SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL
EKONOMI DENGAN PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM
PEMBANGUNAN DESA
(Studi di Desa Batu Kalong
Kecamatan Muara Kemumu
Kabupaten Kepahiang)

studi dokumentasi. Sedangkan teknik
analisis
kuantitatif
menggunakan
Korelasi Produck Moment.
Hasil penelitian menunjukkan
tingkat sosial ekonomi masyarakat di
Desa Batu Kalong Kecamatan Muara
Kemumu tergolong sedang dari hasil
perhitungan mencapai 61 %, dilihat dari
tingkat pendidikan formal, status jenis
pekerjaan, tingkat pendapatan per-bulan,
pemenuhan kebutuhan pokok rumah
tangga, dan mobilitas sosial. Sedangkan
tingkat partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan Desa juga
tergolong sedang, dari hasil perhitungan
tingkat partisipasi mayarakat hanya
mencapai 57 %. Tingkat partisipasi ini
diwujudkan dalam bentuk sumbangan
pemikiran, keterampilan/keahlian, tenaga,
harta benda atau uang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat status sosial
ekonomi merupakan faktor pendorong
masyarakat untuk ikut serta dalam
pembangunan desa. Hal ini dapat
dibuktikan dengan hasil analisis data
menunjukkan nilai koefisien korelasi (r)
sebesar 0,545, terbukti bahwa nilai
koefisien korelasi (r hit) hitung lebih besar
dari pada koefisiensi korleasi r tabel (r
tab) yaitu; 0,545 > 0,284 untuk taraf
kepercayaan 5% dengan sampel 50 dan
DK 48. Hasil uji hipotesis didapat angka
t-hitung = 4,50 lebih besar dan t- tabel yaitu
2,000. berarti menolak Ho dan menerima
Ha, artinya variabel X (tingkat status
sosial ekonomi memiliki hubungan
dengan
variabel Y (Partisipasi
masyarakat dalam pembangunan desa).

Oleh: Eko Hartoyo 1), Harmiati 2),
Mulyadi 3)
Abstraksi
Proses
penyelenggaraan
pembangunan desa dalam era desentralisasi
membangkitkan kesadaran (consiousness)
kepada masyarakat bahwa pembangunan
harus dijiwai dan mengakomodasikan nilainilai lokal, kultural, dan sejarah masyarakat
setempat ke dalam bentuk partisipasi yang
seluas-luasnya. Status pekerjaan, tingkat

pendapatan, pendidikan
dan jumlah
anggota keluarga merupakan suatu
rangkaian yang berpengaruh terhadap
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan.
Masyarakat
mengesampingkan
pemikiran
yang
berkaitan dengan sentuhan pembangunan
dan
berkaitan
dengan
penentuan
kebijakan umum, ketika belum untuk
memenuhi kebutuhan hidup secara
minimal saja belum terwujud. Kondisi
tersebut
merupakan
bentuk
ketidakberdayaan masyarakat miskin
dalam menjalani kondisi kehidupan yang
serba sulit. Tingkat status sosial ekonomi
merupakan salah satu yang dapat
mempengaruhi partisipasi masyarakat
dalam pembangunan. Tingkat status
sosial ekonomi tersebut antara lain; status
pekerjaan, tingkat pendapatan dan
konsumsi, tingkat pendidikan, pola
pemukiman dan kepemilikan barang,
sarana dan prasarana, serta mobilitas
sosial. Dalam penelitian ini penulis
mengambil sampel sebanyak 50 kepala
keluarga. Teknik pengumpulan data
menggunakan kuesioner, observasi, dan

1.

