SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 9
BIOGRAFI WAHID HASYIM
 Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
           Pendidikan Kebudayaan Daerah
     Dosen pengampu: Ervina Wahyuningsih S.Pd.




                    Disusun Oleh:

                 Faisal Azmi Bakhtiar

                     A510100256



       PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

  UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

                        2012
A. Wahid hasyim

           KH. Abdul Wahid Hasyim adalah pahlawan nasional, salah seorang
   anggota BPUPKI dan perumus Pancasila dan merupakan Menteri Agama tiga
   kabinet (Kabinet Hatta, Kabinet Natsir, dan Kabinet Sukiman).Mantan Ketua
   Tanfidiyyah PBNU (1948) dan Pemimpin dan pengasuh kedua Pesantren
   Tebuireng (1947 – 1950) ini, merupakan reformis dunia pendidikan pesantren
   dan pendidikan Islam Indonesia. Ia dikenal juga sebagai pendiri IAIN (sekarang
   UIN).

B. Kelahiran Wahid Hasyim

           KH. Abdul Wahid Hasyim adalah putra dari pasangan KH. M. Hasyim
   Asy’ari-Nyai Nafiqah binti Kiai Ilyas (Madiun) yang di lahirkan pada Jum’at
   legi, 5 Rabi’ul Awal 1333 H./1 Juni 1914 M. Ayahandanya semula memberinya
   nama Muhammad Asy’ari, diambil dari nama kakeknya. Namun, namanya
   kemudian diganti menjadi Abdul Wahid, diambil dari nama datuknya. Dia anak
   kelima dan anak laki-laki pertama dari 10 bersaudara.

C. Menuntut Ilmu

           Sejak kecil Abdul Wahid sudah masuk Madrasah Tebuireng dan sudah
   lulus pada usia yang sangat belia, 12 tahun. Selama bersekolah, ia giat
   mempelajari ilmu-ilmu kesustraan dan budaya Arab secara outodidak. Dia juga
   mempunyai hobi membaca yang sangat kuat. Dalam sehari, dia membaca
   minimal lima jam. Dia juga hafal banyak syair Arab yang kemudian disusun
   menjadi sebuah buku.

           Ketika berusia 13 tahun, Abdul Wahid mulai melakukan pengembaraan
   mencari ilmu. Awalnya ia belajar di Pondok Siwalan, Panji, Sidoarjo. Di sana ia
   mondok mulai awal Ramadhan hingga tanggal 25 Ramadhan (hanya 25 hari).
   Setelah itu pindah ke Pesantren Lirboyo, Kediri, sebuah pesantren yang didirikan
   oleh KH. Abdul Karim, teman dan sekaligus murid ayahnya. Antara umur 13 dan
   15 tahun, pemuda Wahid menjadi Santri Kelana, pindah dari satu pesantren ke
   pesantren lainnya. Tahun 1929 dia kembali ke pesantren Tebuireng.

           Ketika kembali ke Tebuireng, umurnya baru mencapai 15 tahun dan baru
   mengenal huruf latin. Dengan mengenal huruf latin, semangat belajarnya semakin
bertambah. Ia belajar ilmu bumi, bahasa asing, matematika, dll. Dia juga
   berlangganan koran dan majalah, baik yang berbahasa Indonesia maupun Arab.

            Pemuda Abdul Wahid mulai belajar Bahasa Belanda ketika berlangganan
   majalah tiga bahasa, ”Sumber Pengetahuan” Bandung. Tetapi dia hanya
   mengambil dua bahasa saja, yaitu Bahasa Arab dan Belanda. Setelah itu dia mulai
   belajar Bahasa Inggris.

            Pada tahun 1932, ketika umurnya baru 18 tahun, Abdul Wahid pergi ke
   tanah suci Mekkah bersama sepupunya, Muhammad Ilyas. Selain menjalankan
   ibadah haji, mereka berdua juga memperdalam ilmu pengetahuan seperti nahwu,
   shorof, fiqh, tafsir, dan hadis. Abdul Wahid menetap di tanah suci selama 2
   tahun.

D. Memimpin Pondok Pesantren Tebuireng

            Sepulang dari tanah suci, KH. Abdul Wahid (biasa dipanggil KH. Wahid
   Hasyim) bukan hanya membantu ayahnya mengajar di pesantren, tapi juga terjun
   ke tengah-tengah masyarakat. Ketika usianya menginjak 20-an tahun, Kiai Wahid
   mulai membantu ayahnya menyusun kurikulum pesantren, menulis surat balasan
   dari para ulama atas nama ayahnya dalam Bahasa Arab, mewakili sang ayah
   dalam berbagai pertemuan dengan para tokoh.

            Bahkan ketika ayahnya sakit, ia menggantikan membaca kitab Shahih
   Bukhari, yakni pengajian tahunan yang diikuti oleh para ulama dari berbagai
   penjuru tanah Jawa dan Madura.

            Dengan bekal keilmuan yang cukup, pengalaman yang luas serta wawasan
   global yang dimilikinya, Kiai Wahid mulai melakukan terobosan-terobosan besar
   di Tebuireng. Awalnya dia mengusulkan untuk merubah sistem klasikal dengan
   sistem tutorial, serta memasukkan materi pelajaran umum ke pesantren.

            Usul ini ditolak oleh ayahnya, karena khawatir akan menimbulkan
   masalah antar sesama pimpinan pesantren. Namun pada tahun 1935, usulan Kiai
   Wahid tentang pendirian Madrasah Nidzamiyah, dimana 70% kurikulumnya
   berisi materi pelajaran umum, diterima oleh sang ayah.

            Madrasah Nidzamiyah bertempat di serambi masjid Tebuireng. Siswa
   pertamanya berjumlah 29 orang, termasuk adiknya sendiri, Abdul Karim Hasyim.
Dalam bidang bahasa, selain materi pelajaran Bahasa Arab, di Madrasah
   Nidzamiyah juga diberi pelajaran Bahasa Inggris dan Belanda.

          Untuk melengkapi khazanah keilmuan santri, pada tahun 1936, Kiai
   Wahid mendirikan Ikatan Pelajar Islam yang kemudian diikuti dengan pendirian
   taman bacaan (perpustakaan) yang menyediakan lebih dari seribu judul buku.

          Perpustakaan Tebuireng juga berlangganan majalah seperti Panji Islam,
   Dewan Islam, Berita Nahdlatul Ulama, Adil, Nurul Iman, Penyebar Semangat,
   Panji Pustaka, Pujangga Baru, dan lain sebagainya. Langkah ini merupakan
   terobosan besar yang—saat itu—belum pernah dilakukan pesantren manapun di
   Indonesia.

