poin).
03. a. Dalam arah y :
Koordinat y dari titik B selalu berada di tengah tengah titik A dan C:
2
A C
B
y y
y
+
=
Sehingga kecepatan titik B juga selalu merupakan rata rata kecepatan titik A dan C
dalam arah y.
vA,y = v1 , dan vC,y = v2 .
Sehingga:
1 2
,
2
B y
v v
v
+
= (1,5 poin)
Untuk arah x, lebih mudah kalau sistem ditinjau dalam kerangka pusat massa. Pusat
massa sistem bergerak dalam arah y dengan kecepatan:
1 2
2
cm
v v
v
+
=
Maka kecepatan batang FA dalam kerangka pusat massa adalah:
1 2
1
2
cm
v v
v v
−
− =
Kecepatan batang BC dalam kerangka pusat massa adalah :
2 1
2
2
cm
v v
v v
−
− =
F A
D C
B
E
θ
x
y
Dalam kerangka ini, A dan C bergerak saling mendekat (seperti pada gambar) dan
titik B bergerak ke kanan (sumbu x positif).
Perhatikan gambar di atas: karena panjang batang AB tetap, maka proyeksi
kecepatan titik A dalam arah AB sama dengan proyeksi kecepatan B dalam arah
AB.
Dari hubungan ini kita dapat:
1 2
,sin cos
2
B x
v v
vθ θ
−
=
Masukkan harga θ = 600
, didapat
1 2
, 3
2
B x
v v
v
−
= . (1,5 poin)
Titik pusat massa batang AB berada di tengah tengah titik A dan titik B. Maka
kecepatan titik pusat massa AB adalah rata rata kecepatan A dan B.
( ) ( ), , , 1 2
1 1
3
2 4
AB x A x B xv v v v v= + = − (1,0 poin)
( ) ( ), , , 1 2
1 1
3
2 4
AB y A y B yv v v v v= + = + (1,0 poin)
Demikian juga dengan batang BC:
( ) ( ), , , 1 2
1 1
3
2 4
BC x B x C xv v v v v= + = − (1,0 poin)
( ) ( ), , , 1 2
1 1
3
2 4
BC y B y C yv v v v v= + = + (1,0 poin)
Untuk menghitung kecepatan sudut
d
dt
θ
ω = , kita perlu pindah ke kerangka dimana
titik A diam. Dalam kerangka ini, titik B mempunyai kecepatan dalam arah x yang
sama dengan dalam kerangka lab:
1 2
, 3
2
B x
v v
v
−
=
Tetapi kecepatan dalam arah y diberikan oleh:
1 2
, 1
2
B y
v v
v v
− +
− = .
Kecepatan titik B relatif terhadap titik A arahnya tegak lurus batang AB dan
besarnya adalah 1 2v v−
Jadi :
1 2v vd
dt l
θ
ω
−
= = − (2,0 poin)
Tanda negatif karena jika v1>v2 maka sudut θ akan mengecil.
b. perhatikan gambar di bawah
Gambar arah impulse boleh dibalik, asalkan konsisten. Impulse di titik A pada
batang FA harus berlawanan arah dengan impulse di titik A pada batang AB, karena
impulse ini merupakan gaya aksi-reaksi. (masing masing gambar 0,75 poin)
Konvensi arah dari soal nomor b akan digunakan pada nomor nomor selanjutnya.
c. untuk batang FA, Impulse dalam arah x: IA,x dan IF,x sama besar dan berlawan arah,
sehingga total impulse arah x adalah nol.
Dalam arah y:
IA,y= IF,y.
Jadi , 12 A yI I mv− = (1,0 poin)
F
IB,x
A
IA,y
IA,xIF,x
IF,y I
Batang AF
IA,y
IA,xA
IB,y
Batang AB
B
B
IB,y
IB,x
IC,x
IC,y
C
Batang BC
IC,y
IC,xID,x
ID,y
Batang CD
d. perhatikan batang AB:
Impulse dalam arah x:
( ), , 1 2
1
3
4
A x B xI I m v v+ = − (1,0 poin)
Impulse dalam arah y:
( ), , 1 23
4
A y B y
m
I I v v− = + (1,0 poin)
Impulse sudut:
2 1 2
, , , ,
1
3 3
4 4 4 4 12
A y A x B y B x
v vl l l l
I I I I ml
l
−
− + + =
Sederhanakan:
( ), , , , 1 2
1
3 3
3
A y A x B y B xI I I I m v v− + + = − (1,0 poin)
e. perhatikan batang BC:
impulse dalam arah x:
( ), , 1 2
1
3
4
B x C xI I m v v− + = − (1,0 poin)
Impulse dalam arah y:
( ), , 1 23
4
B y C y
m
I I v v− = + (1,0 poin)
Impulse sudut
2 1 2
, , , ,
1
3 3
4 4 4 4 12
B y B x C y C x
v vl l l l
I I I I ml
l
−
− + − =
Sederhanakan
( ), , , , 1 2
1
3 3
3
B y B x C y C xI I I I m v v− + − = − (1,0 poin)
f. Perhatikan batang CD.
Impulse IC,x dan ID,x sama besar dan berlawanan arah, jadi totalnya nol
Impulse IC,y dan ID,y sama besar.
Jadi impulse dalam arah y:
, 22 C yI mv= (1,0 poin)
04. Misalkan balok turun sejauh L sepanjang bidang miring. Energi potensial balok
menurun sebesar:
sinpE MgL βΔ = −
Dalam proses ini ada L/d roda yg mendapat energi kinetik. Total energi yang didapat
roda-roda ini adalah
2
2 21 1 1
2 2 4
k
L v L
E mr mv
d r d
⎛ ⎞
Δ = =⎜ ⎟
⎝ ⎠
Selain itu, ada energi juga yang hilang dalam proses menggerakkan roda. Ada slip
antara proses balok M mulai menyentuh suatu roda dan saat roda mulai berputar
tanpa slip. Anggap ada gesekan sebesar f.
Persamaan torka pada roda:
21
2
fr mr α=
jadi percepatan sudut diberikan oleh
2 f
mr
α =
kecepatan sudut diberikan oleh
2 f
t t
mr
ω α= =
syarat tidak slip: v=ωr.
waktu slip diberikan oleh
2
mv
t
f
=
panjang lintasan slip =
2 2 2
2
2
1 1 2
2 2 2 4 4
mv f m v mv
vt r t v r
f mr f f
α
⎛ ⎞⎛ ⎞
− = − =⎜ ⎟⎜ ⎟
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
Jadi energi yang hilang dalam proses memutar 1 roda adalah gaya gesek dikali
panjang lintasan slip =
2
4
mv
Jadi saat balok turun sejauh L, energi yang hilang akibat gesekan adalah :
2
4
L mv
d
Dari hubungan energi: energi potensial balok hilang menjadi energi kinetik roda
ditambah energi yang hilang akibat gesekan :
2 21 1
sin
4 4
L L
MgL mv mv
d d
β = +
Sederhanakan, didapat :
2 sindMg
v
m
β
= (15 poin)
05.
• Dumb-bell yang bergerak ke kanan, namakan dumb-bell A, terdiri dari massa 1
dan massa 2.
• Dumb-bell yang bergerak ke kiri, namakan dumb-bell B, terdiri dari massa 3 dan
4.
• Massa 2 dan 3 adalah massa yang bertumbukan.
• Karena tumbukan berlangsung sangat singkat, maka dalam proses tumbukan ini,
kita hanya perlu meninjau massa 2 dan 3 saja. Abaikan kehadiran massa 1 dan 4.
• Dalam tumbukan lenting sempurna 1 dimensi antara 2 massa yang identik, kedua
massa yang bertumbukan hanya bertukaran kecepatan.
• Jadi kecepatan 2 mula-mula ke kanan, setelah tumbukan akan mengarah ke kiri
dengan besar v. (0,5 poin)
• Kecepatan mula-mula massa 3 ke kiri, setelah tumbukan akan mengarah ke kanan
dengan besar v. (0,5 poin)
• Sekarang tinjau dumb-bell A. Massa 1 bergerak ke kanan, dan massa 2 bergerak
ke kiri, masing masing dengan laju v. Karena massa 1 dan 2 sama, maka dumb-
bell A hanya akan berotasi searah jarum jam terhadap pusat massa, dan pusat
massa dumb-bell diam. (1,0 poin)
• Tinjau dumb-bell B. Massa 3 bergerak ke kanan dengan laju v, massa 4 bergerak
ke kiri dengan laju v. Karena massa 3 dan 4 sama, maka dumb-bell B hanya akan
berotasi searah jarum jam dan pusat massa dumb-bell B diam. (1,0 poin)
• Kecepatan sudut rotasi dumb-bell A dan B sama yaitu
v
l
ω = . (1,0 poin)
• Setelah setengah periode putaran:
l
v
π π
ω
= , akan terjadi tumbukan untuk kedua
kalinya. (1,0 poin)
• Konfigurasi sebelum tumbukan adalah:
o Dumb-bell A: massa 2 di atas, bergerak ke kanan dengan laju v. Massa
1 di bawah bergerak ke kiri dengan laju v.
o Dumb-bell B: massa 4 di atas, bergerak ke kanan dengan laju v. Massa
3 di bawah bergerak ke kiri dengan laju v.
• Pada tumbukan kedua, massa 1 dan 4 bertumbukan. Seperti pada tumbukan
pertama, hanya terjadi pertukaran kecepatan. Massa 1 mendapat kecepatan ke
kanan sebesar v, dan massa 4 mendapat kecepatan sebesar v ke kiri. (1,0 poin)
• Setelah tumbukan ini, dumb-bell A bergerak lurus ke kanan, tanpa rotasi dengan
massa 2 di atas, dan massa 1 di bawah
• Sedangkan dumb-bell B bergerak lurus ke kiri tanpa rotasi, dengan massa 3 di
bawah dan massa 4 di atas. (1,0 poin)
(2 poin) (2 poin)
Massa 2Massa 1
(2 poin) (2 poin)
Massa 4Massa 3

