SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 29
Imunodefisiensi
Prepared by:

   Abi Wardana
  Ayu etriasiska
I komang sukadana
 Maria kartini D R
Definisi

• Keadaan dimana terjadi penurunan
  atau ketiadaan respon imun normal
Klasifikasi Imunodefisiensi

• Imunodefisiensi Primer  kelainan imun
  yang disebakan karena genetic yang terjadi
  pada bayi serta anak kecil

• Imunodefisiensi Sekunder  kelainan imun
  yang disebabkan akibat dari proses penyakit
  atau efek obat-obatan.
Imunodefisiensi primer

• Disfungsi Fagositik / sindrom Hiperimunoglobulinemia
  E  immunodefisiensi yang ditandai dengan sangat
  tingginya kadar antibodi IgE dan infeksi bakteri
  stafilokokus berulang.
Defisiensi Sel B
  o Agammaglobulinemia X-Linked/ agammaglobulinemia
    Bruton merupakan akibat dari penurunan jumlah atau
    tidak adanya limfosit B dari dalam plasma, serta sangat
    rendahnya kadar antibodi karena terdapat kelainan pada
    kromosom X.

  o Common variable immunodeficiency Penyakit ini
    terjadi akibat sangat rendahnya kadar antibodi meskipun
    jumlah limfosit B-nya normal
Defisiensi sel T
• Anomali DiGeorge
  defisiensi sel T yang terjadi
  kalau kelenjar Timusnya
  tidak dapat tuumbuh secara
  normal selama
  embryogenesis

• Kandidiasis Mukokantaneus
  Kronis terjadi akibat
  buruknya fungsi sel
  darah putih, yang
  menyebabkan terjadinya
  infeksi jamur Candida yang
  menetap pada bayi atau
  dewasa muda.
Defisiensi sel B & T
• Ataksia-telangiektasia 
  suatu penyakit keturunan
  yang menyerang sistem
  kekebalan dan sistem saraf

• Sindroma Wiskott-Aldrich 
  menyerang anak laki-laki
  dan menyebabkan
  eksim, penurunan jumlah
  trombosit serta kekurangan
  limfosit T dan limfosit B yang
  menyebabkan terjadinya
  infeksi berulang
Defisiensi sel B & T

• Kekurangan Antibodi Selektif Pada penyakit
  ini, kadar antibodi total adalah normal, tetapi
  terdapatkekurangan antibodi jenis tertentu. Yang
  paling sering terjadi adalah kekurangan IgA
Defisiensi sel B & T

• Penyakit granulomatosa kronis  kebanyakan
  menyerang anak laki-laki danterjadi akibat
  kelainan pada sel-sel darah putih yang
  menyebabkan terganggunya kemampuan
  mereka untuk membunuh bakteri dan
  jamur tertentu
Etiologi
• Pembedahan dan trauma
• Penyakit darah dan kanker
• Infeksi
• Bahan kimia dan pengobatan
  yang menekan sistem
  kekebalan
• Penyakit keturunan dan
  kelainanmetabolisme.
Manifestasi klinis

• Disfungsi Fagositik:: Terjadi
  infeksi, abses dingin, dan kurang
  menunjukkan tanda dan gejala klasik
  inflamasi.
• Agammaglobulinemia X-Linked:
  terjadi infeksi berat segera setelah
  lahir
• Common variable immunodeficiency:
  anemia pernisiosa, rentan terhadap
  infeksi bakteri berkapsul, akan
  mengalami penyakit autoimun (atritis
  dan hipotiroid)
Manifestasi klinis


• Sindrom DiGeorge:
  hipokalsemia, wajah yang abnormal, gangguan pada
  renal, rentann terhadap infeksi, rentan terkena
  penyakit seperti cacar, campak, serta rubella)
• Kandidiasis Mukokutaneus Kronik:
   terjadi infeksi kandida yang kronik.
Manifestasi klinis

• Ataksia Telangiektasia:
  gerakan oto tidak terkoordinasi, lesi vaskuler, infeksi
  secara menyeluruh.

