SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 33
HUKUM DASAR KIMIA DAN STOIKIOMETRI
(Tugas Telaah Kurikulum Kimia Sekolah 1)

Disusun oleh
Kelompok 5
Ekayana Putriyani

1213023021

Irma Ria Ferdianti

1213023033

Ratna Manika

1213023055

Risko Apriyandi

1213023059

Sinta Chintia T

1213023065

Yogi Apriyanto

0813023021

ROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2013
1
KI, KD, MATERI, PRODUK, PROSES,
SERTA INDIKATOR

Identitas

: Kelas X Semester 2

Kompetensi Dasar : 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi
sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan
pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai
hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya
bersifat tentatif.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta
bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan
masalah dan membuat keputusan V
3.11 Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan
reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk
menyelesaikan perhitungan kimia.
4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa molekul
relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan
konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

Materi

:

Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri

Produk

: 1. Hukum Kekekalan Massa ( Lavoisier)
2. Hukum Proust ( Hukum Perbandingan tetap)
3. Hukum Dalton ( Hukum Perbandingan Berganda)
4. Hukum Boyle

2
5. Hukum Gay Lussac
6. Hipotesis avogadro
7. Konsep Ar
8. Konsep Mr
9. Konsep mol
10. Massa molar
11. Volume molar
12. Pereaksi Pembatas

Proses

: 1. Menganalisis reaksi yang terjadi dalam perkaratan besi.
2. Mengkaji konsep redoks berdasarkan pelepasan dan
pengikatan oksigen.
3. Mengkaji

kekurangan

konsep

redoks

berdasarkan

pelepasan dan pengikatan oksigen
4. Menentukan variabel bebas, variabel kontrol dan variabel
terikat pada percobaan reaksi reduksi dan oksidasi.
5. Menentukan hipotesis percobaan.
6. Merancang prosedur percobaan yang akan dilakukan.
7. Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
percobaan reaksi reduksi oksidasi.
8. Merancang tabel hasil pengamatan.
9. Melakukan

percobaan

reaksi

reduksi

oksidasi

menggunakan reagen larutan MgSO4, larutan CuSO4,
logam Mg dan logam Cu.
10. Mengamati perubahan yang terjadi pada percobaan.
11. Membandingkan hasil pengamatan dengan hipotesis
awal percobaan.
12. Mengkaji

konsep

reaksi

reduksi

dan

oksidasi

berdasarkan pelepasan dan pengikatan elektron pada
percobaan.
13. Menganalisis konsep bilangan oksidasi dari atom, ion
dan molekul.

3
14. Mengkaji

konsep

reaksi

reduksi

dan

oksidasi

berdasarkan kenaikan bilangan oksidasi pada percobaan.
15. Menganalisis konsep oksidator dan reduktor berdasarkan
persamaan reaksi.
16. Mengkaji reaksi reduksi oksidasi pada reaksi antara
NaOH dan Cl2.
17. Menganalisis konsep autoredoks berdasarkan reaksi
oksidasi dan reduksi antara NaOH dan Cl2.
18. Mengidentifikasi penyetaraan persamaan reaksi reduksi
oksidasi dengan metode bilangan oksidasi.
19. Membandingkan kecenderungan beberapa zat dalam
mengalami oksidasi dan reduksi berdasarkan percobaan
potensial reduksi.
20. Mengidentifikasi penyetaraan persamaan reaksi reduksi
oksidasi dengan metode setengah reaksi.

Indikator

:1.1.1 Menyadari bahwa adanya reaksi reduksi oksidasi
merupakan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
2.1.1

Menunjukkan rasa ingin tahu tentang reaksi reduksi
oksidasi

3.9.1

Menjelaskan konsep reduksi oksidasi berdasarkan
pengikatan dan pelepasan oksigen.

3.9.2

Menyebutkan kekurangan konsep reduksi oksidasi
berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen.

3.9.3 Menjelaskan

konsep

reduksi

oksidasi

berdasarkan

pengikatan dan pelepasan elektron.
3.9.4 Menyebutkan pengertian bilangan oksidasi.
3.9.5 Menentukan bilangan oksidasi dari beberapa atom dalam
molekul dan ion.

4
3.9.6 Menjelaskan konsep reduksi oksidasi berdasarkan
kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi.
3.9.7 Menjelaskan konsep reduktor dan oksidator pada reaksi
reduksi oksidasi.
3.9.8 Menyebutkan oksidator dan reduktor dalam reaksi antara
NaOH dan CL2 .
3.9.10 Menjelaskan konsep autoredoks.
3.9.11

Menentukan

persamaan

reaksi

yang

setara

menggunakanmetode bilangan oksidasi.
3.9.12 Menyebutkan potensial reduksi beberapa zat.
3.9.13 Mengelompokkan zat – zat yang cenderung mengalami
oksidasi dan zat – zat yang cenderung mengalami
reduksi berdasarkan nilai potensial reduksinya.
3.9.14 Menjelaskan konsep tentang kecenderungan oksidasi
dan reduksi zat – zat dalam deret volta.
3.9.15

Menentukan

persamaan

reaksi

yang

setara

menggunakan metode setengah reaksi.
4.9.1 Menentukan variabel bebas, variabel terikat, dan variabel
kontrol pada percobaan reaksi reduksi oksidasi.
4.9.2 Menentukan hipotesis percobaan.
4.9.3 Menentukan prosedur percobaan yang akan dilakukan.
4.9.4 Menggambarkan rancangan tabel hasil pengamatan.
4.9.5

Melakukan percobaan sesuai dengan rancangan
percobaan yang telah didiskusikan.

5
4.9.6

Menuliskan
pengamatan

hasil

pengamatan

berdasarkan

pada

pengamatan

tabel

hasil

yang

telah

dilakukan.
4.9.7

Menyimpulkan hasil percobaan mengenai penentuan
zat yang mengalami oksidasi dan reduksi.

SKENARIO PEMBELAJARAN

Kegiatan Pendahuluan
Guru masuk kedalam kelas dan mengucapkan salam, kemudian guru mengecek
kehadiran murid.
Guru

: “ Anak – anak, apakah kalian pernah memperhatikan kayu
terbakar?”.

Murid

: “ pernah bu ”.

Guru

: “ Perubahan apa saja yang terjadi pada proses pembakaran kertas
itu? ”.

Murid

: “ Perubahan fisik bu, karena bentuknya berubah menjadi abu dan
warnanya juga berubah menjadi abu - abu ”.

Murid lain

: “ Selain itu ada perubahan massa juga bu. Karena pada abu yang
dihasilkan tidak sebanyak kayu yang kita bakar ”

Guru

: “ Oke, pendapat kalian ibu tampung. Apakah ada yang lain yang
ingin berpendapat untuk menyanggah atau menambahi? ”.

Murid

: “ bu, saya ingin menyanggah bu. Pada saat proses pembakaran
kayu menurut saya sebenarnya tidak terjadi perubahan massa
karena pada saat proses pembakaran kayu ada zat lain yang
dihasilkan selain abu”.

Guru

: “ iya nak, zat apa yang kamu maksud? ”.

6
Murid

: “ asap bu atau gas. Kan kalau gas tidak keliatan jadi tidak bisa di
timbang”.

Guru

: “ Anak – anak, pendapat teman kalian ibu terima. Perubahan yang
terjadi pada pembakaran kayu hanyalah perubahan fisik seperti
berubah bentuk dan warna, sedangkan perubahan massa memang
tidak terjadi seperti pendapat teman kalian yang kedua”.

Murid

: “ Jadi benar bu kalau ada zat lain yang dihasilkan selain abu? ”.

Guru

: “ benar nak, ada zat lain yang dihasilkan yaitu gas. Ibu akan
sedikit meralat pendapat teman kalian tadi. Gas itu walaupun
wujudnya tidak dapat kita lihat sebenarnya dapat ditimbang,
apabila pembakaran kayu tersebut dilakukan dalam system yang
tertutup. Nah nak, ini ada hubungannya dengan hukum dasar kimia
yang pertama ”.

Murid

: “ o… hukum kekekalan massa ya bu? ”.

Guru

: “ tepat sekali, oleh karena itu mari kita buka buku masing –
masing dan kita mulai materi kita tentang hukum dasar kimia ”.

Murid

: “ baik bu ”.

Kegiatan Inti
Kegiatan Inti
Guru

: “ Anak-anak pada hari ini kita akan mempelajari tentang hukumhukum dasar ilmu kimia diantaranya yaitu hukum kekakalan
massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan ganda
(Dalton), .................. . Baiklah anak-anak, kita akan mempelajari
tentang hukum dasar kimia yang pertama, yaitu hukum kekekalan
massa (Hukum Lavoisier). Agar lebih mudah mempelajarinya kita
akan melakukan suatu percobaan. Sebelum melakukan percobaan

7
Ibu akan membagi kelompok. Nanti setelah ibu bagikan
kelompoknya, kalian duduk berkelompok sesuai dengan kelompok
yang ibu bagi ya nak. Mengerti ?”
: “ mengerti Buk… ”

Siswa

(Guru membagikan kelompok dan siswa duduk sesuai kelompok yang telah
ditentukan guru)
Berikut adalah lembar kerja siswa mengenai hukum kekekalan massa yaitu :
LKS 1
HUKUM KEKEKALAN MASSA

Tujuan Percobaan : Membuktikan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama.
Alat dan Bahan:
1.

Labu Erlenmeyer

2 buah

2.

Tabung reaksi kecil

1 buah

3.

Pipet tetes

1 buah

4.

Benang

5.

Sumbat gabus

6.

Neraca

7.

Batu pualam

1 gram

8.

Larutan HCl

4 mL

Prosedur Percobaan:
1.

Masukkan 1 gram batu pualam ke dalam labu erlenmeyer 250 mL dan
masukkan 4 mL larutan HCl ke dalam tabung reaksi kecil.

2.

Ikat tabung reaksi kecil dengan benang dan masukkanke dalam labu
erlenmeyer yang berisi batu pualam (usahakan agar larutan HCl tidak
tumpah), kemudian tutup erlenmeyer dengan sumbat gabus.

3.

Timbang labu erlenmeyer beserta isinya. Catat massanya.

4.

Tumpahkan larutan HCl yang ada dalam tabung reaksi kecil ke dalam labu

8
erlenmeyer. Amati reaksi yang terjadi hingga semua batu pualam habis
bereaksi.
5.

Timbang kembali labu erlenmeyer beserta isinya. Catat massanya.

6.

Ulangi langkah 1-5, namun erelnmeyer dalam keadaan terbuka.

Hasil Pengamatan
Percobaan
Massa

Sebelum reaksi (gram)

Sesudah reaksi (gram)

erlenmeyer

tertutup dan isinya
Massa

erlenmeyer

terbuka dan isinya
Pertanyaan:
1.

Reaksi apa yang terjadi saat HCl bereaksi dengan batu pualam?

2.

Bagaimana massa erelnmeyer sebelum dan sesudah reaksi?

3.

Apa perbedaan massa erlenmeyer dalam keadaan terbuka dan tertutup?

4.

Apa yang dapat dismpulkan dari percobaan tersebut?

Guru

: ” adakah yang ingin ditanyakan dari prosedur percobaan yang
telah ibu berikan apakah sudah mengerti anak-anak ?”

Siswa

: ” sudah Bu..”

Guru

: ” baiklah, sekarang pada masing-masing kelompok lakukan
percobaannya..”

Siswa

: ” Baik Bu..”

(Siswa kelompok 2)
Siswa

: ” Bu, pada labu erlenmeyernya terdapat gelembung-gelembung..”

9
Guru

: ” iya, apakah ada yang tahu mengapa terdapat gelembunggelembung di dalam labu?”

Siswa

: ” karena terjadi reaksi kimia Bu..

kan salah satu ciri dari

terjadinya reaksi kimia adalah timbul gelembung gas Bu...”
Guru

: ” iya benar Nak..”

(Siswa kelompok 4)
Siswa

: ” karena HCl bereaksi dengan batu pualam Buk..”

Guru : ” iya, benar. Apakah sekarang batu pualamnya telah habis bereaksi ?”
Siswa

: ” sudah Bu..”

Guru

: ” Jika batu pualamnya telah habis bereaksi dengan HCl sekarang
timbang labu erlenmeyernya tuliskan data yang diperoleh pada
hasil pengamatan dengan jujur ya nak... jangan lupa timbang labu
erlenmeyrnya beserta dengan sumbat gabusnya..”

Siswa

: ” Baik Buk..”

(Siswa mulai menimbang labu erlenmeyer dan menuliskan data hasil pengamatan
dengan jujur)
Guru

: ”apakah dari masing-masing kelompok telah selesai menimbang
labu erlenmeyer dan menuliskan datanya ? ”

Siswa

: ” Sudah Bu,”

Guru

: ”baiklah sekarang lihat prosedur percobaan yang keenam dan
lakukan prosedur keenam, langkah-langkahnya sama seperti yang
tadi namun labu erlenmeyernya tidak perlu ditutup dengan sumbat
gabus. Mengerti ?”

Siswa

: ” mengerti Bu..”

(Selanjutnya siswa kembali meneruskan percobaan untuk prosedur yang
selanjutnya)
10
Guru

: ” apakah masing-masing kelompok telah selesai melakukan
percobaannya ?”

Siswa

: ” sudah Bu...”

Guru

: ” selanjutnya kembali ditimbang labu erlenmeyernya dan tuliskan
data hasil pengamatannya kembali.”

Siswa

: ” Baik Bu..”

