SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 38
ARAH KEDEPAN PENATAAN ASN DI DAERAH 
(DALAM KORIDOR UU 5/2014 JO UU 23/2014) 
Oleh : 
DR.MADE SUWANDI Msoc.sc 
KOMISIONER ASN 
HP 0816914482 
EMAIL: made_suwandi@yahoo.co.id 1
2 
KKOONNSSEEPP AASSNN 
1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi 
bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian 
kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. 
2. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN 
adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian 
kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi 
tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara 
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. 
3. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga 
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai 
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk 
menduduki jabatan pemerintahan. 
4. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat 
PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, 
yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu 
tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
3 
MANAJEMEN ASN DAN KKLLAASSIIFFIIKKAASSII JJAABBAATTAANN 
1. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan 
Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, 
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan 
nepotisme. 
2. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada 
instansi pemerintah. 
3. Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi 
dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi 
pemerintahan dan pembangunan. 
4. jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan 
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada 
keahlian dan keterampilan tertentu. 
5. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan 
melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian 
Pegawai ASN 
6. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai 
kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan 
pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di 
instansi pemerintah
4 
SISTEM MMEERRIITT DDAANN KKAASSNN 
1. Komisi ASN yang selanjutnya disingkat KASN adalah 
lembaga nonstruktural yang mandiri dan bebas dari 
intervensi politik 
2. Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang 
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja 
secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar 
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis 
kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan
5 
KODE ETIK DDAANN KKOODDEE PPEERRIILLAAKKUU 
8. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara 
bertanggung jawab, efektif, dan efisien; 
9. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam 
melaksanakan tugasnya; 
10. memberikan informasi secara benar dan tidak 
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan 
informasi terkait kepentingan kedinasan; 
11. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, 
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau 
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau 
untuk orang lain; 
12. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga 
reputasi dan integritas ASN; 
13. melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan 
mengenai disiplin Pegawai ASN.
6 
KODE ETIK DDAANN KKOODDEE PPEERRIILLAAKKUU 
1. melaksanakan tugasnya dengan jujur, 
2. bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi; 
3. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; 
4. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan; 
5. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan 
perundang-undangan; 
6. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat 
yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan 
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan; 
7. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7 
FUNGSI DAN TTUUGGAASS PPEEGGAAWWAAII AASSNN 
1. Pegawai ASN berfungsi sebagai: 
1. pelaksana kebijakan publik; 
2. pelayan publik; dan 
3. perekat dan pemersatu bangsa. 
2. Pegawai ASN bertugas: 
1. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh 
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan 
peraturan perundang-undangan; 
2. memberikan pelayanan publik yang profesional dan 
berkualitas; dan 
3. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan 
Republik Indonesia
8 
JJAABBAATTAANN AASSNN 
1. Jabatan ASN terdiri atas: 
a. Jabatan Administrasi; 
b. Jabatan Fungsional; dan 
c. Jabatan Pimpinan Tinggi 
2. Jabatan Administrasi terdiri atas: 
a. jabatan administrator; 
b. jabatan pengawas; dan 
c. jabatan pelaksnana 
3. Setiap jabatan berbasis kompetensi
9 
JJAABBAATTAANN FFUUNNGGSSIIOONNAALL 
1. Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri atas jabatan 
fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan. 
2. Jabatan fungsional keahlian terdiri atas: 
1. ahli utama; 
2. ahli madya; 
3. ahli muda; dan 
4. ahli pertama. 
3. Jabatan fungsional keterampilan terdiri atas: 
1. penyelia; 
2. mahir; 
3. terampil; 
4. pemula.
10 
JJAABBAATTAANN TTIINNGGGGII 
1. Jabatan Pimpinan Tinggi terdiri atas: 
1. jabatan pimpinan tinggi utama; 
2. jabatan pimpinan tinggi madya; dan 
3. jabatan pimpinan tinggi pratama. 
2. Jabatan Pimpinan Tinggi berfungsi memimpin dan 
memotivasi setiap Pegawai ASN pada Instansi Pemerintah 
melalui: 
A. kepeloporan dalam bidang: 1. keahlian profesional; 2. 
analisis dan rekomendasi kebijakan; dan 3. 
kepemimpinan manajemen. 
B. pengembangan kerja sama dengan instansi lain; dan 
C. keteladanan dalam mengamalkan nilai dasar ASN dan 
melaksanakan kode etik dan kode perilaku ASN.
11 
PERSYARATAN JJAABBAATTAANN TTIINNGGGGII 
1. Untuk setiap Jabatan Pimpinan Tinggi ditetapkan 
syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, 
pendidikan dan pelatihan, rekam jejak jabatan dan 
integritas, serta persyaratan lain yang dibutuhkan. 
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan syarat 
kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan 
dan pelatihan, rekam jejak jabatan dan integritas, 
serta persyaratan lain yang dibutuhkan Jabatan 
Pimpinan Tinggi diatur dengan Peraturan 
Pemerintah
12 
KKEELLEEMMBBAAGGAAAANN AASSNN 
1. Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan 
pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, 
dan Manajemen ASN. 
2. Untuk menyelenggarakan kekuasaannya, Presiden mendelegasikan 
sebagian kekuasaannya kepada: 
a. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang 
pendayagunaan aparatur negara, berkaitan dengan kewenangan 
perumusan dan penetapan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi 
kebijakan, serta pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN; 
b. KASN, berkaitan dengan kewenangan monitoring dan evaluasi 
pelaksanaan kebijakan dan Manajemen ASN untuk menjamin 
perwujudan Sistem Merit serta pengawasan terhadap penerapan asas 
serta kode etik dan kode perilaku ASN; 
c. LAN, berkaitan dengan kewenangan penelitian, pengkajian kebijakan 
Manajemen ASN, pembinaan, dan penyelenggaraan pendidikan dan 
pelatihan ASN; dan 
d. BKN, berkaitan dengan kewenangan penyelenggaraan Manajemen ASN, 
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan norma, standar, prosedur, 
dan kriteria Manajemen ASN.
13 
KEWENANGAN KKEEMMPPAANN && RRBB 
Membuat Kebijakan meliputi: 
1. kebijakan reformasi birokrasi di bidang sumber daya 
manusia; 
2. kebijakan umum pembinaan profesi ASN; 
3. kebijakan umum Manajemen ASN, klasifikasi jabatan 
