Dokumen tersebut membahas tentang pencapaian target air minum dan sanitasi, tantangan keberlanjutan pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi, serta peluang dan sinergi antara kementerian dalam pembangunan air minum dan sanitasi di Indonesia."
Materi kementerian pekerjaan umum sesi pleno 1 konferensi sanitasi air minum dan sanitasi nasional ksan 2013
1. Peningkatan Cakupan
Dan Keberlanjutan Akses
Layanan Pembangunan
Air Minum Dan Sanitasi
Jakarta, 29 Oktober 2013
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
2. OUTLINE
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
Capaian dan Target MDG’S Air Minum
Kondisi Yang Diharapkan
Target RPJMN Bidang Air Minum (2010-2014)
Tantangan Keberlanjutan Pembangunan Infrastruktur/
Sarana Prasarana Terbangun Air Minum dan Sanitasi
Peluang Sinergi Kementerian PU – Kementerian
Kesehatan
Peluang Optimalisasi Sarana Terbangun
Pelibatan Masyarakat Dalam Pengembangan SPAM
Komitmen Pemda Mendorong Keberhasilan
Penyediaan Air Minum Dan Sanitasi
Peluang Keberhasilan Pembangunan Air Minum Dan
Sanitasi
2
3. CAPAIAN DAN TARGET MDG’S AIR MINUM
KONDISI PELAYANAN AIR MINUM
TAHUN 2009-2012
2009
2011
2012
Proporsi
penduduk
thdp
sumber air
minum
terlindungi
(akses
aman)
Nasional:
47.71%
Nasional:
55.04%
Nasional:
58.05%
Perkotaan:
49.82%
Perkotaan:
52.16%
Perkotaan:
57.76%
Perdesaan:
45.72%
Perdesaan:
57.87%
Perdesaan
: 58.34%
TARGET PELAYANAN AIR MINUM
TAHUN 2015 S/D 2025
Arahan
Bapak
Presiden RI :
Atasi krisis
air di daerah
tandus dan
sulit air,
sehingga
tidak ada lagi
krisis air
pada 2025
2015
Proporsi
penduduk
thdp
sumber air
minum
terlindungi
(akses
aman)
2020
2025
Nasional:
68,87 %
Nasional:
85 %
Nasional:
100 %
Perkotaan:
75,29 %
Perkotaan:
95 %
Perkotaan:
100 %
Perdesaan:
65,81 %
Perdesaan
: 75 %
Perdesaan
: 100 %
Ket :
1)Target pelayanan air minum tahun 2015
mengacu pada target MDGs
2)Target pelayanan air minum (akses aman)
tahun 2020 : 85 % dan tahun 2025 : 100 %
3
4. I. KONDISI YANG DIHARAPKAN
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Target 2015 : 68,87%
Komitmen Rio+20:
Target Antara 2020: 85%
(perkotaan 95%,
perdesaan 75%)
Arahan Presiden RI:
Penyediaan air minum
untuk semua
(2025)
merealisasikan pencapaian akses
terhadap air minum yang aman dan
terjangkau bagi semua.
hak asasi manusia terhadap air bersih
mobilisasi sumber daya, peningkatan
kapasitas dan transfer teknologi
keseimbangan antara pasokan air dan
kebutuhan (demand) harus dijaga
dengan memobilisasi sumber daya
keuangan dan investasi di bidang
infrastruktur untuk air.
kualitas air, efisiensi pemakaian air,
dan penurunan kehilangan air.
4
5. TARGET RPJMN BIDANG AIR MINUM
(2010-2014)
Output
Penyelenggara SPAM Terfasilitasi
Satuan
Target RPJMN
(2010-2014)
Capaian
(2010-2014)
PDAM
185
272
SPAM Khusus
Kawasan
153
886
SPAM di Kawasan MBR
Kawasan
577
1.822
IKK
820
1.059
4.650
10.493
-
14
SPAM di IKK
SPAM Perdesaan
SPAM Regional
Desa
Regional
Ket : Target 2014 masih merupakan exercise
5
6. REALISASI & RENCANA
PEMBANGUNAN AIR MINUM
Target & Realisasi Output
Output
Satuan
2010-2012
2013
Rencana 2014
SPAM Khusus
Kawasan
305
381
177
SPAM di Kawasan MBR
Kawasan
725
669
396
IKK
531
287
232
Desa
5.591
1.938
1,625
Regional
3
5
5
8,47 T
7,3 T
5,03 T
SPAM di IKK
SPAM Perdesaan
SPAM Regional
ALOKASI DANA (Rp.)
