SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
Politeknik Negeri Malang

Unit 6

58

Rangkaian Tiga Fase

Tujuan
Setelah selesai mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan akan mampu :
1. Menjelaskan keunggulan arus bolak-balik tiga fase dibandingkan dengan arus bolakbalik satu fase..
2. Menggambarkan gelombang arus bolak-balik tiga.
3. Menjelaskan beban seimbang dan tidak seimbang..
4. Menggambarkan hubungan bintang dan delta.

6.1 Pembangkitan GGL Tiga Fase
Rangkaian listrik tiga fase diberi energi oleh tiga ggl bolak-balik yang dihasilkan dari
alternator tiga fase.

(b)
Gambar 6-1. Diagram bentuk gelombang dan phasor sistem tiga fase

06. TeoriListrik Terapan

Abdul Manaf

1/7/2014
Politeknik Negeri Malang

59

Sistem tiga fase memiliki tiga tegangan, masing-masing tidak sefase atau terpisah 360/3
= 120 derajat elektrik. Tiga fase tersebut harus diidentifikasi untuk menunjukkan
urutannya. Dalam beberapa penerapan digunakan nama A, B dan C. Untuk suplai dan
distribusi secara umum, fase ditandai dengan kode warna merah, kuning dan hitam.

6.2 Keuntungan Sistem Tiga Fase
1. Sistem tiga fase dapat menyalurkan daya yang lebih besar dibandingkan dengan
sistem fase tunggal.
2. Daya yang disalurkan ke atau diambil dari sistem tiga fase lebih konstan. Karena daya
lebih konstan, torsi mesin yang berputar lebih konstan dan getaran dalam mesin
berkurang.
3. Jika tersedia dua tegangan, pilihan dapat dilakukan tergantung pada jenis beban.
4. Untuk output daya yang sama, mesin tiga fase ukuran fisiknya lebih kecil daripada
fase tunggal.
5. Dalam sistem distribusi, untuk daya yang sama, jumlah total material yang
dibutuhkan untuk mendistribusikan daya lebih kecil dibandingkan dengan bila
digunakan sistem fase tunggal.

6.3 Hubungan Bintang
Satu metode penyambungan sistem tiga fase adalah menghubungkan tiga ujung gulungan
menjadi satu seperti yang digambarkan di Gambar 6.2(a). Karena bentuk dari diagram
ini, sistem tiga fase ini disebut terhubung bintang dan titik hubungan bersama disebut
titik bintang.

Gambar 6.2. Sambungan tiga fase bintang

06. TeoriListrik Terapan

Abdul Manaf

1/7/2014
Politeknik Negeri Malang

60

6.4 Hubungan Delta
Gulungan alternator tiga fase dapat juga disambung seperti diperlihatkan Gambar 6.3,
yang membentuk loop tertutup dengan ujung yang berbeda digabungkan bersama, dan
tegangan saluran dihubungkan ke persilangan tersebut. Sistem ini disebut sambungan
delta karena bentuk diagram mewakili huruf Latin ∆ (delta/segitiga).

(a)

(b)
Gambar 6.3. Sambungan tiga fase delta

6.5 Beban Seimbang Hubungan Bintang
Listrik tiga phasa dengan beban seimbang pengertian seimbang adalah apabila beban
masing-masing phasa identik.
Sistim tiga phasa dibebani
dengan beban seimbang.

IA

A

20<-300

VAN=120<-90

N
B

VBN=120<-300
IB

C

20<-300
20<-300

VCN=120<1500

IA =

VAW 120 < −90
=
ZA
20 < −30

= 6 < −60

IB =

VBN 120 < 30
=
ZB
20 < −30

= 6 < −60 0

IC
Gambar 6.4. Beban seimbang hubungan bintang

06. TeoriListrik Terapan

Abdul Manaf

1/7/2014
Politeknik Negeri Malang

61

I W = −( I A + I B + I C ) =

IC =

= −(6 < −60 + 6 < 60 0 + 6(180) = 0

VCW 120 < 150 0
=
ZC
20 < −30

= 6 < 180 0

Jika masing-masing beban tidak sama besarnya maka disebut beban tidak seimbang.
Sebagai contoh:
Suatu sistim tiga phasa dengan tegangan 400 volt, dibebani dengan 10 kW, 8 kW dan 5
kW hitunglah arus masing-masing line dan arus yang mengalir pada penghantar netral.
Pemecahan:
IR

R

10Kw

231 volt

400 volt

231 volt
Y
I
400volt 231 volt Y
B

8Kw

5Kw

IB

Gambar 6.5. Beban tidak seimbang hubungan bintang
Jika keterangan line = 400 volt maka tegangan phasanya =

I R = 10.1000

231

= 43,3 A

I Y = 80.1000

231

V2 400 volt
=
= 231 volt
V3
V3

= 34,6 A

I B = 5.1000

231

= 21,65 A

Jika diambil sudut phasa VRN<900
VYN=231<-300

IY = 34,6<-300

VBN=231<2100

IR = 43,3<900

IB = 21,65<2100

0
0
0
IN = −(43,3 < 90 + 34,6 < −30 + 21,65 < 210 ) = 18,9 A

Beban seimbang, biasanya pada motor-motor listrik sedang beban tak seimbang terjadi
pada jaringan yang mengunakan bermacam-macam beban.

