SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

(Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Oksigen Lingkungan)




                            Disusun oleh :
                Aida Fitriah           (1110016100006)

                Musliyadi              (1110016100025)

                Qumillailah            (1110016100026)

                Izkar Sobhah           (1110016100027)



                            BIOLOGI VI A

        PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

      FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

                             JAKARTA

                                2012
A. Dasar Teori

        Oksigen sangat berperan dalam penyesuaian energi yang sangat dibutuhkan untuk proses-
proses kehidupan.Sel-sel organisme memperoleh energi dari reaksi-reaksi enzimatis yang
sebagian besar memerlukan oksigen yang diperoleh lewat respirasi. Respirasi meliputi dua
proses penting yaitu: 1) Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara organisme dan
lingkungan luar (respirasi eksterna) dan 2) Penggunaan oksigen didalam sel untuk metabolisme
molekul organic (respirasi interna). Pada organisme bersel satu petukaran gas dapat secara
langsung lewat permukaan sel, sedang pada organisme tinggi harus melewatisuatu organ khusus
antara lain paru-paru dan insang.




        Respirasi eksterna dipengaruhi oleh komposisi gas di dalam lingkungan luar organisme
yang bersangkutan. Di udara (pada permukaan air laut) kandungan oksigen maksimum adalah
20,95% atau 159 Hg. Di dalam air kandungan oksigen sangat dipengaruhi oleh kelaruatan
oksigen di dalam air. Secara umum kelarutan oksigen di dalam larutan/air dipengaruhi oleh
tekanan partial oksigen di atas permukaan air (PO2), suhu air dan kandungan garam di dalam air.
        Jika kandungan oksigen (PO2) lingkungan berkurang, beberapa golongan hewan
melakukan konformitas dan golongan lain mampu melakukan regulasi konsumsi oksigen
sehingga konsumsi oksigennya kanstan. Jika pada golongan regulator penirunan PO2(samapi
batas tertentu) tidak menyebabkan berkurangnya konsumsi oksigen. Hal ini di mungkinkan
karena terjadi penyeimbangan dua factor yaitu: (1) ekstrasi oksigen dari lingkungan dan (2)
ventilasi.
Kegiatan praktikum ini berdasarkan pada beberapa prinsip yaitu:
   a. Kelarutan oksigen di dalam air dipengaruhi oleh suhu air
   b. Aktivitas ekspirasi eksterna tercermin pada gerak operkulum
       Ikan bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan kepala. Masing-
masing mempunyai empat buah insang yang ditutup oleh tutup insang (operkulum). Proses
pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut secara bergantian
dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut membuka, air masuk ke dalam
rongga mulut sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi
ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup
insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya
air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi
pada lembaran insang.
       Ikan hidup di air rawa, sungai, laut, kolam, danau.Ikan bernafas dengan insang
Pernafasan ikan berlangsung 2 tahap :
            Tahap I (Tahap Pemasukan) :
       Pada tahap ini mulut ikan membuka dan tutup insang menutup sehingga air masuk
rongga mulut, kemudian menuju lembaran insang, disinilah oksigen yang larut dalam air diambil
oleh darah, selain itu darah juga melepaskan karbondioksida dan uap air.
            Tahap II (Tahap Pengeluaran) :
       Mulut menutup dan tutup insang membuka sehingga air dari rongga mulut mengalir
keluar melalui insang. Air yang dikeluarkan ini telah bercmpur dengan CO2 dan uap air yang
dilepaskan darah Untuk ikan yang hidup di lumpur seperti ikan lele, gabus, betok, pada
insangnya terdapat banyak lipatan yang disebut labirin.
       Ikan juga mempuyai gelembung renang yang berfungsi untuk:
       1. menyimpan oksigen
       2. membantu gerakan ikan naik turun
       Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan air,
sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang
terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada
filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ
berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup
insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh
operkulum.
       Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai
alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.
Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan
membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini
berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02.
Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan
cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat
punggung. Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada
fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02 diikat oleh kapiler darah untuk
dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.
Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke
insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh. Selain dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki
oleh katak pada fase berudu, yaitu insang luar. Hewan yang memiliki insang luar sepanjang
hidupnya adalah salamander.

B. Tujuan
   Praktikum ini bertujuan mengamati :
   1. Adakah pengaruh kandungan oksigen lingkungan terhadap respirasi ikan?
   2. Bagaimana pengaruh kandungan oksigen didalam air terhadap respirasi ikan?
   3. Rentang penyesuaian ikan terhadap kandungan oksigen lingkungan.


C. Alat dan bahan
   1. Bak plastic
   2. Thermometer
   3. Timbangan
   4. Panci
   5. Gelas Kimia
   6. Pengaduk
   7. Alat Penghitung
8. Gelas Ukur
   9. Ikan
   10. Air panas
   11. Es Batu


D. Cara Kerja

1. pengaruh kenaikan suhu medium/air
   a. Jerang air dalam panci




   b. Isi gelas kimia dengan air suhu kamar, catat suhunya.




   c. Masukkan ikan yang akan di gunakan ke dalam gelas kimia yg sudah diisi air dan sudah
      ditentukan suhunya. Hitung gerak operculum selama satu menit. Lakukan sebanyak tiga
      kali ulangan, ambil rata-ratanya.
d. Naikkan suhu air sebesar 3ºC, dengan cara menuangkan air panas ke dalam gelas kimia
      sedikit demi sedikit (jangan sampai terkena ikannya) sampai tercapai suhu yang di
      kehendaki. Hitung gerak operculum per menit (3 ulangan).




   e. Suhu air di naikan terus sampai keseimbangan ikan mulai tidak normal.


2. pengaruh penurunan suhu medium/air
   a. Cara kerja seperti pada kegiatan 1
   b. Menurunkan suhu dikerjakan dengan cara memasukan es ke dalam gelas kimia sampai
      tercapai suhu yang di kehendaki (interval suhu juga 3ºC)




   c. Penurunan suhu dihentikan apabila ikan sudah mulai kelihatan tidak seimbang.
   Catatan
    Pada semua perlakuan volume air di dalam bak harus tetap sama
    Suhu awal pada kegiatan 1 dan 2 diusahakan sama
    Berat kedua ikan yang di gunakan untuk kegiatan 1 dan 2 relatif sama.
E. Hasil dan Pembahasan

  a. Suhu Dinaikkan (Panas)

                         Jumlah Gerakan mulut/ operkulum
             Suhu                                               Total     Rata-rata
                              I        II           III

         28ºC              140        140          143          423         141
         (Normal)

         31ºC              189        173          178          540         180

         34ºC              210        182          177          569         189,7

         37ºC              194        200          208          602         200,7


  b. Suhu Diturunkan (Dingin)

                        Jumlah Gerakan mulut/ operkulum
             Suhu                                              Total       Rata-rata
                            I          II          III

         28º C            148         152         163           463         154,3
         (Normal)

         25ºC             137         143         141           421         140,3

         22ºC             117         101         120           338         112,6

         19ºC             108         97          144           319         106,3

         16ºC             102         97           90           289          96,3



       Berdasarkan tabel di atas hasil dari percobaan yang kami lakukan, maka dapat diketahui
jika semakin panas air maka oksigen yang terlarut di dalam air lebih rendah, gerakan operkulum
semakin cepat dan tingkah laku ikan semakin aktif dan sebaliknya jika semakin dingin air maka
oksigen yang terlarut di dalam air semakin sedikit, gerak operkulum semakin lambat dan tingkah
laku semakin pasif.
Dalam kasus praktikum kali ini, kita memainkan suhu untuk mengetahui pengaruh
kandungan oksigen didalam air terhadap respirasi ikan. Suhu merupakan faktor lingkungan yang
utama pada perairan karena merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan dan penyebaran
hewan, termasuk dari jenis ikan. Secara umum kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan
kenaikan aktifitas fisiologis organisma ikan. Disamping itu perubahan suhu perairan sekitarnya
merupakan faktor pemberi tanda secara alamiah yang menentukan mulainya proses pemijahan,
ruaya dan pertumbuhan bibit ikan.

                                         o
       Kenaikan temperatur sekitar 10        C akan meningkatkan aktifitas fisiologis organisme
sebesar 2 – 3 kali lipat. Akibat meningkat laju respirasi akan mengakibatkan konsentrasi oksigen
meningkat dengan menaiknya temperatur, akan mengakibatkan kelarutan oksigen menjadi
berkurang. Organisme aquatik seringkali mempunyai toleransi yang sempit terhadap perubahan
temperatur.Kenaikan suhu yang relatif tinggi ditandai dengan munculnya ikan - ikan dan hewan
lainnya ke permukaan untuk mencari oksigen. Suhu juga mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kelarutan oksigen dalam air, apabila suhu naik maka kelarutan oksigen didalam air
menurun. Bersamaan dengan itu peningkatan suhu akan mengakibatkan peningkatan aktifitas
metabolisme organisme aquatik, sehingga kebutuhan akan oksigen bagi organisme ikan juga
akan meningkat.

       Dari hasil pengamatan diatas juga, didapat bahwa frekuensi membuka serta menutupnya
operculum pada ikan mas terjadi lebih sering pada setiap kenaikan suhu serta penurunan suhu
dari suhu awal kamar , semakin sering ikan itu membuka serta menutup mulutnya hal ini dapat
kita simpulkan bahwa bila suhu meningkat, maka laju metabolisme ikan akan meningkat
sehingga gerkan membuka dan menutupnya operculum ikan akan lebih cepat daripada suhu awal
kamar, serta sebaliknya pula jika suhu menurun maka semakin jarang pula ikan itu membuka
serta menutup mulutnya. Hubungan antara peningkatan serta penurunan temperatur dengan laju
metabolisme menurut biasanya 2 – 3 kali lebih cepat pada setiap peningkatan suhu 6 C,
sedangkan kelarutan O₂ di lingkungannya menurun dengan meningkatnya temperature.
Pada peristiwa temperature dibawah suhu kamar maka tingkat frekuensi membuka dan
menutupnya operculum akan semakin lambat dari pada suhu kamar. Dengan adanya penurunan
temperature, maka terjadi penurunan metabolisme pada ikan yang mengakibatkan kebutuhan O₂
menurun, sehingga gerakannya melambat.Penurun O₂ juga dapat menyebabkan kelarutan O₂ di
lingkungannya meningkat.Dalam tubuh ikan suhunya bisa berkisar ± 1° dibandingkan temperatur
linkungannya (Nikolsky, 1927). Maka dari itu, perubahan yang mendadak dari temperature
lingkungan akan sangat berpengaruh pada ikan itu sendiri.
F. Grafik Hasil Percobaan

  a. Kenaikan Suhu


                                                                Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Jumlah
                                                                          Gerakan operkulum
                                           250
            Jumlah Gerak mulut/Operkulum




                                           200

                                           150

                                           100
                                                                                                                                      Series1
                                           50

                                                           0
                                                                            0              10         20          30        40
                                                                                                     Suhu




  b. Penurunan Suhu


                                                                                        Pengaruh Penurunan Suhu Terhadap
                                                                                            Jumlah Gerakan Operkulum
                                           Jumlah Gerakan Mulut/Operkulum




                                                                            200

                                                                            150

                                                                            100
                                                                                                                                          Series1
                                                                            50

                                                                                0
                                                                                    0      5    10          15    20   25        30
                                                                                                           Suhu
G. Kesimpulan

       Berdasarkan hasil pengamatan diatas yang kami sajikan dalam bentuk tabel dapat di tarik
kesimpulan bahwa semakin dinaikan suhunya, ikan semakin bergerak aktif dan juga respirasinya
cepat sehingga gerakan membuka dan menutupnya mulut ikan sangat cepat. Tetapi pada saat
suhu diturunkan, ikan semakin pasif, pergerakan tubuhnya sangat lambat, dan proses respirasinya
juga sangat lambat sehingga gerakan membuka dan menutupnya mulut ikan sangat lambat.

       Peristiwa-peristiwa itu disebabkan karena pada saat suhu dinaikkan jumlah kandungan
oksigen yang terlarut didalam air itu sangat sedikit sehingga menyebabkan proses respirasi pada
ikan berlangsung sangat cepat dan pergerakkannya bersifat sangat aktif. Sedangkan, pada saat
suhu diturunkan jumlah kandungan oksigen yang terlarut dalam air itu sangat tinggi sehingga
menyebabkan proses respirasi pada ikan berlangsung sangat lambat dan pergerakkan ikan pun
sangat pasif.
DAFTAR PUSTAKA


Solomon, et al. 1993. Biology, 3rded. Saunders-College publishing, Fort Worth

Juanegsih, Nengsih. 2008. Modul Pedoman Praktikum Fisiologi Hewan. Jakarta: FITK UIN

       Syarif Hidayatullah

http://tarwiyatiaila.files.wordpress.com

Isniani, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius: Yogyakarta

http://www.scribd.com/doc/25244199/Penelitian-Penyesuaian-Hewan

Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26782/4/chapter%2011.pdf

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahUNESA
 
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiJessy Damayanti
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Biology Education
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti MikrobaRukmana Suharta
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiGoogle
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilSelly Noviyanty Yunus
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi FungiRukmana Suharta
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimFransiska Puteri
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS RiaAnggun
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Okta Yosiana Dewi
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Maedy Ripani
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 

What's hot (20)

Makalah herbarium
Makalah herbariumMakalah herbarium
Makalah herbarium
 
Laporan jaringan otot
Laporan jaringan ototLaporan jaringan otot
Laporan jaringan otot
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala TimahLaporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pembuluh Darah Pada Ekor Ikan Kepala Timah
 
Sumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti TaksonomiSumber Bukti Taksonomi
Sumber Bukti Taksonomi
 
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti TaksonomiPencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
Pencirian, Konsep Sifat, dan Sumber Bukti Taksonomi
 
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
Laporan praktikum ekologi tumbuhan "Aplikasi Metode Pengukuran Vegetasi"
 
Filotaksis daun
Filotaksis daunFilotaksis daun
Filotaksis daun
 
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Senyawa Anti Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Senyawa Anti Mikroba
 
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopatiLaporan praktikum kompetensi dan allelopati
Laporan praktikum kompetensi dan allelopati
 
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi ReptilLaporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
Laporan Praktikum 4 Identifikasi Reptil
 
Ganggang
GanggangGanggang
Ganggang
 
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi FungiLaporan Mikrobiologi -  Pengamatan Morfologi Fungi
Laporan Mikrobiologi - Pengamatan Morfologi Fungi
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DIFUSI OSMOSIS
 
Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum Cawan petri, jarum ose, spkulum
Cawan petri, jarum ose, spkulum
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
Morfologi akar
Morfologi akarMorfologi akar
Morfologi akar
 

Viewers also liked

The Newspaper 4th Edition
The Newspaper 4th EditionThe Newspaper 4th Edition
The Newspaper 4th EditionThe Newspaper
 
25.musliyadi
25.musliyadi25.musliyadi
25.musliyadijackruto
 
7 Reasons for Attending HealthStartup
7 Reasons for Attending HealthStartup7 Reasons for Attending HealthStartup
7 Reasons for Attending HealthStartupHealthstartup
 
17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudinjackruto
 
Personal evaluation over the coursework unit
Personal evaluation over the coursework unitPersonal evaluation over the coursework unit
Personal evaluation over the coursework unit957755
 
Preliminary tasks designs
Preliminary tasks designsPreliminary tasks designs
Preliminary tasks designs957755
 
Graphic Overlays
Graphic OverlaysGraphic Overlays
Graphic OverlaysMy1Stop.com
 
The Newspaper 3rd Edition
The Newspaper 3rd EditionThe Newspaper 3rd Edition
The Newspaper 3rd EditionThe Newspaper
 
Digipack design after audience feedback
Digipack design after audience feedbackDigipack design after audience feedback
Digipack design after audience feedback957755
 
Producing the front cover
Producing the front coverProducing the front cover
Producing the front cover957755
 
Making the Most of Your Door Hangers
Making the Most of Your Door HangersMaking the Most of Your Door Hangers
Making the Most of Your Door HangersMy1Stop.com
 

Viewers also liked (17)

Garcia
Garcia Garcia
Garcia
 
The Newspaper 4th Edition
The Newspaper 4th EditionThe Newspaper 4th Edition
The Newspaper 4th Edition
 
25.musliyadi
25.musliyadi25.musliyadi
25.musliyadi
 
My capability
My capabilityMy capability
My capability
 
7 Reasons for Attending HealthStartup
7 Reasons for Attending HealthStartup7 Reasons for Attending HealthStartup
7 Reasons for Attending HealthStartup
 
17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin
 
Jorge Oteiza
Jorge OteizaJorge Oteiza
Jorge Oteiza
 
Personal evaluation over the coursework unit
Personal evaluation over the coursework unitPersonal evaluation over the coursework unit
Personal evaluation over the coursework unit
 
Preliminary tasks designs
Preliminary tasks designsPreliminary tasks designs
Preliminary tasks designs
 
Graphic Overlays
Graphic OverlaysGraphic Overlays
Graphic Overlays
 
The Newspaper 3rd Edition
The Newspaper 3rd EditionThe Newspaper 3rd Edition
The Newspaper 3rd Edition
 
Digipack design after audience feedback
Digipack design after audience feedbackDigipack design after audience feedback
Digipack design after audience feedback
 
Hammouda
HammoudaHammouda
Hammouda
 
Producing the front cover
Producing the front coverProducing the front cover
Producing the front cover
 
Ismee
IsmeeIsmee
Ismee
 
Making the Most of Your Door Hangers
Making the Most of Your Door HangersMaking the Most of Your Door Hangers
Making the Most of Your Door Hangers
 
Teen suicide
Teen suicideTeen suicide
Teen suicide
 

Similar to LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Oksigen Lingkungan

Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)winda dwi
 
Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)aris trea
 
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikanLaporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikanmusa alfatah
 
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu air
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu airReaksi ikan terhadap perubahan suhu air
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu airMukhamad Mardiansyah
 
Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarAsfar Syafar
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...UNESA
 
Pratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutPratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutAchmad Efendy
 
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...Repository Ipb
 
Power Point Mekanisme Homeostasis Hewan
Power Point Mekanisme Homeostasis  HewanPower Point Mekanisme Homeostasis  Hewan
Power Point Mekanisme Homeostasis Hewaninasriandy1996
 
Parameter Kualitas Air Fisika.pptx
Parameter Kualitas Air Fisika.pptxParameter Kualitas Air Fisika.pptx
Parameter Kualitas Air Fisika.pptxUsyManurung1
 
homeostasis.pptx
homeostasis.pptxhomeostasis.pptx
homeostasis.pptxJirahYunus1
 
Suhu atau Temperatur.pdf
Suhu atau Temperatur.pdfSuhu atau Temperatur.pdf
Suhu atau Temperatur.pdfYantoTell
 

Similar to LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Oksigen Lingkungan (20)

Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
Laporan fiswan oksigen terlarut (dissolved oxygen)
 
Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)
Praktikum iii respirasi ikan nila (http://arisnagan.blogspot.co.id)
 
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikanLaporan ekologi hewan fisiologi ikan
Laporan ekologi hewan fisiologi ikan
 
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu air
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu airReaksi ikan terhadap perubahan suhu air
Reaksi ikan terhadap perubahan suhu air
 
Termoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getarTermoregulasi rambut getar
Termoregulasi rambut getar
 
Laporan 2 (termoregulasi)
Laporan 2 (termoregulasi)Laporan 2 (termoregulasi)
Laporan 2 (termoregulasi)
 
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan: Pengaruh Suhu Lingkungan Terhadap Denyut J...
 
Analisis air widya
Analisis air widyaAnalisis air widya
Analisis air widya
 
Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologiLaporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
 
Laporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologiLaporan praktikum biologi
Laporan praktikum biologi
 
Ilmu lingkungan
Ilmu lingkunganIlmu lingkungan
Ilmu lingkungan
 
Pratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen TerlarutPratikum Oksigen Terlarut
Pratikum Oksigen Terlarut
 
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
 
Power Point Mekanisme Homeostasis Hewan
Power Point Mekanisme Homeostasis  HewanPower Point Mekanisme Homeostasis  Hewan
Power Point Mekanisme Homeostasis Hewan
 
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakulturBDPP_Pertemuan 5 dan 6  ekologi akuakultur
BDPP_Pertemuan 5 dan 6 ekologi akuakultur
 
Pengukuran do 1
Pengukuran do 1Pengukuran do 1
Pengukuran do 1
 
Prin besok
Prin besokPrin besok
Prin besok
 
Parameter Kualitas Air Fisika.pptx
Parameter Kualitas Air Fisika.pptxParameter Kualitas Air Fisika.pptx
Parameter Kualitas Air Fisika.pptx
 
homeostasis.pptx
homeostasis.pptxhomeostasis.pptx
homeostasis.pptx
 
Suhu atau Temperatur.pdf
Suhu atau Temperatur.pdfSuhu atau Temperatur.pdf
Suhu atau Temperatur.pdf
 

More from jackruto

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)jackruto
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...jackruto
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2jackruto
 
Laporan praktikum genetika Keanekaragaman Pada hewan DanHukum Mendel (1&2)
Laporan praktikum genetika Keanekaragaman Pada hewan DanHukum Mendel (1&2)Laporan praktikum genetika Keanekaragaman Pada hewan DanHukum Mendel (1&2)
Laporan praktikum genetika Keanekaragaman Pada hewan DanHukum Mendel (1&2)jackruto
 
01.birril azizah
01.birril azizah01.birril azizah
01.birril azizahjackruto
 
09.syifafauziah
09.syifafauziah09.syifafauziah
09.syifafauziahjackruto
 
Dunia tumbuhan
Dunia tumbuhanDunia tumbuhan
Dunia tumbuhanjackruto
 
19.santi meutia
19.santi meutia19.santi meutia
19.santi meutiajackruto
 
18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasarijackruto
 
27.izkarsobhah
27.izkarsobhah27.izkarsobhah
27.izkarsobhahjackruto
 
02. dian ratna sari
02. dian ratna sari02. dian ratna sari
02. dian ratna sarijackruto
 
25.musliyadi
25.musliyadi25.musliyadi
25.musliyadijackruto
 
02. dian ratna sari
02. dian ratna sari02. dian ratna sari
02. dian ratna sarijackruto
 
18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasarijackruto
 
17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudinjackruto
 

More from jackruto (15)

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Menghitung Denyut Nadi)
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN ( Pernapasan Pada hewan Jangkrik (Gryllus a...
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Laporan praktikum genetika Keanekaragaman Pada hewan DanHukum Mendel (1&2)
Laporan praktikum genetika Keanekaragaman Pada hewan DanHukum Mendel (1&2)Laporan praktikum genetika Keanekaragaman Pada hewan DanHukum Mendel (1&2)
Laporan praktikum genetika Keanekaragaman Pada hewan DanHukum Mendel (1&2)
 
01.birril azizah
01.birril azizah01.birril azizah
01.birril azizah
 
09.syifafauziah
09.syifafauziah09.syifafauziah
09.syifafauziah
 
Dunia tumbuhan
Dunia tumbuhanDunia tumbuhan
Dunia tumbuhan
 
19.santi meutia
19.santi meutia19.santi meutia
19.santi meutia
 
18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari
 
27.izkarsobhah
27.izkarsobhah27.izkarsobhah
27.izkarsobhah
 
02. dian ratna sari
02. dian ratna sari02. dian ratna sari
02. dian ratna sari
 
25.musliyadi
25.musliyadi25.musliyadi
25.musliyadi
 
02. dian ratna sari
02. dian ratna sari02. dian ratna sari
02. dian ratna sari
 
18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari18. ayu nofithasari
18. ayu nofithasari
 
17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin17.moh. amuy saepudin
17.moh. amuy saepudin
 

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Oksigen Lingkungan

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (Penyesuaian Hewan Poikilotermik Terhadap Oksigen Lingkungan) Disusun oleh : Aida Fitriah (1110016100006) Musliyadi (1110016100025) Qumillailah (1110016100026) Izkar Sobhah (1110016100027) BIOLOGI VI A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012
  • 2. A. Dasar Teori Oksigen sangat berperan dalam penyesuaian energi yang sangat dibutuhkan untuk proses- proses kehidupan.Sel-sel organisme memperoleh energi dari reaksi-reaksi enzimatis yang sebagian besar memerlukan oksigen yang diperoleh lewat respirasi. Respirasi meliputi dua proses penting yaitu: 1) Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara organisme dan lingkungan luar (respirasi eksterna) dan 2) Penggunaan oksigen didalam sel untuk metabolisme molekul organic (respirasi interna). Pada organisme bersel satu petukaran gas dapat secara langsung lewat permukaan sel, sedang pada organisme tinggi harus melewatisuatu organ khusus antara lain paru-paru dan insang. Respirasi eksterna dipengaruhi oleh komposisi gas di dalam lingkungan luar organisme yang bersangkutan. Di udara (pada permukaan air laut) kandungan oksigen maksimum adalah 20,95% atau 159 Hg. Di dalam air kandungan oksigen sangat dipengaruhi oleh kelaruatan oksigen di dalam air. Secara umum kelarutan oksigen di dalam larutan/air dipengaruhi oleh tekanan partial oksigen di atas permukaan air (PO2), suhu air dan kandungan garam di dalam air. Jika kandungan oksigen (PO2) lingkungan berkurang, beberapa golongan hewan melakukan konformitas dan golongan lain mampu melakukan regulasi konsumsi oksigen sehingga konsumsi oksigennya kanstan. Jika pada golongan regulator penirunan PO2(samapi batas tertentu) tidak menyebabkan berkurangnya konsumsi oksigen. Hal ini di mungkinkan karena terjadi penyeimbangan dua factor yaitu: (1) ekstrasi oksigen dari lingkungan dan (2) ventilasi.
  • 3. Kegiatan praktikum ini berdasarkan pada beberapa prinsip yaitu: a. Kelarutan oksigen di dalam air dipengaruhi oleh suhu air b. Aktivitas ekspirasi eksterna tercermin pada gerak operkulum Ikan bernapas dengan insang yang terdapat pada sisi kiri dan kanan kepala. Masing- masing mempunyai empat buah insang yang ditutup oleh tutup insang (operkulum). Proses pernapasan pada ikan adalah dengan cara membuka dan menutup mulut secara bergantian dengan membuka dan menutup tutup insang. Pada waktu mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup. Oksigen yang terlarut dalam air masuk berdifusi ke dalam pembuluh kapiler darah yang terdapat dalam insang. Dan pada waktu menutup, tutup insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang. Bersamaan dengan keluarnya air melalui insang, karbondioksida dikeluarkan. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada lembaran insang. Ikan hidup di air rawa, sungai, laut, kolam, danau.Ikan bernafas dengan insang Pernafasan ikan berlangsung 2 tahap :  Tahap I (Tahap Pemasukan) : Pada tahap ini mulut ikan membuka dan tutup insang menutup sehingga air masuk rongga mulut, kemudian menuju lembaran insang, disinilah oksigen yang larut dalam air diambil oleh darah, selain itu darah juga melepaskan karbondioksida dan uap air.  Tahap II (Tahap Pengeluaran) : Mulut menutup dan tutup insang membuka sehingga air dari rongga mulut mengalir keluar melalui insang. Air yang dikeluarkan ini telah bercmpur dengan CO2 dan uap air yang dilepaskan darah Untuk ikan yang hidup di lumpur seperti ikan lele, gabus, betok, pada insangnya terdapat banyak lipatan yang disebut labirin. Ikan juga mempuyai gelembung renang yang berfungsi untuk: 1. menyimpan oksigen 2. membantu gerakan ikan naik turun Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ
  • 4. berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum, sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum. Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan 02. Contoh ikan yang mempunyai labirin adalah: ikan gabus dan ikan lele. Untuk menyimpan cadangan 02, selain dengan labirin, ikan mempunyai gelembung renang yang terletak di dekat punggung. Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan ekspirasi. Pada fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian 02 diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, C02 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar tubuh. Selain dimiliki oleh ikan, insang juga dimiliki oleh katak pada fase berudu, yaitu insang luar. Hewan yang memiliki insang luar sepanjang hidupnya adalah salamander. B. Tujuan Praktikum ini bertujuan mengamati : 1. Adakah pengaruh kandungan oksigen lingkungan terhadap respirasi ikan? 2. Bagaimana pengaruh kandungan oksigen didalam air terhadap respirasi ikan? 3. Rentang penyesuaian ikan terhadap kandungan oksigen lingkungan. C. Alat dan bahan 1. Bak plastic 2. Thermometer 3. Timbangan 4. Panci 5. Gelas Kimia 6. Pengaduk 7. Alat Penghitung
  • 5. 8. Gelas Ukur 9. Ikan 10. Air panas 11. Es Batu D. Cara Kerja 1. pengaruh kenaikan suhu medium/air a. Jerang air dalam panci b. Isi gelas kimia dengan air suhu kamar, catat suhunya. c. Masukkan ikan yang akan di gunakan ke dalam gelas kimia yg sudah diisi air dan sudah ditentukan suhunya. Hitung gerak operculum selama satu menit. Lakukan sebanyak tiga kali ulangan, ambil rata-ratanya.
  • 6. d. Naikkan suhu air sebesar 3ºC, dengan cara menuangkan air panas ke dalam gelas kimia sedikit demi sedikit (jangan sampai terkena ikannya) sampai tercapai suhu yang di kehendaki. Hitung gerak operculum per menit (3 ulangan). e. Suhu air di naikan terus sampai keseimbangan ikan mulai tidak normal. 2. pengaruh penurunan suhu medium/air a. Cara kerja seperti pada kegiatan 1 b. Menurunkan suhu dikerjakan dengan cara memasukan es ke dalam gelas kimia sampai tercapai suhu yang di kehendaki (interval suhu juga 3ºC) c. Penurunan suhu dihentikan apabila ikan sudah mulai kelihatan tidak seimbang. Catatan  Pada semua perlakuan volume air di dalam bak harus tetap sama  Suhu awal pada kegiatan 1 dan 2 diusahakan sama  Berat kedua ikan yang di gunakan untuk kegiatan 1 dan 2 relatif sama.
  • 7. E. Hasil dan Pembahasan a. Suhu Dinaikkan (Panas) Jumlah Gerakan mulut/ operkulum Suhu Total Rata-rata I II III 28ºC 140 140 143 423 141 (Normal) 31ºC 189 173 178 540 180 34ºC 210 182 177 569 189,7 37ºC 194 200 208 602 200,7 b. Suhu Diturunkan (Dingin) Jumlah Gerakan mulut/ operkulum Suhu Total Rata-rata I II III 28º C 148 152 163 463 154,3 (Normal) 25ºC 137 143 141 421 140,3 22ºC 117 101 120 338 112,6 19ºC 108 97 144 319 106,3 16ºC 102 97 90 289 96,3 Berdasarkan tabel di atas hasil dari percobaan yang kami lakukan, maka dapat diketahui jika semakin panas air maka oksigen yang terlarut di dalam air lebih rendah, gerakan operkulum semakin cepat dan tingkah laku ikan semakin aktif dan sebaliknya jika semakin dingin air maka oksigen yang terlarut di dalam air semakin sedikit, gerak operkulum semakin lambat dan tingkah laku semakin pasif.
  • 8. Dalam kasus praktikum kali ini, kita memainkan suhu untuk mengetahui pengaruh kandungan oksigen didalam air terhadap respirasi ikan. Suhu merupakan faktor lingkungan yang utama pada perairan karena merupakan faktor pembatas terhadap pertumbuhan dan penyebaran hewan, termasuk dari jenis ikan. Secara umum kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktifitas fisiologis organisma ikan. Disamping itu perubahan suhu perairan sekitarnya merupakan faktor pemberi tanda secara alamiah yang menentukan mulainya proses pemijahan, ruaya dan pertumbuhan bibit ikan. o Kenaikan temperatur sekitar 10 C akan meningkatkan aktifitas fisiologis organisme sebesar 2 – 3 kali lipat. Akibat meningkat laju respirasi akan mengakibatkan konsentrasi oksigen meningkat dengan menaiknya temperatur, akan mengakibatkan kelarutan oksigen menjadi berkurang. Organisme aquatik seringkali mempunyai toleransi yang sempit terhadap perubahan temperatur.Kenaikan suhu yang relatif tinggi ditandai dengan munculnya ikan - ikan dan hewan lainnya ke permukaan untuk mencari oksigen. Suhu juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelarutan oksigen dalam air, apabila suhu naik maka kelarutan oksigen didalam air menurun. Bersamaan dengan itu peningkatan suhu akan mengakibatkan peningkatan aktifitas metabolisme organisme aquatik, sehingga kebutuhan akan oksigen bagi organisme ikan juga akan meningkat. Dari hasil pengamatan diatas juga, didapat bahwa frekuensi membuka serta menutupnya operculum pada ikan mas terjadi lebih sering pada setiap kenaikan suhu serta penurunan suhu dari suhu awal kamar , semakin sering ikan itu membuka serta menutup mulutnya hal ini dapat kita simpulkan bahwa bila suhu meningkat, maka laju metabolisme ikan akan meningkat sehingga gerkan membuka dan menutupnya operculum ikan akan lebih cepat daripada suhu awal kamar, serta sebaliknya pula jika suhu menurun maka semakin jarang pula ikan itu membuka serta menutup mulutnya. Hubungan antara peningkatan serta penurunan temperatur dengan laju metabolisme menurut biasanya 2 – 3 kali lebih cepat pada setiap peningkatan suhu 6 C, sedangkan kelarutan O₂ di lingkungannya menurun dengan meningkatnya temperature. Pada peristiwa temperature dibawah suhu kamar maka tingkat frekuensi membuka dan menutupnya operculum akan semakin lambat dari pada suhu kamar. Dengan adanya penurunan temperature, maka terjadi penurunan metabolisme pada ikan yang mengakibatkan kebutuhan O₂ menurun, sehingga gerakannya melambat.Penurun O₂ juga dapat menyebabkan kelarutan O₂ di
  • 9. lingkungannya meningkat.Dalam tubuh ikan suhunya bisa berkisar ± 1° dibandingkan temperatur linkungannya (Nikolsky, 1927). Maka dari itu, perubahan yang mendadak dari temperature lingkungan akan sangat berpengaruh pada ikan itu sendiri.
  • 10. F. Grafik Hasil Percobaan a. Kenaikan Suhu Pengaruh Kenaikan Suhu Terhadap Jumlah Gerakan operkulum 250 Jumlah Gerak mulut/Operkulum 200 150 100 Series1 50 0 0 10 20 30 40 Suhu b. Penurunan Suhu Pengaruh Penurunan Suhu Terhadap Jumlah Gerakan Operkulum Jumlah Gerakan Mulut/Operkulum 200 150 100 Series1 50 0 0 5 10 15 20 25 30 Suhu
  • 11. G. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan diatas yang kami sajikan dalam bentuk tabel dapat di tarik kesimpulan bahwa semakin dinaikan suhunya, ikan semakin bergerak aktif dan juga respirasinya cepat sehingga gerakan membuka dan menutupnya mulut ikan sangat cepat. Tetapi pada saat suhu diturunkan, ikan semakin pasif, pergerakan tubuhnya sangat lambat, dan proses respirasinya juga sangat lambat sehingga gerakan membuka dan menutupnya mulut ikan sangat lambat. Peristiwa-peristiwa itu disebabkan karena pada saat suhu dinaikkan jumlah kandungan oksigen yang terlarut didalam air itu sangat sedikit sehingga menyebabkan proses respirasi pada ikan berlangsung sangat cepat dan pergerakkannya bersifat sangat aktif. Sedangkan, pada saat suhu diturunkan jumlah kandungan oksigen yang terlarut dalam air itu sangat tinggi sehingga menyebabkan proses respirasi pada ikan berlangsung sangat lambat dan pergerakkan ikan pun sangat pasif.
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Solomon, et al. 1993. Biology, 3rded. Saunders-College publishing, Fort Worth Juanegsih, Nengsih. 2008. Modul Pedoman Praktikum Fisiologi Hewan. Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah http://tarwiyatiaila.files.wordpress.com Isniani, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius: Yogyakarta http://www.scribd.com/doc/25244199/Penelitian-Penyesuaian-Hewan Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26782/4/chapter%2011.pdf