• Sindrom Wislott-Aldrich:
  Terjadi infeksi fatal yang menyeluruh.
PATOFISIOLOGI
Agammaglobulinemia x-linked
             Mutasi gen kodetirosin
                kinase Bruton



                 kegagalan pra-B-
             limfosit untuk menjadi
               ke B-limfosit dewasa



               tidak ada antibodi
                   diproduksi




                    Infeksi
Common Variabel

                  Infeksi berulang




              sel B dalam darah yang
               memiliki antibodi IgG
              pada permukaan lebih
                rendah dari normal




                   Tidak mampu
                  melawan infeksi
Anomaly digeorge

                    kelainan tidak
                       memiliki
                   kelenjar thimus



                   limfosit T tidak
                     diproduksi




                Tidak dapat
               melawan infeksi
Kandidiasis Mukokantaneus Kronis

                Cacat dalam imunitas




                Candida albican masuk




                 Fungsi sel darah putih
              terhadap candida menurun




                  terjadinya infeksi
Ataksia Telangiektasia

               cacat pada gen Ataksia Telangiektasia




                  Tidak dapat menduplikasi DNA




              Ketidakstabilan kromosom DNA, kelainan
                pada rekombinasi genetik, dan tidak
                    adanya program pematian sel




                     Sensitif terhadap sinar X




                       Rentan terjadi kanker
Sindrom Wiskott Aldrich

                  cacat (mutasi) pada WS




               Trombost di hapus oleh Limpa,




                  jumlah trombosit rendah




                 Produksi sel B dan T sedikit




              Peningkatan kerentanan terhadap
               infeksi, eksim, dan perdarahan
Antibody selektif

                       penyebab
                    belum diketahui




                     kelainan pada
                          sel B



                      igM tidak
                    mampu beralih
                      untuk IgA



                       IgA jadi
                      berkurang
Granulomatosa Kronis
                   cacat dalam
                 oksidase NADPH
                     fagositik



                Anionsuperoksida
                 dihasilkan dari
                NADPH berkurang



                     tanggapan
                    rangsangan
                fisiologis menurun



                 rentan terjadinya
                      infeksi
ASKEP
Pengkajian
• Pantau kondisi pasien, dan kaji tanda-tanda
  terjadinya infeksi pada pasien:
• Panas
• Menggigil
• Sesak
• Sulit menelan
• Bercak putih pd rongga mulut
• Kelenjar limfe yg membengkak
• Mual/vomitus
• Diare
• Kencing (frequency, urgency, disuria)
• Kulit: Lesi wajah, bibir, atau daerah perianal
• Pengeluaran sekret vagina menetap dgn atau
  tanpa rasa gatal didaerah perianal
DX kep..
• Resiko infeksi berhubungan dengan imunodefisiensi

• Resiko Kekurangan volume cairan berhubungan
  dengan output yang berlebih
Intervensi dan rasional
Evaluasi

• Masalah teratasi
IMUNODEFISIENSI

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Mais procurados (20)

Morfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugasMorfologi jamur tugas
Morfologi jamur tugas
 
Virologi. bag 1
Virologi.  bag 1Virologi.  bag 1
Virologi. bag 1
 
Memahami Autoimun
Memahami AutoimunMemahami Autoimun
Memahami Autoimun
 
Hipertiroid ppt
Hipertiroid pptHipertiroid ppt
Hipertiroid ppt
 
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampelPenanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
Penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Infeksi Nosokomial
Infeksi NosokomialInfeksi Nosokomial
Infeksi Nosokomial
 
Gonorrhea
GonorrheaGonorrhea
Gonorrhea
 
Pengantar Sistem Informasi Laboratorium
Pengantar Sistem Informasi LaboratoriumPengantar Sistem Informasi Laboratorium
Pengantar Sistem Informasi Laboratorium
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Validasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasiValidasi uji sterilisasi
Validasi uji sterilisasi
 