LATAR BELAKANG

Penduduk Indonesia hampir 80%
bertempat tinggal dipedesaan. Jumlah
penduduk yang besar didukung dengan
potensi sumber daya alam yang potensial
merupakan asset pembangunan, apabila
1
2

dikembangkan dan diaktifkan secara
intensif dan efektif, sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat desa. Pembangunan dapat

dikatakan berhasil apabila tingkat
partisipasi masyarakat relatif tinggi.
Namun aspek partisipasi hanya sebatas
keterlibatan
persentase
penduduk
pedesaan dalam bekerja secara fisik, akan
tetapi bukan pada substansi pemenuhan
hak-hak masyarakat pedesaan dalam
pelaksanaan sejak dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi hasil dari
pembangunan pedesaan. Dalam hal ini
faktor-faktor
seperti
pendidikan,
pekerjaan dan penghasilan menjadi
pendorong masyarakat untuk ikut terlibat
pembangunan desa.
Status
pekerjaan,
tingkat
pendapatan, pendidikan
dan jumlah
anggota keluarga merupakan suatu
rangkaian yang berpengaruh terhadap
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan. Masyarakat lebih berpikir
tentang bagaimana mencukupi kebutuhan
dasar seperti sandang, pangan, papan,
dari pada berpikir tentang pembangunan
desa dan penentuan kebijaksanaan umum.
Masyarakat mengesampingkan pemikiran
yang berkaitan dengan pembangunan dan
penentuan kebijakan umum apabila untuk
memenuhi kebutuhan hidup secara
minimal saja belum terwujud. Kondisi
tersebut
merupakan
bentuk
ketidakberdayaan masyarakat miskin
pedesaan dalam menjalani kondisi
kehidupan yang serba sulit.
Berdasarkan hasil penelitian
Harianto (2008) menyatakan bahwa
status sosial masyarakat dapat menunjang
partisipasi politik dalam pembangunan.
Demikian juga penelitian Suhariadi
(1989) menunjukkan bahwa tingkat status
sosial ekonomi dapat mempengaruhi
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan. Tingkat status sosial
ekonomi tersebut antara lain; status
pekerjaan, tingkat pendapatan dan

konsumsi, tingkat pendidikan, pola
pemukiman dan kepemilikan barang,
sarana dan prasarana, serta mobilitas
sosial. Dalam pelaksanaan pembangunan
desa di desa Batu Kalong apakah status
sosial ekonomi seperti kekayaan,
penghasilan dan prestise berhubungan
dengan tingkat partisipasi masyarakat.
2.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan melihat
tingkat status sosial ekonomi,
partisipasi masyarakat dan mengkaji
lebih dalam hubungan antara status
sosial ekonomi dengan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan
Desa di Batu Kalong Kecamatan
Muara
Kemumu
Kabupaten
Kepahiang

3.

Tinjauan Pustaka

1) Status Sosial Ekonomi
Menurut Suhariadi (1989) status
sosial ekonomi adalah tingkat sosial
ekonomi seseorang atau posisi, jenjang
yang dimiliki dalam hidup dan
penghidupan dalam masyarakat. Tingkat
status sosial ekonomi menurut Suhariadi
(1989) meliputi; tingkat pendidikan,
status pekerjaan, tingkat pendapatan dan
konsumsi, tingkat atau pola pemukiman
atau kepemilikan barang, sasaran dan
prasarana, mobilitas sosial.
Berdasarkan pengertian tersebut
di atas maka yang dimaksud dengan
status sosial ekonomi adalah status sosial
ekonomi adalah suatu posisi atau jenjang
yang dimiliki seseorang dalam hidup
bermasyarakat yang dilihat dari tingkat
pendidikan, status pekerjaan, sarana dan
prasarana, dan mobilitas sosial.
Sedangkan status sosial ekonomi
menurut Sunarto ( 2000;65) di bedakan
atau
dikelompokkan
berdasarkan
kekayaan
dan
penghasilan,
atau
berdasarkan prestise dalam masyarakat.
3