Guru

: ” baiklah jika sudah selesai melakukan percobaan nya dan telah
mendapatkan data hasil pengamatannya, sekatang ibu minta dari
perwakilan kelompok ada yang menjelasakan hasil pengamatan
yang tealh didapatkan setelah melakukan percobaan. ”

(masing-masing siswa dari beberapa kelompok mengangkat tangan)
Guru

: ” baiklah, silahkan dari kelompok 1 perwakilan dari kelompoknya
unutk menjelaskan hasil pengamatan kelompoknya.”

Siswa

: ” baik Bu. Saya mewakili kelompok 3 akan memprsentasikan
hasil yang kami dapat dari percobaan tadi. Pertama kali, kami
memasukkan 1 gram batu pualam ke dalam labu erlenmeyer 250
mL dan memasukkan 4 mL larutan HCl ke dalam tabung reaksi
kecil. Kemudian mengikat tabung reaksi kecil dengan benang dan
memasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang berisi batu pualam
(mengusahakan agar larutan HCl tidak tumpah). Lalu menutup
erlenmeyer dengan sumbat gabus. Selanjutnya, menimbang labu
erlenmeyer beserta isinya dan mencatat massanya. Massanya
adalah 148,45 gram. Kemudian, saat larutan HCl ditumpahkan,
muncul gelembung-gelembung gas. Dan setelah gelembung habis
kemudian menimbang kembali labu erelnmeyer beserta isinya,
didapat massanya 148,4 gram.”

11
Guru

: ”Iya, terimakasih. Sekarang, dari perwakilan dari kelompok 3
silahkan maju untuk mempresentasikan hasil yang didapat dari
percobaan kedua!”

Siswa

: ” baik Bu.. Saya perwakilan dari kelompok 3

akan

mempresentasikan hasil pengamatan dari percobaan kedua.
Langkah-langkah yang dilakukan sama seperti pada percobaan
pertama, hanya saja pada percobaan ini, labu erlenmeyer tidak
ditutup dengan sumbat gabus. Massa labu erlenmeyer beserta
isinya sebelum bereaksi adalah 123,8 gram. Sedangkan, setelah
direaksikan antara batu pualam dengan larutan HCl, muncul
gelembung-gelembung gas. Kemudian setelah itu, menimbang
kembali labu erlenmeyer beserta isinya dan didapatkan massany
adalah 123,6 gram.”
Guru

: ”ya terimakasih, semuanya tolong perhatikan ke depan! Dari data
percobaan

hasil pengamatan teman kalian, pada percobaan

pertama, massa sebelum reaksi adalah 148,45 gram dan sesudah
reaksi massany adalah 148,4 gram. Ada yang bisa menganalis data
tersebut?”
Siswa 1

: ”Saya, Bu. Berdasarkan data tersebut massa sebelum dan sesudah
reaksi adalah hampir sama atau mendekati kesamaan, hanya
berbeda 0,05 gram saja. Sehingga dapat dikatakan bahwa massa
sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.”

Guru

: ” iya, benar nak... selisih data dari hasil pengamatan saat batu
pualam telah tepat beraksi dengan HCl selisihnya sangat sedikit
sekali bukan ? jadi dapat dikatan bahwa massa zat sebelum dan
sesudah bereaksi adalah sama. Lalu untuk percobaan yang
selanjutnya bagaimana data hasil pengamatannya?”

Siswa

: ” Berdasarkan data hasil percobaan kedua, massa zat sebelum dan
sesudah bereaksi juga sama, hanya berbeda 0,2 gram saja Buk..”

12
Guru

: ” benar sekali.. sekarang coba kalian bandingkan antara hasil
pengamatan percobaan yang pertama dengan hasil pengamatan
percobaan yang kedua.”

Siswa

: ” bu,, pada percobaan pertama didapatkan hasil pengamatan dari
data yang diperoleh perbedaannya hanya 0,05 gram dan pada
percobaan kedua berbeda 0,2 gram Bu..”

Guru

: ” iya benar.. menurut kalian, apakah yang menyebabkan hasil
pengamatan yang diperoleh itu terdapat perbedaan yang cukup
besar pada percobaan kedua ini ?”

Siswa

: ” hmmm..... apa ya... Bingung Bu...”

Guru

: ” apakah tidak ada yang tahu mengapa terjadi demikian ?”

Siswa

: ” mungkin karena perlakuannya Bu.. yang satu tadi labu
erlenmeyernya terbuka dan satu laginya tertutup Bu..”

Guru

: ” iya nak, Ibu akan menjelaskannya... Pada labu erlenmeyer yang
tertutup, semua zat yang dihasilkan selama reaksi berlangsung
tidak dapat keluar dan tertampung di labu erlenmeyer. Jadi semua
zat hasil reaksi ada didalam labu erlenmeyer itu. ”

Siswa

: ” Jadi Pada labu erlenmeyer yang terbuka, hasil reaksinya ada
yang keluar dari labu erlenmeyer sehingga massanya berkurang.
Begitu ya Bu...”

Guru

: ” Iya benar nak... seandainya hasil reaksi yang keluar tadi dapat
dikembalikan ke dalam labu erlenmeyer lagi, apakah massa
sebelum dan sesudah reaksi akan sama ?”

Siswa

: ” jelas tetap akan sama Bu..”

Guru

: ” iya, pintar. Betul nak.. massa sesudah reaksi akan sama. Jadi
menurut kalian sistem apa yang ada pada percobaan pertama dan
percobaan kedua yang telah kita lakukan tadi?”

13
Siswa

: ” sistem yang terjadi pada percobaan yang pertama adalah
dilakukan pada sistem tertutup dan dan pada percobaan yang kedua
yaitu pada sistem terbuka Bu.. ”

Guru

: ” Benar,, jadi, pada percobaan pertama berlaku sistem tertutup
dan pada percobaan kedua berlaku sistem terbuka. Ada yang dapat
menyimpulkan hasil percobaan tad?”

Siswa

: ” saya Bu.. menurut saya baik dalam sistem terbuka maupun
sistem tertutup massa zat sebelum dan sesudah beraksi adalah sama
Bu..”

Guru

: ” Iya, benar nak. Nah jawaban yang telah disebutkan oleh teman
kalian tadi merupakan bunyi hukum kekekalan massa menurut
Lavoisier. Biasanya juga disebut hukum Lavoisier. Selanjutnya jika
dihubungkan dengan sistem tertutup dan terbuka tadi bagaiamana
hubungannya, siapa yang ingin melengkapi ?”

Siswa

: ” saya Bu. Jadi hukum dasar ilmu kimia yang salah satunya
hukum kekeklan massa ini baik massa zat sebelum dan sesudah
bereaksi adalah sama dalam sistem terbuka maupun sistem tertutup
Bu..”

Guru

: ” nah jadi itu tadi adalah salah satu hukum dasar ilmu kimia.
Hukum kekekalan massa. Nah hukum kekelan massa ini
menyatakan bahwa massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan
selama reaksi kimia berlangsung. Dengan kata lain massa dari
reaktan sama dengan massa produk. Jadi dapat disimpulkan bahwa
massa zat sebelum dan sesudah beraksi adalah sama. Sesuai dengan
yang telah disimpulkan bersama-sama tadi. Siapa tokoh yang
mencetuskan hukum kekekalan massa?”

Siswa

: ” Lavoisier, Bu..”

Guru

: ” iya benar. .. lavoisiser adalah seorang ilmuwan Perancis (17431794). Beliau memiliki nama lengkap Antonie Laurent Lavoisier.

14
Beliau adalah orang yang pertama menggunakan kesetimbangan
analitis untuk mengamati reaksi kimia yang terjadi. Ternyata
ditemukan massa zat sebelum dan sesudah bereaksi tetap sama.
Nah, hukum kekekalan massa merupakan salah satu konsep yang
paling mendasar dalam mempelajari ilmu kimia. Sampai sini ada
yang ingin ditanyakan? Ada yang kurang dimengerti anak-anak ?”
Siswa

: ” sudah mengerti Bu...”

Guru

: “ Baiklah kalan begitu, kita masuk ke hukum dasar kimia yang
selanjutnya. Silahkan kalian amati kembali LKS yang akan ibu
berikan. Silahkan satu orang maju ke depan dan bagikan LKSnya
kepada teman – teman yang lain”.

( Seorang murid maju ke depan dan mengambil LKS , kemudian membagikannya
kepada teman – teman yang lain ).

LKS 2
Joseph Louis Proust (1754-1826) seorang ahli kimia dari Prancis. Pada tahun
1799 menyelidiki perbandingan massa unsur-unsur penyusun senyawa.
Indikator :
1. Mengamati data hasil percobaan dan melakukan analisis data untuk
merumuskan kesimpulan tentang berlakunya Hukum Proust.
2. Mendeskripsikan hukum Proust melalui data percobaan.
Pr
Hasil Pengamatan
1. Pada percobaan pembentukan senyawa tembaga (II) sulfida, tembaga dicampur
dengan belerang, kemudian dipanaskan. Dari hasil pengamatan diperoleh data
sebagai berikut
Massa

1

Perbandingan

Tembaga

Belerang

massa

(gram)

Percobaan ke-

Massa

(gram)

belerang

1,0

0,5

2:1

tembaga

15
2

2,0

1,0

…..

3

3,0

1,5

…..

4

4,0

2,0

…..

5

5,0

2,5

…..

Pertanyaan
Kesimpulan apa yang kalian dapatkan?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................

Guru

: “ Bagaimana anak – anak, sudah selesai? ”.

Murid

: “ Sudah bu ”.

Guru

: “ Baiklah, sekarang silahkan satu orang menunjukkan hasil
pengamatannya”.

( salah seorang murid menunjukkan hasil pengamatannya)

LKS 2

Massa

Massa

Perbandingan

Tembaga

Belerang

massa

(gram)

(gram)

belerang

1

1,0

0,5

2:1

2

2,0

1,0

2:1

3

3,0

1,5

2:1

Percobaan ke-

tembaga

16
4

4,0

2,0

2:1

5

5,0

2,5

2:1

Kesimpulan :
Perbandingan massa tembaga dan belerang selalu tetap, yakni 2 : 1

Guru

: “ Selain itu, ada yang ingin menambahkan kesimpulannya? ”.

Murid

: “ Sama bu ”.

Guru

: “Kesimpulan kalian semua benar. Berdasarkan fakta tersebut
perbandingan massa antara tembaga dan belerang selalu tetap. ”.

Murid

: “ Bu, apakah perbandingan massa semua senyawa

itu selalu

tetap ataukah hanya berlaku untuk senyawa Tembaga Sulfida saja”.
Guru

: “Pertanyaan yang bagus. Anak – anak, perbandingan massa unsur
– unsur dalam semua persenyawaan kimia selalu tetap ”.

Murid

: “ Bu, apakah kesimpulan dari fakta itu merupakan hukum kimia
yang selanjutnya? ”.

Guru

: “ Iya, tepat sekali. Kasimpulan tadi merupakan Hukum
Perbandingan Tetap atau dikenal juga dengan hukum proust ”.

Murid

: “ Bu, kenapa dinamakan hukum Proust bu? ”.

Guru

: “ Ada yang tahu? ”.

Murid

: “ Karena orang yang melakukan pengujian ini untuk pertama kali
dan menghasilkan perbandingan tetap adalah Joseph Louis Proust,
sehingga hukum perbandingan tetap dinamakan hukum Proust”.

Guru

: “ Baiklah. Itu tadi yang dinamakan dengan hukum proust. Ada
yang ingin ditanyakan?, kalau tidak ada yang ditanyakan, coba
salah satu menyebutkan kembali mengenai hukum proust.”.

17
: “ Hukum proust menyatakan bahwa perbandingan massa unsur –

Murid

unsur dalam semua persenyawaan kimia selalu tetap”.
: “ Tadi kita telah membahas hukum perbandingan tetap. Sekarang

Guru

kita akan membahas mengenai hukum perbandingan berganda.
Untuk lebih jelasnya kalian kerjakan LKS 3 ”.
: “ Baik bu ”.

Murid
LKM 3

No

Senyawa

Massa Senyawa Massa Oksigen Massa

unsur

(gram)

kedua (gram)

1

H2O

18

16

2

2

H2O2

34

32

2

3

CO

28

16

12

4

CO2

44

32

12

5

CuO

81

16

65

6

CuO2

97

32

65

Pertanyaan
1. Bagaimana perbandingan unsur oksigen antara senyawa 1: senyawa 2,
senyawa 3: senyawa 4, dan senyawa 5: senyawa 6?
2. Bagaimana perbandingan unsur oksigen antara senyawa 1: senyawa 2,
senyawa 3: senyawa 4, dan senyawa 5: senyawa 6?
3. Bagaimanakah hubungan kedua hasil pengamatan kalian dengan hukum
perbandingan berganda?

Guru

: “ Apakah sudah diskusi kalian anak – anak?”.

Murid

: “ Sudah bu, kami sudah menemukan jawabannya ”.

Guru

: “ Baik silahkan jelaskan ”.

18
Murid

: “ Jawaban pertanyaan pertama berdasarkan tabel yaitu
perbandingan unsur hidrogen pada senyawa 1 dan 2 adalah sama
yaitu 2:2, perbandingan unsur karbon pada senyawa 3 dan 4 adalah
sama yaitu 1:1, begitu pula perbandingan unsur tembaga pada
senyawa 5 dan 6 adalah sama yaitu 1:1”.

