SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 47
SISTEM PENDINGIN
A. Pengertian Sistem Pendinginan
Motor bakar berfungsi mengubah energi panas yang terkandung dalam bahan
bakar menjadi tenaga gerak.
Dari panas yang dihasilkan ini, kira-kira 25% digunakan sebagai tenaga
penggerak, kira-kira 45% hilang terbawa gas buang dan hilang akibat gesekan–
gesekan, sedangkan sisanya kira-kira 30% diserap oleh bagian-bagian motor itu
sendiri. Panas yang diserap ini harus segera dibuang untuk menghindari panas
yang berlebihan (over heating) yang dapat mengakibatkan mesin menjadi rusak,
untuk itu diperlukan sistem pendinginan mesin dengan media air atau udara
untuk menstabilkan suhu kerja mesin antara 80-100 C.
Sistem Pendinginan Air adalah suatu sistem pendinginan yang digunakan untuk
menyerap panas yang dihasilkan dari panas pembakaran pada ruang bakar,
dengan media air yang disirkulasi oleh pompa.
Sistem pendinginan dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal.
Mesin pembakaran dalam (maupun luar) melakukan proses pembakaran untuk
menghasilkan energi dan dengan mekanisme mesin diubah menjadi tenaga
gerak. Mesin bukan instrumen dengan efisiensi sempurna, panas hasil
pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang
melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar ruang
bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk konversi panas
hasil pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi gerakan mekanis, dengan
hanya sebagian kecil panas yang terbuang. Mesin selalu dikembangkan untuk
mencapai efisiensi tertinggi, tetapi juga mempertimbangkan faktor ekonomis,
daya tahan, keselamatan serta ramah lingkungan.
Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus dalam mesin
mengakibatkan mesin dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi. Temperatur
sangat tinggi akan mengakibatkan desain mesin menjadi tidak ekonomis,
sebagian besar mesin juga berada di lingkungan yang tidak terlalu jauh dengan
manusia sehingga menurunkan faktor keamanan. Temperatur yang sangat
rendah juga tidak terlalu menguntungkan dalam proses kerja mesin. Sistem
pendinginan digunakan agar temperatur mesin terjaga pada batas temperatur
kerja yang ideal.
Prinsip pendinginan adalah melepaskan panas mesin ke udara, tipe langsung
dilepaskan ke udara disebut pendinginan udara (air cooling), tipe menggunakan
fluida sebagai perantara disebut pendinginan air.
1. Fungsi Sistem Pendinginan
Sistem Pendinginan Mesin berfungsi untuk mengurangi keausan komponen-
komponen mesin melalui penyerapan panas agar tidak terjadi over heating
(panas berlebihan). karena over heating dapat mengakibatkan pemuaian
serta tingkat gesekan yang lebih besar.
Nama Komponen :
1. Radiator
2. Slang Karet (upper hose)
3. Slang Karet (lower hose)
4. Thermostat
5. Kipas (fan)
6. Pompa Air (water pump)
7. Kantong air (Water Jacket)
2. Fungsi Komponen Pendingin
Fungsi Komponen-komponen Sistem Pendinginan Mesin :
radiator
Radiator berfungsi mendinginkan cairan pendingin
yang telah menjadi panas setelah melalui saluran
water jacket.
radiator cap
Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan dan
menstabilkan tekanan air dalam sistem pendinginan
(mengatur tekanan air)
reservoir
Reservoir berfungsi sebagai persediaan air dan
untuk menyeimbangkan perbedaan volume air
pendingin akibat panas
hose
Slang Karet (upper hose dan lower hose ) berfungsi
memindahkan air pendingin dari/ke water jacket
melalui radiator
thermostat
Thermostat berfungsi sebagai katup yang membuka
dan menutup secara otomatis sesuai temperatur
cairan pendingin.
fan
Kipas Pendingin (fan) berfungsi menambah
pendinginan pada radiator untuk membantu
mempercepat penyerapan radiasi panas ke udara
luar.
water pump
Pompa Air (water pump) berfungsi mengirimkan
cairan pendingin melalui sistem pendingin dengan
tekanan.
water jacket
Kantong Air (Water Jacket) berfungsi sebagai
tempat bersirkulasinya air pendingin di dalam mesin
untuk menyerap panas pembakaran secara
langsung.
B. Jenis-Jenis Sitem Pendingin
1. Pendinginan udara
Dalam sistem ini, panas mesin langsung dilepaskan ke udara. Mesin
dengan sistem pendinginan udara mempunyai desain pada silinder mesin
terdapat sirip pendingin. Sirip pendingin ini untuk memperluas bidang
singgung antara mesin dengan udara sehingga pelepasan panas bisa
berlangsung lebih cepat. Sebagian dilengkapi dengan kipas (kipas eletkris
atau mekanis) untuk mengalirkan udara melalui sirip pendingin, sebagian
yang lain tanpa menggunakan kipas.
 Kelebihan
Tipe ini memiliki kelebihan :
o Desain mesin lebih ringkas.
o Berat mesin secara keseluruhan lebih ringan dibandingkan tipe
pendinginan air.
o Mudah perawatannya.
 Tipe ini memiliki kekurangan, harus ada penyesuaian untuk digunakan di
daerah dingin atau panas terutama mesin berkapasitas besar.
Tipe ini banyak diaplikasikan pada mesin pesawat, sebagian besar
sepeda motor, mobil tipe lama dan sebagian kecil mobil tipe terbaru. Hampir
semua mesin dengan kapasitas kecil menggunakan tipe ini, seperti mesin
pemotong rumput, mesin genset dibawah 10 Kva, mesin pemotong kayu
(chain saw) dan sebagainya.
2. Pendinginan air
Sistem ini menggunakan media air sebagai perantara untuk
melepaskan panas ke udara.
a. Komponen utama
Komponen utama dalam sistem ini adalah :
1) Radiator, berfungsi untuk melepaskan panas.
2) Saluran berupa pipa (tube) atau selang karet (hose).
3) Pompa, berfungsi untuk sirkulasi air dalam sistem.
4) Thermostat, berfungsi untuk menutup atau membuka jalur sirkulasi.
5) Kipas, berfungsi untuk membantu pelepasan panas pada radiator.
Sistem ini sangat umum dipakai pada mobil, sedangkan sepeda
motor jarang menggunakan tipe ini
C. Cara Kerja Sistem Pendinginan
1. Ketika Mesin Masih Dalam Keadaan Dingin
Pendingin diberi tekanan oleh pompa air dan bersirkulasi. Ketika mesin
masih dalam keadaan dingin, air pendingin masih dalam keadaan dingin
dan thermostat masih tertutup, sehingga cairan bersirkulasi melalui selang
bypass dan kembali ke pompa air.
2. Ketika Mesin Dalam Keadaan Panas
Setelah mesin menjadi panas, thermostat terbuka dan katup baypass
tertutup dalam baypass sirkuit. Cairan pendingin yang telah menjadi panas
di dalam water jacket (yang menyerap panas dari mesin) kemudian
disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas dan putaran udara
dengan adanya gerakan maju kendaraan itu sendiri. Cairan dingin yang
sudah dingin ditekan kembali oleh pompa air ke water jacket.
SISTEM PELUMASAN
A. Pengertian Sistem Pelumasan
Sistem Pelumasan Mesin adalah suatu sistem yang bertujuan memberikan
lapisan film (oil film) untuk mencegah kontak langsung pada komponen-
komponen yang bergesekan.
1. Fungsi Sistem Pelumasan
a. Fungsi Oli Pelumasan Mesin :
 Membentuk oil film untuk mencegah kontak langsung permukaan
logam dengan logam. Mengurangi gesekan, mencegah keausan
dan panas.
 Mendinginkan pada bagian bagian mesin
 Sebagai seal (perapat) antara torak dengan dinding silinder.
 Mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian mesin
 Mencegah karat pada bagian-bagian mesin.
2. Fungsi Komponen Pelumasan
a. Keterangan Komponen
1) Pompa oli (oil pump) berfungsi menghisap oli dari bak oli (oil pan)
kemudian menekan dan menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang
bergerak. Ada 2 model pompa : (a) Model roda gigi (tipe internal gear
dan tipe external gear) dan (b) Model Trochoid yang dilengkapi 2 rotor
(rotor penggerak dan rotor yang digerakkan).
tipe roda gigi
tipe trochoid
2) Sistem pengaturan tekanan berfungsi sebagai pengatur tekanan oli
di dalam rumah pompa untuk menjaga tekanan oli agar tetap konstan
3) Saringan oli (oil filter) berfungsi membantu menjaga kebersihan oli
dan menahan serbuk-serbuk dari dalam mesin yang dapat merusak
bantalan-bantalan (bearing) atau bagian mesin lainnya.
4) Saringan kasar (oil strainer)
5) Bak Oli (oil pan)
Bak oli
diletakan bak
engkol dengan
diberi paking seal
atau gasket. Bak
oli dibuat dari baja
yang dicetak dan
di lengkapi
dengan penyekat
(separator) untuk menjaga permukaan oli tetap rata ketika kendaraan
pada posisi miring. selain itu juga dirancang sedemikian rupa agar oli
mesin tidak akan berpindah (brubah posisi permukaanya) pada saat
kendaraan berhenti secara tiba-tiba dan menjamin bekerjanya pompa
oli tidak akan kekurangan oli pada setiap saat. Penyumbat oli atu
disebut juga (drain plug) letaknya dibagian bawah bak oli dan
fungsinya untuk mengeluarkan oli mesin bekas.
B. Cara Kerja Pelumasan Mesin
Pompa oli bekerja berdasarkan putaran poros engkol. Pompa oli
melakukan hisapan oli dari oil pan dan saringan kasar pada bak oli. Oli yang
terhisap kemudian ditekan melalui sistem pengatur tekanan dan melalui filter
oli kemudian oli melumasi komponen-komponen mesin dan kembali ke bak oli
oleh gaya gravitasinya sendiri. Begitu seterusnya sirkulasi pelumasan terjadi
terus-menerus selama sistem pelumasan dapat bekerja dengan baik.
SISTEM PEMASUKAN DAN PEMBUANGAN
1. Sistem Pemasukan (Intake System)
Sistem pemasukan terdiri dari saringan udara dan intake manifold.
Saringan udara berfungsi untuk memisahkan udara yang masuk kedalam silinder
dari debu dan kotoran sebelum bercampur dengan bahan bakar, dan intake
manifold menyalurkan udara yang sudah bercampur dengan bensin kedalam
silinder. Intake manifold didesain sedemikian rupa agar bisa membagi campuran
udara dan bensin sama rata tiap silinder.
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar
untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator masih digunakan dalam
mesin kecil dan dalam mobil tua atau khusus seperti yang dirancang untuk balap
mobil stok. Kebanyakan mobil yang diproduksi pada awal 1980-an telah
menggunakan injeksi bahan bakar elektronik terkomputerisasi. Mayoritas sepeda
motor masih menggunakan karburator dikarenakan lebih ringan dan murah,
namun pada 2005 sudah banyak model baru diperkenalkan dengan injeksi bahan
bakar
a. Sarinag Udara
Saringan Udara (air filter): berfungsi untuk menahan kotoran (misalnya debu)
yang tercampur dalam udara untuk keperluan pembakaran. Ujung
pengeluaran saringan udara dihubungkan dengan karburator (motor bensin)
ataupun saluran isap (motor diesel.
Dilihat dari cara kerjanya saringan udara dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1) Saringan udara kering.
2) Saringan udara basah
1) Saringan udara kering.
Konstruksinya sangat sederhana, dimana udara dilewatkan pada
elemen penyaring (terbuat dari kertas, kawat kasa, spon busa, dll).
Seringkali elemen penyaring dibasahi dengan sedikit minyak utk
mempertinggi daya ikat terhadap kotoran yang melewatinya.
Kotoran yang terikat lama kelamaan menyebabkan kotornya elemen
penyaring yang dapat menimbulkan gangguan kerja motor, maka pada
sejumlah jam kerja tertentu diperlukan pencucian elemen penyaring.
2) Saringan udara basah.
Berbeda dengan saringan udara kering, disamping menggunakan
elemen penyaring, konstruksinya ditambah dengan panci minyak. Minyak
digunakan untuk mengikat kotoran yang tercampur udara, maka kemampuan
minyak mengikat kotoran sangat tergantung dari tinggi rendahnya permukaan
minyak. Jika permukaan minyak terlampau tinggi menyebabkan motor
berjalan terlampau cepat, dan jika terlampau rendah menyebabkan kurang
sempurnanya proses penyaringan.
b. Intake Manifold
Fungsi intake manifold pada mesin injeksi mengantarkan udara.
Sementara pada mesin karburator perannya sebagai penghantar udara yang
bercampur kabut BBM. Bentuk intake manifold berupa pipa tabung.
Jumlahnya bergantung silinder (mesin 4 silinder mempunyai empat intake
manifold). Sebagai catatan, di titik pertemuan intake manifold terdapat
dudukan karburator.
c. Sistem Karburator atau Injeksi
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan
bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator masih digunakan
dalam mesin kecil dan dalam mobil tua atau khusus seperti yang dirancang
untuk balap mobil stok. Kebanyakan mobil yang diproduksi pada awal 1980-
an telah menggunakan injeksi bahan bakar elektronik terkomputerisasi.
Mayoritas sepeda motor masih menggunakan karburator dikarenakan lebih
ringan dan murah, namun pada 2005 sudah banyak model baru
diperkenalkan dengan injeksi bahan bakar.
Injeksi bahan bakar adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam
mesin pembakaran dalam untuk mencampur bahan bakar dengan udara
sebelum dibakar. Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan
tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator, karena
injektor membuat bahan bakar tercampur secara homogen. Hal ini,
menjadikan injeksi bahan bakar dapat mengontrol pencampuran bahan bakar
dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman.
Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran
dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an
mulai banyak menggunakan sistem elektronik. Sistem elektronik modern
menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah
unit kontrol elektronik menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh
karena itu, injeksi bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan
mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga keluaran yang lebih.
2. Sistem Pembuangan (Exhaust System)
Sistem pembuangan terdiri dari exhaust manifold, exhaust pipe, dan
muffler. Exhaust manifold menampung sisa gas buang dari dalam silinder untuk
dikeluarkan melalui exhaust pipe (knalpot). Muffler berfungsi meredam bunyi
yang disebabkan keluarnya gas bekas. Sistem exhaust untuk mesin tipe tertentu
juga dilengkapi catalytic converter, dimana gas buang sebelum dikeluarkan akan
dinetralisir dari zat tertentu, mengenai catalytic converter akan dijelaskan lebih
lanjut pada bab lain.
Desain saluran pembuangan dirancang untuk menyalurkan gas hasil
pembakaran mesin ketempat yang aman bagi pengguna mesin. Gas hasil
pembakaran umumnya panas, untuk itu saluran pembuangan harus tahan
panas dan cepat melepaskan panas. Saluran pembuangan tidak boleh
melewati atau berdekatan dengan material yang mudah terbakar atau mudah
rusak karena panas. Meskipun tampak sederhana, desain sistem pembuangan
cukup berpengaruh terhadap performa mesin.
Umumnya komponen dalam sistem pembuangan terdiri dari :
 Kepala silinder, dimana pipa pembuangan dimulai, kecuali pada mesin
dua langkah dimana saluran pembuangan ditempatkan dibagian bawah
dinding silender.
 Exhaust manifold atau exhaust header, dimana pipa dari beberapa
ruang bakar/silinder bergabung.
 Catalytic converter untuk menurunkan kadar gas beracun, CO, HC dan
NOx
 Knalpot, pipa untuk mengalirkan gas hasil pembakaran.
 Peredam suara atau disebut juga muffler, yang berfungsi untuk
meredam suara. Pada sepeda motor, peredam bunyi ada di dalam
knalpot sedangkan pada mobil umumnya terlihat dengan jelas berupa
tabung sebelum ujung pipa pembuangan.
Selain itu ada opsional komponen berupa Turbocharger, yang menggunakan
tenaga/energi yang masih tersisa untuk memutar turbin agar udara yang akan
dimasukkan ke ruang bakar bertekanan sehingga mesin akan menghasilkan
tenaga yang lebih besar.
SISTEM BAHAN BAKAR
A. Sistem bahan bakar Konvensional
1. Sistem Bahan Bakar Mekanik
Sistem bahan bakar berfungsi untuk mencampur udara dan bahan
bakar dan mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar.
Dilihat dari cara pemasukan campuran udara dan bahan bakar tersebut ada
dua macam. Cara pertama, masuknya campuran udara dan bahan bakar
dengan cara dihisap, sedang cara kedua masuknya campuran udara dan
bahan bakar dengan cara diinjeksikan. Cara pertama biasa disebut sistem
bahan bakar konvensional, sedang cara kedua disebut sistem injeksi bahan
bakar. Sistem injeksi bahan bakar dapat dibagi menjadi sistem bahan bakar
mekanik dan sistem injeksi bahan bakar secara elektronik dan biasa disebut
EFI (Electronic Fuel Injection).
2. Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik
Sistem bahan bakar berfungsi untuk mencampur udara dan bahan bakar dan
mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar. Bahan
bakar dalam tangki akan disalurkan ke karburator oleh pompa bensin melalui
selang dan saringan bensin. Karburator menyalurkan ke mesin sejumlah
bahan bakar yang dibutuhkan berupa campuran udara dan bahan bakar yang
dikabutkan danmasuk melalui manifold ke ruang silinder.
Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik dan Fungsinya:
a. Tangki bahan bakar
Pada umumnya tangki bahan bakar terbuat dari lembaran baja
yang tipis. Penempatan tangki bahan bakar biasanya diletakkan di bagian
belakang kendaraan untuk mencegah bocoran apabila terjadi benturan.
Namun ada beberapa kendaraan yang letak tangki bahan bakarnya di
tengah. Bagian dalam tangki dilapisi bahan pencegah karat. Disamping
itu tangki juga dilengkapi dengan penyekat (separator) untuk mencegah
perubahan permukaan bahan bakar pada saat kendaraan melaju di jalan
yang tidak rata. Lubang saluran masuk bahan bakar ke saluran utama
terletak 2-3 cm dari dasar tangki untuk mencegah endapan dan air dalam
bensin ikut terhisap ke dalam saluran.
b. Saluran bahan bakar
Saluran bahan bakar menghubungkan tangki bahan bakar dengan
karburator. Kondisinya, harus benar lancar tanpa hambatan demi
mengalirkan bahan bakar yang akan dikabutkan oleh karburator ke ruang
bakar.
a. saluran utama yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa
bahan bakar,
b. Saluran pengembali yang menyalurkan bahan bakar kembali dari
karburator ke tangki,
c. Saluran uap bahan bakar yang menyalurkan gas HC (uap bensin) dari
dalam tangki bahan bakar ke charcoal canister
c. Pompa bahan bakar
1) Penghisapan : Langkah isap bekerja ketika diaphrgma turun kebawah
dan membuka katup masuk sedangkan katup buang tertutup dan
menyebabkan vakum disaluran masuk, bensin terhisap .
2) Penyaluran : langkah penyaluran bekerja ketika diaphragma terangkat
keatas dan menekan katup buang sehingga terbuka ,sedangkan katup
masuk tertutup akhirnya bensin keluar melalui saluran buang.
3) Pump idling : Jika bahan bakar yang tersedia pada karburator sudah
cukup maka diaphragma tidak tertekan keatas oleh pegas ,itu berarti
kondisi diaphragma diam tidak melakukan pemompaan.
d. Charcoal canister
Charcoal canister berfungsi untuk menampung sementara uap bensin
yang berasal dari ruang pelampung pada karburator dan uap bensin yang
dikeluarkan dari saluran emission pada saat tekanan di dalam tangki naik
karena bertambahnya temperatur di dalam internal canister agar tidak
terbuang keluar.
e. Karburator
1) Macam-Macam Karburator
a) Dilihat dari tipe venturi, karburator dapat dibedakan menjadi
 Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi)
 Karburator variable venture
 Karburator air valve venture
2) Dilihat dari arah masuk campuran udara dan bahan bakar :
a) Karburator arus turun
b) Karburator arus datar
3) Dilihat dari jumlah barel, karburator dapat dibedakan menjadi:
a) Karburator single barel
b) Karburator double barel.
B. Sistem Bahan Bakar Elektronik
1. Perkembangan Sistem Bahan Bakar Injeksi
Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang
sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi
sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah
terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian
berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut
juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan
secara terus menerus ke setiap saluran masuk (intake manifold). Sedangkan
sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan Electronic Fuel
Injection (EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara
elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline
Injection), EPI (Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel
Injenction) dan Engine Management.
2. Konstruksi Dasar Sistem EFI
Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem
utama, yaitu; a) sistem bahan bakar (fuel system), b) sistem kontrol elektronik
(electronic control system), dan c) sistem induksi/pemasukan udara (air
induction system).
a) Sistem Bahan Bakar
Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan
bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan
bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur
(pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan
injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk
menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan /menginjeksi-
kan bahan bakar.
Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut
adalah sebagai berikut:
(1) Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan
bakar.
(2) Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki
bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak
dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem
bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin
berubahubah.
(3) Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem
aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X
125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2
, 43 psi).
Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan
bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2
, 43 psi)) pressure regulator
mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.
(4) Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju
injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat
dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh
pompa.
(5) Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake
manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang
ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu
pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur
oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic
Control Unit).
Gambar Konstruksi Injektor
b. Sistem Kontrol Elektronik
Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor
(pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP
(Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank
angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor
lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau
ECM dan komponenkomponen tambahan seperti alternator (magnet) dan
regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU,
baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link
Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer
untuk mecari sumber kerusakan komponen
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol
elektronik antara lain sebagai berikut;
1) ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang
diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin.
Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang
suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah
udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros
engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada
tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM
menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk
menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor
bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan
listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih
sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa
mengontrol sistem pengapian.
2) MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU
berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold.
Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake
manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara.
Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter,
sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air
mass sensor.
3) IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa
informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold.
Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah
menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara
masuk.
4) TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa
informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang
lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang
mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi
sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat
memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi
generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena
yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan
oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi
terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih
karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan
ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh
ECU secara elektronis.
5) Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa
informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin.
6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda
motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank
angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh
dengan sudut kemiringan 550
c. Sistem Induksi Udara
Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; air cleaner/air
box (saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup
gas). Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang
diperlukan untuk pembakaran.
SISTEM PENGAPIAN
A. Definisi sistem pengapian
Sistem pengapian merupakan sistem yang berfungsi untuk menghasilkan
percikan bunga api pada busi yang kuat dan tepat untuk memulai pembakaran
campuran udara bahan bakar di ruang bakar pada motor bensin. Percikan api
yang terjadi pada busi harus terjadi pada saat yang tepat (pada akhir langkah
kompresi) untuk menjamin pembakaran yang sempurna sehingga mesin bekerja
dengan halus dan ekonomis. Secara umum komponen sistem pengapian terdiri
dari baterai, kunci kontak, koil, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi. Di
dalam distributor terdapat beberapa komponen pendukung lainnya yaitu kontak
pemutus (atau pulse generator pada sistem pengapian elektronik), kondensor,
cam, vakum dan sentrifugal advancer
1. Syarat dari sistem pengapian
a. Sistem pengapian harus mempunyai suatu sumber energi,
b. Sistem pengapian harus mampu mensuplai arus yang cukup (ke koil)
untuk menghasilkan medan magnet yang kuat untuk mendapatkan energi
yang tinggi sehingga dapat menghasilkan bunga api untuk membakar
campuran udara bahan bakar di dalam ruang bakar,
c. Sistem pengapian harus menghasilkan tegangan puncak yang lebih tinggi
dari pada syarat batas tegangan busi pada semua tingkat kecepatan,
d. Durasi loncatan api harus cukup lama dengan energi yang cukup untuk
menjamin terjadinya penyalaan campuran udara dan bahan bakar,
e. Sistem pengapian harus mendistribusikan tegangan tinggi ke tiap busi
pada saat yang tepat dalam tiap siklus,
f. Sistem pengapian harus mempunyai ketahanan yang cukup untuk
menahan getaran dan panas yang dihasilkan oleh mesin.
2. Komponen dan Fungsi Komponen Sistem Pengapian
Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan api yang
kuat dan tepat untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam
ruang bakar. Secara umum komponen sistem pengapian terdiri dari baterai,
kunci kontak, koil, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi. Di dalam
distributor terdapat beberapa komponen pendukung lainnya yaitu kontak
pemutus (atau pulse generator pada sistem pengapian elektronik),
kondensor, cam, vakum dan sentrifugal advancer.
a. Baterai
Baterai pada sistem pengapian berfungsi sebagai sumber arus unt rangkaian
primer koil sehingga dapat terbentuk medan magnet. Setelah mesin hidup,
kebutuhan arus listrik pada sistem pengapian disuplai oleh sistem pengisian.
b. Kunci kontak
Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk memutus atau
menghubungkan arus dari baterai ke sistem pengapian. Dengan fungsi
tersebut, kunci kontak juga berfungsi untuk mematikan mesin, karena dengan
tidak aktifnya system pengapian maka mesin tidak akan hidup karena tidak
ada yang memulai pembakaran pada ruang bakar (motor bensin).
c. Koil pengapian
Koil pengapian
berfungsi untuk
menaikan tegangan
baterai 12 V menjadi
tegangan tinggi lebih
dari 10.000 V. Untuk
sistem pengapian yang
modern, tegangan tinggi
yang dihasilkan bisa
mencapai 30.000
sampai 40.000 V. Di
dalam koil terdapat dua
buah kumparan (lihat gambar 9.7), yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Kumparan primer koil menghubungkan terminal positif dan terminal
negative koil. Kumparan sekunder menghubungkan terminal positif dengan
terminal sekunder atau terminal tegangan tinggi. Jumlah kumparan primer
sekitar 100 sampai 200 lilit dengan diameter kawat 0,5 sampai 1 mm dan
jumlah kumparan sekunder sekitar 15000 sampai 30.000 lilit dengan diameter
kawat 0,05 sampai 0,1 mm. Koil dapat menaikan tegangan baterai menjadi
tegangan tinggi karena jumlah lilitan pada kumparan sekunder koil jauh lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah kumparan primernya. Koil pengapian
biasanya dilengkapi dengan resistor yang dihubungkan seri dengan
kumparan primer koil. Ada dua macam koil yang dilengkapi dengan
resistor,yaitu koil dengan resistor yang terpasang di luar (external resistor)
dan koil denganresistor di dalam (internal resistor). Koil dengan resistor di
luar mempunyai tiga terminal, yaitu terminal positif, terminal negatif, dan
terminal tegangan
tinggi (terminal
sekunder). Koil
dengan resistor di dalam mempunyai empat terminal, yaitu terminal B,
terminal positif, terminal negatif dan terminal tegangan tinggi. Besarnya
resistansi pada rangkaian primer koil adalah 3 ohm, terdiri dari 1,5 ohm nilai
resistansi resistor luar dan 1,5 ohm dari kumparan primernya. Jika tegangan
baterai 12 V, maka arus maksimum yang dapat mengalir ke kumparan primer
koil adalah I = V/R = 12/3 = 4 A. Jika tidak dipasang resistor pada koil, maka
jumlah kumparan primer koil harus lebih banyak untuk memenuhi tahanan 3
ohm. Jumlah kumparan yang banyak akan menyebabkan tegangan induksi
diri yang lebih tinggi atau dapat menyebabkan terjadinya gaya lawan
elektromotif yang lebih besar yang arahnya melawan aliran arus dari baterai
ke koil sehingga dapat menyebabkan pencapaian arus maksimum pada koil
makin lambat.
d. Distributor
Distributor
pada sistem
pengapian berfungsi
untuk
mendistribusikan
atau membagi-
bagikan tegangan
tinggi yang
dihasilkan oleh koil
ke tiap-tiap busi
sesuai dengan urutan penyalaan (firing order). Pada distributor dengan sistem
pengapian model konvensional, terdapat beberapa komponen lain misalnya