Pembedaan
warga
masyarakat
berdasarkan status yang dimilikinya
sering disebut dengan stratifikasi sosial
(social stratifikasi) (Yingler dalam
Sunarto,2000).
Pada
masyarakat
sistem
stratifikasi sosial yang bersifat terbuka
dimungkinkan terjadi penggantian status
sosial, dalam sistem stratifikasi sosial
dimungkinkan masyarakat dapat naik
turun dalam status sosialnya (hirarki),
walaupun mobilitas sosial antar generasi
dan intra-generasi yang terjadi bersifat
terbatas. Karena kenyataan di masyarakat
masih cukup banyak anggota masyarakat
yang menduduki status yang tidak
berbeda dengan status orang tuanya dan
selalu ada saja anggota masyarakat yang
tidak berhasil meningkatkan status
derajat dengan status yang pernah
diduduki orang tuanya.
2) Penghasilan
Tingkat penghasilan merupakan
salah satu ukuran dalam menentukan
status sosial seseorang, menurut Barber
dalam Sunarto (2000) bahwa stratifikasi
sosial dilihat dengan konsep rentang
(span) yang mengacu pada perbedaan
kelas teratas dan terbawah. Dalam
masyarakat kita terjadi rentang yang
sangat lebar dalam hal penghasilan
(Sunarto,2000).
Perbedaan
yang
demikian terjadi karena rentang yang
sangat lebar dalam segi kepangkatan,
jenis pekerjaan yang dikerjakan anggota
masyarakat hal ini berakibat pada
lebarnya rentang pendapatan antara
masyarakat. kesenjangan ini dijumpai
pada
masyarakat
yang
sedang
berkembang.
3) Kepemilikan Barang
Dalam penentuan status sosial
ekonomi Weber dalam Sunarto (2000)
diukur dari penguasaan atas barang serta
kesempatan
untuk
memperoleh
penghasilan dalam pasaran komoditas.

Sebagai
akibat
yang
dimilikinya
persamaan peluang untuk menguasai
barang dan jasa sehingga diperoleh
penghasilan tertentu, maka orang berada
di kelas yang sama mempunyai
persamaan yang dinamakan situasi kelas
(Weber dalam Sunarto, 2000) yaitu
persamaan dalam hal peluang untuk
menguasai
persediaan
barang,
pengalaman hidup pribadi, atau cara
hidup. Anggota masyarakat yang berhasil
menumpuk kekayaan dapat menikmati
cara hidup yang sama dan memiliki
pengalaman hidup pribadi yang sama,
menurut Weber kategori dasar untuk
membedakan kelas adalah kekayaan yang
dimiliki dan faktor yang menciptakan
kelas adalah kepentingan ekonomi.
4)

Status Sosial dalam Masyarakat

Dimensi lain untuk menentukan
status sosial ekonomi masyarakat adalah
status kehormatan. Menurut Weber
manusia dikelompokkan dalam kelompok
status (status group) kelompok status
merupakan orang berada dalam situasi
status (status situation) yang sama, yaitu
orang yang peluang hidupnya atau
nasibnya
ditentukan
oleh
ukuran
kehormatan tertentu. Di Indonesia
terdapat
perbedaan
antara
lain;
bangsawan, dan rakyat jelata priyayi dan
wong cilik (Clifford Geertz dan
Koetjaranengrat, dan Harsja W. Bactiar
dalam Koentjaranengrat, ed,1964).
Menurut Weber dalam Sunarto
(2000) persamaan kehormatan status
terutama dinyatakan melalui persamaan
gaya hidup (style of life) di bidang
pergaulan gaya hidup dapat berwujud
pembatasan terhadap pergaulan gaya
hidup dapat berwujud pembatasan
terhadap pergaulan erat dengan statusnya
lebih rendah. Lapangan interaksi dapat
juga larangan menyentuh anggota
kelompok yang statusnya lain, atau status
sosial juga ditandai oleh pemberian hakhak yang istimewa dan monopoli atas
4

