2. Kolofon
Tulisan ini diambil dari artikel yang dimuat di situs media.isnet.org tanpa seijin dari pengelola dan menurut situs tersebut,
tulisan ini pernah diterbitkan oleh:
Penerbit Mizan
Digitalisasi dengan menggunakan aplikasi Adobe® InDesign® CS6 for Mac® OS X yang dibuat oleh Adobe® Systems Inc.
Typeface yang dipergunakan disini adalah: Myriad Pro, Adobe® Naskh dan Adobe® Garamond Pro yang dibuat oleh Adobe®
Systems Inc.
3. Membumikan
Al-Qur'an
Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat
DR. M. Quraish Shihab
Mizan
1996
5. Pengantar Pendijitalan
Tanpa bermaksud tidak menghormati Bagi para pembaca buku ini, jika anda merasa
karya besar dari DR. M. Quraish Shihab ini dan mampu untuk membeli, maka belilah! Jika anda
mengurangi keuntungan dari Penerbit Mizan — sudah mampu memenuhi kebutuhan makan
Bandung yang telah menyunting dan menerbitkan malam anda diwarung sebelah tanpa menuliskan
buku ini sebelumnya, maksud dan tujuan jumlah uang yang harus anda bayarkan dibuku
pedijitalan tulisan ini adalah untuk menanggapi 'Hutang' pada kolom nama anda, belilah! jika anda
keluhan beberapa kalangan yang berkepentingan menggunakan buku ini sebagai bahan referensi
dengan adanya tulisan ini, antara lain: tulisan, disertasi, tesis anda? cobalah menghubungi
1. Susah didapatkannya buku 'Membumikan sang penulis atau paling tidak menghubungi
Al-Qur'an' ini. penerbit Mizan — Bandung sebagai pemegang
2. Daya beli bagi beberapa mahasiswa hak penerbitan tulisan ini
atau pelajar maupun orang yang ingin Demikian, semoga bermanfaat dan selamat
mengakases tulisan ini dan, membaca!
3. Pendijital berkeyakinan bahwa tulisan yang
baik perlu disebarkan-luaskan ke segala Jakarta, 16 Agustus 2012
penjuru... bagaimanapun caranya! Pendijital — idul.choliq@atheist.com
Dengan maksud itulah pendijital meluangkan
waktu guna membuat buku dijital ini.
Tulisan asli diambil dari media.isnet.org,
juga tanpa seijin dari pengelola situs tersebut...,
jadi pada dasarnya, jika ditinjau dari hukum
formal, pendijitalan ini merupakan pembajakan!
dikarenakan dilakukan tanpa mendapatkan ijin
terlebih dahulu dari pihak yang berkepentingan.
7. Daftar Isi
Kolofon
ii
Pengantar Pendijitalan
v
1. Keotentikan Al-Quran 1
Bukti-bukti dari Al-Quran Sendiri
1
Bukti-bukti Kesejarahan
3
Penulisan Mushhaf
5
Penutup
6
2. Kebenaran Al-Quran
Bukti vii
3. Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-Quran 13
Periode Turunnya Al-Quran
14
Dakwah menurut Al-Quran
20
Tujuan Pokok Al-Quran
8. 21
4.
Kebenaran Ilmiah Al-Quran 23
Sistem Penalaran menurut Al-Quran
25
Ciri Khas Ilmu Pengetahuan
27
Perkembangan Tafsir
29
5. Ayat Ilmiah Al-Quran
Hikmah 35
Mengapa Tafsir Ilmiah Meluas?
36
Bagaimana Memahami Al-Quran di Masa Kini?
41
Kesimpulan
45
6. Al-Quran, Ilmu, dan Filsafat Manusia 47
Al-Quran di Tengah Perkembangan Ilmu
48
Al-Quran di Tengah Perkembangan Filsafat
53
Penutup
57
7. Sejarah Perkembangan Tafsir 59
viii
9. Kodifikasi Tafsir
61
Metode Tafsir
62
8. Kebebasan dan Pembatasan dalam Tafsir 65
Kebebasan dalam Menafsirkan Al-Quran
67
Pembatasan dalam Menafsirkan Al-Quran
67
Perubahan Sosial
70
Perkembangan Ilmu Pengetahuan
71
Bidang Bahasa
72
9. Perkembangan Metodologi Tafsir 75
Corak dan Metodologi Tafsir
75
Tafsir dalam Era Globalisasi
80
10. Tafsir dan Modernisasi 87
Arti Tajdid atau Modernisasi
88
Pandangan tentang Modernisasi Tafsir
ix
10. 90
11. Penafsiran Ilmiah Al-Quran 97
Perkembangan Penafsiran Ilmiah
97
Korelasi antara Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan
100
Penutup
109
12. Metode Tafsir Tematik 111
Beberapa Problem Tafsir
111
Metode Mawdhu'iy
114
Keistimewaan Metode Mawdhu'iy
118
Penutup
121
13. Hubungan Hadis dan Al-Quran 123
Fungsi Hadis terhadap Al-Quran
124
Pemahaman atas Makna Hadis
126
14. Fungsi dan Posisi Sunah Dalam Tafsir 131
x
11. 15. Ayat-ayat Kawniyyah dalam Al-Quran 137
Al-Quran dan Alam Raya
138
Pendapat Para Ulama tentang Penafsiran Ilmiah
140
Segi Bahasa Al-Quran dan Korelasi Antar Ayatnya
141
16. Konsep Qath'iy dan Zhanniy 145
Hakikat Qath'iy dan Zhanniy
147
Yang Qath'iy dalam Al-Quran
148
Catatan Akhir
150
17. Soal Nasikh dan Mansukh 153
Arti Naskh
154
Siapa yang Berwenang Melakukan Naskh?
159
18. Pokok-Pokok Bahasan Tafsir 163
Problematik Tafsir
163
Pengertian dan Tujuan Pengajaran Tafsir
xi
12. 165
Pokok Bahasan Tafsir
167
Materi 'Ulum Al-Quran
168
Pengenalan terhadap Al-Quran
168
Kaidah-kaidah Tafsir
168
Metode-metode Tafsir
169
Kitab-kitab Tafsir dan Para Mufasir
169
Materi Tafsir
169
19. Penafsiran "Khalifah" dengan Metoda Tematik 171
Arti Kata Khalifah
172
Arti Kekhalifahan di Bumi
174
Sifat-sifat Terpuji Seorang Khalifah
179
Ruang Lingkup Tugas-tugas Khalifah
183
xii
13. 20. Riba Menurut Al-Quran 185
Riba yang Dimaksud Al-Quran
186
Pelbagai Pandangan di Seputar Arti Adh'afan Mudha'afah
189
Kesimpulan
195
21. Kedudukan Perempuan dalam Islam 197
Asal Kejadian Perempuan
198
Hak-hak Perempuan
201
22. Laylat Al-Qadr 211
23. Makna Isra' dan Mi'raj 219
24. Selamat Natal Menurut Al-Qur'an 229
Adakah kacamata lain? Mungkin!
231
xiii
15. Keotentikan Al-Quran
1
A l-Quran Al-Karim memperkenalkan dirinya
dengan berbagai ciri dan sifat. Salah satu di
antaranya adalah bahwa ia merupakan kitab yang
apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-
Quran tidak berbeda sedikit pun dengan apa yang
pernah dibaca oleh Rasulullah saw., dan yang
keotentikannya dijamin oleh Allah, dan ia adalah didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi saw.
kitab yang selalu dipelihara. Tetapi, dapatkah kepercayaan itu didukung
oleh bukti-bukti lain? Dan, dapatkah bukti-bukti itu
Inna nahnu nazzalna al-dzikra wa inna lahu meyakinkan manusia, termasuk mereka yang tidak
lahafizhun percaya akan jaminan Allah di atas? Tanpa ragu
(Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al- kita mengiyakan pertanyaan di atas, karena seperti
Quran dan Kamilah Pemelihara-pemelihara- yang ditulis oleh almarhum 'Abdul-Halim Mahmud,
Nya) (QS 15:9). mantan Syaikh Al-Azhar: "Para orientalis yang dari
saat ke saat berusaha menunjukkan kelemahan Al-
Demikianlah Allah menjamin keotentikan Quran, tidak mendapatkan celah untuk meragukan
Al-Quran, jaminan yang diberikan atas dasar keotentikannya."(1) Hal ini disebabkan oleh bukti-
Kemahakuasaan dan Kemahatahuan-Nya, serta bukti kesejarahan yang mengantarkan mereka
berkat upaya-upaya yang dilakukan oleh makhluk- kepada kesimpulan tersebut.
makhluk-Nya, terutama oleh manusia. Dengan 1 'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafkir Al-Falsafiy fi Al-Islam, Dar
jaminan ayat di atas, setiap Muslim percaya bahwa Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, t.t., h. 50.
Bukti-bukti dari Al-Quran Sendiri
Sebelum menguraikan bukti-bukti kesejarahan, ulama besar Syi'ah kontemporer, Muhammad
ada baiknya saya kutipkan pendapat seorang Husain Al-Thabathaba'iy, yang menyatakan bahwa
16. sejarah Al-Quran demikian jelas dan terbuka, sejak Huruf-huruf hija'iyah yang terdapat pada awal
turunnya sampai masa kini. Ia dibaca oleh kaum beberapa surah dalam Al-Quran adalah jaminan
Muslim sejak dahulu sampai sekarang, sehingga keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima oleh
pada hakikatnya Al-Quran tidak membutuhkan Rasulullah saw. Tidak berlebih dan atau berkurang
sejarah untuk membuktikan keotentikannya. satu huruf pun dari kata-kata yang digunakan oleh
Kitab Suci tersebut lanjut Thabathaba'iy Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai
memperkenalkan dirinya sebagai Firman-firman dengan jumlah huruf-huruf B(i)sm Ali(a)h Al-R(a)
Allah dan membuktikan hal tersebut dengan hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam kurung
menantang siapa pun untuk menyusun seperti tidak tertulis dalam aksara bahasa Arab).
keadaannya. Ini sudah cukup menjadi bukti, Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah
walaupun tanpa bukti-bukti kesejarahan. Salah ke-50, ditemukan terulang sebanyak 57 kali atau 3
satu bukti bahwa Al-Quran yang berada di tangan X 19.
kita sekarang adalah Al-Quran yang turun kepada Huruf-huruf kaf, ha', ya', 'ayn, shad, dalam surah
Nabi saw. tanpa pergantian atau perubahan — Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 X 19.
tulis Thabathaba'iy lebih jauh— adalah berkaitan Huruf (nun) yang memulai surah Al-Qalam,
dengan sifat dan ciri-ciri yang diperkenalkannya ditemukan sebanyak 133 atau 7 X 19. Kedua, huruf
menyangkut dirinya, yang tetap dapat ditemui (ya') dan (sin) pada surah Yasin masing-masing
sebagaimana keadaannya dahulu.(2) ditemukan sebanyak 285 atau 15 X 19. Kedua huruf
Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat (tha') dan (ha') pada surah Thaha masing-masing
Rasyad Khalifah, juga mengemukakan bahwa berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 19 X 18.
dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti Huruf-huruf (ha') dan (mim) yang terdapat
sekaligus jaminan akan keotentikannya.(3) pada keseluruhan surah yang dimulai dengan
kedua huruf ini, ha' mim, kesemuanya merupakan
2 Muhammad Husain Al-Thabathabaly, Al-Qur'an fi Al-Islam,
Markaz I'lam Al-Dzikra Al-Khamisah li Intizhar Al-Tsawrah perkalian dari 114 X 19, yakni masing-masing
Al-Islamiyah, Teheran, h. 175. berjumlah 2.166.
3 Mustafa Mahmud, Min Asrar Al-Qur'an, Dar Al-Ma'arif,
Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan
Mesir, 1981, h. 64-65.
2
17. langsung dari celah ayat Al-Quran, oleh Rasyad dari jumlah-jumlah yang disebut itu, diambil dari
Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat
Al-Quran. Karena, seandainya ada ayat yang dalam surah Al-Muddatstsir ayat 30 yang turun
berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan dalam konteks ancaman terhadap seorang yang
kalimatnya dengan kata atau kalimat yang lain, meragukan kebenaran Al-Quran.
maka tentu perkalian-perkalian tersebut akan Demikianlah sebagian bukti keotentikan yang
menjadi kacau. terdapat di celah-celah Kitab Suci tersebut.