          Pada tahun 1947, ketika sang ayah meningal dunia, Kiai Wahid terpilih
   secara aklamasi sebagai pengasuh Tebuireng. Pilihan ini berdasarkan kesepakatan
   musyawarah keluarga Bani Hasyim dan Ulama NU Kabupaten Jombang.
   Terpilihnya Kiai Wahid sebenarnya sekadar ”formalisasi”, karena kenyataannya
   beliau sudah lama ikut membantu sang ayah mengelola Tebuireng.

          Pada tahun 1950, Kiai Wahid diangkat menjadi Menteri Agama dan
   pindah ke Jakarta. Keluarga Kiai Wahid tinggal di Jl. Jawa (kini Jl. HOS
   Cokroaminoto) No. 112, dan selanjutnya pada tahun 1952 pindah ke Taman
   Matraman Barat no. 8, di dekat Masjid Jami’ Matraman.

E. Pernikahan KH. Abdul Wahid Hasyim

          Pada hari Jumat, 10 Syawal 1356 H./1936 M., Kiai Wahid menikah
   dengan Munawaroh (lebih dikenal dengan nama Sholichah), putri KH. Bisyri
   Sansuri (Denanyar Jombang). Ada peristiwa menarik dalam prosesi pernikahan
   ini. Mempelai lelaki hanya berangkat seorang diri ke Denanyar. Kiai Wahid
   datang hanya memakai baju lengan pendek dan bersarung. Tidak ada yang
   mengiringinya. Bukan tidak ada yang mau mengantar, akan tetapi Kiai Wahid
   sendiri yang meninggalkan para pengiringnya di belakang.

          Dari pernikahan itu, pasangan Wahid-Sholichah dikaruniai enam orang
   putra-putri, yaitu Abdurrahman, Aisyah, Salahuddin, Umar, Lily Khodijah, dan
   Muhammad Hasyim.

F. Masuk NU
Di tengah-tengah kesibukannya mengelola Tebuireng, Kiai Wahid aktif
   menjadi pengurus NU (1938). Karier di NU dimulai dari bawah. Mula-mula
   menjadi Sekertaris NU Ranting Cukir, kemudian tahun 1938 terpilih sebagai
   Ketua Cabang NU Kabupaten Jombang.

           Lalu   tahun   1940   masuk   kepengurusan    PBNU    bagian   ma’arif
   (pendidikan). Di tubuh Ma’arif NU, Kiai Wahid mengembangkan dan melakukan
   reorganisasi terhadap madrasah-madrasah NU di seluruh Indonesia. Kiai Wahid
   juga giat mengembangkan tradisi tulis-menulis di kalangan NU, dengan
   menerbitkan Majalah Suluh Nahdlatul Ulama. Beliau juga aktif menulis di Suara
   NU dan Berita NU. Tahun 1946 Kiai Wahid terpilih sebagai Ketua Tanfidiyyah
   PBNU menggantikan Kiai Achmad Shiddiq yang meninggal dunia.

G. Mendirikan Masyumi

           Pada bulan November 1947, Wahid Hasyim bersama M. Natsir menjadi
   pelopor pelaksanaan Kongres Umat Islam Indonesia yang diselenggarakan di
   Jogjakarta. Dalam kongres itu diputuskan pendirian Majelis Syuro Muslimin
   Indonesia (Masyumi), sebagai satu-satunya partai politik Islam di Indonesia.
   Ketua umumnya adalah ayahnya sendiri, Kiai Hasyim Asy’ari. Namun Kiai
   Hasyim melimpahkan semua tugasnya kepada Wahid Hasyim.

           Dia dalam Masyumi tergabung tokoh-tokoh Islam nasional, seperti KH.
   Wahab Hasbullah, KH. Bagus Hadikusumo, KH. Abdul Halim, KH. Ahmad
   Sanusi, KH. Zainul Arifin, Mohammad Roem, dr. Sukiman, H. Agus Salim,
   Prawoto Mangkusasmito, Anwar Cokroaminoto, Mohammad Natsir, dan lain-
   lain.

           Sejak awal tahun 1950-an, NU keluar dari Masyumi dan mendirikan
   partai sendiri. Kiai Wahid terpilih sebagai Ketua Umum Partai NU. Keputusan ini
   diambil dalam Kongres ke-19 NU di Palembang (26-April-1 Mei 1952). Secara
   pribadi, Kiai Wahid tidak setuju NU keluar dari Masyumi. Akan tetapi karena
   sudah menjadi keputusan bersama, maka Kiai Wahid menghormatinya.
   Hubungan Kiai Wahid dengan tokoh-tokoh Masyumi tetap terjalin baik.

H. Pahlawan Nasional

           Pada tahun 1939, NU masuk menjadi anggota Majelis Islam A'la
   Indonesia (MIAI), sebuah federasi partai dan ormas Islam di Indonesia. Setelah
masuknya NU, dilakukan reorganisasi dan saat itulah Kiai Wahid terpilih menjadi
ketua MIAI, dalam Kongres tanggal 14-15 September 1940 di Surabaya.

         Di bawah kepemimpinan Kiai Wahid, MIAI melakukan tuntutan kepada
pemerintah Kolonial Belanda untuk mencabut status Guru Ordonantie tahun 1925
yang sangat membatasi aktivitas guru-guru agama. Bersama GAPI (Gabungan
Partai Politik Indonesia) dan PVPN (Asosiasi Pegawai Pemerintah), MIAI juga
membentuk Kongres Rakyat Indonesia sebagai komite Nsional yang menuntut
Indonesia berparlemen.

         Menjelang   pecahnya   Perang   Dunia   ke-II,   pemerintah   Belanda
mewajibkan donor darah serta berencana membentuk milisi sipil Indonesia
sebagai persiapan menghadapi Perang Dunia. Sebagai ketua MIAI, Wahid
Hasyim menolak keputusan itu.

         Ketika pemerintah Jepang membentuk Chuuo Sangi In, semacam DPR ala
Jepang, Kiai Wahid dipercaya menjadi anggotanya bersama tokoh-tokoh
pergerakan nasional lainnya, seperti Ir. Soekarno, Dr. Mohammad Hatta, Mr.
Sartono, M. Yamin, Ki Hajat Dewantara, Iskandar Dinata, Dr. Soepomo, dan
lain-lain. Melalui jabatan ini, Kiai Wahid berhasil meyakinkan Jepang untuk
membentuk sebuah Badan Jawatan Agama guna menghimpun para ulama.

         Pada tahun 1942, Pemerintah Jepang menangkap Hadratusy Sayeikh Kiai
Hasyim Asy'ari dan menahannya di Surabaya. Wahid Hasyim berupaya
membebaskannya dengan melakukan lobi-lobi politik. Hasilnya, pada bulan
Agustus 1944, Kiai Hasyim Asy'ari dibebaskan. Sebagai kompensasinya,
Pemerintah Jepang menawarinya menjadi ketua Shumubucho, Kepala Jawatan
Agama Pusat. Kiai Hasyim menerima tawaran itu, tetapi karena alasan usia dan
tidak ingin meninggalkan Tebuireng, maka tugasnya dilimpahkan kepada Kiai
Wahid.

