Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
PMJK-ASPEK
1. SEKILAS ASPEK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PELIBATAN JENDER DAN
KEMISKINAN/PMJK DAN ASPEK HIGIENE
PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL
1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN PMJK?
PMJK (Pemberdayaan Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan ) adalah sebuah survai/
penilaian tentang kondisi sanitasi masyarakat yang tanggap terhadap kebutuhan (Demand Responsive
Approach) dan dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif yang mengadopsi Methodology for
Participatory Assessment (MPA).
2. APA YANG DIMAKSUD DENGAN MPA?
MPA merupakan metoda komprehensif untuk menilai/mengkaji kondisi masyarakat yang tanggap terhadap
kebutuhan (Demand Responsive Approach) dengan menggunakan seperangkat alat partisipatif untuk semua
tingkatan, yang juga memperkenalkan pentingnya aspek jender dan keberpihakan pada kaum miskin, serta
memberikan analisa yang holistik dalam hubungannya dengan faktor-faktor kelembagaan yang ada di tingkat
masyarakat.
MPA dapat menghasilkan sejumlah data kualitatif dan sebagiannya dapat dikuantitatifkan ke dalam sistem
ordinal oleh masyarakat sendiri, sehingga data dapat dianalisis secara statistik dan holistik dalam
hubungannya dengan faktor-faktor kelembagaan yang ada di tingkat masyarakat.
3. MENGAPA MENGGUNAKAN MPA?
a. Dapat memposisikan masyarakat sebagai subyek;
b. Dapat memberikan “ruang” kepada masyarakat dari berbagai status sosial untuk menyampaikan aspirasi
dan keinginannya, meskipun memiliki kemampuan yang berbeda;
c. Merupakan salah satu media pemberdayaan masyarakat pada tingkat bawah.
4. MENGAPA PMJK PERLU MENJADI PERHATIAN?
a. Masih kurangnya informasi data primer tentang kondisi dan masalah sanitasi di masyarakat untuk menilai
kesinambungan dan tanggap terhadap kebutuhan;
b. Masih kurangnya informasi tentang ebutuhan masyarakat laki-laki dan perempuan serta kelompok kaya
dan miskin untuk memecahkan masalah sanitasi yang ada berdasarkan kemampuan masyarakat itu
sendiri;
c. Masih kurangnya informasi tentang kemampuan dan kemauan masyarakat untuk berkontribusi dalam
perbaikan sarana sanitasi;
d. Belum diketahuinya pengalaman masyarakat dalam kegiatan/proyek perbaikan sanitasi, baik yang
dilakukan secara swadaya atau gotong royong maupun bantuan dari instansi lain;
e. Belum diketahuinya peran dan keterlibatan perempuan pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan
pemeliharaan sarana sanitasi dan beberapa perubahan tugas antara perempuan dan laki-laki;
f. Belum diketahuinya keberadaan, manfaat, peranan dan hubungan berbagai lembaga yang ada di
kelurahan.
5. APA TUJUAN STUDI PMJK?
Untuk memberikan gambaran tentang program/proyek/layanan apa yang sudah dilakukan terkait sanitasi dan
hygiene dengan pelibatan jender dan kemiskinan, oleh (a) dinas-dinas, program dan layanan yang ada, (b)
LSM lokal, (c) kelurahan, kecamatan dan kelompok masyarakat (misalnya kegiatan atas inisiatif masyarakat
sendiri) dan (d) sektor swasta baik formal maupun informal.
6. APA MANFAAT STUDI PMJK UNTUK PROGRAM PEMBANGUNAN SANITASI?
a. Terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat, tokoh masyarakat, dan pemerintah kota baik laki-laki dan
perempuan mengenai kondisi dan seriusnya masalah sanitasi dan kebersihan;
1
2. b. Munculnya kebutuhan masyarakat, laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin yang disertai dengan
kemauan untuk berkontribusi dalam pelaksanaan program sanitasi;
c. Teridentifikasinya daerah setingkat Kelurahan yang berpotensi.
d. Hasil survai digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota & Penyusunan
Strategi Sanitasi Kota
7. APA YANG DIMAKSUD DENGAN JENDER?
a. Jender adalah suatu konsep yang mengacu pada peran-peran dan tanggung jawab laki-laki & perempuan
sebagai hasil konstruksik sosial oleh masyarakat, yang dapat diubah sesuai dengan perubahan zaman
dan budaya setempat
b. Seks adalah pembagian jenis kelamin laki-laki & perempuan yang ditentukan oleh Tuhan yg dibawa sejak
lahir secara biologis jadi tidak dapat ditukar atu diubah.
