SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 12
TUGAS HUKUM PIDANA

Asas-asas Hukum Pidana & Pengertian
 Perbuatan Pidana menurut Para Ahli

     Dosen Pengajar : Syaifullah Yophi A., SH., MH.




                         oleh :

             DIENNISSA PUTRIYANDA

                 Nim : 1209114065



     Fakultas Hukum Universitas Riau

                     2012/2013


                                                      1
Asas-asas Hukum Pidana


      Asas-asas hukum pidana merupakan hal-hal yang mendasari terjadinya suatu
perbuatan akan dikenakan sanksi hukum apabila melanggar ketentuan hukum pidana di
manapun ia keberadaan dan tidak melihat status orang itu berbuat tindak pidana apabila
melanggar ketentuan hukum pidana akan terkena sanksi sesuai dengan sanksi
perbuatannya.

      Asas-asas hukum pidana ini bersumber dalam bagian Buku I menyangkut asas-asas
hukum pidana dan uraian umum dari ketentuan Pasal 1 sampai dengan Pasal 8 KUHP.

Berikut penjelasan mengenai Asas-asas Hukum Pidana, yaitu :




                                   Asas Perlindungan
                                          atau
                                   Asas Nasional Pasif
                                                               Asas Personalitas
            Asas Teritorialitas                                      atau
                                                              Asas Nasional Aktif




                                         Asas
    Asas Legalitas                      Hukum                          Asas Universalitas
                                        Pidana




                                                                                            2
BATAS BERLAKUNYA HUKUM PIDANA
                            MENURUT WAKTU (TIJDSGEBIED)


         Berlakunya hukum pidana menurut waktu menyangkut penerapan hukum pidana
dari segi lain. Dalam hal seseorang melakukan perbuatan (feit) pidana sedangkan
perbuatan tersebut belum diatur atau belum diberlakukan ketentuan yang bersangkutan,
maka hal itu tidak dapat dituntut dan sama sekali tidak dapat dipidana.


Asas hukum pidana berdasarkan batas berlakunya menurut waktu yang terkandung
dalam Pasal 1 KUHP, yaitu :


       Asas Legalitas

                                       Pasal 1 KUHP

(1)     Suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan-
         ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada.

(2)      Bilamana ada perubahan dalam perundang-undangan sesudah perbuatan dilakukan,
         maka terhadap terdakwa diterapkan ketentuan yang paling menguntungkannya.

Asas Legalitas (nullum delictum nula poena sine praevia lege poenali) terdapat dalam Pasal
1 ayat (1) KUHP.
Asas ini dirumuskan oleh Anselm von Feuerbach dalam teori : “vom psychologishen zwang
(paksaan psikologis)” dimana adagium nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali
yang mengandung tiga prinsip dasar :

      1. Nulla poena sine lege (tiada pidana tanpa undang-undang/Asas legalitas/Lex
         scripta)

               Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau hal itu
         terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan undang-undang. Yang
         dimaksud dengan UU disini adalah dalam arti luas, bukan saja yang tertulis yang


                                                                                             3
telah dituangkan dalam bentuk UU oleh pemerintah dengan DPR tetapi produk lain
      seperti PerPu, PP, Keppres,Per/Instruksi menteri, Gubernur dsb. Intinya harus
      dituangkan secara tertulis dalam suatu perundang-undangan.

   2. Nulla Poena sine crimine (tiada pidana tanpa perbuatan pidana/Asas larangan
      menggunakan analogi/Lex certa)

                Untuk menentukan adanya perbuatan pidana tidak boleh digunakan analogi.
      Artinya perbuatan pidana yang dimaksud harus diuraikan unsur-unsurnya oleh
      undang-undang secara jelas dan lengkap.

   3. Nullum crimen sine poena legali (tiada perbuatan pidana tanpa undang-undang
      pidana yang terlebih dulu ada/Asas non-retroaktif)

                Aturan hukum pidana tidak berlaku surut. Secara eksplisit tersirat dalam
      ketentuan KUHP, dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (1).

* Pengecualian terhadap asas tidak berlaku surut (pasal 1 ayat (2) KUHP)

  Pemberlakuan hukum pidana yang lebih menguntungkan dengan keluarnya UU yang
  lebih baru.




                          BATAS BERLAKUNYA HUKUM PIDANA
        MENURUT TEMPAT DAN ORANG (GRONDGEBIED/PERSONENGEBIED)



      Prof Moeljatno, mengatakan bahwa asas-asas yang terdapat pada pasal 2 sampai 8
KUHP dianggap sebagai batas perlintasan antara hukum pidana dan hukum acara pidana.

Asas hukum pidana (uraian umum) berdasarkan batas berlakunya menurut tempat
dan orang yang terkandung dalam Pasal 2 sampai 8 KUHP, yaitu :



                                                                                           4
Asas Teritorialitas


                                      Pasal 2 KUHP

      Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi setiap
orang yang melakukan sesuatu tindak pidana di Indonesia.

Ketentuan pasal diatas menunjukkan bahwa, tindak pidana yang terjadi di wilayah
Indonesia (baik di daratan, lautan maupun udara) maka akan dikenakan aturan hukum
pidana Indonesia baik itu dilakukan oleh warga Negara atau warga asing.




                                      Pasal 3 KUHP

      Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi setiap orang
yang di luar wilayah Indonesia melakukan tindak pidana di dalam kendaraan air atau
pesawat udara Indonesia.

Ketentuan pasal diatas merupakan perluasan dari Asas Teritorialitas Pasal 2 KUHP. Dan
menunjukkan bahwa :

      a) Jika kendaraan/pesawat tersebut berada dilaut lepas yang berlaku adalah
          ketentuan pidana Indonesia.

      b) Jika seorang yang berada diatas kendaraan/pesawat tersebut sedang berlabuh
          di tempat asing melakukan suatu tindak pidana, oleh penguasa asing belum
          dituntut, maka sekembalinya ke Indonesia petindak tersebut dapat dituntut,
          tetapi jika sudah selesai secara juridis maka berlaku asas “nebis in idem”.

      c) Sebaliknya     jika    ada     seseorang     asing    yang     berlabuh/mendarat
          kendaraan/pesawat di Indonesia melakukan tindak pidana dapat dituntut sesuai
          ketentuan pidana Indonesia.




                                                                                            5
Asas Perlindungan atau Nasional Pasif



                                          Pasal 4 KUHP

         Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi setiap
orang yang melakukan di luar Indonesia :

(1)      Salah satu kejahatan berdasarkan pasal-pasal 104, 106, 107, 108 dan 131;

(2)      Suatu kejahatan mengenai mata uang atau uang kertas yang dikeluarkan oleh negara
         atau bank, ataupun mengenai materai yang dikeluarkan dan merek yang digunakan
         oleh Pemerintah Indonesia;

(3)      Pemalsuan surat hutang atau sertifikat hutang atas tanggungan Indonesia, atas
         tanggungan suatu daerah atau bagian daerah Indonesia termasuk pula pemalsuan
         talon, tanda deviden atau tanda bunga, yang mengikuti surat atau sertifikat itu, dan
         tanda yang dikeluarkan sebagai pengganti surat tersebut atau menggunakan surat-
         surat tersebut di atas, yang palsu atau dipalsukan, seolah-olah asli dan tidak pals.

(4)      Salah satu kejahatan yang tersebut dalam pasal-pasal 438, 444 sampai dengan 446
         tentang pembajakan laut dan pasal 447 tentang penyerahan kendaraan air kepada
         kekuasaan bajak laut dan pasal 479 huruf j tentang penguasaan pesawat udara
         secara melawan hukum, pasal 479 huruf l, m, n dan o tentang kejahatan yang
         mengancam keselamatan penerbangan sipil.

Ketentuan pasal diatas mengutamakan pada hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan
suatu negara, atau dengan kata lain yang diutamakan adalah keselamatan kepentingan
suatu negara. Sehingga asas ini dinamakan ‘asas perlindungan’ (beschermingsbeginsel). Inti
dari pasal di ats mengenai :

-     Ketentuan Hukum Pidana Indonesia dapat diberlakukan terhadap WNI maupun WNA
      baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia untuk melindungi kepentingan hukum
      Indonesia, seperti yang disebut Pasal 4 KUHP.


                                                                                                6
-     Pasal 4 KUHP adalah jenis kejahatan yang mengancam kepentingan hukum Indonesia
      yang mendasar, berupa keamanan, dan keselamatan negara, perekonomian Indonesia,
      serta sarana dan prasarana angkutan Indonesia.




      Asas Personalitas atau Nasional Aktif


                                        Pasal 5 KUHP

(1)       Ketetentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi warga
          Negara yang di luar Indonesia melakukan :
          Ke-1 : Salah satu kejahatan yang tersebut dalam Bab I dan Bab II Buku Kedua dan
                Pasal-Pasal 160, 161, 240, 279, 450 dan 451.
          Ke-2 : Salah satu perbuatan yang oleh suatu ketentuan pidana dalam perundang-
                undangan Indonesia dipandang sebagai kejahatan, sedangkan menurut
                perundang-undangan Negara dimana perbuatan itu dilakukan diancam
                dengan pidana.
(2)       Penuntutan perkara sebagaimana dimaksud dalam butir 2 dapat dilakukan juga jika
          terdakwa menjadi warga Negara sesudah melakukan perbuatan.

Ketentuan pasal diatas menunjukkan bahwa, bagi warga negara yang melakukan tindak
pidana di luar wilayah Indonesia menyangkut pasal-pasal yang tertera pada ayat (1) Pasal
5 KUHP, maka pelakunya akan dituntut menurut aturan hukum pidana Indonesia oleh
pengadilan Indonesia. Kepentingan nasionalnya disini terlihat agar pelaku tindak pidana
yang warga negara Indonesia itu, walaupun peristiwanya terjadi di luar negara Indonesia,
tidak diadili dan dikenakan hukuman dari negara tempat terjadinya peristiwa hukum atau
perbuatan pidana itu dilakukan. Inti dari asas ini, yaitu :

      -   Bergantung atau mengikuti subyek hukum atau orangnya yakni warga negara di
          manapun keberadaannya (Nasional Aktif).
      -   Asas ini tidak dapat diterapkan pada semua tindak pidana.




                                                                                            7
-   Diatur dalam Pasal 5 KUHP dan diperluas Pasal 5 ayat (2), diperlunak Pasal 6,
       diatur lebih lanjut dalam Pasal 7 dan Pasal 8 KUHP.



                                      Pasal 6 KUHP

       Berlakunya pasal 5 ayat 1 butir 2 dibatasi sedemikian rupa sehingga tidak dijatuhkan
pidana mati, jika menurut perundang-undangan negara di mana perbuatan dilakukan,
terhadapnya tidak diancamkan pidana mati.

Tertonjolkannya asas personalitas dalam pasal 5 dan 6 KUHP, jelas ditentukan secara tegas
bahwa subyeknya adalah warga negara Indonesia. Perbedaan antara pasal 5 ayat 1 ke-1
dengan sub ke-2 ialah bahwa tersebut dalam sub ke-1 tidak dipersoalkan apakah tindakan
itu merupakan tindak pidana atau tidak diluar negeri yang bersangkutan.




