Dokumen tersebut membahas tentang budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan standar prosedur operasional (SOP) untuk budidaya udang vannamei yang meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan, manajemen kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan panen.
2. Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu
komoditas budidaya di perairan payau. Sampai saat ini udang vannamei sudah
menyebar ke seluruh wilayah Indonesia dan dikembangkan oleh para petani dan
pemerintah melalui suatu balai penelitian mengenai bagaimana cara budidaya
tentang udang vannamei. Beberapa keunggulan yang dimiliki udang vannamei
antara lain responsif terhadap pakan yang diberikan, lebih tahan terhadap serangan
penyakit dan lingkungan yang kurang baik.
3. DIAGRAM ALUR STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SOP)
I. Tujuan : Agar Pembudidaya menerapkan cara pembesaran udang
vannamei yang baik, dan benar serta ramah lingkungan sehingga
menjamin keamanan pangan hasil produksi budidaya perikanan.
II. Sasaran : Hasil Produksi budidaya perikanan terjamin, keamanan
pangan dan keramahan lingkungan sehingga mutu komoditas
unggul.
III. Diagram Prosedur :
SPO1
• PERSIAPAN TAMBAK
SPO2
• PENEBARAN BENUR
SPO3
• MANAJEMEN PAKAN
SPO4 • MANAJEMEN KUALITAS AIR
SPO5 • PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
SPO6 • PENANGANAN PANEN
4. PERSIAPAN TAMBAK
SPO 01
Tgl terbit : ..................................................
Revisi : ..................................................
Tgl Revisi : ..................................................
Paraf : ..................................................
I. Tujuan : Menghasilkan wadah budidaya berupa tambak yang siap digunakan untuk
budidaya udang vannamei serta dapat mendukung pertumbuhan dan kelangsungan
hidup udang vannamei.
II. Sasaran : Tersedianya wadah budidaya berupa tambak yang siap digunakan untuk
budidaya udang vannamei.
III. Penanggung Jawab: Bagian produksi
IV. Diagram Prosedur :
SP01 • Pengeringan tambak
SP02 • Pengapuran
SP03 • Pemupukan
SP04 • Pengisisan air
5. V. Metode Kerja
Alat : cangkul, sabit, ember
Bahan: kapur, pupuk, kaporit
VI. Prosedur Kerja
Lanjutan SPO 01
1. Pengeringan Tambak
a. Pengeringan dilakukan selama 10 hari atau sampai tanah terlihat retak-
retak atau bergantung pada musim.
b. Pengeringan bertujuan untuk memutus siklus hidup pathogen dengan
cara menghambat sistem tranmisinya, menguapkan gas-gas beracun
seperti H2S, dan membantu mikroba melakukan penguraian bahan
organik.
2. Pengapuran
a. Pengukuran pH dan potensial redoks tanah untuk penentuan dosis
pengapuran.
b. Pengapuran tahap I 50% dari dosis, dengan cara disebar merata kemudian
tanah dibalik (dicangkul sedalam 20 – 25 cm) .
c. Pengapuran tahap II 50% dari dosis disebar merata
6. Lanjutan SPO 01
3. Pemupukan
a. Masukkan air ketambak sehingga tambak menjadi macak-
macak kemudian dilakukan pemupukan dengan pupuk urea
(150 kg/ ha), pupuk kandang (2000 kg/ ha).
b. Pemupukan susulan dilakukan pada saat tambak sudah diisi
air dengan ketinggian tertentu, serta melihat kondisi kualitas
air.
4. Pengisian air
a. Pengisian air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar
tambak telah rampung dan air dimasukkan ke dalam tambak
secara bertahap (70 cm).
b. Ketinggian air tersebut dibiarkan dalam tambak selama 2-3
minggu sampai kondisi air betul-betul siap ditebari benur
udang.
c. Tinggi air di petak pembesaran diupayakan ≥ 1,0 m.
8. PENEBARAN BENUR
SPO 02
Tgl terbit : ..................................................
Revisi : ..................................................
Tgl Revisi : ..................................................
Paraf : ..................................................
I. Tujuan : Mempertahankan kelangsungan hidup dan menekan
mortalitas benur yang ditebar serta mencegah masuknya hama dan
penyakit yang mungkin terbawa oleh benur ke dalam tambak.
II. Sasaran : Tersebarnya benur udang nila yang sehat dan berkulitas
unggul.