         Bersama para pemimpin pergerakan nasional (seperti Soekarno dan
Hatta), Wahid Hasyim memanfaatkan jabatannya untuk persiapan kemerdekaan
RI. Dia membentuk Kementerian Agama, lalu membujuk Jepang untuk
memberikan latihan militer khusus kepada para santri, serta mendirikan barisan
pertahanan rakyat secara mandiri. Inilah cikal-bakal terbentuknya laskar
Hizbullah dan Sabilillah yang, bersama PETA, menjadi embrio lahirnya Tentara
Nasional Indonesia (TNI).

        Pada tanggal 29 April 1945, pemerintah Jepang membentuk Dokuritsu
Zyunbi Tyooisakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI), dan Wahid Hasyim menjadi salah satu anggotanya. Dia
merupakan tokoh termuda dari sembilan tokoh nasional yang menandatangani
Piagam Jakarta, sebuah piagam yang melahirkan proklamasi dan konstitusi
negara. Dia berhasil menjembatani perdebatan sengit antara kubu nasionalis yang
menginginkan bentuk Negara Kesatuan, dan kubu Islam yang menginginkan
bentuk negara berdasarkan syariat Islam. Saat itu ia juga menjadi penasihat
Panglima Besar Jenderal Soedirman.

        Di dalam kabinet pertama yang dibentuk Presiden Sukarno (September
1945), Kiai Wahid ditunjuk menjadi Menteri Negara. Demikian juga dalam
Kabinet Sjahrir tahun 1946. Ketika KNIP dibentuk, Wahid Hasyim menjadi salah
seorang anggotanya mewakili Masyumi dan meningkat menjadi anggota BPKNIP
tahun 1946.

        Setelah terjadi penyerahan kedaulatan RI dan berdirinya RIS, dalam
Kabinet Hatta tahun 1950 dia diangkat menjadi Menteri Agama. Jabatan Menteri
Agama terus dipercayakan kepadanya selama tiga kali kabinet, yakni Kabinet
Hatta, Natsir, dan Kabinet Sukiman.

        Selama menjabat sebagai Menteri Agama RI, Kiai Wahid mengeluarkan
tiga keputusan yang sangat mepengaruhi sistem pendidikan Indonesia di masa
kini, yaitu :

1. Mengeluarkan Peraturan Pemerintah tertanggal 20 Januari 1950, yang
     mewajibkan pendidikan dan pengajaran agama di lingkungan sekolah umum,
     baik negeri maupun swasta.
2. Mendirikan Sekolah Guru dan Hakim Agama di Malang, Banda-Aceh,
     Bandung, Bukittinggi, dan Yogyakarta.
3. Mendirikan Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) di Tanjungpinang,
     Banda-Aceh, Padang, Jakarta, Banjarmasin, Tanjungkarang, Bandung,
     Pamekasan, dan Salatiga.
Jasa lainnya ialah pendirian Sekolah Tinggi Islam di Jakarta (tahun 1944),
   yang pengasuhannya ditangani oleh KH. Kahar Muzakkir. Lalu pada tahun 1950
   memutuskan pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang
   kini menjadi IAIN/UIN/STAIN, serta mendirikan wadah Panitia Haji Indonesia
   (PHI). Kiai Wahid juga memberikan ide kepada Presiden Soekarno untuk
   mendirikan masjid Istiqlal sebagai masjid negara.




I. Musibah di Cimindi

            Hari itu, Sabtu 18 April 1953, Kiai Wahid bermaksud pergi ke Sumedang
   untuk menghadiri rapat NU. Kiai Wahid ditemani tiga orang, yakni sopirnya dari
   harian    Pemandangan,     rekannya    Argo     Sutjipto,   dan   putera   sulungnya
   Abdurrahman Ad-Dakhil (Gus Dur). Kiai Wahid duduk di jok belakang bersama
   Argo Sutjipto. Daerah di sekitar Cimahi waktu itu diguyur hujan lebat sehingga
   jalan menjadi licin. Lalu lintas cukup ramai.

            Sekitar pukul 13.00, ketika memasuki Cimindi, sebuah daerah antara
   Cimahi-Bandung, mobil yang ditumpangi Kiai Wahid selip dan sopirnya tidak
   bisa menguasai kendaraan. Di belakangnya banyak iringan-iringan mobil.
   Sedangkan dari arah depan, sebuah truk yang melaju kencang terpaksa berhenti
   begitu melihat ada mobil zig-zag. Karena mobil Chevrolet itu melaju cukup
   kencang, bagian belakangnya membentur badan truk dengan kerasnya. Ketika
   terjadi benturan, Kiai Wahid dan Argo Sutjipto terlempar ke bawah truk yang
   sudah berhenti itu. Keduanya luka parah. Kiai Wahid terluka bagian kening,
   mata, pipi, dan bagian lehernya. Sedangkan sang sopir dan Gus Dur tidak cedera
   sedikit pun. Mobilnya hanya rusak bagian belakang dan masih bisa berjalan
   seperti semula.

            Kiai Hasyim dan Argo Sutjipto kemudian dibawa ke Rumah Sakit
   Boromeus Bandung. Sejak mengalami kecelakaan, keduanya tidak sadarkan diri.
   Keesokan harinya, Ahad, 19 April 1953 pukul 10.30, KH. Abdul Wahid Hasyim
   dipanggil ke hadirat Allah Swt. dalam usia 39 tahun. Beberapa jam kemudian,
   tepatnya pukul 18.00 Argo Sutjipto menyusul menghadap Sang Khalik. Inna
   liLlahi wa Inna ilayhi Raji’un.
Jenazah Kiai Wahid kemudian dibawa ke Jakarta, lalu diterbangkan ke
Surabaya, dan selanjutnya dibawa ke Jombang untuk disemayamkan di
pemakaman keluarga Pesantren Tebuireng. Atas jasa-jasanya beliau juga
dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bab 7 perkembangan islam pada masa daulah bani abbasyiyah
Bab 7 perkembangan islam pada masa daulah bani abbasyiyahBab 7 perkembangan islam pada masa daulah bani abbasyiyah
Bab 7 perkembangan islam pada masa daulah bani abbasyiyahhadisukmo
 
PPT Perkembangan islam-pada-masa-modern
PPT Perkembangan islam-pada-masa-modernPPT Perkembangan islam-pada-masa-modern
PPT Perkembangan islam-pada-masa-modernelifitriani
 
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannyaMakalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannyaAchmad Agung Ferrianto
 
Ancaman disintegrasi apra, andi azis, rms
Ancaman disintegrasi apra, andi azis, rmsAncaman disintegrasi apra, andi azis, rms
Ancaman disintegrasi apra, andi azis, rmsGungun Misbah Gunawan
 
