SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 11
APLIKASI MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM : GRASS ROOTS DAN
ADMINISTRATIF MODEL
Disusun guna memenuhi tugas terstruktur
Mata kuliah: Pengembangan Kurikulum
Dosen pengampu: M. Nurhalim
Oleh:
Nama: Aji Febrianto
Nim: 102332081
Jurusan/smtr/prodi: tarbiyah/V/PBA2
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PURWOKERTO
2012
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum secara umum didefinisikan sebagai rencana (plan) yang dikembangkan untuk
memperlancar proses belajar dan mengajar dengan arahan dan bimbingan sekolah serta anggota
stafnya.
Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran
yang ingin dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih dititikberatkan
untuk meningkatkan kualiatas pendidikan. Kegiatan pengembangan kurikulum sekolah memerlukan
model yang dijadikan lambang teroritis untuk melaksanakan suatu kegiatan. Model atau konstruksi
merupakan ulasan teroritis tentang suatu konsepsi dasar.
Dalam makalah ini akan dikemukakan dua model pengembangan kurikulum, yang hendaknya
bisa dipergunakan untuk mengembangkan kurikulum menuju proses belajar mengajar untuk mencapai
dan meningkatkan kualitas pendidikan. Model pengembangan kurikulum tersebut adalah administrative
model dan Grass-Roots
PEMBAHASAN
Model pengembangan kurikulum menurut Robert s. Zails dalam bukunya yang berjudul
curriculum principles and foundation. Zails mengemukakan 8 model pengembangan kurikulum tetapi
dalam makalah ini hanya dua model pengembangan kurikulum yang akan dibahas.
A. Model Administratif
Model ini dikenal dengan adanya garis staf atau model dari atas ke bawah (top down).
Kerja model ini adalah: Pejabat pendidikan membentuk panitia pengarah yang biasanya terdiri atas
pengawas pendidikan, kepala sekolah dan staf pengajar inti. Pantiia pengarah ini bertugas
merencanakan, memberi pengarahan tentang garis besar kebijakan, menyiapkan rumusan falsafah
dan tujuan umum pendidikan.
Selesai pekerjaan tersebut, mereka menunjuk kelompok-kelompok kerja sesuai dengan
keperluan anggota-anggota. Kelompok kerja umumnya terdiri atas staf pengajar dan spesialis
kurikulum. Tugasnya adalah menyusun tujuan khusus, isi dan kegiatan belajar. Hasil pekerjaan
direfisi oleh panitia pengarah. Bila dipandang perlu dan meskipun hal ini jarang terjadi, akan
diadakan uji coba untuk meneliti kelayakan pelaksanaannya. Hal ini dikerjakan oleh suatu komisi
lainnya yang ditunjuk oleh panitia pengarah dan anggotanya terdiri atas sebagian besar kepala-
kepala sekolah. setelah selesai maka pekerjaan itu diserahkan kembali kepada pantia pengarah
untuk ditelaah sekali lagi kemudian diimplementasikan.1
Model administratif diistilahkan juga model garis staf atau top down, dari atas ke
bawah.
Pengembangan kurikulum dilaksanakan sebagai berikut:
a. Atasan membentuk tim yang terdiri atas para pejabat teras yang berwenang (pengawas
pendidikan, kepsek, dan pengajar inti).
b. Tim merencanakan konsep rumusan tujuan umum an rumusan falsafah yang diikuti.
1Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm. 70
c. Dibentuk beberapa kelompok kerja yang anggotanya terdiri atas para spesialis kurikulum
dan staf pengajar yang bertugas untuk merumuskan tujuan khusus, GBPP, dan kegiatan
belajar.
d. Hasil kerja dari butir 3 direvisi oleh tim atas dasar pengalaman atau hasil dari try out.
e. Setelah try out yang dilakukan oleh beberapa kepala sekolah, dan telah direvisi seperlunya,
baru kurikulum tersebut diimplementasikan.2
Kelemahan model ini terdapat pada tiga hal, yakni :
1) Pada prinsipnya pengembangan kurikulum dengan model ini bersifat tidak demokratis,
Karena prakarsa, inisiatif dan arahan dilakukan melalui garis staf hirarkis dari atas ke
bawah, bukan berdasarkan kebutuhan dan aspirasi dari bawah ke atas;
2) Pengalaman menunjukkan bahwa model ini bukan alat yang efektif dalam perubahan
kurikulum secara signifikan, karena perubahan kurikulum tidak mengacu pada perubahan
masyarakat, melainkan semata-mata melalui manipulasi organisasi dengan pembentukkan
macam-macamkepanitian.
3) Kelemahan utama dari model administratif adalah diterapkannya konsep dua fase, yakni
konsep yang mengubah kurikulum lama menjadi kurikulum baru secara uniform melalui sistem
sekolah dalam dua fase sendiri-sendiri, yakni penyiapan dokumen kurikulum baru, dan fase
pelaksanaan dokumen kurikulum tersebut.
B. Model dari Bawah atau (Grass-Roots)
Sejarah Grass Roots
Dilihat dari cakupan pengembangannya ada dua pendekatan yang dapat diterapkan.
Pertama, pendekatan top down atau pendekatan administrative, yaitu pendekatan dengan sistem
komando dari atas ke bawah; dan kedua adalah pendekatan grass root, atau pengembangan
kurikulum yang diawali oleh inisiatif dari bawah lalu disebarluaskan pada tingkat atau skala
2 Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm. 96
yang lebih luas, dengan istilah singkat sering dinamakan pengembangan kurikulum dari bawah
ke atas.
Kalau pada pendekatan administratif inisiatif pengembangan kurikulum berasal dari para
pemegang kebijakan kemudian turun ke stafnya atau dari atas ke bawah, maka dalam model
grass roots, inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau dari guru-guru
sebagai implementator, kemudian menyebar pada lingkungan yang lebih luas, makanya
pendekatan ini dinamakan juga pengembangan kurikulum dari bawah ke atas. Oleh karena
sifatnya yang demikian, maka pendekatan ini lebih banyak digunakan dalam penyempurnaan
kurikulum (curriculum improvement), walaupun dalam skala yang terbatas mungkin juga
digunakan dalam pengembangan kurikulum baru (curriculum construction).
Dalam kondisi yang bagaimana kiri-kira guru dapat berinisiatif memperbarui dan atau
menyempurnakan kurikulum dengan pendekatan semacam ini ? Ya, minimal ada syarat sebagai
kondisi yang memungkinkan pendekatan grass roots dapat berlangsung. Pertama, manakala
kurikulum itu benar-benar bersifat lentur sehingga memberikan kesempatan kepada setiap guru
secara lebih terbuka untuk memperbarui atau menyempurnakan kurikulum yang sedang
diberlakukan. Kurikulum yang bersifat kaku, yang hanya mengandung petunjuk dan persyaratan
teknis sangat sulit dilakukan pengembangannya dengan pendekatan ini.
Kedua, pendekatan grass roots hanya mungkin terjadi manakala guru memiliki sikap
professional yang tinggi disertai kemampuan yang memadai. Sikap professional itu biasanya
ditandai dengan keinginan untuk mencoba dan mencoba sesuatu yang baru dalam upaya untuk
meningkatkan kinerjanya. Seorang professional itu akan selalu berusaha menambah
pengetahuan dan wawasannya dengan menggali sumber-sumber pengetahuan. Ia juga akan
selalu mencoba dan mencoba untuk mencapai kesempurnaan. Ia tidak akan puas dengan hasil
yang minimal. Ia akan bisa tenang manakala hasil kinerjanya sesuai dengan target maksimalnya.
Dalam kondisi yang demikianlah grass roots akan terjadi.
Kemudian bagaimana dengan kenyataan di Indonesia ? banyakkah guru-guru yang mempunyai
kemauan dan kemampuan seperti ini ? Baiklah sekarang jangan terlalu hiraukan keadaan itu
secara berlebihan, yang terpenting adalah kita harus mulai memahami bagaimana pelaksanaan
pendekatan grass roots ini dilakukan. Ada beberapa langkah penyempurnaan kurikulum yang
dapat kita lakukan manakala menggunakan pendekatan grass roots ini.
Pertama, menyadari adanya masalah. Pendekatan grass roots biasanya diawali dari keresahan
guru tentang kurikulum yang berlaku. Misalnya dirasakan ketidakcocokan penggunaan strategi
pembelajaran, atau kegiatan evaluasi seperti yang diharapkan, atau masalah kurangnya motivasi
belajar siswa sehingga kita merasa terganggu, dan lain sebaginya. Pemahaman dan kesadaran
guru akan adanya suatu masalah merupakan kunci dalam grass roots. Tanpa adanya kesadaran
masalah tidak mungkin grass roots dapat berlangsung. Kedua, mengadakan refleksi. Kalau kita
merasakan adanya masalah, maka selanjutnya kita berusaha mencari penyebab munculnya
masalah tersebut. Refleksi dilakukan dengan mengkaji literatur yang relevan misalnya dengan
membaca buku, jurnal hasil penelitian yang relevan dengan latar belakangnya. Dengan
pemahaman tersebut, akan memudahkan bagi guru dalam mendesain lingkungan yang dapat
mengaktifkan siswa memperoleh pengalaman belajar.
Ada beberapa prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa. Pertama, pengalaman siswa
harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap tujuan akan menentukan pengalaman
pembelajaran.
Kedua, setiap penglaman belajar harus memuaskan siswa.
Ketiga, Setiap rancangan pengalaman siswa belajar sebaiknya melibatkan siswa. Keempat,
mungkin dalam satu penglaman belajar dapat mencapai tujuan yang berbeda. Terdapat beberapa
bentuk pengalaman belajar yang dapat dikembangkan, misalkan pengalaman belajar untuk
mengembangkan kemampuan berpikir siswa, pengalaman belajar untuk membantu siswa dalam
mengumpulkan sejumlah informasi, pengalaman belajar untuk membantu mengembangkan
sikap sosial, dan pengalaman belajar untuk membantu mengembangkan minat.
Untuk lebih merinci, penulis akan mengulas kembali secara rinci, bahwa inisiatif dan upaya
pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau
sekolah. Diberi nama Grass roots karena inisiatif dan gagasan pengembangan kurikulum datang
dari seorang guru sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah. Hal itu didasarkan
atas pertimbangan bahwa guru adalah : Perencana, pelaksana, penyempurna dari pengajaran di
kelasnya. Dari beberapa kajian di atas, maka dapat ditemukan ciri-ciri dari grass roots model
yaitu :
1.Guru memiliki kemampuan yang professional.
2.Keterlibatan langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan dan penentuan
evaluasi.
3.Muncul konsensus tujuan, prinsip – prinsip maupun rencana – rencana diantara
para guru.
4.Bersifat desentralisasi dan demokratis.3
Dari model ini yang disebut model dari bawah, maka inisiatif pengembangan kurikulum
model ini berada di tangan staf pengajar sebagai pelaksana pada suatu sekolah atau pada beberapa
sekolah sekaligus. Model ini didasarkan pada pandangan bahwa implementasi kurikulum akan lebih
berhasil jika staf pengajar sebagai pelaksanaa sudah sejak semula diikutsertakan dalam
pengembangan kurikulum.
Kegiatan pengembangan kurikulum cara ini sangat memperhatikan kerjasama dengan orang
tua, peserta didik, dan masyarakat. Kerjasama diantara sesama pengajar dengan sendirinya
merupakan bagian yang penting dalam model ini. Kedudukan administrator hanyalah cukup
memberikan bimbingan dan dorongan saja. Dan staf pengajar akan melaksanakan tugas
pengembangan kurikulumnya secara demokratis.
3http://agunkscape.blogspot.com/2012/03/model-pengembangan-kurikulum-grass.html/
Biasanya, pada langkah-langkah tertentu diselenggarakan lokakarya untuk membahas
langkah-langkah selanjutnya. Lokakarya akan melibatkan staf pengajar, kepala sekolah, orang tua
peserta didik, orang awam lainnya, para konsultan dan narasumber lainnya. 4
Langkah-langkahnya:
a. Inisiatif pengembangan datangnya dari bawah (para pengajar)
b. Tim pengajar dari beberapa sekolah ditambah nara sumber lain dari orang tua peserta didik
atau masayarakat luas yang relevan
c. Pihak atasan memberikan bimbingan dan dorongan
d. Untuk pemantapan konsep pengembangan yang telah dirintisnya diadakan lokakarya untuk
mencari input yang diperlukan5
Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatian dalam menerapkan model pengembangan grass
roots ini, yaitu:
a. guru harus memiliki kemampuan yang professional,
b. guru harus terlibat penuh dalam perbaikan kurikulum dan penyelesaian masalah kurikulum,
c. guru harus terlibat langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan, dan penentuan evalusi,
d. seringnya pertemuan kelompok dalam pembahasan kurikulum yang akan berdampak terhadap
pemaham guru dan akan menghasilkan konsesus tujuan, prinsip, maupun rencana-rencana.
Model pengambangan kurikulum ini dapat dikembangakan pada lingkup luas maupun dalam lingkup
yang sempit. Dapat berlaku untuk bidang studi tertentu atau sekolah tertentu, tetapi dapat pula
digunakan untuk beberapa bidang studi maupun pada beberapa sekolah yang lebih luas. dalam
prosesnya, guru-guru harus mampu melakukan kerja operasional dalam pengembangan kurikulum
secara kooperatif sehingga dapat menghasilkan suatu kurikulum yang sistemik.
Oleh karena itu pengembangan kurikulum model ini sangat membutuhkan dukungan moril maupun
4Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm. 71
5Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm. 96
materil yang bersifat kondusif dari pihak pimpinan. Ada beberapa hal yang harus diantisipasi dalam
model ini, di antaranya adalah akan bervariasinya sistem kurikulum di sekolah karena menerapkan
partisipasi sekolah dan masyarakat secara demokratis. Sehingga apabila tidak terkontrol (tidak ada
kendali mutu), maka cenderung banyak mengabaikan kebijakan pusat.6
Fungsi Model Pengembangan Kurikulum Bagi Guru
Menurut pendapat Oemar Hamalik Pengembangan kurikulum adalah perencanaan
kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah peubahan-
perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri
siswa. Sedangkan kesempatan belajar yang dimaksud adalah hubungan yang telah direncanakan dan
terkontrol antara para siswa, guru, bahan peralatan, dan lingkungan dimana belajar yang diinginkan
diharapkan terjadi. Ini terjadi bahwa semua kesempatan belajar direncanakan oleh guru, bagi para
siswa sesungguhnya adalah ”kurikulum itu sendiri”. Oleh karena itu dalam memahami pengembangan
kurikulum dengan lebih baik lagi guru dapat terlebih dahulu mempelajari model-model pengembangan
kurikulum agar lebih mudah mempelajari bagaimana cara mengembangkan kurikulum tersebut.
Menurut Nadler model yang baik adalah model yang dapat menolong sipengguna untuk mengerti dan
memahami suatu proses secara mendasar dan menyuluruh. Hal ini berarti model pengembangan
kurikulum yang baik adalah model yang dapat membantu para pengembang kurikulum dalam
mengembangkan kurikulum dilapangan. Berkenaan dengan model-model pengembangan kurikulum,
maka fungsi model pengembangan kurikulum bagi guru adalah:
1. Sebagai pedoman bagi guru untuk memilih model pengembangan yang sesuai dengan
pelaksanaan pengembangan kurikulum di lapangan.
2. . Sebagai bahan pengetahuan untuk melihat lahirnya bagaimana sebuah kurikulum tercipta dari
mulai perencanaan sampai pelaksanaan di lapangan, yang mungkin selama ini guru hanya
6http://agunkscape.blogspot.com/2012/03/model-pengembangan-kurikulum-grass.html/
mengetahui bahwa kurikulum itu sebagai sesuatu yang siap saji., padahal melalui proses yang
panjang sesuai dengan model mana yang dipilih oleh pengembang kurikulum atau pengambil
kebijaksanaan.
3. Sebagai bahan untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan visi, misi, karakteristik, dan
sesuai dengan pengalaman belajar yang diharapkan atau dibutuhkan oleh siswa.
4. Sebagai bahan untuk mengadakan penelitian yang merupakan bagian tugas profesional guru
yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru.
5. Sebagai bahan untuk melihat perbandingan dan keberhasilan tentang model pengembangaan
kurikulum yang digunakan suatu sekolah, yang nantinya diharapkan untuk memperbaiki
kurikulum yang dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Subandijah,Pengembangan dan Iovasi Kurikulum,1996 Jakarta:Pt RajaGrafindo Persada
Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, 2004 Jakarta: Pt Rineka Cipta
Sanjaya Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, 2010, Jakarta: Kencana
Sukmadinata Syaodih Nana, Pengembangan Kurikulum, 2001, Bandung : Pt Remaja
http://soegiartho.cybermq.com/post/detail/9925/model-model-pengembangan-kurikulum (anggal unduh
12 Januari 2013)
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/model-pengembangan-kurikulum/ (tanggal unduh 12
januari 2013)
http://agunkscape.blogspot.com/2012/03/model-pengembangan-kurikulum-grass.html/ (tanggal unduh
12 januari 2013)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1
Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1
Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1Grace Ginting
 
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Dedy Wiranto
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaPrincess Indry
 
Teori dan model pembinaan kurikulum
Teori dan model pembinaan kurikulumTeori dan model pembinaan kurikulum
Teori dan model pembinaan kurikulumchenta miamor
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudartoOky Sudarto
 
Model-model pengembangan kurikulum
Model-model pengembangan kurikulumModel-model pengembangan kurikulum
Model-model pengembangan kurikulumDasrieny Pratiwi
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranHilda Pujianti
 
Model model pengembangan kurikulum
Model model pengembangan  kurikulumModel model pengembangan  kurikulum
Model model pengembangan kurikulumirene sofia
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANIna Wati
 
Tugasan 2 kk edu teori
Tugasan 2 kk edu teoriTugasan 2 kk edu teori
Tugasan 2 kk edu teoriirna zuzy
 
Ppt analisis pengembangam kurikulum
Ppt analisis pengembangam kurikulumPpt analisis pengembangam kurikulum
Ppt analisis pengembangam kurikulumaditya rizal
 
Pengajian kurikulum model kurikulum
Pengajian kurikulum model kurikulumPengajian kurikulum model kurikulum
Pengajian kurikulum model kurikulumNoradilah Hj Nain
 

Mais procurados (17)

Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1
Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1
Makalah grace pendekatan pengembangan kurikulum1
 
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”
 
Model pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-tabaModel pengembangan-kurikulum-taba
Model pengembangan-kurikulum-taba
 
Model tyler
Model tylerModel tyler
Model tyler
 
Teori dan model pembinaan kurikulum
Teori dan model pembinaan kurikulumTeori dan model pembinaan kurikulum
Teori dan model pembinaan kurikulum
 
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudartoPenelitian  tindakan  sekolah p pt_oky sudarto
Penelitian tindakan sekolah p pt_oky sudarto
 
Model-model pengembangan kurikulum
Model-model pengembangan kurikulumModel-model pengembangan kurikulum
Model-model pengembangan kurikulum
 
3. bahan ajar rpp
3. bahan ajar rpp3. bahan ajar rpp
3. bahan ajar rpp
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
Model model pengembangan kurikulum
Model model pengembangan  kurikulumModel model pengembangan  kurikulum
Model model pengembangan kurikulum
 
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARANPERENCANAAN PEMBELAJARAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
 
Pp ku
Pp kuPp ku
Pp ku
 
Tugasan 2 kk edu teori
Tugasan 2 kk edu teoriTugasan 2 kk edu teori
Tugasan 2 kk edu teori
 
Kurikulum vs instruksi
Kurikulum vs instruksiKurikulum vs instruksi
Kurikulum vs instruksi
 
Ppt analisis pengembangam kurikulum
Ppt analisis pengembangam kurikulumPpt analisis pengembangam kurikulum
Ppt analisis pengembangam kurikulum
 
Mpoint Ijah
Mpoint IjahMpoint Ijah
Mpoint Ijah
 
Pengajian kurikulum model kurikulum
Pengajian kurikulum model kurikulumPengajian kurikulum model kurikulum
Pengajian kurikulum model kurikulum
 

Semelhante a KURIKULUM

PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.Grace Ginting
 
PPT KEL 5 TELAAH KURIKULUM.pptx
PPT KEL 5 TELAAH KURIKULUM.pptxPPT KEL 5 TELAAH KURIKULUM.pptx
PPT KEL 5 TELAAH KURIKULUM.pptxJabalAhsan1
 
Manajemen Kur&pem-Nursiami-Nurhasanah.pptx
Manajemen Kur&pem-Nursiami-Nurhasanah.pptxManajemen Kur&pem-Nursiami-Nurhasanah.pptx
Manajemen Kur&pem-Nursiami-Nurhasanah.pptxppgnursiami97728
 
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptx
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptxMODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptx
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptxjani283517
 
Buku 1 makalah pengembangan kurikulum mpl
Buku 1 makalah pengembangan kurikulum mplBuku 1 makalah pengembangan kurikulum mpl
Buku 1 makalah pengembangan kurikulum mplMOHAMMAD YASIN, M.Pd
 
Presentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumPresentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumgreen_sarijo
 
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)Mank Win
 
Manajemen kurikulum 2014
Manajemen kurikulum 2014Manajemen kurikulum 2014
Manajemen kurikulum 2014Rochimudin
 
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulumRuny Chaerunnyza
 
Revisi%20 analisis%20kurikulum%20paidi%20sekolah%20kelompok%207%20 strategi%2...
Revisi%20 analisis%20kurikulum%20paidi%20sekolah%20kelompok%207%20 strategi%2...Revisi%20 analisis%20kurikulum%20paidi%20sekolah%20kelompok%207%20 strategi%2...
Revisi%20 analisis%20kurikulum%20paidi%20sekolah%20kelompok%207%20 strategi%2...Elmi Hakiki
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaranayu
 
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruLaporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruAnwar Sari
 
Peran guru dalam pengembangan
Peran guru dalam pengembanganPeran guru dalam pengembangan
Peran guru dalam pengembanganMuLtazam Gea
 

Semelhante a KURIKULUM (20)

PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
 
PPT KEL 5 TELAAH KURIKULUM.pptx
PPT KEL 5 TELAAH KURIKULUM.pptxPPT KEL 5 TELAAH KURIKULUM.pptx
PPT KEL 5 TELAAH KURIKULUM.pptx
 
Supervisi
SupervisiSupervisi
Supervisi
 
Manajemen Kur&pem-Nursiami-Nurhasanah.pptx
Manajemen Kur&pem-Nursiami-Nurhasanah.pptxManajemen Kur&pem-Nursiami-Nurhasanah.pptx
Manajemen Kur&pem-Nursiami-Nurhasanah.pptx
 
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptx
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptxMODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptx
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM KEL. 7.pptx
 
Aji pk
Aji pkAji pk
Aji pk
 
Aji
AjiAji
Aji
 
Buku 1 makalah pengembangan kurikulum mpl
Buku 1 makalah pengembangan kurikulum mplBuku 1 makalah pengembangan kurikulum mpl
Buku 1 makalah pengembangan kurikulum mpl
 
Presentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulumPresentasi pengembangan kurikulum
Presentasi pengembangan kurikulum
 
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
Final panduan ptk dbe 3 (hal. 1 26)
 
Manajemen kurikulum 2014
Manajemen kurikulum 2014Manajemen kurikulum 2014
Manajemen kurikulum 2014
 
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
28655207 makalah-pengembangan-kurikulum
 
Revisi%20 analisis%20kurikulum%20paidi%20sekolah%20kelompok%207%20 strategi%2...
Revisi%20 analisis%20kurikulum%20paidi%20sekolah%20kelompok%207%20 strategi%2...Revisi%20 analisis%20kurikulum%20paidi%20sekolah%20kelompok%207%20 strategi%2...
Revisi%20 analisis%20kurikulum%20paidi%20sekolah%20kelompok%207%20 strategi%2...
 
Kurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan PembelajaranKurikulum Dan Pembelajaran
Kurikulum Dan Pembelajaran
 
HASTINI
HASTINIHASTINI
HASTINI
 
16. kimia (ptk)
16. kimia (ptk)16. kimia (ptk)
16. kimia (ptk)
 
Bg ucok i
Bg ucok iBg ucok i
Bg ucok i
 
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guruLaporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
Laporan ptk upaya peningkatan kompetensi guru
 
Pembinaan Pelaksanaan Kurikulum
Pembinaan Pelaksanaan KurikulumPembinaan Pelaksanaan Kurikulum
Pembinaan Pelaksanaan Kurikulum
 
Peran guru dalam pengembangan
Peran guru dalam pengembanganPeran guru dalam pengembangan
Peran guru dalam pengembangan
 

Mais de iwan Alit

Nadzom tashrifan bahasa jawa
Nadzom tashrifan bahasa jawaNadzom tashrifan bahasa jawa
Nadzom tashrifan bahasa jawaiwan Alit
 
Gelaran akbar haflah 2014
Gelaran akbar haflah 2014Gelaran akbar haflah 2014
Gelaran akbar haflah 2014iwan Alit
 
Akulturasi 3
Akulturasi 3Akulturasi 3
Akulturasi 3iwan Alit
 
Akulturasi 2
Akulturasi 2Akulturasi 2
Akulturasi 2iwan Alit
 
Akulturasi 1
Akulturasi 1Akulturasi 1
Akulturasi 1iwan Alit
 
هذه سلسلة المشايخ المعقودة
هذه سلسلة المشايخ المعقودةهذه سلسلة المشايخ المعقودة
هذه سلسلة المشايخ المعقودةiwan Alit
 
Racangan jadwal kbm 2013 2014 polos
Racangan jadwal kbm 2013  2014 polosRacangan jadwal kbm 2013  2014 polos
Racangan jadwal kbm 2013 2014 polosiwan Alit
 
Rancangan jadwal kbm 2013 2014 warna
Rancangan jadwal kbm 2013 2014 warnaRancangan jadwal kbm 2013 2014 warna
Rancangan jadwal kbm 2013 2014 warnaiwan Alit
 
نية صلاة عيد الأضحى
نية صلاة عيد الأضحىنية صلاة عيد الأضحى
نية صلاة عيد الأضحىiwan Alit
 
صفحة عنوان الكتاب مذكرة
صفحة عنوان الكتاب مذكرةصفحة عنوان الكتاب مذكرة
صفحة عنوان الكتاب مذكرةiwan Alit
 
دعا قبل الدرس وبعده
دعا قبل الدرس وبعدهدعا قبل الدرس وبعده
دعا قبل الدرس وبعدهiwan Alit
 

Mais de iwan Alit (20)

Nadzom tashrifan bahasa jawa
Nadzom tashrifan bahasa jawaNadzom tashrifan bahasa jawa
Nadzom tashrifan bahasa jawa
 
Al kalam
Al kalamAl kalam
Al kalam
 
Gelaran akbar haflah 2014
Gelaran akbar haflah 2014Gelaran akbar haflah 2014
Gelaran akbar haflah 2014
 
Madza aqul
Madza aqulMadza aqul
Madza aqul
 
Mitung dina
Mitung dinaMitung dina
Mitung dina
 
Mubadzir
MubadzirMubadzir
Mubadzir
 
Kuissioner
KuissionerKuissioner
Kuissioner
 
Akulturasi 3
Akulturasi 3Akulturasi 3
Akulturasi 3
 
Akulturasi 2
Akulturasi 2Akulturasi 2
Akulturasi 2
 
Akulturasi 1
Akulturasi 1Akulturasi 1
Akulturasi 1
 
Pendidikan
PendidikanPendidikan
Pendidikan
 
Minoritas
MinoritasMinoritas
Minoritas
 
هذه سلسلة المشايخ المعقودة
هذه سلسلة المشايخ المعقودةهذه سلسلة المشايخ المعقودة
هذه سلسلة المشايخ المعقودة
 
Racangan jadwal kbm 2013 2014 polos
Racangan jadwal kbm 2013  2014 polosRacangan jadwal kbm 2013  2014 polos
Racangan jadwal kbm 2013 2014 polos
 
Rancangan jadwal kbm 2013 2014 warna
Rancangan jadwal kbm 2013 2014 warnaRancangan jadwal kbm 2013 2014 warna
Rancangan jadwal kbm 2013 2014 warna
 
نية صلاة عيد الأضحى
نية صلاة عيد الأضحىنية صلاة عيد الأضحى
نية صلاة عيد الأضحى
 
مقدمة
مقدمةمقدمة
مقدمة
 
صفحة عنوان الكتاب مذكرة
صفحة عنوان الكتاب مذكرةصفحة عنوان الكتاب مذكرة
صفحة عنوان الكتاب مذكرة
 
سألتك
سألتكسألتك
سألتك
 
دعا قبل الدرس وبعده
دعا قبل الدرس وبعدهدعا قبل الدرس وبعده
دعا قبل الدرس وبعده
 

KURIKULUM

  • 1. APLIKASI MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM : GRASS ROOTS DAN ADMINISTRATIF MODEL Disusun guna memenuhi tugas terstruktur Mata kuliah: Pengembangan Kurikulum Dosen pengampu: M. Nurhalim Oleh: Nama: Aji Febrianto Nim: 102332081 Jurusan/smtr/prodi: tarbiyah/V/PBA2 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PURWOKERTO 2012
  • 2. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum secara umum didefinisikan sebagai rencana (plan) yang dikembangkan untuk memperlancar proses belajar dan mengajar dengan arahan dan bimbingan sekolah serta anggota stafnya. Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang esensial dalam proses pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai bukan semata-mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih dititikberatkan untuk meningkatkan kualiatas pendidikan. Kegiatan pengembangan kurikulum sekolah memerlukan model yang dijadikan lambang teroritis untuk melaksanakan suatu kegiatan. Model atau konstruksi merupakan ulasan teroritis tentang suatu konsepsi dasar. Dalam makalah ini akan dikemukakan dua model pengembangan kurikulum, yang hendaknya bisa dipergunakan untuk mengembangkan kurikulum menuju proses belajar mengajar untuk mencapai dan meningkatkan kualitas pendidikan. Model pengembangan kurikulum tersebut adalah administrative model dan Grass-Roots
  • 3. PEMBAHASAN Model pengembangan kurikulum menurut Robert s. Zails dalam bukunya yang berjudul curriculum principles and foundation. Zails mengemukakan 8 model pengembangan kurikulum tetapi dalam makalah ini hanya dua model pengembangan kurikulum yang akan dibahas. A. Model Administratif Model ini dikenal dengan adanya garis staf atau model dari atas ke bawah (top down). Kerja model ini adalah: Pejabat pendidikan membentuk panitia pengarah yang biasanya terdiri atas pengawas pendidikan, kepala sekolah dan staf pengajar inti. Pantiia pengarah ini bertugas merencanakan, memberi pengarahan tentang garis besar kebijakan, menyiapkan rumusan falsafah dan tujuan umum pendidikan. Selesai pekerjaan tersebut, mereka menunjuk kelompok-kelompok kerja sesuai dengan keperluan anggota-anggota. Kelompok kerja umumnya terdiri atas staf pengajar dan spesialis kurikulum. Tugasnya adalah menyusun tujuan khusus, isi dan kegiatan belajar. Hasil pekerjaan direfisi oleh panitia pengarah. Bila dipandang perlu dan meskipun hal ini jarang terjadi, akan diadakan uji coba untuk meneliti kelayakan pelaksanaannya. Hal ini dikerjakan oleh suatu komisi lainnya yang ditunjuk oleh panitia pengarah dan anggotanya terdiri atas sebagian besar kepala- kepala sekolah. setelah selesai maka pekerjaan itu diserahkan kembali kepada pantia pengarah untuk ditelaah sekali lagi kemudian diimplementasikan.1 Model administratif diistilahkan juga model garis staf atau top down, dari atas ke bawah. Pengembangan kurikulum dilaksanakan sebagai berikut: a. Atasan membentuk tim yang terdiri atas para pejabat teras yang berwenang (pengawas pendidikan, kepsek, dan pengajar inti). b. Tim merencanakan konsep rumusan tujuan umum an rumusan falsafah yang diikuti. 1Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm. 70
  • 4. c. Dibentuk beberapa kelompok kerja yang anggotanya terdiri atas para spesialis kurikulum dan staf pengajar yang bertugas untuk merumuskan tujuan khusus, GBPP, dan kegiatan belajar. d. Hasil kerja dari butir 3 direvisi oleh tim atas dasar pengalaman atau hasil dari try out. e. Setelah try out yang dilakukan oleh beberapa kepala sekolah, dan telah direvisi seperlunya, baru kurikulum tersebut diimplementasikan.2 Kelemahan model ini terdapat pada tiga hal, yakni : 1) Pada prinsipnya pengembangan kurikulum dengan model ini bersifat tidak demokratis, Karena prakarsa, inisiatif dan arahan dilakukan melalui garis staf hirarkis dari atas ke bawah, bukan berdasarkan kebutuhan dan aspirasi dari bawah ke atas; 2) Pengalaman menunjukkan bahwa model ini bukan alat yang efektif dalam perubahan kurikulum secara signifikan, karena perubahan kurikulum tidak mengacu pada perubahan masyarakat, melainkan semata-mata melalui manipulasi organisasi dengan pembentukkan macam-macamkepanitian. 3) Kelemahan utama dari model administratif adalah diterapkannya konsep dua fase, yakni konsep yang mengubah kurikulum lama menjadi kurikulum baru secara uniform melalui sistem sekolah dalam dua fase sendiri-sendiri, yakni penyiapan dokumen kurikulum baru, dan fase pelaksanaan dokumen kurikulum tersebut. B. Model dari Bawah atau (Grass-Roots) Sejarah Grass Roots Dilihat dari cakupan pengembangannya ada dua pendekatan yang dapat diterapkan. Pertama, pendekatan top down atau pendekatan administrative, yaitu pendekatan dengan sistem komando dari atas ke bawah; dan kedua adalah pendekatan grass root, atau pengembangan kurikulum yang diawali oleh inisiatif dari bawah lalu disebarluaskan pada tingkat atau skala 2 Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm. 96
  • 5. yang lebih luas, dengan istilah singkat sering dinamakan pengembangan kurikulum dari bawah ke atas. Kalau pada pendekatan administratif inisiatif pengembangan kurikulum berasal dari para pemegang kebijakan kemudian turun ke stafnya atau dari atas ke bawah, maka dalam model grass roots, inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau dari guru-guru sebagai implementator, kemudian menyebar pada lingkungan yang lebih luas, makanya pendekatan ini dinamakan juga pengembangan kurikulum dari bawah ke atas. Oleh karena sifatnya yang demikian, maka pendekatan ini lebih banyak digunakan dalam penyempurnaan kurikulum (curriculum improvement), walaupun dalam skala yang terbatas mungkin juga digunakan dalam pengembangan kurikulum baru (curriculum construction). Dalam kondisi yang bagaimana kiri-kira guru dapat berinisiatif memperbarui dan atau menyempurnakan kurikulum dengan pendekatan semacam ini ? Ya, minimal ada syarat sebagai kondisi yang memungkinkan pendekatan grass roots dapat berlangsung. Pertama, manakala kurikulum itu benar-benar bersifat lentur sehingga memberikan kesempatan kepada setiap guru secara lebih terbuka untuk memperbarui atau menyempurnakan kurikulum yang sedang diberlakukan. Kurikulum yang bersifat kaku, yang hanya mengandung petunjuk dan persyaratan teknis sangat sulit dilakukan pengembangannya dengan pendekatan ini. Kedua, pendekatan grass roots hanya mungkin terjadi manakala guru memiliki sikap professional yang tinggi disertai kemampuan yang memadai. Sikap professional itu biasanya ditandai dengan keinginan untuk mencoba dan mencoba sesuatu yang baru dalam upaya untuk meningkatkan kinerjanya. Seorang professional itu akan selalu berusaha menambah pengetahuan dan wawasannya dengan menggali sumber-sumber pengetahuan. Ia juga akan selalu mencoba dan mencoba untuk mencapai kesempurnaan. Ia tidak akan puas dengan hasil yang minimal. Ia akan bisa tenang manakala hasil kinerjanya sesuai dengan target maksimalnya. Dalam kondisi yang demikianlah grass roots akan terjadi.
  • 6. Kemudian bagaimana dengan kenyataan di Indonesia ? banyakkah guru-guru yang mempunyai kemauan dan kemampuan seperti ini ? Baiklah sekarang jangan terlalu hiraukan keadaan itu secara berlebihan, yang terpenting adalah kita harus mulai memahami bagaimana pelaksanaan pendekatan grass roots ini dilakukan. Ada beberapa langkah penyempurnaan kurikulum yang dapat kita lakukan manakala menggunakan pendekatan grass roots ini. Pertama, menyadari adanya masalah. Pendekatan grass roots biasanya diawali dari keresahan guru tentang kurikulum yang berlaku. Misalnya dirasakan ketidakcocokan penggunaan strategi pembelajaran, atau kegiatan evaluasi seperti yang diharapkan, atau masalah kurangnya motivasi belajar siswa sehingga kita merasa terganggu, dan lain sebaginya. Pemahaman dan kesadaran guru akan adanya suatu masalah merupakan kunci dalam grass roots. Tanpa adanya kesadaran masalah tidak mungkin grass roots dapat berlangsung. Kedua, mengadakan refleksi. Kalau kita merasakan adanya masalah, maka selanjutnya kita berusaha mencari penyebab munculnya masalah tersebut. Refleksi dilakukan dengan mengkaji literatur yang relevan misalnya dengan membaca buku, jurnal hasil penelitian yang relevan dengan latar belakangnya. Dengan pemahaman tersebut, akan memudahkan bagi guru dalam mendesain lingkungan yang dapat mengaktifkan siswa memperoleh pengalaman belajar. Ada beberapa prinsip dalam menentukan pengalaman belajar siswa. Pertama, pengalaman siswa harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Setiap tujuan akan menentukan pengalaman pembelajaran. Kedua, setiap penglaman belajar harus memuaskan siswa. Ketiga, Setiap rancangan pengalaman siswa belajar sebaiknya melibatkan siswa. Keempat, mungkin dalam satu penglaman belajar dapat mencapai tujuan yang berbeda. Terdapat beberapa bentuk pengalaman belajar yang dapat dikembangkan, misalkan pengalaman belajar untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, pengalaman belajar untuk membantu siswa dalam mengumpulkan sejumlah informasi, pengalaman belajar untuk membantu mengembangkan
  • 7. sikap sosial, dan pengalaman belajar untuk membantu mengembangkan minat. Untuk lebih merinci, penulis akan mengulas kembali secara rinci, bahwa inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum, bukan datang dari atas tetapi dari bawah, yaitu guru-guru atau sekolah. Diberi nama Grass roots karena inisiatif dan gagasan pengembangan kurikulum datang dari seorang guru sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah. Hal itu didasarkan atas pertimbangan bahwa guru adalah : Perencana, pelaksana, penyempurna dari pengajaran di kelasnya. Dari beberapa kajian di atas, maka dapat ditemukan ciri-ciri dari grass roots model yaitu : 1.Guru memiliki kemampuan yang professional. 2.Keterlibatan langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan dan penentuan evaluasi. 3.Muncul konsensus tujuan, prinsip – prinsip maupun rencana – rencana diantara para guru. 4.Bersifat desentralisasi dan demokratis.3 Dari model ini yang disebut model dari bawah, maka inisiatif pengembangan kurikulum model ini berada di tangan staf pengajar sebagai pelaksana pada suatu sekolah atau pada beberapa sekolah sekaligus. Model ini didasarkan pada pandangan bahwa implementasi kurikulum akan lebih berhasil jika staf pengajar sebagai pelaksanaa sudah sejak semula diikutsertakan dalam pengembangan kurikulum. Kegiatan pengembangan kurikulum cara ini sangat memperhatikan kerjasama dengan orang tua, peserta didik, dan masyarakat. Kerjasama diantara sesama pengajar dengan sendirinya merupakan bagian yang penting dalam model ini. Kedudukan administrator hanyalah cukup memberikan bimbingan dan dorongan saja. Dan staf pengajar akan melaksanakan tugas pengembangan kurikulumnya secara demokratis. 3http://agunkscape.blogspot.com/2012/03/model-pengembangan-kurikulum-grass.html/
  • 8. Biasanya, pada langkah-langkah tertentu diselenggarakan lokakarya untuk membahas langkah-langkah selanjutnya. Lokakarya akan melibatkan staf pengajar, kepala sekolah, orang tua peserta didik, orang awam lainnya, para konsultan dan narasumber lainnya. 4 Langkah-langkahnya: a. Inisiatif pengembangan datangnya dari bawah (para pengajar) b. Tim pengajar dari beberapa sekolah ditambah nara sumber lain dari orang tua peserta didik atau masayarakat luas yang relevan c. Pihak atasan memberikan bimbingan dan dorongan d. Untuk pemantapan konsep pengembangan yang telah dirintisnya diadakan lokakarya untuk mencari input yang diperlukan5 Ada beberapa ketentuan yang harus diperhatian dalam menerapkan model pengembangan grass roots ini, yaitu: a. guru harus memiliki kemampuan yang professional, b. guru harus terlibat penuh dalam perbaikan kurikulum dan penyelesaian masalah kurikulum, c. guru harus terlibat langsung dalam perumusan tujuan, pemilihan bahan, dan penentuan evalusi, d. seringnya pertemuan kelompok dalam pembahasan kurikulum yang akan berdampak terhadap pemaham guru dan akan menghasilkan konsesus tujuan, prinsip, maupun rencana-rencana. Model pengambangan kurikulum ini dapat dikembangakan pada lingkup luas maupun dalam lingkup yang sempit. Dapat berlaku untuk bidang studi tertentu atau sekolah tertentu, tetapi dapat pula digunakan untuk beberapa bidang studi maupun pada beberapa sekolah yang lebih luas. dalam prosesnya, guru-guru harus mampu melakukan kerja operasional dalam pengembangan kurikulum secara kooperatif sehingga dapat menghasilkan suatu kurikulum yang sistemik. Oleh karena itu pengembangan kurikulum model ini sangat membutuhkan dukungan moril maupun 4Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hlm. 71 5Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2004, hlm. 96
  • 9. materil yang bersifat kondusif dari pihak pimpinan. Ada beberapa hal yang harus diantisipasi dalam model ini, di antaranya adalah akan bervariasinya sistem kurikulum di sekolah karena menerapkan partisipasi sekolah dan masyarakat secara demokratis. Sehingga apabila tidak terkontrol (tidak ada kendali mutu), maka cenderung banyak mengabaikan kebijakan pusat.6 Fungsi Model Pengembangan Kurikulum Bagi Guru Menurut pendapat Oemar Hamalik Pengembangan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membawa siswa ke arah peubahan- perubahan yang diinginkan dan menilai hingga mana perubahan-perubahan itu telah terjadi pada diri siswa. Sedangkan kesempatan belajar yang dimaksud adalah hubungan yang telah direncanakan dan terkontrol antara para siswa, guru, bahan peralatan, dan lingkungan dimana belajar yang diinginkan diharapkan terjadi. Ini terjadi bahwa semua kesempatan belajar direncanakan oleh guru, bagi para siswa sesungguhnya adalah ”kurikulum itu sendiri”. Oleh karena itu dalam memahami pengembangan kurikulum dengan lebih baik lagi guru dapat terlebih dahulu mempelajari model-model pengembangan kurikulum agar lebih mudah mempelajari bagaimana cara mengembangkan kurikulum tersebut. Menurut Nadler model yang baik adalah model yang dapat menolong sipengguna untuk mengerti dan memahami suatu proses secara mendasar dan menyuluruh. Hal ini berarti model pengembangan kurikulum yang baik adalah model yang dapat membantu para pengembang kurikulum dalam mengembangkan kurikulum dilapangan. Berkenaan dengan model-model pengembangan kurikulum, maka fungsi model pengembangan kurikulum bagi guru adalah: 1. Sebagai pedoman bagi guru untuk memilih model pengembangan yang sesuai dengan pelaksanaan pengembangan kurikulum di lapangan. 2. . Sebagai bahan pengetahuan untuk melihat lahirnya bagaimana sebuah kurikulum tercipta dari mulai perencanaan sampai pelaksanaan di lapangan, yang mungkin selama ini guru hanya 6http://agunkscape.blogspot.com/2012/03/model-pengembangan-kurikulum-grass.html/
  • 10. mengetahui bahwa kurikulum itu sebagai sesuatu yang siap saji., padahal melalui proses yang panjang sesuai dengan model mana yang dipilih oleh pengembang kurikulum atau pengambil kebijaksanaan. 3. Sebagai bahan untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan visi, misi, karakteristik, dan sesuai dengan pengalaman belajar yang diharapkan atau dibutuhkan oleh siswa. 4. Sebagai bahan untuk mengadakan penelitian yang merupakan bagian tugas profesional guru yang memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan kinerjanya sebagai guru. 5. Sebagai bahan untuk melihat perbandingan dan keberhasilan tentang model pengembangaan kurikulum yang digunakan suatu sekolah, yang nantinya diharapkan untuk memperbaiki kurikulum yang dilaksanakan.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Subandijah,Pengembangan dan Iovasi Kurikulum,1996 Jakarta:Pt RajaGrafindo Persada Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, 2004 Jakarta: Pt Rineka Cipta Sanjaya Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, 2010, Jakarta: Kencana Sukmadinata Syaodih Nana, Pengembangan Kurikulum, 2001, Bandung : Pt Remaja http://soegiartho.cybermq.com/post/detail/9925/model-model-pengembangan-kurikulum (anggal unduh 12 Januari 2013) http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/model-pengembangan-kurikulum/ (tanggal unduh 12 januari 2013) http://agunkscape.blogspot.com/2012/03/model-pengembangan-kurikulum-grass.html/ (tanggal unduh 12 januari 2013)