Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang masalah penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis deskripsi siswa melalui penggunaan media gambar seri di kelas V MIN Juli Kabupaten Bireuen. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain masih rendahnya kemampuan menulis deskripsi siswa dan tujuan penelitian untuk mengetahui peningkatan kemampuan tersebut melalui penggunaan media gambar seri.
Isi proposal skripsi bhs indonesia kak idawati bab i
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masyarakat modern sekarang ini dalam berkomunikasi menggunakan dua
cara yaitu secara langsung dan tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan
(menyimak), merupakan komunikasi secara langsung antara dua orang atau lebih,
sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak langsung.
Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa,
mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Karena tanpa
memahami bahasa sangat sulit untuk beradaptasi dan bergaul dalam kehidupan yang
dijalani. Oleh sebab itu manusia dituntut untuk mencari ilmu supaya mudah dalam
bergaul dan mengerti bahasa terutama dalam menulis, dengan menulis seseorang
dapat mengungkapkan gagasan dan pikiran untuk mencapai maksud dan tujuannya.
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah merupakan sebuah
bentuk usaha pengembangan bahasa yang dilakukan melalui jalur formal, melalui
proses belajar mengajar diharapkan siswa mampu berbahasa Indonesia dengan baik
dan benar, sehingga menunjang peningkatan mutu pendidikan. Guru yang
menduduki posisi strategis dalam pengembangan sumber daya manusia dituntut terus
mengikuti perkembangan konsep-konsep baru dalam dunia pembelajaran.
Implementasi kurikulum Tahun 2006 atau yang disebut KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ) menuntut adanya kreativitas dari seorang guru dalam
melaksanakan aktivitas pembelajaran dikelas. Selama ini masih banyak guru yang
1
2. 2
masih kesulitan dalam mempraktekkan segala jenis pendekatan serta metode yang
tepat, mereka masih banyak yang menggunakan metode ceramah yang merupakan
metode lama.
Menurut Suyanto (2004:15) bahwa masih banyak guru bahasa Indonesia
kesulitan memvariasikan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Mereka hanya
berkutat dengan metode ceramah, diskusi dan penugasan. Mengarang pada
prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada pada angan-angan dan
kemudian dapat dituangkan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Setiap manusia
semuanya diciptakan sebagai pengarang agar mudah untuk mengaplikasikan
kehidupan ini dengan benar.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang masih banyak
terdapat banyak kendala dalam mengaplikasikannya. Buktinya siswa kurang mampu
menulis karangan serta rendahnya penguasaan bahasa tulis secara sempurna. Mereka
tidak mampu menggunakan kata-kata yang sesuai dengan ketentuan dalam ejaan
bahasa Indonesia yang benar. Metode yang digunakan dalam belajar mengarang
sangat tidak menarik sehingga banyak siswa yang tidak memahami tentang
mengarang bahkan siswa merasa bosan ketika proses belajar mengajar berlangsung.
Dalam lingkungan bermasyarakat banyak siswa yang pandai berbicara atau
berpidato, tetapi mereka masih kurang mampu menuangkan ide-ide serta gagasan-
gagasan kedalam bentuk bahasa tulisan yang benar dan mudah dimengerti oleh
pembaca. Maka untuk bisa mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai
kemampuan untuk menulis, kemampuan menulis dapat dicapai melalui proses belajar
dan berlatih.
3. 3
Permasalahanpun muncul seperti yang sudah penulis alami ketika
melakukan observasi di kelas V MIN Juli Kabupaten Bireuen. Dari hasil observasi
tersebut penulis menemukan masalah, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam mengarang. Mengingat pentingnya kemampuan mengarang bagi siswa,
maka penulis berusaha mengungkap seberapa tinggi peningkatan kemampuan
mengarang melalui penggunaan media gambar seri. Untuk memperoleh informasi
faktual, penulis akan mengadakan suatu penelitian di sekolah MIN Juli dengan
dengan judul : PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI
MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI DIKELAS V MIN JULI
KABUPATEN BIREUEN.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang, maka
identifikasi masalah yang dapat ditentukan adalah sebagai berikut :
1. Dalam menulis deskripsi anak mulanya masih rendah
2. Siswa dalam menulis deskripsi tidak menggambarkan topik
3. Penggunaan kalimat dalam menulis deskripsi masih rendah
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini :
1. Secara Umum
Bagaimana kemampuan karangan deskripsi dengan menggunakan media
gambar seri pada siswa MIN Juli Bireuen, makal masalah
4. 4
2. Secara Khusus
a. Adakah peningkatan kemampuan dalam menulis deskripsi melalui
penggunaan media gambar seri kelas V MIN Juli Kabupaten Bireuen.
b. Adakah perubahan kemampuan siswa dalam menulis deskipsi melalui
penggunaan media gambar seri kelas V MIN Juli Kabupaten Bireuen.
1.4 Tujuan Penelitian
Dengan dilaksanakan penelitian ini, bertujuan untuk :
1. Secara Umum
Adapun secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan
siswa dalam menulis deskripsi dengan media gambar seri kelas V MIN Juli Bireuen.
2. Secara Khusus
Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut :
a. Untuk mendiskripsikan peningkatan kemampuan siswa dalam menulis
deskripsi melalui penggunaan media gambar seri di kelas V MIN Juli
Kabupaten Bireuen.
b. Untuk mengungkapkan perubahan kemampuan siswa dalam menulis
deskripsi melalui penggunaan media gambar seri di kelas V MIN Juli
Kabupaten Bireuen.
c. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis
karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar serf dalam upaya
meningkatkan pemahaman siswa tentang bagaimana cara mengarang
dengan menggunakan media gambar seri di kelas V MIN Juli Kabupaten
Bireuen.
5. 5
1.5 Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan,
maka diharapkan hasil penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis hasil penelitian ini dapat menambah literatur penelitian
dibidang pendidikan yaitu dibidang Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya menulis
deskripsi melalui media gambar seri dikelas V MIN Juli Kabupaten Bireuen.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Guru dapat memahami hal-hal yang perlu dilakukan untuk menyampaikan
pembelajaran secara aktif dan menarik sehingga mahasiswanya mampu
menyimak pelajaran yang sedang diajarkan dan apa yang diharapkan oleh
guru dapat tercapai, serta memberikan masukan bagi guru Bahasa dan Sastra
Indonesia tentang salah satu model pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
pada pembelajaran menulis deskripsi yang sesuai dengan karakteristik belajar
siswa. Guru juga dapat memperkaya teknik-teknik pembelajaran dan
mengetahui permasalahan siswa dan cara-cara mengatasinya.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi para siswa
dalam belajar menulis deskripsi melalui penggunaan media gambar seri,
sehingga mereka lebih serius dan bersemangat dalam memahami materi
pelajaran.
6. 6
c. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan
tambahan informasi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan menulis
deskripsi melalui penggunaan media gambar seri.
1.6 Definisi Operasional
1. Meningkatkan
Meningkatkan adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
menulis deskripsi melalui melalui penggunaan media gambar seri.
2. Kemampuan Menulis
Kemampuan menulis adalah kemampuan menyampaikan ide dan pesan dengan
penggunaan bahasa yang teratur sehingga dimengerti oleh orang lain.
3. Deskripsi
Deskripsi adalah gambaran sesuatu dengan jelas, sehingga membuat pembaca
seolah-olah menyaksikan atau mengalami sendiri sesuatu yang digambarkan
tersebut, sesuatu yang digambarkan itu dapat berupa benda ataupun suatu peristiwa.
4. Media Gambar Seri
Media gambar seri adalah serangkaian gambar yang terdiri dari 2 hingga 6
gambar yang menceritakan suatu kesatuan cerita yang dapat dijadikan alur pemikiran
siswa dalam mengarang (Sapari, 2002:26). Media gambar seri juga merupakan media
yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran berupa gambar-gambar yang
berseri, dimana setiap gambar memiliki kaitan antara satu dengan yang lainnya.
7. 7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menulis
Menulis adalah bentuk penyampaian ide, gagasan atau pesan dengan
menggunakan lambang grafik (tulisan). Tulisan adalah suatu sistem komunikasi
manusia yang menggunakan tanda-tanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan
nyata. Menulis juga merupakan salah satu keterampilan berbahasa selain
mendengar, berbicara, dan membaca. Setiap keterampilan mempunyai hubungan
yang erat dengan keterampilan lainnya dalam memperoleh keterampilan berbahasa.
Menurut semi (2007:14), menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan
gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Menulis adalah melukiskan lambang-
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang,
sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang tersebut seandainya
mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.
Dengan demikian menulis sebagai proses melambangkan bunyi-bunyi ujaran
berdasarkan aturan-aturan dan disampaikan dengan cara menggunakan lambang-
lambang yang terpola, melalui lambang-lambang tersebutlah pembaca dapat
memahami apa yang dikomunikasikan oleh penulis.
Menurut syafi’ie (2001:36) menulis adalah menuangkan gagasan, pendapat,
perasaan, keinginan, kemauan, dan informasi ke dalam bentuk tulisan dan kemudian
mengirimkannya kepada orang lain. Kegiatan menulis merupakan bentuk
komunikasi dalam interaksi sosial melalui bahasa tulis. Oleh karena itu seseorang
8. 8
yang ingin berkomunikasi dengan cara ini dituntut untuk mempunyai dan dapat
menggunakan simbol-simbol grafis sebagai media penyampai pesan. Pesan yang
disampaikan tersebut merupakan hasil pengalaman dan pengetahuan dalam berbagai
bentuk.Salah satu keterampilan berbahasa adalah kemampuan menulis berupa
karangan deskripsi, hal ini sangat penting dimiliki setiap siswa sekolah dasar. Hal ini
sesuai dengan pendapat Abdurrahman (2002:243) bahwa :
Banyak orang yang lebih menyukai membaca daripada menulis, karena
menulis dirasakan lebih lambat dan lebih sulit. Meskipun demikian,
kemampuan menulis sangat diperlukan baik dalam kehidupan disekolah
maupun dimasyarakat. Para siswa memerlukan kemampuan menulis untuk
menyalin, mencatat, atau untuk menyelesaikan tugas-tugas disekolah.
Pendapat tersebut menegaskan pentingnya kemampuan menulis, karena
dalam menulis, seseorang dapat menuangkan ide, perasaaan, maupun pikirannya
dalam bentuk tulisan. Bahkan dengan kemampuan menulis seseorang dapat mencatat
berbagai pengetahuan yang dianggap penting untuk dipelajari.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Glaith dalam Sulasih (2004:13),
menulis adalah sebuah proses mengeksplorasikan pikiran dan ide-ide dalam bentuk
tulisan serta membuatnya menjadi sesuatu yang dapat dilihat dan nyata. Kegiatan
menulis mendorong proses tersebut sebagai bahan refleksi. Ketika pemikiran dan
ide-ide telah ditulis, ide-ide itu dapat diperiksa kembali, dipertimbangkan kembali,
ditambah, disusun kembali, dan diubah.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan
proses menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan dengan menggunakan bahasa yang
efektif agar dapat dipahami oleh pembaca tulisan. Berdasarkan simpulan tersebut,
menulis merupakan kegiatan yang kompleks dimana memerlukan pengungkapan isi
9. 9
yang jelas, penggunaan bahasa yang tepat, dan pemahaman tentang orang yang akan
membaca tulisan tersebut. Selain itu dalam kegiatan menulis jga diperlukan
keterampilan memilih dan menata tulisan sehingga dapat mudah dipahami oleh orang
lain. Hal ini menjadi sangat penting karena kegiatan menulis merupakan bentuk
komunikasi yang digunakan secara tidak langsung.
2.2 Tujuan dan Manfaat Menulis
Sebagaimana yang diungkapkan oleh semi (2007:14) bahwa tujuan menulis
adalah niat dalam hati atau pikiran yang hendak dicapai dengan menulis. Secara
umum ada beberapa tujuan orang menulis, yaitu :
1. Untuk menceritakan sesuatu
2. Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan
3. Untuk menjelaskan sesuatu
4. Untuk meyakinkan
5. Untuk merangkum
Sedangkan menurut O’Malley dan Pierce dalam Sulasih (2004:15)
menyatakan bahwa ada tiga tujuan dalam menulis; (1) informatif, (2) ekspresif, (3)
persuasif. Seseorang akan menggunakan tujuan informatif untuk berbagi
pengetahuan dan informasi, memberi petunjuk atau mengungkapkan gagasan serta
ide-ide, menggambarkan suatu peristiwa atau pengalaman menguraikan konsep-
konsep, memperkirakan sebab akibat, dan mengembangkan gagasan-gagasan baru.
Tujuan ekspresif digunakan ketika seseorang menulis karangan atau cerita. Tujuan
persuasif digunakan ketika seseorang berusaha untuk mempengaruhi orang lain dan
memprakarsai suatu aksi atau perubahan.
10. 10
Adapun manfaat menulis menurut Bernard dalam Gie (2002:21-22) ada enam
manfaat kegiatan karang-mengarang yaitu; pertama, suatu sarana untuk
mengungkapkan diri atau perasaaan, kedua, sebagai sarana pemahaman disaat
mengarang lalu merenungkan gagasan-gagasan baru tentang hal yng ditulisnya.
Ketiga, sebagai sarana mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan dan perasaan
harga diri. Keempat, sebagai sarana meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap
lingkungan sekeliling. Kelima, suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat
dan bukannya penerimaan yang pasrah. Keenam, bermanfaat sebagai sarana dalam
mengembangkan suatu pemahaman tentang kemampuan menggunakan bahasa.
2.3 Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah sebuah karangan yang menggambarkan atau
menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu barang, benda atau objek.
Mendeskripsikan cita rasa, hal atau bunyi. Contohnya;
Warna biru laut dengan puncak-puncak gelombang dan ombak memutih,
membawa rasa segar dan sejuk. Digaris kaki langit yang menyelam ke samudera
dan ada seiring kapal motor mencari ikan, atimbul tenggelam bagaikan titik hitam.
Menurut Semi (2007:66) deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan
rincian atau detail tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada emosi serta
menciptakan imajinasi pembaca bagaikan melihat, mendengar, atau merasakan
langsung apa yang disampaikan penulis.
Sedangkan menurut Wiyatno (2004:64) paragraf deskripsi merupakan
penggambaran suatu keadaan dengan kalimat-kalimat, sehingga menimbulkan kesan
hidup.dalam angan-angan pembaca. Namun menurut Khairuddin (2007:102) paragraf
11. 11
deskripsi ialah paragraf yang menggambarkan atau menerima sesuatu dengan sejelas-
jelasnya sehingga pembaca seolah-olah merasakan atau mengalami sendiri sesuatu
yang digambarkan.
Menurut Hartono (2003:37), deskripsi yaitu suatu bentuk komposisi yang
digunakan sebagai sarana penulis atau pembicara menggambarkan atau menceritakan
bagaimana bentuk atau wujud suatu barang atau objek, atau mendeskripsikan cita
rasa suatu bends, hal atau bunyi. Deskripsi adalah lukisan yang menggambarkan
rupa, suara, bau, atau rasa sesuatu. Deskripsi adalah karangan yang lebih kompak
dan bertekstur dengan memilih detail-detail fisik dan emosional (Sudiati dkk.
2005:3-4).
2.4 Karakteristik Tulisan Deskripsi
Menurut Semi (2001:43) ada beberapa penanda, yang merupakan
karakteristik tulisan deskripsi, Karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :
1. Deskripsi berupaya memperlihatkan detail atau rincian tentang objek.
2. Deskripsi lebih bersifat mempengaruhi emosi dan membentuk imajinasi
pembaca.
3. Deskripsi umumnya menyangkut objek yang dapat diindera oleh pancaindera
sehingga objeknya pada umumnya berupa benda, alam, warna, dan manusia
4. Deskripsi disampaikan dengan gaya memikat dan dengan pilihan kata yang
menggugah.
5. Organisasi penyajiannya lebih umum menggunakan susunan ruang.
12. 12
Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa tulisan deskripsi dibangun dengan
ciri atau karakteristik tertentu sebagai penandanya. Ciri atau karakteristik itulah yang
membuat gaya penyampaian tulisan deskripsi berbeda dengan jenis tulisan lainnya.
Pendapat lain tentang karakteristik tulisan deskripsi ini dikernukakan oleh Sorenson
dalam Sulasih (2004:30). la menyatakan bahwa tulisan deskripsi hanya menyajikan
sebuah penggambaran tentang suatu objek. Gambaran yang dimasukkan dalam
tulisan biasanya mengikuti karakteristik-karakteristik umum tulisan deskripsi.
Selanjutnya, dikemukakan juga oleh Sarenson bahwa ada sebelas
karakteristik umum sebuah tulisan deskripsi, yaitu; (1) menggambarkan suatu objek
yang memang patut untuk digambarkan, (2) menekankan pada tanggapan
pancaindera secara langsung atau tidak langsung, (3) memanfaatkan kata-kata kiasan
untuk memperkaya gambaran dan memancing minat baca, (4) menggunakan kalimat
topik yang menggambarkan objek untuk membentuk pandangan pembaca terhadap
objek tersebut, (5) menerapkan salah satu pola pengorganisasian : kronologis, bagian
perbagian, atau tingkatan, (6) memasukkan kesan dan suasana yang tetap, (7)
mempunyai kesatuan antarparagraf dan tulisan secara keseluruhan, (8) memuat
rincian objek untuk mendukung kesan dan suasana, (9) menggunakan kosakata yang
jelas, (10) memvariasikan pola kalimat untuk meningkatkan pandangan positif dan
memberikan penekanan yang sesuai, serta (11) membuat simpulan yang efektif
terhadap objek yang digambarkan. Karakteristik yang dikemukakan oleh Sorenson
pada dasarnya sama dengan yang dikemukakan oleh Semi. Perbedaannya terletak
pada kerincian karakteristik yang dikemukakan
13. 13
2.5 Jenis Karangan Deskripsi
Berdasarkan tujuan penulisan, Keraf (2001: 98) membedakan deskripsi atas
dua macam, yaitu deskripsi sugestif dan deskripsi ekspositoris.
1. Deskripsi Sugestif
Deskripsi sugestif adalah penggambaran suatu objek dengan tujuan
menciptakan suatu penghayatan terhadap objek tersebut melalui imajinasi pembaca.
Dalam paragraf deskripsi sugestif, penulis ingin memberikan berupa pengalaman
kepada pembaca, karena pembaca berhubungan langsung dengan objek Pengalaman
dari objek tersebut harus berkesan. Sasaran deskripsi sugesti adalah perangkaian
tentang kata-kata yang dipilih oleh penulis untuk menggambarkan diri, sifat dan
watak dari objek tersebut untuk dapat diciptakan sugesti tertentu pada pembaca.
Dengan kata lain deskripsi sugesti berusaha menciptakan suatu penghayatan terhadap
objek tersebut melalui imajinasi pembaca.
Deskripsi sugestif mengurutkan sebuah objek menurut kuat lemahnya kesan
penulis terhadap bagian-bagian objek itu. Seseorang yang mendeskripsikan kamar
asrama tempat temannya tinggal dan bermaksud menonjolkan kejorokan yang
dilihatnya di sana, agaknya akan mulai mendeskripsikan ruang tersebut dengan bau
yang diciumnya. Ini adalah hal yang paling alamiah. Rangsangan bau jauh lebih
besar pengaruhnya terhadap manusia daripada rangsangan penglihatan atau
pendengaran.
Dari segala yang dilihatnya di kamar temannya itu penulis tentulah akan
mendahulukan apa yang menurut nilai dan norma yang dipegangnya paling penting,
misalnya pakaian kotor bergantungan di mana-mana atau kulit buah-buahan dan
14. 14
daun pembungkus makanan yang berserak di sana-sini. Urutan-urutan dalam
deskripsi sugestif ini bersifat subjelctif, tetapi tidak perlu seperti yang digambarkan
di atas. Dapat saja pendeskripsian dimulai da?i yang kurang jorok dan diakhiri
dengan bau. Dapat pula pendeskripsian dimulai dengan memilih menggunakan
urutan-urutan lain.
2. Deskripsi Ekspositoris
Deskripsi ekspositoris adalah deskripsi yang sangat logis yang isinya
biasanya merupakan daftar rincian, atau yang menurut penulisnya hal yang penting-
penting saja, yang disusun menurut sistem dan urutan logis objek yang diamati.
Setiap benda, tempat, suasana tentu mempunyai logika urutan-urutan tersendiri.
Sebagai contoh, jika si penulis mengamati atau ingin mendeskripsikan rangkaian
kereta api; urutan logisnya agaknya pastilah dari depan, lokomotifnya, ke belakang,
gerbong-gerbong yang mengekori lokomotif tadi. Seorang manusia rasanya akan
lebih logis dideskripsikan dari atas ke bawah.
Deskripsi ini hanya bertujuan untuk memberikan identifikassi atau informasi
mengenai objeknya sehingga pembaca dapat mengenalnya bila bertemu atau
berhadapan dengan objek tersebut. Penulis tidak berusaha untuk menciptakan kesan
atau imajinasi pada diri pembaca, dalam tulisan deskripsi ini penulis memindahkan
kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan pengalaman dan perasaannya pada
pembaca. Deskripsi ini mengutamakan sifat terperinci wujud yang dapat ditemukan,
terhadap objek sehingga nada penulisan deskripsi bersifat informatif yang bersifat
melukiskan.
15. 15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Menurut
Suharjono (dalam Arikunto, 2009:58) penelitian tindakan kelas adalah penelitian
tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya. Sedangkan menurut Kusnandar Penelitian tindakan kelas
(2010:411) adalah tindakan yang secara sadar dilakukan oleh guru untuk mengembangkan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam
pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan
masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya
untuk mengukur tingkat keberhasilannya.
Prinsip utama dalam PTK (Penelitian Tindakan Kelas) adalah adanya pemberian
tindakan yang diaplikasikan dalam siklus-siklus yang berkelanjutan, siklus yang
berkelanjutan tersebut digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis. Secara garis besar
dalam Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1)
perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing ), (4) refleksi (
reflecting ).
3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MIN Juli Kabupaten Bireuen, penulis akan
mengadakan penelitian pada kelas punya yaitu kelas V Semester I Tahun Ajaran
2010/2011. Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu semua siswa kelas V
MIN MIN Juli Kabupaten Bireuen.
16. 16
3.3 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur penelitian dalam penelitian ini yaitu menggunakan prosedur
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yaitu menggunakan Siklus I, Siklus II dan Siklus
III, dimana tiap-tiap siklus memiliki tahapan-tahapan seperti; perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, dan reflekasi.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian
(Sanjaya, 2010:102), adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
diantaranya : lembar observasi aktivitas siswa dan guru, lembar respon siswa, tes
hasil belajar siswa.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu berupa teknik tes
dan teknik non tes, dimana instrumen tes ini diperlukan
3.6 Teknik Analisis Data
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MIN Juli Kabupaten Bireuen, penulis akan
mengadakan penelitian pada kelas yang dia punya yaitu kelas V Semester I Tahun
Ajaran 2010/2011.
kan kelas peneliti sebagai subjek dan siswa sebagai objek yang di teliti.
Penelitian ini adalah siswa kelas V MIN Juli Kabupaten Bireuen Tahun Ajaran
2010/2011. Jumlah siswa kelas V 32 siswa, peneliti menentukan kelas
V sebagai objek penelitian karena kemampuan menulis deskripsi masih kuran
17. 17
optimal. Hal ini disebabkan minat siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi
melalui media gambar serf masih kurang karena persediaan gambar tidak bervariasi
sehingga tidak menarik minat siswa dalam menulis karangan.
3.4 Data dan SumbarData
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif, yang diperoleh
dari :
1. Tes awal dan tes akhir pembelajaran observasi proses
2. Pembelajaran, wawancara danjurnal.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan tiga alai pengumpulan data, yaitu wawancara,
observasi dan tes perbuatan (performance) yang digunakan selama penelitian
masalah dalam makalah ini dan mendiagnosa serta mengevaluasi dari model yang
digunakan. Berikut ini penjelasannya :
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik evaluasi non tes yang biasa dilakukan
kapan saja. "Observasi adalah teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau
suatu kegiatan (tingkah laku)".
Penulis menggunakan teknik observasi ini untuk mengamati keadaan siswa
sebelum, sedang dan sesudah model pembelajaran menulis karangan dengan
menggunakan media gambar serf.
2. Wawancara
Wawancara yaitu suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
18. 18
mendapat informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, apersepsi dan
keyakinan dari individu atau responder. Wawancara ini dilakukan dengan cara
mengadakan tanya jawab secara langsung dengan sumber data.
3. Tes Perbuatan
Tes perbuatan (performance) dimaksudkan untuk mengukur keterampilan dalam
melakukan sesuatu (Rachmat dan Suhendi, 1998 : 113). Alat pengukurannya
menggunakan pedoman penilaian atau format observasi. Tes perbuatan ini
digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menulis karangan dengan
baik dengan menggunakan media gambar serf.
4. Catatan Lapangan
Pada penelitian ini adalah kemampuan menulis karangan deskripsi melalui
penggunaan media gambar serf, kondisi awal menunjukkan bahwa ketika diberi
pembelajaran media gambar serf yang di acak siswa belum memahaminya.
Sehingga kemampuan dalam menentukan topik karangan masih kurang optimal
karena penyusunan gambar masih rancu. Hal ini disebabkan karena minat siswa
dalam menulis karangan masih kurang dengan persediaan media yang sederhana.
3.6 Teknik Analisis Data
Jenis data yang dipergunakan adalah data kualitatif
1. Observasi
Skor yang diberikan pengamat pada Lembar Observasi Siswa dan Lembar
Observasi Guru dengan menggunakan rumus :
19. 19
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap 4 orang siswa, wawancara dilakukan untuk
mengukur pemahaman siswa dalam menulis deskripsi dengan menggunakan media
gambar serf. Peneliti mengajukan 4 buah gambar yang diacak untuk disusun siswa
menjadi sebuah gambar yang beruntun untuk dibuatkan menjadi sebuah karangan.
3. Tes
Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menulis deskripsi dengan
menggunakan media gambar serf diperlukan beberapa gambar.
1. Dalam penyusunan gambar — gambar yang diacak
2. Kemampuan siswa membuat kerangka karangan
3. Kesesuaian antara terra dan gambar
4. Kemampuan dalam menggunakan EYD
5. Kerapian
3.7 Pengecekan Keabsahan Data
Untuk menghindari dari kesalahan atail kekeliruan data yang terkumpul dari
hasil tindakan yang dilakukan dalam penelitian, perlu dilakukan pengecekan
keabsahan data dengan mendetail. Pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada
sesuatu diluar data untuk keperluan mengecek terhadap data yang telah ada.
(Moleong, 2007).
20. 20
3.8 Tahap – tahap Penelitian
Dalam penelitian ini akan dilakukan dua siklus.
1. Proses Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap penelitian ini peneliti akan mempersiapkan (1) satuan pelajaran,
(2) rancangan tindakan dalam bentuk rencana pembelajaran, (3) rencana evaluasi
yang meliputi tes dan nontes.
b. Tindakan
Pada tahap tindakan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang akan
dilakukan. Pada saat proses pembelajaran menulis karangan berlangsung, siswa
diberi sebuah materi mengarang yang harus dikarang oleh siswa. Kemuadian
hasilnya dibahas bersama-sama. Setelah itu karangan yang dibuat dalam bentuk
cerita. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca isi karangan siswa
secara bergiliran. Siswa yang lain memperhatikan, apabila ada kesalahan yang
dilakukan oleh temannya, maka, mereka harus memberi koreksi terhadap ternannya,
yang melakukan kesalahan.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan dalam proses belajar mengajar berlangsung,
pengamatan dapat dilakukan dengan observasi atau pengamatan secara langsung atau
dengan wawancara. Pengambilan data dengan observasi bertujuan untuk
21. 21
dapat secara langsung mengamati semua perilaku siswa baik yang positif maupun
negatif selama proses belajar mengajar berlangsung dikelas.
d. Refleksi
Berdasarkan observasi dan wawancara pada tahap ini dijadikan sebagai
pedoman. Dari situasi tersebut dapat dipakai untuk pembenahan dan perbaikan pada
tahap selanjutnya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu proses
belajar mengajar pada tiap-tiap tahapan, misalnya ada beberapa siswa yang saling
berebut alai tulis, berpindah tempat duduk dan menyepelekan penggunaan media
gambar serf yang dianggap sebagai sesuatu yang aneh. Oleh karena itu pada tahap ini
akan diambil tindakan untuk meningkatkan pengelolaan kelas dengan jalan menegur
mereka yang saling membuat keributan. Dengan kata lain pengamatan lebih intensif
pada siswa sehingga dapat mencapai hasil belajar yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Suriamiharja Agus, M.Pd, dkk (1996 / 1997). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta
Depdikbud
The Liang Gie (1992). Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta Liberty
Sabarti Akhadiah, Dr. Prof (1996 / 1997). Menulis. Jakarta : Depdikbud
www.sastraindo.com
tarigan, Djago, Drs (1996). Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan
Pengembangannya. Bandung : Angkasa
Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :
22. 22
PT. Remaja Rosdakarya
www.blogspot-com
Piaget Jean. 2000. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya. Kasbolah,
Kasihani. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud
http://eprint.Ums.Ac.Id/364/01/19. subyantoro.pdf
Sudirman. 1991. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
http://www.realonearcade.com
Arikunto, Suharsimin. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta