SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 13
Baixar para ler offline
Catatan Kuliah      1



                      FISIKA KUANTUM



                                                  oleh:

             Prof. Freddy P. Zen, D. Sc (fpzen@fi.itb.ac.id)
                Agus Suroso, M. Si (agussuroso@s.itb.ac.id)

                         Laboratorium Fisika Teoretik, FMIPA-ITB




1 terakhir   diperbaharui pada 18 Oktober 2010.
Daftar Isi

Daftar Isi                                                                                                                            i

Daftar Gambar                                                                                                                        ii

1 Gejala Kuantum                                                                                                                      1
  1.1 Radiasi Benda Hitam . . . . . . . .        .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .    1
      1.1.1 Gejala radiasi termal . . . . .      .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .    1
      1.1.2 Hukum Stefan . . . . . . . .         .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .    1
      1.1.3 Hukum Raleygh-Jeans . . . .          .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .    3
             Model osilator harmonik . . .       .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .    3
             Energi rata-rata osilator . . .     .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .    3
             Rapat jumlah osilator . . . .       .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .    4
             Kerapatan energi radiasi . . .      .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .    5
      1.1.4 Teori kuantum radiasi Planck         .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .    5
  1.2 Efek Fotolistrik . . . . . . . . . . . .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .    7
  1.3 Hamburan Compton . . . . . . . . .         .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .    8
  1.4 Model Atom . . . . . . . . . . . . . .     .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .    9
      1.4.1 Sejarah Teori Atom . . . . .         .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .    9
      1.4.2 Model Atom Bohr . . . . . .          .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   .   10




                                            i
Daftar Gambar

 1.1   Kurva intensitas radiasi termal per satuan panjang gelombang . . . . . .         2
 1.2   Perbandingan antara hasil yang didapat hukum Raleygh-Jeans dan Teori
       Kuantum Planck . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .   7
 1.3   Skema efek Compton . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .   8




                                           ii
Bab 1

Gejala Kuantum

1.1     Radiasi Benda Hitam
1.1.1    Gejala radiasi termal
Kajian tentang radiasi benda hitam bertujuan menjelaskan fenomena yang terkait de-
ngan intensitasi radiasi (daya emisi) suatu benda pada temperatur tertentu. Pada tahun
1792, T. Wedjwood mendapati bahwa sifat universal dari sebuah objek yang dipanaskan
tidak bergantung pada komposisi dan sifat kimia, bentuk, dan ukuran benda. Selanjut-
nya, pada tahun 1859 G. Kirchoff membuktikan sebuah teorema yang didasarkan pada
sifat termodinamika benda bahwa pada benda dalam kesetimbangan termal, daya emisi
(pancar ) dan daya absorbsi (serap) sama besar. Ide Kirchoff dinyatakan dalam sebuah
persamaan
                                     ef = J (f, T ) Af ,                          (1.1)
dengan ef adalah daya emisi per frekuensi cahaya tiap satuan luas, f adalah frekuensi
cahaya, T suhu mutlak benda, dan Af daya absorbsi (yaitu fraksi daya masuk yang
diserap per frekuensi tiap satuan luas. Benda hitam didefinisikan sebagai benda yang
menyerap semua radiasi elektromagnetik yang mengenainya, sehingga benda tersebut
menjadi berwarna hitam, atau pada persamaan (1.1) berlaku Af = 1 sehingga ef =
J (f, T ) (daya emisi per frekuensi per satuan luas hanya bergantung pada f dan T saja).


1.1.2    Hukum Stefan
Pada tahun 1879, J. Stefan menemukan (secara eksperimental) bahwa daya total tiap
satuan luas yang dipancarkan oleh benda padat pada semua frekuensi bergantung pada
pangkat empat dari suhu (T 4 ), atau
                                          ∞
                           etotal =           ef (f, T ) df = aσT 4 ,              (1.2)
                                      0

dengan 0 < a <= 1 merupakan koefisien serap dan σ = 5, 67 × 10−8 W.m−2 .T−4 adalah
tetapan Stefan-Boltzman.
      Contoh. Hukum Stefan dapat diterapkan untuk memperkirakan suhu di permu-
kaan bintang. Sebagai contoh, kita akan memperkirakan suhu di permukaan matahari.
Diketahui jejari matahari adalah RS = 7, 0 × 108 m, jarak rata-rata matahari ke bumi

                                                 1
BAB 1. GEJALA KUANTUM                                                                 2




Gambar 1.1: Kurva intensitas radiasi termal per satuan panjang gelombang. Jumlah
radiasi yang dipancarkan (luas daerah di bawah kurva) bertambah seiring dengan naiknya
temperatur. (Gambar diambil dari [?])

adalah R = 1, 5 × 1011 m, dan fluks (daya per satuan luas) energi matahari yang terukur
di permukaan bumi adalah 1400 Wm−2 . Seluruh energi yang dipancarkan matahari dapat
dianggap berasal dari reaksi nuklir yang terjadi di dalamnya, bukan berasal pantulan da-
ri radiasi yang mengenainya (seluruh radiasi yang mengenai matahari dianggap terserap
sempurna). Sehingga, matahari dapat dianggap sebagai benda hitam (a = 1). Energi
radiasi total yang mengenai bumi dan titik-titik lain di alam semesta yang berjarak R
dari matahari adalah et (R) 4πR2 , sedangkan energi total yang meninggalkan permukaan
                              2
matahari adalah et (RS ) 4πRS . Menurut hukum kekekalan energi, besar kedua energi
tersebut haruslah sama, sehingga
                                                                          R2
                  et (R) 4πR2 = et (RS ) 4πRS ⇒ et (RS ) = et (R)
                                            2
                                                                           2 .     (1.3)
                                                                          RS
Lalu, menurut hukum Stefan et (RS ) = σT 4 , sehingga diperoleh
                                   1/4
                        et (R)R2
                  T =         2
                           σRS
                                                          2                1/4
                           1400W m−2      1, 5 × 1011 m       (R)R2
                    =                                                 2
                        (5, 67 × 10−8 W.m−2 .T −4 ) (7, 0 × 108 m)
                    ≈ 5800K.                                                       (1.4)
    Berdasarkan persaaan (1.1), untuk benda hitam akan berlaku ef = J(f, T ). Selan-
jutnya, didefinisikan besaran kerapatan spektrum energi per satuan volume per satuan
frekuensi u(f, T ), sehingga untuk cahaya (kecepatannya c) akan diperoleh
                                                      c
                                   J(f, T ) = u(f, T ) .                       (1.5)
                                                      4
BAB 1. GEJALA KUANTUM                                                                                3

Berdasarkan kurva spektrum radiasi benda hitam, Wien membuat tebakan bentuk fungsi
                                                             βf
kerapatan spektrum energi tersebut sebagai u(f, T ) = Af 3 e− T . Ternyata bentuk fungsi
tersebut dikonfirmasi secara eksperimental oleh Paschen untuk λ = 1−4 µm (infra merah)
dan T = 400 − 1.600 K (hasil eksperimen untuk λ lebih besar menyimpang dari prediksi
Wien).