Guru

: “ Iya, tepat sekali nak. Bagaimana dengan pertanyaan
selanjutnya? Silahkan ada yg ingin menjelaskan? ”.

Murid

: “ saya bu, menurut saya untuk jawaban yang kedua berdasarkan
tabel yaitu perbandingan unsur oksigen pada senyawa 1 dan
senyawa 2 adalah 1:2, pada senyawa 3 dan senyawa 4 adalah 1:2,
dan begitu pula pada senyawa 5 dan senyawa 6 adalah 1:2”.

Guru

: “ Nah anak anak, jadi pada senyawa yang mengandung oksigen
dan hidrogen yaitu senyawa 1 apa yang dapat kalian simpulkan? ”.

Murid

: “ perbandingan unsur hidrogennya adalah sama bu, namun
perbandingan unsur oksigennya adalah 1:2. ”.

Guru

: “ya nak, bagaimana dengan senyawa 3 dengan4, dan 5 dengan
6?”.

Murid

: “ Sama bu. Yang perbandingannya tetap adalah unsur karbon dan
tembaga, sedangkan perbandingan unsuur oksigennya adalah 1:2
pada senyawa 3 dengan 4, dan 5 dengan 6”.

Guru

: “ Baiklah kesimpulan kalian tepat sekali. sekarang apakah ada
yang mengetahui apa hubungan dari perbandingan tersebut ”.

Murid

: “ Menurut saya, pada senyawa 1 dan 2 itu kan sama – sama
mengandung unsur hidrogen dan oksigen. Namun, perbandingan
massa unsur oksigen pada massa unsur hidrogen yang tetap adalah
1:2. Menurut saya, inilah yang dinamakan dengan hukum
perbandingan berganda, karena perbandingan massa oksigen pada

19
senyawa yang kedua yaitu kelipatan atau penggandaan dari
senyawa yang pertama ”.
Guru

: “ Iya betul sekali pendapat teman kalian, namun ada yang perlu
ditambahkan sedikit lagi. Apakah ada yang bisa menambahkan? ”.

Murid

: “ Saya bu, karena kelipatannya menggunakan angka 1, 2 dan
seterusnya menurut saya kelipatan ini menggunakan bilangan bulat
dan yang paling sederhana ”.

Guru

: “Tepat sekali anak anak. Apa yang disampaikan teman kalian
sudah benar. Dari kedua pendapat teman kalian siapa yang bisa
menggabungkan dan menghubungkan dengan hukum perbandingan
berganda ”.

Murid

: “ Saya bu, hukum perbandingan berganda menyatakan bahwa
apabila dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka
perbandingan massa unsur dalam senyawa senyawa tersebut akan
menunjukkan bilangan bula yang paling sederhana ”.

Guru

: “ Nah, anak – anak inilah yang dinamakan dengan hukum
perbandingan berganda yang dicetuskan oleh john Dalton. Apakah
ada yang ingin ditanyakan? ”.

Murid

: “ Saya bu? Mengapa yang unsur hidrogen, karbon dan tembaga
perbandingan massanya tetap?”.

Guru

: “ Pertanyaan bagus sekali nak. Unsur hidrogen, karbon dan
tembaga pada senyawa tersebut tetap unsur – unsur tersebut yang
digunakan sebagai variable kontrolnya, dan unsur oksigen adalah
variable bebasnya ”.

Murid

: “ Baik bu. Saya paham sekarang ”.

Guru

: “ Oke, apakah ada yang ingin bertanya kembali? ”.

Murid

: “ Tidak bu ”.

20
Guru

: “ Anak – anak, dalam kehidupan sehari-hari kita tentu pernah
membeli gula atau beras di warung bukan? ”

Murid

: “ iya bu.”

Guru

: “ jika kita membeli gula atau beras apa yang biasanya kita
ucapkan?”

Murid

: “ beli beras 1 Kg atau beli gula 1 Kg”

Guru

: “ nah, dengan begitu, banyaknya gula atau beras yang kita beli itu
dihitung bukan berdasarkan banyaknya butiran beras atau gula.
Tetapi berdasarkan massanya yang memiliki satuan Kg”

Murid

: “ iya juga ya bu. Lalu apa hubungannya dengan materi yang akan
kita bahas hari ini bu?”

Guru

: “ ada yang tahu materi apa yang akan kita bahas hari ini?”

Murid

: “ stoikiometri atau perhitungan kimia bu”

Guru

: “ benar, dalam kimia kita mengenal atom, molekul dan ion
bukan?”

Murid

: “ iya bu”

Guru

: “ siapa yang tahu bagaimana cara menghitung banyaknya atom,
molekul dan ion dalam suatu senyawa?”

Murid

: “ atom, molekul dan ion kan sangat kecil bu. Bahkan ketiganya
tidak dapat diamati secara langsung. Bagaimana ya bu cara
menghitungnya?”

Guru

: “ ayo coba kaitkan dengan contoh saat kita membeli gula atau
beras tadi”.

Murid

: “ jika dikaitkan dengan contoh gula dan beras tadi, berarti atom,
molekul dan ion dalam suatu senyawa punya satuan gitu ya bu?”

Guru

: “ benar, jadi untuk menentukan banyaknya atom, molekul atau ion
dalam suatu senyawa, kita dapat menghitung jumlah partikelnya.
Nah, perhitungan ini yang kemudian disebut dengan stoikiometri
atau perhitungan kimia”

Murid

: “ bu, setau saya jumlah partikel itu juga nilainya masih sangat besar.
Apa tidak ada satuan yang lebih sederhana yang bisa digunakan
bu?”

21
Guru

: “ pertanyaan yang bagus, jadi jawabannya adalah ada. Satuan itu
adalah mol yang nanti juga akan kita bahas. Sekarang satu anak
maju ke depan mengambil LKS ini kemudian dibagikan ke masingmasing anak, 1 orang hanya mendapat 1 rangkap LKS”

(guru membagikan LKS untuk para siswa, LKS terlampir)
LKS 4
HUKUM GAY LUSSAC

Tujuan
Mengamati dan membuktikan Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay
Lussac) berdasarkan data percobaan.

Alat dan Bahan
Data percobaan

Langkah Kerja
Cermati data reaksi hidrogen dan oksigen membentuk uap air berikut. Percobaan
dilakukan pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama.

Tabel pengamatan
Percobaan

Hidrogen (Liter)

Oksigen (Liter)

Uap Air (Liter)

1

2

1

2

2

1

0,5

1

3

….

2

4

4

5

….

5

5

3

1,5

….

Pertanyaan:
Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta.
1. Tentukan perbandingan volume hidrogen; oksigen; uap air untuk percobaan 1
dan percobaan 2.
hidrogen

oksigen

uap air

22
Percobaan 1

:

:

Percobaan 2

:

:

2. Tentukan volume hidrogen pada percobaan 3 sesuai dengan perbandingan
volume percobaan 1 dan percobaan 2.

3. Tentukan volume oksigen pada percobaan 4.

4. Tentukan volume uap air pada percobaan 5.

5. Bandingkan perbandingan volume hidrogen; oksigen; uap air dengan
perbandingan koefisien reaksi H2(g) + O2(g)→ H2O(g) setelah disetarakan.

6. Apakah menunjukkan perbandingan yang sama?

*setelah selesai, sampaikan hasil yang didapatkan pada nomer 6 pada guru
Joseph Louis-Gay Lussac, seorang ahli kimia Prancis pada 1808 mengamati
volume gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi. Pengamatan menunjukkan
bahwa pada reaksi pengukuran temperatur dan tekanan yang sama diperoleh
hasil sebagai berikut.
a. Satu bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume
gas klorin menghasilkan dua volume gas hidrogen klorida:
H2(g) + Cl2(g)→2 HCl(g)
b. Dua bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas
oksigen menghasilkan 2 bagian volume air:

23
2 H2(g) + O2(g)→ 2 H2O(g)
7. Apa bunyi hukum gay lussac atau yang dikenal dengan hukum perbandingan
volume adalah …..

Guru

: “ untuk dapat melakukan perhitungan kimia ada beberapa hukum
dasar kimia. Nah, untuk kali ini kita akan membahas tentang
hukum gay lussac. Untuk mengetahui hukum gay lussac silahkan
diisi LKS yang sudah dibagikan tadi”

(setelah beberapa menit)
Murid

: “ bu. Sudah selesai. Hasil dari analisis yang saya lakukan adalah
perbandingan volume hidrogen; oksigen; uap air dari data dengan
perbandingan koefisien reaksi H2(g) + O2(g)→ H2O(g) setelah
disetarakan adalah sama yaitu 2 : 1: 2.”

Guru

: “bagaimana dengan yang lain. Apakah hasilnya sama atau ada
berbeda?”

Murid

: “ sama bu”

Guru

: “ jika kita sudah melakukan pengolahan data dan menganalisis data,
sekarang kita amati data dari percobaan yang dilakukan oleh gay
lussac seperti yang terdapat pada LKS kalian

Pengamatan menunjukkan bahwa pada reaksi pengukuran temperatur dan
tekanan yang sama diperoleh hasil sebagai berikut.
c. Satu bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas
klorin menghasilkan dua volume gas hidrogen klorida :
H2(g) + Cl2(g)→2 HCl(g)
d. Dua bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas
oksigen menghasilkan 2 bagian volume air :
2 H2(g) + O2(g)→ 2 H2O(g)

24
Guru

: “ Ada yang bisa menyimpulkan jadi bagaimana hukum gay lussac
atau hukum perbandingan volume? ”

Murid

: “ Perbandingan volume gas-gas sama dengan perbandingan koefisien
dalam reaksi yang sama.”

Guru

: “ bagus, hanya kurang sedikit lagi. ada yang bias melengkapi?”

Murid

: “ Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan
volume gas-gas sama dengan perbandingan koefisien dalam reaksi
yang sama.”

Guru

: “ tepat sekali. Ada yang bias menuliskan secara matematis?”

Murid

: (menuliskan di papan tulis)
Perbandingan koefisien dalam reaksi kimia = Perbandingan
volume pada keadaan suhu dan tekanan yang sama

Guru

: “ benar. Selanjutnya setelah memahami dengan bagaimana hukum
perbandingan volume oleh gay lussac. Sekarang kita akan
mengaitkannya dengan jumlah partikel sebagaimana sedikit kita
bahas di awal pertemuan. Silahkan dilanjutkan untuk mengisi LKS
2”
LKS 2
HIPOTESIS AVOGADRO

Tujuan
Mengamati dan menemukan hubungan antara volume gas dan jumlah
molekulnya

Alat dan Bahan
Data percobaan

Langkah Kerja
Cermati data percobaan berikut :
Reaksi hidrogen + klor → hidrogen klorida

25
Tabel Pengamatan
Percobaan

Hidrogen (Liter)

Oksigen (Liter)

Uap Air (Liter)

1

1x molekul

1x molekul

1x molekul

2

2x molekul

2x molekul

4x molekul

3

3x molekul

3x molekul

6x molekul

4

4x molekul

4x molekul

8x molekul

5

5x molekul

5x molekul

10x molekul

Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta.
1. Hitunglah jumlah molekul klor pada percobaan 3.
………………………………………………………………………………….
2. Hitunglah jumlah molekul hidrogen, klor, dan hidrogen klorida pada
percobaan 4 dan percobaan 5.
………………………………………………………………………………….
3. Berapakah perbandingan jumlah molekul hidrogen, klor dan hidrogen klorida?
………………………………………………………………………………….
4. Berapakah perbandingan volume hidrogen, klor dan hidrogen klorida?
………………………………………………………………………………….
5. Apakah

perbandingan

jumlah

molekul

dan

perbandingan

volume

menunjukkan nilai yang sama?
………………………………………………………………………………….
* setelah selesai, sampaikan hasil yang didapatkan pada nomer 5 pada guru

Seorang ahli fisika Italia, Amedeo Avogadro pada 1811 menemukan bahwa
gabungan dari atom-atom yang sama membentuk suatu molekul (bukan
merupakan atom-atom bebas). Dengan demikian, Hipotesis Avogadro adalah
(setelah beberapa menit)
Murid

:

“perbandingan

jumlah

molekul

dan

perbandingan

volume

menunjukkan nilai yang sama”
Guru

: “bagaimana dengan yang lain. Apakah hasilnya sama atau ada
berbeda?”

Murid

: “ sama bu”

26
Guru

: “ nah, selanjutnya siapa yang bisa menjelaskan bagaimana hipotesis
Avogadro?”

Murid

: “Pada temperatur dan tekanan yang sama, volume yang sama dari
semua gas mengandung jumlah molekul yang sama.”

Guru

: “ tepat sekali. Ada yang bisa menuliskan secara matematis?”

Murid

: (menuliskan di papan tulis)
Pada keadaan suhu dan tekanan yang sama
Perbandingan molekul = Perbandingan volume

Guru

: “ benar. Setelah memahami hubungan jumlah molekul atau jumlah
partikel dengan volume. Seperti yang sudah sempat ditanyakan
oleh teman kalian, ada satuan yang lebih sederhana yang dapat
digunakan agar nilai banyaknya yang dapat dihitung tidak terlalu
besar. Satuan ini adalah mol. Berikut ini ada beberapa data yang
sesuai fakta, yaitu

(guru menampilkan di slide)
Zat

mol

Jumlah partikel

Na

2

1,204 x 1024

H2O

3

1,806 x 1024

O2

5

3,01 x 1024

Guru

: “ siapa yang dapat menganalisis data di slide tersebut?”

Murid

: “ saya bu, jika jumlah partikel dibagi dengan mol akan menghasilkan
nilai sebesar 6,02 x 1023.”

Guru

: “ benar. Nah 6,02 x 1023 inilah yang biasa disebut bilangan
Avogadro. Ada yang bisa menyimpulkan 1 mol senilai dengan
berapa jumlah partikel?”

Murid

: “ 1 mol sama dengan 6,02 x 1023 jumlah partikel”

Guru

: “ benar, jika diamati lebih dalam lagi jumlah partikel ini ada yang
berupa atom dari suatu unsur atau berupa molekul pada suatu
senyawa. Jadi 1 mol juga dapat diartikan sama dengan…”

Murid

: “ 1 atom unsur atau 1 molekul senyawa”

27
Guru

: “ jawaban yang bagus. Perlu diketahui bahwa banyaknya zat yang
mengandung partikel-partikel zat itu disamaratakan dengan
sebanyak atom yang terkandung dalam 12 gram 12C”

Murid

: “ ooo. Kok bisa gitu ya bu? Kenapa 12C yang menjadi acuan?”

Guru

: “ itu sudah merupakan perjanjian antar para ahli. Ngasal yang ini
mbak 

Guru

: “setelah mengetahui tentang mol, selanjutnya akan dianalisis
bagaimana hubungan mol dengan massa. sekarang coba amati SPU
yang kalian miliki. Pada bagian bawah terdapat angka-angka.
Angka ini menunjukkan massa atom relative dari suatu atom.”

Murid

: “ apa itu bu massa atom relative?”

Guru

: “Massa Atom Relatif atau Ar adalah perbandingan massa rata-rata
suatu atom terhadap 1/12 massa 1 atom isotop C-12.

Murid

: “mengapa terhadap 1/12 1 massa 1 atom isotop C-12 bu?”

Guru

: “IUPAC telah menetapkan 1 sma = 1/12 massa satu atom C-12
isotop.

Murid

: “ bu, di SPU saya kan massa atom relative Atom H adalah 1,008.
Nah, 1,008 ini didapatkan darimana ya bu?”

28
Guru

: ”atom H mempunyai kerapatan 8,400% dari kerapatan C-12. Jadi,
massa atom H = 0,08400 x 12,00 sma = 1,008 sma. Dari
perhitungan yang sama kita bisa mengetahui massa atom yang
lain.”

Murid

: “ ooo. Bu, kalo ada massa atom relative berarti ada massa molekul
relative juga ya?”

Guru

: “ ya, ada yang tahu apa itu massa molekul relative atau yang biasa
dituliskan Mr?”

Murid

: “kalo Massa Atom Relatif atau Ar adalah perbandingan massa ratarata suatu atom terhadap 1/12 massa 1 atom isotop C-12. Maka
massa molekul relative adalah perbandingan massa rata-rata suatu
molekul terhadap 1/12 massa 1 atom isotop C-12.”

Murid

: “ lalu bagaimana cara menghitung massa molekul relative ini bu?”

Guru

: “ ada yang tahu?”

Murid

: “belum bu..”

Guru

: “ pengertian molekul ada yang tahu?”

Murid

: “ molekul adalah gabungan unsur-unsur dengan pemakaian pasangan
elektron secara bersama”

Guru

: “ jika kita sudah mengetahui massa dari unsur. Maka massa dari
gabungan unsur-unsur dapat dihitung dengan cara?”

Murid

: “ menjumlahkan massa unsur-unsurnya ya bu?”

Guru

: “benar sekali. Nah, jika kita sudah mengetahui massa atom dan
massa molekul, bagaimana dengan massa 1 mol zat atau massa
molar?”

Murid

: “ belum tau bu”

Guru

: “ baiklah, ibu beri contoh untuk 1 mol unsur. massa 1 mol zat sama
dengan Ar zat yang dinyatakan dalam gram. Sehingga massa molar
untuk unsur adalah Ar gram/ mol. Atau secara matematis seperti
slide berikut :

Massa 1 mol unsur = Ar zat yang dinyatakan dalam gram
Massa molar unsur = Ar zat yang dinyatakan dalam gram / mol

29
Guru

: “ sekarang coba jelaskan bagaimana massa molar untuk senyawa!”

Murid

: “ massa 1 mol zat sama dengan Mr zat yang dinyatakan dalam gram.
Sehingga massa molar untuk unsur adalah Mr gram/ mol. Secara
matematis dapat dituliskan seperti di slide dengan mengubah Ar
menjadi Mr.”

Guru

: “ siapa yang dapat menganalisis hubungan massa molar, massa suatu
zat dan mol nya?”

Murid

: (menuliskan di papan tulis)
Dari satuannya, Massa molar =
Atau

Mm =
Mol =
Massa = mol x Mm

Guru

: “ tepat sekali apa yang kamu tuliskan. Ada yang ingin ditanyakan?”

Murid

: “ belum bu..”

Guru

: “ selain massa molar, juga terdapat volume molar. Siapa yang dapat
menjelaskan mengenai volume molar?”

Murid

: “ boleh saya tuliskan di papan tulis saja bu?”

Guru

: “ boleh, silahkan”

Murid

: (menuliskan di papan tulis)
Dari satuannya, Volume molar =
Atau

Vm =
Mol =
Volume = mol x Vm

Guru

: “ wah. Tepat. Jadi hanya mengganti kata massa menjadi volume ya.
Sedikit berbeda dengan massa, volume suatu gas bergantung pada

30
suhu, tekanan, dan jumlah zatnya. Volume molar gas adalah
volume satu mol gas pada keadaan standar (0 °C, 1 atm).
(guru menjelaskan di papan tulis)
Keadaan standar dinyatakan sebagai :
tekanan 1 atm = 76 CmHg
suhu 0 °C (273 K)
jika dimasukkan ke dalam rumus gas ideal
PV = nRT
keterangan:
P = tekanan = 1 atm
V = volume
n = 1 mol gas
R = tetapan gas = 0,082 L atm/mol K
T = suhu 0 °C = 273 K

Guru

: “ ayo dihitung berapa harga volume dalam keadaan standar!”

Murid

: “Harga volume diperoleh adalah 22,389 L ~ 22,4 liter yang berarti
volume 1 mol gas = 22,4 L.

Guru

: “dari hasil tersebut, siapa yang dapat melengkapi persamaan yang
teman kalian tulis tadi?”

Murid

: (menulis di papan tulis)
22,4 L =
Mol =
Volume = mol x 22,4 L

Guru

: “ jika kita mempelajari kimia, tentu tidak akan terlepas dari reaksi
kimia. Reaksi kimia dapat dituliskan dalam bentuk persamaan,
dimana ada reaktan dan ada produk. Sebelumnya kalian telah
mempelajari persamaan reaksi kimia. Tuliskan satu saja reaksi
kimia yang kalian ketahui!

Murid

: (menulis di papan tulis)
31
N2(g) + 3 H2(g)
Guru

2 NH3(g)

: “ untuk dapat melakukan perhitungan kimia, ibu akan member soal
dari reaksi yang sudah teman kalian tuliskan di papan tulis.

(kasih soal mbak..trus di bahas dikit)
Guru

: “Dalam reaksi kimia, jika perbandingan mol zat-zat pereaksi tidak
sama dengan perbandingan koefisiennya, maka ada pereaksi yang
habis terlebih dulu. Pereaksi seperti ini disebut pereaksi pembatas.”

Murid

: “contoh soalnya yang seperti apa bu?”

(guru menampilkan slide)
Pada reaksi 0,5 mol gas N2 dengan 2,5 mol gas H2 menurut persamaan reaksi:
N2(g) + 3 H2(g)

2 NH3(g)

(Ar N = 14 dan H = 1)

Tentukan:
a. pereaksi pembatasnya;
b. berapa gram zat yang tersisa?
a. Langkah 1
Mencari zat yang habis bereaksi
N2(g)
mula-mula

+

3 H2(g) 2 NH3(g)

: 0,5 mol

2,5 mol

yang bereaksi : 0,5 mol

1,5 mol

–

setelah reaksi :

1,0 mol

Jadi, pereaksi yang habis bereaksi adalah N2 (N2 ini yang merupakan
reaksi pembatas)

b. Langkah 2
Mencari mol pereaksi yang bersisa
N2(g)
mula-mula

+

3 H2(g) 2 NH3(g)

: 0,5 mol

2,5 mol

yang bereaksi : 0,5 mol

1,5 mol

setelah reaksi :

–

1,0 mol

Pereaksi yang bersisa adalah H2sebanyak 1,0 mol
Massa H2 yang sisa

= mol sisa

x Mm

32
= 1,0 mol

x 2 gram/mol

= 2 gram

Kegiatan Penutup
Guru

: “Sampai di sini apa ada yang ingin ditanyakan?”

Murid

: “Tidak, Bu”

Guru

: “ Alhamdulillah kalau begitu.

Guru mengucapkan salam lalu meninggalkan kelas

33

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Rpp sifat koligatif larutan
Rpp sifat koligatif larutanRpp sifat koligatif larutan
Rpp sifat koligatif larutan
Yeni Purwati
 
Ukbm kim 3.6 4.6_5 laju reaksi-dikonversi
Ukbm kim 3.6 4.6_5 laju reaksi-dikonversiUkbm kim 3.6 4.6_5 laju reaksi-dikonversi
Ukbm kim 3.6 4.6_5 laju reaksi-dikonversi
radar radius
 
Silabus kimia-sma-kls-xii-2013
Silabus kimia-sma-kls-xii-2013Silabus kimia-sma-kls-xii-2013
Silabus kimia-sma-kls-xii-2013
Yeni Purwati
 
Rpp kimia berkarakter smk kelas x
Rpp kimia berkarakter smk kelas xRpp kimia berkarakter smk kelas x
Rpp kimia berkarakter smk kelas x
EKO SUPRIYADI
 

Mais procurados (20)

Ukbm kimia 3.8-4.8-1-1-8 kesetimbangan kimia-dikonversi
Ukbm kimia 3.8-4.8-1-1-8 kesetimbangan kimia-dikonversiUkbm kimia 3.8-4.8-1-1-8 kesetimbangan kimia-dikonversi
Ukbm kimia 3.8-4.8-1-1-8 kesetimbangan kimia-dikonversi
 
Hukum Boyle dan Charles rpp
Hukum Boyle dan Charles rppHukum Boyle dan Charles rpp
Hukum Boyle dan Charles rpp
 
Rpp kimia smk
Rpp kimia smkRpp kimia smk
Rpp kimia smk
 
Rpp sifat koligatif larutan
Rpp sifat koligatif larutanRpp sifat koligatif larutan
Rpp sifat koligatif larutan
 
Ukbm kim 3.6 4.6_5 laju reaksi-dikonversi
Ukbm kim 3.6 4.6_5 laju reaksi-dikonversiUkbm kim 3.6 4.6_5 laju reaksi-dikonversi
Ukbm kim 3.6 4.6_5 laju reaksi-dikonversi
 
Persamaan Tekanan Gas Ideal rpp
Persamaan Tekanan Gas Ideal rppPersamaan Tekanan Gas Ideal rpp
Persamaan Tekanan Gas Ideal rpp
 
Ukbm kimia 3.9-4.9-1-1-9 pergeseran kesetimbangan-dikonversi
Ukbm kimia 3.9-4.9-1-1-9 pergeseran kesetimbangan-dikonversiUkbm kimia 3.9-4.9-1-1-9 pergeseran kesetimbangan-dikonversi
Ukbm kimia 3.9-4.9-1-1-9 pergeseran kesetimbangan-dikonversi
 
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
11. sma kelas x rpp kd 3.8;4.1;4.8 suhu, kalor, dan perpindahan kalor (karlin...
 
rpp k13 faktor - faktor yang mempengaruhi laju reaksi
rpp k13 faktor - faktor yang mempengaruhi laju reaksirpp k13 faktor - faktor yang mempengaruhi laju reaksi
rpp k13 faktor - faktor yang mempengaruhi laju reaksi
 
Modul termo kimia XI IPA
Modul termo kimia XI IPAModul termo kimia XI IPA
Modul termo kimia XI IPA
 
Rpt kimia t4 2016
Rpt kimia t4 2016Rpt kimia t4 2016
Rpt kimia t4 2016
 
RPP
RPPRPP
RPP
 
teori kinetik gas
teori kinetik gasteori kinetik gas
teori kinetik gas
 
RPP
RPPRPP
RPP
 
Silabus kimia-sma-kls-xii-2013
Silabus kimia-sma-kls-xii-2013Silabus kimia-sma-kls-xii-2013
Silabus kimia-sma-kls-xii-2013
 
RPP
RPPRPP
RPP
 
Hand out hakikat ilmu kimia
Hand out hakikat ilmu kimiaHand out hakikat ilmu kimia
Hand out hakikat ilmu kimia
 
Rpp kimia berkarakter smk kelas x
Rpp kimia berkarakter smk kelas xRpp kimia berkarakter smk kelas x
Rpp kimia berkarakter smk kelas x
 
rpp kimia kelas x bab 3 ikatan kimia kurikulum 2013(dewi sartika)
rpp kimia kelas x bab 3 ikatan kimia kurikulum 2013(dewi sartika)rpp kimia kelas x bab 3 ikatan kimia kurikulum 2013(dewi sartika)
rpp kimia kelas x bab 3 ikatan kimia kurikulum 2013(dewi sartika)
 
Rpp (reaksi redoks) revisi
Rpp (reaksi redoks) revisiRpp (reaksi redoks) revisi
Rpp (reaksi redoks) revisi
 

Destaque

Rpp kimia-sma-hukum2-dasar-kimia-kurikulum-2013
Rpp kimia-sma-hukum2-dasar-kimia-kurikulum-2013Rpp kimia-sma-hukum2-dasar-kimia-kurikulum-2013
Rpp kimia-sma-hukum2-dasar-kimia-kurikulum-2013
Amir Maksum
 
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimiaHukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimia
EKO SUPRIYADI
 
Hukum-Hukum Dasar Kimia
Hukum-Hukum Dasar KimiaHukum-Hukum Dasar Kimia
Hukum-Hukum Dasar Kimia
Agus Triana
 
S T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R IS T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R I
Iwan Setiawan
 
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
Dian Putri
 

Destaque (20)

Hukum dasar kimia dan stoikiometri
Hukum dasar kimia dan stoikiometri Hukum dasar kimia dan stoikiometri
Hukum dasar kimia dan stoikiometri
 
Hukum dasar kimia
Hukum dasar kimiaHukum dasar kimia
Hukum dasar kimia
 
Rpp kimia-sma-hukum2-dasar-kimia-kurikulum-2013
Rpp kimia-sma-hukum2-dasar-kimia-kurikulum-2013Rpp kimia-sma-hukum2-dasar-kimia-kurikulum-2013
Rpp kimia-sma-hukum2-dasar-kimia-kurikulum-2013
 
Hukum Hukum Dasar Kimia PPT
Hukum Hukum Dasar Kimia PPTHukum Hukum Dasar Kimia PPT
Hukum Hukum Dasar Kimia PPT
 
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimiaHukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimia
 
Hukum-Hukum Dasar Kimia
Hukum-Hukum Dasar KimiaHukum-Hukum Dasar Kimia
Hukum-Hukum Dasar Kimia
 
Hukum Hukum Dasar Kimia
Hukum Hukum Dasar KimiaHukum Hukum Dasar Kimia
Hukum Hukum Dasar Kimia
 
Konsep mol
Konsep molKonsep mol
Konsep mol
 
Hukum Dasar Kimia _ Kimia Dasar
Hukum Dasar Kimia _ Kimia DasarHukum Dasar Kimia _ Kimia Dasar
Hukum Dasar Kimia _ Kimia Dasar
 
Konsep Mol
Konsep MolKonsep Mol
Konsep Mol
 
Konsep mol dan stoikiometri
Konsep mol dan stoikiometriKonsep mol dan stoikiometri
Konsep mol dan stoikiometri
 
Ppt konsep mol ppl daniele
Ppt konsep mol ppl danielePpt konsep mol ppl daniele
Ppt konsep mol ppl daniele
 
S T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R IS T O I K I O M E T R I
S T O I K I O M E T R I
 
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri5 konsep-mol-dan-stoikiometri
5 konsep-mol-dan-stoikiometri
 
Konsep mol
Konsep molKonsep mol
Konsep mol
 
Materi konsep mol
Materi konsep mol Materi konsep mol
Materi konsep mol
 
Kuis laju reaksi
Kuis laju reaksiKuis laju reaksi
Kuis laju reaksi
 
Rpp kurikulum 2013 kimia
Rpp kurikulum 2013 kimiaRpp kurikulum 2013 kimia
Rpp kurikulum 2013 kimia
 
Teori foton
Teori fotonTeori foton
Teori foton
 
Cara membuat lampion dari benang
Cara membuat lampion dari benangCara membuat lampion dari benang
Cara membuat lampion dari benang
 

Semelhante a Hukum dasar kimia dan stoikiometr1

Hukumdasarkimiadanperhitungankimia
HukumdasarkimiadanperhitungankimiaHukumdasarkimiadanperhitungankimia
Hukumdasarkimiadanperhitungankimia
Eko Supriyadi
 
Modul kimia finish
Modul kimia finishModul kimia finish
Modul kimia finish
HERI_HASAN
 
Contoh rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013
Contoh rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013Contoh rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013
Contoh rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013
Zuraida Daud
 
rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013
rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013
rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013
Excha Setya
 

Semelhante a Hukum dasar kimia dan stoikiometr1 (20)

Hukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimiaHukum dasar kimia dan perhitungan kimia
Hukum dasar kimia dan perhitungan kimia
 
Hukumdasarkimiadanperhitungankimia
HukumdasarkimiadanperhitungankimiaHukumdasarkimiadanperhitungankimia
Hukumdasarkimiadanperhitungankimia
 
Kimia dasar
Kimia dasarKimia dasar
Kimia dasar
 
Modul kimia finish
Modul kimia finishModul kimia finish
Modul kimia finish
 
Reaksi Redoks.pdf
Reaksi Redoks.pdfReaksi Redoks.pdf
Reaksi Redoks.pdf
 
3 rpp ke 3 konsep mol
3 rpp ke 3 konsep mol3 rpp ke 3 konsep mol
3 rpp ke 3 konsep mol
 
2. Reaksi Kimia.pdf
2. Reaksi Kimia.pdf2. Reaksi Kimia.pdf
2. Reaksi Kimia.pdf
 
Lampiran 2
Lampiran 2Lampiran 2
Lampiran 2
 
Teori atom
Teori atomTeori atom
Teori atom
 
Suhu, Kalor dan Perubahan Wujud rpp
Suhu, Kalor dan Perubahan Wujud rppSuhu, Kalor dan Perubahan Wujud rpp
Suhu, Kalor dan Perubahan Wujud rpp
 
1 kimia kelas 10
1 kimia kelas 101 kimia kelas 10
1 kimia kelas 10
 
Rpp SISTEM KOLOID
Rpp SISTEM KOLOIDRpp SISTEM KOLOID
Rpp SISTEM KOLOID
 
RPP Hukum kekekalan massa
RPP Hukum kekekalan massaRPP Hukum kekekalan massa
RPP Hukum kekekalan massa
 
rpp ikatan kimia
rpp ikatan kimiarpp ikatan kimia
rpp ikatan kimia
 
Contoh rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013
Contoh rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013Contoh rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013
Contoh rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013
 
rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013
rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013
rpp-kimia-kls-x-pertemuan 2-kurklm-2013
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluanBab 1 pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Bab 2 Zat dan Perubahannya.pdf
Bab 2 Zat dan Perubahannya.pdfBab 2 Zat dan Perubahannya.pdf
Bab 2 Zat dan Perubahannya.pdf
 
Laporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometriLaporan praktikum stoikiometri
Laporan praktikum stoikiometri
 
Tujuan rpp reaksi redoks kimia sma
Tujuan rpp reaksi redoks kimia smaTujuan rpp reaksi redoks kimia sma
Tujuan rpp reaksi redoks kimia sma
 

Último

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
DessyArliani
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 

Último (20)

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Hukum dasar kimia dan stoikiometr1

  • 1. HUKUM DASAR KIMIA DAN STOIKIOMETRI (Tugas Telaah Kurikulum Kimia Sekolah 1) Disusun oleh Kelompok 5 Ekayana Putriyani 1213023021 Irma Ria Ferdianti 1213023033 Ratna Manika 1213023055 Risko Apriyandi 1213023059 Sinta Chintia T 1213023065 Yogi Apriyanto 0813023021 ROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDARLAMPUNG 2013 1
  • 2. KI, KD, MATERI, PRODUK, PROSES, SERTA INDIKATOR Identitas : Kelas X Semester 2 Kompetensi Dasar : 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan V 3.11 Menerapkan konsep massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia. 4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia. Materi : Hukum Dasar Kimia dan Stoikiometri Produk : 1. Hukum Kekekalan Massa ( Lavoisier) 2. Hukum Proust ( Hukum Perbandingan tetap) 3. Hukum Dalton ( Hukum Perbandingan Berganda) 4. Hukum Boyle 2
  • 3. 5. Hukum Gay Lussac 6. Hipotesis avogadro 7. Konsep Ar 8. Konsep Mr 9. Konsep mol 10. Massa molar 11. Volume molar 12. Pereaksi Pembatas Proses : 1. Menganalisis reaksi yang terjadi dalam perkaratan besi. 2. Mengkaji konsep redoks berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen. 3. Mengkaji kekurangan konsep redoks berdasarkan pelepasan dan pengikatan oksigen 4. Menentukan variabel bebas, variabel kontrol dan variabel terikat pada percobaan reaksi reduksi dan oksidasi. 5. Menentukan hipotesis percobaan. 6. Merancang prosedur percobaan yang akan dilakukan. 7. Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan reaksi reduksi oksidasi. 8. Merancang tabel hasil pengamatan. 9. Melakukan percobaan reaksi reduksi oksidasi menggunakan reagen larutan MgSO4, larutan CuSO4, logam Mg dan logam Cu. 10. Mengamati perubahan yang terjadi pada percobaan. 11. Membandingkan hasil pengamatan dengan hipotesis awal percobaan. 12. Mengkaji konsep reaksi reduksi dan oksidasi berdasarkan pelepasan dan pengikatan elektron pada percobaan. 13. Menganalisis konsep bilangan oksidasi dari atom, ion dan molekul. 3
  • 4. 14. Mengkaji konsep reaksi reduksi dan oksidasi berdasarkan kenaikan bilangan oksidasi pada percobaan. 15. Menganalisis konsep oksidator dan reduktor berdasarkan persamaan reaksi. 16. Mengkaji reaksi reduksi oksidasi pada reaksi antara NaOH dan Cl2. 17. Menganalisis konsep autoredoks berdasarkan reaksi oksidasi dan reduksi antara NaOH dan Cl2. 18. Mengidentifikasi penyetaraan persamaan reaksi reduksi oksidasi dengan metode bilangan oksidasi. 19. Membandingkan kecenderungan beberapa zat dalam mengalami oksidasi dan reduksi berdasarkan percobaan potensial reduksi. 20. Mengidentifikasi penyetaraan persamaan reaksi reduksi oksidasi dengan metode setengah reaksi. Indikator :1.1.1 Menyadari bahwa adanya reaksi reduksi oksidasi merupakan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa 2.1.1 Menunjukkan rasa ingin tahu tentang reaksi reduksi oksidasi 3.9.1 Menjelaskan konsep reduksi oksidasi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen. 3.9.2 Menyebutkan kekurangan konsep reduksi oksidasi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen. 3.9.3 Menjelaskan konsep reduksi oksidasi berdasarkan pengikatan dan pelepasan elektron. 3.9.4 Menyebutkan pengertian bilangan oksidasi. 3.9.5 Menentukan bilangan oksidasi dari beberapa atom dalam molekul dan ion. 4
  • 5. 3.9.6 Menjelaskan konsep reduksi oksidasi berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi. 3.9.7 Menjelaskan konsep reduktor dan oksidator pada reaksi reduksi oksidasi. 3.9.8 Menyebutkan oksidator dan reduktor dalam reaksi antara NaOH dan CL2 . 3.9.10 Menjelaskan konsep autoredoks. 3.9.11 Menentukan persamaan reaksi yang setara menggunakanmetode bilangan oksidasi. 3.9.12 Menyebutkan potensial reduksi beberapa zat. 3.9.13 Mengelompokkan zat – zat yang cenderung mengalami oksidasi dan zat – zat yang cenderung mengalami reduksi berdasarkan nilai potensial reduksinya. 3.9.14 Menjelaskan konsep tentang kecenderungan oksidasi dan reduksi zat – zat dalam deret volta. 3.9.15 Menentukan persamaan reaksi yang setara menggunakan metode setengah reaksi. 4.9.1 Menentukan variabel bebas, variabel terikat, dan variabel kontrol pada percobaan reaksi reduksi oksidasi. 4.9.2 Menentukan hipotesis percobaan. 4.9.3 Menentukan prosedur percobaan yang akan dilakukan. 4.9.4 Menggambarkan rancangan tabel hasil pengamatan. 4.9.5 Melakukan percobaan sesuai dengan rancangan percobaan yang telah didiskusikan. 5
  • 6. 4.9.6 Menuliskan pengamatan hasil pengamatan berdasarkan pada pengamatan tabel hasil yang telah dilakukan. 4.9.7 Menyimpulkan hasil percobaan mengenai penentuan zat yang mengalami oksidasi dan reduksi. SKENARIO PEMBELAJARAN Kegiatan Pendahuluan Guru masuk kedalam kelas dan mengucapkan salam, kemudian guru mengecek kehadiran murid. Guru : “ Anak – anak, apakah kalian pernah memperhatikan kayu terbakar?”. Murid : “ pernah bu ”. Guru : “ Perubahan apa saja yang terjadi pada proses pembakaran kertas itu? ”. Murid : “ Perubahan fisik bu, karena bentuknya berubah menjadi abu dan warnanya juga berubah menjadi abu - abu ”. Murid lain : “ Selain itu ada perubahan massa juga bu. Karena pada abu yang dihasilkan tidak sebanyak kayu yang kita bakar ” Guru : “ Oke, pendapat kalian ibu tampung. Apakah ada yang lain yang ingin berpendapat untuk menyanggah atau menambahi? ”. Murid : “ bu, saya ingin menyanggah bu. Pada saat proses pembakaran kayu menurut saya sebenarnya tidak terjadi perubahan massa karena pada saat proses pembakaran kayu ada zat lain yang dihasilkan selain abu”. Guru : “ iya nak, zat apa yang kamu maksud? ”. 6
  • 7. Murid : “ asap bu atau gas. Kan kalau gas tidak keliatan jadi tidak bisa di timbang”. Guru : “ Anak – anak, pendapat teman kalian ibu terima. Perubahan yang terjadi pada pembakaran kayu hanyalah perubahan fisik seperti berubah bentuk dan warna, sedangkan perubahan massa memang tidak terjadi seperti pendapat teman kalian yang kedua”. Murid : “ Jadi benar bu kalau ada zat lain yang dihasilkan selain abu? ”. Guru : “ benar nak, ada zat lain yang dihasilkan yaitu gas. Ibu akan sedikit meralat pendapat teman kalian tadi. Gas itu walaupun wujudnya tidak dapat kita lihat sebenarnya dapat ditimbang, apabila pembakaran kayu tersebut dilakukan dalam system yang tertutup. Nah nak, ini ada hubungannya dengan hukum dasar kimia yang pertama ”. Murid : “ o… hukum kekekalan massa ya bu? ”. Guru : “ tepat sekali, oleh karena itu mari kita buka buku masing – masing dan kita mulai materi kita tentang hukum dasar kimia ”. Murid : “ baik bu ”. Kegiatan Inti Kegiatan Inti Guru : “ Anak-anak pada hari ini kita akan mempelajari tentang hukumhukum dasar ilmu kimia diantaranya yaitu hukum kekakalan massa, hukum perbandingan tetap, hukum perbandingan ganda (Dalton), .................. . Baiklah anak-anak, kita akan mempelajari tentang hukum dasar kimia yang pertama, yaitu hukum kekekalan massa (Hukum Lavoisier). Agar lebih mudah mempelajarinya kita akan melakukan suatu percobaan. Sebelum melakukan percobaan 7
  • 8. Ibu akan membagi kelompok. Nanti setelah ibu bagikan kelompoknya, kalian duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang ibu bagi ya nak. Mengerti ?” : “ mengerti Buk… ” Siswa (Guru membagikan kelompok dan siswa duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan guru) Berikut adalah lembar kerja siswa mengenai hukum kekekalan massa yaitu : LKS 1 HUKUM KEKEKALAN MASSA Tujuan Percobaan : Membuktikan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Alat dan Bahan: 1. Labu Erlenmeyer 2 buah 2. Tabung reaksi kecil 1 buah 3. Pipet tetes 1 buah 4. Benang 5. Sumbat gabus 6. Neraca 7. Batu pualam 1 gram 8. Larutan HCl 4 mL Prosedur Percobaan: 1. Masukkan 1 gram batu pualam ke dalam labu erlenmeyer 250 mL dan masukkan 4 mL larutan HCl ke dalam tabung reaksi kecil. 2. Ikat tabung reaksi kecil dengan benang dan masukkanke dalam labu erlenmeyer yang berisi batu pualam (usahakan agar larutan HCl tidak tumpah), kemudian tutup erlenmeyer dengan sumbat gabus. 3. Timbang labu erlenmeyer beserta isinya. Catat massanya. 4. Tumpahkan larutan HCl yang ada dalam tabung reaksi kecil ke dalam labu 8
  • 9. erlenmeyer. Amati reaksi yang terjadi hingga semua batu pualam habis bereaksi. 5. Timbang kembali labu erlenmeyer beserta isinya. Catat massanya. 6. Ulangi langkah 1-5, namun erelnmeyer dalam keadaan terbuka. Hasil Pengamatan Percobaan Massa Sebelum reaksi (gram) Sesudah reaksi (gram) erlenmeyer tertutup dan isinya Massa erlenmeyer terbuka dan isinya Pertanyaan: 1. Reaksi apa yang terjadi saat HCl bereaksi dengan batu pualam? 2. Bagaimana massa erelnmeyer sebelum dan sesudah reaksi? 3. Apa perbedaan massa erlenmeyer dalam keadaan terbuka dan tertutup? 4. Apa yang dapat dismpulkan dari percobaan tersebut? Guru : ” adakah yang ingin ditanyakan dari prosedur percobaan yang telah ibu berikan apakah sudah mengerti anak-anak ?” Siswa : ” sudah Bu..” Guru : ” baiklah, sekarang pada masing-masing kelompok lakukan percobaannya..” Siswa : ” Baik Bu..” (Siswa kelompok 2) Siswa : ” Bu, pada labu erlenmeyernya terdapat gelembung-gelembung..” 9
  • 10. Guru : ” iya, apakah ada yang tahu mengapa terdapat gelembunggelembung di dalam labu?” Siswa : ” karena terjadi reaksi kimia Bu.. kan salah satu ciri dari terjadinya reaksi kimia adalah timbul gelembung gas Bu...” Guru : ” iya benar Nak..” (Siswa kelompok 4) Siswa : ” karena HCl bereaksi dengan batu pualam Buk..” Guru : ” iya, benar. Apakah sekarang batu pualamnya telah habis bereaksi ?” Siswa : ” sudah Bu..” Guru : ” Jika batu pualamnya telah habis bereaksi dengan HCl sekarang timbang labu erlenmeyernya tuliskan data yang diperoleh pada hasil pengamatan dengan jujur ya nak... jangan lupa timbang labu erlenmeyrnya beserta dengan sumbat gabusnya..” Siswa : ” Baik Buk..” (Siswa mulai menimbang labu erlenmeyer dan menuliskan data hasil pengamatan dengan jujur) Guru : ”apakah dari masing-masing kelompok telah selesai menimbang labu erlenmeyer dan menuliskan datanya ? ” Siswa : ” Sudah Bu,” Guru : ”baiklah sekarang lihat prosedur percobaan yang keenam dan lakukan prosedur keenam, langkah-langkahnya sama seperti yang tadi namun labu erlenmeyernya tidak perlu ditutup dengan sumbat gabus. Mengerti ?” Siswa : ” mengerti Bu..” (Selanjutnya siswa kembali meneruskan percobaan untuk prosedur yang selanjutnya) 10
  • 11. Guru : ” apakah masing-masing kelompok telah selesai melakukan percobaannya ?” Siswa : ” sudah Bu...” Guru : ” selanjutnya kembali ditimbang labu erlenmeyernya dan tuliskan data hasil pengamatannya kembali.” Siswa : ” Baik Bu..” Guru : ” baiklah jika sudah selesai melakukan percobaan nya dan telah mendapatkan data hasil pengamatannya, sekatang ibu minta dari perwakilan kelompok ada yang menjelasakan hasil pengamatan yang tealh didapatkan setelah melakukan percobaan. ” (masing-masing siswa dari beberapa kelompok mengangkat tangan) Guru : ” baiklah, silahkan dari kelompok 1 perwakilan dari kelompoknya unutk menjelaskan hasil pengamatan kelompoknya.” Siswa : ” baik Bu. Saya mewakili kelompok 3 akan memprsentasikan hasil yang kami dapat dari percobaan tadi. Pertama kali, kami memasukkan 1 gram batu pualam ke dalam labu erlenmeyer 250 mL dan memasukkan 4 mL larutan HCl ke dalam tabung reaksi kecil. Kemudian mengikat tabung reaksi kecil dengan benang dan memasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang berisi batu pualam (mengusahakan agar larutan HCl tidak tumpah). Lalu menutup erlenmeyer dengan sumbat gabus. Selanjutnya, menimbang labu erlenmeyer beserta isinya dan mencatat massanya. Massanya adalah 148,45 gram. Kemudian, saat larutan HCl ditumpahkan, muncul gelembung-gelembung gas. Dan setelah gelembung habis kemudian menimbang kembali labu erelnmeyer beserta isinya, didapat massanya 148,4 gram.” 11
  • 12. Guru : ”Iya, terimakasih. Sekarang, dari perwakilan dari kelompok 3 silahkan maju untuk mempresentasikan hasil yang didapat dari percobaan kedua!” Siswa : ” baik Bu.. Saya perwakilan dari kelompok 3 akan mempresentasikan hasil pengamatan dari percobaan kedua. Langkah-langkah yang dilakukan sama seperti pada percobaan pertama, hanya saja pada percobaan ini, labu erlenmeyer tidak ditutup dengan sumbat gabus. Massa labu erlenmeyer beserta isinya sebelum bereaksi adalah 123,8 gram. Sedangkan, setelah direaksikan antara batu pualam dengan larutan HCl, muncul gelembung-gelembung gas. Kemudian setelah itu, menimbang kembali labu erlenmeyer beserta isinya dan didapatkan massany adalah 123,6 gram.” Guru : ”ya terimakasih, semuanya tolong perhatikan ke depan! Dari data percobaan hasil pengamatan teman kalian, pada percobaan pertama, massa sebelum reaksi adalah 148,45 gram dan sesudah reaksi massany adalah 148,4 gram. Ada yang bisa menganalis data tersebut?” Siswa 1 : ”Saya, Bu. Berdasarkan data tersebut massa sebelum dan sesudah reaksi adalah hampir sama atau mendekati kesamaan, hanya berbeda 0,05 gram saja. Sehingga dapat dikatakan bahwa massa sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.” Guru : ” iya, benar nak... selisih data dari hasil pengamatan saat batu pualam telah tepat beraksi dengan HCl selisihnya sangat sedikit sekali bukan ? jadi dapat dikatan bahwa massa zat sebelum dan sesudah bereaksi adalah sama. Lalu untuk percobaan yang selanjutnya bagaimana data hasil pengamatannya?” Siswa : ” Berdasarkan data hasil percobaan kedua, massa zat sebelum dan sesudah bereaksi juga sama, hanya berbeda 0,2 gram saja Buk..” 12
  • 13. Guru : ” benar sekali.. sekarang coba kalian bandingkan antara hasil pengamatan percobaan yang pertama dengan hasil pengamatan percobaan yang kedua.” Siswa : ” bu,, pada percobaan pertama didapatkan hasil pengamatan dari data yang diperoleh perbedaannya hanya 0,05 gram dan pada percobaan kedua berbeda 0,2 gram Bu..” Guru : ” iya benar.. menurut kalian, apakah yang menyebabkan hasil pengamatan yang diperoleh itu terdapat perbedaan yang cukup besar pada percobaan kedua ini ?” Siswa : ” hmmm..... apa ya... Bingung Bu...” Guru : ” apakah tidak ada yang tahu mengapa terjadi demikian ?” Siswa : ” mungkin karena perlakuannya Bu.. yang satu tadi labu erlenmeyernya terbuka dan satu laginya tertutup Bu..” Guru : ” iya nak, Ibu akan menjelaskannya... Pada labu erlenmeyer yang tertutup, semua zat yang dihasilkan selama reaksi berlangsung tidak dapat keluar dan tertampung di labu erlenmeyer. Jadi semua zat hasil reaksi ada didalam labu erlenmeyer itu. ” Siswa : ” Jadi Pada labu erlenmeyer yang terbuka, hasil reaksinya ada yang keluar dari labu erlenmeyer sehingga massanya berkurang. Begitu ya Bu...” Guru : ” Iya benar nak... seandainya hasil reaksi yang keluar tadi dapat dikembalikan ke dalam labu erlenmeyer lagi, apakah massa sebelum dan sesudah reaksi akan sama ?” Siswa : ” jelas tetap akan sama Bu..” Guru : ” iya, pintar. Betul nak.. massa sesudah reaksi akan sama. Jadi menurut kalian sistem apa yang ada pada percobaan pertama dan percobaan kedua yang telah kita lakukan tadi?” 13
  • 14. Siswa : ” sistem yang terjadi pada percobaan yang pertama adalah dilakukan pada sistem tertutup dan dan pada percobaan yang kedua yaitu pada sistem terbuka Bu.. ” Guru : ” Benar,, jadi, pada percobaan pertama berlaku sistem tertutup dan pada percobaan kedua berlaku sistem terbuka. Ada yang dapat menyimpulkan hasil percobaan tad?” Siswa : ” saya Bu.. menurut saya baik dalam sistem terbuka maupun sistem tertutup massa zat sebelum dan sesudah beraksi adalah sama Bu..” Guru : ” Iya, benar nak. Nah jawaban yang telah disebutkan oleh teman kalian tadi merupakan bunyi hukum kekekalan massa menurut Lavoisier. Biasanya juga disebut hukum Lavoisier. Selanjutnya jika dihubungkan dengan sistem tertutup dan terbuka tadi bagaiamana hubungannya, siapa yang ingin melengkapi ?” Siswa : ” saya Bu. Jadi hukum dasar ilmu kimia yang salah satunya hukum kekeklan massa ini baik massa zat sebelum dan sesudah bereaksi adalah sama dalam sistem terbuka maupun sistem tertutup Bu..” Guru : ” nah jadi itu tadi adalah salah satu hukum dasar ilmu kimia. Hukum kekekalan massa. Nah hukum kekelan massa ini menyatakan bahwa massa tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan selama reaksi kimia berlangsung. Dengan kata lain massa dari reaktan sama dengan massa produk. Jadi dapat disimpulkan bahwa massa zat sebelum dan sesudah beraksi adalah sama. Sesuai dengan yang telah disimpulkan bersama-sama tadi. Siapa tokoh yang mencetuskan hukum kekekalan massa?” Siswa : ” Lavoisier, Bu..” Guru : ” iya benar. .. lavoisiser adalah seorang ilmuwan Perancis (17431794). Beliau memiliki nama lengkap Antonie Laurent Lavoisier. 14
  • 15. Beliau adalah orang yang pertama menggunakan kesetimbangan analitis untuk mengamati reaksi kimia yang terjadi. Ternyata ditemukan massa zat sebelum dan sesudah bereaksi tetap sama. Nah, hukum kekekalan massa merupakan salah satu konsep yang paling mendasar dalam mempelajari ilmu kimia. Sampai sini ada yang ingin ditanyakan? Ada yang kurang dimengerti anak-anak ?” Siswa : ” sudah mengerti Bu...” Guru : “ Baiklah kalan begitu, kita masuk ke hukum dasar kimia yang selanjutnya. Silahkan kalian amati kembali LKS yang akan ibu berikan. Silahkan satu orang maju ke depan dan bagikan LKSnya kepada teman – teman yang lain”. ( Seorang murid maju ke depan dan mengambil LKS , kemudian membagikannya kepada teman – teman yang lain ). LKS 2 Joseph Louis Proust (1754-1826) seorang ahli kimia dari Prancis. Pada tahun 1799 menyelidiki perbandingan massa unsur-unsur penyusun senyawa. Indikator : 1. Mengamati data hasil percobaan dan melakukan analisis data untuk merumuskan kesimpulan tentang berlakunya Hukum Proust. 2. Mendeskripsikan hukum Proust melalui data percobaan. Pr Hasil Pengamatan 1. Pada percobaan pembentukan senyawa tembaga (II) sulfida, tembaga dicampur dengan belerang, kemudian dipanaskan. Dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai berikut Massa 1 Perbandingan Tembaga Belerang massa (gram) Percobaan ke- Massa (gram) belerang 1,0 0,5 2:1 tembaga 15
  • 16. 2 2,0 1,0 ….. 3 3,0 1,5 ….. 4 4,0 2,0 ….. 5 5,0 2,5 ….. Pertanyaan Kesimpulan apa yang kalian dapatkan? ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... ............................................................................................................................... Guru : “ Bagaimana anak – anak, sudah selesai? ”. Murid : “ Sudah bu ”. Guru : “ Baiklah, sekarang silahkan satu orang menunjukkan hasil pengamatannya”. ( salah seorang murid menunjukkan hasil pengamatannya) LKS 2 Massa Massa Perbandingan Tembaga Belerang massa (gram) (gram) belerang 1 1,0 0,5 2:1 2 2,0 1,0 2:1 3 3,0 1,5 2:1 Percobaan ke- tembaga 16
  • 17. 4 4,0 2,0 2:1 5 5,0 2,5 2:1 Kesimpulan : Perbandingan massa tembaga dan belerang selalu tetap, yakni 2 : 1 Guru : “ Selain itu, ada yang ingin menambahkan kesimpulannya? ”. Murid : “ Sama bu ”. Guru : “Kesimpulan kalian semua benar. Berdasarkan fakta tersebut perbandingan massa antara tembaga dan belerang selalu tetap. ”. Murid : “ Bu, apakah perbandingan massa semua senyawa itu selalu tetap ataukah hanya berlaku untuk senyawa Tembaga Sulfida saja”. Guru : “Pertanyaan yang bagus. Anak – anak, perbandingan massa unsur – unsur dalam semua persenyawaan kimia selalu tetap ”. Murid : “ Bu, apakah kesimpulan dari fakta itu merupakan hukum kimia yang selanjutnya? ”. Guru : “ Iya, tepat sekali. Kasimpulan tadi merupakan Hukum Perbandingan Tetap atau dikenal juga dengan hukum proust ”. Murid : “ Bu, kenapa dinamakan hukum Proust bu? ”. Guru : “ Ada yang tahu? ”. Murid : “ Karena orang yang melakukan pengujian ini untuk pertama kali dan menghasilkan perbandingan tetap adalah Joseph Louis Proust, sehingga hukum perbandingan tetap dinamakan hukum Proust”. Guru : “ Baiklah. Itu tadi yang dinamakan dengan hukum proust. Ada yang ingin ditanyakan?, kalau tidak ada yang ditanyakan, coba salah satu menyebutkan kembali mengenai hukum proust.”. 17
  • 18. : “ Hukum proust menyatakan bahwa perbandingan massa unsur – Murid unsur dalam semua persenyawaan kimia selalu tetap”. : “ Tadi kita telah membahas hukum perbandingan tetap. Sekarang Guru kita akan membahas mengenai hukum perbandingan berganda. Untuk lebih jelasnya kalian kerjakan LKS 3 ”. : “ Baik bu ”. Murid LKM 3 No Senyawa Massa Senyawa Massa Oksigen Massa unsur (gram) kedua (gram) 1 H2O 18 16 2 2 H2O2 34 32 2 3 CO 28 16 12 4 CO2 44 32 12 5 CuO 81 16 65 6 CuO2 97 32 65 Pertanyaan 1. Bagaimana perbandingan unsur oksigen antara senyawa 1: senyawa 2, senyawa 3: senyawa 4, dan senyawa 5: senyawa 6? 2. Bagaimana perbandingan unsur oksigen antara senyawa 1: senyawa 2, senyawa 3: senyawa 4, dan senyawa 5: senyawa 6? 3. Bagaimanakah hubungan kedua hasil pengamatan kalian dengan hukum perbandingan berganda? Guru : “ Apakah sudah diskusi kalian anak – anak?”. Murid : “ Sudah bu, kami sudah menemukan jawabannya ”. Guru : “ Baik silahkan jelaskan ”. 18
  • 19. Murid : “ Jawaban pertanyaan pertama berdasarkan tabel yaitu perbandingan unsur hidrogen pada senyawa 1 dan 2 adalah sama yaitu 2:2, perbandingan unsur karbon pada senyawa 3 dan 4 adalah sama yaitu 1:1, begitu pula perbandingan unsur tembaga pada senyawa 5 dan 6 adalah sama yaitu 1:1”. Guru : “ Iya, tepat sekali nak. Bagaimana dengan pertanyaan selanjutnya? Silahkan ada yg ingin menjelaskan? ”. Murid : “ saya bu, menurut saya untuk jawaban yang kedua berdasarkan tabel yaitu perbandingan unsur oksigen pada senyawa 1 dan senyawa 2 adalah 1:2, pada senyawa 3 dan senyawa 4 adalah 1:2, dan begitu pula pada senyawa 5 dan senyawa 6 adalah 1:2”. Guru : “ Nah anak anak, jadi pada senyawa yang mengandung oksigen dan hidrogen yaitu senyawa 1 apa yang dapat kalian simpulkan? ”. Murid : “ perbandingan unsur hidrogennya adalah sama bu, namun perbandingan unsur oksigennya adalah 1:2. ”. Guru : “ya nak, bagaimana dengan senyawa 3 dengan4, dan 5 dengan 6?”. Murid : “ Sama bu. Yang perbandingannya tetap adalah unsur karbon dan tembaga, sedangkan perbandingan unsuur oksigennya adalah 1:2 pada senyawa 3 dengan 4, dan 5 dengan 6”. Guru : “ Baiklah kesimpulan kalian tepat sekali. sekarang apakah ada yang mengetahui apa hubungan dari perbandingan tersebut ”. Murid : “ Menurut saya, pada senyawa 1 dan 2 itu kan sama – sama mengandung unsur hidrogen dan oksigen. Namun, perbandingan massa unsur oksigen pada massa unsur hidrogen yang tetap adalah 1:2. Menurut saya, inilah yang dinamakan dengan hukum perbandingan berganda, karena perbandingan massa oksigen pada 19
  • 20. senyawa yang kedua yaitu kelipatan atau penggandaan dari senyawa yang pertama ”. Guru : “ Iya betul sekali pendapat teman kalian, namun ada yang perlu ditambahkan sedikit lagi. Apakah ada yang bisa menambahkan? ”. Murid : “ Saya bu, karena kelipatannya menggunakan angka 1, 2 dan seterusnya menurut saya kelipatan ini menggunakan bilangan bulat dan yang paling sederhana ”. Guru : “Tepat sekali anak anak. Apa yang disampaikan teman kalian sudah benar. Dari kedua pendapat teman kalian siapa yang bisa menggabungkan dan menghubungkan dengan hukum perbandingan berganda ”. Murid : “ Saya bu, hukum perbandingan berganda menyatakan bahwa apabila dua unsur dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka perbandingan massa unsur dalam senyawa senyawa tersebut akan menunjukkan bilangan bula yang paling sederhana ”. Guru : “ Nah, anak – anak inilah yang dinamakan dengan hukum perbandingan berganda yang dicetuskan oleh john Dalton. Apakah ada yang ingin ditanyakan? ”. Murid : “ Saya bu? Mengapa yang unsur hidrogen, karbon dan tembaga perbandingan massanya tetap?”. Guru : “ Pertanyaan bagus sekali nak. Unsur hidrogen, karbon dan tembaga pada senyawa tersebut tetap unsur – unsur tersebut yang digunakan sebagai variable kontrolnya, dan unsur oksigen adalah variable bebasnya ”. Murid : “ Baik bu. Saya paham sekarang ”. Guru : “ Oke, apakah ada yang ingin bertanya kembali? ”. Murid : “ Tidak bu ”. 20
  • 21. Guru : “ Anak – anak, dalam kehidupan sehari-hari kita tentu pernah membeli gula atau beras di warung bukan? ” Murid : “ iya bu.” Guru : “ jika kita membeli gula atau beras apa yang biasanya kita ucapkan?” Murid : “ beli beras 1 Kg atau beli gula 1 Kg” Guru : “ nah, dengan begitu, banyaknya gula atau beras yang kita beli itu dihitung bukan berdasarkan banyaknya butiran beras atau gula. Tetapi berdasarkan massanya yang memiliki satuan Kg” Murid : “ iya juga ya bu. Lalu apa hubungannya dengan materi yang akan kita bahas hari ini bu?” Guru : “ ada yang tahu materi apa yang akan kita bahas hari ini?” Murid : “ stoikiometri atau perhitungan kimia bu” Guru : “ benar, dalam kimia kita mengenal atom, molekul dan ion bukan?” Murid : “ iya bu” Guru : “ siapa yang tahu bagaimana cara menghitung banyaknya atom, molekul dan ion dalam suatu senyawa?” Murid : “ atom, molekul dan ion kan sangat kecil bu. Bahkan ketiganya tidak dapat diamati secara langsung. Bagaimana ya bu cara menghitungnya?” Guru : “ ayo coba kaitkan dengan contoh saat kita membeli gula atau beras tadi”. Murid : “ jika dikaitkan dengan contoh gula dan beras tadi, berarti atom, molekul dan ion dalam suatu senyawa punya satuan gitu ya bu?” Guru : “ benar, jadi untuk menentukan banyaknya atom, molekul atau ion dalam suatu senyawa, kita dapat menghitung jumlah partikelnya. Nah, perhitungan ini yang kemudian disebut dengan stoikiometri atau perhitungan kimia” Murid : “ bu, setau saya jumlah partikel itu juga nilainya masih sangat besar. Apa tidak ada satuan yang lebih sederhana yang bisa digunakan bu?” 21
  • 22. Guru : “ pertanyaan yang bagus, jadi jawabannya adalah ada. Satuan itu adalah mol yang nanti juga akan kita bahas. Sekarang satu anak maju ke depan mengambil LKS ini kemudian dibagikan ke masingmasing anak, 1 orang hanya mendapat 1 rangkap LKS” (guru membagikan LKS untuk para siswa, LKS terlampir) LKS 4 HUKUM GAY LUSSAC Tujuan Mengamati dan membuktikan Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay Lussac) berdasarkan data percobaan. Alat dan Bahan Data percobaan Langkah Kerja Cermati data reaksi hidrogen dan oksigen membentuk uap air berikut. Percobaan dilakukan pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama. Tabel pengamatan Percobaan Hidrogen (Liter) Oksigen (Liter) Uap Air (Liter) 1 2 1 2 2 1 0,5 1 3 …. 2 4 4 5 …. 5 5 3 1,5 …. Pertanyaan: Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta. 1. Tentukan perbandingan volume hidrogen; oksigen; uap air untuk percobaan 1 dan percobaan 2. hidrogen oksigen uap air 22
  • 23. Percobaan 1 : : Percobaan 2 : : 2. Tentukan volume hidrogen pada percobaan 3 sesuai dengan perbandingan volume percobaan 1 dan percobaan 2. 3. Tentukan volume oksigen pada percobaan 4. 4. Tentukan volume uap air pada percobaan 5. 5. Bandingkan perbandingan volume hidrogen; oksigen; uap air dengan perbandingan koefisien reaksi H2(g) + O2(g)→ H2O(g) setelah disetarakan. 6. Apakah menunjukkan perbandingan yang sama? *setelah selesai, sampaikan hasil yang didapatkan pada nomer 6 pada guru Joseph Louis-Gay Lussac, seorang ahli kimia Prancis pada 1808 mengamati volume gas-gas yang terlibat dalam suatu reaksi. Pengamatan menunjukkan bahwa pada reaksi pengukuran temperatur dan tekanan yang sama diperoleh hasil sebagai berikut. a. Satu bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas klorin menghasilkan dua volume gas hidrogen klorida: H2(g) + Cl2(g)→2 HCl(g) b. Dua bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas oksigen menghasilkan 2 bagian volume air: 23
  • 24. 2 H2(g) + O2(g)→ 2 H2O(g) 7. Apa bunyi hukum gay lussac atau yang dikenal dengan hukum perbandingan volume adalah ….. Guru : “ untuk dapat melakukan perhitungan kimia ada beberapa hukum dasar kimia. Nah, untuk kali ini kita akan membahas tentang hukum gay lussac. Untuk mengetahui hukum gay lussac silahkan diisi LKS yang sudah dibagikan tadi” (setelah beberapa menit) Murid : “ bu. Sudah selesai. Hasil dari analisis yang saya lakukan adalah perbandingan volume hidrogen; oksigen; uap air dari data dengan perbandingan koefisien reaksi H2(g) + O2(g)→ H2O(g) setelah disetarakan adalah sama yaitu 2 : 1: 2.” Guru : “bagaimana dengan yang lain. Apakah hasilnya sama atau ada berbeda?” Murid : “ sama bu” Guru : “ jika kita sudah melakukan pengolahan data dan menganalisis data, sekarang kita amati data dari percobaan yang dilakukan oleh gay lussac seperti yang terdapat pada LKS kalian Pengamatan menunjukkan bahwa pada reaksi pengukuran temperatur dan tekanan yang sama diperoleh hasil sebagai berikut. c. Satu bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas klorin menghasilkan dua volume gas hidrogen klorida : H2(g) + Cl2(g)→2 HCl(g) d. Dua bagian volume gas hidrogen bereaksi dengan satu bagian volume gas oksigen menghasilkan 2 bagian volume air : 2 H2(g) + O2(g)→ 2 H2O(g) 24
  • 25. Guru : “ Ada yang bisa menyimpulkan jadi bagaimana hukum gay lussac atau hukum perbandingan volume? ” Murid : “ Perbandingan volume gas-gas sama dengan perbandingan koefisien dalam reaksi yang sama.” Guru : “ bagus, hanya kurang sedikit lagi. ada yang bias melengkapi?” Murid : “ Pada kondisi temperatur dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas-gas sama dengan perbandingan koefisien dalam reaksi yang sama.” Guru : “ tepat sekali. Ada yang bias menuliskan secara matematis?” Murid : (menuliskan di papan tulis) Perbandingan koefisien dalam reaksi kimia = Perbandingan volume pada keadaan suhu dan tekanan yang sama Guru : “ benar. Selanjutnya setelah memahami dengan bagaimana hukum perbandingan volume oleh gay lussac. Sekarang kita akan mengaitkannya dengan jumlah partikel sebagaimana sedikit kita bahas di awal pertemuan. Silahkan dilanjutkan untuk mengisi LKS 2” LKS 2 HIPOTESIS AVOGADRO Tujuan Mengamati dan menemukan hubungan antara volume gas dan jumlah molekulnya Alat dan Bahan Data percobaan Langkah Kerja Cermati data percobaan berikut : Reaksi hidrogen + klor → hidrogen klorida 25
  • 26. Tabel Pengamatan Percobaan Hidrogen (Liter) Oksigen (Liter) Uap Air (Liter) 1 1x molekul 1x molekul 1x molekul 2 2x molekul 2x molekul 4x molekul 3 3x molekul 3x molekul 6x molekul 4 4x molekul 4x molekul 8x molekul 5 5x molekul 5x molekul 10x molekul Jawablah pertanyaan berikut untuk menyimpulkan fakta. 1. Hitunglah jumlah molekul klor pada percobaan 3. …………………………………………………………………………………. 2. Hitunglah jumlah molekul hidrogen, klor, dan hidrogen klorida pada percobaan 4 dan percobaan 5. …………………………………………………………………………………. 3. Berapakah perbandingan jumlah molekul hidrogen, klor dan hidrogen klorida? …………………………………………………………………………………. 4. Berapakah perbandingan volume hidrogen, klor dan hidrogen klorida? …………………………………………………………………………………. 5. Apakah perbandingan jumlah molekul dan perbandingan volume menunjukkan nilai yang sama? …………………………………………………………………………………. * setelah selesai, sampaikan hasil yang didapatkan pada nomer 5 pada guru Seorang ahli fisika Italia, Amedeo Avogadro pada 1811 menemukan bahwa gabungan dari atom-atom yang sama membentuk suatu molekul (bukan merupakan atom-atom bebas). Dengan demikian, Hipotesis Avogadro adalah (setelah beberapa menit) Murid : “perbandingan jumlah molekul dan perbandingan volume menunjukkan nilai yang sama” Guru : “bagaimana dengan yang lain. Apakah hasilnya sama atau ada berbeda?” Murid : “ sama bu” 26
  • 27. Guru : “ nah, selanjutnya siapa yang bisa menjelaskan bagaimana hipotesis Avogadro?” Murid : “Pada temperatur dan tekanan yang sama, volume yang sama dari semua gas mengandung jumlah molekul yang sama.” Guru : “ tepat sekali. Ada yang bisa menuliskan secara matematis?” Murid : (menuliskan di papan tulis) Pada keadaan suhu dan tekanan yang sama Perbandingan molekul = Perbandingan volume Guru : “ benar. Setelah memahami hubungan jumlah molekul atau jumlah partikel dengan volume. Seperti yang sudah sempat ditanyakan oleh teman kalian, ada satuan yang lebih sederhana yang dapat digunakan agar nilai banyaknya yang dapat dihitung tidak terlalu besar. Satuan ini adalah mol. Berikut ini ada beberapa data yang sesuai fakta, yaitu (guru menampilkan di slide) Zat mol Jumlah partikel Na 2 1,204 x 1024 H2O 3 1,806 x 1024 O2 5 3,01 x 1024 Guru : “ siapa yang dapat menganalisis data di slide tersebut?” Murid : “ saya bu, jika jumlah partikel dibagi dengan mol akan menghasilkan nilai sebesar 6,02 x 1023.” Guru : “ benar. Nah 6,02 x 1023 inilah yang biasa disebut bilangan Avogadro. Ada yang bisa menyimpulkan 1 mol senilai dengan berapa jumlah partikel?” Murid : “ 1 mol sama dengan 6,02 x 1023 jumlah partikel” Guru : “ benar, jika diamati lebih dalam lagi jumlah partikel ini ada yang berupa atom dari suatu unsur atau berupa molekul pada suatu senyawa. Jadi 1 mol juga dapat diartikan sama dengan…” Murid : “ 1 atom unsur atau 1 molekul senyawa” 27
  • 28. Guru : “ jawaban yang bagus. Perlu diketahui bahwa banyaknya zat yang mengandung partikel-partikel zat itu disamaratakan dengan sebanyak atom yang terkandung dalam 12 gram 12C” Murid : “ ooo. Kok bisa gitu ya bu? Kenapa 12C yang menjadi acuan?” Guru : “ itu sudah merupakan perjanjian antar para ahli. Ngasal yang ini mbak  Guru : “setelah mengetahui tentang mol, selanjutnya akan dianalisis bagaimana hubungan mol dengan massa. sekarang coba amati SPU yang kalian miliki. Pada bagian bawah terdapat angka-angka. Angka ini menunjukkan massa atom relative dari suatu atom.” Murid : “ apa itu bu massa atom relative?” Guru : “Massa Atom Relatif atau Ar adalah perbandingan massa rata-rata suatu atom terhadap 1/12 massa 1 atom isotop C-12. Murid : “mengapa terhadap 1/12 1 massa 1 atom isotop C-12 bu?” Guru : “IUPAC telah menetapkan 1 sma = 1/12 massa satu atom C-12 isotop. Murid : “ bu, di SPU saya kan massa atom relative Atom H adalah 1,008. Nah, 1,008 ini didapatkan darimana ya bu?” 28
  • 29. Guru : ”atom H mempunyai kerapatan 8,400% dari kerapatan C-12. Jadi, massa atom H = 0,08400 x 12,00 sma = 1,008 sma. Dari perhitungan yang sama kita bisa mengetahui massa atom yang lain.” Murid : “ ooo. Bu, kalo ada massa atom relative berarti ada massa molekul relative juga ya?” Guru : “ ya, ada yang tahu apa itu massa molekul relative atau yang biasa dituliskan Mr?” Murid : “kalo Massa Atom Relatif atau Ar adalah perbandingan massa ratarata suatu atom terhadap 1/12 massa 1 atom isotop C-12. Maka massa molekul relative adalah perbandingan massa rata-rata suatu molekul terhadap 1/12 massa 1 atom isotop C-12.” Murid : “ lalu bagaimana cara menghitung massa molekul relative ini bu?” Guru : “ ada yang tahu?” Murid : “belum bu..” Guru : “ pengertian molekul ada yang tahu?” Murid : “ molekul adalah gabungan unsur-unsur dengan pemakaian pasangan elektron secara bersama” Guru : “ jika kita sudah mengetahui massa dari unsur. Maka massa dari gabungan unsur-unsur dapat dihitung dengan cara?” Murid : “ menjumlahkan massa unsur-unsurnya ya bu?” Guru : “benar sekali. Nah, jika kita sudah mengetahui massa atom dan massa molekul, bagaimana dengan massa 1 mol zat atau massa molar?” Murid : “ belum tau bu” Guru : “ baiklah, ibu beri contoh untuk 1 mol unsur. massa 1 mol zat sama dengan Ar zat yang dinyatakan dalam gram. Sehingga massa molar untuk unsur adalah Ar gram/ mol. Atau secara matematis seperti slide berikut : Massa 1 mol unsur = Ar zat yang dinyatakan dalam gram Massa molar unsur = Ar zat yang dinyatakan dalam gram / mol 29
  • 30. Guru : “ sekarang coba jelaskan bagaimana massa molar untuk senyawa!” Murid : “ massa 1 mol zat sama dengan Mr zat yang dinyatakan dalam gram. Sehingga massa molar untuk unsur adalah Mr gram/ mol. Secara matematis dapat dituliskan seperti di slide dengan mengubah Ar menjadi Mr.” Guru : “ siapa yang dapat menganalisis hubungan massa molar, massa suatu zat dan mol nya?” Murid : (menuliskan di papan tulis) Dari satuannya, Massa molar = Atau Mm = Mol = Massa = mol x Mm Guru : “ tepat sekali apa yang kamu tuliskan. Ada yang ingin ditanyakan?” Murid : “ belum bu..” Guru : “ selain massa molar, juga terdapat volume molar. Siapa yang dapat menjelaskan mengenai volume molar?” Murid : “ boleh saya tuliskan di papan tulis saja bu?” Guru : “ boleh, silahkan” Murid : (menuliskan di papan tulis) Dari satuannya, Volume molar = Atau Vm = Mol = Volume = mol x Vm Guru : “ wah. Tepat. Jadi hanya mengganti kata massa menjadi volume ya. Sedikit berbeda dengan massa, volume suatu gas bergantung pada 30
  • 31. suhu, tekanan, dan jumlah zatnya. Volume molar gas adalah volume satu mol gas pada keadaan standar (0 °C, 1 atm). (guru menjelaskan di papan tulis) Keadaan standar dinyatakan sebagai : tekanan 1 atm = 76 CmHg suhu 0 °C (273 K) jika dimasukkan ke dalam rumus gas ideal PV = nRT keterangan: P = tekanan = 1 atm V = volume n = 1 mol gas R = tetapan gas = 0,082 L atm/mol K T = suhu 0 °C = 273 K Guru : “ ayo dihitung berapa harga volume dalam keadaan standar!” Murid : “Harga volume diperoleh adalah 22,389 L ~ 22,4 liter yang berarti volume 1 mol gas = 22,4 L. Guru : “dari hasil tersebut, siapa yang dapat melengkapi persamaan yang teman kalian tulis tadi?” Murid : (menulis di papan tulis) 22,4 L = Mol = Volume = mol x 22,4 L Guru : “ jika kita mempelajari kimia, tentu tidak akan terlepas dari reaksi kimia. Reaksi kimia dapat dituliskan dalam bentuk persamaan, dimana ada reaktan dan ada produk. Sebelumnya kalian telah mempelajari persamaan reaksi kimia. Tuliskan satu saja reaksi kimia yang kalian ketahui! Murid : (menulis di papan tulis) 31
  • 32. N2(g) + 3 H2(g) Guru 2 NH3(g) : “ untuk dapat melakukan perhitungan kimia, ibu akan member soal dari reaksi yang sudah teman kalian tuliskan di papan tulis. (kasih soal mbak..trus di bahas dikit) Guru : “Dalam reaksi kimia, jika perbandingan mol zat-zat pereaksi tidak sama dengan perbandingan koefisiennya, maka ada pereaksi yang habis terlebih dulu. Pereaksi seperti ini disebut pereaksi pembatas.” Murid : “contoh soalnya yang seperti apa bu?” (guru menampilkan slide) Pada reaksi 0,5 mol gas N2 dengan 2,5 mol gas H2 menurut persamaan reaksi: N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g) (Ar N = 14 dan H = 1) Tentukan: a. pereaksi pembatasnya; b. berapa gram zat yang tersisa? a. Langkah 1 Mencari zat yang habis bereaksi N2(g) mula-mula + 3 H2(g) 2 NH3(g) : 0,5 mol 2,5 mol yang bereaksi : 0,5 mol 1,5 mol – setelah reaksi : 1,0 mol Jadi, pereaksi yang habis bereaksi adalah N2 (N2 ini yang merupakan reaksi pembatas) b. Langkah 2 Mencari mol pereaksi yang bersisa N2(g) mula-mula + 3 H2(g) 2 NH3(g) : 0,5 mol 2,5 mol yang bereaksi : 0,5 mol 1,5 mol setelah reaksi : – 1,0 mol Pereaksi yang bersisa adalah H2sebanyak 1,0 mol Massa H2 yang sisa = mol sisa x Mm 32
  • 33. = 1,0 mol x 2 gram/mol = 2 gram Kegiatan Penutup Guru : “Sampai di sini apa ada yang ingin ditanyakan?” Murid : “Tidak, Bu” Guru : “ Alhamdulillah kalau begitu. Guru mengucapkan salam lalu meninggalkan kelas 33