7. REALISASI & RENCANA
PEMBANGUNAN SANITASI
TARGET DAN REALISASI OUTPUT
INDIKATOR OUTPUT
SATUAN
2010 - 2012
2013
Rencana 2014
1
Penguatan dan Pembinaan Kelembagaan
Laporan
881
561
746
2
Infrastruktur air limbah dengan sistem offsite dan on-site
Kawasan
300
400
810
3
Infrastruktur drainase perkotaan
Kab/Kota
129
55
71
4
Infrastruktur stasiun antara dan tempat
pemrosesan akhir sampah
Kab/Kota
252
74
74
5
Infrastruktur tempat pengolah sampah
terpadu/3R
Kawasan
231
105
61
5,73 T
2, 97 T
2,94 T
ALOKASI DANA (Rp.)
8. TANTANGAN KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR/ SARANA PRASARANA TERBANGUN
AIR MINUM DAN SANITASI
AIR MINUM
Komitmen Pemda dan tentunya dukungan DPRD masih perlu ditingkatkan.
Pelayanan air minum Kota Banjarmasin sebesar 98% dan Kota Palembang sebesar
93% dapat dicapai karena adanya dukungan kuat dari Walikota dan DPRD.
Tarif air perlu ditingkatkan hingga mencapai full cost recovery (FCR), masyarakat
menengah ke atas sewajarnya dikenakan tarif yang lebih tinggi sehingga diharapkan
dapat menghemat pemakaian air. Dengan demikian cakupan pelayanan air minum
dapat lebih meluas.
Efisiensi dalam pengelolaan SPAM perlu ditingkatkan antara lain melalui penurunan
kehilangan air yang saat ini masih mencapai 33% secara nasional dan efisiensi
dalam pemakaian energi
Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum baik kuantitas maupun kualitas,
yang terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan air minum
khususnya di perkotaan
Pada beberapa kota perlu adanya kerjasama antar kabupaten/kota yang difasilitasi
oleh Pemerintah Provinsi
8
9. TANTANGAN KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR/ SARANA PRASARANA TERBANGUN
AIR MINUM DAN SANITASI
SANITASI
Peningkatan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli kepada lingkungan, tidak
Buang Air Besar di sembarang tempat, tidak membuang sampah sembarangan
termasuk di saluran drainase adalah tantangan terbesar bidang sanitasi;
Peningkatan komitmen Pemerintah Daerah untuk memprioritaskan sanitasi dalam
pembangunan daerah; serta
Mendorong Pemerintah Daerah untuk menyusun Perda pengelolaan sanitasi dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
9
10. PELUANG KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR/ SARANA PRASARANA TERBANGUN
AIR MINUM DAN SANITASI
Apabila kemampuan APBD terbatas, peluang pendanaan lainnya yang dapat
dimanfaatkan antara lain:
Peluang pinjaman perbankan kepada PDAM sehat dengan subsidi bunga yang belum
dimanfaatkan, dimana telah ada Perjanjian Kerjasama Pendanaan yang
ditandatangani dengan 8 bank (BRI, BNI, Bank Jabar Banten, Bank Kalsel, Bank
Mandiri, Bank Jawa Tengah, BPD Bali, BPD Kaltim) dengan total kredit investasi yang
disediakan sebesar Rp 4,61 Triliun, dan baru terserap Rp 205,17 Milyar.
Peluang pinjaman dari Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Kementerian Keuangan
kepada Pemerintah Daerah dengan bunga hanya sebesar BI rate ditambah 2%.
Adanya hibah air minum dan sanitasi berbasis output, dimana daerah dimintakan
untuk menyediakan terlebih dahulu dana untuk pembangunan infrastruktur
sanitasinya dan akan diganti oleh pemerintah apabila memenuhi verifikasi teknis yang
dipersyaratkan.
Selain itu pemerintah menyediakan bantuan langsung kepada masyarakat untuk
pembangunan infrastruktur air limbah komunal yang berasal dari dana pinjaman
pemerintah. Dana pinjaman ini disalurkan kepada pemerintah dalam bentuk hibah.
10
11. PELUANG KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR/ SARANA PRASARANA TERBANGUN
AIR MINUM DAN SANITASI
Peluang adanya dana corporate social responsibilities (CSR) dari perusahaanperusahaan swasta untuk bidang air minum dan sanitasi, khususnya perusahaan
yang masuk dalam Corporate Forum for Community Development (CFCD) yang
telah menandatangani MoU dengan Direktur Jenderal Cipta Karya.
Peluang kerjasama pemerintah swasta (KPS) dalam bidang air minum dan sanitasi.
Peluang lain dalam peningkatan pelayanan air minum bagi masyarakat adalah dengan
pemanfaatan kapasitas belum termanfaatkan (idle capacity), dan penurunan
kehilangan air yang rata-rata sampai tahun 2012 masih 33% secara nasional.
Peluang lain di bidang sanitasi adalah dengan memanfaatkan bantuan teknis dari
lembaga donor terutama untuk kegiatan pemicuan masyarakat agar masyarakat
mampu mengoptimalkan sendiri sarana sanitasi yang dimilikinya.