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Tugas fisika untuk matematika 2
Tugas fisika untuk matematika 2Tugas fisika untuk matematika 2
Tugas fisika untuk matematika 2MAY NURHAYATI
 
6 penerapan prinsip impuls
6 penerapan prinsip impuls6 penerapan prinsip impuls
6 penerapan prinsip impulsSepkli Eka
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiSamantars17
 
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumPerbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumSmile Fiz
 
Inti atom tidak mengandung elektron
Inti atom tidak mengandung elektronInti atom tidak mengandung elektron
Inti atom tidak mengandung elektronMat Ludin
 
Gelombang mekanik kelompok 8
Gelombang mekanik  kelompok 8Gelombang mekanik  kelompok 8
Gelombang mekanik kelompok 8Rahfiqa
 
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)Ismail Musthofa
 
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak MillikanLaporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak MillikanMutiara_Khairunnisa
 
PPT Seminar Kemajuan-439180-Luky Desyana Putri Ramadhani.pptx
PPT Seminar Kemajuan-439180-Luky Desyana Putri Ramadhani.pptxPPT Seminar Kemajuan-439180-Luky Desyana Putri Ramadhani.pptx
PPT Seminar Kemajuan-439180-Luky Desyana Putri Ramadhani.pptxLukyDesyana1
 
Persamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuPersamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuFani Diamanti
 
Laporan spektrometer atom
Laporan spektrometer atomLaporan spektrometer atom
Laporan spektrometer atomFani Diamanti
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom HidrogenKhotim U
 
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)Annisa Khoerunnisya
 
Sistem partikel
Sistem partikel Sistem partikel
Sistem partikel adhafanny
 

Mais procurados (20)

Tugas fisika untuk matematika 2
Tugas fisika untuk matematika 2Tugas fisika untuk matematika 2
Tugas fisika untuk matematika 2
 
6 penerapan prinsip impuls
6 penerapan prinsip impuls6 penerapan prinsip impuls
6 penerapan prinsip impuls
 
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
 
Materi ajar 2 (huk. pancaran)
Materi ajar 2 (huk. pancaran)Materi ajar 2 (huk. pancaran)
Materi ajar 2 (huk. pancaran)
 
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantumPerbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
Perbedaan fisika klasik dengan fisika kuantum
 
Inti atom tidak mengandung elektron
Inti atom tidak mengandung elektronInti atom tidak mengandung elektron
Inti atom tidak mengandung elektron
 
Gelombang mekanik kelompok 8
Gelombang mekanik  kelompok 8Gelombang mekanik  kelompok 8
Gelombang mekanik kelompok 8
 
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
Fisika Modern (Teori Wien, Efek Fotolistrik, Efek Compton)
 
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak MillikanLaporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
Laporan Eksperimen Tetes Minyak Millikan
 
PPT Seminar Kemajuan-439180-Luky Desyana Putri Ramadhani.pptx
PPT Seminar Kemajuan-439180-Luky Desyana Putri Ramadhani.pptxPPT Seminar Kemajuan-439180-Luky Desyana Putri Ramadhani.pptx
PPT Seminar Kemajuan-439180-Luky Desyana Putri Ramadhani.pptx
 
Bab 7 magnet
Bab 7 magnetBab 7 magnet
Bab 7 magnet
 
Sistem magnitudo
Sistem magnitudoSistem magnitudo
Sistem magnitudo
 
Feromagnetik
FeromagnetikFeromagnetik
Feromagnetik
 
Hukum hooke
Hukum hookeHukum hooke
Hukum hooke
 
Persamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktuPersamaan schroedinger bebas waktu
Persamaan schroedinger bebas waktu
 
Laporan spektrometer atom
Laporan spektrometer atomLaporan spektrometer atom
Laporan spektrometer atom
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
 
Fisika (MIKROSKOP)
Fisika (MIKROSKOP)Fisika (MIKROSKOP)
Fisika (MIKROSKOP)
 
Sistem partikel
Sistem partikel Sistem partikel
Sistem partikel
 

Semelhante a Soal osn fisika 2007 nas+sol

Semelhante a Soal osn fisika 2007 nas+sol (20)

Osn 2007 soal jawab_teori
Osn       2007 soal jawab_teoriOsn       2007 soal jawab_teori
Osn 2007 soal jawab_teori
 
Solusi prov-2009
Solusi prov-2009Solusi prov-2009
Solusi prov-2009
 
Soal soal glb dan glbb
Soal soal glb dan glbbSoal soal glb dan glbb
Soal soal glb dan glbb
 
Osn 08 final-akhir soal
Osn 08 final-akhir soalOsn 08 final-akhir soal
Osn 08 final-akhir soal
 
Soal osn fisika 2007 prov+sol
Soal osn fisika 2007 prov+solSoal osn fisika 2007 prov+sol
Soal osn fisika 2007 prov+sol
 
Sederhana ke Kompleks - zainal abidin
Sederhana ke Kompleks -  zainal abidinSederhana ke Kompleks -  zainal abidin
Sederhana ke Kompleks - zainal abidin
 
Smp/mts fisika penyisihan
Smp/mts fisika penyisihanSmp/mts fisika penyisihan
Smp/mts fisika penyisihan
 
Un fisika 2005
Un fisika 2005Un fisika 2005
Un fisika 2005
 
238109367 soal-dan-pembahasan-olimpiade-fisika-sma-tingkat-provinsi-osp-tahun...
238109367 soal-dan-pembahasan-olimpiade-fisika-sma-tingkat-provinsi-osp-tahun...238109367 soal-dan-pembahasan-olimpiade-fisika-sma-tingkat-provinsi-osp-tahun...
238109367 soal-dan-pembahasan-olimpiade-fisika-sma-tingkat-provinsi-osp-tahun...
 
kinematika gerak
kinematika gerakkinematika gerak
kinematika gerak
 
Soal osn fisika 2006 prop
Soal osn fisika 2006 propSoal osn fisika 2006 prop
Soal osn fisika 2006 prop
 
2
  2  2
2
 
Fisika
FisikaFisika
Fisika
 
Soal osng fisika 2013
Soal osng fisika 2013Soal osng fisika 2013
Soal osng fisika 2013
 
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian A
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian ASoal Jawab Fisika Mekanika Bagian A
Soal Jawab Fisika Mekanika Bagian A
 
Kuppret.pdf
Kuppret.pdfKuppret.pdf
Kuppret.pdf
 
Mekanika a
Mekanika aMekanika a
Mekanika a
 
Materi olimpiade fisikabagian a
Materi olimpiade fisikabagian aMateri olimpiade fisikabagian a
Materi olimpiade fisikabagian a
 