06. TeoriListrik Terapan

Abdul Manaf

1/7/2014
Politeknik Negeri Malang

62

6.6 Beban Seimbang Hubungan Delta (Segitiga)
Contoh soal seperti gambar dibawah:
IA

A

IAB

5<45

IB

B

5<45
0

0

5<45

Diketahui:
VAB=110<1200
VBC=110<00
VCA=110<2400

0

ICA

IBC
IC
Gambar 6.6. Beban seimbang hubungan delta
C
Arus masing-masing phasa adalah:
I AB =

VAB 110 < 120
=
= 22 < 75 0 = 5,7 + i 21,2
ZA
5 < 45

I BC =

VCB 110 < 0
=
= 22 < −45 0 = 13,55 + i15,55
Z
5 < 45

I CA =

VCA 110 < 240
=
= 22 < 155 0 = −21,2 − i5,7
Z
5 < 45

Arus yang mengalir pada line:

I AB = I A + I CA → I A = I AB − I CA

= 22 <650 – 22 <1950
I A = 38,1 < 45 0
I BC = I B + I AB → I B = I BC − I AB

= 22 <450 – 22 <650
I CA = I C + I BC → I C

= 38,1 < − 0
70
= I CA − I BC

= 22 <1950 – 22 < -450
= 38,1 <165 0

Keseimbangan untuk hubungan delta: Arus link =

Arus phasa

6.7 Beban Hubungan Delta Tidak Seimbang
IA

A

ICA

IAB

VAB

IB

10

B
06. TeoriListrik VAC
Terapan
10<30
VBC
IBC
I
C

C

15<-30

Jika diketahui beban hubungan delta seperti
pada gambar.
Tegangan VAB = 240<1200
VBC = 240<00

Abdul Manaf

1/7/2014
Politeknik Negeri Malang

63
VCA = 240<2400

Gambar 6.7. Beban tidak seimbang hubungan delta.
Arus masing-masing phasa:
I AB =

VAB 240 < 120 0
=
= 24 < 120 0
10
10

VBC
240 < 0 0
=
= 24 < −30 0
10 < 30 10 < 30 0
VCA
240 < 240 0
=
=
= 16 < 270 0
0
0
15 < −30
15 < −30

I BC =
I CA

Arus yang mengalir dari sumber:
I A = I AB − I CA = 24 <1200 – 16 <2600
= 38,6 <108,10
I B = I BC − I AB = 24 <300 – 24 <1200
= 46,4 < - 450
I C = I CA − I BC = 16<2600 – 24 < -300
= 21,2 <190,90

6.8 Menghitung Daya pada Beban Tiga Fase
Daya masing-masing phasa
P1 = Vphasa 1 Iphasa 1, Cos ϕ
P2 = Vphasa 2, Iphasa 2, Cos ϕ2
P3 = Vphasa 3, Iphasa 3, Cos ϕ3
Daya tiga phasa = P1+P2+P3
Jika beban tidak seimbang maka P1+P2+P3 tetapi jika beban seimbang P1=P2=P3 =?
→P3 phasa = 3.P = 3.V phasa I phasa Cosϕ
atau

3 V Line . I Line Cosϕ

Contoh perhitungannya:
Motor tiga phasa beroperasi pada tegangan 400 Volt membangkitkan daya 20Kw
effisiensinya 0,86 dan factor dayanya 0,82 hitunglah:
a)
Arus line
b)
Arus phasa jika dihubungkan secara delta
Pemecahan:
06. TeoriListrik Terapan

Abdul Manaf

1/7/2014
Politeknik Negeri Malang
daya out

64
20,000

a). Daya input = effisiensi = 0,87 = 22,988 Watt
arus line = dicari sebagai berikut.
Daya tiga phasa = 3 V Line I Line Cosϕ
→ I Line =

22,988
3 400 . 0,82

= 40,46

b). Untuk hubungan delta arus phasanya:
I Line = 3 I phasa

I phasa =

I
I Line
3

40,46
= 23,359 A
3

6.9 Satu Wattmeter (Sistim Empat Kawat)
Gambar 5.1 mengambarkan wattmeter yang dihubungkan antara kawat fasa dan netral.
Jumlah datya yang dihasilkan dari catu daya tiga fasa sama dengan jumlah harga daya
yang dipakai oleh setip fasa :
Dalam beban setimbang (beban dan factor daya yang sama pada setiap fasa):
Ptotal = 3PA = 3PB = 3PC = 3 kali bacaan wattmeter
Pada beban tak setimbang, wattmeter harus dihubungkan atau dipindahkan bergantian
ke setiap fasa dan kemudian tambahkan bacaan daya masing-masing
Ptotal = PA+ PB + PC
Pembacaan Watt meter di peroleh dari perhitungan
P = I . V Cos ϕ.
I = arus yang menjalar pada Watt meter
V = tegangan yang terukur pada Watt meter
ϕ = beda phasa antara V dan I

L1

M

W

V+
L
V

N

A
B

L2
L3

06. TeoriListrik Terapan

C

Abdul Manaf

1/7/2014
Politeknik Negeri Malang

65

Gambar 6.8. Hubungan satu wattmeter dalam rangkaian tiga fasa, sistim empat kawat
Keuntungan
1. Dibutuhkan hanya sebuah wattmeter.
2. Cocok untuk beban seimbang dan beban tidak seimbang.
Kerugian
1. Dibutuhkan hubungan netral untuk wattmeter.
2. Tidak tepat untuk beban tak setimbang yang berubah-ubah.
3. Wattmeter harus dihubungkan atau dipindahkan kesetiap fasa secara bergantian
untuk beban tidak setimbang.

6.10 Satu Wattmeter (Sistem Tiga Kawat)
Karena hanya tiga kawat yang digunakan, maka tidak terdapat netral dalam hubungan ini.
Karena terdapat 300 pergeseran fasa antara tegangan line dan fasa, maka perlu disediakan
titik bintang buatan sehingga diperoleh tegangan yang benar pada sudut fasa yang
diberikan pada wattmeter. Dua impedansi yang sepadan dengan impedansi rangkaian
tegangan dalam wattmeter, harus di hubungkan dalam bentuk bintang dengan rangkaian
tegangan pada meter (Gambar 6.10) dan ke dua saluran lainya.