Sejarah indonesia, DI/TII jawabarat
Sejarah indonesia, DI/TII jawabaratSejarah indonesia, DI/TII jawabarat
Sejarah indonesia, DI/TII jawabaratDicko Agustian
 
Laporan praktek bioteknologi
Laporan praktek bioteknologiLaporan praktek bioteknologi
Laporan praktek bioteknologiLinda Adelia
 
Tokoh pelayaran dunia @SMA N 1 Kejayan
Tokoh pelayaran dunia @SMA N 1 KejayanTokoh pelayaran dunia @SMA N 1 Kejayan
Tokoh pelayaran dunia @SMA N 1 Kejayanismettherap
 
Perkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesiaPerkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesiaRifqi Oktaviano
 
18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)
18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)
18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)Fathia Rosatika
 
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalibBiografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalibMuhammad Idris
 
Penguasa dinasti ayyubiyah yang menonjol
Penguasa dinasti ayyubiyah yang menonjolPenguasa dinasti ayyubiyah yang menonjol
Penguasa dinasti ayyubiyah yang menonjolNurWahid25
 
Bab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskus
Bab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskusBab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskus
Bab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskushadisukmo
 
Resensi basa sunda
Resensi basa sundaResensi basa sunda
Resensi basa sundaDEDI3060
 
KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...
KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...
KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...lichor ch
 
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iiiSejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iiiriyatno abdillah
 

Mais procurados (20)

Bab 7 perkembangan islam pada masa daulah bani abbasyiyah
Bab 7 perkembangan islam pada masa daulah bani abbasyiyahBab 7 perkembangan islam pada masa daulah bani abbasyiyah
Bab 7 perkembangan islam pada masa daulah bani abbasyiyah
 
PPT Perkembangan islam-pada-masa-modern
PPT Perkembangan islam-pada-masa-modernPPT Perkembangan islam-pada-masa-modern
PPT Perkembangan islam-pada-masa-modern
 
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannyaMakalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
Makalah pembuatan es puter dan faktor lingkungannya
 
Hasyim Asy'ari
Hasyim Asy'ariHasyim Asy'ari
Hasyim Asy'ari
 
Ancaman disintegrasi apra, andi azis, rms
Ancaman disintegrasi apra, andi azis, rmsAncaman disintegrasi apra, andi azis, rms
Ancaman disintegrasi apra, andi azis, rms
 
Sejarah indonesia, DI/TII jawabarat
Sejarah indonesia, DI/TII jawabaratSejarah indonesia, DI/TII jawabarat
Sejarah indonesia, DI/TII jawabarat
 
Rangkaian Arus Searah DC
Rangkaian Arus Searah DCRangkaian Arus Searah DC
Rangkaian Arus Searah DC
 
PEMANASAN GLOBAL
PEMANASAN GLOBAL PEMANASAN GLOBAL
PEMANASAN GLOBAL
 
Laporan praktek bioteknologi
Laporan praktek bioteknologiLaporan praktek bioteknologi
Laporan praktek bioteknologi
 
Tokoh pelayaran dunia @SMA N 1 Kejayan
Tokoh pelayaran dunia @SMA N 1 KejayanTokoh pelayaran dunia @SMA N 1 Kejayan
Tokoh pelayaran dunia @SMA N 1 Kejayan
 
Perkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesiaPerkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesia
 
18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)
18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)
18593 agama (gerakan pembaruan Islam di Indonesia)
 
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalibBiografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
Biografi tokoh islam sahabat ali bin abi thalib
 
Penguasa dinasti ayyubiyah yang menonjol
Penguasa dinasti ayyubiyah yang menonjolPenguasa dinasti ayyubiyah yang menonjol
Penguasa dinasti ayyubiyah yang menonjol
 
Bab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskus
Bab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskusBab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskus
Bab 5 perkembangan islam pada masa daulah bani umayyah di damaskus
 
Makalah maulid nabi
Makalah maulid nabiMakalah maulid nabi
Makalah maulid nabi
 
Resensi basa sunda
Resensi basa sundaResensi basa sunda
Resensi basa sunda
 
MAKALAH DI TII
MAKALAH DI TIIMAKALAH DI TII
MAKALAH DI TII
 
KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...
KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...
KARYA ILMIAH ULAR SUCI (Bungarus candidus) SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI TANAH...
 
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iiiSejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
Sejarah kebudayaan islam kelas 7 bab iii
 

Destaque

2 programming.the.microsoft.windows.driver.model.2nd.edition
2   programming.the.microsoft.windows.driver.model.2nd.edition2   programming.the.microsoft.windows.driver.model.2nd.edition
2 programming.the.microsoft.windows.driver.model.2nd.editionMax Jeison Prass
 
If i hadmylifetoliveover
If i hadmylifetoliveoverIf i hadmylifetoliveover
If i hadmylifetoliveoveramy_seah
 
Hyundai i20 N Sport - Press Release
Hyundai i20 N Sport - Press ReleaseHyundai i20 N Sport - Press Release
Hyundai i20 N Sport - Press ReleaseRushLane
 
Gpsと森林管理・スマホ編
Gpsと森林管理・スマホ編Gpsと森林管理・スマホ編
Gpsと森林管理・スマホ編mondaiarimasen
 
презентация лицей
презентация лицейпрезентация лицей
презентация лицейbuildmaster2011
 
Getting Technical Introduction
Getting Technical IntroductionGetting Technical Introduction
Getting Technical Introductioncachs_computing
 
Howtofillinitiativestemplates-14june10-100730044021-phpapp01
 Howtofillinitiativestemplates-14june10-100730044021-phpapp01 Howtofillinitiativestemplates-14june10-100730044021-phpapp01
Howtofillinitiativestemplates-14june10-100730044021-phpapp01Craig Konieczka
 
What Discipline Do Worlds Most Influential People Study
What Discipline Do Worlds Most Influential People StudyWhat Discipline Do Worlds Most Influential People Study
What Discipline Do Worlds Most Influential People StudyMyAssignmenthelp.com
 
RENNIE COWAN PHOTOGRAPHY
RENNIE COWAN PHOTOGRAPHYRENNIE COWAN PHOTOGRAPHY
RENNIE COWAN PHOTOGRAPHYrenniecowan2
 
Folder Corporativo Brava Training
Folder Corporativo Brava TrainingFolder Corporativo Brava Training
Folder Corporativo Brava TrainingBrava Training
 
Presentatietekstschrijversnl 124747672809 Phpapp01
Presentatietekstschrijversnl 124747672809 Phpapp01Presentatietekstschrijversnl 124747672809 Phpapp01
Presentatietekstschrijversnl 124747672809 Phpapp01irenedeswart
 
Business Presentation
Business PresentationBusiness Presentation
Business Presentationaureamcgarry
 
Problems & Solutions
Problems & SolutionsProblems & Solutions
Problems & SolutionsLeon T
 