Bagian a
Bagian aBagian a
Bagian a
 
Bahan pembinaanosn fisika
Bahan pembinaanosn fisikaBahan pembinaanosn fisika
Bahan pembinaanosn fisika
 

Mais de جوكو كوتو

Soal olimpiade fisika 2012 tk.kabupaten
Soal olimpiade fisika 2012 tk.kabupatenSoal olimpiade fisika 2012 tk.kabupaten
Soal olimpiade fisika 2012 tk.kabupatenجوكو كوتو
 
Physical chemistry third edition
Physical chemistry  third edition Physical chemistry  third edition
Physical chemistry third edition جوكو كوتو
 
Soal osn fisika 2007 eksperimen+sol
Soal osn fisika 2007 eksperimen+solSoal osn fisika 2007 eksperimen+sol
Soal osn fisika 2007 eksperimen+solجوكو كوتو
 
Soal osn fisika 2006 prop+sol
Soal osn fisika 2006 prop+solSoal osn fisika 2006 prop+sol
Soal osn fisika 2006 prop+solجوكو كوتو
 
Soal osn fisika 2006 eksperimen+sol
Soal osn fisika 2006 eksperimen+solSoal osn fisika 2006 eksperimen+sol
Soal osn fisika 2006 eksperimen+solجوكو كوتو
 
Soal osn fisika 2006 eksperimen
Soal osn fisika 2006 eksperimenSoal osn fisika 2006 eksperimen
Soal osn fisika 2006 eksperimenجوكو كوتو
 

Mais de جوكو كوتو (11)

Soal olimpiade fisika 2012 tk.kabupaten
Soal olimpiade fisika 2012 tk.kabupatenSoal olimpiade fisika 2012 tk.kabupaten
Soal olimpiade fisika 2012 tk.kabupaten
 
Physical chemistry third edition
Physical chemistry  third edition Physical chemistry  third edition
Physical chemistry third edition
 
Soal osn fisika 2007 eksperimen+sol
Soal osn fisika 2007 eksperimen+solSoal osn fisika 2007 eksperimen+sol
Soal osn fisika 2007 eksperimen+sol
 
Soal osn fisika 2006 nas
Soal osn fisika 2006 nasSoal osn fisika 2006 nas
Soal osn fisika 2006 nas
 
Soal osn fisika 2006 prop+sol
Soal osn fisika 2006 prop+solSoal osn fisika 2006 prop+sol
Soal osn fisika 2006 prop+sol
 
Soal osn fisika 2006 kab
Soal osn fisika 2006 kabSoal osn fisika 2006 kab
Soal osn fisika 2006 kab
 
Soal osn fisika 2006 eksperimen+sol
Soal osn fisika 2006 eksperimen+solSoal osn fisika 2006 eksperimen+sol
Soal osn fisika 2006 eksperimen+sol
 
Soal osn fisika 2006 eksperimen
Soal osn fisika 2006 eksperimenSoal osn fisika 2006 eksperimen
Soal osn fisika 2006 eksperimen
 
Soal eksperimen osn 2004
Soal eksperimen osn 2004Soal eksperimen osn 2004
Soal eksperimen osn 2004
 
Soal osn fisika 2004 nas
Soal osn fisika 2004 nasSoal osn fisika 2004 nas
Soal osn fisika 2004 nas
 
Soal osn fisika 2004 prop
Soal osn fisika 2004 propSoal osn fisika 2004 prop
Soal osn fisika 2004 prop
 

Último

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 

Último (20)

soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 

Soal osn fisika 2007 nas+sol

  • 1. 1 SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) 2007 Bidang studi : FISIKA Tingkat : SMA Waktu : 4 jam 1. (nilai 20) A. Sebuah mobil bergerak menuruni suatu jalan yang miring (dengan sudut θ terhadap bidang horizontal) dengan percepatan a. Di dalam mobil terdapat sebuah bandul dengan panjang tali l dan massa m. Hitung periode osilasi bandul dalam mobil ini. Nyatakan dalam : l, a, g dan θ. (nilai 5) B. Sebuah truk yang mula-mula diam dipercepat ke kanan sampai suatu kecepatan v0 dalam waktu t. Energi mekanik diperoleh dari perubahan energi kimia bahan bakar. Hal ini terlihat jelas dari penurunan bahan bakar dalam mobil. Sekarang tinjau kejadian ini dalam kerangka yang bergerak ke kanan dengan kecepatan ½ v0. Menurut pengamat ini, mobil mula-mula bergerak ke kiri dengan kecepatan -½ v0 dan setelah selang waktu t, kecepatan mobil menjadi ½ v0 ke kanan. Bagi pengamat ini, energi mekanik mobil tidak berubah, tetapi tetap saja jumlah bensin mobil menurun. Kemanakah hilangnya energi bensin ini menurut pengamat bergerak ini? (nilai 5) C. Di belakang sebuah truk terdapat suatu batang dengan massa m dan panjang l yang bersandar di dinding belakang truk. Sudut antara batang dengan lantai truk adalah θ. Kalau seandainya lantai dan dinding truk licin, berapakah percepatan yang dibutuhkan oleh truk agar batang ini tidak terpeleset? Nyatakan dalam : g dan θ. (nilai 5) D. Sebuah kereta bergerak dengan kecepatan konstan v0. Dalam kereta ini ada sebuah bandul seperti pada gambar. Panjang bandul adalah R dengan massa m dan mula mula bandul diam di titik A relatif terhadap truk. Tinjau 3 kasus:
  • 2. 2 i. Jika saat t=0, kereta mulai diperlambat dengan percepatan konstan a mungkinkah massa m bergerak mencapai puncak titik C mengikuti lintasan garis putus-putus pada gambar? Jika mungkin apakah syaratnya? (ingat bahwa a bukan sesaat, tetapi sepanjang waktu). (nilai 1,5) ii. Jika saat t=0, kereta mulai diperlambat dengan percepatan konstan a, hanya sampai bola berhasil mencapai titik B. berapakah nilai minimum a agar bola bisa mencapai titik C? Nyatakan dalam g. (nilai 2) iii. Jika saat t=0, kereta direm mendadak sehingga kecepatan kereta seketika menjadi nol. Berapakah nilai minimal v0 agar bola bisa mencapai puncak C? Nyatakan dalam : g dan R. (nilai 1,5) 2. (nilai 20) A. Dua buah manik-manik masing-masing massanya m diletakkan diatas/dipuncak sebuah hoop licin (tanpa gesekan) bermassa M dan berjari-jari R, hoop diletakkan vertikal di atas lantai. Manik-manik diberi gangguan yang sangat kecil, sehingga meluncur kebawah, satu ke kiri dan satunya lagi ke kanan (lihat gambar). Tentukan nilai terkecil M m sehingga hoop akan terangkat/tidak menyentuh lantai selama bergerak. (nilai 10) B. Perhatikan gambar di bawah v B C A m m M R m Mm
  • 3. 3 Sebuah balok bermassa m dan sebuah silinder bermassa M dihubungkan dengan pegas dengan konstanta pegas k. Tidak ada gesekan antara balok M dengan lantai, tetapi ada gesekan yang besar antara silinder dan lantai sehingga silinder bisa menggelinding tanpa slip. Panjang mula-mula pegas L. Saat mula mula silinder ditarik menjauh dari m sehingga panjang pegas bertambah sebesar A. Mula-mula semua sistem diam, kemudian silinder dilepas. Hitung percepatan pusat massa sistem. Nyatakan dalam : k, A, m, dan M. (nilai 10) 3. (nilai 20) Enam batang identik (dengan massa m dan panjang l, momen inersia = ml2 /12 ) dihubungkan membentuk suatu hexagon. Hexagon ini diletakkan di atas permukaan licin. Titik sambung (A, B, C, D, E dan F) bebas bergerak. Saat t=0, batang FA dipukul dengan suatu impulse I sedemikian sehingga FA bergerak dengan kecepatan v1. Karena impulse persis diberikan di tengah-tengah batang FA, maka seluruh sistem akan bergerak secara simetris (FA dan CD selalu sejajar dengan sumbu x). Inti soal ini adalah menghitung respon sesaat sistem saat t=0 (sudut θ = 600 ). Di sini anda diminta untuk menghitung berapa harga v2 dinyatakan dalam v1. Tetapi untuk menghitung kecepatan ini akan lebih mudah kalau dikerjakan menuruti langkah- langkah berikut. v2 F A D C B E I v1 θ x y
