SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
YUS BAIMBANG BILABORA
YUS BAIMBANG BILABORA
                        11/22/12   Laksanakan JamSos Sekarang Juga   1
SILA KELIMA PANCASILA      KEADILAN SOSIAL BAGI
                           KEADILAN SOSIAL BAGI
                        SELURUH RAKYAT INDONESIA
                        SELURUH RAKYAT INDONESIA




                              11/22/12   Laksanakan JamSos Sekarang Juga   2
Pasal 28H ayat (3):
Setiap orang berhak atas JAMINAN
                                     Ketetapan MPR No. TAP-X/MPR/
SOSIAL yang memungkinkan
                                     2001:
pengembangan dirinya secara utuh
                                     Menugaskan Presiden untuk
sebagai manusia yang bermartabat.
                                     membentuk Sistem Jaminan Sosial
                                     Nasional dalam rangka memberikan
Pasal 34 ayat (2):
                                     perlindungan kepastian sosial yang
Negara mengembangkan sistem
                                     menyeluruh dan terpadu bagi seluruh
jaminan sosial bagi seluruh rakyat
                                     rakyat Indonesia.
dan memberdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak mampu sesuai
dengan martabat kemanusiaan.

Pasal 28I ayat (4):
Perlindungan, pemajuan, penegakan,
dan pemenuhan HAM adalah
tangungjawab negara, terutama
Pemerintah.




                                           11/22/12   Laksanakan JamSos Sekarang Juga   3
PUTUSAN MK NO. 007/PUU-III/
2005 Tgl. 31 Agustus 2005:
Membatalkan Pasal 5 ayat (2), ayat (3)
                                         PASAL 5 AYAT (1) UU NO. 40 TH.
dan ayat (4) UU No. 40 Th. 2004
                                         2004:
Pasal 5 ayat (2):                        BPJS harus dibentuk dengan UU.
Sejak berlakunya UU ini, BPJS yang       (Sejak terbitnya Putusan MK, tgl. 31
ada dinyatakan sebagai BPJS              Agustus 2005)
menurut UU ini.
                                         Pasal 1 Angka 6:
Pasal 5 ayat (3):                        BPJS adalah badan hukum yang
BPJS tsb adalah:                         dibentuk untuk menyelenggarakan
a.PT (Persero) JAMSOSTEK                 program jaminan sosial.
b.PT (Persero) TASPEN
c.PT (Persero) ASABRI
d.PT (Persero) ASKES

Pasal 5 ayat (4):
Dalam hal diperlukan BPJS selain
dimaksud pada ayat (3), dapat
dibentuk yang baru dengan UU.

                                                11/22/12   Laksanakan JamSos Sekarang Juga   4
Pemerintah dan DPR RI terhitung sejak terbitnya Putusan MK No. 007/PUU-III/
2005 Tgl. 31 Agustus 2005 hingga lewat dari 18 Oktober 2009 TIDAK
MEMBENTUK UU BPJS sebagaimana diperintahkan oleh Pasal 5 ayat (1) UU
SJSN.

Pemerintah terhitung sejak UU SJSN diundangkan pada 18 Oktober 2004
hingga lewat dari 18 Oktober 2009 TIDAK MEMBUAT 11 PERATURAN
PEMERINTAH DAN 10 PERATURAN PRESIDEN. Akibatnya, PT JAMSOSTEK, PT
TASPEN, PT ASABRI dan PT ASKES tidak dapat melakukan penyesuaian
berdasarkan ketentuan UU SJSN yang diperintahkan dalam Pasal 52 ayat (2)
UU SJSN sampai lewat 5 (lima) tahun.

DPR RI tidak menjalankan FUNGSI PENGAWASAN terhadap Pemerintah yang
tidak membuat 11 PERATURAN PEMERINTAH DAN 10 PERATURAN PRESIDEN
yang diperintahkan UU SJSN.




                                               11/22/12   Laksanakan JamSos Sekarang Juga   5
NO.     PASAL                                                 ISI

 1    14 ayat (3)   PBI untuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

 2    17 ayat (6)   Pembayaran iuran Jaminan Kesehatan oleh Pemerintah untuk fakir miskin dan orang
                    tidak mampu.
 3    33            Manfaat uang tunai, hak ahli waris, kompensasi, dan pelayanan medis bagi peserta yang
                    mengalami kecelakaan kerja.
 4    34 ayat (4)   Besaran iuran JKK bagi peserta yang terikat hubungan kerja dan yang tidak ada ikatan
                    hubungan kerja.
 5    37 ayat (5)   Pembayaran manfaat JHT kepada peserta, dan kepada ahli waris peserta.

 6    38 ayat (8)   Besaran iuran JHT untuk peserta yang menerima upah dan yang tidak menerima upah.

 7    42 ayat (2)   Besaran iuran Jaminan Pensiun untuk peserta yang menerima upah.

 8    45 ayat (3)   Manfaat Jaminan Kematian.

 9    46 ayat (4)   Besaran iuran Jaminan Kematian untuk peserta yang menerima upah dan yang tidak
                    menerima upah.
10    47 ayat (2)   Tata cara pengelolaan dan pengembangan dana jaminan sosial.

11    50 ayat (2)   Kewajiban BPJS membentuk cadangan teknis.


                                                                    11/22/12   Laksanakan JamSos Sekarang Juga   6
NO.     PASAL                                                  ISI

 1    10            Susunan organisasi dan tata kerja DJSN.

 2    12 ayat (2)   Tata cara pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota DJSN.

 3    13 ayat (2)   Pentahapan pendaftaran pemberi kerja dan pekerjanya sebagai peserta jaminan sosial.

 4    21 ayat (4)   Masa berlaku kepesertaan Jam-Kes, dan kewajiban pemerintah membayar iuran bagi
                    peserta yang mengalami PHK, atau mengalami cacat total tetap dan tidak mampu.
 5    22 ayat (3)   Manfaat Yan-Kes dan urun biaya untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan
                    penyalahgunaan pelayanan.
 6    23 ayat (5)   Kewajiban BPJS memberikan kompensasi kepada peserta yang di daerahnya belum
                    tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medik, dan
                    fasilitas warat inap.
 7    26            Jenis-jenis pelayanan yang tidak dijamin BPJS.

 8    27 ayat (5)   Besarnya Jam-Kes untuk peserta penerima upah, peserta yang tidak menerima upah dan
                    peserta yang menerima bantuan.
 9    28 ayat (2)   Tambahan iuran bagi pekerja yang memiliki anggota keluarga lebih dari 5 (lima) orang.

10    41 ayat (4)   Manfaat Jaminan Pensiun dibayarkan kepada peserta yang telah mencapai usia pensiun.



                                                                     11/22/12   Laksanakan JamSos Sekarang Juga   7
RUU BPJS INISIATIF DPR RI          RUU BPJS dibahas oleh Pansus
disahkan sebagai RUU BPJS          dan Pemerintah mulai 24 Nov.
dalam RAPAT PARIPURNA DPR          2010
RI pada 29 Juli 2010.
Kemudian DPR menetapkan PANSUS
RUU BPJS (Lintas Komisi). Pansus
BPJS diketuai oleh ACHMAD NIZAR
                                                  MENTOK
SHIHAB (Fraksi Partai Demokrat)
                                                (DEAD LOCK)
Untuk membahas RUU BPJS,
Presiden menugaskan 8
(delapan) Menteri:
                                   Pembahasan ke-2, 9 Februari
1.Menteri Keuangan
                                   2011
2.Menteri Hukum & HAM
3.Menteri PPN/Kepala BAPPENAS
4.Menteri BUMN
5.Menteri Kesehatan
6.Menteri Sosial                                DEAD LOCK
7.Menteri Nakertrans                              TOTAL
8.Menteri PAN



                                     11/22/12    Laksanakan JamSos Sekarang Juga   8
PEMERINTAH BERSIKUKUH BAHWA UU BPJS HANYA
BERSIFAT PENETAPAN SAJA – TIDAK BERSIFAT
PENGATURAN

PEMERINTAH MENGHENDAKI BPJS TETAP MERUPAKAN
BUMN – DAN KARENANYA MENOLAK BPJS SEBAGAI
BADAN HUKUM PUBLIK WALI AMANAT.


     Setelah Anggota DPR akan penggunakan HAK ANGKET karena
     ulah Pemerintah yang selalu membuat dead lock pembahasan
     RUU BPJS, maka dalam Rapat Koordinasi antara Pimpinan
     DPR, Pansus RUU BPJS dan Pemerintah pada 7 April 2011
     (malam hari), Pemerintah kembali bersedia melanjutkan
     pembahasan RUU BPJS pada 9 Mei 2011 dengan membawa
     DIM (Daftar Inventarisasi Masalah) yang baru.




                                           11/22/12   Laksanakan JamSos Sekarang Juga   9
Pembahasan RUU PBJS                Masa perpanjangan pembahasan
terhitung sejak Pembentukan        RUU BPJS tinggal punya waktu
                                           47 HARI KERJA
Pansus hingga 7 April 2011 telah
                                    (9 Mei 2011 s.d 15 Juli 2011)
memasuki 2 x masa persidangan
DPR RI.

Menurut UU MD3 (MPR, DPR,           Pasal 20 ayat (3) UUD ‘45:
DPD dan DPRD), setiap RUU           Jika RUU itu tidak mendapat
dibahas dalam 2 kali masa           persetujuan bersama (baca:
persidangan, dan dapat              sampai berakhir waktu
diperpanjang hanya 1 (satu) kali    pembahasan), RUU itu tidak
masa persidangan.                   boleh diajukan lagi dalam
                                    persidangan DPR masa itu
                                    (baca: DPR periode 2009 –
                                    2014).