Angka 19 di atas, yang merupakan perkalian
Bukti-bukti Kesejarahan
Al-Quran Al-Karim turun dalam masa sekitar 22 sederhana dan bersahaja: Kesederhanaan ini,
tahun atau tepatnya, menurut sementara ulama, menjadikan mereka memiliki waktu luang yang
dua puluh dua tahun, dua bulan dan dua puluh cukup, disamping menambah ketajaman pikiran
dua hari. dan hafalan.
Ada beberapa faktor yang terlebih dahulu (3) Masyarakat Arab sangat gandrung lagi
harus dikemukakan dalam rangka pembicaraan membanggakan kesusastraan; mereka bahkan
kita ini, yang merupakan faktor-faktor pendukung melakukan perlombaan-perlombaan dalam bidang
bagi pembuktian otentisitas Al-Quran. ini pada waktu-waktu tertentu.
(1) Masyarakat Arab, yang hidup pada masa (4) Al-Quran mencapai tingkat tertinggi
turunnya Al-Quran, adalah masyarakat yang tidak dari segi keindahan bahasanya dan sangat
mengenal baca tulis. Karena itu, satu-satunya mengagumkan bukan saja bagi orang-orang
andalan mereka adalah hafalan. Dalam hal hafalan, mukmin, tetapi juga orang kafir. Berbagai riwayat
orang Arab —bahkan sampai kini— dikenal sangat menyatakan bahwa tokoh-tokoh kaum musyrik
kuat. seringkali secara sembunyi-sembunyi berupaya
(2) Masyarakat Arab —khususnya pada masa mendengarkan ayat-ayat Al-Quran yang dibaca
turunnya Al-Quran— dikenal sebagai masyarakat oleh kaum Muslim. Kaum Muslim, disamping
3
18. mengagumi keindahan bahasa Al-Quran, juga sahabat Nabi saw. yang menghafalkan Al-Quran.
mengagumi kandungannya, serta meyakini bahwa Bahkan dalam peperangan Yamamah, yang
ayat-ayat Al-Quran adalah petunjuk kebahagiaan terjadi beberapa saat setelah wafatnya Rasul saw.,
dunia dan akhirat. telah gugur tidak kurang dari tujuh puluh orang
(5) Al-Quran, demikian pula Rasul saw., penghafal Al-Quran.(4)
menganjurkan kepada kaum Muslim untuk Walaupun Nabi saw. dan para sahabat
memperbanyak membaca dan mempelajari Al- menghafal ayat-ayat Al-Quran, namun guna
Quran dan anjuran tersebut mendapat sambutan menjamin terpeliharanya wahyu-wahyu Ilahi
yang hangat. itu, beliau tidak hanya mengandalkan hafalan,
(6) Ayat-ayat Al-Quran turun berdialog dengan tetapi juga tulisan. Sejarah menginformasikan
mereka, mengomentari keadaan dan peristiwa- bahwa setiap ada ayat yang turun, Nabi saw. lalu
peristiwa yang mereka alami, bahkan menjawab memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai
pertanyaan-pertanyaan mereka. Disamping itu, menulis, untuk menuliskan ayat-ayat yang baru
ayat-ayat Al-Quran turun sedikit demi sedikit. Hal saja diterimanya, sambil menyampaikan tempat
itu lebih mempermudah pencernaan maknanya dan urutan setiap ayat dalam surahnya. Ayat-
dan proses penghafalannya. ayat tersebut mereka tulis dalam pelepah kurma,
(7) Dalam Al-Quran, demikian pula hadis- batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang.
hadis Nabi, ditemukan petunjuk-petunjuk yang Sebagian sahabat ada juga yang menuliskan
mendorong para sahabatnya untuk selalu bersikap ayat-ayat tersebut secara pribadi, namun karena
teliti dan hati-hati dalam menyampaikan berita keterbatasan alat tulis dan kemampuan maka
—lebih-lebih kalau berita tersebut merupakan tidak banyak yang melakukannya disamping
Firman-firman Allah atau sabda Rasul-Nya. kemungkinan besar tidak mencakup seluruh
Faktor-faktor di atas menjadi penunjang ayat Al-Quran. Kepingan naskah tulisan yang
terpelihara dan dihafalkannya ayat-ayat Al-Quran. diperintahkan oleh Rasul itu, baru dihimpun dalam
Itulah sebabnya, banyak riwayat sejarah yang
4 'Abdul Azhim Al-Zarqaniy, Manahil Al-'Irfan i 'Ulum
menginformasikan bahwa terdapat ratusan
Al-Qur'an, Al-Halabiy, Kairo, 1980, jilid 1, h. 250.
4
19. bentuk "kitab" pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar r.a.(5)
5 Ibid., h. 252.
Penulisan Mushhaf
Dalam uraian sebelumnya dikemukakan bahwa Bakar r.a. memerintahkan kepada seluruh kaum
ketika terjadi peperangan Yamamah, terdapat Muslim untuk membawa naskah tulisan ayat Al-
puluhan penghafal Al-Quran yang gugur. Hal Quran yang mereka miliki ke Masjid Nabawi untuk
ini menjadikan 'Umar ibn Al-Khaththab menjadi kemudian diteliti oleh Zaid dan timnya. Dalam
risau tentang "masa depan Al-Quran". Karena itu, hal ini, Abu Bakar r.a. memberi petunjuk agar tim
beliau mengusulkan kepada Khalifah Abu Bakar tersebut tidak menerima satu naskah kecuali yang
agar mengumpulkan tulisan-tulisan yang pernah memenuhi dua syarat:
ditulis pada masa Rasul. Walaupun pada mulanya Pertama, harus sesuai dengan hafalan para
Abu Bakar ragu menerima usul tersebut —dengan sahabat lain.
alasan bahwa pengumpulan semacam itu tidak Kedua, tulisan tersebut benar-benar adalah
dilakukan oleh Rasul saw.— namun pada akhirnya yang ditulis atas perintah dan di hadapan Nabi
'Umar r.a. dapat meyakinkannya. Dan keduanya saw. Karena, seperti yang dikemukakan di atas,
sepakat membentuk suatu tim yang diketuai oleh sebagian sahabat ada yang menulis atas inisiatif
Zaid ibn Tsabit dalam rangka melaksanakan tugas sendiri.
suci dan besar itu. Untuk membuktikan syarat kedua tersebut,
Zaid pun pada mulanya merasa sangat berat diharuskan adanya dua orang saksi mata.
untuk menerima tugas tersebut, tetapi akhirnya Sejarah mencatat bahwa Zaid ketika itu
ia dapat diyakinkan —apalagi beliau termasuk menemukan kesulitan karena beliau dan sekian
salah seorang yang ditugaskan oleh Rasul pada banyak sahabat menghafal ayat Laqad ja'akum
masa hidup beliau untuk menuliskan wahyu Rasul min anfusikum 'aziz 'alayh ma 'anittun harish
Al-Quran. Dengan dibantu oleh beberapa orang 'alaykum bi almu'minina Ra'uf al-rahim (QS 9:128).
sahabat Nabi, Zaid pun memulai tugasnya. Abu Tetapi, naskah yang ditulis di hadapan Nabi saw.
5
20. tidak ditemukan. Syukurlah pada akhirnya naskah dengan 142 X 19, sedangkan kata Al-Rahman
tersebut ditemukan juga di tangan seorang sebanyak 57 kali atau sama dengan 3 X 19, dan
sahabat yang bernama Abi Khuzaimah Al-Anshari. Al-Rahim sebanyak 115 kali. Di sini, ia menemukan
Demikianlah, terlihat betapa Zaid menggabungkan kejanggalan, yang konon mengantarnya
antara hafalan sekian banyak sahabat dan naskah mencurigai adanya satu ayat yang menggunakan
yang ditulis di hadapan Nabi saw., dalam rangka kata rahim, yang pada hakikatnya bukan ayat Al-
memelihara keotentikan Al-Quran. Dengan Quran. Ketika itu, pandangannya tertuju kepada
demikian, dapat dibuktikan dari tata kerja dan surah Al-Tawbah ayat 128, yang pada mulanya
data-data sejarah bahwa Al-Quran yang kita baca tidak ditemukan oleh Zaid. Karena, sebagaimana
sekarang ini adalah otentik dan tidak berbeda terbaca di atas, ayat tersebut diakhiri dengan kata
sedikit pun dengan apa yang diterima dan dibaca rahim.
oleh Rasulullah saw., lima belas abad yang lalu. Sebenarnya, kejanggalan yang ditemukannya
Sebelum mengakhiri tulisan ini, perlu akan sirna, seandainya ia menyadari bahwa kata
dikemukakan bahwa Rasyad Khalifah, yang rahim pada ayat Al-Tawbah di atas, bukannya
menemukan rahasia angka 19 yang dikemukakan menunjuk kepada sifat Tuhan, tetapi sifat Nabi
di atas, mendapat kesulitan ketika menemukan Muhammad saw. Sehingga ide yang ditemukannya
bahwa masing-masing kata yang menghimpun dapat saja benar tanpa meragukan satu ayat dalam
Bismillahirrahmanirrahim, kesemuanya habis Al-Quran, bila dinyatakan bahwa kata rahim dalam
terbagi 19, kecuali Al-Rahim. Kata Ism terulang Al-Quran yang menunjuk sifat Allah jumlahnya 114
sebanyak 19 kali, Allah sebanyak 2.698 kali, sama dan merupakan perkalian dari 6 X 19.
Penutup
Demikianlah sekelumit pembicaraan dan bukti- Kitab Suci ini, antara lain berkat upaya kaum
bukti yang dikemukakan para ulama dan pakar, beriman.
menyangkut keotentikan ayat-ayat Al-Quran.
Terlihat bagaimana Allah menjamin terpeliharanya
6
21. Bukti Kebenaran Al-Quran
Al-Quran mempunyai sekian banyak fungsi. Seorang ahli berkomentar bahwa tantangan
2
Di antaranya adalah menjadi bukti kebenaran yang sedemikian lantang ini tidak dapat
Nabi Muhammad saw. Bukti kebenaran tersebut dikemukakan oleh seseorang kecuali jika ia
dikemukakan dalam tantangan yang sifatnya memiliki satu dari dua sifat: gila atau sangat
bertahap. Pertama, menantang siapa pun yang yakin. Muhammad saw. sangat yakin akan wahyu-
meragukannya untuk menyusun semacam Al- wahyu Tuhan, karena "Wahyu adalah informasi
Quran secara keseluruhan (baca QS 52:34). Kedua, yang diyakini dengan sebenarnya bersumber dari
menantang mereka untuk menyusun sepuluh Tuhan."
surah semacam Al-Quran (baca QS 11:13). Seluruh Walaupun Al-Quran menjadi bukti kebenaran
Al-Quran berisikan 114 surah. Ketiga, menantang Nabi Muhammad, tapi fungsi utamanya adalah
mereka untuk menyusun satu surah saja semacam menjadi "petunjuk untuk seluruh umat manusia."
Al-Quran (baca QS 10:38). Keempat, menantang Petunjuk yang dimaksud adalah petunjuk agama,
mereka untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih atau yang biasa juga disebut sebagai syari'at.
kurang sama dengan satu surah dari Al-Quran Syari'at, dari segi pengertian kebahasaan, berarti
(baca QS 2:23). ' jalan menuju sumber air." Jasmani manusia,
Dalam hal ini, Al-Quran menegaskan: bahkan seluruh makhluk hidup, membutuhkan
Katakanlah (hai Muhammad) sesungguhnya jika air, demi kelangsungan hidupnya. Ruhaninya pun
manusia dan jin berkumpul untuk membuat membutuhkan "air kehidupan." Di sini, syari'at
yang serupa Al-Quran ini, niscaya mereka tidak mengantarkan seseorang menuju air kehidupan
akan mampu membuat yang serupa dengannya, itu.