  • 4. 4 A. anggap: kecepatan batang FA = v1 kecepatan batang CD = v2. Hitung kecepatan titik B (vBx dan vBy) nyatakan dalam v1 dan v2. (nilai 3) Dari jawaban ini, hitung juga kecepatan pusat massa batang AB dan batang BC: vAB,x; vAB,y; vBC,x; dan vBC,y, juga nyatakan dalam v1 dan v2. (nilai 4). Hitung juga hubungan antara d dt θ ω = dengan v1, v2 dan l. (nilai 2) B. Pada setiap titik sambung A, B, C, D, E dan F muncul impulse sebagai respon dari impulse I. Impulse titik A dinyatakan dalam arah x dan y: IA,x dan IA,y. Demikian juga untuk titik B, C, D, E dan F. Dari simetri, anda hanya perlu meninjau titik A, B dan C saja. Gambar arah impulse pada batang FA, AB, BC dan CD. (nilai 3) C. Tulis persamaan gerak batang FA ( hanya gerak dalam arah y saja). (nilai 1). D. Tulis persamaan gerak batang AB (arah x, y dan juga gerak rotasi). (nilai 3) E. Tulis persamaan gerak batang BC (arah x, y dan juga gerak rotasi). (nilai 3) F. Tulis persamaan gerak batang CD ( hanya gerak dalam arah y saja). (nilai 1). 4. (nilai 10) Pada sebuah bidang miring dengan kemiringan β terhadap bidang datar dipasangi banyak sekali roda berbentuk silinder dengan massa m dan jari jari r. Permukaan roda ini dilapis karet dan jarak antar roda adalah d. Sebuah balok bermassa M dilepas dari atas bidang miring dan meluncur turun di atas bidang miring ini. Anggap dimensi balok jauh lebih besar daripada d. Karena adanya lapisan karet, maka ada gesekan antara balok dan roda. Setelah beberapa saat balok M mencapai kecepatan terminal (saat mencapai kecepatan terminal, balok M akan meluncur turun dengan kecepatan konstan). Hitung kecepatan terminal massa M. Nyatakan dalam : d, M, m, g, dan β. petunjuk: gunakan persamaan energi. M d m r β
  • 5. 5 5. (nilai 10) Perhatikan gambar di bawah. Dua buah dumb-bell bergerak mendekati satu terhadap yang lain dengan kecepatan masing-masing v. Setiap dumb-bell terdiri dari 2 massa m yang terpisah pada jarak 2l oleh suatu batang tak bermassa. Mula-mula keduanya tidak berotasi sama sekali. saat t=0 keduanya bertumbukan lenting sempurna. A. Diskripsikan evolusi sistem setelah tumbukan ini. (nilai 4). B. Anggap tumbukan terjadi di titik koordinat (0,0). Gambar grafik posisi y(x) untuk setiap massa (keempat massa). (nilai 6) Emas buat Indonesia 2 2 m m m m v v
  • 6. Solusi OSN 2007_Surabaya 01. A. Dalam kerangka mobil, akan muncul gaya fiktif sebesar ma yang mengarah ke atas bidang miring (2,0 poin) Jumlahkan secara vektor percepatan akibat gaya fiktif ini dengan percepatan gravitasi Dalam arah x: -a cos θ (1,5 poin) Dalam arah y: -g + a sin θ Jadi total percepatannya adalah ( ) ( ) 2 2 ' cos sing a g aθ θ= − + − + 2 2 ' 2 sing a g ag θ= + − Untuk bandul sederhana di medan gravitasi g, periode osilasi adalah 2 l T g π= Untuk kasus mobil ini, tukar g dengan g’ 2 2 2 2 sin l T a g ag π θ = + − (1,5 poin) a g g+a y x
  • 7. B. Energinya hilang ke perubahan momentum bumi. Kalau kita anggap bumi dan mobil sebagai sistem terisolasi, maka momentum linear gabungan bumi dan mobil harus kekal. Jadi saat mobil berubah dari diam menjadi bergerak dengan kecepatan v0, sebenarnya bumi juga mengalami perubahan kecepatan (yang sangat kecil). Momentum mula mula menurut pengamat yang bergerak dengan kecepatan v0/2 terhadap bumi: Momentum mobil: -m v0/2. Momentum bumi: -M v0/2. Momentum setelah t menurut pengamat yang sama: Momentum mobil: m v0/2. Momentum bumi: -M (v0/2 + Δv). Dari kekekalan momentum linear: -(m+M) v0/2 = m v0/2 -M (v0/2 + Δv). Sederhanakan: m v0 = M Δv. Sekarang hitung perubahan energi bumi: ( )( ) 2 2 20 0 0 1 1 1 2 2 2 2 2 v v E M v M M v v v ⎛ ⎞ ⎛ ⎞ Δ = + Δ − = Δ + Δ⎜ ⎟ ⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ Suku kedua jauh lebih kecil, jadi bisa diabaikan. Gunakan hubungan Δv dari persamaan momentum, didapat 2 0 1 2 E mvΔ = Jadi energi yang hilang muncul sebagai energi mekanik bumi. (5 poin)
  • 8. C. perhatikan gambar di bawah Syarat supaya setimbang: • Jumlah torka sama dengan nol. • Jumlah gaya sama dengan nol Hitung torka terhadap pusat massa: N1 l/2 cos θ - N2 l/2 sin θ = 0 Sederhanakan : N1 cos θ = N2 sin θ Jumlah gaya arah x = 0 N2 – ma = 0 Sederhanakan N2 = ma Jumlah gaya arah y = 0 N1 – mg = 0 Sederhanakan N1 = mg Substitusikan ini ke persamaan torka, didapat: mg cos θ = ma sin θ atau a = g ctg θ. (5 poin) N1 N2 mg ma θ x y
  • 9. D. i. Kita lebih mudah bekerja dalam frame kereta. percepatan ke kanan (berlawanan dengan v0) Dalam frame ini ada gaya fiktif ke kiri (searah dengan v0). Mula mula bandul diam dalam frame ini, tetapi karena ada gaya fiktif ma maka bandul dipercepat dari B ke A. Ada usaha positif dari gaya fiktif ini selama gerak A ke B. Setelah itu gaya fiktif akan mulai mengerjakan usaha negatif. Jika bandul bergerak dari A ke B kemudian ke C, usaha total dari gaya fiktif nol. Sedangkan titik C mempunyai energi potensial lebih tinggi daripada titik A. Jadi kesimpulannya, dalam kasus pertama ini, tidak mungkin massa m bisa mencapai titik C. (3 poin) ii.untuk kasus kedua ini, selama gerak bola dari A ke B, gaya fiktif ma melakukan usaha sebesar maR. Saat mencapai titik C, kecepatan bandul adalah v. Dari hubungan kekekalan energi: 21 2 2 maR mv mgR= + Tetapi syarat agar mencapai titik C adalah 2 mv mg R ≥ . Atau syarat minimumnya 2 v gR= Masukkan ini ke persamaan energi, didapat 5 2 a g= (4 poin) iii.Saat direm mendadak, kereta seketika berhenti. Tetapi bandul masih mempunyai kecepatan v0. dari hubungan kekekalan energi antara titik A dan titik C didapat: 2 2 0 1 1 2 2 2 mv mv mgR= + Dari syarat minimum seperti nomor ii : 2 v gR= Didapat 0 5v gR= (3 poin)
