Ringkasan dokumen tersebut adalah:
LCL bertujuan untuk memfokuskan pembelajaran pada siswa dengan membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran, bukan hanya menerima informasi secara pasif. Guru berperan sebagai fasilitator untuk memotivasi siswa belajar secara mandiri dan berkelanjutan sepanjang hayat.
2. Latar belakang
“I lecture, you listen”: 80 % waktu pembelajaran
-aktivitas siswa minimal
-Siswa cenderung bersikap pasif (receiver)
-Siswa tidak dapat “think outside the box”
-Prior knowledge siswa tidak diaktifkan
-Transfer pengetahuan satu arah
-Tidak ada proses transformasi dan eksplorasi ilmu
-guru menjadi sumber informasi utama
-Materi tidak bersifat kontekstual
-Soft skills siswa tidak berkembang
3. Mengapa Berpikir LCL?
• Kondisi Siswa
• Tuntutan Stakeholders: siswa, Orang tua,
user, pemerintah
• Perubahan terus menerus
• Atmosfir kademik: Menciptakan Learning
Community yang berorientasi pada
belajar sepanjang hayat
4. Learner-centered Learning
LCE terdiri dari dua komponen yang saling
melengkapi :
1. Tanggung jawab pembelajaran berada di
tangan siswa
2. Pembelajaran memerlukan instruktur
yang berfungsi sebagai “facilitator of
knowledge” dan bukan sebagai
“source of all knowledge”
5. LCL
• SCL merupakan strategi pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai peserta didik yang :
- aktif dan mandiri
- bersikap sebagai “adult learner”
- bertanggung jawab atas pembelajarannya
- mampu belajar “ beyond the classroom ”
- kelak menjadi “ life-long learner “ dan memiliki
jiwa entrepeneur.
- Di dalam SCL : pengajar beralih fungsi sebagai mitra
pembelajaran dan fasilitator
6. Andragogy : adult learning
Orang dewasa bersikap independen dalam menentukan
tujuan pembelajaran
Orang dewasa kaya dengan pengalaman dan juga kaya
dengan sumber pembelajaran
Orang dewasa menghargai pembelajaran yang bersifat terpadu
dengan tuntunan hidup sehari-hari (kontekstual)
Orang dewasa lebih tertarik dengan pendekatan permasalahan
dari pada subyek yang terpisah
Orang dewasa lebih termotivasi untuk belajar oleh
dorongan internal dari pada eksternal
7. Asumsi model pedagogi dan andragogi
Asumsi Pedagogi andragogi
Konsep pembelajar Bergantung pada guru Independen/self directed
(pasif) (aktif)
Peran guru/guru Figur otoritas Pembimbing & fasilitator
Peran prior know ledge Lebih banyak ditambah Sebagai sumber yang kaya
pembelajar daripada digunakan sebagai untuk pembelajar
sumber belajar
Kesiapan untuk belajar Uniform dalam tingkat dan Berkembang dari tugas
kurikulum dan masalah
Orientasi pembelajaran Berpusat pada subyek Berpusat pada masalah/
tugas kontekstual
Motivasi Eksternal, reward & Intensif internal dan sikap
punishment ingin tahu
8. Learning – teaching - facilitating
There is no learning disability, only
teaching disability
There is no teaching disability, only
facilitating disability
9. Asumsi LCL
• Siswa memiliki perbedaan dan keunikan
• Perbedaan siswa mencakup: keadaan emosi, gaya
belajar, kecepatan belajar, tahapan perkembangan,
keyakinan
• Belajar merupakan proses konstruktif dan paling
berhasil bila apa yang dipelajari memiliki relevansi
• Belajar akan lebih efektif bila terjadi dalam lingkungan
yang positif
• Belajar pada dasarnya merupakan kecenderungan
alamiah: pembelajar pada dasarnya ingin tahu dan
ingin mampu menghadapi dunianya.
10. 1st Circle:
SCL Culture:
Student Centered Vs Administrative Centered
• SCL Values (Shared)
• Cara-Cara Pelayanan & Support :
Mempertimbangkan apa yang terbaik bagi siswa
ketika membantu dan membuat keputusan
• Struktur/ general processes
• Kebijakan
Key Words: Efficient, empathetic, responsive, fair
11. Indicators of Achieving SCL Culture
• Adanya feedback positif dan
berkurangnya feedback negatif dari
“stakeholders langsung” (Siswa, orang
tua).
• Respon positif dari konstituensi eksternal
12. Tujuan pendidikan-- UNESCO
• Learning to know Knowledge
• Learning to do Skill
• Learning to be Attitude/ other
characteristics
• Learning to live together
13. 2nd Circle:
T-L Process: TCL Vs SCL
Aktivitas berpusat Aktivitas berpusat
pada guru pada siswa
• Transfer of Concepts
• Transfer of Knowledge • Students as
• Coverage of contents questioners and
• Giving Knowledge problem Solvers
• Searching Knowledge,
thinking for
themselves
14. Good Practice in Education– 7
Principles:
• Memunculkan kontak antara siswa-guru
• Mendorong terjadinya kerja sama antara siswa
• Mendorong belajar aktif
• Memberi feedback bilamana diperlukan
• Mempertimbangkan waktu dalam penugasan
• Mengkomunikasikan harapan yang tinggi
• Menghargai bakat yang beragam dan cara-cara
belajar yang berbeda
15. Fenomena:
Bingung SCL pada Staff
• Apa cukup waktu untuk mencakup semua silabus?
• Kalau tak saya ajari, saya kehilangan kontrol thd kelas
• Tak melakukan tugas membaca yang diminta
• Tidak kunjung jadi lebih kritis
• Kalau mengajukan masalah sangat sepele
• Banyak yang tidak suka metode aktif
• Siswa susah bekerja kelompok
• Tidak serius dalam mengerjakan tugas
• Latar Belakang demografis yang beragam
• Sepertinya mereka lebih suka diajari
16. Tanggung Jawab Pamong
dalam LCL
• Learning process • Building Positive
Teacher-Learner
- learning
Relationship
outcomes
Know the students
- strategies - previous
- assessment experience
- evaluation - background
- etc
17. Mengidentifikasi dan Mengkomunikasikan
Perolehan Belajar dengan jelas
• Learning Objectives
• K, S, A/ O
• Deeper level of understanding
Keywords: Reflect, hypothesize, explain,
analyze
18. Strategies
• Menggunakan strategi belajar yang
berbeda untuk mendorong self managed
learning
• Real World Problems
• Assignments: project, experiment design,
IT usage, teamwork
20. Evaluation
Types of evaluation
- Outcome
- Process
Strategy for evaluation
Analyze the result
Feedback and Propose Actions
21. Student Readiness for SCL
• Traditional Students in Non Traditional Class,
may need
- Orientasi
- Dukungan
22. Fenomena: Mabuk LCL pada siswa
(Woods 1994)
- Shock - Menyerah dan
- Penolakan/ Denial menerima
- Reaksi emosi - Berjuang dan
Eksplorasi
- Bertahan dan
menarik diri/ - Kembali PD
Resistance and - Integration and
Withdrawal Succes