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu Dalam syari'at ditemukan sekian banyak rambu-
bagi sebagian yang lain. (QS 17 :88). rambu jalan: ada yang berwarna merah, yang
22. berarti larangan; ada pula yang berwarna kuning, kematian.
yang memerlukan kehati-hatian; dan ada yang Jika demikian, yang harus menyusunnya adalah
hijau warnanya, yang melambangkan kebolehan "Sesuatu" yang tidak bersifat egoistis, yang tidak
melanjutkan perjalanan. Ini semua, persis sama mempunyai sedikit kepentingan pun, sekaligus
dengan lampu-lampu lalulintas. Lampu merah memiliki pengetahuan yang Mahaluas. "Sesuatu"
tidak memperlambat seseorang sampai ke tujuan. itu adalah Tuhan Yang Mahaesa, dan peraturan
Bahkan ia merupakan salah satu faktor utama yang yang dibuatnya itu dinamai "agama".
memelihara pejalan dari mara bahaya. Demikian Sayang bahwa tidak semua manusia dapat
juga halnya dengan "lampu-lampu merah" atau berhubungan langsung secara jelas dengan
larangan-larangan agama. Tuhan, guna memperoleh informasi-Nya. Karena
Kita sangat membutuhkan peraturan-peraturan itu, Tuhan memilih orang-orang tertentu, yang
lalulintas demi memelihara keselamatan kita. memiliki kesucian jiwa dan kecerdasan pikiran
Demikian juga dengan peraturan lalulintas menuju untuk menyampaikan informasi tersebut kepada
kehidupan yang lebih jauh, kehidupan sesudah mereka. Mereka yang terpilih itu dinamai Nabi atau
mati. Di sini, siapakah yang seharusnya membuat Rasul.
peraturan-peraturan menuju perjalanan yang Karena sifat egoistis manusia, maka ia tidak
sangat jauh itu? mempercayai informasi-informasi Tuhan yang
Manusia memiliki kelemahan-kelemahan. disampaikan oleh para Nabi itu. Mereka bahkan
Antara lain, ia seringkali bersifat egoistis. tidak percaya bahwa manusia-manusia terpilih itu
Disamping itu, pengetahuannya sangat terbatas. adalah Nabi-nabi yang mendapat tugas khusus
Lantaran itu, jika ia yang diserahi menyusun dari Tuhan.
peraturan lalulintas menuju kehidupan sesudah Untuk meyakinkan manusia, para Nabi atau
mati, maka diduga keras bahwa ia, di samping Rasul diberi bukti-bukti yang pasti dan terjangkau.
hanya akan menguntungkan dirinya sendiri, juga Bukti-bukti tersebut merupakan hal-hal tertentu
akan sangat terbatas bahkan keliru, karena ia yang tidak mungkin dapat mereka —sebagai
tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah manusia biasa (bukan pilihan Tuhan)— lakukan.
viii
23. Bukti-bukti tersebut dalam bahasa agama dinamai tengah-tengah masyarakat yang relatif telah
"mukjizat". mengenal peradaban, seperti Mesir, Persia atau
Para Nabi atau Rasul terdahulu memiliki Romawi. Beliau dibesarkan dan hidup di tengah-
mukjizat-mukjizat yang bersifat temporal, lokal, tengah kaum yang oleh beliau sendiri dilukiskan
dan material. Ini disebabkan karena misi mereka sebagai "Kami adalah masyarakat yang tidak
terbatas pada daerah tertentu dan waktu tertentu. pandai menulis dan berhitung." Inilah sebabnya,
Ini jelas berbeda dengan misi Nabi Muhammad konon, sehingga angka yang tertinggi yang
saw. Beliau diutus untuk seluruh umat manusia, di mereka ketahui adalah tujuh. Inilah latar belakang,
mana dan kapan pun hingga akhir zaman. mengapa mereka mengartikan "tujuh langit"
Pengutusan ini juga memerlukan mukjizat. sebagai "banyak langit." Al-Quran juga menyatakan
Dan karena sifat pengutusan itu, maka bukti bahwa seandainya Muhammad dapat membaca
kebenaran beliau juga tidak mungkin bersifat lokal, atau menulis pastilah akan ada yang meragukan
temporal, dan material. Bukti itu harus bersifat kenabian beliau (baca QS 29:48).
universal, kekal, dapat dipikirkan dan dibuktikan Ketiga aspek yang dimaksud di atas adalah
kebenarannya oleh akal manusia. Di sinilah terletak sebagai berikut. Pertama, aspek keindahan dan
fungsi Al-Quran sebagai mukjizat. ketelitian redaksi-redaksinya. Tidak mudah untuk
Paling tidak ada tiga aspek dalam Al-Quran menguraikan hal ini, khususnya bagi kita yang
yang dapat menjadi bukti kebenaran Nabi tidak memahami dan memiliki "rasa bahasa" Arab
Muhammad saw., sekaligus menjadi bukti —karena keindahan diperoleh melalui "perasaan",
bahwa seluruh informasi atau petunjuk yang bukan melalui nalar. Namun demikian, ada satu
disampaikannya adalah benar bersumber dari atau dua hal menyangkut redaksi Al-Quran yang
Allah SWT. dapat membantu pemahaman aspek pertama ini.
Ketiga aspek tersebut akan lebih meyakinkan Seperti diketahui, seringkali Al-Quran "turun"
lagi, bila diketahui bahwa Nabi Muhammad secara spontan, guna menjawab pertanyaan atau
bukanlah seorang yang pandai membaca dan mengomentari peristiwa. Misalnya pertanyaan
menulis. Ia juga tidak hidup dan bermukim di orang Yahudi tentang hakikat ruh. Pertanyaan
ix
24. ini dijawab secara langsung, dan tentunya (keburukan), masing-masing 167 kali;
spontanitas tersebut tidak memberi peluang Al-Thumaninah (kelapangan/ketenangan) dan
untuk berpikir dan menyusun jawaban dengan al-dhiq (kesempitan/kekesalan), masing-masing 13
redaksi yang indah apalagi teliti. Namun demikian, kali;
setelah Al-Quran rampung diturunkan dan Al-rahbah (cemas/takut) dan al-raghbah (harap/
kemudian dilakukan analisis serta perhitungan ingin), masing-masing 8 kali;
tentang redaksi-redaksinya, ditemukanlah hal-hal Al-kufr (kekufuran) dan al-iman (iman) dalam
yang sangat menakjubkan. Ditemukan adanya bentuk definite, masing-masing 17 kali;
keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata Kufr (kekufuran) dan iman (iman) dalam bentuk
yang digunakannya, seperti keserasian jumlah dua indifinite, masing-masing 8 kali;
kata yang bertolak belakang. Al-shayf (musim panas) dan al-syita' (musim
Abdurrazaq Nawfal, dalam Al-Ijaz Al-Adabiy dingin), masing-masing 1 kali.
li Al-Qur'an Al-Karim yang terdiri dari tiga jilid, B. Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan
mengemukakan sekian banyak contoh tentang sinonimnya/makna yang dikandungnya.
keseimbangan tersebut, yang dapat kita simpulkan Al-harts dan al-zira'ah (membajak/bertani),
secara sangat singkat sebagai berikut. masing-masing 14 kali;
A. Keseimbangan antara jumlah bilangan Al-'ushb dan al-dhurur (membanggakan diri/
kata dengan antonimnya. Beberapa contoh, di angkuh), masing-masing 27 kali;
antaranya: Al-dhallun dan al-mawta (orang sesat/mati
Al-hayah (hidup) dan al-mawt (mati), masing- [jiwanya]), masing-masing 17 kali;
masing sebanyak 145 kali; Al-Qur'an, al-wahyu dan Al-Islam (Al-Quran,
Al-naf' (manfaat) dan al-madharrah (mudarat), wahyu dan Islam), masing-masing 70 kali;
masing-masing sebanyak 50 kali; Al-aql dan al-nur (akal dan cahaya), masing-
Al-har (panas) dan al-bard (dingin), masing- masing 49 kali;
masing 4 kali; Al-jahr dan al-'alaniyah (nyata), masing-masing
Al-shalihat (kebajikan) dan al-sayyi'at 16 kali.
x
25. C. Keseimbangan antara jumlah bilangan (1) Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal
kata dengan jumlah kata yang menunjuk kepada sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam
akibatnya. setahun. Sedangkan kata hari yang menunjuk
Al-infaq (infak) dengan al-ridha (kerelaan), kepada bentuk plural (ayyam) atau dua (yawmayni),
masing-masing 73 kali; jumlah keseluruhannya hanya tiga puluh, sama
Al-bukhl (kekikiran) dengan al-hasarah dengan jumlah hari dalam sebulan. Disisi lain,
(penyesalan), masing-masing 12 kali; kata yang berarti "bulan" (syahr) hanya terdapat
Al-kafirun (orang-orang kafir) dengan al-nar/ dua belas kali, sama dengan jumlah bulan dalam
al-ahraq (neraka/ pembakaran), masing-masing 154 setahun.
kali; (2) Al-Quran menjelaskan bahwa langit ada
Al-zakah (zakat/penyucian) dengan al-barakat "tujuh." Penjelasan ini diulanginya sebanyak tujuh
(kebajikan yang banyak), masing-masing 32 kali; kali pula, yakni dalam ayat-ayat Al-Baqarah 29,
Al-fahisyah (kekejian) dengan al-ghadhb Al-Isra' 44, Al-Mu'minun 86, Fushshilat 12, Al-Thalaq
(murka), masing-masing 26 kali. 12, Al-Mulk 3, dan Nuh 15. Selain itu, penjelasannya
D. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata tentang terciptanya langit dan bumi dalam enam
dengan kata penyebabnya. hari dinyatakan pula dalam tujuh ayat.
Al-israf (pemborosan) dengan al-sur'ah (3) Kata-kata yang menunjuk kepada utusan
(ketergesa-gesaan), masing-masing 23 kali; Tuhan, baik rasul (rasul), atau nabiyy (nabi), atau
Al-maw'izhah (nasihat/petuah) dengan al-lisan basyir (pembawa berita gembira), atau nadzir
(lidah), masing-masing 25 kali; (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah
Al-asra (tawanan) dengan al-harb (perang), 518 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah
masing-masing 6 kali; penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa
Al-salam (kedamaian) dengan al-thayyibat berita tersebut, yakni 518 kali.
(kebajikan), masing-masing 60 kali. Demikianlah sebagian dari hasil penelitian yang
E. Di samping keseimbangan-keseimbangan kita rangkum dan kelompokkan ke dalam bentuk
tersebut, ditemukan juga keseimbangan khusus. seperti terlihat di atas.
xi
26. Kedua adalah pemberitaan-pemberitaan Ketiga, isyarat-isyarat ilmiahnya. Banyak sekah
gaibnya. Fir'aun, yang mengejar-ngejar Nabi Musa., isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al-Quran.
diceritakan dalam surah Yunus. Pada ayat 92 surah Misalnya diisyaratkannya bahwa "Cahaya matahari
itu, ditegaskan bahwa "Badan Fir'aun tersebut bersumber dari dirinya sendiri, sedang cahaya
akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran bulan adalah pantulan (dari cahaya matahari)"
generasi berikut." Tidak seorang pun mengetahui (perhatikan QS 10:5); atau bahwa jenis kelamin
hal tersebut, karena hal itu telah terjadi sekitar anak adalah hasil sperma pria, sedang wanita
1200 tahun S.M. Nanti, pada awal abad ke-19, sekadar mengandung karena mereka hanya
tepatnya pada tahun 1896, ahli purbakala Loret bagaikan "ladang" (QS 2:223); dan masih banyak
menemukan di Lembah Raja-raja Luxor Mesir, satu lagi lainnya yang kesemuanya belum diketahui
mumi, yang dari data-data sejarah terbukti bahwa manusia kecuali pada abad-abad bahkan tahun-
ia adalah Fir'aun yang bernama Maniptah dan tahun terakhir ini. Dari manakah Muhammad
yang pernah mengejar Nabi Musa a.s. Selain itu, mengetahuinya kalau bukan dari Dia, Allah Yang
pada tanggal 8 Juli 1908, Elliot Smith mendapat Maha Mengetahui!
izin dari pemerintah Mesir untuk membuka Kesemua aspek tersebut tidak dimaksudkan
pembalut-pembalut Fir'aun tersebut. Apa yang kecuali menjadi bukti bahwa petunjuk-petunjuk
ditemukannya adalah satu jasad utuh, seperti yang disampaikan oleh Al-Quran adalah benar,
yang diberitakan oleh Al-Quran melalui Nabi yang sehingga dengan demikian manusia yakin serta
ummiy (tak pandai membaca dan menulis itu). secara tulus mengamalkan petunjuk-petunjuknya.