Untuk beban seimbang saja:
Ptotal = 3PA= 3 kali bacaan wattmeter.
L1

A

W
Z1

B

L2

06. TeoriListrik Terapan
L
3

Z2

Abdul Manaf

C

1/7/2014
Politeknik Negeri Malang

66

Gambar 6.9. Hubungan untuk atu wattmeter dalam tiga fasa, sistim tiga kawat
Untuk beban seimbang dan tak seimbang:
Ptotal = PA+ PB + PC

Keuntungan
1. Hanya dibutuhkan sebuah wattmeter
2. Sesuai untuk beban seimbang dan tak seimbang
Kerugian
1. Dibutuhkan dua impedansi yang sepadan untuk menghasilkan sebuah netral
buatan.
2. Tidak akurat untuk beban tak setimbang yang berubah-ubah
3. Wattmeter harus dihubungkan atau dipindahkan bergantian untuk beban tak
seimbang.

6.11 Dua Wattmeter (Sistim Tiga Kawat)
Kedua buah meter memiliki lilitan arus di dua saluran dan kedua lilitan tegangan
dihubungkan ke saluran ketiga. Meter sendiri tidak menunjukkan jumlah daya pada
rangkaian, tetapi kedua meter secara bersama-sama menunjukkan jumlah daya yang
digunakan. yaitu
Ptotal = W1+ W2

L1

A

W1

L2

06. TeoriListrik Terapan
L3

W2

B

Abdul Manaf

1/7/2014
C
Politeknik Negeri Malang

67

Gambar 6.10 Rangkaian pengukuran daya dengan mengunakan dua wattmeter
Kedua bacaan meter akan sama dengan beban setimbang dengan faktor daya sama
dengan satu
Untuk semua kondisi lainya, meter akan menunjukkan bacaan yang berbeda.
Metode dua wattmeter dapat digunakan pada sistem tiga fasa, tiga kawat untuk mengukur
besarnya daya beban, baik beban setimbang dan maupun tak setimbang atau dihubungkan
dalam bintang atau delta.
Metode ini tidak dapat digunakan pada sistem empat kawat, hubungan bintang karena
arus komponen satu fasa dapat mengalir dalam saluran (dan netral) yang tidak memiliki
hubungan dengan kumparan –arus wattmeter, dan daya yang dipakai tidak dicatat.
Jika factor daya beban lebih kecil dari 0,5 muara pembaca salah satu wattmeter akan
menunjukkan angka negatip, pembaca wattmeter dapat dilakukan dengan membalik arus
yang mengalir pada wattmeter.

W − W1 
tan φ = 3  2

W2 + W1 

(hanya untuk beban seimbang dan bentuk gelombang sinusoida)
sudut φ diperoleh dari tan-1φ dan cos sudut ini merupakan faktor dari beban
Contoh 1
Ketika dihubungkan ke motor tiga fasa, dua wattmeter memberikan bacaan 5 kW dan –1
kW hitunglah besarnya:
(a). jumlah daya yang dipakai
(b). faktor daya motor
jawaban:
(a). Ptotal = W1+W2 = -1 + 5
W2 − W1 
(b). tan φ = 3. 

W2 + W1 
 5 − ( −1) 
= 3. 

 5 + (−1) 

06. TeoriListrik Terapan

Abdul Manaf

1/7/2014
Politeknik Negeri Malang

68

5 +1 
= 3. 
 5 −1 

= 3. X

6
= 3 X 1 .5
4

= 2.598

∴

φ = 68.9

λ = cosφ=0.3592
Keuntungan
1. Hanya dua wattmeter yang diperlukan
2. Berguna untuk tiga fasa setimbang dan tak seimbang, beban tiga-kawat.
3. Faktor daya dapat diperoleh untuk beban setimbang.
4. Tidak dibutuhkan hubungan ke netral
Kerugian
1. Sesuai hanya untuk tiga fasa, beban tiga kawat.
2. Kehati-hatian ketika menentukan polaritas W1
3. Faktor daya tidak dapat diperoleh oleh beban tidak setimbang
4. Tidak sesuai untuk daya atau bacaan faktor daya dengan tiga fasa, sistim empat
kawat.

6.12 Tiga Wattmeter (Sistim Tiga Kawat)
Tidak terdapat netral pada sistim tiga kawat, sehingga netral buatan harus disediakan
namun jika wattmeter identik digunakan, ketiga rangkaian tegangan dapat dihubungkan
ke titik bintang (lihat gambar 6.12)
Ptotal = W1+ W2 +W3

L1
L2
L3

06. TeoriListrik Terapan

A

W1

B

W2
W3

Abdul Manaf

C

1/7/2014
Politeknik Negeri Malang

69

Gambar 6.11. Hubungan untuk tiga wattmeter ke sebuah sistem tiga fasa,
sistem tiga kawat
Keuntungan
1. Sesuai untuk beban setimbang dan tak setimbang.
2. Baik untuk memperoleh daya total
3. Lebih akurat daripada menggunakan sebuah wattmeter untuk beban yang
berubah-ubah.
Kerugian
1. Bibutuhkan tiga wattmeter

6.13 Tiga Wattmeter (Sistim Empat Kawat)
Tiga fasa, sitem empat kawat pada dasarnya merupakan tiga buah catu daya yang terpisah
dengan netral biasa. Jumlah daya diperoleh dengan menghubungkan tiga wattmeter
sebagaimana Gambar 6.12.
Ptotal = W1+ W2 +W3

L1
L2
L3

06. TeoriListrik Terapan
N

A

W1

B

W2
W3

Abdul Manaf

C
N

1/7/2014
Politeknik Negeri Malang

70

Gambar 6.12. Hubungan untuk tiga wattmeter ke sistem tiga fasa sistim empat kawat
Keuntungan
1. sesuai untuk beban stimbang dan tak setimbang
2. baik untuk memperoleh daya total.
3. lebih akurat daripada sebuah wattmeter untuk beban yang berubah-ubah.
Kerugian
1. Dibutuhkan tiga wattmeter.