παρουσίαση1
παρουσίαση1παρουσίαση1
παρουσίαση1dimotikone
 
обработка фото
обработка фотообработка фото
обработка фотоSvetlana_2013
 

Destaque (20)

2 programming.the.microsoft.windows.driver.model.2nd.edition
2   programming.the.microsoft.windows.driver.model.2nd.edition2   programming.the.microsoft.windows.driver.model.2nd.edition
2 programming.the.microsoft.windows.driver.model.2nd.edition
 
Código INGENIOS
Código INGENIOSCódigo INGENIOS
Código INGENIOS
 
If i hadmylifetoliveover
If i hadmylifetoliveoverIf i hadmylifetoliveover
If i hadmylifetoliveover
 
Hyundai i20 N Sport - Press Release
Hyundai i20 N Sport - Press ReleaseHyundai i20 N Sport - Press Release
Hyundai i20 N Sport - Press Release
 
Gpsと森林管理・スマホ編
Gpsと森林管理・スマホ編Gpsと森林管理・スマホ編
Gpsと森林管理・スマホ編
 
презентация лицей
презентация лицейпрезентация лицей
презентация лицей
 
Interview tips
Interview tipsInterview tips
Interview tips
 
Getting Technical Introduction
Getting Technical IntroductionGetting Technical Introduction
Getting Technical Introduction
 
Rtx1000 config
Rtx1000 configRtx1000 config
Rtx1000 config
 
Howtofillinitiativestemplates-14june10-100730044021-phpapp01
 Howtofillinitiativestemplates-14june10-100730044021-phpapp01 Howtofillinitiativestemplates-14june10-100730044021-phpapp01
Howtofillinitiativestemplates-14june10-100730044021-phpapp01
 
What Discipline Do Worlds Most Influential People Study
What Discipline Do Worlds Most Influential People StudyWhat Discipline Do Worlds Most Influential People Study
What Discipline Do Worlds Most Influential People Study
 
RENNIE COWAN PHOTOGRAPHY
RENNIE COWAN PHOTOGRAPHYRENNIE COWAN PHOTOGRAPHY
RENNIE COWAN PHOTOGRAPHY
 
Folder Corporativo Brava Training
Folder Corporativo Brava TrainingFolder Corporativo Brava Training
Folder Corporativo Brava Training
 
Presentatietekstschrijversnl 124747672809 Phpapp01
Presentatietekstschrijversnl 124747672809 Phpapp01Presentatietekstschrijversnl 124747672809 Phpapp01
Presentatietekstschrijversnl 124747672809 Phpapp01
 
Business Presentation
Business PresentationBusiness Presentation
Business Presentation
 
Test
TestTest
Test
 
Problems & Solutions
Problems & SolutionsProblems & Solutions
Problems & Solutions
 
παρουσίαση1
παρουσίαση1παρουσίαση1
παρουσίαση1
 
обработка фото
обработка фотообработка фото
обработка фото
 
National NL Plant ID L-P
National NL Plant ID L-PNational NL Plant ID L-P
National NL Plant ID L-P
 

Semelhante a Biografi Wahid Hasyim

Abdurrahman wahid
Abdurrahman wahidAbdurrahman wahid
Abdurrahman wahidAgustina
 
Abdurrahman wahid politik
Abdurrahman wahid politikAbdurrahman wahid politik
Abdurrahman wahid politikLa Meza
 
Tokoh Berpengaruh Nahdlatul Ulama
Tokoh Berpengaruh Nahdlatul UlamaTokoh Berpengaruh Nahdlatul Ulama
Tokoh Berpengaruh Nahdlatul UlamaFirdika Arini
 
Tafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus pdf
Tafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus pdfTafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus pdf
Tafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus pdfRulHas SulTra
 
Biografi singkat syeikh muhammad muda waly al khalidy
Biografi singkat syeikh muhammad muda waly al khalidyBiografi singkat syeikh muhammad muda waly al khalidy
Biografi singkat syeikh muhammad muda waly al khalidytengkiu
 
KH Djauhari Zawaw Pejuang Kemerdekn docx
KH Djauhari Zawaw Pejuang Kemerdekn docxKH Djauhari Zawaw Pejuang Kemerdekn docx
KH Djauhari Zawaw Pejuang Kemerdekn docxMuhammadbahrulUla
 
Kh Djauhari Zawawi Sang Penggerak Perjuangan .docx
Kh Djauhari Zawawi Sang Penggerak Perjuangan .docxKh Djauhari Zawawi Sang Penggerak Perjuangan .docx
Kh Djauhari Zawawi Sang Penggerak Perjuangan .docxMuhammadbahrulUla
 
Slideshare Biografi Abdurachman Wahid
Slideshare Biografi Abdurachman WahidSlideshare Biografi Abdurachman Wahid
Slideshare Biografi Abdurachman WahidNovalBagus
 
Biografi Abdurachman Wahid
Biografi Abdurachman WahidBiografi Abdurachman Wahid
Biografi Abdurachman WahidZidanAnindra
 
Perjalanan nahdlatul ulama dari masa ke masa
Perjalanan nahdlatul ulama dari masa ke masaPerjalanan nahdlatul ulama dari masa ke masa
Perjalanan nahdlatul ulama dari masa ke masaAhmad Fauzan
 
Pemikiran Kh Ahmad Dahlan Ok
Pemikiran Kh Ahmad Dahlan OkPemikiran Kh Ahmad Dahlan Ok
Pemikiran Kh Ahmad Dahlan Oktatang
 

Semelhante a Biografi Wahid Hasyim (20)

Biografi gus-dur
Biografi gus-durBiografi gus-dur
Biografi gus-dur
 
Biografi gus-dur
Biografi gus-durBiografi gus-dur
Biografi gus-dur
 
Abdurrahman wahid
Abdurrahman wahidAbdurrahman wahid
Abdurrahman wahid
 
Abdurrahman wahid politik
Abdurrahman wahid politikAbdurrahman wahid politik
Abdurrahman wahid politik
 
Tokoh Berpengaruh Nahdlatul Ulama
Tokoh Berpengaruh Nahdlatul UlamaTokoh Berpengaruh Nahdlatul Ulama
Tokoh Berpengaruh Nahdlatul Ulama
 
Nu persis
Nu   persisNu   persis
Nu persis
 
Ke nu an
Ke nu anKe nu an
Ke nu an
 
Tafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus pdf
Tafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus pdfTafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus pdf
Tafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus pdf
 
Riwayat Hidup Kyai yang Berjasa di Palembang
Riwayat Hidup Kyai yang Berjasa di PalembangRiwayat Hidup Kyai yang Berjasa di Palembang
Riwayat Hidup Kyai yang Berjasa di Palembang
 
Studi Tokoh Kel. 2.docx
Studi Tokoh Kel. 2.docxStudi Tokoh Kel. 2.docx
Studi Tokoh Kel. 2.docx
 