Mungkinkah ini?
Setiap orang yang pernah berkunjung ke
Museum Kairo, akan dapat melihat Fir'aun tersebut.
Terlalu banyak ragam serta peristiwa gaib yang
telah diungkapkan Al-Quran dan yang tidak
mungkin dikemukakan dalam kesempatan yang
terbatas ini.
xii
27. Sejarah Turunnya dan Tujuan Pokok Al-
3
Quran
Agama Islam, agama yang kita anut dan Disamping keterangan yang diberikan oleh
dianut oleh ratusan juta kaum Muslim di seluruh Rasulullah saw., Allah memerintahkan pula kepada
dunia, merupakan way of life yang menjamin umat manusia seluruhnya agar memperhatikan
kebahagiaan hidup pemeluknya di dunia dan di dan mempelajari Al-Quran: Tidaklah mereka
akhirat kelak. Ia mempunyai satu sendi utama yang memperhatikan isi Al-Quran, bahkan ataukah hati
esensial: berfungsi memberi petunjuk ke jalan yang mereka tertutup (QS 47:24).
sebaik-baiknya. Allah berfirman, Sesungguhnya Mempelajari Al-Quran adalah kewajiban.
Al-Quran ini memberi petunjuk menuju jalan yang Berikut ini beberapa prinsip dasar untuk
sebaik-baiknya (QS, 17:9). memahaminya, khusus dari segi hubungan Al-
Al-Quran memberikan petunjuk dalam Quran dengan ilmu pengetahuan. Atau, dengan
persoalan-persoalan akidah, syariah, dan akhlak, kata lain, mengenai "memahami Al-Quran dalam
dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip Hubungannya dengan Ilmu Pengetahuan."
mengenai persoalan-persoalan tersebut; dan Allah (Persoalan ini sangat penting, terutama pada
SWT menugaskan Rasul saw., untuk memberikan masa-masa sekarang ini, dimana perkembangan
keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar ilmu pengetahuan demikian pesat dan meliputi
itu: Kami telah turunkan kepadamu Al-Dzikr (Al- seluruh aspek kehidupan.
Quran) untuk kamu terangkan kepada manusia Kekaburan mengenai hal ini dapat
apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar menimbulkan ekses-ekses yang mempengaruhi
mereka berpikir (QS 16:44). perkembangan pemikiran kita dewasa ini dan
28. generasi-generasi yang akan datang. Dalam di pihak lain, tidak dapat mencapai kata sepakat
bukunya, Science and the Modern World, A.N. tentang hubungan antara Kitab Suci dan ilmu
Whitehead menulis: "Bila kita menyadari betapa pengetahuan; tetapi agama yang dimaksudkannya
pentingnya agama bagi manusia dan betapa dapat mencakup segenap keyakinan yang dianut
pentingnya ilmu pengetahuan, maka tidaklah manusia.
berlebihan bila dikatakan bahwa sejarah kita yang Demikian pula halnya bagi umat Islam,
akan datang bergantung pada putusan generasi pengertian kita terhadap hubungan antara
sekarang mengenai hubungan antara keduanya."(1) Al-Quran dan ilmu pengetahuan akan memberi
Tulisan Whithead ini berdasarkan apa yang pengaruh yang tidak kecil terhadap perkembangan
terjadi di Eropa pada abad ke-18, yang ketika itu, agama dan sejarah perkembangan manusia pada
gereja/pendeta di satu pihak dan para ilmuwan generasi-generasi yang akan datang.
1 Whitehead, Science and the Modern World, hal. 180.
Periode Turunnya Al-Quran
Al-Quran Al-Karim yang terdiri dari 114 surah umat-umat yang lalu disatukan dengan nasihat,
dan susunannya ditentukan oleh Allah SWT. ultimatum, dorongan atau tanda-tanda kebesaran
dengan cara tawqifi, tidak menggunakan metode Allah yang ada di alam semesta. Terkadang pula,
sebagaimana metode-metode penyusunan buku- ada suatu persoalan atau hukum yang sedang
buku ilmiah. Buku-buku ilmiah yang membahas diterangkan tiba-tiba timbul persoalan lain yang
satu masalah, selalu menggunakan satu metode pada pandangan pertama tidak ada hubungan
tertentu dan dibagi dalam bab-bab dan pasal- antara satu dengan yang lainnya. Misalnya, apa
pasal. Metode ini tidak terdapat di dalam Al-Quran yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 216-
Al-Karim, yang di dalamnya banyak persoalan 221, yang mengatur hukum perang dalam asyhur
induk silih-berganti diterangkan. al-hurum berurutan dengan hukum minuman
Persoalan akidah terkadang bergandengan keras, perjudian, persoalan anak yatim, dan
dengan persoalan hukum dan kritik; sejarah perkawinan dengan orang-orang musyrik.
14
29. Yang demikian itu dimaksudkan agar pada hakikatnya periode pertama dan kedua
memberikan kesan bahwa ajaran-ajaran Al-Quran dalam pembagian tersebut adalah kumpulan dari
dan hukum-hukum yang tercakup didalamnya ayat-ayat Makkiyah, dan periode ketiga adalah
merupakan satu kesatuan yang harus ditaati oleh ayat-ayat Madaniyyah. Pembagian demikian untuk
penganut-penganutnya secara keseluruhan tanpa lebih menjelaskan tujuan-tujuan pokok Al-Quran.
ada pemisahan antara satu dengan yang lainnya.
Dalam menerangkan masalah-masalah filsafat dan Periode Pertama
metafisika, Al-Quran tidak menggunakan istilah Diketahui bahwa Muhammad saw., pada
filsafat dan logika. Juga dalam bidang politik, awal turunnya wahyu pertama (iqra'), belum
ekonomi, sosial dan kebudayaan. Yang demikian dilantik menjadi Rasul. Dengan wahyu pertama
ini membuktikan bahwa Al-Quran tidak dapat itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang
dipersamakan dengan kitab-kitab yang dikenal tidak ditugaskan untuk menyampaikan apa yang
manusia. diterima. Baru setelah turun wahyu kedualah
Tujuan Al-Quran juga berbeda dengan tujuan beliau ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-
kitab-kitab ilmiah. Untuk memahaminya, terlebih wahyu yang diterimanya, dengan adanya firman
dahulu harus diketahui periode turunnya Al-Quran. Allah: "Wahai yang berselimut, bangkit dan berilah
Dengan mengetahui periode-periode tersebut, peringatan" (QS 74:1-2).
tujuan-tujuan Al-Quran akan lebih jelas. Kemudian, setelah itu, kandungan wahyu
Para ulama 'Ulum Al-Quran membagi sejarah Ilahi berkisar dalam tiga hal. Pertama, pendidikan
turunnya Al-Quran dalam dua periode: (1) Periode bagi Rasulullah saw., dalam membentuk
sebelum hijrah; dan (2) Periode sesudah hijrah. kepribadiannya. Perhatikan firman-Nya:
Ayat-ayat yang turun pada periode pertama Wahai orang yang berselimut, bangunlah dan
dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang sampaikanlah. Dan Tuhanmu agungkanlah.
turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat Bersihkanlah pakaianmu. Tinggalkanlah kotoran
Madaniyyah. Tetapi, di sini, akan dibagi sejarah (syirik). Janganlah memberikan sesuatu dengan
turunnya Al-Quran dalam tiga periode, meskipun mengharap menerima lebih banyak darinya, dan
15
30. sabarlah engkau melaksanakan perintah-perintah mengetahui pula persoalan-persoalan tauhid dan
Tuhanmu (QS 74:1-7). tanzih (penyucian) Allah SWT.
Dalam wahyu ketiga terdapat pula bimbingan Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar
untuknya: Wahai orang yang berselimut, akhlak Islamiah, serta bantahan-bantahan secara
bangkitlah, shalatlah di malam hari kecuali sedikit umum mengenai pandangan hidup masyarakat
darinya, yaitu separuh malam, kuranq sedikit dari jahiliah ketika itu. Ini dapat dibaca, misalnya, dalam
itu atau lebih, dan bacalah Al-Quran dengan tartil surah Al-Takatsur, satu surah yang mengecam
(QS 73:1-4). mereka yang menumpuk-numpuk harta; dan surah
Perintah ini disebabkan karena Sesungguhnya Al-Ma'un yang menerangkan kewajiban terhadap
kami akan menurunkan kepadamu wahyu yang fakir miskin dan anak yatim serta pandangan
sangat berat (QS 73:5). agama mengenai hidup bergotong-royong.
Ada lagi ayat-ayat lain, umpamanya: Berilah Periode ini berlangsung sekitar 4-5 tahun dan
peringatan kepada keluargamu yang terdekat. telah menimbulkan bermacam-macam reaksi di
Rendahkanlah dirimu, janganlah bersifat kalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi
sombong kepada orang-orang yang beriman tersebut nyata dalam tiga hal pokok:
yang mengikutimu. Apabila mereka (keluargamu) Segolongan kecil dari mereka menerima
enggan mengikutimu, katakanlah: aku berlepas dengan baik ajaran-ajaran Al-Quran.
dari apa yang kalian kerjakan (QS 26:214-216). Sebagian besar dari masyarakat tersebut
Demikian ayat-ayat yang merupakan menolak ajaran Al-Quran, karena kebodohan
bimbingan bagi beliau demi suksesnya dakwah. mereka (QS 21:24), keteguhan mereka
Kedua, pengetahuan-pengetahuan dasar mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek
mengenai sifat dan af'al Allah, misalnya surah moyang (QS 43:22), dan atau karena adanya
Al-A'la (surah ketujuh yang diturunkan) atau maksud-maksud tertentu dari satu golongan
surah Al-Ikhlash, yang menurut hadis Rasulullah seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan: "Kalau
"sebanding dengan sepertiga Al-Quran", karena sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan
yang mengetahuinya dengan sebenarnya akan nubuwwah, kemuliaan apa lagi yang tinggal untuk
16
31. kami." ancaman yang pedas terus mengalir kepada kaum
Dakwah Al-Quran mulai melebar melampaui musyrik yang berpaling dari kebenaran, seperti:
perbatasan Makkah menuju daerah-daerah Bila mereka berpaling maka katakanlah wahai
sekitarnya. Muhammad: "Aku pertakuti kamu sekalian dengan
siksaan, seperti siksaan yang menimpa kaum 'Ad
Periode Kedua dan Tsamud" (QS 41:13).
Periode kedua dari sejarah turunnya Al- Selain itu, turun juga ayat-ayat yang
Quran berlangsung selama 8-9 tahun, dimana mengandung argumentasi-argumentasi mengenai
terjadi pertarungan hebat antara gerakan Islam keesaan Tuhan dan kepastian hari kiamat
dan jahiliah. Gerakan oposisi terhadap Islam berdasarkan tanda-tanda yang dapat mereka lihat
menggunakan segala cara dan sistem untuk dalam kehidupan sehari-hari, seperti: Manusia
menghalangi kemajuan dakwah Islamiah. memberikan perumpamaan bagi kami dan lupa
Dimulai dari fitnah, intimidasi dan akan kejadiannya, mereka berkata: "Siapakah
penganiayaan, yang mengakibatkan para yang dapat menghidupkan tulang-tulang yang
penganut ajaran Al-Quran ketika itu terpaksa telah lapuk dan hancur?" Katakanlah, wahai
berhijrah ke Habsyah dan para akhirnya mereka Muhammad: "Yang menghidupkannya ialah
semua —termasuk Rasulullah saw.— berhijrah ke Tuhan yang menjadikan ia pada mulanya, dan
Madinah. yang Maha Mengetahui semua kejadian. Dia yang
Pada masa tersebut, ayat-ayat Al-Quran, di menjadikan untukmu, wahai manusia, api dari
satu pihak, silih berganti turun menerangkan kayu yang hijau (basah) lalu dengannya kamu
kewajiban-kewajiban prinsipil penganutnya sesuai sekalian membakar." Tidaklah yang menciptakan
dengan kondisi dakwah ketika itu, seperti: Ajaklah langit dan bumi sanggup untuk menciptakan
mereka ke jalan Tuhanmu (agama) dengan hikmah yang serupa itu? Sesungguhnya Ia Maha Pencipta
dan tuntunan yang baik, serta bantahlah mereka dan Maha Mengetahui. Sesungguhnya bila Allah
dengan cara yang sebaik-baiknya (QS 16:125). menghendaki sesuatu Ia hanya memerintahkan:
Dan, di lain pihak, ayat-ayat kecaman dan "Jadilah!"Maka jadilah ia (QS 36:78-82).