                                       11/22/12   Laksanakan JamSos Sekarang Juga   10
11/22/12   INDRA MUNASWAR   11
 DISKRIMINATIF
 LIMITATIF
 PROFIT ORIENTED


           11/22/12   INDRA MUNASWAR   12
DISKRIMINATIF




  LIMITATIF




                11/22/12   INDRA MUNASWAR   13
MASIH PROFIT ORIENTED




                        11/22/12   INDRA MUNASWAR   14
Dana Jaminan Sosial yang dikelola oleh BPJS adalah DANA AMANAT milik
  seluruh Peserta yang merupakan himpunan iuran beserta hasil pengembangannya
  untuk pembayaran manfaat kepada perta dan pembiayaan operasional
  penyelenggaraan program jaminan sosial. [Pasal 1 Angka 7 UU SJSN]

  Dana Amanat yang berupa iuran beserta hasil pengembangannya adalah DANA
  TITIPAN dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan peserta
  jaminan sosial. [Penjelasan Pasal 4 huruf h UU SJSN]

  Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh PESERTA, PEMBERI
  KERJA, dan/atau PEMERINTAH. [Pasal 1 angka 10 UU SJSN]

  Prinsip NIRLABA, yaitu dalam pengelolaan usaha mengutamakan penggunaan
  hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi
  seluruh perserta. [Penjelasan Pasal 4 huruf b UU SJSN]

Dari ketentuan tersebut dan terkait dengan Pasal 1 angka 6 dan Pasal 5
ayat (1) UU SJSN, maka badan hukum yang paling tepat adalah BADAN
HUKUM PUBLIK WALI AMANAT yang memenuhi Unsur Tripartit yaitu:
Peserta (Pekerja/Pegawai Negeri), Pemberi Kerja/Pengusaha dan
Pemerintah. -> BUKAN BUMN atau PT
                                                  11/22/12   Laksanakan JamSos Sekarang Juga   15
Penyelenggaraan program jaminan sosial dilaksanakan oleh BEBERAPA BPJS.
[Pasal 1 Angka 2 UU SJSN]

Jika hanya satu BPJS, akan berpotensi terjadinya subsidi silang antar program yang
sulit dikontrol, padahal subsidi silang itu dilarang oleh Pasal 49 ayat (2) UU SJSN.

Dalam sistem jaminan sosial di Indonesia, iuran berasal dari:
   iuran wajib peserta (pengusaha, pemberi kerja, Pemerintah selaku pemberi
    kerja dan pekerja/buruh/pegawai); dan
   iuran wajib pemerintah (APBN) untuk fakir miskin dan orang tidak mampu.

 Kedua sumber iuran tersebut tidak bisa begitu saja digabungkan karena berasal
dari sumber berbeda. Harus dipertimbangkan faktor risiko apabila ASKES, TAPSEN,
JAMSOSTEK, ASABRI digabung menjadi BPJS tunggal.

Proses penggabungan 4 BPJS yang berbeda-beda ke dalam satu BPJS akan
memakan waktu yang sangat panjang, seperti kasus Bank Mandiri yang sudah 20
tahun lebih hingga saat ini belum juga tuntas.



                                          11/22/12         Laksanakan JamSos Sekarang Juga   16
Keempat BPJS yang sudah ada telah memiliki infrastruktur (kantor dan tenaga) yang
tersebar di seluruh tanah air, secara nasional. Karena itu, yang terpenting adalah
mengoptimalkan keempat BPJS tersebut dengan menjadikannya BPJS yang difinitif
sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2004, dengan memperluas kepesertaan dan
memperbaiki program oleh masing-masing BPJS sesuai dengan kebutuhan rakyat
keseluruhan tanpa kecuali.




                                        11/22/12         Laksanakan JamSos Sekarang Juga   17
11/22/12   Laksanakan JamSos Sekarang Juga   18
11/22/12   Laksanakan JamSos Sekarang Juga   19

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada DaerahPeraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada DaerahPenataan Ruang
 
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNUndang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNNur Fadillah
 
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial M Ungang
 
Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019
Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019
Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019HRDFitriAmalia
 
Arah revisi uu asn
Arah revisi uu asnArah revisi uu asn
Arah revisi uu asnFrans Dione
 
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalPeraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalNeneng Rukmawati
 
Pmk no. 99 ttg perubahan pmk no. 71 th 2015 ttg pelayanan kesehatan pada jkn
Pmk no. 99 ttg perubahan pmk no. 71 th 2015 ttg pelayanan kesehatan pada jknPmk no. 99 ttg perubahan pmk no. 71 th 2015 ttg pelayanan kesehatan pada jkn
Pmk no. 99 ttg perubahan pmk no. 71 th 2015 ttg pelayanan kesehatan pada jknDokter Tekno
 