barang seperti gaya berpakaian dan
kesempatan ideal maupun material.
Weber mengemukakan dan melestarikan
semua adat –istiadat yang berlaku dalam
masyarakat.
5) Partisipasi
Partisipasi adalah turut berperan
serta disuatu kegiatan (Kamus Bahasa
Indonesia 2008; 831). Partisipasi menurut
Slamet,
(1994)
adalah
sebagai
keterlibatan aktif dan bermakna dari
penduduk pada tingkatan–tingkatan yang
berbeda (a) di dalam proses pembentukan
keputusan untuk menentukan tujuan–
tujuan
kemasyarakatan
dan
pengalokasian sumber–sumber untuk
mencapai tujuan tersebut,
(b)
pelaksanaan
program‐program
dan
proyek–proyek secara sukarela; dan (c)
pemanfaatan hasil–hasil dari suatu
program atau proyek. Oleh karena itu,
pelibatan seseorang dalam berpartisipasi
harus dilakukan pada proses‐proses
perencanaan,
pelaksanaan
dan
operasional.
Sementara partisipasi masyarakat
menurut Godschalk (dalam Yulianti,
2000) merupakan pengambilan keputusan
secara bersama‐sama antara masyarakat
dan perencana, sedangkan menurut
Salusu (1998) partisipasi secara garis
besar dapat dikategorikan sebagai
desakan kebutuhan psikologis yang
mendasar pada setiap individu. Hal ini
berarti bahwa manusia ingin berada
dalam suatu kelompok untuk terlibat
dalam setiap kegiatan. Partisipasi
merupakan suatu konsep yang merujuk
pada keikutsertaan seseorang dalam
berbagai
aktivitas
pembangunan.
Keikutsertaan ini sudah barang tentu
didasari oleh motif–motif dan keyakinan
akan nilai–nilai tertentu yang dihayati
seseorang.
Dari
beberapa
pendapat
sebelumnya dapat disimpulkan partisipasi
di bangun dan diurutkan menjadi tahap‐

tahap terjadinya suatu resiko. Pada tahap
pertama partisipasi merupakan proses
perencanaan untuk menentukan program‐
program dan proyek‐proyek apakah yang
akan dibangun. Tahap kedua partisipasi
adalah keikutsertaan dalam proses
pelaksanaan pembangunan. Tahap ini
dalam pembangunan adalah implementasi
dari program-program dan proyek‐proyek
yang telah disetujui atau diputuskan
dalam tahap pengambilan keputusan.
Tahap pelaksanaan ini dapat berupa
keikutsertaan
secara
fisik
seperti
pemberian tenaga maupun pemberian
sumbangan uang dan bahan‐bahan
material untuk pembangunan. Tahap
ketiga
partisipasi
adalah
tahap
pemanfaatan yakni tahap dimana
masyarakat memperoleh hasil‐hasil dari
program dan proyek pembangunan yang
telah dilaksanakan. Tahap penerimaan
hasil ini merupakan perwujudan dalam
partisipasi. Oleh sebab itu, pada tahap
penerimaan hasil diharapkan diikuti oleh
tumbuhnya tanggung jawab untuk
memelihara dan menjaga agar hasil
pembangunan dapat dirasakan dan
mampu memberikan manfaat sesuai
fungsinya, sehingga bisa dinikmati oleh
masyarakat
secara
optimal
dan
berkelanjutan.
4. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan
pendekatan
kuantitatif
dengan
menggunakan data primer. Data
primer diperoleh secara langsung
dari
sumber
asli
dan
data
dikumpulkan
untuk
menjawab
pertanyaan penelitian yang sesuai
dengan keinginan peneliti (Fuad
Mas’ud, 2004).
Data primer berasal dari
penyebaran kuesioner berkaitan
dengan status sosial ekonomi dan
partisipasi
masyarakat
dalam
5