8. MENGAPA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT HARUS MEMASUKKAN PELIBATAN JENDER DAN
KEMISKINAN?
a. Perempuan adalah pasangan yang kuat dalam pengelolaan layanan yang berbasis masyarakat,
khususnya sanitasi
b. Perempuan mempunyai peran yang sangat terbatas dalam Musrenbang dan manajemen pelayanan
c. Tidak ada pelibatan laki-laki dalam Promosi Higiene
d. investasi dalam rumah tangga, perubahan perilaku, pendidikan anak-anak dan model peran anak laki-laki
merupakan tanggungjawab ibu dan bapak
e. Laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin dapat berpartisipasi dalam perencanaan, pengambilan
keputusan dan manajemen.
9. APA SAJA KRITERIA SELEKSI UNTUK PMJK?
a. Pemberdayaan Masyarakat:
• Seberapa jauh proyek ini bisa memberdayakan?
• Siapa yang akan diberdayakan, untuk tujuan apa?
• Apakah hanya “gotong royong” atau lebih dari itu?
• Pada tahap apa saja masyarakat dapat berperan ?
• Perencanaan, pelaksanaan atau O & M ?
• Bagaimana kemauan/kemampuan kontribusi dari masyarakat ?
• Bagaimana keberlanjutan program/layanan?
b. Pelibatan Jender:
• Apakah laki-laki dan perempuan (termasuk dari golongan miskin) telah diberdayakan secara
seimbang?
• Apakah mereka dapat memberikan atau menyampaikan pendapatnya secara seimbang?
c. Pelibatan MBR/Kemiskinan:
• Bagaimana akses, pengaruh, manfaat yang diperoleh rumah tangga miskin?
• Apakah mereka membayar lebih banyak dari yang didapatkan?
• Apakah mereka terlibat dalam perencanaan? Pengelolaan? Pekerjaan?
• Bagaimana kontrol/pengawasan, pembagian tugas/pekerjaan dan pembayaran upah kerja bagi MBR?
10. APA PARAMETER/INDIKATOR PARTISIPASI PEREMPUAN?
Parameter Kuantitatif:
a. Jumlah kehadiran perempuan dalam setiap proses kegiatan.
b. Jumlah perempuan dalam keanggotaan kelembagaan masyarakat
Parameter Kualitatif:
a. Keterlibatan perempuan dalam identifikasi masalah, perencanaan, monitoring, evaluasi.
2
3. b. Keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan, baik terlibat dalam musyawarah maupun menjadi
anggota kelembagaan masyarakat.
c. Keterlibatan perempuan dalam mengemukakan pendapat dalam setiap proses kegiatan.
d. Alokasi anggaran kegiatan untuk permasalahan perempuan misal untuk pendidikan perempuan,
kesehatan perempuan, sanitasi dan air bersih, serta kegiatan lainnya yang sangat bermanfaat bagi
perempuan (Komitmen Dampak manfaat bagi perempuan).
11. BAGAIMANA MELAKUKAN SURVAI PMJK DAN ASPEK HYGIENE?
a. Pembentukan Tim Pelaksana Penilaian Sanitasi - ahli di bidang PMJK dan aspek higiene dari anggota
Pokja Kota.
b. Tim menentukan kriteria penilaian (lihat no. 9)
c. Inventarisasi Daftar Panjang proyek/program/layanan yang berbasis masyarakat yang telah dilakukan oleh
kota, LSM, CBO (Community-based Organization) dan masyarakat untuk sub sector air limbah, sampah,
drainase, sanitasi sekolah dan promosi higiene.
d. Tim menyusun Daftar Pendek dengan memilih masing-masing 1 proyek/program/layanan terbaik dan yang
dianggap tidak berhasil/gagal dari tiap sub sektor
e. Tim melakukan kunjungan lapangan ke lokasi dari Daftar Pendek identifikasi apa yang dilakukan oleh
perempuan dan laki-laki, dimana, dengan cara apa dan apa pengaruh umumnya melalui observasi-
transect walk, wawancara semi struktural, FGD, dokumentasi foto dan video.
f. Menganalisa data hasil dengan memperhatikan bagaimana pelaksanaan PMJK dan aspek higiene, tingkat
keberhasilan dan keberlanjutan, serta dianalisa pula sumberdaya manusia dan keuangan yang ada.
g. Hasil analisa dibahas dalam rapat Pokja untuk meminta konsensus untuk rencana replikasi atau scaling up
di lokasi lainnya dalam skala kota. Dari hasil analisa studi akan diketahui kekuatan, kelemahan, peluang
dan tantangan yang ada, serta potensial strategi untuk mengatasi masalah terkait PMJK dalam berbagai
proyek/program/layanan sanitasi.
h. Selanjutnya menuliskan hasil analisa sebagai bagian dalam Buku Putih mengenai PMJK dan Aspek
Higiene yang membahas:
Dasar pemikiran mengapa proyek dan layanan sanitasi berbasis masyarakat dikaji dan dianalisis
terkait tingkat-tingkat pemberdayaan masyarakat dan pelibatan aspek jender dan kemiskinan: apa
yang diberikan pada kota dan masyarakatnya?
Prinsip-prinsip PMJK
Penjelasan mengenai pendekatan yang ada dalam berbagai bentuk sistim sanitasi (setempat,
terpusat, dengan populasi sementara dll,), disertai contoh prakterk terbaik dan kegagalan terkait
kesetaraan dan keberlanjutan;
Sumberdaya manusia dan keuangan serta kemampuan/potensi untuk direplikasi dan perluasan
layanan.
Implikasi utama dan pembelajaran yang dapat ditarik untuk sanitasi skala kota – layanan sanitasi
berbasis masyarakat dengan PMJK termasuk aspek higiene .
12. INFORMASI APA YANG DIBUTUHKAN UNTUK PMJK DARI KOTA?
a. Apa yang sudah ada di kota?
b. Siapa melakukan apa, bagaimana caranya dan apa pengaruhnya?
c. Bagaimana cara mengatur pembiayaan dan siapa saja yang menanggung biaya dan merasakan
manfaatnya?
d. Pendekatan apa yang bisa direplikasi/diperluas seperti apa adanya, dan apa yang perlu ditingkatkan dan
dikembangkan lebih lanjut?
e. Dimana ada kesenjangan dalam layanan berbasis masyarakat, kelompok yang ikut serta dan
ketercantuman sosial yang masih perlu diatasi?
13. INFORMASI APA YANG DIPERLUKAN UNTUK KEGIATAN SANITASI SEKOLAH?
a. Infrastruktur sanitasi dan air bersih yang ada dan fungsionalitasnya, perawatan, biaya perawatan dan
pemanfaatn (misalnya jumlah siswa per toliet, yang terpisah untuk anak perempuan dan anak lelaki
remaja);
b. Penyediaan sarana untuk cuci tangan dan sabun yang selalu ada;
3
4. c. Pemilahan, pembuangan dan pendaur-ulangan sampah (termasuk penjualan oleh sekolah atau kelompok
kesehatan sekolah ke sektor non-formal, sebagai kegiatan belajar usaha);
d. Ketersediaan dan metode pendidikan kesehatan di sekolah
14. INFORMASI APA YANG DIPERLUKAN UNTUK KEGIATAN PROMOSI HIGIENE?
a. Ukuran, lokasi dan kelompok sasaran program, serta metode dan alat. Contohnya, apakah hanya
perempuan yang dilibatkan dalam promosi kebersihan dan pria tidak, walau pria membiayai investasi yang
lebih besar dan mungkin tertarik pada program campuran atau terpisah?
b. Apakah promosi hanya dilakukan di Puskesmas, dimana kepentingan utama pasien adalah untuk
mendapat perawatan?
c. Apa metode dan bahan yang dipakai sudah bersifat lebih partisipatif?
d. Apa bentuk peluang anggaran dan pelatihan?
e. Siapa yang menyusun dan mendokumentasikan studi dasar, memantau kemajuan dan hasil, serta
memberikan umpan balik untuk perencanaan?
15. DATA DAN SUMBER DATA APA SAJA YANG DIPERLUKAN?
a. Data sekunder seperti statistik dan laporan mengenai layanan, proyek dan program yang ada;
b. Data primer yang dikumpulkan melalui:
• Wawancara semi structural dengan para pengelola proyek/program/layanan dan stafnya;
• Kunjungan ke proyek dan daerah layanan, serta membahas bersama rumah-tangga dan pimpinan
individual, perempuan dan pria;
• Pertemuan kecil dengan kelompok campuran pria dan perempuan lokal, atau kelompok terpisah yang
dilibatkan dalam (i) perawatan, pengelolaan dan pembiayaan, dan (ii) sebagai pengguna
16. APA MANFAAT PROGRAM BERBASIS MASYARAKAT?
a. Lebih banyak yang dapat dilakukan oleh Kota/Kab dengan sumberdaya yang ada memberikan layanan
yang lebih dengan jumlah dana dan staf yang sama, khususnya untuk keluarga miskin
b. Layanan yang lebih efektif dan berkelanjutan masyarakat menjalankan dan mengelola layanan mereka
sendiri
c. Potensi yang besar untuk penyesuaian dengan kondisi, kebutuhan dan peluang lokal perubahan yang
lebih baik dimana masyarakat mau dan dapat membayar layanan
d. Peluang yang besar untuk bekerjasama dengan sektor swasta lokal Pengurangan angka kemiskinan
dengan lebih banyak pekerjaan untuk sektor swasta dan usaha kecil
e. Akses yang lebih baik dari masyarakat dan rumah tangga miskin terhadap sanitasi dan praktek higiene
yang baik dalam skala kota dan masyarakat
f. Pertanggung-jawaban lembaga lokal yang lebih baik terhadap pengguna sarana Keberlanjutan yang
lebih baik dimana pertanggungjawaban lokal, tarif dan pungutan/retribusi kepada masyarakat
4