III. Penanggungjawab : bagian produksi
IV. Ruang Lingkup:
a. Syarat benur
b. aklimatisasi
9. V. Metode Kerja
Alat : Alat pengukur kualitas air, alat tulis
Bahan: Benur
VI. Prosedur Kerja
1. Syarat benur
a. Menebar benur yang teruji bebas penyakit (SPF)
Lanjutan SPO 02
10. Lanjutan SPO 02
2. Aklimatisasi benur
a. Memasukkan kantung plastik benur kedalam tambak yang
telah dibatasi oleh tali/ selang, supaya kantung tidak
tersebar.
b. Biarkan kantung benur terapung selam 5 menit atau sampai
kantung berkeringat dalam keadaan masih tertutup.
c. Buka kantung benur dan tambah air sedikit demi sedikit.
d. Ukur salinitas dan suhu di dalam kantung maupun tambak
perhatudang apakah perbedaannya sudah kecil.
e. Perhatudang tingkah laku benur pada umumnya jika
perbedaan suhu dan salinitas air kantung dan tambak sudah
tidak terlalu tinggi, maka benur mulai aktif berenang.
f. Tumpahkan benur dari kantung plastik secara perlahan-
lahan kedalam tambak. Selanjutnya kantung plastik dibilas
dengan air tambak 1-2 kali agar tidak ada benur yang
tertinggal.
12. MANAJEMEN PAKAN
SPO 03
Tgl terbit : ..................................................
Revisi : ..................................................
Tgl Revisi : ..................................................
Paraf : ..................................................
I. Tujuan : Memastikan pakan yang diberudang dapat dikonsumsi dan
benur yang dipelihara dapat mencapai ukuran panen yang
diinginkan dalam waktu yang ditentukan.
II. Sasaran : Tersebarnya pakan secara merata dan pertumbuhan udang
dapat tercapai.
III. Penanggung Jawab: bagian Produksi .
IV. Metode kerja
Alat: alat tulis, kalkulator, timbangan, jala, ancho, ember, gayung
Bahan: pakan, suplemen tambahan, probiotik
13. VI. Prosedur Kerja
a. Menggunakan pakan yang berkualitas.
b. Penyimpanan pakan harus benar untuk menjaga kualitas
pakan dengan menyediakan gudang pakan tersendiri,
kondisi tidak lembab dan mempunyai sirkulasi udara
yang baik. Bagian dasar untuk menumpuk pakan diberi
kayu dan penumpukan sak maksimal 8 sak.
c. Mencegah kurang pakan dan pakan berlebih dengan
program pemberian pakan, pengamatan nafsu makan
benur udang di ancho dan melakukan sampling
pertumbuhan dimulai pada DOC – 50 dan persepuluh
hari berikutnya hingga panen.
d. Mencatat jumlah pemberian pakan.
e. Melakukan program pemberian pakan.
Lanjutan SPO 03
14. Lanjutan prosedur SOP 03
f. Melakukan perhitungan kontrol pertumbuhan untuk menentukan
dosis pakan.
• ABW = Berat udang sampling
Jumlah udang sampling
• ADG = ABW II (gram) – ABW I (gram)
T (hari)
• SR = Jumlah udang yang hidup x 100%
Jumlah tebar
• Biomassa = Padat tebar awal x SR x ABW
1.000
• FR = Biomassa x FR
16. MANAJEMEN KUALITAS AIR
SPO 04
Tgl terbit : ..................................................
Revisi : ..................................................
Tgl Revisi : ..................................................
Paraf : ..................................................
I. Tujuan : Untuk mengetahui nilai parameter kualitas air
dari awal pemeliharaan hingga akhir pemeliharaan.
II. Sasaran : Kualitas air tetap terjaga dan apabila terjadi
perubahan kualitas air tidak sesuai normal maka dapat
dikendalikan.
III. Penanggung Jawab: bagian pengendalian mutu.
IV. Ruang lingkup
a. Persiapan air
b. Monitoring kualitas air
c. Pemeliharaan kualitas air
17. V. Metode Kerja
Alat : Termometer, pH meter, secchi disk , DO meter,
Refraktometer, alat tulis
Bahan: kaporit, fermentasi, dolomit, super NB, biosul
VI Prosedur Kerja
1. Persiapan Air
a. Pengisian air pada petak budidaya dan tandon hingga
mencapai ketinggian optimal (1,2 – 1,4 m)
b. Biarkan 2 -5 hari untuk monitor porositas lahan
c. Sterilisasi air dengan kaporit 30 ppm untuk
membunuh udang liar dan kepiting.
Lanjutan SPO 04
18. Lanjutan prosedur SOP 04
d. Pemberian fermentasi untuk pemupukan plankton dan
memberudang sediaan bakteri pengurai. Bahan dan cara
pembuatan fermentasi adalah sebagai berikut untuk
tambak 1000 m2 membutuhkan katul sebanyak 4 kg, tetes
400 ltr, ragi 5 sendok makan, samponin 120 g, super NB 2
liter dan air secukupnya. Semua bahan dicampur rata dan
didiamkan serta ditutup rapat (tanpa aerasi) hingga 2 hari
hingga berbau seperti tape.
e. Plankton tumbuh ditandai dengan kecerahan awal antara
50-70 cm
f. Dilakukan pengukuran parameter kualitas air (DO, suhu,
pH, salinitas , kecerahan)
g. Bila telah sesuai maka dapat dilakukan penebaran benur
19. Lanjutan prosedur SOP 04
2. Monitoring Kualitas Air
a. Monitoring kualitas air dilakukan secara rutin
setiap hari (pagi dan sore)
b. Mencatat hasil pengukuran kualitas air
c. Kualitas air yang diukur meliputi : Do
(Dissolved Oxygen = oksigen terlarut), suhu,
salinitas, pH, kecerahan.
d. Transparansi 50–80 cm pada saat tebar, 25-40
cm saat pemeliharaan dan kepadatan plankton
104-105 sel/ml
e. Mencatat perlakuan yang diberudang
20. 3. Pemeliharaan Kualitas Air
a. Pengelolaan kualitas air pasca bulan pertama lebih terkonsentrasi
pada proses pemeliharaan kecerahan, stabilitas warna air, dan
menjaga kebersihan dasar tambak
b. Untuk mempertahankan alkalinitas dan menaikkan pH dilakukan
pengapuran untuk mempertahankan alkali pengapuran dengan
dolomit dengan dosis antara 3-15 ppm antara 3-5 hari sekali. Jika
alkali rendah (biasanya pada saat musim hujan) pengapuran
dilakukan setiap hari. Untuk menaikkan pH dapat digunakan kapur
bangunan atau kaptan
c. Untuk menguraudang nitrit, gas H2S dan amoniak yang tinggi dapat
dilakukan dengan :
d. Pergantian air atau penambahan air secara bertahap
e. Pemberian Probiotik (0.3-1 ppm)
f. Sipon : membersihkan kotoran dasar tambak
g. Membersihkan buih di permukaan air
Lanjutan prosedur SOP 04
22. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
SPO 05
Tgl terbit : ..................................................
Revisi : ..................................................
Tgl Revisi : ..................................................
Paraf : ..................................................
I. Tujuan : Sebagai pedoman untuk mengontrol kesehatan benur agar
tidak terserang hama dan penyakit yang akan menyebabkan
kematian.
II. Sasaran : Kesehatan udang akan terjaga.
III. Penanggung Jawab: Bagian pengendali mutu.
IV. Ruang lingkup
a. Pencegahan penyakit
b. Pengamatan visual
c. Penanganan
23. V. Metode Kerja
Alat : alat tulis
Bahan: vitamin C, biosul, super NB, ekstrak bawang putih
VI Prosedur Kerja
a. Melakukan pengawasan dan pengukuran serta pengaturan kualitas dan
kuantitas air tambak secara rutin.
b. Melakukan pemeliharaan dan penanganan udang sebaik mungkin,
misalnya pada saat sampling harus menggunakan alat dan cara yang
sedemikian rupa sehingga tidak membuat udang menjadi stress.
c. Memberudang pakan yang tepat dosis, mutu, jenis, dan ukuran pakan.
d. Menghindari adanya bahan-bahan yang membuat pencemaran air.
e. Mengamati kondisi kesehatan udang yang dirasa mencurigakan,
melakukan pemeriksaan udang yang sakit lalu lakukan pengobatan
dengan jenis obat yang tepat.
f. Jika ada udang yang kedapatan sakitnya sudah parah, maka ambilah
udang tersebut dan amankan dari udang-udang sehat lainnya.
g. Melakukan tindakan pencegahan dan tingkatkan kesehatan udang yang
kita pelihara dengan lakukan vaksinasi, pemberian imunostimulan dan
pemberian vitamin C setiap 2 sampai 3 bulan sekali.
Lanjutan SPO 05
24. PENANGANAN PANEN
SPO 06
Tgl terbit : ..................................................
Revisi : ..................................................
Tgl Revisi : ..................................................
Paraf : ..................................................
I. Tujuan : Pedoman dalam pengangan panen agar udang
tetap hidup, sehat dan kualitas tetap terjaga tanpa
mengalami kemunduran mutu. Untuk menjamin bahwa
persiapan panen udang dilakukan sebaik-baiknya dan
menghindari kerusakan udang yang akan dipanen
II. Sasaran : Dihasilkannya udang nila yang bermutu dan
berkualitas tinggi.
III. Penanggung Jawab: bagian produksi .
25. IV. Metode Kerja
Alat : jala, bak penampungan, timbangan, alat tulis.
Bahan: udang, air.
VI Prosedur Kerja
a. Beberapa hari sebelum dipanen udang harus tidak diberi pakan,
lama waktunya tergantung pada ukuran benur yang akan dipanen
dan akan didistribusikan.
b. Sebelum melakukan pemanenan, mempersiapkan peralatan
untuk mendukung pelaksanaan pemanenan.
c. Alat-alat tangkap, atau wadah-wadah penampungan sebelumnya
harus ditreatment atau disucihamakan.
d. Menyiapkan suplai air penampungan yang bersih.
e. Melakukan pemanenan udang pada temperatur yang cukup sejuk
yaitu pada pagi atau sore hari.
f. Melakukan penangkapan dengan alat tangkap dan cara yang
benar.
g. Menghindari penangkapan udang yang tergesa-gesa.
Lanjutan SPO 06