Biografi singkat syeikh muhammad muda waly al khalidy
Biografi singkat syeikh muhammad muda waly al khalidyBiografi singkat syeikh muhammad muda waly al khalidy
Biografi singkat syeikh muhammad muda waly al khalidy
 
KH Djauhari Zawaw Pejuang Kemerdekn docx
KH Djauhari Zawaw Pejuang Kemerdekn docxKH Djauhari Zawaw Pejuang Kemerdekn docx
KH Djauhari Zawaw Pejuang Kemerdekn docx
 
Kh Djauhari Zawawi Sang Penggerak Perjuangan .docx
Kh Djauhari Zawawi Sang Penggerak Perjuangan .docxKh Djauhari Zawawi Sang Penggerak Perjuangan .docx
Kh Djauhari Zawawi Sang Penggerak Perjuangan .docx
 
makalah agama kelompok 5.docx
makalah agama kelompok 5.docxmakalah agama kelompok 5.docx
makalah agama kelompok 5.docx
 
Slideshare Biografi Abdurachman Wahid
Slideshare Biografi Abdurachman WahidSlideshare Biografi Abdurachman Wahid
Slideshare Biografi Abdurachman Wahid
 
Biografi
BiografiBiografi
Biografi
 
Ke – nu an
Ke – nu   anKe – nu   an
Ke – nu an
 
Biografi Abdurachman Wahid
Biografi Abdurachman WahidBiografi Abdurachman Wahid
Biografi Abdurachman Wahid
 
Perjalanan nahdlatul ulama dari masa ke masa
Perjalanan nahdlatul ulama dari masa ke masaPerjalanan nahdlatul ulama dari masa ke masa
Perjalanan nahdlatul ulama dari masa ke masa
 
Pemikiran Kh Ahmad Dahlan Ok
Pemikiran Kh Ahmad Dahlan OkPemikiran Kh Ahmad Dahlan Ok
Pemikiran Kh Ahmad Dahlan Ok
 