17
32. Ayat ini merupakan salah satu argumentasi Al-Munawwarah). Periode ini berlangsung selama
terkuat dalam membuktikan kepastian hari kiamat. sepuluh tahun, di mana timbul bermacam-macam
Dalam hal ini, Al-Kindi berkata: "Siapakah di antara peristiwa, problem dan persoalan, seperti: Prinsip-
manusia dan filsafat yang sanggup mengumpulkan prinsip apakah yang diterapkan dalam masyarakat
dalam satu susunan kata-kata sebanyak huruf ayat- demi mencapai kebahagiaan? Bagaimanakah
ayat tersebut, sebagaimana yang telah disimpulkan sikap terhadap orang-orang munafik, Ahl Al-Kitab,
Tuhan kepada Rasul-Nya saw., dimana diterangkan orang-orang kafir dan lain-lain, yang semua itu
bahwa tulang-tulang dapat hidup setelah menjadi diterangkan Al-Quran dengan cara yang berbeda-
lapuk dan hancur; bahwa qudrah-Nya menciptakan beda?
seperti langit dan bumi; dan bahwa sesuatu Dengan satu susunan kata-kata yang
dapat mewujud dari sesuatu yang berlawanan membangkitkan semangat seperti berikut ini, Al-
dengannya."(2) Quran menyarankan: Tidakkah sepatutnya kamu
Disini terbukti bahwa ayat-ayat Al-Quran telah sekalian memerangi golongan yang mengingkari
sanggup memblokade paham-paham jahiliah dari janjinya dan hendak mengusir Rasul, sedangkan
segala segi sehingga mereka tidak lagi mempunyai merekalah yang memulai peperangan. Apakah
arti dan kedudukan dalam rasio dan alam pikiran kamu takut kepada mereka? Sesungguhnya Allah
sehat. lebih berhak untuk ditakuti jika kamu sekalian
benar-benar orang yang beriman. Perangilah!
Periode Ketiga Allah akan menyiksa mereka dengan perantaraan
Selama masa periode ketiga ini, dakwah Al- kamu sekalian serta menghina-rendahkan mereka;
Quran telah dapat mewujudkan suatu prestasi dan Allah akan menerangkan kamu semua serta
besar karena penganut-penganutnya telah dapat memuaskan hati segolongan orang-orang beriman
hidup bebas melaksanakan ajaran-ajaran agama (QS 9:13-14).
di Yatsrib (yang kemudian diberi nama Al-Madinah Adakalanya pula merupakan perintah-perintah
yang tegas disertai dengan konsiderannya, seperti:
2 Lihat 'Abdul Halim Mahmud, Al-Tafsir Al-Falsafiy fi Al-Islam,
Wahai orang-orang beriman, sesungguhnya
Dar Al-Kitab Al-Lubnaniy, Beirut, 1982, h. 73-74.
18
33. minuman keras, perjudian, berhala-berhala, bahagia, sengsara, aman dan takut). Dalam perang
bertenung adalah perbuatan keji dari perbuatan Uhud misalnya, di mana kaum Muslim menderita
setan. Oleh karena itu hindarilah semua itu tujuh puluh orang korban, turunlah ayat-ayat
agar kamu sekalian mendapat kemenangan. penenang yang berbunyi: Janganlah kamu
Sesungguhnya setan tiada lain yang diinginkan sekalian merasa lemah atau berduka cita. Kamu
kecuali menanamkan permusuhan dan kebencian adalah orang-orang yang tinggi (menang) selama
diantara kamu disebabkan oleh minuman keras kamu sekalian beriman. Jika kamu mendapat
dan perjudian tersebut, serta memalingkan kamu luka, maka golongan mereka juga mendapat luka
dari dzikrullah dan sembahyang, maka karenanya serupa. Demikianlah hari-hari kemenangan Kami
hentikanlah pekerjaan-pekerjaan tersebut (QS perganti-gantikan di antara manusia, supaya Allah
5:90-91). membuktikan orang-orang beriman dan agar Allah
Disamping itu, secara silih-berganti, terdapat mengangkat dari mereka syuhada, sesungguhnya
juga ayat yang menerangkan akhlak dan suluk Allah tiada mengasihi orang-orangyang aniaya (QS
yang harus diikuti oleh setiap Muslim dalam 3:139-140).
kehidupannya sehari-hari, seperti: Wahai orang- Selain ayat-ayat yang turun mengajak berdialog
orang yang beriman, janganlah kamu memasuki dengan orang-orang Mukmin, banyak juga ayat
satu rumah selain rumahmu kecuali setelah minta yang ditujukan kepada orang-orang munafik,
izin dan mengucapkan salam kepada penghuninya. Ahli Kitab dan orang-orang musyrik. Ayat-ayat
Demikian ini lebih baik bagimu. Semoga kamu tersebut mengajak mereka ke jalan yang benar,
sekalian mendapat peringatan (QS 24:27). sesuai dengan sikap mereka terhadap dakwah.
Semua ayat ini memberikan bimbingan kepada Salah satu ayat yang ditujukan kepada ahli Kitab
kaum Muslim menuju jalan yang diridhai Tuhan ialah: Katakanlah (Muhammad): "Wahai ahli
disamping mendorong mereka untuk berjihad kitab (golongan Yahudi dan Nasrani), marilah
di jalan Allah, sambil memberikan didikan akhlak kita menuju ke satu kata sepakat diantara kita
dan suluk yang sesuai dengan keadaan mereka yaitu kita tidak menyembah kecuali Allah; tidak
dalam bermacam-macam situasi (kalah, menang, mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun,
19
34. tidak pula mengangkat sebagian dari kita tuhan katakanlah: "Saksikanlah bahwa kami adalah
yang bukan Allah." Maka bila mereka berpaling orang-orang Muslim" (QS 3:64).
Dakwah menurut Al-Quran
Dan ringkasan sejarah turunnya Al-Quran, itu saja. Karena yang demikian itu hanya untuk
tampak bahwa ayat-ayat Al-Quran sejalan dengan dijadikan argumentasi dakwah. Sejarah umat-
pertimbangan dakwah: turun sedikit demi sedikit umat diungkapkan sebagai pelajaran/peringatan
bergantung pada kebutuhan dan hajat, hingga bagaimana perlakuan Tuhan terhadap orang-orang
mana kala dakwah telah menyeluruh, orang-orang yang mengikuti jejak-jejak mereka.
berbondong-bondong memeluk agama Islam. Sebagai suatu perbandingan, Al-Quran dapat
Ketika itu berakhirlah turunnya ayat-ayat Al-Quran diumpamakan dengan seseorang yang dalam
dan datang pulalah penegasan dari Allah SWT: menanamkan idenya tidak dapat melepaskan diri
Hari ini telah Kusempurnakan agamamu dan telah dari keadaan, situasi atau kondisi masyarakat yang
Kucukupkan nikmat untukmu serta telah Kuridhai merupakan objek dakwah. Tentu saja metode
Islam sebagai agamamu (QS 5:3). yang digunakannya harus sesuai dengan keadaan,
Uraian di atas menunjukkan bahwa ayat-ayat perkembangan dan tingkat kecerdasan objek
Al-Quran disesuaikan dengan keadaan masyarakat tersebut. Demikian pula dalam menanamkan
saat itu. Sejarah yang diungkapkan adalah sejarah idenya, cita-cita itu tidak hartya sampai pada batas
bangsa-bangsa yang hidup di sekitar Jazirah suatu masyarakat dan masa tertentu; tetapi masih
Arab. Peristiwa-peristiwa yang dibawakan adalah mengharapkan agar idenya berkembang pada
peristiwa-peristiwa mereka. Adat-istiadat dan ciri- semua tempat sepanjang masa.
ciri masyarakat yang dikecam adalah yang timbul Untuk menerapkan idenya itu, seorang da'i
dan yang terdapat dalam masyarakat tersebut. tidak boleh bosan dan putus asa. Dan dalam
Tetapi ini bukan berarti bahwa ajaran- merealisasikan cita-citanya, ia harus mampu
ajaran Al-Quran hanya dapat diterapkan dalam menyatakan dan mengulangi usahanya walaupun
masyarakat yang ditemuinya atau pada waktu dengan cara yang berbeda-beda. Demikian pula
20
35. ayat-ayat Al-Quran yang mengulangi beberapa tanpa memberikan contoh-contoh hidup dalam
kali satu persoalan. Tetapi untuk menghindari masyarakat tempat ia muncul atau berkembang.
terjadinya perasaan bosan, susunan kata-katanya Cara yang demikian ini tidak mungkin akan
—oleh Allah SWT— diubah dan dihiasi sehingga mewujud; kalau ada, maka ia hanya sekadar
menarik pendengarannya. Bukankah argumentasi- merupakan teori-teori belaka yang tidak dapat
argumentasi Al-Quran mengenai soal-soal yang diterapkan dalam suatu masyarakat.
dipaparkan dapat dipergunakan di mana, kapan Tidakkah menjadi keharusan satu gerakan yang
dan bagi siapa saja, serta dalam situasi dan kondisi bersifat universal untuk memulai penyebarannya
apa pun? di forum internasional. Tapi, cara paling tepat
Argumen kosmologis (cosmological argument) adalah menyebarkan ajaran-ajarannya dalam
—yang oleh Immanuel Kant dikatakan sebagai masyarakat tempat timbulnya gerakan itu,
suatu argumen yang sangat dikagumi dan dimana penyebar-penyebarnya mengetahui
merupakan salah satu dalil terkuat mengenai bahasa, tradisi dan adat-istiadat masyarakat tadi.
wujud Pencipta (Prime Cause)— merupakan salah Kemudian, bila telah berhasil menerapkan ajaran-
satu argumentasi Al-Quran untuk maksud tersebut. ajarannya dalam suatu masyarakat tertentu,
Bukankah juga penolakan Al-Quran terhadap syirik maka masyarakat tersebut dapat dijadikan "pilot
(politeisme) meliputi segala macam dan bentuk proyek" bagi masyarakat lainnya. Hal ini dapat
politeisme yang telah timbul, termasuk yang kita lihat pada Fasisme, Zionisme, Komunisme,
dianut oleh orang-orang Arab ketika turunnya Al- Nazisme, dan lain-lain. Dengan demikian, tidak ada
Quran? alasan untuk mengatakan bahwa ajaran-ajaran
Dapat diperhatikan pula, bahwa tiada satu Al-Quran itu khusus untuk masyarakat pada masa
filsafat pun yang memaparkan perincian- diturunkannya saja.
perinciannya dari A sampai Z dalam bentuk abstrak
Tujuan Pokok Al-Quran
Dari sejarah diturunkannya Al-Quran, dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Quran mempunyai
21
36. tiga tujuan pokok:
Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus
dianut oleh manusia yang tersimpul dalam
keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan
akan kepastian adanya hari pembalasan.
Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan
jalan menerangkan norma-norma keagamaan
dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam
kehidupannya secara individual atau kolektif.
Petunjuk mengenal syariat dan hukum dengan
jalan menerangkan dasar-dasar hukum yang harus
diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan dan sesamanya. Atau dengan kata lain yang
lebih singkat, "Al-Quran adalah petunjuk bagi
selunih manusia ke jalan yang harus ditempuh
demi kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat."
22
37. Kebenaran Ilmiah Al-Quran
4
A l-Quran adalah kitab petunjuk, demikian hasil
yang kita peroleh dari mempelajari sejarah
turunnya. Ini sesuai pula dengan penegasan
Menurut hemat kami, membahas hubungan Al-
Quran dan ilmu pengetahuan bukan dinilai dengan
banyaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan
Al-Quran: Petunjuk bagi manusia, keterangan yang tersimpul di dalamnya, bukan pula dengan
mengenai petunjuk serta pemisah antara yang hak menunjukkan kebenaran teori-teori ilmiah. Tetapi
dan batil. (QS 2:185). pembahasan hendaknya diletakkan pada proporsi
Jika demikian, apakah hubungan Al-Quran yang lebih tepat sesuai dengan kemurnian dan
dengan ilmu pengetahuan? Berkaitan dengan kesucian Al-Quran dan sesuai pula dengan logika
hal ini, perselisihan pendapat para ulama sudah ilmu pengetahuan itu sendiri.
lama berlangsung. Dalam kitabnya Jawahir Al- Membahas hubungan antara Al-Quran dan
Quran, Imam Al-Ghazali menerangkan pada bab ilmu pengetahuan bukan dengan melihat,
khusus bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan misalnya, adakah teori relativitas atau bahasan
yang terdahulu dan yang kemudian, yang telah tentang angkasa luar; ilmu komputer tercantum
diketahui maupun yang belum, semua bersumber dalam Al-Quran; tetapi yang lebih utama adalah
dari Al-Quran Al-Karim. Al-Imam Al-Syathibi (w. melihat adakah jiwa ayat-ayatnya menghalangi
1388 M), tidak sependapat dengan Al-Ghazali. kemajuan ilmu pengetahuan atau sebaliknya, serta
Dalam kitabnya, Al-Muwafaqat, beliau —antara adakah satu ayat Al-Quran yang bertentangan
lain— berpendapat bahwa para sahabat tentu dengan hasil penemuan ilmiah yang telah
lebih mengetahui Al-Quran dan apa-apa yang mapan? Dengan kata lain, meletakkannya pada
tercantum di dalamnya, tapi tidak seorang pun di sisi "social psychology" (psikologi sosial) bukan
antara mereka yang menyatakan bahwa Al-Quran pada sisi "history of scientific progress" (sejarah
mencakup seluruh cabang ilmu pengetahuan. perkembangan ilmu pengetahuan). Anggaplah
38. bahwa setiap ayat dari ke-6.226 ayat yang ilmu pengetahuan atau mendorongnya lebih jauh."
tercantum dalam Al-Quran (menurut perhitungan Ini menunjukkan bahwa kemajuan ilmu
ulama Kufah)(1) mengandung suatu teori ilmiah, pengetahuan tidak hanya dinilai dengan apa yang
kemudian apa hasilnya? Apakah keuntungan dipersembahkannya kepada masyarakat, tetapi
yang diperoleh dengan mengetahui teori-teori juga diukur dengan wujudnya suatu iklim yang
tersebut bila masyarakat tidak diberi "hidayah" dapat mendorong kemajuan ilmu pengetahuan
atau petunjuk guna kemajuan ilmu pengetahuan itu.(3)
atau menyingkirkan hal-hal yang dapat Sejarah membuktikan bahwa Galileo, ketika
menghambatnya? mengungkapkan penemuannya bahwa bumi
Malik bin Nabi di dalam kitabnya Intaj Al- ini beredar, tidak mendapat counter dari suatu
Mustasyriqin wa Atsaruhu fi Al-Fikriy Al-Hadits, lembaga ilmiah. Tetapi, masyarakat tempat ia
menulis: "Ilmu pengetahuan adalah sekumpulan hidup malah memberikan tantangan kepadanya
masalah serta sekumpulan metode yang atas dasar-dasar kepercayaan dogma, sehingga
dipergunakan menuju tercapainya masalah Galileo pada akhirnya menjadi korban tantangan
tersebut."(2) tersebut atau korban penemuannya sendiri. Hal
Selanjutnya beliau menerangkan: "Kemajuan ini adalah akibat belum terwujudnya syarat-syarat
ilmu pengetahuan bukan hanya terbatas dalam sosial dan psikologis yang disebutkan di atas. Dari
bidang-bidang tersebut, tetapi bergantung pula segi inilah kita dapat menilai hubungan Al-Quran
pada sekumpulan syarat-syarat psikologis dan dengan ilmu pengetahuan.
sosial yang mempunyai pengaruh negatif dan Di dalam Al-Quran tersimpul ayat-ayat yang
positif sehingga dapat menghambat kemajuan menganjurkan untuk mempergunakan akal pikiran
1 Jumlah yang populer dan luas dipegang adalah 6.666 ayat. dalam mencapai hasil. Allah berfirman: Katakanlah
Tetapi, jumlah ini tidak diketahui dasarnya. Terdapat juga hai Muhammad: "Aku hanya menganjurkan
pandangan lain. Perbedaan jumlah ini disebabkan oleh
perbedaan cara menghitung basmalah di setiap awal surat kepadanya satu hal saja, yaitu berdirilah karena
sebagai ayat tersendiri. Juga ayat seperti Alif lam mim, dan Allah berdua-dua atau bersendiri-sendiri,
lain-lain.
2 Terbitan Dar Al-Irsyad, 1969, h. 30. 3 Ibid.
24
39. kemudian berpikirlah." (QS 34:36). pikiran manusia, serta menyingkirkan hal-hal yang
Demikianlah Al-Quran telah membentuk satu dapat menghalangi kemajuannya.
iklim baru yang dapat mengembangkan akal
Sistem Penalaran menurut Al-Quran
Salah satu faktor terpenting yang dapat Sejarah menunjukkan bahwa pada masa-masa
menghalangi perkembangan ilmu pengetahuan pertama dalam pembinaan masyarakat Islam,
terdapat dalam diri manusia sendiri. Para psikolog pandangan atau penilaian segolongan orang
menerangkan bahwa tahap-tahap perkembangan Islam terhadap nilai al-fikrah Al-Quraniyyah (ide
kejiwaan dan alam pikiran manusia dalam yang dibawa oleh Al-Quran), adalah bahwa ide-ide
menilai suatu ide umumnya melalui tiga fase. tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat
Fase pertama, menilai baik buruknya suatu ide dengan pribadi Rasulullah saw. Dalam perang
dengan ukuran yang mempunyai hubungan Uhud misalnya, sekelompok kaum Muslim cepat-
dengan alam kebendaan (materi) atau berdasarkan cepat meninggalkan medan pertempuran ketika
pada pancaindera yang timbul dari kebutuhan- mendengar berita wafatnya Rasulullah saw., yang
kebutuhan primer. Fase kedua, menilai ide tersebut diisukan oleh kaum musyrik. Sikap keliru ini lahir
atas keteladanan yang diberikan oleh seseorang; akibat pandangan mereka terhadap nilai suatu ide
dan atau tidak terlepas dari penjelmaan dalam baru sampai pada fase kedua, atau dengan kata
diri pribadi seseorang. Ia menjadi baik, bila tokoh lain belum mencapai tingkat kedewasaannya.
A yang melakukan atau menyatakannya baik dan Al-Quran tidak menginginkan masyarakat baru
jelek bila dinyatakannya jelek. Fase ketiga (fase yang dibentuk dengan memandang atau menilai
kedewasaan), adalah suatu penilaian tentang ide suatu ide apa pun coraknya hanya terbatas sampai
didasarkan atas nilai-nilai yang terdapat pada fase kedua saja, karenanya turunlah ayat-ayat:
unsur-unsur ide itu sendiri, tanpa terpengaruh Muhammad tiada lain kecuali seorang Rasul.
oleh faktor eksternal yang menguatkan atau Sebelum dia telah ada rasul-rasul. Apakah jika
melemahkannya (materi dan pribadi). sekiranya dia mati atau terbunuh kamu berpaling
25
40. ke agamamu yang dahulu? Siapa-siapa yang mengetahui? (QS 39:9).
berpaling menjadi kafir; ia pasti tidak merugikan Ayat ini menekankan kepada masyarakat
Tuhan sedikit pun, dan Allah akan memberikan betapa besar nilai ilmu pengetahuan dan
ganjaran kepada orang-orang yang bersyukur kedudukan cendekiawan dalam masyarakat.
kepadaNya (QS 3:144). Demikian juga ayat, Inilah kamu (wahai Ahl Al-
Ayat tersebut walaupun dalam bentuk istifham, Kitab), kamu ini membantah tentang hal-hal yang
tetapi —sebagaimana diterangkan oleh para kamu ketahui, maka mengapakah membantah
ulama Tafsir— menunjukkan "istifham taubikhi pula dalam hal-hal yang kalian tidak ketahui? (QS
istinkariy"(4) yang berarti larangan menempatkan 3:66).
"al-fikrah Al-Qur'aniyyah" hanya sampai pada Ayat ini merupakan kritik pedas terhadap
fase kedua. Ayat ini merupakan dorongan kepada mereka yang berbicara atau membantah suatu
masyarakat untuk lebih meningkatkan pandangan persoalan tanpa adanya data objektif lagi ilmiah
dan penilaiannya atas suatu ide ke tingkat yang yang berkaitan dengan persoalan tersebut. Ayat-
lebih tinggi sampai pada fase ketiga atau fase ayat semacam inilah yang kemudian membentuk
kedewasaan. Ayat-ayat ini juga melepaskan iklim baru dalam masyarakat dan mewujudkan
belenggu-belenggu yang dapat menghambat udara yang dapat mendorong kemajuan ilmu
kemajuan ilmu pengetahuan dalam alam pikiran pengetahuan. Iklim baru inilah yang kemudian
manusia. menghasilkan tokoh seperti Ibnu Sina, Al-Farabi,
Untuk lebih menekankan kepentingan Al-Ghazali, Ibnu Khaldun, Jabir Ibnu Hayyan, dan
ilmu pengetahuan alam masyarakat, Al-Quran sebagainya. Ia-lah yang membantu Muhammad
memberikan pertanyaan-pertanyaan yang bin Ahmad menemukan angka nol pada tahun 976,
merupakan ujian kepada mereka: Tanyakanlah yang akhirnya mendorong Muhammad bin Musa
hai Muhammad! Adakah sama orang-orang Al-Khawarizmiy menemukan perhitungan Aljabar.
yang mengetahui dengan mereka yang tidak Tanpa penemuan-penemuan tersebut, Ilmu Pasti
akan tetap merangkak dan meraba-raba dalam
4 Pertanyaan yang mengandung kecaman, sekaligus larangan
alam gelap gulita.
untuk melakukannya.
26
41. Mewujudkan iklim ilmu pengetahuan jauh lebih ilmu pengetahuannya sebisa mungkin. Kemudian
penting daripada menemukan teori ilmiah, karena juga menjadikan observasi atas alam semesta
tanpa wujudnya iklim ilmu pengetahuan, para sebagai alat untuk percaya kepada yang setiap
ahli yang menemukan teori itu akan mengalami penemuan baru atau teori ilmiah, sehingga mereka
nasib seperti Galileo, yang menjadi korban hasil dapat mencarikan dalilnya dalam Al-Quran untuk
penemuannya. dibenarkan atau dibantahnya. Bukan saja karena
Al-Quran sebagai kitab petunjuk yang tidak sejalan dengan tujuan-tujuan pokok Al-
memberikan petunjuk kepada manusia untuk Quran tetapi juga tidak sejalan dengan ciri-ciri
kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat khas ilmu pengetahuan. Untuk menjelaskan hal ini,
dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan berikut ini kami paparkan beberapa ciri-ciri ilmu
adalah mendorong manusia seluruhnya untuk pengetahuan.
mempergunakan akal pikirannya serta menambah
Ciri Khas Ilmu Pengetahuan
Ciri khas nyata dari ilmu pengetahuan (science) sampai-sampai manusia pun hendak dikatagorikan
yang tidak dapat diingkari —meskipun oleh para dalam konsep tersebut. Sekarang ini kita dapati
ilmuwan— adalah bahwa ia tidak mengenal kata psikologi yang membahas mengenai jiwa, budi
"kekal". Apa yang dianggap salah di masa silam dan semangat, telah mengambil tempat tersendiri
misalnya, dapat diakui kebenarannya di abad dan mempunyai peranan yang sangat penting
modern. dalam kehidupan manusia.
Pandangan terhadap persoalan-persoalan Dahulu, persoalan-persoalan moral tidak
ilmiah silih berganti, bukan saja dalam lapangan mendapat perhatian ilmuwan, tetapi kini
pembahasan satu ilmu saja, tetapi terutama juga penggunaan senjata-senjata nuklir, misalnya,
dalam teori-teori setiap cabang ilmu pengetahuan. tidak dapat dilepaskan dari persoalan tersebut;
Dahulu, misalnya, segala sesuatu diterangkan mereka tidak mengabaikan persoalan moral dalam
dalam konsep material (istilah-istilah kebendaan) penggunaan senjata nuklir yang merupakan hasil
27
42. dari kemajuan ilmu pengetahuan. melihat ke satu bayangan dilihatnya berhenti tak
Teori-teori ilmiah juga silih berganti. Qawanin bergerak sehingga dikatakanlah bahwa bayangan
Al-Thabi'ah (Natural Law) yang dahulu dianggap tak bergerak. Tetapi dengan pengalaman
pasti, tak mengizinkan suatu kebebasan pun. dan pandangan mata, setelah beberapa saat,
Sekarang ini ia hanya dinilai sebagai "summary of diketahui bahwa bayangan tadi tak bergerak,
statictical averages" (ikhtisar dari rerata statistik). bukan disebabkan gerakan spontan tetapi sedikit
Teori bumi datar yang merupakan satu hukum demi sedikit sehingga ia sebenarnya tak pernah
aksioma di suatu masa misalnya, dibatalkan berhenti; begitu juga mata memandang kepada
oleh teori bumi bulat yang kemudian dibatalkan bintang, ia melihatnya kecil bagaikan uang dinar,
pula oleh teori lonjong seperti lonjongnya telur. akan tetapi alat membuktikan bahwa bintang lebih
Mungkin tidak sedikit orang yang yakin-bahwa besar daripada bumi."(5)
pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah Segala undang-undang ilmiah yang
—terutama menurut Ilmu Pasti— adalah "benar", diketahui hanya menyatakan saling bergantinya
sedangkan kenyataannya belum tentu demikian. "psychological states" (keadaan-keadaan jiwa)
Salah satu sebab dari kesalahan ini adalah yang ditentukan pada diri kita oleh sebab-sebab
karena sering kali titik tolak dari pemikiran manusia tertentu (mengambil sebab dari musabab atau
berdasarkan pancaindera atau perasaan umum. dari ma'lul kepada 'illah). Ini menunjukkan bahwa
Perasaan umumlah yang, misalnya, menyatakan segala undang-undang ilmiah pada hakikatnya
bahwa sepotong baja adalah padat, padahal sinar relatif dan subjektif.
U memperlihatkan bahwa ia berpori. Dari sini jelaslah bahwa ilmu pengetahuan
Karenanya, tidak heran kalau Imam Al-Ghazali hanya melihat dan menilik; bukan menetapkan.
pada suatu masa hidupnya tidak mempercayai Ia melukiskan fakta-fakta, objek-objek dan
indera. Beliau menulis dalam kitabnya Al- fenomena-fenomena yang dilihat dengan mata
Munqidz min Al-Dhalal: "Bagaimana kita dapat seorang yang mempunyai sifat pelupa, keliru,
mempercayai pancaindera, dimana mata
5 Al-Ghazali, Al-Munqidz min Al-Dhalal, komentar 'Abdul
merupakan indera terkuat, sedangkan bila ia
Halim Mahmud, Anglo Al-Mishriyyah, Kairo, 1964, h. 15.
28
43. dan ataupun tidak mengetahui. Karenanya, jelas ini memberikan kesempatan kepada musuh-
pulalah bahwa apa yang dikatakan orang sebagai musuh Al-Quran atau bahkan kepada kaum
sesuatu yang benar (kebenaran ilmiah) sebenarnya Muslim sendiri untuk meragukan kebenaran
hanya merupakan satu hal yang relatif dan Al-Quran, kitab akidah dan petunjuk, terutama
mengandung arti yang sangat terbatas. setelah ternyata terdapat kesalahan suatu teori
Kalau demikian ini sifat dan ciri khas ilmu ilmiah yang tadinya dibenarkan oleh Al-Quran?
pengetahuan dan peraturannya, maka dapatkah Demikian juga mengingkari suatu teori ilmiah
kita menguatkannya dengan ayat-ayat Tuhan berdasarkan ayat-ayat Al-Quran sangat berbahaya,
yang bersifat absolut, abadi dan pasti benar? karena ekses yang ditimbulkannya tidak kurang
Relakah kita mengubah arti ayat-ayat Al-Quran bahayanya dengan apa yang timbul di Eropa
sesuai dengan perubahan atau teori ilmiah ketika gereja mengingkari teori bulatnya bumi dan
yang tidak atau belum mapan itu? Tidakkah hal peredarannya mengelilingi matahari.
Perkembangan Tafsir
Perkembangan hidup manusia mempunyai Quran menurut pendapatku".
pengaruh yang sangat mendalam terhadap Bahkan, sebagian di antara para ulama, bila
perkembangan akal-pikirannya. Ini juga berarti ditanya mengenai pengertian satu ayat, mereka
mempunyai pengaruh dalam pengertian terhadap tidak memberikan jawaban apa pun. Diriwayatkan
ayat-ayat Al-Quran. oleh Imam Malik bahwa Said Ibn Musayyab, bila
Dalam abad pertama Islam, para ulama sangat ditanya mengenai tafsir suatu ayat, beliau berkata:
berhati-hati dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran. "Kami tidak berbicara mengenai Al-Quran sedikit
Seorang pernah bertanya kepada Sayyidina Abu pun." Demikian juga halnya dengan Sali bin
Bakar, apakah arti kalimat abba dalam ayat: wa 'Abdullah bin 'Umar, Al-Qasim bin Abi Bakar, Nafi',
fakihah wa abba. Beliau menjawab: "Di bumi Al-Asma'i, dan lain-lain.
apakah aku berpijak, dengan langit apakah aku Pada abad-abad berikutnya, sebagian besar
berteduh bila aku mengatakan sesuatu dalam Al- ulama berpendapat bahwa setiap orang boleh
29
44. menafsirkan ayat-ayat Al-Quran selama ia memiliki yang lebih banyak menggambarkan pendapat
syarat-syarat tertentu seperti: pengetahuan bahasa Fahr Al-Razi sendiri; sementara riwayat-riwayat
yang cukup, misalnya, menguasai nahw, sharaf, terdahulu tidak banyak dituliskan, kecuali dalam
balaghah, dan isytiqaq; juga Ilmu Ushuluddin, Ilmu batas-batas yang sangat sempit.
Qira'ah, Asbab Al-Nuzul, Nasikh-Mansukh, dan lain Demikianlah, dan dari masa ke masa timbullah
sebagainya. kemudian beraneka warna corak tafsir: ada yang
Sejarah penafsiran Al-Quran dimulai dengan berdasarkan nalar penulisnya saja, ada pula
menafsirkan ayat-ayatnya sesuai dengan hadis- berdasarkan riwayat-riwayat, ada pula yang
hadis Rasulullah saw., atau pendapat para sahabat. menyatukan antara keduanya. Persoalan-persoalan
Penafsiran demikian kemudian berkembang, yang dibahas pun bermacam-macam: ada yang
sehingga dengan tidak disadari, bercampurlah hanya membahas arti dari kalimat-kalimat yang
hadis-hadis shahih dengan Isra'iliyat (kisah-kisah sukar saja (Tafsir Gharib), seperti Al-Zajjaj dan Al-
yang bersumber dari Ahli Kitab yang umumnya Wahidiy; ada yang menulis kisah-kisah, seperti Al-
tidak sejalan dengan kesucian agama atau pikiran Tsa'labiy dan Al-Khazin; ada yang memperhatikan
yang sehat). Hal ini mengakibatkan sebagian persoalan balaghah (sastra bahasa) seperti Al-
ulama menolak penafsiran yang menggambarkan Zamakhsyari; atau persoalan ilmu pengetahuan,
pendapat-pendapat penulisnya, atau menyatukan logika dan filsafat seperti Al-Fakhr Al-Razi; atau
pendapat-pendapat tersebut dengan hadis-hadis fiqih seperti Al-Qurthubiy; dan ada pula yang
atau pendapat-pendapat para sahabat yang hanya merupakan "terjemahan" kalimat-kalimatnya
dianggap benar. saja seperti Tafsir Al-Jalalain.
Tafsir Al- Thabari, misalnya, adalah satu Agaknya benar juga pandangan sementara
kitab tafsir yang menyimpulkan hadis-hadis pakar, bahwa "Sepanjang sejarah, tidak dikenal satu
dan pendapat-pendapat terdahulu. Kemudian kitab apa pun yang telah ditafsirkan, diterangkan,
penulisnya, Al-Thabari, men-tarjih (menguatkan) dikumpulkan interpretasi dan pendapat para ahli
salah satu pendapat di antaranya. Sedangkan Tafsir terhadapnya dalam kitab yang berjilid-jilid seperti
Fakhr Al-Razi (w. 606 H/1209 M) adalah satu kitab halnya Al-Quran."
30
45. Penafsiran ilmiah atau menafsirkan ayat-ayat berjumlah 10 planet, disamping jutaan bintang
Al-Quran sesuai dengan ilmu pengetahuan telah yang tampaknya memenuhi langit, kesepuluh
lama berlangsung. Tafsir Fakhr Al-Raziy, misalnya, planet itu hanya laksana setetes air dalam lautan
adalah satu contoh dari penafsiran ilmiah terhadap bila dibandingkan dengan banyaknya bintang di
ayat-ayat Al-Quran, sehingga sebagian ulama tidak seluruh angkasa raya.
menamakan kitabnya sebagai Kitab Tafsir. Karena Setiap galaksi, menurut mereka, rata-rata
persoalan-persoalan filsafat dan logika disinggung memiliki seratus biliun bintang, sedangkan seluruh
dengan sangat luas. ruang alam semesta didiami oleh berbiliun-biliun
Abu Hayyan dalam tafsirnya menulis: "Al-Fakhr galaksi.
Al-Razi di dalam Tafsirnya mengumpulkan banyak Jadi, yang membenarkan bahwa planet hanya
persoalan secara luas yang tidak dibutuhkan dalam tujuh berdasarkan ayat-ayat tadi, nyata-nyata
Ilmu Tafsir. Karenanya sebagian ulama berkata: 'Di telah keliru. Kekeliruan tersebut merupakan satu
dalam Tafsirnya terdapat segala sesuatu kecuali dosa besar bila dia memaksakan orang untuk
tafsir'."(6) mempercayai pendapat tersebut atas nama Al-
Kelanjutan dari penafsiran ilmiah ini Quran, atau dia meyakini hal tersebut sebagai
adalah penafsiran yang sesuai dengan teori- satu akidah Al-Quran. Setiap Muslim wajib
teori ilmiah atau penemuan-penemuan baru. mempercayai segala sesuatu yang terdapat di
Dahulu ada orang yang menguatkan pendapat dalam Al-Quran. Bila seseorang membenarkan satu
yang menyatakan bahwa planet hanya tujuh teori ilmiah berdasarkan Al-Quran, berarti pula dia
(sebagaimana pendapat ahli-ahli Falak ketika itu) mewajibkan setiap Muslim untuk mempercayai
dengan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa ada teori tersebut.
tujuh langit. Teori tujuh planet tersebut ternyata Kekeliruan mereka itu serupa dengan
salah. Karena planet-planet yang ditemukan kekeliruan sebagian cendekiawan Islam yang
oleh ilmu pengetahuan dalam tata surya saja mengingkari teori evolusi Darwin (1804-1872)
dengan beberapa ayat Al-Quran, atau mereka
6 Abu Hayyan, Al-Bahr Al-Muhith, Dar Al-Fikr, Kairo 1979,
yang membenarkan dengan ayat-ayat lainnya.
Jilid I, h. 13.
31
46. Memang, tak sedikit dari cendekiawan Islam yang Fase-fase ini menurut mereka bukan
mengakui kebenaran teori tersebut. Bahkan lima sebagaimana apa yang kami pahami dan yang
abad sebelum Charles Darwin, 'Abdurrahman diterangkan oleh Al-Quran dalam surah Al-
Ibn Khaldun (1332-1406) menulis dalam kitabnya, Mu'minun ayat 11-14. Tapi mereka menafsirkannya
Kitab Al-'Ibar fi Daiwani Al-Mubtada'i wa Al-Khabar sesuai dengan paham penganut-penganut teori
(dalam mukadimah ke-6 pasal I) sebagai berikut: Darwin dalam proses kejadian manusia. Ayat,
"Alam binatang meluas sehingga bermacam- Adapun buih maka akan lenyaplah ia sebagai
macam golongannya dan berakhir proses sesuatu yang tak bernilai, sedangkan yang berguna
kejadiannya pada masa manusia yang mempunyai bagi manusia tetap tinggal di permukaan bumi
pikiran dan pandangan. Manusia meningkat dari (QS 13:17) dijadikan bukti kebenaran teori "struggle
alam kera yang hanya mempunyai kecakapan for life" yang menjadi salah satu landasan teori
dan dapat mengetahui tetapi belum sampai pada Darwin. Hemat penulis, ayat-ayat tadi, dan yang
tingkat menilik dan berpikir." semacamnya, tidak dapat dijadikan dasar untuk
Yang dimaksud dengan kera oleh beliau ialah menguatkan dan membenarkan teori Darwin,
sejenis makhluk yang —oleh para penganut tetapi ini bukan berarti bahwa teori tadi salah
evolusionisme— disebut Anthropoides. Ibnu menurut Al-Quran. 'Abbas Mahmud Al-'Aqqad
Khaldun dan cendekiawan-cendekiawan lainnya, menerangkan dalam bukunya Al-Falsafah Al-
ketika mengatakan atau menemukan teori Qur'aniyyah, sebagai berikut: "Mereka yang
tersebut, bukannya merujuk kepada Al-Quran, mengingkari teori evolusi dapat mengingkarinya
tetapi berdasarkan penyelidikan dan penelitian dari diri mereka sendiri, karena mereka tidak puas
mereka. Walaupun demikian, ada sementara terhadap kebenaran argumentasi-argumentasinya.
Muslim yang kemudian berusaha membenarkan Tetapi mereka tidak boleh mengingkarinya
teori evolusi dengan ayat-ayat Al-Quran seperti: berdasarkan Al-Quran Al-Karim, karena mereka
Mengapakah kamu sekalian tidak memikirkan/ tidak dapat menafsirkan kejadian asal-usul manusia
mempercayai kebesaran Allah, sedangkan Dia dari tanah dalam satu penafsiran saja kemudian
telah menjadikan kamu berfase-fase (QS 71:13-14).
32
47. menyalahkan penafsiran-penafsiran lainnya."(7) mendapat kesempatan yang sangat baik untuk
Atau apa yang ditulis oleh Muhammad Rasyid menyalahkan Kitab Allah sambil mencemooh kaum
Ridha dalam majalah Al-Manar. "Teori Darwin tidak Muslim. Jalan yang lebih tepat guna membantah
membatalkan —bila teori tersebut benar dan cemoohan ialah dengan menghindarkan sebab-
merupakan hal yang nyata— tentang satu dasar sebab cemoohan itu: Janganlah kamu mencerca
dari dasar-dasar Islam; tidak bertentangan dengan orang-orang yang menyembah selain Allah, karena
satu ayat dari ayat-ayat Al-Quran. Saya mengenal hal ini menjadikan mereka mencerca Allah dengan
dokter-dokter dan lainnya yang sependapat melampaui batas, karena kebodohan mereka (QS
dengan Darwin. Mereka itu orang-orang mukmin 6:108).
dengan keimanan yang benar dan Muslim dengan Ayat ini melarang kita mencemoohkan mereka,
keislaman sejati; mereka menunaikan sembahyang karena cercaan kita merupakan sebab dari cercaan
dan kewajiban-kewajiban lainnya, meninggalkan mereka kepada Allah SWT. Begitu juga halnya
keonaran, dosa dan kekejaman yang dilarang dalam masalah Al-Quran: jangan membenarkan
Allah SWT sesuai dengan ajaran-ajaran agama atau menyalahkan suatu teori dengan ayat-ayat
mereka. Tetapi teori tersebut adalah ilmiah, bukan Allah (Al-Quran) yang memang pada dasarnya
persoalan agama sedikit pun."(8) tidak membahas persoalan-persoalan tersebut
Kita tidak dapat membenarkan atau secara mendetil. Tidak membahas secara mendetil,
menyalahkan teori-teori ilmiah dengan ayat-ayat karena tidak dapat diingkari bahwa ada ayat-ayat
Al-Quran; setiap ditemukan suatu teori cepat-cepat Al-Quran yang menyinggung secara sepintas
pula kita membuka lembaran-lembaran Al-Quran lalu kebenaran-kebenaran ilmiah yang belum
untuk membenarkan atau menyalahkannya, ditemukan atau diketahui oleh manusia di masa
karena apabila teori yang dibenarkan itu ternyata turunnya Al-Quran, seperti firman Allah SWT:
salah atau sebaliknya, maka musuh-musuh Islam Apakah orang-orang kafir tidak berpikir
sehingga tidak mengetahui bahwa langit dan bumi
7 Bandingkan dengan 'Abbas Mahmud Al-Aqqad, Al-Insan fi tadinya bersatu/bertaut, kemudian kami ceraikan
Al-Quran Al-Karim, Dar Al-Hilal, Kairo, t.t., h. 171.
keduanya dan Kami jadikan segala sesuatu yang
8 Al-Manar, Sya'ban 1327/September 1909.
33
48. hidup dari air (QS 21:30). dengan demikian ia menjadikan pendapat tersebut
Ayat ini menerangkan bahwa langit dan bumi, sebagai satu akidah dari 'aqidah Quraniyyah. Dan
tadinya merupakan suatu gumpalan. Dan pada ia juga tidak berhak untuk menyalahkan satu teori
suatu masa yang tidak diterangkan oleh Al-Quran, atas nama Al-Quran kecuali bila ia membawakan
gumpalan tersebut dipecahkan atau dipisah satu nash yang membatalkannya.
oleh Allah SWT. Hanya ini yang dimengerti dari
ayat tersebut dan merupakan kewajiban setiap
Muslim untuk mempercayainya. Seorang Muslim
tidak dapat menyatakan bahwa ayat tersebut
menguatkan suatu teori, atau lebih tepat dikatakan
sebagai hipotesis tentang pembentukan matahari
dan planet-planet lainnya, apa pun teori tersebut.
Setiap orang bebas untuk menyatakan
pendapatnya mengenai terjadinya planet-planet
tata surya. Ia boleh berkata bahwa ia berasal bola
gas yang berotasi cepat, yang lama kelamaan
pecah dan terpisah-pisah menjadi planet-planet
kecil akibat panas yang sangat keras. Ia juga
dapat menyatakan bahwa terjadinya planet
sebagai akibat tabrakan antara dua matahari, atau
disebabkan karena pecahnya matahari itu sendiri,
dan lain-lain. Setiap orang bebas dan berhak untuk
menyatakan apa yang dianggapnya benar, tetapi
ia tidak berhak untuk menguatkan pendapatnya
dengan ayat tersebut dengan memahaminya
lebih dari apa yang tersimpul didalamnya. Karena
34
49. Hikmah Ayat Ilmiah Al-Quran
Ada sekian kebenaran ilmiah yang dipaparkan bertanya kepadamu perihal bulan. Katakanlah
5
oleh Al-Quran, tetapi tujuan pemaparan ayat-ayat bulan itu untuk menentukan waktu bagi manusia
tersebut adalah untuk menunjukkan kebesaran dan mengerjakan haji (QS 2:189). Jawaban Al-Quran
Tuhan dan ke-Esa-an-Nya, serta mendorong bukan jawaban ilmiah, tetapi jawabannya sesuai
manusia seluruhnya untuk mengadakan observasi dengan tujuan-tujuan pokoknya.
dan penelitian demi lebih menguatkan iman Ada juga yang bertanya mengenai "ruh", lalu
dan kepercayaan kepada-Nya. Mengenai hal ini, Al-Quran menjawab: Mereka bertanya kepadamu
Mahmud Syaltut mengatakan dalam tafsirnya: tentang ruh. Katakan: "Ruh adalah urusan
"Sesungguhnya Tuhan tidak menurunkan Al-Quran Tuhanku, kamu sekalian hanya diberi sedikit ilmu
untuk menjadi satu kitab yang menerangkan pengetahuan." (QS 17:85).
kepada manusia mengenai teori-teori ilmiah, Al-Quran tidak menerangkan hakikat
problem-problem seni serta aneka warna ruh, karena tujuan pokok Al-Quran bukan
pengetahuan."(1) menerangkan persoalan-persoalan ilmiah, tetapi
Didalam asbab al-nuzul diterangkan bahwa tujuannya adalah memberikan petunjuk kepada
pada suatu hari datang seseorang kepada Rasul manusia demi kebahagiaan hidupnya di dunia dan
dan bertanya: "Mengapakah bulan kelihatan kecil di akhirat kelak. Syaikh Mahmud Syaltut setelah
bagaikan benang, kemudian membesar sampai membawakan kedua ayat tersebut, lalu menulis.
menjadi sempurna pumama?" Lalu, Rasulullah "Tidakkah terdapat dalam hal ini (kedua ayat
saw., mengembalikan, jawaban pertanyaan tersebut) bukti nyata yang menerangkan bahwa
tersebut kepada Allah SWT yang berfirman: Mereka Al-Quran bukan satu kitab yang dikehendaki Allah
untuk menerangkan haqaiq al-kawn (kebenaran-
1 Mahmud Syaltut, Tafsir Al-Qur'an Al-Karim, Dar Al-Qalam,
kebenaran ilmiah dalam alam semesta), tetapi ia
Kairo, cet. II, t.t., h. 21.
50. adalah kitab petunjuk, ishlah dan tasyri'."(2) memberikan keterangan mengenai segala sesuatu
Dari sini jelas pula bahwa yang dimaksud oleh yang berhubungan dengan tujuan-tujuan pokok
ayat ma farrathna fi al-kitab min syay' (QS 6:38) Al-Quran, yaitu masalah-masalah akidah, syari'ah
dan ayat: wa nazzalna 'alayka al-kitab tibyanan dan akhlak, bukan sebagai apa yang dimengerti
likulli syay' QS 16:89) adalah bahwa Al-Quran tidak oleh sebagian ulama bahwa ia mencakup segala
meninggalkan sedikit pun dan atau lengah dalam macam ilmu pengetahuan.
2 Ibid., h. 22.
Mengapa Tafsir Ilmiah Meluas?
Sejak pertengahan abad ke-19, umat Islam apatis, acuh tak acuh terhadap kemajuan tersebut;
menghadapi tantangan hebat, bukan hanya ada pula yang dengan spontan meletakkan senjata
terbatas dalam bidang politik atau militer, untuk menyerah dengan mengikuti segala sesuatu
tetapi meluas hingga meliputi bidang sosial dan yang bercorak Barat —meskipun dalam hal-hal
budaya. Tantangan ini memberikan pengaruh yang menyangkut kepribadian atau adat-istiadat.
yang sangat besar dalam pandangan hidup serta Adapula yang menentang haluan ini dengan
pemikiran golongan besar umat Islam. Di sana- mengajak masyarakat Islam menerima dan
sini mereka melihat kekuatan Barat dan kemajuan mempelajari ilmu pengetahuan dan sistem yang
ilmu pengetahuan, dan di lain pihak mereka dipergunakan Barat dalam mencapai kemajuan
merasakan kelemahan umat serta kemunduran tanpa meninggalkan kepribadian atau prinsip-
dalam lapangan kehidupan dan ilmu pengetahuan. prinsip agama.
Keadaan yang serupa ini menimbulkan perasaan Bukan tempatnya di sini membicarakan
rendah diri atau inferiority complex pada sebagian sejarah perkembangan pemikiran umat Islam dari
besar kaum Muslim. masa ke masa. Tetapi satu hal yang tidak dapat
Para cendekiawan Islam berusaha memberi diingkari adalah bahwa sebagian umat Islam sejak
reaksi walaupun dengan cara-cara yang tidak pertengahan abad ke-19 diliputi oleh perasaan
tepat. Ada di antara mereka yang mengambil sifat rendah diri dan berusaha mengadakan kompensasi
36