  • 10. 02. a. • N = gaya normal hoop pada manik-manik • mg = gaya berat manik-manik Tinjau manik-manik : maF =Σ Arah radial, (1).................................................cos 2 R v mmgN =+ θ Asumsikan manik-manik membentuk sudut θ terhadap vertikal, maka tinggi jatuhnya manik-manik h : )cos1( θ−= Rh Hukum kekekalan energi mekanik : (2)................................................)cos1(2 )cos1( 2 1 2 2 θ θ −= −= gRv mgRmv Subtitusikan persamaan (2) ke persamaan (1) )cos32( cos)cos1(2 )cos1(2 cos θ θθ θ θ −= −−= − =+ mgN mgmgN R gR mmgN Berdasarkan hukum III Newton, maka ada gaya reaksi N’ dari manik-manik pada hoop yang besarnya = N, tapi dengan arah yang berlawanan. N mg θ
  • 11. Gaya angkat total dari dua manik-manik arah vertikal : )cos3cos2(2 cos)cos32(2cos2 2 θθ θθθ −= −= mg mgN Nilai θ akan maksimum jika turunan = 0, sehingga : 3 1 cos cossin6sin20 )cos3cos2(0 2 = +−= −= θ θθθ θθ θd d Sehingga gaya angkat/ke atas Fangkat : 3 2 ) 9 3 3 2 (2 mg mgFangkat = −= Hoop akan terangkat jika Fangkat > berat hoop, maka : 2 3 3 2 > > M m Mg mg N N’ N = - N’
  • 12. b. Ada dua gaya dalam arah x (horizontal) pada silinder. Gaya pulih pegas –kA mengarah ke kiri (sumbu x negatif). Gaya gesek f mengarah ke kanan (sumbu x positif). Persamaan gerak linear silinder: f – kA = MaM Persamaan gerak rotasi silinder: Rf = Iα (dengan R adalah jari-jari silinder) Hubungan antara a dan α diberikan oleh Rα = -aM Percepatan sudut silinder positif jika silinder berputar berlawanan arah jarum jam, sedangkan jika silinder menggelinding mengikuti arah ini, kecepatan linear silinder negatif. Momen inersia silinder = ½ MR2 . Dari persamaan-persamaan ini didapat 2 3 M k a A M = − Percepatan massa m diberikan oleh m kA a m = (ke arah sumbu x positif) Percepatan pusat massa diberikan oleh 1 3 m M cm ma Ma kA a m M m M + = = + + Jadi pusat massa akan dipercepat ke kanan sebesar 1 3 kA m M+ (10 poin).
  • 13. 03. a. Dalam arah y : Koordinat y dari titik B selalu berada di tengah tengah titik A dan C: 2 A C B y y y + = Sehingga kecepatan titik B juga selalu merupakan rata rata kecepatan titik A dan C dalam arah y. vA,y = v1 , dan vC,y = v2 . Sehingga: 1 2 , 2 B y v v v + = (1,5 poin) Untuk arah x, lebih mudah kalau sistem ditinjau dalam kerangka pusat massa. Pusat massa sistem bergerak dalam arah y dengan kecepatan: 1 2 2 cm v v v + = Maka kecepatan batang FA dalam kerangka pusat massa adalah: 1 2 1 2 cm v v v v − − = Kecepatan batang BC dalam kerangka pusat massa adalah : 2 1 2 2 cm v v v v − − = F A D C B E θ x y
  • 14. Dalam kerangka ini, A dan C bergerak saling mendekat (seperti pada gambar) dan titik B bergerak ke kanan (sumbu x positif). Perhatikan gambar di atas: karena panjang batang AB tetap, maka proyeksi kecepatan titik A dalam arah AB sama dengan proyeksi kecepatan B dalam arah AB. Dari hubungan ini kita dapat: 1 2 ,sin cos 2 B x v v vθ θ − = Masukkan harga θ = 600 , didapat 1 2 , 3 2 B x v v v − = . (1,5 poin) Titik pusat massa batang AB berada di tengah tengah titik A dan titik B. Maka kecepatan titik pusat massa AB adalah rata rata kecepatan A dan B. ( ) ( ), , , 1 2 1 1 3 2 4 AB x A x B xv v v v v= + = − (1,0 poin) ( ) ( ), , , 1 2 1 1 3 2 4 AB y A y B yv v v v v= + = + (1,0 poin) Demikian juga dengan batang BC: ( ) ( ), , , 1 2 1 1 3 2 4 BC x B x C xv v v v v= + = − (1,0 poin) ( ) ( ), , , 1 2 1 1 3 2 4 BC y B y C yv v v v v= + = + (1,0 poin) Untuk menghitung kecepatan sudut d dt θ ω = , kita perlu pindah ke kerangka dimana titik A diam. Dalam kerangka ini, titik B mempunyai kecepatan dalam arah x yang sama dengan dalam kerangka lab: 1 2 , 3 2 B x v v v − = Tetapi kecepatan dalam arah y diberikan oleh: 1 2 , 1 2 B y v v v v − + − = .
  • 15. Kecepatan titik B relatif terhadap titik A arahnya tegak lurus batang AB dan besarnya adalah 1 2v v− Jadi : 1 2v vd dt l θ ω − = = − (2,0 poin) Tanda negatif karena jika v1>v2 maka sudut θ akan mengecil. b. perhatikan gambar di bawah Gambar arah impulse boleh dibalik, asalkan konsisten. Impulse di titik A pada batang FA harus berlawanan arah dengan impulse di titik A pada batang AB, karena impulse ini merupakan gaya aksi-reaksi. (masing masing gambar 0,75 poin) Konvensi arah dari soal nomor b akan digunakan pada nomor nomor selanjutnya. c. untuk batang FA, Impulse dalam arah x: IA,x dan IF,x sama besar dan berlawan arah, sehingga total impulse arah x adalah nol. Dalam arah y: IA,y= IF,y. Jadi , 12 A yI I mv− = (1,0 poin) F IB,x A IA,y IA,xIF,x IF,y I Batang AF IA,y IA,xA IB,y Batang AB B B IB,y IB,x IC,x IC,y C Batang BC IC,y IC,xID,x ID,y Batang CD
