SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 8
KONSELING UNTUK MASA DEWASA

1. Karakteristik
  a. Periode Usia ; Masa dewasa dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 60
       tahun, yakni disaat berubahnya dan menurunnya kemampuan fisik dan psikologis
       yang Nampak pada seria1 p orang serta berkurangnya kemampuan reproduktif.


  b. Perkembangan Fisik ; Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa
       dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan
       selama periode ini.
       a). Kesehatan Badan; Pada usia ini ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan
       kesehatan fisik. Mulai dari usia 18 tahun individu memiliki kekuatan yang tersebar.
       Tetapi juga pada usia ini penurunan keadaan fisik juga menurun. Sejak usia 25 tahun,
       sudah mulai terlihat perubahan-perubahan fisik


  c.   Perkembangan Motorik
       Orang-orang muda mencapai puncak kekuatannya antara usia duapuluh dan
       tigapuluh. Kecepatan respon maksimal terdapat antara usia 20 dan 25 tahun dan
       sesudah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun. Dalam belajar menguasai
       ketrampilan-ketrampilan motor yang baru, orang-orang muda usia 20 lebih mampu
       daripada mereka yang mendekati usia setengah umur. Selain itu orang-orang muda
       dapat mengandalkan kemampuan motorik ini dalam situasi-situasi tertentu, hal mana
       tidak dapat mereka lakukan semasa remaja karena pertumbuhan yang cepat serta
       tidak seimbang saat itu menyebabkan mereka kurang luwes dan kaku.


  d. Perkembangan Kognitif
       Pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversi dalam studi tentang
       perkembangan rentang hidup manusia adalah apakah kemampuan kognitif orang
       dewasa paralel dengan penurunan kemampuan fisik. Pada umumnya, orang percaya
       bahwa proses kognitif -- belajar, memori, dan inteligensi -- mengalami kemerosotan
       bersamaan dengan terus berkembangnya usia. Bahkan, ada yang menyimpulkan
bahwa usia terkait dengan penurunan proses kognitif ini juga tercermin dalam
masyarakat ilmiah. Akan tetapi, belakangan ini sejumlah hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepercayaan tentang terjadinya kemerosotan proses kognitif
bersamaan dengan penurunan kemampuan fisik, sebenarnya hanyalah salah satu
stereotip budaya yang meresap dalam diri kita.

  1. Perkembangan pemikiran postformal.

          Sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa pada masa dewasa, individu-
     individu menata pemikiran operasional mereka. Mereka mungkin
     merencanakan dan membuat hipotesis tentang masalah-masalah seperti remaja,
     tetapi mereka menjadi sistematis ketika mendekati masalah sebagai orang
     dewasa. D.P. Keating, penulis buku "Adolescent Thinking", mengatakan
     bahwa ketika orang dewasa lebih mampu menyusun hipotesis daripada remaja
     dan menurunkan suatu pemecahan masalah dari suatu permasalahan, banyak
     orang dewasa yang tidak menggunakan pemikiran operasional formal sama
     sekali. Sementara itu, Gisela Labouvie-Vief (dalam buku "Understanding
     Human Behavior", karya McConnell dan Philipchalk), menyatakan bahwa
     pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu perubahan yang signifikan.
     Pemikiran orang dewasa muda menjadi lebih konkret dan pragmatis.

          Secara umum, orang dewasa lebih maju dalam penggunaan intelektualitas.
     Pada masa dewasa awal misalnya, orang biasanya berubah dari mencari
     pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan, yakni menerapkan apa yang
     diketahuinya untuk mencapai jenjang karier dan membentuk keluarga. Akan
     tetapi, tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa mengarah pada
     peningkatan potensi. Bahkan, kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif
     mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian,
     sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi,
     terutama pada masa dewasa akhir, dapat ditingkatkan kembali melalui
     serangkaian pelatihan.
2. Perkembangan memori.

       Salah satu karakteristik yang paling sering dihubungkan dengan orang
  dewasa dan usia tua adalah penurunan dalam daya ingat. Namun, sejumlah
  bukti menunjukkan bahwa perubahan memori bukanlah sesuatu yang pasti
  terjadi sebagai bagian dari proses penuaan, melainkan lebih merupakan
  stereotip budaya.

3. Perkembangan inteligensi.

       Suatu mitos yang bertahan hingga sekarang adalah bahwa menjadi tua
  berarti mengalami kemunduran intelektual. Mitos ini diperkuat oleh sejumlah
  peneliti awal yang berpendapat bahwa seiring dengan proses penuaan selama
  masa dewasa, terjadi kemunduran dalam inteligensi umum. Hampir semua
  studi menunjukkan bahwa setelah mencapai puncaknya pada usia 18 dan 25
  tahun, kebanyakan kemampuan manusia terus-menerus mengalami
  kemunduran. Witherington dalam bukunya, "Educational Psychology",
  menyebutkan 3 faktor penyebab terjadinya kemunduran kemampuan belajar
  dewasa.

       a. Ketiadaan kapasitas dasar.
            Orang dewasa tidak akan memiliki kemampuan belajar bila pada usia
            mudanya juga tidak memiliki kemampuan belajar yang memadai.
       b.   Terlampau lamanya tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat
            intelektual.
            Orang-orang yang sudah berhenti membaca bacaan-bacaan yang
            "berat" dan berhenti melakukan pekerjaan intelektual, akan terlihat
            bodoh dan tidak mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan semacam itu.
       c. Faktor budaya.
            Faktor yang dimaksud terutama dengan cara-cara seseorang
            memberikan sambutan, seperti kebiasaan, cita-cita, sikap, dan
            prasangka-prasangka yang telah mengakar, sehingga setiap usaha
untuk mempelajari cara sambutan yang baru akan mendapat tantangan
                   yang kuat.




  e. Perkembangan Psikososial
     Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan
     kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa, individu
     memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang
     dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan-
     perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang
     dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama periode ini, orang melibatkan
     diri secara khusus dalam karier, pernikahan, dan hidup berkeluarga.
  f. Perkembangan mental.
     Keseahtan mental tidak hanya dilihat dari ketidakhadiran gangguan-gangguan mental,
     berbagai kesulitan dan frustasi, tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang
     untuk menghadapi masalah-masalah kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan.
  g. Perkembangan Psikoseksual
     Pola kehidupan wanita dewasa sangat berb eda dengan pola kehidupan pria dewasa.
     Oleh sebab itu perbedaan minat berdasarkan seks menjadi semakin besar
     dibandingkan masa remaja.
  h. Perkembangan Agama
     Orang dewasa lebih memperhatikan hal-hal keagamaan jika tetangga-tetangga dan
     teman-temannya aktif dalam organisasi-organisasi keagamaan daripada teman-
     temannya yang kurang peduli.


2. Tugas-Tugas Perkembangan
  a. Mendapatkan suatu pekerjaan
  b. Memilih seorang teman hidup
  c. Belajar hidup dengan suami atau istri membentuk suatu keluarga
  d. Membesarkan anak-anak
  e. Mengelola sebuah rumah tangga
f. Menerima tanggung hawab sebagai warga
  g. Bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok


3. Masalah-masalah yang dihadapi
  a. Masalah yang Umumnya di alami
            Kurangnya persiapan untuk menghadapi masalah-masalah yang diatasi oleh
            orang dewasa
            Kesulitan dalam menerima dua peran sekaligus di dalam kehidupannya
            Tidak memperoleh bantuan dalam menyelesaikan masalah yang sedang
            dihadapinya