ASN, standar kompetensi jabatan Pegawai ASN, kebutuhan 
Pegawai ASN secara nasional, skala penggajian, tunjangan 
Pegawai ASN, dan sistem pensiun PNS. 
4. pemindahan PNS antarjabatan, antardaerah, dan 
antarinstansi; 
5. pertimbangan kepada Presiden dalam penindakan 
terhadap Pejabat yang Berwenang dan Pejabat Pembina 
Kepegawaian atas penyimpangan Sistem Merit dalam 
penyelenggaraan Manajemen ASN; dan 
6. penyusunan kebijakan rencana kerja KASN, LAN, dan 
BKN di bidang Manajemen ASN.
KASN (KOMISI APARATUR SSIIPPIILL NNEEGGAARRAA)) 
14 
STATUS KASN 
merupakan lembaga nonstruktural yang mandiri 
dan bebas dari intervensi politik untuk 
menciptakan Pegawai ASN yang profesional dan 
berkinerja, memberikan pelayanan secara adil dan 
netral, serta menjadi perekat dan pemersatu 
bangsa 
FUNGSI KASN 
berfungsi mengawasi pelaksanaan norma dasar, 
kode etik dan kode perilaku ASN, serta penerapan 
Sistem Merit dalam kebijakan dan Manajemen 
ASN pada Instansi Pemerintah
15 
TTUUJJUUAANN KKAASSNN 
1. menjamin terwujudnya Sistem Merit dalam kebijakan dan 
Manajemen ASN; 
2. mewujudkan ASN yang profesional, berkinerja tinggi, 
sejahtera, dan berfungsi sebagai perekat Negara Kesatuan 
Republik Indonesia; 
3. mendukung penyelenggaraan pemerintahan negara yang 
efektif, efisien dan terbuka, serta bebas dari praktik 
korupsi, kolusi, dan nepotisme; 
4. mewujudkan Pegawai ASN yang netral dan tidak 
membedakan masyarakat yang dilayani berdasarkan suku, 
agama, ras, dan golongan; 
5. menjamin terbentuknya profesi ASN yang dihormati 
pegawainya dan masyarakat; dan 
6. mewujudkan ASN yang dinamis dan berbudaya pencapaian 
kinerja.
16 
TTUUGGAASS KKAASSNN 
KASN bertugas: 
1. menjaga netralitas Pegawai ASN; 
2. melakukan pengawasan atas pembinaan profesi 
ASN; 
3. melaporkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan 
kebijakan Manajemen ASN kepada Presiden.
DALAM MELAKSANAKAN TTUUGGAASS KKAASSNN DDAAPPAATT 
17 
1. melakukan penelusuran data dan informasi terhadap 
pelaksanaan Sistem Merit dalam kebijakan dan 
Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah; 
2. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi 
Pegawai ASN sebagai pemersatu bangsa; 
3. menerima laporan terhadap pelanggaran norma dasar serta 
kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; 
4. melakukan penelusuran data dan informasi atas prakarsa 
sendiri terhadap dugaan pelanggaran norma dasar serta 
kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; dan 
5. melakukan upaya pencegahan pelanggaran norma dasar 
serta kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN.
18 
KKEEWWEENNAANNGGAANN KKAASSNN 
1. mengawasi setiap tahapan proses pengisian Jabatan 
Pimpinan Tinggi mulai dari pembentukan panitia seleksi 
instansi, pengumuman lowongan, pelaksanaan seleksi, 
pengusulan nama calon, penetapan, dan pelantikan Pejabat 
Pimpinan Tinggi; 
2. mengawasi dan mengevaluasi penerapan asas, nilai dasar 
serta kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; 
3. meminta informasi dari pegawai ASN dan masyarakat 
mengenai laporan pelanggaran norma dasar serta kode etik 
dan kode perilaku Pegawai ASN; 
4. memeriksa dokumen terkait pelanggaran norma dasar 
serta kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN;
19 
KKEEWWEENNAANNGGAANN KKAASSNN 
5. meminta klarifikasi dan/atau dokumen yang 
diperlukan dari Instansi Pemerintah untuk 
pemeriksaan laporan atas pelanggaran norma 
dasar serta kode etik dan kode perilaku Pegawai 
ASN. 
6. Dalam melakukan pengawasan KASN berwenang 
untuk memutuskan adanya pelanggaran kode etik 
dan kode perilaku Pegawai ASN. 
7. Hasil pengawasan disampaikan kepada Pejabat 
Pembina Kepegawaian dan Pejabat yang 
Berwenang untuk wajib ditindaklanjuti
20 
SSAANNKKSSII 
1. Berdasarkan hasil pengawasan yang tidak ditindaklanjuti , 
KASN merekomendasikan kepada Presiden untuk 
menjatuhkan sanksi terhadap Pejabat Pembina 
Kepegawaian dan Pejabat yang Berwenang yang melanggar 
prinsip Sistem Merit dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
2. Sanksi dapat berupa: 
a. peringatan; 
b. teguran; 
c. perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, 
dan/atau pengembalian pembayaran; 
d. hukuman disiplin untuk Pejabat yang Berwenang sesuai 
dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan 
e. sanksi untuk Pejabat Pembina Kepegawaian, sesuai dengan 
ketentuan peraturan perundang- undangan.
21 
PEJABAT PPEEMMBBIINNAA KKEEPPEEGGAAWWAAIIAANN 
Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan 
ASN dapat mendelegasikan kewenangan menetapkan 
pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pejabat 
selain pejabat pimpinan tinggi utama dan madya, dan 
pejabat fungsional keahlian utama kepada: 
1. menteri di kementerian; 
2. pimpinan lembaga di lembaga pemerintah nonkementerian; 
3. sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan 
lembaga nonstruktural; 
4. gubernur di provinsi; dan 
5. bupati/walikota di kabupaten/kota
22 
PEJABAT YYGG BBEERRWWEENNAANNGG 
1. Presiden dapat mendelegasikan kewenangan pembinaan 
Manajemen ASN kepada Pejabat yang Berwenang di 
kementerian, sekretaris jenderal/sekretariat lembaga 
negara, sekretariat lembaga nonstruktural, sekretaris 
daerah provinsi dan kabupaten/kota. 
2. Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi 
Manajemen ASN di Instansi Pemerintah berdasarkan 
Sistem Merit dan berkonsultasi dengan Pejabat Pembina 
Kepegawaian di instansi masing-masing. 
3. Pejabat yang Berwenang , memberikan rekomendasi usulan 
kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing. 
4. Pejabat yang Berwenang mengusulkan pengangkatan, 
pemindahan, dan pemberhentian Pejabat Administrasi dan 
Pejabat Fungsional kepada Pejabat Pembina Kepegawaian 
di instansi masing- masing.
23 
MMAANNAAJJEEMMEENN PPNNSS 
1. Manajemen PNS meliputi: 
a. penyusunan dan penetapan kebutuhan; 
b. pengadaan; 
c. pangkat dan jabatan; 
d. pengembangan karier; 
e. pola karier; 
f. promosi; 
g. mutasi; 
h. penilaian kinerja; 
i. penggajian dan tunjangan; 
j. penghargaan; 
k. disiplin; 
l. pemberhentian; 
m. jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan 
n. perlindungan.
24 
PELAKSANA MMAANNAAJJEEMMEENN PPNNSS 
1. Manajemen PNS pada Instansi Pusat dilaksanakan 
oleh pemerintah pusat sesuai dengan ketentuan 
peraturan perundang-undangan. 
2. Manajemen PNS pada Instansi Daerah 
dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai 
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
25 
PENETAPAN KKEEBBUUTTUUHHAANN PPNNSS 
1. Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun 
kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS 
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban 
kerja. 
2. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan 
PNS dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun 
yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan 
prioritas kebutuhan. 
3. Berdasarkan penyusunan kebutuhan , Menteri 
menetapkan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan 
PNS secara nasional.
26 
SSEELLEEKKSSII PPNNSS 
1. Penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS oleh 
Instansi Pemerintah melalui penilaian secara 
objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan 
persyaratan lain yang dibutuhkan oleh jabatan. 
2. Penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS terdiri 
dari 3 (tiga) tahap, meliputi seleksi administrasi, 
seleksi kompetensi dasar, dan seleksi kompetensi 
bidang. 
3. Peserta yang lolos seleksi diangkat menjadi calon 
PNS. 
4. Pengangkatan calon PNS ditetapkan dengan 
keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian. 
5. Calon PNS wajib menjalani masa percobaan
27 
PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN KKAARRIIRR 
1. Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan 
kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan 
Instansi Pemerintah. 
2. Pengembangan karier PNS dilakukan dengan 
mempertimbangkan integritas dan moralitas. 
3. Kompetensi meliputi: 
a. kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan 
spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan 
pengalaman bekerja secara teknis; 
b. kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat 
pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan 
pengalaman kepemimpinan; dan 
c. kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman 
kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, 
suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
28 
PENGISIAN JABATAN PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII 
1. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan 
madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga 
negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi 
Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di 
kalangan PNS dengan memperhatikan syarat 
kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan 
dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas 
serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai 
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 
2. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan 
madya dilakukan pada tingkat nasional
29 
PENGISIAN JABATAN PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII 
1. Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama 
dilakukan secara terbuka dan kompetitif di 
kalangan PNS dengan memperhatikan syarat 
kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan 
dan pelatihan, rekam jejak jabatan, dan integritas 
serta persyaratan jabatan lain sesuai dengan 
ketentuan peraturan perundang-undangan. 
2. Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama 
dilakukan secara terbuka dan kompetitif pada 
tingkat nasional atau antarkabupaten/kota dalam 1 
(satu) provinsi.
SELEKSI PENGISIAN JABATAN PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII 
1. Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dilakukan oleh 
30 
Pejabat Pembina Kepegawaian dengan terlebih 
dahulu membentuk panitia seleksi Instansi 
Pemerintah. 
2. Dalam membentuk panitia seleksi Pejabat Pembina 
Kepegawaian berkoordinasi dengan KASN. 
3. Panitia seleksi Instansi Pemerintah terdiri dari 
unsur internal maupun eksternal Instansi 
Pemerintah yang bersangkutan. 
4. Panitia seleksi dipilih dan diangkat oleh Pejabat 
Pembina Kepegawaian berdasarkan pengetahuan, 
pengalaman, kompetensi, rekam jejak, integritas 
moral, dan netralitas melalui proses yang terbuka.
SELEKSI PENGISIAN JABATAN PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII 
31 
5. Panitia seleksi melakukan seleksi dengan 
memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, 
kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak 
jabatan, integritas, dan penilaian uji kompetensi 
melalui pusat penilaian (assesment center) atau 
metode penilaian lainnya. 
6. Panitia seleksi menjalankan tugasnya untuk semua 
proses seleksi pengisian jabatan terbuka untuk 
masa tugas yang ditetapkan oleh Pejabat Pembina 
Kepegawaian
PENGISIAN JABATAN PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII DDII 
32 
PPEEMMDDAA 
1. Pengisian jabatan pimpinan tinggi madya di tingkat 
provinsi dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian 
dengan terlebih dahulu membentuk panitia seleksi. 
2. Panitia seleksi memilih 3 (tiga) nama calon pejabat 
pimpinan tinggi madya untuk setiap 1 (satu) lowongan 
jabatan. 
3. Tiga calon nama pejabat pimpinan tinggi madya yang 
terpilih disampaikan kepada Pejabat Pembina 
Kepegawaian. 
4. Pejabat Pembina Kepegawaian mengusulkan 3 (tiga) nama 
calon pejabat pimpinan tinggi madya kepada Presiden 
melalui menteri yang menyelenggarakan urusan 
pemerintahan dalam negeri. 
5. Presiden memilih 1 (satu) nama dari 3 (tiga) nama calon 
yang disampaikan untuk ditetapkan sebagai pejabat 
pimpinan tinggi madya.
PENGISIAN JABATAN PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII DDII 
33 
PPEEMMDDAA 
1. Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama dilakukan oleh 
Pejabat Pembina Kepegawaian dengan terlebih dahulu 
membentuk panitia seleksi. 
2. Panitia seleksi memilih 3 (tiga) nama calon pejabat 
pimpinan tinggi pratama untuk setiap 1 (satu) lowongan 
jabatan. 
3. Tiga nama calon pejabat pimpinan tinggi pratama yang 
terpilih disampaikan kepada Pejabat Pembina 
Kepegawaian melalui Pejabat yang Berwenang. 
4. Pejabat Pembina Kepegawaian memilih 1 (satu) dari 3 
(tiga) nama calon untuk ditetapkan dan dilantik sebagai 
pejabat pimpinan tinggi pratama. 
5. Khusus untuk pejabat pimpinan tinggi pratama yang 
memimpin sekretariat daerah kabupaten/kota sebelum 
ditetapkan oleh bupati/walikota dikoordinasikan dengan 
gubernur
PENGGANTIAN PEJABAT PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII 
1. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat 
Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak 
pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat 
Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan 
perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat 
jabatan yang ditentukan. 
2. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya 
sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat 
persetujuan Presiden. 
34 
3. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling 
lama 5 (lima) tahun. 
4. Jabatan Pimpinan Tinggi dapat diperpanjang berdasarkan 
pencapaian kinerja, kesesuaian kompetensi, dan 
berdasarkan kebutuhan instansi setelah mendapat 
persetujuan Pejabat Pembina Kepegawaian dan 
berkoordinasi dengan KASN.
PENGAWASAN PENGISIAN PPEEJJAABBAATT PPIIMMPPIINNAANN 
35 
TTIINNGGGGII 
1. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat 
Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses 
pelaksanaannya kepada KASN. 
2. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan 
Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang 
disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian 
maupun atas inisiatif sendiri.
PENGAWASAN PENGISIAN PPEEJJAABBAATT PPIIMMPPIINNAANN 
36 
TTIINNGGGGII 
Dalam melakukan pengawasan proses pengisian 
jabatan pimpinan tinggi utama dan jabatan 
pimpinan tinggi madya di Instansi Pusat dan 
jabatan pimpinan tinggi madya di Instansi 
Daerah , KASN berwenang memberikan 
rekomendasi kepada Pejabat Pembina 
Kepegawaian dalam hal: 
a. pembentukan panitia seleksi; 
b. pengumuman jabatan yang lowong; 
c. pelaksanaan seleksi; dan 
d. pengusulan nama calon.
PENGAWASAN PENGISIAN PPEEJJAABBAATT PPIIMMPPIINNAANN 
37 
TTIINNGGGGII 
Dalam melakukan pengawasan pengisian jabatan pimpinan 
tinggi pratama di Instansi Pusat dan Instansi Daerah , 
KASN berwenang memberikan rekomendasi kepada 
Pejabat Pembina Kepegawaian dalam hal: 
a. pembentukan panitia seleksi; 
b. pengumuman jabatan yang lowong; 
c. pelaksanaan seleksi; 
d. pengusulan nama calon; 
e. penetapan calon; dan 
f. pelantikan. 
Rekomendasi KASN bersifat mengikat. 
KASN menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada 
Presiden.
MMaarrii kkiittaa iissii 
KKeemmeerrddeekkaaaann 
DDeennggaann KKeesseejjaahhtteerraaaann 
38