Migrain
MigrainMigrain
Migrain
 
hemostasis dan komponen
hemostasis dan komponenhemostasis dan komponen
hemostasis dan komponen
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
 
Imunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAPImunisasi LENGKAP
Imunisasi LENGKAP
 
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode Imunokromatografi
 
Laporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urineLaporan pemeriksaan urine
Laporan pemeriksaan urine
 
TOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGITOKSIKOLOGI
TOKSIKOLOGI
 
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode ImunokromatografiPemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
Pemeriksaan HBsAg, Anti-HBs, dan Anti-HCV Metode Imunokromatografi
 
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
 

Destaque

Defisiensi imun
Defisiensi imunDefisiensi imun
Defisiensi imunAglein
 
Definisi , etiologi dan kriteria autoimun
Definisi , etiologi dan kriteria autoimun Definisi , etiologi dan kriteria autoimun
Definisi , etiologi dan kriteria autoimun 1313010043
 
Kuliah semester vii, imunodefisiensi
Kuliah semester vii, imunodefisiensiKuliah semester vii, imunodefisiensi
Kuliah semester vii, imunodefisiensiAriyanto Harsono
 
Kelompok 9 pbl 2 imunodefisiensi
Kelompok  9 pbl 2 imunodefisiensiKelompok  9 pbl 2 imunodefisiensi
Kelompok 9 pbl 2 imunodefisiensiAulia Amani
 
Biologi - Sistem Sirkulasi
Biologi - Sistem SirkulasiBiologi - Sistem Sirkulasi
Biologi - Sistem Sirkulasiafifah febriani
 
Penyakit pada pencernaan manusia
Penyakit pada pencernaan manusiaPenyakit pada pencernaan manusia
Penyakit pada pencernaan manusiaPutri Aisyah
 
GANGGUAN SISTEM REPRODUKTIF WANITA - KARSINOMA SERVIKS dan VAGINA
GANGGUAN SISTEM REPRODUKTIF WANITA -  KARSINOMA SERVIKS dan VAGINAGANGGUAN SISTEM REPRODUKTIF WANITA -  KARSINOMA SERVIKS dan VAGINA
GANGGUAN SISTEM REPRODUKTIF WANITA - KARSINOMA SERVIKS dan VAGINAMuhammad Nasrullah
 
Gangguan dan Kelainan pada Sistem Pencernaan Manusia
Gangguan dan Kelainan pada Sistem Pencernaan ManusiaGangguan dan Kelainan pada Sistem Pencernaan Manusia
Gangguan dan Kelainan pada Sistem Pencernaan ManusiaNidya Milano
 
Gangguan pada sistem gerak.
Gangguan pada sistem gerak.Gangguan pada sistem gerak.
Gangguan pada sistem gerak.Audhira Azzahra
 
Gangguan Sistem Peredaran Darah
Gangguan Sistem Peredaran Darah Gangguan Sistem Peredaran Darah
Gangguan Sistem Peredaran Darah Joey Leomanz B
 
Gangguan pada sistem pencernaan manusia
Gangguan pada sistem pencernaan manusiaGangguan pada sistem pencernaan manusia
Gangguan pada sistem pencernaan manusiaMega Dalero
 
Penyakit degeneratif
Penyakit degeneratifPenyakit degeneratif
Penyakit degeneratifMissing Man
 
Skl 11. gangguan pada sistem tubuh manusia
Skl 11. gangguan pada sistem tubuh manusiaSkl 11. gangguan pada sistem tubuh manusia
Skl 11. gangguan pada sistem tubuh manusiaHerfen Suryati
 
Mengenal kanker serviks sejak dini
Mengenal kanker serviks sejak diniMengenal kanker serviks sejak dini
Mengenal kanker serviks sejak dinichintyaa__01
 

Destaque (20)

Defisiensi imun
Defisiensi imunDefisiensi imun
Defisiensi imun
 
Immunodeficiency disorders,2010
Immunodeficiency disorders,2010Immunodeficiency disorders,2010
Immunodeficiency disorders,2010
 