BPJS KESEHATAN: JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN NASIONAL
BPJS KESEHATAN: JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN NASIONALBPJS KESEHATAN: JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN NASIONAL
BPJS KESEHATAN: JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN NASIONALfirii JB
 
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012Oswar Mungkasa
 
Pembayaran tunjangan kinerja pegawai kemdikbud terhitung mulai juli 2013
Pembayaran tunjangan kinerja pegawai kemdikbud terhitung mulai juli 2013Pembayaran tunjangan kinerja pegawai kemdikbud terhitung mulai juli 2013
Pembayaran tunjangan kinerja pegawai kemdikbud terhitung mulai juli 2013Winarto Winartoap
 

Mais procurados (18)

Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada DaerahPeraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
 
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSNUndang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
Undang_undang no 40 tahun 2004 tentang SJSN
 
Uu sjsn
Uu sjsnUu sjsn
Uu sjsn
 
057 05 hibah kpd daerah
057 05 hibah kpd daerah057 05 hibah kpd daerah
057 05 hibah kpd daerah
 
Makalah bpjs
Makalah bpjsMakalah bpjs
Makalah bpjs
 
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
RPP penerima bantuan iuran jaminan sosial
 
Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019
Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019
Peraturan Pemerintah no 89 tahun 2019
 
Arah revisi uu asn
Arah revisi uu asnArah revisi uu asn
Arah revisi uu asn
 
Kepres 40 2001
Kepres 40 2001Kepres 40 2001
Kepres 40 2001
 
780
780780
780
 
Asuransi kesehatan pns
Asuransi kesehatan pnsAsuransi kesehatan pns
Asuransi kesehatan pns
 
BPJS
BPJSBPJS
BPJS
 
Juknis dak 2011
Juknis dak 2011Juknis dak 2011
Juknis dak 2011
 
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersalPeraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
Peraturan menteri kesehatan_juknis_jampersal
 
Pmk no. 99 ttg perubahan pmk no. 71 th 2015 ttg pelayanan kesehatan pada jkn
Pmk no. 99 ttg perubahan pmk no. 71 th 2015 ttg pelayanan kesehatan pada jknPmk no. 99 ttg perubahan pmk no. 71 th 2015 ttg pelayanan kesehatan pada jkn
Pmk no. 99 ttg perubahan pmk no. 71 th 2015 ttg pelayanan kesehatan pada jkn
 
BPJS KESEHATAN: JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN NASIONAL
BPJS KESEHATAN: JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN NASIONALBPJS KESEHATAN: JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN NASIONAL
BPJS KESEHATAN: JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN NASIONAL
 
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012
Keputusan Mahkamah Konstitusi Nomor 14/PUU-X/2012
 
Pembayaran tunjangan kinerja pegawai kemdikbud terhitung mulai juli 2013
Pembayaran tunjangan kinerja pegawai kemdikbud terhitung mulai juli 2013Pembayaran tunjangan kinerja pegawai kemdikbud terhitung mulai juli 2013
Pembayaran tunjangan kinerja pegawai kemdikbud terhitung mulai juli 2013
 

Semelhante a RUU BPJS

Pokja regulasi bpjs kesehatan peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...
Pokja regulasi bpjs kesehatan   peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...Pokja regulasi bpjs kesehatan   peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...
Pokja regulasi bpjs kesehatan peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...tunggulgultom
 
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017mataram indonesia
 
Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012razitakhalyla
 
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRDPenguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRDTri Widodo W. UTOMO
 
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptxKIPKULIAH
 
Uu 24 tahun 2011 tentang bpjs
Uu 24 tahun 2011 tentang bpjsUu 24 tahun 2011 tentang bpjs
Uu 24 tahun 2011 tentang bpjsdhoan Evridho
 
Uu 40 tahun 2004 sistem jaminan sosial nasional
Uu 40 tahun 2004 sistem jaminan sosial nasionalUu 40 tahun 2004 sistem jaminan sosial nasional
Uu 40 tahun 2004 sistem jaminan sosial nasionaltemanna #LABEDDU
 
Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (...
Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (...Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (...
Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (...BPJS Kesehatan RI
 
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmasPmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmasKemala Widhiari
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 newPedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 newUays Hasyim Full
 
605426_ppt kelompok 10 kesmas.pptx
605426_ppt kelompok 10 kesmas.pptx605426_ppt kelompok 10 kesmas.pptx
605426_ppt kelompok 10 kesmas.pptxNabilahHurulAini1
 
PERATURAN DESA TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA BERASAL DARI DES...
PERATURAN DESA TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA BERASAL DARI DES...PERATURAN DESA TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA BERASAL DARI DES...
PERATURAN DESA TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA BERASAL DARI DES...Pemdes Wonoyoso
 
Kemahiran hukum#3.pptx
Kemahiran hukum#3.pptxKemahiran hukum#3.pptx
Kemahiran hukum#3.pptxgirimekar
 

Semelhante a RUU BPJS (20)

Pokja regulasi bpjs kesehatan peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...
Pokja regulasi bpjs kesehatan   peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...Pokja regulasi bpjs kesehatan   peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...
Pokja regulasi bpjs kesehatan peraturan perundang-undangan pelaksanaan bpjs...
 
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program JamkesmasPermenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
Permenkes No.40 Thn.2012 ttg Pedoman Pelaksanaan Program Jamkesmas
 
Makalah bpjs
Makalah bpjsMakalah bpjs
Makalah bpjs
 
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
hirarki per uu an, Uu,pp,pkm dan pbom 2017
 
Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012Juknis jampersal 2012
Juknis jampersal 2012
 
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRDPenguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
 
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx
2. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.pptx
 
Uu 24 tahun 2011 tentang bpjs
Uu 24 tahun 2011 tentang bpjsUu 24 tahun 2011 tentang bpjs
Uu 24 tahun 2011 tentang bpjs
 
Uu 40 tahun 2004 sistem jaminan sosial nasional
Uu 40 tahun 2004 sistem jaminan sosial nasionalUu 40 tahun 2004 sistem jaminan sosial nasional
Uu 40 tahun 2004 sistem jaminan sosial nasional
 
Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (...
Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (...Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (...
Undang-Undang (UU) No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (...
 
Uu 01 1964
Uu 01 1964Uu 01 1964
Uu 01 1964
 
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmasPmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
Pmk no. 40 ttg pedoman pelaksanaan jamkesmas
 
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 newPedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
Pedoman pelaksanaan jamkesmas 2011 new
 
605426_ppt kelompok 10 kesmas.pptx
605426_ppt kelompok 10 kesmas.pptx605426_ppt kelompok 10 kesmas.pptx
605426_ppt kelompok 10 kesmas.pptx
 
Uu no 40_2004 ttg sistem jaminan sosial nasional
Uu no 40_2004 ttg sistem jaminan sosial nasionalUu no 40_2004 ttg sistem jaminan sosial nasional
Uu no 40_2004 ttg sistem jaminan sosial nasional
 
PERATURAN DESA TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA BERASAL DARI DES...
PERATURAN DESA TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA BERASAL DARI DES...PERATURAN DESA TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA BERASAL DARI DES...
PERATURAN DESA TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA BERASAL DARI DES...
 
Wcms 170567
Wcms 170567Wcms 170567
Wcms 170567
 
Fmb2011
Fmb2011Fmb2011
Fmb2011
 
Kemahiran hukum#3.pptx
Kemahiran hukum#3.pptxKemahiran hukum#3.pptx
Kemahiran hukum#3.pptx
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 

Mais de Yusbaimbang Bilabora

Bedah konsep dan kebijakan sjsn dalam pelaksanaan ukp di tingkat primer, seku...
Bedah konsep dan kebijakan sjsn dalam pelaksanaan ukp di tingkat primer, seku...Bedah konsep dan kebijakan sjsn dalam pelaksanaan ukp di tingkat primer, seku...
Bedah konsep dan kebijakan sjsn dalam pelaksanaan ukp di tingkat primer, seku...Yusbaimbang Bilabora
 
Jakarta sehat sebagai miniatur sjsn
Jakarta sehat sebagai miniatur sjsnJakarta sehat sebagai miniatur sjsn
Jakarta sehat sebagai miniatur sjsnYusbaimbang Bilabora
 
Kebijakan pengembangan dokter keluarga yusbaimbangb
Kebijakan pengembangan dokter keluarga yusbaimbangbKebijakan pengembangan dokter keluarga yusbaimbangb
Kebijakan pengembangan dokter keluarga yusbaimbangbYusbaimbang Bilabora
 
Kesiapan kemkes dalam implementasi sjsn
Kesiapan kemkes dalam implementasi sjsnKesiapan kemkes dalam implementasi sjsn
Kesiapan kemkes dalam implementasi sjsnYusbaimbang Bilabora
 
Implementasi SJSN-hasbullah-thabrany
Implementasi SJSN-hasbullah-thabranyImplementasi SJSN-hasbullah-thabrany
Implementasi SJSN-hasbullah-thabranyYusbaimbang Bilabora
 
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1Yusbaimbang Bilabora
 

Mais de Yusbaimbang Bilabora (13)

Bedah konsep dan kebijakan sjsn dalam pelaksanaan ukp di tingkat primer, seku...
Bedah konsep dan kebijakan sjsn dalam pelaksanaan ukp di tingkat primer, seku...Bedah konsep dan kebijakan sjsn dalam pelaksanaan ukp di tingkat primer, seku...
Bedah konsep dan kebijakan sjsn dalam pelaksanaan ukp di tingkat primer, seku...
 
Jakarta sehat sebagai miniatur sjsn
Jakarta sehat sebagai miniatur sjsnJakarta sehat sebagai miniatur sjsn
Jakarta sehat sebagai miniatur sjsn
 
Analisis UU SJSN
Analisis UU SJSNAnalisis UU SJSN
Analisis UU SJSN
 
Yandok berbasis dokterkeluarga
Yandok berbasis dokterkeluargaYandok berbasis dokterkeluarga
Yandok berbasis dokterkeluarga
 
Kebijakan pengembangan dokter keluarga yusbaimbangb
Kebijakan pengembangan dokter keluarga yusbaimbangbKebijakan pengembangan dokter keluarga yusbaimbangb
Kebijakan pengembangan dokter keluarga yusbaimbangb
 
Uu no. 40 thn 2004 sjsn
Uu no. 40 thn 2004 sjsnUu no. 40 thn 2004 sjsn
Uu no. 40 thn 2004 sjsn
 
Pembayaran kapitasi
Pembayaran kapitasiPembayaran kapitasi
Pembayaran kapitasi
 
Kesiapan kemkes dalam implementasi sjsn
Kesiapan kemkes dalam implementasi sjsnKesiapan kemkes dalam implementasi sjsn
Kesiapan kemkes dalam implementasi sjsn
 
Sosialisasi sjsn
Sosialisasi sjsnSosialisasi sjsn
Sosialisasi sjsn
 
Akn november 2007
Akn november 2007Akn november 2007
Akn november 2007
 
Implementasi SJSN-hasbullah-thabrany
Implementasi SJSN-hasbullah-thabranyImplementasi SJSN-hasbullah-thabrany
Implementasi SJSN-hasbullah-thabrany
 
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1
Persiapan pt-askes-dalam-masa-transformasi-ke-bpjs-1
 
3.sistem kesehatan-nasional-2009
3.sistem kesehatan-nasional-20093.sistem kesehatan-nasional-2009
3.sistem kesehatan-nasional-2009
 

RUU BPJS

  • 1. YUS BAIMBANG BILABORA YUS BAIMBANG BILABORA 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 1
  • 2. SILA KELIMA PANCASILA KEADILAN SOSIAL BAGI KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA SELURUH RAKYAT INDONESIA 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 2
  • 3. Pasal 28H ayat (3): Setiap orang berhak atas JAMINAN Ketetapan MPR No. TAP-X/MPR/ SOSIAL yang memungkinkan 2001: pengembangan dirinya secara utuh Menugaskan Presiden untuk sebagai manusia yang bermartabat. membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional dalam rangka memberikan Pasal 34 ayat (2): perlindungan kepastian sosial yang Negara mengembangkan sistem menyeluruh dan terpadu bagi seluruh jaminan sosial bagi seluruh rakyat rakyat Indonesia. dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Pasal 28I ayat (4): Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM adalah tangungjawab negara, terutama Pemerintah. 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 3
  • 4. PUTUSAN MK NO. 007/PUU-III/ 2005 Tgl. 31 Agustus 2005: Membatalkan Pasal 5 ayat (2), ayat (3) PASAL 5 AYAT (1) UU NO. 40 TH. dan ayat (4) UU No. 40 Th. 2004 2004: Pasal 5 ayat (2): BPJS harus dibentuk dengan UU. Sejak berlakunya UU ini, BPJS yang (Sejak terbitnya Putusan MK, tgl. 31 ada dinyatakan sebagai BPJS Agustus 2005) menurut UU ini. Pasal 1 Angka 6: Pasal 5 ayat (3): BPJS adalah badan hukum yang BPJS tsb adalah: dibentuk untuk menyelenggarakan a.PT (Persero) JAMSOSTEK program jaminan sosial. b.PT (Persero) TASPEN c.PT (Persero) ASABRI d.PT (Persero) ASKES Pasal 5 ayat (4): Dalam hal diperlukan BPJS selain dimaksud pada ayat (3), dapat dibentuk yang baru dengan UU. 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 4
  • 5. Pemerintah dan DPR RI terhitung sejak terbitnya Putusan MK No. 007/PUU-III/ 2005 Tgl. 31 Agustus 2005 hingga lewat dari 18 Oktober 2009 TIDAK MEMBENTUK UU BPJS sebagaimana diperintahkan oleh Pasal 5 ayat (1) UU SJSN. Pemerintah terhitung sejak UU SJSN diundangkan pada 18 Oktober 2004 hingga lewat dari 18 Oktober 2009 TIDAK MEMBUAT 11 PERATURAN PEMERINTAH DAN 10 PERATURAN PRESIDEN. Akibatnya, PT JAMSOSTEK, PT TASPEN, PT ASABRI dan PT ASKES tidak dapat melakukan penyesuaian berdasarkan ketentuan UU SJSN yang diperintahkan dalam Pasal 52 ayat (2) UU SJSN sampai lewat 5 (lima) tahun. DPR RI tidak menjalankan FUNGSI PENGAWASAN terhadap Pemerintah yang tidak membuat 11 PERATURAN PEMERINTAH DAN 10 PERATURAN PRESIDEN yang diperintahkan UU SJSN. 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 5
  • 6. NO. PASAL ISI 1 14 ayat (3) PBI untuk fakir miskin dan orang tidak mampu. 2 17 ayat (6) Pembayaran iuran Jaminan Kesehatan oleh Pemerintah untuk fakir miskin dan orang tidak mampu. 3 33 Manfaat uang tunai, hak ahli waris, kompensasi, dan pelayanan medis bagi peserta yang mengalami kecelakaan kerja. 4 34 ayat (4) Besaran iuran JKK bagi peserta yang terikat hubungan kerja dan yang tidak ada ikatan hubungan kerja. 5 37 ayat (5) Pembayaran manfaat JHT kepada peserta, dan kepada ahli waris peserta. 6 38 ayat (8) Besaran iuran JHT untuk peserta yang menerima upah dan yang tidak menerima upah. 7 42 ayat (2) Besaran iuran Jaminan Pensiun untuk peserta yang menerima upah. 8 45 ayat (3) Manfaat Jaminan Kematian. 9 46 ayat (4) Besaran iuran Jaminan Kematian untuk peserta yang menerima upah dan yang tidak menerima upah. 10 47 ayat (2) Tata cara pengelolaan dan pengembangan dana jaminan sosial. 11 50 ayat (2) Kewajiban BPJS membentuk cadangan teknis. 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 6
  • 7. NO. PASAL ISI 1 10 Susunan organisasi dan tata kerja DJSN. 2 12 ayat (2) Tata cara pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian anggota DJSN. 3 13 ayat (2) Pentahapan pendaftaran pemberi kerja dan pekerjanya sebagai peserta jaminan sosial. 4 21 ayat (4) Masa berlaku kepesertaan Jam-Kes, dan kewajiban pemerintah membayar iuran bagi peserta yang mengalami PHK, atau mengalami cacat total tetap dan tidak mampu. 5 22 ayat (3) Manfaat Yan-Kes dan urun biaya untuk jenis pelayanan yang dapat menimbulkan penyalahgunaan pelayanan. 6 23 ayat (5) Kewajiban BPJS memberikan kompensasi kepada peserta yang di daerahnya belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medik, dan fasilitas warat inap. 7 26 Jenis-jenis pelayanan yang tidak dijamin BPJS. 8 27 ayat (5) Besarnya Jam-Kes untuk peserta penerima upah, peserta yang tidak menerima upah dan peserta yang menerima bantuan. 9 28 ayat (2) Tambahan iuran bagi pekerja yang memiliki anggota keluarga lebih dari 5 (lima) orang. 10 41 ayat (4) Manfaat Jaminan Pensiun dibayarkan kepada peserta yang telah mencapai usia pensiun. 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 7
  • 8. RUU BPJS INISIATIF DPR RI RUU BPJS dibahas oleh Pansus disahkan sebagai RUU BPJS dan Pemerintah mulai 24 Nov. dalam RAPAT PARIPURNA DPR 2010 RI pada 29 Juli 2010. Kemudian DPR menetapkan PANSUS RUU BPJS (Lintas Komisi). Pansus BPJS diketuai oleh ACHMAD NIZAR MENTOK SHIHAB (Fraksi Partai Demokrat) (DEAD LOCK) Untuk membahas RUU BPJS, Presiden menugaskan 8 (delapan) Menteri: Pembahasan ke-2, 9 Februari 1.Menteri Keuangan 2011 2.Menteri Hukum & HAM 3.Menteri PPN/Kepala BAPPENAS 4.Menteri BUMN 5.Menteri Kesehatan 6.Menteri Sosial DEAD LOCK 7.Menteri Nakertrans TOTAL 8.Menteri PAN 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 8
  • 9. PEMERINTAH BERSIKUKUH BAHWA UU BPJS HANYA BERSIFAT PENETAPAN SAJA – TIDAK BERSIFAT PENGATURAN PEMERINTAH MENGHENDAKI BPJS TETAP MERUPAKAN BUMN – DAN KARENANYA MENOLAK BPJS SEBAGAI BADAN HUKUM PUBLIK WALI AMANAT. Setelah Anggota DPR akan penggunakan HAK ANGKET karena ulah Pemerintah yang selalu membuat dead lock pembahasan RUU BPJS, maka dalam Rapat Koordinasi antara Pimpinan DPR, Pansus RUU BPJS dan Pemerintah pada 7 April 2011 (malam hari), Pemerintah kembali bersedia melanjutkan pembahasan RUU BPJS pada 9 Mei 2011 dengan membawa DIM (Daftar Inventarisasi Masalah) yang baru. 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 9
  • 10. Pembahasan RUU PBJS Masa perpanjangan pembahasan terhitung sejak Pembentukan RUU BPJS tinggal punya waktu 47 HARI KERJA Pansus hingga 7 April 2011 telah (9 Mei 2011 s.d 15 Juli 2011) memasuki 2 x masa persidangan DPR RI. Menurut UU MD3 (MPR, DPR, Pasal 20 ayat (3) UUD ‘45: DPD dan DPRD), setiap RUU Jika RUU itu tidak mendapat dibahas dalam 2 kali masa persetujuan bersama (baca: persidangan, dan dapat sampai berakhir waktu diperpanjang hanya 1 (satu) kali pembahasan), RUU itu tidak masa persidangan. boleh diajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu (baca: DPR periode 2009 – 2014). 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 10
  • 11. 11/22/12 INDRA MUNASWAR 11
  • 12.  DISKRIMINATIF  LIMITATIF  PROFIT ORIENTED 11/22/12 INDRA MUNASWAR 12
  • 13. DISKRIMINATIF LIMITATIF 11/22/12 INDRA MUNASWAR 13
  • 14. MASIH PROFIT ORIENTED 11/22/12 INDRA MUNASWAR 14
  • 15. Dana Jaminan Sosial yang dikelola oleh BPJS adalah DANA AMANAT milik seluruh Peserta yang merupakan himpunan iuran beserta hasil pengembangannya untuk pembayaran manfaat kepada perta dan pembiayaan operasional penyelenggaraan program jaminan sosial. [Pasal 1 Angka 7 UU SJSN] Dana Amanat yang berupa iuran beserta hasil pengembangannya adalah DANA TITIPAN dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan peserta jaminan sosial. [Penjelasan Pasal 4 huruf h UU SJSN] Iuran adalah sejumlah uang yang dibayar secara teratur oleh PESERTA, PEMBERI KERJA, dan/atau PEMERINTAH. [Pasal 1 angka 10 UU SJSN] Prinsip NIRLABA, yaitu dalam pengelolaan usaha mengutamakan penggunaan hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh perserta. [Penjelasan Pasal 4 huruf b UU SJSN] Dari ketentuan tersebut dan terkait dengan Pasal 1 angka 6 dan Pasal 5 ayat (1) UU SJSN, maka badan hukum yang paling tepat adalah BADAN HUKUM PUBLIK WALI AMANAT yang memenuhi Unsur Tripartit yaitu: Peserta (Pekerja/Pegawai Negeri), Pemberi Kerja/Pengusaha dan Pemerintah. -> BUKAN BUMN atau PT 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 15
  • 16. Penyelenggaraan program jaminan sosial dilaksanakan oleh BEBERAPA BPJS. [Pasal 1 Angka 2 UU SJSN] Jika hanya satu BPJS, akan berpotensi terjadinya subsidi silang antar program yang sulit dikontrol, padahal subsidi silang itu dilarang oleh Pasal 49 ayat (2) UU SJSN. Dalam sistem jaminan sosial di Indonesia, iuran berasal dari:  iuran wajib peserta (pengusaha, pemberi kerja, Pemerintah selaku pemberi kerja dan pekerja/buruh/pegawai); dan  iuran wajib pemerintah (APBN) untuk fakir miskin dan orang tidak mampu. Kedua sumber iuran tersebut tidak bisa begitu saja digabungkan karena berasal dari sumber berbeda. Harus dipertimbangkan faktor risiko apabila ASKES, TAPSEN, JAMSOSTEK, ASABRI digabung menjadi BPJS tunggal. Proses penggabungan 4 BPJS yang berbeda-beda ke dalam satu BPJS akan memakan waktu yang sangat panjang, seperti kasus Bank Mandiri yang sudah 20 tahun lebih hingga saat ini belum juga tuntas. 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 16
  • 17. Keempat BPJS yang sudah ada telah memiliki infrastruktur (kantor dan tenaga) yang tersebar di seluruh tanah air, secara nasional. Karena itu, yang terpenting adalah mengoptimalkan keempat BPJS tersebut dengan menjadikannya BPJS yang difinitif sesuai dengan UU No. 40 Tahun 2004, dengan memperluas kepesertaan dan memperbaiki program oleh masing-masing BPJS sesuai dengan kebutuhan rakyat keseluruhan tanpa kecuali. 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 17
  • 18. 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 18
  • 19. 11/22/12 Laksanakan JamSos Sekarang Juga 19