pembangunan desa di desa Desa
Batu Kalong
Kecamatan Muara
Kemumu Kabupaten Kepahiang, yang
berkaitan dengan status sosial
ekonomi dan partisipasi masyarakat
dalam
pembangunan.
Lokasi
penelitian di Desa Batu Kalong
Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten
Kepahiang. Proses persiapan penelitian,
pengumpulan data, selama 1 (satu)
semester atau lebih kurang 3 (tiga)
bulan.
Populasi adalah kelompok
individu atau obyek pengamatan
yang
minimal
memiliki
satu
persamaan karakteristik (Cooper dan
Emory, 1995). Populasi dalam
penelitian ini adalah penduduk Desa
Batu Kalong
Kecamatan Muara
Kemumu Kabupaten Kepahiang yang
berdomisili di lokasi penelitian lebih
dari 2 tahun.
Dalam
penelitian ini sampel yang dipilih
adalah penduduk Desa Batu Kalong
Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten
Kepahiang yang berupa kepala
keluarga. Jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah: 50 orang
dengan klasifikasi kepala keluarga.
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan sampel random sampling,
yaitu
dengan
memberikan
kesempatan yang sama kepada
setiap populasi untuk dijadikan
sampel yang dilakukan secara acak
(Suharsimi Arikunto, 2006).
Teknik pengumpulan data sebagai berikut
: Observasi adalah pengamatan dengan
menggunakan pancaindra mata, telinga,
penciuman, mulut, dan kulit oleh peneliti.
Oleh sebab itu observasi adalah
kemampuan
seseorang
untuk
menggunakan pengamatannya melalui
hasil kerja pancaindra mata serta dibantu
dengan pancaindra lainnya (Burhan
Bungin 2009). Angket atau kuesioner
adalah serangkaian daftar pertanyaan

yang disusun secara sistematis, kemudian
dikirim untuk diisi oleh responden,
setelah diisi maka angket dikirim kembali
atau dikembalikan kepada petugas
peneliti. Koesioner adalah berupa daftar
pertanyaan yang digunakan dalam
penelitian ini telah dilengkapi dengan
alternatif jawaban, dan masing-masing
alternatif jawaban memiliki bobot nilai
yang
berbeda,
responden
hanya
menentukan atau memilih satu diantara
alternatif tersebut.
Dalam penelitian ini data yang
telah terkumpul dari hasil wawancara dan
dokumentasi serta kuesioner diseleksi
dan diklasifikasikan sesuai dengan
kebutuhan data dan kemudian dianalisis
menurut kemampuan penulis dan sesuai
dengan metode yang digunakan yaitu
metode kuantitatif.
Untuk menganalisis data tingkat sosial
ekonomi masyarakat yang merupakan
variabel X dan tingkat partisipasi
masyarakat (varibel Y) dianalisis dengan
menggunakan teknik persentase. Hasil
pengolahan data selanjutnya dilakukan
dengan pengkategorian dengan mengacu
pada
pendapat
Sugiono
(2009).
Kemudian untuk melihat hubungan antar
variabel dalam hal ini variabel X (tingkat
sosial ekonomi) dan variabel Y (tingkat
partisipasi
masyarakat)
digunakan
analisis Korelasi Pearson Product
Moment untuk mengetahui derajat
hubungan dan kontribusi variabel bebas
(independen) dengan variabel terikat
(dependen) (Ridwan dan Sunarto, 2009).
Selanjutnya untuk mengetahui makna
hubungan antar variabel x dan y atau
untuk menguji hipotesis maka dilakukan
uji
signifikansi
rumus
“t”
test
(Ridwan,2009;81).
5. Pembahasan:
1) Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi merupakan
variabel (X) dalam penelitian yang terdiri
6

dari tingkat pendidikan formal, jenis
pekerjaan, jumlah pendapatan per-bulan,
pemenuhan kebutuhan pokok rumah
tangga, dan mobilitas sosial. Dari hasil
penelitian terhadap 50 orang responden
dapat disimpulkan bahwa tingkat status
sosial ekonomi masyarakat di desa Batu
Kalong termasuk kategori sedang
mencapai 61,00 (persen). Tingkat
pendidikan formal penduduk relatif
rendah, sebagian besar penduduk hanya
berpendidikan SMP. Kondisi ini sangat
berpengaruh terhadap pola berpikir dan
berperilaku
dalam
pengambilan
keputusan.
Pendidikan
memegang
peranan yang sangat penting dalam
proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Pendidikan dapat membantu
berpikir secara sistematik agar dapat
memecahkan masalah yang dihadapi
termasuk dalam peningkatan status sosial
ekonomi hal ini sejalan dengan pendapat
(Suhariadi, 1989).

kepemilikan rumah, perabotan, dan
kendaraan juga berpengaruh terhadap
tingkat mobilitas sosial yang pada
akhirnya berpengaruh terhadap status
sosial ekonomi masyarakat.
2) Tingkat Partisipasi Masyarakat
Tingkat partisipasi masyarakat
merupakan variabel (Y) diukur dengan
menggunakan
indikator;
adalah
keterlibatan
warga
dalam
proses
perencanaan pembangunan, pelaksanaan
(bantuan material, gotong royong,
memprakasai program pembangunan
desa) dan evaluasi pembangunan desa.
Dari hasil penelitian terhadap 50 orang
responden dapat disimpulkan bahwa
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan hanya mencapai 57 %
tergolong kategori sedang.

Penduduk desa Batu Kalong
sebagian besar bekerja sebagai petani
dengan tingkat produktivitas yang
rendah. Pekerjaan sebagai petani dengan
lahan sempit dan pengolahan lahan secara
tradisional berakibat pada rendahnya
produktivitas, hal ini berpengaruh
terhadap pola hidup dan pengaturan
waktu dalam bekerja. Petani lebih
mengutamakan pekerjaan mencari nafkah
untuk mencukupi kebutuhan hidup
sehari-hari dan meningkatkan status
sosial ekonominya.

Partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan di Desa Batu
Kalong
Kecamatan Muara Kemumu
Kabupaten Kepahiang diwujudkan dalam
bentuk
sumbangan
pemikiran,
keterampilan/keahlian, tenaga, harta
benda atau uang. Masyarakat ikut
mengajukan usul dalam suatu kegiatan,
bermusyawarah untuk mengambil suatu
keputusan alternatif program yang
dianggap paling baik, melaksanakan apa
yang telah diputuskan termasuk di sini
memberi iuran atau sumbangan material,
ikut serta mengawasi pelaksanaan
keputusan hal ini sesuai dengan Surbakti
(1984).

Tingkat pendapatan dipengaruhi
oleh luas lahan garapan dan cara
pengolahan lahan. Penduduk Desa Batu
Kalong tingkat pendapatannya relatif
rendah karena berdasarkan pengamatan
di lapangan lahan yang mereka garap
relatif sempit dan pengolahannya
sederhana, penduduk belum dapat
memaksimalkan
hasilnya,
sehingga
belum dapat memenuhi kebutuhan pokok
per-bulan. Demikian juga dengan
kepemilikan sarana dan prasarana seperti

Dalam
hubungan
dengan
pembangunan, khususnya pembangunan
di pedesaan, keterlibatan mental,
emosional, energi seseorang mendorong
mereka untuk menyumbangkan daya
pikir, perasaan dan lain-lainnya untuk
mencapai tujuan secara bersama-sama
dengan penuh tanggung-jawab terhadap
desa dimana mereka tinggal. Oleh karena
itu keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan desa dapat dilihat dalam
hal sejauh mana partisipasi, prakarsa dan
7

swadaya masyarakat yang bersangkutan
telah berhasil.
3) Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi
dengan Partisipasi Masyarakat dalam
Pelaksanaan Pembangunan
Dari hasil penelitian tentang
tingkat sosial ekonomi dengan partisipasi
masyarakat
dalam
pelaksanaan
pembangunan di Desa Batu Kalong
Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten
Kepahiang, terdiri dari dua variabel yaitu;
variabel X (Tingkat Sosial Ekonomi) dan
variabel (Y) partisipasi masyarakat dalam
pembangunan Desa di Desa Batu Kalong.
Alat analisis data yang digunakan adalah
Korelasi Pearson Product Moment
dengan hasil sebagai berikut;
Dari hasil analisis data di atas
menunjukkan nilai koefisien korelasi (r)
sebesar 0,545 hai ini mempunyai arti
bahwa, tingkat status sosial ekonomi
memiliki hubungan dengan partisipasi
masyarakat dalam Pembangunan Desa,
karena setelah dianalisis terbukti bahwa
nilai koefisien korelasi (r hit) hitung lebih
besar dari pada koefisiensi korleasi r
tabel (r tab) yaitu; 0,545 > 0,284 untuk
taraf kepercayaan 5% dengan sampel 50
dan DK 48. Hubungan antara variabel X
(tingkat status sosial ekonomi) terhadap
variabel Y (tingkat partisipasi masyarakat
dalam pembangunan) Desa berpengauh
cukup kuat karena berada pada interval
0,40 – 0,599.
Sumbangan variabel X (tingkat status
sosial ekonomi) terhadap variabel Y
(tingkat partisipasi masyarakat dalam
pembangunan) Desa
hanya 29,70
persen. Sedangakan 70 persen ditentukan
dengan variabel lainnya.
Untuk
menguji
kebenaran
hipotesis, maka terlebih dahulu analisis
dengan rumus t test. Apabila nilai thitung lebih besar dari t-tabel berarti Ho
ditolak dan menerima Ha, dengan tingkat
kepercayaan 95% atau signifikasi 0,05%.

Artinya bahwa variabel X (tingkat status
sosial ekonomi) memiliki hubungan
dengan variabel (Y) tingkat partisipasi
masyarakat dalam pembangunan desa di
desa Batu Kalong.
Dari hasil perhitungan didapat
angka t-hitung = 4,50 dan t-tabel yaitu 2,000.
Jadi t-hitung lebih besar dari t-tabel (4,50
> 2,000) hal ini berarti menolak Ho dan
menerima Ha, artinya variabel X (tingkat
status sosial ekonomi berpengaruh
terhadap variabel Y (tingkat partisipasi
masyarakat dalam pembangunan) Desa.
Partisipasi masyarakat dalam
pembangunan desa banyak terdapat pada
orang dengan tingkat sosial ekonomi
relatif tinggi yang diukur dengan tingkat
pendidikan,
penghasilan
tinggi,
tercukupinya pemenuhan kebutuhan
pokok keluarga dan tingkat mobilitas
tinggi, hal ini sesuai dengan Hericahyono
(1990) dalam Harianto 2008 yang
menamukan bahwa tingkat status sosial
ekonomi
mendukung
partisipasi
masyarakat
dalam
pembangunan
pedesaan.
6.

KESIMPULAN

1. Tingkat sosial ekonomi msayarakat di
Desa Batu Kalong tergolong sedang
mencapai 61 % . diukur dari tingkat
pendidikan formal, status jenis
pekerjaan, tingkat pendapatan perbulan, pemenuhan kebutuhan pokok
rumah tangga, dan mobilitas sosial.
2. Partisipasi
masyarakat
dalam
pelaksanaan pembangunan di Desa
Batu Kalong
tergolong sedang,
dengan persentase mencapai 57 %.
Tingkat partisipasi ini diukur dengan
keikutsertaan sumbangan pemikiran,
keterampilan/keahlian, tenaga, harta
benda atau uang.
3. Terdapat hubungan tingkat status
sosial ekonomi dengan keterlibatan
masyarakat dalam pembangunan desa
di Desa Batu Kalong. Hal ini dapat
8

