SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 95
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
kemurahan-Nya

naskahPendukung

pembelajaran

Kurikulum

2013

ini

dapat

diselesaikan.Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata
Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum
2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan
penilaian autentik.
pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan
pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan
pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual
maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah
ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan
persiapan pembelajaran.
Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi
guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan
satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah
saudara-saudara sekalian.
Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan
kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran
Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka.
Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang
membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

I
ii

PENDAHULUAN
1.

1

2.

Tujuan..........................................................

2

3.

Ruang Lingkup.............................................

3

4.

BAB II

Latar Belakang ............................................

Landasan Hukum....... .................................

3

PEMBELAJARAN KOMPETENSI
1.

5

2.

BAB III

Pendekatan Pembelajaran Saintifik.............
Penilaian Autentik........................................

22

ANALISIS KOMPETENSI
1.

30

2.

BAB IV

Prosedur Analisis.. .........................................
Hasil Analisis Kompetensi..............................

36

PENUTUP

75

DAFTAR PUSTAKA

77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan
secara

suasana

belajar

dan

proses pembelajaran

agar

peserta

didik

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri
atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana
prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap
dan

sistematis

agar

pembelajaran

berlangsung

secara interaktif,

inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta

memberikan

kemandirian
psikologis

sesuai

ruang

yang cukup

dengan bakat,

bagi

minat,

dan

prakarsa,

kreativitas,

perkembangan

fisik

dan
serta

peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan

perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses
pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013
tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan
bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya
seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa
yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik,

sedangkan pembelajaran

merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh
guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus.
1
Sedangkan

Strategi

penilaian

disiapkan

untuk

memfasilitasi

guru

dalam

mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan
pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan
program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program
pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat.
Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada
1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014
untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut
pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru
sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran
Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran
lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006
dan buku sebelumnya),mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus
yang telah disediakan.
Untuk

menyiapkan

kemampuan

guru

dalam

merancang

dan

melaksanakan

pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan
silabus

sebagai

acuan,

perlu

penjabaran

operasional

antara

lain

dalam

mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran
serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan
rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam
mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi,
dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B.

Tujuan
Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber
yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan:
Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan
kompetensi dasar
1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus
mata pelajaran
2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik
3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian
4. Merancang penilaian autentik
2
C.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup naskah ini terdiri atas:
1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik
2. Langkah-langkah analisis kompetensi;
3. Penilaian autentik; dan
4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

D.

Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang
Standar Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan

Menteri

Pendidikan

dan

Kebudayaan

Nomor

81A

tentang

Implementasi Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus

3
BAB II
PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat
proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui
pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam
mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.
Karakteristik
Standar

pembelajaran pada

Kompetensi

memberikan

Lulusan

kerangka

setiap

dan

konseptual

satuan

Standar

pendidikan

Isi.

tentang

Standar

sasaran

terkait

erat

Kompetensi

pembelajaran

pada

Lulusan

yang

harus

dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan
pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
Sesuai

dengan

Standar

Kompetensi

Lulusan,

sasaran

pembelajaran

mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk
setiap satuan pendidikan. Ketiga
perolehan

(proses psikologis)

menerima,menjalankan,
Pengetahuandiperoleh

ranah

yang

kompetensi

berbeda.

menghargai,
melalui

Sikap

tersebut

memiliki

lintasan

diperoleh

melalui

aktivitas

menghayati,

aktivitas

dan

mengamalkan.

mengingat, memahami, menerapkan,

menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik
kompetensi
karakteristik

beserta
standar

perbedaan
proses.

lintasan

perolehan turut

Penguatan pendekatan

serta

mempengaruhi

saintifik perlu diterapkan

pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual
maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran
yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
Prinsip pembelajaran

pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1)

pesertadidik diberi tahu menjadi pesertadidik mencari tahu; (2) guru sebagai satusatunya sumberbelajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan
tekstual

menjadi pendekatan

ilmiah; (4) pembelajaran

proses

berbasis

sebagai
konten

penguatan penggunaan pendekatan
menjadi

pembelajaran

berbasis

kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran
4
yang

menekankan

jawaban

tunggal

menjadi pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan
aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills)
dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran

yang

mengutamakan

pembudayaan danpemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
(10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing
ngarso

sung

tulodo), membangun kemauan

mengembangkan

kreativitas

peserta

didik

(ing

madyo mangun

karso),

dan

dalam proses pembelajaran (tut wuri

handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,
siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
dan (14) pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta
didik.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang
meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai
kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga
komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

A. Pendekatan Pembelajaran saintifik
Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah
saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran
yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir
sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa
(Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu
menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja
diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih
penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh
peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).
Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir,
namum

proses

pembelajaran

dipandang

sangat

penting.

Oleh

karena

itu
5
pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran
berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang
mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi
secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian
pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai
subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru
hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan
belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian
pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses
sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan
penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk
menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang
diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada
pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan
dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan
(Semiawan: 1992).
Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari
ide

atau

gagasan,

sehingga

secara

bertahap

siswa

belajar

bagaimana

mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan
proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri
(discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum,
prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi
berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan
demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus
berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru
lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran.
Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun
kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains,
sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan
proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning
tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap
individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990).
1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science)
Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang
6
selalu

ingin

memperoleh

pengetahuan.

Pengetahuan

dapat

merupakan

pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah.
Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode
ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian
spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan
demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan).
Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus
berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan
terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.
Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta
melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji
hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk
pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4)
adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan
suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur
yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan
pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang
didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkahlangkah pokok:
a) Mengamati
b) Menanya
c) Menalar
d) Mencoba
e) Membentuk jejaring

Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap
pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam
ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai faktafakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan
sangat erat dengan metode ilmiah.
Prosespembelajaran

pada

Kurikulum

2013

dilaksanakan

menggunakan

pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap,
pengetahuan,

dan

keterampilan.

Dalam

proses

pembelajaran

berbasis

pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi
7
ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan

menggamit

transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.
Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar
peserta

didik

“tahu

apa.”

Hasil

akhirnya

adalah

peningkatan

dan

keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara
layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan.

8
1) Mengamati
Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran
(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti
menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan
tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran

ilmu-ilmu

sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut,
contoh:
Proses terbentuknya negara
interaksi sosial
Situs sejarah
Sedangkandalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan
melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video,
gambar, grafik, bagan, dsb.
Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh
langkah-langkah seperti berikut ini.
Menentukan objek apa yang akan diobservasi
Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan
diobservasi
Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik
primer maupun sekunder
Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk
mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar
Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi ,
seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video
perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan
observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating
scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat
mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang
berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan
diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau
fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan
9
yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar
biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi.

Alat

mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk
memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan
oleh subjek atau objek yang diobservasi.

2) Menanya
Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan
dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau
memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab
pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk
menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat
menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk
pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah
seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam
hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang
diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya
walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa
demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan
guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi
bertanya:
Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik
tentang suatu tema atau topik pembelajaran.
Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.
Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan
ancangan untuk mencari solusinya.
Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada
peserta

didik

untuk

menunjukkan

sikap,

keterampilan,

dan

pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.
Membangkitkan
mengajukan

keterampilan

pertanyaan,

dan

peserta
memberi

didik

dalam

jawaban

berbicara,

secara

logis,

sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
10
Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen,
mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan.
Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima
pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan
toleransi sosial dalam hidup berkelompok.
Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap
dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.
Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan
berempati satu sama lain.
Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih
rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini.
Tingkatan

Subtingkatan

Kognitif yang lebih  Pengetahuan
rendah
(knowledge)

Kata-kata kunci pertanyaan
 Apa...
 Siapa...
 Kapan...
 Di mana...
 Sebutkan...
 Jodohkan atau pasangkan...
 Persamaan kata...
 Golongkan...
 Berilah nama...
 Dll.

 Pemahaman
(comprehension)

 Terangkahlah...
 Bedakanlah...
 Terjemahkanlah...
 Simpulkan...
 Bandingkan...
 Ubahlah...
 Berikanlah interpretasi...

 Penerapan
(application

 Gunakanlah...
 Tunjukkanlah...
 Buatlah...
 Demonstrasikanlah...
 Carilah hubungan...
 Tulislah contoh...
11
Tingkatan

Subtingkatan

Kata-kata kunci pertanyaan
 Siapkanlah...
 Klasifikasikanlah...

Kognitif yang lebih  Analisis (analysis)
tinggi

 Analisislah...
 Kemukakan bukti-bukti…
 Mengapa…
 Identifikasikan…
 Tunjukkanlah sebabnya…
 Berilah alasan-alasan…

 Sintesis (synthesis)

 Ramalkanlah…
 Bentuk…
 Ciptakanlah…
 Susunlah…
 Rancanglah...
 Tulislah…
 Bagaimanakita dapat
memecahkan…
 Apa yang terjadi
seaindainya…
 Bagaimana kita dapat
memperbaiki…
 Kembangkan…

 Evaluasi
(evaluation)

 Berilah pendapat…
 Alternatif mana yang lebih
baik…
 Setujukah anda…
 Kritiklah…
 Berilah alasan…
 Nilailah…
 Bandingkan…
 Bedakanlah…

12
3) Menalar
Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan
ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa
guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam
banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru.
Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan.

Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski

penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

3.1 Cara menalar
Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan
cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut
khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif
lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik.
Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari
pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada
hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola
silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal
yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagianbagiannya yang khusus.
Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis,
silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai
proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui
dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung
ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari
dua premis.
Contoh:
Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa
untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu,
atau disebut juga akuntan ekstern.

13
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa
atau auditor untuk pemerintah atau negara.
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau
dosen di perguruan tinggi.
Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja
dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk
membantu pengelola perusahaan.
Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik,
Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi
pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya.

3.2 Analogi dalam Pembelajaran
Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali
menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan.
Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara
analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran
dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau
persamaan.
Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya
penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi
deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini.
Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu
ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama
terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan
suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu
simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti
terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan
Contoh:

14
Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme
dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah generasi muda yang
harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar.
Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk menjelaskan
atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau
masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini
sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi
dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang
sudah diketahui secara nyata dan dipercayai.
Contoh:
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena
adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara
golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi
disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang
menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder
sekolah.

3.3 Hubungan Antarfenomena
Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan
antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran,
karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi
bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan
antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat.
Hubungan

sebab-akibat

diambil

dengan

menghubungkan

satu

atau

beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain.Suatu
simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat
juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut.
Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang
disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab
akibat terdiri dari tiga jenis.
Hubungansebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal
yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik
simpulan yang berupa akibat.
15
Contoh:
Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati
makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan
Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah).
Nilaisuatubarangditentukanjumlahbiaya
yangdikeluarkanuntukmenghasilkanbarangitukembali(biayareproduksi).O
lehkarenauntukmenentukannilaisuatubarangtidakberasalpadabiayaproduk
siyangpertamakali,tetapipadabiayaproduksiyangdikeluarkansekarang
(mapel Ekonomi).
Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal
yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik
simpulan yang merupakan penyebabnya.
Contoh (Mata pelajaran Sejarah):
Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-sampai
Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan
Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro.
Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan
diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah
Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan
Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan
oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang.
Contoh (Mata pelajaranEkonomi)
Nilai suatu

barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang

dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin
tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi.
Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi.
Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk
melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga
yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak
mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak
lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus
berlangsung secara siklikal.
16
Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sebabakibat 1 –akibat 2, suatu

penyebab dapat menimbulkan serangkaian

akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan
akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan
akibat ketiga, dan seterusnya.

3.4 Mencoba/mengeksplorasi
Eksplorasi

adalah

upaya

awal

membangun

pengetahuan

melalui

peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan
adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan
strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini
secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak
hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai
pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang
populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”.
Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana
mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun
harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak
hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk
memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya.
Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai
input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan
kompleksitas

kegiatan

eksplorasi

dalam

proses

pembelajaran

yang

mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif,
interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan
pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan
meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh
pengalaman yang bermakna.
Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan
kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif,
belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang
menegaskan

pernyataan

bahwa

pembelajaran

eksploratif

lebih

menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran.
Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar
peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan
17
pikiran

yang

terdahulu

dengan

pengalaman

belajarnya.

Mereka

menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon
yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam
kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti
dalam

tugas

merekam,

mencari

informasi

melalui

internet

serta

memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik
menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil
telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil
penelusuran

informasi

dalam

bentuk

grafik,

tabel,

diagram

serta

mempresentasikan gagasan yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu
sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama
teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang
mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir
kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata
dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat
mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu
sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta
didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat
tertentu sebagai produk belajar.
3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif
Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari
sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya
merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan
dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara
baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka
mencapai tujuan bersama.
Pada pembelajaran kolaboratif

kewenangan guru lebih bersifat direktif

atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif.
Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi,
maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka
berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi
kolaboratif

itu,

peserta

didik

berinteraksi

dengan

empati,

saling

menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing.
18
Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin
peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara
bersama-sama.
Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut
aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena
keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi
baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni,
pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga
situasi baru yang tak terduga.
Agar

pembelajaran

terus

menerus

membangkitkan

kreativitas

dan

keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan
langkah sebagai berikut:
1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena
baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari
informasi,

membaca,

melihat,

mendengar,

atau

menyimak

fakta/fenomena tersebut
2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep,
prinsip, hukum,dan teori
3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen
4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data,
mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena
5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi
dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga
Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif
Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif.
Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini:
JP = Jigsaw Proscedure.
Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota
suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok
bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami
keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang
menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok.
STAD = Student Team Achievement Divisions.
19
Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling
membelajarkan.

Fokusnya

adalah

keberhasilan

seorang

akan

berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula
keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan
individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil
belajar individual maupun kelompok peserta didik
CI = Complex Instruction
Titik tekan metode ini
berorientasi

pada

matematika,

dan

adalam pelaksanaan suatu proyek yang

penemuan,
ilmu

menumbuhkembangkan

khususnya

pengetahuan

ketertarikan

dalam

sosial.

semua

bidang

Fokusnya

peserta

sains,
adalah

didiksebagai

anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya
digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan
dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen.
Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
TAI = Team Accelerated Instruction.
Metodeini

merupakan

kooperatif/kolaboratif

kombinasi

dengan

antara

pembelajaran

pembelajaran

individual.

Secara

bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soalsoal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu
dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap
pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik
mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik
belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus
menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal
disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada
hasil belajar individual maupun kelompok.
CLS = Cooperative Learning Stuctures.
Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk
dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta
didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor
mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban
20
tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan
terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan
sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti
peran.
LT = Learning Together.
Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta
didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya
menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian
didasarkan pada hasil kerja kelompok.
TGT = Teams-Games-Tournament.
Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para
anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari
pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik.
GI = Group Investigation.
Pada

metode

ini

semua

anggota

kelompok

dituntut

untuk

merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan
masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan
dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut
bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian
didasari pada proses dan hasil kerja kelompok.
AC = Academic-Constructive Controversy.
Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya
untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan
berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota
sekelompok

maupun

dengan

anggota

kelompok

lain.

Kegiatan

pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan
kualitas

pemecahan

masalah,

pemikiran

kritis,

pertimbangan,

hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian
didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok
mempertahankan posisi yang dipilihnya.

21
CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition.
Pada

metode

pembelajaran

ini

mirip

dengan

TAI.

Metode

pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan
tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai
kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis
maupun lisan di dalam kelompoknya
Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/
berbagi tentang

hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai

media.

B. Penilaian Autentik
Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana
tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai
berikut:(1) American Library Association mendefinisikan

sebagai proses evaluasi

untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada
aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan
penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan
dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan
penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang
mencerminkan

prioritas

dan

tantangan

yang

ditemukan

dalam

aktivitas-

aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama
melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific
approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.Karena
penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta
didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring,
dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau
kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka
yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik
sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.
Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan
kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,
22
keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan
meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi
media, membuat karangan, dan diskusi kelas.
Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian
portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif,
suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki
ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki
bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan
dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya,
dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.
Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan
program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk
memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.
Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk
menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui
observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar
teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan.
Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.
1. Pengamatan Sikap
Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri,
dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di
dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan
dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat
memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria
penilaian jurnal adalah sbb:
Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.
Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.
Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.
Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.
Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan
komunikatif.
23
Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap
peserta didik
menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta
didik.
Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.
Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta
untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian

kompetensi

yang

dipelajarinya

dalam

mata

pelajaran

tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi
kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik
diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah
keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau
keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau
acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta
didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir
sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas
kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama,
menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari
kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih
peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju
secara personal.
Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang
peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas
atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih
peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik.Instrumen sesuai dengan
kompetensi

dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman

adalah sbb:
•

Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik

•

Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana

•

Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik

•

Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik

24
•

Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya
penafsiran makna ganda/berbeda

•

Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau
sebenarnya

•

Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid)

•

memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu
kompetensi peserta didik

•

Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur

•

Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah
sampai kemampuan tertinggi.

2. Tes tertulis.
Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis
terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri
dari

pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-

akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat
atau pendek, dan uraian.
Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat,

memahami,

mengorganisasikan,

menerapkan,

menganalisis,

mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari.
Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik.
Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap
terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya
menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response)
atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada
bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada
guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih
tinggi atau kompleks.
3. Tes Lisan.
Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan.
Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb:
25
Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf
pengetahuan yang hendak dinilai.
Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada.
Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi
jawabannya sendiri.
disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.
4. Penilaian Melalui Penugasan.
Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus
dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan
karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb:
Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian
dari pembelajaran mandiri.
Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan
secara kelompok.
Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota.
Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial
ekonomi).
Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
5. Tes Praktik.
Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam
melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi
yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di
laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat
musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP
Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb:
Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar.
Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.
Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas.
26
Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik,
Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum
Tugasbersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi)
Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut
harus memenuhi syarat sbb:
Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).
Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).
Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.
Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.
Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.
6. Penilaian Proyek
Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap
tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu
tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh
peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek
bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan
lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh
kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.
Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang
memerlukan perhatian khusus dari guru.
Keterampilan

peserta

didik

dalam

memilih

topik,

mencari

dan

mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek.
Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi
penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis
data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen
27
daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan
dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.
Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan
bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud
meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk.
Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria

yang harus dipenuhi

untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada
apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.
7. Penilaian Portofolio
Penilaian

portofolio

merupakan

penilaian

atas

kumpulan

artefak

yang

menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata.
Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara
perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta
didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi.
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada
kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai),
atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio
adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu
periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski
dapat juga oleh peserta didik sendiri.
Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau
kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun
atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan,
resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar
penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai
dengan tuntutan pembelajaran.
Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti
berikut ini.
Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.
Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan
dibuat.
28
Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah
bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran.
Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang
sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya.
Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.
Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama
dokumen portofolio yang dihasilkan.
Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian
portofolio.

29
BAB III
ANALISIS KOMPETENSI

A. Prosedur Analisis
Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang
dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi
dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan
pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis
itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
penilaian yang diperlukan.

Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua
mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan
pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi
tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam
rumusan kompetensi dasar.

Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah
sebagai berikut.
Dimensi
Sikap

Kualifikasi Kemampuan
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap
berakhlak

mulia,

berilmu,

percaya

diri,

orang beriman,
dan bertanggung

jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial

dan

alam

serta

dalam menempatkan

diri

sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan

Memiliki

pengetahuan

faktual,

konseptual,

prosedural, dan

metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya

dengan

kenegaraan,

dan

wawasan
peradaban

kemanusiaan,

kebangsaan,

terkait penyebab serta dampak

fenomena dan kejadian.

30
Keterampilan

Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari
yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke
lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk
kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah
sebagai berikut.
Kompetensi
Sikap Spiritual

Deskripsi Kompetensi
1.

Menghayati

dan

mengamalkan

ajaran

agama

yang

dianutnya
Sikap Sosial

2. Menghayati

dan

tanggung

jawab,

toleran, damai),

mengamalkan
peduli
santun,

perilaku

(gotong
responsif

jujur,

royong,
dan

disiplin,

kerjasama,

pro-aktif

dan

menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam

berinteraksi

secara

efektif

dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan

3. Memahami,
faktual,

menerapkan,
konseptual,

dan

menganalisis

prosedural,

dan

pengetahuan
metakognitif

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan,

kebangsaan,

kenegaraan,

dan

peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
Keterampilan

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda

31
Kompetensi

Deskripsi Kompetensi
sesuai dengan kaidah keilmuan

Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah
sebagai berikut.

Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut
1. Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok
seperti tabel berikut ini.
Kompetensi Dasar (KI 3)
3.1 Menganalisis kasus-kasus

Kompetensi Dasar (KI 4)
4.1 Menyaji kasus–kasus

pelanggaran HAM dalam

pelanggaran HAM dalam

rangka pelindungan dan

rangka perlindungan dan

pemajuanHAM sesuai

pemajuanHAM sesuai

dengan nilai-nilai

dengan nilai-nilai

Pancasila dalam

Silabus)
1. Kasus Pelanggaran

Pancasila dalam

kehidupan

Materi Pokok (Dalam

HAM

kehidupan bermasyarakat,

2. Upaya-Upaya
Penegakan HAM di
Indonesia

32
Kompetensi Dasar (KI 3)
bermasyarakat,

Materi Pokok (Dalam

Kompetensi Dasar (KI 4)
berbangsa, dan bernegara

Silabus)

berbangsa, dan
bernegara.
3.2 Memahami pokok pikiran

4.2 Menyaji hasil telaah

yangterkandung dalam

pokok-pokok pikiran

Pembukaan Undang-

Pembukaan Undang-

Undang Dasar Negara

Undang Dasar Negara

Republik Indonesia

Republik Indonesia Tahun

Tahun 1945

1. Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945

1945.

2. Makna pokok-pokok
pikiran yang
terkandung dalam
Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945

3.3 seterusnya...

3.4 seterusnya...

3. seterusnya...

2. Mengembangkan kompetensi dasar dari kompetensi inti (KI) 3 dan materi pokok
(silabus) menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur.
Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca,
disentuh, atau diamati. Contoh: pemilihan kepala daerah (Gubernur dan wakil
gubernur/pemilihan Walikota/bupati).
Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain
konsep

merupakan

berhubungan.

suatu

Contoh:

penghubung

sistem

antara

pemerintahan

fakta-fakta

yang

saling

presidensial(dalam

sistem

pemerintahan presidensial menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh
presiden, menteri-menteri tidak bertanggung jawab kepada parlemen). Konsep
adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan.
Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang
berkaiatan. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas.
Contoh: supremasi hukum, teori kekuasaan negara, azas kewarganegaraan
Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam
menerapkan prinsip.

Contoh: mendudukkan

hukum sebagai hal

utama,

bagaimana kekuasaan diperoleh, dilaksanakan, dan dipertahankan, bagaimana
seseorang mendapatkan kewarganegaraannya, kehilangan kewarganegaraanya,
33
bipatride/apatride. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada
aspek keterampilan.
3. Mengembangkan kompetensi dasar (KD) dari kompetensi inti (KI) 4 menjadi
indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya,
mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan
untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius.
5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan mulai dari menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan
6. Merancang penilaian
Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapai hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian
otentik, penilaian diri penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi,
ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah.
a. Penilaian

otentik

merupakan

penilaian

yang

dilakukan

secara

komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan
keluaran (output) pembelajaran.
b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk
penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar
kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi

peserta

didik

secara

berkelanjutan

dalam

proses

pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik.
e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih.

34
f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut.
h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut.
i. Ujian

Mutu

Tingkat

Kompetensi

yang

selanjutnya

disebut

UMTK

merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN
merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai
peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional
Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
j. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh
satuan pendidikan.
Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.
Materi Pokok
(Silabus)

Materi
Pembelajaran
Fakta, Konsep,
Prinsip, dan
Prosedur

Penillaian
(Silabus)

Alternatif
Kegiatan
Pembelajaran:
Mengamati,
Menanya,
Mengumpulkan
data,
Mengasosiasi,
dan
Mengomunikasi
kan

Indikator
Sikap,
Pengethuan,
dan
Keterampilan
untuk
Penilaian

Lulusan yang :
Cerdas,
Kreatif,
Produktif, dan
Bertanggung
jawab
35

Pembelajaran
(Silabus)
B. Hasil Analisis Kompetensi

1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar (KI 3)
3.1 Menganalisis kasus-kasus

Kompetensi Dasar (KI 4)
4.1 Menyaji kasus–kasus

pelanggaran HAM dalam

pelanggaran HAM dalam

rangka pelindungan dan

rangka perlindungan dan

pemajuanHAM sesuai

pemajuanHAM sesuai

dengan nilai-nilai

dengan nilai-nilai

Pancasila dalam

3. Kasus Pelanggaran

kehidupan bermasyarakat,

bermasyarakat,

Silabus)

Pancasila dalam

kehidupan

Materi Pokok (Dalam

HAM

berbangsa, dan bernegara

4. Upaya-Upaya
Penegakan HAM di
Indonesia

berbangsa, dan
bernegara.
3.2 Memahami pokok

4.2 Menyaji hasil telaah

pikiran yangterkandung

pokok-pokok pikiran

dalam Pembukaan

Pembukaan Undang-

Undang-Undang Dasar

Undang Dasar Negara

Negara Republik

Republik Indonesia Tahun

Indonesia Tahun 1945

1945.

4. Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945
5. Makna pokok-pokok
pikiran yang
terkandung dalam
Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945

3.3 Memahami bentuk dan

4.3 Menyaji hasil telaah

kedaulatan negara

bentuk dan kedaulatan

sesuai dengan Undang

negara sesuai dengan

Undang Dasar Negara

Undang Undang

Republik Indonesia

DasarNegara Republik

Tahun 1945.

Indonesia Tahun 1945.

3.4 Memahami hubungan
struktural dan

4.4 Menyaji hasil telaah
hubungan struktural dan

C. Bentuk Negara dan
Pemerintahan
D. Sistem Pemerintahan Negara
E. Kedaulatan Negara

o Hubungan struktural
dan fungsional

36
Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok (Dalam
Silabus)

fungsional

fungsional pemerintahan

pemerintahan pusat

pemerintahan pusat dan

pusat dan daerah menurut

dan daerah menurut

daerah menurut

Undang-Undang Dasar

UUD Negara

Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia

Republik Indonesia

Negara Republik

Tahun 1945

Tahun 1945

Indonesia Tahun 1945.

4.9.1

Berinteraksi dengan

o Otonomi Daerah

teman dan orang lain
berdasarkan prinsip
saling menghormati,
dan menghargai dalam
keberagaman suku,
agama, ras, budaya,
dan gender
3.5 Memahami sistem

4.5 Menyaji hasil telaah

hukum dan peradilan

sistem hukum dan

nasional dalamlingkup

peradilan nasional dalam

NKRI.

lingkup NKRI

3.6 Menganalisis kasus

4.6 Menyaji analisis

pelanggaran hak dan

penanganan kasus

pengingkaran kewajiban

pelanggaran hak dan

sebagai warga negara

1. Sistem hukum
dalam NKRI
2. Sistem peradilan
Indonesia

1. Pelanggaran Hak

pengingkaran kewajiban

2. Pengingkaran
kewajiban

sebagai warga negara

4.7 Menganalisis indikator

5.7 Menyaji hasil analisis

ancamanterhadap

tentang indikator

negara dalam

ancaman terhadap negara

membangun integrasi

dalam membangun

nasional dengan bingkai

integrasi nasional dengan

BhinnekaTunggal Ika.

Ancaman terhadap

bingkai Bhinneka Tunggal

negara Indonesia

37
Kompetensi Dasar (KI 3)

Kompetensi Dasar (KI 4)

Materi Pokok (Dalam
Silabus)

Ika.
4.9.2 Menyaji bentuk
partisipasi
kewarganegaraan yang
mencerminkan
komitmen terhadap
keutuhan nasional
4.8 Memahami pentingnya

5.8 Menyaji analisis tentang

kesadaran berbangsa

pentingnya kesadaran

dan bernegara dilihat

berbangsa dan bernegara

dari konteks sejarah

dilihat dari konteks sejarah

dan geopolitik Indonesia

Kesadaran berbangsa
dan bernegara

dan geopolitik Indonesia

38
2. Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar

Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

1.1 Menghayati
nilai-nilai
ajaran agama
dan
kepercayaan
dalam
kehidupan
bermasyaraka
t

Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

Menghayati
dan
mengamalka
n ajaran
agamanya

1.2 Menghayati isi
dan makna
pasal 28E dan
29 ayat (2)
UndangUndang Dasar
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1945.

menghargai
keyakinan
Pemeluk
agama lain

Jurnal

2.1 Menghayati
nilai-nilai
Pancasila

Menghayati
dan
mengamalka

Jurnal

39
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

dalam
kehidupan
bermasyarakat
, berbangsa,
dan bernegara

Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

n nilai-nilai
pancasila
dalam
kehidupan
bermasyarak
at,
berbangsa,
dan
bernegara

2.2 Mengamalkan
nilai-nilai
yang
terkandung
dalam
Pembukaan
UndangUndang Dasar
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1945
dalam
kehidupan
berbangsa dan
bernegara

Menghargai
Hak dan
Kewajiban
Asasi

2.3 Menghayati
nilai-nilai yang
terkandung
dalam pasalpasal Undang-

Menghargai
perbedaan
agama

Mengamalka
n kewajiban
dan haknya
sesuai
dengan
peraturan
yang berlaku

40
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Sikap

Alternatif Pembelajaran

Pengetahuan
Penilaian

Undang Dasar
Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1945
dalam
berbagai
aspek
kehidupan
ideologi,
politik,
ekonomi,
sosial budaya,
pertahanan
dan keamanan
(ipoleksosbud
hankam)
3.1 Menganalisis
kasus-kasus
pelanggaran
HAM dalam
rangka
pelindungan
dan
pemajuanHA
M sesuai
dengan nilainilai
Pancasila
dalam
kehidupan

Indikator

Pengamat
an sikap
dalam
kegiatan
pembelaj
aran/di
luar kelas

menyebutka
n
beberapakas
us
pelanggaran
HAM

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

Menyusun
data
kasuskasus
pelanggar
an HAM

Tugas

Peduli
santun

1. Kasus
Pelan
ggara
n
HAM

Fakta:
Kasus
pelanggara
n HAM di
Indonesia
(contoh
kasus 12
Mei 1998)
Kasus
pelanggara
n HAM di
lingkungan

Mengamati
Membaca berbagai
kasus pelanggaran
HAM di Indonesia dari
berbagai literatur dan
media cetak

Kepedulian
terhadap
sesama
Tanggung
jawab
disipli

Mengamati berbagai
kasus pelanggaran
HAM yang terjadi
dilingkungan
masyarakat sekitar

Penilaian
diri

Menjelaskan
sebab
terjadinya
kasus
pelanggaran

Tes :
Lisan/Tulisa
n

- Mengum
pulkan
data
dari
berbagai
sumber
tentang
berbagai
kasus
pelangga
ran
HAM

41
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Sikap

Alternatif Pembelajaran

Pengetahuan
Penilaian

bermasyarak
at,
berbangsa,
dan
bernegara.

4.1 Menyaji
kasus–kasus
pelanggaran
HAM dalam
rangka
perlindungan
dan
pemajuanHA
M sesuai
dengan nilainilai
Pancasila
dalam
kehidupan
bermasyarak
at,
berbangsa,
dan
bernegara

setempat
(contoh:
kasus
Kedung
Ombo,
Tanah
Merah,
TanjungPri
ok)

Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

HAM

Mendengar, melihat
dan menyimak
berbagai kasus
pelanggaran HAM yang
terjadi di Indonesia
dari berbagai sumber

Menjelaskan
pengertian
HAM
Menanya
Toleransi

Konsep:
Pengertian
HAM
Penggolonga
n HAM

Menanyakan contohcontoh kasus
pelanggaran HAM
yang terjadi dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa dan
bernegara

Pelanggaran
HAM

Prinsip:

Piagam HAM
sedunia

Mengumpulkan data
Menentukan sumber
data akurat yang ada
di lingkungannya
berkaitan dengan
kasus-kasus

Menguraikan
penggolonga
n HAM

menyimpulk
an kasuskasus
pelanggaran
HAM ditinjau
Piagam HAM
sedunia,
nilai-nilai
Pancasila,
UUD NRI
Tahun 1945,
UU No. 39
Tahun 1999

42
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Nilai-nilai
Pancasila

UUD NRI
Tahun 1945

pelanggaran HAM
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
termasuk media cetak
dan elektronik
tentang kasus
pelanggaran HAM di
Indonesia

UU No. 39
tahun 1999

Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

Mengolah
data
berkaitan
dengan
kasus
pelanggar

Menuliska
n hasil
pengolaha
n data
(dalam
bentuk
laporan)
tentang
kasuskasus
pelanggar
an HAM

Menghubung
kan
pelanggaran
HAM dengan
aspek
sosialbudaya
dalam
kehidupan
masyarakat
Indonesia

Tentang
HAM
Mengasosiasikan
Mencari hubungan
pelanggaran HAM
dengan aspek
sosialbudaya dalam
kehidupan
masyarakat Indonesia

43
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Indikator

Penilaian

Keterampilan
Penilaian

an HAM

Mengomunikasikan

Indikator

dalam
kehidupan
bermasyar
akat,
berbangsa
m dan
bernegara

Mempresentasikan
berbagai kasus
pelanggaran HAM di
wilayahnya
berdasarkan hasil
temuannya di
lapangan
Menyampaikan hasil
temuan tentang kasus
pelanggaran HAM
dalam bentuk lisan,
tulisan, gambar atau
media lainnya

Rubrik
Portofolio
Menyajika
n hasil
laporan

Percaya diri

2. Upa
yaUpaya
Peneg
akan
HAM di

Fakta
Upaya-upaya
yang
dilakukan
dalam

Mengamati
Membaca dari
berbagai sumber
tentang pemajuan,
penghormatan

Pengamat
an
(jurnal)si
kap
dalam
kegiatan

menjelaskan
upaya-upaya
yang
dilakukan
dalam
penegakan

Tes:
Lisan/Tulisa
n

Menyusun
data-data
mengenai
upayaupaya
yang

Tugas:
Mengumpu
lkan data
dariberbag
ai sumber

44
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Indone
sia

penegakan
HAM di
Indonesia
(Komnas HAM)

penegakan dan
Pengadilan HAM di
Indonesia

pembelaj
aran/di
luar kelas

Indikator
HAM di
Indonesia

Menjelaskan
Menanya

Penilaian
diri

Konsep
Upaya-upaya
Proses
pemajuan,
penghormatan
dan
penegakan
HAM dan
hambatan
yang
ditemukan

Prinsip
UU No. 26
Tahun 2000
tentang
peradilan HAM

Menanyakan proses
pemajuan,
penghormatan dan
penegakan HAM di
wilayahnya serta
hambatan apa saja
yang ditemukan

Kepedulian
terhadap
sesama

Penilaian
antar
teman

Mengumpulkan data
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
termasuk media cetak
dan elektronik
tentang upaya
pemajuan,
penghormatan dan
penegakan HAM di
Indonesia

mengaharga
i
upaya
penegakan
HAM

Proses
pemajuan,
penghormata
n dan
penegakan
HAM

Menjelaskan
Menjelaskan
UU No 26
Tahun 2000
tentang
peradilan
HAM

Menjelaskan
Mekanisme
penyelikan
Komnas HAM

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

dilakukan
dalam
penegaka
n HAM di
Indonesia

tentang
upaya
pemajuan,
penghorm
atan, dan
penegakan
HAM di
Indonesia

menuliska
n hasil
diskusi
mengenai
proses
pemajuan,
penghorm
atan dan
penegakan
HAM di
wilayahny
a serta
hambatan
apa saja
yang
ditemukan

Menuliska
n hasil

45
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Prosedur
Mekanisme
penyelidikan di
Komnas HAM
Mengasosiasikan
Mencari hubungan
upaya penegakkan
HAM dan berbagai
tantangan yang
dihadapinya di
Indonesia
Mengomunikasikan
Membuat kesimpulan
tentang pemajuan,
penghormatan dan
penegakan HAM .
Mempresentasikan
hasil pengumpulan
data tentang
penanganan
beberapa kasus
pelanggaran HAM di
Indonesia

Indikator

menyimpulk
an tentang
pemajuan,
penghormata
n dan
penegakan
HAM, serta
penanganann
ya

Menjelaskan
jasa-jasa
tokoj dan
lembaga
yang
bergerak
dalam
penegakan
HAM

Menghubung
kan upaya

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Mengolah
data
Mencari
hubungan
upaya
penegakka
n HAM dan
berbagai
tantangan
yang
dihadapin
ya di
Indonesia

Menyajika
n hasil
laporan di
depan

Penilaian
pengolaha
n data
mengenai
upayaupaya yag
dilakukan
dalam
pemajuan,
penghorm
atan, dan
penegakan
HAM di
wilayahny
a serta
hambatan
apa saja
yang
ditemukan

Membuat
laporan
mengenai
hubungan
upaya
penegakka
n HAM dan
berbagai
tantangan

46
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Indikator

Penilaian

Indikator

Penilaian

kelas

penegakan
HAM dan
berbagai
tantangan
yang
dihadapinya
di Indonesia

Menyampaikan jasajasa tokoh dan
lembaga yang
bergerak dalam
penegakan HAM

Keterampilan

yang
dihadapin
ya,
beberapa
penangana
n kasus
pelanggar
an HAM di
Indonesia,
dan tokohtokoh dan
lembaga
yang
bergerak
dalam
penegakka
n HAM

Portofolio
3.2 Memahami
pokok
pikiran yang
terkandung
dalam
Pembukaan
UndangUndang
Dasar Negara
Republik

1. Pemb
ukaa
n
UUD
NRI
Tahu
n
1945

Fakta
Naskah
Pembukaan
UUD NRI 1945
Naskah
Proklamasi
kemerdekaan
17 Agustus

Mengamati
Membaca dan
menganalisis
Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945

Nasionalism
e

Menjelaskan
Pembukaan
UUD NRI
Tahun 1945

Menjelaskan
Proklamasi
kemerdekaa

Tes:
Lisan/Tulisa
n

Menyusu
n data
dari
berbagai
sumber
tentang
Pembuka
an UUD
NRI
Tahun

Tugas:
Mengumpu
lkan data
dari
berbagai
sumber
tentang
Pembukaa
n UUD NRI

47
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Indonesia
Tahun 1945

4.2 Menyaji hasil
telaah
pokok-pokok
pikiran
Pembukaan
UndangUndang
Dasar Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1945.

1945

Menanya
Bertanya jawab
tentang Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945

Konsep
proses
perumusan
Pembukaan
UUD NRI 1945
perumusan
proklamasi
kemerdekaan
RI
Hubungan
Pembukaan
dengan
Proklamasi

Mengumpulkan data
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
tentang Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945
Mengasosiasikan
Mencari hubungan
alinea pertama
sampai alinea keempat Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945

Prinsip
Mengomunikasikan
Kedudukan
pembukaan
UUD NRI
Tahun 1945

Mempresentasikan
hasil diskusi tentang
Pembukaan UndangUndang Dasar Negara

Indikator
n

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

1945

Tahun
1945

mejelaskan
proses
perumusan
Pembukaan
UUD NRI
1945

menjelaskan
perumusan
proklamasi
kemerdekaa
n RI

menghubung
kan
Pembukaan
UUD NRI
1945 dan
Proklamasi
Kemerdekaa
n

mengolah
data yang
terkumpu
l
mengenai
Pembukaa
n UUD NRI
Tahun
1945

Menyusun
data
(dalam
bentuk
laporan
tertulis)
mengenai
hubungan
alinea
pertama
sampai
alinea ke
empat
Pembukaa
n UUD NRI
Tahun
1945

Rubrik

Menyajik
an hasil

48
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Pembukaan
sebagai staat
fundamental
norm

Indikator

Penilaian

Republik
Indonesiatahun 1945

Keterampilan
Indikator

Penilaian

diskusi
tentangPe
mbukaan
UndangUndang
Dasar
Negara
Republik
Indonesia
tahun
1945

Portofolio
2. Makn
a
poko
kpoko
k
pikir
an
yang
terka
ndun
g
dala
m
Pemb
ukaa

Fakta
Naskah
Pembukaan
UUD NRI 1945

Mengamati
Menyimak makna
pokok-pokok pikiran
yang terkandung
dalam Pembukaan dan
pasal-pasal UUD NRI
Tahun 1945

Konsep
Pokok pikiran
yang
terkandung
dalam
pembukaan
UUD NRI

Kepedulian
terhadap
sesama
Kepedulian
terhadap
bangsa
Kepedulian
terhadap
tanah air

Menanya
Menanyakan makna
pokok-pokok pikiran

Pengamat
an
(jurnal)si
kap
dalam
kegiatan
pembelaj
aran/di
luar kelas

Penilaian
diri

Tes:
Lisan/Tulisa
n

Menjelaskan
Pokok-pokok
pikiran yang
terkandung
dari alinea
satu sampai
alinea
keempat dan

menuliska
nMakna
pokokpokok
pikiran
yang
terkandun
g dalam
Pembukaa
n dan
pasalpasal UUD
NRI Tahun
1945

Tugas:
Mengump
ulkan
data dari
berbagai
sumber
tentang
pokok
pikiran
yang
terkandun
g dalam
Pembuka
an UUD
NRI Tahun

49
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

n
UUD
NRI
Tahu
n
1945

Tahun 1945
Makna
Pembukaan
UUD NRI 1945

yang terkandung
dalam Pembukaan dan
pasal-pasal UUD NRI
Tahun 1945
Mengumpulkan data

Prinsip
Kedudukan
pembukaan
UUD NRI
Tahun 1945

Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
tentang makna pokokpokok pikiran yang
terkandung dalam
Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945
Mengasosiasikan
Mencari hubungan
makna pokok pikiran
yang terkandung dari
alinea satu sampai
empat dalam
Pembukaan UUD NRI
Tahun 1945 dan
keterkaitan pasalpasalnya

Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikator

pasalpasalnya
Penilaian
antar
teman

Penilaian
1945

Mengolah
data
untuk
mencari
hubungan
makna
pokok
pikiran
yang
terkandun
g dari
alinea
satu
sampai
alinea
keempat
dan
keterkaita
n pasalpasal UUD
NRI Tahun
1945

Membuatt
ulisan
mengenai
makna
pokokpokok
pikiran
yang
terkandun
g dalam
Pembuka
an dan
pasalpasal UUD
NRI Tahun
1945

Menyajika
n laporan
mengenai

50
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Indikator

Penilaian

Mengomunikasikan
Mempresentasikan
makna pokok-pokok
pikiran Pembukaan
UUD NRI Tahun 1945
dan keterkaitan
dengan pasal-pasalnya

Keterampilan
Indikator
hubungan
makna
pokok
pikiran
yang
terkandun
g dari
alinea
satu
sampai
alinea
keempat
dan
keterkaita
n pasalpasal UUD
NRI Tahun
1945

Percaya diri

Penilaian

Rubrik

Portofolio
3.3 Memahami
bentuk dan
kedaulatan
negara
sesuai
dengan
Undang
Undang
Dasar
Negara
Republik

5. Bent
uk
Nega
ra
dan
Peme
rintaha
n

Fakta :
NKRI
Naskah UUD
NRI 1945

Mengamati
Membaca dari berbagai
sumber tentang bentuk
negara dan
pemerintahan yang
sesuai dengan UUD NRI
tahun 1945

nasionalis
me

Pengamat
an sikap
dalam
kegiatan
pembelaj
aran/di
luar kelas

Penilaian

Menjelaskan
tentang
bentuk
negara UUD
NRI tahun
1945

menjelaska
m bentuk

Tes:
Lisan/Tulisa
n

Menyusun
data
tentang
bentuk
negara
dan
pemerinta
han yang
sesuai
dengan
UUD NRI

Tugas:
Mengumpu
lkan data
dari
berbagai
sumber
tentang
bentuk
negara
dan

51
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Indonesia
Tahun 1945.
4.3 Menyaji hasil
telaah
bentuk dan
kedaulatan
negara
sesuai
dengan
Undang
Undang
DasarNegara
Republik
Indonesia
Tahun 1945.

Menanya

Konsep:
Pengertian
bentuk
negara
Macammacam
bentuk
negara
Bentuk
negara RI
menurut UUD
NRI 1945

Menanyakan tentang
bentuk negara dan
pemerintahan yang
sesuai dengan UUD NRI
tahun 1945

Mengumpulkan data
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
tentang bentuk
negara dan
pemerintah yang
sesuai dengan UUD
NRI tahun 1945

Pengertian
kedaulatan
negara
Sifat
kedaulatan
negara
Kedaulatan
NKRI menurut
UUD NRI 1945

Mengasosiasikan
Mencari hubungan
antara bentuk negara
dan pemerintah
Republik Indonesia
sesuai dengan UUD NRI

diri

Penilaian
antar
teman

Indikator
pemerintaha
n yang sesuai
dengan UUD
NRI tahun
1945

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

tahun
1945

pemerinta
han yang
sesuai
dengan
UUD NRI
tahun
1945

Portofoli
o
Mengolah
data yang
terkumpul
mengenai
bentuk
negara
dan
pemerinta
han yang
sesuai
dengan
UUD NRI
tahun
1945

Pengamat
an
aktivitas
dalam
Diskusi
kelompok
(Rubrik)
membahas
hasil
pengumpu
lan data

Membuat
laporan
hasil
pengumpu
lan data

Menyajika
n

52
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Indikator

Penilaian

tahun 1945

Keterampilan
Indikator
lapprante
ntang
bentuk
negara
dan
pemerinta
han yang
sesuai
dengan
UUD NRI
tahun
1945

Prinsip:
Mengomunikasikan
UUD NRI 1945
Menyimpulkan hasil
diskusi tentang bentuk
negara dan
pemerintahan
Indonesia sesuai
dengan UUD NRI
Tahun 1945
Meyajikan hasil diskusi
tentang bentuk
negara dan
pemerintahan
Indonesia sesuai
dengan UUD NRI
Tahun 1945
6. Siste
m
Peme
rintahan
Nega
ra

Fakta
Sistem
pemerintahan
NKRI
Sistem
pemerintahan
yang pernah
dilaksanakan

Mengamati
Membaca dari berbagai
literaturtentang sistem
pemerintahan Negara
Republik Indonesia

Menanya

Penilaian

Memprese
ntasikan
(rubrik)ha
sil laporan
di depan
kelas

Portofolio
Nasionalism
e

Pengamat
an Rubrik
sikap
dalam
kegiatan
pembelaj
aran/di
luar kelas

Tes:
Menjelaskan
sistem
pemerintaha
n negara
Republik
Indonesia
yang
dikehendaki
UUD NRI

Lisan/Tulisa
n

Menyusun
data
mengenai
sistem
pemerinta
han
negara
Republik
Indonesia
yang
dikehenda

Tugas:
Mengumpu
lkan data
dari
berbagai
sumber
tentang
sistem
pemerinta
han

53
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

di Indonesia

Menanyakan tentang
sistem pemerintahan
Negara Republik
Indonesia

Konsep
Bentuk
pemerintahan
Sistem
pemerintahan
NRI

Mengumpulkan data
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
termasuk internet dan
media cetak serta
elektronik tentang
sistem pemerintahan
Negara Republik
Indonesia

Prinsip

Indikator

Penilaian
diri

tahun 1945

Mencari hubungan
antara sistem
pemerintahanIndonesi
a yang ada di
Indonesia dengan

Penilaian

ki UUD
NRI tahun
1945

negara
Republik
Indonesia
yang
dikehenda
ki UUD NRI
tahun
1945

Pengamat
an
aktivitas
dalam

Ciri-ciri sistem
pemerintahan
Mengasosiasikan

Indikator

Menjelaskan
sistem
pemerintaha
n yang
pernah
dilaksanakan
di Indonesia

Menjelaskan
bentuk
negara

UUD NRI
Tahun 1945

Penilaian

Keterampilan

Menjelaskan
bentuk
pemerintaha
n

Mengolah
data
Mencari
hubungan
antara
sistem
pemerinta
han
Indonesia
yang ada
di
Indonesia

Diskusi
kelompok(
rubrik)
membahas
hasil
pengumpu
lan data

Membuat
laporan
hasil
pengumpu
lan data
sistem

54
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Indikator

Penilaian

Keterampilan

Mengomunikasikan
Mempresentasikan
sistem pemerintahan
Indonesia yang sesuai
dengan UUD NRI
Tahun 1945

Penilaian

dengan
sistem
pemerinta
h yang
sesuai
dengan
UUD NRI
Tahun
1945

sistem pemerintah
yang sesuai dengan
UUD NRI Tahun 1945

Indikator

pemerinta
han
negara
Republik
Indonesia
yang
dikehenda
ki UUD NRI
tahun
1945

Menyajika
n sistem
pemerinta
han
negara
Republik
Indonesia
yang
dikehenda
ki UUD
NRI tahun
1945
7. Keda
ulata
n
Nega

Fakta
Kedaulatan
Negara

Mengamati
Mencari dari berbagai
sumber tentang sifat
hakikat negara,

Kepedulian
terhadap
sesama
Kepedulian

Pengamat
an sikap
dalam
kegiatan
pembelaj

Menjelaskan
sifat hakikat
negara,

Tes:
Lisan/Tulisa
n

Menyusun
data
tentang
sifat
hakikat

Rubrik

Portofolio

Tugas:
Mengumpu
lkan data
dari

55
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

ra

pengertian kedaulatan
dan macam-macam
kedaulatan negara

terhadap
tanah air
Kepedulian
terhadap
bangsa

Konsep
Sifat hakikat
negara
Kedaulatan
negara
Macammacam
kedaulatan
negara

Prinsip
Sifat hakikat
negara
menurut UUD
NRI Tahun
1945
Kedaulatan
negara
menurut UUD

Indikator

aran/di
luar kelas

Penilaian
diri

Menjelaskan
pengertian
kedaulatan
negara

Menanya
Menanyakan tentang
sifat hakikat negara
dan kedaulatan negara
Mengumpulkan data
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
tentang sifat hakikat
negara dan
kedaulatan Negara
Republik Indonesia

Mengasosiasikan
Mencari hubungan
pasal-pasal UUD NRI
tahun 1945 dengan
sifat hakikat negara

Porotofol
io

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

negara,
pengertia
n
kedaulata
n dan
macammacam
kedaulata
n negara

berbagai
sumber
tentang
sifat
hakikat
negara,
pengertian
kedaulata
n dan
macammacam
kedaulata
n negara

Mengolah
data
untuk
Mencari
hubungan
pasalpasal UUD
NRI tahun
1945
dengan
sifat
hakikat
negara
dan
kedaulata

Pengamat
an
aktivitas
dalam

Membedakan
macammacam
kedaulatan
negara

Diskusi
kelompok
membahas
hasil
pengumpu
lan data

Membuat
laporanhas

56
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

NRI Tahun
1945

Indikator

Penilaian

Keterampilan
Penilaian

n negara

dan kedaulatan
negara

Indikator

il
pengumpu
lan data
sifat
hakikat
negara,
pengertian
kedaulata
n dan
macammacam
kedaulata
n negara

Mengomunikasikan
Menyajika
n sifat
hakikat
negara,
pengertia
n
kedaulata
n dan
macammacam
kedaulata
n negara

Menyimpulkan dasil
diskusi tentang
kedaulatan negara
Indonesia sesuai
dengan UUD NRI Tahun
1945
Mempresentasikan
hasil pengumpulan
data tentang
kedaulatan negara
Indonesia sesuai
dengan UndangUndang Dasar Negara
Republik
Indonesiatahun 1945

Memprese
ntasikan
hasil
laporan di
depan
kelas

Portofolio
3.4 Memahami
hubungan
struktural
dan
fungsional

1. Hubu
ngan
struk
tural
dan

Fakta
lembaga negara

Mengamati
Membaca dari
berbagai sumber
tentang hubungan

Kepedulian
terhadap
sesama
Kepedulian

Pengamat
an sikap
dalam
kegiatan
pembelaj

menjelaskan
hubungan
struktural
dan
fungsional

Tes:
Lisan/Tulisa
n

Menyusun
data
mengenai
hubungan
struktural

Tugas:
Mengumpu
lkan data
dari

57
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

pemerintaha
n pusat dan
daerah
menurut
UndangUndang
Dasar Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1945.

4.4 Menyaji hasil
telaah
hubungan
struktural
dan
fungsional
pemerintaha
n pusat dan
daerah
menurut
UndangUndang
Dasar Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1945

fungs
ional
peme
rinta
han
pusat
dan
daer
ah
menu
rut
UUD
Nega
ra
Repu
blik
Indon
esia
Tahu
n
1945

Gubernur
Wali
kota/Bupati
Konsep
Pemerintahan
pusat
Pemerintahan
daerah
Otonomi
daerah

struktural dan
fungsional
pemerintahan pusat
dan daerah menurut
UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

Menanya
Menanyakan tentang
hubungan struktural
dan fungsional
pemerintahan pusat
dan daerah menurut
UUD NRI Tahun 1945
Mengumpulkan data

Prinsip
UUD NRI 1945
Pembagian
kewenangan

Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
tentang hubungan
struktural dan
fungsional
pemerintahan pusat
dan daerah menurut
UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

terhadap
tanah air
Kepedulian
terhadap
bangsa

Indikator

aran/di
luar kelas

pemerintaha
n pusat dan
daerah
menurut
UUD Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1945

Penilaian
diri

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

dan
fungsional
pemerinta
han pusat
dan
daerah
menurut
UUD
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
1945

berbagai
sumber
tentang
hubungan
struktural
dan
fungsional
pemerinta
han pusat
dan
daerah
menurut
UUD
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
1945

Mengolah
data
untuk
mencarihu
bungan
struktural
dan
fungsional
pemerinta
han pusat
dan
daerah
menurut
UUD
Negara
Republik

Pengamat
an
aktivitas
dalam
Diskusi
kelompok
membahas
hasil
pengumpu

58
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

4.9.1 Berinter
aksi dengan
teman dan
orang lain
berdasarkan
prinsip saling
menghormat
i, dan
menghargai
dalam
keberagama
n suku,
agama, ras,
budaya, dan
gender

Indikator

Mengasosiasikan
Mencari hubungan
struktural dan
fungsional
pemerintahan pusat
dan daerah menurut
UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945

Penilaian
lan data

Menyajika
n
hubungan
struktural
dan
fungsional
pemerinta
han pusat
dan
daerah
menurut
UUD
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
1945

Mengomunikasikan
Menyimpulkan hasil
pengumpulan data
tentang pelaksanaan
hubungan struktural
dan fungsional
pemerintahan pusat
dan daerah menurut
UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Mempresentasikan
tentang pelaksanaan
hubungan struktural
dan fungsional
pemerintahan pusat
dan daerah menurut
UUD Negara Republik

Indikator
Indonesia
Tahun
1945

Pusat dan
Daerah

Penilaian

Keterampilan

Menyimpulk
an
pelaksanaan
hubungan
struktural
dan

Membuat
laporan
hasil
pengumpu
lan data
hubungan
struktural
dan
fungsional
pemerinta
han pusat
dan
daerah
menurut
UUD
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
1945

Memprese
ntasikan
hasil
laporan di
depan

59
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Indonesia Tahun 1945

2. Oton
omi
Daer
ah

Fakta
Otonomi
Daerah

Konsep
Pengertian
otonomi
Sentralisasi
dan
desentralisasi

Mengamati
Membaca dari berbagai
sumber (media cetak
dan elektronik)
tentang pelaksanaan
otonomi daerah di
wilayahnya

Menanya

Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikator

fungsional
pemerintaha
n pusat dan
daerah
menurut
UUD Negara
Republik
Indonesia
Tahun 1945
Kepedulian
terhadap
sesama
Kepedulian
terhadap
tanah air
Kepedulian
terhadap
bangsa

Pengamat
an sikap
dalam
kegiatan
pembelaj
aran/di
luar kelas

kelas

Portofolio

Tes:
Menjelaskan
pelaksanaan
otonomi
daerah di
wilayahnya

Penilaian

Lisan/Tulisa
n

Menyusun
data
tentangpe
laksanaan
otonomi
daerah di
wilayahny
a

Tugas:

Mengolah

Pengamat

Penilaian
diri

Menanyakan tentang
pelaksanaan otonomi
daerah di Indonesia

Mengumpu
lkan data
dari
berbagai
sumber
tentang
pelaksana
an
otonomi
daerah di
wilayahny
a

Mengumpulkan data
Prinsip

Mengumpulkan data
dari berbagai

60
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

UUD NRI
1945

Indikator

UU No. 32
Tahun 2004
Prosedur
Tata cara
pelaksanaan
tugas dan
wewenang
pemerintah
daerah

Mengasosiasikan
Mencari hubungan
antara pelaksanaan
otonomi daerah
dengan realisasi
pembangunan yang
dilakukan oleh
pemerintah daerah di
wilayahnya masingmasing

Mengomunikasikan
Mempresentasikan
hasil kajian
pelaksanaan otonomi
daerah di wilayahnya

Menjelaskan
hubungan
antara
pelaksanaan
otonomi
daerah
dengan
realisasi
pembanguna
n yang
dilakukan
oleh
pemerintah
daerah di
wilayahnya
masingmasing

Indikator

Penilaian

data
tentangpe
laksanaan
otonomi
daerah di
wilayahny
a

sumbertentang
pelaksanaan otonomi
daerah di Indonesia

Penilaian

Keterampilan

an
aktivitas
dalam

Menyajika
n
pelaksana
an
otonomi
daerah di
wilayahny
a

Diskusi
kelompok
membahas
hasil
pengumpu
lan data

Membuat
laporan
hasil
pengumpu
lan data
pelaksana
an
otonomi
daerah di
wilayahny
a

Memprese
ntasikan
hasil
laporan di
depan

61
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian
kelas

Portofolio
3.5 Memahami
sistem
hukum dan
peradilan
nasional
dalamlingku
p NKRI.

3. Siste
m
huku
m
dala
m
NKRI

Fakta
lembagalembaga
peradilan

Konsep
4.5 Menyaji hasil
telaah
sistem
hukum dan
peradilan
nasional
dalam
lingkup NKRI

Pengertian
hukum
Tujuan hukum
Macammacam
penggolongan
hukum
Sumber
hukum

Mengamati
Membaca tentang
pengertian, tujuan,
macam-macam
penggolongan, dan
sumber hukum serta
tata urutan peraturan
hukum di Indonesia

Menanya
Menanyakan tentang
pengertian, tujuan,
macam-macam
penggolongan, dan
sumber hukum serta
tata urutan peraturan
hukum di Indonesia

Mengumpulkan data

Kepedulian
terhadap
sesama
Kepedulian
terhadap
tanah air
Kepedulian
terhadap
bangsa

Pengamat
an sikap
dalam
kegiatan
pembelaj
aran/di
luar kelas

Penilaian
diri

menjelaskan
tentang
pengertian,
hukum
menjelaskan
tujuan
hukum

membedaka
n macammacam
penggolonga
n hukum

menjelaskan
sumber
hukum

Tes:
Lisan/Tulisa
n

Menyusun
data
tentang
pengertia
n, tujuan,
macammacam
penggolon
gan, dan
sumber
hukum
serta tata
urutan
peraturan
hukum di
Indonesia

Tugas:
Mengumpu
lkan data
dari
berbagai
sumber
tentang
tentang
pengertian
, tujuan,
macammacam
penggolon
gan, dan
sumber
hukum
serta tata
urutan
peraturan
hukum di
Indonesia

menguraika

62
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Prinsip
UU No. 12
Tahun 2011

Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
tentang pengertian,
tujuan, macammacam penggolongan,
dan sumber hukum
serta urutan tata
peraturan hukum di
Indonesia

Indikator

Penilaian

Keterampilan
Indikator

n tentang
tata urutan
peraturan
hukum di
Indonesia
Pengamat
an
aktivitas
dalam

Prosedur
Tata
peraturan
hukum di
Indonesia

Mengasosiasikan
Mencari hubungan rasa
keadilan masyarakat
dengan sistem hukum
di Indonesia

Mengomunikasikan
Mempresentasikan
hasil diskusi tentang
pengertian, tujuan,
macam-macam
penggolongan hukum,
dan sumber serta tata
urutan peraturan

Penilaian

Mengolah
datatenta
ng
pengertia
n, tujuan,
macammacam
penggolon
gan, dan
sumber
hukum
serta tata
urutan
peraturan
hukum di
Indonesia

Menyajika

Diskusi
kelompok
membahas
hasil
pengumpu
lan data

Membuat
laporan
hasil
pengumpu
lan data
tentang
pengertian
, tujuan,
macammacam
penggolon
gan, dan

63
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Alternatif Pembelajaran

Sikap

Pengetahuan
Penilaian

Indikator

Penilaian

Keterampilan
Penilaian

n tentang
pengertia
n, tujuan,
macammacam
penggolon
gan, dan
sumber
hukum
serta tata
urutan
peraturan
hukum di
Indonesia

hukum di Indonesia

Indikator

sumber
hukum
serta tata
urutan
peraturan
hukum di
Indonesia

Memprese
ntasikan
hasil
laporan di
depan
kelas

Portofolio
4. Siste
m
pera
dilan
Indon
esia

Fakta
peradilan di
Indonesia
Macammacam
lembaga
peradilan di
Indonesia

Mengamati
Mencari informasi
tentang pengertian,
tujuan, macammacam peradilan di
Indonesia serta tugas
dan fungsinya

Kepedulian
terhadap
sesama
Kepedulian
terhadap
tanah air
Kepedulian
terhadap

Pengamat
an sikap
dalam
kegiatan
pembelaj
aran/di
luar kelas

menjelaskan
pengertian,
peradilan di
Indonesia

Menjelaskan
tujuan,
peradilan di
Penilaian

Tes:
Lisan/Tulisa
n

Menyusun
data
tentang
pengertia
n, tujuan,
macammacam
peradilan
di
Indonesia
serta

Tugas:
Mengumpu
lkan data
dari
berbagai
sumber
tentang
pengertian
, tujuan,
macam-

64
Kompetensi
Dasar

Materi
Pokok

Materi
Pembelajaran

Sikap

Alternatif Pembelajaran

Pengetahuan
Penilaian

Menanya
Konsep
Pengertian
peradilan
Tujuan
peradilan
Macammacam
peradilan
Tugas dan
fungsi
peradilan

Menanyakan tentang
sistem peradilan di
Indonesia, perangkat
lembaga peradilan,
macam-macam
lembaga peradilan,
dan peran lembaga
peradilan

Mengumpulkan data
Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
tentang sistem
peradilan di Indonesia

Prinsip
UUD NRI
Tahun 1945
UU No. 48
Tahun 2009
Tentang
kekuasaan

Mengasosiasikan
Mencari hubungan
proses peradilan
dengan putusan
pengadilan yang
berbeda-beda pada

bangsa

diri

Indikator
Indonesia

Penilaian

Keterampilan
Indikator

Penilaian

tugas dan
fungsinya

macam
peradilan
di
Indonesia
serta
tugas dan
fungsinya

membedaka
n macammacam
peradilan di
Indonesia

Pengamat
an
aktivitas
dalam

menguraikan
tugas dan
fungsi
peradilan di
Indonesia

Diskusi
kelompok
membahas
hasil
pengumpu
lan data
Mengolah
data
tentang
untuk
mencarai
hubungan
proses
peradilan
dengan
putusan
pengadila

Membuat
laporan
hasil
pengumpu
lan data
pengertian
, tujuan,
macam-

65
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI
PEMBELAJARAN KOMPETENSI

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

(15) RPP PKn hidup rukun 1A
(15) RPP PKn hidup rukun 1A(15) RPP PKn hidup rukun 1A
(15) RPP PKn hidup rukun 1ANastiti Rahajeng
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Arif Winahyu
 
Perbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumPerbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumWhyda Kasim
 
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdfssuser4339c7
 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009antiantika
 
Kko indikator HOTS
Kko indikator HOTSKko indikator HOTS
Kko indikator HOTSumirosidah5
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloommasterkukuh
 
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomKata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomSukayono Fawwaz
 
Soal ujian ut pgsd idik4008 penelitian tindakan kelas
Soal ujian ut pgsd idik4008 penelitian tindakan kelasSoal ujian ut pgsd idik4008 penelitian tindakan kelas
Soal ujian ut pgsd idik4008 penelitian tindakan kelasSDN 1 JUGLANGAN
 
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013
Kerangka Dasar dan  Struktur Kurikulum 2013Kerangka Dasar dan  Struktur Kurikulum 2013
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013Nurfadilah Abdullah
 
Kata kerja-operasional-bloom-revisi
Kata kerja-operasional-bloom-revisiKata kerja-operasional-bloom-revisi
Kata kerja-operasional-bloom-revisisilvesterjhonda
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Jerry Makawimbang
 
Mind map perspektif modul 5
Mind map perspektif modul 5Mind map perspektif modul 5
Mind map perspektif modul 5Sdn Parakansalak
 
Instrumen observasi pembelajaran
Instrumen observasi pembelajaranInstrumen observasi pembelajaran
Instrumen observasi pembelajaranAskar askar
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilanSurya Eka
 
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...reno sutriono
 

Mais procurados (20)

(15) RPP PKn hidup rukun 1A
(15) RPP PKn hidup rukun 1A(15) RPP PKn hidup rukun 1A
(15) RPP PKn hidup rukun 1A
 
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
Laporan observasi Perkembangan Siswa Sekolah Dasar Negeri 04 Jaten kec.Jaten ...
 
Perbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulumPerbedaan beberapa kurikulum
Perbedaan beberapa kurikulum
 
Marzano's Taksonomi
Marzano's TaksonomiMarzano's Taksonomi
Marzano's Taksonomi
 
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
17. Pembelajaran Berdiferensiasi.pdf
 
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009
 
Kko indikator HOTS
Kko indikator HOTSKko indikator HOTS
Kko indikator HOTS
 
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloomKata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
Kata kerja operasional indikator k13_taksonomi bloom
 
2. UbD.pptx
2. UbD.pptx2. UbD.pptx
2. UbD.pptx
 
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloomKata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
Kata kerja-operasional-revisi-taksonomi-bloom
 
Soal ujian ut pgsd idik4008 penelitian tindakan kelas
Soal ujian ut pgsd idik4008 penelitian tindakan kelasSoal ujian ut pgsd idik4008 penelitian tindakan kelas
Soal ujian ut pgsd idik4008 penelitian tindakan kelas
 
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013
Kerangka Dasar dan  Struktur Kurikulum 2013Kerangka Dasar dan  Struktur Kurikulum 2013
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum 2013
 
Kata kerja-operasional-bloom-revisi
Kata kerja-operasional-bloom-revisiKata kerja-operasional-bloom-revisi
Kata kerja-operasional-bloom-revisi
 
Lembar observasi siswa
Lembar observasi siswaLembar observasi siswa
Lembar observasi siswa
 
BARISAN DAN DERET (RPP & LKPD)
BARISAN DAN DERET (RPP & LKPD)BARISAN DAN DERET (RPP & LKPD)
BARISAN DAN DERET (RPP & LKPD)
 
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
Peran komite sekolah dalam pelaksanaan manajemen berbasis sekolah sebagai imp...
 
Mind map perspektif modul 5
Mind map perspektif modul 5Mind map perspektif modul 5
Mind map perspektif modul 5
 
Instrumen observasi pembelajaran
Instrumen observasi pembelajaranInstrumen observasi pembelajaran
Instrumen observasi pembelajaran
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
8.3.8 instrumen penilaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan lingkaran (ren...
 

Destaque

13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pknIpul Saipul
 
10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpadu10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpaduWarman Tateuteu
 
makalah varians satu arah.
makalah varians satu arah.makalah varians satu arah.
makalah varians satu arah.rezkiyurika
 
Pp kn sma smk kelompok kompetensi d
Pp kn sma smk kelompok kompetensi dPp kn sma smk kelompok kompetensi d
Pp kn sma smk kelompok kompetensi deli priyatna laidan
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiAbdul Jamil
 
Analisis bahan ajar kurikulum 2013
Analisis bahan ajar kurikulum 2013 Analisis bahan ajar kurikulum 2013
Analisis bahan ajar kurikulum 2013 Rizky Amelia
 
CONTOH MODUL CEC IPA 1 SD
CONTOH MODUL CEC IPA 1 SD CONTOH MODUL CEC IPA 1 SD
CONTOH MODUL CEC IPA 1 SD Awang Setiaji
 
Perlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan hamPerlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan hamTriany Syafrilia
 
RPP PKN Kurikulum 2013 kelas x
RPP PKN Kurikulum 2013 kelas xRPP PKN Kurikulum 2013 kelas x
RPP PKN Kurikulum 2013 kelas xPutri Lenggogeni
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorSyaifOer
 
Laporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabar
Laporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabarLaporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabar
Laporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabarAli Sahbana Siregar
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppAndi Saputro
 
contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran ipa
contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran ipa contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran ipa
contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran ipa bbawor aji
 

Destaque (19)

13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
13 model-pembelajaran-saintifik-mp-pkn
 
2.2 2 contoh implementasi pendekatan scientific dlm pemb tematik
2.2 2 contoh implementasi pendekatan scientific dlm pemb tematik2.2 2 contoh implementasi pendekatan scientific dlm pemb tematik
2.2 2 contoh implementasi pendekatan scientific dlm pemb tematik
 
Implementasi pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan scientific
Implementasi pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan scientificImplementasi pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan scientific
Implementasi pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan scientific
 
10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpadu10 model pembelajaran sains terpadu
10 model pembelajaran sains terpadu
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
makalah varians satu arah.
makalah varians satu arah.makalah varians satu arah.
makalah varians satu arah.
 
Pp kn sma smk kelompok kompetensi d
Pp kn sma smk kelompok kompetensi dPp kn sma smk kelompok kompetensi d
Pp kn sma smk kelompok kompetensi d
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel paiModel Pembelajaran Saintifik Mapel pai
Model Pembelajaran Saintifik Mapel pai
 
10 pendekatan-saintifik
10 pendekatan-saintifik10 pendekatan-saintifik
10 pendekatan-saintifik
 
Analisis bahan ajar kurikulum 2013
Analisis bahan ajar kurikulum 2013 Analisis bahan ajar kurikulum 2013
Analisis bahan ajar kurikulum 2013
 
CONTOH MODUL CEC IPA 1 SD
CONTOH MODUL CEC IPA 1 SD CONTOH MODUL CEC IPA 1 SD
CONTOH MODUL CEC IPA 1 SD
 
Perlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan hamPerlindungan dan penegakan ham
Perlindungan dan penegakan ham
 
RPP PKN Kurikulum 2013 kelas x
RPP PKN Kurikulum 2013 kelas xRPP PKN Kurikulum 2013 kelas x
RPP PKN Kurikulum 2013 kelas x
 
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan PsikomotorRanah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
 
RPP IPS KELAS 2
RPP IPS KELAS 2RPP IPS KELAS 2
RPP IPS KELAS 2
 
Laporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabar
Laporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabarLaporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabar
Laporan bulanan jan 2012 dit binmas polda jabar
 
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rppPembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
Pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penyusunan rpp
 
contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran ipa
contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran ipa contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran ipa
contoh penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran ipa
 
La famille FLE
La famille FLELa famille FLE
La famille FLE
 

Semelhante a PEMBELAJARAN KOMPETENSI

6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomiSofyan Saputra
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografiSofyan Saputra
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologiSofyan Saputra
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematikaTharita Hermawan
 
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimiatanialisa008
 
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakaryaSofyan Saputra
 
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaModel pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaIbnu Fajar
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggrisModel Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggrisAbdul Jamil
 
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggrisSofyan Saputra
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaModel Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaAbdul Jamil
 
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematikawidyoamb
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematikaYusep Riwayat
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesiaSofyan Saputra
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)Sofyan Saputra
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)Sofyan Saputra
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budayaSofyan Saputra
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesiaHamid Salman
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiAbdul Jamil
 

Semelhante a PEMBELAJARAN KOMPETENSI (20)

6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
6 model-pembelajaran-saintifik-mp-ekonomi
 
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
7 model-pembelajaran-saintifik-mp-geografi
 
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
8 model-pembelajaran-saintifik-mp-sosiologi
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
 
Buku kur 13
Buku kur 13Buku kur 13
Buku kur 13
 
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
3 model-pembelajaran-saintifik-mp-kimia
 
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
15 model-pembelajaran-saintifik-mp-prakarya
 
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematikaModel pembelajaran saintifik pelajaran matematika
Model pembelajaran saintifik pelajaran matematika
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel matematika
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggrisModel Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
Model Pembelajaran Saintifik Mapel bhs-inggris
 
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
10 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-inggris
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakaryaModel Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
Model Pembelajaran Saintifik Mapel prakarya
 
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika1. model pembelajaran saintifik mp matematika
1. model pembelajaran saintifik mp matematika
 
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
1 model-pembelajaran-saintifik-mp-matematika
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia (1)
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
 
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
9 model-pembelajaran-saintifik-mp-bhs-indonesia
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel biologi
 

Mais de Abdul Jamil

Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdfPeta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdfAbdul Jamil
 
Uji Permeabilitas
Uji PermeabilitasUji Permeabilitas
Uji PermeabilitasAbdul Jamil
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningAbdul Jamil
 
Seng Penting Numpuk
Seng Penting NumpukSeng Penting Numpuk
Seng Penting NumpukAbdul Jamil
 
Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014Abdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarahModel Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarahAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaModel Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaAbdul Jamil
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaAbdul Jamil
 
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP KemendikbudMateri Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP KemendikbudAbdul Jamil
 
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP KemendikbudSoal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP KemendikbudAbdul Jamil
 
Tugas Apus Apusan SETS RPP Objek IPA
Tugas Apus Apusan SETS RPP Objek IPATugas Apus Apusan SETS RPP Objek IPA
Tugas Apus Apusan SETS RPP Objek IPAAbdul Jamil
 
Tugas Apus Apusan SETS Instrumen Penilaian
Tugas Apus Apusan SETS Instrumen PenilaianTugas Apus Apusan SETS Instrumen Penilaian
Tugas Apus Apusan SETS Instrumen PenilaianAbdul Jamil
 

Mais de Abdul Jamil (20)

Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdfPeta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
Peta-Okupasi-Bidang-Komunikasi.pdf
 
Fisika paket 4
Fisika paket 4Fisika paket 4
Fisika paket 4
 
Fisika paket 3
Fisika paket 3Fisika paket 3
Fisika paket 3
 
Fisika paket 2
Fisika paket 2Fisika paket 2
Fisika paket 2
 
Fisika paket 1
Fisika paket 1Fisika paket 1
Fisika paket 1
 
Uji Permeabilitas
Uji PermeabilitasUji Permeabilitas
Uji Permeabilitas
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Tugas Pelangi
Tugas PelangiTugas Pelangi
Tugas Pelangi
 
Seng Penting Numpuk
Seng Penting NumpukSeng Penting Numpuk
Seng Penting Numpuk
 
Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014Panduan Pendaftaran SPAN 2014
Panduan Pendaftaran SPAN 2014
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel antrhopologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologiModel Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sosiologi
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarahModel Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
Model Pembelajaran Saintifik Mapel sejarah
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimiaModel Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
Model Pembelajaran Saintifik Mapel kimia
 
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisikaModel Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
Model Pembelajaran Saintifik Mapel fisika
 
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP KemendikbudMateri Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
Materi Pengayaan UN Matematika SMP/MTs Direktorat PSMP Kemendikbud
 
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP KemendikbudSoal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
Soal Pengayaan IPA 2013 2014 Direktorat PSMP Kemendikbud
 
Jamil nilai
Jamil nilaiJamil nilai
Jamil nilai
 
Tugas Apus Apusan SETS RPP Objek IPA
Tugas Apus Apusan SETS RPP Objek IPATugas Apus Apusan SETS RPP Objek IPA
Tugas Apus Apusan SETS RPP Objek IPA
 
Tugas Apus Apusan SETS Instrumen Penilaian
Tugas Apus Apusan SETS Instrumen PenilaianTugas Apus Apusan SETS Instrumen Penilaian
Tugas Apus Apusan SETS Instrumen Penilaian
 

Último

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Último (20)

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

PEMBELAJARAN KOMPETENSI

  • 1. KATA PENGANTAR Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat kemurahan-Nya naskahPendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan.Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian autentik. pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan persiapan pembelajaran. Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian. Dalam penyusunan naskah ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini kami terima dengan tangan terbuka. Akhirnya, mudah-mudahan naskah ini dapat berguna dan membantu siapa saja yang membaca dan membutuhkan khususnya guru mata pelajaran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. i
  • 2. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I I ii PENDAHULUAN 1. 1 2. Tujuan.......................................................... 2 3. Ruang Lingkup............................................. 3 4. BAB II Latar Belakang ............................................ Landasan Hukum....... ................................. 3 PEMBELAJARAN KOMPETENSI 1. 5 2. BAB III Pendekatan Pembelajaran Saintifik............. Penilaian Autentik........................................ 22 ANALISIS KOMPETENSI 1. 30 2. BAB IV Prosedur Analisis.. ......................................... Hasil Analisis Kompetensi.............................. 36 PENUTUP 75 DAFTAR PUSTAKA 77 LAMPIRAN-LAMPIRAN ii
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan secara suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kemandirian psikologis sesuai ruang yang cukup dengan bakat, bagi minat, dan prakarsa, kreativitas, perkembangan fisik dan serta peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran dengan strategi yang benar untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, menyebutkan bahwa Strategi pembelajaran sangat diperlukan dalam menunjang terwujudnya seluruh kompetensi yang dimuat dalam Kurikulum 2013. Kurikulum memuat apa yang seharusnya diajarkan kepada peserta didik, sedangkan pembelajaran merupakan cara bagaimana apa yang diajarkan bisa dikuasai oleh peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran didahului dengan penyiapan RPP yang dikembangkan oleh guru baik secara individual maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. 1
  • 4. Sedangkan Strategi penilaian disiapkan untuk memfasilitasi guru dalam mengembangkan pendekatan, teknik dan instrumen penilaian hasil belajar dengan pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat. Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih instruktur nasional (master teacher), guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya),mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik dan menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya. B. Tujuan Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang ada. Secara khusus naskah ini bertujuan: Memberikan rambu-rambu bagi guru dalam menganalisis kompetensi inti dan kompetensi dasar 1. Mengembangkan materi pembelajaran berdasarkan materi pokok dari silabus mata pelajaran 2. Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik 3. Mengembangkan indikator pencapaian dan penilaian 4. Merancang penilaian autentik 2
  • 5. C. Ruang Lingkup Ruang lingkup naskah ini terdiri atas: 1. Penjelasan dan langkah-langkah pembelajaran saintifik 2. Langkah-langkah analisis kompetensi; 3. Penilaian autentik; dan 4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) D. Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah 5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses 6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian 7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA 8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum 9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus 3
  • 6. BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan. Karakteristik Standar pembelajaran pada Kompetensi memberikan Lulusan kerangka setiap dan konseptual satuan Standar pendidikan Isi. tentang Standar sasaran terkait erat Kompetensi pembelajaran pada Lulusan yang harus dicapai. Standar Isi memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga perolehan (proses psikologis) menerima,menjalankan, Pengetahuandiperoleh ranah yang kompetensi berbeda. menghargai, melalui Sikap tersebut memiliki lintasan diperoleh melalui aktivitas menghayati, aktivitas dan mengamalkan. mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karaktersitik kompetensi karakteristik beserta standar perbedaan proses. lintasan perolehan turut Penguatan pendekatan serta mempengaruhi saintifik perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). Prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan perubahan paradigma: (1) pesertadidik diberi tahu menjadi pesertadidik mencari tahu; (2) guru sebagai satusatunya sumberbelajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar; (3) pendekatan tekstual menjadi pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran proses berbasis sebagai konten penguatan penggunaan pendekatan menjadi pembelajaran berbasis kompetensi; (5) pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran 4
  • 7. yang menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif; (8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan danpemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan mengembangkan kreativitas peserta didik (ing madyo mangun karso), dan dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan individualdan latar belakang budaya peserta didik. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa, serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input – proses – output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran. A. Pendekatan Pembelajaran saintifik Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil: 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998). Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai muara akhir, namum proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu 5
  • 8. pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta, membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep, dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992). Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover) pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator dan fasilitator pembelajaran. Model pembelajaran berbasis keterampilan proses sains berpotensi membangun kompetensi dasar hidup siswa melalui pengembangan keterampilan proses sains, sikap ilmiah, dan proses konstruksi pengetahuan secara bertahap. Keterampilan proses sains pada hakikatnya adalah kemampuan dasar untuk belajar (basic learning tools) yaitu kemampuan yang berfungsi untuk membentuk landasan pada setiap individu dalam mengembangkan diri (Chain and Evans: 1990). 1. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Ilmu-ilmu sosial (social science) Sebelum membicarakan mengenai pendekatan ilmiah (scientific), perlu dipahami terlebih dahulu mengenai metode ilmiah. Pada umumnya seseorang 6
  • 9. selalu ingin memperoleh pengetahuan. Pengetahuan dapat merupakan pengetahuan ilmiah dan pengetahuan tidak ilmiah. Suatu pengetahuan ilmiah hanya dapat diperoleh dari metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya memandang fenomena khusus (unik) dengan kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan pada simpulan. Dengan demikian diperlukan adanya penalaran dalam rangka pencarian (penemuan). Untuk dapat disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Metode ilmiah umumnya memuat rangkaian kegiatan koleksi data atau fakta melalui observasi dan eksperimen, kemudian memformulasi dan menguji hipotesis. Sebenarnya apa yang kita bicarakan dengan metode ilmiah merujuk pada: (1) adanya fakta, (2) sifat bebas prasangka, (3) sifat objektif, dan (4) adanya analisa. Selanjutnya secara sederhana pendekatan ilmiah merupakan suatu cara atau mekanisme untuk mendapatkan pengetahuan dengan prosedur yang didasarkan pada suatu metode ilmiah. Ada juga yang mengartikan pendekatan ilmiah sebagai mekanisme untuk memperoleh pengetahuan yang didasarkan pada struktur logis. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkahlangkah pokok: a) Mengamati b) Menanya c) Menalar d) Mencoba e) Membentuk jejaring Langkah-langkah di atas boleh dikatakan sebagai pembelajaran terhadap pengetahuan ilmiah yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis dalam ilmu-ilmu sosial. Karena yang dikehendaki adalah jawaban mengenai faktafakta sosial, maka pendekatan dengan langkah-langkah tersebut dikatakan sangat erat dengan metode ilmiah. Prosespembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan menggunakan pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah, ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi 7
  • 10. ajar agar peserta didik “tahu mengapa.” Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.” Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills)dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. 8
  • 11. 1) Mengamati Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial, pengamatan dapat dilakukan terhadap hal- hal sebagai berikut, contoh: Proses terbentuknya negara interaksi sosial Situs sejarah Sedangkandalam pembelajaran di kelas, mengamati dapat dilakukan melalui berbagai media yang dapat diamati siswa, misalnya: video, gambar, grafik, bagan, dsb. Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini. Menentukan objek apa yang akan diobservasi Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil observasi , seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya. Secara lebih luas, alat atau instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi, dapat berupa daftar cek (checklist), skala rentang (rating scale), catatan anekdot (anecdotal record), catatan berkala, dan alat mekanikal (mechanical device). Daftar cek dapat berupa suatu daftar yang berisikan nama-nama subjek, objek, atau faktor- faktor yang akan diobservasi. Skala rentang , berupa alat untuk mencatat gejala atau fenomena menurut tingkatannya. Catatan anekdot dapat berupa catatan 9
  • 12. yang dibuat oleh peserta didik dan guru mengenai kelakuan-kelakuan luar biasa yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. Alat mekanik dapat berupa berupa alat mekanik yang dapat dipakai untuk memotret atau merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang ditampilkan oleh subjek atau objek yang diobservasi. 2) Menanya Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula dia mendorong siswa untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik. Artinya guru dapat menumbuhkan sikap ingin tahu siswa, yang diekspresikan dalam bentuk pertanyaan. Misalnya: Mengapa terjadi kasus pelanggaran HAM? Apakah seni bangun candi itu asli Indonesia atau ada pengaruh dari luar? Dalam hukum permintaan dinyatakan ketika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan turun, namun kenyataannya setiap menjelang hari raya walaupun harga cenderung naik tetapi permintaan juga ikut naik. Mengapa demikian?, dsb. Diusahakan setelah ada pengamatan, yang bertanya bukan guru, tetapi yang bertanya peserta didik. Berikut manfaat / fungsi bertanya: Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri. Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya. Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan. Membangkitkan mengajukan keterampilan pertanyaan, dan peserta memberi didik dalam jawaban berbicara, secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar. 10
  • 13. Mendorong partisipasipeserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik simpulan. Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok. Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul. Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. Bobot pertanyaan yang menggambarkan tingkatan kognitif yang lebih rendah hingga yang lebih tinggi disajikan berikut ini. Tingkatan Subtingkatan Kognitif yang lebih  Pengetahuan rendah (knowledge) Kata-kata kunci pertanyaan  Apa...  Siapa...  Kapan...  Di mana...  Sebutkan...  Jodohkan atau pasangkan...  Persamaan kata...  Golongkan...  Berilah nama...  Dll.  Pemahaman (comprehension)  Terangkahlah...  Bedakanlah...  Terjemahkanlah...  Simpulkan...  Bandingkan...  Ubahlah...  Berikanlah interpretasi...  Penerapan (application  Gunakanlah...  Tunjukkanlah...  Buatlah...  Demonstrasikanlah...  Carilah hubungan...  Tulislah contoh... 11
  • 14. Tingkatan Subtingkatan Kata-kata kunci pertanyaan  Siapkanlah...  Klasifikasikanlah... Kognitif yang lebih  Analisis (analysis) tinggi  Analisislah...  Kemukakan bukti-bukti…  Mengapa…  Identifikasikan…  Tunjukkanlah sebabnya…  Berilah alasan-alasan…  Sintesis (synthesis)  Ramalkanlah…  Bentuk…  Ciptakanlah…  Susunlah…  Rancanglah...  Tulislah…  Bagaimanakita dapat memecahkan…  Apa yang terjadi seaindainya…  Bagaimana kita dapat memperbaiki…  Kembangkan…  Evaluasi (evaluation)  Berilah pendapat…  Alternatif mana yang lebih baik…  Setujukah anda…  Kritiklah…  Berilah alasan…  Nilailah…  Bandingkan…  Bedakanlah… 12
  • 15. 3) Menalar Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif daripada guru. Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan. Penalaran dimaksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran nonilmiah tidak selalu tidak bermanfaat. 3.1 Cara menalar Seperti telah dijelaskan di muka, terdapat dua cara menalar, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif merupakan cara menalardengan menarik simpulan dari fenomena atau atribut-atribut khusus untuk hal-hal yang bersifat umum. Kegiatan menalar secara induktif lebih banyak berpijak pada observasi inderawi atau pengalaman empirik. Penalaran deduktif merupakan cara menalar dengan menarik simpulan dari pernyataan-pernyataan atau fenomena yang bersifat umum menuju pada hal yang bersifat khusus. Pola penalaran deduktif dikenal dengan pola silogisme. Cara kerja menalar secara deduktif adalah menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk kemudian dihubungkan ke dalam bagianbagiannya yang khusus. Ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme alternatif. Pada penalaran deduktif tedapat premis, sebagai proposisi menarik simpulan. Penarikan simpulan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Simpulan secara langsung ditarik dari satu premis, sedangkan simpulan tidak langsung ditarik dari dua premis. Contoh: Akuntan publik adalah akuntan yang kegiatannya memberikan jasa untuk kepentingan perusahaan dengan sejumlah pembayaran tertentu, atau disebut juga akuntan ekstern. 13
  • 16. Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja sebagai pemeriksa atau auditor untuk pemerintah atau negara. Akuntan pendidik adalah akuntan yang bekerja sebagai pengajar atau dosen di perguruan tinggi. Akuntan Intern atau Akuntan Perusahaan adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan dan bertugas khusus di bidang akuntansi intern untuk membantu pengelola perusahaan. Simpulan Akuntan publik, Akuntan pemerintah, Akuntan pendidik, Akuntan Intern merupakan jabatan-jabatan dalam lapangan akuntansi pada berbagai lingkup kegiatan dan bidang garapannya. 3.2 Analogi dalam Pembelajaran Selama proses pembelajaran, guru dan peserta didik sering kali menemukan fenomena yang bersifat analog atau memiliki persamaan. Dengan demikian, guru dan peserta didik adakalanya menalar secara analogis. Analogi adalah suatu proses penalaran dalam pembelajaran dengan cara membandingkan sifat esensial yang mempunyai kesamaan atau persamaan. Berpikir analogis sangat penting dalam pembelajaran ilmu-ilmu sosial, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Seperti halnya penalaran, analogi terdiri dari dua jenis, yaitu analogi induktif dan analogi deklaratif. Kedua analogi itu dijelaskan berikut ini. Analogi induktif disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena atau gejala. Atas dasar persamaan dua gejala atau fenomena itu ditarik simpulan bahwa apa yang ada pada fenomena atau gejala pertama terjadi juga pada fenomena atau gejala kedua. Analogi induktif merupakan suatu “metode menalar” yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu simpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua fenomena atau gejala khusus yang diperbandingkan Contoh: 14
  • 17. Hakekat Pergerakan Nasional bagi peserta didik adalah jiwa nasionalisme dan ketekunan dalam belajar. Peserta didik adalah generasi muda yang harus memiliki jiwa nasionalisme dan harus giat belajar. Analogi deklaratif merupakan suatu “metode menalar” untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu fenomena atau gejala yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Analogi deklaratif ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru, fenomena, atau gejala menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah diketahui secara nyata dan dipercayai. Contoh: Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dapat dilaksanakan karena adanya sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah antara golongan muda dan golongan tua. Begitu pula tercapainya suatu prestasi disekolah tidak terlepas dari sinergitas, saling menghargai, sikap pantang menyerah dari dewan guru, peserta didik, dan seluruh stake holder sekolah. 3.3 Hubungan Antarfenomena Seperti halnya penalaran dan analogi, kemampuan menghubungkan antarfenomena atau gejala sangat penting dalam proses pembelajaran, karena hal itu akan mempertajam daya nalar peserta didik. Disinilah esensi bahwa guru dan peserta didik dituntut mampu memaknai hubungan antarfenomena atau gejala, khususnya hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-akibat diambil dengan menghubungkan satu atau beberapa fakta yang satu dengan satu atau beberapa fakta yang lain.Suatu simpulan yang menjadi sebab dari satu atau beberapa fakta itu atau dapat juga menjadi akibat dari satu atau beberapa fakta tersebut. Penalaran sebab-akibat ini masuk dalam ranah penalaran induktif, yang disebut dengan penalaran induktif sebab-akibat. Penalaran induktif sebab akibat terdiri dari tiga jenis. Hubungansebab–akibat. Pada penalaran hubungan sebab-akibat, hal-hal yang menjadi sebab dikemukakan terlebih dahulu, kemudian ditarik simpulan yang berupa akibat. 15
  • 18. Contoh: Sehubungan adanya pembuatan jalan oleh Belanda yang melewati makam leluhur Diponegoro, maka pecahlah perang Diponegoro melawan Belanda 1825 – 1830 (mapel Sejarah). Nilaisuatubarangditentukanjumlahbiaya yangdikeluarkanuntukmenghasilkanbarangitukembali(biayareproduksi).O lehkarenauntukmenentukannilaisuatubarangtidakberasalpadabiayaproduk siyangpertamakali,tetapipadabiayaproduksiyangdikeluarkansekarang (mapel Ekonomi). Hubungan akibat–sebab. Pada penalaran hubungan akibat-sebab, hal-hal yang menjadi akibat dikemukakan terlebih dahulu, selanjutnya ditarik simpulan yang merupakan penyebabnya. Contoh (Mata pelajaran Sejarah): Perang Diponegoro 1825 – 1830 melawan Belanda, sampai-sampai Belanda mengalami kerugian besar, dan nyaris dikalahkan, disebabkan Belanda membuat jalan yang melewati makam leluhur Diponegoro. Perjuang bangsa Indonesia melalui Pergerakan Nasional, mengakibatkan diproklasikan kemerdekaan. Akibat proklamasi kemerdekaan datanglah Sekutu yaitu Inggris dan Belanda datang ke Indonesia . Kedatangan Sekutu yang berkeinginan menjaga status quo, tentu tidak diharapkan oleh pemuda Indonesia, terjadilah perang. Contoh (Mata pelajaranEkonomi) Nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh produsen untuk membuat barang tersebut. Semakin tinggi nilai pakai suatu barang, nilai tukarnya akan semakin tinggi. Masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, hidupnya terisolasi. Keterisolasian itu menyebabkan mereka kehilangan akses untuk melakukan aktivitas ekonomi, sehingga muncullah kemiskinan keluarga yang akut. Kemiskinan keluarga yang akut menyebabkan anak-anak mereka tidak berkesempatan menempuh pendidikan yang baik. Dampak lanjutannya, bukan tidak mungkin terjadi kemiskinan yang terus berlangsung secara siklikal. 16
  • 19. Hubungan sebab–akibat 1 – akibat 2. Pada penalaran hubungan sebabakibat 1 –akibat 2, suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat yang pertama menjadi penyebab, sehingga menimbulkan akibat kedua. Akibat kedua menjadi penyebab sehingga menimbulkan akibat ketiga, dan seterusnya. 3.4 Mencoba/mengeksplorasi Eksplorasi adalah upaya awal membangun pengetahuan melalui peningkatan pemahaman atas suatu fenomena. Strategi yang digunakan adalah memperluas dan memperdalam pengetahuan yang menerapkan strategi belajar aktif. Pendekatan pembelajaran yang berkembang saat ini secara empirik telah melahirkan disiplin baru pada proses belajar. Tidak hanya berfokus pada apa yang dapat peserta didik temukan, namun sampai pada bagaimana cara mengeksplorasi ilmu pengetahuan. Istilah yang populer untuk menggambarkan kegiatan ini adalah “explorative learning”. Pendekatan belajar yang eksploratif tidak hanya berfokus pada bagaimana mentransfer ilmu pengetahuan, pemahaman, dan interpretasi, namun harus diimbangi dengan peningkatan mutu materi ajar. Informasi tidak hanya disusun oleh guru. Perlu ada keterlibatan peserta didik untuk memperluas, memperdalam, atau menyusun informasi atas inisiatifnya. Dalam hal ini peserta didik menyusun dan memvalidasi informasi sebagai input bagi kegiatan belajar. Peta Konsep yang dikembangkan menunjukan kompleksitas kegiatan eksplorasi dalam proses pembelajaran yang mengharuskan adanya proses dialog yang : (1) interaktif (2) adaptif, interaktif dan reflektif (3) menggambarkan tingkat-tingkat penguasaan pokok bahasan (4) menggambarkan level kegiatan yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan menyelesaikan tugas sehingga memperoleh pengalaman yang bermakna. Mengintegrasikan pendekatan ini dengan lima faktor yang menyebabkan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna, yaitu belajar aktif, belajar konstruktif, belajar intens, belajar autentik, dan kolaboratif yang menegaskan pernyataan bahwa pembelajaran eksploratif lebih menekankan pada pengalaman belajar dari pada pada materi pelajaran. Eksplorasi merupakan proses kerja dalam memfasilitasi proses belajar peserta didik dari tidak tahu menjadi tahu. Peserta didik menghubungkan 17
  • 20. pikiran yang terdahulu dengan pengalaman belajarnya. Mereka menggambarkan pemahaman yang mendalam untuk memberikan respon yang mendalam juga. Bagaimana membedakan peran masing-masing dalam kegiatan belajar bersama. Mereka melakukan pembagian tugas seperti dalam tugas merekam, mencari informasi melalui internet serta memberikan respon kreatif dalam berdialog. Di samping itu peserta didik menindaklanjuti penelusuran informasi dengan membandingkan hasil telaah. Secara kolektif, mereka juga dapat mengembangkan hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram serta mempresentasikan gagasan yang dimiliki. Pelaksanaan kegiatan mencoba/eksplorasi pada mata pelajaran ilmu-ilmu sosial dapat dilakukan melalui kerja sama dalam kelompok kecil. Bersama teman sekelompoknya peserta didik dalam menelusuri informasi yang mereka butuhkan, merumuskan masalah dalam kehidupan nyata, berpikir kritis untuk menerapkan ilmu yang dimiliki dalam kehidupan yang nyata dan bermakna. Melalui kegiatan mencoba/eksplorasi peserta didik dapat mengembangkan pengalaman belajar, meningkatkan penguasaan ilmu-ilmu sosial, serta menerapkannya untuk menjawab fenomena yang ada. Peserta didik juga dapat mengeksploitasi informasi untuk memperoleh manfaat tertentu sebagai produk belajar. 3.5 Jejaring Pembelajaran atau Pembelajaran Kolaboratif Pembelajaran kolaboratif merupakan suatu filsafat personal, lebih dari sekadar teknik pembelajaran di kelas-kelas sekolah. Kolaborasi esensinya merupakan filsafat interaksi dan gaya hidup manusia yang menempatkan dan memaknai kerjasama sebagai struktur interaksi yang dirancang secara baik dan disengaja untuk memudahkan usaha kolektif dalam rangka mencapai tujuan bersama. Pada pembelajaran kolaboratif kewenangan guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya, peserta didiklah yang harus lebih aktif. Jika pembelajaran kolaboratif diposisikan sebagai satu falsafah peribadi, maka ia menyentuh tentang identitas peserta didik terutama jika mereka berhubungan atau berinteraksi dengan yang lain atau guru. Dalam situasi kolaboratif itu, peserta didik berinteraksi dengan empati, saling menghormati, dan menerima kekurangan atau kelebihan masing-masing. 18
  • 21. Dengan cara semacam ini akan tumbuh rasa aman, sehingga memungkin peserta didik menghadapi aneka perubahan dan tuntutan belajar secara bersama-sama. Tantangan baru dinamika kehidupan yang makin kompleks menuntut aktivitas pembelajaran bukan sekedar mengulang fakta dan fenomena keseharian yang dapat diduga melainkan mampu menjangkau pada situasi baru yang tak terduga.Dengan dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut: 1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut 2. Memfasilitasi diskusi dan Tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori 3. Mendorong siswa aktif mencoba melalui kegiatan eksperimen 4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena 5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam presentasi dengan aplikasi baru yang terduga sampai tak terduga Macam-macam Pembelajaran Kolaboratif Banyak metode yang dipakai dalam pembelajaran atau kelas kolaboratif. Beberapa di antaranya dijelaskan berikut ini: JP = Jigsaw Proscedure. Pembelajaran dilakukan dengan cara peserta didik sebagai anggota suatu kelompok diberi tugas yang berbeda-beda mengenai suatu pokok bahasan. Agar masing-masing peserta didik anggota dapat memahami keseluruhan pokok bahasan, tes diberikan dengan materi yang menyeluruh. Penilaian didasari pada rata-rata skor tes kelompok. STAD = Student Team Achievement Divisions. 19
  • 22. Peserta didik dalam suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Anggota-anggota dalam setiap kelompok bertindak saling membelajarkan. Fokusnya adalah keberhasilan seorang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kelompok dan demikian pula keberhasilan kelompok akan berpengaruh terhadap keberhasilan individu peserta didik lainnya. Penilaian didasari pada pencapaian hasil belajar individual maupun kelompok peserta didik CI = Complex Instruction Titik tekan metode ini berorientasi pada matematika, dan adalam pelaksanaan suatu proyek yang penemuan, ilmu menumbuhkembangkan khususnya pengetahuan ketertarikan dalam sosial. semua bidang Fokusnya peserta sains, adalah didiksebagai anggota kelompok terhadap pokok bahasan. Metode ini umumnya digunakan dalam pembelajaran yang bersifat bilingual (menggunakan dua bahasa) dan di antara para peserta didik yang sangat heterogen. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. TAI = Team Accelerated Instruction. Metodeini merupakan kooperatif/kolaboratif kombinasi dengan antara pembelajaran pembelajaran individual. Secara bertahap, setiap peserta didik sebagai anggota kelompok diberi soalsoal yang harus mereka kerjakan sendiri terlebih dulu. Setelah itu dilaksanakan penilaian bersama-sama dalam kelompok. Jika soal tahap pertama telah diselesaikan dengan benar, setiap peserta didik mengerjakan soal-soal berikutnya. Namun jika seorang peserta didik belum dapat menyelesaikan soal tahap pertama dengan benar, ia harus menyelesaikan soal lain pada tahap yang sama. Setiap tahapan soal disusun berdasarkan tingkat kesukaran soal. Penilaian didasari pada hasil belajar individual maupun kelompok. CLS = Cooperative Learning Stuctures. Pada penerapan metode pembelajaran ini setiap kelompok dibentuk dengan anggota dua peserta didik (berpasangan). Seorang peserta didik bertindak sebagai tutor dan yang lain menjadi tutee. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutee. Bila jawaban 20
  • 23. tutee benar, ia memperoleh poin atau skor yang telah ditetapkan terlebih dulu. Dalam selang waktu yang juga telah ditetapkan sebelumnya, kedua peserta didik yang saling berpasangan itu berganti peran. LT = Learning Together. Pada metode ini kelompok-kelompok sekelas beranggotakan peserta didik yang beragam kemampuannya. Tiap kelompok bekerjasama untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Satu kelompok hanya menerima dan mengerjakan satu set lembar tugas. Penilaian didasarkan pada hasil kerja kelompok. TGT = Teams-Games-Tournament. Pada metode ini, setelah belajar bersama kelompoknya sendiri, para anggota suatu kelompok akan berlomba dengan anggota kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing. Penilaian didasari pada jumlah nilai yang diperoleh kelompok peserta didik. GI = Group Investigation. Pada metode ini semua anggota kelompok dituntut untuk merencanakan suatu penelitian beserta perencanaan pemecahan masalah yang dihadapi. Kelompok menentukan apa saja yang akan dikerjakan dan siapa saja yang akan melaksanakannya berikut bagaimana perencanaan penyajiannya di depan forum kelas. Penilaian didasari pada proses dan hasil kerja kelompok. AC = Academic-Constructive Controversy. Pada metode ini setiap anggota kelompok dituntut kemampuannya untuk berada dalam situasi konflik intelektual yang dikembangkan berdasarkan hasil belajar masing-masing, baik bersama anggota sekelompok maupun dengan anggota kelompok lain. Kegiatan pembelajaran ini mengutamakan pencapaian dan pengembangan kualitas pemecahan masalah, pemikiran kritis, pertimbangan, hubungan antarpribadi, kesehatan psikis dan keselarasan. Penilaian didasarkan pada kemampuan setiap anggota maupun kelompok mempertahankan posisi yang dipilihnya. 21
  • 24. CIRC = Cooperative Integrated Reading and Composition. Pada metode pembelajaran ini mirip dengan TAI. Metode pembelajaran ini menekankan pembelajaran membaca, menulis dan tata bahasa. Dalam pembelajaran ini, para peserta didik saling menilai kemampuan membaca, menulis dan tata bahasa, baik secara tertulis maupun lisan di dalam kelompoknya Siswa dapat membentuk jejaring yang lebih luas dengan menginformasikan/ berbagi tentang hasil penugasan, proyek atau makalah melalui berbagai media. B. Penilaian Autentik Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:(1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas- aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013.Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA. Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan, 22
  • 25. keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi media, membuat karangan, dan diskusi kelas. Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan menggunakan jurnal, penilaian diri, dan/atau penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Penilaian keterampilan melalui tes praktik, penilaian proyek, dan penilaian portofolio. 1. Pengamatan Sikap Penilaian sikap melalui pengamatan dapat menggunakan jurnal, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Jurnal adalah catatan pendidik yang sistematis di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Kriteria penilaian jurnal adalah sbb: Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif. 23
  • 26. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik. Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja. Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah pengetahuan Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama, menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur. Keempat, menumbuhkan semangat untuk maju secara personal. Penilaian antar teman adalah penilaian yang dilakukan terhadap sikap seorang peserta didik oleh seorang (atau lebih) peserta didik lainnya dalam suatu kelas atau rombongan belajar. Penilaian ini merupakan bentuk penilaian untuk melatih peserta didik penilai menjadi pembelajar yang baik.Instrumen sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. Kriteria penilaian antar teman adalah sbb: • Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik • Kriteria penilaian dirumuskan secara simpel atau sederhana • Menggunakan bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik • Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik 24
  • 27. • Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda • Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya • Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid) • memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik • Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur • Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi. 2. Tes tertulis. Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab- akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek, dan uraian. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka memperoleh nilai yang sama. Tes tersulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. 3. Tes Lisan. Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberikan jawaban secara lisan. Pelaksanaan Tes lisan dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria Tes lisan adalah sbb: 25
  • 28. Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai. Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada. Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri. disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek. 4. Penilaian Melalui Penugasan. Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb: Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota. Tugasharusbersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi). Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas. Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. 5. Tes Praktik. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik salat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi, dan sebagainya. (Juknis PHB PPMP Kemdikbud, 2013). Kriteria Tes Praktik adalah sbb: Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar. Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas. 26
  • 29. Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik, Sesuai dengan konten/cakupan kurikulum Tugasbersifat adil (tidak bias gender dan latar belakang sosial ekonomi) Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus memenuhi syarat sbb: Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi). Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur. Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik. Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik. 6. Penilaian Proyek Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Orisinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen 27
  • 30. daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan produk. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. 7. Penilaian Portofolio Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut ini. Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio. Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. 28
  • 31. Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru menyusun portofolio pembelajaran. Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai, disertai catatan tanggal pengumpulannya. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu. Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. 29
  • 32. BAB III ANALISIS KOMPETENSI A. Prosedur Analisis Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar. Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut. Dimensi Sikap Kualifikasi Kemampuan Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, orang beriman, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan kenegaraan, dan wawasan peradaban kemanusiaan, kebangsaan, terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. 30
  • 33. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri. Kompetensi inti tingkat SMA terdiri atas dua tingkatan, yaitu tingkat kompetensi ke lima yang mencakup kelas X dan kelas XI, dan tingkat kompetensi ke enam untuk kelas XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut. Kompetensi Sikap Spiritual Deskripsi Kompetensi 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial 2. Menghayati dan tanggung jawab, toleran, damai), mengamalkan peduli santun, perilaku (gotong responsif jujur, royong, dan disiplin, kerjasama, pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan 3. Memahami, faktual, menerapkan, konseptual, dan menganalisis prosedural, dan pengetahuan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Keterampilan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda 31
  • 34. Kompetensi Deskripsi Kompetensi sesuai dengan kaidah keilmuan Hubungan empat kompetensi inti dalam lingkup standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut. Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut 1. Melakukan linierisasi komptensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok seperti tabel berikut ini. Kompetensi Dasar (KI 3) 3.1 Menganalisis kasus-kasus Kompetensi Dasar (KI 4) 4.1 Menyaji kasus–kasus pelanggaran HAM dalam pelanggaran HAM dalam rangka pelindungan dan rangka perlindungan dan pemajuanHAM sesuai pemajuanHAM sesuai dengan nilai-nilai dengan nilai-nilai Pancasila dalam Silabus) 1. Kasus Pelanggaran Pancasila dalam kehidupan Materi Pokok (Dalam HAM kehidupan bermasyarakat, 2. Upaya-Upaya Penegakan HAM di Indonesia 32
  • 35. Kompetensi Dasar (KI 3) bermasyarakat, Materi Pokok (Dalam Kompetensi Dasar (KI 4) berbangsa, dan bernegara Silabus) berbangsa, dan bernegara. 3.2 Memahami pokok pikiran 4.2 Menyaji hasil telaah yangterkandung dalam pokok-pokok pikiran Pembukaan Undang- Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Undang Dasar Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun Tahun 1945 1. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 1945. 2. Makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 3.3 seterusnya... 3.4 seterusnya... 3. seterusnya... 2. Mengembangkan kompetensi dasar dari kompetensi inti (KI) 3 dan materi pokok (silabus) menjadi materi pembelajaarn yang terdiri atas: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Fakta, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat dilihat, didengar, dibaca, disentuh, atau diamati. Contoh: pemilihan kepala daerah (Gubernur dan wakil gubernur/pemilihan Walikota/bupati). Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan berhubungan. suatu Contoh: penghubung sistem antara pemerintahan fakta-fakta yang saling presidensial(dalam sistem pemerintahan presidensial menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden, menteri-menteri tidak bertanggung jawab kepada parlemen). Konsep adalah kristalisasi dari fakta yang telah didefinisikan. Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas. Contoh: supremasi hukum, teori kekuasaan negara, azas kewarganegaraan Prosedur, merupkan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Contoh: mendudukkan hukum sebagai hal utama, bagaimana kekuasaan diperoleh, dilaksanakan, dan dipertahankan, bagaimana seseorang mendapatkan kewarganegaraannya, kehilangan kewarganegaraanya, 33
  • 36. bipatride/apatride. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. 3. Mengembangkan kompetensi dasar (KD) dari kompetensi inti (KI) 4 menjadi indikator keterampilan yang terkait dengan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Tahapan penyusunan indikator dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. 4. Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius. 5. Menyusun indikator sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan mulai dari menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan 6. Merancang penilaian Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapai hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah. a. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran. b. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan. c. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan. d. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik. e. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih. 34
  • 37. f. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. g. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. h. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. i. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional. j. Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan. Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini. Materi Pokok (Silabus) Materi Pembelajaran Fakta, Konsep, Prinsip, dan Prosedur Penillaian (Silabus) Alternatif Kegiatan Pembelajaran: Mengamati, Menanya, Mengumpulkan data, Mengasosiasi, dan Mengomunikasi kan Indikator Sikap, Pengethuan, dan Keterampilan untuk Penilaian Lulusan yang : Cerdas, Kreatif, Produktif, dan Bertanggung jawab 35 Pembelajaran (Silabus)
  • 38. B. Hasil Analisis Kompetensi 1. Hasil Linierisasi Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar (KI 3) 3.1 Menganalisis kasus-kasus Kompetensi Dasar (KI 4) 4.1 Menyaji kasus–kasus pelanggaran HAM dalam pelanggaran HAM dalam rangka pelindungan dan rangka perlindungan dan pemajuanHAM sesuai pemajuanHAM sesuai dengan nilai-nilai dengan nilai-nilai Pancasila dalam 3. Kasus Pelanggaran kehidupan bermasyarakat, bermasyarakat, Silabus) Pancasila dalam kehidupan Materi Pokok (Dalam HAM berbangsa, dan bernegara 4. Upaya-Upaya Penegakan HAM di Indonesia berbangsa, dan bernegara. 3.2 Memahami pokok 4.2 Menyaji hasil telaah pikiran yangterkandung pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan Pembukaan Undang- Undang-Undang Dasar Undang Dasar Negara Negara Republik Republik Indonesia Tahun Indonesia Tahun 1945 1945. 4. Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 5. Makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 3.3 Memahami bentuk dan 4.3 Menyaji hasil telaah kedaulatan negara bentuk dan kedaulatan sesuai dengan Undang negara sesuai dengan Undang Dasar Negara Undang Undang Republik Indonesia DasarNegara Republik Tahun 1945. Indonesia Tahun 1945. 3.4 Memahami hubungan struktural dan 4.4 Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan C. Bentuk Negara dan Pemerintahan D. Sistem Pemerintahan Negara E. Kedaulatan Negara o Hubungan struktural dan fungsional 36
  • 39. Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) fungsional fungsional pemerintahan pemerintahan pusat pemerintahan pusat dan pusat dan daerah menurut dan daerah menurut daerah menurut Undang-Undang Dasar UUD Negara Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Negara Republik Tahun 1945 Tahun 1945 Indonesia Tahun 1945. 4.9.1 Berinteraksi dengan o Otonomi Daerah teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormati, dan menghargai dalam keberagaman suku, agama, ras, budaya, dan gender 3.5 Memahami sistem 4.5 Menyaji hasil telaah hukum dan peradilan sistem hukum dan nasional dalamlingkup peradilan nasional dalam NKRI. lingkup NKRI 3.6 Menganalisis kasus 4.6 Menyaji analisis pelanggaran hak dan penanganan kasus pengingkaran kewajiban pelanggaran hak dan sebagai warga negara 1. Sistem hukum dalam NKRI 2. Sistem peradilan Indonesia 1. Pelanggaran Hak pengingkaran kewajiban 2. Pengingkaran kewajiban sebagai warga negara 4.7 Menganalisis indikator 5.7 Menyaji hasil analisis ancamanterhadap tentang indikator negara dalam ancaman terhadap negara membangun integrasi dalam membangun nasional dengan bingkai integrasi nasional dengan BhinnekaTunggal Ika. Ancaman terhadap bingkai Bhinneka Tunggal negara Indonesia 37
  • 40. Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) Ika. 4.9.2 Menyaji bentuk partisipasi kewarganegaraan yang mencerminkan komitmen terhadap keutuhan nasional 4.8 Memahami pentingnya 5.8 Menyaji analisis tentang kesadaran berbangsa pentingnya kesadaran dan bernegara dilihat berbangsa dan bernegara dari konteks sejarah dilihat dari konteks sejarah dan geopolitik Indonesia Kesadaran berbangsa dan bernegara dan geopolitik Indonesia 38
  • 41. 2. Contoh Hasil Analisis Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian 1.1 Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan bermasyaraka t Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian Menghayati dan mengamalka n ajaran agamanya 1.2 Menghayati isi dan makna pasal 28E dan 29 ayat (2) UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. menghargai keyakinan Pemeluk agama lain Jurnal 2.1 Menghayati nilai-nilai Pancasila Menghayati dan mengamalka Jurnal 39
  • 42. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian dalam kehidupan bermasyarakat , berbangsa, dan bernegara Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian n nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarak at, berbangsa, dan bernegara 2.2 Mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Menghargai Hak dan Kewajiban Asasi 2.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasalpasal Undang- Menghargai perbedaan agama Mengamalka n kewajiban dan haknya sesuai dengan peraturan yang berlaku 40
  • 43. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Sikap Alternatif Pembelajaran Pengetahuan Penilaian Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam berbagai aspek kehidupan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan (ipoleksosbud hankam) 3.1 Menganalisis kasus-kasus pelanggaran HAM dalam rangka pelindungan dan pemajuanHA M sesuai dengan nilainilai Pancasila dalam kehidupan Indikator Pengamat an sikap dalam kegiatan pembelaj aran/di luar kelas menyebutka n beberapakas us pelanggaran HAM Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian Menyusun data kasuskasus pelanggar an HAM Tugas Peduli santun 1. Kasus Pelan ggara n HAM Fakta: Kasus pelanggara n HAM di Indonesia (contoh kasus 12 Mei 1998) Kasus pelanggara n HAM di lingkungan Mengamati Membaca berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia dari berbagai literatur dan media cetak Kepedulian terhadap sesama Tanggung jawab disipli Mengamati berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi dilingkungan masyarakat sekitar Penilaian diri Menjelaskan sebab terjadinya kasus pelanggaran Tes : Lisan/Tulisa n - Mengum pulkan data dari berbagai sumber tentang berbagai kasus pelangga ran HAM 41
  • 44. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Sikap Alternatif Pembelajaran Pengetahuan Penilaian bermasyarak at, berbangsa, dan bernegara. 4.1 Menyaji kasus–kasus pelanggaran HAM dalam rangka perlindungan dan pemajuanHA M sesuai dengan nilainilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarak at, berbangsa, dan bernegara setempat (contoh: kasus Kedung Ombo, Tanah Merah, TanjungPri ok) Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian HAM Mendengar, melihat dan menyimak berbagai kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia dari berbagai sumber Menjelaskan pengertian HAM Menanya Toleransi Konsep: Pengertian HAM Penggolonga n HAM Menanyakan contohcontoh kasus pelanggaran HAM yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Pelanggaran HAM Prinsip: Piagam HAM sedunia Mengumpulkan data Menentukan sumber data akurat yang ada di lingkungannya berkaitan dengan kasus-kasus Menguraikan penggolonga n HAM menyimpulk an kasuskasus pelanggaran HAM ditinjau Piagam HAM sedunia, nilai-nilai Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, UU No. 39 Tahun 1999 42
  • 45. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Nilai-nilai Pancasila UUD NRI Tahun 1945 pelanggaran HAM Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang kasus pelanggaran HAM di Indonesia UU No. 39 tahun 1999 Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian Mengolah data berkaitan dengan kasus pelanggar Menuliska n hasil pengolaha n data (dalam bentuk laporan) tentang kasuskasus pelanggar an HAM Menghubung kan pelanggaran HAM dengan aspek sosialbudaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia Tentang HAM Mengasosiasikan Mencari hubungan pelanggaran HAM dengan aspek sosialbudaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia 43
  • 46. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Indikator Penilaian Keterampilan Penilaian an HAM Mengomunikasikan Indikator dalam kehidupan bermasyar akat, berbangsa m dan bernegara Mempresentasikan berbagai kasus pelanggaran HAM di wilayahnya berdasarkan hasil temuannya di lapangan Menyampaikan hasil temuan tentang kasus pelanggaran HAM dalam bentuk lisan, tulisan, gambar atau media lainnya Rubrik Portofolio Menyajika n hasil laporan Percaya diri 2. Upa yaUpaya Peneg akan HAM di Fakta Upaya-upaya yang dilakukan dalam Mengamati Membaca dari berbagai sumber tentang pemajuan, penghormatan Pengamat an (jurnal)si kap dalam kegiatan menjelaskan upaya-upaya yang dilakukan dalam penegakan Tes: Lisan/Tulisa n Menyusun data-data mengenai upayaupaya yang Tugas: Mengumpu lkan data dariberbag ai sumber 44
  • 47. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Indone sia penegakan HAM di Indonesia (Komnas HAM) penegakan dan Pengadilan HAM di Indonesia pembelaj aran/di luar kelas Indikator HAM di Indonesia Menjelaskan Menanya Penilaian diri Konsep Upaya-upaya Proses pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM dan hambatan yang ditemukan Prinsip UU No. 26 Tahun 2000 tentang peradilan HAM Menanyakan proses pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM di wilayahnya serta hambatan apa saja yang ditemukan Kepedulian terhadap sesama Penilaian antar teman Mengumpulkan data Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk media cetak dan elektronik tentang upaya pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia mengaharga i upaya penegakan HAM Proses pemajuan, penghormata n dan penegakan HAM Menjelaskan Menjelaskan UU No 26 Tahun 2000 tentang peradilan HAM Menjelaskan Mekanisme penyelikan Komnas HAM Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian dilakukan dalam penegaka n HAM di Indonesia tentang upaya pemajuan, penghorm atan, dan penegakan HAM di Indonesia menuliska n hasil diskusi mengenai proses pemajuan, penghorm atan dan penegakan HAM di wilayahny a serta hambatan apa saja yang ditemukan Menuliska n hasil 45
  • 48. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Prosedur Mekanisme penyelidikan di Komnas HAM Mengasosiasikan Mencari hubungan upaya penegakkan HAM dan berbagai tantangan yang dihadapinya di Indonesia Mengomunikasikan Membuat kesimpulan tentang pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM . Mempresentasikan hasil pengumpulan data tentang penanganan beberapa kasus pelanggaran HAM di Indonesia Indikator menyimpulk an tentang pemajuan, penghormata n dan penegakan HAM, serta penanganann ya Menjelaskan jasa-jasa tokoj dan lembaga yang bergerak dalam penegakan HAM Menghubung kan upaya Penilaian Keterampilan Indikator Mengolah data Mencari hubungan upaya penegakka n HAM dan berbagai tantangan yang dihadapin ya di Indonesia Menyajika n hasil laporan di depan Penilaian pengolaha n data mengenai upayaupaya yag dilakukan dalam pemajuan, penghorm atan, dan penegakan HAM di wilayahny a serta hambatan apa saja yang ditemukan Membuat laporan mengenai hubungan upaya penegakka n HAM dan berbagai tantangan 46
  • 49. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian kelas penegakan HAM dan berbagai tantangan yang dihadapinya di Indonesia Menyampaikan jasajasa tokoh dan lembaga yang bergerak dalam penegakan HAM Keterampilan yang dihadapin ya, beberapa penangana n kasus pelanggar an HAM di Indonesia, dan tokohtokoh dan lembaga yang bergerak dalam penegakka n HAM Portofolio 3.2 Memahami pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik 1. Pemb ukaa n UUD NRI Tahu n 1945 Fakta Naskah Pembukaan UUD NRI 1945 Naskah Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus Mengamati Membaca dan menganalisis Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Nasionalism e Menjelaskan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Menjelaskan Proklamasi kemerdekaa Tes: Lisan/Tulisa n Menyusu n data dari berbagai sumber tentang Pembuka an UUD NRI Tahun Tugas: Mengumpu lkan data dari berbagai sumber tentang Pembukaa n UUD NRI 47
  • 50. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Indonesia Tahun 1945 4.2 Menyaji hasil telaah pokok-pokok pikiran Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 1945 Menanya Bertanya jawab tentang Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Konsep proses perumusan Pembukaan UUD NRI 1945 perumusan proklamasi kemerdekaan RI Hubungan Pembukaan dengan Proklamasi Mengumpulkan data Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Mengasosiasikan Mencari hubungan alinea pertama sampai alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Prinsip Mengomunikasikan Kedudukan pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Mempresentasikan hasil diskusi tentang Pembukaan UndangUndang Dasar Negara Indikator n Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian 1945 Tahun 1945 mejelaskan proses perumusan Pembukaan UUD NRI 1945 menjelaskan perumusan proklamasi kemerdekaa n RI menghubung kan Pembukaan UUD NRI 1945 dan Proklamasi Kemerdekaa n mengolah data yang terkumpu l mengenai Pembukaa n UUD NRI Tahun 1945 Menyusun data (dalam bentuk laporan tertulis) mengenai hubungan alinea pertama sampai alinea ke empat Pembukaa n UUD NRI Tahun 1945 Rubrik Menyajik an hasil 48
  • 51. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Pembukaan sebagai staat fundamental norm Indikator Penilaian Republik Indonesiatahun 1945 Keterampilan Indikator Penilaian diskusi tentangPe mbukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Portofolio 2. Makn a poko kpoko k pikir an yang terka ndun g dala m Pemb ukaa Fakta Naskah Pembukaan UUD NRI 1945 Mengamati Menyimak makna pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan dan pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 Konsep Pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD NRI Kepedulian terhadap sesama Kepedulian terhadap bangsa Kepedulian terhadap tanah air Menanya Menanyakan makna pokok-pokok pikiran Pengamat an (jurnal)si kap dalam kegiatan pembelaj aran/di luar kelas Penilaian diri Tes: Lisan/Tulisa n Menjelaskan Pokok-pokok pikiran yang terkandung dari alinea satu sampai alinea keempat dan menuliska nMakna pokokpokok pikiran yang terkandun g dalam Pembukaa n dan pasalpasal UUD NRI Tahun 1945 Tugas: Mengump ulkan data dari berbagai sumber tentang pokok pikiran yang terkandun g dalam Pembuka an UUD NRI Tahun 49
  • 52. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian n UUD NRI Tahu n 1945 Tahun 1945 Makna Pembukaan UUD NRI 1945 yang terkandung dalam Pembukaan dan pasal-pasal UUD NRI Tahun 1945 Mengumpulkan data Prinsip Kedudukan pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang makna pokokpokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 Mengasosiasikan Mencari hubungan makna pokok pikiran yang terkandung dari alinea satu sampai empat dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dan keterkaitan pasalpasalnya Indikator Penilaian Keterampilan Indikator pasalpasalnya Penilaian antar teman Penilaian 1945 Mengolah data untuk mencari hubungan makna pokok pikiran yang terkandun g dari alinea satu sampai alinea keempat dan keterkaita n pasalpasal UUD NRI Tahun 1945 Membuatt ulisan mengenai makna pokokpokok pikiran yang terkandun g dalam Pembuka an dan pasalpasal UUD NRI Tahun 1945 Menyajika n laporan mengenai 50
  • 53. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Indikator Penilaian Mengomunikasikan Mempresentasikan makna pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dan keterkaitan dengan pasal-pasalnya Keterampilan Indikator hubungan makna pokok pikiran yang terkandun g dari alinea satu sampai alinea keempat dan keterkaita n pasalpasal UUD NRI Tahun 1945 Percaya diri Penilaian Rubrik Portofolio 3.3 Memahami bentuk dan kedaulatan negara sesuai dengan Undang Undang Dasar Negara Republik 5. Bent uk Nega ra dan Peme rintaha n Fakta : NKRI Naskah UUD NRI 1945 Mengamati Membaca dari berbagai sumber tentang bentuk negara dan pemerintahan yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945 nasionalis me Pengamat an sikap dalam kegiatan pembelaj aran/di luar kelas Penilaian Menjelaskan tentang bentuk negara UUD NRI tahun 1945 menjelaska m bentuk Tes: Lisan/Tulisa n Menyusun data tentang bentuk negara dan pemerinta han yang sesuai dengan UUD NRI Tugas: Mengumpu lkan data dari berbagai sumber tentang bentuk negara dan 51
  • 54. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Indonesia Tahun 1945. 4.3 Menyaji hasil telaah bentuk dan kedaulatan negara sesuai dengan Undang Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945. Menanya Konsep: Pengertian bentuk negara Macammacam bentuk negara Bentuk negara RI menurut UUD NRI 1945 Menanyakan tentang bentuk negara dan pemerintahan yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945 Mengumpulkan data Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang bentuk negara dan pemerintah yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945 Pengertian kedaulatan negara Sifat kedaulatan negara Kedaulatan NKRI menurut UUD NRI 1945 Mengasosiasikan Mencari hubungan antara bentuk negara dan pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan UUD NRI diri Penilaian antar teman Indikator pemerintaha n yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945 Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian tahun 1945 pemerinta han yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945 Portofoli o Mengolah data yang terkumpul mengenai bentuk negara dan pemerinta han yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945 Pengamat an aktivitas dalam Diskusi kelompok (Rubrik) membahas hasil pengumpu lan data Membuat laporan hasil pengumpu lan data Menyajika n 52
  • 55. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Indikator Penilaian tahun 1945 Keterampilan Indikator lapprante ntang bentuk negara dan pemerinta han yang sesuai dengan UUD NRI tahun 1945 Prinsip: Mengomunikasikan UUD NRI 1945 Menyimpulkan hasil diskusi tentang bentuk negara dan pemerintahan Indonesia sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945 Meyajikan hasil diskusi tentang bentuk negara dan pemerintahan Indonesia sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945 6. Siste m Peme rintahan Nega ra Fakta Sistem pemerintahan NKRI Sistem pemerintahan yang pernah dilaksanakan Mengamati Membaca dari berbagai literaturtentang sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia Menanya Penilaian Memprese ntasikan (rubrik)ha sil laporan di depan kelas Portofolio Nasionalism e Pengamat an Rubrik sikap dalam kegiatan pembelaj aran/di luar kelas Tes: Menjelaskan sistem pemerintaha n negara Republik Indonesia yang dikehendaki UUD NRI Lisan/Tulisa n Menyusun data mengenai sistem pemerinta han negara Republik Indonesia yang dikehenda Tugas: Mengumpu lkan data dari berbagai sumber tentang sistem pemerinta han 53
  • 56. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian di Indonesia Menanyakan tentang sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia Konsep Bentuk pemerintahan Sistem pemerintahan NRI Mengumpulkan data Mengumpulkan data dari berbagai sumber termasuk internet dan media cetak serta elektronik tentang sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia Prinsip Indikator Penilaian diri tahun 1945 Mencari hubungan antara sistem pemerintahanIndonesi a yang ada di Indonesia dengan Penilaian ki UUD NRI tahun 1945 negara Republik Indonesia yang dikehenda ki UUD NRI tahun 1945 Pengamat an aktivitas dalam Ciri-ciri sistem pemerintahan Mengasosiasikan Indikator Menjelaskan sistem pemerintaha n yang pernah dilaksanakan di Indonesia Menjelaskan bentuk negara UUD NRI Tahun 1945 Penilaian Keterampilan Menjelaskan bentuk pemerintaha n Mengolah data Mencari hubungan antara sistem pemerinta han Indonesia yang ada di Indonesia Diskusi kelompok( rubrik) membahas hasil pengumpu lan data Membuat laporan hasil pengumpu lan data sistem 54
  • 57. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Indikator Penilaian Keterampilan Mengomunikasikan Mempresentasikan sistem pemerintahan Indonesia yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945 Penilaian dengan sistem pemerinta h yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945 sistem pemerintah yang sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945 Indikator pemerinta han negara Republik Indonesia yang dikehenda ki UUD NRI tahun 1945 Menyajika n sistem pemerinta han negara Republik Indonesia yang dikehenda ki UUD NRI tahun 1945 7. Keda ulata n Nega Fakta Kedaulatan Negara Mengamati Mencari dari berbagai sumber tentang sifat hakikat negara, Kepedulian terhadap sesama Kepedulian Pengamat an sikap dalam kegiatan pembelaj Menjelaskan sifat hakikat negara, Tes: Lisan/Tulisa n Menyusun data tentang sifat hakikat Rubrik Portofolio Tugas: Mengumpu lkan data dari 55
  • 58. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian ra pengertian kedaulatan dan macam-macam kedaulatan negara terhadap tanah air Kepedulian terhadap bangsa Konsep Sifat hakikat negara Kedaulatan negara Macammacam kedaulatan negara Prinsip Sifat hakikat negara menurut UUD NRI Tahun 1945 Kedaulatan negara menurut UUD Indikator aran/di luar kelas Penilaian diri Menjelaskan pengertian kedaulatan negara Menanya Menanyakan tentang sifat hakikat negara dan kedaulatan negara Mengumpulkan data Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang sifat hakikat negara dan kedaulatan Negara Republik Indonesia Mengasosiasikan Mencari hubungan pasal-pasal UUD NRI tahun 1945 dengan sifat hakikat negara Porotofol io Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian negara, pengertia n kedaulata n dan macammacam kedaulata n negara berbagai sumber tentang sifat hakikat negara, pengertian kedaulata n dan macammacam kedaulata n negara Mengolah data untuk Mencari hubungan pasalpasal UUD NRI tahun 1945 dengan sifat hakikat negara dan kedaulata Pengamat an aktivitas dalam Membedakan macammacam kedaulatan negara Diskusi kelompok membahas hasil pengumpu lan data Membuat laporanhas 56
  • 59. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian NRI Tahun 1945 Indikator Penilaian Keterampilan Penilaian n negara dan kedaulatan negara Indikator il pengumpu lan data sifat hakikat negara, pengertian kedaulata n dan macammacam kedaulata n negara Mengomunikasikan Menyajika n sifat hakikat negara, pengertia n kedaulata n dan macammacam kedaulata n negara Menyimpulkan dasil diskusi tentang kedaulatan negara Indonesia sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945 Mempresentasikan hasil pengumpulan data tentang kedaulatan negara Indonesia sesuai dengan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesiatahun 1945 Memprese ntasikan hasil laporan di depan kelas Portofolio 3.4 Memahami hubungan struktural dan fungsional 1. Hubu ngan struk tural dan Fakta lembaga negara Mengamati Membaca dari berbagai sumber tentang hubungan Kepedulian terhadap sesama Kepedulian Pengamat an sikap dalam kegiatan pembelaj menjelaskan hubungan struktural dan fungsional Tes: Lisan/Tulisa n Menyusun data mengenai hubungan struktural Tugas: Mengumpu lkan data dari 57
  • 60. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian pemerintaha n pusat dan daerah menurut UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4.4 Menyaji hasil telaah hubungan struktural dan fungsional pemerintaha n pusat dan daerah menurut UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 fungs ional peme rinta han pusat dan daer ah menu rut UUD Nega ra Repu blik Indon esia Tahu n 1945 Gubernur Wali kota/Bupati Konsep Pemerintahan pusat Pemerintahan daerah Otonomi daerah struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Menanya Menanyakan tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD NRI Tahun 1945 Mengumpulkan data Prinsip UUD NRI 1945 Pembagian kewenangan Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terhadap tanah air Kepedulian terhadap bangsa Indikator aran/di luar kelas pemerintaha n pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Penilaian diri Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian dan fungsional pemerinta han pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berbagai sumber tentang hubungan struktural dan fungsional pemerinta han pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Mengolah data untuk mencarihu bungan struktural dan fungsional pemerinta han pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Pengamat an aktivitas dalam Diskusi kelompok membahas hasil pengumpu 58
  • 61. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian 4.9.1 Berinter aksi dengan teman dan orang lain berdasarkan prinsip saling menghormat i, dan menghargai dalam keberagama n suku, agama, ras, budaya, dan gender Indikator Mengasosiasikan Mencari hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Penilaian lan data Menyajika n hubungan struktural dan fungsional pemerinta han pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Mengomunikasikan Menyimpulkan hasil pengumpulan data tentang pelaksanaan hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Mempresentasikan tentang pelaksanaan hubungan struktural dan fungsional pemerintahan pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indikator Indonesia Tahun 1945 Pusat dan Daerah Penilaian Keterampilan Menyimpulk an pelaksanaan hubungan struktural dan Membuat laporan hasil pengumpu lan data hubungan struktural dan fungsional pemerinta han pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Memprese ntasikan hasil laporan di depan 59
  • 62. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Indonesia Tahun 1945 2. Oton omi Daer ah Fakta Otonomi Daerah Konsep Pengertian otonomi Sentralisasi dan desentralisasi Mengamati Membaca dari berbagai sumber (media cetak dan elektronik) tentang pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya Menanya Indikator Penilaian Keterampilan Indikator fungsional pemerintaha n pusat dan daerah menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Kepedulian terhadap sesama Kepedulian terhadap tanah air Kepedulian terhadap bangsa Pengamat an sikap dalam kegiatan pembelaj aran/di luar kelas kelas Portofolio Tes: Menjelaskan pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya Penilaian Lisan/Tulisa n Menyusun data tentangpe laksanaan otonomi daerah di wilayahny a Tugas: Mengolah Pengamat Penilaian diri Menanyakan tentang pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia Mengumpu lkan data dari berbagai sumber tentang pelaksana an otonomi daerah di wilayahny a Mengumpulkan data Prinsip Mengumpulkan data dari berbagai 60
  • 63. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian UUD NRI 1945 Indikator UU No. 32 Tahun 2004 Prosedur Tata cara pelaksanaan tugas dan wewenang pemerintah daerah Mengasosiasikan Mencari hubungan antara pelaksanaan otonomi daerah dengan realisasi pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah di wilayahnya masingmasing Mengomunikasikan Mempresentasikan hasil kajian pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya Menjelaskan hubungan antara pelaksanaan otonomi daerah dengan realisasi pembanguna n yang dilakukan oleh pemerintah daerah di wilayahnya masingmasing Indikator Penilaian data tentangpe laksanaan otonomi daerah di wilayahny a sumbertentang pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia Penilaian Keterampilan an aktivitas dalam Menyajika n pelaksana an otonomi daerah di wilayahny a Diskusi kelompok membahas hasil pengumpu lan data Membuat laporan hasil pengumpu lan data pelaksana an otonomi daerah di wilayahny a Memprese ntasikan hasil laporan di depan 61
  • 64. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Indikator Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian kelas Portofolio 3.5 Memahami sistem hukum dan peradilan nasional dalamlingku p NKRI. 3. Siste m huku m dala m NKRI Fakta lembagalembaga peradilan Konsep 4.5 Menyaji hasil telaah sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI Pengertian hukum Tujuan hukum Macammacam penggolongan hukum Sumber hukum Mengamati Membaca tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan, dan sumber hukum serta tata urutan peraturan hukum di Indonesia Menanya Menanyakan tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan, dan sumber hukum serta tata urutan peraturan hukum di Indonesia Mengumpulkan data Kepedulian terhadap sesama Kepedulian terhadap tanah air Kepedulian terhadap bangsa Pengamat an sikap dalam kegiatan pembelaj aran/di luar kelas Penilaian diri menjelaskan tentang pengertian, hukum menjelaskan tujuan hukum membedaka n macammacam penggolonga n hukum menjelaskan sumber hukum Tes: Lisan/Tulisa n Menyusun data tentang pengertia n, tujuan, macammacam penggolon gan, dan sumber hukum serta tata urutan peraturan hukum di Indonesia Tugas: Mengumpu lkan data dari berbagai sumber tentang tentang pengertian , tujuan, macammacam penggolon gan, dan sumber hukum serta tata urutan peraturan hukum di Indonesia menguraika 62
  • 65. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Prinsip UU No. 12 Tahun 2011 Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang pengertian, tujuan, macammacam penggolongan, dan sumber hukum serta urutan tata peraturan hukum di Indonesia Indikator Penilaian Keterampilan Indikator n tentang tata urutan peraturan hukum di Indonesia Pengamat an aktivitas dalam Prosedur Tata peraturan hukum di Indonesia Mengasosiasikan Mencari hubungan rasa keadilan masyarakat dengan sistem hukum di Indonesia Mengomunikasikan Mempresentasikan hasil diskusi tentang pengertian, tujuan, macam-macam penggolongan hukum, dan sumber serta tata urutan peraturan Penilaian Mengolah datatenta ng pengertia n, tujuan, macammacam penggolon gan, dan sumber hukum serta tata urutan peraturan hukum di Indonesia Menyajika Diskusi kelompok membahas hasil pengumpu lan data Membuat laporan hasil pengumpu lan data tentang pengertian , tujuan, macammacam penggolon gan, dan 63
  • 66. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Penilaian Indikator Penilaian Keterampilan Penilaian n tentang pengertia n, tujuan, macammacam penggolon gan, dan sumber hukum serta tata urutan peraturan hukum di Indonesia hukum di Indonesia Indikator sumber hukum serta tata urutan peraturan hukum di Indonesia Memprese ntasikan hasil laporan di depan kelas Portofolio 4. Siste m pera dilan Indon esia Fakta peradilan di Indonesia Macammacam lembaga peradilan di Indonesia Mengamati Mencari informasi tentang pengertian, tujuan, macammacam peradilan di Indonesia serta tugas dan fungsinya Kepedulian terhadap sesama Kepedulian terhadap tanah air Kepedulian terhadap Pengamat an sikap dalam kegiatan pembelaj aran/di luar kelas menjelaskan pengertian, peradilan di Indonesia Menjelaskan tujuan, peradilan di Penilaian Tes: Lisan/Tulisa n Menyusun data tentang pengertia n, tujuan, macammacam peradilan di Indonesia serta Tugas: Mengumpu lkan data dari berbagai sumber tentang pengertian , tujuan, macam- 64
  • 67. Kompetensi Dasar Materi Pokok Materi Pembelajaran Sikap Alternatif Pembelajaran Pengetahuan Penilaian Menanya Konsep Pengertian peradilan Tujuan peradilan Macammacam peradilan Tugas dan fungsi peradilan Menanyakan tentang sistem peradilan di Indonesia, perangkat lembaga peradilan, macam-macam lembaga peradilan, dan peran lembaga peradilan Mengumpulkan data Mengumpulkan data dari berbagai sumber tentang sistem peradilan di Indonesia Prinsip UUD NRI Tahun 1945 UU No. 48 Tahun 2009 Tentang kekuasaan Mengasosiasikan Mencari hubungan proses peradilan dengan putusan pengadilan yang berbeda-beda pada bangsa diri Indikator Indonesia Penilaian Keterampilan Indikator Penilaian tugas dan fungsinya macam peradilan di Indonesia serta tugas dan fungsinya membedaka n macammacam peradilan di Indonesia Pengamat an aktivitas dalam menguraikan tugas dan fungsi peradilan di Indonesia Diskusi kelompok membahas hasil pengumpu lan data Mengolah data tentang untuk mencarai hubungan proses peradilan dengan putusan pengadila Membuat laporan hasil pengumpu lan data pengertian , tujuan, macam- 65