  • 16. d. perhatikan batang AB: Impulse dalam arah x: ( ), , 1 2 1 3 4 A x B xI I m v v+ = − (1,0 poin) Impulse dalam arah y: ( ), , 1 23 4 A y B y m I I v v− = + (1,0 poin) Impulse sudut: 2 1 2 , , , , 1 3 3 4 4 4 4 12 A y A x B y B x v vl l l l I I I I ml l − − + + = Sederhanakan: ( ), , , , 1 2 1 3 3 3 A y A x B y B xI I I I m v v− + + = − (1,0 poin) e. perhatikan batang BC: impulse dalam arah x: ( ), , 1 2 1 3 4 B x C xI I m v v− + = − (1,0 poin) Impulse dalam arah y: ( ), , 1 23 4 B y C y m I I v v− = + (1,0 poin) Impulse sudut 2 1 2 , , , , 1 3 3 4 4 4 4 12 B y B x C y C x v vl l l l I I I I ml l − − + − = Sederhanakan ( ), , , , 1 2 1 3 3 3 B y B x C y C xI I I I m v v− + − = − (1,0 poin) f. Perhatikan batang CD. Impulse IC,x dan ID,x sama besar dan berlawanan arah, jadi totalnya nol Impulse IC,y dan ID,y sama besar. Jadi impulse dalam arah y: , 22 C yI mv= (1,0 poin)
  • 17. 04. Misalkan balok turun sejauh L sepanjang bidang miring. Energi potensial balok menurun sebesar: sinpE MgL βΔ = − Dalam proses ini ada L/d roda yg mendapat energi kinetik. Total energi yang didapat roda-roda ini adalah 2 2 21 1 1 2 2 4 k L v L E mr mv d r d ⎛ ⎞ Δ = =⎜ ⎟ ⎝ ⎠ Selain itu, ada energi juga yang hilang dalam proses menggerakkan roda. Ada slip antara proses balok M mulai menyentuh suatu roda dan saat roda mulai berputar tanpa slip. Anggap ada gesekan sebesar f. Persamaan torka pada roda: 21 2 fr mr α= jadi percepatan sudut diberikan oleh 2 f mr α = kecepatan sudut diberikan oleh 2 f t t mr ω α= = syarat tidak slip: v=ωr. waktu slip diberikan oleh 2 mv t f = panjang lintasan slip = 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 4 mv f m v mv vt r t v r f mr f f α ⎛ ⎞⎛ ⎞ − = − =⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎝ ⎠ ⎝ ⎠ Jadi energi yang hilang dalam proses memutar 1 roda adalah gaya gesek dikali panjang lintasan slip = 2 4 mv Jadi saat balok turun sejauh L, energi yang hilang akibat gesekan adalah : 2 4 L mv d
  • 18. Dari hubungan energi: energi potensial balok hilang menjadi energi kinetik roda ditambah energi yang hilang akibat gesekan : 2 21 1 sin 4 4 L L MgL mv mv d d β = + Sederhanakan, didapat : 2 sindMg v m β = (15 poin) 05. • Dumb-bell yang bergerak ke kanan, namakan dumb-bell A, terdiri dari massa 1 dan massa 2. • Dumb-bell yang bergerak ke kiri, namakan dumb-bell B, terdiri dari massa 3 dan 4. • Massa 2 dan 3 adalah massa yang bertumbukan. • Karena tumbukan berlangsung sangat singkat, maka dalam proses tumbukan ini, kita hanya perlu meninjau massa 2 dan 3 saja. Abaikan kehadiran massa 1 dan 4. • Dalam tumbukan lenting sempurna 1 dimensi antara 2 massa yang identik, kedua massa yang bertumbukan hanya bertukaran kecepatan. • Jadi kecepatan 2 mula-mula ke kanan, setelah tumbukan akan mengarah ke kiri dengan besar v. (0,5 poin) • Kecepatan mula-mula massa 3 ke kiri, setelah tumbukan akan mengarah ke kanan dengan besar v. (0,5 poin) • Sekarang tinjau dumb-bell A. Massa 1 bergerak ke kanan, dan massa 2 bergerak ke kiri, masing masing dengan laju v. Karena massa 1 dan 2 sama, maka dumb- bell A hanya akan berotasi searah jarum jam terhadap pusat massa, dan pusat massa dumb-bell diam. (1,0 poin) • Tinjau dumb-bell B. Massa 3 bergerak ke kanan dengan laju v, massa 4 bergerak ke kiri dengan laju v. Karena massa 3 dan 4 sama, maka dumb-bell B hanya akan berotasi searah jarum jam dan pusat massa dumb-bell B diam. (1,0 poin) • Kecepatan sudut rotasi dumb-bell A dan B sama yaitu v l ω = . (1,0 poin)
  • 19. • Setelah setengah periode putaran: l v π π ω = , akan terjadi tumbukan untuk kedua kalinya. (1,0 poin) • Konfigurasi sebelum tumbukan adalah: o Dumb-bell A: massa 2 di atas, bergerak ke kanan dengan laju v. Massa 1 di bawah bergerak ke kiri dengan laju v. o Dumb-bell B: massa 4 di atas, bergerak ke kanan dengan laju v. Massa 3 di bawah bergerak ke kiri dengan laju v. • Pada tumbukan kedua, massa 1 dan 4 bertumbukan. Seperti pada tumbukan pertama, hanya terjadi pertukaran kecepatan. Massa 1 mendapat kecepatan ke kanan sebesar v, dan massa 4 mendapat kecepatan sebesar v ke kiri. (1,0 poin) • Setelah tumbukan ini, dumb-bell A bergerak lurus ke kanan, tanpa rotasi dengan massa 2 di atas, dan massa 1 di bawah • Sedangkan dumb-bell B bergerak lurus ke kiri tanpa rotasi, dengan massa 3 di bawah dan massa 4 di atas. (1,0 poin) (2 poin) (2 poin) Massa 2Massa 1
  • 20. (2 poin) (2 poin) Massa 4Massa 3