SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 30
PENGELOLAAN
SUMBERDAYA PERAIRAN




                      1
KULIAH PSDP S2


CARRYING CAPACITY OPEN WATER
  WITH RESPECT TO FOSFAT (P)




                               2
KONSEP DUKUNG PERAIRAN TERBUKA

ASUMSI

         Populasi algae berkorelasi negatip terhadap kualitas
         air secara umum, termasuk pertumbuhan dan
         kelangsungan hidup stok ikan. Sedangkan P adalah
         “limiting faktot” yang mengendalikan kelimpahan
         plankton.




                                                                3
Mengapa limiting nutrient ?…

Konsep limiting nutrient atau nutrient pembatas muncul
dengan adanya kenyataan bahwa sejumlah nutrient
diperlukan oleh fitoplankton. Jika suply dari satu
diantara nutrient-nutrient tersebut jumlahnya kurang
dari permintaan (yang dibutuhkan) maka akan
menghambat pertumbuhan. Dalam banyak perairan,
pada umumnya P adalah pembatas. Karena ini adalah
element yang dibutuhkan fitoplankton dan tumbuhan
air yang paling jarang terdapat. (jumlahnya paling
sedikit).




                                                    4
Phosphor diperlukan untuk :


 Merupakan element esensial yang diperlukan oleh
 semua jenis ikan untuk pertumbuhan yang normal,
 maintenance dari pengaturan hubungan asam-basa
 dan lemak serta metabolisme karbohidrat



 Umumnya kebutuhan P untuk setiap species
 specifikasi dan umumnya P dalam pakan
 berlebihan, tapi kemudian berkurang karena
 tidak dapat dimanfaatkan ke perairan
 kemudian hilang ke lingkungan perairan




                                                   5
Feed



                  Correct
                  pellet siz           Fatern       Assimilatd     Utilized




                 Dust            un eaten    Faeces          Exretion

                        Disolved P     Disolved P     Disolved P   Disolved P



             Particulate P      Particulate P Particulate P             SEDIMENS

           Gamba 1.r: Principle P loses to the environment
                            associated with intensive cage culture

                           Note: FCR untuk cage culture ∼ 20% lebih tinggi dari di kolam

Beveridge 1984                                                                             6
Tabel 1: Kebutuhan Fosfor untuk ikan (% berat dari pakan)

        Species                                   Kebutuhan


        Angguilla japanica                        0,29 %
        Salmo Trutta                              0,71 %
        Salmo Salam                               0,30 %
        Salmo gardneri                            0,70 – 0,80 %
        Onchorynchus Ketta                        0,50 – 0,60 %
        Cyprinus carpio                           0,60 – 0,80 %
        Ichalues pundatus                         0,45 – 0,80 %
        Chysohyrys major                          0,68 %
        Oreochrromis niloticus                    0,90 %

          Sumber : Beveridge et.al 1982.

-   Untuk ikan Trout = 20 – 27% dari P  daging
-   Sekitar 40% P waste dari cage cultur untuk ikan Trout terlarut, sisanya dalam
    bentuk faeces dan pakan yang tidak termakan.


                                                                                7
Tabel 2. : Penghitungan Total P yang hilang ke lingkunganperairan selama
           jarng apung secara intensif


a. Rainbow Trout


    Kandungan P dalam pellet           1.5% (sillva 1983- pakan komersial di Eropa)
    Kandungan P dalam 1 ton pelet      15 kg
               FCR = 1.0 : 1                         P( Dlm makanan)       15 kg
               FCR = 1.5 : 1                         P( Dlm makanan)       22 kg
               FCR = 2.0 : 1                         P( Dlm makanan)       30 kg
               FCR = 2.5 : 1                         P( Dlm makanan)       37 kg
    Kandungan P dalam ikan Tru = 0.48% dari berat badan ikan = 4.8 kg /ton ikan (Penczak et al 1982)
    Jadi P yang hilang ke perairan untuk :
                FCR = 1.0 : 1 = 15.0 – 4.8 = 10.2   per ton   ikan
                FCR = 1.5 : 1 = 22.5 – 4.8 = 17.7   per ton   ikan
                FCR = 2.0 : 1 = 30.0 – 4.8 = 25.2   per ton   ikan
                FCR = 2.5 : 1 = 37.5 – 4.8 = 32.7   per ton   ikan


                                                                                              8
Tabel2. : Penghitungan Total P yang hilang ke lingkunganperairan selama
            jarng apung secara intensif

b. Tilapia

    Kandungan P dalam pellet           1.3% (NRC 1983 & Santiago 1983)
    Kandungan P dalam 1 ton pelet      13.0 kg
               FCR = 1.5 : 1                       P( Dlm makanan)        19.5 kg
               FCR = 2.0 : 1                       P( Dlm makanan)        26.0 kg
               FCR = 2.5 : 1                       P( Dlm makanan)        32.5 kg
               FCR = 3.0 : 1                       P( Dlm makanan)        45.5 kg
     Kandungan P dalam ikan Tilapia = 0.34 % dari berat badan ikan = 3.4 kg /ton ikan (Mesk &Manthey
    1983)
    Jadi P yang hilang ke perairan untuk :
                FCR = 1.5 : 1 = 19.5 – 3.4 = 16.1 kg per ton   ikan
                FCR = 2.0 : 1 = 26.0 – 3.4 = 22.6 kg per ton   ikan
                FCR = 2.5 : 1 = 32.5 – 3.4 = 29.1 kg per ton   ikan
                FCR = 3.0 : 1 = 45.5 – 3.4 = 35.6 kg per ton   ikan




                                                                                             9
Tabel 2.: Penghitungan Total P yang hilang ke lingkunganperairan selama
            jarng apung secara intensif

c. Carp

    Kandungan P dalam pellet           3.09% (NRC 1983)
    Kandungan P dalam 1 ton pelet      30.9 kg
               FCR = 1.5 : 1                      P( Dlm makanan)          46.4 kg
               FCR = 2.0: 1                       P( Dlm makanan)          61.8 kg
               FCR = 2.5 : 1                      P( Dlm makanan)          77.3 kg
               FCR = 3.0 : 1                      P( Dlm makanan)          92.7 kg
     Kandungan P dalam ikan carp = 0.61% dari berat badan ikan = 6.1 kg /ton ikan (Ogino and Takeda
    1976)
    Jadi P yang hilang ke perairan untuk :
                FCR = 1.5 : 1 = 46.4 – 6.1 = 40.3 kg per ton ikan
                FCR = 2.0 : 1 = 61.8 – 6.1 = 55.7 kg per ton ikan
                FCR = 2.5 : 1 = 77.3 – 6.1 = 71.2 kg per ton ikan
                FCR = 3.0 : 1 = 92.7 – 6.1 = 86.6 kg per ton ikan



                                                                                            10
CATATAN:


 Thus tabel before ees of give no information about quantities of P derived
   from un eaten food or excretory or facel sources:


 •   Intensive Trout culture , total fed losses (dust and un eaten food)nare
     estimated arround 20%
 •   When FCR values for pond and cage culture are compared, those cage
     culture are usually at least 20% greater
 •   An estimated 20 – 27% of the P ingested by trout is retained in the carcas
     (see table before assuming FCR = 1.5 – 2.0 : 1)
 •   If faecal production rate of 260 g dry weight faeces per kg food (Butz and
     Vens Cappell,1982) and a faecal P content of 1.59% dry weight.(Penzack et
     al 1982) are assumed, then more than 50% of egested and excreted P is
     accounted for by excretion. (see nect diagram). Thus arround 40% of the
     ttotoalP waste from cage trout farming are dissolved, the rest being in the
     form of faeces and un eaten food.


                                                                               11
A number of models have been develpoped to predict the respons
of aquatic ecosystems to increases in P loadings. Most are
empirical and have been elaborated and tsted, verified and
modified using a number of data bases. The two most widely used
and tested model are those of Dillon and Righter (1974) and
OECD (1982). The former is a modification of Vollenweider’s
original model (volllenweider,1968). And states that            the
concentration of total P in a water body , [ P], is determined by P
loading, the size of the lake (area, mean depth)., water collumn
lost annually through the outflow) and thefraction of P lost
permanently to the sediments.

 As steady state :

                 [P] = L (1 – R)
                            z.ρ

     [P]   = Total P  g/m3
     L     = Total P loading (gr/m2/y -1)
     z     = Rata-rata kedalaman (m)
     R     = Fraksi dari total P yang hilang ke sedimen
     ρ      = flusing rate- debit (volume/tahun)

                                                                      12
INPUT PAKAN
                                  100%
                                (22.5 kg)




           SISA (PERAIRAN)                   DIMAKAN IKAN
              (WASTE)                         (INGESTED)
                  20%                             80%
                (4,5 kg)                         (18 kg)




                             ENERGI HILANG                   Di ASSIMILASI
                               (EGESTED)                    (ASSIMILATED)
                                   28%                            52%
                                 (6.2 kg)                        (11.8)




                                                EKSKRESI                     DIMANFAATKAN
                                               (EXCRETED)                      (UTILIZED)
                                                   31%                            21%
                                                  (7Kg)                          4.8 kg)
Penczak et al 1982                                                                          13
INPUT PAKAN
                                  100%
                                (30.0 kg)




         SISA (PERAIRAN)                   DIMAKAN IKAN
            (WASTE)                         (INGESTED)
               40%                              60%
              (12 kg)                          (18 kg)




                           ENERGI HILANG                   Di ASSIMILASI
                             (EGESTED)                    (ASSIMILATED)
                                 21%                            39%
                               (6.2 kg)                        (11.8)




                                              EKSKRESI                     DIMANFAATKAN
                                             (EXCRETED)                      (UTILIZED)
                                                23 %                            16%
                                                (7Kg)                          4.8 kg)
Penczak et al 1982                                                                        14
TERMINOLOGI (1)

L fish = P loading dari jaring apung
∆P    = Selisih kandungan P sebelum exploitasi jaring apung (Pi) dan P yang dapat diterima
          setelah ada jaring apung (P)f
                ∆ P = Pf – Pi = mg/m3
Pi ditentukan berdasakan pengamatan steady state dari P sepanjang tahun, musim kemrau dan
hujan.
Pf ditentukan berdasarkan aceptable P loading (lihat tabel pada slide berikut.)




                 ∆ P = L fish (1 – R fish)/ z.ρ
                 L fish = (∆P).z. ρ /(1-R fish)

            ρ = koefisien flushing rate air danau (kali/tahun)
           R fish = proporsi dari P yang hilang secara
                       permanent ke sedimen (x) dan

               R fish = [x + [(1-x)R]
                                                                                        15
Konsentrasi P dalam kaitannya dengan tingkat chloropyl yang
diperbolehkan adalah sebagai berikut :



  Tabel. 3 Tentative Values for maximum accephable          (P)i lenthic
           island water bodies used for enclosure of fish


      Water body            Species             Tentative maximum
       Catagory             Culture            Acceptable [P] mg/m3



    Temperate           Salmonid                     60

    Tropical            Carp                         150
                        Carp and Tilapia             250




                                                                           16
Ρ = Flushing rate dari air danau yang keluar

Z = rata-rata kedalaman = V/A ----- V = volume, A = area


                    Z   = V/A
                    ρ   = Qo/V

   Qo = rata-rata volume (m3) yang mengalir keluar dari danau/th


  R = Proporsi P terlarut yang hilang ke sedimen, dapat dihitung dengan rumus yang
 sudah ditemukan dari hasil penelitian (tabel 5.5) untuk tambak dan reservoir = 0,76
  R = 1/(1 + P 0,5)


  P loading  untuk jaring apung Tilapia dan Carp sekitar 45 – 55% dari
  total P loading dalam bentuk P terlarut, sisanya hilang dan mengendap
  di sedimen.




                                                                                 17
TERMINOLOGI 3
                                          
Calculation of Total O loses in the environment during intensive cage culture

1. Rainbow Trout

   Kandungan P untuk pellet                             1,5 %
   1 ton pakan mengandung P                             15 kg
   Kandungan P dalam ikan trout 0,48%                   4,8 kg/ 1 ton ikan


 2. Tilapia

   Kandungan P pellet                                    1,3 %
   1 ton pakan mengandung P                              13 kg
   Kandungan P dalam daging ikan 0,34%                   3,4 kg/1 ton ikan

3. Carp

     Kandungan P pellet
     1 ton pellet mengandung P                             ,09 %
     Kandungan P dalam ikan 0,61%
                                                           0   Kg               18
Didasarkan dari tabel 2.

    P yang hilang untuk setiap ton ikan (kg/ton ikan)


                                         FCR                FCR
                                        1,5 : 1            2 : 1
            1. Rainbow Trout              17,7             25,2
                                      (22,5 – 4,8)       (30,0 – 4,8)



            2. Tilapia                    16,1               22,6
                                      (19,5 – 8,4)       (26,0 – 3,4)



            3. Carp                       40,25              55,7
                                      (46,3 – 6,1)       (61,8 – 6,1)



                                             L
Konsentrasi P dalam air        [P] = I ----------- - s [P] - r [P]
                                          V (gr/l)
                                                                        19
P = loading
            Luas area (danau/reservoir)
            Debit air (jumlah/volume air yang keluar dari danau)
            Flusing rate (Fraksi P yang hilang dalam sedimen
            secara permanen)



Secara umum


    [P] = L (1 – R)  steady state
             z.ρ

    [P]   = Total P  g/m3
    L     = Total P loading (gr/m2/y)
    z     = Rata-rata kedalaman
    R     = Fraksi P yang hilang ke sedimen
    ρ      = rate of (dari flusing (volume/tahun) ∼ debit yang keluar)




                                                                         20
TAHAPAN PENENTUAN CARRYING CAPACITY


Step 1)     Ukur steady state P konsentrasi
           Di daerah Tropis merupakan hasil pengukuran rata-rata tahunan
           konsentrasi P di permukaan (air permukaan) dan harus diukur
           dengan sejumlah sample.

Step 2)     Penentuan konsentrasi P yang di tolerir, hal ini berkaitan dengan
           jumlah Chlophyl, biomas. Hubungan konsentrasi P dengan
           kandungan chlorophyl.


          [Chl] = 0,416 P 0,675 ,r = 0.84 (Walmsley and Thorton ,1984)




                                                     TABEL 5.2
                                                                                21
Konsentrasi P dalam kaitannya dengan tingkat chlorophyl yang
diperbolehkan adalah sebagai berikut :


Tentative Values for maximum accephable (P)i lenthic island water
bodies used for enclosure of fish


    Water body        Species         Tentative maximum
     Catagory         Culture        Acceptable [P] mg/m3

  Temperate      Salmonid                     60

  Tropical       Carp                         150
                 Carp and Tilapia             250




                                                                    22
Step 3) Perhitungan ∆ P yang merupakan selisih dari                   P
       sebelum exploitasi dan P setelah exploitasi.


                ∆ [P] = [P]f - [P]i



Step 4)   Hitung L fish,P loading from the fish cage. ∆ P is
          related to P loading for the fish cage (L fish), the size
          of lake A and fraction of L fish retained by the
          sedimen.

               ∆[P] = L fish ( 1 – R   fish   )/ z .ρ

               L fish = ∆ [P]. z .ρ/(1 – R fish)


                                                                      23
R fish is the most difficult parameter to estimate. Using the argument
proposed by Phillips et al 1985C) AT LEAST 45 -55% of the total P
wastes from cage rainbow trout are likely to be permanently lost to
the sediments asa result of solids (faeces and food) deposition , and
thus only 45 – 55% of the total P loadings are in the form
ofdissolved P. In the absence of any other data, these values will
also be used for tilapia and carp calcu;ations. A fraction of the
dissolved total P component will also be lost to the sediments, and it
is suggested that the most appropriate formula in Table 5.5 used to
calculate this.

R fish values are therefore much greater than R for conventional P
loading. And can be summarised as :

          R fish = x + [ (1 – x ) R ]

Whwere, x = the net proportion of total P lost permanently to the
sediment as a result of solid deposition of (ie 0.45 – 0.55, ) and R
= proportion of dissolved total P lost to the sediment calculated from
tabel n5.5


                                                                         24
R   fish   = x + [(1 – x) R ]

           X     = The net proportion of total P lost
                                  permanenly to the sedimet
           R     = Proportion of disolved total P lost to
                          sedimen calculated losed, table 5,5

Utk. Natural lakes
        P = flushing rate • (volume/year)

               R = 1/(1 + 0.747 p   0.507 )
                                              ……lihat tabel 5.5




                                                                  25
Step 5) Once the acceptable total P loading, L fish, has been
calculated, then the intensive fish production (tones/year) can be
estimated by dividing L fish by the average total P wastes per ton of fish
production.(table 5.2)


          Carrying Capacity :


                 = Total Allowable Loading /17.7



                Catatan :
                Untuk setiap 1 ton ikan (trout) yang
                diproduksi, dihasilkan 17,7 kg P dalam
                perairan (Beverage 1987)- tabel 2.
                (ikan trout FCR 1.5 : 1)


                                                                             26
Contoh :

Luas danau A = 100 ha (dihitung dari map)
Rata-rata kedalaman z = 10 m
Flushing rate coefisient , ρ = 1/year
Steady state (P) dari hasil monitoring = 15 mg/m3
Total loading P per ton fish = 17,7 kg/ton (tabel 2. –Trout FCR 1.5 :1)

Tahapan penghitungan aya dukung :

•   Tentukan/ukur steady state [P] prior to development [P] 15 mg/m3.

2. Set maximum acceptable P, [P]f, setelah nanti ada keramba apung ∼
   60 mg/m2  sebagai target (P)  lihat tabel untuk daerah
   temperate



                                                                  27
1. Determine  ∆ P
      ∆ P = 60 – 15 mg/l = 45 mg/l

4. Loading P yang berasal dari kegiatan jaring apung


     L fish      = ∆ P.z .ρ /(1 – R fish)

      R fish     = X + [(1 – X) R]

      R = 1/(1 + p       ) = ½ = 0,5
                       0,5



      R   fish   = 0,5 + (1,0 – 0,5) 0,5)
                 = 0,5 + (0,5 – 0,25) = 0,75

       L fish    = (45 x 10 x 1)/1 – 0,75 = 450/0,25
                 = 1800 mg/m2/y
                 = 1,8 g/m2/y
                                                       28
5. Penentuan Total acceptable loading
      (Luas Danau =106m2)

   Total acceptable loading
             = 1,8 x 106 = 1.800.000 g/y

6. Carrying Capacity

     P loading untuk setiap 1 ton ikan = 17,7 kg (17,7 kg/ton ikan)

   ∴ Total acceptable production : 1.800.000 g/17.700 g

     = 102 ton/y




                                                                29
MARINE SITE



•   Keramba apung di laut  dapat digunakan model yang
    sama, kecuali N yang biasanya sebagai pembatas di laut.
•   Dan dilaut lebih banyak flushing rate pengaruh disolved
    N untuk plankton lebih kecil.

•   Sehingga pengaruh intensive culture untuk benthos
    mungkin lebih penting




                                                              30

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

5.rencana pengelolaan das
5.rencana pengelolaan das 5.rencana pengelolaan das
5.rencana pengelolaan das Zaidil Firza
 
LIMBAH PADAT
LIMBAH PADATLIMBAH PADAT
LIMBAH PADATMawar 99
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengumpulan Data
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengumpulan DataRencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengumpulan Data
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengumpulan DataJoy Irman
 
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiKeylala Hawkins
 
Pengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas airPengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas airlombkTBK
 
Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3Nur Chawhytz
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuudhiye
 
pengelolaan-kualitas-air
 pengelolaan-kualitas-air pengelolaan-kualitas-air
pengelolaan-kualitas-airDello Asayr DC
 
Buku panduan praktis pelaksanaan audit lingkungan
Buku panduan praktis pelaksanaan audit lingkunganBuku panduan praktis pelaksanaan audit lingkungan
Buku panduan praktis pelaksanaan audit lingkunganLianasari Zakaria
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Abida Muttaqiena
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganRiska_21
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...Muhamad Imam Khairy
 
Jasa lingkungan laut
Jasa lingkungan lautJasa lingkungan laut
Jasa lingkungan lautDoi Selviani
 
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan Kualitas AirPengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan Kualitas AirlombkTBK
 
Perubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimanaPerubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimanaDicky Edwin Hindarto
 

Mais procurados (20)

5.rencana pengelolaan das
5.rencana pengelolaan das 5.rencana pengelolaan das
5.rencana pengelolaan das
 
Pengelolaan Air Kotor
Pengelolaan Air KotorPengelolaan Air Kotor
Pengelolaan Air Kotor
 
LIMBAH PADAT
LIMBAH PADATLIMBAH PADAT
LIMBAH PADAT
 
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di chinaDampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
Dampak lingkungan pada kegiatan budidaya perikanan di china
 
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
 
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengumpulan Data
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengumpulan DataRencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengumpulan Data
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Pengumpulan Data
 
SDA (Air) Presentasi
SDA (Air) PresentasiSDA (Air) Presentasi
SDA (Air) Presentasi
 
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasi
 
Pengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas airPengelolaan kualitas air
Pengelolaan kualitas air
 
Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3Pengolahan limbah gas dan b3
Pengolahan limbah gas dan b3
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
Kebutuhan air baku
Kebutuhan air bakuKebutuhan air baku
Kebutuhan air baku
 
pengelolaan-kualitas-air
 pengelolaan-kualitas-air pengelolaan-kualitas-air
pengelolaan-kualitas-air
 
Buku panduan praktis pelaksanaan audit lingkungan
Buku panduan praktis pelaksanaan audit lingkunganBuku panduan praktis pelaksanaan audit lingkungan
Buku panduan praktis pelaksanaan audit lingkungan
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 
Daya dukung lingkungan
Daya dukung lingkunganDaya dukung lingkungan
Daya dukung lingkungan
 
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
SNI 6989.57:2008 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 57: Metoda Pengambilan C...
 
Jasa lingkungan laut
Jasa lingkungan lautJasa lingkungan laut
Jasa lingkungan laut
 
Pengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan Kualitas AirPengelolaan Kualitas Air
Pengelolaan Kualitas Air
 
Perubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimanaPerubahan iklim, apa dan bagaimana
Perubahan iklim, apa dan bagaimana
 

Destaque

Mebangun kesadaran intelektual ok
Mebangun kesadaran intelektual okMebangun kesadaran intelektual ok
Mebangun kesadaran intelektual okKafi Hidonis
 
Memahami politik ekonomi daulah khilafah
Memahami politik ekonomi daulah khilafahMemahami politik ekonomi daulah khilafah
Memahami politik ekonomi daulah khilafahKafi Hidonis
 
Tolak Obama (Presiden Negara Penjajah)
Tolak Obama (Presiden Negara Penjajah)Tolak Obama (Presiden Negara Penjajah)
Tolak Obama (Presiden Negara Penjajah)Kafi Hidonis
 
Model Pengelolaan Kekayaan Alam dan Energi dalam Islam
Model Pengelolaan Kekayaan Alam dan Energi dalam IslamModel Pengelolaan Kekayaan Alam dan Energi dalam Islam
Model Pengelolaan Kekayaan Alam dan Energi dalam IslamErwin Wahyu
 
Indonesia Menjadi Negara yang Sejahtera dengan Islam
Indonesia Menjadi Negara yang Sejahtera dengan IslamIndonesia Menjadi Negara yang Sejahtera dengan Islam
Indonesia Menjadi Negara yang Sejahtera dengan IslamKafi Hidonis
 
Kritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahan
Kritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahanKritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahan
Kritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahanKafi Hidonis
 
Kekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannya
Kekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannyaKekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannya
Kekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannyaKafi Hidonis
 
Model Pengelolaan Kekayaan Alam dalam Islam
Model Pengelolaan Kekayaan Alam dalam IslamModel Pengelolaan Kekayaan Alam dalam Islam
Model Pengelolaan Kekayaan Alam dalam IslamKafi Hidonis
 
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafahTata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafahKafi Hidonis
 
Postur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesia
Postur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesiaPostur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesia
Postur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesiaKafi Hidonis
 
Model Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakan
Model Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakanModel Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakan
Model Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakanKafi Hidonis
 
Salah paham thd ht
Salah paham thd htSalah paham thd ht
Salah paham thd htKafi Hidonis
 
B.aderi thi1 2011-makalah-kapitalisme amerika terhadap indoensia, studi kasus...
B.aderi thi1 2011-makalah-kapitalisme amerika terhadap indoensia, studi kasus...B.aderi thi1 2011-makalah-kapitalisme amerika terhadap indoensia, studi kasus...
B.aderi thi1 2011-makalah-kapitalisme amerika terhadap indoensia, studi kasus...Bernadette Aderi Puspaningrum
 
Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)
Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)
Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)Kafi Hidonis
 
Uud perikanan tangkap
Uud perikanan tangkapUud perikanan tangkap
Uud perikanan tangkapRomi Andrian
 
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013Aldo Rahmat
 
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro TrionoMeraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro TrionoKafi Hidonis
 

Destaque (20)

Mebangun kesadaran intelektual ok
Mebangun kesadaran intelektual okMebangun kesadaran intelektual ok
Mebangun kesadaran intelektual ok
 
Memahami politik ekonomi daulah khilafah
Memahami politik ekonomi daulah khilafahMemahami politik ekonomi daulah khilafah
Memahami politik ekonomi daulah khilafah
 
Tolak Obama (Presiden Negara Penjajah)
Tolak Obama (Presiden Negara Penjajah)Tolak Obama (Presiden Negara Penjajah)
Tolak Obama (Presiden Negara Penjajah)
 
Model Pengelolaan Kekayaan Alam dan Energi dalam Islam
Model Pengelolaan Kekayaan Alam dan Energi dalam IslamModel Pengelolaan Kekayaan Alam dan Energi dalam Islam
Model Pengelolaan Kekayaan Alam dan Energi dalam Islam
 
Indonesia Menjadi Negara yang Sejahtera dengan Islam
Indonesia Menjadi Negara yang Sejahtera dengan IslamIndonesia Menjadi Negara yang Sejahtera dengan Islam
Indonesia Menjadi Negara yang Sejahtera dengan Islam
 
Kritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahan
Kritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahanKritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahan
Kritik atas pembangunan ekonomi berbasis utang dan investasi asing tambahan
 
Kekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannya
Kekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannyaKekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannya
Kekayaan alam dan energi indonesia dan kesalahan pengelolaannya
 
Model Pengelolaan Kekayaan Alam dalam Islam
Model Pengelolaan Kekayaan Alam dalam IslamModel Pengelolaan Kekayaan Alam dalam Islam
Model Pengelolaan Kekayaan Alam dalam Islam
 
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafahTata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
Tata kelola keuangan dan apbn daulah khilafah
 
Postur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesia
Postur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesiaPostur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesia
Postur APBN negara kapitalis dan problem anggaran apbn indonesia
 
Model Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakan
Model Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakanModel Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakan
Model Pembangunan ekonomi islam yang tumbuh, stabil dan menyejahterakan
 
Salah paham thd ht
Salah paham thd htSalah paham thd ht
Salah paham thd ht
 
B.aderi thi1 2011-makalah-kapitalisme amerika terhadap indoensia, studi kasus...
B.aderi thi1 2011-makalah-kapitalisme amerika terhadap indoensia, studi kasus...B.aderi thi1 2011-makalah-kapitalisme amerika terhadap indoensia, studi kasus...
B.aderi thi1 2011-makalah-kapitalisme amerika terhadap indoensia, studi kasus...
 
Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)
Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)
Aqidah Islamiyyah (Materi MIC 1)
 
Uud perikanan tangkap
Uud perikanan tangkapUud perikanan tangkap
Uud perikanan tangkap
 
Pendahuluan (dasar bdp)
Pendahuluan (dasar bdp)Pendahuluan (dasar bdp)
Pendahuluan (dasar bdp)
 
Kegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairanKegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairan
 
Potensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidayaPotensi perikanan budidaya
Potensi perikanan budidaya
 
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
Pikp ppt02 sistem perikanan genap 2012-2013
 
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro TrionoMeraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
Meraih Amalan Tertinggi - Ust Dwi Condro Triono
 

Kuliah psdp s2. Kuliah 3 daya dukung terbuka(danau unsur p)

  • 2. KULIAH PSDP S2 CARRYING CAPACITY OPEN WATER WITH RESPECT TO FOSFAT (P) 2
  • 3. KONSEP DUKUNG PERAIRAN TERBUKA ASUMSI Populasi algae berkorelasi negatip terhadap kualitas air secara umum, termasuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup stok ikan. Sedangkan P adalah “limiting faktot” yang mengendalikan kelimpahan plankton. 3
  • 4. Mengapa limiting nutrient ?… Konsep limiting nutrient atau nutrient pembatas muncul dengan adanya kenyataan bahwa sejumlah nutrient diperlukan oleh fitoplankton. Jika suply dari satu diantara nutrient-nutrient tersebut jumlahnya kurang dari permintaan (yang dibutuhkan) maka akan menghambat pertumbuhan. Dalam banyak perairan, pada umumnya P adalah pembatas. Karena ini adalah element yang dibutuhkan fitoplankton dan tumbuhan air yang paling jarang terdapat. (jumlahnya paling sedikit). 4
  • 5. Phosphor diperlukan untuk : Merupakan element esensial yang diperlukan oleh semua jenis ikan untuk pertumbuhan yang normal, maintenance dari pengaturan hubungan asam-basa dan lemak serta metabolisme karbohidrat Umumnya kebutuhan P untuk setiap species specifikasi dan umumnya P dalam pakan berlebihan, tapi kemudian berkurang karena tidak dapat dimanfaatkan ke perairan kemudian hilang ke lingkungan perairan 5
  • 6. Feed Correct pellet siz Fatern Assimilatd Utilized Dust un eaten Faeces Exretion Disolved P Disolved P Disolved P Disolved P Particulate P Particulate P Particulate P SEDIMENS Gamba 1.r: Principle P loses to the environment associated with intensive cage culture Note: FCR untuk cage culture ∼ 20% lebih tinggi dari di kolam Beveridge 1984 6
  • 7. Tabel 1: Kebutuhan Fosfor untuk ikan (% berat dari pakan) Species Kebutuhan Angguilla japanica 0,29 % Salmo Trutta 0,71 % Salmo Salam 0,30 % Salmo gardneri 0,70 – 0,80 % Onchorynchus Ketta 0,50 – 0,60 % Cyprinus carpio 0,60 – 0,80 % Ichalues pundatus 0,45 – 0,80 % Chysohyrys major 0,68 % Oreochrromis niloticus 0,90 % Sumber : Beveridge et.al 1982. - Untuk ikan Trout = 20 – 27% dari P  daging - Sekitar 40% P waste dari cage cultur untuk ikan Trout terlarut, sisanya dalam bentuk faeces dan pakan yang tidak termakan. 7
  • 8. Tabel 2. : Penghitungan Total P yang hilang ke lingkunganperairan selama jarng apung secara intensif a. Rainbow Trout Kandungan P dalam pellet 1.5% (sillva 1983- pakan komersial di Eropa) Kandungan P dalam 1 ton pelet 15 kg FCR = 1.0 : 1 P( Dlm makanan) 15 kg FCR = 1.5 : 1 P( Dlm makanan) 22 kg FCR = 2.0 : 1 P( Dlm makanan) 30 kg FCR = 2.5 : 1 P( Dlm makanan) 37 kg Kandungan P dalam ikan Tru = 0.48% dari berat badan ikan = 4.8 kg /ton ikan (Penczak et al 1982) Jadi P yang hilang ke perairan untuk : FCR = 1.0 : 1 = 15.0 – 4.8 = 10.2 per ton ikan FCR = 1.5 : 1 = 22.5 – 4.8 = 17.7 per ton ikan FCR = 2.0 : 1 = 30.0 – 4.8 = 25.2 per ton ikan FCR = 2.5 : 1 = 37.5 – 4.8 = 32.7 per ton ikan 8
  • 9. Tabel2. : Penghitungan Total P yang hilang ke lingkunganperairan selama jarng apung secara intensif b. Tilapia Kandungan P dalam pellet 1.3% (NRC 1983 & Santiago 1983) Kandungan P dalam 1 ton pelet 13.0 kg FCR = 1.5 : 1 P( Dlm makanan) 19.5 kg FCR = 2.0 : 1 P( Dlm makanan) 26.0 kg FCR = 2.5 : 1 P( Dlm makanan) 32.5 kg FCR = 3.0 : 1 P( Dlm makanan) 45.5 kg Kandungan P dalam ikan Tilapia = 0.34 % dari berat badan ikan = 3.4 kg /ton ikan (Mesk &Manthey 1983) Jadi P yang hilang ke perairan untuk : FCR = 1.5 : 1 = 19.5 – 3.4 = 16.1 kg per ton ikan FCR = 2.0 : 1 = 26.0 – 3.4 = 22.6 kg per ton ikan FCR = 2.5 : 1 = 32.5 – 3.4 = 29.1 kg per ton ikan FCR = 3.0 : 1 = 45.5 – 3.4 = 35.6 kg per ton ikan 9
  • 10. Tabel 2.: Penghitungan Total P yang hilang ke lingkunganperairan selama jarng apung secara intensif c. Carp Kandungan P dalam pellet 3.09% (NRC 1983) Kandungan P dalam 1 ton pelet 30.9 kg FCR = 1.5 : 1 P( Dlm makanan) 46.4 kg FCR = 2.0: 1 P( Dlm makanan) 61.8 kg FCR = 2.5 : 1 P( Dlm makanan) 77.3 kg FCR = 3.0 : 1 P( Dlm makanan) 92.7 kg Kandungan P dalam ikan carp = 0.61% dari berat badan ikan = 6.1 kg /ton ikan (Ogino and Takeda 1976) Jadi P yang hilang ke perairan untuk : FCR = 1.5 : 1 = 46.4 – 6.1 = 40.3 kg per ton ikan FCR = 2.0 : 1 = 61.8 – 6.1 = 55.7 kg per ton ikan FCR = 2.5 : 1 = 77.3 – 6.1 = 71.2 kg per ton ikan FCR = 3.0 : 1 = 92.7 – 6.1 = 86.6 kg per ton ikan 10
  • 11. CATATAN: Thus tabel before ees of give no information about quantities of P derived from un eaten food or excretory or facel sources: • Intensive Trout culture , total fed losses (dust and un eaten food)nare estimated arround 20% • When FCR values for pond and cage culture are compared, those cage culture are usually at least 20% greater • An estimated 20 – 27% of the P ingested by trout is retained in the carcas (see table before assuming FCR = 1.5 – 2.0 : 1) • If faecal production rate of 260 g dry weight faeces per kg food (Butz and Vens Cappell,1982) and a faecal P content of 1.59% dry weight.(Penzack et al 1982) are assumed, then more than 50% of egested and excreted P is accounted for by excretion. (see nect diagram). Thus arround 40% of the ttotoalP waste from cage trout farming are dissolved, the rest being in the form of faeces and un eaten food. 11
  • 12. A number of models have been develpoped to predict the respons of aquatic ecosystems to increases in P loadings. Most are empirical and have been elaborated and tsted, verified and modified using a number of data bases. The two most widely used and tested model are those of Dillon and Righter (1974) and OECD (1982). The former is a modification of Vollenweider’s original model (volllenweider,1968). And states that the concentration of total P in a water body , [ P], is determined by P loading, the size of the lake (area, mean depth)., water collumn lost annually through the outflow) and thefraction of P lost permanently to the sediments. As steady state : [P] = L (1 – R) z.ρ [P] = Total P  g/m3 L = Total P loading (gr/m2/y -1) z = Rata-rata kedalaman (m) R = Fraksi dari total P yang hilang ke sedimen ρ = flusing rate- debit (volume/tahun) 12
  • 13. INPUT PAKAN 100% (22.5 kg) SISA (PERAIRAN) DIMAKAN IKAN (WASTE) (INGESTED) 20% 80% (4,5 kg) (18 kg) ENERGI HILANG Di ASSIMILASI (EGESTED) (ASSIMILATED) 28% 52% (6.2 kg) (11.8) EKSKRESI DIMANFAATKAN (EXCRETED) (UTILIZED) 31% 21% (7Kg) 4.8 kg) Penczak et al 1982 13
  • 14. INPUT PAKAN 100% (30.0 kg) SISA (PERAIRAN) DIMAKAN IKAN (WASTE) (INGESTED) 40% 60% (12 kg) (18 kg) ENERGI HILANG Di ASSIMILASI (EGESTED) (ASSIMILATED) 21% 39% (6.2 kg) (11.8) EKSKRESI DIMANFAATKAN (EXCRETED) (UTILIZED) 23 % 16% (7Kg) 4.8 kg) Penczak et al 1982 14
  • 15. TERMINOLOGI (1) L fish = P loading dari jaring apung ∆P = Selisih kandungan P sebelum exploitasi jaring apung (Pi) dan P yang dapat diterima setelah ada jaring apung (P)f ∆ P = Pf – Pi = mg/m3 Pi ditentukan berdasakan pengamatan steady state dari P sepanjang tahun, musim kemrau dan hujan. Pf ditentukan berdasarkan aceptable P loading (lihat tabel pada slide berikut.) ∆ P = L fish (1 – R fish)/ z.ρ L fish = (∆P).z. ρ /(1-R fish) ρ = koefisien flushing rate air danau (kali/tahun) R fish = proporsi dari P yang hilang secara permanent ke sedimen (x) dan R fish = [x + [(1-x)R] 15
  • 16. Konsentrasi P dalam kaitannya dengan tingkat chloropyl yang diperbolehkan adalah sebagai berikut : Tabel. 3 Tentative Values for maximum accephable (P)i lenthic island water bodies used for enclosure of fish Water body Species Tentative maximum Catagory Culture Acceptable [P] mg/m3 Temperate Salmonid 60 Tropical Carp 150 Carp and Tilapia 250 16
  • 17. Ρ = Flushing rate dari air danau yang keluar Z = rata-rata kedalaman = V/A ----- V = volume, A = area Z = V/A ρ = Qo/V Qo = rata-rata volume (m3) yang mengalir keluar dari danau/th R = Proporsi P terlarut yang hilang ke sedimen, dapat dihitung dengan rumus yang sudah ditemukan dari hasil penelitian (tabel 5.5) untuk tambak dan reservoir = 0,76  R = 1/(1 + P 0,5) P loading  untuk jaring apung Tilapia dan Carp sekitar 45 – 55% dari total P loading dalam bentuk P terlarut, sisanya hilang dan mengendap di sedimen. 17
  • 18. TERMINOLOGI 3   Calculation of Total O loses in the environment during intensive cage culture 1. Rainbow Trout Kandungan P untuk pellet 1,5 % 1 ton pakan mengandung P 15 kg Kandungan P dalam ikan trout 0,48% 4,8 kg/ 1 ton ikan 2. Tilapia Kandungan P pellet 1,3 % 1 ton pakan mengandung P 13 kg Kandungan P dalam daging ikan 0,34% 3,4 kg/1 ton ikan 3. Carp Kandungan P pellet 1 ton pellet mengandung P ,09 % Kandungan P dalam ikan 0,61% 0 Kg 18
  • 19. Didasarkan dari tabel 2. P yang hilang untuk setiap ton ikan (kg/ton ikan) FCR FCR 1,5 : 1 2 : 1 1. Rainbow Trout 17,7 25,2 (22,5 – 4,8) (30,0 – 4,8) 2. Tilapia 16,1 22,6 (19,5 – 8,4) (26,0 – 3,4) 3. Carp 40,25 55,7 (46,3 – 6,1) (61,8 – 6,1) L Konsentrasi P dalam air [P] = I ----------- - s [P] - r [P] V (gr/l) 19
  • 20. P = loading Luas area (danau/reservoir) Debit air (jumlah/volume air yang keluar dari danau) Flusing rate (Fraksi P yang hilang dalam sedimen secara permanen) Secara umum [P] = L (1 – R)  steady state z.ρ [P] = Total P  g/m3 L = Total P loading (gr/m2/y) z = Rata-rata kedalaman R = Fraksi P yang hilang ke sedimen ρ = rate of (dari flusing (volume/tahun) ∼ debit yang keluar) 20
  • 21. TAHAPAN PENENTUAN CARRYING CAPACITY Step 1) Ukur steady state P konsentrasi Di daerah Tropis merupakan hasil pengukuran rata-rata tahunan konsentrasi P di permukaan (air permukaan) dan harus diukur dengan sejumlah sample. Step 2) Penentuan konsentrasi P yang di tolerir, hal ini berkaitan dengan jumlah Chlophyl, biomas. Hubungan konsentrasi P dengan kandungan chlorophyl. [Chl] = 0,416 P 0,675 ,r = 0.84 (Walmsley and Thorton ,1984) TABEL 5.2 21
  • 22. Konsentrasi P dalam kaitannya dengan tingkat chlorophyl yang diperbolehkan adalah sebagai berikut : Tentative Values for maximum accephable (P)i lenthic island water bodies used for enclosure of fish Water body Species Tentative maximum Catagory Culture Acceptable [P] mg/m3 Temperate Salmonid 60 Tropical Carp 150 Carp and Tilapia 250 22
  • 23. Step 3) Perhitungan ∆ P yang merupakan selisih dari P sebelum exploitasi dan P setelah exploitasi. ∆ [P] = [P]f - [P]i Step 4) Hitung L fish,P loading from the fish cage. ∆ P is related to P loading for the fish cage (L fish), the size of lake A and fraction of L fish retained by the sedimen. ∆[P] = L fish ( 1 – R fish )/ z .ρ L fish = ∆ [P]. z .ρ/(1 – R fish) 23
  • 24. R fish is the most difficult parameter to estimate. Using the argument proposed by Phillips et al 1985C) AT LEAST 45 -55% of the total P wastes from cage rainbow trout are likely to be permanently lost to the sediments asa result of solids (faeces and food) deposition , and thus only 45 – 55% of the total P loadings are in the form ofdissolved P. In the absence of any other data, these values will also be used for tilapia and carp calcu;ations. A fraction of the dissolved total P component will also be lost to the sediments, and it is suggested that the most appropriate formula in Table 5.5 used to calculate this. R fish values are therefore much greater than R for conventional P loading. And can be summarised as : R fish = x + [ (1 – x ) R ] Whwere, x = the net proportion of total P lost permanently to the sediment as a result of solid deposition of (ie 0.45 – 0.55, ) and R = proportion of dissolved total P lost to the sediment calculated from tabel n5.5 24
  • 25. R fish = x + [(1 – x) R ] X = The net proportion of total P lost permanenly to the sedimet R = Proportion of disolved total P lost to sedimen calculated losed, table 5,5 Utk. Natural lakes P = flushing rate • (volume/year) R = 1/(1 + 0.747 p 0.507 ) ……lihat tabel 5.5 25
  • 26. Step 5) Once the acceptable total P loading, L fish, has been calculated, then the intensive fish production (tones/year) can be estimated by dividing L fish by the average total P wastes per ton of fish production.(table 5.2) Carrying Capacity : = Total Allowable Loading /17.7 Catatan : Untuk setiap 1 ton ikan (trout) yang diproduksi, dihasilkan 17,7 kg P dalam perairan (Beverage 1987)- tabel 2. (ikan trout FCR 1.5 : 1) 26
  • 27. Contoh : Luas danau A = 100 ha (dihitung dari map) Rata-rata kedalaman z = 10 m Flushing rate coefisient , ρ = 1/year Steady state (P) dari hasil monitoring = 15 mg/m3 Total loading P per ton fish = 17,7 kg/ton (tabel 2. –Trout FCR 1.5 :1) Tahapan penghitungan aya dukung : • Tentukan/ukur steady state [P] prior to development [P] 15 mg/m3. 2. Set maximum acceptable P, [P]f, setelah nanti ada keramba apung ∼ 60 mg/m2  sebagai target (P)  lihat tabel untuk daerah temperate 27
  • 28. 1. Determine  ∆ P ∆ P = 60 – 15 mg/l = 45 mg/l 4. Loading P yang berasal dari kegiatan jaring apung L fish = ∆ P.z .ρ /(1 – R fish) R fish = X + [(1 – X) R] R = 1/(1 + p ) = ½ = 0,5 0,5 R fish = 0,5 + (1,0 – 0,5) 0,5) = 0,5 + (0,5 – 0,25) = 0,75 L fish = (45 x 10 x 1)/1 – 0,75 = 450/0,25 = 1800 mg/m2/y = 1,8 g/m2/y 28
  • 29. 5. Penentuan Total acceptable loading (Luas Danau =106m2) Total acceptable loading = 1,8 x 106 = 1.800.000 g/y 6. Carrying Capacity P loading untuk setiap 1 ton ikan = 17,7 kg (17,7 kg/ton ikan) ∴ Total acceptable production : 1.800.000 g/17.700 g = 102 ton/y 29
  • 30. MARINE SITE • Keramba apung di laut  dapat digunakan model yang sama, kecuali N yang biasanya sebagai pembatas di laut. • Dan dilaut lebih banyak flushing rate pengaruh disolved N untuk plankton lebih kecil. • Sehingga pengaruh intensive culture untuk benthos mungkin lebih penting 30