Dokumen tersebut membahas konsep carrying capacity perairan terbuka terkait fosfat (P) sebagai nutrient pembatas pertumbuhan algae. Dokumen menjelaskan pentingnya P bagi pertumbuhan ikan dan mekanisme kerugian P akibat budidaya perikanan intensif di jaring apung, serta menghitung jumlah P yang hilang ke lingkungan. Dokumen juga membahas model untuk memprediksi respons ekosistem perairan terhadap peningkatan beban P.
3. KONSEP DUKUNG PERAIRAN TERBUKA
ASUMSI
Populasi algae berkorelasi negatip terhadap kualitas
air secara umum, termasuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup stok ikan. Sedangkan P adalah
“limiting faktot” yang mengendalikan kelimpahan
plankton.
3
4. Mengapa limiting nutrient ?…
Konsep limiting nutrient atau nutrient pembatas muncul
dengan adanya kenyataan bahwa sejumlah nutrient
diperlukan oleh fitoplankton. Jika suply dari satu
diantara nutrient-nutrient tersebut jumlahnya kurang
dari permintaan (yang dibutuhkan) maka akan
menghambat pertumbuhan. Dalam banyak perairan,
pada umumnya P adalah pembatas. Karena ini adalah
element yang dibutuhkan fitoplankton dan tumbuhan
air yang paling jarang terdapat. (jumlahnya paling
sedikit).
4
5. Phosphor diperlukan untuk :
Merupakan element esensial yang diperlukan oleh
semua jenis ikan untuk pertumbuhan yang normal,
maintenance dari pengaturan hubungan asam-basa
dan lemak serta metabolisme karbohidrat
Umumnya kebutuhan P untuk setiap species
specifikasi dan umumnya P dalam pakan
berlebihan, tapi kemudian berkurang karena
tidak dapat dimanfaatkan ke perairan
kemudian hilang ke lingkungan perairan
5
6. Feed
Correct
pellet siz Fatern Assimilatd Utilized
Dust un eaten Faeces Exretion
Disolved P Disolved P Disolved P Disolved P
Particulate P Particulate P Particulate P SEDIMENS
Gamba 1.r: Principle P loses to the environment
associated with intensive cage culture
Note: FCR untuk cage culture ∼ 20% lebih tinggi dari di kolam
Beveridge 1984 6
7. Tabel 1: Kebutuhan Fosfor untuk ikan (% berat dari pakan)
Species Kebutuhan
Angguilla japanica 0,29 %
Salmo Trutta 0,71 %
Salmo Salam 0,30 %
Salmo gardneri 0,70 – 0,80 %
Onchorynchus Ketta 0,50 – 0,60 %
Cyprinus carpio 0,60 – 0,80 %
Ichalues pundatus 0,45 – 0,80 %
Chysohyrys major 0,68 %
Oreochrromis niloticus 0,90 %
Sumber : Beveridge et.al 1982.
- Untuk ikan Trout = 20 – 27% dari P daging
- Sekitar 40% P waste dari cage cultur untuk ikan Trout terlarut, sisanya dalam
bentuk faeces dan pakan yang tidak termakan.
7
8. Tabel 2. : Penghitungan Total P yang hilang ke lingkunganperairan selama
jarng apung secara intensif
a. Rainbow Trout
Kandungan P dalam pellet 1.5% (sillva 1983- pakan komersial di Eropa)
Kandungan P dalam 1 ton pelet 15 kg
FCR = 1.0 : 1 P( Dlm makanan) 15 kg
FCR = 1.5 : 1 P( Dlm makanan) 22 kg
FCR = 2.0 : 1 P( Dlm makanan) 30 kg
FCR = 2.5 : 1 P( Dlm makanan) 37 kg
Kandungan P dalam ikan Tru = 0.48% dari berat badan ikan = 4.8 kg /ton ikan (Penczak et al 1982)
Jadi P yang hilang ke perairan untuk :
FCR = 1.0 : 1 = 15.0 – 4.8 = 10.2 per ton ikan
FCR = 1.5 : 1 = 22.5 – 4.8 = 17.7 per ton ikan
FCR = 2.0 : 1 = 30.0 – 4.8 = 25.2 per ton ikan
FCR = 2.5 : 1 = 37.5 – 4.8 = 32.7 per ton ikan
8
9. Tabel2. : Penghitungan Total P yang hilang ke lingkunganperairan selama
jarng apung secara intensif
b. Tilapia
Kandungan P dalam pellet 1.3% (NRC 1983 & Santiago 1983)
Kandungan P dalam 1 ton pelet 13.0 kg
FCR = 1.5 : 1 P( Dlm makanan) 19.5 kg
FCR = 2.0 : 1 P( Dlm makanan) 26.0 kg
FCR = 2.5 : 1 P( Dlm makanan) 32.5 kg
FCR = 3.0 : 1 P( Dlm makanan) 45.5 kg
Kandungan P dalam ikan Tilapia = 0.34 % dari berat badan ikan = 3.4 kg /ton ikan (Mesk &Manthey
1983)
Jadi P yang hilang ke perairan untuk :
FCR = 1.5 : 1 = 19.5 – 3.4 = 16.1 kg per ton ikan
FCR = 2.0 : 1 = 26.0 – 3.4 = 22.6 kg per ton ikan
FCR = 2.5 : 1 = 32.5 – 3.4 = 29.1 kg per ton ikan
FCR = 3.0 : 1 = 45.5 – 3.4 = 35.6 kg per ton ikan
9
10. Tabel 2.: Penghitungan Total P yang hilang ke lingkunganperairan selama
jarng apung secara intensif
c. Carp
Kandungan P dalam pellet 3.09% (NRC 1983)
Kandungan P dalam 1 ton pelet 30.9 kg
FCR = 1.5 : 1 P( Dlm makanan) 46.4 kg
FCR = 2.0: 1 P( Dlm makanan) 61.8 kg
FCR = 2.5 : 1 P( Dlm makanan) 77.3 kg
FCR = 3.0 : 1 P( Dlm makanan) 92.7 kg
Kandungan P dalam ikan carp = 0.61% dari berat badan ikan = 6.1 kg /ton ikan (Ogino and Takeda
1976)
Jadi P yang hilang ke perairan untuk :
FCR = 1.5 : 1 = 46.4 – 6.1 = 40.3 kg per ton ikan
FCR = 2.0 : 1 = 61.8 – 6.1 = 55.7 kg per ton ikan
FCR = 2.5 : 1 = 77.3 – 6.1 = 71.2 kg per ton ikan
FCR = 3.0 : 1 = 92.7 – 6.1 = 86.6 kg per ton ikan
10
11. CATATAN:
Thus tabel before ees of give no information about quantities of P derived
from un eaten food or excretory or facel sources:
• Intensive Trout culture , total fed losses (dust and un eaten food)nare
estimated arround 20%
• When FCR values for pond and cage culture are compared, those cage
culture are usually at least 20% greater
• An estimated 20 – 27% of the P ingested by trout is retained in the carcas
(see table before assuming FCR = 1.5 – 2.0 : 1)
• If faecal production rate of 260 g dry weight faeces per kg food (Butz and
Vens Cappell,1982) and a faecal P content of 1.59% dry weight.(Penzack et
al 1982) are assumed, then more than 50% of egested and excreted P is
accounted for by excretion. (see nect diagram). Thus arround 40% of the
ttotoalP waste from cage trout farming are dissolved, the rest being in the
form of faeces and un eaten food.
11
12. A number of models have been develpoped to predict the respons
of aquatic ecosystems to increases in P loadings. Most are
empirical and have been elaborated and tsted, verified and
modified using a number of data bases. The two most widely used
and tested model are those of Dillon and Righter (1974) and
OECD (1982). The former is a modification of Vollenweider’s
original model (volllenweider,1968). And states that the
concentration of total P in a water body , [ P], is determined by P
loading, the size of the lake (area, mean depth)., water collumn
lost annually through the outflow) and thefraction of P lost
permanently to the sediments.
As steady state :
[P] = L (1 – R)
z.ρ
[P] = Total P g/m3
L = Total P loading (gr/m2/y -1)
z = Rata-rata kedalaman (m)
R = Fraksi dari total P yang hilang ke sedimen
ρ = flusing rate- debit (volume/tahun)
12
13. INPUT PAKAN
100%
(22.5 kg)
SISA (PERAIRAN) DIMAKAN IKAN
(WASTE) (INGESTED)
20% 80%
(4,5 kg) (18 kg)
ENERGI HILANG Di ASSIMILASI
(EGESTED) (ASSIMILATED)
28% 52%
(6.2 kg) (11.8)
EKSKRESI DIMANFAATKAN
(EXCRETED) (UTILIZED)
31% 21%
(7Kg) 4.8 kg)
Penczak et al 1982 13
14. INPUT PAKAN
100%
(30.0 kg)
SISA (PERAIRAN) DIMAKAN IKAN
(WASTE) (INGESTED)
40% 60%
(12 kg) (18 kg)
ENERGI HILANG Di ASSIMILASI
(EGESTED) (ASSIMILATED)
21% 39%
(6.2 kg) (11.8)
EKSKRESI DIMANFAATKAN
(EXCRETED) (UTILIZED)
23 % 16%
(7Kg) 4.8 kg)
Penczak et al 1982 14
15. TERMINOLOGI (1)
L fish = P loading dari jaring apung
∆P = Selisih kandungan P sebelum exploitasi jaring apung (Pi) dan P yang dapat diterima
setelah ada jaring apung (P)f
∆ P = Pf – Pi = mg/m3
Pi ditentukan berdasakan pengamatan steady state dari P sepanjang tahun, musim kemrau dan
hujan.
Pf ditentukan berdasarkan aceptable P loading (lihat tabel pada slide berikut.)
∆ P = L fish (1 – R fish)/ z.ρ
L fish = (∆P).z. ρ /(1-R fish)
ρ = koefisien flushing rate air danau (kali/tahun)
R fish = proporsi dari P yang hilang secara
permanent ke sedimen (x) dan
R fish = [x + [(1-x)R]
15
16. Konsentrasi P dalam kaitannya dengan tingkat chloropyl yang
diperbolehkan adalah sebagai berikut :
Tabel. 3 Tentative Values for maximum accephable (P)i lenthic
island water bodies used for enclosure of fish
Water body Species Tentative maximum
Catagory Culture Acceptable [P] mg/m3
Temperate Salmonid 60
Tropical Carp 150
Carp and Tilapia 250
16
17. Ρ = Flushing rate dari air danau yang keluar
Z = rata-rata kedalaman = V/A ----- V = volume, A = area
Z = V/A
ρ = Qo/V
Qo = rata-rata volume (m3) yang mengalir keluar dari danau/th
R = Proporsi P terlarut yang hilang ke sedimen, dapat dihitung dengan rumus yang
sudah ditemukan dari hasil penelitian (tabel 5.5) untuk tambak dan reservoir = 0,76
R = 1/(1 + P 0,5)
P loading untuk jaring apung Tilapia dan Carp sekitar 45 – 55% dari
total P loading dalam bentuk P terlarut, sisanya hilang dan mengendap
di sedimen.
17
18. TERMINOLOGI 3
Calculation of Total O loses in the environment during intensive cage culture
1. Rainbow Trout
Kandungan P untuk pellet 1,5 %
1 ton pakan mengandung P 15 kg
Kandungan P dalam ikan trout 0,48% 4,8 kg/ 1 ton ikan
2. Tilapia
Kandungan P pellet 1,3 %
1 ton pakan mengandung P 13 kg
Kandungan P dalam daging ikan 0,34% 3,4 kg/1 ton ikan
3. Carp
Kandungan P pellet
1 ton pellet mengandung P ,09 %
Kandungan P dalam ikan 0,61%
0 Kg 18
19. Didasarkan dari tabel 2.
P yang hilang untuk setiap ton ikan (kg/ton ikan)
FCR FCR
1,5 : 1 2 : 1
1. Rainbow Trout 17,7 25,2
(22,5 – 4,8) (30,0 – 4,8)
2. Tilapia 16,1 22,6
(19,5 – 8,4) (26,0 – 3,4)
3. Carp 40,25 55,7
(46,3 – 6,1) (61,8 – 6,1)
L
Konsentrasi P dalam air [P] = I ----------- - s [P] - r [P]
V (gr/l)
19
20. P = loading
Luas area (danau/reservoir)
Debit air (jumlah/volume air yang keluar dari danau)
Flusing rate (Fraksi P yang hilang dalam sedimen
secara permanen)
Secara umum
[P] = L (1 – R) steady state
z.ρ
[P] = Total P g/m3
L = Total P loading (gr/m2/y)
z = Rata-rata kedalaman
R = Fraksi P yang hilang ke sedimen
ρ = rate of (dari flusing (volume/tahun) ∼ debit yang keluar)
20
21. TAHAPAN PENENTUAN CARRYING CAPACITY
Step 1) Ukur steady state P konsentrasi
Di daerah Tropis merupakan hasil pengukuran rata-rata tahunan
konsentrasi P di permukaan (air permukaan) dan harus diukur
dengan sejumlah sample.
Step 2) Penentuan konsentrasi P yang di tolerir, hal ini berkaitan dengan
jumlah Chlophyl, biomas. Hubungan konsentrasi P dengan
kandungan chlorophyl.
[Chl] = 0,416 P 0,675 ,r = 0.84 (Walmsley and Thorton ,1984)
TABEL 5.2
21
22. Konsentrasi P dalam kaitannya dengan tingkat chlorophyl yang
diperbolehkan adalah sebagai berikut :
Tentative Values for maximum accephable (P)i lenthic island water
bodies used for enclosure of fish
Water body Species Tentative maximum
Catagory Culture Acceptable [P] mg/m3
Temperate Salmonid 60
Tropical Carp 150
Carp and Tilapia 250
22
23. Step 3) Perhitungan ∆ P yang merupakan selisih dari P
sebelum exploitasi dan P setelah exploitasi.
∆ [P] = [P]f - [P]i
Step 4) Hitung L fish,P loading from the fish cage. ∆ P is
related to P loading for the fish cage (L fish), the size
of lake A and fraction of L fish retained by the
sedimen.
∆[P] = L fish ( 1 – R fish )/ z .ρ
L fish = ∆ [P]. z .ρ/(1 – R fish)
23
24. R fish is the most difficult parameter to estimate. Using the argument
proposed by Phillips et al 1985C) AT LEAST 45 -55% of the total P
wastes from cage rainbow trout are likely to be permanently lost to
the sediments asa result of solids (faeces and food) deposition , and
thus only 45 – 55% of the total P loadings are in the form
ofdissolved P. In the absence of any other data, these values will
also be used for tilapia and carp calcu;ations. A fraction of the
dissolved total P component will also be lost to the sediments, and it
is suggested that the most appropriate formula in Table 5.5 used to
calculate this.
R fish values are therefore much greater than R for conventional P
loading. And can be summarised as :
R fish = x + [ (1 – x ) R ]
Whwere, x = the net proportion of total P lost permanently to the
sediment as a result of solid deposition of (ie 0.45 – 0.55, ) and R
= proportion of dissolved total P lost to the sediment calculated from
tabel n5.5
24
25. R fish = x + [(1 – x) R ]
X = The net proportion of total P lost
permanenly to the sedimet
R = Proportion of disolved total P lost to
sedimen calculated losed, table 5,5
Utk. Natural lakes
P = flushing rate • (volume/year)
R = 1/(1 + 0.747 p 0.507 )
……lihat tabel 5.5
25
26. Step 5) Once the acceptable total P loading, L fish, has been
calculated, then the intensive fish production (tones/year) can be
estimated by dividing L fish by the average total P wastes per ton of fish
production.(table 5.2)
Carrying Capacity :
= Total Allowable Loading /17.7
Catatan :
Untuk setiap 1 ton ikan (trout) yang
diproduksi, dihasilkan 17,7 kg P dalam
perairan (Beverage 1987)- tabel 2.
(ikan trout FCR 1.5 : 1)
26
27. Contoh :
Luas danau A = 100 ha (dihitung dari map)
Rata-rata kedalaman z = 10 m
Flushing rate coefisient , ρ = 1/year
Steady state (P) dari hasil monitoring = 15 mg/m3
Total loading P per ton fish = 17,7 kg/ton (tabel 2. –Trout FCR 1.5 :1)
Tahapan penghitungan aya dukung :
• Tentukan/ukur steady state [P] prior to development [P] 15 mg/m3.
2. Set maximum acceptable P, [P]f, setelah nanti ada keramba apung ∼
60 mg/m2 sebagai target (P) lihat tabel untuk daerah
temperate
27
28. 1. Determine ∆ P
∆ P = 60 – 15 mg/l = 45 mg/l
4. Loading P yang berasal dari kegiatan jaring apung
L fish = ∆ P.z .ρ /(1 – R fish)
R fish = X + [(1 – X) R]
R = 1/(1 + p ) = ½ = 0,5
0,5
R fish = 0,5 + (1,0 – 0,5) 0,5)
= 0,5 + (0,5 – 0,25) = 0,75
L fish = (45 x 10 x 1)/1 – 0,75 = 450/0,25
= 1800 mg/m2/y
= 1,8 g/m2/y
28
29. 5. Penentuan Total acceptable loading
(Luas Danau =106m2)
Total acceptable loading
= 1,8 x 106 = 1.800.000 g/y
6. Carrying Capacity
P loading untuk setiap 1 ton ikan = 17,7 kg (17,7 kg/ton ikan)
∴ Total acceptable production : 1.800.000 g/17.700 g
= 102 ton/y
29
30. MARINE SITE
• Keramba apung di laut dapat digunakan model yang
sama, kecuali N yang biasanya sebagai pembatas di laut.
• Dan dilaut lebih banyak flushing rate pengaruh disolved
N untuk plankton lebih kecil.
• Sehingga pengaruh intensive culture untuk benthos
mungkin lebih penting
30