  b. Masalah yang Khusus dialami
            Merasa asing dengan dunia baarunya
            Mempunyai tanggungjawab yang besar
            Belum bisa menyelesaikan masalah orang dewasa
4. Fungsi Pelayanan
  a. Fungsi umum
            Fungsi Preventif ; agar konselor dapat mengantisipasi berbagai masalah yang
            mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,agar tidak dialami oleh
            konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli
            tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan kepada yang
            membahayakan dirinya.
            Fungsi Pemeliharaan ; membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan
            mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya
            Fungsi Pemahaman ; memberikan pemahaman terhadap konseli khususnya
            pada masa remaja awal agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
            (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,pekerjaan,dan norma agama).
            Fungsi Penuntasan ; upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah
            mengalami masalah baik aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir
b. Fungsi Khusus
             Fungsi Pemahaman
             Fungsi Preventif


5. Tujuan Pelayanan
  a. Tujuan Umum
             Mengatasi hambatan, kesulitan dan mengevauasi masalah selama hidupnya.
            Penyesuaian dengan lingkungan atau keluarga baru
            Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal
             mungkin
  b. Tujuan Khusus
             Memberikan pamahaman terhadap kehidupan barunya
             Dapat memahami dan menjalankan semua tugas barunya
             Dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan barunya


6. Tahap-tahap Konseling
  1. konselor harus mengidentifikasi diri konseli
  2. mengidentifikasi bidang dan tempat konseli (kondisi)
  3. menganalisis antara keinginan dengan potensi konseli
  4. menetapkan langkah yang harus diambil konselor
  5. menempatkan konseli pada tempat yang sesuai
  6. momonitor perkembangan konseli
  7. konselor melakukan evaluasi


7. Tekhik-Teknik Konseling
  a. Perilaku Attending;Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien yang
     mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan.
  b. Empati ;   Empati primer, yaitu bentuk empati yang hanya berusaha memahami
     perasaan, pikiran dan keinginan klien, dengan tujuan agar klien dapat terlibat dan
     terbuka.Contoh ungkapan empati primer :” Saya dapat merasakan bagaimana
perasaan Anda”. Empati tingkat tinggi, yaitu empati apabila kepahaman konselor
   terhadap perasaan, pikiran keinginan serta pengalaman klien lebih mendalam dan
   menyentuh klien karena konselor ikut dengan perasaan tersebut. Keikutan konselor
   tersebut membuat klien tersentuh dan terbuka untuk mengemukakan isi hati yang
   terdalam, berupa perasaan, pikiran, pengalaman termasuk penderitaannya. Contoh
   ungkapan empati tingkat tinggi : Saya dapat merasakan apa yang Anda rasakan,
c. Refleksi ; Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien tentang
   perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal
   dan non verbalnya.
d. Eksplorasi ; Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan
   pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia
   batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya
e. Menangkap Pesan ; Menangkap Pesan (Paraphrasing) adalah teknik untuk
   menyatakan kembali esensi atau initi ungkapan klien dengan teliti mendengarkan
   pesan utama klien, mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana, biasanya
   ditandai dengan kalimat awal : adakah atau nampaknya, dan mengamati respons klien
   terhadap konselor.
f. Pertanyaan terbuka ; Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing siswa agar
   mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya dapat
   digunakan teknik pertanyaan terbuka (opened question)
g. Pertanyaan tertutup; Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan
   pertanyaan terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula digunakan pertanyaan tertutup,
   yang harus dijawab dengan kata Ya atau Tidak atau dengan kata-kata singkat
h. Dorongan Minimal; Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu
   dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan klien.
   Misalnya dengan menggunakan ungkapan : oh…, ya…., lalu…, terus….dan…
i. Interpretasi ; Yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman klien
   dengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subyektif konselor, dengan tujuan
   untuk memberikan rujukan pandangan agar klien mengerti dan berubah melalui
   pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.
j. Mengarahkan ; Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan
     sesuatu. Misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor atau
     menghayalkan sesuatu.
  k. Menyimpulkan Sementara ; Yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara
     pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas.