Daftar Pustaka
Boctor, SA. 1992. Electric Circuit Analysis, 2nd edition, Prentice-Hall, Englewood Cliffs,
New Jersey.
Edwards, RCL dan D.F. Meyer. 1955. Electrical and Electronic Trades Principles and
Applications, McGraw Hill, Sydney.
Edward Hughes, Electrical Technology.Longman, London
06. TeoriListrik Terapan

Abdul Manaf

1/7/2014
Politeknik Negeri Malang

71

Gunawan, Hanapi 1984. Rangkaian dan Mesin Listrik Erlangga.
Hotkinson, GL.1979. Technician Electrical Principles.Cassel. London
Jenneson, JR. 1966. Electrical Principles for the Electrical Trades, 4th edition, McGrawHill Book Company Australia Pty Ltd, Sydney, NSW.
Joseph A. Edminister, Electrical Circuit. Mc Graw-Hill, USA

06. TeoriListrik Terapan

Abdul Manaf

1/7/2014

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pengaturan tegangan pada generator
Pengaturan tegangan pada generatorPengaturan tegangan pada generator
Pengaturan tegangan pada generator
Putri Berlian Abadi
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Fauzi Nugroho
 
Unit 6 rangkaian tiga fase
Unit 6  rangkaian tiga faseUnit 6  rangkaian tiga fase
Unit 6 rangkaian tiga fase
Indra S Wahyudi
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik Resonansi
Fauzi Nugroho
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
Rinanda S
 

Mais procurados (20)

contoh soal motor dc
contoh soal motor dccontoh soal motor dc
contoh soal motor dc
 
Pengaturan tegangan pada generator
Pengaturan tegangan pada generatorPengaturan tegangan pada generator
Pengaturan tegangan pada generator
 
Ii Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik FasorIi Rangkaian Listrik Fasor
Ii Rangkaian Listrik Fasor
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik5 teorema rangkaian listrik
5 teorema rangkaian listrik
 
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel
 
Unit 6 rangkaian tiga fase
Unit 6  rangkaian tiga faseUnit 6  rangkaian tiga fase
Unit 6 rangkaian tiga fase
 
Motor dc.
Motor dc.Motor dc.
Motor dc.
 
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy GintingRegulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
Regulasi Tegangan by Muhammad Kennedy Ginting
 
Bab 5 counter
Bab 5 counterBab 5 counter
Bab 5 counter
 
8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan8 pengukuran tahanan
8 pengukuran tahanan
 
Rangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik ResonansiRangkaian Listrik Resonansi
Rangkaian Listrik Resonansi
 
Analisis respon transien orde2
Analisis respon transien orde2Analisis respon transien orde2
Analisis respon transien orde2
 
Sistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrikSistem proteksi tenaga listrik
Sistem proteksi tenaga listrik
 
4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika4 metoda analisis rangkaian elektronika
4 metoda analisis rangkaian elektronika
 
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
Laporan praktikum Elektronika Daya Bab Penyearah gelombang penuh sistem jemba...
 
resume sumber-sumber medan magnet
resume sumber-sumber medan magnetresume sumber-sumber medan magnet
resume sumber-sumber medan magnet
 
sharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasarsharing belajar OP Am elektronika dasar
sharing belajar OP Am elektronika dasar
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
 
Sistem LTI Waktu Kontinyu
Sistem LTI Waktu KontinyuSistem LTI Waktu Kontinyu
Sistem LTI Waktu Kontinyu
 

Destaque

Unit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrikUnit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrik
Indra S Wahyudi
 

Destaque (14)

ML Intro
ML IntroML Intro
ML Intro
 
BetterBizMedia Making Your Business Grow
BetterBizMedia Making Your Business GrowBetterBizMedia Making Your Business Grow
BetterBizMedia Making Your Business Grow
 
Thesis(1)
Thesis(1)Thesis(1)
Thesis(1)
 
Unit 2 rangkaian dc
Unit 2  rangkaian dcUnit 2  rangkaian dc
Unit 2 rangkaian dc
 
Unit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrikUnit 1 prinsip dasar listrik
Unit 1 prinsip dasar listrik
 
Unit 5 daya ac
Unit 5  daya acUnit 5  daya ac
Unit 5 daya ac
 
petunjuk praktis penelitian ilmiah
petunjuk praktis penelitian ilmiahpetunjuk praktis penelitian ilmiah
petunjuk praktis penelitian ilmiah
 
Impact of dynamic system modelling on the power stability of hvdc systems
Impact of dynamic system modelling on the power stability of hvdc systemsImpact of dynamic system modelling on the power stability of hvdc systems
Impact of dynamic system modelling on the power stability of hvdc systems
 
Unit 4 rangkaian satu fase
Unit 4  rangkaian satu faseUnit 4  rangkaian satu fase
Unit 4 rangkaian satu fase
 
Instalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasaInstalasi motor 3 fasa
Instalasi motor 3 fasa
 
Effect of converter dc fault on the transient stability of a multi machine po...
Effect of converter dc fault on the transient stability of a multi machine po...Effect of converter dc fault on the transient stability of a multi machine po...
Effect of converter dc fault on the transient stability of a multi machine po...
 
Power system and communication network co simulation for smart grid applications
Power system and communication network co simulation for smart grid applicationsPower system and communication network co simulation for smart grid applications
Power system and communication network co simulation for smart grid applications
 
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scadaTeknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
Teknologi sistem pengendalian tenaga listrik berbasis scada
 
Circuit analysis i with matlab computing and simulink sim powersystems modeling
Circuit analysis i with matlab computing and simulink sim powersystems modelingCircuit analysis i with matlab computing and simulink sim powersystems modeling
Circuit analysis i with matlab computing and simulink sim powersystems modeling
 

Semelhante a Unit 6 rangkaian tiga fase

Jembatan wheatstone-l3 (3)
Jembatan wheatstone-l3 (3)Jembatan wheatstone-l3 (3)
Jembatan wheatstone-l3 (3)
andreas127
 
Jembatan wheatstone-l3
Jembatan wheatstone-l3Jembatan wheatstone-l3
Jembatan wheatstone-l3
Gmasdarwis Dua
 
3 Phase Voltage Source Inverter With Square Wave Output
3 Phase Voltage Source Inverter With Square Wave Output3 Phase Voltage Source Inverter With Square Wave Output
3 Phase Voltage Source Inverter With Square Wave Output
Univ of Jember
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
Muhammad Dany
 

Semelhante a Unit 6 rangkaian tiga fase (20)

KOMPONEN SIMETRI.pdf
KOMPONEN SIMETRI.pdfKOMPONEN SIMETRI.pdf
KOMPONEN SIMETRI.pdf
 
Rangkaian DC (DC Circuit)
Rangkaian DC (DC Circuit)Rangkaian DC (DC Circuit)
Rangkaian DC (DC Circuit)
 
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
10 sistem 3 phasa beban tidak seimbang
 
Jembatan wheatstone-l3 (3)
Jembatan wheatstone-l3 (3)Jembatan wheatstone-l3 (3)
Jembatan wheatstone-l3 (3)
 
14008 6-377466573892
14008 6-37746657389214008 6-377466573892
14008 6-377466573892
 
Isi makalah TTL
Isi makalah TTLIsi makalah TTL
Isi makalah TTL
 
Jembatan wheatstone-l3
Jembatan wheatstone-l3Jembatan wheatstone-l3
Jembatan wheatstone-l3
 
Percobaan i copy
Percobaan i   copyPercobaan i   copy
Percobaan i copy
 
3 Phase Voltage Source Inverter With Square Wave Output
3 Phase Voltage Source Inverter With Square Wave Output3 Phase Voltage Source Inverter With Square Wave Output
3 Phase Voltage Source Inverter With Square Wave Output
 
watt metr
watt metrwatt metr
watt metr
 
Penyeimbangan trafo
Penyeimbangan trafoPenyeimbangan trafo
Penyeimbangan trafo
 
Pdte praktikum 3
Pdte   praktikum 3Pdte   praktikum 3
Pdte praktikum 3
 
Modul 02
Modul 02Modul 02
Modul 02
 
Rangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri ParalelRangkaian Dasar Seri Paralel
Rangkaian Dasar Seri Paralel
 
Catatan v=i.r
Catatan v=i.rCatatan v=i.r
Catatan v=i.r
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Load flow1
Load flow1Load flow1
Load flow1
 
Analisa Gangguan Hubung Singkat Tiga Phasa Pada Sistem Distribusi 20 KV PT PL...
Analisa Gangguan Hubung Singkat Tiga Phasa Pada Sistem Distribusi 20 KV PT PL...Analisa Gangguan Hubung Singkat Tiga Phasa Pada Sistem Distribusi 20 KV PT PL...
Analisa Gangguan Hubung Singkat Tiga Phasa Pada Sistem Distribusi 20 KV PT PL...
 
RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
 
Laporan Dasar Sistem Kontrol (Pengatur Proporsi)
Laporan Dasar Sistem Kontrol (Pengatur Proporsi)Laporan Dasar Sistem Kontrol (Pengatur Proporsi)
Laporan Dasar Sistem Kontrol (Pengatur Proporsi)
 

Último

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 

Último (20)

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 

Unit 6 rangkaian tiga fase

  • 1. Politeknik Negeri Malang Unit 6 58 Rangkaian Tiga Fase Tujuan Setelah selesai mempelajari bagian ini, mahasiswa diharapkan akan mampu : 1. Menjelaskan keunggulan arus bolak-balik tiga fase dibandingkan dengan arus bolakbalik satu fase.. 2. Menggambarkan gelombang arus bolak-balik tiga. 3. Menjelaskan beban seimbang dan tidak seimbang.. 4. Menggambarkan hubungan bintang dan delta. 6.1 Pembangkitan GGL Tiga Fase Rangkaian listrik tiga fase diberi energi oleh tiga ggl bolak-balik yang dihasilkan dari alternator tiga fase. (b) Gambar 6-1. Diagram bentuk gelombang dan phasor sistem tiga fase 06. TeoriListrik Terapan Abdul Manaf 1/7/2014
  • 2. Politeknik Negeri Malang 59 Sistem tiga fase memiliki tiga tegangan, masing-masing tidak sefase atau terpisah 360/3 = 120 derajat elektrik. Tiga fase tersebut harus diidentifikasi untuk menunjukkan urutannya. Dalam beberapa penerapan digunakan nama A, B dan C. Untuk suplai dan distribusi secara umum, fase ditandai dengan kode warna merah, kuning dan hitam. 6.2 Keuntungan Sistem Tiga Fase 1. Sistem tiga fase dapat menyalurkan daya yang lebih besar dibandingkan dengan sistem fase tunggal. 2. Daya yang disalurkan ke atau diambil dari sistem tiga fase lebih konstan. Karena daya lebih konstan, torsi mesin yang berputar lebih konstan dan getaran dalam mesin berkurang. 3. Jika tersedia dua tegangan, pilihan dapat dilakukan tergantung pada jenis beban. 4. Untuk output daya yang sama, mesin tiga fase ukuran fisiknya lebih kecil daripada fase tunggal. 5. Dalam sistem distribusi, untuk daya yang sama, jumlah total material yang dibutuhkan untuk mendistribusikan daya lebih kecil dibandingkan dengan bila digunakan sistem fase tunggal. 6.3 Hubungan Bintang Satu metode penyambungan sistem tiga fase adalah menghubungkan tiga ujung gulungan menjadi satu seperti yang digambarkan di Gambar 6.2(a). Karena bentuk dari diagram ini, sistem tiga fase ini disebut terhubung bintang dan titik hubungan bersama disebut titik bintang. Gambar 6.2. Sambungan tiga fase bintang 06. TeoriListrik Terapan Abdul Manaf 1/7/2014
  • 3. Politeknik Negeri Malang 60 6.4 Hubungan Delta Gulungan alternator tiga fase dapat juga disambung seperti diperlihatkan Gambar 6.3, yang membentuk loop tertutup dengan ujung yang berbeda digabungkan bersama, dan tegangan saluran dihubungkan ke persilangan tersebut. Sistem ini disebut sambungan delta karena bentuk diagram mewakili huruf Latin ∆ (delta/segitiga). (a) (b) Gambar 6.3. Sambungan tiga fase delta 6.5 Beban Seimbang Hubungan Bintang Listrik tiga phasa dengan beban seimbang pengertian seimbang adalah apabila beban masing-masing phasa identik. Sistim tiga phasa dibebani dengan beban seimbang. IA A 20<-300 VAN=120<-90 N B VBN=120<-300 IB C 20<-300 20<-300 VCN=120<1500 IA = VAW 120 < −90 = ZA 20 < −30 = 6 < −60 IB = VBN 120 < 30 = ZB 20 < −30 = 6 < −60 0 IC Gambar 6.4. Beban seimbang hubungan bintang 06. TeoriListrik Terapan Abdul Manaf 1/7/2014
  • 4. Politeknik Negeri Malang 61 I W = −( I A + I B + I C ) = IC = = −(6 < −60 + 6 < 60 0 + 6(180) = 0 VCW 120 < 150 0 = ZC 20 < −30 = 6 < 180 0 Jika masing-masing beban tidak sama besarnya maka disebut beban tidak seimbang. Sebagai contoh: Suatu sistim tiga phasa dengan tegangan 400 volt, dibebani dengan 10 kW, 8 kW dan 5 kW hitunglah arus masing-masing line dan arus yang mengalir pada penghantar netral. Pemecahan: IR R 10Kw 231 volt 400 volt 231 volt Y I 400volt 231 volt Y B 8Kw 5Kw IB Gambar 6.5. Beban tidak seimbang hubungan bintang Jika keterangan line = 400 volt maka tegangan phasanya = I R = 10.1000 231 = 43,3 A I Y = 80.1000 231 V2 400 volt = = 231 volt V3 V3 = 34,6 A I B = 5.1000 231 = 21,65 A Jika diambil sudut phasa VRN<900 VYN=231<-300 IY = 34,6<-300 VBN=231<2100 IR = 43,3<900 IB = 21,65<2100 0 0 0 IN = −(43,3 < 90 + 34,6 < −30 + 21,65 < 210 ) = 18,9 A Beban seimbang, biasanya pada motor-motor listrik sedang beban tak seimbang terjadi pada jaringan yang mengunakan bermacam-macam beban. 06. TeoriListrik Terapan Abdul Manaf 1/7/2014
  • 5. Politeknik Negeri Malang 62 6.6 Beban Seimbang Hubungan Delta (Segitiga) Contoh soal seperti gambar dibawah: IA A IAB 5<45 IB B 5<45 0 0 5<45 Diketahui: VAB=110<1200 VBC=110<00 VCA=110<2400 0 ICA IBC IC Gambar 6.6. Beban seimbang hubungan delta C Arus masing-masing phasa adalah: I AB = VAB 110 < 120 = = 22 < 75 0 = 5,7 + i 21,2 ZA 5 < 45 I BC = VCB 110 < 0 = = 22 < −45 0 = 13,55 + i15,55 Z 5 < 45 I CA = VCA 110 < 240 = = 22 < 155 0 = −21,2 − i5,7 Z 5 < 45 Arus yang mengalir pada line: I AB = I A + I CA → I A = I AB − I CA = 22 <650 – 22 <1950 I A = 38,1 < 45 0 I BC = I B + I AB → I B = I BC − I AB = 22 <450 – 22 <650 I CA = I C + I BC → I C = 38,1 < − 0 70 = I CA − I BC = 22 <1950 – 22 < -450 = 38,1 <165 0 Keseimbangan untuk hubungan delta: Arus link = Arus phasa 6.7 Beban Hubungan Delta Tidak Seimbang IA A ICA IAB VAB IB 10 B 06. TeoriListrik VAC Terapan 10<30 VBC IBC I C C 15<-30 Jika diketahui beban hubungan delta seperti pada gambar. Tegangan VAB = 240<1200 VBC = 240<00 Abdul Manaf 1/7/2014
  • 6. Politeknik Negeri Malang 63 VCA = 240<2400 Gambar 6.7. Beban tidak seimbang hubungan delta. Arus masing-masing phasa: I AB = VAB 240 < 120 0 = = 24 < 120 0 10 10 VBC 240 < 0 0 = = 24 < −30 0 10 < 30 10 < 30 0 VCA 240 < 240 0 = = = 16 < 270 0 0 0 15 < −30 15 < −30 I BC = I CA Arus yang mengalir dari sumber: I A = I AB − I CA = 24 <1200 – 16 <2600 = 38,6 <108,10 I B = I BC − I AB = 24 <300 – 24 <1200 = 46,4 < - 450 I C = I CA − I BC = 16<2600 – 24 < -300 = 21,2 <190,90 6.8 Menghitung Daya pada Beban Tiga Fase Daya masing-masing phasa P1 = Vphasa 1 Iphasa 1, Cos ϕ P2 = Vphasa 2, Iphasa 2, Cos ϕ2 P3 = Vphasa 3, Iphasa 3, Cos ϕ3 Daya tiga phasa = P1+P2+P3 Jika beban tidak seimbang maka P1+P2+P3 tetapi jika beban seimbang P1=P2=P3 =? →P3 phasa = 3.P = 3.V phasa I phasa Cosϕ atau 3 V Line . I Line Cosϕ Contoh perhitungannya: Motor tiga phasa beroperasi pada tegangan 400 Volt membangkitkan daya 20Kw effisiensinya 0,86 dan factor dayanya 0,82 hitunglah: a) Arus line b) Arus phasa jika dihubungkan secara delta Pemecahan: 06. TeoriListrik Terapan Abdul Manaf 1/7/2014
  • 7. Politeknik Negeri Malang daya out 64 20,000 a). Daya input = effisiensi = 0,87 = 22,988 Watt arus line = dicari sebagai berikut. Daya tiga phasa = 3 V Line I Line Cosϕ → I Line = 22,988 3 400 . 0,82 = 40,46 b). Untuk hubungan delta arus phasanya: I Line = 3 I phasa I phasa = I I Line 3 40,46 = 23,359 A 3 6.9 Satu Wattmeter (Sistim Empat Kawat) Gambar 5.1 mengambarkan wattmeter yang dihubungkan antara kawat fasa dan netral. Jumlah datya yang dihasilkan dari catu daya tiga fasa sama dengan jumlah harga daya yang dipakai oleh setip fasa : Dalam beban setimbang (beban dan factor daya yang sama pada setiap fasa): Ptotal = 3PA = 3PB = 3PC = 3 kali bacaan wattmeter Pada beban tak setimbang, wattmeter harus dihubungkan atau dipindahkan bergantian ke setiap fasa dan kemudian tambahkan bacaan daya masing-masing Ptotal = PA+ PB + PC Pembacaan Watt meter di peroleh dari perhitungan P = I . V Cos ϕ. I = arus yang menjalar pada Watt meter V = tegangan yang terukur pada Watt meter ϕ = beda phasa antara V dan I L1 M W V+ L V N A B L2 L3 06. TeoriListrik Terapan C Abdul Manaf 1/7/2014
  • 8. Politeknik Negeri Malang 65 Gambar 6.8. Hubungan satu wattmeter dalam rangkaian tiga fasa, sistim empat kawat Keuntungan 1. Dibutuhkan hanya sebuah wattmeter. 2. Cocok untuk beban seimbang dan beban tidak seimbang. Kerugian 1. Dibutuhkan hubungan netral untuk wattmeter. 2. Tidak tepat untuk beban tak setimbang yang berubah-ubah. 3. Wattmeter harus dihubungkan atau dipindahkan kesetiap fasa secara bergantian untuk beban tidak setimbang. 6.10 Satu Wattmeter (Sistem Tiga Kawat) Karena hanya tiga kawat yang digunakan, maka tidak terdapat netral dalam hubungan ini. Karena terdapat 300 pergeseran fasa antara tegangan line dan fasa, maka perlu disediakan titik bintang buatan sehingga diperoleh tegangan yang benar pada sudut fasa yang diberikan pada wattmeter. Dua impedansi yang sepadan dengan impedansi rangkaian tegangan dalam wattmeter, harus di hubungkan dalam bentuk bintang dengan rangkaian tegangan pada meter (Gambar 6.10) dan ke dua saluran lainya. Untuk beban seimbang saja: Ptotal = 3PA= 3 kali bacaan wattmeter. L1 A W Z1 B L2 06. TeoriListrik Terapan L 3 Z2 Abdul Manaf C 1/7/2014
  • 9. Politeknik Negeri Malang 66 Gambar 6.9. Hubungan untuk atu wattmeter dalam tiga fasa, sistim tiga kawat Untuk beban seimbang dan tak seimbang: Ptotal = PA+ PB + PC Keuntungan 1. Hanya dibutuhkan sebuah wattmeter 2. Sesuai untuk beban seimbang dan tak seimbang Kerugian 1. Dibutuhkan dua impedansi yang sepadan untuk menghasilkan sebuah netral buatan. 2. Tidak akurat untuk beban tak setimbang yang berubah-ubah 3. Wattmeter harus dihubungkan atau dipindahkan bergantian untuk beban tak seimbang. 6.11 Dua Wattmeter (Sistim Tiga Kawat) Kedua buah meter memiliki lilitan arus di dua saluran dan kedua lilitan tegangan dihubungkan ke saluran ketiga. Meter sendiri tidak menunjukkan jumlah daya pada rangkaian, tetapi kedua meter secara bersama-sama menunjukkan jumlah daya yang digunakan. yaitu Ptotal = W1+ W2 L1 A W1 L2 06. TeoriListrik Terapan L3 W2 B Abdul Manaf 1/7/2014 C
  • 10. Politeknik Negeri Malang 67 Gambar 6.10 Rangkaian pengukuran daya dengan mengunakan dua wattmeter Kedua bacaan meter akan sama dengan beban setimbang dengan faktor daya sama dengan satu Untuk semua kondisi lainya, meter akan menunjukkan bacaan yang berbeda. Metode dua wattmeter dapat digunakan pada sistem tiga fasa, tiga kawat untuk mengukur besarnya daya beban, baik beban setimbang dan maupun tak setimbang atau dihubungkan dalam bintang atau delta. Metode ini tidak dapat digunakan pada sistem empat kawat, hubungan bintang karena arus komponen satu fasa dapat mengalir dalam saluran (dan netral) yang tidak memiliki hubungan dengan kumparan –arus wattmeter, dan daya yang dipakai tidak dicatat. Jika factor daya beban lebih kecil dari 0,5 muara pembaca salah satu wattmeter akan menunjukkan angka negatip, pembaca wattmeter dapat dilakukan dengan membalik arus yang mengalir pada wattmeter. W − W1  tan φ = 3  2  W2 + W1  (hanya untuk beban seimbang dan bentuk gelombang sinusoida) sudut φ diperoleh dari tan-1φ dan cos sudut ini merupakan faktor dari beban Contoh 1 Ketika dihubungkan ke motor tiga fasa, dua wattmeter memberikan bacaan 5 kW dan –1 kW hitunglah besarnya: (a). jumlah daya yang dipakai (b). faktor daya motor jawaban: (a). Ptotal = W1+W2 = -1 + 5 W2 − W1  (b). tan φ = 3.   W2 + W1   5 − ( −1)  = 3.    5 + (−1)  06. TeoriListrik Terapan Abdul Manaf 1/7/2014
  • 11. Politeknik Negeri Malang 68 5 +1  = 3.   5 −1   = 3. X 6 = 3 X 1 .5 4 = 2.598 ∴ φ = 68.9 λ = cosφ=0.3592 Keuntungan 1. Hanya dua wattmeter yang diperlukan 2. Berguna untuk tiga fasa setimbang dan tak seimbang, beban tiga-kawat. 3. Faktor daya dapat diperoleh untuk beban setimbang. 4. Tidak dibutuhkan hubungan ke netral Kerugian 1. Sesuai hanya untuk tiga fasa, beban tiga kawat. 2. Kehati-hatian ketika menentukan polaritas W1 3. Faktor daya tidak dapat diperoleh oleh beban tidak setimbang 4. Tidak sesuai untuk daya atau bacaan faktor daya dengan tiga fasa, sistim empat kawat. 6.12 Tiga Wattmeter (Sistim Tiga Kawat) Tidak terdapat netral pada sistim tiga kawat, sehingga netral buatan harus disediakan namun jika wattmeter identik digunakan, ketiga rangkaian tegangan dapat dihubungkan ke titik bintang (lihat gambar 6.12) Ptotal = W1+ W2 +W3 L1 L2 L3 06. TeoriListrik Terapan A W1 B W2 W3 Abdul Manaf C 1/7/2014
  • 12. Politeknik Negeri Malang 69 Gambar 6.11. Hubungan untuk tiga wattmeter ke sebuah sistem tiga fasa, sistem tiga kawat Keuntungan 1. Sesuai untuk beban setimbang dan tak setimbang. 2. Baik untuk memperoleh daya total 3. Lebih akurat daripada menggunakan sebuah wattmeter untuk beban yang berubah-ubah. Kerugian 1. Bibutuhkan tiga wattmeter 6.13 Tiga Wattmeter (Sistim Empat Kawat) Tiga fasa, sitem empat kawat pada dasarnya merupakan tiga buah catu daya yang terpisah dengan netral biasa. Jumlah daya diperoleh dengan menghubungkan tiga wattmeter sebagaimana Gambar 6.12. Ptotal = W1+ W2 +W3 L1 L2 L3 06. TeoriListrik Terapan N A W1 B W2 W3 Abdul Manaf C N 1/7/2014
  • 13. Politeknik Negeri Malang 70 Gambar 6.12. Hubungan untuk tiga wattmeter ke sistem tiga fasa sistim empat kawat Keuntungan 1. sesuai untuk beban stimbang dan tak setimbang 2. baik untuk memperoleh daya total. 3. lebih akurat daripada sebuah wattmeter untuk beban yang berubah-ubah. Kerugian 1. Dibutuhkan tiga wattmeter. Daftar Pustaka Boctor, SA. 1992. Electric Circuit Analysis, 2nd edition, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey. Edwards, RCL dan D.F. Meyer. 1955. Electrical and Electronic Trades Principles and Applications, McGraw Hill, Sydney. Edward Hughes, Electrical Technology.Longman, London 06. TeoriListrik Terapan Abdul Manaf 1/7/2014
  • 14. Politeknik Negeri Malang 71 Gunawan, Hanapi 1984. Rangkaian dan Mesin Listrik Erlangga. Hotkinson, GL.1979. Technician Electrical Principles.Cassel. London Jenneson, JR. 1966. Electrical Principles for the Electrical Trades, 4th edition, McGrawHill Book Company Australia Pty Ltd, Sydney, NSW. Joseph A. Edminister, Electrical Circuit. Mc Graw-Hill, USA 06. TeoriListrik Terapan Abdul Manaf 1/7/2014