Teks tersebut membahas konsep e-demokrasi dan sistem pemilihan umum berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Secara singkat, konsep ini bertujuan untuk memajukan demokrasi dengan memanfaatkan TIK, meningkatkan kualitas dan partisipasi pemilu, serta menekan biaya dan mempersingkat proses pemilu melalui penerapan sistem manajemen pemilu elektronik dan berbagai solusi pemungutan, penghitungan, dan tab
Transformasi menuju next generation radio v seminar itb edited
e-democracy and next generation voting revisi 21 april 2014
1. e-Demokrasi &
Next Generation Voting
[Memajukan Demokrasi Dengan Memanfaatkan TIK]
Awards
experiences
Oleh : Hemat Dwi Nuryanto
2. “He who casts a vote decides nothing.
He who counts the vote decides everything.”
Joseph Stalin
Quote Provokatif dari Dr. Paul Craig Roberts dalam tulisannya berjudul :
U.S. Elections: Will the Dead Vote and Voting Machines be Hacked ?
Electronic voting machines leave no paper trail
Global Research, 13 Oktober 2012.
http://www.globalresearch.ca/u-s-elections-will-the-dead-vote-and-voting-
machines-be-hacked/5310184
PANDANGAN STALIN TENTANG DEMOKRASI
3. MODUS KECURANGAN
“Penghitungan Suara” Pemilu
Manual di Indonesia dan Baca :
http://nasional.kompas.com/read/2014/04/21/1
839452/.Pemilu.Ini.Paling.Brutal
Berbasis Teknologi di US Lihat :
http://www.youtube.com/watch?v=5hCyVsUir8k
FAKTA-FAKTA TERKINI
Pemilu di Indonesia dan di US
4. 1.Short Overview e-Election dan e-
Voting&Counting
2.Konsepsi “e-Democracy & Next Generation
Voting” : e-Election [Election Management
System] dan e-Voting&Counting [Electronic
Voting, Counting, and Tabulation]
3.Tentang Lembaga Pengembangan Teknologi,
Demokrasi, & Tatakelola
TOPIK BAHASAN
6. PENGALAMAN
Referensi Utama : GDSI
See : www.sipemilu.org dan Lebih dari 25 Tulisan Terkait
Pemilu & Teknologi Pemilu di Berbagai Media (see :
www.hdn2020.com)
DEMO : Terapan e-Election Pada Pemilu 2004 [DKI Jakarta]
FILM Ujicoba e-Counting (CCOS & PCOS) [DKI Desember 2008]
Terapan Sebagian e-Election Pada Pemilu 2009 [Konsultansi &
Mengelola Tabulas & IDC Pemilu]
DEMO : Hasil Riset e-Voting [DRE, Internet Voting] 2009 via
Grant Ristek
7. LATAR BELAKANG
[STATUS “Teknologi Pemilu & e-Voting & Counting” ]
PCOS
CCOS
DRE
Best Practices
Biaya Sistem e-Voting
$2K - $4K / TPS
Central Count
Optical Scanning
Presinct Count
Optical Scanning
Direct Record
E-voting
9. KOMPLEKSITAS PEMILU LEGISLATIF
2004 & 2009
DP 2
Remark :
• Diselenggarakan di 33 Provinsi, 471 Kab/Kota, 6.576 Kecamatan, 77.159 Kelurahan/Desa, dan 512.188 TPS
• Dengan Pemilih Lebih Dari 171 Juta Pemilih dan Peserta Pemilu : 38 Partai Nasional dan 6 Partai Lokal [Aceh]
• Yang Akan Memilih Lebih Dari 20 Ribu Anggota Legislatif dari Sekitar 1,4 Juta Calon Legislatif
TPS 2 TPS 3
E-Election & E-Voting [28 Portofolio Aplikasi]
with “Large Scale Tabulation Technology”
300-500 Pemilih/TPS
PEMILU DPR, DPD, DPRD
Calon 1
....
Calon 400
Calon 1
....
Calon 400
Calon 1
....
Calon 400
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
Calon 1200
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
Calon 1200
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
Calon 1200
s.d. 2000 SS/ TPS
DPR (77 DP), DPD (33 DP),
DPRD Prov (486 DP),
DPRD Kab/Kota (1581 DP)
DP 1
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
Calon 1200
TPS 1
10. ANALISIS QCD BERBAGAI SOLUSI TEKNOLOGI
[Bila Diterapkan Dalam Pemilu 2014 / 2019]
MANUAL
Quality Cost Delivery
•Pemungutan Suara Mudah,
Penghitungan Suara Manual
Melelahkan
•Rawan Kecurangan
Rekapitulasi/Tabulasi Manual (Belanja
Suara)
Berbiaya Besar Seperti
Saat Ini (Rp 40 Juta /
TPS & Pemilu ~ Rp 20 T
/ Pemilu)
• Voting : 1 Hari
• Counting &
Tabulation : 29 Hari
E-Election
Berbasis CCOS
•Pemungutan Suara Sama dg. Manual,
Penghitungan Suara Mudah & Cepat di
Counting Center (Kecamatan)
•Sulit Belanja Suara & Mudah Audit
Manual
•Akseptasi Masyarakat Mudah
Berbiaya Lebih Hemat
s/d Rp 10 Trilyun
dibanding Manual &
Perlu SDM IT Jauh
lebih sedikit
• Voting : 1 Hari
• Counting &
Tabulation : 1 Hari
• Remark : Proses
Voting LEBIH CEPAT
London Elect
E-Election
Berbasis PCOS
•Pemungutan Suara Sama dg. Manual,
Penghitungan Suara Mudah & Cepat di
TPS
•Sulit Belanja Suara & Mudah Audit
Manual
•Akseptasi Masyarakat Mudah
Berbiaya Lebih Hemat
Rp 1 s/d Rp 5 Trilyun
dibanding Manual &
Perlu SDM IT Sangat
banyak
• Voting, Counting &
Tabulation : 1 Hari
• Remark : Proses
Voting CEPAT
Smartmatic - Philipina
E-Election
Berbasis DRE
•Pemungutan Suara Elektronik (Touch
Screen), Penghitungan Suara Mudah &
Cepat di TPS
•Sulit Belanja Suara & Audit Lebih Sulit
•Akseptasi Masyarakat Sulit
• Voting, Counting &
Tabulation : 1 Hari
• Remark : Proses
Voting LAMA
Berbiaya Lebih Besar
dibanding Manual s/d
Rp 10 Trilyun & Perlu
SDM IT Sangat banyak
ES&S Accuvote TSX - US
Asumsi : Tersedia Akses Data & Energi Listrik Yang Memadai dan Tersebar Merata Pada Saat Voting & Counting di Semua
TPS. Namun diperkirakan Realitas 2014 Akses & Listrik Tersedia Memadai & Tersebar Merata Hanya Sampai
ALTERNATIF E-VOTING
11. Pencipta Tambahan
Yang Mendukung
Pengembangan
Solusi Tambahan :
Dr. Agung Harsoyo
Dr. Dadang F Erawan
eDemocracySolution
[GENIO / SIPU - Solusi e-
Democracy],
mendapatkan
Penghargaan APICTA-
Indonesia untuk kategori
Research &
Development Tahun
2003 [Special Mention
Award].
eDemocracySolution,
mendapatkan
Pendanaan dari Kantor
Ristek Tahun 2009 untuk
Program Insentif
Penelitian Next
Generation Voting
(eVoting)
eDemokrasi & Next
Generation Voting,
mendapatkan
Penghargaan INAICTA
2009 untuk kategori e-
Government [Merit
Award].
SERTIFIKAT HAK CIPTA & AWARDS
13. TUJUAN MEMBANGUN E-DEMOKRASI
MEMAJUKAN DEMOKRASI DENGAN MEMANFAATKAN TIK
KEMITRAAN
STRATEGIS
Technology
Partner
Software
Research
Center
PEMILU
E-DEMOKRASI
Tata Kelola
PEMILU
Yang Sistemik
• Meningkatkan Kualitas Demokrasi
• Meningkatkan Pelayanan & Kepercayaan Publik
• Meminimalkan Kecurangan & Sengketa PEMILU
• Transparansi & Akuntabilitas PEMILU
• Meningkatkan Partisipasi Dalam PEMILU
• Menekan Biaya & Mempersingkat Proses/Tahapan Pemilu
PEMILU
Yang Sukses
Menerapkan Tatakelola Demokratisasi Terbaik Secara Sistemik
[Kombinasi Administrasi Publik dan Teknologi Informasi & Komunikasi]
Tujuan
KPU
Tujuan
Masyarakat
Hasil PEMILU/PEMILUKADA :
• Calih yg bertanggung-jawab
• Janji Kampanye yang terjaga
• Masyarakat yg Demokratis
• DLL
Proses PEMILU/PEMILUKADA :
• Efektif & Efisien
• Transparan & Akuntabel
• Minimum Sengketa
• DLL
Best Practices,
Adv. Technology,
& Regulation
15. RISET & PENGEMBANGAN e-DEMOKRASI
e-Election
(Election
Management System
= EMS)
• Legislative
• Executive
• Major
CCOS :
Central Count
Optical Scanning
e-Election, and Next Generation Voting, Counting, & Tabulation Technology
PCOS
Presinct Count
Optical Scanning
DRE
Direct Record
Evoting
Large Scale
Tabulation
&
Business
Intelligence
28 Portofolio Aplikasi
Terpadu
Pendukung
Pelaksanaan
Tahapan Pemilu
ISU : Proses Voting, Counting, &
Tabulasi Yang Meminimalkan
Kecurangan (FRAUD) Pada Saat
Pelaksanaan Penghitungan Suara
Remark : Peluang
Efisiensi Anggaran
Pemilu Hingga 50%
(Rp 10 Trilyun)
Voting (Manual) &
Counting (electronic at
Counting Center)
R&D mengenai Next Generation : Voting, Counting, & Tabulation
Didanai Melalui Proyek Riset Insentif Dari Kantor Menristek & DRN
3 in 1 Solution
Customizable System for Any Country
Voting (Manual) &
Counting (electronic at
TPS)
Voting (eLectronic) &
Counting (electronic at
TPS)
16. Solusi Komprehensif [End-to-End] untuk Pemilu / Pilkada
Karakter Modular & Integrasi Antar Modul
Sistem Tabulasi Paling Lengkap [7 Model]
Rancangan Teruji Pada 2 x Pemilu Dalam Implementasi
Skala Besar
Mudah Disesuaikan Dengan Kondisi dan Kasus Sistem
Demokrasi Utama Di Berbagai Negara [Kustomisasi :
Wilayah & Election Region, Voter, Political Party,
Candidats, Paper Ballots, Tabulation, ...]
KEUNGGULAN E-ELECTION
17. BERBAGAI JENIS TABULASI
1. Tabulasi Daerah Pemilihan, berfungsi untuk menampilkan data hasil
penghitungan surat suara dari suatu Daerah Pemilihan.
2. Tabulasi Wilayah, berfungsi untuk menampilkan data hasil
penghitungan surat suara dari suatu Wilayah.
3. Tabulasi Status, berfungsi untuk menampilkan status data hasil
penghitungan surat suara dari suatu TPS apakah sudah masuk atau
belum.
4. Tabulasi Progress, berfungsi untuk menampilkan data progress hasil
penghitungan surat suara dari suatu TPS.
5. Tabulasi Resume Surat Suara, berfungsi untuk menampilkan data
resume surat suara hasil penghitungan dari suatu TPS ataupun wilayah.
6. Tabulasi Resume Pemilih, berfungsi untuk menampilkan data resume
pemilih dari suatu Kecamatan.
7. Tabulasi Peringkat, berfungsi untuk menampilkan data peringkat caleg
dari suatu Daerah Pemilihan.
20. 18 April 2004
Catatan media
Perhitungan Suara
Laporan :TAUFIK RACHMAN
Sekali-sekali, klik website Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta, dan perhatikan laporan hasil perhitungan suara Pemilihan Umum Legislatif 2004
di DKI Jakarta. Kita akan menemukan hasil perhitungan berdasarkan daerah pemilihan, dengan berbagai kategori. Misalnya daerah pemilihan
untuk DPR RI, pada website tersebut, kita akan menemukan dua kategori. Untuk daerah pemilihan DPRD DKI Jakarta, karena Jakarta dibagi
menjadi enam daerah pemilihan, ditampilkan hasil perhitungan di masing-masing daerah pemilihan.
Sebagai pelengkap informasi, KPU DKI Jakarta menampilkan hasil sementara perolehan suara masing-masing partai politik berdasarkan wilayah
administrasi pemerintahan, misalnya hasil sementara perolehan suara untuk provinsi, kabupaten atau kota. KPU DKI Jakarta, rupanya menyadari
betul bahwa sistem pemilihan umum telah berubah. Daerah pemilihan yang sebelumnya terikat dengan wilayah administrasi pemerintahan, kini
lebih mengacu pada perimbangan jumlah penduduk. Dari laporan itu, kita akan mengetahui secara rinci perolehan suara masing-masing partai
politik di masing-masing daerah pemilihan.
Dengan mengetahui hasil perolehan suara di masing-masing daerah pemilihan, bisa diprediksikan berapa perolehan kursi masing-masing partai
politik, serta siapa calon yang akan duduk di lembaga perwakilan. Tak banyak website resmi yang melaporkan perkembangan hasil perhitungan
suara seperti yang dilakukan KPUD DKI Jakarta. Ada kecenderungan website resmi hanya mengumumkan perolehan suara berdasarkan wilayah
administrasi pemerintahan, yakni nasional, provinsi, kabupaten dan kota, hingga kecamatan. Pola yang sama--menampilkan perhitungan
sementara berdasarkan wilayah administrasi pemerintahan, ternyata juga dilakukan website.
Boleh jadi, karena KPU menampilkan hasil perhitungan suara berdasarkan wilayah administratif, hal serupa dilakukan website lain. Termasuk
media massa. Memang, data perolehan suara yang dilaporkan KPU lengkap, meliputi data seluruh provinsi, kabupaten/kota, hingga kecamatan.
Namun jangan berharap anda akan mendapatkan data untuk masing-masing daerah pemilihan. Misalnya daerah pemilihan Jakarta I atau daerah
pemilihan Jawa Barat I. Search engine KPU tak bisa memenuhi permintaan anda. Jika anda mau, klik dulu menu mengenai daerah pemilihan yang
anda inginkan.
PENILAIAN KINERJA TEKNOLOGI TABULASI
21. Boleh jadi, karena KPU menampilkan hasil perhitungan suara berdasarkan wilayah administratif, hal serupa dilakukan website lain. Termasuk
media massa. Memang, data perolehan suara yang dilaporkan KPU lengkap, meliputi data seluruh provinsi, kabupaten/kota, hingga kecamatan.
Namun jangan berharap anda akan mendapatkan data untuk masing-masing daerah pemilihan. Misalnya daerah pemilihan Jakarta I atau daerah
pemilihan Jawa Barat I. Search engine KPU tak bisa memenuhi permintaan anda. Jika anda mau, klik dulu menu mengenai daerah pemilihan yang
anda inginkan.
Perhatikan betul wilayah yang masuk dalam daerah pemilihan bersangkutan, lalu berpindah ke perhitungan suara. Kumpulkan satu persatu
wilayah yang masuk daerah pemilihan, lantas bikin tabulasi sendiri. Mengapa website KPU masih mengumumkan hasil perolehan suara 'model
lama'? Bukankah sistem pemilu telah berubah saat ini. Inilah yang menjadi pertanyaan kita semua. Mengapa institusi sebesar KPU sampai lalai
atau tidak memperhatikan format penyampaian informasi kepada publik melalui website resmi. Terlalu gegabah jika kita menyatakan KPU
sengaja melakukan itu. Karena sebagai penyelenggara, KPU--termasuk personil yang ada di lembaga ini--, pemahaman mengenai sistem pemilu
beserta penerapannya akan lebih baik ketimbang masyarakat umum.
Karena memiliki pemahaman yang lebih baik, dengan sendirinya KPU seharusnya bisa mengkomunikasikan kepada masyarakat lebih baik dan
taat pada ketentuan perundangan. Dalam konteks penyampaian informasi mengenai hasil perhitungan suara apalagi laporan itu menjadi rujukan
resmi, format penyampaiannya mengikuti sistem atau mekanisme yang diterapkan dalam pemilu. Karena daerah pemilu sekarang tidak lagi
terikat dengan wilayah administrasi pemerintahan, KPU tentu saja konsisten dengan aturan main ini. Dengan demikian, laporan perhitungan
sementara perolehan suara masing-masing partai politik, harus berorientasi pada daerah pemilihan. Laporan seperti ini amat dibutuhkan calon
anggota legislatif, pengurus partai politik, pendukung partai politik dan masyarakat luas. Rupanya, KPU menganggap remeh soal laporan
perkembangan perhitungan suara.
Buktinya, pada website resmi KPU, format perhitungan suara masih mengacu pada wilayah administrasi pemerintahan, dari tingkat nasional
hingga tingkat kecamatan. Tak jelas, mengapa model perhitungan kuno seperti ini masih nongol di website KPU. Ada unsur kesengajaan, atau
semata-mata karena kelalaian? Kasus ini, boleh jadi, menjadi semacam 'ikon' betapa semrawutnya KPU menyiapkan Pemilu kali ini. Bagaimana
tidak. Pada satu sisi gencar disosialisasikan sistem pemilu baru dan daerah pemilihan tidak lagi terikat dengan wilayah administratif. Pada sisi lain,
KPU mengumumkan hasil perolehan suara berdasarkan wilayah administratif. Mengapa bisa terjadi hal seperti ini? Hanya KPU yang bisa
menjawabnya.
LANJUTAN : PENILAIAN KINERJA ..............
22. KOMPLEKSITAS SISTEM COUNTING PILEG 2009
DP 2
Remark :
• Diselenggarakan di 33 Provinsi, 471 Kab/Kota, 6.576 Kecamatan, 77.159 Kelurahan/Desa, dan
512.188 TPS
• Dengan Pemilih Lebih Dari 171 Juta Pemilih dan Peserta Pemilu : 38 Partai Nasional dan 6 Partai
Lokal [Di Aceh]
• Yang Akan Memilih Lebih Dari 20 Ribu Anggota Legislatif dari Sekitar 1,4 Juta Calon Legislatif
TPS 2 TPS 3
General Election Information System with
Large Scale Tabulation Technology
PEMILU DPR, DPD, DPRD
Calon 1
....
Calon 400
Calon 1
....
Calon 400
Calon 1
....
Calon 400
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
Calon 1200
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
Calon 1200
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
Calon 1200
DPR (77 DP), DPD (33 DP),
DPRD Prov (486 DP),
DPRD Kab/Kota (1581 DP)
DP 1
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
....
Calon 1500
Calon 1
....
....
Calon 1200
TPS 1
300-500 Pemilih/TPS
300-2000 SS/ TPS
24. MODEL SISTEM BERBASIS OPTICAL SCANNING
[Counting Proces Dilakukan di Counting Center VS di TPS]
Central Count (CCOS)
[LondonElect – Europe]
Presinct Count (PCOS)
[Philipina & US]
Proses Counting Di Pusatkan Di
Counting Center.
Scanning Pada Level Paper Ballot
Proses Counting Dilakukan Di TPS.
Scanning Pada Level Paper Ballot
VERSI INDONESIA :
•Model London Elect Dengan Scanning Pada Level C1/Rekap TPS atau Modifikasi CCOS [not Best Practices]
•Model London Elect (CCOS) Dengan Scanning Pada Level Paper Ballot [Surat Suara]
•Model Philipina (PCOS - Smartmatic) & US (PCOS - Accuvote OS)
Both Used
OMR
Technology
26. CCOS PCOS
CORE ELECTION SOFTWARE[> 28 Aplikasi Utama]
[+ ADVANCED TABULATION ALGORITHM ]
Portal
[Publik & Pusat
Tabulasi]
Aplikasi View Data
View Data Berbasis
BI & Digital Dashboard
Centralized Approach Distributed Approach
Centralized Approach Distributed Approach
Distributed :
Jika Jaringan
Tidak Bagus
PENDEKATAN E-COUNTING
27. • Terdapat Kegagalan Teknologi ICR (Handwriting Recognition) Yang
Tidak Tepat, Tidak Sesuai Rekomendasi Tim Ahli, dan Tidak Sesuai
Best Practices [di : EU, US, dan Berbagai Negara Memakai Marking
Technology (OMR)] Untuk Entry Data Sehingga Hasil Tidak Akurat,
Banyak Kesalahan, dan Perlu Verifikasi Yang Melelahkan.
• NAMUN
• Tim Integrasi Sistem [Kami] Dalam Waktu Kurang Dari 10 Hari [27
Maret S/d 4 April 2009] Berhasil Menyiapkan Semuanya Aplikasi
[Untuk 471 Counting Center s/d DRC] Yang Dibutuhkan [Selain ICR
dan Server Yang Bukan Merupakan Tanggung Jawab Tim] Dan Hampir
Semuanya Berjalan Dengan Baik [Except Statics View]
Lihat Dokumentasi Kronologis Dialektika OMR VS ICR di :
http://hdn.zamrudtechnology.com/2009/04/30/dokumentasi-kronologis-icr-pemilu-2009-dan-it-kpu/
CATATAN PADA E-COUNTING PEMILU 2009
29. MODEL PERALATAN DRE
[Model INDIA VS US]
EVM
[INDIA]
Touch Screen - TS
[Accuvote TSX - US]
Election Dengan Jumlah
Partai & Calon Tidak Terlalu
Banyak
Election Dengan Jumlah
Partai & Calon Banyak Dan
Bervariasi
30. HASIL RISET MODEL PERALATAN E-VOTING PILEG
[Model Accuvote TSX (US) + VVPB (Voter Veriable Paper Ballot)]
3 in 1
S o l u s i
Terintegrasi Dengan
Modul-Modul
e-Election
31. MODEL KOMPREHENSIF OUTPUT UNTUK AUDIT MANUAL & ELEKTRONIK
[Pemilu Legislatif]
Model 3 in 1 :
Satu Model Untuk 3
Jenis e-Voting [DRE,
PCOS, CCOS]
MODEL OUPUT UNTUK AUDIT
32. PC TSX [Tablet]
CORE ELECTION SOFTWARE [> 28 Aplikasi Utama]
[+ ADVANCED TABULATION ALGORITHM ]
Portal
[Publik & Pusat
Tabulasi]
Aplikasi View Data
View Data Berbasis
BI & Digital Dashboard
Centralized Approach Distributed Approach
Centralized Approach Distributed Approach
Distributed :
Jika Jaringan
Tidak Bagus
COUNTING & TABULASI
34. ANALISIS QCD BERBAGAI SOLUSI TEKNOLOGI
[Bila Diterapkan Dalam Pemilu 2014]
MANUAL
Quality Cost Delivery
•Pemungutan Suara Mudah,
Penghitungan Suara Manual
Melelahkan
•Rawan Kecurangan
Rekapitulasi/Tabulasi Manual (Belanja
Suara)
Berbiaya Besar Seperti
Saat Ini (Rp 40 Juta /
TPS & Pemilu ~ Rp 20 T
/ Pemilu)
• Voting : 1 Hari
• Counting &
Tabulation : 29 Hari
E-Election
Berbasis CCOS
•Pemungutan Suara Sama dg. Manual,
Penghitungan Suara Mudah & Cepat di
Counting Center
(Kecamatan/Kelurahan)
•Sulit Belanja Suara & Mudah Audit
Manual
•Akseptasi Masyarakat Mudah
Berbiaya Lebih Hemat
Rp 6 s/d Rp 10 Trilyun
dibanding Manual &
Perlu SDM IT Jauh
lebih sedikit
• Voting : 1 Hari
• Counting &
Tabulation : 1 Hari
• Remark : Proses
Voting LEBIH CEPAT
London Elect
E-Election
Berbasis PCOS
•Pemungutan Suara Sama dg. Manual,
Penghitungan Suara Mudah & Cepat di
TPS
•Sulit Belanja Suara & Mudah Audit
Manual
•Akseptasi Masyarakat Mudah
Berbiaya Lebih Hemat
Rp 1 s/d Rp 5 Trilyun
dibanding Manual &
Perlu SDM IT Sangat
banyak
• Voting, Counting &
Tabulation : 1 Hari
• Remark : Proses
Voting CEPAT
Smartmatic - Philipina
E-Election
Berbasis DRE
•Pemungutan Suara Elektronik (Touch
Screen), Penghitungan Suara Mudah &
Cepat di TPS
•Sulit Belanja Suara & Audit Lebih Sulit
•Akseptasi Masyarakat Sulit
• Voting, Counting &
Tabulation : 1 Hari
• Remark : Proses
Voting LAMA
Berbiaya Lebih Besar
dibanding Manual s/d
Rp 10 Trilyun & Perlu
SDM IT Sangat banyak
ES&S Accuvote TSX - US
Asumsi : Tersedia Akses Data & Energi Listrik Yang Memadai dan Tersebar Merata Pada Saat Voting & Counting di Semua
TPS. Namun diperkirakan Realitas 2014 Akses & Listrik Tersedia Memadai & Tersebar Merata Hanya Sampai Kecamatan/
ALTERNATIF E-VOTING
35. SOLUSI TERBAIK : HYBRID DEPLOYMENT ARCHITECTURE
[For Pemilu 2014 & Pilkada : Kombinasi CCOS, PCOS, DRE]
INTERNET PUBLIK
> 100
Mbps
64 - 256 kbps
[IP VPN]
Server Aplikasi/
Konsolidasi [N unit]
& Storage Server
Server OMR [QA]
Processing
[M unit]
•471 Kab/Kota
•33 Provinsi
Dengan Efisiensi 0,6 Kapasitas
Konversi OMR Per Server
adalah 1,3 Juta Lembar/Hari
> 1
Gbps
INTRANET
Backbone
intranet
menerima beban
2,2 TB [70 juta
lembar] selama
5,4 hari (130 jam)
Server DRC [2 unit]
& Storage Server
DRC
• Asumsi View ~ > 1MB per hari (1 hari = 20 jam) per
pengguna internet Indonesia.
• >> 1 juta per jam orang masing-masing akan melakukan
search and view 1MB data.
• Jadi beban server publik untuk melakukan search dan
query database adalah >> 1TB per jam setara dg >> 278
MB per detik pemrosesan
Server
TNP &
Aplikasi LN [Q
unit]
>> 25 juta
pemakai
internet
Indonesia
Server
Publik & Mail
Server [P unit]
> 100
Mbps
IIX Port
& Load
balancer
Back-up Server
[lupgrade lama]
& Storage Server
TNP Provinsi, Kab
/Kota, danPPLN
[504 + 117] lokasi akses
e-Counting Model CCOS (LondonElect) [98%]
e-Counting Model PCOS (Accuvote OS) [<2%]
e-Voting Model DRE+VVPB [<2%]
Setiap Kab/Kota memproses dan
mengalirkan data via jaringan komunikasi
sebesar 4,6 GB data [150 ribu lembar]
dalam waktu 5,4 hari (130 jam)
36. Highlight (Ditengah Euforia Pemilu Elektronik ) :
Pemilu Elektronik (e-Voting dan/atau e-Counting) berpeluang meningkatkan
kualitas pemilu dan menghemat biaya pemilu Rp 10 Trilyun (atau malah
menurunkan kualitas pemilu dan menambah biaya pemilu s/d Rp 10 Trilyun. Remark
: Biaya Pemilu Aktual ~ Rp 20 Trilyun)
Ada 3 jenis Pemilu Elektronik yg telah di study dan dikembangkan Lembaga [e-
Democracy & Governance Institute dg didukung ZamrudTechnology dan ITB ]
dengan dampak terhadap QCD (Quality, Cost, & Delivery) Pemilu yang berbeda-
beda.
Penerapan Sistem Informasi Pemilu (SIPEMILU = e-Election atau e-Demokrasi) yang
mengacu pada GDSI (Grand Design Sistem Informasi Pemilu) merupakan prasyarat
penerapan Pemilu Elektronik. Ibarat sebuah Bank mau implementasi delivery
channel via mesin ATM maka Core Banking-nya harus bagus dulu. Mesin ATM =
mesin e-Voting dan atau e-Cunting, dan Core Banking System = SIPEMILU atau e-
Election atau e-Demokrasi.
Keberhasilan e-Voting untuk Pemilihan Lurah, Pilkada, atau Ketua Organisasi, tidak
dapat dijadikan legitimasi untuk Pemilu 2014 karena kompleksitasnya SANGAT JAUH
BERBEDA !
38. e-Democracy
e-Governmente-Business BETTER
GOVERNANCE
BY SYSTEM
[& ICT]
Tentang Lembaga & PILAR R&D
[Research Supported By ZamrudTechnology & ITB]
Advisory Boards :
Ir. Indro Kussambodo, MM
Ir. Edy Satrya, MA,
Dr. Bambang E Leksono,
Pengurus Harian [& Peneliti] :
•Hemat Dwi Nuryanto [Chairman],
•Dr. Agung Harsoyo [Direktur Eksekutif],
•Agung Yuwono, MT
•Ir. M Zhuriansyah Rahman,
•Dr. Dadang F Erawan,
•Ir. Totok Siswantara,
39. VISI:
Menjadi lembaga terbaik dan terdepan dalam bidang Riset, Pendidikan
dan Pelayanan dibidang Teknologi untuk Demokratisasi dan Tatakelola.
MISI:
Melakukan Inovasi dan Riset untuk perbaikan demokrasi & Tatakelola
secara berkesinambungan.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia bidang demokratisasi
dan Tatakelola secara menyeluruh.
Membangun dan menyediakan layanan bidang perbaikan demokrasi
dan Tatakelola yang dibutuhkan.
Menjalin sinergi dengan lembaga lain yang mendukung perwujudan
Visi
Lembaga Pengembangan Teknologi, Demokrasi, dan Tatakelola
VISI & MISI
40. Tujuan & Strategi
PARTNERSHIP
Services
Technology
GOV&BIZ
DEMOCRACY
Better
Governance
• Transparancy & Cutting Cost Using SCM [e-Proc.]
• Improve Operational Efficiency Using ERP/GRP
• Improve Service/Profit Using CRM/e-GovService
• & Other Management & ICT Initiatives
High
Performace
Organization
Implement Better Governance By System
[Management & Information Communication Technology]
Business
Goal
Community
Goal
Milenium
Development
Goal (MDG)
Stakeholder
Satisfaction
ICT Menjadi Faktor Pengali Untuk Perbaikan QCD
Blend of : Industry
Best Practices,
Lesson Learned,
Advanced ICT,
Management,
& Regulation
41. Kerangka Kerja Implementasi
Knowledge Management
e-Commerce
Business Intelligence
CRM
Customer
Relationship
Management
ERP
Enterprise
Ressources
Planning
PLM
Product
Life-Cycle
Management
SCM
Supply
Chain
Management
[e-Biz SCOPE]
Level
Time
T
BR
L
T [Transform], B [Build], R [Run], L [Leverage]
Seperti Deming-Cycle : PDCA
Incremental change
[continous improvement]
Implementasi e-Biz biasanya tidak sekaligus [semua e-Biz Scope] tapi dilakukan secara gradual mengikuti
siklus e-Biz [e-Biz Cycle] yang setara dengan Deming Cycle dan dimulai dari area [kelompok software] yang
dampaknya signifikan apabila software e-Biz tersebut diterapkan pada sebuah organisasi.
T
BR
L
T
BR
L
T
BR
L
Continous
Improvement
Continous
Improvement
Dramatical
Improvement
Jalankan TQM
Bila Mungkin
Lakukan BPR
eBizFramework
42. Inovasi & Riset Teknologi Untuk Perbaikan Demokrasi
[e-Democracy] dan Tatakelola di Pemerintahan [e-
Government] dan di Perusahaan [e-Business]
Pendidikan & Pelatihan Teknologi Untuk Perbaikan
Demokrasi [e-Democracy] dan Tatakelola di
Pemerintahan [e-Government] dan di Perusahaan [e-
Business]
Sosialisasi & Pelayanan Teknologi Untuk Perbaikan
Demokrasi [e-Democracy] dan Tatakelola di
Pemerintahan [e-Government] dan di Perusahaan [e-
Business]
KEGIATAN UTAMA
Lembaga Pengembangan Teknologi, Demokrasi, dan Tatakelola
43. Kegiatan [PROYEK] Bersama terkait Rekayasa Software, telah
melahirkan sejumlah karya software [PRODUK] yang memiliki
jutaan ‘line of code’ program komputer dengan ribuan halaman
user manual, yang terapannya dimulai dari lingkungan
Government, Business, Election Comission, hingga Broadcasting.
Lembaga Pendukung Utama : ZamrudTechnology
dg Resume Pengalaman & Penghargaan : Proyek [>40], Produk [>25], dan Penghargaan [>10]
ETNO [eGovernment] :
-Merit Award APICTA-Indonesia 2003,
-No. Hak Cipta : 031720
ARTISA [eBusiness] :
-Special Mention Award APICTA-
Indonesia 2004,
-No. Hak Cipta : 031721
GENIO & Next Generation Voting
[eDemocracy]:
-Special Mention Award APICTA-
Indonesia 2003,
-Research Grant from RISTEK 2009
-Merit Award INAICTA 2009
-No. Hak Cpta : 039192
RISE & Next Generation Radio
Broadcasting [RADIO 2.0] :
-Merit Award INAICTA 2010,
-Indonesia Radio Award 2010,
-Best Creative Fellowship, Telkom Indigo
Award 2009
-Merit Award APICTA-Indonesia 2005,
-No. Hak Cipta : 031719
CRAYONPEDIA & Next Generation
Learning [SEKOLAH 2.0] :
-Merit Award INAICTA 2009
-Best Creative Fellowship, Telkom Indigo
Award 2009
• Digital Inventor, Telkom
Indigo Awards 2009
• 80 Artikel Opini Yang
Membahas Peran ICT
Untuk Memanukan
Bangsa, Yang Terbit di
Berbagai Media Masa
44. Sistem Untuk Pemilu Kada
Lihat Referensi : www.sipemilu.org, halaman Konsultansi Pemilu I & II
45. Sasaran & Kebutuhan
[e-Voting]
Rancangan
Sistem
[SI –Pemilu Kada]
Peraturan
Pendukung
[Proses Pemilu Kada]
KAK
[Buat/Beli/Sewa &
Budgeting]
Tujuan & Sasaran :
Luber & Jurdil, dan Waktu,
Kualitas, Biaya
Kaji Sistem Manual (Yang Ada) dari Sisi W (Waktu Pemrosesan), K (Kualitas
Input/Output/Proses), dan B (Biaya Total Proses). Usulan Sistem Elektronik
dengan memperhitungkan nilai total W, K, B yang lebih baik
47. Sistem Utama
[e-Voting]
Teknologi
Pemilukada
[Aplikasi Sipemilukada
& e-Voting]
Perangkat
Pendukung
[HW, Jaringan, Data
Center]
SDM
Pendamping &
Pelaksana
[Kualifikasi, Kapan,
Jumlah]
• Aplikasi Apa Yang
Sebaiknya di “Buat”
sendiri
•Aplikasi Apa Yang
Sebaiknya di “Beli”
•Aplikasi Apa Yang
Sebaiknya di “Sewa”
• Perangkat Apa Yang
Sebaiknya di Beli
• Perangkat Apa Yang di
Sewa
•Pekerjaan Apa Yang
Akan di Outsource
•Pekerjaan Apa Yang
Akan ditangani SDM
Internal KPUD/Petugas
Pelaksana Pemilukada
48. SOLUSI TERBAIK : HYBRID DEPLOYMENT ARCHITECTURE
[For Pemilu 2014 & Pilkada : Kombinasi CCOS, PCOS, DRE]
INTERNET PUBLIK
> 100
Mbps
64 - 256 kbps
[IP VPN]
Server Aplikasi/
Konsolidasi [N unit]
& Storage Server
Server OMR [QA]
Processing
[M unit]
•471 Kab/Kota
•33 Provinsi
Dengan Efisiensi 0,6 Kapasitas
Konversi OMR Per Server
adalah 1,3 Juta Lembar/Hari
> 1
Gbps
INTRANET
Backbone
intranet
menerima beban
2,2 TB [70 juta
lembar] selama
5,4 hari (130 jam)
Server DRC [2 unit]
& Storage Server
DRC
• Asumsi View ~ > 1MB per hari (1 hari = 20 jam) per
pengguna internet Indonesia.
• >> 1 juta per jam orang masing-masing akan melakukan
search and view 1MB data.
• Jadi beban server publik untuk melakukan search dan
query database adalah >> 1TB per jam setara dg >> 278
MB per detik pemrosesan
Server
TNP &
Aplikasi LN [Q
unit]
>> 25 juta
pemakai
internet
Indonesia
Server
Publik & Mail
Server [P unit]
> 100
Mbps
IIX Port
& Load
balancer
Back-up Server
[lupgrade lama]
& Storage Server
TNP Provinsi, Kab
/Kota, danPPLN
[504 + 117] lokasi akses
e-Counting Model CCOS (LondonElect) [98%]
e-Counting Model PCOS (Accuvote OS) [<2%]
e-Voting Model DRE+VVPB [<2%]
Setiap Kab/Kota memproses dan
mengalirkan data via jaringan komunikasi
sebesar 4,6 GB data [150 ribu lembar]
dalam waktu 5,4 hari (130 jam)