SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
PERTEMUAN
7
PERMASALAHAN
SUMBER DAYA MANUSIA
BIROKRASI LOKAL
1. Pendahuluan
Sumber Daya Manusia (SDM) Birokrasi merupakan elemen terpenting dari
organisasi pemerintahan daerah, berperan sebagai penggerak utama dalam
mewujudkan visi dan misi serta tujuan organisasi. Mengingat begitu pentingnya
SDM birokrasi, maka perlu manajemen SDM guna mengelola secara sistematis,
terencana, dan terpola agar tujuan yang diinginkan organisasi baik di masa
sekarang maupun di masa depan dapat tercapat secara optimal.
Tantangan globalisasi dari waktu ke waktu semakin menghadapkan SDM
terutama birokrat pada persaingan bebas (sains, teknologi, ekonomi), kultur, dan
bentrokan peradaban. Oleh karena itu guna mewujudkan SDM birokrasi dengan
kapasitas seperti di atas perlu reformasi kearah pembangunan yang berpihak
kepentingan sosial, berupa ekonomi kerakyatan. Reformasi tersebut
memerlukan wawasan, pendekatan, dan strategi pembangunan selaras dan
sepadan di era transparansi global.
Budaya yang melekat dalam manajemen SDM di masa lalu yang berpola
sentralistis harus berubah menuju perencanaan desentralistis, menggeser
pendekatan pembangunan sektoral harus pula berubah menjadi spasial.
Konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pada Program Pembangunan
Daerah (Propeda) yang merupakan perwujudan pola perencanaan dan
pendekatan pembangunan bersifat pokok, mendasar, dan mendesak, fokus pada
pemecahan masalah pembangunan. Propeda yang disusun baik akan
menampakkan visi dan misi pembangunan daerah terutama dalam hal
penanganan masalah SDM daerah.
Perlu kita pahami bahwa manajemen SDM birokrasi di tingkat lokal bukan saja
melibatkan aparat pemerintahan atau birokrasi semata, akan tetapi juga
melibatkan swasta (private sector) dan masyarakat (society). Ketiga komponen
tersebut merupakan wujud dari komitmen pelaksanaan kepemerintahan yang
baik (good governance). Sehingga SDM birokrasi lokal dalam hal ini merupakan
bagian dari manajemen pembangunan daerah.
2. Teori dan Konsep SDM
SDM di dalam manajemen SDM dianggap memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk mengelola dan mengolah kekuatan yang dimilikinya (sumber-
sumber yang tersedia), memanfaatkan peluang, mengatasi kelemahan dan
ancaman yang dihadapi, kemudian meningkatkan kapasitas (capacity building),
dan akuntabilitas (accountability).
Dalam rangka menyiapkan SDM yang memiliki kompetensi unggul (knowledge,
skill, dan, attitude), manajemen SDM harus fokus pada:
2
a. profesionalisme dan akuntabilitas lokal aktor,
b. tenaga professional, manajer/eksekutif pembangunan baik pemerintah dan
swasta,
c. peran masyarakat dalam membentuk persepsi positif terhadap
pembangunan, berjiwa kreatif, inovatif, dan kerja keras.
Manajemen SDM dalam teori Mondy (1990), menguraikan bahwa “Human
resource management is the utilization of human resources to achieve
organizational objectives.” (manajemen sumber daya manusia adalah
pemanfaatan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran organisasi).
Sedangkan Mosses N. Kiggundu, seperti dikutip dari Suharyanto dan Heruanto
(2000), menyebutkan bahwa:
“Human resource management….is the development and utilization of
personnel for the effective achievement of individual, organizational,
community, national and international goals and objective.” (Manajemen
sumber daya manusia….adalah pembangunan dan pemanfaatan pegawai
untuk mencapai tujuan dan sasaran efisien dari individu, organisasi,
komunitas, nasional, dan internasional).
Ditinjau dari teori SDM mikro, Tulus, seperti dikutip dari Suharyanto dan
Heruanto (2005), mengungkapkan bahwa:
“….perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas
pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,
pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja dimaksud
membantu mencapai tujuan organisasi, individu, dan masyarakat.”1
Jeffrey D. Sachs (2004), profesor ekonomi dari Harvard University yang banyak
bekerja dalam proyek desentralisasi World Bank, IMF, dan Millenium
Development Goals UNDP, memberikan kategori SDM ke dalam 3 tingkatan:
1. technological innovator, merupakan SDM yang berdiam di negara-negara
1
….
3
dengan kemampuan penguasaan teknologi maju seperti Amerika Serikat,
Inggris, Eropa, dan Jepang,
2. technological adopters, merupakan SDM yang menempati negara dengan
kemampuan teknologi cukup tinggi yang didapat dengan cara mengadopsi,
meniru, bahkan mencuri teknologi dari tingkat I,
3. technological excluded, merupakan negara-negara yang SDM-nya hanya
mampu menjadi konsumen teknologi yang ditawarkan tingkat I dan II,
sehingga negara-negara tempat SDM tersebut tinggal hanya sebagai tempat
pemasaran saja.2
Seiring pendapat dari Sachs, SDM birokrasi lokal secara umum di Indonesia bisa
dikategorikan masuk ke tingkat III. Agar menghasilkan SDM yang mampu
bersaing dalam kompetisi global, manajemen SDM lokal perlu untuk mengejar
ketertinggalan dari SDM pusat maupun di lingkungan negara tetangga lainnya
dengan cara meningkatkan peluang dan kemampuan SDM minimal ke tingkat
yang lebih tinggi.
3. Kondisi SDM Birokrasi Lokal
Kunci kesediaan SDM birokrasi lokal handal dan berkualitas adalah
pemberdayaan masyarakat bawah (grass root) dan peningkatan kualitas
penyelenggara daerah agar kapabel dalam memberikan pelayanan yang prima
pada masyarakat. Masukan masyarakat dimanfaatkan dalam teknik
pengembangan SDM birokrasi lokal dan memberikan laporan dalam konteks
akuntabilitas publik kepada masyarakat. Sebaliknya masyarakat dalam hal ini
perlu diyakinkan bahwa kinerja dan akuntantabilitas aparat pelaksana atau
pemerintah telah berubah ke arah positif dari sisi sifat (attitude) sebagai
memotivasi masyarakat berpartisipasi meningkatkan kinerja pembangunan.
Keseluruhan upaya mewujudkan SDM birokrasi lokal handal dan berkualitas
membutuhkan pengelolaan atau manajemen SDM yang sesuai dengan kondisi
lingkungan setempat.
2
…
4
Selain manajemen SDM dengan mengikutsertakan partisipasi masyarakat
bawah, Undang-undang Pokok Kepegawaian Nomor 43/1999 perubahan atas
Undang-undang Nomor 8/1974, menyebutkan tentang manajemen SDM yang
terdiri dari norma, standar, prosedur, formasi, pengangkatan, pengembangan
kualitas SDM pemerintah, pemindahan, gaji, tunjangan, kesejahteraan,
pemberhentian hak, kewajiban, dan kedudukan hukum. Undang-undang Nomor
43/1999 juga mengharapkan terbentuknya SDM profesional sebagai pelaksana
pembangunan, pemerintahan dan pelayan masyarakat, netral dari kepentingan
politik dan golongan.
Berkaitan dengan kompetensi, jumlah PNS merupakan beban organisasi atau
instansi. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 95/2000 pengadaan PNS
diajukan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) kepada Kementerian Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara (Meneg PAN) untuk disetujui. Oleh karena itu,
kedua instansi tersebut juga berwenang menetapkan jumlah pegawai atau
pengadaan di seluruh Indonesia. Walaupun begitu, perekrutan pegawai daerah
dilakukan melalui biro kepegawaian atau kepegawaian instansi dan Badan
Kepegawaian Daerah (BKD).
Permasalahannya penanganan SDM di daerah terutama SDM aparatur adalah
karena Key Performance Indicators tidak jelas dibarengi dengan Key
Performance Index tidak baku.3
Ketidakjelasan dan ketidakbakuan tersebut
dapat disebabkan karena kurang standarnya ukuran pencapaian Knowledge,
Skill, Expertise, dan Behavior yang merupakan atribut kompetensi.
Secara garis besar kendala-kendala di daerah berkaitan dengan SDM berkisar
pada:
a. PNS tidak profesional,
b. Kurang SDM berkualitas (pemuda dan masyarakat inovatif),
3
Armstrong, 1998
5
c. Swasta yang kurang pro-aktif hanya melihat keuntungan jarak dekat tidak
jauh, sehingga membutuhkan komitmen politik dari eksekutif dan legislatif,
d. Tidak adanya penerapan knowledge based competition,
e. Kurangnya budaya learning organization berbasis knowledge management,
f. Pendekatan sistem yang tidak kunjung terintegrasi,
g. Manajemen pembangunan daerah hanya bertumpu pada eksploitasi
penggunaan sumber daya alam tanpa memikirkan SDM,
h. Manajemen pembangunan daerah kurang menggali iklim partisipatif
masyarakat sebagai bagian SDM daerah,
i. Marginalisasi kepentingan rakyat di bawah kepentingan politik pemerintah
dan pengusaha.
Dengan demikian, SDM daerah merupakan bagian penting dari kesuksesan
otonomi daerah. Dengan terbentuknya SDM profesional, maka arah
pembangunan daerah dapat lebih terarah dan kompetitif dengan pembangunan
daerah di tempat lain. Tuntutan globalisasi akan SDM berdaya saing tinggipun
dapat tercapai karena kompetensi unggul yang telah terasah dengan baik
melalui peraturan perundangan dan penegakan implementasinya, mengayomi
ketiga unsur SDM daerah, birokrasi, swasta, dan masyarakat.
Bibliografi
Sach, Jeffrey D.
6
Mondy
Armstrong. 1998
PP No. 95/2000
UU No. 43/1999
No. 8/1974
Suharyanto dan Heruanto
7

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Perencanaan sumber daya manusia pendidikan makro & mikro
Perencanaan sumber daya manusia pendidikan makro & mikroPerencanaan sumber daya manusia pendidikan makro & mikro
Perencanaan sumber daya manusia pendidikan makro & mikroAhnaf Muzayyinul Islam
 
Diklat menurut uu asn
Diklat menurut uu asnDiklat menurut uu asn
Diklat menurut uu asnAgus Dwiyanto
 
Pembaharuan diklat dan globalisasi
Pembaharuan diklat dan globalisasiPembaharuan diklat dan globalisasi
Pembaharuan diklat dan globalisasiAgus Dwiyanto
 
Paparan deputi sdma akselerasi transformasi asn 06102021
Paparan deputi sdma akselerasi transformasi asn 06102021Paparan deputi sdma akselerasi transformasi asn 06102021
Paparan deputi sdma akselerasi transformasi asn 06102021KutsiyatinMSi
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkrickygunawan84
 
Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur Dalam Rangka Pembangunan Sistem Adminis...
Peningkatan Kompetensi SDM   Aparatur Dalam Rangka Pembangunan Sistem Adminis...Peningkatan Kompetensi SDM   Aparatur Dalam Rangka Pembangunan Sistem Adminis...
Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur Dalam Rangka Pembangunan Sistem Adminis...Tri Widodo W. UTOMO
 
Pemetaan Kompetensi Strategis Aparatur Sipil Negara
Pemetaan Kompetensi Strategis Aparatur Sipil NegaraPemetaan Kompetensi Strategis Aparatur Sipil Negara
Pemetaan Kompetensi Strategis Aparatur Sipil NegaraTri Widodo W. UTOMO
 
Pengembangan Modal Manusia Indonesia
Pengembangan Modal Manusia IndonesiaPengembangan Modal Manusia Indonesia
Pengembangan Modal Manusia IndonesiaTogar Simatupang
 
Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Provin...
Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Provin...Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Provin...
Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Provin...National Institute of Administration Public
 
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...National Institute of Administration Public
 
Pengembangan Kompetensi ASN: Sebuah Pemikiran
Pengembangan Kompetensi ASN: Sebuah PemikiranPengembangan Kompetensi ASN: Sebuah Pemikiran
Pengembangan Kompetensi ASN: Sebuah PemikiranTri Widodo W. UTOMO
 
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM KemendagriKompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagrib hendarsyah
 
Inovasi Diklat Aparatur Dalam Rangka Pelaksanaan UU ASN
Inovasi Diklat Aparatur Dalam Rangka Pelaksanaan UU ASNInovasi Diklat Aparatur Dalam Rangka Pelaksanaan UU ASN
Inovasi Diklat Aparatur Dalam Rangka Pelaksanaan UU ASNTri Widodo W. UTOMO
 
Roadmap pengembangan mutu pns
Roadmap pengembangan mutu pnsRoadmap pengembangan mutu pns
Roadmap pengembangan mutu pnsAgus Dwiyanto
 
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM KemendagriKti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagrib hendarsyah
 
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasiPeningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasiOktav77
 
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...b hendarsyah
 

Mais procurados (20)

Perencanaan sumber daya manusia pendidikan makro & mikro
Perencanaan sumber daya manusia pendidikan makro & mikroPerencanaan sumber daya manusia pendidikan makro & mikro
Perencanaan sumber daya manusia pendidikan makro & mikro
 
Diklat menurut uu asn
Diklat menurut uu asnDiklat menurut uu asn
Diklat menurut uu asn
 
Pembaharuan diklat dan globalisasi
Pembaharuan diklat dan globalisasiPembaharuan diklat dan globalisasi
Pembaharuan diklat dan globalisasi
 
Paparan deputi sdma akselerasi transformasi asn 06102021
Paparan deputi sdma akselerasi transformasi asn 06102021Paparan deputi sdma akselerasi transformasi asn 06102021
Paparan deputi sdma akselerasi transformasi asn 06102021
 
Kebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmkKebijakan pelatihan sdmk
Kebijakan pelatihan sdmk
 
Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur Dalam Rangka Pembangunan Sistem Adminis...
Peningkatan Kompetensi SDM   Aparatur Dalam Rangka Pembangunan Sistem Adminis...Peningkatan Kompetensi SDM   Aparatur Dalam Rangka Pembangunan Sistem Adminis...
Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur Dalam Rangka Pembangunan Sistem Adminis...
 
Pemetaan Kompetensi Strategis Aparatur Sipil Negara
Pemetaan Kompetensi Strategis Aparatur Sipil NegaraPemetaan Kompetensi Strategis Aparatur Sipil Negara
Pemetaan Kompetensi Strategis Aparatur Sipil Negara
 
Pengembangan Modal Manusia Indonesia
Pengembangan Modal Manusia IndonesiaPengembangan Modal Manusia Indonesia
Pengembangan Modal Manusia Indonesia
 
Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Provin...
Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Provin...Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Provin...
Pengembangan Kompetensi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Provin...
 
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
Pengembangan Kompetensi Sosio Kultural ASN dalam Perspektif Kepekaan Gender p...
 
Pengembangan Kompetensi ASN: Sebuah Pemikiran
Pengembangan Kompetensi ASN: Sebuah PemikiranPengembangan Kompetensi ASN: Sebuah Pemikiran
Pengembangan Kompetensi ASN: Sebuah Pemikiran
 
Inovasi Untuk Subang Jawara
Inovasi Untuk Subang JawaraInovasi Untuk Subang Jawara
Inovasi Untuk Subang Jawara
 
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM KemendagriKompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kompetensi Pemerintahan-Bambang Hendarsyah-BPSDM Kemendagri
 
Paparan akd saumlaki (agustinus)
Paparan akd saumlaki (agustinus)Paparan akd saumlaki (agustinus)
Paparan akd saumlaki (agustinus)
 
Inovasi Diklat Aparatur Dalam Rangka Pelaksanaan UU ASN
Inovasi Diklat Aparatur Dalam Rangka Pelaksanaan UU ASNInovasi Diklat Aparatur Dalam Rangka Pelaksanaan UU ASN
Inovasi Diklat Aparatur Dalam Rangka Pelaksanaan UU ASN
 
Manajemen sdm-fix
Manajemen sdm-fixManajemen sdm-fix
Manajemen sdm-fix
 
Roadmap pengembangan mutu pns
Roadmap pengembangan mutu pnsRoadmap pengembangan mutu pns
Roadmap pengembangan mutu pns
 
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM KemendagriKti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
Kti kompetensi pemerintahan-bambang hendarsyah-BPSDM Kemendagri
 
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasiPeningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
Peningkatan kompetensi pns melalui diklat administrasi
 
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
Penerapan Sistem Merit dalam Manajemen ASN pada Instansi Pemerintah-28 april ...
 

Destaque

Perspektif Manajemen Sumber Daya Manusia
Perspektif Manajemen Sumber Daya ManusiaPerspektif Manajemen Sumber Daya Manusia
Perspektif Manajemen Sumber Daya Manusianitalulu
 
Dialog strategis peran pemuda [seminar kepemudaan hmi]
Dialog strategis peran pemuda [seminar kepemudaan hmi]Dialog strategis peran pemuda [seminar kepemudaan hmi]
Dialog strategis peran pemuda [seminar kepemudaan hmi]IAIN syekh Nurjati Cirebon
 
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektifStrategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektiftandurpaica
 

Destaque (6)

Perspektif Manajemen Sumber Daya Manusia
Perspektif Manajemen Sumber Daya ManusiaPerspektif Manajemen Sumber Daya Manusia
Perspektif Manajemen Sumber Daya Manusia
 
Dialog strategis peran pemuda [seminar kepemudaan hmi]
Dialog strategis peran pemuda [seminar kepemudaan hmi]Dialog strategis peran pemuda [seminar kepemudaan hmi]
Dialog strategis peran pemuda [seminar kepemudaan hmi]
 
Pemuda Berkarakter
Pemuda BerkarakterPemuda Berkarakter
Pemuda Berkarakter
 
Pemberdayaan organisasi kepemudaan
Pemberdayaan organisasi kepemudaanPemberdayaan organisasi kepemudaan
Pemberdayaan organisasi kepemudaan
 
Tujuan Hidup
Tujuan HidupTujuan Hidup
Tujuan Hidup
 
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektifStrategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
Strategi perencanaan sumber daya manusia yang efektif
 

Semelhante a OPTIMALKAN SDM BIROKRASI

Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmRuang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmYuca Siahaan
 
MAKALAH PENGEMBANGAN SDM PADA SEKTOR PUBLIK.doc
MAKALAH PENGEMBANGAN SDM PADA SEKTOR PUBLIK.docMAKALAH PENGEMBANGAN SDM PADA SEKTOR PUBLIK.doc
MAKALAH PENGEMBANGAN SDM PADA SEKTOR PUBLIK.docsyakurabdul2
 
PERANAN PEMERINTAH DI DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PEMBA...
PERANAN PEMERINTAH DI DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PEMBA...PERANAN PEMERINTAH DI DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PEMBA...
PERANAN PEMERINTAH DI DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PEMBA...AntonAnthony2
 
Peran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdm
Peran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdmPeran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdm
Peran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdmAgus Witono
 
Pendahuluan oke eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee
Pendahuluan oke eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeePendahuluan oke eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee
Pendahuluan oke eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeepuropdana
 
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweai
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweaiHubungan disiplin dengan kinerja pegaweai
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweaiTurino Djunaidi
 
peran strategi manajer dalam manajemen sdm.
peran strategi manajer dalam manajemen sdm.peran strategi manajer dalam manajemen sdm.
peran strategi manajer dalam manajemen sdm.Immawan Awaluddin
 
Peran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdm
Peran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdmPeran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdm
Peran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdmEdwin Fakhrul Arifin
 
[RANGKUMAN] PAPARAN Modul 4 Manajemen SDM dan Lembaga.pptx
[RANGKUMAN] PAPARAN Modul 4 Manajemen SDM dan Lembaga.pptx[RANGKUMAN] PAPARAN Modul 4 Manajemen SDM dan Lembaga.pptx
[RANGKUMAN] PAPARAN Modul 4 Manajemen SDM dan Lembaga.pptxMaghfiNugraha2
 
PPT IBU ASRIYANI.pptx
PPT IBU ASRIYANI.pptxPPT IBU ASRIYANI.pptx
PPT IBU ASRIYANI.pptxSriambiyah
 
Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Sovia Yohana
 
Manajemen sumber daya_manusia
Manajemen sumber daya_manusiaManajemen sumber daya_manusia
Manajemen sumber daya_manusiaakuayucantik
 
Manajemen sumber daya_manusia
Manajemen sumber daya_manusiaManajemen sumber daya_manusia
Manajemen sumber daya_manusiasitasitu
 
Manajemen sumber daya_manusia
Manajemen sumber daya_manusiaManajemen sumber daya_manusia
Manajemen sumber daya_manusiaNovalia Andhika
 
Membangun Profesionalisme Penyuluh Pertanian
Membangun Profesionalisme Penyuluh PertanianMembangun Profesionalisme Penyuluh Pertanian
Membangun Profesionalisme Penyuluh PertanianMuliadin Forester
 

Semelhante a OPTIMALKAN SDM BIROKRASI (20)

Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdmRuang lingkup dan pentingnya eko sdm
Ruang lingkup dan pentingnya eko sdm
 
MAKALAH PENGEMBANGAN SDM PADA SEKTOR PUBLIK.doc
MAKALAH PENGEMBANGAN SDM PADA SEKTOR PUBLIK.docMAKALAH PENGEMBANGAN SDM PADA SEKTOR PUBLIK.doc
MAKALAH PENGEMBANGAN SDM PADA SEKTOR PUBLIK.doc
 
PERANAN PEMERINTAH DI DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PEMBA...
PERANAN PEMERINTAH DI DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PEMBA...PERANAN PEMERINTAH DI DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PEMBA...
PERANAN PEMERINTAH DI DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT UNTUK MENINGKATKAN PEMBA...
 
Retno Wiyanti F. (PAI/6G/143111315)
Retno Wiyanti F. (PAI/6G/143111315) Retno Wiyanti F. (PAI/6G/143111315)
Retno Wiyanti F. (PAI/6G/143111315)
 
Peran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdm
Peran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdmPeran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdm
Peran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdm
 
Pendahuluan oke eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee
Pendahuluan oke eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeePendahuluan oke eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee
Pendahuluan oke eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee
 
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweai
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweaiHubungan disiplin dengan kinerja pegaweai
Hubungan disiplin dengan kinerja pegaweai
 
peran strategi manajer dalam manajemen sdm.
peran strategi manajer dalam manajemen sdm.peran strategi manajer dalam manajemen sdm.
peran strategi manajer dalam manajemen sdm.
 
Peran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdm
Peran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdmPeran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdm
Peran strategis-manajer-dalam-manajemen-sdm
 
[RANGKUMAN] PAPARAN Modul 4 Manajemen SDM dan Lembaga.pptx
[RANGKUMAN] PAPARAN Modul 4 Manajemen SDM dan Lembaga.pptx[RANGKUMAN] PAPARAN Modul 4 Manajemen SDM dan Lembaga.pptx
[RANGKUMAN] PAPARAN Modul 4 Manajemen SDM dan Lembaga.pptx
 
msdm.pdf
msdm.pdfmsdm.pdf
msdm.pdf
 
PPT IBU ASRIYANI.pptx
PPT IBU ASRIYANI.pptxPPT IBU ASRIYANI.pptx
PPT IBU ASRIYANI.pptx
 
Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1Tugas makalah sdm kelompok 1
Tugas makalah sdm kelompok 1
 
Bahan Ajar
Bahan AjarBahan Ajar
Bahan Ajar
 
Raniii
RaniiiRaniii
Raniii
 
Manajemen sumber daya_manusia
Manajemen sumber daya_manusiaManajemen sumber daya_manusia
Manajemen sumber daya_manusia
 
Manajemen sumber daya_manusia
Manajemen sumber daya_manusiaManajemen sumber daya_manusia
Manajemen sumber daya_manusia
 
Manajemen sumber daya_manusia
Manajemen sumber daya_manusiaManajemen sumber daya_manusia
Manajemen sumber daya_manusia
 
Membangun Profesionalisme Penyuluh Pertanian
Membangun Profesionalisme Penyuluh PertanianMembangun Profesionalisme Penyuluh Pertanian
Membangun Profesionalisme Penyuluh Pertanian
 
Prencanaan SDM
Prencanaan SDMPrencanaan SDM
Prencanaan SDM
 

OPTIMALKAN SDM BIROKRASI

  • 1. PERTEMUAN 7 PERMASALAHAN SUMBER DAYA MANUSIA BIROKRASI LOKAL 1. Pendahuluan Sumber Daya Manusia (SDM) Birokrasi merupakan elemen terpenting dari organisasi pemerintahan daerah, berperan sebagai penggerak utama dalam mewujudkan visi dan misi serta tujuan organisasi. Mengingat begitu pentingnya SDM birokrasi, maka perlu manajemen SDM guna mengelola secara sistematis, terencana, dan terpola agar tujuan yang diinginkan organisasi baik di masa sekarang maupun di masa depan dapat tercapat secara optimal. Tantangan globalisasi dari waktu ke waktu semakin menghadapkan SDM terutama birokrat pada persaingan bebas (sains, teknologi, ekonomi), kultur, dan bentrokan peradaban. Oleh karena itu guna mewujudkan SDM birokrasi dengan kapasitas seperti di atas perlu reformasi kearah pembangunan yang berpihak
  • 2. kepentingan sosial, berupa ekonomi kerakyatan. Reformasi tersebut memerlukan wawasan, pendekatan, dan strategi pembangunan selaras dan sepadan di era transparansi global. Budaya yang melekat dalam manajemen SDM di masa lalu yang berpola sentralistis harus berubah menuju perencanaan desentralistis, menggeser pendekatan pembangunan sektoral harus pula berubah menjadi spasial. Konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pada Program Pembangunan Daerah (Propeda) yang merupakan perwujudan pola perencanaan dan pendekatan pembangunan bersifat pokok, mendasar, dan mendesak, fokus pada pemecahan masalah pembangunan. Propeda yang disusun baik akan menampakkan visi dan misi pembangunan daerah terutama dalam hal penanganan masalah SDM daerah. Perlu kita pahami bahwa manajemen SDM birokrasi di tingkat lokal bukan saja melibatkan aparat pemerintahan atau birokrasi semata, akan tetapi juga melibatkan swasta (private sector) dan masyarakat (society). Ketiga komponen tersebut merupakan wujud dari komitmen pelaksanaan kepemerintahan yang baik (good governance). Sehingga SDM birokrasi lokal dalam hal ini merupakan bagian dari manajemen pembangunan daerah. 2. Teori dan Konsep SDM SDM di dalam manajemen SDM dianggap memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola dan mengolah kekuatan yang dimilikinya (sumber- sumber yang tersedia), memanfaatkan peluang, mengatasi kelemahan dan ancaman yang dihadapi, kemudian meningkatkan kapasitas (capacity building), dan akuntabilitas (accountability). Dalam rangka menyiapkan SDM yang memiliki kompetensi unggul (knowledge, skill, dan, attitude), manajemen SDM harus fokus pada: 2
  • 3. a. profesionalisme dan akuntabilitas lokal aktor, b. tenaga professional, manajer/eksekutif pembangunan baik pemerintah dan swasta, c. peran masyarakat dalam membentuk persepsi positif terhadap pembangunan, berjiwa kreatif, inovatif, dan kerja keras. Manajemen SDM dalam teori Mondy (1990), menguraikan bahwa “Human resource management is the utilization of human resources to achieve organizational objectives.” (manajemen sumber daya manusia adalah pemanfaatan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran organisasi). Sedangkan Mosses N. Kiggundu, seperti dikutip dari Suharyanto dan Heruanto (2000), menyebutkan bahwa: “Human resource management….is the development and utilization of personnel for the effective achievement of individual, organizational, community, national and international goals and objective.” (Manajemen sumber daya manusia….adalah pembangunan dan pemanfaatan pegawai untuk mencapai tujuan dan sasaran efisien dari individu, organisasi, komunitas, nasional, dan internasional). Ditinjau dari teori SDM mikro, Tulus, seperti dikutip dari Suharyanto dan Heruanto (2005), mengungkapkan bahwa: “….perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan tenaga kerja dimaksud membantu mencapai tujuan organisasi, individu, dan masyarakat.”1 Jeffrey D. Sachs (2004), profesor ekonomi dari Harvard University yang banyak bekerja dalam proyek desentralisasi World Bank, IMF, dan Millenium Development Goals UNDP, memberikan kategori SDM ke dalam 3 tingkatan: 1. technological innovator, merupakan SDM yang berdiam di negara-negara 1 …. 3
  • 4. dengan kemampuan penguasaan teknologi maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Eropa, dan Jepang, 2. technological adopters, merupakan SDM yang menempati negara dengan kemampuan teknologi cukup tinggi yang didapat dengan cara mengadopsi, meniru, bahkan mencuri teknologi dari tingkat I, 3. technological excluded, merupakan negara-negara yang SDM-nya hanya mampu menjadi konsumen teknologi yang ditawarkan tingkat I dan II, sehingga negara-negara tempat SDM tersebut tinggal hanya sebagai tempat pemasaran saja.2 Seiring pendapat dari Sachs, SDM birokrasi lokal secara umum di Indonesia bisa dikategorikan masuk ke tingkat III. Agar menghasilkan SDM yang mampu bersaing dalam kompetisi global, manajemen SDM lokal perlu untuk mengejar ketertinggalan dari SDM pusat maupun di lingkungan negara tetangga lainnya dengan cara meningkatkan peluang dan kemampuan SDM minimal ke tingkat yang lebih tinggi. 3. Kondisi SDM Birokrasi Lokal Kunci kesediaan SDM birokrasi lokal handal dan berkualitas adalah pemberdayaan masyarakat bawah (grass root) dan peningkatan kualitas penyelenggara daerah agar kapabel dalam memberikan pelayanan yang prima pada masyarakat. Masukan masyarakat dimanfaatkan dalam teknik pengembangan SDM birokrasi lokal dan memberikan laporan dalam konteks akuntabilitas publik kepada masyarakat. Sebaliknya masyarakat dalam hal ini perlu diyakinkan bahwa kinerja dan akuntantabilitas aparat pelaksana atau pemerintah telah berubah ke arah positif dari sisi sifat (attitude) sebagai memotivasi masyarakat berpartisipasi meningkatkan kinerja pembangunan. Keseluruhan upaya mewujudkan SDM birokrasi lokal handal dan berkualitas membutuhkan pengelolaan atau manajemen SDM yang sesuai dengan kondisi lingkungan setempat. 2 … 4
  • 5. Selain manajemen SDM dengan mengikutsertakan partisipasi masyarakat bawah, Undang-undang Pokok Kepegawaian Nomor 43/1999 perubahan atas Undang-undang Nomor 8/1974, menyebutkan tentang manajemen SDM yang terdiri dari norma, standar, prosedur, formasi, pengangkatan, pengembangan kualitas SDM pemerintah, pemindahan, gaji, tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian hak, kewajiban, dan kedudukan hukum. Undang-undang Nomor 43/1999 juga mengharapkan terbentuknya SDM profesional sebagai pelaksana pembangunan, pemerintahan dan pelayan masyarakat, netral dari kepentingan politik dan golongan. Berkaitan dengan kompetensi, jumlah PNS merupakan beban organisasi atau instansi. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 95/2000 pengadaan PNS diajukan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) kepada Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Meneg PAN) untuk disetujui. Oleh karena itu, kedua instansi tersebut juga berwenang menetapkan jumlah pegawai atau pengadaan di seluruh Indonesia. Walaupun begitu, perekrutan pegawai daerah dilakukan melalui biro kepegawaian atau kepegawaian instansi dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Permasalahannya penanganan SDM di daerah terutama SDM aparatur adalah karena Key Performance Indicators tidak jelas dibarengi dengan Key Performance Index tidak baku.3 Ketidakjelasan dan ketidakbakuan tersebut dapat disebabkan karena kurang standarnya ukuran pencapaian Knowledge, Skill, Expertise, dan Behavior yang merupakan atribut kompetensi. Secara garis besar kendala-kendala di daerah berkaitan dengan SDM berkisar pada: a. PNS tidak profesional, b. Kurang SDM berkualitas (pemuda dan masyarakat inovatif), 3 Armstrong, 1998 5
  • 6. c. Swasta yang kurang pro-aktif hanya melihat keuntungan jarak dekat tidak jauh, sehingga membutuhkan komitmen politik dari eksekutif dan legislatif, d. Tidak adanya penerapan knowledge based competition, e. Kurangnya budaya learning organization berbasis knowledge management, f. Pendekatan sistem yang tidak kunjung terintegrasi, g. Manajemen pembangunan daerah hanya bertumpu pada eksploitasi penggunaan sumber daya alam tanpa memikirkan SDM, h. Manajemen pembangunan daerah kurang menggali iklim partisipatif masyarakat sebagai bagian SDM daerah, i. Marginalisasi kepentingan rakyat di bawah kepentingan politik pemerintah dan pengusaha. Dengan demikian, SDM daerah merupakan bagian penting dari kesuksesan otonomi daerah. Dengan terbentuknya SDM profesional, maka arah pembangunan daerah dapat lebih terarah dan kompetitif dengan pembangunan daerah di tempat lain. Tuntutan globalisasi akan SDM berdaya saing tinggipun dapat tercapai karena kompetensi unggul yang telah terasah dengan baik melalui peraturan perundangan dan penegakan implementasinya, mengayomi ketiga unsur SDM daerah, birokrasi, swasta, dan masyarakat. Bibliografi Sach, Jeffrey D. 6
  • 7. Mondy Armstrong. 1998 PP No. 95/2000 UU No. 43/1999 No. 8/1974 Suharyanto dan Heruanto 7