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...
Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...
Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...Ridho Fitrah Hyzkia
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Parja Negara
 
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA APARATUR
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA APARATURKEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA APARATUR
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA APARATURTri Widodo W. UTOMO
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritRidho Fitrah Hyzkia
 
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptxMATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptxNeki10
 
9 des 21 manajemen kinerja asn
9 des 21  manajemen kinerja asn9 des 21  manajemen kinerja asn
9 des 21 manajemen kinerja asnKutsiyatinMSi
 
UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)Ilham Ismail
 
Paparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiPaparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiAshep Ramdhan
 
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-temanna #LABEDDU
 
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityReformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityCoach RFIRMANS
 
Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil NegaraManajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil NegaraSiti Sahati
 
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asnUu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asnParja Negara
 
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik  pkp okiPenyusunan rka pelayanan publik  pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik pkp okihoyin rizmu
 
30. modul manajemen kinerja
30. modul manajemen kinerja30. modul manajemen kinerja
30. modul manajemen kinerjatemanna #LABEDDU
 
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdfssuser29a8ba
 

Mais procurados (20)

Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...
Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...
Pemetaan Manajemen ASN Berbasis Sistem Merit Mendukung Terwujudnya Birokrasi ...
 
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
Kesimpulan undang no 5 tahun 2014
 
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA APARATUR
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA APARATURKEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA APARATUR
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI SUMBER DAYA APARATUR
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
 
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptxMATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
 
9 des 21 manajemen kinerja asn
9 des 21  manajemen kinerja asn9 des 21  manajemen kinerja asn
9 des 21 manajemen kinerja asn
 
UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)UU ASN (kem dalam negeri)
UU ASN (kem dalam negeri)
 
Paparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiPaparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi Birokrasi
 
12102021-DIKLAT ASN
12102021-DIKLAT ASN12102021-DIKLAT ASN
12102021-DIKLAT ASN
 
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
 
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate UniversityReformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
Reformasi Diklat ASN Terintegrasi Melalui ASN Corporate University
 
Manajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil NegaraManajemen Aparatur Sipil Negara
Manajemen Aparatur Sipil Negara
 
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asnUu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
Uu nomor 5 tahun 2014 tentang asn
 
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik  pkp okiPenyusunan rka pelayanan publik  pkp oki
Penyusunan rka pelayanan publik pkp oki
 
30. modul manajemen kinerja
30. modul manajemen kinerja30. modul manajemen kinerja
30. modul manajemen kinerja
 
Profesionalisme ASN
Profesionalisme ASNProfesionalisme ASN
Profesionalisme ASN
 
strategi pengembangan kompetensi
strategi pengembangan kompetensistrategi pengembangan kompetensi
strategi pengembangan kompetensi
 
Paparan Manajemen Karier ASN (Perspektif UU ASN)
Paparan Manajemen Karier ASN (Perspektif UU ASN)Paparan Manajemen Karier ASN (Perspektif UU ASN)
Paparan Manajemen Karier ASN (Perspektif UU ASN)
 
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021
Sistem manajemen kinerja pns permenpan 8 tahun 2021
 
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf
231222_PPT PermenPANRB Pengelolaan Kinerja Pegawai ASN.pdf
 

Destaque

MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASNMANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASNKurniawan Saputra
 
Pola pikir asn1
Pola pikir asn1Pola pikir asn1
Pola pikir asn1hadiarnowo
 
Deputi Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota tKPK
Deputi Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota tKPKDeputi Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota tKPK
Deputi Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota tKPKkhoiril anwar
 
2. Uu no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (ppt)
2. Uu no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (ppt)2. Uu no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (ppt)
2. Uu no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (ppt)Harun Ar
 
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...ppbkab
 
Download jadwal bimtek keuangan 2014
Download jadwal bimtek keuangan 2014Download jadwal bimtek keuangan 2014
Download jadwal bimtek keuangan 2014dibycaem
 
Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dalam Perspektif UU ASN
Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dalam Perspektif UU ASNPengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dalam Perspektif UU ASN
Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dalam Perspektif UU ASNBayu Wahyudi
 
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)Hestifidiah
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahIlham Hardy
 
UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan DosenUU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan DosenIWAN SUKMA NURICHT
 
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawaiManajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai067nuryani
 
Etika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas AparaturEtika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas AparaturTri Widodo W. UTOMO
 
Presentasi pola pikir asn2
Presentasi pola pikir asn2Presentasi pola pikir asn2
Presentasi pola pikir asn2hadiarnowo
 

Destaque (20)

SOSIALISASI UU ASN 2014
SOSIALISASI UU ASN 2014SOSIALISASI UU ASN 2014
SOSIALISASI UU ASN 2014
 
Manajemen asn
Manajemen asnManajemen asn
Manajemen asn
 
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASNMANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
MANAJEMEN SDMADALAM PERSPEKTIF UU ASN
 
Pola pikir asn1
Pola pikir asn1Pola pikir asn1
Pola pikir asn1
 
Deputi Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota tKPK
Deputi Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota tKPKDeputi Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota tKPK
Deputi Menko Kesra - Rakor Menteri Anggota tKPK
 
2. Uu no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (ppt)
2. Uu no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (ppt)2. Uu no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (ppt)
2. Uu no.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (ppt)
 
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
Peraturan bupati-no.-15-ttg-tata-cara-memperoleh-izin-belajar-dan-tugas-belaj...
 