                                      Pasal 7 KUHP

       Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi setiap pejabat
yang di luar Indonesia melakukan salah-satu tindak pidana sebagaimana dimaksudkan
dalam Bab XXVIII Buku Kedua.

Ketentuan pasal diatas memperluas asas personalitas yaitu walaupun pegawai negeri
Indonesia (seseorang yang diangkat oleh penguasa umum dan ditetapkan untuk
melakukan suatu tugas umum yang merupakan sebagian dari tugas negara atau badan-
badan negara) itu pada umumnya berkewarganegaraan Indonesia, tapi tidak kurang
banyaknya yang berkewarganegaraan asing terutama dikedutaan-kedutaan RI, konsulat RI.
Dalam hal ini yang berkewarganegaraan asing itu lebih diutamakan kepegawaiannya dari
pada kewarganegaraannya.

                                      Pasal 8 KUHP




                                                                                              8
Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi nakoda dan
penumpang perahu Indonesia, yang di luar Indonesia, sekalipun di luar perahu melakukan
salah satu tindak pidana sebagaimana dimaksudkan dalam Bab XXIX Buku Kedua, dan Bab
IX Buku Ketiga; begitu pula yang tersebut dalam peraturan mengenai surat laut dan pas
kapal Indonesia, maupun dalam Ordonansi Perkapalan.

Ketentuan pasal diatas berlaku jika :

   -   Tindak pidana diatas perahu

   -   Petindaknya yang telah ditentukan, yitu nakhoda dan penumpang

   -   Kepentingan “perahu Indonesia” atau “pelayaran Indonesia” yang harus mendapat
       perlindungan




       Asas Universalitas


       Berlakunya pasal 2-5 dan 8 KUHP dibatasi oleh pengecualian-pengecualian dalam
hukum internasional. Bahwa asas melindungi kepentingan internasional (asas universal)
adalah dilandasi pemikiran bahwa setiap Negara di dunia wajib turut melaksanakan tata
hukum sedunia (hukum internasional).
Menurut Moeljatno, pada umumnya pengecualian yang diakui meliputi :

   1. Kepala Negara beserta keluarga dari Negara sahabat, dimana mereka mempunyai
       hak eksteritorial. Hukum nasional suatu Negara tidak berlaku bagi mereka.
   2. Duta besar Negara asing beserta keluarganya mereka juga mempunyai hak
       eksteritorial.
   3. Anak buah kapal perang asing yang berkunjung di suatu Negara, sekalipun ada di
       luar kapal. Menurut hukum internasional kapal peran adalah teritoir Negara yang
       mempunyainya.
   4. Tentara Negara asing yang ada di dalam wilayah Negara dengan persetujuan Negara
       itu.




                                                                                         9
Pengertian Perbuatan Pidana

                              menurut Para Ahli


          Perbuatan Pidana/Delik/Tindak Pidana/Peristiwa Pidana/Strafbaar feit adalah
tindakan manusia yang memenuhi rumusan Undang-undang yang bersifat melawan hukum
dan dilakukan oleh orang yang dapat dipertanggungjawabkan.

Berikut pengertian dari Perbuatan Pidana menurut beberapa Para Ahli, yaitu :

a. D. Simons
          Perbuatan pidana adalah perbuatan salah (met schuld in verband staand) dan
   melawan hukum (onrechtmatig) yang diancam pidana (stratbaar gesteld) yang mana
   oleh seseorang yang mampu bertanggung jawab (toerekeningsvatbaar persoon).


b. Van Hamel
          Strafbaar feit adalah suatu kelakuan orang (minselijkegedrging) yang
   dirumuskan dalam Undang-Undang yang bersifat melawan hukum, yang patut dipidana
   dan dilakukan dengan kesalahan.


c. H.B. Vos
          Peristiwa pidana adalah suatu peristiwa yang dinyatakan dapat dipidana oleh
   Undang-undang.


d. W.P.J Pompe
          Strafbaarfeit adalah suatu pelanggaran norma (ganguan terhadap ketertiban
   hukum/ law ordeer) yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja telah dilakukan
   oleh seorang pelaku, dimana penjatuhan hukuman terhadap pelaku tersebut
   adalah perlu demi terpeliharanya tertib hukum dan terjaminnya kepentingan
   hukum.




                                                                                        10
e. Prof. Moeljatno, SH
          Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum,
   larangan mana yang disertai ancaman (sanksi yang berupa pidana tertentu bagi
   barang siapa yang melanggar larangan tersebut).


f. Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH
          Tindak pidana adalah suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukum
   pidana.


g. Dr. Chairul Huda, SH, MH
          Tindak pidana adalah perbuatan atau serangkain perbuatan yang padanya akan
   dilekatkan sanksi pidana.


h. J.B. Daliyo, SH
          Tindak atau peristiwa pidana adalah suatu kejadian yang mengandung unsur-
   unsur perbuatan yang dilarang oleh undang-undang sehingga siapa yang menimbulkan
   peristiwa itu dapat dikenai sanksi pidana


i. J. Baumann
          Perbuatan pidana adalah perbuatan yang memenuhi rumusan delik, bersifat
   melawan hukum dan dilakukan dengan kesalahan.


j. Roeslan Saleh
          Perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh masyarakat dirasakan sebagai
   perbuatan yang tidak boleh atau tidak dapat dilakukan.


k. Jonkers
          Strafbaarfeit adalah suatu kelakuan yang dapat diancam pidana oleh undang-
   undang, bersifat melawan hukum berhubung dilakukan dengan sengaja atau alpa oleh
   orang yang dapat dipertanggungjawabkan.


                                                                                       11
l. Utrecht
         Peristiwa pidana adalah suatu peristiwa hukum, yaitu suatu peristiwa
   kemasyarakatan yang membawa akibat yang diatur oleh hukum.


m. Andi Zainal Abidin
         Peristiwa pidana adalah suatu perbuatan yang diancam pidana, melawan hukum
   dilakukan dengan kesalahan oleh orang yang dapat dipertanggungjawabkan atas
   perbuatan itu.




                                                                                      12

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Arman Solit
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanayudikrismen1
 
Materi Viktimologi by Ibu Rani
Materi Viktimologi by Ibu RaniMateri Viktimologi by Ibu Rani
Materi Viktimologi by Ibu Ranielsaref
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalDenaAgustina
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamsesukakita
 
Teori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukumTeori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukumRahma L
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalNuelnuel11
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..yudikrismen1
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Fenti Anita Sari
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANADian Oktavia
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana hanggardatu
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Idik Saeful Bahri
 

Mais procurados (20)

Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
Contoh Legal Opinion (Pendapat Hukum)
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
 
Materi Viktimologi by Ibu Rani
Materi Viktimologi by Ibu RaniMateri Viktimologi by Ibu Rani
Materi Viktimologi by Ibu Rani
 
Hukum Perdata Internasional
Hukum Perdata InternasionalHukum Perdata Internasional
Hukum Perdata Internasional
 
Mata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan hamMata kuliah hukum dan ham
Mata kuliah hukum dan ham
 
Anatomi kontrak
Anatomi kontrakAnatomi kontrak
Anatomi kontrak
 
Teori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukumTeori efektifitas hukum
Teori efektifitas hukum
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
P. 1 pengertian, tujuan, fungsi dan manfaat viktimologi..
 
Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT Hukum Acara Pidana Militer PPT
Hukum Acara Pidana Militer PPT
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Instrumen HAM
Instrumen HAMInstrumen HAM
Instrumen HAM
 
Hukum Pidana
Hukum PidanaHukum Pidana
Hukum Pidana
 
Aliran aliran hukum pidana
 Aliran aliran hukum pidana  Aliran aliran hukum pidana
Aliran aliran hukum pidana
 
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Tindak pidana ekonomi secara umum (Idik Saeful Bahri)
 

Destaque

Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaNakano
 
Pokok hukum pidana 1
Pokok hukum pidana 1Pokok hukum pidana 1
Pokok hukum pidana 1Meehawk
 
Asas asas hukum pidana, betlehem ketaren, sh., kuliah 7 pthi di universitas q...
Asas asas hukum pidana, betlehem ketaren, sh., kuliah 7 pthi di universitas q...Asas asas hukum pidana, betlehem ketaren, sh., kuliah 7 pthi di universitas q...
Asas asas hukum pidana, betlehem ketaren, sh., kuliah 7 pthi di universitas q...BetlehemKetarenR
 
Beberapa nasehat-untuk-keluarga-muslim
Beberapa nasehat-untuk-keluarga-muslimBeberapa nasehat-untuk-keluarga-muslim
Beberapa nasehat-untuk-keluarga-muslimKomar Udin
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraUzix Moch
 
Motivating Employees
 Motivating Employees Motivating Employees
Motivating EmployeesMajid Nikyar
 
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomiNasyida Rokhmadiyah
 
Makalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaranMakalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaranDhiah Febri
 
Membangun keluarga qur’ani
Membangun keluarga qur’aniMembangun keluarga qur’ani
Membangun keluarga qur’aniIbnu Mislan
 
Rumahku syurgaku
Rumahku syurgakuRumahku syurgaku
Rumahku syurgakuxj6
 
Keluarga sakinah mawddah wa rahmah
Keluarga sakinah mawddah wa rahmahKeluarga sakinah mawddah wa rahmah
Keluarga sakinah mawddah wa rahmahvia audina
 
Presentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga SakinahPresentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga SakinahIra Setyarini
 
Problem dalam keluarga
Problem dalam keluargaProblem dalam keluarga
Problem dalam keluargabkupstegal
 
Chainer Contribution Guide
Chainer Contribution GuideChainer Contribution Guide
Chainer Contribution GuideKenta Oono
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumRifa Ramadhani
 
ILMU HUKUM - Asas Asas Hukum Pidana
ILMU HUKUM - Asas Asas Hukum PidanaILMU HUKUM - Asas Asas Hukum Pidana
ILMU HUKUM - Asas Asas Hukum PidanaDiana Amelia Bagti
 

Destaque (20)

Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum Pidana
 
Pokok hukum pidana 1
Pokok hukum pidana 1Pokok hukum pidana 1
Pokok hukum pidana 1
 
Istinbat hukum
Istinbat hukumIstinbat hukum
Istinbat hukum
 
Asas asas hukum pidana, betlehem ketaren, sh., kuliah 7 pthi di universitas q...
Asas asas hukum pidana, betlehem ketaren, sh., kuliah 7 pthi di universitas q...Asas asas hukum pidana, betlehem ketaren, sh., kuliah 7 pthi di universitas q...
Asas asas hukum pidana, betlehem ketaren, sh., kuliah 7 pthi di universitas q...
 
Bab 10 penyertaan
Bab 10   penyertaanBab 10   penyertaan
Bab 10 penyertaan
 
Beberapa nasehat-untuk-keluarga-muslim
Beberapa nasehat-untuk-keluarga-muslimBeberapa nasehat-untuk-keluarga-muslim
Beberapa nasehat-untuk-keluarga-muslim
 
Sumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negaraSumber sumber hukum tata negara
Sumber sumber hukum tata negara
 
Motivating Employees
 Motivating Employees Motivating Employees
Motivating Employees
 
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
4 Pendapatan Nasional Pertumbuhan dan Struktur ekonomi
 
Makalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaranMakalah pendekatan pembelajaran
Makalah pendekatan pembelajaran
 
Membangun keluarga qur’ani
Membangun keluarga qur’aniMembangun keluarga qur’ani
Membangun keluarga qur’ani
 
Rumahku syurgaku
Rumahku syurgakuRumahku syurgaku
Rumahku syurgaku
 
Keluarga sakinah mawddah wa rahmah
Keluarga sakinah mawddah wa rahmahKeluarga sakinah mawddah wa rahmah
Keluarga sakinah mawddah wa rahmah
 
Presentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga SakinahPresentasi Agama Keluarga Sakinah
Presentasi Agama Keluarga Sakinah
 
Penegakan Hukum di Indonesia
Penegakan Hukum di IndonesiaPenegakan Hukum di Indonesia
Penegakan Hukum di Indonesia
 
Problem dalam keluarga
Problem dalam keluargaProblem dalam keluarga
Problem dalam keluarga
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Chainer Contribution Guide
Chainer Contribution GuideChainer Contribution Guide
Chainer Contribution Guide
 
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukumpengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
pengertian hukum,tujuan hukum,jenis jenis hukum dan macam macam pembagian hukum
 
ILMU HUKUM - Asas Asas Hukum Pidana
ILMU HUKUM - Asas Asas Hukum PidanaILMU HUKUM - Asas Asas Hukum Pidana
ILMU HUKUM - Asas Asas Hukum Pidana
 

Semelhante a Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli

RUU KUHP, 9 Nov 2022.pdf
RUU KUHP, 9 Nov 2022.pdfRUU KUHP, 9 Nov 2022.pdf
RUU KUHP, 9 Nov 2022.pdfCIkumparan
 
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfRUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfmerdekacom
 
Salinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
Salinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfSalinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
Salinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfCIkumparan
 
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019PengacaraBalikpapanY
 
UU Nomor 1 Tahun 2023
UU Nomor 1 Tahun 2023UU Nomor 1 Tahun 2023
UU Nomor 1 Tahun 2023CIkumparan
 
UU Nomor 1 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 1 Tahun 2023.pdfUU Nomor 1 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 1 Tahun 2023.pdfAkunPremium123
 
RKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdfRKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdfmerdekacom
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanRoberto Pecah
 
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidanaPenjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidanaSei Enim
 
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdfAsas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdfAchmad98
 
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxHAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxDirgaGunk
 
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.pptTindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.pptAZIS50
 
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.pptTindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.pptssuser0a01f91
 
Legalitas-perekonomian indonesia
Legalitas-perekonomian indonesiaLegalitas-perekonomian indonesia
Legalitas-perekonomian indonesiaMas Mito
 

Semelhante a Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli (20)

RUU KUHP, 9 Nov 2022.pdf
RUU KUHP, 9 Nov 2022.pdfRUU KUHP, 9 Nov 2022.pdf
RUU KUHP, 9 Nov 2022.pdf
 
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfRUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
 
Salinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
Salinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdfSalinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
Salinan RUU KUHP FINAL, 4 Juli 2022.pdf
 
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
 
UU Nomor 1 Tahun 2023
UU Nomor 1 Tahun 2023UU Nomor 1 Tahun 2023
UU Nomor 1 Tahun 2023
 
UU Nomor 1 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 1 Tahun 2023.pdfUU Nomor 1 Tahun 2023.pdf
UU Nomor 1 Tahun 2023.pdf
 
RKUHP-FULLL.pdf
RKUHP-FULLL.pdfRKUHP-FULLL.pdf
RKUHP-FULLL.pdf
 
UU KUHP Final
UU KUHP FinalUU KUHP Final
UU KUHP Final
 
RKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdfRKUHP-30-November-2022-.pdf
RKUHP-30-November-2022-.pdf
 
UU KUHP Final
UU KUHP FinalUU KUHP Final
UU KUHP Final
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Makalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahanMakalah hukum tata pemerintahan
Makalah hukum tata pemerintahan
 
hukum_pidana.pdf
hukum_pidana.pdfhukum_pidana.pdf
hukum_pidana.pdf
 
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidanaPenjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
Penjelasan kitab undang undang hukum acara pidana
 
Kitab undang
Kitab undangKitab undang
Kitab undang
 
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdfAsas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
 
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptxHAP PERT.2 DAN 3.pptx
HAP PERT.2 DAN 3.pptx
 
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.pptTindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-iiiPertemuan-3.ppt
 
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.pptTindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.ppt
Tindak-Pidana-Korupsi-Pertemuan-3.ppt
 
Legalitas-perekonomian indonesia
Legalitas-perekonomian indonesiaLegalitas-perekonomian indonesia
Legalitas-perekonomian indonesia
 

Mais de Ica Diennissa

POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKPOWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKIca Diennissa
 
Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan IntelektualHak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan IntelektualIca Diennissa
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaIca Diennissa
 
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumutAnalisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumutIca Diennissa
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraIca Diennissa
 
Resume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalResume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalIca Diennissa
 
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Ica Diennissa
 

Mais de Ica Diennissa (11)

POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIKPOWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
POWER POINT SIDANG SKRIPSI TENTANG PELAYANAN PUBLIK
 
Hak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan IntelektualHak Atas Kekayaan Intelektual
Hak Atas Kekayaan Intelektual
 
Money Laundering
Money LaunderingMoney Laundering
Money Laundering
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
 
Ketahanan Nasional
Ketahanan NasionalKetahanan Nasional
Ketahanan Nasional
 
Konstitusi RIS
Konstitusi RISKonstitusi RIS
Konstitusi RIS
 
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumutAnalisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
Analisa kasus pembunuhan kapolsek dolok pardamean, sumut
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Resume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata NegaraResume Hukum Tata Negara
Resume Hukum Tata Negara
 
Resume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata InternasionalResume Hukum Perdata Internasional
Resume Hukum Perdata Internasional
 
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
Hak-hak Asasi Menurut UUD 1945
 

Asas asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli

  • 1. TUGAS HUKUM PIDANA Asas-asas Hukum Pidana & Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli Dosen Pengajar : Syaifullah Yophi A., SH., MH. oleh : DIENNISSA PUTRIYANDA Nim : 1209114065 Fakultas Hukum Universitas Riau 2012/2013 1
  • 2. Asas-asas Hukum Pidana Asas-asas hukum pidana merupakan hal-hal yang mendasari terjadinya suatu perbuatan akan dikenakan sanksi hukum apabila melanggar ketentuan hukum pidana di manapun ia keberadaan dan tidak melihat status orang itu berbuat tindak pidana apabila melanggar ketentuan hukum pidana akan terkena sanksi sesuai dengan sanksi perbuatannya. Asas-asas hukum pidana ini bersumber dalam bagian Buku I menyangkut asas-asas hukum pidana dan uraian umum dari ketentuan Pasal 1 sampai dengan Pasal 8 KUHP. Berikut penjelasan mengenai Asas-asas Hukum Pidana, yaitu : Asas Perlindungan atau Asas Nasional Pasif Asas Personalitas Asas Teritorialitas atau Asas Nasional Aktif Asas Asas Legalitas Hukum Asas Universalitas Pidana 2
  • 3. BATAS BERLAKUNYA HUKUM PIDANA MENURUT WAKTU (TIJDSGEBIED) Berlakunya hukum pidana menurut waktu menyangkut penerapan hukum pidana dari segi lain. Dalam hal seseorang melakukan perbuatan (feit) pidana sedangkan perbuatan tersebut belum diatur atau belum diberlakukan ketentuan yang bersangkutan, maka hal itu tidak dapat dituntut dan sama sekali tidak dapat dipidana. Asas hukum pidana berdasarkan batas berlakunya menurut waktu yang terkandung dalam Pasal 1 KUHP, yaitu : Asas Legalitas Pasal 1 KUHP (1) Suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan- ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada. (2) Bilamana ada perubahan dalam perundang-undangan sesudah perbuatan dilakukan, maka terhadap terdakwa diterapkan ketentuan yang paling menguntungkannya. Asas Legalitas (nullum delictum nula poena sine praevia lege poenali) terdapat dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP. Asas ini dirumuskan oleh Anselm von Feuerbach dalam teori : “vom psychologishen zwang (paksaan psikologis)” dimana adagium nullum delictum nulla poena sine praevia lege poenali yang mengandung tiga prinsip dasar : 1. Nulla poena sine lege (tiada pidana tanpa undang-undang/Asas legalitas/Lex scripta) Tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana kalau hal itu terlebih dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan undang-undang. Yang dimaksud dengan UU disini adalah dalam arti luas, bukan saja yang tertulis yang 3
  • 4. telah dituangkan dalam bentuk UU oleh pemerintah dengan DPR tetapi produk lain seperti PerPu, PP, Keppres,Per/Instruksi menteri, Gubernur dsb. Intinya harus dituangkan secara tertulis dalam suatu perundang-undangan. 2. Nulla Poena sine crimine (tiada pidana tanpa perbuatan pidana/Asas larangan menggunakan analogi/Lex certa) Untuk menentukan adanya perbuatan pidana tidak boleh digunakan analogi. Artinya perbuatan pidana yang dimaksud harus diuraikan unsur-unsurnya oleh undang-undang secara jelas dan lengkap. 3. Nullum crimen sine poena legali (tiada perbuatan pidana tanpa undang-undang pidana yang terlebih dulu ada/Asas non-retroaktif) Aturan hukum pidana tidak berlaku surut. Secara eksplisit tersirat dalam ketentuan KUHP, dirumuskan dalam Pasal 1 ayat (1). * Pengecualian terhadap asas tidak berlaku surut (pasal 1 ayat (2) KUHP) Pemberlakuan hukum pidana yang lebih menguntungkan dengan keluarnya UU yang lebih baru. BATAS BERLAKUNYA HUKUM PIDANA MENURUT TEMPAT DAN ORANG (GRONDGEBIED/PERSONENGEBIED) Prof Moeljatno, mengatakan bahwa asas-asas yang terdapat pada pasal 2 sampai 8 KUHP dianggap sebagai batas perlintasan antara hukum pidana dan hukum acara pidana. Asas hukum pidana (uraian umum) berdasarkan batas berlakunya menurut tempat dan orang yang terkandung dalam Pasal 2 sampai 8 KUHP, yaitu : 4
  • 5. Asas Teritorialitas Pasal 2 KUHP Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi setiap orang yang melakukan sesuatu tindak pidana di Indonesia. Ketentuan pasal diatas menunjukkan bahwa, tindak pidana yang terjadi di wilayah Indonesia (baik di daratan, lautan maupun udara) maka akan dikenakan aturan hukum pidana Indonesia baik itu dilakukan oleh warga Negara atau warga asing. Pasal 3 KUHP Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi setiap orang yang di luar wilayah Indonesia melakukan tindak pidana di dalam kendaraan air atau pesawat udara Indonesia. Ketentuan pasal diatas merupakan perluasan dari Asas Teritorialitas Pasal 2 KUHP. Dan menunjukkan bahwa : a) Jika kendaraan/pesawat tersebut berada dilaut lepas yang berlaku adalah ketentuan pidana Indonesia. b) Jika seorang yang berada diatas kendaraan/pesawat tersebut sedang berlabuh di tempat asing melakukan suatu tindak pidana, oleh penguasa asing belum dituntut, maka sekembalinya ke Indonesia petindak tersebut dapat dituntut, tetapi jika sudah selesai secara juridis maka berlaku asas “nebis in idem”. c) Sebaliknya jika ada seseorang asing yang berlabuh/mendarat kendaraan/pesawat di Indonesia melakukan tindak pidana dapat dituntut sesuai ketentuan pidana Indonesia. 5
  • 6. Asas Perlindungan atau Nasional Pasif Pasal 4 KUHP Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi setiap orang yang melakukan di luar Indonesia : (1) Salah satu kejahatan berdasarkan pasal-pasal 104, 106, 107, 108 dan 131; (2) Suatu kejahatan mengenai mata uang atau uang kertas yang dikeluarkan oleh negara atau bank, ataupun mengenai materai yang dikeluarkan dan merek yang digunakan oleh Pemerintah Indonesia; (3) Pemalsuan surat hutang atau sertifikat hutang atas tanggungan Indonesia, atas tanggungan suatu daerah atau bagian daerah Indonesia termasuk pula pemalsuan talon, tanda deviden atau tanda bunga, yang mengikuti surat atau sertifikat itu, dan tanda yang dikeluarkan sebagai pengganti surat tersebut atau menggunakan surat- surat tersebut di atas, yang palsu atau dipalsukan, seolah-olah asli dan tidak pals. (4) Salah satu kejahatan yang tersebut dalam pasal-pasal 438, 444 sampai dengan 446 tentang pembajakan laut dan pasal 447 tentang penyerahan kendaraan air kepada kekuasaan bajak laut dan pasal 479 huruf j tentang penguasaan pesawat udara secara melawan hukum, pasal 479 huruf l, m, n dan o tentang kejahatan yang mengancam keselamatan penerbangan sipil. Ketentuan pasal diatas mengutamakan pada hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan suatu negara, atau dengan kata lain yang diutamakan adalah keselamatan kepentingan suatu negara. Sehingga asas ini dinamakan ‘asas perlindungan’ (beschermingsbeginsel). Inti dari pasal di ats mengenai : - Ketentuan Hukum Pidana Indonesia dapat diberlakukan terhadap WNI maupun WNA baik di dalam maupun di luar wilayah Indonesia untuk melindungi kepentingan hukum Indonesia, seperti yang disebut Pasal 4 KUHP. 6
  • 7. - Pasal 4 KUHP adalah jenis kejahatan yang mengancam kepentingan hukum Indonesia yang mendasar, berupa keamanan, dan keselamatan negara, perekonomian Indonesia, serta sarana dan prasarana angkutan Indonesia. Asas Personalitas atau Nasional Aktif Pasal 5 KUHP (1) Ketetentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia diterapkan bagi warga Negara yang di luar Indonesia melakukan : Ke-1 : Salah satu kejahatan yang tersebut dalam Bab I dan Bab II Buku Kedua dan Pasal-Pasal 160, 161, 240, 279, 450 dan 451. Ke-2 : Salah satu perbuatan yang oleh suatu ketentuan pidana dalam perundang- undangan Indonesia dipandang sebagai kejahatan, sedangkan menurut perundang-undangan Negara dimana perbuatan itu dilakukan diancam dengan pidana. (2) Penuntutan perkara sebagaimana dimaksud dalam butir 2 dapat dilakukan juga jika terdakwa menjadi warga Negara sesudah melakukan perbuatan. Ketentuan pasal diatas menunjukkan bahwa, bagi warga negara yang melakukan tindak pidana di luar wilayah Indonesia menyangkut pasal-pasal yang tertera pada ayat (1) Pasal 5 KUHP, maka pelakunya akan dituntut menurut aturan hukum pidana Indonesia oleh pengadilan Indonesia. Kepentingan nasionalnya disini terlihat agar pelaku tindak pidana yang warga negara Indonesia itu, walaupun peristiwanya terjadi di luar negara Indonesia, tidak diadili dan dikenakan hukuman dari negara tempat terjadinya peristiwa hukum atau perbuatan pidana itu dilakukan. Inti dari asas ini, yaitu : - Bergantung atau mengikuti subyek hukum atau orangnya yakni warga negara di manapun keberadaannya (Nasional Aktif). - Asas ini tidak dapat diterapkan pada semua tindak pidana. 7
  • 8. - Diatur dalam Pasal 5 KUHP dan diperluas Pasal 5 ayat (2), diperlunak Pasal 6, diatur lebih lanjut dalam Pasal 7 dan Pasal 8 KUHP. Pasal 6 KUHP Berlakunya pasal 5 ayat 1 butir 2 dibatasi sedemikian rupa sehingga tidak dijatuhkan pidana mati, jika menurut perundang-undangan negara di mana perbuatan dilakukan, terhadapnya tidak diancamkan pidana mati. Tertonjolkannya asas personalitas dalam pasal 5 dan 6 KUHP, jelas ditentukan secara tegas bahwa subyeknya adalah warga negara Indonesia. Perbedaan antara pasal 5 ayat 1 ke-1 dengan sub ke-2 ialah bahwa tersebut dalam sub ke-1 tidak dipersoalkan apakah tindakan itu merupakan tindak pidana atau tidak diluar negeri yang bersangkutan. Pasal 7 KUHP Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi setiap pejabat yang di luar Indonesia melakukan salah-satu tindak pidana sebagaimana dimaksudkan dalam Bab XXVIII Buku Kedua. Ketentuan pasal diatas memperluas asas personalitas yaitu walaupun pegawai negeri Indonesia (seseorang yang diangkat oleh penguasa umum dan ditetapkan untuk melakukan suatu tugas umum yang merupakan sebagian dari tugas negara atau badan- badan negara) itu pada umumnya berkewarganegaraan Indonesia, tapi tidak kurang banyaknya yang berkewarganegaraan asing terutama dikedutaan-kedutaan RI, konsulat RI. Dalam hal ini yang berkewarganegaraan asing itu lebih diutamakan kepegawaiannya dari pada kewarganegaraannya. Pasal 8 KUHP 8
  • 9. Ketentuan pidana dalam perundang-undangan Indonesia berlaku bagi nakoda dan penumpang perahu Indonesia, yang di luar Indonesia, sekalipun di luar perahu melakukan salah satu tindak pidana sebagaimana dimaksudkan dalam Bab XXIX Buku Kedua, dan Bab IX Buku Ketiga; begitu pula yang tersebut dalam peraturan mengenai surat laut dan pas kapal Indonesia, maupun dalam Ordonansi Perkapalan. Ketentuan pasal diatas berlaku jika : - Tindak pidana diatas perahu - Petindaknya yang telah ditentukan, yitu nakhoda dan penumpang - Kepentingan “perahu Indonesia” atau “pelayaran Indonesia” yang harus mendapat perlindungan Asas Universalitas Berlakunya pasal 2-5 dan 8 KUHP dibatasi oleh pengecualian-pengecualian dalam hukum internasional. Bahwa asas melindungi kepentingan internasional (asas universal) adalah dilandasi pemikiran bahwa setiap Negara di dunia wajib turut melaksanakan tata hukum sedunia (hukum internasional). Menurut Moeljatno, pada umumnya pengecualian yang diakui meliputi : 1. Kepala Negara beserta keluarga dari Negara sahabat, dimana mereka mempunyai hak eksteritorial. Hukum nasional suatu Negara tidak berlaku bagi mereka. 2. Duta besar Negara asing beserta keluarganya mereka juga mempunyai hak eksteritorial. 3. Anak buah kapal perang asing yang berkunjung di suatu Negara, sekalipun ada di luar kapal. Menurut hukum internasional kapal peran adalah teritoir Negara yang mempunyainya. 4. Tentara Negara asing yang ada di dalam wilayah Negara dengan persetujuan Negara itu. 9
  • 10. Pengertian Perbuatan Pidana menurut Para Ahli Perbuatan Pidana/Delik/Tindak Pidana/Peristiwa Pidana/Strafbaar feit adalah tindakan manusia yang memenuhi rumusan Undang-undang yang bersifat melawan hukum dan dilakukan oleh orang yang dapat dipertanggungjawabkan. Berikut pengertian dari Perbuatan Pidana menurut beberapa Para Ahli, yaitu : a. D. Simons Perbuatan pidana adalah perbuatan salah (met schuld in verband staand) dan melawan hukum (onrechtmatig) yang diancam pidana (stratbaar gesteld) yang mana oleh seseorang yang mampu bertanggung jawab (toerekeningsvatbaar persoon). b. Van Hamel Strafbaar feit adalah suatu kelakuan orang (minselijkegedrging) yang dirumuskan dalam Undang-Undang yang bersifat melawan hukum, yang patut dipidana dan dilakukan dengan kesalahan. c. H.B. Vos Peristiwa pidana adalah suatu peristiwa yang dinyatakan dapat dipidana oleh Undang-undang. d. W.P.J Pompe Strafbaarfeit adalah suatu pelanggaran norma (ganguan terhadap ketertiban hukum/ law ordeer) yang dengan sengaja ataupun tidak sengaja telah dilakukan oleh seorang pelaku, dimana penjatuhan hukuman terhadap pelaku tersebut adalah perlu demi terpeliharanya tertib hukum dan terjaminnya kepentingan hukum. 10
  • 11. e. Prof. Moeljatno, SH Perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana yang disertai ancaman (sanksi yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar larangan tersebut). f. Prof. Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH Tindak pidana adalah suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukum pidana. g. Dr. Chairul Huda, SH, MH Tindak pidana adalah perbuatan atau serangkain perbuatan yang padanya akan dilekatkan sanksi pidana. h. J.B. Daliyo, SH Tindak atau peristiwa pidana adalah suatu kejadian yang mengandung unsur- unsur perbuatan yang dilarang oleh undang-undang sehingga siapa yang menimbulkan peristiwa itu dapat dikenai sanksi pidana i. J. Baumann Perbuatan pidana adalah perbuatan yang memenuhi rumusan delik, bersifat melawan hukum dan dilakukan dengan kesalahan. j. Roeslan Saleh Perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh masyarakat dirasakan sebagai perbuatan yang tidak boleh atau tidak dapat dilakukan. k. Jonkers Strafbaarfeit adalah suatu kelakuan yang dapat diancam pidana oleh undang- undang, bersifat melawan hukum berhubung dilakukan dengan sengaja atau alpa oleh orang yang dapat dipertanggungjawabkan. 11
  • 12. l. Utrecht Peristiwa pidana adalah suatu peristiwa hukum, yaitu suatu peristiwa kemasyarakatan yang membawa akibat yang diatur oleh hukum. m. Andi Zainal Abidin Peristiwa pidana adalah suatu perbuatan yang diancam pidana, melawan hukum dilakukan dengan kesalahan oleh orang yang dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatan itu. 12