8. Daftar Pustaka
  Hurlock,E.B. 1993. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang
  kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga
  Mar’at, Samsunuwiyanti. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja
  Rosdakarya.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasIFTITAH INDRIANI
 
Makalah perkembangan perilaku dan kepribadian
Makalah perkembangan perilaku dan kepribadianMakalah perkembangan perilaku dan kepribadian
Makalah perkembangan perilaku dan kepribadianWarnet Raha
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...yayuzuliantini25
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungRoyNal Rois Al-Khalim
 
Tokoh Psikoanalisa
Tokoh PsikoanalisaTokoh Psikoanalisa
Tokoh PsikoanalisaLevi Rolan
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuTiya Widiyanti
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiEndang20
 
Pendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factorPendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factorWinda Lukitasari
 
Keprofesian bidang bimbingan dan konseling
Keprofesian bidang bimbingan dan konselingKeprofesian bidang bimbingan dan konseling
Keprofesian bidang bimbingan dan konselingYeti Rohayati
 
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+dwilaksmid
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialMunna Hab
 
Pendekatan Dalam Konseling Kelompok
Pendekatan Dalam Konseling KelompokPendekatan Dalam Konseling Kelompok
Pendekatan Dalam Konseling KelompokAinun Nuril Haq
 
Makalah akuntabilitas bk
Makalah akuntabilitas bkMakalah akuntabilitas bk
Makalah akuntabilitas bkDesikaNanda2
 

Mais procurados (20)

Pendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitasPendekatan konseling realitas
Pendekatan konseling realitas
 
Makalah perkembangan perilaku dan kepribadian
Makalah perkembangan perilaku dan kepribadianMakalah perkembangan perilaku dan kepribadian
Makalah perkembangan perilaku dan kepribadian
 
Penstrukturan
PenstrukturanPenstrukturan
Penstrukturan
 
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
 
Ppt carl rogers
Ppt carl rogersPpt carl rogers
Ppt carl rogers
 
Emosi
EmosiEmosi
Emosi
 
AUM PTSDL
AUM PTSDLAUM PTSDL
AUM PTSDL
 
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav JungMakalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
Makalah Psikoanalisis Carl Gustav Jung
 
Tokoh Psikoanalisa
Tokoh PsikoanalisaTokoh Psikoanalisa
Tokoh Psikoanalisa
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
pendekatan Humanistik ppt
pendekatan Humanistik pptpendekatan Humanistik ppt
pendekatan Humanistik ppt
 
Makalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilakuMakalah modifikasi perilaku
Makalah modifikasi perilaku
 
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang SiswatiPpt psikologi kognitif - Endang Siswati
Ppt psikologi kognitif - Endang Siswati
 
Pendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factorPendekatan konseling trait and factor
Pendekatan konseling trait and factor
 
Keprofesian bidang bimbingan dan konseling
Keprofesian bidang bimbingan dan konselingKeprofesian bidang bimbingan dan konseling
Keprofesian bidang bimbingan dan konseling
 
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
Perkembangan bk, bk komprehensif, pola 17+
 
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELINGPETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
 
psikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosialpsikologi sosial - pengaruh sosial
psikologi sosial - pengaruh sosial
 
Pendekatan Dalam Konseling Kelompok
Pendekatan Dalam Konseling KelompokPendekatan Dalam Konseling Kelompok
Pendekatan Dalam Konseling Kelompok
 
Makalah akuntabilitas bk
Makalah akuntabilitas bkMakalah akuntabilitas bk
Makalah akuntabilitas bk
 

Semelhante a KONSELING DEWASA

Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usiaPsikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usiaAlmazCappucino
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganAsrurMualif1
 
YULI_HERLINDA_856693503_PPD_MODUL_4_5.pptx
YULI_HERLINDA_856693503_PPD_MODUL_4_5.pptxYULI_HERLINDA_856693503_PPD_MODUL_4_5.pptx
YULI_HERLINDA_856693503_PPD_MODUL_4_5.pptxKarangAgung1
 
Makalah aulia 1
Makalah aulia 1Makalah aulia 1
Makalah aulia 1elfachruz
 
Perkembangan biokimia
Perkembangan biokimiaPerkembangan biokimia
Perkembangan biokimiaBoy Ballo
 
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikBiopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikpjj_kemenkes
 
Remaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnyaRemaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnyahaqiemisme
 
Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia RidhoRizkiFirmansyah
 
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANNur Arifaizal Basri
 
Sikap (Prilaku Manusia)
Sikap (Prilaku Manusia)Sikap (Prilaku Manusia)
Sikap (Prilaku Manusia)pjj_kemenkes
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaHaubibBro
 
PUM1 - 8PsikologiPerkembanganI
PUM1 - 8PsikologiPerkembanganIPUM1 - 8PsikologiPerkembanganI
PUM1 - 8PsikologiPerkembanganImfrids
 
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.docmakalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.docOtoySamidi
 
PUM1 - 9PsikologiPerkembanganII
PUM1 - 9PsikologiPerkembanganIIPUM1 - 9PsikologiPerkembanganII
PUM1 - 9PsikologiPerkembanganIImfrids
 
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaContoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaTerminal Purba
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remajawahyusrisayekti
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganAinul Mukarrob
 

Semelhante a KONSELING DEWASA (20)

Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usiaPsikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
Psikologi perkembangan masa dewasa sampai lanjut usia
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembangan
 
YULI_HERLINDA_856693503_PPD_MODUL_4_5.pptx
YULI_HERLINDA_856693503_PPD_MODUL_4_5.pptxYULI_HERLINDA_856693503_PPD_MODUL_4_5.pptx
YULI_HERLINDA_856693503_PPD_MODUL_4_5.pptx
 
Kelompok 4
Kelompok 4Kelompok 4
Kelompok 4
 
Makalah aulia 1
Makalah aulia 1Makalah aulia 1
Makalah aulia 1
 
Perkembangan biokimia
Perkembangan biokimiaPerkembangan biokimia
Perkembangan biokimia
 
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikBiopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
 
Remaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnyaRemaja dan masalahnya
Remaja dan masalahnya
 
Tugas perkembangan
Tugas perkembanganTugas perkembangan
Tugas perkembangan
 
Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia Makalah psi masa dewasa dan lansia
Makalah psi masa dewasa dan lansia
 
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAANPERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN PENYESUAIAN TERHADAP PEKERJAAN
 
Sikap (Prilaku Manusia)
Sikap (Prilaku Manusia)Sikap (Prilaku Manusia)
Sikap (Prilaku Manusia)
 
Makalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremajaMakalah1 kenakalanremaja
Makalah1 kenakalanremaja
 
Makalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remajaMakalah perkembangan remaja
Makalah perkembangan remaja
 
PUM1 - 8PsikologiPerkembanganI
PUM1 - 8PsikologiPerkembanganIPUM1 - 8PsikologiPerkembanganI
PUM1 - 8PsikologiPerkembanganI
 
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.docmakalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
makalahPERKEMBANGANREMAJA-doc.doc
 
PUM1 - 9PsikologiPerkembanganII
PUM1 - 9PsikologiPerkembanganIIPUM1 - 9PsikologiPerkembanganII
PUM1 - 9PsikologiPerkembanganII
 
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkobaContoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
Contoh makalah-bahaya-merokok-narkoba
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan RemajaPertumbuhan dan Perkembangan Remaja
Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja
 
Makalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembanganMakalah psikologi perkembangan
Makalah psikologi perkembangan
 

