SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
DIAMORF DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA SUNDA

                                    Jatmika Nurhadi
         Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran, Bandung, 40600, Indonesia
                               E-mail: jatmikanurhadi@gmail.com


                                           BAB I
                                    PENDAHULUAN




1.1    Latar Belakang
       Bahasa memiliki sistem dan struktur tertentu. Sistem tersebut berkaitan dengan
tataran fonologis, tataran gramatikal (morfologis dan sintaksis), serta aspek semantik. Salah
satu subsistem tersebut mengkaji aspek makna, baik makna sebenarnya maupun makna
kiasan. Ilmu yang mempelajari makna disebut semantik. Semantik sangat erat hubungannya
dengan kehidupan manusia karena bahasa yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi
haruslah memiliki makna yang tepat agar terjadi komunikasi yang efektif terhadap teman atau
mitra bicara.
       Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum bisa dikatakan bahasa,
bila makna tidak terkandung di dalamnya. Setiap arus ujaran mengandung makna atau tidak,
haruslah dilihat dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap kelompok
masyarakat bahasa, baik kecil maupun besar, secara konvensional telah sepakat bahwa setiap
struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Dengan demikian,
terhimpun bermacam-macam susunan bunyi yang satu berbeda dari yang lain, yang masing-
masing mengandung suatu makna tertentu, yang bersama-sama membentuk perbendaharaan
kata dari suatu masyarakat. Sebagai alat untuk penyampaian pengalaman jiwa, pikiran, dan
maksud dalam masyarakat, makna memegang peranan penting dalam pemakaian bahasa.
       Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam suku bangsa, yang memiliki bahasa masing-
masing yang lazim disebut bahasa daerah. Baik melalui proses pembelajaran formal maupun
informal, membuat tidak sedikit warga Indonesia yang mampu berbahasa Indonesia sekaligus
berbahasa daerah. Hal ini membuka peluang bagi banyak masyarakat yang berada di
Indonesia menjadi masyarakat bilingualis. Dalam masyarakat bilingualis terdapat kontak
bahasa. Oleh karena itu, terdapat kecenderungan pada dwibahasawan untuk mempersamakan
hal-hal pada bahasa yang satu dengan hal-hal pada bahasa yang lain (Rusyana, 1988: 5).
Sebuah kata yang sama penulisannya maupun pengucapannya dalam sebuah bahasa
bisa juga terdapat dalam bahasa lain yang memiliki kata dengan penulisan dan pengucapan
yang sama. Persamaan tersebut apabila memiliki makna yang sama maka tidak akan
membingungkan masing-masing pengguna bahasa tersebut. Namun, apabila makna yang
terkandung dalam kata-kata tersebut terdapat perbedaan hal ini akan menimbulkan
kebingungan atau salah persepsi. Dalam masyarakat biligualis, hal semacam ini bisa saja
terjadi.
           Dwibahasawan melakukan identifikasi antarbahasa. Identifikasi itu dapat terjadi
dalam berbagai bidang, seperti bidang bunyi bahasa, morfologi, hubungan ketatabahasaan,
dan bidang isi. Menurut Rusyana (1988: 5) identifikasi yang terjadi di dalam bidang
morfologi salah satunya adalah diamorf.
           Kajian terhadap diamorf jarang sekali dilakukan. Dengan demikian, diperlukan suatu
penelitian mengenai diamorf-diamorf yang terdapat dalam masyarakat bilingualis. Hal ini
dilakukan dengan tujuan mencari persamaan dan perbedaan yang terdapat pada morfem-
morfem yang digunakan dalam bahasa-bahasa tersebut. Dengan demikian, masyarakat tidak
salah dalam memaknai sebuah kata. Selain itu, dwibahasawan-dwibahasawan secara sadar
maupun        tidak   menghindarkan      terjadinya   identifikasi    tersebut,    sehingga   proses
mempersamakan         bahasa    satu   dengan    bahasa    lain      menyebabkan     dwibahasawan-
dwibahasawan tersebut salah mengidentifikasi makna sebuah kata.
           Untuk menyelidiki hal tersebut, perlu dilakukan penelitian terhadap diamorf homofoni
bahasa Indonesia dan bahasa Sunda perlu dilaksanakan sehingga morfem-morfem apa saja
yang terdapat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda yang memiliki kesamaan bentuk
fonemiknya, tetapi memiliki perbedaan makna dapat diketahui.


1.2        Rumusan Masalah
           Berkaitan dengan paparan diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa
Sunda, terdapat dua masalah yang perlu dirumuskan. Rumusan masalah itu disenaraikan
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut.
   (1) Bagaimana wujud diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda?
   (2) Bagaimana perbedaan makna yang terkandung dalam diamorf homofoni dalam bahasa
           Indonesia dan bahasa Sunda?
   (3) Bagaimana keterkaitan makna yang terkandung dalam diamorf-diamorf homofoni
           dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda?
1.3      Tujuan Penelitian
          Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia
 dan bahasa Sunda. Tujuan penelitian ini meliputi tiga hal, yakni:
       (1) mendeskripsikan wujud diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda;
       (2) mendeskripsikan perbedaan makna yang terkandung dalam diamorf homofoni
          morfem bebas dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, dan
       (3) mendeskripsikan keterkaitan makna yang terkandung dalam diamorf-diamorf
          homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.




1.4     Manfaat Penelitian
          Hasil penelitian yang memaparkan diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan
 bahasa Sunda ini mempunyai dua manfaat utama, yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis.
 Kedua manfaat penelitian ini masing-masing disajikan sebagai berikut.


 a. Manfaat Teoretis
          Secara teoretis, deskripsi diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa
 Sunda ini memiliki empat manfaat, yakni:
        1)    sebagai bahan pengembangan teori linguistik;
        2)    sebagai bahan untuk melengkapi kajian linguistik dalam bahasa Indonesia dan
              bahasa Sunda;
        3)    sebagai informasi bagi para pengkaji bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, dan
        4)    sebagai acuan bahan ajar bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.


 b. Manfaat Praktis
          Secara praktis, deskripsi diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda
 ini memiliki dua manfaat, yakni:
        1)    sebagai bahan pengajaran dan pembinaan bahasa Sunda dan bahasa Sunda, dan
        2)    sebagai motivasi tumbuh kembangnya kajian lebih lanjut mengenai diamorf,
              bilingualisme, morfologi dan semantik dalam bahasa Sunda.


 1.5      Metodologi Penelitian
 1.5.1 Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini akan digunakan metode deskriptif analitis. Perluasan makna
akan dideskripsikan berdasarkan makna sebelum dan sesudah terjadinya proses perluasan.
         Pengumpulan data akan dilakukan melalui tahap-tahap berikut:
(a) membaca leksem-leksem yang terdapat dalam Kamus Sunda-Indonesia;
(b) menandai leksem-leksem yang terdapat dalam Kamus Sunda-Indonesia;
(c) menyalin leksem-leksen yang terdapat dalam Kamus Sunda-Indonesia yang telah
      ditandai ke dalam kartu data. Setiap kartu data diberi nomor kode.


Misalnya:

                                      KARTU DATA

       Data 001

       Kata dalam BI:amat                           Kata dalam BS:amat
       Makna         : sangat                       Makna        : hari sesudah
                                                                   esok, lusa

       Keterkaitan makna:
       Tidak mengandung keterkaitan makna.


1.5.2 Teknik Pengolahan Data
         Setelah selesai pengumpulan data, selanjutnya pengolahan data yang dilakukan
melalui langkah-langkah sebagai berikut.
1) Pengkajian dan analisis data secara semantis untuk menghasilkan deskripsi diamorf
      homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda dilihat jenis morfemnya dan
      perbedaan maknanya.
2) Penafsiran atau interpretasi data melalui hasil analisis diamorf homofoni dalam bahasa
      Indonesia dan bahasa Sunda untuk menghasilkan simpulan penelitian.
3) Penyajian atau deskripsi data melalui kalimat yang efektif mengenai diamorf homofoni
      dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda.


1.6     Sumber Data dan Korpus
1.7     Penentuan Sumber Data
        Sumber data dalam penelitian ini adalah ragam bahasa tulis. Penentuan sumber data

itu didasari oleh pertimbangan bahwa ragam bahasa tulis lebih terpelihara daripada ragam
bahasa lisan sehingga mencerminkan bahasa yang terencana, mantap, dan baku (Ochs, 1972)

dan prosedur ini dibenarkan karena bahasa yang diteliti telah memiliki sistem tulisan

(Samsuri, 1983: 169). Untuk keperluan itu digunakan sumber data bahasa Indonesia yang

dipakai dalam Kamus Sunda-Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Data yang

digunakan adalah morfem bebas berupa kata dasar. Kata turunan dan sebagainya tidak

digunakan.

        Bahan tersebut dipilih sebagai sumber data utama atas pertimbangan, yakni (1)

memenuhi syarat kebahasaan dalam arti memperagakan pemakaian bahasa Indonesia dan

bahasa Sunda baku, (2) cukup mewakili pemakaian bahasa Indonesia dalam berbagai bidang

kehidupan, dan (3) berada dalam jangkauan peneliti.



1.6.2 Penentuan Korpus Data

        Penentuan dan pengambilan data seperti itu diharapkan cukup representatif bagi

penelitian ini. Selanjutnya, secara acak akan diambil sejumlah morfem bebas berupa kata

dasar, kemudian dicatat dalam kartu data. Korpus data inilah yang dijadikan bahan kajian

data.

        Dari sumber data tersebut ditentukan seluruh kalimat majemuk sebagai populasi.

Selanjutnya, seluruh populasi yang dijadikan sampel itu ditentukan sesuai dengan keperluan

penelitian. Jadi, penelitian ini menggunakan sampel purposif. Seluruh data kata dasar tersebut

dianalisis dari makna dan hubungan semantisnya.
BAB II
                                       KAJIAN TEORI




2.1    Morfologi
        Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa
sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh
perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi
perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
(http://id.wikipedia.org/wiki/linguistik).
        Kata morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa
Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti
ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphed an logos ialah bunyi yang biasa muncul
diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya
itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.
        Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk
kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas
kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam
morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah
morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
        Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk
beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna
(arti) dan kelas kata.


2.1.1 Morfem
        Morfem adalah suatu bentuk bahasa yang tidak mengandung bagian-bagian yang
mirip dengan bentuk lain, baik bunyi maupun maknanya. (Bloomfield, 1974: 6).
Morfem adalah unsur-unsur terkecil yang memiliki makna dalam tutur suatu bahasa
(Hookett dalam Sutawijaya, dkk.). Kalau dihubungkan dengan konsep satuan gramatik, maka
unsur yang dimaksud oleh Hockett itu, tergolong ke dalam satuan gramatik yang paling
kecil.
         Morfem, dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan
dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan.
Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan
kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga.
(http://id.wikipedia.org/wiki/linguistik).
         Berdasarkan konsep-konsep di atas di atas dapat dikatakan bahwa morfem adalah
satuan gramatik yang terkecil yang mempunyai makna, baik makna leksikal maupun makna
gramatikal.


2.1.2 Morfem Bebas dan Morfem Terikat
         Morfem ada yang bersifat bebas dan ada yang bersifat terikat. Dikatakan morfem
bebas karena ia dapat berdiri sendiri, dan dikatakan terikat jika ia tidak dapat berdiri
sendiri.Misalnya:
    1. Morfem bebas – “saya”, “buku”, dsb.
    2. Morfem terikat – “ber-“, “kan-“, “me-“, “juang”, “henti”, “gaul”, dsb.


2.1.3 Kata
         Para linguis yang sehari-hari bergelut dengan kata ini, hingga dewasa ini, kiranya
tidak pernah mempunyai kesamaan pendapat mengenai konsep apa yang di sebut dengan kata
itu. Satu masalah lagi mengenai kata ini adalah mengenai kata sebagai satuan gramatikal.
         Kata adalah satuan terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai
makna. Kata-kata yang terbentuk dari gabungan huruf atau morfem baru kita akui sebagai
kata bila bentuk itu sudah mempunyai makna.
         Kata ialah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai
satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Perhatikan kata-kata di
bawah ini.
    1.   Mobil
    2.   Rumah
    3.   Sepeda
    4.   Ambil
    5.   Dingin
6. Kuliah.

         Keenam kata yang kita ambil secara acak itu kita akui sebagai kata karena setiap kata
mempunyai makna. Kita pasti akan meragukan, bahkan memastikan bahwa adepes, libma,
ninggib, haklab bukan kata dari bahasa Indonesia karena tidak mempunyai makna.
         Dari segi bentuknya kata dapat dibedakan atas dua macam, yaitu (1) kata yang
bermofem tunggal, dan (2) kata yang bermorfem banyak. Kata yang bermorfem tunggal
disebut juga kata dasar atau kata yang tidak berimbuhan. Kata dasar pada umumnya
berpotensi untuk dikembangkan menjadi kata turunan atau kata berimbuhan. Perhatikan
perubahan kata dasar menjadi kata turunan dalam tabel di bawah ini.


2.2      Semantik
         Semantik (dari Bahasa Yunani: semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata
sema, tanda) adalah cabang linguistik yang mempelajari makna yang terkandung pada suatu
bahasa, kode, atau jenis representasi lain. Dengan kata lain, Semantik adalah pembelajaran
tentang makna. Semantik biasanya dikaitkan dengan dua aspek lain: sintaksis, pembentukan
simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta pragmatika, penggunaan praktis
simbol oleh komunitas pada konteks tertentu. (http://id.wikipedia.org/wiki/Semantik)

2.2.1 Jenis Makna

         Jenis makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang.
Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal.
Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata dapat dibedakan adanya makna
referensial dan nonreferensial. Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata dapat
dibedakan adanya makna konotatif dan denotatif. Berdasarkan ketepatan maknanya dapat
dibedakan adanya makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Selain pembagian
tersebut, jenis makna dapat pula digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu (a) makna leksikal
dan (b) makna kontekstual.


a.       Makna Leksikal
         Makna leksikal (leksical me3aning, sematic meaning, external meaning) adalah
makna kata yang berdiri sendiri baik dalam bentuk dasar maupun dalambentuk kompleks
(turunan) dan makna yang ada tetap seperti apa yang dapat kita lihat dalam kamus. Makna
leksikal dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu (a) makna konseptual yang meliputi
makna konotatif, makna afektif, makna stilistik, makna kolokatif dan makna idiomatik.


b.     Makna Konseptual
       Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan konsepnya makna yang sesuai
dengan referennya, dan makna yang bebas asosiasi atau hubungan apa pun. Makna
konseptual disebut juga makna denotatif, makna referensial, makna kognitif, atau makna
deskriptif. Makna konseptual dianggap sebagai faktor utama dalam setiap komunikasi.


2.3    Diamorf
       Menurut Rusyana (1988: 6) diamorf merupakan varian morfem atau varian kelompok
morfem yang diidentifikasikan secara antarbahasa. Diamorf yang terjadi karena identifikasi
bentuk fonemiknya disebut diamorf homofoni, sedangkan diamorf yang terjadi karena
identifikasi arti disebut diamorf sinonimi. Diamorf yang sekaligus homofoni dan sinonimi
disebut diamorf homologi.
       Menurut Kridalaksana (2008: 49) diamorf merupakan satuan morfologis abstrak yang
dirumuskan untuk menandai kesepadanan antara satuan-satuan morfologis di antara pelbagai
dialek atau bahasa.
BAB III
                              ANALISIS DAN PEMBAHASAN




3.1    Analisis Diamorf Homofoni dalam BI dan BS
       Untuk mendeksripsikan diamorf homofoni bahasa Indonesia dan bahasa Sunda,
peneliti melakukan langkah analisis terhadap morfem bebas yang berupa kata yang terdapat
dalam BI dan BS. Analisis yang dilakukan adalah analisis terhadap makna yang terkandung
pada masing-masing kata tersebut, kemudian dicari tahu keterkaitan maknanya. Terdapat 71
kata yang dianalisis. Hasil dari analisis data-data itu sebagai berikut.


 Data 001

 Kata dalam BI:amat                              Kata dalam BS:amat
 Makna         : sangat                          Makna        : hari sesudah esok, lusa

 Keterkaitan makna:
 Tidak mengandung keterkaitan makna.

 Data 002

 Kata dalam BI:amis                              Kata dalam BS:amis
 Makna         : bau asam, anyir                 Makna        : manis

 Keterkaitan makna:
 Ada keterkaitan makna, yakni berkaitan dengan persepsi indrawi.
Data 003

Kata dalam BI:anti                        Kata dalam BS:anti
Makna         : tidak mendukung           Makna        : tunggu; tidak mendukung

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata anti memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak
berkaitan sama sekali.

Data 004

Kata dalam BI:arah                        Kata dalam BS:arah
Makna         : tujuan                    Makna        : harap, cari, peroleh

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna. Dalam BI arah termasuk nomina, sedangkan dalam BS
termsuk verba.

Data 005

Kata dalam BI:arang                       Kata dalam BS:arang
Makna         : sisa pembakaran kayu      Makna        : jarang, langka

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna. Dalam BI arah termasuk nomina, sedangkan dalam BS
termasuk adjektiva.