1.1.3    Hukum Raleygh-Jeans
Model osilator harmonik
Bentuk kurva spektrum pancar benda hitam juga coba dijelaskan melalui hukum Rayleigh-
Jeans. Menurut hukum tersebut, benda hitam dimodelkan sebagai sebuah rongga, dan
cahaya yang memasukinya membentuk gelombang berdiri. Energi radiasi per satuan
volume per satuan frekuensi merupakan moda dari osilator-osilator harmonik per satuan
volume dengan frekuensi yang terletak pada selang f dan f + df . Sehingga, kerapatan
energi dapat dinyatakan sebagai
                                                 ¯
                                    u(f, T )df = EN (f )df                                        (1.6)

dengan N (f ) menyatakan rapat jumlah osilator per satuan volume per satuan frekuensi.
Benda hitam dianggap berada pada kesetimbangan termal, sehingga terbentuk gelombang
elektromagnetik berdiri di dalam rongga (gelombang berdiri EM ekivalen dengan osilator
satu dimensi).
    Fungsi probabilitas osilator klasik memenuhi fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann,
                                                                ( − 0)
                                                            −
                                     P ( ) = P0 e                kB T
                                                                         ,                        (1.7)

dengan 0 adalah energi dasar (terendah) osilator, energi osilator, P0 = P ( 0 ) merupakan
peluang osilator memiliki energi sebesar 0 , kB konstanta Boltzmann, dan T suhu mutlak
sistem (dalam hal ini rongga).

Energi rata-rata osilator
Energi rata-rata osilator dihitung dengan memanfaatkan fungsi probabilitas (1.7),

                                                            P( )
                                           ¯=                    ,                                (1.8)
                                                            P( )

atau untuk nilai energi yang sinambung (kontinyu), notasi jumlah (                    ) berubah menjadi
integral. Lalu dengan mengingat persamaan (1.7), diperoleh
                                               ( − 0)
                              ∞            −                       ∞   −
                              0
                                    P0 e        kB T
                                                        d          0
                                                                      e kB T d
                        ¯=                    ( − 0)
                                                             =      ∞ −k T        .               (1.9)
                               ∞          −                           e B d
                               0
                                   P0 e        kB T
                                                       d            0

Pembilang dan penyebut pada persamaan terakhir dapat dihitung dengan cara sebagai
                             −1
berikut. Misalkan β = (kB T ) , maka penyebut persamaan terakhir menjadi
                                    ∞                                        ∞
                                                  1
                                        e−β d = − e−β
                                0                 β                          =0
                                                1
                                              = .                                                (1.10)
                                                β
BAB 1. GEJALA KUANTUM                                                                4

Lalu, dengan memanfaatkan hubungan tersebut, dapat diperoleh
                                        ∞
                                 d               d   1
                                             e−β d     =
                                dβ  0           dβ β
                                ∞
                                    d              1
                            ⇔          e−β d = − 2
                              0    dβ             β
                                    ∞
                                       −k T        1
                            ⇔ −       e B d =− 2
                                  0               β
                                    ∞
                                       −         1
                            ⇔         e kB T d = 2 .                             (1.11)
                                  0             β

Sehingga, energi rata-rata osilator adalah
                                ∞   −
                                0
                                   e kB T d          β −2  1
                          ¯=     ∞ −k T         =         = = kB T.              (1.12)
                                   e B d             β −1  β
                                 0


Rapat jumlah osilator
Tinjau sebuah kubus dengan panjang rusuk L yang di dalamnya terdapat gelombang elek-
tromagnetik stasioner. Berdasarkan persamaan Maxwell, diperoleh persamaan gelombang
stasioner untuk medan elektromagnetik berbentuk
                                        2
                                            E + k 2 E = 0,                       (1.13)
                2     2     2
             ∂      ∂     ∂
dengan 2 ≡ ∂x2 + ∂y2 + ∂z2 , E = E(Ex , Ey , Ez ), serta Ex , Ey , dan Ez masing-masing
merupakan fungsi dari koordinat x, y, z. Dengan menganggap berlakunya separasi variabel
                                                                                  2
pada tiap komponen medan E, misalnya Ex (x, y, z) ≡ u(x)v(y)w(z), dan k 2 = kx +ky +kz
                                                                              2       2

diperoleh

                                        d2 u    2
                                             + kx u = 0,                         (1.14)
                                        dx2
                                        d2 v     2
                                             + ky v = 0,                         (1.15)
                                        dy 2
                                       d2 w     2
                                             + kz w = 0,                         (1.16)
                                       dz 2
dengan solusi

                           u(x) = Bx cos(kx x) + Cx sin(kx x),                   (1.17)
                           v(y) = By cos(ky y) + Cy sin(ky y),                   (1.18)
                           w(z) = Bz cos(kz z) + Cz sin(kz z).                   (1.19)

Selanjutnya, diterapkan syarat batas bahwa u = v = w = 0 pada x = y = z = 0 dan
x = y = z = L, sehingga Bx = By = Bz = 0 dan kx,y,z = nx,y,z π/L dengan nx,y,z
merupakan bilangan bulat positif. Dengan demikian, diperoleh

                                     u(x) = Cx sin(kx x),                        (1.20)
                                     v(y) = Cy sin(ky y),                        (1.21)
                                     w(z) = Cz sin(kz z),                        (1.22)
BAB 1. GEJALA KUANTUM                                                                  5

yang memberikan solusi untuk komponen Ex
                       Ex (x, y, z) = A sin(kx x) sin(ky y) sin(kz z),            (1.23)
dan berlaku pula
                                  π2 2                  n2 π 2
                           k2 =    2
                                      nx + n2 + n2 =
                                             y      z           ,                (1.24)
                                  L                       L2
dengan n menyatakan jumlah osilator dalam kotak.
                                                                             π 3
   Sebuah kotak dalam ruang k (dimensi/satuannya m−1 ) dengan volume L berisi
satu buah gelombang berdiri. Sebuah elemen volum berbentuk kulit bola berjejari k
yang terletak pada sebuah kotak dengan rusuk k memiliki volum 1 × 4πk 2 dk (karena
                                                                    8
kotak berusuk k menempati satu oktan/perdelapan dari sebuah bola berjejari k). Lalu,
diperoleh N (k) yaitu rapat jumlah gelombang berdiri dengan bilangan gelombang terletak
antara k dan dk,
                                       1
                                         × 4πk 2 dk    L3 k 2
                            N (k)dk = 8       3      =        dk.                (1.25)
                                           π           2π 2
                                              L
Dengan mengingat bahwa terdapat dua keadaan polarisasi untuk setiap modus gelombang
EM, diperoleh jumlah gelombang berdiri tiap satuan volume (V = L3 ) sebesar
                                         N (k)dk     k 2 dk
                            N (k)dk ≡            =2×        ,                     (1.26)
                                            V        2π 2
                                                                         2π
atau dengan memanfaatkan hubungan besaran-besaran gelombang EM k =        λ   dan c = λf
diperoleh
                                     8πf 2                 8π
                       N (f )df =          df ⇔ N (λ)dλ = − 4 dλ.                 (1.27)
                                      c3                   λ

Kerapatan energi radiasi
                           ¯
Berdasarkan hasil untuk E dan N (f ) seperti di atas, diperoleh nilai kerapatan energi
radiasi
                              8πf 2                       8π
                  u(f, T )df = 3 kB T df ⇔ u(λ, T )dλ = 4 kB T dλ.               (1.28)
                               c                          λ
Hasil ini memungkinkan terjadinya bencana ultraviolet, bahwa rapat energi untuk cahaya
dengan panjang gelombang kecil (atau frekuensi besar) dapat bernilai takhingga. Dan ini
bertentangan dengan hasil eksperimen.

1.1.4    Teori kuantum radiasi Planck
Untuk mengatasi masalah yang timbul pada hukum Rayleigh-Jeans, Max Planck mempos-
tulatkan bahwa energi osilator adalah sebanding dengan frekuensi gelombang, n = nhf
(n bilangan bulat positif dan h konstanta Planck). Penerapan postulat ini ke persamaan
untuk energi rata-rata menurut statistik Maxwell-Boltzman (persamaan 1.8) memberikan
                                                        nhf
                                            ∞        −k T
                                            n=0 nhf e
                                                         B
                                  ¯=                 nhf      .                   (1.29)
                                              ∞     −k T
                                              n=0 e
                                                      B


Dengan mengingat rumus jumlah pada deret geometri,
                                ∞
                                             1
                                     rn =              |r| < 1,                   (1.30)
                               n=0
                                            1−r
BAB 1. GEJALA KUANTUM                                                                                                          6

maka penyebut persamaan energi rata-rata tersebut dapat dituliskan sebagai
                                      ∞                        n
                                                 − khfT                            1
                                             e        B            =                                                     (1.31)
                                                                                   − khfT
                                      n=0                                1−e           B


                                                                                                                hf
Bagian pembilang dihitung seperti pada persamaan (1.11). Misalkan α =                                          kB T   , maka

                                                                d
                                       ne−αn = −                              e−αn
                                  n
                                                               dα      n

                                                                d                  1
                                                     =−
                                                               dα                   − khfT
                                                                         1−e           B

                                                                    −α
                                                                e
                                                     =                        2.                                         (1.32)
                                                           (1 − e−α )

Jadi, diperoleh energi rata-rata
                                                                − khfT             − khfT
                                             hf 1 − e                B         e       B

                                      ¯=                                        2
                                                                    − khfT
                                                          1−e            B


                                                      − khfT
                                             hf e          B
                                         =
                                                       − khfT
                                             1−e            B

                                               hf
                                         =       hf                                                                      (1.33)
                                             e kB T − 1
   Selanjutnya, diperoleh rapat energi radiasi

                      8πf 2           hf                                                          8πhc dλ
       u(f, T )df =                hf                 df       ⇔ u(λ, T )dλ =                        hf        .         (1.34)
                       c3     e   kB T
                                         −1                                                    λ5 e kB T − 1

Terlihat bahwa postulat Planck mampu mengatasi masalah yang muncul pada hukum
Rayleigh-Jeans. Bahkan, hasil ini sesuai dengan data eksperimen (Gambar ??). Postulat
Planck juga mampu menjelaskan hukum Stefan-Boltzman. Substitusi persamaan rapat
energi radiasi ke persamaan untuk radiasi total, menghasilkan
                                                           ∞
                                                 c
                                      et =                      u(λ, T ) dλ
                                                 4     λ=0
                                                      ∞
                                                                   8πhc dλ
                                             =                           hf                .                             (1.35)
                                                  λ=0      λ5 e kB T − 1
BAB 1. GEJALA KUANTUM                                                                                        7




Gambar 1.2: Kurva intensitas radiasi termal menurut hukum Raleygh-Jeans dan Teori
Kuantum Planck. Terlihat bahwa teori Planck sesuai dengna hasil eksperimen (yang di-
nyatakan oleh titik), sedangkan hukum Raleygh-Jeans hanya sesuai untuk daerah panjang
gelombang besar. (Gambar diambil dari [?])

                                                                  2
Ambil x ≡    hc
            λkB T   sehingga dx = − λ2hc T dλ atau dλ = − λ
                                      kB
                                                                      kB T
                                                                      hc     dx = − khcT
                                                                                     B
                                                                                           dx
                                                                                           x2 ,   sehingga
                                                 0             hc dx
                                  kB T                        kB T x2
                         et = −        2πhc2                     5
                                   hc            x=∞      hc
                                                         xkB T     (ex   − 1)
                                           ∞
                                2πkB T 4
                                   4
                                                   x3
                            =                           dx
                                 h3 c2     x=0   ex − 1
                                                     4
                                                 =π
                                                  15

                              2π 5 kB 4
                                    4
                            =         T
                              15h3 c2
                                 4
                            = σT ,                                                                    (1.36)

dengan
                           2π 5 kB
                                 4
                          σ=       ≈ 5, 67 × 10−9 W.m−2 K−4                                           (1.37)
                           15h3 c2
merupakan konstanta Stefan-Boltzmann.

Soal Latihan
  1. Turunkan hukum pergeseran Wien, λm T = C, dengan memaksimumkan u(λ, T ).


1.2      Efek Fotolistrik
                                  Tugas 1 (28 Agustus 2009)
                          Gejala Kuantum: Efek Fotolostrik
                     (dikumpulkan sebelum Jum’at, 4 September 2009)
BAB 1. GEJALA KUANTUM                                                                  8

  1. Beri penjelasan tentang efek fotolistrik yang menganggap bahwa cahaya berbentuk
     kuanta (partikel)!

  2. Hitung kecepatan photoelectron yang dilepas dari bahan seng (zinc, dengan stop-
     ping potential 4,3 eV) yang diberi cahaya ultraviolet. Dibanding kecepatan cahaya,
     berapa persen besar kecepatan tersebut?
  3. Cahaya dengan intensitas 1,0 µW/cm2 jatuh pada permukaan besi seluas 1,0 cm2 .
     Anggap bahwa besi memantulkan 96% cahaya yang mengenainya dan hanya 3%
     dari energi yang terserap terletak pada daerah ultraviolet.
      (a) Hitunglah intensitas yang dipakai untuk menghasilkan efek fotolistrik!
      (b) Jika panjang gelombang sinar ultraviolet adalah 250 nm, hitunglah banyaknya
          elektron yang diemisikan tiap detik!
      (c) Hitunglah besar arus yang ditimbulkan pada efek fotolistrik!
      (d) Jika frekuensi cut off f0 = 1, 1 × 1015 Hz, carilah fungsi kerja φ0 untuk besi!


1.3     Hamburan Compton
fek Compton adalah gejala yang timbul jika radiasi (sinar x) berinteraksi dengan partikel
(elektron). Foton sinar x bersifat sebagai partikel dengan momentum p = hf = λ . Skema
                                                                           c
                                                                               h

efek Compton diberikan pada gambar 1.3. Efek Compton dapat dijelaskan menggunak-




Gambar 1.3: Skema efek Compton. Foton datang dengan momentum p dan menumbuk
elektron yang diam. Lalu foton terhambur dengan momentum p dan elektron terhambur
dengan momentum pe . Sudut hamburan foton θ dihitung terhadap arah datangnya.
(Gambar diambil dari [?])

an konsep momentum dan tumbukan. Tumbukan dianggap bersifat lenting sempurna,
sehingga berlaku hukum kekekalan energi,

                    E + me c2 = E + Ee ⇔ Ee = hf − hf + me c2 .                    (1.38)

dengan E adalah energi foton sebelum tumbukan, me c2 energi elektron sebelum tumbukan
(berupa energi diam), E energi foton setelah tumbukan, dan Ee energi elektron setelah
tumbukan. Seperti kasus tumbukan pada umumnya, pada peristiwa efek Compton juga
berlaku kekekalan momentum.
BAB 1. GEJALA KUANTUM                                                                                9

   • Pada arah sumbu x (searah dengan arah datang foton)

             p = p cos θ + pe cos φ ⇔ p2 + p 2 cos2 θ − 2pp cos θ = p2 cos2 φ
                                                                     e                           (1.39)

      dengan p momentum foton sebelum tumbukan, p momentum foton setelah tum-
      bukan, pe momentum elektron setelah tumbukan, dan φ sudut hambur elektron
      (dihitung terhadap arah foton datang).
   • Pada arah sumbu y (tegaklurus arah datang foton)

                            p sin θ = pe sin φ ⇔ p 2 sin2 θ = p2 sin2 φ.
                                                               e                                 (1.40)

Jumlah dari kedua persamaan terakhir menghasilkan

                                  p2 + p 2 − 2pp cos θ = p2 .
                                                          e                                      (1.41)

Dengan mengingat hubungan antara momentum dengan frekuensi, persamaan terakhir
dapat ditulis menjadi
                                         2            2
                                  hf             hf           2h2 f f
                         p2 =
                          e                  +            −           cos θ.                     (1.42)
                                   c              c             c2

Di lain pihak, elektron memenuhi persamaan energi relativistik,
                                                 2              2
                                   Ee = (pe c) + me c2
                                    2
                                                                    .                            (1.43)

Substitusi persamaan (1.38) dan (1.42) ke persamaan terakhir, menghasilkan

                                         2            2                        2
                      2 2         hf             hf         2h2 f f                          2
        hf − hf + me c      =                +            −         cos θ.         + me c2       (1.44)
                                   c              c           c2

Setelah disederhanakan, persamaan tersebut menghasilkan

                            −f me c2 + f me c2 = hf f − hf f cos θ
                                       c   c  hc2
                            ⇔ me c2      −        =(1 − cos θ)
                                       λ λ    λλ
                                               h
                                       ⇔λ −λ=       (1 − cos θ) ,                                (1.45)
                                              me c

yang menyatakan hubungan antara panjang gelombang foton terhambur (λ ) dan sudut
hamburannya (θ) dengan panjang gelombang foton datang (λ) dan massa diam elektron
(me ). Persamaan tersebut telah sesuai dengan hasil percobaan.


1.4      Model Atom
1.4.1     Sejarah Teori Atom
Cerita tentang model atom dari model Democritus, Dalton, Thomson, Rutherford. Lalu
beri pengantar tentang model Bohr.
BAB 1. GEJALA KUANTUM                                                                     10

1.4.2    Model Atom Bohr
Menurut postulat Bohr, elektron dalam atom hidrogen mengelilingi inti atom (proton)
pada orbit stasioner berbentuk lingkaran (misal dengan jejari a). Pada orbit elektron,
gaya Coulumb berperan sebagai gaya sentripetal, sehingga berlaku

                        1 Ze2    mv 2                       1 Ze2
                               =             ⇒ mv 2 =             .                    (1.46)
                       4πε0 a2    a                        4πε0 a
Sehingga energi kinetik elektron adalah

                                        1         1 Ze2
                                K=        mv 2 =        .                              (1.47)
                                        2        8πε0 a
   Postulat Bohr: keadaan stasioner sistem dikarakterisasi oleh momentum sudut

                            pφ = mva = n ,     n = 1, 2, 3, . . . .                    (1.48)
                                               n
Berdasarkan postulat tersebut, diperoleh v =   ma .   Substitusi nilai v tersebut ke persama-
an gaya sentripetal menghasilkan

                                    4πε 2 2
                               a=        n ≈ 0, 528n2 ˚.
                                                      A                                (1.49)
                                    mZe2
Lalu, diperoleh energi total elektron

                                 E =K +V
                                     1         1 Ze2
                                    =  mv 2 −
                                     2        4πε0 a
                                         1 Ze2
                                    =−
                                       8πε0 a
                                     13, 6
                                    = 2 eV.                                            (1.50)
                                      n

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laporan konstanta rydberg
Laporan konstanta rydbergLaporan konstanta rydberg
Laporan konstanta rydbergFani Diamanti
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitamYusuf Sopian
 
Bab 7 radiasi benda hitam
Bab 7 radiasi benda hitamBab 7 radiasi benda hitam
Bab 7 radiasi benda hitamAriq Zmc
 
Radiasi benda hita (fisdas ii)
Radiasi benda hita (fisdas ii)Radiasi benda hita (fisdas ii)
Radiasi benda hita (fisdas ii)FKIP UHO
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Annis Kenny
 
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planck
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planckLaporan Resmi Percobaan Konstanta planck
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planckLatifatul Hidayah
 
rpp-radiasi-benda-hitam
rpp-radiasi-benda-hitamrpp-radiasi-benda-hitam
rpp-radiasi-benda-hitamYudhi Anantho
 
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamPpt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamMukhsinah PuDasya
 
Fisika kuantum edit
Fisika kuantum editFisika kuantum edit
Fisika kuantum editFauzan Amir
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenDwi Karyani
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordNurochmah Nurdin
 
170432459 waktu-paro-docx
170432459 waktu-paro-docx170432459 waktu-paro-docx
170432459 waktu-paro-docxJontoruz Bst
 
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...adimputra
 

Mais procurados (18)

Laporan konstanta rydberg
Laporan konstanta rydbergLaporan konstanta rydberg
Laporan konstanta rydberg
 
Bab 11 getaran
Bab 11 getaranBab 11 getaran
Bab 11 getaran
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 
Bab 7 radiasi benda hitam
Bab 7 radiasi benda hitamBab 7 radiasi benda hitam
Bab 7 radiasi benda hitam
 
Fisika modern
Fisika modernFisika modern
Fisika modern
 
Radiasi benda hita (fisdas ii)
Radiasi benda hita (fisdas ii)Radiasi benda hita (fisdas ii)
Radiasi benda hita (fisdas ii)
 
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
 
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planck
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planckLaporan Resmi Percobaan Konstanta planck
Laporan Resmi Percobaan Konstanta planck
 
rpp-radiasi-benda-hitam
rpp-radiasi-benda-hitamrpp-radiasi-benda-hitam
rpp-radiasi-benda-hitam
 
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda HitamPpt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Ppt Aplikasi Radiasi Benda Hitam
 
Fisika kuantum edit
Fisika kuantum editFisika kuantum edit
Fisika kuantum edit
 
Bab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogenBab ii atom hidrogen
Bab ii atom hidrogen
 
Sifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombangSifat partikel dan gelombang
Sifat partikel dan gelombang
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
 
Dualisme Gelombang Partikel
Dualisme Gelombang PartikelDualisme Gelombang Partikel
Dualisme Gelombang Partikel
 
170432459 waktu-paro-docx
170432459 waktu-paro-docx170432459 waktu-paro-docx
170432459 waktu-paro-docx
 
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
Laporan efisiensi detektor, dead time, spektroskopi gamma, dan hukum kuadrat ...
 

Destaque

Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda HitamMakalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitamkurniawanapr
 
Makalah fisika rbh
Makalah fisika rbhMakalah fisika rbh
Makalah fisika rbhSalsa Fariza
 
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatAplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatMukhsinah PuDasya
 
081211332010 efek fotolistrik
081211332010 efek fotolistrik081211332010 efek fotolistrik
081211332010 efek fotolistrikFakhrun Nisa
 
Contoh soal fisika kuantum
Contoh soal fisika kuantumContoh soal fisika kuantum
Contoh soal fisika kuantumramainoei
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaAyuShaleha
 
Dualisme gelombang partikel
Dualisme gelombang partikelDualisme gelombang partikel
Dualisme gelombang partikelMat Ludin
 

Destaque (13)

Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda HitamMakalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
Makalah Radiasi Panas dan Radiasi Benda Hitam
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Makalah fisika rbh
Makalah fisika rbhMakalah fisika rbh
Makalah fisika rbh
 
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat PadatAplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
Aplikasi Radiasi Benda Hitam dan Kapasitas Zat Padat
 
081211332010 efek fotolistrik
081211332010 efek fotolistrik081211332010 efek fotolistrik
081211332010 efek fotolistrik
 
Transformator/ trafo
Transformator/ trafoTransformator/ trafo
Transformator/ trafo
 
Contoh soal fisika kuantum
Contoh soal fisika kuantumContoh soal fisika kuantum
Contoh soal fisika kuantum
 
Induksi Elektromagnetik
Induksi ElektromagnetikInduksi Elektromagnetik
Induksi Elektromagnetik
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
 
Soal – jawab fisika kuantum
Soal – jawab fisika kuantumSoal – jawab fisika kuantum
Soal – jawab fisika kuantum
 
Dualisme gelombang partikel
Dualisme gelombang partikelDualisme gelombang partikel
Dualisme gelombang partikel
 
teori kuantum
teori kuantumteori kuantum
teori kuantum
 
06 bab5
06 bab506 bab5
06 bab5
 

Semelhante a FISIKA KUANTUM RADIASI

Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumkeynahkhun
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2keynahkhun
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitamVJ Asenk
 
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfmicrosoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfRanycoTondang
 
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar xIrfan Rifa'i
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikNurfaizatul Jannah
 
Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1
Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1
Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1Faaris Shiddiiqy
 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentationhafizona
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasikRyzkha Gso
 

Semelhante a FISIKA KUANTUM RADIASI (20)

Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Hukum pancaran
Hukum pancaranHukum pancaran
Hukum pancaran
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
 
Fotometri bintang1
Fotometri bintang1Fotometri bintang1
Fotometri bintang1
 
Fotometri bintang
Fotometri bintangFotometri bintang
Fotometri bintang
 
RUMUSAN BAB 13 FIZIK KUANTUM.pptx
RUMUSAN BAB 13 FIZIK KUANTUM.pptxRUMUSAN BAB 13 FIZIK KUANTUM.pptx
RUMUSAN BAB 13 FIZIK KUANTUM.pptx
 
Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfmicrosoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
 
Hukum pancaran
Hukum pancaranHukum pancaran
Hukum pancaran
 
2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x2.difraksi sinar x
2.difraksi sinar x
 
Benda hitam astronomi
Benda hitam astronomiBenda hitam astronomi
Benda hitam astronomi
 
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek FotolistrikLaporan Eksperimen Efek Fotolistrik
Laporan Eksperimen Efek Fotolistrik
 
radiasi benda hitam
 radiasi benda hitam radiasi benda hitam
radiasi benda hitam
 
Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1
Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1
Rangkuman Fisika Kelas XII Semester 1
 
Fisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktifFisika inti dan radioaktif
Fisika inti dan radioaktif
 
Fisika Atom
Fisika AtomFisika Atom
Fisika Atom
 
Struktur Atom Presentation
Struktur Atom PresentationStruktur Atom Presentation
Struktur Atom Presentation
 
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
137227152 tugas-kegagalan-fisika-klasik
 

FISIKA KUANTUM RADIASI

  • 1. Catatan Kuliah 1 FISIKA KUANTUM oleh: Prof. Freddy P. Zen, D. Sc (fpzen@fi.itb.ac.id) Agus Suroso, M. Si (agussuroso@s.itb.ac.id) Laboratorium Fisika Teoretik, FMIPA-ITB 1 terakhir diperbaharui pada 18 Oktober 2010.
  • 2. Daftar Isi Daftar Isi i Daftar Gambar ii 1 Gejala Kuantum 1 1.1 Radiasi Benda Hitam . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 1.1.1 Gejala radiasi termal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 1.1.2 Hukum Stefan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 1.1.3 Hukum Raleygh-Jeans . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 Model osilator harmonik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 Energi rata-rata osilator . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 Rapat jumlah osilator . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 Kerapatan energi radiasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 1.1.4 Teori kuantum radiasi Planck . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 1.2 Efek Fotolistrik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 1.3 Hamburan Compton . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 1.4 Model Atom . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 1.4.1 Sejarah Teori Atom . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9 1.4.2 Model Atom Bohr . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10 i
  • 3. Daftar Gambar 1.1 Kurva intensitas radiasi termal per satuan panjang gelombang . . . . . . 2 1.2 Perbandingan antara hasil yang didapat hukum Raleygh-Jeans dan Teori Kuantum Planck . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7 1.3 Skema efek Compton . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 ii
  • 4. Bab 1 Gejala Kuantum 1.1 Radiasi Benda Hitam 1.1.1 Gejala radiasi termal Kajian tentang radiasi benda hitam bertujuan menjelaskan fenomena yang terkait de- ngan intensitasi radiasi (daya emisi) suatu benda pada temperatur tertentu. Pada tahun 1792, T. Wedjwood mendapati bahwa sifat universal dari sebuah objek yang dipanaskan tidak bergantung pada komposisi dan sifat kimia, bentuk, dan ukuran benda. Selanjut- nya, pada tahun 1859 G. Kirchoff membuktikan sebuah teorema yang didasarkan pada sifat termodinamika benda bahwa pada benda dalam kesetimbangan termal, daya emisi (pancar ) dan daya absorbsi (serap) sama besar. Ide Kirchoff dinyatakan dalam sebuah persamaan ef = J (f, T ) Af , (1.1) dengan ef adalah daya emisi per frekuensi cahaya tiap satuan luas, f adalah frekuensi cahaya, T suhu mutlak benda, dan Af daya absorbsi (yaitu fraksi daya masuk yang diserap per frekuensi tiap satuan luas. Benda hitam didefinisikan sebagai benda yang menyerap semua radiasi elektromagnetik yang mengenainya, sehingga benda tersebut menjadi berwarna hitam, atau pada persamaan (1.1) berlaku Af = 1 sehingga ef = J (f, T ) (daya emisi per frekuensi per satuan luas hanya bergantung pada f dan T saja). 1.1.2 Hukum Stefan Pada tahun 1879, J. Stefan menemukan (secara eksperimental) bahwa daya total tiap satuan luas yang dipancarkan oleh benda padat pada semua frekuensi bergantung pada pangkat empat dari suhu (T 4 ), atau ∞ etotal = ef (f, T ) df = aσT 4 , (1.2) 0 dengan 0 < a <= 1 merupakan koefisien serap dan σ = 5, 67 × 10−8 W.m−2 .T−4 adalah tetapan Stefan-Boltzman. Contoh. Hukum Stefan dapat diterapkan untuk memperkirakan suhu di permu- kaan bintang. Sebagai contoh, kita akan memperkirakan suhu di permukaan matahari. Diketahui jejari matahari adalah RS = 7, 0 × 108 m, jarak rata-rata matahari ke bumi 1
  • 5. BAB 1. GEJALA KUANTUM 2 Gambar 1.1: Kurva intensitas radiasi termal per satuan panjang gelombang. Jumlah radiasi yang dipancarkan (luas daerah di bawah kurva) bertambah seiring dengan naiknya temperatur. (Gambar diambil dari [?]) adalah R = 1, 5 × 1011 m, dan fluks (daya per satuan luas) energi matahari yang terukur di permukaan bumi adalah 1400 Wm−2 . Seluruh energi yang dipancarkan matahari dapat dianggap berasal dari reaksi nuklir yang terjadi di dalamnya, bukan berasal pantulan da- ri radiasi yang mengenainya (seluruh radiasi yang mengenai matahari dianggap terserap sempurna). Sehingga, matahari dapat dianggap sebagai benda hitam (a = 1). Energi radiasi total yang mengenai bumi dan titik-titik lain di alam semesta yang berjarak R dari matahari adalah et (R) 4πR2 , sedangkan energi total yang meninggalkan permukaan 2 matahari adalah et (RS ) 4πRS . Menurut hukum kekekalan energi, besar kedua energi tersebut haruslah sama, sehingga R2 et (R) 4πR2 = et (RS ) 4πRS ⇒ et (RS ) = et (R) 2 2 . (1.3) RS Lalu, menurut hukum Stefan et (RS ) = σT 4 , sehingga diperoleh 1/4 et (R)R2 T = 2 σRS 2 1/4 1400W m−2 1, 5 × 1011 m (R)R2 = 2 (5, 67 × 10−8 W.m−2 .T −4 ) (7, 0 × 108 m) ≈ 5800K. (1.4) Berdasarkan persaaan (1.1), untuk benda hitam akan berlaku ef = J(f, T ). Selan- jutnya, didefinisikan besaran kerapatan spektrum energi per satuan volume per satuan frekuensi u(f, T ), sehingga untuk cahaya (kecepatannya c) akan diperoleh c J(f, T ) = u(f, T ) . (1.5) 4
  • 6. BAB 1. GEJALA KUANTUM 3 Berdasarkan kurva spektrum radiasi benda hitam, Wien membuat tebakan bentuk fungsi βf kerapatan spektrum energi tersebut sebagai u(f, T ) = Af 3 e− T . Ternyata bentuk fungsi tersebut dikonfirmasi secara eksperimental oleh Paschen untuk λ = 1−4 µm (infra merah) dan T = 400 − 1.600 K (hasil eksperimen untuk λ lebih besar menyimpang dari prediksi Wien). 1.1.3 Hukum Raleygh-Jeans Model osilator harmonik Bentuk kurva spektrum pancar benda hitam juga coba dijelaskan melalui hukum Rayleigh- Jeans. Menurut hukum tersebut, benda hitam dimodelkan sebagai sebuah rongga, dan cahaya yang memasukinya membentuk gelombang berdiri. Energi radiasi per satuan volume per satuan frekuensi merupakan moda dari osilator-osilator harmonik per satuan volume dengan frekuensi yang terletak pada selang f dan f + df . Sehingga, kerapatan energi dapat dinyatakan sebagai ¯ u(f, T )df = EN (f )df (1.6) dengan N (f ) menyatakan rapat jumlah osilator per satuan volume per satuan frekuensi. Benda hitam dianggap berada pada kesetimbangan termal, sehingga terbentuk gelombang elektromagnetik berdiri di dalam rongga (gelombang berdiri EM ekivalen dengan osilator satu dimensi). Fungsi probabilitas osilator klasik memenuhi fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann, ( − 0) − P ( ) = P0 e kB T , (1.7) dengan 0 adalah energi dasar (terendah) osilator, energi osilator, P0 = P ( 0 ) merupakan peluang osilator memiliki energi sebesar 0 , kB konstanta Boltzmann, dan T suhu mutlak sistem (dalam hal ini rongga). Energi rata-rata osilator Energi rata-rata osilator dihitung dengan memanfaatkan fungsi probabilitas (1.7), P( ) ¯= , (1.8) P( ) atau untuk nilai energi yang sinambung (kontinyu), notasi jumlah ( ) berubah menjadi integral. Lalu dengan mengingat persamaan (1.7), diperoleh ( − 0) ∞ − ∞ − 0 P0 e kB T d 0 e kB T d ¯= ( − 0) = ∞ −k T . (1.9) ∞ − e B d 0 P0 e kB T d 0 Pembilang dan penyebut pada persamaan terakhir dapat dihitung dengan cara sebagai −1 berikut. Misalkan β = (kB T ) , maka penyebut persamaan terakhir menjadi ∞ ∞ 1 e−β d = − e−β 0 β =0 1 = . (1.10) β
  • 7. BAB 1. GEJALA KUANTUM 4 Lalu, dengan memanfaatkan hubungan tersebut, dapat diperoleh ∞ d d 1 e−β d = dβ 0 dβ β ∞ d 1 ⇔ e−β d = − 2 0 dβ β ∞ −k T 1 ⇔ − e B d =− 2 0 β ∞ − 1 ⇔ e kB T d = 2 . (1.11) 0 β Sehingga, energi rata-rata osilator adalah ∞ − 0 e kB T d β −2 1 ¯= ∞ −k T = = = kB T. (1.12) e B d β −1 β 0 Rapat jumlah osilator Tinjau sebuah kubus dengan panjang rusuk L yang di dalamnya terdapat gelombang elek- tromagnetik stasioner. Berdasarkan persamaan Maxwell, diperoleh persamaan gelombang stasioner untuk medan elektromagnetik berbentuk 2 E + k 2 E = 0, (1.13) 2 2 2 ∂ ∂ ∂ dengan 2 ≡ ∂x2 + ∂y2 + ∂z2 , E = E(Ex , Ey , Ez ), serta Ex , Ey , dan Ez masing-masing merupakan fungsi dari koordinat x, y, z. Dengan menganggap berlakunya separasi variabel 2 pada tiap komponen medan E, misalnya Ex (x, y, z) ≡ u(x)v(y)w(z), dan k 2 = kx +ky +kz 2 2 diperoleh d2 u 2 + kx u = 0, (1.14) dx2 d2 v 2 + ky v = 0, (1.15) dy 2 d2 w 2 + kz w = 0, (1.16) dz 2 dengan solusi u(x) = Bx cos(kx x) + Cx sin(kx x), (1.17) v(y) = By cos(ky y) + Cy sin(ky y), (1.18) w(z) = Bz cos(kz z) + Cz sin(kz z). (1.19) Selanjutnya, diterapkan syarat batas bahwa u = v = w = 0 pada x = y = z = 0 dan x = y = z = L, sehingga Bx = By = Bz = 0 dan kx,y,z = nx,y,z π/L dengan nx,y,z merupakan bilangan bulat positif. Dengan demikian, diperoleh u(x) = Cx sin(kx x), (1.20) v(y) = Cy sin(ky y), (1.21) w(z) = Cz sin(kz z), (1.22)
  • 8. BAB 1. GEJALA KUANTUM 5 yang memberikan solusi untuk komponen Ex Ex (x, y, z) = A sin(kx x) sin(ky y) sin(kz z), (1.23) dan berlaku pula π2 2 n2 π 2 k2 = 2 nx + n2 + n2 = y z , (1.24) L L2 dengan n menyatakan jumlah osilator dalam kotak. π 3 Sebuah kotak dalam ruang k (dimensi/satuannya m−1 ) dengan volume L berisi satu buah gelombang berdiri. Sebuah elemen volum berbentuk kulit bola berjejari k yang terletak pada sebuah kotak dengan rusuk k memiliki volum 1 × 4πk 2 dk (karena 8 kotak berusuk k menempati satu oktan/perdelapan dari sebuah bola berjejari k). Lalu, diperoleh N (k) yaitu rapat jumlah gelombang berdiri dengan bilangan gelombang terletak antara k dan dk, 1 × 4πk 2 dk L3 k 2 N (k)dk = 8 3 = dk. (1.25) π 2π 2 L Dengan mengingat bahwa terdapat dua keadaan polarisasi untuk setiap modus gelombang EM, diperoleh jumlah gelombang berdiri tiap satuan volume (V = L3 ) sebesar N (k)dk k 2 dk N (k)dk ≡ =2× , (1.26) V 2π 2 2π atau dengan memanfaatkan hubungan besaran-besaran gelombang EM k = λ dan c = λf diperoleh 8πf 2 8π N (f )df = df ⇔ N (λ)dλ = − 4 dλ. (1.27) c3 λ Kerapatan energi radiasi ¯ Berdasarkan hasil untuk E dan N (f ) seperti di atas, diperoleh nilai kerapatan energi radiasi 8πf 2 8π u(f, T )df = 3 kB T df ⇔ u(λ, T )dλ = 4 kB T dλ. (1.28) c λ Hasil ini memungkinkan terjadinya bencana ultraviolet, bahwa rapat energi untuk cahaya dengan panjang gelombang kecil (atau frekuensi besar) dapat bernilai takhingga. Dan ini bertentangan dengan hasil eksperimen. 1.1.4 Teori kuantum radiasi Planck Untuk mengatasi masalah yang timbul pada hukum Rayleigh-Jeans, Max Planck mempos- tulatkan bahwa energi osilator adalah sebanding dengan frekuensi gelombang, n = nhf (n bilangan bulat positif dan h konstanta Planck). Penerapan postulat ini ke persamaan untuk energi rata-rata menurut statistik Maxwell-Boltzman (persamaan 1.8) memberikan nhf ∞ −k T n=0 nhf e B ¯= nhf . (1.29) ∞ −k T n=0 e B Dengan mengingat rumus jumlah pada deret geometri, ∞ 1 rn = |r| < 1, (1.30) n=0 1−r
  • 9. BAB 1. GEJALA KUANTUM 6 maka penyebut persamaan energi rata-rata tersebut dapat dituliskan sebagai ∞ n − khfT 1 e B = (1.31) − khfT n=0 1−e B hf Bagian pembilang dihitung seperti pada persamaan (1.11). Misalkan α = kB T , maka d ne−αn = − e−αn n dα n d 1 =− dα − khfT 1−e B −α e = 2. (1.32) (1 − e−α ) Jadi, diperoleh energi rata-rata − khfT − khfT hf 1 − e B e B ¯= 2 − khfT 1−e B − khfT hf e B = − khfT 1−e B hf = hf (1.33) e kB T − 1 Selanjutnya, diperoleh rapat energi radiasi 8πf 2 hf 8πhc dλ u(f, T )df = hf df ⇔ u(λ, T )dλ = hf . (1.34) c3 e kB T −1 λ5 e kB T − 1 Terlihat bahwa postulat Planck mampu mengatasi masalah yang muncul pada hukum Rayleigh-Jeans. Bahkan, hasil ini sesuai dengan data eksperimen (Gambar ??). Postulat Planck juga mampu menjelaskan hukum Stefan-Boltzman. Substitusi persamaan rapat energi radiasi ke persamaan untuk radiasi total, menghasilkan ∞ c et = u(λ, T ) dλ 4 λ=0 ∞ 8πhc dλ = hf . (1.35) λ=0 λ5 e kB T − 1
  • 10. BAB 1. GEJALA KUANTUM 7 Gambar 1.2: Kurva intensitas radiasi termal menurut hukum Raleygh-Jeans dan Teori Kuantum Planck. Terlihat bahwa teori Planck sesuai dengna hasil eksperimen (yang di- nyatakan oleh titik), sedangkan hukum Raleygh-Jeans hanya sesuai untuk daerah panjang gelombang besar. (Gambar diambil dari [?]) 2 Ambil x ≡ hc λkB T sehingga dx = − λ2hc T dλ atau dλ = − λ kB kB T hc dx = − khcT B dx x2 , sehingga 0 hc dx kB T kB T x2 et = − 2πhc2 5 hc x=∞ hc xkB T (ex − 1) ∞ 2πkB T 4 4 x3 = dx h3 c2 x=0 ex − 1 4 =π 15 2π 5 kB 4 4 = T 15h3 c2 4 = σT , (1.36) dengan 2π 5 kB 4 σ= ≈ 5, 67 × 10−9 W.m−2 K−4 (1.37) 15h3 c2 merupakan konstanta Stefan-Boltzmann. Soal Latihan 1. Turunkan hukum pergeseran Wien, λm T = C, dengan memaksimumkan u(λ, T ). 1.2 Efek Fotolistrik Tugas 1 (28 Agustus 2009) Gejala Kuantum: Efek Fotolostrik (dikumpulkan sebelum Jum’at, 4 September 2009)
  • 11. BAB 1. GEJALA KUANTUM 8 1. Beri penjelasan tentang efek fotolistrik yang menganggap bahwa cahaya berbentuk kuanta (partikel)! 2. Hitung kecepatan photoelectron yang dilepas dari bahan seng (zinc, dengan stop- ping potential 4,3 eV) yang diberi cahaya ultraviolet. Dibanding kecepatan cahaya, berapa persen besar kecepatan tersebut? 3. Cahaya dengan intensitas 1,0 µW/cm2 jatuh pada permukaan besi seluas 1,0 cm2 . Anggap bahwa besi memantulkan 96% cahaya yang mengenainya dan hanya 3% dari energi yang terserap terletak pada daerah ultraviolet. (a) Hitunglah intensitas yang dipakai untuk menghasilkan efek fotolistrik! (b) Jika panjang gelombang sinar ultraviolet adalah 250 nm, hitunglah banyaknya elektron yang diemisikan tiap detik! (c) Hitunglah besar arus yang ditimbulkan pada efek fotolistrik! (d) Jika frekuensi cut off f0 = 1, 1 × 1015 Hz, carilah fungsi kerja φ0 untuk besi! 1.3 Hamburan Compton fek Compton adalah gejala yang timbul jika radiasi (sinar x) berinteraksi dengan partikel (elektron). Foton sinar x bersifat sebagai partikel dengan momentum p = hf = λ . Skema c h efek Compton diberikan pada gambar 1.3. Efek Compton dapat dijelaskan menggunak- Gambar 1.3: Skema efek Compton. Foton datang dengan momentum p dan menumbuk elektron yang diam. Lalu foton terhambur dengan momentum p dan elektron terhambur dengan momentum pe . Sudut hamburan foton θ dihitung terhadap arah datangnya. (Gambar diambil dari [?]) an konsep momentum dan tumbukan. Tumbukan dianggap bersifat lenting sempurna, sehingga berlaku hukum kekekalan energi, E + me c2 = E + Ee ⇔ Ee = hf − hf + me c2 . (1.38) dengan E adalah energi foton sebelum tumbukan, me c2 energi elektron sebelum tumbukan (berupa energi diam), E energi foton setelah tumbukan, dan Ee energi elektron setelah tumbukan. Seperti kasus tumbukan pada umumnya, pada peristiwa efek Compton juga berlaku kekekalan momentum.
  • 12. BAB 1. GEJALA KUANTUM 9 • Pada arah sumbu x (searah dengan arah datang foton) p = p cos θ + pe cos φ ⇔ p2 + p 2 cos2 θ − 2pp cos θ = p2 cos2 φ e (1.39) dengan p momentum foton sebelum tumbukan, p momentum foton setelah tum- bukan, pe momentum elektron setelah tumbukan, dan φ sudut hambur elektron (dihitung terhadap arah foton datang). • Pada arah sumbu y (tegaklurus arah datang foton) p sin θ = pe sin φ ⇔ p 2 sin2 θ = p2 sin2 φ. e (1.40) Jumlah dari kedua persamaan terakhir menghasilkan p2 + p 2 − 2pp cos θ = p2 . e (1.41) Dengan mengingat hubungan antara momentum dengan frekuensi, persamaan terakhir dapat ditulis menjadi 2 2 hf hf 2h2 f f p2 = e + − cos θ. (1.42) c c c2 Di lain pihak, elektron memenuhi persamaan energi relativistik, 2 2 Ee = (pe c) + me c2 2 . (1.43) Substitusi persamaan (1.38) dan (1.42) ke persamaan terakhir, menghasilkan 2 2 2 2 2 hf hf 2h2 f f 2 hf − hf + me c = + − cos θ. + me c2 (1.44) c c c2 Setelah disederhanakan, persamaan tersebut menghasilkan −f me c2 + f me c2 = hf f − hf f cos θ c c hc2 ⇔ me c2 − =(1 − cos θ) λ λ λλ h ⇔λ −λ= (1 − cos θ) , (1.45) me c yang menyatakan hubungan antara panjang gelombang foton terhambur (λ ) dan sudut hamburannya (θ) dengan panjang gelombang foton datang (λ) dan massa diam elektron (me ). Persamaan tersebut telah sesuai dengan hasil percobaan. 1.4 Model Atom 1.4.1 Sejarah Teori Atom Cerita tentang model atom dari model Democritus, Dalton, Thomson, Rutherford. Lalu beri pengantar tentang model Bohr.
  • 13. BAB 1. GEJALA KUANTUM 10 1.4.2 Model Atom Bohr Menurut postulat Bohr, elektron dalam atom hidrogen mengelilingi inti atom (proton) pada orbit stasioner berbentuk lingkaran (misal dengan jejari a). Pada orbit elektron, gaya Coulumb berperan sebagai gaya sentripetal, sehingga berlaku 1 Ze2 mv 2 1 Ze2 = ⇒ mv 2 = . (1.46) 4πε0 a2 a 4πε0 a Sehingga energi kinetik elektron adalah 1 1 Ze2 K= mv 2 = . (1.47) 2 8πε0 a Postulat Bohr: keadaan stasioner sistem dikarakterisasi oleh momentum sudut pφ = mva = n , n = 1, 2, 3, . . . . (1.48) n Berdasarkan postulat tersebut, diperoleh v = ma . Substitusi nilai v tersebut ke persama- an gaya sentripetal menghasilkan 4πε 2 2 a= n ≈ 0, 528n2 ˚. A (1.49) mZe2 Lalu, diperoleh energi total elektron E =K +V 1 1 Ze2 = mv 2 − 2 4πε0 a 1 Ze2 =− 8πε0 a 13, 6 = 2 eV. (1.50) n