Download jadwal bimtek keuangan 2014
Download jadwal bimtek keuangan 2014Download jadwal bimtek keuangan 2014
Download jadwal bimtek keuangan 2014
 
L ima disiplin
L ima disiplinL ima disiplin
L ima disiplin
 
Undangan Bimtek dan Diklat Kepegawaian
Undangan Bimtek dan Diklat KepegawaianUndangan Bimtek dan Diklat Kepegawaian
Undangan Bimtek dan Diklat Kepegawaian
 
Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dalam Perspektif UU ASN
Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dalam Perspektif UU ASNPengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dalam Perspektif UU ASN
Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dalam Perspektif UU ASN
 
Proses penjatuhan hukuman disiplin pns
Proses penjatuhan hukuman disiplin pnsProses penjatuhan hukuman disiplin pns
Proses penjatuhan hukuman disiplin pns
 
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
Presentasi Ukhuwah (persaudaraan)
 
Ukhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyahUkhuwah islamiyah
Ukhuwah islamiyah
 
UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan DosenUU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
 
Bahan presentasi uu asn revisi12 juni 2014
Bahan presentasi uu asn revisi12 juni 2014Bahan presentasi uu asn revisi12 juni 2014
Bahan presentasi uu asn revisi12 juni 2014
 
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawaiManajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
 
Penilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawaiPenilaian kinerja pegawai
Penilaian kinerja pegawai
 
Etika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas AparaturEtika & Pembangunan Integritas Aparatur
Etika & Pembangunan Integritas Aparatur
 
Presentasi pola pikir asn2
Presentasi pola pikir asn2Presentasi pola pikir asn2
Presentasi pola pikir asn2
 

Semelhante a ASN Presentasi

UU ASN NO.5 TAHUN 2014 tentang ASN / PNS
UU ASN NO.5 TAHUN 2014 tentang ASN / PNSUU ASN NO.5 TAHUN 2014 tentang ASN / PNS
UU ASN NO.5 TAHUN 2014 tentang ASN / PNSKanaidi ken
 
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptxDevaMahendraCaesarBi1
 
Uu no 5_2014 tentang asn
Uu no 5_2014 tentang asnUu no 5_2014 tentang asn
Uu no 5_2014 tentang asncatur2
 
Manajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli editManajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli editkwanhaeli
 
UU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASN
UU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASNUU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASN
UU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASNKacung Abdullah
 
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraUU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraZulfikri Armada
 
Uu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negara
Uu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negaraUu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negara
Uu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negaraWinarto Winartoap
 
Undang undang no 5 tahun 2014 tentang ASN
Undang undang no 5 tahun 2014 tentang ASNUndang undang no 5 tahun 2014 tentang ASN
Undang undang no 5 tahun 2014 tentang ASNid_tribudi
 

Semelhante a ASN Presentasi (20)

UU ASN NO.5 TAHUN 2014 tentang ASN / PNS
UU ASN NO.5 TAHUN 2014 tentang ASN / PNSUU ASN NO.5 TAHUN 2014 tentang ASN / PNS
UU ASN NO.5 TAHUN 2014 tentang ASN / PNS
 
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdf
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdfAturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdf
Aturan pALING LENGKAP Manajemen ASN_pns _sESUAI_NSPK_SLIDE SHARE.pdf
 
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx
19040704035_Deva Mahendra C.B._Hukum Kepegawaian.pptx
 
Kepegawaian
KepegawaianKepegawaian
Kepegawaian
 
UU ASN NO. 5 TH. 2014
UU ASN NO. 5 TH. 2014UU ASN NO. 5 TH. 2014
UU ASN NO. 5 TH. 2014
 
Uu no 5 2014 ttg asn
Uu no 5 2014 ttg asnUu no 5 2014 ttg asn
Uu no 5 2014 ttg asn
 
Uu no 5_2014 tentang asn
Uu no 5_2014 tentang asnUu no 5_2014 tentang asn
Uu no 5_2014 tentang asn
 
UU_NO_5_2014.PDF
UU_NO_5_2014.PDFUU_NO_5_2014.PDF
UU_NO_5_2014.PDF
 
UU-ASN.pptx
UU-ASN.pptxUU-ASN.pptx
UU-ASN.pptx
 
Manajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli editManajemen asn haeli edit
Manajemen asn haeli edit
 
Uu5 2014 aparatursipilnegara
Uu5 2014 aparatursipilnegaraUu5 2014 aparatursipilnegara
Uu5 2014 aparatursipilnegara
 
Undang-Undang
Undang-UndangUndang-Undang
Undang-Undang
 
UU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASN
UU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASNUU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASN
UU Nomor 5 Tahun 2014 tetntang ASN
 
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil NegaraUU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
 
Uu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negara
Uu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negaraUu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negara
Uu no 5-th 2014 tentang aparatur sipil negara
 
UU Nomor 05 Tahun 2014 tentang ASN
UU Nomor 05 Tahun 2014 tentang ASN UU Nomor 05 Tahun 2014 tentang ASN
UU Nomor 05 Tahun 2014 tentang ASN
 
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 (ASN)
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014  (ASN)Undang-Undang No. 5 Tahun 2014  (ASN)
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 (ASN)
 
UUASN 2014
UUASN 2014UUASN 2014
UUASN 2014
 
UU ASN 2014
UU ASN 2014UU ASN 2014
UU ASN 2014
 
Undang undang no 5 tahun 2014 tentang ASN
Undang undang no 5 tahun 2014 tentang ASNUndang undang no 5 tahun 2014 tentang ASN
Undang undang no 5 tahun 2014 tentang ASN
 

Mais de Ilham Ismail

Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Sosialisasi BPJS KetenagakerjaanSosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Sosialisasi BPJS KetenagakerjaanIlham Ismail
 
Sosialisasi BPJS Kesehatan
Sosialisasi BPJS KesehatanSosialisasi BPJS Kesehatan
Sosialisasi BPJS KesehatanIlham Ismail
 
Juknis perka bkn no.1 th.2013
Juknis perka bkn no.1 th.2013Juknis perka bkn no.1 th.2013
Juknis perka bkn no.1 th.2013Ilham Ismail
 
Benang merah syariat dan empat sifat dasar [melankolis, koleris, sanguin dan ...
Benang merah syariat dan empat sifat dasar [melankolis, koleris, sanguin dan ...Benang merah syariat dan empat sifat dasar [melankolis, koleris, sanguin dan ...
Benang merah syariat dan empat sifat dasar [melankolis, koleris, sanguin dan ...Ilham Ismail
 
Nomenklatur dan SKPD Provinsi Sumatera Barat
Nomenklatur dan SKPD Provinsi Sumatera BaratNomenklatur dan SKPD Provinsi Sumatera Barat
Nomenklatur dan SKPD Provinsi Sumatera BaratIlham Ismail
 
Buku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-com
Buku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-comBuku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-com
Buku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-comIlham Ismail
 
Speed reading for beginners
Speed reading for beginnersSpeed reading for beginners
Speed reading for beginnersIlham Ismail
 
E book tinggibadan
E book tinggibadanE book tinggibadan
E book tinggibadanIlham Ismail
 
Jurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anakJurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anakIlham Ismail
 
Pangkat & golongan pns
Pangkat & golongan pnsPangkat & golongan pns
Pangkat & golongan pnsIlham Ismail
 
Glosarium pemerintahan
Glosarium pemerintahanGlosarium pemerintahan
Glosarium pemerintahanIlham Ismail
 