KONSELING DEWASA

  • 1. KONSELING UNTUK MASA DEWASA 1. Karakteristik a. Periode Usia ; Masa dewasa dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 60 tahun, yakni disaat berubahnya dan menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang Nampak pada seria1 p orang serta berkurangnya kemampuan reproduktif. b. Perkembangan Fisik ; Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa dewasa kemampuan fisik mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini. a). Kesehatan Badan; Pada usia ini ditandai dengan memuncaknya kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari usia 18 tahun individu memiliki kekuatan yang tersebar. Tetapi juga pada usia ini penurunan keadaan fisik juga menurun. Sejak usia 25 tahun, sudah mulai terlihat perubahan-perubahan fisik c. Perkembangan Motorik Orang-orang muda mencapai puncak kekuatannya antara usia duapuluh dan tigapuluh. Kecepatan respon maksimal terdapat antara usia 20 dan 25 tahun dan sesudah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun. Dalam belajar menguasai ketrampilan-ketrampilan motor yang baru, orang-orang muda usia 20 lebih mampu daripada mereka yang mendekati usia setengah umur. Selain itu orang-orang muda dapat mengandalkan kemampuan motorik ini dalam situasi-situasi tertentu, hal mana tidak dapat mereka lakukan semasa remaja karena pertumbuhan yang cepat serta tidak seimbang saat itu menyebabkan mereka kurang luwes dan kaku. d. Perkembangan Kognitif Pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversi dalam studi tentang perkembangan rentang hidup manusia adalah apakah kemampuan kognitif orang dewasa paralel dengan penurunan kemampuan fisik. Pada umumnya, orang percaya bahwa proses kognitif -- belajar, memori, dan inteligensi -- mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus berkembangnya usia. Bahkan, ada yang menyimpulkan
  • 2. bahwa usia terkait dengan penurunan proses kognitif ini juga tercermin dalam masyarakat ilmiah. Akan tetapi, belakangan ini sejumlah hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan tentang terjadinya kemerosotan proses kognitif bersamaan dengan penurunan kemampuan fisik, sebenarnya hanyalah salah satu stereotip budaya yang meresap dalam diri kita. 1. Perkembangan pemikiran postformal. Sejumlah ahli perkembangan percaya bahwa pada masa dewasa, individu- individu menata pemikiran operasional mereka. Mereka mungkin merencanakan dan membuat hipotesis tentang masalah-masalah seperti remaja, tetapi mereka menjadi sistematis ketika mendekati masalah sebagai orang dewasa. D.P. Keating, penulis buku "Adolescent Thinking", mengatakan bahwa ketika orang dewasa lebih mampu menyusun hipotesis daripada remaja dan menurunkan suatu pemecahan masalah dari suatu permasalahan, banyak orang dewasa yang tidak menggunakan pemikiran operasional formal sama sekali. Sementara itu, Gisela Labouvie-Vief (dalam buku "Understanding Human Behavior", karya McConnell dan Philipchalk), menyatakan bahwa pemikiran dewasa muda menunjukkan suatu perubahan yang signifikan. Pemikiran orang dewasa muda menjadi lebih konkret dan pragmatis. Secara umum, orang dewasa lebih maju dalam penggunaan intelektualitas. Pada masa dewasa awal misalnya, orang biasanya berubah dari mencari pengetahuan menjadi menerapkan pengetahuan, yakni menerapkan apa yang diketahuinya untuk mencapai jenjang karier dan membentuk keluarga. Akan tetapi, tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa mengarah pada peningkatan potensi. Bahkan, kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian, sejumlah ahli percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi, terutama pada masa dewasa akhir, dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian pelatihan.