11
12. Peran Pemerintah Pusat dalam
Pembangunan Air Minum dan Sanitasi
1. Sebagai pembina (advisor/trainer)
2. pendamping (fasilitator)
3. Sebagai pendamping (fasilitator)
4. mediator untuk pelayanan secara regional.
12
13. Pembagian Peran dalam Pembangunan SPAM
Kegiatan SPAM
Air Baku
KOTA
APBN
IKK
APBN
Unit Produksi
APBD
PDAM
KPS
(APBN)
APBN
Transmisi
Distribusi
SR
HU
APBD
PDAM
KPS
APBN (MBR)
APBN (s.d Hidran Umum)
APBN (s.d Hidran Umum)
Desa Rawan Air
APBN
APBN
PAMSIMAS
DESA dengan air baku
mudah (Pamsimas)
APBN
APBN
APBD
Masyarakat
APBN
: 70 %
APBD
: 10 %
Masyarakat : 20 %
Catatan :
Semua sistem yang sudah ada (sudah jadi) dikelola oleh Pemda/PDAM/masyarakat
Keikutsertaan Pemda/PDAM/Masyarakat dalam proses pembangunan adalah keharusan
HU : Hidran Umum`
SR : Sambungan Rumah
MBR : Masyarakat Berpenghasilan rendah
13
14. Pembagian Peran dalam Pembangunan Sanitasi
SANIMAS/RSH/IPAL
Kawasan
Air Limbah
Sewerage System:
IPAL dan main
sewer
-O&M
- Lahan
- Pemberdayaan Masyarakat
-O&M
- Lahan
- Sambungan Rumah
IPLT
TPA
Sektor Sanitasi
- Lahan, Truk Tinja
-O&M
- O & M, Lahan
- Pengumpulan Sampah dari Sumber
Pengolahan Sampah
Pengangkutan residu sampah ke TPA
Persampahan
Pilot 3R, SPA
Sistem yang
terintegrasi dengan
sistem makro
(DRAINASE PRIMER)
- Lahan
- Pemberdayaan Masy.
Pasca Konstruksi
- Lahan, Sekunder,
tersier
-O&M
Drainase
Pilot Drainase
Mandiri
- Lahan
- Pemberdayaan Masy.
Pasca Konstruksi
14
15. Sinergi dengan Kementerian Kesehatan
Pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi hanya dapat memberikan manfaat
maksimal apabila pembangunan tersebut dilakukan di lokasi yang tepat sasaran. Untuk
itu peran sanitarian di daerah menjadi sangat penting karena menjadi input terhadap
pembinaan dan pembangunan selanjutnya.
Infrastruktur air minum dan sanitasi yang telah terbangun diharapkan dapat
berkelanjutan. Untuk itu peran sanitarian sangat penting untuk melakukan
pemicuan/penyadaran kepada masyarakat akan pentingnya air minum, sanitasi, dan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi diprioritaskan kepada lokasi-lokasi
yang sudah dilakukan pemicuan/penyadaran masyarakat oleh Kementerian Kesehatan.
Sinergi lain yang perlu dibangun adalah terkait pemantauan yang dilaksanakan bersamasama dengan Kementerian Kesehatan. Sinergi dalam pemantauan antara lain
pemantauan terhadap kualitas air yang dimanfaatkan masyarakat, pemantauan kualitas
air tanah, serta tingkat kesehatan masyarakat di lokasi yang telah dibangun infrastruktur
air minum dan sanitasi oleh Kementerian PU.
Dana Operasional Kesehatan seharusnya dapat membantu upaya-upaya tersebut,
karena upaya pencegahan (preventif) penyakit yang dilakukan dengan penyediaan air
minum dan sanitasi yang memadai jauh lebih baik daripada mengobati.
Sinergi yang saat ini sudah berjalan dengan baik adalah program penyediaan air minum
dan sanitasi berbasis masyarakat (PAMSIMAS dan SANIMAS).
15
16. HARAPAN KEPADA
PEMERINTAH DAERAH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Meningkatkan prioritas pembangunan sanitasi dan air minum di daerah sebagai
kebutuhan dasar masyarakat
Meningkatkan koordinasi antar stakeholder pembangunan sanitasi dan air minum
melalui forum Pokja AMPL/Sanitasi
Mulai melakukan penyusunan Perda Pengelolaan Prasarana dan Sarana Sanitasi
di daerah
Meningkatkan kepedulian untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan prasarana
dan sarana sanitasi dan air minum yang telah terbangun untuk menjamin
keberlanjutan infrastruktur sanitasi dan air minum
Meningkatkan kualitas perencanaan prasarana dan sarana sanitasi dan air minum
untuk menjamin kualitas infrastuktur terbangun
Membentuk dan memperkuat kelembagaan pengelola prasarana dan sarana
sanitasi, termasuk pembinaan kepada PDAM dan kelompok masyarakat pengelola
Meningkatkan kepedulian untuk pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM)
bidang sanitasi dan air minum
16