Quovadispamongpraja
QuovadispamongprajaQuovadispamongpraja
QuovadispamongprajaIlham Ismail
 
Diskusi dialog-debat
Diskusi dialog-debatDiskusi dialog-debat
Diskusi dialog-debatIlham Ismail
 
Presentasi lppd, lkpj dan ilppd
Presentasi lppd, lkpj dan ilppdPresentasi lppd, lkpj dan ilppd
Presentasi lppd, lkpj dan ilppdIlham Ismail
 
Tata naskah dinas kemendagri
Tata naskah dinas kemendagriTata naskah dinas kemendagri
Tata naskah dinas kemendagriIlham Ismail
 

Mais de Ilham Ismail (20)

Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Sosialisasi BPJS KetenagakerjaanSosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan
 
Sosialisasi BPJS Kesehatan
Sosialisasi BPJS KesehatanSosialisasi BPJS Kesehatan
Sosialisasi BPJS Kesehatan
 
Juknis perka bkn no.1 th.2013
Juknis perka bkn no.1 th.2013Juknis perka bkn no.1 th.2013
Juknis perka bkn no.1 th.2013
 
Benang merah syariat dan empat sifat dasar [melankolis, koleris, sanguin dan ...
Benang merah syariat dan empat sifat dasar [melankolis, koleris, sanguin dan ...Benang merah syariat dan empat sifat dasar [melankolis, koleris, sanguin dan ...
Benang merah syariat dan empat sifat dasar [melankolis, koleris, sanguin dan ...
 
Nomenklatur dan SKPD Provinsi Sumatera Barat
Nomenklatur dan SKPD Provinsi Sumatera BaratNomenklatur dan SKPD Provinsi Sumatera Barat
Nomenklatur dan SKPD Provinsi Sumatera Barat
 
Buku saku korupsi
Buku saku korupsiBuku saku korupsi
Buku saku korupsi
 
Buku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-com
Buku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-comBuku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-com
Buku putih bi_kotak_hitam_century_indocropcircles-wordpress-com
 
Speed reading for beginners
Speed reading for beginnersSpeed reading for beginners
Speed reading for beginners
 
E book tinggibadan
E book tinggibadanE book tinggibadan
E book tinggibadan
 
Jurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anakJurus jitu mendidik anak
Jurus jitu mendidik anak
 
Kamus Sansenkerta
Kamus SansenkertaKamus Sansenkerta
Kamus Sansenkerta
 
Sifat sholat nabi
Sifat sholat nabiSifat sholat nabi
Sifat sholat nabi
 
Pangkat & golongan pns
Pangkat & golongan pnsPangkat & golongan pns
Pangkat & golongan pns
 
Glosarium pemerintahan
Glosarium pemerintahanGlosarium pemerintahan
Glosarium pemerintahan
 
Quovadispamongpraja
QuovadispamongprajaQuovadispamongpraja
Quovadispamongpraja
 
Rao 2011
Rao 2011Rao 2011
Rao 2011
 
Diskusi dialog-debat
Diskusi dialog-debatDiskusi dialog-debat
Diskusi dialog-debat
 
Freies ermesson
Freies ermessonFreies ermesson
Freies ermesson
 
Presentasi lppd, lkpj dan ilppd
Presentasi lppd, lkpj dan ilppdPresentasi lppd, lkpj dan ilppd
Presentasi lppd, lkpj dan ilppd
 
Tata naskah dinas kemendagri
Tata naskah dinas kemendagriTata naskah dinas kemendagri
Tata naskah dinas kemendagri
 

Último

Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024ssuser8905b3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 

Último (15)

Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
NILAI TUKAR NELAYAN BANGGAI KEPULAUAN TAHUN 2024
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 