Biografi Wahid Hasyim

  • 1. BIOGRAFI WAHID HASYIM Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kebudayaan Daerah Dosen pengampu: Ervina Wahyuningsih S.Pd. Disusun Oleh: Faisal Azmi Bakhtiar A510100256 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
  • 2. A. Wahid hasyim KH. Abdul Wahid Hasyim adalah pahlawan nasional, salah seorang anggota BPUPKI dan perumus Pancasila dan merupakan Menteri Agama tiga kabinet (Kabinet Hatta, Kabinet Natsir, dan Kabinet Sukiman).Mantan Ketua Tanfidiyyah PBNU (1948) dan Pemimpin dan pengasuh kedua Pesantren Tebuireng (1947 – 1950) ini, merupakan reformis dunia pendidikan pesantren dan pendidikan Islam Indonesia. Ia dikenal juga sebagai pendiri IAIN (sekarang UIN). B. Kelahiran Wahid Hasyim KH. Abdul Wahid Hasyim adalah putra dari pasangan KH. M. Hasyim Asy’ari-Nyai Nafiqah binti Kiai Ilyas (Madiun) yang di lahirkan pada Jum’at legi, 5 Rabi’ul Awal 1333 H./1 Juni 1914 M. Ayahandanya semula memberinya nama Muhammad Asy’ari, diambil dari nama kakeknya. Namun, namanya kemudian diganti menjadi Abdul Wahid, diambil dari nama datuknya. Dia anak kelima dan anak laki-laki pertama dari 10 bersaudara. C. Menuntut Ilmu Sejak kecil Abdul Wahid sudah masuk Madrasah Tebuireng dan sudah lulus pada usia yang sangat belia, 12 tahun. Selama bersekolah, ia giat mempelajari ilmu-ilmu kesustraan dan budaya Arab secara outodidak. Dia juga mempunyai hobi membaca yang sangat kuat. Dalam sehari, dia membaca minimal lima jam. Dia juga hafal banyak syair Arab yang kemudian disusun menjadi sebuah buku. Ketika berusia 13 tahun, Abdul Wahid mulai melakukan pengembaraan mencari ilmu. Awalnya ia belajar di Pondok Siwalan, Panji, Sidoarjo. Di sana ia mondok mulai awal Ramadhan hingga tanggal 25 Ramadhan (hanya 25 hari). Setelah itu pindah ke Pesantren Lirboyo, Kediri, sebuah pesantren yang didirikan oleh KH. Abdul Karim, teman dan sekaligus murid ayahnya. Antara umur 13 dan 15 tahun, pemuda Wahid menjadi Santri Kelana, pindah dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Tahun 1929 dia kembali ke pesantren Tebuireng. Ketika kembali ke Tebuireng, umurnya baru mencapai 15 tahun dan baru mengenal huruf latin. Dengan mengenal huruf latin, semangat belajarnya semakin
  • 3. bertambah. Ia belajar ilmu bumi, bahasa asing, matematika, dll. Dia juga berlangganan koran dan majalah, baik yang berbahasa Indonesia maupun Arab. Pemuda Abdul Wahid mulai belajar Bahasa Belanda ketika berlangganan majalah tiga bahasa, ”Sumber Pengetahuan” Bandung. Tetapi dia hanya mengambil dua bahasa saja, yaitu Bahasa Arab dan Belanda. Setelah itu dia mulai belajar Bahasa Inggris. Pada tahun 1932, ketika umurnya baru 18 tahun, Abdul Wahid pergi ke tanah suci Mekkah bersama sepupunya, Muhammad Ilyas. Selain menjalankan ibadah haji, mereka berdua juga memperdalam ilmu pengetahuan seperti nahwu, shorof, fiqh, tafsir, dan hadis. Abdul Wahid menetap di tanah suci selama 2 tahun. D. Memimpin Pondok Pesantren Tebuireng Sepulang dari tanah suci, KH. Abdul Wahid (biasa dipanggil KH. Wahid Hasyim) bukan hanya membantu ayahnya mengajar di pesantren, tapi juga terjun ke tengah-tengah masyarakat. Ketika usianya menginjak 20-an tahun, Kiai Wahid mulai membantu ayahnya menyusun kurikulum pesantren, menulis surat balasan dari para ulama atas nama ayahnya dalam Bahasa Arab, mewakili sang ayah dalam berbagai pertemuan dengan para tokoh. Bahkan ketika ayahnya sakit, ia menggantikan membaca kitab Shahih Bukhari, yakni pengajian tahunan yang diikuti oleh para ulama dari berbagai penjuru tanah Jawa dan Madura. Dengan bekal keilmuan yang cukup, pengalaman yang luas serta wawasan global yang dimilikinya, Kiai Wahid mulai melakukan terobosan-terobosan besar di Tebuireng. Awalnya dia mengusulkan untuk merubah sistem klasikal dengan sistem tutorial, serta memasukkan materi pelajaran umum ke pesantren. Usul ini ditolak oleh ayahnya, karena khawatir akan menimbulkan masalah antar sesama pimpinan pesantren. Namun pada tahun 1935, usulan Kiai Wahid tentang pendirian Madrasah Nidzamiyah, dimana 70% kurikulumnya berisi materi pelajaran umum, diterima oleh sang ayah. Madrasah Nidzamiyah bertempat di serambi masjid Tebuireng. Siswa pertamanya berjumlah 29 orang, termasuk adiknya sendiri, Abdul Karim Hasyim.
  • 4. Dalam bidang bahasa, selain materi pelajaran Bahasa Arab, di Madrasah Nidzamiyah juga diberi pelajaran Bahasa Inggris dan Belanda. Untuk melengkapi khazanah keilmuan santri, pada tahun 1936, Kiai Wahid mendirikan Ikatan Pelajar Islam yang kemudian diikuti dengan pendirian taman bacaan (perpustakaan) yang menyediakan lebih dari seribu judul buku. Perpustakaan Tebuireng juga berlangganan majalah seperti Panji Islam, Dewan Islam, Berita Nahdlatul Ulama, Adil, Nurul Iman, Penyebar Semangat, Panji Pustaka, Pujangga Baru, dan lain sebagainya. Langkah ini merupakan terobosan besar yang—saat itu—belum pernah dilakukan pesantren manapun di Indonesia. Pada tahun 1947, ketika sang ayah meningal dunia, Kiai Wahid terpilih secara aklamasi sebagai pengasuh Tebuireng. Pilihan ini berdasarkan kesepakatan musyawarah keluarga Bani Hasyim dan Ulama NU Kabupaten Jombang. Terpilihnya Kiai Wahid sebenarnya sekadar ”formalisasi”, karena kenyataannya beliau sudah lama ikut membantu sang ayah mengelola Tebuireng. Pada tahun 1950, Kiai Wahid diangkat menjadi Menteri Agama dan pindah ke Jakarta. Keluarga Kiai Wahid tinggal di Jl. Jawa (kini Jl. HOS Cokroaminoto) No. 112, dan selanjutnya pada tahun 1952 pindah ke Taman Matraman Barat no. 8, di dekat Masjid Jami’ Matraman. E. Pernikahan KH. Abdul Wahid Hasyim Pada hari Jumat, 10 Syawal 1356 H./1936 M., Kiai Wahid menikah dengan Munawaroh (lebih dikenal dengan nama Sholichah), putri KH. Bisyri Sansuri (Denanyar Jombang). Ada peristiwa menarik dalam prosesi pernikahan ini. Mempelai lelaki hanya berangkat seorang diri ke Denanyar. Kiai Wahid datang hanya memakai baju lengan pendek dan bersarung. Tidak ada yang mengiringinya. Bukan tidak ada yang mau mengantar, akan tetapi Kiai Wahid sendiri yang meninggalkan para pengiringnya di belakang. Dari pernikahan itu, pasangan Wahid-Sholichah dikaruniai enam orang putra-putri, yaitu Abdurrahman, Aisyah, Salahuddin, Umar, Lily Khodijah, dan Muhammad Hasyim. F. Masuk NU
  • 5. Di tengah-tengah kesibukannya mengelola Tebuireng, Kiai Wahid aktif menjadi pengurus NU (1938). Karier di NU dimulai dari bawah. Mula-mula menjadi Sekertaris NU Ranting Cukir, kemudian tahun 1938 terpilih sebagai Ketua Cabang NU Kabupaten Jombang. Lalu tahun 1940 masuk kepengurusan PBNU bagian ma’arif (pendidikan). Di tubuh Ma’arif NU, Kiai Wahid mengembangkan dan melakukan reorganisasi terhadap madrasah-madrasah NU di seluruh Indonesia. Kiai Wahid juga giat mengembangkan tradisi tulis-menulis di kalangan NU, dengan menerbitkan Majalah Suluh Nahdlatul Ulama. Beliau juga aktif menulis di Suara NU dan Berita NU. Tahun 1946 Kiai Wahid terpilih sebagai Ketua Tanfidiyyah PBNU menggantikan Kiai Achmad Shiddiq yang meninggal dunia. G. Mendirikan Masyumi Pada bulan November 1947, Wahid Hasyim bersama M. Natsir menjadi pelopor pelaksanaan Kongres Umat Islam Indonesia yang diselenggarakan di Jogjakarta. Dalam kongres itu diputuskan pendirian Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi), sebagai satu-satunya partai politik Islam di Indonesia. Ketua umumnya adalah ayahnya sendiri, Kiai Hasyim Asy’ari. Namun Kiai Hasyim melimpahkan semua tugasnya kepada Wahid Hasyim. Dia dalam Masyumi tergabung tokoh-tokoh Islam nasional, seperti KH. Wahab Hasbullah, KH. Bagus Hadikusumo, KH. Abdul Halim, KH. Ahmad Sanusi, KH. Zainul Arifin, Mohammad Roem, dr. Sukiman, H. Agus Salim, Prawoto Mangkusasmito, Anwar Cokroaminoto, Mohammad Natsir, dan lain- lain. Sejak awal tahun 1950-an, NU keluar dari Masyumi dan mendirikan partai sendiri. Kiai Wahid terpilih sebagai Ketua Umum Partai NU. Keputusan ini diambil dalam Kongres ke-19 NU di Palembang (26-April-1 Mei 1952). Secara pribadi, Kiai Wahid tidak setuju NU keluar dari Masyumi. Akan tetapi karena sudah menjadi keputusan bersama, maka Kiai Wahid menghormatinya. Hubungan Kiai Wahid dengan tokoh-tokoh Masyumi tetap terjalin baik. H. Pahlawan Nasional Pada tahun 1939, NU masuk menjadi anggota Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI), sebuah federasi partai dan ormas Islam di Indonesia. Setelah