kontak pemutus(platina), cam, vakum advancer, sentrifugal adancer, rotor,
dan kondensor. Pada distributor dengan sistem pengapian elektronik, di
dalam distributor tidak ada lagi kontak pemutus. Sebagai penggantinya
adalah komponen penghasil pulsa (pulsegenerator) yang terdiri dari rotor,
pick up coil, dan magnet permanen untuk pengapian sistem induktif. Pada
sistem pengapian dengan pembangkit pulsa model Hall effect,terdapat bilah
rotor, magnet, dan IC Hall. Pada sistem pengapian dengan pembangkit pulsa
model cahaya terdapat lampu infra merah, sensor cahaya (pototransistor),
dan bilah rotor.
e. Kabel tegangan tinggi
Kabel tegangan tinggi
adalah kabel yang
berfungsi untuk
mangalirkan tegangan
tinggi dari koil ke tutup
distributor dan dari
distributor ke tiap-tiap
busi. Kabel ini
mempunyai kurang lebih
10 buah tahanan yang
dipasang ke semua kabel untuk mencegah terjadinya noise akibat frekwensi
tinggi pada sirkuit pengapian.
3. Jenis-jenis Sistem Pengapian
a. Sistem Pengapian Konvensional (Platina)
Sistim pengapian konvensional adalah system pengapian yang masih
menggunakan gerakan-gerakan mekanis, dengan sistem pengapian
platina.
Sumber arusnya dapat kita bedakan menjadi 2 bagian yaitu:
1) Sistim magneto : sumber arus berasal dari generator AC.
2) Sistim battery : sumber arusnya berasal dari battery.
Komponen-Komponen Yang Mendukung Sistim Pengapian Platina Ini
Dengan Sumber Arus Yaitu :
1) Sumber arus berupa generator AC.
2) Coil pengapian.
3) Condensator.
4) Busi
1) Generator AC
Generator Ac atau alternator ialah suatu alat pembangkit tenaga
listrik arus AC
Bagian-bagian yang terdapat pada generator AC ialah :
 Rotor : ialah bagian yang mengandung manet dan berputar di
antara kumparan-kumparan
 Stator : ialah bagian yang terdiri atas kumparan-kumparan dan
dalam keadaan dalam (statis).
2) Coil pengapian
 Arus listrik yang datang dari sumber akan masuk kedalam coil
pengapian, dimana tegangan arus tersebut akan dinaikkan
sampai ± 10.000 volt.
3) Platina
 Platina berfungsi sebagai sakelar pada kumparan primer dari
coil pengapian.dengan bekerjanya platina ini maka medan
magnet pada coil selalu berubah-ubah yang mengakibatkan
tegangan tinggi pada kumparan sekunder
 Membuka menutupnya platina diatur oleh camshaft, sehingga
saat penyalaan bahan bakar dalam ruang bakar dapat diatur
menurut ketentuan.
4) Busi
 Busi adalah alat yang digunakan untuk meloncatkanbunga api
listrik di dalam ruang bakar. Bunga api listrik ini diloncatkan
karena adanya perbedaan tegangan di kedua katup elektroda
busi.
5) Condenser
 Condensor sifatnya dapat menyimpan sejumlah muatan listrik
 Condensor bersifat dapat menyimpan sejumlah muatan listrik
menurut kapasitas dan dalam waktu tertentu.
b. Sistem Pengapian Elektronik (CDI)
Model sistem pengapian elektronik jenis CDI bekerja berdasarkan
prinsip pengisian dan pengosongan kapasitor. Unjuk kerja sistem
pengapian CDI jauh lebih baik dibandingkan dengan model konvensional,
terutama pada kestabilan tegangan tinggi yang dihasilkan pada semua
putaran mesin. Sistem CDI banyak diaplikasikan untuk mesin putaran
tinggi karena kemampuannya bekerja pada frekuensi yang tinggi. Aplikasi
sistem ini banyak dijumpai terutama pada kendaraan-kendaraan ringan
(sepeda motor).
1) Sensor untuk Sistem Pengapian
Kelompok sensor memberikan data bagi ECU agar dapat menentukan
besar dan waktu pengapian. Masing-masing sensor memberikan data
yang berbeda yang diperlukan oleh ECU. Adapun fungsi masing-
masing sensor untuk sistem pengapian adalah sebagai berikut:
(a) Camshaft Pisition Sensor
(b) Crankshaft Position Sensor
Gambar Capasitor Discharge Ignition (CDI)
c. Sistem pengapian full transistor (tanpa platina)
Dalam banyak hal, sistem pengapian elektronik full tansistor sama
dengan pangapian elektronik CDI. Diantaranya adalah tidak terdapatnya
bagian-bagian yang bergerak (secara mekanik) dan mengandalkan
magnetic trigger (magnet pemicu) dan sistem “pick up coil” untuk
memberikan sinyal ke control unit guna menghasilkan percikan bunga api
pada busi. Sedangkan salah satu perbedaannya adalah pada sistem
pengapian transistor menggunakan prinsip “field collapse”(menghilangkan/
menjatuhkan kemagnetan) dan pada sistem pengapian CDI menggunakan
prinsip “field build-up” (membangkitkan kemagnetan).
Pengapian CDI telah menjadi metode untuk mengontrol pengapian
yang disenangi dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun, seiring
dengan perkembangan transistor yang bergandengan dengan
berkembangnya pengontrolan dari tipe analog ke tipe digital,
perusahaan/pabrik mulai mengembangkan sistem pengapian transistor.
Cara Kerja Sistem Pengapian Full Transistor
Ketika kunci kontak di-on-kan, arus mengalir menuju terminal E TR1
(transistor 1) melalui sekring, kunci kontak, tahanan (R) pada unit igniter
yang selanjutnya diteruskan ke massa. Akibatnya TR1 menjadi ON
sehingga arus mengalir ke kumparan primer koil pengapian menuju ke
massa melalui terminal C – E pada TR1.
Pada saat yang bersamaan, sewaktu mesin berputar (hidup) timing
plate tempat kedudukan reluctor juga ikut berputar. Ketika saat pengapian
telah memberikan sinyal, sebuah arus akan terinduksi di dalam pick up coil
dan arus tersebut akan dialirkan ke terminal B pada TR2 terus ke massa.
Akibatnya TR2 menjadi ON, sehingga arus yang mengalir dari batrai saat ini
disalurkan ke massa melewati terminal C – E pada TR2. Dengan kejadian ini
TR1 akan menjadi OFF sehingga akan memutuskan arus yang menuju
kumparan primer coil pengapian. Selanjutnya akan terjadi tegangan induksi
pada kumparan primer dan kumparan sekunder koil pengapian. Karena
perbandingan kumparan sekunder lebih banyak dibanding kumparan primer,
maka pada kumparan sekunder terjadi induksi yang lebih besar sekitar yang
bisa membuat terjadinya percikan bunga api pada busi untuk pembakaran
campuran bahan bakar dan udara.
SISTEM PENGISIAN
A. Kegunaan Sistem Pengisian
Sistem Pengisian modern pada kendaraan menjadi sumber energi listrik
untuk seluruh kebutuhan energi listrik dalam kendaraan selama mesin hidup
dan mengisi baterai supaya baterai siap pakai sewaktu start mesin dan untuk
menghidupkan beban listrik saat mesin mati.
Sistem pengisian merupakan sistem kelistrikan pada kendaraan baik mobil
atau sepeda motor untuk mengisi arus listrik ke dalam baterai atau aki, atau
bisa disebut dengan alat charger di kendaraan. Selain itu sistem pengisian
juga berfungsi untuk menyuplai arus listrik pada kendaraan saat mesin telah
hidup.
Fungsi utama dari sistem pengisian adalah menyediakan energi listrik untuk
menghidupkan perlengkapan kelistrikan mobil dan mengisi baterai agar
bateraitetap terisi penuh.
Jadi sistem pengisian pada kendaraan memilik fungsi utama diantaranya :
1. Sebagai penyedia energi listrik untuk seluruh kebutuhan listrik mobil saat
mesin hidup.
2. Memberikan energi listrik untuk mengisi baterai agar baterai selalu siap
pakai.
Suatu system pengisian dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Daya total beban tidak boleh menelihi daya maksimal alternator jika
berlebihan menyebabkan baterai "tekor“.
2. Sistem pengisian dapat bekerja dengan baik jika saat beban penuh
tegangan terukur pada terminal B+ alternator 13 Volt.
3. Baterai harus dalam kondisi baik sebab baterai jelek akan menjadi beban
alternator.
4. Kondisi rangkaian dalam keadaan baik, kerugian tegangan dalam sistem
sekecil muingkin
1. Komponen - Komponen Sistem Pengisian Pada Kendaraan
a. Kunci kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus dari baterai
ke beban (Sistem pengapian, lampu tanda, dan lain - lain). Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar berikut ini :
Tampak Depan Tampak Belakang
b. Baterai
Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara. Baterai
mempunyai kotak yang terbuat dari ebonite atau dammar sintetis, bertugas
untuk memegangi sel dan penampung sintetis , bertugas untuk memegangi
sel dan penampang eletrolit, reaksi kimia terjadi dalam kotak baterai, sel-sel
tersebut dihubungkan secara seri dengan demikian tegangan listrik yang
tebangkit sama dengan jumlah tegangan listrik tiap-tiap sel.
Dalam baterai terdapat dua macam plat yaitu plat positif dan plat negative,
plat ini berbentuk kisi-kisi yang terbuat dari timah hitam atau campuran dari
timah hitam dengan antimony dan ditambah dengan bahan yang aktif
sehingga menambah daya penyimpanan.
Baterai terdiri dari beberapa sel-sel yang dihubung secara seri, Setiap sel
mempunyai plat / elektrode positif (PbO2) berwarna coklat dan plat / elektrode
negatif (Pb) berwarna abu-abu yang terendam dalam elektrolit (H2SO4).
Antara plat positip dan negatip dipisahkan dengan separator dari ebonit
berpori dan serat serat gelas, Setiap sel mengahsilkan 2 volt sehingga untuk
12 volt perlu 6 sel yang dihubung seri.
Bagian-bagian Baterai
Spesifikasi Baterai
Pada baterai tertulis spesifikasi 12 Volt – 65 AH. Itu artinya bahwa 12 Volt
adalah tegangan jepit baterai, 65 AH adalah besar kapasitas baterai.
Kapasitas baterai adalah besaran yang menyatakan jumlah muatan energi
listrik dengan satuan Amper Hour (AH).
Kapasitas baterai tergantung dari jumlah plat-plat baterai, jumlah bahan aktif
PbO2 & Pb pada plat-plat baterai dan luas penampang plat-plat baterai yang
terendam elektrolit. Kapasitas baterai menentukan besar kecilnya ukuran
baterai.
c. Lampu Charging
Berfungsi memberikan tanda kepada pengemudi bahwa system pengisian
bekerja. Pada saat kunci kontak ON mesin mati lampu CHG menyala, tetapi
pada saat mesin hidup lampu pengisian harus mati.
d. Alternator
Alternator merupakan salah satu komponen mesin yang mengubah
energi mekanik dari mesin menjadi energi listrik. Energi mekanik dari mesin
diterima melalui sebuah pulley yang memutarkan rotor dan membangkitkan
arus bolak-balik pada stator. Arus bolak-balik ini diubah menjadi arus searah
oleh diode. Alternator berfungsi menghasilkan arus listrik untuk mengisi
baterai.
1) Konstruksi Alternator
Bagian-bagian utama dari alternator adalah rotor yang
membangkitkan elektromagnet, stator yang membangkitkan arus listrik
dan diode yang menyearahkan arus. Sebagai tambahan, terdapat pula
sikat arang yang mengalirkan arus ke rotor koil untuk membentuk garis
gaya magnet, bearing untuk memperhalus putaran rotor dan fan/kipas
untuk mendinginkan rotor, stator serta diode. Semua bagian tersebut
dipasang pada front dan rear frame(rumah bagian depan dan belakang),
a) Rotor
Rotor disusun dari inti kutub (kutub magnet), field coil (yang juga
disebut dengan rotor coil), slip ring dan rotor shaft. Field coil digulung
dengan arah yang sama seperti putarannya dan kedua inti kutub
dipasang pada dua ujung kumparan sebagai penutup field coil. Garis
gaya magnet akan timbul pada saat arus mengalir melalui kumparan,
salah satu kutub menjadi kutub N dan yang lain menjadi kutub S. Slip
ring/cincin gesek tersebut dari logam seperti stainless steel dengan
permukaan yang berhubungan dengan brush dikerjakan sangat halus.
Slip ring/cincin gesek diisolasi terhadap rotor shaft.
b) Stator
Stator terdiri dari stator core/inti stator dan field coil/kumparan
medan dan diikat oleh rumah bagian depan serta belakang. Stator core
terdiri dari lapisan steel plating yang tipis (inti besi berlapis). Di bagian
dalamnya terdapat slot tempat masuknya tiga buah stator
coil/kumparan yang masing-masing berdiri sendiri. Stator core bekerja
sebagai saluran yang memungkinkan garis gaya magnet menyeberang
dari pole core ke stator coil.
c) Diode
Pada diode holder, terdapat tiga buah diode positif dan tiga
buah diode negatif. Arus yang dibangkitkan oleh alternator dialirkan
dari diode holder pada sisi positif sehingga terisolasi dari end frame.
Selama proses penyearahan, diode akan menjadi panas sehingga plat
dudukan diode bekerja meradiasikan panas ini dan mencegah diode
menjadi terlalu panas.
d) Regulator
Tegangan dan arus keluaran alternator bervariasi tergantung
pada kecepatan putaran alternator dan banyaknya beban (arus output)
alternator. Putaran mesin yang terus berubah-ubah, demikian juga
putaran alternator, selanjutnya beban, (lampu-lampu, wiper, sistem AC
Mobil dan lain-lain) selalu berubah-ubah mempengaruhi kondisi
pengisian baterai. Oleh karena itu, agar alternator dapat memberikan
tegangan standard (tegangan sistem) diperlukan pengaturan tegangan
oleh regulator tegangan yang mengatur tegangan keluaran pada setiap
perubahan putaran dan beban. Pada tegangan sistem 12 volt
tegangan regulasi antara 14,4 – 14,8 volt, untuk tegangan sistem 24
volt tegangan regulasi pada 28 volt Untuk meregulasi tegangan
keluaran alternator dilakukan dengan cara mengatur arus yang
mengalir ke kumparan rotor (arus medan).
Regulator berfungsi mengatur jumlah out put tegangan pengisian dengan
cara mengatur arus yang mengalir ke terminal F alternator.
Regulator mengalirkan arus ke elektromagnet (kumparan rotor ) yang
menghasilkan garis gaya magnet yang diperlukan untuk ketiga kumparan
(kumparan stator) alternator untuk membangkitkan tegangan bolak-balik tiga
phase. Karena elektromagnet mempunyai inti besi yang dililit kumparan, inti
besi akan menjadi magnet dan membangkitkan garis gaya magnet pada saat
dialiri arus.
2) Rangkaian Sistem Pengapian
Rangkaian sistem pengisian baterai kendaraan dengan alternator dan
regulator konvensional :
Pada rangkaian tersebut di atas regulator terdiri dari dua bagian yaitu bagian
regulator tegangan dan relai tegangan (relai lampu pengisian). Relai
tegangan bekerja berdasarkan tegangan dari terminal Neutral (N) yang
berfungsi untuk memutuskan hubungan masa lampu kontrol dan
menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator.
DAFTAR PUSTAKA
http://agungribowo-otomotif.blogspot.com/2012/04/macam-macam-sistem-
pelumasan.html
http://aria-info.blogspot.com/2009/11/sistem-pengisian.html
http://autorepair.about.com/library/illustrations/bl312lib.htm
http://bestmechanic.blogspot.com/2012/11/sistem-pengapian-elektronik.html
http://famolahx.blogspot.com/2011/06/sistem-pengapian-konvensional.html
http://forum.1gn.org/viewtopic.php?
t=1419&sid=2aad852d2887e221dfdefe66491bd1c8
http://iafmultifinance.com/indikator-baterai-menyala-tanda-pasokan-kelistrikan-mobil-
bermasalah/
http://masruddin.freevar.com/sistem_pengisian.html
http://m-edukasi.net/online/2007/sistempengisian/materi01.html
http://muhammadmaulanasyahputra.blogspot.com/2012/10/sistem-pengapian-
konvensional.html
http://otomotifdasar.blogspot.com/2012/10/sistem-pengisian-2_31.html
http://oto-kita.blogspot.com/2011/01/sistem-pemasukan-dan-pembuangan.html
http://teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.com/2012/10/sistem-pendingin.html
http://tholibs.hack4rt.com/2012/08/sistem-pengisian-generator-ac.html
http://www.liliksuhariyono.com/2010/08/common-rail-efi-diesel.html
http://yogielka11.blogspot.com/2012/01/sistem-pengisian-baterai-pada-mobil.html
Sutiman, 2011. Sistem Pengapian Elektronik, Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama
Nugraha, Beni Setya, 2005. Sistem Pengapian, Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sistem power steering
Sistem power steeringSistem power steering
Sistem power steeringpakanton
 
Spooring and balancing
Spooring and balancingSpooring and balancing
Spooring and balancingRohmat Syahrin
 
Modul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineModul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineAhmad Faozi
 
Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Dwi Ratna
 
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat beratPeralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat beratsutjiharso suwargo
 
Komponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikKomponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikAhmad Faozi
 
Perawatan Mesin Bubut (Maintenance of Lathe Machine)
Perawatan Mesin Bubut (Maintenance of Lathe Machine)Perawatan Mesin Bubut (Maintenance of Lathe Machine)
Perawatan Mesin Bubut (Maintenance of Lathe Machine)Hamid Abdillah
 
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)Hamid Abdillah
 
Starting air system
Starting air systemStarting air system
Starting air systemFrenki Niken
 
Sistem Pendiginan Pada Mobil
Sistem Pendiginan Pada Mobil Sistem Pendiginan Pada Mobil
Sistem Pendiginan Pada Mobil Joko Prasetiyo
 
Teknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingTeknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingAlfi Akbar
 

Mais procurados (20)

Sistem power steering
Sistem power steeringSistem power steering
Sistem power steering
 
Spooring and balancing
Spooring and balancingSpooring and balancing
Spooring and balancing
 
Modul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engineModul pemeliharaan komponen engine
Modul pemeliharaan komponen engine
 
Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)
 
Gardan ppt
Gardan pptGardan ppt
Gardan ppt
 
Cooling system
Cooling systemCooling system
Cooling system
 
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat beratPeralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
Peralatan bengkel atau workshop perawatan alat berat
 
Rumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurusRumus perhitungan roda gigi lurus
Rumus perhitungan roda gigi lurus
 
Komponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem HidrolikKomponen Sistem Hidrolik
Komponen Sistem Hidrolik
 
Sistem pelumas
Sistem pelumasSistem pelumas
Sistem pelumas
 
Perawatan Mesin Bubut (Maintenance of Lathe Machine)
Perawatan Mesin Bubut (Maintenance of Lathe Machine)Perawatan Mesin Bubut (Maintenance of Lathe Machine)
Perawatan Mesin Bubut (Maintenance of Lathe Machine)
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
laporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakarlaporan praktikum motor bakar
laporan praktikum motor bakar
 
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
Perawatan Mesin Frais (Maintenance of milling Machine)
 
Starting air system
Starting air systemStarting air system
Starting air system
 
Sistem Pendiginan Pada Mobil
Sistem Pendiginan Pada Mobil Sistem Pendiginan Pada Mobil
Sistem Pendiginan Pada Mobil
 
Komponen hydrolik
Komponen hydrolikKomponen hydrolik
Komponen hydrolik
 
Sistem kemudi
Sistem kemudiSistem kemudi
Sistem kemudi
 
Screw compressor
Screw compressorScrew compressor
Screw compressor
 
Teknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin MillingTeknik Perawatan Mesin Milling
Teknik Perawatan Mesin Milling
 

Destaque

Basic engine
Basic engineBasic engine
Basic engineAgunk Aji
 
Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...
Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...
Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...Alen Pepa
 
Power point motor bensin
Power point motor bensinPower point motor bensin
Power point motor bensinawamku
 
Gangguan pada sistem pendingin
Gangguan pada sistem pendinginGangguan pada sistem pendingin
Gangguan pada sistem pendinginAziz Borned
 
Jembatan wheatstone-l3 (3)
Jembatan wheatstone-l3 (3)Jembatan wheatstone-l3 (3)
Jembatan wheatstone-l3 (3)andreas127
 
Komponen mobil dan fungsi nya.
Komponen mobil dan fungsi nya.Komponen mobil dan fungsi nya.
Komponen mobil dan fungsi nya.Norma Solihun
 
Efi sistem bahan bakar
Efi sistem bahan bakarEfi sistem bahan bakar
Efi sistem bahan bakarjju_pe
 
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)Eko Supriyadi
 
Modul Perawatan Suspensi Sepeda Motor
Modul Perawatan Suspensi Sepeda MotorModul Perawatan Suspensi Sepeda Motor
Modul Perawatan Suspensi Sepeda Motorjamilnurgiyanto84
 
20 logam dan non logam
20 logam dan non logam20 logam dan non logam
20 logam dan non logamHabibur Rohman
 
Efi By Astra Internasional
Efi By Astra InternasionalEfi By Astra Internasional
Efi By Astra InternasionalYusuf AL-Rosyadi
 
Makalah penggunaan rlc bridge
Makalah penggunaan rlc bridgeMakalah penggunaan rlc bridge
Makalah penggunaan rlc bridgeMagfur Ramdhani
 

Destaque (20)

Basic engine
Basic engineBasic engine
Basic engine
 
Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...
Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...
Analisa Sistem Pembuangan pada Mobil yang menggunakan turbocharger dengan mob...
 
Power point motor bensin
Power point motor bensinPower point motor bensin
Power point motor bensin
 
Bab 10-pengapian-elektronik
Bab 10-pengapian-elektronikBab 10-pengapian-elektronik
Bab 10-pengapian-elektronik
 
Gangguan pada sistem pendingin
Gangguan pada sistem pendinginGangguan pada sistem pendingin
Gangguan pada sistem pendingin
 
Jembatan wheatstone-l3 (3)
Jembatan wheatstone-l3 (3)Jembatan wheatstone-l3 (3)
Jembatan wheatstone-l3 (3)
 
Sistem pelumasan
Sistem pelumasanSistem pelumasan
Sistem pelumasan
 
Komponen mobil dan fungsi nya.
Komponen mobil dan fungsi nya.Komponen mobil dan fungsi nya.
Komponen mobil dan fungsi nya.
 
Ppt smk
Ppt smkPpt smk
Ppt smk
 
Efi sistem bahan bakar
Efi sistem bahan bakarEfi sistem bahan bakar
Efi sistem bahan bakar
 
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
20 010-1-pelatihan cbt otomotif engine (2)
 
Alat tester coil
Alat tester coilAlat tester coil
Alat tester coil
 
Modul Perawatan Suspensi Sepeda Motor
Modul Perawatan Suspensi Sepeda MotorModul Perawatan Suspensi Sepeda Motor
Modul Perawatan Suspensi Sepeda Motor
 
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI
SISTEM BAHAN BAKAR INJEKSI
 
20 logam dan non logam
20 logam dan non logam20 logam dan non logam
20 logam dan non logam
 
SISTEM EFI
SISTEM EFI SISTEM EFI
SISTEM EFI
 
Efi By Astra Internasional
Efi By Astra InternasionalEfi By Astra Internasional
Efi By Astra Internasional
 
Makalah penggunaan rlc bridge
Makalah penggunaan rlc bridgeMakalah penggunaan rlc bridge
Makalah penggunaan rlc bridge
 
SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN
SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN
SISTEM BAHAN BAKAR MOTOR BENSIN
 
Jembatan Wheatstone
Jembatan WheatstoneJembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone
 

Semelhante a SISTEM MESIN

Modul sistem pendinginan
Modul sistem  pendinginanModul sistem  pendinginan
Modul sistem pendinginanArvin Saptyan
 
Sistem pendingin
Sistem pendinginSistem pendingin
Sistem pendinginIndra Indra
 
ANDARU PPT.ppt
ANDARU PPT.pptANDARU PPT.ppt
ANDARU PPT.pptlarsen445
 
Ppt oprsn sistem pelumasan pendinginan mbr- 19-sdk
Ppt oprsn  sistem pelumasan  pendinginan mbr- 19-sdkPpt oprsn  sistem pelumasan  pendinginan mbr- 19-sdk
Ppt oprsn sistem pelumasan pendinginan mbr- 19-sdkdewi inne kumalasari
 
Sistem pendingin dan_pelumasan- fix
Sistem pendingin dan_pelumasan- fixSistem pendingin dan_pelumasan- fix
Sistem pendingin dan_pelumasan- fixHera E
 
Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum
Melakukan overhoul sistem pendinginan minimumMelakukan overhoul sistem pendinginan minimum
Melakukan overhoul sistem pendinginan minimumArvin Saptyan
 
ppt. teori sistem pendingin.pptx
ppt. teori sistem pendingin.pptxppt. teori sistem pendingin.pptx
ppt. teori sistem pendingin.pptxwiwirahmadani2
 
Pneumatik pertemua 1.pdf
Pneumatik pertemua 1.pdfPneumatik pertemua 1.pdf
Pneumatik pertemua 1.pdfTulusArdiyanto
 
Melakukan overhoul sistem pendinginan
Melakukan overhoul sistem pendinginanMelakukan overhoul sistem pendinginan
Melakukan overhoul sistem pendinginanArvin Saptyan
 
Sistem pendingin
Sistem pendinginSistem pendingin
Sistem pendinginIndra Indra
 
Praktikum manajemen perawatan edit
Praktikum manajemen perawatan  editPraktikum manajemen perawatan  edit
Praktikum manajemen perawatan editNina Maulani
 
Siklus mesin diesel 2 langkah
Siklus mesin diesel 2 langkahSiklus mesin diesel 2 langkah
Siklus mesin diesel 2 langkahTio Antoni
 
Agung Fathony - Sistem pendingin
Agung Fathony - Sistem pendinginAgung Fathony - Sistem pendingin
Agung Fathony - Sistem pendingingunksho
 
Sistem pendinginan air
Sistem pendinginan airSistem pendinginan air
Sistem pendinginan airAndre Ace
 
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........IrfanIbrahim37
 
Sistem Pendinginan-pch1.ppt
Sistem Pendinginan-pch1.pptSistem Pendinginan-pch1.ppt
Sistem Pendinginan-pch1.pptAndiLesmana23
 
Teknik konversi dan konservasi energi turbin
Teknik konversi dan konservasi energi turbinTeknik konversi dan konservasi energi turbin
Teknik konversi dan konservasi energi turbinardhilachadarisman
 

Semelhante a SISTEM MESIN (20)

Modul sistem pendinginan
Modul sistem  pendinginanModul sistem  pendinginan
Modul sistem pendinginan
 
Sistem pendingin
Sistem pendinginSistem pendingin
Sistem pendingin
 
ANDARU PPT.ppt
ANDARU PPT.pptANDARU PPT.ppt
ANDARU PPT.ppt
 
Cooling system
Cooling systemCooling system
Cooling system
 
Ppt oprsn sistem pelumasan pendinginan mbr- 19-sdk
Ppt oprsn  sistem pelumasan  pendinginan mbr- 19-sdkPpt oprsn  sistem pelumasan  pendinginan mbr- 19-sdk
Ppt oprsn sistem pelumasan pendinginan mbr- 19-sdk
 
Sistem pendingin dan_pelumasan- fix
Sistem pendingin dan_pelumasan- fixSistem pendingin dan_pelumasan- fix
Sistem pendingin dan_pelumasan- fix
 
SISTEM_PENDINGIN_FULL.pptx
SISTEM_PENDINGIN_FULL.pptxSISTEM_PENDINGIN_FULL.pptx
SISTEM_PENDINGIN_FULL.pptx
 
Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum
Melakukan overhoul sistem pendinginan minimumMelakukan overhoul sistem pendinginan minimum
Melakukan overhoul sistem pendinginan minimum
 
ppt. teori sistem pendingin.pptx
ppt. teori sistem pendingin.pptxppt. teori sistem pendingin.pptx
ppt. teori sistem pendingin.pptx
 
Pneumatik pertemua 1.pdf
Pneumatik pertemua 1.pdfPneumatik pertemua 1.pdf
Pneumatik pertemua 1.pdf
 
Melakukan overhoul sistem pendinginan
Melakukan overhoul sistem pendinginanMelakukan overhoul sistem pendinginan
Melakukan overhoul sistem pendinginan
 
Sistem pendingin
Sistem pendinginSistem pendingin
Sistem pendingin
 
Praktikum manajemen perawatan edit
Praktikum manajemen perawatan  editPraktikum manajemen perawatan  edit
Praktikum manajemen perawatan edit
 
Siklus mesin diesel 2 langkah
Siklus mesin diesel 2 langkahSiklus mesin diesel 2 langkah
Siklus mesin diesel 2 langkah
 
Agung Fathony - Sistem pendingin
Agung Fathony - Sistem pendinginAgung Fathony - Sistem pendingin
Agung Fathony - Sistem pendingin
 
MOTOR BAKAR Kelompok KITA.pptx
MOTOR BAKAR Kelompok KITA.pptxMOTOR BAKAR Kelompok KITA.pptx
MOTOR BAKAR Kelompok KITA.pptx
 
Sistem pendinginan air
Sistem pendinginan airSistem pendinginan air
Sistem pendinginan air
 
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........
PUSAT LISTRIK TENAGA DIESEl ppt..........
 
Sistem Pendinginan-pch1.ppt
Sistem Pendinginan-pch1.pptSistem Pendinginan-pch1.ppt
Sistem Pendinginan-pch1.ppt
 
Teknik konversi dan konservasi energi turbin
Teknik konversi dan konservasi energi turbinTeknik konversi dan konservasi energi turbin
Teknik konversi dan konservasi energi turbin
 

Mais de Ahmad Faozi

Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaKesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaAhmad Faozi
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikAhmad Faozi
 
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat UkurPenggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat UkurAhmad Faozi
 
Presentasi propeller shaft
Presentasi propeller shaftPresentasi propeller shaft
Presentasi propeller shaftAhmad Faozi
 
Power point baterai
Power point bateraiPower point baterai
Power point bateraiAhmad Faozi
 
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)Ahmad Faozi
 
Tune-up mesin bensin
Tune-up mesin bensinTune-up mesin bensin
Tune-up mesin bensinAhmad Faozi
 

Mais de Ahmad Faozi (7)

Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan KerjaKesehatan dan Keselamatan Kerja
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
 
Memahami Gambar Teknik
Memahami Gambar TeknikMemahami Gambar Teknik
Memahami Gambar Teknik
 
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat UkurPenggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur
 
Presentasi propeller shaft
Presentasi propeller shaftPresentasi propeller shaft
Presentasi propeller shaft
 
Power point baterai
Power point bateraiPower point baterai
Power point baterai
 
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
Step 2 Engine cvvt system (vvt i)
 
Tune-up mesin bensin
Tune-up mesin bensinTune-up mesin bensin
Tune-up mesin bensin
 

Último

PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 

Último (20)

PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 

SISTEM MESIN

  • 1. SISTEM PENDINGIN A. Pengertian Sistem Pendinginan Motor bakar berfungsi mengubah energi panas yang terkandung dalam bahan bakar menjadi tenaga gerak. Dari panas yang dihasilkan ini, kira-kira 25% digunakan sebagai tenaga penggerak, kira-kira 45% hilang terbawa gas buang dan hilang akibat gesekan– gesekan, sedangkan sisanya kira-kira 30% diserap oleh bagian-bagian motor itu sendiri. Panas yang diserap ini harus segera dibuang untuk menghindari panas yang berlebihan (over heating) yang dapat mengakibatkan mesin menjadi rusak, untuk itu diperlukan sistem pendinginan mesin dengan media air atau udara untuk menstabilkan suhu kerja mesin antara 80-100 C. Sistem Pendinginan Air adalah suatu sistem pendinginan yang digunakan untuk menyerap panas yang dihasilkan dari panas pembakaran pada ruang bakar, dengan media air yang disirkulasi oleh pompa. Sistem pendinginan dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang berfungsi untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Mesin pembakaran dalam (maupun luar) melakukan proses pembakaran untuk menghasilkan energi dan dengan mekanisme mesin diubah menjadi tenaga gerak. Mesin bukan instrumen dengan efisiensi sempurna, panas hasil pembakaran tidak semuanya terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material disekitar ruang bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki kemampuan untuk konversi panas hasil pembakaran menjadi energi yang diubah menjadi gerakan mekanis, dengan hanya sebagian kecil panas yang terbuang. Mesin selalu dikembangkan untuk mencapai efisiensi tertinggi, tetapi juga mempertimbangkan faktor ekonomis, daya tahan, keselamatan serta ramah lingkungan. Proses pembakaran yang berlangsung terus menerus dalam mesin mengakibatkan mesin dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi. Temperatur sangat tinggi akan mengakibatkan desain mesin menjadi tidak ekonomis, sebagian besar mesin juga berada di lingkungan yang tidak terlalu jauh dengan manusia sehingga menurunkan faktor keamanan. Temperatur yang sangat rendah juga tidak terlalu menguntungkan dalam proses kerja mesin. Sistem
  • 2. pendinginan digunakan agar temperatur mesin terjaga pada batas temperatur kerja yang ideal. Prinsip pendinginan adalah melepaskan panas mesin ke udara, tipe langsung dilepaskan ke udara disebut pendinginan udara (air cooling), tipe menggunakan fluida sebagai perantara disebut pendinginan air. 1. Fungsi Sistem Pendinginan Sistem Pendinginan Mesin berfungsi untuk mengurangi keausan komponen- komponen mesin melalui penyerapan panas agar tidak terjadi over heating (panas berlebihan). karena over heating dapat mengakibatkan pemuaian serta tingkat gesekan yang lebih besar.
  • 3.
  • 4. Nama Komponen : 1. Radiator 2. Slang Karet (upper hose) 3. Slang Karet (lower hose) 4. Thermostat 5. Kipas (fan) 6. Pompa Air (water pump) 7. Kantong air (Water Jacket) 2. Fungsi Komponen Pendingin Fungsi Komponen-komponen Sistem Pendinginan Mesin : radiator Radiator berfungsi mendinginkan cairan pendingin yang telah menjadi panas setelah melalui saluran water jacket. radiator cap Tutup radiator berfungsi untuk menaikkan dan menstabilkan tekanan air dalam sistem pendinginan (mengatur tekanan air)
  • 5. reservoir Reservoir berfungsi sebagai persediaan air dan untuk menyeimbangkan perbedaan volume air pendingin akibat panas hose Slang Karet (upper hose dan lower hose ) berfungsi memindahkan air pendingin dari/ke water jacket melalui radiator thermostat Thermostat berfungsi sebagai katup yang membuka dan menutup secara otomatis sesuai temperatur cairan pendingin. fan Kipas Pendingin (fan) berfungsi menambah pendinginan pada radiator untuk membantu mempercepat penyerapan radiasi panas ke udara luar. water pump Pompa Air (water pump) berfungsi mengirimkan cairan pendingin melalui sistem pendingin dengan tekanan.
  • 6. water jacket Kantong Air (Water Jacket) berfungsi sebagai tempat bersirkulasinya air pendingin di dalam mesin untuk menyerap panas pembakaran secara langsung. B. Jenis-Jenis Sitem Pendingin 1. Pendinginan udara Dalam sistem ini, panas mesin langsung dilepaskan ke udara. Mesin dengan sistem pendinginan udara mempunyai desain pada silinder mesin terdapat sirip pendingin. Sirip pendingin ini untuk memperluas bidang singgung antara mesin dengan udara sehingga pelepasan panas bisa berlangsung lebih cepat. Sebagian dilengkapi dengan kipas (kipas eletkris atau mekanis) untuk mengalirkan udara melalui sirip pendingin, sebagian yang lain tanpa menggunakan kipas.  Kelebihan Tipe ini memiliki kelebihan : o Desain mesin lebih ringkas. o Berat mesin secara keseluruhan lebih ringan dibandingkan tipe pendinginan air. o Mudah perawatannya.  Tipe ini memiliki kekurangan, harus ada penyesuaian untuk digunakan di daerah dingin atau panas terutama mesin berkapasitas besar. Tipe ini banyak diaplikasikan pada mesin pesawat, sebagian besar sepeda motor, mobil tipe lama dan sebagian kecil mobil tipe terbaru. Hampir semua mesin dengan kapasitas kecil menggunakan tipe ini, seperti mesin pemotong rumput, mesin genset dibawah 10 Kva, mesin pemotong kayu (chain saw) dan sebagainya.
  • 7. 2. Pendinginan air Sistem ini menggunakan media air sebagai perantara untuk melepaskan panas ke udara. a. Komponen utama Komponen utama dalam sistem ini adalah : 1) Radiator, berfungsi untuk melepaskan panas. 2) Saluran berupa pipa (tube) atau selang karet (hose). 3) Pompa, berfungsi untuk sirkulasi air dalam sistem. 4) Thermostat, berfungsi untuk menutup atau membuka jalur sirkulasi. 5) Kipas, berfungsi untuk membantu pelepasan panas pada radiator. Sistem ini sangat umum dipakai pada mobil, sedangkan sepeda motor jarang menggunakan tipe ini C. Cara Kerja Sistem Pendinginan 1. Ketika Mesin Masih Dalam Keadaan Dingin Pendingin diberi tekanan oleh pompa air dan bersirkulasi. Ketika mesin masih dalam keadaan dingin, air pendingin masih dalam keadaan dingin dan thermostat masih tertutup, sehingga cairan bersirkulasi melalui selang bypass dan kembali ke pompa air. 2. Ketika Mesin Dalam Keadaan Panas Setelah mesin menjadi panas, thermostat terbuka dan katup baypass tertutup dalam baypass sirkuit. Cairan pendingin yang telah menjadi panas di dalam water jacket (yang menyerap panas dari mesin) kemudian disalurkan ke radiator untuk didinginkan dengan kipas dan putaran udara
  • 8. dengan adanya gerakan maju kendaraan itu sendiri. Cairan dingin yang sudah dingin ditekan kembali oleh pompa air ke water jacket.
  • 9. SISTEM PELUMASAN A. Pengertian Sistem Pelumasan Sistem Pelumasan Mesin adalah suatu sistem yang bertujuan memberikan lapisan film (oil film) untuk mencegah kontak langsung pada komponen- komponen yang bergesekan. 1. Fungsi Sistem Pelumasan a. Fungsi Oli Pelumasan Mesin :  Membentuk oil film untuk mencegah kontak langsung permukaan logam dengan logam. Mengurangi gesekan, mencegah keausan dan panas.  Mendinginkan pada bagian bagian mesin  Sebagai seal (perapat) antara torak dengan dinding silinder.  Mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian mesin  Mencegah karat pada bagian-bagian mesin. 2. Fungsi Komponen Pelumasan a. Keterangan Komponen 1) Pompa oli (oil pump) berfungsi menghisap oli dari bak oli (oil pan) kemudian menekan dan menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak. Ada 2 model pompa : (a) Model roda gigi (tipe internal gear dan tipe external gear) dan (b) Model Trochoid yang dilengkapi 2 rotor (rotor penggerak dan rotor yang digerakkan).
  • 10. tipe roda gigi tipe trochoid 2) Sistem pengaturan tekanan berfungsi sebagai pengatur tekanan oli di dalam rumah pompa untuk menjaga tekanan oli agar tetap konstan 3) Saringan oli (oil filter) berfungsi membantu menjaga kebersihan oli dan menahan serbuk-serbuk dari dalam mesin yang dapat merusak bantalan-bantalan (bearing) atau bagian mesin lainnya.
  • 11. 4) Saringan kasar (oil strainer) 5) Bak Oli (oil pan) Bak oli diletakan bak engkol dengan diberi paking seal atau gasket. Bak oli dibuat dari baja yang dicetak dan di lengkapi dengan penyekat (separator) untuk menjaga permukaan oli tetap rata ketika kendaraan pada posisi miring. selain itu juga dirancang sedemikian rupa agar oli
  • 12. mesin tidak akan berpindah (brubah posisi permukaanya) pada saat kendaraan berhenti secara tiba-tiba dan menjamin bekerjanya pompa oli tidak akan kekurangan oli pada setiap saat. Penyumbat oli atu disebut juga (drain plug) letaknya dibagian bawah bak oli dan fungsinya untuk mengeluarkan oli mesin bekas. B. Cara Kerja Pelumasan Mesin Pompa oli bekerja berdasarkan putaran poros engkol. Pompa oli melakukan hisapan oli dari oil pan dan saringan kasar pada bak oli. Oli yang terhisap kemudian ditekan melalui sistem pengatur tekanan dan melalui filter oli kemudian oli melumasi komponen-komponen mesin dan kembali ke bak oli oleh gaya gravitasinya sendiri. Begitu seterusnya sirkulasi pelumasan terjadi terus-menerus selama sistem pelumasan dapat bekerja dengan baik.
  • 13. SISTEM PEMASUKAN DAN PEMBUANGAN 1. Sistem Pemasukan (Intake System) Sistem pemasukan terdiri dari saringan udara dan intake manifold. Saringan udara berfungsi untuk memisahkan udara yang masuk kedalam silinder dari debu dan kotoran sebelum bercampur dengan bahan bakar, dan intake manifold menyalurkan udara yang sudah bercampur dengan bensin kedalam silinder. Intake manifold didesain sedemikian rupa agar bisa membagi campuran udara dan bensin sama rata tiap silinder. Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator masih digunakan dalam mesin kecil dan dalam mobil tua atau khusus seperti yang dirancang untuk balap mobil stok. Kebanyakan mobil yang diproduksi pada awal 1980-an telah menggunakan injeksi bahan bakar elektronik terkomputerisasi. Mayoritas sepeda motor masih menggunakan karburator dikarenakan lebih ringan dan murah, namun pada 2005 sudah banyak model baru diperkenalkan dengan injeksi bahan bakar a. Sarinag Udara Saringan Udara (air filter): berfungsi untuk menahan kotoran (misalnya debu) yang tercampur dalam udara untuk keperluan pembakaran. Ujung pengeluaran saringan udara dihubungkan dengan karburator (motor bensin) ataupun saluran isap (motor diesel. Dilihat dari cara kerjanya saringan udara dibedakan menjadi 2 macam yaitu : 1) Saringan udara kering. 2) Saringan udara basah 1) Saringan udara kering. Konstruksinya sangat sederhana, dimana udara dilewatkan pada elemen penyaring (terbuat dari kertas, kawat kasa, spon busa, dll).
  • 14. Seringkali elemen penyaring dibasahi dengan sedikit minyak utk mempertinggi daya ikat terhadap kotoran yang melewatinya. Kotoran yang terikat lama kelamaan menyebabkan kotornya elemen penyaring yang dapat menimbulkan gangguan kerja motor, maka pada sejumlah jam kerja tertentu diperlukan pencucian elemen penyaring. 2) Saringan udara basah. Berbeda dengan saringan udara kering, disamping menggunakan elemen penyaring, konstruksinya ditambah dengan panci minyak. Minyak digunakan untuk mengikat kotoran yang tercampur udara, maka kemampuan minyak mengikat kotoran sangat tergantung dari tinggi rendahnya permukaan minyak. Jika permukaan minyak terlampau tinggi menyebabkan motor berjalan terlampau cepat, dan jika terlampau rendah menyebabkan kurang sempurnanya proses penyaringan. b. Intake Manifold Fungsi intake manifold pada mesin injeksi mengantarkan udara. Sementara pada mesin karburator perannya sebagai penghantar udara yang bercampur kabut BBM. Bentuk intake manifold berupa pipa tabung. Jumlahnya bergantung silinder (mesin 4 silinder mempunyai empat intake manifold). Sebagai catatan, di titik pertemuan intake manifold terdapat dudukan karburator. c. Sistem Karburator atau Injeksi Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator masih digunakan dalam mesin kecil dan dalam mobil tua atau khusus seperti yang dirancang untuk balap mobil stok. Kebanyakan mobil yang diproduksi pada awal 1980- an telah menggunakan injeksi bahan bakar elektronik terkomputerisasi. Mayoritas sepeda motor masih menggunakan karburator dikarenakan lebih ringan dan murah, namun pada 2005 sudah banyak model baru diperkenalkan dengan injeksi bahan bakar. Injeksi bahan bakar adalah sebuah teknologi yang digunakan dalam mesin pembakaran dalam untuk mencampur bahan bakar dengan udara
  • 15. sebelum dibakar. Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator, karena injektor membuat bahan bakar tercampur secara homogen. Hal ini, menjadikan injeksi bahan bakar dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam proporsi dan keseragaman. Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau campuran dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal, namun sekitar tahun 1980-an mulai banyak menggunakan sistem elektronik. Sistem elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu, injeksi bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga keluaran yang lebih. 2. Sistem Pembuangan (Exhaust System) Sistem pembuangan terdiri dari exhaust manifold, exhaust pipe, dan muffler. Exhaust manifold menampung sisa gas buang dari dalam silinder untuk dikeluarkan melalui exhaust pipe (knalpot). Muffler berfungsi meredam bunyi yang disebabkan keluarnya gas bekas. Sistem exhaust untuk mesin tipe tertentu juga dilengkapi catalytic converter, dimana gas buang sebelum dikeluarkan akan dinetralisir dari zat tertentu, mengenai catalytic converter akan dijelaskan lebih lanjut pada bab lain.
  • 16. Desain saluran pembuangan dirancang untuk menyalurkan gas hasil pembakaran mesin ketempat yang aman bagi pengguna mesin. Gas hasil pembakaran umumnya panas, untuk itu saluran pembuangan harus tahan panas dan cepat melepaskan panas. Saluran pembuangan tidak boleh melewati atau berdekatan dengan material yang mudah terbakar atau mudah rusak karena panas. Meskipun tampak sederhana, desain sistem pembuangan cukup berpengaruh terhadap performa mesin. Umumnya komponen dalam sistem pembuangan terdiri dari :  Kepala silinder, dimana pipa pembuangan dimulai, kecuali pada mesin dua langkah dimana saluran pembuangan ditempatkan dibagian bawah dinding silender.  Exhaust manifold atau exhaust header, dimana pipa dari beberapa ruang bakar/silinder bergabung.  Catalytic converter untuk menurunkan kadar gas beracun, CO, HC dan NOx  Knalpot, pipa untuk mengalirkan gas hasil pembakaran.  Peredam suara atau disebut juga muffler, yang berfungsi untuk meredam suara. Pada sepeda motor, peredam bunyi ada di dalam knalpot sedangkan pada mobil umumnya terlihat dengan jelas berupa tabung sebelum ujung pipa pembuangan. Selain itu ada opsional komponen berupa Turbocharger, yang menggunakan tenaga/energi yang masih tersisa untuk memutar turbin agar udara yang akan dimasukkan ke ruang bakar bertekanan sehingga mesin akan menghasilkan tenaga yang lebih besar.
  • 17. SISTEM BAHAN BAKAR A. Sistem bahan bakar Konvensional 1. Sistem Bahan Bakar Mekanik Sistem bahan bakar berfungsi untuk mencampur udara dan bahan bakar dan mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar. Dilihat dari cara pemasukan campuran udara dan bahan bakar tersebut ada dua macam. Cara pertama, masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan cara dihisap, sedang cara kedua masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan cara diinjeksikan. Cara pertama biasa disebut sistem bahan bakar konvensional, sedang cara kedua disebut sistem injeksi bahan bakar. Sistem injeksi bahan bakar dapat dibagi menjadi sistem bahan bakar mekanik dan sistem injeksi bahan bakar secara elektronik dan biasa disebut EFI (Electronic Fuel Injection). 2. Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik Sistem bahan bakar berfungsi untuk mencampur udara dan bahan bakar dan mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar. Bahan bakar dalam tangki akan disalurkan ke karburator oleh pompa bensin melalui selang dan saringan bensin. Karburator menyalurkan ke mesin sejumlah bahan bakar yang dibutuhkan berupa campuran udara dan bahan bakar yang dikabutkan danmasuk melalui manifold ke ruang silinder. Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik dan Fungsinya: a. Tangki bahan bakar Pada umumnya tangki bahan bakar terbuat dari lembaran baja yang tipis. Penempatan tangki bahan bakar biasanya diletakkan di bagian belakang kendaraan untuk mencegah bocoran apabila terjadi benturan. Namun ada beberapa kendaraan yang letak tangki bahan bakarnya di tengah. Bagian dalam tangki dilapisi bahan pencegah karat. Disamping
  • 18. itu tangki juga dilengkapi dengan penyekat (separator) untuk mencegah perubahan permukaan bahan bakar pada saat kendaraan melaju di jalan yang tidak rata. Lubang saluran masuk bahan bakar ke saluran utama terletak 2-3 cm dari dasar tangki untuk mencegah endapan dan air dalam bensin ikut terhisap ke dalam saluran. b. Saluran bahan bakar Saluran bahan bakar menghubungkan tangki bahan bakar dengan karburator. Kondisinya, harus benar lancar tanpa hambatan demi mengalirkan bahan bakar yang akan dikabutkan oleh karburator ke ruang bakar. a. saluran utama yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa bahan bakar, b. Saluran pengembali yang menyalurkan bahan bakar kembali dari karburator ke tangki, c. Saluran uap bahan bakar yang menyalurkan gas HC (uap bensin) dari dalam tangki bahan bakar ke charcoal canister c. Pompa bahan bakar 1) Penghisapan : Langkah isap bekerja ketika diaphrgma turun kebawah dan membuka katup masuk sedangkan katup buang tertutup dan menyebabkan vakum disaluran masuk, bensin terhisap . 2) Penyaluran : langkah penyaluran bekerja ketika diaphragma terangkat keatas dan menekan katup buang sehingga terbuka ,sedangkan katup masuk tertutup akhirnya bensin keluar melalui saluran buang. 3) Pump idling : Jika bahan bakar yang tersedia pada karburator sudah cukup maka diaphragma tidak tertekan keatas oleh pegas ,itu berarti kondisi diaphragma diam tidak melakukan pemompaan. d. Charcoal canister Charcoal canister berfungsi untuk menampung sementara uap bensin yang berasal dari ruang pelampung pada karburator dan uap bensin yang dikeluarkan dari saluran emission pada saat tekanan di dalam tangki naik
  • 19. karena bertambahnya temperatur di dalam internal canister agar tidak terbuang keluar. e. Karburator 1) Macam-Macam Karburator a) Dilihat dari tipe venturi, karburator dapat dibedakan menjadi  Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi)  Karburator variable venture  Karburator air valve venture 2) Dilihat dari arah masuk campuran udara dan bahan bakar : a) Karburator arus turun b) Karburator arus datar 3) Dilihat dari jumlah barel, karburator dapat dibedakan menjadi: a) Karburator single barel b) Karburator double barel. B. Sistem Bahan Bakar Elektronik 1. Perkembangan Sistem Bahan Bakar Injeksi Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda motor dalam jumlah terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke setiap saluran masuk (intake manifold). Sedangkan sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI (Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) dan Engine Management.
  • 20. 2. Konstruksi Dasar Sistem EFI Secara umum, konstruksi sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama, yaitu; a) sistem bahan bakar (fuel system), b) sistem kontrol elektronik (electronic control system), dan c) sistem induksi/pemasukan udara (air induction system).
  • 21. a) Sistem Bahan Bakar Komponen-komponen yang digunakan untuk menyalurkan bahan bakar ke mesin terdiri dari tangki bahan bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan /menginjeksi- kan bahan bakar. Adapun fungsi masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut: (1) Fuel suction filter; menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan bakar. (2) Fuel pump module; memompa dan mengalirkan bahan bakar dari tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubahubah.
  • 22. (3) Fuel pressure regulator; mengatur tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan. Contohnya pada Honda Supra X 125 PGM-FI tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3,0 kgf/cm2 , 43 psi). Bila bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan bahan bakar melebihi 294 kPa (3,0 kgf/cm2 , 43 psi)) pressure regulator mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki. (4) Fuel feed hose; slang untuk mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan oleh pompa. (5) Fuel Injector; menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold) sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body. Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau ECU (Electronic Control Unit).
  • 23. Gambar Konstruksi Injektor b. Sistem Kontrol Elektronik Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor (pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT (Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan komponenkomponen tambahan seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier yang mensuplai dan mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen
  • 24. Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem kontrol elektronik antara lain sebagai berikut; 1) ECU/ECM; menerima dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin, tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa mengontrol sistem pengapian. 2) MAP (Manifold absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor, pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air mass sensor.
  • 25. 3) IAT (Engine air temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5 Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya dipengaruhi oleh suhu udara masuk. 4) TP (Throttle Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasi terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis. 5) Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin. 6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut kemiringan 550
  • 26. c. Sistem Induksi Udara Komponen yang termasuk ke dalam sistem ini antara lain; air cleaner/air box (saringan udara), intake manifold, dan throttle body (tempat katup gas). Sistem ini berfungsi untuk menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran.
  • 27. SISTEM PENGAPIAN A. Definisi sistem pengapian Sistem pengapian merupakan sistem yang berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api pada busi yang kuat dan tepat untuk memulai pembakaran campuran udara bahan bakar di ruang bakar pada motor bensin. Percikan api yang terjadi pada busi harus terjadi pada saat yang tepat (pada akhir langkah kompresi) untuk menjamin pembakaran yang sempurna sehingga mesin bekerja dengan halus dan ekonomis. Secara umum komponen sistem pengapian terdiri dari baterai, kunci kontak, koil, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi. Di dalam distributor terdapat beberapa komponen pendukung lainnya yaitu kontak pemutus (atau pulse generator pada sistem pengapian elektronik), kondensor, cam, vakum dan sentrifugal advancer 1. Syarat dari sistem pengapian a. Sistem pengapian harus mempunyai suatu sumber energi, b. Sistem pengapian harus mampu mensuplai arus yang cukup (ke koil) untuk menghasilkan medan magnet yang kuat untuk mendapatkan energi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan bunga api untuk membakar campuran udara bahan bakar di dalam ruang bakar, c. Sistem pengapian harus menghasilkan tegangan puncak yang lebih tinggi dari pada syarat batas tegangan busi pada semua tingkat kecepatan, d. Durasi loncatan api harus cukup lama dengan energi yang cukup untuk menjamin terjadinya penyalaan campuran udara dan bahan bakar, e. Sistem pengapian harus mendistribusikan tegangan tinggi ke tiap busi pada saat yang tepat dalam tiap siklus, f. Sistem pengapian harus mempunyai ketahanan yang cukup untuk menahan getaran dan panas yang dihasilkan oleh mesin. 2. Komponen dan Fungsi Komponen Sistem Pengapian
  • 28. Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan api yang kuat dan tepat untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar. Secara umum komponen sistem pengapian terdiri dari baterai, kunci kontak, koil, distributor, kabel tegangan tinggi dan busi. Di dalam distributor terdapat beberapa komponen pendukung lainnya yaitu kontak pemutus (atau pulse generator pada sistem pengapian elektronik), kondensor, cam, vakum dan sentrifugal advancer. a. Baterai Baterai pada sistem pengapian berfungsi sebagai sumber arus unt rangkaian primer koil sehingga dapat terbentuk medan magnet. Setelah mesin hidup, kebutuhan arus listrik pada sistem pengapian disuplai oleh sistem pengisian. b. Kunci kontak Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk memutus atau menghubungkan arus dari baterai ke sistem pengapian. Dengan fungsi tersebut, kunci kontak juga berfungsi untuk mematikan mesin, karena dengan tidak aktifnya system pengapian maka mesin tidak akan hidup karena tidak ada yang memulai pembakaran pada ruang bakar (motor bensin).
  • 29. c. Koil pengapian Koil pengapian berfungsi untuk menaikan tegangan baterai 12 V menjadi tegangan tinggi lebih dari 10.000 V. Untuk sistem pengapian yang modern, tegangan tinggi yang dihasilkan bisa mencapai 30.000 sampai 40.000 V. Di dalam koil terdapat dua buah kumparan (lihat gambar 9.7), yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Kumparan primer koil menghubungkan terminal positif dan terminal negative koil. Kumparan sekunder menghubungkan terminal positif dengan terminal sekunder atau terminal tegangan tinggi. Jumlah kumparan primer sekitar 100 sampai 200 lilit dengan diameter kawat 0,5 sampai 1 mm dan jumlah kumparan sekunder sekitar 15000 sampai 30.000 lilit dengan diameter kawat 0,05 sampai 0,1 mm. Koil dapat menaikan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi karena jumlah lilitan pada kumparan sekunder koil jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kumparan primernya. Koil pengapian biasanya dilengkapi dengan resistor yang dihubungkan seri dengan kumparan primer koil. Ada dua macam koil yang dilengkapi dengan resistor,yaitu koil dengan resistor yang terpasang di luar (external resistor) dan koil denganresistor di dalam (internal resistor). Koil dengan resistor di luar mempunyai tiga terminal, yaitu terminal positif, terminal negatif, dan terminal tegangan tinggi (terminal sekunder). Koil
  • 30. dengan resistor di dalam mempunyai empat terminal, yaitu terminal B, terminal positif, terminal negatif dan terminal tegangan tinggi. Besarnya resistansi pada rangkaian primer koil adalah 3 ohm, terdiri dari 1,5 ohm nilai resistansi resistor luar dan 1,5 ohm dari kumparan primernya. Jika tegangan baterai 12 V, maka arus maksimum yang dapat mengalir ke kumparan primer koil adalah I = V/R = 12/3 = 4 A. Jika tidak dipasang resistor pada koil, maka jumlah kumparan primer koil harus lebih banyak untuk memenuhi tahanan 3 ohm. Jumlah kumparan yang banyak akan menyebabkan tegangan induksi diri yang lebih tinggi atau dapat menyebabkan terjadinya gaya lawan elektromotif yang lebih besar yang arahnya melawan aliran arus dari baterai ke koil sehingga dapat menyebabkan pencapaian arus maksimum pada koil makin lambat. d. Distributor Distributor pada sistem pengapian berfungsi untuk mendistribusikan atau membagi- bagikan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil ke tiap-tiap busi sesuai dengan urutan penyalaan (firing order). Pada distributor dengan sistem pengapian model konvensional, terdapat beberapa komponen lain misalnya kontak pemutus(platina), cam, vakum advancer, sentrifugal adancer, rotor, dan kondensor. Pada distributor dengan sistem pengapian elektronik, di dalam distributor tidak ada lagi kontak pemutus. Sebagai penggantinya adalah komponen penghasil pulsa (pulsegenerator) yang terdiri dari rotor, pick up coil, dan magnet permanen untuk pengapian sistem induktif. Pada sistem pengapian dengan pembangkit pulsa model Hall effect,terdapat bilah rotor, magnet, dan IC Hall. Pada sistem pengapian dengan pembangkit pulsa
  • 31. model cahaya terdapat lampu infra merah, sensor cahaya (pototransistor), dan bilah rotor. e. Kabel tegangan tinggi Kabel tegangan tinggi adalah kabel yang berfungsi untuk mangalirkan tegangan tinggi dari koil ke tutup distributor dan dari distributor ke tiap-tiap busi. Kabel ini mempunyai kurang lebih 10 buah tahanan yang dipasang ke semua kabel untuk mencegah terjadinya noise akibat frekwensi tinggi pada sirkuit pengapian. 3. Jenis-jenis Sistem Pengapian a. Sistem Pengapian Konvensional (Platina) Sistim pengapian konvensional adalah system pengapian yang masih menggunakan gerakan-gerakan mekanis, dengan sistem pengapian platina. Sumber arusnya dapat kita bedakan menjadi 2 bagian yaitu: 1) Sistim magneto : sumber arus berasal dari generator AC. 2) Sistim battery : sumber arusnya berasal dari battery.
  • 32. Komponen-Komponen Yang Mendukung Sistim Pengapian Platina Ini Dengan Sumber Arus Yaitu : 1) Sumber arus berupa generator AC. 2) Coil pengapian. 3) Condensator. 4) Busi 1) Generator AC Generator Ac atau alternator ialah suatu alat pembangkit tenaga listrik arus AC Bagian-bagian yang terdapat pada generator AC ialah :  Rotor : ialah bagian yang mengandung manet dan berputar di antara kumparan-kumparan  Stator : ialah bagian yang terdiri atas kumparan-kumparan dan dalam keadaan dalam (statis). 2) Coil pengapian  Arus listrik yang datang dari sumber akan masuk kedalam coil pengapian, dimana tegangan arus tersebut akan dinaikkan sampai ± 10.000 volt. 3) Platina  Platina berfungsi sebagai sakelar pada kumparan primer dari coil pengapian.dengan bekerjanya platina ini maka medan magnet pada coil selalu berubah-ubah yang mengakibatkan tegangan tinggi pada kumparan sekunder  Membuka menutupnya platina diatur oleh camshaft, sehingga saat penyalaan bahan bakar dalam ruang bakar dapat diatur menurut ketentuan.
  • 33. 4) Busi  Busi adalah alat yang digunakan untuk meloncatkanbunga api listrik di dalam ruang bakar. Bunga api listrik ini diloncatkan karena adanya perbedaan tegangan di kedua katup elektroda busi. 5) Condenser  Condensor sifatnya dapat menyimpan sejumlah muatan listrik  Condensor bersifat dapat menyimpan sejumlah muatan listrik menurut kapasitas dan dalam waktu tertentu. b. Sistem Pengapian Elektronik (CDI)
  • 34. Model sistem pengapian elektronik jenis CDI bekerja berdasarkan prinsip pengisian dan pengosongan kapasitor. Unjuk kerja sistem pengapian CDI jauh lebih baik dibandingkan dengan model konvensional, terutama pada kestabilan tegangan tinggi yang dihasilkan pada semua putaran mesin. Sistem CDI banyak diaplikasikan untuk mesin putaran tinggi karena kemampuannya bekerja pada frekuensi yang tinggi. Aplikasi sistem ini banyak dijumpai terutama pada kendaraan-kendaraan ringan (sepeda motor). 1) Sensor untuk Sistem Pengapian Kelompok sensor memberikan data bagi ECU agar dapat menentukan besar dan waktu pengapian. Masing-masing sensor memberikan data yang berbeda yang diperlukan oleh ECU. Adapun fungsi masing- masing sensor untuk sistem pengapian adalah sebagai berikut: (a) Camshaft Pisition Sensor (b) Crankshaft Position Sensor Gambar Capasitor Discharge Ignition (CDI) c. Sistem pengapian full transistor (tanpa platina) Dalam banyak hal, sistem pengapian elektronik full tansistor sama dengan pangapian elektronik CDI. Diantaranya adalah tidak terdapatnya bagian-bagian yang bergerak (secara mekanik) dan mengandalkan magnetic trigger (magnet pemicu) dan sistem “pick up coil” untuk memberikan sinyal ke control unit guna menghasilkan percikan bunga api pada busi. Sedangkan salah satu perbedaannya adalah pada sistem pengapian transistor menggunakan prinsip “field collapse”(menghilangkan/
  • 35. menjatuhkan kemagnetan) dan pada sistem pengapian CDI menggunakan prinsip “field build-up” (membangkitkan kemagnetan). Pengapian CDI telah menjadi metode untuk mengontrol pengapian yang disenangi dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun, seiring dengan perkembangan transistor yang bergandengan dengan berkembangnya pengontrolan dari tipe analog ke tipe digital, perusahaan/pabrik mulai mengembangkan sistem pengapian transistor. Cara Kerja Sistem Pengapian Full Transistor Ketika kunci kontak di-on-kan, arus mengalir menuju terminal E TR1 (transistor 1) melalui sekring, kunci kontak, tahanan (R) pada unit igniter yang selanjutnya diteruskan ke massa. Akibatnya TR1 menjadi ON sehingga arus mengalir ke kumparan primer koil pengapian menuju ke massa melalui terminal C – E pada TR1. Pada saat yang bersamaan, sewaktu mesin berputar (hidup) timing plate tempat kedudukan reluctor juga ikut berputar. Ketika saat pengapian telah memberikan sinyal, sebuah arus akan terinduksi di dalam pick up coil dan arus tersebut akan dialirkan ke terminal B pada TR2 terus ke massa. Akibatnya TR2 menjadi ON, sehingga arus yang mengalir dari batrai saat ini disalurkan ke massa melewati terminal C – E pada TR2. Dengan kejadian ini TR1 akan menjadi OFF sehingga akan memutuskan arus yang menuju kumparan primer coil pengapian. Selanjutnya akan terjadi tegangan induksi
  • 36. pada kumparan primer dan kumparan sekunder koil pengapian. Karena perbandingan kumparan sekunder lebih banyak dibanding kumparan primer, maka pada kumparan sekunder terjadi induksi yang lebih besar sekitar yang bisa membuat terjadinya percikan bunga api pada busi untuk pembakaran campuran bahan bakar dan udara. SISTEM PENGISIAN A. Kegunaan Sistem Pengisian Sistem Pengisian modern pada kendaraan menjadi sumber energi listrik untuk seluruh kebutuhan energi listrik dalam kendaraan selama mesin hidup dan mengisi baterai supaya baterai siap pakai sewaktu start mesin dan untuk menghidupkan beban listrik saat mesin mati. Sistem pengisian merupakan sistem kelistrikan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor untuk mengisi arus listrik ke dalam baterai atau aki, atau bisa disebut dengan alat charger di kendaraan. Selain itu sistem pengisian juga berfungsi untuk menyuplai arus listrik pada kendaraan saat mesin telah hidup. Fungsi utama dari sistem pengisian adalah menyediakan energi listrik untuk menghidupkan perlengkapan kelistrikan mobil dan mengisi baterai agar bateraitetap terisi penuh. Jadi sistem pengisian pada kendaraan memilik fungsi utama diantaranya : 1. Sebagai penyedia energi listrik untuk seluruh kebutuhan listrik mobil saat mesin hidup. 2. Memberikan energi listrik untuk mengisi baterai agar baterai selalu siap pakai.
  • 37. Suatu system pengisian dikatakan baik jika memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Daya total beban tidak boleh menelihi daya maksimal alternator jika berlebihan menyebabkan baterai "tekor“. 2. Sistem pengisian dapat bekerja dengan baik jika saat beban penuh tegangan terukur pada terminal B+ alternator 13 Volt. 3. Baterai harus dalam kondisi baik sebab baterai jelek akan menjadi beban alternator. 4. Kondisi rangkaian dalam keadaan baik, kerugian tegangan dalam sistem sekecil muingkin 1. Komponen - Komponen Sistem Pengisian Pada Kendaraan a. Kunci kontak Kunci kontak berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus dari baterai ke beban (Sistem pengapian, lampu tanda, dan lain - lain). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut ini : Tampak Depan Tampak Belakang b. Baterai
  • 38. Baterai berfungsi untuk menyimpan arus listrik sementara. Baterai mempunyai kotak yang terbuat dari ebonite atau dammar sintetis, bertugas untuk memegangi sel dan penampung sintetis , bertugas untuk memegangi sel dan penampang eletrolit, reaksi kimia terjadi dalam kotak baterai, sel-sel tersebut dihubungkan secara seri dengan demikian tegangan listrik yang tebangkit sama dengan jumlah tegangan listrik tiap-tiap sel. Dalam baterai terdapat dua macam plat yaitu plat positif dan plat negative, plat ini berbentuk kisi-kisi yang terbuat dari timah hitam atau campuran dari timah hitam dengan antimony dan ditambah dengan bahan yang aktif sehingga menambah daya penyimpanan. Baterai terdiri dari beberapa sel-sel yang dihubung secara seri, Setiap sel mempunyai plat / elektrode positif (PbO2) berwarna coklat dan plat / elektrode negatif (Pb) berwarna abu-abu yang terendam dalam elektrolit (H2SO4). Antara plat positip dan negatip dipisahkan dengan separator dari ebonit berpori dan serat serat gelas, Setiap sel mengahsilkan 2 volt sehingga untuk 12 volt perlu 6 sel yang dihubung seri. Bagian-bagian Baterai Spesifikasi Baterai
  • 39. Pada baterai tertulis spesifikasi 12 Volt – 65 AH. Itu artinya bahwa 12 Volt adalah tegangan jepit baterai, 65 AH adalah besar kapasitas baterai. Kapasitas baterai adalah besaran yang menyatakan jumlah muatan energi listrik dengan satuan Amper Hour (AH). Kapasitas baterai tergantung dari jumlah plat-plat baterai, jumlah bahan aktif PbO2 & Pb pada plat-plat baterai dan luas penampang plat-plat baterai yang terendam elektrolit. Kapasitas baterai menentukan besar kecilnya ukuran baterai. c. Lampu Charging Berfungsi memberikan tanda kepada pengemudi bahwa system pengisian bekerja. Pada saat kunci kontak ON mesin mati lampu CHG menyala, tetapi pada saat mesin hidup lampu pengisian harus mati. d. Alternator Alternator merupakan salah satu komponen mesin yang mengubah energi mekanik dari mesin menjadi energi listrik. Energi mekanik dari mesin diterima melalui sebuah pulley yang memutarkan rotor dan membangkitkan arus bolak-balik pada stator. Arus bolak-balik ini diubah menjadi arus searah oleh diode. Alternator berfungsi menghasilkan arus listrik untuk mengisi baterai. 1) Konstruksi Alternator Bagian-bagian utama dari alternator adalah rotor yang membangkitkan elektromagnet, stator yang membangkitkan arus listrik dan diode yang menyearahkan arus. Sebagai tambahan, terdapat pula
  • 40. sikat arang yang mengalirkan arus ke rotor koil untuk membentuk garis gaya magnet, bearing untuk memperhalus putaran rotor dan fan/kipas untuk mendinginkan rotor, stator serta diode. Semua bagian tersebut dipasang pada front dan rear frame(rumah bagian depan dan belakang), a) Rotor Rotor disusun dari inti kutub (kutub magnet), field coil (yang juga disebut dengan rotor coil), slip ring dan rotor shaft. Field coil digulung dengan arah yang sama seperti putarannya dan kedua inti kutub dipasang pada dua ujung kumparan sebagai penutup field coil. Garis gaya magnet akan timbul pada saat arus mengalir melalui kumparan, salah satu kutub menjadi kutub N dan yang lain menjadi kutub S. Slip ring/cincin gesek tersebut dari logam seperti stainless steel dengan
  • 41. permukaan yang berhubungan dengan brush dikerjakan sangat halus. Slip ring/cincin gesek diisolasi terhadap rotor shaft. b) Stator Stator terdiri dari stator core/inti stator dan field coil/kumparan medan dan diikat oleh rumah bagian depan serta belakang. Stator core terdiri dari lapisan steel plating yang tipis (inti besi berlapis). Di bagian dalamnya terdapat slot tempat masuknya tiga buah stator coil/kumparan yang masing-masing berdiri sendiri. Stator core bekerja sebagai saluran yang memungkinkan garis gaya magnet menyeberang dari pole core ke stator coil.
  • 42. c) Diode Pada diode holder, terdapat tiga buah diode positif dan tiga buah diode negatif. Arus yang dibangkitkan oleh alternator dialirkan dari diode holder pada sisi positif sehingga terisolasi dari end frame. Selama proses penyearahan, diode akan menjadi panas sehingga plat dudukan diode bekerja meradiasikan panas ini dan mencegah diode menjadi terlalu panas. d) Regulator Tegangan dan arus keluaran alternator bervariasi tergantung pada kecepatan putaran alternator dan banyaknya beban (arus output) alternator. Putaran mesin yang terus berubah-ubah, demikian juga putaran alternator, selanjutnya beban, (lampu-lampu, wiper, sistem AC Mobil dan lain-lain) selalu berubah-ubah mempengaruhi kondisi pengisian baterai. Oleh karena itu, agar alternator dapat memberikan tegangan standard (tegangan sistem) diperlukan pengaturan tegangan oleh regulator tegangan yang mengatur tegangan keluaran pada setiap perubahan putaran dan beban. Pada tegangan sistem 12 volt
  • 43. tegangan regulasi antara 14,4 – 14,8 volt, untuk tegangan sistem 24 volt tegangan regulasi pada 28 volt Untuk meregulasi tegangan keluaran alternator dilakukan dengan cara mengatur arus yang mengalir ke kumparan rotor (arus medan). Regulator berfungsi mengatur jumlah out put tegangan pengisian dengan cara mengatur arus yang mengalir ke terminal F alternator. Regulator mengalirkan arus ke elektromagnet (kumparan rotor ) yang menghasilkan garis gaya magnet yang diperlukan untuk ketiga kumparan (kumparan stator) alternator untuk membangkitkan tegangan bolak-balik tiga phase. Karena elektromagnet mempunyai inti besi yang dililit kumparan, inti besi akan menjadi magnet dan membangkitkan garis gaya magnet pada saat dialiri arus.
  • 44. 2) Rangkaian Sistem Pengapian Rangkaian sistem pengisian baterai kendaraan dengan alternator dan regulator konvensional :
  • 45. Pada rangkaian tersebut di atas regulator terdiri dari dua bagian yaitu bagian regulator tegangan dan relai tegangan (relai lampu pengisian). Relai tegangan bekerja berdasarkan tegangan dari terminal Neutral (N) yang berfungsi untuk memutuskan hubungan masa lampu kontrol dan menghubungkan tegangan sinyal regulasi dari B+ alternator.
  • 46. DAFTAR PUSTAKA http://agungribowo-otomotif.blogspot.com/2012/04/macam-macam-sistem- pelumasan.html http://aria-info.blogspot.com/2009/11/sistem-pengisian.html http://autorepair.about.com/library/illustrations/bl312lib.htm http://bestmechanic.blogspot.com/2012/11/sistem-pengapian-elektronik.html http://famolahx.blogspot.com/2011/06/sistem-pengapian-konvensional.html http://forum.1gn.org/viewtopic.php? t=1419&sid=2aad852d2887e221dfdefe66491bd1c8 http://iafmultifinance.com/indikator-baterai-menyala-tanda-pasokan-kelistrikan-mobil- bermasalah/ http://masruddin.freevar.com/sistem_pengisian.html http://m-edukasi.net/online/2007/sistempengisian/materi01.html http://muhammadmaulanasyahputra.blogspot.com/2012/10/sistem-pengapian- konvensional.html http://otomotifdasar.blogspot.com/2012/10/sistem-pengisian-2_31.html http://oto-kita.blogspot.com/2011/01/sistem-pemasukan-dan-pembuangan.html http://teknikkendaraanringan-otomotif.blogspot.com/2012/10/sistem-pendingin.html http://tholibs.hack4rt.com/2012/08/sistem-pengisian-generator-ac.html http://www.liliksuhariyono.com/2010/08/common-rail-efi-diesel.html http://yogielka11.blogspot.com/2012/01/sistem-pengisian-baterai-pada-mobil.html
  • 47. Sutiman, 2011. Sistem Pengapian Elektronik, Yogyakarta: PT. Citra Aji Parama Nugraha, Beni Setya, 2005. Sistem Pengapian, Yogyakarta: Fakultas Teknik UNY