ASN Presentasi

  • 1. ARAH KEDEPAN PENATAAN ASN DI DAERAH (DALAM KORIDOR UU 5/2014 JO UU 23/2014) Oleh : DR.MADE SUWANDI Msoc.sc KOMISIONER ASN HP 0816914482 EMAIL: made_suwandi@yahoo.co.id 1
  • 2. 2 KKOONNSSEEPP AASSNN 1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah. 2. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. 3. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. 4. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
  • 3. 3 MANAJEMEN ASN DAN KKLLAASSIIFFIIKKAASSII JJAABBAATTAANN 1. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. 2. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi pada instansi pemerintah. 3. Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. 4. jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu. 5. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN 6. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah
  • 4. 4 SISTEM MMEERRIITT DDAANN KKAASSNN 1. Komisi ASN yang selanjutnya disingkat KASN adalah lembaga nonstruktural yang mandiri dan bebas dari intervensi politik 2. Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan
  • 5. 5 KODE ETIK DDAANN KKOODDEE PPEERRIILLAAKKUU 8. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien; 9. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya; 10. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan; 11. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain; 12. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; 13. melaksanakan ketentuan peraturan perundang- undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.
  • 6. 6 KODE ETIK DDAANN KKOODDEE PPEERRIILLAAKKUU 1. melaksanakan tugasnya dengan jujur, 2. bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi; 3. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin; 4. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan; 5. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 6. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan; 7. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
  • 7. 7 FUNGSI DAN TTUUGGAASS PPEEGGAAWWAAII AASSNN 1. Pegawai ASN berfungsi sebagai: 1. pelaksana kebijakan publik; 2. pelayan publik; dan 3. perekat dan pemersatu bangsa. 2. Pegawai ASN bertugas: 1. melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan 3. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
  • 8. 8 JJAABBAATTAANN AASSNN 1. Jabatan ASN terdiri atas: a. Jabatan Administrasi; b. Jabatan Fungsional; dan c. Jabatan Pimpinan Tinggi 2. Jabatan Administrasi terdiri atas: a. jabatan administrator; b. jabatan pengawas; dan c. jabatan pelaksnana 3. Setiap jabatan berbasis kompetensi
  • 9. 9 JJAABBAATTAANN FFUUNNGGSSIIOONNAALL 1. Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan fungsional keterampilan. 2. Jabatan fungsional keahlian terdiri atas: 1. ahli utama; 2. ahli madya; 3. ahli muda; dan 4. ahli pertama. 3. Jabatan fungsional keterampilan terdiri atas: 1. penyelia; 2. mahir; 3. terampil; 4. pemula.
  • 10. 10 JJAABBAATTAANN TTIINNGGGGII 1. Jabatan Pimpinan Tinggi terdiri atas: 1. jabatan pimpinan tinggi utama; 2. jabatan pimpinan tinggi madya; dan 3. jabatan pimpinan tinggi pratama. 2. Jabatan Pimpinan Tinggi berfungsi memimpin dan memotivasi setiap Pegawai ASN pada Instansi Pemerintah melalui: A. kepeloporan dalam bidang: 1. keahlian profesional; 2. analisis dan rekomendasi kebijakan; dan 3. kepemimpinan manajemen. B. pengembangan kerja sama dengan instansi lain; dan C. keteladanan dalam mengamalkan nilai dasar ASN dan melaksanakan kode etik dan kode perilaku ASN.
  • 11. 11 PERSYARATAN JJAABBAATTAANN TTIINNGGGGII 1. Untuk setiap Jabatan Pimpinan Tinggi ditetapkan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan pelatihan, rekam jejak jabatan dan integritas, serta persyaratan lain yang dibutuhkan. 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan pelatihan, rekam jejak jabatan dan integritas, serta persyaratan lain yang dibutuhkan Jabatan Pimpinan Tinggi diatur dengan Peraturan Pemerintah
  • 12. 12 KKEELLEEMMBBAAGGAAAANN AASSNN 1. Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN. 2. Untuk menyelenggarakan kekuasaannya, Presiden mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada: a. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara, berkaitan dengan kewenangan perumusan dan penetapan kebijakan, koordinasi dan sinkronisasi kebijakan, serta pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN; b. KASN, berkaitan dengan kewenangan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan Manajemen ASN untuk menjamin perwujudan Sistem Merit serta pengawasan terhadap penerapan asas serta kode etik dan kode perilaku ASN; c. LAN, berkaitan dengan kewenangan penelitian, pengkajian kebijakan Manajemen ASN, pembinaan, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ASN; dan d. BKN, berkaitan dengan kewenangan penyelenggaraan Manajemen ASN, pengawasan dan pengendalian pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria Manajemen ASN.
  • 13. 13 KEWENANGAN KKEEMMPPAANN && RRBB Membuat Kebijakan meliputi: 1. kebijakan reformasi birokrasi di bidang sumber daya manusia; 2. kebijakan umum pembinaan profesi ASN; 3. kebijakan umum Manajemen ASN, klasifikasi jabatan ASN, standar kompetensi jabatan Pegawai ASN, kebutuhan Pegawai ASN secara nasional, skala penggajian, tunjangan Pegawai ASN, dan sistem pensiun PNS. 4. pemindahan PNS antarjabatan, antardaerah, dan antarinstansi; 5. pertimbangan kepada Presiden dalam penindakan terhadap Pejabat yang Berwenang dan Pejabat Pembina Kepegawaian atas penyimpangan Sistem Merit dalam penyelenggaraan Manajemen ASN; dan 6. penyusunan kebijakan rencana kerja KASN, LAN, dan BKN di bidang Manajemen ASN.
  • 14. KASN (KOMISI APARATUR SSIIPPIILL NNEEGGAARRAA)) 14 STATUS KASN merupakan lembaga nonstruktural yang mandiri dan bebas dari intervensi politik untuk menciptakan Pegawai ASN yang profesional dan berkinerja, memberikan pelayanan secara adil dan netral, serta menjadi perekat dan pemersatu bangsa FUNGSI KASN berfungsi mengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik dan kode perilaku ASN, serta penerapan Sistem Merit dalam kebijakan dan Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah
  • 15. 15 TTUUJJUUAANN KKAASSNN 1. menjamin terwujudnya Sistem Merit dalam kebijakan dan Manajemen ASN; 2. mewujudkan ASN yang profesional, berkinerja tinggi, sejahtera, dan berfungsi sebagai perekat Negara Kesatuan Republik Indonesia; 3. mendukung penyelenggaraan pemerintahan negara yang efektif, efisien dan terbuka, serta bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme; 4. mewujudkan Pegawai ASN yang netral dan tidak membedakan masyarakat yang dilayani berdasarkan suku, agama, ras, dan golongan; 5. menjamin terbentuknya profesi ASN yang dihormati pegawainya dan masyarakat; dan 6. mewujudkan ASN yang dinamis dan berbudaya pencapaian kinerja.
  • 16. 16 TTUUGGAASS KKAASSNN KASN bertugas: 1. menjaga netralitas Pegawai ASN; 2. melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN; 3. melaporkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Manajemen ASN kepada Presiden.
  • 17. DALAM MELAKSANAKAN TTUUGGAASS KKAASSNN DDAAPPAATT 17 1. melakukan penelusuran data dan informasi terhadap pelaksanaan Sistem Merit dalam kebijakan dan Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah; 2. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi Pegawai ASN sebagai pemersatu bangsa; 3. menerima laporan terhadap pelanggaran norma dasar serta kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; 4. melakukan penelusuran data dan informasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan pelanggaran norma dasar serta kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; dan 5. melakukan upaya pencegahan pelanggaran norma dasar serta kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN.
  • 18. 18 KKEEWWEENNAANNGGAANN KKAASSNN 1. mengawasi setiap tahapan proses pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi mulai dari pembentukan panitia seleksi instansi, pengumuman lowongan, pelaksanaan seleksi, pengusulan nama calon, penetapan, dan pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi; 2. mengawasi dan mengevaluasi penerapan asas, nilai dasar serta kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; 3. meminta informasi dari pegawai ASN dan masyarakat mengenai laporan pelanggaran norma dasar serta kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; 4. memeriksa dokumen terkait pelanggaran norma dasar serta kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN;
  • 19. 19 KKEEWWEENNAANNGGAANN KKAASSNN 5. meminta klarifikasi dan/atau dokumen yang diperlukan dari Instansi Pemerintah untuk pemeriksaan laporan atas pelanggaran norma dasar serta kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN. 6. Dalam melakukan pengawasan KASN berwenang untuk memutuskan adanya pelanggaran kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN. 7. Hasil pengawasan disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian dan Pejabat yang Berwenang untuk wajib ditindaklanjuti