  • 6. masuknya NU, dilakukan reorganisasi dan saat itulah Kiai Wahid terpilih menjadi ketua MIAI, dalam Kongres tanggal 14-15 September 1940 di Surabaya. Di bawah kepemimpinan Kiai Wahid, MIAI melakukan tuntutan kepada pemerintah Kolonial Belanda untuk mencabut status Guru Ordonantie tahun 1925 yang sangat membatasi aktivitas guru-guru agama. Bersama GAPI (Gabungan Partai Politik Indonesia) dan PVPN (Asosiasi Pegawai Pemerintah), MIAI juga membentuk Kongres Rakyat Indonesia sebagai komite Nsional yang menuntut Indonesia berparlemen. Menjelang pecahnya Perang Dunia ke-II, pemerintah Belanda mewajibkan donor darah serta berencana membentuk milisi sipil Indonesia sebagai persiapan menghadapi Perang Dunia. Sebagai ketua MIAI, Wahid Hasyim menolak keputusan itu. Ketika pemerintah Jepang membentuk Chuuo Sangi In, semacam DPR ala Jepang, Kiai Wahid dipercaya menjadi anggotanya bersama tokoh-tokoh pergerakan nasional lainnya, seperti Ir. Soekarno, Dr. Mohammad Hatta, Mr. Sartono, M. Yamin, Ki Hajat Dewantara, Iskandar Dinata, Dr. Soepomo, dan lain-lain. Melalui jabatan ini, Kiai Wahid berhasil meyakinkan Jepang untuk membentuk sebuah Badan Jawatan Agama guna menghimpun para ulama. Pada tahun 1942, Pemerintah Jepang menangkap Hadratusy Sayeikh Kiai Hasyim Asy'ari dan menahannya di Surabaya. Wahid Hasyim berupaya membebaskannya dengan melakukan lobi-lobi politik. Hasilnya, pada bulan Agustus 1944, Kiai Hasyim Asy'ari dibebaskan. Sebagai kompensasinya, Pemerintah Jepang menawarinya menjadi ketua Shumubucho, Kepala Jawatan Agama Pusat. Kiai Hasyim menerima tawaran itu, tetapi karena alasan usia dan tidak ingin meninggalkan Tebuireng, maka tugasnya dilimpahkan kepada Kiai Wahid. Bersama para pemimpin pergerakan nasional (seperti Soekarno dan Hatta), Wahid Hasyim memanfaatkan jabatannya untuk persiapan kemerdekaan RI. Dia membentuk Kementerian Agama, lalu membujuk Jepang untuk memberikan latihan militer khusus kepada para santri, serta mendirikan barisan pertahanan rakyat secara mandiri. Inilah cikal-bakal terbentuknya laskar
  • 7. Hizbullah dan Sabilillah yang, bersama PETA, menjadi embrio lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pada tanggal 29 April 1945, pemerintah Jepang membentuk Dokuritsu Zyunbi Tyooisakai atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan Wahid Hasyim menjadi salah satu anggotanya. Dia merupakan tokoh termuda dari sembilan tokoh nasional yang menandatangani Piagam Jakarta, sebuah piagam yang melahirkan proklamasi dan konstitusi negara. Dia berhasil menjembatani perdebatan sengit antara kubu nasionalis yang menginginkan bentuk Negara Kesatuan, dan kubu Islam yang menginginkan bentuk negara berdasarkan syariat Islam. Saat itu ia juga menjadi penasihat Panglima Besar Jenderal Soedirman. Di dalam kabinet pertama yang dibentuk Presiden Sukarno (September 1945), Kiai Wahid ditunjuk menjadi Menteri Negara. Demikian juga dalam Kabinet Sjahrir tahun 1946. Ketika KNIP dibentuk, Wahid Hasyim menjadi salah seorang anggotanya mewakili Masyumi dan meningkat menjadi anggota BPKNIP tahun 1946. Setelah terjadi penyerahan kedaulatan RI dan berdirinya RIS, dalam Kabinet Hatta tahun 1950 dia diangkat menjadi Menteri Agama. Jabatan Menteri Agama terus dipercayakan kepadanya selama tiga kali kabinet, yakni Kabinet Hatta, Natsir, dan Kabinet Sukiman. Selama menjabat sebagai Menteri Agama RI, Kiai Wahid mengeluarkan tiga keputusan yang sangat mepengaruhi sistem pendidikan Indonesia di masa kini, yaitu : 1. Mengeluarkan Peraturan Pemerintah tertanggal 20 Januari 1950, yang mewajibkan pendidikan dan pengajaran agama di lingkungan sekolah umum, baik negeri maupun swasta. 2. Mendirikan Sekolah Guru dan Hakim Agama di Malang, Banda-Aceh, Bandung, Bukittinggi, dan Yogyakarta. 3. Mendirikan Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) di Tanjungpinang, Banda-Aceh, Padang, Jakarta, Banjarmasin, Tanjungkarang, Bandung, Pamekasan, dan Salatiga.
  • 8. Jasa lainnya ialah pendirian Sekolah Tinggi Islam di Jakarta (tahun 1944), yang pengasuhannya ditangani oleh KH. Kahar Muzakkir. Lalu pada tahun 1950 memutuskan pendirian Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) yang kini menjadi IAIN/UIN/STAIN, serta mendirikan wadah Panitia Haji Indonesia (PHI). Kiai Wahid juga memberikan ide kepada Presiden Soekarno untuk mendirikan masjid Istiqlal sebagai masjid negara. I. Musibah di Cimindi Hari itu, Sabtu 18 April 1953, Kiai Wahid bermaksud pergi ke Sumedang untuk menghadiri rapat NU. Kiai Wahid ditemani tiga orang, yakni sopirnya dari harian Pemandangan, rekannya Argo Sutjipto, dan putera sulungnya Abdurrahman Ad-Dakhil (Gus Dur). Kiai Wahid duduk di jok belakang bersama Argo Sutjipto. Daerah di sekitar Cimahi waktu itu diguyur hujan lebat sehingga jalan menjadi licin. Lalu lintas cukup ramai. Sekitar pukul 13.00, ketika memasuki Cimindi, sebuah daerah antara Cimahi-Bandung, mobil yang ditumpangi Kiai Wahid selip dan sopirnya tidak bisa menguasai kendaraan. Di belakangnya banyak iringan-iringan mobil. Sedangkan dari arah depan, sebuah truk yang melaju kencang terpaksa berhenti begitu melihat ada mobil zig-zag. Karena mobil Chevrolet itu melaju cukup kencang, bagian belakangnya membentur badan truk dengan kerasnya. Ketika terjadi benturan, Kiai Wahid dan Argo Sutjipto terlempar ke bawah truk yang sudah berhenti itu. Keduanya luka parah. Kiai Wahid terluka bagian kening, mata, pipi, dan bagian lehernya. Sedangkan sang sopir dan Gus Dur tidak cedera sedikit pun. Mobilnya hanya rusak bagian belakang dan masih bisa berjalan seperti semula. Kiai Hasyim dan Argo Sutjipto kemudian dibawa ke Rumah Sakit Boromeus Bandung. Sejak mengalami kecelakaan, keduanya tidak sadarkan diri. Keesokan harinya, Ahad, 19 April 1953 pukul 10.30, KH. Abdul Wahid Hasyim dipanggil ke hadirat Allah Swt. dalam usia 39 tahun. Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 18.00 Argo Sutjipto menyusul menghadap Sang Khalik. Inna liLlahi wa Inna ilayhi Raji’un.
  • 9. Jenazah Kiai Wahid kemudian dibawa ke Jakarta, lalu diterbangkan ke Surabaya, dan selanjutnya dibawa ke Jombang untuk disemayamkan di pemakaman keluarga Pesantren Tebuireng. Atas jasa-jasanya beliau juga dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah.