Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan proses pengelasan listrik, termasuk alat-alat, teknik, dan cacat-cacat yang dapat terjadi. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang proses penyambungan logam dengan panas listrik serta peralatan dan teknik dasar yang dipergunakan dalam melakukan pengelasan listrik.
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. PENGERTIAN PENGELASAN
2. PENGERTIAN LAS BUSUR LISTRIK
3. MACAM PERALATAN LAS LISTIK
4. FUNGSI PERALATAN LAS LISTRIK
3. MENGELAS
PROSES PENYAMBUNGAN LOGAM
YANG MENGIKUT SERTAKAN PANAS
DENGAN ATAU TANPA TEKANAN,
DENGAN ATAU TANPA BAHAN LOGAM
PENGISI YANG DILINDUNGI
PELINDUNG TERHADAP KOTORAN
UDARA
4. LAS BUSUR LISTRIK
PROSES PENYAMBUNGAN LOGAM DGN LOGAM
DENGAN DENGAN MEMANFAATKAN TENAGA
LISTRIK SEBAGAI PANASNYA
5. ALAT-ALAT UNTUK LAS LISTRIK
1. MESIN LAS
2. PEMEGANG ELEKTRODA
3. ELEKTRODA
4. KABEL
6. MACAM2 MESIN LAS
1. MESIN LAS AC (ARUS BOLAK- BALIK)
2. MESIN LAS DC (ARUS SEARAH)
3. MESIN LAS ACDC
8. MESIN LAS AC
Aliran listrik dari gardu induk atau jaringan listrik
PLN
Arus listrik tersebut sangat tinggi sehingga dirubah
tegangannya pada saat mengelas.
Yang merubah disebut transformator.
10. MESIN DC
Arus listrik berasal dari dinamo motor
listrik arus searah
Dinamo digerakkan atau diputar oleh
motor listrik, motor bensin atau motor
diesel.
14. Pengkutuban langsung
Kabel elektroda dipasang pada terminal
negatif dan kabel massa di terminal positif
Disebut juga sircuit las listrik dengan
elektroda negatif (DC-)
15. Pengkutuban tidak langsung
Kabel elektroda dipasang pada
terminal positif dan kabel massa di
terminal negatif
Disebut juga sircuit las listrik dengan
elektroda positif (DC+)
16. PERBEDAAN HASIL PENGELASAN
DENGAN MESIN LAS
Pengkutuban Elektroda Arus DC :
Pengkutuban Langsung (DC-)
Kabel elektroda terminal (-)
Klem masa (benda kerja) terminal (+)
Pengkutuban Terbalik (DC+)
Kabel elektroda terminal (+)
Klem masa (benda kerja) terminal (-)
DC – penembusan
lasnya dangkal
AC penembusan
las bisa dangkal
bisa dalam
DC+ penembusan
lasnya dalam
24. SOAL
1. Sebutkan peralatan yang dipergunakan dalam satu
unit las listrik!
2. Apa yang dimaksud dengan pengkutuban langsung?
3. Apa yang dimaksud dengan pengkutuban terbalik?
4. Sebutkan 3 macam jenis mesin las listrik!
5. Sebutkan kelebihan mesin las AC ataupun las DC!
25. SOAL
6. Sebutkan 3 alat bantu pada las listrik!
7.Jelaskan mengapa radiasi las busur berbahaya bagi
mata ?
8. Sebutkan alat keselamatan kerja yang harus
dipergunakan saat bekerja dengan las listrik!
9.Apa maksud angka 70 pada elektroda E 7018 ?
10.Sebutkan 4 contoh cacat las
26. Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat menentukan alat-alat keselamat kerja
yang dipakai dalam pengelasan
Siswa dapat mengetahui bahaya-bahaya yang ada
pada saat pengelasan
27. KESELAMATAN KERJA PADA
BENGKEL LAS LISTRIK
BAHAYA SENGATAN LISTRIK (55 – 85 V)
BAHAYA SINAR ULTRA VIOLET DARI CAHAYA LAS
BAHAYA PANAS BENDA SAAT ATAU SETELAH
PENGELASAN
35. Alat-alat yang digunakan untuk kerja las
listrik
1. Alat untuk melukis: penggores, mistar baja,
jangka besi, mistar siku, busur baja, penitik dll
2. Alat untuk memotong: gunting plat, gergaji,
kikir
3. Alat bantu lainnya: palu terak, sikat baja, tang
pemegang benda kerja
38. Tang pemegang benda kerja
Termasuk alat
bantu, fungsinya
untuk menghidari
panas setelah
pengelasan
(membantu
memegang benda
kerja)
39. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa bisa menentukan besar kecilnya arus dalam
pengelasan
2. Siswa bisa menentukan kecepatan dari gerakan
elektroda
40. Teknik Pengelasan
1. Menentukan Besar Arus dan Tegangan Listrik
Besar arus pengelasan tergantung pada
• diameter elektroda
d = (s/2) – 1, dimana ; s = tebal plat (bahan)
• tebal plat (bahan)
• jenis elektroda
• posisi pengelasan
• polaritas (pemakaian arus)
Perkiraan Arus Yang Dipakai Untuk Mengelas
Diameter x Panjang Daerah Arus Polaritas Elektroda
2,6 x 350 45 - 95 AC atau DC
3,2 x 350 60 - 130 AC atau DC
4,0 x 400 90 - 160 AC atau DC
41. 2. Menyalakan Elektroda
• Cara Sentakan
• Cara Goresan
Setelah elektroda nyala,
pertahankan jarak busur
las (jarak antara elektroda
dengan benda kerja).
Jarak = d elektroda
43. 4. Las Titik / Catat / Tack Weld
Las titik (Tack Weld) perlu dilakukan untuk melakukan penguncian
benda kerja yang akan dilas agar benda kerja tidak mengalami
pergeseran setelah di set.
Tack Weld biasanya dilakukan pada ujung–ujung benda kerja dan pada
setiap jarak tertentu, tergantung dari panjang dan ketebalan benda
kerja.
1 3 2
44. POSISI PENGELASAN
1. Posisi di Bawah Tangan
Posisi di bawah tangan yaitu suatu cara pengelasan yang
dilakukan pada permukaan rata/datar dan dilakukan
dibawah tangan. Kemiringan elektroda las sekitar 10º – 20º
terhada garis vertikal dan 70º – 80º terhadap benda kerja.
2. Posisi Tegak (Vertikal)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah
pengelasannya keatas atau kebawah. Pengelasan ini
termasuk pengelasan yang paling sulit karena bahan cair
yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat
diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10º – 15º
terhada garis vertikal dan 70º – 85º terhadap benda kerja.
45. POSISI PENGELASAN
3. Posisi Datar (Horisontal)
Mengelas dengan horisontal biasa disebut juga mengelas merata
dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda
mengikuti horisontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring
sekitar 5º – 10º terhada garis vertikal dan 70º – 80º kearah benda
kerja.
4. Posisi di Atas Kepala (Over Head)
Posisi pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan
cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu
diperlukan perlengkapan yang serba lengkap antara lain: Baju las,
sarung tangan, sepatu kulit dan sebagainya. Mengelas dengan
posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan
kedudukan elektroda sekitar 5º – 20º terhada garis vertikal dan 75º –
85º terhadap benda kerja
46. Posisi Pengelasan
P L A T
P I P A
Flat = Posisi Dibawah Tangan
Horizontal = Posisi Mendatar
Vertical = Posisi Tegak
Overhead = Posisi Diatas Kepala
Fillet : sambungan las pada
sambungan siku dan tanpa
perlakuan celah yang berbentuk
kampuh
Groove : kampuh las berupa
celah yang diisi oleh bahan
tambah
47. Bentuk Sambungan dan Kampuh
1. Sambungan Tumpul (Butt Joint)
• Kampuh I dan Kampuh U
• Kampuh X dan Kampuh K atau ½X
• Kampuh V
• Kampuh J atau ½U
50. CACAT LAS
1. Porositas, cacat ini merupakan cacat yang dikarenakan
adanya gas yang terperangkap di daerah lasan dalam
jumlah yang melebihi syarat batas.
51. CACAT LAS
2. Slag Inclusion, dapat terjadi akibat pembersihan
pada saat pengelasan yang berlapis kurang bersih. Hal
ini juga dapat diakibatkan penggunaan flux pada
pengelasan yang berlapis.
52. CACAT LAS
3. Incomplete Fusion, cacat ini dapat diakibatkan oleh
kesalahan penggunaan besar arus, kecepatan
pengelasan, incorrect electrode manipulation,
maupun kesalahan pengelas.
53. CACAT LAS
4. Undercut
Cacat ini dapat diakibatkan oleh beberapa
hal, antara lain:
Excessive amps/volts (amper terlalu
besar)
Excessive travel speed (kecepatan
tangan saat ngelas terlalu besar)
Incorrect electrode angle (sudut
elektroda salah)
Incorrect welding technique (teknik
pengelasan salah)
Electrode too large (diameter elektroda
terlalu besar)
54. CACAT LAS
5. Overlap
Cacat ini dikarenakan:
Arus terlalu rendah
Kecepatan pengelasan rendah
Kesalahan teknik mengelas
Kontaminasi sekitar
55. CACAT LAS
6. Crack (retak)
Banyak hal yang dapat menyebabkan cacat ini,contoh
bentuk crack adaah seperti berikut:
56. Latihan 1 : Menyalakan Busur
Bahan : Baja Lunak
Ukuran : 10 x 50 x 200 mm
Elektroda : Philips 28, Ø 3,2 mm
(AWS E6013)
Ampere : 140 AC
Petunjuk –npetunjuk :
- Pesawat las disiapkan dan setel pada ampere 140
- Pakailah alat keselamatan kerja, seperti sarung tangan, tabir las
(helm las), apron.
- Siapkan alat bantu las, seperti sikat kawat, palu terak, tang
penjepit.
- Taruhlah benda kerja pada meja las dan pasang klem massa.
- Pasang elektroda pada stang (Holder), dan siap untuk memulai
pengelasan
- Buat panjang jalur las kira-kira 20 mm lalu matikan (angkat
elektroda)
- Posisi elektroda 90° terhadap arah melintang las atau benda kerja
/ bahan
- Posisi elektroda 60° - 70° terhadap arah memanjang las atau arah
lasan
- Ulangi latihan – latihan ini sampai menghasilkan gerakan penyalaan
busur yang baik dan panjang busur yang tetap.
90°
20-30°
60-70°
57. Latihan 3 : Membuat Alur (Rigi-rigi Las)
Bahan : Baja Lunak
Ukuran : 10 x 50 x 200 mm
Elektroda : Philips 28, Ø 3,2 mm
(AWS E6013)
Ampere : 140 AC
Petunjuk –npetunjuk :
- Pesawat las disiapkan dan setel pada ampere 140
- Pakailah alat keselamatan kerja, seperti sarung tangan, tabir las
(helm las), apron.
- Siapkan alat bantu las, seperti sikat kawat, palu terak, tang
penjepit.
- Taruhlah benda kerja pada meja las dan pasang klem massa.
- Pasang elektroda pada stang (Holder), dan siap untuk memulai
pengelasan
- Buat jalur (rigi –rigi) las seperti pada gambar.
- Posisi elektroda 90° terhadap arah melintang las atau benda kerja
/ bahan
- Posisi elektroda 60° - 70° terhadap arah memanjang las atau arah
lasan
- Setelah selesai membuat rigi-rigi las pada plat dan terisi penuh, baru
kita buat rigi-rigi las lagi dengan arah yang berlawanan (lihat pada
gambar.)
58. Tugas:
Buatlah jobsheet / gambar tentang RIGI-RIGI LAS
dengan ukuran plat 100 x 30 x 3 mm
Jarak antar rigi-rigi adalah 10 mm
Buat lengkap dengan alat-alat yang dipakai untuk
kerja las.
Buat langkah kerjanya.
Buat lengkap dengan keselamatan kerjanya
59. Latihan 2 : Membuat Alur (Rigi-rigi Las)
Bahan : Baja Lunak
Ukuran : 10 x 50 x 200 mm
Elektroda : Philips 28, Ø 3,2 mm
(AWS E6013)
Ampere : 140 AC
Petunjuk –npetunjuk :
- Pesawat las disiapkan dan setel pada ampere 140
- Pakailah alat keselamatan kerja, seperti sarung tangan, tabir las
(helm las), apron.
- Siapkan alat bantu las, seperti sikat kawat, palu terak, tang
penjepit.
- Taruhlah benda kerja pada meja las dan pasang klem massa.
- Pasang elektroda pada stang (Holder), dan siap untuk memulai
pengelasan
- Buat jalur (rigi –rigi) las seperti pada Gb.
- Posisi elektroda 90° terhadap arah melintang las atau benda kerja
/ bahan
- Posisi elektroda 60° - 70° terhadap arah memanjang las atau arah
lasan
- Ulangi latihan – latihan ini sampai menghasilkan gerakan penyalaan
busur yang baik dan panjang busur yang tetap.