Definisi , etiologi dan kriteria autoimun
Definisi , etiologi dan kriteria autoimun Definisi , etiologi dan kriteria autoimun
Definisi , etiologi dan kriteria autoimun
 
Kuliah semester vii, imunodefisiensi
Kuliah semester vii, imunodefisiensiKuliah semester vii, imunodefisiensi
Kuliah semester vii, imunodefisiensi
 
Kelompok 9 pbl 2 imunodefisiensi
Kelompok  9 pbl 2 imunodefisiensiKelompok  9 pbl 2 imunodefisiensi
Kelompok 9 pbl 2 imunodefisiensi
 
Biologi - Sistem Sirkulasi
Biologi - Sistem SirkulasiBiologi - Sistem Sirkulasi
Biologi - Sistem Sirkulasi
 
Sistem Sirkulasi
Sistem SirkulasiSistem Sirkulasi
Sistem Sirkulasi
 
Osteoatritis irahmal
Osteoatritis irahmalOsteoatritis irahmal
Osteoatritis irahmal
 
Penyakit pada pencernaan manusia
Penyakit pada pencernaan manusiaPenyakit pada pencernaan manusia
Penyakit pada pencernaan manusia
 
GANGGUAN SISTEM REPRODUKTIF WANITA - KARSINOMA SERVIKS dan VAGINA
GANGGUAN SISTEM REPRODUKTIF WANITA -  KARSINOMA SERVIKS dan VAGINAGANGGUAN SISTEM REPRODUKTIF WANITA -  KARSINOMA SERVIKS dan VAGINA
GANGGUAN SISTEM REPRODUKTIF WANITA - KARSINOMA SERVIKS dan VAGINA
 
Gangguan pada sistem pernapasan 2017
Gangguan pada sistem pernapasan 2017Gangguan pada sistem pernapasan 2017
Gangguan pada sistem pernapasan 2017
 
Gangguan dan Kelainan pada Sistem Pencernaan Manusia
Gangguan dan Kelainan pada Sistem Pencernaan ManusiaGangguan dan Kelainan pada Sistem Pencernaan Manusia
Gangguan dan Kelainan pada Sistem Pencernaan Manusia
 
Gangguan pada sistem gerak.
Gangguan pada sistem gerak.Gangguan pada sistem gerak.
Gangguan pada sistem gerak.
 
Gangguan Sistem Peredaran Darah
Gangguan Sistem Peredaran Darah Gangguan Sistem Peredaran Darah
Gangguan Sistem Peredaran Darah
 
Gangguan pada sistem pencernaan manusia
Gangguan pada sistem pencernaan manusiaGangguan pada sistem pencernaan manusia
Gangguan pada sistem pencernaan manusia
 
Penyakit degeneratif
Penyakit degeneratifPenyakit degeneratif
Penyakit degeneratif
 
Skl 11. gangguan pada sistem tubuh manusia
Skl 11. gangguan pada sistem tubuh manusiaSkl 11. gangguan pada sistem tubuh manusia
Skl 11. gangguan pada sistem tubuh manusia
 
Mengenal kanker serviks sejak dini
Mengenal kanker serviks sejak diniMengenal kanker serviks sejak dini
Mengenal kanker serviks sejak dini
 
Iridology
IridologyIridology
Iridology
 
Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun
 

Semelhante a IMUNODEFISIENSI

Imunologi Farmasi: Imunodefisiensi Primer
Imunologi Farmasi: Imunodefisiensi PrimerImunologi Farmasi: Imunodefisiensi Primer
Imunologi Farmasi: Imunodefisiensi Primerracheljeanettesunary
 
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi KongenitalDiscussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi KongenitalCatatan Medis
 
kekurangan imun.pptx
kekurangan imun.pptxkekurangan imun.pptx
kekurangan imun.pptxraven35218
 
68u06qOGtRpufRrX02OW1599544798.pdf
68u06qOGtRpufRrX02OW1599544798.pdf68u06qOGtRpufRrX02OW1599544798.pdf
68u06qOGtRpufRrX02OW1599544798.pdfJayanthiMandasariNas
 
218675-gangguan-imunodefisiensi-primer-pid.pdf
218675-gangguan-imunodefisiensi-primer-pid.pdf218675-gangguan-imunodefisiensi-primer-pid.pdf
218675-gangguan-imunodefisiensi-primer-pid.pdfnovi26674
 

Semelhante a IMUNODEFISIENSI (7)

Imunologi Farmasi: Imunodefisiensi Primer
Imunologi Farmasi: Imunodefisiensi PrimerImunologi Farmasi: Imunodefisiensi Primer
Imunologi Farmasi: Imunodefisiensi Primer
 
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi KongenitalDiscussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
Discussion Notes 4 Immunodefisiensi Kongenital
 
kekurangan imun.pptx
kekurangan imun.pptxkekurangan imun.pptx
kekurangan imun.pptx
 
68u06qOGtRpufRrX02OW1599544798.pdf
68u06qOGtRpufRrX02OW1599544798.pdf68u06qOGtRpufRrX02OW1599544798.pdf
68u06qOGtRpufRrX02OW1599544798.pdf
 
218675-gangguan-imunodefisiensi-primer-pid.pdf
218675-gangguan-imunodefisiensi-primer-pid.pdf218675-gangguan-imunodefisiensi-primer-pid.pdf
218675-gangguan-imunodefisiensi-primer-pid.pdf
 
Sgd hiv aids
Sgd hiv aidsSgd hiv aids
Sgd hiv aids
 
1752
17521752
1752
 

IMUNODEFISIENSI

  • 2. Prepared by: Abi Wardana Ayu etriasiska I komang sukadana Maria kartini D R
  • 3. Definisi • Keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaan respon imun normal
  • 4. Klasifikasi Imunodefisiensi • Imunodefisiensi Primer  kelainan imun yang disebakan karena genetic yang terjadi pada bayi serta anak kecil • Imunodefisiensi Sekunder  kelainan imun yang disebabkan akibat dari proses penyakit atau efek obat-obatan.
  • 5. Imunodefisiensi primer • Disfungsi Fagositik / sindrom Hiperimunoglobulinemia E  immunodefisiensi yang ditandai dengan sangat tingginya kadar antibodi IgE dan infeksi bakteri stafilokokus berulang.
  • 6. Defisiensi Sel B o Agammaglobulinemia X-Linked/ agammaglobulinemia Bruton merupakan akibat dari penurunan jumlah atau tidak adanya limfosit B dari dalam plasma, serta sangat rendahnya kadar antibodi karena terdapat kelainan pada kromosom X. o Common variable immunodeficiency Penyakit ini terjadi akibat sangat rendahnya kadar antibodi meskipun jumlah limfosit B-nya normal
  • 7. Defisiensi sel T • Anomali DiGeorge defisiensi sel T yang terjadi kalau kelenjar Timusnya tidak dapat tuumbuh secara normal selama embryogenesis • Kandidiasis Mukokantaneus Kronis terjadi akibat buruknya fungsi sel darah putih, yang menyebabkan terjadinya infeksi jamur Candida yang menetap pada bayi atau dewasa muda.
  • 8. Defisiensi sel B & T • Ataksia-telangiektasia  suatu penyakit keturunan yang menyerang sistem kekebalan dan sistem saraf • Sindroma Wiskott-Aldrich  menyerang anak laki-laki dan menyebabkan eksim, penurunan jumlah trombosit serta kekurangan limfosit T dan limfosit B yang menyebabkan terjadinya infeksi berulang
  • 9. Defisiensi sel B & T • Kekurangan Antibodi Selektif Pada penyakit ini, kadar antibodi total adalah normal, tetapi terdapatkekurangan antibodi jenis tertentu. Yang paling sering terjadi adalah kekurangan IgA
  • 10. Defisiensi sel B & T • Penyakit granulomatosa kronis  kebanyakan menyerang anak laki-laki danterjadi akibat kelainan pada sel-sel darah putih yang menyebabkan terganggunya kemampuan mereka untuk membunuh bakteri dan jamur tertentu
  • 11. Etiologi • Pembedahan dan trauma • Penyakit darah dan kanker • Infeksi • Bahan kimia dan pengobatan yang menekan sistem kekebalan • Penyakit keturunan dan kelainanmetabolisme.
  • 12. Manifestasi klinis • Disfungsi Fagositik:: Terjadi infeksi, abses dingin, dan kurang menunjukkan tanda dan gejala klasik inflamasi. • Agammaglobulinemia X-Linked: terjadi infeksi berat segera setelah lahir • Common variable immunodeficiency: anemia pernisiosa, rentan terhadap infeksi bakteri berkapsul, akan mengalami penyakit autoimun (atritis dan hipotiroid)
  • 13. Manifestasi klinis • Sindrom DiGeorge: hipokalsemia, wajah yang abnormal, gangguan pada renal, rentann terhadap infeksi, rentan terkena penyakit seperti cacar, campak, serta rubella) • Kandidiasis Mukokutaneus Kronik: terjadi infeksi kandida yang kronik.
  • 14. Manifestasi klinis • Ataksia Telangiektasia: gerakan oto tidak terkoordinasi, lesi vaskuler, infeksi secara menyeluruh. • Sindrom Wislott-Aldrich: Terjadi infeksi fatal yang menyeluruh.
  • 16. Agammaglobulinemia x-linked Mutasi gen kodetirosin kinase Bruton kegagalan pra-B- limfosit untuk menjadi ke B-limfosit dewasa tidak ada antibodi diproduksi Infeksi
  • 17. Common Variabel Infeksi berulang sel B dalam darah yang memiliki antibodi IgG pada permukaan lebih rendah dari normal Tidak mampu melawan infeksi
  • 18. Anomaly digeorge kelainan tidak memiliki kelenjar thimus limfosit T tidak diproduksi Tidak dapat melawan infeksi
  • 19. Kandidiasis Mukokantaneus Kronis Cacat dalam imunitas Candida albican masuk Fungsi sel darah putih terhadap candida menurun terjadinya infeksi
  • 20. Ataksia Telangiektasia cacat pada gen Ataksia Telangiektasia Tidak dapat menduplikasi DNA Ketidakstabilan kromosom DNA, kelainan pada rekombinasi genetik, dan tidak adanya program pematian sel Sensitif terhadap sinar X Rentan terjadi kanker
  • 21. Sindrom Wiskott Aldrich cacat (mutasi) pada WS Trombost di hapus oleh Limpa, jumlah trombosit rendah Produksi sel B dan T sedikit Peningkatan kerentanan terhadap infeksi, eksim, dan perdarahan
  • 22. Antibody selektif penyebab belum diketahui kelainan pada sel B igM tidak mampu beralih untuk IgA IgA jadi berkurang
  • 23. Granulomatosa Kronis cacat dalam oksidase NADPH fagositik Anionsuperoksida dihasilkan dari NADPH berkurang tanggapan rangsangan fisiologis menurun rentan terjadinya infeksi
  • 24. ASKEP
  • 25. Pengkajian • Pantau kondisi pasien, dan kaji tanda-tanda terjadinya infeksi pada pasien: • Panas • Menggigil • Sesak • Sulit menelan • Bercak putih pd rongga mulut • Kelenjar limfe yg membengkak • Mual/vomitus • Diare • Kencing (frequency, urgency, disuria) • Kulit: Lesi wajah, bibir, atau daerah perianal • Pengeluaran sekret vagina menetap dgn atau tanpa rasa gatal didaerah perianal
  • 26. DX kep.. • Resiko infeksi berhubungan dengan imunodefisiensi • Resiko Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang berlebih