  • 3. 2. Perkembangan memori. Salah satu karakteristik yang paling sering dihubungkan dengan orang dewasa dan usia tua adalah penurunan dalam daya ingat. Namun, sejumlah bukti menunjukkan bahwa perubahan memori bukanlah sesuatu yang pasti terjadi sebagai bagian dari proses penuaan, melainkan lebih merupakan stereotip budaya. 3. Perkembangan inteligensi. Suatu mitos yang bertahan hingga sekarang adalah bahwa menjadi tua berarti mengalami kemunduran intelektual. Mitos ini diperkuat oleh sejumlah peneliti awal yang berpendapat bahwa seiring dengan proses penuaan selama masa dewasa, terjadi kemunduran dalam inteligensi umum. Hampir semua studi menunjukkan bahwa setelah mencapai puncaknya pada usia 18 dan 25 tahun, kebanyakan kemampuan manusia terus-menerus mengalami kemunduran. Witherington dalam bukunya, "Educational Psychology", menyebutkan 3 faktor penyebab terjadinya kemunduran kemampuan belajar dewasa. a. Ketiadaan kapasitas dasar. Orang dewasa tidak akan memiliki kemampuan belajar bila pada usia mudanya juga tidak memiliki kemampuan belajar yang memadai. b. Terlampau lamanya tidak melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat intelektual. Orang-orang yang sudah berhenti membaca bacaan-bacaan yang "berat" dan berhenti melakukan pekerjaan intelektual, akan terlihat bodoh dan tidak mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan semacam itu. c. Faktor budaya. Faktor yang dimaksud terutama dengan cara-cara seseorang memberikan sambutan, seperti kebiasaan, cita-cita, sikap, dan prasangka-prasangka yang telah mengakar, sehingga setiap usaha
  • 4. untuk mempelajari cara sambutan yang baru akan mendapat tantangan yang kuat. e. Perkembangan Psikososial Selama masa dewasa, dunia sosial dan personal dari individu menjadi lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya. Pada masa dewasa, individu memasuki peran kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang dewasa berbeda dalam beberapa hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan- perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh peristiwa-peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan pekerjaan. Selama periode ini, orang melibatkan diri secara khusus dalam karier, pernikahan, dan hidup berkeluarga. f. Perkembangan mental. Keseahtan mental tidak hanya dilihat dari ketidakhadiran gangguan-gangguan mental, berbagai kesulitan dan frustasi, tetapi juga merefleksikan kemampuan seseorang untuk menghadapi masalah-masalah kehidupan dengan cara efektif dan memuaskan. g. Perkembangan Psikoseksual Pola kehidupan wanita dewasa sangat berb eda dengan pola kehidupan pria dewasa. Oleh sebab itu perbedaan minat berdasarkan seks menjadi semakin besar dibandingkan masa remaja. h. Perkembangan Agama Orang dewasa lebih memperhatikan hal-hal keagamaan jika tetangga-tetangga dan teman-temannya aktif dalam organisasi-organisasi keagamaan daripada teman- temannya yang kurang peduli. 2. Tugas-Tugas Perkembangan a. Mendapatkan suatu pekerjaan b. Memilih seorang teman hidup c. Belajar hidup dengan suami atau istri membentuk suatu keluarga d. Membesarkan anak-anak e. Mengelola sebuah rumah tangga
  • 5. f. Menerima tanggung hawab sebagai warga g. Bergabung dalam suatu kelompok sosial yang cocok 3. Masalah-masalah yang dihadapi a. Masalah yang Umumnya di alami Kurangnya persiapan untuk menghadapi masalah-masalah yang diatasi oleh orang dewasa Kesulitan dalam menerima dua peran sekaligus di dalam kehidupannya Tidak memperoleh bantuan dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya b. Masalah yang Khusus dialami Merasa asing dengan dunia baarunya Mempunyai tanggungjawab yang besar Belum bisa menyelesaikan masalah orang dewasa 4. Fungsi Pelayanan a. Fungsi umum Fungsi Preventif ; agar konselor dapat mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya,agar tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan kepada yang membahayakan dirinya. Fungsi Pemeliharaan ; membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya Fungsi Pemahaman ; memberikan pemahaman terhadap konseli khususnya pada masa remaja awal agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan,pekerjaan,dan norma agama). Fungsi Penuntasan ; upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah baik aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir
  • 6. b. Fungsi Khusus Fungsi Pemahaman Fungsi Preventif 5. Tujuan Pelayanan a. Tujuan Umum Mengatasi hambatan, kesulitan dan mengevauasi masalah selama hidupnya. Penyesuaian dengan lingkungan atau keluarga baru Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin b. Tujuan Khusus Memberikan pamahaman terhadap kehidupan barunya Dapat memahami dan menjalankan semua tugas barunya Dapat menyesuaikan diri dengan semua keadaan barunya 6. Tahap-tahap Konseling 1. konselor harus mengidentifikasi diri konseli 2. mengidentifikasi bidang dan tempat konseli (kondisi) 3. menganalisis antara keinginan dengan potensi konseli 4. menetapkan langkah yang harus diambil konselor 5. menempatkan konseli pada tempat yang sesuai 6. momonitor perkembangan konseli 7. konselor melakukan evaluasi 7. Tekhik-Teknik Konseling a. Perilaku Attending;Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. b. Empati ; Empati primer, yaitu bentuk empati yang hanya berusaha memahami perasaan, pikiran dan keinginan klien, dengan tujuan agar klien dapat terlibat dan terbuka.Contoh ungkapan empati primer :” Saya dapat merasakan bagaimana
  • 7. perasaan Anda”. Empati tingkat tinggi, yaitu empati apabila kepahaman konselor terhadap perasaan, pikiran keinginan serta pengalaman klien lebih mendalam dan menyentuh klien karena konselor ikut dengan perasaan tersebut. Keikutan konselor tersebut membuat klien tersentuh dan terbuka untuk mengemukakan isi hati yang terdalam, berupa perasaan, pikiran, pengalaman termasuk penderitaannya. Contoh ungkapan empati tingkat tinggi : Saya dapat merasakan apa yang Anda rasakan, c. Refleksi ; Refleksi adalah teknik untuk memantulkan kembali kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pengalaman sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbalnya. d. Eksplorasi ; Eksplorasi adalah teknik untuk menggali perasaan, pikiran, dan pengalaman klien. Hal ini penting dilakukan karena banyak klien menyimpan rahasia batin, menutup diri, atau tidak mampu mengemukakan pendapatnya e. Menangkap Pesan ; Menangkap Pesan (Paraphrasing) adalah teknik untuk menyatakan kembali esensi atau initi ungkapan klien dengan teliti mendengarkan pesan utama klien, mengungkapkan kalimat yang mudah dan sederhana, biasanya ditandai dengan kalimat awal : adakah atau nampaknya, dan mengamati respons klien terhadap konselor. f. Pertanyaan terbuka ; Pertanyaan terbuka yaitu teknik untuk memancing siswa agar mau berbicara mengungkapkan perasaan, pengalaman dan pemikirannya dapat digunakan teknik pertanyaan terbuka (opened question) g. Pertanyaan tertutup; Dalam konseling tidak selamanya harus menggunakan pertanyaan terbuka, dalam hal-hal tertentu dapat pula digunakan pertanyaan tertutup, yang harus dijawab dengan kata Ya atau Tidak atau dengan kata-kata singkat h. Dorongan Minimal; Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikemukakan klien. Misalnya dengan menggunakan ungkapan : oh…, ya…., lalu…, terus….dan… i. Interpretasi ; Yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman klien dengan merujuk pada teori-teori, bukan pandangan subyektif konselor, dengan tujuan untuk memberikan rujukan pandangan agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman dari hasil rujukan baru tersebut.
  • 8. j. Mengarahkan ; Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu. Misalnya menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor atau menghayalkan sesuatu. k. Menyimpulkan Sementara ; Yaitu teknik untuk menyimpulkan sementara pembicaraan sehingga arah pembicaraan semakin jelas. 8. Daftar Pustaka Hurlock,E.B. 1993. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga Mar’at, Samsunuwiyanti. 2007. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.