  • 20. 20 SSAANNKKSSII 1. Berdasarkan hasil pengawasan yang tidak ditindaklanjuti , KASN merekomendasikan kepada Presiden untuk menjatuhkan sanksi terhadap Pejabat Pembina Kepegawaian dan Pejabat yang Berwenang yang melanggar prinsip Sistem Merit dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Sanksi dapat berupa: a. peringatan; b. teguran; c. perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran; d. hukuman disiplin untuk Pejabat yang Berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan; dan e. sanksi untuk Pejabat Pembina Kepegawaian, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
  • 21. 21 PEJABAT PPEEMMBBIINNAA KKEEPPEEGGAAWWAAIIAANN Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dapat mendelegasikan kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama dan madya, dan pejabat fungsional keahlian utama kepada: 1. menteri di kementerian; 2. pimpinan lembaga di lembaga pemerintah nonkementerian; 3. sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan lembaga nonstruktural; 4. gubernur di provinsi; dan 5. bupati/walikota di kabupaten/kota
  • 22. 22 PEJABAT YYGG BBEERRWWEENNAANNGG 1. Presiden dapat mendelegasikan kewenangan pembinaan Manajemen ASN kepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekretaris jenderal/sekretariat lembaga negara, sekretariat lembaga nonstruktural, sekretaris daerah provinsi dan kabupaten/kota. 2. Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi Manajemen ASN di Instansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit dan berkonsultasi dengan Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing. 3. Pejabat yang Berwenang , memberikan rekomendasi usulan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing. 4. Pejabat yang Berwenang mengusulkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing- masing.
  • 23. 23 MMAANNAAJJEEMMEENN PPNNSS 1. Manajemen PNS meliputi: a. penyusunan dan penetapan kebutuhan; b. pengadaan; c. pangkat dan jabatan; d. pengembangan karier; e. pola karier; f. promosi; g. mutasi; h. penilaian kinerja; i. penggajian dan tunjangan; j. penghargaan; k. disiplin; l. pemberhentian; m. jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan n. perlindungan.
  • 24. 24 PELAKSANA MMAANNAAJJEEMMEENN PPNNSS 1. Manajemen PNS pada Instansi Pusat dilaksanakan oleh pemerintah pusat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Manajemen PNS pada Instansi Daerah dilaksanakan oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  • 25. 25 PENETAPAN KKEEBBUUTTUUHHAANN PPNNSS 1. Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja. 2. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan. 3. Berdasarkan penyusunan kebutuhan , Menteri menetapkan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS secara nasional.
  • 26. 26 SSEELLEEKKSSII PPNNSS 1. Penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS oleh Instansi Pemerintah melalui penilaian secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan lain yang dibutuhkan oleh jabatan. 2. Penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS terdiri dari 3 (tiga) tahap, meliputi seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar, dan seleksi kompetensi bidang. 3. Peserta yang lolos seleksi diangkat menjadi calon PNS. 4. Pengangkatan calon PNS ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian. 5. Calon PNS wajib menjalani masa percobaan
  • 27. 27 PPEENNGGEEMMBBAANNGGAANN KKAARRIIRR 1. Pengembangan karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah. 2. Pengembangan karier PNS dilakukan dengan mempertimbangkan integritas dan moralitas. 3. Kompetensi meliputi: a. kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis; b. kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan; dan c. kompetensi sosial kultural yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
  • 28. 28 PENGISIAN JABATAN PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII 1. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya dilakukan pada tingkat nasional
  • 29. 29 PENGISIAN JABATAN PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII 1. Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan pelatihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama dilakukan secara terbuka dan kompetitif pada tingkat nasional atau antarkabupaten/kota dalam 1 (satu) provinsi.
  • 30. SELEKSI PENGISIAN JABATAN PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII 1. Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi dilakukan oleh 30 Pejabat Pembina Kepegawaian dengan terlebih dahulu membentuk panitia seleksi Instansi Pemerintah. 2. Dalam membentuk panitia seleksi Pejabat Pembina Kepegawaian berkoordinasi dengan KASN. 3. Panitia seleksi Instansi Pemerintah terdiri dari unsur internal maupun eksternal Instansi Pemerintah yang bersangkutan. 4. Panitia seleksi dipilih dan diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan pengetahuan, pengalaman, kompetensi, rekam jejak, integritas moral, dan netralitas melalui proses yang terbuka.
  • 31. SELEKSI PENGISIAN JABATAN PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII 31 5. Panitia seleksi melakukan seleksi dengan memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan, rekam jejak jabatan, integritas, dan penilaian uji kompetensi melalui pusat penilaian (assesment center) atau metode penilaian lainnya. 6. Panitia seleksi menjalankan tugasnya untuk semua proses seleksi pengisian jabatan terbuka untuk masa tugas yang ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
  • 32. PENGISIAN JABATAN PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII DDII 32 PPEEMMDDAA 1. Pengisian jabatan pimpinan tinggi madya di tingkat provinsi dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dengan terlebih dahulu membentuk panitia seleksi. 2. Panitia seleksi memilih 3 (tiga) nama calon pejabat pimpinan tinggi madya untuk setiap 1 (satu) lowongan jabatan. 3. Tiga calon nama pejabat pimpinan tinggi madya yang terpilih disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian. 4. Pejabat Pembina Kepegawaian mengusulkan 3 (tiga) nama calon pejabat pimpinan tinggi madya kepada Presiden melalui menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri. 5. Presiden memilih 1 (satu) nama dari 3 (tiga) nama calon yang disampaikan untuk ditetapkan sebagai pejabat pimpinan tinggi madya.
  • 33. PENGISIAN JABATAN PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII DDII 33 PPEEMMDDAA 1. Pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dengan terlebih dahulu membentuk panitia seleksi. 2. Panitia seleksi memilih 3 (tiga) nama calon pejabat pimpinan tinggi pratama untuk setiap 1 (satu) lowongan jabatan. 3. Tiga nama calon pejabat pimpinan tinggi pratama yang terpilih disampaikan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian melalui Pejabat yang Berwenang. 4. Pejabat Pembina Kepegawaian memilih 1 (satu) dari 3 (tiga) nama calon untuk ditetapkan dan dilantik sebagai pejabat pimpinan tinggi pratama. 5. Khusus untuk pejabat pimpinan tinggi pratama yang memimpin sekretariat daerah kabupaten/kota sebelum ditetapkan oleh bupati/walikota dikoordinasikan dengan gubernur
  • 34. PENGGANTIAN PEJABAT PPIIMMPPIINNAANN TTIINNGGGGII 1. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. 2. Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. 34 3. Jabatan Pimpinan Tinggi hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun. 4. Jabatan Pimpinan Tinggi dapat diperpanjang berdasarkan pencapaian kinerja, kesesuaian kompetensi, dan berdasarkan kebutuhan instansi setelah mendapat persetujuan Pejabat Pembina Kepegawaian dan berkoordinasi dengan KASN.
  • 35. PENGAWASAN PENGISIAN PPEEJJAABBAATT PPIIMMPPIINNAANN 35 TTIINNGGGGII 1. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. 2. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri.
  • 36. PENGAWASAN PENGISIAN PPEEJJAABBAATT PPIIMMPPIINNAANN 36 TTIINNGGGGII Dalam melakukan pengawasan proses pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan jabatan pimpinan tinggi madya di Instansi Pusat dan jabatan pimpinan tinggi madya di Instansi Daerah , KASN berwenang memberikan rekomendasi kepada Pejabat Pembina Kepegawaian dalam hal: a. pembentukan panitia seleksi; b. pengumuman jabatan yang lowong; c. pelaksanaan seleksi; dan d. pengusulan nama calon.
  • 37. PENGAWASAN PENGISIAN PPEEJJAABBAATT PPIIMMPPIINNAANN 37 TTIINNGGGGII Dalam melakukan pengawasan pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama di Instansi Pusat dan Instansi Daerah , KASN berwenang memberikan rekomendasi kepada Pejabat Pembina Kepegawaian dalam hal: a. pembentukan panitia seleksi; b. pengumuman jabatan yang lowong; c. pelaksanaan seleksi; d. pengusulan nama calon; e. penetapan calon; dan f. pelantikan. Rekomendasi KASN bersifat mengikat. KASN menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden.
  • 38. MMaarrii kkiittaa iissii KKeemmeerrddeekkaaaann DDeennggaann KKeesseejjaahhtteerraaaann 38