SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 27
PERENCANAAN STRATEGI SEGMEN BISNIS BIG COLA
(PT.AJE INDONESIA) DI INDONESIA

TUGAS MANAJEMEN STRATEGI

OLEH :
GRACIA MASITA
105020300111019

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
Profil Singkat
Nama Perusahaan

: PT.AJE INDONESIA

Segmen Bisnis

: Big Cola

Industri

: Minuman ringan berkarbonasi

Dipasarkan di Indonesia : Agustus 2010
Ulasan Singkat

:

Pada perencanaan manajemen strategis berikut akan berfokus pada segmen bisnis PT.Aje
Indonesia yaitu Big Cola. Big Cola sendiri merupakan minuman berkarbonasi yang di jual
seharga Rp 3.000 ukuran 535 mililiter (ml) dan ukuran 1,5 liter seharga Rp 9.000. Hingga
saat ini baru terdapat 4 varian rasa yaitu jeruk, strawberry, cola, lemon. Big Cola adalah
brand dari AJE Group yang paling digemari dan AJE Group adalah pemimpin pasar
minuman di Peru, Amerika Latin. Big Cola hadir di 11 negara Amerika Selatan dan produk
ini

merambah

pasar

Asia

melalui

peluncurannya

di

Thailand

tahun

2005.

Selanjutnya, produk ini diperkenalkan di Indonesia, Vietnam dan India pada 2010. Aje
Group yang di dirikan 23 tahun yang lalu adalah perusahaan multinasional terdepan yang
bermarkas di Spanyol dan memiliki cabang di lebih dari 20 negara.
A. PERUMUSAN STRATEGI
1. VISI DAN MISI
Visi

: Menjadi 20 top perusahaan multinasional pada tahun 2020

Misi

: Berkontribusi pada kemakmuran masyarakat yang berkembang dengan
menjadi pilihan produk elaborasi terbaik dan mencari keunggulan dari
perspektive integral

Komentar tentang Visi :
Pernyataan di atas cukup bagus, namun terlalu samar; seharusnya
disinggung pula soal bisnis minumannya
Komentar tentang Misi :
Dalam misi di atas terkadung 3 komponen pernyataan misi yang efektif yaitu:
1. Komponen fokus pada citra publik (concern for public image), yang ditunjukkan
dengan “Berkontribusi pada kemakmuran masyarakat yang berkembang…”
2. Komponen produk, yang ditunjukkan dengan “…menjadi pilihan produk elaborasi
terbaik “

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 1
3. Komponen konsep diri (self concept) yang ditunjukkan dengan “…mencari
keunggulan dari perspective integral
Dengan hanya ada 3 komponen, maka pernyataan misi ini kurang 6 komponen yaitu
komponen konsumen, pasar, teknologi, fokus pada kelangsungan hidup dan profitabilitas,
filosofi, dan fokus pada karyawan. Dilihat dari segi karakteristik misi, pernyataan ini menurut
saya sudah luas dalam cakupan, ada tanggung jawab terhadap lingkungan / masyarakat dan
social, tak lekang oleh waktu dan terdapat beberapa komponen (produk, fokus pada citra
publik, konsep diri) pernyataan misi yang efektif.

2. ANALISIS EKSTERNAL
Analisa Kekuatan-Kekuatan Eksternal


Kekuatan Ekonomi
Dilihat dari kekuatan ekonominya, di Indonesia ini relatif cukup stabil dan tergolong
baik. Hal ini ditunjukkan dengan dinaikkannya peringkat investasi Indonesia oleh
lembaga pemeringkat Standard & Poor, yang tentunya akan mendorong investasi
asing ke Indonesia. Tahun 2011 saja pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6.5
%. Perekonomian Indonesia juga lebih banyak tergantung pada konsumsi domestik,
keuntungan dari hal ini adalah apabila terjadi krisis global, dampaknya tidak akan
parah. Terbukti tahun 2011 arus modal asing tercatat sebesar USD 20 milyar, yang
mana Indonesia dianggap sebagai investasi yang aman dari goncangan global. inflasi
di tahun 2011 cukup rendah yaitu 3.79 %, sehingga nilai tukar rupiah relatif stabil..
Pada industri minuman sendiri diprediksi terjadi peningkatan pertumbuhan penjualan
yang didorong konsumsi domestik yang tinggi.



Kekuatan Politik, Pemerintahan dan Hukum
Di Indonesia peraturan yang ada cukup menarik bagi investor asing karena adanya
keringanan pajak (tax allowance). Namun demikian ada 2 kebijakan yang
memberatkan bagi industri minuman khususnya, yaitu berlakunya peraturan Menteri
Keuangan Nomor 241/2010 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan
Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor, serta rencana pemberlakuan cukai
minuman. Ditambah pula sistem birokrasi di Indonesia yang berbelit-belit, pungutan
liar di sana-sini, infrastruktur fisik yang belum memadai, kurang efektifnya belanja
Negara ke sektor publik, korupsi yang masih merajalela, menjadi pertimbangan bagi
investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia.

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 2


Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis dan Lingkungan
Penduduk Indonesia yang berkisar 230 juta jiwa, merupakan jumlah konsumen yang
banyak dan menjanjikan bagi suatu bisnis. Apalagi adanya kecenderungan
masyarakatnya yang cukup konsumtif , dan sangat sensitif terhadap harga. Kemudian
pada rentang waktu 2010-2025 demografi penduduk di Indonesia yang akan
didominasi penduduk usia produktif, mampu menciptakan peluang usaha, terserapnya
tenaga kerja formal dan semua hal ini lah yang mampu mendorong konsumsi
domestik di Indonesia. Hal-hal tersebut tentu akan terwujud tentu dengan didukung
pula dengan kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Yang salah satunya dapat
dicapai melaui pendidikan. Untuk itu peningkatan sumber daya menjadi hal penting
bagi pembangunan Indonesia

Analisis Kompetitif : Model 5 Kekuatan Porter (Porter’s Five-Forces Model)


Persaingan Antar Perusahaan Saingan
Dilihat intensitas kompetisi antarperusahaan, Big Cola yang terdapat di Industi
minuman memiliki tingkat pengembalian yang tergolong rendah, hal ini
mengindikasikan intensitas persaingan yang tinggi. Bagaimana tidak di Indonesia
sendiri sudah ada sekitar 4 produsen minuman berkarbonasi yang terlebih dulu eksis
antara lain PT Coca-Cola Indonesia, PT Pepsicola Indobeverages, PT Navika
Beverages – RC Cola, dan PT Polari Limunusainti. Semua produsen minuman
berkarbonasi ini berlomba-lomba untuk merebut pangsa pasar di Indonesia.
Konsumen sendiri dapat dengan mudah beralih ke produk lain. Pesaing paling kuat
menurut saya adalah PT.Coca-Cola Indonesia yang diantaranya memproduksi Fanta,
Coca-cola, Sprite. Dengan adanya Coca-cola ini intensitas persaingan antar
perusahaan saingan semakin meningkat, mengingat bahwa Coca-cola sendiri sudah
lama berdiri di Indonesia dan mampu memimpin pangsa pasar minuman berkarbonasi
di Indonesia sebesar 40 %. Selain itu Coca-cola juga setara dalam hal ukuran dan
kapabilitas perusahaan, produk juga berstandar Internasional. Ditambah lagi loyalitas
dari konsumen Coca – Cola yang sulit untuk di ambil, karena loyalitasnya sudah
tinggi dan tidak lagi terlalu sensitif terhadap harga. Namun demikian, PT Aje
Indonesia, dalam hal ini segmen bisnis Big Cola, melihat masih adanya peluang pasar
yang belum tergarap. Pasar ini adalah konsumen yang masih menganggap minuman
berkarbonasi mahal (Coca-cola ukuran 250 ml Rp.4500, (425 ml) Rp. 5500). Oleh

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 3
karena itu, Big Cola meminimalasi biaya produksi (termasuk meminimalisir biaya
iklan), sehingga mampu menghasilkan produk yang murah, volume lebih banyak
namun tetap berkualitas tinggi/internasional. Big Cola dengan 4 varian rasa menjual
produknya seharga Rp.3000 (535 ml) dan Rp.9.000 (1,5 liter). Selain itu Big Cola
juga berusaha mendistribusikan produknya dengan jangkauan yang lebih luas (kota
besar & kota kecil), caranya melalui distribusi outsourcing. Nampaknya Coca-cola
sebagai pesaing merasa panik dengan harga murah yang di usung Big Cola, salah
satunya adalah dengan adanya iklan Coca-cola yang menginformasikan bahwa Cocacola seharga Rp.2500 jika dalam tutup botol terdapat tulisan tersebut.Walaupun
menurut saya iklan tersebut agak membingungkan dan pada prakteknya sepertinya
jarang terjadi. Namun serangan semacam ini tidak membuat gentar Big Cola, dengan
menjadi sponsor 4 klub EPL Inggris, Big Cola mencoba meningkatkan brand
awareness dari konsumen, mengingat banyak masyarakat Indonesia yang menyukai
bola dan terutama EPL (England Premier League)


Potensi Masuknya Pesaing Baru
Melihat dari sisi potensi masuknya pesaing baru, untuk industri minuman
berkarbonasi terbilang cukup sulit. Hal ini karena pasar ini kebanyakan di kuasai oleh
pemain-pemain besar dengan modal yang cukup besar pula. Perusahaan baru akan
memerlukan pengetahuan akan teknologi-teknologi yang ada dan menguasainya,
pencapaian skala ekonomi (economics of scale) yang cepat, menarik konsumen yang
sudah loyal terhadap produsen yang lebih dulu ada, akses ke bahan baku, saluran
distribusi yang memadai, dalam hal ini permodalan yang besar sangat diperlukan agar
mampu bersaing dengan perusahaan yang sudah ada. Sehingga apabila ada pesaing
baru di segmen industri minuman berkarbonasi ini biasanya, pesaing tersebut sudah
cukup kuat permodalannya, atau merupakan perusahaan luar negeri yang melakukan
ekspansi ke Indonesia. Sementara itu, produsen pendatang baru di segmen minuman
berkarbonasi di antaranya ada PT San Miguel Food & Beverages yang memproduksi
anker beer dan blue star. San Miguel Food & Beverages sendiri walaupun merupakan
salah satu pesaing baru di Indonesia, namun ternyata sudah banyak melakukan
ekspansi ke Negara-negara lain selain Indonesia, diantaranya Filipina, Hongkong, dan
Cina Selatan dan mencatat penjualan yang cukup signifikan

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 4


Potensi Pengembangan Produk Pengganti
Untuk segmen industri minuman berkarbonasi, menurut saya, potensi pengembangan
produk pengganti yang memungkinkan adalah dari segmen minuman ringan yang lain
yaitu : minuman sari buah, Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), teh siap saji, kopi
dan susu siap saji, serta minuman isotonik/energi. Dengan adanya potensi produk
pengganti yang cukup banyak (5 produk pengganti), tentu dari sisi konsumen sendiri
mempunyai lebih banyak pilihan dalam memutuskan akan membeli apa, sehingga hal
ini membuat adanya batas harga tertinggi (plafon) di masing-masing segmen industri,
sebelum konsumen beralih ke produk pengganti. Harga yang kompetitif ini
menyebabkan persaingan antar produk pengganti pun semakin intens. Contoh riilnya
adalah harga Nue tea (500 ml) sebesar Rp. 4.200, Aqua 600 ml Rp. 1800, Pulpy
Orange (500 ml) Rp. 6.000, Mizone (minuman isotonik) (600 ml) Rp.3.200. Produkproduk pengganti ini juga memiliki khasiat dan keunggulannya masing-masing,
seperti minuman sari buah yang menyehatkan, walaupun dengan menambah rupiah
yang harus di bayar, konsumen yang sadar akan kesehatan tentu akan lebih memilih
minuman sari buah. Namun, hal ini kembali lagi pada konsumen masing-masing,
selera dan preferensi mereka. Berdasarkan artikel di media online, konsumsi minuman
sari buah Indonesia tergolong paling rendah dibanding 10 negara di dunia. Rendahnya
konsumsi minuman sari buah dipengaruhi oleh pendapatan per-kapita dan kesadaran
masyarakat terhadap minuman sari buah yang mengandung nutrisi. Hal ini turut
menciptakan peluang bagi Big Cola yang memproduksi minuman berkarbonasi
berharga murah, namun kualitas dan rasanya enak. Hal lain yang perlu di perhatikan
adalah gencarnya promosi/pemasaran produk-produk pengganti terutama di media
televisi (dengan konsep iklan yang beragam dan menarik), sehingga tentu produkproduk ini akan tersebar luas. Promosi di TV yang gencar ini menunjukkan tekanan
kompetitif yang besar antar pesaing. Seperti diketahui, Big Cola sendiri jarang
mempromosikan di TV jika dibandingkan dengan pesaing yang lain, kalaupun ada,
konsep iklan sendiri terkesan simpel (menampilkan orang-orang menonton
pertandingan sepak bola dan ada slogan “Big Cola, Be England”) dan cepat. Kalau
melihat dari segi konsumsi minuman ringan di Indonesia konsumsi minuman
berkarbonasi di Indonesia masih 33 liter perkapita pertahun dan AMDK 53 liter
perkapita, sedangkan konsumsi minuman ringan lainnya lebih rendah lagi, sehingga
dapat di kata dari industri minuman ringan untuk konsumsi AMDK masih menguasai
pasar. Persaingan dengan produk pengganti di nilai cukup ketat.

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 5


Daya Tawar pemasok
Salah satu pemasok Big Cola di Indonesia adalah PT.Niaga Globalindo. Perusahaan
ini memasok bahan baku (gula,pewarna, pengawet,dsb), packaging (botol plastik,
label, dsb.). Perusahaan ini juga harus mematuhi aturan dan standard yang di tetapkan
PT.AJE Indonesia, selaku produsen dari Big Cola di Indonesia. Sehingga kualitas dari
bahan bakunya sendiri juga bagus dan kualitas produk dapat terjaga. Selain itu bahan
baku untuk produksi Big Cola menggunakan bahan yang ada di Indonesia, berbeda
dengan Coca Cola dan Pepsi yang bahan bakunya mengimpor dari luar. Untuk itu,
dari segi ketersediaan bahan baku misal gula, dapat lebih mudah didapat, ongkos
transportasi juga lebih rendah, sehingga mengurangi biaya produksi. PT. AJE
Indonesia sendiri sudah berencana membeli tiga hingga empat mesin baru tahun
depan. Adapun harga satu mesin berkisar Rp 80 miliar. Investasi ini di pandang perlu
mengingat permintaan domestik untuk Big Cola ini semakin meningkat. Dengan
adanya rencana pembelian mesin-mesin baru ini, maka bukan tidak mungkin Big Cola
akan lebih banyak membutuhkan pasokan bahan baku, yang otomatis membutuhkan
lebih banyak pemasok. Adanya gula khusus dari pemerintah untuk pabrik – pabrik
seperti pabrik Big Cola juga tentu akan membantu dalam pemenuhan kapasitas
produksinya yang baru.



Daya Tawar Konsumen
Dalam industri minuman berkarbonasi ini, daya tawar konsumen terbilang cukup
kuat. Hal ini dikarenakan produk minuman berkarbonasi sendiri yang tidak terlalu
terdiferensiasi, sehingga konsumen sendiri dapat memilih produk (variasi rasa, dsb),
harga yang sesuai. Konsumen dapat dengan mudah beralih dari satu merk ke merk
lain (pesaing), apalagi dengan adanya alat komunikasi dan teknologi yang semakin
pesat, iklan di TV, promosi di media jejaring sosial, mampu memudahkan konsumen
untuk

mengetahui

informasi

tentang

produk

serta

harganya

dan

dapat

membandingkan antar merk produk. Konsumen (pembeli) menjadi pihak yang paling
penting bagi para penjualan dan akan memiliki dampak yang besar apabila terjadi
penurunan permintaan dari konsumen. Di industri yang persaingannya ketat ini,
tingkat pengembalian, jika di bandingkan dengan industri lain, tergolong cukup kecil,
sehingga produsen pun berlomba-lomba mendapatkan pangsa pasar yang besar di
segmen industri ini. Apalagi mengingat bahwa konsumsi minuman berkarbonasi di
Indonesia yang tergolong kecil yaitu sekitar 4 % (di bandingkan dengan Thailand

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 6
30%), merupakan pasar yang masih terbuka lebar untuk di garap. Perlombaan antar
produsen minuman berkarbonasi dalam segi kualitas maupun harga tentu mampu
memanjakan konsumen, pilihan produk yang banyak ditambah dengan kualitas yang
kurang lebih serupa dengan harga yang berbeda, serta brand image yang berbeda-beda
antar produsen, ditambah lagi dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi
yang menyediakan informasi produk kepada konsumen menjadikan konsumen
minuman berkarbonasi memiliki daya tawar yang kuat.
ANALISIS INDUSTRI : MATRIKS EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL (EEF) BIG COLA
Faktor – faktor Eksternal Utama

Bobot

Peringkat

Skor Bobot

Peluang
0.15

3

0.45

0.09

1

0.09

0.08

3

0.24

0.08

4

0.32

0.06

4

0.24

0.09

2

0.18

7. Konsumen semakin sadar akan kesehatan

0.12

1

0.12

8. Pesaing cukup kuat (yaitu Coca Cola) dan sudah

0.07

3

0.21

0.06

4

0.24

1. Masih rendahnya konsumsi minuman karbonasi di
Indonesia yaitu sekitar 4 % (33 L perkapita pertahun )
2. Penjualan minuman berkarbonasi di Indonesia
tahun ini diperkirakan tumbuh 15% menjadi 790,4 juta
liter (Peningkatan ini didorong pertumbuhan konsumsi
domestik)
3.Banyak konsumen di daerah sub urban/pedesaaan
yang

belum

di

jangkau

produsen

minuman

berkarbonasi lain
4. Banyak konsumen beranggapan bahwa minuman
berkarbonasi masih mahal
5. Adanya keringanan pajak dan insentif dari
pemerintah untuk investasi asing
6. Jumlah konsumen yang cukup besar (sekitar 50 %
dari 240 juta penduduk Indonesia di bawah 29 tahun)
Ancaman

memimpin pasar minuman ringan dengan pangsa
pasar 40 %
9.Tahun sebelumnya pertumbuhan penjualan pesaing

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 7
yaitu, Coca-Cola sebesar 18%
0.1

3

0.3

0.05

2

0.1

12.Lahan untuk pabrik di Jawa sedikit

0.05

1

0.05

Total

1.00

10.Harga BBM yang diperkiraan akan naik dapat
mempengaruhi biaya produksi
11.Tenaga

kerja

Indonesia

sering

bergejolak,

produktifitas yang terbilang rendah

2.54

Skor bobot total dari segmen bisnis Big Cola adalah 2.54 . Skor bobot ini mengindikasikan
bahwa perusahaan merespon cukup baik peluang dan ancaman yang ada di industri,
mengingat bahwa skor bobot rata-rata industri adalah 2.5. Strategi perusahaan secara efektif
cukup mampu menarik keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh
negatif potensial dari ancaman eksternal.
MATRIKS PROFIL KOMPETITIF (COMPETITIVE PROFILE MATRIKS-CPM)
Aje Group (Big
Cola)
Faktor-faktor

Coca Cola
Company

Bobot Peringk

keberhasilan

Pepsicola Beverages

Skor

Peringkat

Skor

Peringkat

Skor

4

0.72

2

0.36

1

0.18

at

penting
Daya

saing 0.18

harga
Kualitas produk

0.15

3

0.45

4

0.6

4

0.6

Iklan

0.10

1

0.1

4

0.4

3

0.3

Manajemen

0.10

3

0.3

3

0.3

3

0.3

Loyalitas

0.10

3

0.3

3

0.3

1

0.1

Ekspansi Global 0.08

3

0.24

4

0.32

4

0.32

Pangsa pasar

0.12

3

0.36

3

0.36

2

0.24

Distribusi

0.10

3

0.3

1

0.1

1

0.1

0.07

2

0.14

4

0.28

4

0.28

konsumen

penjualan
Kapasitas
Produksi
Total

1.00

2.91

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

3.02

2.42

Page 8
Hasil dari matriks profil kompetitif antara Big Cola (PT. Aje Indonesia), dan para pesaingnya
di antaranya adalah Coca-Cola Company dan Pepsicola Beverages, menunjukkan bahwa
secara nilai total perusahaan, Coca-Cola Company masih yang relatif paling kuat diantara
ketiganya dengan total nilai 3.02, kedua yaitu Big Cola dengan 2.91, dan terakhir yaitu
Pepsicola Beverages dengan nilai 2.42. Dapat dikatakan Coca-Cola Company masih menjadi
pesaing yang paling kuat. Hal ini tak dapat dipungkiri juga melibatkan pengalaman Coca-cola
company yang sudah bertahun-tahun beroperasi di Indonesia, dibandingkan dengan Big Cola
yang hingga tahun 2012 ini baru menginjak 2 tahun beroperasi di Indonesia. Beberapa faktor
keberhasilan Big Cola yang masih berperingkat rendah seperti iklan dan kapasitas produksi
perlu di tingkatkan lagi, sehingga dapat menunjang keberhasilan implementasi strategi.

3. ANALISIS INTERNAL
Analisa kekuatan internal utama :
1. Pemasaran


Target utama konsumen Big Cola di Indonesia adalah semua kalangan yang berusia
15 tahun ke atas



Strategi Pemasaran
o Meningkatkan brand awareness konsumen dengan dengan mensponsori 4 klub
EPL (English Premier League), denggn motto “Big Cola, Be England”.
Mengadakan serakangkaian event-event seputar sepak bola Inggris. Hal ini dirasa
efektif dilakukan karena mayoritas penduduk Indonesia yang suka sepak bola dan
antusias menanti pertandingan sepak bola Inggris .
o Memasarkan di minimarket-minimarket (Alfamart, Indomaret), serta supermarket
o Tim sales menawarkan langsung Big Cola ke pedagang dan warung-warung dan
membuka tenda di lokasi-lokasi strategis, dan memasang poster Big Cola untuk
edukasi kepada konsumen.
o Diterapkannya sistem konsinyiasi dan pembayaran di belakang bagi agen big cola.
Sehingga agen hanya membayar barang yang laku saja, itupun di bayar di
belakang (saat jatuh tempo), hal ini menarik dan menguntungkan bagi retailer



Distribusi
o Sistem distribusi yang di gunakan oleh Big Cola adalah distribusi outsourcing.
Distribusi ini mampu mengurangi biaya. Distributor akan di beri insentif yang

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 9
besar, apabila mampu menjual lebih banyak dan masuk ke zona/daerah yang baru,
hal ini akan memacu distributor untuk menjual lebih banyak lagi dan tentunya
jangkauan distribusi akan menjadi lebih luas dan banyak.
2. Manajemen
Dalam sturuktur organisasinya terdapat dewan direksi, executive corporate vice
president, dan di bagian fungsionalnya terdapat HRD, administrasi dan keungan, IT,
pembelian, legal, communication & corporate affair, fiscal, dan global quality.
Kemudian terdapat manajer dalam setiap unit bisnis di setiap Negara dan CEDIS
manager yang berkaitan dengan distribusi dan komersialisasi
3. Produksi


Di Indonesia pabrik untuk pemproduksian Big Cola
baru terdapat 1 pabrik yaitu di Cikarang. Dalam proses
produknya Big Cola membuat rasa sirup sendiri,
sehingga biaya lebih rendah (tidak membayar royalti)
dan bahan bakunya berasal dari Indonesia (tidak
mengimpor). Bahan baku sendiri seperti brown sugar,
pengawet, pemanis dan rasa-rasa. Proses manufakturnya sudah terotomatisasi dan
mampu meningkatkan prosedur yang memastikan kualitas produk optimal.
Perusahaan ini juga mengaplikasikan sistem kontrol metodik dan statistik, termasuk
sistem kontrol korporat standar dan prosedur yang menjamin keamanan produk.
Proses manufaktur juga sudah mengikuti prosedur bersertifikasi seperti ISO9001:2008 dan ISO-22000:2005: menggunakan teknologi mutakhir dan berkualitas
dan juga sistem pengendalian kualitas seperti SMED (single minute exchange die),
TPM (total productive maintenance), 5S's, Value Stream Mapping, debris
minimization, Kaizen, dan monitoring yang efektif. Kapasitas produksi yang ada di
pabrik di Indonesia Big Cola di Indonesia 576.000 - 1,72 juta unit per hari. Terdapat
plant sendiri untuk membuat botol PET dan plant khusus untuk mengolah gula (untuk
pembuatan sirup). Selain itu Big Cola sendiri baru diproduksi dalam kemasan botol
plastik (PET) dan menggunakan packaging. Terdiri dari 4 varian rasa (strawberry,
orange, lemon, kola) dengan ukuran 535 ml dan 1.5 L.

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 10
STRATEGI MAP SEGMEN BISNIS BIG COLA (PT.AJE INDONESIA)

FINANCIAL
Laba/return
yang maksimal

Kas flow
tersedia

Pertumbuhan
penjualan
meningkat

Tingkatkan efisiensi
biaya operasi

CUSTOMER
Menambah
pangsa pasar

Suplai produk
responsif
Mengurangi
komplain
konsumen

Kepuasan
dan loyalitas
konsumen

Meningkatkan
image produk

INTERNAL BUSINESS
Kualitas produk
meningkat

Tingkatkan
produktifitas karyawan

Tingkatkan
marketing

Turunkan
biaya per unit
Turunkan
cycle time

LEARNING & GROWTH
Meningkatkan
skill karyawan

Reseach inovasi
produk dan rasa
baru

Lebih
mengefektifkan
sistem yang ada

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Meningkatkan
tingkat kepuasan
karyawan

Page 11
ANALISIS INDUSTRI : MATRIKS EVALUASI FAKTOR INTERNAL (IFE) BIG COLA
Bobot

Peringkat

Faktor – faktor Internal Utama

Skor
Bobot

Kekuatan
0.15

4

0.6

0.1

3

0.3

3.Proses yang inovatif untuk optimasi biaya

0.08

4

0.32

4.Mempunyai tenaga kerja yang professional pada

0.06

3

0.18

0.07

3

0.21

0.05

3

0.15

0.06

4

0.24

0.08

2

0.16

2.Baru terdapat 1 pabrik di Indonesia

0.07

2

0.14

3.Agen penjual Big Cola sering kehabisan stok dan

0.13

2

0.26

0.04

1

0.04

0.04

2

0.08

0.04

1

0.04

0.03

1

0.03

1. Harga jual lebih murah, dan volume lebih banyak
dari pesaing yang sudah lebih dulu ada
2.Jangkauan jaringan distribusi luas (traditional
channel), serta sistem distribusi outsourcing

manajemen dan staff eksekutifnya
5. Produk berkualitas internasional, menggunakan
bahan – bahan dari Indonesia
6. Memiliki satu pabrik produksi di Cikarang dengan
kapasitas produksi 36 ribu botol per jam
7. Pertumbuhan penjualan tahun 2011 naik hingga
2000 persen, dan penjualan mencapai 4,5 juta botol.
Kelemahan
1.Kurangnya pemahaman akan perilaku konsumen
(misal ketidakpuasan konsumen), karena sistem
distribusi outsourcing

harus menunggu lama
4.Brand/image produk “murah” akan sulit untuk
menjangkau konsumen atas
5.Sistem distribusi outsourcing dan konsinyiasi rentan
terhadap terjadinya kehilangan barang
6..Tidak

adanya

kontrol

terhadap

distributor

menyebabkan distributor kurang dapat di andalkan
7. Tidak adanya website khusus di Indonesia
Total

1

2.75

Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa skor bobot Big Cola adalah sebesar 2.75
merupakan skor bobot di atas rata-rata, di mana skor bobot rata-rata 2.5. Hal ini
mengindikasikan bahwa Big Cola memiliki posisi internal yang kuat. Diman faktor terpenting
Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 12
adalah keunggulan kompetitifnya yaitu harga murah dan isi lebih banyak dan ketersediaan
stock untuk penuhi permintaan. Dari Matriks Evaluasi Faktor Internal ini dapat di ketahui
hal-hal apa yang perlu diperbaiki, perlu di belinya mesin-mesin untuk meningkatkan
kapasitas produksi di pabrik, sehingga tidak ada lagi menunggu karena stok kosong. Selain
itu dapat pula di buat website khusus untuk Indonesia di mana, konsumen yang kurang puas
dapat menyampaikan keluhan melalui website tersebut.

Analisis Rantai Nilai ( Value Chain Analysis - VCA)
PRIMARY VALUE CHAIN

Marketing
& penjualan

Pembelian

Manufaktur

Distribusi

● Memilih pemasok
yang reliable
●Beli bahan baku
(termasuk botol
plastik kemasan)dari
pemasok
●Penanganan bahan
baku
●Gudang
●Penanganan
persediaan

● Memproses
bahan baku seperti
gula menjadi sirup
●Membuat botol
plastik kemasan
(PET)
●Memproses
bahan baku dan
kemasan
(packaging)

●Memproses order
●Gudang
●Penyimpanan
produk jadi
● Dikirim ke pusat
distribusi yang nanti
ke traditional market,
toko kecil/ke
supermarket melalui
perusahaan
independen
●Distributor
outsourcing

●Price fixing
●Promosi, iklan
produk
●Channel
distribusi dan
pemasaran
●Nilai konsumen,
biaya ke
konsumen,
komunikasi

SUPPORTING ACTIVITIES
Keuangan dan
Administrasi

Human
Resources

●Pencatatan,
laporan
keuangan
●Arus kas
masuk & keluar

●Perekrutan
●Pelatihan
●Penggajian

Analisis

:

Pengembangan
Teknologi
●Penelitian
produk baru
(rasa, varian)
●Desain produk
dan proses
●Penelitian
pasar

Infrastruktur

●IT
●Manajemen
●Legal

Pada primary value chain diatas di mulai dengan pembelian, di sini

perusahaan terlebih dahulu memilih pemasok yang reliable, terpercaya. Pemilihan ini
menjamin tidak hanya ketersediaan bahan baku yang terus-menerus, namun juga untuk
Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 13
menjaga kualitas dari bahan baku itu sendiri. Kemudian dalam aktivitas pembelian juga
terdapat penanganan bahan baku yang salah satunya meliputi pengecekan kualitas bahan,
sebenarnya hal ini tidak dibutuhkan jika kualitas bahan baku dari pemasok dari awal sudah
bagus. Dengan begitu aktivitas ini dapat dieliminasi dan dengan begitu mampu mengurangi
biaya tenaga kerja dan mempercepat cycle time nya. Kemudian aktivitas manufaktur, di sini
proses yang ada di pabrik sudah terotomatisasi sehingga juga lebih cepat dan hemat,
ditambah lagi dengan penguasaan teknologi untuk mengurangi biaya. Terdapat plant – plant
khusus untuk membuat botol PET dan gula menjadi sirup, sehingga penggunaannya optimal.
Lalu terdapat aktivitas distribusi, pada aktivitas ini produk Big Cola yang sudah jadi
kemudian di kirim ke supermarket / pusat distribusi melalui perusahaan independen. Hal ini
mengurangi biaya dari perusahaan, karena tidak perlu mempunyai/menyewa truk sendiri dan
sopir untuk distribusi. Dari pusat distribusi, para distributor outsourcing akan mengirim ke
berbagai pedagang eceran/pasar tradisional. Jangkauan luas dan distribusi berbiaya rendah ini
merupakan salah satu keunggulan kompetitif dari Big Cola. Dalam aktivitas distribusi ini
juga terdapat pemrosesan order dan penyimpanan barang jadi di gudang. Perlu dilakukan
minimalisasi biaya penyimpanan barang jadi, sehingga akan lebih baik jika perusahaan
menerapkan system JIT (Just In Time). Kemudian aktivitas marketing dan penjualan, di sini
Big Cola meminimalisasi biaya dengan sedikit iklan (misal di TV,billboard, media cetak),
strategi promosi dilakukan melalui sales-sales yang terjun ke tempat strategis, memasang
poster ataupun menjadi sponsor event yang berpotensi mengenalkan produk ke konsumen
dan tepat sasaran ke target konsumen. Kekurangan dari aktivitas rantai nilai di atas adalah
tidak adanya post sale service, dikarenakan distributor yang tidak terintegrasi, yang mana
dengan adanya post sale service, keluhan-keluhan konsumen dapat ditampung dan
ditindaklanjuti, sehingga apabila ada kinerja organisasi yang salah dapat diperbaiki. Tidak
adanya post sales service ini mungkin juga mempertimbangkan bahwa produk yang di buat
ini tidak begitu terdiferensiasi dan kompleks komponennya, berbeda dengan produk
teknologi yang terdapat servis atau garansi karena komponennya sendiri juga kompleks.
Secara keseluruhan, rantai nilai yang ada pada Big Cola sudah cukup baik, menginggat
keunggulan kompetitifnya adalah low cost, sehingga aktivitas rantai nilainya pun di tujukan
untuk meminimalkan biaya.

4. STRATEGI-STRATEGI DALAM TINDAKAN
Setelah menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada faktor-faktor
internal perusahaan/segmen bisnis, maupun faktor-faktor ekstenal yang mempengaruhi
Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 14
perusahaan, selanjutnya adalah memilih strategi alternative yang cocok bagi perusahaan.
Secara ringkas dapat ditarik fakor-faktor SWOT yang paling menonjol pada segmen bisnis
Big Cola ini. Kekuatan yang paling menonjol dan merupakan keunggulan kompetitif Big
Cola adalah harganya yang murah (low prices) dan volume yang lebih banyak (535 ml).
Kelemahannya adalah belum dapat memenuhi semua permintaan yang ada karena terbatasnya
kapasitas produksi. Peluangnya adalah ada pasar baru yang belum tergarap yaitu pasar
dengan konsumen low income/ yang dulu menganggap minuman berkarbonasi mahal.
Ancamannya adalah adanya pesaing yang sudah lama di Indonesia, yaitu Coca-cola , dan
menguasai pangsa pasar dengan porsi cukup besar, konsumen juga sudah loyal. Strategi yang
sesuai untuk diterapkan di perusahaan adalah :
Strategi Integrasi


Strategi integrasi kebelakang
Mengapa strategi ini?. Pertama adalah untuk mendukung keunggulan kompetitive
perusahaan yaitu low cost. Dengan bekerja sama dengan pemasok maka Big Cola
akan memperoleh keuntungan low cost itu dari 1) Berkurangnya biaya persedian dan
logistik, karena pengiriman lebih tepat waktu dan terpercaya. Kegiatan operasional
produksi di pabrik pun tidak terganggu 2) Kualitas pasokan bahan baku yang lebih
terjamin, karena perusahaan dapat terus memantau. 3) Dapat memenuhi kebutuhan
bahan baku jika kapasitas produksi ditambah. Strategi ini menurut saya efektif karena
pemasok yang ada sekarang tidak bisa memenuhi kebutuhan bahan baku untuk
penambahan kapasitas produksi yang akan di lakukan perusahaan. Padahal persaingan
di industri ini cukup ketat dan para competitor merupakan pemain lama, sehingga
dalam produksinya pun tidak boleh terlambat. Strategi integrasi kebelakang ini tidak
secara langsung menguasai pemasok perusahaan, tapi bertahap, dan dimulai dengan
melakukan kerjasama yang lebih intensif dan hubungan lebih dekat dengan pemasok
yang ada, serta tak lupa di perlukan pengawasan terhadap pemasok itu.

Strategi Intensif


Strategi Penetrasi Pasar
Karena produk Big Cola ini masih terbilang baru di Indonesia (sekitar 2 tahun), maka
diperlukan strategi penetrasi pasar, untuk mendapatkan pangsa pasar (market share)
yang lebih lebih besar. Dalam hal ini yang paling di butuhkan adalah upaya-upaya
pemasaran yang lebih besar. Untuk meningkatkan “brand awareness” dari konsumen,
beberapa strategi pemasaran sudah diterapkan oleh Big Cola. Strategi pemasaran itu

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 15
diantaranya adalah menjadi sponsor 4 klub English Premier League (EPL) Liga
Premier Inggris, selain itu mengadakan serangkaian event seperti: trip to England,
membawa trofi piala FA, dan mendatangkan klub Inggris, cara ini terbilang cukup
efektif karena banyak penduduk Indonesia yang suka dengan sepak bola Inggris.
Selain itu tim sales juga tidak hanya menawarkan produk Big Cola ke
modern/supermarket saja, namun juga ke traditional market dan pedagang eceran
yang juga efektif menjangkau konsumen. Strategi pemasaran lain yang dapat
dilakukan Big Cola adalah melaui menjadi sponsor dari pertandingan sepakbola
nasional Indonesia seperti ISL atau EPL, dengan jumlah penonton pertandingan itu
yang juga banyak tentu mampu meningkatkan brand awareness konsumen. Tidak
hanya skala nasional, menurut saya Big Cola dapat pula mensponsori pertandingan
misal futsal tingkat kampus, apalagi konsumen mahasiswa merupakan target tepat
karena merupakan konsumen yang senstitif terhadap harga, dengan harga murah,
kualitas terjamin dan isi yang lebih banyak yang ditawarkan Big Cola tentu
mahasiswa akan tertarik untuk membeli. Event nya pun tidak terbatas untuk event
olahraga namun bisa juga event seperti konser. Sehingga walaupun iklan di TV atau
media cetak sedikit, Big Cola tetap mampu memasarkan produknya. Selain itu yang
tidak kalah penting distributor, untuk itu Big Cola sendiri sudah menerapkan sistem
insentif yaitu apabila distributor mampu menjangkau ke daerah baru dan menjual
lebih banyak, maka insentif juga akan lebih banyak. Apalagi dengan distribusi
outsourcing yang sudah ada sekarang, biaya distribusi tidak mahal maka akan sangat
menunjang strategi ini, mengingat jumlah distributor yang banyak juga. Selain itu
yang dapat dilakukan Big Cola adalah memperbanyak jumlah titik stok (gudang),
gudang ini ditempatkan di area yang banyak terdapat retail, sehingga suplai terhadap
retail juga lebih cepat dan mudah. Strategi ini merupakan strategi yang efektif bagi
Big Cola karena 1) potensi pasar untuk minuman berkarbonasi ini, tampaknya akan
terus berkembang dan belum mencapai titik jenuh, apalagi pasar yang ditargetkan
oleh Big Cola sendiri merupakan pasar baru yang belum di garap oleh pesaing yang
sudah ada, sehingga berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. 2) Tingkat
konsumsi minuman berkarbonasi di Indonesia yang masih terbilang rendah (4 %),
dibandingkan dengan negara lain berpotensi untuk ditingkatkan konsumsinya.
Lima Strategi Generik Michael Porter
Pada 5 strategi generik Michael Porter, strategi yang paling tepat adalah strategi
kepemimpinan biaya tipe 2. Tipe 2 adalah strategi nilai terbaik yang menawarkan
Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 16
produk ke konsumen pada nilai harga terbaik di pasar. Strategi ini bertujuan untuk
menawarkan serangkaian produk dengan harga serendah mungkin dibandingkan
dengan pesaing dengan atribut serupa. Ukuran pasar dengan strategi ini cukup besar
dan kebanyakan target konsumennya peka terhadap harga. Dengan menggunakan
strategi ini, perusahaan harus memperoleh keunggulan kompetitif yang tidak mudah
ditiru pesaing, sehingga kepemimpinnya bertahan lama. Untuk memastikan bahwa
total biaya rantai nilai dapat lebih rendah dari pesaing ada 2 cara yaitu: 1 )
Menjalankan aktivitas-aktivitas rantain nilai yang lebih efektif dari pesaing, hal ini
dapat dilakukan dengan mengurangi biaya penyimpanan persediaan bahan baku
melalui JIT (Just In Time), mengubah tata letak pabrik, packaging yang lebih murah
dan penguasaan teknologi baru 2) Memperbarui rantai nilai perusahaan atau
memangkas aktivitas-aktivitas pada rantai nilai yang menambah biaya. Dapat
dilakukan dengan misalnya mencari pemasok baru yang lebih dapat diandalkan.

B. IMPLEMENTASI STRATEGI
5. ANALISIS DAN PILIHAN STRATEGI
Terdapat 3 tahap dalam analisa pilihan strategi, yaitu tahap input (Matriks EFE, Matriks IFE),
tahap pencocokan, dan tahap keputusan
TAHAP PENCOCOKAN
1) MATRIKS SWOT BIG COLA
Kekuatan (S)

Kelemahan (W)

Peluang (O)

Ancaman (T)

1. Harga jual lebih

1.Kurangnya pemahaman 1. Masih rendahnya

1. Konsumen semakin

murah, dan volume

akan perilaku konsumen

konsumsi minuman

sadar akan kesehatan

lebih banyak dari

(misal ketidakpuasan

karbonasi di Indonesia

pesaing yang sudah

konsumen), karena

yaitu sekitar 4 % (33

lebih dulu ada

sistem distribusi

L perkapita pertahun )

outsourcing
2.Jangkauan jaringan

2.Baru terdapat 1 pabrik

2. Penjualan minuman

2. Pesaing cukup kuat

distribusi luas

di Indonesia

berkarbonasi di

(yaitu Coca Cola) dan

(traditional channel),

Indonesia tahun ini

sudah memimpin

serta sistem distribusi

diperkirakan tumbuh

pasar minuman ringan

outsourcing

15% menjadi 790,4

dengan pangsa pasar

juta liter

40 %

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 17
3.Proses yang inovatif

3.Agen penjual Big Cola

3.Banyak konsumen

3.Tahun sebelumnya

untuk optimasi biaya

sering kehabisan stok dan di daerah sub

pertumbuhan

harus menunggu lama

urban/pedesaaan yang

penjualan pesaing

belum di jangkau

yaitu, Coca-Cola

produsen minuman

sebesar 18%

berkarbonasi lain
4.Mempunyai tenaga

4.Brand/image produk

4. Banyak konsumen

4.Harga BBM yang

kerja yang professional

“murah” akan sulit untuk

beranggapan bahwa

diperkiraan akan naik

pada manajemen dan

menjangkau konsumen

minuman

dapat mempengaruhi

staff eksekutifnya

atas

berkarbonasi masih

biaya produksi

mahal
5. Produk berkualitas

5.Sistem distribusi

5. Adanya keringanan

5.Tenaga kerja

internasional,

outsourcing dan

pajak dan insentif dari

Indonesia sering

menggunakan bahan –

konsinyiasi rentan

pemerintah untuk

bergejolak,

bahan dari Indonesia

terhadap terjadinya

investasi asing

produktifitas juga

kehilangan barang

terbilang rendah

6. Memiliki satu pabrik

6..Tidak adanya kontrol

6. Jumlah konsumen

6.Lahan untuk pabrik

produksi di Cikarang

terhadap distributor

yang cukup besar

di Jawa sedikit

dengan kapasitas

menyebabkan distributor

(sekitar 50 % dari 240

produksi 36 ribu botol

kurang dapat di andalkan

juta penduduk

per jam

Indonesia di bawah 29
tahun)

7. Pertumbuhan

7. Tidak adanya website

penjualan tahun 2011

khusus di Indonesia

naik hingga 2000
persen, dan penjualan
mencapai 4,5 juta
botol.
Strategi SO

Strategi WO

Strategi ST

Strategi WT

1. Memperbanyak

1.Membuka website,

1.Analisa aktivitas

1.Melakukan variasi

distributor outsourcing

yang memfasilitasi

rantai nilai yang dapat

produk (produk

di daerah jauh dari kota

keluhan pelanggan (W1,

dieleminasi sehingga

premium dengan

(S2, O2)

W7, O2)

dapat menekan biaya

harga lebih mahal)

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 18
(S3, T4)

(W4, T2)

2.Dalam promosi

2.Menambah kapasitas

2.Mengenali dan

2.Membangun lahan

produk ditekankan

produksi di pabrik

mengidentifikasi

pabrik baru di

pada harga dan volume

(W3,W2,O2)

kebutuhan karyawan,

kawasan industri (W2,

mengadakan training

T6)

(S1, O4, O3)

(S4, T5)
3. Menjadi sponsor

3. Gencar melakukan

2.Menambah

event-event besar ,

strategi pemasaran

kapasitas produksi di

memperkenalkan rasa

dan perluasan

pabrik (W3, T3)

dan variasi produk, dan

distribusi (S1, S2, T2)

kemasan baru (W4, O6)
4.Inovasi produk
dengan pemanis alami
yang lebih sehat (S5,
T1)

2) MATRIKS SPACE BIG COLA
Kekuatan Finansial (FS)

Peringkat

Pertumbuhan penjualan naik hingga 2000%. Pada tahun 2011

4

Kekuatan Industri (IS)
Penjualan minuman berkarbonasi di Indonesia tahun ini diperkirakan

5

tumbuh 15% menjadi 790,4 juta liter
Masih rendahnya konsumsi minuman di Indonesia

4

Tingginya jumlah konsumen baru (populasi umur di bawah 29 tahun)

3
Total 12

Stabilitas Lingkungan (ES)
Inflasi cukup rendah 3.79 tahun 2011

-3

Rentang harga produk pesaing Rp.4500 - Rp.6000

-4
Total -7

Keunggulan Kompetitif (CA)
Big Cola mempunyai harga yang lebih murah (Rp.3000) dengan isi lebih

-2

banyak (535ml)

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 19
Pangsa pasar mencapai 25 %

-2

Bahan baku menggunakan produk lokal

-3
Total -7

Kesimpulan
Rata-rata ES= -7 : 2 = -3.5

Rata-rata IS= 12 :3 = 4

Rata-rata CA= -7 : 3 = -2.333

Rata-rata FS = 4 : 1 = 4

Koordinat arah vector : sumbu x: -2.333 + 4 = + 1.677≈ 1.7
Sumbu y: -3.5 +4 = -5
Big Cola sebaiknya menjalankan Strategi Kompetitif

Profil Kompetitif

FS

IS

CA

●

(1.7 , -5)

ES

Sesuai dengan profil kompetitif di atas, strategi yang paling sesuai untuk perusahaan adalah
strategi kompetitif. Strategi kompetitif ini mencakup integrasi ke belakang, integrasi ke
depan, integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk.
Melalui matriks ini juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif
yang besar dalam industri yang tumbuh. Kemudian untuk Big Cola sendiri yang paling sesuai
adalah strategi penetrasi pasar, selain karena Big Cola merupakan pemain baru di industri
minuman berkarbonasi di Indonesia, Big Cola juga ingin memperoleh pangsa pasar yang
lebih besar di Industri ini. Salah satu caranya adalah memperkuat pemasaran dan perluas
jangkauan distribusinya. Kemungkinan strategi lain yang dapat dilakukan adalah
pengembangan produk. Hal ini juga perlu dilakukan karena pesaing yang ada yaitu CocaCola sudah memperoleh pangsa pasar yang cukup besar di Indonesia dan membuat loyalitas
Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 20
konsumen cukup tinggi. Agar mampu menandingi maka Big Cola perlu melakukan inovasi
dalam produknya mungkin dari segi kemasan agar lebih menarik, menambah variasi rasa-rasa
baru seperti apel atau nanas. Jadi, yang paling sesuai untuk Big Cola adalah 2 alternatif
strategi tadi.

TAHAP KEPUTUSAN
MATRIKS PERENCANAAN STRATEGI KUANTITATIF (QSPM)
1.Melakukan
inovasi produk ,
kemasan baru
dan variasi rasa

ALTERNATIF STRATEGI

Faktor-faktor utama
Peluang
1. Masih rendahnya konsumsi minuman karbonasi di

2.Memperkuat
pemasaran dan
perluas
jangkauan
distribusi
AS
TAS

Bobot

AS

TAS

0.15

4

0.60

2

0.3

0.09

3

0.27

4

0.36

0.08

3

0.24

4

0.32

0.08

-

-

0.06

-

-

0.09

2

Indonesia yaitu sekitar 4 % (33 L perkapita pertahun )
2. Penjualan minuman berkarbonasi di Indonesia tahun
ini diperkirakan tumbuh 15% menjadi 790,4 juta liter
3.Banyak konsumen di daerah sub urban/pedesaaan
yang belum di jangkau produsen minuman
berkarbonasi lain
4. Banyak konsumen beranggapan bahwa minuman
berkarbonasi masih mahal
5. Adanya keringanan pajak dan insentif dari
pemerintah untuk investasi asing
6. Jumlah konsumen yang cukup besar (sekitar 50 %

0.18

4

0.36

dari 240 juta penduduk Indonesia di bawah 29 tahun)
-

Ancaman
1. Konsumen semakin sadar akan kesehatan

0.12

4

0.48

1

0.12

2. Pesaing cukup kuat (yaitu Coca Cola) dan sudah

0.07

4

0.28

3

0.21

0.06

-

0.1

1

memimpin pasar minuman ringan dengan pangsa pasar
40 %
3.Tahun sebelumnya pertumbuhan penjualan pesaing

-

yaitu, Coca-Cola sebesar 18%
4.Harga BBM yang diperkiraan akan naik dapat

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

0.10

3

Page 21

0.3
mempengaruhi biaya produksi
0.05

-

-

0.05

-

-

0.15

2

0.3

4

0.1

1

0.1

4

3.Proses yang inovatif untuk optimasi biaya

0.08

4

0.32

4.Mempunyai tenaga kerja yang professional pada

0.06

-

0.07

4

5.Tenaga kerja Indonesia sering bergejolak,
produktifitas juga terbilang rendah
6.Lahan untuk pabrik di Jawa sedikit
Kekuatan (S)
1. Harga jual lebih murah, dan volume lebih banyak
dari pesaing yang sudah lebih dulu ada
2.Jangkauan jaringan distribusi luas (traditional

0.6

channel), serta sistem distribusi outsourcing

0.4

1

0.08

-

manajemen dan staff eksekutifnya
5. Produk berkualitas internasional, menggunakan

0.28

1

bahan – bahan dari Indonesia
6. Memiliki satu pabrik produksi di Cikarang dengan

0.07
0.05

-

0.06

3

-

kapasitas produksi 36 ribu botol per jam
7. Pertumbuhan penjualan tahun 2011 naik hingga 2000

0.18

4

persen, dan penjualan mencapai 4,5 juta botol.

0.24

Kelemahan (W)
0.08

-

-

2.Baru terdapat 1 pabrik di Indonesia

0.07

-

-

3.Agen penjual Big Cola sering kehabisan stok dan

0.13

1

0.13

0.04

4

0.16

0.04

-

-

0.04

-

-

0.03

1

1.Kurangnya pemahaman akan perilaku konsumen
(misal ketidakpuasan konsumen), karena sistem
distribusi outsourcing

4

harus menunggu lama
4.Brand/image produk “murah” akan sulit untuk

0.52

3

menjangkau konsumen atas
5.Sistem distribusi outsourcing dan konsinyiasi rentan

0.12

terhadap terjadinya kehilangan barang
6..Tidak adanya kontrol terhadap distributor
menyebabkan distributor kurang dapat di andalkan
7. Tidak adanya website khusus di Indonesia
TOTAL
Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

0.03

4

3.65

0.12
4.12

Page 22
Dari analisis di atas terlihat bahwa strategi 1) .Melakukan inovasi produk baru dan variasi
rasa mendapat jumlah kesuluruhan daya tarik total sebesar 3.65, sedangkan strategi 2)
Memperkuat pemasaran dan perluas jangkauan distribusi memperoleh 4.12. Berdasarkan
jumlah tersebut mengindikasikan bahwa bisnis perlu memperkuat pemasaran dan perluas
jangkauan distribusi, strategi ke 2 merupakan strategi yang terbaik. Strategi ini dirasa tepat
karena peluang di industri minuman berkarbonasi yang masih besar, didukung dengan
populasi penduduk Indonesia yang berusia muda yang besar, tingkat konsumsi minuman
berkarbonasi yang rendah (sehingga dapat di tingkatkan dengan perkuat promosi dan
distribusi), animo masyarakat Indonesia terhadap Big Cola yang besar (terbukti dengan
pertumbuhan penjualan yang besar dalam jangka waktu kurang dari 2 tahun), keunggulan
kompetitif low cost yang dimiliki Big Cola dan tidak dimiliki pesaing lain. Strategi promosi
dapat dilakukan dalam berbagai hal seperti menjadi sponsor event-event di kampus, yang
notabene banyak terdapat mahasiswa yang merupakan target konsumen yang sesuai bagi Big
Cola. Event-event ini tidak hanya mencakup event olahraga, namun juga event seperti konser
atau pentas seni.Kemudian, karena tergolong baru dan jarang mengiklankan di TV, untuk
mengenalkan produk ini ke masyarakat harus melalui jemput bola, yang mana bagian sales
langsung mendatangi toko-toko atau ke pasar tradisional untuk menawarkan Big Cola ini dan
memberikan poster untuk edukasi kepada konsumen. Dengan cara promosi semacam itu,
pesan yang ingin disampaikan Big Cola akan tepat sasaran langsung ke konsumen. Jaringan
distribusi pun dapat diperluas dengan memberi insentif apabila distributor outsourcing yang
ada mampu menjual ke daerah baru, jadi semakin banyak daerah yang di jangkau, semakin
banyak yang di jual, maka insentif yang ada juga semakin banyak. Dengan memperkuat
promosi dan memperluas jaringan distribusi, Big Cola tentu dapat meraih pangsa pasar yang
besar di Indonesia dan mengamankan posisinya di industri minuman ringan.

KESIMPULAN

Big Cola yang merupakan segmen bisnis dari PT.AJE INDONESIA termasuk pemain
baru di industry minuman berkarbonasi di Indonesia. Di pasarkan tahun 2010 di Indonesia,
Big Cola mampu menarik konsumen untuk mencoba minuman asal Peru ini. Hal ini
dikarenakan salah satu keunggulan kompetitifnya yaitu produknya yang murah dengan isi
lebih banyak dari pesaingnya (Coca-Cola). Keunggulan ini dapat di capai dengan
meminimalisir biaya produksi melalui inovasi dalam teknologi, pembuatan rasa sirup sendiri
dan sistem distribusi outsourcing (yang mengurangi biaya truk dan sopir).
Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 23
Walaupun begitu Big Cola juga memiliki kelemahan-kelemahan dari sistemnya
tersebut, salah satunya adalah kapasitas produksi yang masih kurang dan keluhan konsumen
yang tidak dapat tersalurkan dengan baik. Hal lain yang sangat mempengaruhi adalah pesaing
(Coca-Cola) yang sudah lama berdiri di Indonesia, mempunyai pangsa pasar yang cukup
besar dan loyalitas pelanggan yang tinggi (dan biasanya tidak sensitif terhadap harga). Brand
pesaing yang sudah kuat ini merupakan salah satu kendala yang dihadapi
Sehingga untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar dan menjadikan pelanggan
loyal terhadap produk Big Cola diperlukan strategi yang sesuai. Setelah melalui serangkaian
proses, matriks, dan analisa, maka strategi yang sesuai adalah penetrasi pasar melalui
pemasaran yang kuat dan perluasaan jangkauan distribusi. Strategi promosi juga harus tepat
sasaran dan tetap meminimalkan biaya. Apabila strategi tersebut dijalankan, maka diharapkan
Big Cola mampu meraih pangsa pasar yang besar dan mengamankan posisinya di industri
minuman ringan Indonesia.

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 24
DAFTAR PUSTAKA


David, Fred R.2009. Manajemen Strategis Konsep, Edisi 12. Jakarta : Salemba Empat



Aruman, Edhy.2011. Marketing With Minimalize Adv, (online), (http://edhyaruman.blogspot.com/2011/12/marketing-with-minimalize-adv.html, diakses 28
Maret 2012).



Prastowo, Mahar.2011. Bola,Komunikasi Strategis Pemasaran Big Cola, (online),
(http://www.generasiindonesia.com/berita-242-.html, diakses 28 Maret 2012).



Rosita, Maria.2011. Pasar Minuman Cola Semakin Segar, (online),
(http://industri.kontan.co.id/rubrik/manufaktur/pasar minuman cola semakin segar,
diakses 28 Maret 2012).



Anonim.2011. Big Cola Akan Mendatangkan Klub Liga Inggris Ke Indonesia,
(online), (http://mediasinartimur.com/big-cola-akan-mendatangkan-klub-liga-inggriske-indonesia.html, diakses 31 Maret 2012).



Anonim. Vision & Mission, (online), (http://www.ajegroup.com/eng/misionvision.php.htm, diakses 28 Maret 2012).



Gammayani, Listya. Minuman, (online), (http://potcream.web.id/?s=minuman,
diakses 31 Maret 2012).



De Ridder, Philippe.2011. Aje vs Coca-Cola Disruptive Business Model Innovation In
The Soda Market, (online), (http://www.boardofinnovation.com/2011/07/06/aje-vscoca-cola-disruptive-business-model-innovation-in-the-soda-market/, diakses 31
Maret 2012).



Marr, Bernard. Balance Scorecard, (online), (http://www.apinstitute.com/Balanced%20Scorecard.html, diakses 15 April 2012).



Anonim. BalScoreMain, (online), (http://www.maaw.info/BalScoreMain.htm, diakses
15 April 2012).



Wicaksono, Arif.2012. Keringanan Pajak Naikkan Investasi Asing, (online),
(http://www.tribunnews.com/2012/04/23/keringanan-pajak-naikan-invetasi-asing.htm,
diakses 28 April 2012).



Heri, Susanto.2010. Indonesia Calon Kekuatan Ekonomi Baru Dunia, (online),
(http://fokus.vivanews.com/news/read/186419-indonesia--calon-kekuatan-ekonomibaru-dunia.htm, diakses 28 April 2012).

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 25


Anonim.2011. Dua Kebijakan Pemerintah Hambat Pertumbuhan Industri Minuman,
(online), (http://www.indonesiafinancetoday.com/read/5209/Dua-KebijakanPemerintah-Hambat-Pertumbuhan-Industri-Minuman, diakses 28 April 2012).



Nugroho, Kristanto. 2012. Kekuatan Ekonomi Indonesia Semakin Berotot, (online),
(http://www.vibiznews.com/column/economy/2012/05/01/kekuatan-ekonomiindonesia-semakin-berotot--/, diakses 28 April 2012).



Anonim. 2012. Demography Bonus, (online),
(http://static.itoday.co.id/images/stories/itoday-images/demographybonus, diakses 28
April 2012).



LAMPIRAN

STRUKTUR ORGANISASI PT. AJE INDONESIA
Human Resources

Administration &
Finances

Global Quality

Fiscal
Boards of Director

Executive
Corporate
President
Legal

Communicatian &
Corporate Affair

IT

Purchases

Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia

Page 26

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariahManajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariahSyauqi Syaugi
 
MATERI NILAI YANG DISESUAIKAN DENGAN RISIKO (RISK ADJUSTED VALUE)
MATERI NILAI YANG DISESUAIKAN DENGAN RISIKO (RISK ADJUSTED VALUE)MATERI NILAI YANG DISESUAIKAN DENGAN RISIKO (RISK ADJUSTED VALUE)
MATERI NILAI YANG DISESUAIKAN DENGAN RISIKO (RISK ADJUSTED VALUE)rerenanggunw
 
DASAR-DASAR KORESPONDENSI BISNIS
DASAR-DASAR KORESPONDENSI BISNISDASAR-DASAR KORESPONDENSI BISNIS
DASAR-DASAR KORESPONDENSI BISNISINDAHMAWARNI1
 
KEWIRAUSAHAAN PEMUDA.ppt
KEWIRAUSAHAAN PEMUDA.pptKEWIRAUSAHAAN PEMUDA.ppt
KEWIRAUSAHAAN PEMUDA.pptdisdagtapin
 
Marketing management jilid 1 philip kotler
Marketing management jilid 1 philip kotlerMarketing management jilid 1 philip kotler
Marketing management jilid 1 philip kotlerFikri Wahyudi
 
Bisnis minuman boba
Bisnis minuman bobaBisnis minuman boba
Bisnis minuman bobaPutriIlmiyah
 
PRODUKSI DAN JASA PEMBUATAN BAJU,KAOS,JAKET,JERSEY DLL
PRODUKSI DAN JASA PEMBUATAN BAJU,KAOS,JAKET,JERSEY DLLPRODUKSI DAN JASA PEMBUATAN BAJU,KAOS,JAKET,JERSEY DLL
PRODUKSI DAN JASA PEMBUATAN BAJU,KAOS,JAKET,JERSEY DLLahmad_hs
 
Dasar-dasar komunikasi bisnis
Dasar-dasar komunikasi bisnisDasar-dasar komunikasi bisnis
Dasar-dasar komunikasi bisnisBeleke MetAll
 
Mungkinkah Memulai Usaha Tanpa Modal?
Mungkinkah Memulai Usaha Tanpa Modal?Mungkinkah Memulai Usaha Tanpa Modal?
Mungkinkah Memulai Usaha Tanpa Modal?Feizal Karim
 
Administrasi jaringan komputer_part_2
Administrasi jaringan komputer_part_2Administrasi jaringan komputer_part_2
Administrasi jaringan komputer_part_2Rolly Yesputra
 
Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)
Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)
Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)syafii_ahmad
 
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumenChapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumenReni Kurniati
 
Bisnis konvensional, waralaba, e commerce (pertemuan 5)
Bisnis konvensional, waralaba, e commerce (pertemuan 5)Bisnis konvensional, waralaba, e commerce (pertemuan 5)
Bisnis konvensional, waralaba, e commerce (pertemuan 5)syafii_ahmad
 
Collection Strategy
Collection Strategy Collection Strategy
Collection Strategy nazarji
 

Mais procurados (20)

Teori bagi hasil
Teori bagi hasilTeori bagi hasil
Teori bagi hasil
 
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariahManajemen bank dan lembaga keuangan syariah
Manajemen bank dan lembaga keuangan syariah
 
Kewirausahaan 2016
Kewirausahaan 2016Kewirausahaan 2016
Kewirausahaan 2016
 
MATERI NILAI YANG DISESUAIKAN DENGAN RISIKO (RISK ADJUSTED VALUE)
MATERI NILAI YANG DISESUAIKAN DENGAN RISIKO (RISK ADJUSTED VALUE)MATERI NILAI YANG DISESUAIKAN DENGAN RISIKO (RISK ADJUSTED VALUE)
MATERI NILAI YANG DISESUAIKAN DENGAN RISIKO (RISK ADJUSTED VALUE)
 
DASAR-DASAR KORESPONDENSI BISNIS
DASAR-DASAR KORESPONDENSI BISNISDASAR-DASAR KORESPONDENSI BISNIS
DASAR-DASAR KORESPONDENSI BISNIS
 
KEWIRAUSAHAAN PEMUDA.ppt
KEWIRAUSAHAAN PEMUDA.pptKEWIRAUSAHAAN PEMUDA.ppt
KEWIRAUSAHAAN PEMUDA.ppt
 
Ke imm-an
Ke imm-anKe imm-an
Ke imm-an
 
Marketing management jilid 1 philip kotler
Marketing management jilid 1 philip kotlerMarketing management jilid 1 philip kotler
Marketing management jilid 1 philip kotler
 
proses komunikasi efektif
proses komunikasi efektifproses komunikasi efektif
proses komunikasi efektif
 
Bisnis minuman boba
Bisnis minuman bobaBisnis minuman boba
Bisnis minuman boba
 
PRODUKSI DAN JASA PEMBUATAN BAJU,KAOS,JAKET,JERSEY DLL
PRODUKSI DAN JASA PEMBUATAN BAJU,KAOS,JAKET,JERSEY DLLPRODUKSI DAN JASA PEMBUATAN BAJU,KAOS,JAKET,JERSEY DLL
PRODUKSI DAN JASA PEMBUATAN BAJU,KAOS,JAKET,JERSEY DLL
 
Dasar-dasar komunikasi bisnis
Dasar-dasar komunikasi bisnisDasar-dasar komunikasi bisnis
Dasar-dasar komunikasi bisnis
 
Mungkinkah Memulai Usaha Tanpa Modal?
Mungkinkah Memulai Usaha Tanpa Modal?Mungkinkah Memulai Usaha Tanpa Modal?
Mungkinkah Memulai Usaha Tanpa Modal?
 
Administrasi jaringan komputer_part_2
Administrasi jaringan komputer_part_2Administrasi jaringan komputer_part_2
Administrasi jaringan komputer_part_2
 
Bank BTN
Bank BTNBank BTN
Bank BTN
 
Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)
Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)
Proposal bisnis es cincau jelly susu (pertemuan 7)
 
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumenChapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
Chapter 8 pembentukan dan pengubahan sikap konsumen
 
Bisnis konvensional, waralaba, e commerce (pertemuan 5)
Bisnis konvensional, waralaba, e commerce (pertemuan 5)Bisnis konvensional, waralaba, e commerce (pertemuan 5)
Bisnis konvensional, waralaba, e commerce (pertemuan 5)
 
Collection Strategy
Collection Strategy Collection Strategy
Collection Strategy
 
Kiehl's Marketing Plan
Kiehl's  Marketing Plan Kiehl's  Marketing Plan
Kiehl's Marketing Plan
 

Destaque

Tugas manajemen strategik afrizon saputra
Tugas manajemen strategik afrizon saputraTugas manajemen strategik afrizon saputra
Tugas manajemen strategik afrizon saputraAfrizon Saputra
 
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkLaporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkTIUPH2013
 
Blue ocean strategy (dara,nindy,widya)
Blue ocean strategy (dara,nindy,widya)Blue ocean strategy (dara,nindy,widya)
Blue ocean strategy (dara,nindy,widya)Widya Mauretya
 
Peerless Media Group
Peerless Media GroupPeerless Media Group
Peerless Media GroupJoanneMeurer
 
Makalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganMakalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganSeptian Muna Barakati
 
Tm 3 Analisa Lingkungan Internal
Tm 3 Analisa Lingkungan InternalTm 3 Analisa Lingkungan Internal
Tm 3 Analisa Lingkungan InternalAchmad Rozi El Eroy
 
Public relations
Public relationsPublic relations
Public relationscoburgpsych
 
Profil gugus matahari 2013
Profil gugus matahari 2013Profil gugus matahari 2013
Profil gugus matahari 2013Tepy Fauzy
 
Walmart distribution mind map
Walmart  distribution mind mapWalmart  distribution mind map
Walmart distribution mind mapMustahid Ali
 
Format Cover Tugas Observasi Lapangan
Format  Cover Tugas Observasi LapanganFormat  Cover Tugas Observasi Lapangan
Format Cover Tugas Observasi Lapanganirawan afrianto
 
CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR
CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR
CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR Asep Awaludin
 
Laporan Strategi Perusahaan: Bank Mandiri
Laporan Strategi Perusahaan: Bank MandiriLaporan Strategi Perusahaan: Bank Mandiri
Laporan Strategi Perusahaan: Bank MandiriTIUPH2013
 
Analisis Strategi Industri Garuda (Berdasarkan Laporan Tahunan 2012)
Analisis Strategi Industri Garuda (Berdasarkan Laporan Tahunan 2012)Analisis Strategi Industri Garuda (Berdasarkan Laporan Tahunan 2012)
Analisis Strategi Industri Garuda (Berdasarkan Laporan Tahunan 2012)Suri Nur Rachmawati
 
Ryanair Strategic Study
Ryanair Strategic StudyRyanair Strategic Study
Ryanair Strategic StudyMichael Choi
 
Coca cola company strategies
Coca cola company strategiesCoca cola company strategies
Coca cola company strategiescomsats
 
Matrixes analysis of Pepsico (Final project of managerial policy (computerized)
Matrixes analysis of Pepsico (Final project of managerial policy (computerized)Matrixes analysis of Pepsico (Final project of managerial policy (computerized)
Matrixes analysis of Pepsico (Final project of managerial policy (computerized)Muhammad Yasir
 

Destaque (20)

Manajemen stratejik
Manajemen stratejikManajemen stratejik
Manajemen stratejik
 
Tugas manajemen strategik afrizon saputra
Tugas manajemen strategik afrizon saputraTugas manajemen strategik afrizon saputra
Tugas manajemen strategik afrizon saputra
 
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia TbkLaporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
Laporan Analisis Strategi Perusahaan - PT Garuda Indonesia Tbk
 
Blue ocean strategy (dara,nindy,widya)
Blue ocean strategy (dara,nindy,widya)Blue ocean strategy (dara,nindy,widya)
Blue ocean strategy (dara,nindy,widya)
 
Peerless Media Group
Peerless Media GroupPeerless Media Group
Peerless Media Group
 
Makalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persainganMakalah analisis industri dan persaingan
Makalah analisis industri dan persaingan
 
Tm 3 Analisa Lingkungan Internal
Tm 3 Analisa Lingkungan InternalTm 3 Analisa Lingkungan Internal
Tm 3 Analisa Lingkungan Internal
 
Manajemen strategik
Manajemen strategikManajemen strategik
Manajemen strategik
 
Public relations
Public relationsPublic relations
Public relations
 
lingkungan eksternal
lingkungan eksternallingkungan eksternal
lingkungan eksternal
 
Profil gugus matahari 2013
Profil gugus matahari 2013Profil gugus matahari 2013
Profil gugus matahari 2013
 
Walmart
WalmartWalmart
Walmart
 
Walmart distribution mind map
Walmart  distribution mind mapWalmart  distribution mind map
Walmart distribution mind map
 
Format Cover Tugas Observasi Lapangan
Format  Cover Tugas Observasi LapanganFormat  Cover Tugas Observasi Lapangan
Format Cover Tugas Observasi Lapangan
 
CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR
CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR
CONTOH BALANCE SCORE CARD SEKOLAH DASAR
 
Laporan Strategi Perusahaan: Bank Mandiri
Laporan Strategi Perusahaan: Bank MandiriLaporan Strategi Perusahaan: Bank Mandiri
Laporan Strategi Perusahaan: Bank Mandiri
 
Analisis Strategi Industri Garuda (Berdasarkan Laporan Tahunan 2012)
Analisis Strategi Industri Garuda (Berdasarkan Laporan Tahunan 2012)Analisis Strategi Industri Garuda (Berdasarkan Laporan Tahunan 2012)
Analisis Strategi Industri Garuda (Berdasarkan Laporan Tahunan 2012)
 
Ryanair Strategic Study
Ryanair Strategic StudyRyanair Strategic Study
Ryanair Strategic Study
 
Coca cola company strategies
Coca cola company strategiesCoca cola company strategies
Coca cola company strategies
 
Matrixes analysis of Pepsico (Final project of managerial policy (computerized)
Matrixes analysis of Pepsico (Final project of managerial policy (computerized)Matrixes analysis of Pepsico (Final project of managerial policy (computerized)
Matrixes analysis of Pepsico (Final project of managerial policy (computerized)
 

Semelhante a Strategi Big Cola

Proposal PKM Bannice
Proposal PKM BanniceProposal PKM Bannice
Proposal PKM BanniceNovi Ariani
 
Sistem informasi pt aqua 43219110140 ranny lestari
Sistem informasi pt aqua 43219110140 ranny lestariSistem informasi pt aqua 43219110140 ranny lestari
Sistem informasi pt aqua 43219110140 ranny lestariRannyLestari1
 
strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
 strategi sdm dalam menghadapi persaingan global. strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.Immawan Awaluddin
 
PENGARUH CRM TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN.pdf
PENGARUH CRM TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN.pdfPENGARUH CRM TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN.pdf
PENGARUH CRM TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN.pdfabib101
 
5, kwh, agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, model bisnis konvensional, ...
5, kwh, agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, model bisnis konvensional, ...5, kwh, agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, model bisnis konvensional, ...
5, kwh, agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, model bisnis konvensional, ...AgungRismawan1
 
KEL 1 APLIKASI KEWIRAUSAHAAN-1.pptx
KEL 1 APLIKASI KEWIRAUSAHAAN-1.pptxKEL 1 APLIKASI KEWIRAUSAHAAN-1.pptx
KEL 1 APLIKASI KEWIRAUSAHAAN-1.pptxPTPandujayaGemilangA
 
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIMHambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIMdhibah
 
15,sm, lusiana, prof. dr. ir. hapzi ali,mm, cma, perview pertemuan 9 14, univ...
15,sm, lusiana, prof. dr. ir. hapzi ali,mm, cma, perview pertemuan 9 14, univ...15,sm, lusiana, prof. dr. ir. hapzi ali,mm, cma, perview pertemuan 9 14, univ...
15,sm, lusiana, prof. dr. ir. hapzi ali,mm, cma, perview pertemuan 9 14, univ...ana_sari
 
Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...
Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...
Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...shindydiana1
 
perubahan paradigma dan daya saing UMKM di Kota Palu selama pandemi covid19.pptx
perubahan paradigma dan daya saing UMKM di Kota Palu selama pandemi covid19.pptxperubahan paradigma dan daya saing UMKM di Kota Palu selama pandemi covid19.pptx
perubahan paradigma dan daya saing UMKM di Kota Palu selama pandemi covid19.pptxradit26
 
Strategi Produk
Strategi ProdukStrategi Produk
Strategi Produkeriskan
 
Analisis efektivitas iklan sebagai sarana strategi pemasaran produk fresh tea
Analisis efektivitas iklan sebagai sarana strategi pemasaran produk fresh teaAnalisis efektivitas iklan sebagai sarana strategi pemasaran produk fresh tea
Analisis efektivitas iklan sebagai sarana strategi pemasaran produk fresh tealevana412y
 
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010Alen Pepa
 
Bussines Idea Plan Skuy Meal Box
Bussines Idea Plan Skuy Meal BoxBussines Idea Plan Skuy Meal Box
Bussines Idea Plan Skuy Meal BoxSaski Daniwardani
 

Semelhante a Strategi Big Cola (20)

Proposal PKM Bannice
Proposal PKM BanniceProposal PKM Bannice
Proposal PKM Bannice
 
Sistem informasi pt aqua 43219110140 ranny lestari
Sistem informasi pt aqua 43219110140 ranny lestariSistem informasi pt aqua 43219110140 ranny lestari
Sistem informasi pt aqua 43219110140 ranny lestari
 
The Diyours Way
The Diyours WayThe Diyours Way
The Diyours Way
 
strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
 strategi sdm dalam menghadapi persaingan global. strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
strategi sdm dalam menghadapi persaingan global.
 
PENGARUH CRM TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN.pdf
PENGARUH CRM TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN.pdfPENGARUH CRM TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN.pdf
PENGARUH CRM TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN.pdf
 
Makalah konsep bisnis
Makalah konsep bisnisMakalah konsep bisnis
Makalah konsep bisnis
 
PPT LAPORAN VISCOM.pptx
PPT LAPORAN VISCOM.pptxPPT LAPORAN VISCOM.pptx
PPT LAPORAN VISCOM.pptx
 
Pemasaran translate ok
Pemasaran translate okPemasaran translate ok
Pemasaran translate ok
 
5, kwh, agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, model bisnis konvensional, ...
5, kwh, agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, model bisnis konvensional, ...5, kwh, agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, model bisnis konvensional, ...
5, kwh, agung rismawan, prof. dr. hapzi ali, cma, model bisnis konvensional, ...
 
KEL 1 APLIKASI KEWIRAUSAHAAN-1.pptx
KEL 1 APLIKASI KEWIRAUSAHAAN-1.pptxKEL 1 APLIKASI KEWIRAUSAHAAN-1.pptx
KEL 1 APLIKASI KEWIRAUSAHAAN-1.pptx
 
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIMHambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
Hambatan dan Tantangan dalam Implementasi SIM
 
15,sm, lusiana, prof. dr. ir. hapzi ali,mm, cma, perview pertemuan 9 14, univ...
15,sm, lusiana, prof. dr. ir. hapzi ali,mm, cma, perview pertemuan 9 14, univ...15,sm, lusiana, prof. dr. ir. hapzi ali,mm, cma, perview pertemuan 9 14, univ...
15,sm, lusiana, prof. dr. ir. hapzi ali,mm, cma, perview pertemuan 9 14, univ...
 
Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...
Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...
Bisnis internasional,6,shindy diana f,prof.dr.hapzi ali, ir, cma, mm, mpm, ke...
 
perubahan paradigma dan daya saing UMKM di Kota Palu selama pandemi covid19.pptx
perubahan paradigma dan daya saing UMKM di Kota Palu selama pandemi covid19.pptxperubahan paradigma dan daya saing UMKM di Kota Palu selama pandemi covid19.pptx
perubahan paradigma dan daya saing UMKM di Kota Palu selama pandemi covid19.pptx
 
Strategi Produk
Strategi ProdukStrategi Produk
Strategi Produk
 
Analisis efektivitas iklan sebagai sarana strategi pemasaran produk fresh tea
Analisis efektivitas iklan sebagai sarana strategi pemasaran produk fresh teaAnalisis efektivitas iklan sebagai sarana strategi pemasaran produk fresh tea
Analisis efektivitas iklan sebagai sarana strategi pemasaran produk fresh tea
 
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
Modul manajemen-stratejik-bab-12-mei-2010
 
Bussines Idea Plan Skuy Meal Box
Bussines Idea Plan Skuy Meal BoxBussines Idea Plan Skuy Meal Box
Bussines Idea Plan Skuy Meal Box
 
2011 2-00360-ak bab1001
2011 2-00360-ak bab10012011 2-00360-ak bab1001
2011 2-00360-ak bab1001
 
2011 2-00360-ak bab1001
2011 2-00360-ak bab10012011 2-00360-ak bab1001
2011 2-00360-ak bab1001
 

Strategi Big Cola

  • 1. PERENCANAAN STRATEGI SEGMEN BISNIS BIG COLA (PT.AJE INDONESIA) DI INDONESIA TUGAS MANAJEMEN STRATEGI OLEH : GRACIA MASITA 105020300111019 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012
  • 2. Profil Singkat Nama Perusahaan : PT.AJE INDONESIA Segmen Bisnis : Big Cola Industri : Minuman ringan berkarbonasi Dipasarkan di Indonesia : Agustus 2010 Ulasan Singkat : Pada perencanaan manajemen strategis berikut akan berfokus pada segmen bisnis PT.Aje Indonesia yaitu Big Cola. Big Cola sendiri merupakan minuman berkarbonasi yang di jual seharga Rp 3.000 ukuran 535 mililiter (ml) dan ukuran 1,5 liter seharga Rp 9.000. Hingga saat ini baru terdapat 4 varian rasa yaitu jeruk, strawberry, cola, lemon. Big Cola adalah brand dari AJE Group yang paling digemari dan AJE Group adalah pemimpin pasar minuman di Peru, Amerika Latin. Big Cola hadir di 11 negara Amerika Selatan dan produk ini merambah pasar Asia melalui peluncurannya di Thailand tahun 2005. Selanjutnya, produk ini diperkenalkan di Indonesia, Vietnam dan India pada 2010. Aje Group yang di dirikan 23 tahun yang lalu adalah perusahaan multinasional terdepan yang bermarkas di Spanyol dan memiliki cabang di lebih dari 20 negara. A. PERUMUSAN STRATEGI 1. VISI DAN MISI Visi : Menjadi 20 top perusahaan multinasional pada tahun 2020 Misi : Berkontribusi pada kemakmuran masyarakat yang berkembang dengan menjadi pilihan produk elaborasi terbaik dan mencari keunggulan dari perspektive integral Komentar tentang Visi : Pernyataan di atas cukup bagus, namun terlalu samar; seharusnya disinggung pula soal bisnis minumannya Komentar tentang Misi : Dalam misi di atas terkadung 3 komponen pernyataan misi yang efektif yaitu: 1. Komponen fokus pada citra publik (concern for public image), yang ditunjukkan dengan “Berkontribusi pada kemakmuran masyarakat yang berkembang…” 2. Komponen produk, yang ditunjukkan dengan “…menjadi pilihan produk elaborasi terbaik “ Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 1
  • 3. 3. Komponen konsep diri (self concept) yang ditunjukkan dengan “…mencari keunggulan dari perspective integral Dengan hanya ada 3 komponen, maka pernyataan misi ini kurang 6 komponen yaitu komponen konsumen, pasar, teknologi, fokus pada kelangsungan hidup dan profitabilitas, filosofi, dan fokus pada karyawan. Dilihat dari segi karakteristik misi, pernyataan ini menurut saya sudah luas dalam cakupan, ada tanggung jawab terhadap lingkungan / masyarakat dan social, tak lekang oleh waktu dan terdapat beberapa komponen (produk, fokus pada citra publik, konsep diri) pernyataan misi yang efektif. 2. ANALISIS EKSTERNAL Analisa Kekuatan-Kekuatan Eksternal  Kekuatan Ekonomi Dilihat dari kekuatan ekonominya, di Indonesia ini relatif cukup stabil dan tergolong baik. Hal ini ditunjukkan dengan dinaikkannya peringkat investasi Indonesia oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor, yang tentunya akan mendorong investasi asing ke Indonesia. Tahun 2011 saja pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6.5 %. Perekonomian Indonesia juga lebih banyak tergantung pada konsumsi domestik, keuntungan dari hal ini adalah apabila terjadi krisis global, dampaknya tidak akan parah. Terbukti tahun 2011 arus modal asing tercatat sebesar USD 20 milyar, yang mana Indonesia dianggap sebagai investasi yang aman dari goncangan global. inflasi di tahun 2011 cukup rendah yaitu 3.79 %, sehingga nilai tukar rupiah relatif stabil.. Pada industri minuman sendiri diprediksi terjadi peningkatan pertumbuhan penjualan yang didorong konsumsi domestik yang tinggi.  Kekuatan Politik, Pemerintahan dan Hukum Di Indonesia peraturan yang ada cukup menarik bagi investor asing karena adanya keringanan pajak (tax allowance). Namun demikian ada 2 kebijakan yang memberatkan bagi industri minuman khususnya, yaitu berlakunya peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/2010 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor, serta rencana pemberlakuan cukai minuman. Ditambah pula sistem birokrasi di Indonesia yang berbelit-belit, pungutan liar di sana-sini, infrastruktur fisik yang belum memadai, kurang efektifnya belanja Negara ke sektor publik, korupsi yang masih merajalela, menjadi pertimbangan bagi investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia. Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 2
  • 4.  Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis dan Lingkungan Penduduk Indonesia yang berkisar 230 juta jiwa, merupakan jumlah konsumen yang banyak dan menjanjikan bagi suatu bisnis. Apalagi adanya kecenderungan masyarakatnya yang cukup konsumtif , dan sangat sensitif terhadap harga. Kemudian pada rentang waktu 2010-2025 demografi penduduk di Indonesia yang akan didominasi penduduk usia produktif, mampu menciptakan peluang usaha, terserapnya tenaga kerja formal dan semua hal ini lah yang mampu mendorong konsumsi domestik di Indonesia. Hal-hal tersebut tentu akan terwujud tentu dengan didukung pula dengan kualitas sumber daya manusia yang tinggi. Yang salah satunya dapat dicapai melaui pendidikan. Untuk itu peningkatan sumber daya menjadi hal penting bagi pembangunan Indonesia Analisis Kompetitif : Model 5 Kekuatan Porter (Porter’s Five-Forces Model)  Persaingan Antar Perusahaan Saingan Dilihat intensitas kompetisi antarperusahaan, Big Cola yang terdapat di Industi minuman memiliki tingkat pengembalian yang tergolong rendah, hal ini mengindikasikan intensitas persaingan yang tinggi. Bagaimana tidak di Indonesia sendiri sudah ada sekitar 4 produsen minuman berkarbonasi yang terlebih dulu eksis antara lain PT Coca-Cola Indonesia, PT Pepsicola Indobeverages, PT Navika Beverages – RC Cola, dan PT Polari Limunusainti. Semua produsen minuman berkarbonasi ini berlomba-lomba untuk merebut pangsa pasar di Indonesia. Konsumen sendiri dapat dengan mudah beralih ke produk lain. Pesaing paling kuat menurut saya adalah PT.Coca-Cola Indonesia yang diantaranya memproduksi Fanta, Coca-cola, Sprite. Dengan adanya Coca-cola ini intensitas persaingan antar perusahaan saingan semakin meningkat, mengingat bahwa Coca-cola sendiri sudah lama berdiri di Indonesia dan mampu memimpin pangsa pasar minuman berkarbonasi di Indonesia sebesar 40 %. Selain itu Coca-cola juga setara dalam hal ukuran dan kapabilitas perusahaan, produk juga berstandar Internasional. Ditambah lagi loyalitas dari konsumen Coca – Cola yang sulit untuk di ambil, karena loyalitasnya sudah tinggi dan tidak lagi terlalu sensitif terhadap harga. Namun demikian, PT Aje Indonesia, dalam hal ini segmen bisnis Big Cola, melihat masih adanya peluang pasar yang belum tergarap. Pasar ini adalah konsumen yang masih menganggap minuman berkarbonasi mahal (Coca-cola ukuran 250 ml Rp.4500, (425 ml) Rp. 5500). Oleh Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 3
  • 5. karena itu, Big Cola meminimalasi biaya produksi (termasuk meminimalisir biaya iklan), sehingga mampu menghasilkan produk yang murah, volume lebih banyak namun tetap berkualitas tinggi/internasional. Big Cola dengan 4 varian rasa menjual produknya seharga Rp.3000 (535 ml) dan Rp.9.000 (1,5 liter). Selain itu Big Cola juga berusaha mendistribusikan produknya dengan jangkauan yang lebih luas (kota besar & kota kecil), caranya melalui distribusi outsourcing. Nampaknya Coca-cola sebagai pesaing merasa panik dengan harga murah yang di usung Big Cola, salah satunya adalah dengan adanya iklan Coca-cola yang menginformasikan bahwa Cocacola seharga Rp.2500 jika dalam tutup botol terdapat tulisan tersebut.Walaupun menurut saya iklan tersebut agak membingungkan dan pada prakteknya sepertinya jarang terjadi. Namun serangan semacam ini tidak membuat gentar Big Cola, dengan menjadi sponsor 4 klub EPL Inggris, Big Cola mencoba meningkatkan brand awareness dari konsumen, mengingat banyak masyarakat Indonesia yang menyukai bola dan terutama EPL (England Premier League)  Potensi Masuknya Pesaing Baru Melihat dari sisi potensi masuknya pesaing baru, untuk industri minuman berkarbonasi terbilang cukup sulit. Hal ini karena pasar ini kebanyakan di kuasai oleh pemain-pemain besar dengan modal yang cukup besar pula. Perusahaan baru akan memerlukan pengetahuan akan teknologi-teknologi yang ada dan menguasainya, pencapaian skala ekonomi (economics of scale) yang cepat, menarik konsumen yang sudah loyal terhadap produsen yang lebih dulu ada, akses ke bahan baku, saluran distribusi yang memadai, dalam hal ini permodalan yang besar sangat diperlukan agar mampu bersaing dengan perusahaan yang sudah ada. Sehingga apabila ada pesaing baru di segmen industri minuman berkarbonasi ini biasanya, pesaing tersebut sudah cukup kuat permodalannya, atau merupakan perusahaan luar negeri yang melakukan ekspansi ke Indonesia. Sementara itu, produsen pendatang baru di segmen minuman berkarbonasi di antaranya ada PT San Miguel Food & Beverages yang memproduksi anker beer dan blue star. San Miguel Food & Beverages sendiri walaupun merupakan salah satu pesaing baru di Indonesia, namun ternyata sudah banyak melakukan ekspansi ke Negara-negara lain selain Indonesia, diantaranya Filipina, Hongkong, dan Cina Selatan dan mencatat penjualan yang cukup signifikan Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 4
  • 6.  Potensi Pengembangan Produk Pengganti Untuk segmen industri minuman berkarbonasi, menurut saya, potensi pengembangan produk pengganti yang memungkinkan adalah dari segmen minuman ringan yang lain yaitu : minuman sari buah, Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), teh siap saji, kopi dan susu siap saji, serta minuman isotonik/energi. Dengan adanya potensi produk pengganti yang cukup banyak (5 produk pengganti), tentu dari sisi konsumen sendiri mempunyai lebih banyak pilihan dalam memutuskan akan membeli apa, sehingga hal ini membuat adanya batas harga tertinggi (plafon) di masing-masing segmen industri, sebelum konsumen beralih ke produk pengganti. Harga yang kompetitif ini menyebabkan persaingan antar produk pengganti pun semakin intens. Contoh riilnya adalah harga Nue tea (500 ml) sebesar Rp. 4.200, Aqua 600 ml Rp. 1800, Pulpy Orange (500 ml) Rp. 6.000, Mizone (minuman isotonik) (600 ml) Rp.3.200. Produkproduk pengganti ini juga memiliki khasiat dan keunggulannya masing-masing, seperti minuman sari buah yang menyehatkan, walaupun dengan menambah rupiah yang harus di bayar, konsumen yang sadar akan kesehatan tentu akan lebih memilih minuman sari buah. Namun, hal ini kembali lagi pada konsumen masing-masing, selera dan preferensi mereka. Berdasarkan artikel di media online, konsumsi minuman sari buah Indonesia tergolong paling rendah dibanding 10 negara di dunia. Rendahnya konsumsi minuman sari buah dipengaruhi oleh pendapatan per-kapita dan kesadaran masyarakat terhadap minuman sari buah yang mengandung nutrisi. Hal ini turut menciptakan peluang bagi Big Cola yang memproduksi minuman berkarbonasi berharga murah, namun kualitas dan rasanya enak. Hal lain yang perlu di perhatikan adalah gencarnya promosi/pemasaran produk-produk pengganti terutama di media televisi (dengan konsep iklan yang beragam dan menarik), sehingga tentu produkproduk ini akan tersebar luas. Promosi di TV yang gencar ini menunjukkan tekanan kompetitif yang besar antar pesaing. Seperti diketahui, Big Cola sendiri jarang mempromosikan di TV jika dibandingkan dengan pesaing yang lain, kalaupun ada, konsep iklan sendiri terkesan simpel (menampilkan orang-orang menonton pertandingan sepak bola dan ada slogan “Big Cola, Be England”) dan cepat. Kalau melihat dari segi konsumsi minuman ringan di Indonesia konsumsi minuman berkarbonasi di Indonesia masih 33 liter perkapita pertahun dan AMDK 53 liter perkapita, sedangkan konsumsi minuman ringan lainnya lebih rendah lagi, sehingga dapat di kata dari industri minuman ringan untuk konsumsi AMDK masih menguasai pasar. Persaingan dengan produk pengganti di nilai cukup ketat. Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 5
  • 7.  Daya Tawar pemasok Salah satu pemasok Big Cola di Indonesia adalah PT.Niaga Globalindo. Perusahaan ini memasok bahan baku (gula,pewarna, pengawet,dsb), packaging (botol plastik, label, dsb.). Perusahaan ini juga harus mematuhi aturan dan standard yang di tetapkan PT.AJE Indonesia, selaku produsen dari Big Cola di Indonesia. Sehingga kualitas dari bahan bakunya sendiri juga bagus dan kualitas produk dapat terjaga. Selain itu bahan baku untuk produksi Big Cola menggunakan bahan yang ada di Indonesia, berbeda dengan Coca Cola dan Pepsi yang bahan bakunya mengimpor dari luar. Untuk itu, dari segi ketersediaan bahan baku misal gula, dapat lebih mudah didapat, ongkos transportasi juga lebih rendah, sehingga mengurangi biaya produksi. PT. AJE Indonesia sendiri sudah berencana membeli tiga hingga empat mesin baru tahun depan. Adapun harga satu mesin berkisar Rp 80 miliar. Investasi ini di pandang perlu mengingat permintaan domestik untuk Big Cola ini semakin meningkat. Dengan adanya rencana pembelian mesin-mesin baru ini, maka bukan tidak mungkin Big Cola akan lebih banyak membutuhkan pasokan bahan baku, yang otomatis membutuhkan lebih banyak pemasok. Adanya gula khusus dari pemerintah untuk pabrik – pabrik seperti pabrik Big Cola juga tentu akan membantu dalam pemenuhan kapasitas produksinya yang baru.  Daya Tawar Konsumen Dalam industri minuman berkarbonasi ini, daya tawar konsumen terbilang cukup kuat. Hal ini dikarenakan produk minuman berkarbonasi sendiri yang tidak terlalu terdiferensiasi, sehingga konsumen sendiri dapat memilih produk (variasi rasa, dsb), harga yang sesuai. Konsumen dapat dengan mudah beralih dari satu merk ke merk lain (pesaing), apalagi dengan adanya alat komunikasi dan teknologi yang semakin pesat, iklan di TV, promosi di media jejaring sosial, mampu memudahkan konsumen untuk mengetahui informasi tentang produk serta harganya dan dapat membandingkan antar merk produk. Konsumen (pembeli) menjadi pihak yang paling penting bagi para penjualan dan akan memiliki dampak yang besar apabila terjadi penurunan permintaan dari konsumen. Di industri yang persaingannya ketat ini, tingkat pengembalian, jika di bandingkan dengan industri lain, tergolong cukup kecil, sehingga produsen pun berlomba-lomba mendapatkan pangsa pasar yang besar di segmen industri ini. Apalagi mengingat bahwa konsumsi minuman berkarbonasi di Indonesia yang tergolong kecil yaitu sekitar 4 % (di bandingkan dengan Thailand Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 6
  • 8. 30%), merupakan pasar yang masih terbuka lebar untuk di garap. Perlombaan antar produsen minuman berkarbonasi dalam segi kualitas maupun harga tentu mampu memanjakan konsumen, pilihan produk yang banyak ditambah dengan kualitas yang kurang lebih serupa dengan harga yang berbeda, serta brand image yang berbeda-beda antar produsen, ditambah lagi dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang menyediakan informasi produk kepada konsumen menjadikan konsumen minuman berkarbonasi memiliki daya tawar yang kuat. ANALISIS INDUSTRI : MATRIKS EVALUASI FAKTOR EKSTERNAL (EEF) BIG COLA Faktor – faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat Skor Bobot Peluang 0.15 3 0.45 0.09 1 0.09 0.08 3 0.24 0.08 4 0.32 0.06 4 0.24 0.09 2 0.18 7. Konsumen semakin sadar akan kesehatan 0.12 1 0.12 8. Pesaing cukup kuat (yaitu Coca Cola) dan sudah 0.07 3 0.21 0.06 4 0.24 1. Masih rendahnya konsumsi minuman karbonasi di Indonesia yaitu sekitar 4 % (33 L perkapita pertahun ) 2. Penjualan minuman berkarbonasi di Indonesia tahun ini diperkirakan tumbuh 15% menjadi 790,4 juta liter (Peningkatan ini didorong pertumbuhan konsumsi domestik) 3.Banyak konsumen di daerah sub urban/pedesaaan yang belum di jangkau produsen minuman berkarbonasi lain 4. Banyak konsumen beranggapan bahwa minuman berkarbonasi masih mahal 5. Adanya keringanan pajak dan insentif dari pemerintah untuk investasi asing 6. Jumlah konsumen yang cukup besar (sekitar 50 % dari 240 juta penduduk Indonesia di bawah 29 tahun) Ancaman memimpin pasar minuman ringan dengan pangsa pasar 40 % 9.Tahun sebelumnya pertumbuhan penjualan pesaing Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 7
  • 9. yaitu, Coca-Cola sebesar 18% 0.1 3 0.3 0.05 2 0.1 12.Lahan untuk pabrik di Jawa sedikit 0.05 1 0.05 Total 1.00 10.Harga BBM yang diperkiraan akan naik dapat mempengaruhi biaya produksi 11.Tenaga kerja Indonesia sering bergejolak, produktifitas yang terbilang rendah 2.54 Skor bobot total dari segmen bisnis Big Cola adalah 2.54 . Skor bobot ini mengindikasikan bahwa perusahaan merespon cukup baik peluang dan ancaman yang ada di industri, mengingat bahwa skor bobot rata-rata industri adalah 2.5. Strategi perusahaan secara efektif cukup mampu menarik keuntungan dari peluang yang ada dan meminimalkan pengaruh negatif potensial dari ancaman eksternal. MATRIKS PROFIL KOMPETITIF (COMPETITIVE PROFILE MATRIKS-CPM) Aje Group (Big Cola) Faktor-faktor Coca Cola Company Bobot Peringk keberhasilan Pepsicola Beverages Skor Peringkat Skor Peringkat Skor 4 0.72 2 0.36 1 0.18 at penting Daya saing 0.18 harga Kualitas produk 0.15 3 0.45 4 0.6 4 0.6 Iklan 0.10 1 0.1 4 0.4 3 0.3 Manajemen 0.10 3 0.3 3 0.3 3 0.3 Loyalitas 0.10 3 0.3 3 0.3 1 0.1 Ekspansi Global 0.08 3 0.24 4 0.32 4 0.32 Pangsa pasar 0.12 3 0.36 3 0.36 2 0.24 Distribusi 0.10 3 0.3 1 0.1 1 0.1 0.07 2 0.14 4 0.28 4 0.28 konsumen penjualan Kapasitas Produksi Total 1.00 2.91 Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia 3.02 2.42 Page 8
  • 10. Hasil dari matriks profil kompetitif antara Big Cola (PT. Aje Indonesia), dan para pesaingnya di antaranya adalah Coca-Cola Company dan Pepsicola Beverages, menunjukkan bahwa secara nilai total perusahaan, Coca-Cola Company masih yang relatif paling kuat diantara ketiganya dengan total nilai 3.02, kedua yaitu Big Cola dengan 2.91, dan terakhir yaitu Pepsicola Beverages dengan nilai 2.42. Dapat dikatakan Coca-Cola Company masih menjadi pesaing yang paling kuat. Hal ini tak dapat dipungkiri juga melibatkan pengalaman Coca-cola company yang sudah bertahun-tahun beroperasi di Indonesia, dibandingkan dengan Big Cola yang hingga tahun 2012 ini baru menginjak 2 tahun beroperasi di Indonesia. Beberapa faktor keberhasilan Big Cola yang masih berperingkat rendah seperti iklan dan kapasitas produksi perlu di tingkatkan lagi, sehingga dapat menunjang keberhasilan implementasi strategi. 3. ANALISIS INTERNAL Analisa kekuatan internal utama : 1. Pemasaran  Target utama konsumen Big Cola di Indonesia adalah semua kalangan yang berusia 15 tahun ke atas  Strategi Pemasaran o Meningkatkan brand awareness konsumen dengan dengan mensponsori 4 klub EPL (English Premier League), denggn motto “Big Cola, Be England”. Mengadakan serakangkaian event-event seputar sepak bola Inggris. Hal ini dirasa efektif dilakukan karena mayoritas penduduk Indonesia yang suka sepak bola dan antusias menanti pertandingan sepak bola Inggris . o Memasarkan di minimarket-minimarket (Alfamart, Indomaret), serta supermarket o Tim sales menawarkan langsung Big Cola ke pedagang dan warung-warung dan membuka tenda di lokasi-lokasi strategis, dan memasang poster Big Cola untuk edukasi kepada konsumen. o Diterapkannya sistem konsinyiasi dan pembayaran di belakang bagi agen big cola. Sehingga agen hanya membayar barang yang laku saja, itupun di bayar di belakang (saat jatuh tempo), hal ini menarik dan menguntungkan bagi retailer  Distribusi o Sistem distribusi yang di gunakan oleh Big Cola adalah distribusi outsourcing. Distribusi ini mampu mengurangi biaya. Distributor akan di beri insentif yang Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 9
  • 11. besar, apabila mampu menjual lebih banyak dan masuk ke zona/daerah yang baru, hal ini akan memacu distributor untuk menjual lebih banyak lagi dan tentunya jangkauan distribusi akan menjadi lebih luas dan banyak. 2. Manajemen Dalam sturuktur organisasinya terdapat dewan direksi, executive corporate vice president, dan di bagian fungsionalnya terdapat HRD, administrasi dan keungan, IT, pembelian, legal, communication & corporate affair, fiscal, dan global quality. Kemudian terdapat manajer dalam setiap unit bisnis di setiap Negara dan CEDIS manager yang berkaitan dengan distribusi dan komersialisasi 3. Produksi  Di Indonesia pabrik untuk pemproduksian Big Cola baru terdapat 1 pabrik yaitu di Cikarang. Dalam proses produknya Big Cola membuat rasa sirup sendiri, sehingga biaya lebih rendah (tidak membayar royalti) dan bahan bakunya berasal dari Indonesia (tidak mengimpor). Bahan baku sendiri seperti brown sugar, pengawet, pemanis dan rasa-rasa. Proses manufakturnya sudah terotomatisasi dan mampu meningkatkan prosedur yang memastikan kualitas produk optimal. Perusahaan ini juga mengaplikasikan sistem kontrol metodik dan statistik, termasuk sistem kontrol korporat standar dan prosedur yang menjamin keamanan produk. Proses manufaktur juga sudah mengikuti prosedur bersertifikasi seperti ISO9001:2008 dan ISO-22000:2005: menggunakan teknologi mutakhir dan berkualitas dan juga sistem pengendalian kualitas seperti SMED (single minute exchange die), TPM (total productive maintenance), 5S's, Value Stream Mapping, debris minimization, Kaizen, dan monitoring yang efektif. Kapasitas produksi yang ada di pabrik di Indonesia Big Cola di Indonesia 576.000 - 1,72 juta unit per hari. Terdapat plant sendiri untuk membuat botol PET dan plant khusus untuk mengolah gula (untuk pembuatan sirup). Selain itu Big Cola sendiri baru diproduksi dalam kemasan botol plastik (PET) dan menggunakan packaging. Terdiri dari 4 varian rasa (strawberry, orange, lemon, kola) dengan ukuran 535 ml dan 1.5 L. Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 10
  • 12. STRATEGI MAP SEGMEN BISNIS BIG COLA (PT.AJE INDONESIA) FINANCIAL Laba/return yang maksimal Kas flow tersedia Pertumbuhan penjualan meningkat Tingkatkan efisiensi biaya operasi CUSTOMER Menambah pangsa pasar Suplai produk responsif Mengurangi komplain konsumen Kepuasan dan loyalitas konsumen Meningkatkan image produk INTERNAL BUSINESS Kualitas produk meningkat Tingkatkan produktifitas karyawan Tingkatkan marketing Turunkan biaya per unit Turunkan cycle time LEARNING & GROWTH Meningkatkan skill karyawan Reseach inovasi produk dan rasa baru Lebih mengefektifkan sistem yang ada Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Meningkatkan tingkat kepuasan karyawan Page 11
  • 13. ANALISIS INDUSTRI : MATRIKS EVALUASI FAKTOR INTERNAL (IFE) BIG COLA Bobot Peringkat Faktor – faktor Internal Utama Skor Bobot Kekuatan 0.15 4 0.6 0.1 3 0.3 3.Proses yang inovatif untuk optimasi biaya 0.08 4 0.32 4.Mempunyai tenaga kerja yang professional pada 0.06 3 0.18 0.07 3 0.21 0.05 3 0.15 0.06 4 0.24 0.08 2 0.16 2.Baru terdapat 1 pabrik di Indonesia 0.07 2 0.14 3.Agen penjual Big Cola sering kehabisan stok dan 0.13 2 0.26 0.04 1 0.04 0.04 2 0.08 0.04 1 0.04 0.03 1 0.03 1. Harga jual lebih murah, dan volume lebih banyak dari pesaing yang sudah lebih dulu ada 2.Jangkauan jaringan distribusi luas (traditional channel), serta sistem distribusi outsourcing manajemen dan staff eksekutifnya 5. Produk berkualitas internasional, menggunakan bahan – bahan dari Indonesia 6. Memiliki satu pabrik produksi di Cikarang dengan kapasitas produksi 36 ribu botol per jam 7. Pertumbuhan penjualan tahun 2011 naik hingga 2000 persen, dan penjualan mencapai 4,5 juta botol. Kelemahan 1.Kurangnya pemahaman akan perilaku konsumen (misal ketidakpuasan konsumen), karena sistem distribusi outsourcing harus menunggu lama 4.Brand/image produk “murah” akan sulit untuk menjangkau konsumen atas 5.Sistem distribusi outsourcing dan konsinyiasi rentan terhadap terjadinya kehilangan barang 6..Tidak adanya kontrol terhadap distributor menyebabkan distributor kurang dapat di andalkan 7. Tidak adanya website khusus di Indonesia Total 1 2.75 Dari perhitungan di atas di ketahui bahwa skor bobot Big Cola adalah sebesar 2.75 merupakan skor bobot di atas rata-rata, di mana skor bobot rata-rata 2.5. Hal ini mengindikasikan bahwa Big Cola memiliki posisi internal yang kuat. Diman faktor terpenting Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 12
  • 14. adalah keunggulan kompetitifnya yaitu harga murah dan isi lebih banyak dan ketersediaan stock untuk penuhi permintaan. Dari Matriks Evaluasi Faktor Internal ini dapat di ketahui hal-hal apa yang perlu diperbaiki, perlu di belinya mesin-mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi di pabrik, sehingga tidak ada lagi menunggu karena stok kosong. Selain itu dapat pula di buat website khusus untuk Indonesia di mana, konsumen yang kurang puas dapat menyampaikan keluhan melalui website tersebut. Analisis Rantai Nilai ( Value Chain Analysis - VCA) PRIMARY VALUE CHAIN Marketing & penjualan Pembelian Manufaktur Distribusi ● Memilih pemasok yang reliable ●Beli bahan baku (termasuk botol plastik kemasan)dari pemasok ●Penanganan bahan baku ●Gudang ●Penanganan persediaan ● Memproses bahan baku seperti gula menjadi sirup ●Membuat botol plastik kemasan (PET) ●Memproses bahan baku dan kemasan (packaging) ●Memproses order ●Gudang ●Penyimpanan produk jadi ● Dikirim ke pusat distribusi yang nanti ke traditional market, toko kecil/ke supermarket melalui perusahaan independen ●Distributor outsourcing ●Price fixing ●Promosi, iklan produk ●Channel distribusi dan pemasaran ●Nilai konsumen, biaya ke konsumen, komunikasi SUPPORTING ACTIVITIES Keuangan dan Administrasi Human Resources ●Pencatatan, laporan keuangan ●Arus kas masuk & keluar ●Perekrutan ●Pelatihan ●Penggajian Analisis : Pengembangan Teknologi ●Penelitian produk baru (rasa, varian) ●Desain produk dan proses ●Penelitian pasar Infrastruktur ●IT ●Manajemen ●Legal Pada primary value chain diatas di mulai dengan pembelian, di sini perusahaan terlebih dahulu memilih pemasok yang reliable, terpercaya. Pemilihan ini menjamin tidak hanya ketersediaan bahan baku yang terus-menerus, namun juga untuk Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 13
  • 15. menjaga kualitas dari bahan baku itu sendiri. Kemudian dalam aktivitas pembelian juga terdapat penanganan bahan baku yang salah satunya meliputi pengecekan kualitas bahan, sebenarnya hal ini tidak dibutuhkan jika kualitas bahan baku dari pemasok dari awal sudah bagus. Dengan begitu aktivitas ini dapat dieliminasi dan dengan begitu mampu mengurangi biaya tenaga kerja dan mempercepat cycle time nya. Kemudian aktivitas manufaktur, di sini proses yang ada di pabrik sudah terotomatisasi sehingga juga lebih cepat dan hemat, ditambah lagi dengan penguasaan teknologi untuk mengurangi biaya. Terdapat plant – plant khusus untuk membuat botol PET dan gula menjadi sirup, sehingga penggunaannya optimal. Lalu terdapat aktivitas distribusi, pada aktivitas ini produk Big Cola yang sudah jadi kemudian di kirim ke supermarket / pusat distribusi melalui perusahaan independen. Hal ini mengurangi biaya dari perusahaan, karena tidak perlu mempunyai/menyewa truk sendiri dan sopir untuk distribusi. Dari pusat distribusi, para distributor outsourcing akan mengirim ke berbagai pedagang eceran/pasar tradisional. Jangkauan luas dan distribusi berbiaya rendah ini merupakan salah satu keunggulan kompetitif dari Big Cola. Dalam aktivitas distribusi ini juga terdapat pemrosesan order dan penyimpanan barang jadi di gudang. Perlu dilakukan minimalisasi biaya penyimpanan barang jadi, sehingga akan lebih baik jika perusahaan menerapkan system JIT (Just In Time). Kemudian aktivitas marketing dan penjualan, di sini Big Cola meminimalisasi biaya dengan sedikit iklan (misal di TV,billboard, media cetak), strategi promosi dilakukan melalui sales-sales yang terjun ke tempat strategis, memasang poster ataupun menjadi sponsor event yang berpotensi mengenalkan produk ke konsumen dan tepat sasaran ke target konsumen. Kekurangan dari aktivitas rantai nilai di atas adalah tidak adanya post sale service, dikarenakan distributor yang tidak terintegrasi, yang mana dengan adanya post sale service, keluhan-keluhan konsumen dapat ditampung dan ditindaklanjuti, sehingga apabila ada kinerja organisasi yang salah dapat diperbaiki. Tidak adanya post sales service ini mungkin juga mempertimbangkan bahwa produk yang di buat ini tidak begitu terdiferensiasi dan kompleks komponennya, berbeda dengan produk teknologi yang terdapat servis atau garansi karena komponennya sendiri juga kompleks. Secara keseluruhan, rantai nilai yang ada pada Big Cola sudah cukup baik, menginggat keunggulan kompetitifnya adalah low cost, sehingga aktivitas rantai nilainya pun di tujukan untuk meminimalkan biaya. 4. STRATEGI-STRATEGI DALAM TINDAKAN Setelah menganalisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada faktor-faktor internal perusahaan/segmen bisnis, maupun faktor-faktor ekstenal yang mempengaruhi Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 14
  • 16. perusahaan, selanjutnya adalah memilih strategi alternative yang cocok bagi perusahaan. Secara ringkas dapat ditarik fakor-faktor SWOT yang paling menonjol pada segmen bisnis Big Cola ini. Kekuatan yang paling menonjol dan merupakan keunggulan kompetitif Big Cola adalah harganya yang murah (low prices) dan volume yang lebih banyak (535 ml). Kelemahannya adalah belum dapat memenuhi semua permintaan yang ada karena terbatasnya kapasitas produksi. Peluangnya adalah ada pasar baru yang belum tergarap yaitu pasar dengan konsumen low income/ yang dulu menganggap minuman berkarbonasi mahal. Ancamannya adalah adanya pesaing yang sudah lama di Indonesia, yaitu Coca-cola , dan menguasai pangsa pasar dengan porsi cukup besar, konsumen juga sudah loyal. Strategi yang sesuai untuk diterapkan di perusahaan adalah : Strategi Integrasi  Strategi integrasi kebelakang Mengapa strategi ini?. Pertama adalah untuk mendukung keunggulan kompetitive perusahaan yaitu low cost. Dengan bekerja sama dengan pemasok maka Big Cola akan memperoleh keuntungan low cost itu dari 1) Berkurangnya biaya persedian dan logistik, karena pengiriman lebih tepat waktu dan terpercaya. Kegiatan operasional produksi di pabrik pun tidak terganggu 2) Kualitas pasokan bahan baku yang lebih terjamin, karena perusahaan dapat terus memantau. 3) Dapat memenuhi kebutuhan bahan baku jika kapasitas produksi ditambah. Strategi ini menurut saya efektif karena pemasok yang ada sekarang tidak bisa memenuhi kebutuhan bahan baku untuk penambahan kapasitas produksi yang akan di lakukan perusahaan. Padahal persaingan di industri ini cukup ketat dan para competitor merupakan pemain lama, sehingga dalam produksinya pun tidak boleh terlambat. Strategi integrasi kebelakang ini tidak secara langsung menguasai pemasok perusahaan, tapi bertahap, dan dimulai dengan melakukan kerjasama yang lebih intensif dan hubungan lebih dekat dengan pemasok yang ada, serta tak lupa di perlukan pengawasan terhadap pemasok itu. Strategi Intensif  Strategi Penetrasi Pasar Karena produk Big Cola ini masih terbilang baru di Indonesia (sekitar 2 tahun), maka diperlukan strategi penetrasi pasar, untuk mendapatkan pangsa pasar (market share) yang lebih lebih besar. Dalam hal ini yang paling di butuhkan adalah upaya-upaya pemasaran yang lebih besar. Untuk meningkatkan “brand awareness” dari konsumen, beberapa strategi pemasaran sudah diterapkan oleh Big Cola. Strategi pemasaran itu Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 15
  • 17. diantaranya adalah menjadi sponsor 4 klub English Premier League (EPL) Liga Premier Inggris, selain itu mengadakan serangkaian event seperti: trip to England, membawa trofi piala FA, dan mendatangkan klub Inggris, cara ini terbilang cukup efektif karena banyak penduduk Indonesia yang suka dengan sepak bola Inggris. Selain itu tim sales juga tidak hanya menawarkan produk Big Cola ke modern/supermarket saja, namun juga ke traditional market dan pedagang eceran yang juga efektif menjangkau konsumen. Strategi pemasaran lain yang dapat dilakukan Big Cola adalah melaui menjadi sponsor dari pertandingan sepakbola nasional Indonesia seperti ISL atau EPL, dengan jumlah penonton pertandingan itu yang juga banyak tentu mampu meningkatkan brand awareness konsumen. Tidak hanya skala nasional, menurut saya Big Cola dapat pula mensponsori pertandingan misal futsal tingkat kampus, apalagi konsumen mahasiswa merupakan target tepat karena merupakan konsumen yang senstitif terhadap harga, dengan harga murah, kualitas terjamin dan isi yang lebih banyak yang ditawarkan Big Cola tentu mahasiswa akan tertarik untuk membeli. Event nya pun tidak terbatas untuk event olahraga namun bisa juga event seperti konser. Sehingga walaupun iklan di TV atau media cetak sedikit, Big Cola tetap mampu memasarkan produknya. Selain itu yang tidak kalah penting distributor, untuk itu Big Cola sendiri sudah menerapkan sistem insentif yaitu apabila distributor mampu menjangkau ke daerah baru dan menjual lebih banyak, maka insentif juga akan lebih banyak. Apalagi dengan distribusi outsourcing yang sudah ada sekarang, biaya distribusi tidak mahal maka akan sangat menunjang strategi ini, mengingat jumlah distributor yang banyak juga. Selain itu yang dapat dilakukan Big Cola adalah memperbanyak jumlah titik stok (gudang), gudang ini ditempatkan di area yang banyak terdapat retail, sehingga suplai terhadap retail juga lebih cepat dan mudah. Strategi ini merupakan strategi yang efektif bagi Big Cola karena 1) potensi pasar untuk minuman berkarbonasi ini, tampaknya akan terus berkembang dan belum mencapai titik jenuh, apalagi pasar yang ditargetkan oleh Big Cola sendiri merupakan pasar baru yang belum di garap oleh pesaing yang sudah ada, sehingga berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut. 2) Tingkat konsumsi minuman berkarbonasi di Indonesia yang masih terbilang rendah (4 %), dibandingkan dengan negara lain berpotensi untuk ditingkatkan konsumsinya. Lima Strategi Generik Michael Porter Pada 5 strategi generik Michael Porter, strategi yang paling tepat adalah strategi kepemimpinan biaya tipe 2. Tipe 2 adalah strategi nilai terbaik yang menawarkan Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 16
  • 18. produk ke konsumen pada nilai harga terbaik di pasar. Strategi ini bertujuan untuk menawarkan serangkaian produk dengan harga serendah mungkin dibandingkan dengan pesaing dengan atribut serupa. Ukuran pasar dengan strategi ini cukup besar dan kebanyakan target konsumennya peka terhadap harga. Dengan menggunakan strategi ini, perusahaan harus memperoleh keunggulan kompetitif yang tidak mudah ditiru pesaing, sehingga kepemimpinnya bertahan lama. Untuk memastikan bahwa total biaya rantai nilai dapat lebih rendah dari pesaing ada 2 cara yaitu: 1 ) Menjalankan aktivitas-aktivitas rantain nilai yang lebih efektif dari pesaing, hal ini dapat dilakukan dengan mengurangi biaya penyimpanan persediaan bahan baku melalui JIT (Just In Time), mengubah tata letak pabrik, packaging yang lebih murah dan penguasaan teknologi baru 2) Memperbarui rantai nilai perusahaan atau memangkas aktivitas-aktivitas pada rantai nilai yang menambah biaya. Dapat dilakukan dengan misalnya mencari pemasok baru yang lebih dapat diandalkan. B. IMPLEMENTASI STRATEGI 5. ANALISIS DAN PILIHAN STRATEGI Terdapat 3 tahap dalam analisa pilihan strategi, yaitu tahap input (Matriks EFE, Matriks IFE), tahap pencocokan, dan tahap keputusan TAHAP PENCOCOKAN 1) MATRIKS SWOT BIG COLA Kekuatan (S) Kelemahan (W) Peluang (O) Ancaman (T) 1. Harga jual lebih 1.Kurangnya pemahaman 1. Masih rendahnya 1. Konsumen semakin murah, dan volume akan perilaku konsumen konsumsi minuman sadar akan kesehatan lebih banyak dari (misal ketidakpuasan karbonasi di Indonesia pesaing yang sudah konsumen), karena yaitu sekitar 4 % (33 lebih dulu ada sistem distribusi L perkapita pertahun ) outsourcing 2.Jangkauan jaringan 2.Baru terdapat 1 pabrik 2. Penjualan minuman 2. Pesaing cukup kuat distribusi luas di Indonesia berkarbonasi di (yaitu Coca Cola) dan (traditional channel), Indonesia tahun ini sudah memimpin serta sistem distribusi diperkirakan tumbuh pasar minuman ringan outsourcing 15% menjadi 790,4 dengan pangsa pasar juta liter 40 % Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 17
  • 19. 3.Proses yang inovatif 3.Agen penjual Big Cola 3.Banyak konsumen 3.Tahun sebelumnya untuk optimasi biaya sering kehabisan stok dan di daerah sub pertumbuhan harus menunggu lama urban/pedesaaan yang penjualan pesaing belum di jangkau yaitu, Coca-Cola produsen minuman sebesar 18% berkarbonasi lain 4.Mempunyai tenaga 4.Brand/image produk 4. Banyak konsumen 4.Harga BBM yang kerja yang professional “murah” akan sulit untuk beranggapan bahwa diperkiraan akan naik pada manajemen dan menjangkau konsumen minuman dapat mempengaruhi staff eksekutifnya atas berkarbonasi masih biaya produksi mahal 5. Produk berkualitas 5.Sistem distribusi 5. Adanya keringanan 5.Tenaga kerja internasional, outsourcing dan pajak dan insentif dari Indonesia sering menggunakan bahan – konsinyiasi rentan pemerintah untuk bergejolak, bahan dari Indonesia terhadap terjadinya investasi asing produktifitas juga kehilangan barang terbilang rendah 6. Memiliki satu pabrik 6..Tidak adanya kontrol 6. Jumlah konsumen 6.Lahan untuk pabrik produksi di Cikarang terhadap distributor yang cukup besar di Jawa sedikit dengan kapasitas menyebabkan distributor (sekitar 50 % dari 240 produksi 36 ribu botol kurang dapat di andalkan juta penduduk per jam Indonesia di bawah 29 tahun) 7. Pertumbuhan 7. Tidak adanya website penjualan tahun 2011 khusus di Indonesia naik hingga 2000 persen, dan penjualan mencapai 4,5 juta botol. Strategi SO Strategi WO Strategi ST Strategi WT 1. Memperbanyak 1.Membuka website, 1.Analisa aktivitas 1.Melakukan variasi distributor outsourcing yang memfasilitasi rantai nilai yang dapat produk (produk di daerah jauh dari kota keluhan pelanggan (W1, dieleminasi sehingga premium dengan (S2, O2) W7, O2) dapat menekan biaya harga lebih mahal) Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 18
  • 20. (S3, T4) (W4, T2) 2.Dalam promosi 2.Menambah kapasitas 2.Mengenali dan 2.Membangun lahan produk ditekankan produksi di pabrik mengidentifikasi pabrik baru di pada harga dan volume (W3,W2,O2) kebutuhan karyawan, kawasan industri (W2, mengadakan training T6) (S1, O4, O3) (S4, T5) 3. Menjadi sponsor 3. Gencar melakukan 2.Menambah event-event besar , strategi pemasaran kapasitas produksi di memperkenalkan rasa dan perluasan pabrik (W3, T3) dan variasi produk, dan distribusi (S1, S2, T2) kemasan baru (W4, O6) 4.Inovasi produk dengan pemanis alami yang lebih sehat (S5, T1) 2) MATRIKS SPACE BIG COLA Kekuatan Finansial (FS) Peringkat Pertumbuhan penjualan naik hingga 2000%. Pada tahun 2011 4 Kekuatan Industri (IS) Penjualan minuman berkarbonasi di Indonesia tahun ini diperkirakan 5 tumbuh 15% menjadi 790,4 juta liter Masih rendahnya konsumsi minuman di Indonesia 4 Tingginya jumlah konsumen baru (populasi umur di bawah 29 tahun) 3 Total 12 Stabilitas Lingkungan (ES) Inflasi cukup rendah 3.79 tahun 2011 -3 Rentang harga produk pesaing Rp.4500 - Rp.6000 -4 Total -7 Keunggulan Kompetitif (CA) Big Cola mempunyai harga yang lebih murah (Rp.3000) dengan isi lebih -2 banyak (535ml) Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 19
  • 21. Pangsa pasar mencapai 25 % -2 Bahan baku menggunakan produk lokal -3 Total -7 Kesimpulan Rata-rata ES= -7 : 2 = -3.5 Rata-rata IS= 12 :3 = 4 Rata-rata CA= -7 : 3 = -2.333 Rata-rata FS = 4 : 1 = 4 Koordinat arah vector : sumbu x: -2.333 + 4 = + 1.677≈ 1.7 Sumbu y: -3.5 +4 = -5 Big Cola sebaiknya menjalankan Strategi Kompetitif Profil Kompetitif FS IS CA ● (1.7 , -5) ES Sesuai dengan profil kompetitif di atas, strategi yang paling sesuai untuk perusahaan adalah strategi kompetitif. Strategi kompetitif ini mencakup integrasi ke belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Melalui matriks ini juga menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keunggulan kompetitif yang besar dalam industri yang tumbuh. Kemudian untuk Big Cola sendiri yang paling sesuai adalah strategi penetrasi pasar, selain karena Big Cola merupakan pemain baru di industri minuman berkarbonasi di Indonesia, Big Cola juga ingin memperoleh pangsa pasar yang lebih besar di Industri ini. Salah satu caranya adalah memperkuat pemasaran dan perluas jangkauan distribusinya. Kemungkinan strategi lain yang dapat dilakukan adalah pengembangan produk. Hal ini juga perlu dilakukan karena pesaing yang ada yaitu CocaCola sudah memperoleh pangsa pasar yang cukup besar di Indonesia dan membuat loyalitas Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 20
  • 22. konsumen cukup tinggi. Agar mampu menandingi maka Big Cola perlu melakukan inovasi dalam produknya mungkin dari segi kemasan agar lebih menarik, menambah variasi rasa-rasa baru seperti apel atau nanas. Jadi, yang paling sesuai untuk Big Cola adalah 2 alternatif strategi tadi. TAHAP KEPUTUSAN MATRIKS PERENCANAAN STRATEGI KUANTITATIF (QSPM) 1.Melakukan inovasi produk , kemasan baru dan variasi rasa ALTERNATIF STRATEGI Faktor-faktor utama Peluang 1. Masih rendahnya konsumsi minuman karbonasi di 2.Memperkuat pemasaran dan perluas jangkauan distribusi AS TAS Bobot AS TAS 0.15 4 0.60 2 0.3 0.09 3 0.27 4 0.36 0.08 3 0.24 4 0.32 0.08 - - 0.06 - - 0.09 2 Indonesia yaitu sekitar 4 % (33 L perkapita pertahun ) 2. Penjualan minuman berkarbonasi di Indonesia tahun ini diperkirakan tumbuh 15% menjadi 790,4 juta liter 3.Banyak konsumen di daerah sub urban/pedesaaan yang belum di jangkau produsen minuman berkarbonasi lain 4. Banyak konsumen beranggapan bahwa minuman berkarbonasi masih mahal 5. Adanya keringanan pajak dan insentif dari pemerintah untuk investasi asing 6. Jumlah konsumen yang cukup besar (sekitar 50 % 0.18 4 0.36 dari 240 juta penduduk Indonesia di bawah 29 tahun) - Ancaman 1. Konsumen semakin sadar akan kesehatan 0.12 4 0.48 1 0.12 2. Pesaing cukup kuat (yaitu Coca Cola) dan sudah 0.07 4 0.28 3 0.21 0.06 - 0.1 1 memimpin pasar minuman ringan dengan pangsa pasar 40 % 3.Tahun sebelumnya pertumbuhan penjualan pesaing - yaitu, Coca-Cola sebesar 18% 4.Harga BBM yang diperkiraan akan naik dapat Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia 0.10 3 Page 21 0.3
  • 23. mempengaruhi biaya produksi 0.05 - - 0.05 - - 0.15 2 0.3 4 0.1 1 0.1 4 3.Proses yang inovatif untuk optimasi biaya 0.08 4 0.32 4.Mempunyai tenaga kerja yang professional pada 0.06 - 0.07 4 5.Tenaga kerja Indonesia sering bergejolak, produktifitas juga terbilang rendah 6.Lahan untuk pabrik di Jawa sedikit Kekuatan (S) 1. Harga jual lebih murah, dan volume lebih banyak dari pesaing yang sudah lebih dulu ada 2.Jangkauan jaringan distribusi luas (traditional 0.6 channel), serta sistem distribusi outsourcing 0.4 1 0.08 - manajemen dan staff eksekutifnya 5. Produk berkualitas internasional, menggunakan 0.28 1 bahan – bahan dari Indonesia 6. Memiliki satu pabrik produksi di Cikarang dengan 0.07 0.05 - 0.06 3 - kapasitas produksi 36 ribu botol per jam 7. Pertumbuhan penjualan tahun 2011 naik hingga 2000 0.18 4 persen, dan penjualan mencapai 4,5 juta botol. 0.24 Kelemahan (W) 0.08 - - 2.Baru terdapat 1 pabrik di Indonesia 0.07 - - 3.Agen penjual Big Cola sering kehabisan stok dan 0.13 1 0.13 0.04 4 0.16 0.04 - - 0.04 - - 0.03 1 1.Kurangnya pemahaman akan perilaku konsumen (misal ketidakpuasan konsumen), karena sistem distribusi outsourcing 4 harus menunggu lama 4.Brand/image produk “murah” akan sulit untuk 0.52 3 menjangkau konsumen atas 5.Sistem distribusi outsourcing dan konsinyiasi rentan 0.12 terhadap terjadinya kehilangan barang 6..Tidak adanya kontrol terhadap distributor menyebabkan distributor kurang dapat di andalkan 7. Tidak adanya website khusus di Indonesia TOTAL Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia 0.03 4 3.65 0.12 4.12 Page 22
  • 24. Dari analisis di atas terlihat bahwa strategi 1) .Melakukan inovasi produk baru dan variasi rasa mendapat jumlah kesuluruhan daya tarik total sebesar 3.65, sedangkan strategi 2) Memperkuat pemasaran dan perluas jangkauan distribusi memperoleh 4.12. Berdasarkan jumlah tersebut mengindikasikan bahwa bisnis perlu memperkuat pemasaran dan perluas jangkauan distribusi, strategi ke 2 merupakan strategi yang terbaik. Strategi ini dirasa tepat karena peluang di industri minuman berkarbonasi yang masih besar, didukung dengan populasi penduduk Indonesia yang berusia muda yang besar, tingkat konsumsi minuman berkarbonasi yang rendah (sehingga dapat di tingkatkan dengan perkuat promosi dan distribusi), animo masyarakat Indonesia terhadap Big Cola yang besar (terbukti dengan pertumbuhan penjualan yang besar dalam jangka waktu kurang dari 2 tahun), keunggulan kompetitif low cost yang dimiliki Big Cola dan tidak dimiliki pesaing lain. Strategi promosi dapat dilakukan dalam berbagai hal seperti menjadi sponsor event-event di kampus, yang notabene banyak terdapat mahasiswa yang merupakan target konsumen yang sesuai bagi Big Cola. Event-event ini tidak hanya mencakup event olahraga, namun juga event seperti konser atau pentas seni.Kemudian, karena tergolong baru dan jarang mengiklankan di TV, untuk mengenalkan produk ini ke masyarakat harus melalui jemput bola, yang mana bagian sales langsung mendatangi toko-toko atau ke pasar tradisional untuk menawarkan Big Cola ini dan memberikan poster untuk edukasi kepada konsumen. Dengan cara promosi semacam itu, pesan yang ingin disampaikan Big Cola akan tepat sasaran langsung ke konsumen. Jaringan distribusi pun dapat diperluas dengan memberi insentif apabila distributor outsourcing yang ada mampu menjual ke daerah baru, jadi semakin banyak daerah yang di jangkau, semakin banyak yang di jual, maka insentif yang ada juga semakin banyak. Dengan memperkuat promosi dan memperluas jaringan distribusi, Big Cola tentu dapat meraih pangsa pasar yang besar di Indonesia dan mengamankan posisinya di industri minuman ringan. KESIMPULAN Big Cola yang merupakan segmen bisnis dari PT.AJE INDONESIA termasuk pemain baru di industry minuman berkarbonasi di Indonesia. Di pasarkan tahun 2010 di Indonesia, Big Cola mampu menarik konsumen untuk mencoba minuman asal Peru ini. Hal ini dikarenakan salah satu keunggulan kompetitifnya yaitu produknya yang murah dengan isi lebih banyak dari pesaingnya (Coca-Cola). Keunggulan ini dapat di capai dengan meminimalisir biaya produksi melalui inovasi dalam teknologi, pembuatan rasa sirup sendiri dan sistem distribusi outsourcing (yang mengurangi biaya truk dan sopir). Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 23
  • 25. Walaupun begitu Big Cola juga memiliki kelemahan-kelemahan dari sistemnya tersebut, salah satunya adalah kapasitas produksi yang masih kurang dan keluhan konsumen yang tidak dapat tersalurkan dengan baik. Hal lain yang sangat mempengaruhi adalah pesaing (Coca-Cola) yang sudah lama berdiri di Indonesia, mempunyai pangsa pasar yang cukup besar dan loyalitas pelanggan yang tinggi (dan biasanya tidak sensitif terhadap harga). Brand pesaing yang sudah kuat ini merupakan salah satu kendala yang dihadapi Sehingga untuk meraih pangsa pasar yang lebih besar dan menjadikan pelanggan loyal terhadap produk Big Cola diperlukan strategi yang sesuai. Setelah melalui serangkaian proses, matriks, dan analisa, maka strategi yang sesuai adalah penetrasi pasar melalui pemasaran yang kuat dan perluasaan jangkauan distribusi. Strategi promosi juga harus tepat sasaran dan tetap meminimalkan biaya. Apabila strategi tersebut dijalankan, maka diharapkan Big Cola mampu meraih pangsa pasar yang besar dan mengamankan posisinya di industri minuman ringan Indonesia. Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 24
  • 26. DAFTAR PUSTAKA  David, Fred R.2009. Manajemen Strategis Konsep, Edisi 12. Jakarta : Salemba Empat  Aruman, Edhy.2011. Marketing With Minimalize Adv, (online), (http://edhyaruman.blogspot.com/2011/12/marketing-with-minimalize-adv.html, diakses 28 Maret 2012).  Prastowo, Mahar.2011. Bola,Komunikasi Strategis Pemasaran Big Cola, (online), (http://www.generasiindonesia.com/berita-242-.html, diakses 28 Maret 2012).  Rosita, Maria.2011. Pasar Minuman Cola Semakin Segar, (online), (http://industri.kontan.co.id/rubrik/manufaktur/pasar minuman cola semakin segar, diakses 28 Maret 2012).  Anonim.2011. Big Cola Akan Mendatangkan Klub Liga Inggris Ke Indonesia, (online), (http://mediasinartimur.com/big-cola-akan-mendatangkan-klub-liga-inggriske-indonesia.html, diakses 31 Maret 2012).  Anonim. Vision & Mission, (online), (http://www.ajegroup.com/eng/misionvision.php.htm, diakses 28 Maret 2012).  Gammayani, Listya. Minuman, (online), (http://potcream.web.id/?s=minuman, diakses 31 Maret 2012).  De Ridder, Philippe.2011. Aje vs Coca-Cola Disruptive Business Model Innovation In The Soda Market, (online), (http://www.boardofinnovation.com/2011/07/06/aje-vscoca-cola-disruptive-business-model-innovation-in-the-soda-market/, diakses 31 Maret 2012).  Marr, Bernard. Balance Scorecard, (online), (http://www.apinstitute.com/Balanced%20Scorecard.html, diakses 15 April 2012).  Anonim. BalScoreMain, (online), (http://www.maaw.info/BalScoreMain.htm, diakses 15 April 2012).  Wicaksono, Arif.2012. Keringanan Pajak Naikkan Investasi Asing, (online), (http://www.tribunnews.com/2012/04/23/keringanan-pajak-naikan-invetasi-asing.htm, diakses 28 April 2012).  Heri, Susanto.2010. Indonesia Calon Kekuatan Ekonomi Baru Dunia, (online), (http://fokus.vivanews.com/news/read/186419-indonesia--calon-kekuatan-ekonomibaru-dunia.htm, diakses 28 April 2012). Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 25
  • 27.  Anonim.2011. Dua Kebijakan Pemerintah Hambat Pertumbuhan Industri Minuman, (online), (http://www.indonesiafinancetoday.com/read/5209/Dua-KebijakanPemerintah-Hambat-Pertumbuhan-Industri-Minuman, diakses 28 April 2012).  Nugroho, Kristanto. 2012. Kekuatan Ekonomi Indonesia Semakin Berotot, (online), (http://www.vibiznews.com/column/economy/2012/05/01/kekuatan-ekonomiindonesia-semakin-berotot--/, diakses 28 April 2012).  Anonim. 2012. Demography Bonus, (online), (http://static.itoday.co.id/images/stories/itoday-images/demographybonus, diakses 28 April 2012).  LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI PT. AJE INDONESIA Human Resources Administration & Finances Global Quality Fiscal Boards of Director Executive Corporate President Legal Communicatian & Corporate Affair IT Purchases Perencanaan Strategi Segmen Bisnis Big Cola di Indonesia Page 26