Data 005

Kata dalam BI:awas                        Kata dalam BS:awas
Makna         : peringatan                Makna        : jelas, kelihatan, peringatan

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata awas memiliki tiga makna, satu makna homologis, tetapi makna lain tidak
berkaitan sama sekali.

Data 006

Kata dalam BI:bakat                       Kata dalam BS:bakat
Makna         : pembawaan                 Makna        : pembawaan; saking

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.
Data 007

Kata dalam BI:bangga                       Kata dalam BS:bangga
Makna         : perasaan kagum             Makna        : amat sulit, amat sukar

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna. Terkesan memiliki makna yang berkontradiktif.

Data 008

Kata dalam BI:baya                         Kata dalam BS:baya
Makna         : tua                        Makna        : bahaya

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna sama sekali.

Data 009

Kata dalam BI:bayangan                     Kata dalam BS:bayangan
Makna         : proyeksi gelap suatu       Makna        : menjadi ganas karena sudah
                benda                                     terluka

Keterkaitan makna:
Ada keterkaitan makna mengenai persepsi dalam pikiran.

Data 010

Kata dalam BI:bekas                        Kata dalam BS:bekas
Makna         : mantan, habis pakai        Makna        : tembak

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 011

Kata dalam BI:burung                 Kata dalam BS:burung
Makna         : nama binatang yang          Makna        : gila
                Berbulu dan bisa terbang

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 012

Kata dalam BI:cocok                    Kata dalam BS:cocok
Makna         : pas, tepat             Makna        : sumbat; suap

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 013

Kata dalam BI:duka                     Kata dalam BS:duka
Makna         : susah, prihatin        Makna        : kata yang menyatakan tidak
                                                      tahu; prihatin, susah

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.
Data 014

Kata dalam BI:era                      Kata dalam BS:éra
Makna         : zaman                  Makna        : malu, zaman

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali. Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata era dari BI.

Data 015

Kata dalam BI:gaduh                    Kata dalam BS:gaduh
Makna         : bising, ribut          Makna        : punya, memiliki

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.

Data 016

Kata dalam BI:gaji                     Kata dalam BS:gajih
Makna         : upah                   Makna        : lemak; upah

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata gaji dari BI.
Data 017

Kata dalam BI:ganja                       Kata dalam BS:ganja
Makna         : tanaman madat             Makna        : bagian keris yang agak
                                                         memanjang horizontal
                                                         antara gagang dengan
                                                         kerisnya

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata ganja dari BI.

Data 018

Kata dalam BI:garap                       Kata dalam BS:garap
Makna         : mengerjakan               Makna        : gagap; mengerjakan

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.

Data 019

Kata dalam BI:gelap                       Kata dalam BS:gelap
Makna         : tidak terang, tidak ada   Makna        : halilintar
                cahaya

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.

Data 020

Kata dalam BI:gelar                       Kata dalam BS:gelar
Makna         : pangkat, sebutan          Makna        : hidang; pangkat, sebutan

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata gelar dari BI.
Data 021

Kata dalam BI:gempar                        Kata dalam BS:gempar
Makna         : sesuatu yang dahsyat        Makna        : banyak yang berbaring
                                                           biasanya karena sakit

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 022

Kata dalam BI:gemuk                         Kata dalam BS:gemuk
Makna         : gendut, berbadan besar      Makna        : pupuk tanaman

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.

Data 023

Kata dalam BI:gigih                         Kata dalam BS:gigih
Makna         : teguh, pantang menyerah     Makna        : nasi setengah matang

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna
Data 024

Kata dalam BI:gila                          Kata dalam BS:gila
Makna         : tidak waras, hilang ingatan Makna        : jijik

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 025

Kata dalam BI:girang                Kata dalam BS:girang
Makna         : banyak gaya; senang        Makna         : barat; hulu

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 026

Kata dalam BI:goreng               Kata dalam BS:goréng
Makna          : cara memasak dengan      Makna        : jelek; memasak dengan
                 minyak                                  minyak
Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.
Data 027

Kata dalam BI:gugah                        Kata dalam BS:gugah
Makna         : menarik                    Makna        : bangun tidur

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 028

Kata dalam BI:gugur                        Kata dalam BS:gugur
Makna         : wafat, mati untuk          Makna        : guntur, guruh
                Ppahlawan/orang berjasa
Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.

Data 029

Kata dalam BI:gusar                        Kata dalam BS:gusar
Makna         : perasaan gelisah           Makna        : dipotong gigi

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 030

Kata dalam BI:hilang                       Kata dalam BS:hilang
Makna         : ada jadi tidak ada         Makna        : mati, meninggal

Keterkaitan makna:
Ada keterkaitan makna, dari ada menjadi tiada. Meninggal dari hidup menjadi mati.
Data 031

Kata dalam BI:hirup                      Kata dalam BS:hirup
Makna         : mengambil udara lewat    Makna        : hidup
                hidung

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.

Data 032

Kata dalam BI:indah                      Kata dalam BS:indah
Makna         : bagus                    Makna        : mencret (bayi)

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 033

Kata dalam BI:intip                      Kata dalam BS:intip
Makna         : melihat sembunyi-        Makna        : kerak nasi, intai
                sembunyi lewat lubang;
                intai

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.
Data 034

Kata dalam BI:intip                      Kata dalam BS:intip
Makna         : melihat sembunyi-        Makna        : kerak nasi, intai
                sembunyi lewat lubang;
                intai

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.
Data 035

Kata dalam BI:juru                       Kata dalam BS:juru
Makna         : ahli, tukang             Makna        : sudut; ahli, tukang

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata juru dari BI.
Data 036

Kata dalam BI:kalem                        Kata dalam BS:juru
Makna         : tenang, sabar              Makna        : tenang, sabar; tenggelam
                                                          ke dalam air

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata kalem dari BS.
Data 037

Kata dalam BI:juru                         Kata dalam BS:juru
Makna         : ahli, tukang               Makna        : sudut; ahli, tukang

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata juru dari BI.
Data 038

Kata dalam BI:kami                         Kata dalam BS:juru
Makna         : kata ganti orang pertama   Makna        : kata ganti orang pertama
                jamak                                     tunggal; saya, aku yang
                                                          yang digunakan orang tua

Keterkaitan makna:
Ada persamaan, tetapi berbeda dalam penggunaan.
Data 039

Kata dalam BI:kanda                        Kata dalam BS:kanda
Makna         : kependekan dari kakanda    Makna        : janji, versi, rekaan cerita

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 040

Kata dalam BI:kasir                       Kata dalam BS:kasir
Makna         : pemegang kas              Makna        : jangkrik besar; pemegang
                                                         kas

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata kasir dari BI.
Data 041

Kata dalam BI:kelar                       Kata dalam BS:kelar
Makna         : selesai                   Makna        : ingar kesenangan yang
                                                         sudah dialami; selesai

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BI itu disebabkan oleh serapan
kata kelardari BS.
Data 042

Kata dalam BI:kenyang                     Kata dalam BS:kenyang
Makna         : puas makan                Makna        : tarik

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterikatan makna.
Data 043

Kata dalam BI: kerok                      Kata dalam BS:kérok
Makna         : penyebab gangguan         Makna        : sala hitung tidak disengaja

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterikatan makna.
Data 044

Kata dalam BI:kiat                        Kata dalam BS:kiat
Makna         : cara jitu, trik           Makna        : kuat

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterikatan makna.
Data 045

Kata dalam BI:kodok                      Kata dalam BS:kodok
Makna         : binatang amfibi, katak   Makna        : memasukkan tangan ke
                                                        dalam saku atau lubang

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 046

Kata dalam BI:kokoh                      Kata dalam BS:kokoh
Makna         : kuat                     Makna        : kuah

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterikatan makna.
Data 047

Kata dalam BI:kop                        Kata dalam BS:kop
Makna         : kepala surat             Makna        : penegas untuk kata ambil;
                                                        kepala surat
Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata kop dari BI.
Data 048

Kata dalam BI:koyo                       Kata dalam BS:koyo
Makna         : obat plester             Makna        : tidak masuk akal; obat
                                                        plester

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata koyo dari BI.
Data 049

Kata dalam BI:lantas                     Kata dalam BS:lantas
Makna         : lalu                     Makna        : panjang ruasnya (bambu)

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 050

Kata dalam BI:lestari                       Kata dalam BS:lestari
Makna         : jaga                        Makna        : meninggal

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 051

Kata dalam BI:layang                Kata dalam BS:layang
Makna         : terbang                    Makna        : surat, tulian, lakon; terbang

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.
Data 052

Kata dalam BI:lebah                         Kata dalam BS:lebah
Makna         : tawon, binatang penghasil   Makna        : dekat, tidak jauh
                madu

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna
Data 053

Kata dalam BI:lembur                 Kata dalam BS:lembur
Makna         : kerja di luar waktu kerja   Makna        : kampung di luar kota;
                                                           Kerja di luar waktu kerja

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata lembur dari BI.
Data 054

Kata dalam BI:lenggang                      Kata dalam BS:lénggang
Makna         : goyang dengan gemulai       Makna        : jernih

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 055

Kata dalam BI:liar                          Kata dalam BS:liar
Makna         : tidak jinak                 Makna        : berpergian, keluar rumah

Keterkaitan makna:
Tidsk ada keterkaitan makna.
Data 056

Kata dalam BI:luang                         Kata dalam BS:luang
Makna         : kosong                      Makna        : pengalaman

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 057

Kata dalam BI:mangga                        Kata dalam BS:mangga
Makna         : nama buah berbiji tunggal   Makna        : silakan; ucapan
                manis asam rasanya

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 058

Kata dalam BI:mani                          Kata dalam BS:mani
Makna         : sperma                      Makna        : sperma; sampai jadi

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata mani dari BI.
Data 059

Kata dalam BI:mesum                 Kata dalam BS:mesum
Makna         : pornografis                Makna       : wajah muram; pornografis

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata mesum dari BI.
Data 060

Kata dalam BI:muka                         Kata dalam BS:muka
Makna         : wajah                      Makna        : wajah; membuka

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.
Data 061

Kata dalam BI:muntah                       Kata dalam BS:muntah
Makna         : makanan yang keluar lagi   Makna        : luntur

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 062

Kata dalam BI:mutu                         Kata dalam BS:mutu
Makna         : kualitas                   Makna        : alat pelumat/penumbuk;
                                                          kualitas
Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata mutu dari BI.
Data 063

Kata dalam BI:paling                       Kata dalam BS:paling
Makna         : yang ter-                  Makna        : curi

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 064

Kata dalam BI:palung                 Kata dalam BS:palung
Makna         : bagian laut yang dalam      Makna        : gila

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 065

Kata dalam BI:pamor                    Kata dalam BS:pamor
Makna         : daya tarik, wibawa     Makna        : garis-garis menyerupai
                                                      gambar dalam keris

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.
Data 066

Kata dalam BI:pesat                    Kata dalam BS:pesat
Makna         : signifikan             Makna        : mencabut golok dari
                                                      Sarungnya; signifikan

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh
serapan kata pesat dari BI.
Data 067

Kata dalam BI:pocong                   Kata dalam BS:pocong
Makna         : bungkus mayat          Makna        : bungkus mayat; ukuran padi

Keterkaitan makna:
Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna
tidak berkaitan sama sekali.
Data 068

Kata dalam BI:poros                    Kata dalam BS:poros
Makna         : sumbu                  Makna        : terperosok

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 069

Kata dalam BI:pucat                    Kata dalam BS:pucat
Makna         : muka putih pasi        Makna        : lepas, copot

Keterkaitan makna:
Tidak ada keterkaitan makna.
Data 070

 Kata dalam BI:semi                           Kata dalam BS:semi
 Makna         : tidak terlalu; setengah      Makna        : jagung muda

 Keterkaitan makna:
 Tidak ada keterkaitan makna.
 Data 071

 Kata dalam BI:susut                          Kata dalam BS:susut
 Makna         : mengecil, menciut            Makna        : seka, usap, membersihkan

 Keterkaitan makna:
 Tidak ada keterkaitan makna.


3.2    Pembahasan Diamorf Homofoni BI dan BS
       Dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda terdapat diamorf homofoni. Diamorf ini
terjadi karena identifikasi bentuk fonemik yang terdapat dari kata-kata yang sama, tetapi
memiliki makna yang berbeda.
       Setelah dianalisis dapat diketahui bahwa diamorf yang terdapat dalam BI dan BS
lebih banyak yang tidak mengandung keterikatan makna. Selain itu, terdapat pula kata dalam
BI dan BS yang bermakna ganda, sehingga kata tersebut ada yang memiliki keterikatan
makna ada yang tidak. Keterikatan makna tersebut ada yang terjadi karena proses penyerapan
kata dan ada yang terjadi karena kehomologisan kata. Dengan kata lain, terdapat kata yang
berhomonim dalam bahasa Indonesia atau bahasa Sunda.
       Di samping itu, ditemukan pula makna yang berkaitan seperti pada kata amis yang
dalam bahasa Indonesia bermakna anyir, sedangkan di bahasa Sunda bermakna manis.
Keterikatannya terdapat pada makna yang berkaitan dengan persepsi indra. Selain itu, ada
juga makna yang berkontradiktif seperti pada kata bangga. Kata bangga dalam BI memiliki
arti positif, yakni hal yang mengagumkan. Namun, dalam BS bermakana susah, berat.


                                           BAB IV
                                           PENUTUP




4.1    Simpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan data dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu
sebagai berikut.
      (1)     Dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda terdapat diamorf homofoni.
      (2)     Diamorf ini terjadi karena identifikasi bentuk fonemik yang terdapat dari kata-kata
              yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda.
      (3)     Diamorf homofoni terdapat dalam kata dasar BS dan BI.
      (4)     Diamorf yang terdapat dalam BI dan BS lebih banyak yang tidak mengandung
              keterikatan makna.
      (5)     Diamorf dalam BI dan BS terdapat yang bermakna ganda, sehingga kata tersebut
              ada yang memiliki keterikatan makna ada yang tidak.
      (6)     Keterikatan makna pada diamorf yang bermakna ganda tersebut terjadi karena
              proses penyerapan kata atau kehomologisan kata. Dengan kata lain, terdapat kata
              yang berhomonim dalam bahasa Indonesia atau bahasa Sunda.
      (7)     Terdapat keterikatan makna yang berkaitan dengan persepsi indra.
      (8)     Terdapat keterikatan makna yang kontradiktif.


4.2         Saran
            Dari simpulan terdapat beberapa saran untuk penelitian berikutnya, di antaranya:
      (1)     Peneliti selanjutnya diharapkan meneliti diamorf tidak hanya diamorf homofoni
              tetapi juga diamorf sinonimi dan diamorf homologi.
      (2)     Peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya meneliti diamorf pada morfem bebas
              berupa kata dasar, tetapi juga meneliti morfem-morfem lainnya.




                                       DAFTAR PUSTAKA




Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Finoza, Lamuddin. 2006. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia
I.G.N. Oka dan Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores: Nusa Indah.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Ochs, Elinor. 1979. “Planned and Unplanned Discourse” dalam Givon (Ed.) Syntax and
      Semantics. Vol 12. New York: Academic Press.
Rusyana, Yus. 1988. Perihal Kedwibahasaan(Bilingualisme). Jakarta: Depdikbud.
Samsuri. 1983. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga.
Verharr, J.W.M. 2008. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
      Press.


Internet
http://id.wikipedia.org/wiki/linguistik
http://id.wikipedia.org/wiki/semantik

More Related Content

What's hot

Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuElyn Eveline
 
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Rina Fadhali
 
Linguistik untuk guru bahasa
Linguistik untuk guru bahasaLinguistik untuk guru bahasa
Linguistik untuk guru bahasaKamarudin Tahir
 
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesiaRingkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesiaKandidat guru BK Profesional
 
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikTugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikAhmad NazRi
 
Pengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumPengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumImam Suwandi
 
Bab vii wacana
Bab vii wacanaBab vii wacana
Bab vii wacanamudanp.com
 
Berbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistikBerbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistikUchy Fahrel
 

What's hot (20)

Kelompok 2 linguistik umum
Kelompok 2 linguistik umumKelompok 2 linguistik umum
Kelompok 2 linguistik umum
 
Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayu
 
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
Sri Lestari "Fonemik Bahasa Melayu Sambas di Sekolah Menengah Pertama Negeri ...
 
Disain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian KebahasaanDisain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian Kebahasaan
 
Kajian linguistik-umum-bab-3
Kajian linguistik-umum-bab-3Kajian linguistik-umum-bab-3
Kajian linguistik-umum-bab-3
 
Proposal penelitian kebahasaan dan sosial
Proposal penelitian kebahasaan dan sosialProposal penelitian kebahasaan dan sosial
Proposal penelitian kebahasaan dan sosial
 
tugas individu
tugas individutugas individu
tugas individu
 
Linguistik untuk guru bahasa
Linguistik untuk guru bahasaLinguistik untuk guru bahasa
Linguistik untuk guru bahasa
 
Disain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian KebahasaanDisain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian Kebahasaan
 
Makalah semanti1
Makalah semanti1Makalah semanti1
Makalah semanti1
 
Disain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian KebahasaanDisain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian Kebahasaan
 
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesiaRingkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
Ringkasan materi ujian akhir semester bahasa indonesia
 
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikTugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
 
Linguistik bahasa
Linguistik bahasa Linguistik bahasa
Linguistik bahasa
 
Pengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umumPengantar linguistik umum
Pengantar linguistik umum
 
disain PenelitianKebahasaan
disain PenelitianKebahasaandisain PenelitianKebahasaan
disain PenelitianKebahasaan
 
Bab vii wacana
Bab vii wacanaBab vii wacana
Bab vii wacana
 
Berbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistikBerbagai kajian-linguistik
Berbagai kajian-linguistik
 
Makalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa munaMakalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa muna
 
Nila
NilaNila
Nila
 

Similar to DIAMORF DI BAHASA INDONESIA DAN SUNDA

Proses morfologis nomina dalam bahasa daerah muna
Proses morfologis nomina dalam bahasa daerah munaProses morfologis nomina dalam bahasa daerah muna
Proses morfologis nomina dalam bahasa daerah munaOperator Warnet Vast Raha
 
Perbedaan makna kata-kata_bahasa
Perbedaan makna kata-kata_bahasaPerbedaan makna kata-kata_bahasa
Perbedaan makna kata-kata_bahasadingin
 
Makalah Bahasa Indonesia Kelompok 2 A8.pdf
Makalah Bahasa Indonesia Kelompok 2 A8.pdfMakalah Bahasa Indonesia Kelompok 2 A8.pdf
Makalah Bahasa Indonesia Kelompok 2 A8.pdfSalisAstutiN
 
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...rachelianto
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiariskia_chandra
 
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiahMakalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiahPrescott Py3man
 
Fonologi, Morfologi dan Sintaksis.docx
Fonologi, Morfologi dan Sintaksis.docxFonologi, Morfologi dan Sintaksis.docx
Fonologi, Morfologi dan Sintaksis.docxkamilazhary
 
Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011
Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011
Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011Abdullah Dedi Maulana
 
Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011
Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011
Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011Abdullah Dedi Maulana
 
Cover bab i kelompok
Cover bab i kelompokCover bab i kelompok
Cover bab i kelompoktaufiq99
 
Makalah fix
Makalah fixMakalah fix
Makalah fixzhu ma
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaRizzty Mennelz
 

Similar to DIAMORF DI BAHASA INDONESIA DAN SUNDA (20)

Proses morfologis nomina dalam bahasa daerah muna
Proses morfologis nomina dalam bahasa daerah munaProses morfologis nomina dalam bahasa daerah muna
Proses morfologis nomina dalam bahasa daerah muna
 
Perbedaan makna kata-kata_bahasa
Perbedaan makna kata-kata_bahasaPerbedaan makna kata-kata_bahasa
Perbedaan makna kata-kata_bahasa
 
Makalah Bahasa Indonesia Kelompok 2 A8.pdf
Makalah Bahasa Indonesia Kelompok 2 A8.pdfMakalah Bahasa Indonesia Kelompok 2 A8.pdf
Makalah Bahasa Indonesia Kelompok 2 A8.pdf
 
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
 
Makalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa munaMakalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa muna
 
Makalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa munaMakalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa muna
 
Makalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa munaMakalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa muna
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
 
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiahMakalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
Makalah ragam bahasa, bahasa indonesia ragam ilmiah
 
Kelompok 1
Kelompok 1Kelompok 1
Kelompok 1
 
Fonologi, Morfologi dan Sintaksis.docx
Fonologi, Morfologi dan Sintaksis.docxFonologi, Morfologi dan Sintaksis.docx
Fonologi, Morfologi dan Sintaksis.docx
 
Rafika
RafikaRafika
Rafika
 
Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011
Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011
Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011
 
Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011
Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011
Unit 1 prinsip_dasar_pembljrn_final_10_okt_2011
 
Linguistik
LinguistikLinguistik
Linguistik
 
Makalah struktur fonologi bahasa indonesia
Makalah struktur fonologi bahasa indonesiaMakalah struktur fonologi bahasa indonesia
Makalah struktur fonologi bahasa indonesia
 
Cover bab i kelompok
Cover bab i kelompokCover bab i kelompok
Cover bab i kelompok
 
Makalah fix
Makalah fixMakalah fix
Makalah fix
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
 
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbakuMakalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
Makalah Bahasa baku dan bahasa nonbaku
 

DIAMORF DI BAHASA INDONESIA DAN SUNDA

  • 1. DIAMORF DALAM BAHASA INDONESIA DAN BAHASA SUNDA Jatmika Nurhadi Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran, Bandung, 40600, Indonesia E-mail: jatmikanurhadi@gmail.com BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki sistem dan struktur tertentu. Sistem tersebut berkaitan dengan tataran fonologis, tataran gramatikal (morfologis dan sintaksis), serta aspek semantik. Salah satu subsistem tersebut mengkaji aspek makna, baik makna sebenarnya maupun makna kiasan. Ilmu yang mempelajari makna disebut semantik. Semantik sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia karena bahasa yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi haruslah memiliki makna yang tepat agar terjadi komunikasi yang efektif terhadap teman atau mitra bicara. Setiap bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia belum bisa dikatakan bahasa, bila makna tidak terkandung di dalamnya. Setiap arus ujaran mengandung makna atau tidak, haruslah dilihat dari konvensi suatu kelompok masyarakat tertentu. Setiap kelompok masyarakat bahasa, baik kecil maupun besar, secara konvensional telah sepakat bahwa setiap struktur bunyi ujaran tertentu akan mempunyai arti tertentu pula. Dengan demikian, terhimpun bermacam-macam susunan bunyi yang satu berbeda dari yang lain, yang masing- masing mengandung suatu makna tertentu, yang bersama-sama membentuk perbendaharaan kata dari suatu masyarakat. Sebagai alat untuk penyampaian pengalaman jiwa, pikiran, dan maksud dalam masyarakat, makna memegang peranan penting dalam pemakaian bahasa. Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam suku bangsa, yang memiliki bahasa masing- masing yang lazim disebut bahasa daerah. Baik melalui proses pembelajaran formal maupun informal, membuat tidak sedikit warga Indonesia yang mampu berbahasa Indonesia sekaligus berbahasa daerah. Hal ini membuka peluang bagi banyak masyarakat yang berada di Indonesia menjadi masyarakat bilingualis. Dalam masyarakat bilingualis terdapat kontak bahasa. Oleh karena itu, terdapat kecenderungan pada dwibahasawan untuk mempersamakan hal-hal pada bahasa yang satu dengan hal-hal pada bahasa yang lain (Rusyana, 1988: 5).
  • 2. Sebuah kata yang sama penulisannya maupun pengucapannya dalam sebuah bahasa bisa juga terdapat dalam bahasa lain yang memiliki kata dengan penulisan dan pengucapan yang sama. Persamaan tersebut apabila memiliki makna yang sama maka tidak akan membingungkan masing-masing pengguna bahasa tersebut. Namun, apabila makna yang terkandung dalam kata-kata tersebut terdapat perbedaan hal ini akan menimbulkan kebingungan atau salah persepsi. Dalam masyarakat biligualis, hal semacam ini bisa saja terjadi. Dwibahasawan melakukan identifikasi antarbahasa. Identifikasi itu dapat terjadi dalam berbagai bidang, seperti bidang bunyi bahasa, morfologi, hubungan ketatabahasaan, dan bidang isi. Menurut Rusyana (1988: 5) identifikasi yang terjadi di dalam bidang morfologi salah satunya adalah diamorf. Kajian terhadap diamorf jarang sekali dilakukan. Dengan demikian, diperlukan suatu penelitian mengenai diamorf-diamorf yang terdapat dalam masyarakat bilingualis. Hal ini dilakukan dengan tujuan mencari persamaan dan perbedaan yang terdapat pada morfem- morfem yang digunakan dalam bahasa-bahasa tersebut. Dengan demikian, masyarakat tidak salah dalam memaknai sebuah kata. Selain itu, dwibahasawan-dwibahasawan secara sadar maupun tidak menghindarkan terjadinya identifikasi tersebut, sehingga proses mempersamakan bahasa satu dengan bahasa lain menyebabkan dwibahasawan- dwibahasawan tersebut salah mengidentifikasi makna sebuah kata. Untuk menyelidiki hal tersebut, perlu dilakukan penelitian terhadap diamorf homofoni bahasa Indonesia dan bahasa Sunda perlu dilaksanakan sehingga morfem-morfem apa saja yang terdapat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda yang memiliki kesamaan bentuk fonemiknya, tetapi memiliki perbedaan makna dapat diketahui. 1.2 Rumusan Masalah Berkaitan dengan paparan diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, terdapat dua masalah yang perlu dirumuskan. Rumusan masalah itu disenaraikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut. (1) Bagaimana wujud diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda? (2) Bagaimana perbedaan makna yang terkandung dalam diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda? (3) Bagaimana keterkaitan makna yang terkandung dalam diamorf-diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda?
  • 3. 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. Tujuan penelitian ini meliputi tiga hal, yakni: (1) mendeskripsikan wujud diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda; (2) mendeskripsikan perbedaan makna yang terkandung dalam diamorf homofoni morfem bebas dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, dan (3) mendeskripsikan keterkaitan makna yang terkandung dalam diamorf-diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang memaparkan diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda ini mempunyai dua manfaat utama, yakni manfaat teoretis dan manfaat praktis. Kedua manfaat penelitian ini masing-masing disajikan sebagai berikut. a. Manfaat Teoretis Secara teoretis, deskripsi diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda ini memiliki empat manfaat, yakni: 1) sebagai bahan pengembangan teori linguistik; 2) sebagai bahan untuk melengkapi kajian linguistik dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda; 3) sebagai informasi bagi para pengkaji bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, dan 4) sebagai acuan bahan ajar bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. b. Manfaat Praktis Secara praktis, deskripsi diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda ini memiliki dua manfaat, yakni: 1) sebagai bahan pengajaran dan pembinaan bahasa Sunda dan bahasa Sunda, dan 2) sebagai motivasi tumbuh kembangnya kajian lebih lanjut mengenai diamorf, bilingualisme, morfologi dan semantik dalam bahasa Sunda. 1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 Teknik Pengumpulan Data
  • 4. Di dalam penelitian ini akan digunakan metode deskriptif analitis. Perluasan makna akan dideskripsikan berdasarkan makna sebelum dan sesudah terjadinya proses perluasan. Pengumpulan data akan dilakukan melalui tahap-tahap berikut: (a) membaca leksem-leksem yang terdapat dalam Kamus Sunda-Indonesia; (b) menandai leksem-leksem yang terdapat dalam Kamus Sunda-Indonesia; (c) menyalin leksem-leksen yang terdapat dalam Kamus Sunda-Indonesia yang telah ditandai ke dalam kartu data. Setiap kartu data diberi nomor kode. Misalnya: KARTU DATA Data 001 Kata dalam BI:amat Kata dalam BS:amat Makna : sangat Makna : hari sesudah esok, lusa Keterkaitan makna: Tidak mengandung keterkaitan makna. 1.5.2 Teknik Pengolahan Data Setelah selesai pengumpulan data, selanjutnya pengolahan data yang dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. 1) Pengkajian dan analisis data secara semantis untuk menghasilkan deskripsi diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda dilihat jenis morfemnya dan perbedaan maknanya. 2) Penafsiran atau interpretasi data melalui hasil analisis diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda untuk menghasilkan simpulan penelitian. 3) Penyajian atau deskripsi data melalui kalimat yang efektif mengenai diamorf homofoni dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda. 1.6 Sumber Data dan Korpus 1.7 Penentuan Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah ragam bahasa tulis. Penentuan sumber data itu didasari oleh pertimbangan bahwa ragam bahasa tulis lebih terpelihara daripada ragam
  • 5. bahasa lisan sehingga mencerminkan bahasa yang terencana, mantap, dan baku (Ochs, 1972) dan prosedur ini dibenarkan karena bahasa yang diteliti telah memiliki sistem tulisan (Samsuri, 1983: 169). Untuk keperluan itu digunakan sumber data bahasa Indonesia yang dipakai dalam Kamus Sunda-Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Data yang digunakan adalah morfem bebas berupa kata dasar. Kata turunan dan sebagainya tidak digunakan. Bahan tersebut dipilih sebagai sumber data utama atas pertimbangan, yakni (1) memenuhi syarat kebahasaan dalam arti memperagakan pemakaian bahasa Indonesia dan bahasa Sunda baku, (2) cukup mewakili pemakaian bahasa Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan, dan (3) berada dalam jangkauan peneliti. 1.6.2 Penentuan Korpus Data Penentuan dan pengambilan data seperti itu diharapkan cukup representatif bagi penelitian ini. Selanjutnya, secara acak akan diambil sejumlah morfem bebas berupa kata dasar, kemudian dicatat dalam kartu data. Korpus data inilah yang dijadikan bahan kajian data. Dari sumber data tersebut ditentukan seluruh kalimat majemuk sebagai populasi. Selanjutnya, seluruh populasi yang dijadikan sampel itu ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian. Jadi, penelitian ini menggunakan sampel purposif. Seluruh data kata dasar tersebut dianalisis dari makna dan hubungan semantisnya.
  • 6. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Morfologi Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik. (http://id.wikipedia.org/wiki/linguistik). Kata morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphed an logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk. Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi. Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata. 2.1.1 Morfem Morfem adalah suatu bentuk bahasa yang tidak mengandung bagian-bagian yang mirip dengan bentuk lain, baik bunyi maupun maknanya. (Bloomfield, 1974: 6).
  • 7. Morfem adalah unsur-unsur terkecil yang memiliki makna dalam tutur suatu bahasa (Hookett dalam Sutawijaya, dkk.). Kalau dihubungkan dengan konsep satuan gramatik, maka unsur yang dimaksud oleh Hockett itu, tergolong ke dalam satuan gramatik yang paling kecil. Morfem, dapat juga dikatakan unsur terkecil dari pembentukan kata dan disesuaikan dengan aturan suatu bahasa. Pada bahasa Indonesia morfem dapat berbentuk imbuhan. Misalnya kata praduga memiliki dua morfem yaitu /pra/ dan /duga/. Kata duga merupakan kata dasar penambahan morfem /pra/ menyebabkan perubahan arti pada kata duga. (http://id.wikipedia.org/wiki/linguistik). Berdasarkan konsep-konsep di atas di atas dapat dikatakan bahwa morfem adalah satuan gramatik yang terkecil yang mempunyai makna, baik makna leksikal maupun makna gramatikal. 2.1.2 Morfem Bebas dan Morfem Terikat Morfem ada yang bersifat bebas dan ada yang bersifat terikat. Dikatakan morfem bebas karena ia dapat berdiri sendiri, dan dikatakan terikat jika ia tidak dapat berdiri sendiri.Misalnya: 1. Morfem bebas – “saya”, “buku”, dsb. 2. Morfem terikat – “ber-“, “kan-“, “me-“, “juang”, “henti”, “gaul”, dsb. 2.1.3 Kata Para linguis yang sehari-hari bergelut dengan kata ini, hingga dewasa ini, kiranya tidak pernah mempunyai kesamaan pendapat mengenai konsep apa yang di sebut dengan kata itu. Satu masalah lagi mengenai kata ini adalah mengenai kata sebagai satuan gramatikal. Kata adalah satuan terkecil dari kalimat yang dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Kata-kata yang terbentuk dari gabungan huruf atau morfem baru kita akui sebagai kata bila bentuk itu sudah mempunyai makna. Kata ialah morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Perhatikan kata-kata di bawah ini. 1. Mobil 2. Rumah 3. Sepeda 4. Ambil 5. Dingin
  • 8. 6. Kuliah. Keenam kata yang kita ambil secara acak itu kita akui sebagai kata karena setiap kata mempunyai makna. Kita pasti akan meragukan, bahkan memastikan bahwa adepes, libma, ninggib, haklab bukan kata dari bahasa Indonesia karena tidak mempunyai makna. Dari segi bentuknya kata dapat dibedakan atas dua macam, yaitu (1) kata yang bermofem tunggal, dan (2) kata yang bermorfem banyak. Kata yang bermorfem tunggal disebut juga kata dasar atau kata yang tidak berimbuhan. Kata dasar pada umumnya berpotensi untuk dikembangkan menjadi kata turunan atau kata berimbuhan. Perhatikan perubahan kata dasar menjadi kata turunan dalam tabel di bawah ini. 2.2 Semantik Semantik (dari Bahasa Yunani: semantikos, memberikan tanda, penting, dari kata sema, tanda) adalah cabang linguistik yang mempelajari makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain. Dengan kata lain, Semantik adalah pembelajaran tentang makna. Semantik biasanya dikaitkan dengan dua aspek lain: sintaksis, pembentukan simbol kompleks dari simbol yang lebih sederhana, serta pragmatika, penggunaan praktis simbol oleh komunitas pada konteks tertentu. (http://id.wikipedia.org/wiki/Semantik) 2.2.1 Jenis Makna Jenis makna dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria dan sudut pandang. Berdasarkan jenis semantiknya dapat dibedakan antara makna leksikal dan makna gramatikal. Berdasarkan ada tidaknya referen pada sebuah kata dapat dibedakan adanya makna referensial dan nonreferensial. Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata dapat dibedakan adanya makna konotatif dan denotatif. Berdasarkan ketepatan maknanya dapat dibedakan adanya makna istilah atau makna umum dan makna khusus. Selain pembagian tersebut, jenis makna dapat pula digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu (a) makna leksikal dan (b) makna kontekstual. a. Makna Leksikal Makna leksikal (leksical me3aning, sematic meaning, external meaning) adalah makna kata yang berdiri sendiri baik dalam bentuk dasar maupun dalambentuk kompleks (turunan) dan makna yang ada tetap seperti apa yang dapat kita lihat dalam kamus. Makna
  • 9. leksikal dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu (a) makna konseptual yang meliputi makna konotatif, makna afektif, makna stilistik, makna kolokatif dan makna idiomatik. b. Makna Konseptual Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan konsepnya makna yang sesuai dengan referennya, dan makna yang bebas asosiasi atau hubungan apa pun. Makna konseptual disebut juga makna denotatif, makna referensial, makna kognitif, atau makna deskriptif. Makna konseptual dianggap sebagai faktor utama dalam setiap komunikasi. 2.3 Diamorf Menurut Rusyana (1988: 6) diamorf merupakan varian morfem atau varian kelompok morfem yang diidentifikasikan secara antarbahasa. Diamorf yang terjadi karena identifikasi bentuk fonemiknya disebut diamorf homofoni, sedangkan diamorf yang terjadi karena identifikasi arti disebut diamorf sinonimi. Diamorf yang sekaligus homofoni dan sinonimi disebut diamorf homologi. Menurut Kridalaksana (2008: 49) diamorf merupakan satuan morfologis abstrak yang dirumuskan untuk menandai kesepadanan antara satuan-satuan morfologis di antara pelbagai dialek atau bahasa.
  • 10. BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Diamorf Homofoni dalam BI dan BS Untuk mendeksripsikan diamorf homofoni bahasa Indonesia dan bahasa Sunda, peneliti melakukan langkah analisis terhadap morfem bebas yang berupa kata yang terdapat dalam BI dan BS. Analisis yang dilakukan adalah analisis terhadap makna yang terkandung pada masing-masing kata tersebut, kemudian dicari tahu keterkaitan maknanya. Terdapat 71 kata yang dianalisis. Hasil dari analisis data-data itu sebagai berikut. Data 001 Kata dalam BI:amat Kata dalam BS:amat Makna : sangat Makna : hari sesudah esok, lusa Keterkaitan makna: Tidak mengandung keterkaitan makna. Data 002 Kata dalam BI:amis Kata dalam BS:amis Makna : bau asam, anyir Makna : manis Keterkaitan makna: Ada keterkaitan makna, yakni berkaitan dengan persepsi indrawi.
  • 11. Data 003 Kata dalam BI:anti Kata dalam BS:anti Makna : tidak mendukung Makna : tunggu; tidak mendukung Keterkaitan makna: Dalam BS kata anti memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali. Data 004 Kata dalam BI:arah Kata dalam BS:arah Makna : tujuan Makna : harap, cari, peroleh Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Dalam BI arah termasuk nomina, sedangkan dalam BS termsuk verba. Data 005 Kata dalam BI:arang Kata dalam BS:arang Makna : sisa pembakaran kayu Makna : jarang, langka Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Dalam BI arah termasuk nomina, sedangkan dalam BS termasuk adjektiva. Data 005 Kata dalam BI:awas Kata dalam BS:awas Makna : peringatan Makna : jelas, kelihatan, peringatan Keterkaitan makna: Dalam BS kata awas memiliki tiga makna, satu makna homologis, tetapi makna lain tidak berkaitan sama sekali. Data 006 Kata dalam BI:bakat Kata dalam BS:bakat Makna : pembawaan Makna : pembawaan; saking Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.
  • 12. Data 007 Kata dalam BI:bangga Kata dalam BS:bangga Makna : perasaan kagum Makna : amat sulit, amat sukar Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Terkesan memiliki makna yang berkontradiktif. Data 008 Kata dalam BI:baya Kata dalam BS:baya Makna : tua Makna : bahaya Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna sama sekali. Data 009 Kata dalam BI:bayangan Kata dalam BS:bayangan Makna : proyeksi gelap suatu Makna : menjadi ganas karena sudah benda terluka Keterkaitan makna: Ada keterkaitan makna mengenai persepsi dalam pikiran. Data 010 Kata dalam BI:bekas Kata dalam BS:bekas Makna : mantan, habis pakai Makna : tembak Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 011 Kata dalam BI:burung Kata dalam BS:burung Makna : nama binatang yang Makna : gila Berbulu dan bisa terbang Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna.
  • 13. Data 012 Kata dalam BI:cocok Kata dalam BS:cocok Makna : pas, tepat Makna : sumbat; suap Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 013 Kata dalam BI:duka Kata dalam BS:duka Makna : susah, prihatin Makna : kata yang menyatakan tidak tahu; prihatin, susah Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali. Data 014 Kata dalam BI:era Kata dalam BS:éra Makna : zaman Makna : malu, zaman Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali. Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata era dari BI. Data 015 Kata dalam BI:gaduh Kata dalam BS:gaduh Makna : bising, ribut Makna : punya, memiliki Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 016 Kata dalam BI:gaji Kata dalam BS:gajih Makna : upah Makna : lemak; upah Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata gaji dari BI.
  • 14. Data 017 Kata dalam BI:ganja Kata dalam BS:ganja Makna : tanaman madat Makna : bagian keris yang agak memanjang horizontal antara gagang dengan kerisnya Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata ganja dari BI. Data 018 Kata dalam BI:garap Kata dalam BS:garap Makna : mengerjakan Makna : gagap; mengerjakan Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali. Data 019 Kata dalam BI:gelap Kata dalam BS:gelap Makna : tidak terang, tidak ada Makna : halilintar cahaya Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 020 Kata dalam BI:gelar Kata dalam BS:gelar Makna : pangkat, sebutan Makna : hidang; pangkat, sebutan Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata gelar dari BI.
  • 15. Data 021 Kata dalam BI:gempar Kata dalam BS:gempar Makna : sesuatu yang dahsyat Makna : banyak yang berbaring biasanya karena sakit Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 022 Kata dalam BI:gemuk Kata dalam BS:gemuk Makna : gendut, berbadan besar Makna : pupuk tanaman Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 023 Kata dalam BI:gigih Kata dalam BS:gigih Makna : teguh, pantang menyerah Makna : nasi setengah matang Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna Data 024 Kata dalam BI:gila Kata dalam BS:gila Makna : tidak waras, hilang ingatan Makna : jijik Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 025 Kata dalam BI:girang Kata dalam BS:girang Makna : banyak gaya; senang Makna : barat; hulu Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna.
  • 16. Data 026 Kata dalam BI:goreng Kata dalam BS:goréng Makna : cara memasak dengan Makna : jelek; memasak dengan minyak minyak Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali. Data 027 Kata dalam BI:gugah Kata dalam BS:gugah Makna : menarik Makna : bangun tidur Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 028 Kata dalam BI:gugur Kata dalam BS:gugur Makna : wafat, mati untuk Makna : guntur, guruh Ppahlawan/orang berjasa Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 029 Kata dalam BI:gusar Kata dalam BS:gusar Makna : perasaan gelisah Makna : dipotong gigi Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 030 Kata dalam BI:hilang Kata dalam BS:hilang Makna : ada jadi tidak ada Makna : mati, meninggal Keterkaitan makna: Ada keterkaitan makna, dari ada menjadi tiada. Meninggal dari hidup menjadi mati.
  • 17. Data 031 Kata dalam BI:hirup Kata dalam BS:hirup Makna : mengambil udara lewat Makna : hidup hidung Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 032 Kata dalam BI:indah Kata dalam BS:indah Makna : bagus Makna : mencret (bayi) Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 033 Kata dalam BI:intip Kata dalam BS:intip Makna : melihat sembunyi- Makna : kerak nasi, intai sembunyi lewat lubang; intai Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali. Data 034 Kata dalam BI:intip Kata dalam BS:intip Makna : melihat sembunyi- Makna : kerak nasi, intai sembunyi lewat lubang; intai Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali. Data 035 Kata dalam BI:juru Kata dalam BS:juru Makna : ahli, tukang Makna : sudut; ahli, tukang Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata juru dari BI.
  • 18. Data 036 Kata dalam BI:kalem Kata dalam BS:juru Makna : tenang, sabar Makna : tenang, sabar; tenggelam ke dalam air Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata kalem dari BS. Data 037 Kata dalam BI:juru Kata dalam BS:juru Makna : ahli, tukang Makna : sudut; ahli, tukang Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata juru dari BI. Data 038 Kata dalam BI:kami Kata dalam BS:juru Makna : kata ganti orang pertama Makna : kata ganti orang pertama jamak tunggal; saya, aku yang yang digunakan orang tua Keterkaitan makna: Ada persamaan, tetapi berbeda dalam penggunaan. Data 039 Kata dalam BI:kanda Kata dalam BS:kanda Makna : kependekan dari kakanda Makna : janji, versi, rekaan cerita Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna.
  • 19. Data 040 Kata dalam BI:kasir Kata dalam BS:kasir Makna : pemegang kas Makna : jangkrik besar; pemegang kas Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata kasir dari BI. Data 041 Kata dalam BI:kelar Kata dalam BS:kelar Makna : selesai Makna : ingar kesenangan yang sudah dialami; selesai Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BI itu disebabkan oleh serapan kata kelardari BS. Data 042 Kata dalam BI:kenyang Kata dalam BS:kenyang Makna : puas makan Makna : tarik Keterkaitan makna: Tidak ada keterikatan makna. Data 043 Kata dalam BI: kerok Kata dalam BS:kérok Makna : penyebab gangguan Makna : sala hitung tidak disengaja Keterkaitan makna: Tidak ada keterikatan makna. Data 044 Kata dalam BI:kiat Kata dalam BS:kiat Makna : cara jitu, trik Makna : kuat Keterkaitan makna: Tidak ada keterikatan makna.
  • 20. Data 045 Kata dalam BI:kodok Kata dalam BS:kodok Makna : binatang amfibi, katak Makna : memasukkan tangan ke dalam saku atau lubang Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 046 Kata dalam BI:kokoh Kata dalam BS:kokoh Makna : kuat Makna : kuah Keterkaitan makna: Tidak ada keterikatan makna. Data 047 Kata dalam BI:kop Kata dalam BS:kop Makna : kepala surat Makna : penegas untuk kata ambil; kepala surat Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata kop dari BI. Data 048 Kata dalam BI:koyo Kata dalam BS:koyo Makna : obat plester Makna : tidak masuk akal; obat plester Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata koyo dari BI. Data 049 Kata dalam BI:lantas Kata dalam BS:lantas Makna : lalu Makna : panjang ruasnya (bambu) Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna.
  • 21. Data 050 Kata dalam BI:lestari Kata dalam BS:lestari Makna : jaga Makna : meninggal Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 051 Kata dalam BI:layang Kata dalam BS:layang Makna : terbang Makna : surat, tulian, lakon; terbang Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali. Data 052 Kata dalam BI:lebah Kata dalam BS:lebah Makna : tawon, binatang penghasil Makna : dekat, tidak jauh madu Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna Data 053 Kata dalam BI:lembur Kata dalam BS:lembur Makna : kerja di luar waktu kerja Makna : kampung di luar kota; Kerja di luar waktu kerja Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata lembur dari BI. Data 054 Kata dalam BI:lenggang Kata dalam BS:lénggang Makna : goyang dengan gemulai Makna : jernih Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna.
  • 22. Data 055 Kata dalam BI:liar Kata dalam BS:liar Makna : tidak jinak Makna : berpergian, keluar rumah Keterkaitan makna: Tidsk ada keterkaitan makna. Data 056 Kata dalam BI:luang Kata dalam BS:luang Makna : kosong Makna : pengalaman Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 057 Kata dalam BI:mangga Kata dalam BS:mangga Makna : nama buah berbiji tunggal Makna : silakan; ucapan manis asam rasanya Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 058 Kata dalam BI:mani Kata dalam BS:mani Makna : sperma Makna : sperma; sampai jadi Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata mani dari BI. Data 059 Kata dalam BI:mesum Kata dalam BS:mesum Makna : pornografis Makna : wajah muram; pornografis Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata mesum dari BI.
  • 23. Data 060 Kata dalam BI:muka Kata dalam BS:muka Makna : wajah Makna : wajah; membuka Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali. Data 061 Kata dalam BI:muntah Kata dalam BS:muntah Makna : makanan yang keluar lagi Makna : luntur Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 062 Kata dalam BI:mutu Kata dalam BS:mutu Makna : kualitas Makna : alat pelumat/penumbuk; kualitas Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata mutu dari BI. Data 063 Kata dalam BI:paling Kata dalam BS:paling Makna : yang ter- Makna : curi Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 064 Kata dalam BI:palung Kata dalam BS:palung Makna : bagian laut yang dalam Makna : gila Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna.
  • 24. Data 065 Kata dalam BI:pamor Kata dalam BS:pamor Makna : daya tarik, wibawa Makna : garis-garis menyerupai gambar dalam keris Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali. Data 066 Kata dalam BI:pesat Kata dalam BS:pesat Makna : signifikan Makna : mencabut golok dari Sarungnya; signifikan Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali.Makna yang homologis dalam BS itu disebabkan oleh serapan kata pesat dari BI. Data 067 Kata dalam BI:pocong Kata dalam BS:pocong Makna : bungkus mayat Makna : bungkus mayat; ukuran padi Keterkaitan makna: Dalam BS kata bakat memiliki dua makna, satu makna homologis, tetapi satu makna tidak berkaitan sama sekali. Data 068 Kata dalam BI:poros Kata dalam BS:poros Makna : sumbu Makna : terperosok Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 069 Kata dalam BI:pucat Kata dalam BS:pucat Makna : muka putih pasi Makna : lepas, copot Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna.
  • 25. Data 070 Kata dalam BI:semi Kata dalam BS:semi Makna : tidak terlalu; setengah Makna : jagung muda Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. Data 071 Kata dalam BI:susut Kata dalam BS:susut Makna : mengecil, menciut Makna : seka, usap, membersihkan Keterkaitan makna: Tidak ada keterkaitan makna. 3.2 Pembahasan Diamorf Homofoni BI dan BS Dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda terdapat diamorf homofoni. Diamorf ini terjadi karena identifikasi bentuk fonemik yang terdapat dari kata-kata yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Setelah dianalisis dapat diketahui bahwa diamorf yang terdapat dalam BI dan BS lebih banyak yang tidak mengandung keterikatan makna. Selain itu, terdapat pula kata dalam BI dan BS yang bermakna ganda, sehingga kata tersebut ada yang memiliki keterikatan makna ada yang tidak. Keterikatan makna tersebut ada yang terjadi karena proses penyerapan kata dan ada yang terjadi karena kehomologisan kata. Dengan kata lain, terdapat kata yang berhomonim dalam bahasa Indonesia atau bahasa Sunda. Di samping itu, ditemukan pula makna yang berkaitan seperti pada kata amis yang dalam bahasa Indonesia bermakna anyir, sedangkan di bahasa Sunda bermakna manis. Keterikatannya terdapat pada makna yang berkaitan dengan persepsi indra. Selain itu, ada juga makna yang berkontradiktif seperti pada kata bangga. Kata bangga dalam BI memiliki arti positif, yakni hal yang mengagumkan. Namun, dalam BS bermakana susah, berat. BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan
  • 26. Dari hasil analisis dan pembahasan data dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut. (1) Dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda terdapat diamorf homofoni. (2) Diamorf ini terjadi karena identifikasi bentuk fonemik yang terdapat dari kata-kata yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. (3) Diamorf homofoni terdapat dalam kata dasar BS dan BI. (4) Diamorf yang terdapat dalam BI dan BS lebih banyak yang tidak mengandung keterikatan makna. (5) Diamorf dalam BI dan BS terdapat yang bermakna ganda, sehingga kata tersebut ada yang memiliki keterikatan makna ada yang tidak. (6) Keterikatan makna pada diamorf yang bermakna ganda tersebut terjadi karena proses penyerapan kata atau kehomologisan kata. Dengan kata lain, terdapat kata yang berhomonim dalam bahasa Indonesia atau bahasa Sunda. (7) Terdapat keterikatan makna yang berkaitan dengan persepsi indra. (8) Terdapat keterikatan makna yang kontradiktif. 4.2 Saran Dari simpulan terdapat beberapa saran untuk penelitian berikutnya, di antaranya: (1) Peneliti selanjutnya diharapkan meneliti diamorf tidak hanya diamorf homofoni tetapi juga diamorf sinonimi dan diamorf homologi. (2) Peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya meneliti diamorf pada morfem bebas berupa kata dasar, tetapi juga meneliti morfem-morfem lainnya. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
  • 27. Finoza, Lamuddin. 2006. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia I.G.N. Oka dan Suparno. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud. Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores: Nusa Indah. Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Ochs, Elinor. 1979. “Planned and Unplanned Discourse” dalam Givon (Ed.) Syntax and Semantics. Vol 12. New York: Academic Press. Rusyana, Yus. 1988. Perihal Kedwibahasaan(Bilingualisme). Jakarta: Depdikbud. Samsuri. 1983. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga. Verharr, J.W.M. 2008. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Internet http://id.wikipedia.org/wiki/linguistik http://id.wikipedia.org/wiki/semantik