dibuktikan dengan hasil analisis data
menunjukkan nilai koefisien korelasi
(r) sebesar 0,545, terbukti bahwa nilai
koefisien korelasi (r hit) hitung lebih
besar dari pada koefisiensi korleasi r
tabel (r tab) yaitu; 0,545 > 0,284 untuk
taraf kepercayaan 5% dengan sampel
50 dan DK 48. Hal ini dibuktihkan
juga dengan hasil uji hipotesis didapat
angka t-hitung = 4,50 dan t-tabel yaitu
2,000. Jadi t-hitung lebih besar dari ttabel (4,50 > 2,000) hal ini berarti
menolak Ho dan menerima Ha, artinya
variabel X (tingkat status sosial
ekonomi
berhubungan
dengan
variabel Y (Partisipasi masyarakat
dalam pembangunan desa) Desa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Burhan
Bungin,
(2009),
Metodologi Penelitian Kuantitatif:
Komunikasi,
Ekonomi,
dan
Kebijakan
2. Cooper, R. Donald & C. William
Emory, 2006, “Metode Penelitian
Bisnis”, Penerbit Erlangga, Jilid
1, Edisi Kelima.
3. Cheppy Hericahyono, Ilmu Politik
dan Perpektifnya, PT. Tiara
Wacana, 1986
4. Fuad Mas’ud, 2004, “Survei
Diagnosis
Organisasional,”
Badan
Penerbit
Universitas
Diponegoro, Semarang.
5. Hariadi, (2008), Analisis Status
Sosial Masyarakat dan Dampaknya
terhadap Partisipasi Politik di
Kelurahan Karang Rejo Kecamatan
Karang
Rejo
Kabupaten
Magetan.Jurnal Sosial Vol 9, tahun
2008.
6. Kamus besar Bahasa Indonesia,
Edisi ke 3, 2001, Departeman
Pendidikan dan Kebudayaan, Balai
Pustaka Jakarta
7. Ridwan, 2009, Pengantar Statistika;
Untuk
Penelitian
Pendidikan,

Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan
Bisnis, Penerbit Alfabeta Bandung.
8. Suhariadi,
1989,
Sosiologi
Pembangunan, Tarsito Bandung
9. Sugiyono, 2008, Metode Penelitian
Pendidikan, Penerbit Alfabeta
Bandung.
10. Suharsimi
Arikunto,
2006,
“Prosedur
Penelitian
(Suatu
Pendekatan Praktik),” PT RINEKA
CIPTA, Jakarta
11. Slamet, 1993, Pembangunan
Masyarakat Berwawasan Peran
Serta, Surakarta, Sebelas Maret
University Press.
12. Yuliati, Rina, 2000, Efektivitas
Metode Peran Serta Masyarakat
dalam
Pembangunan
dan
Pengelolaan Limbah Perkotaan di
Perumahan Mojosongo Surakarta,
Semarang,
Magister
Teknik
Pembangunan Kota Undip.

More Related Content

Viewers also liked

Pengaruh pendidikan terhadap perekonomian masyarakat karsos
Pengaruh pendidikan terhadap perekonomian masyarakat   karsosPengaruh pendidikan terhadap perekonomian masyarakat   karsos
Pengaruh pendidikan terhadap perekonomian masyarakat karsosPamela Sandhya
 
Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakatPartisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakatabu hanafie
 
makalah karakateristik dalam perilaku organisasi
makalah karakateristik dalam perilaku organisasimakalah karakateristik dalam perilaku organisasi
makalah karakateristik dalam perilaku organisasiRAMASYAFARADI
 
Strategi kebijakan tentang keberadaan terminal angkutan kota rawa bangun di k...
Strategi kebijakan tentang keberadaan terminal angkutan kota rawa bangun di k...Strategi kebijakan tentang keberadaan terminal angkutan kota rawa bangun di k...
Strategi kebijakan tentang keberadaan terminal angkutan kota rawa bangun di k...RAMASYAFARADI
 
Pembangunan, Perubahan Sosial Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta Didik
Pembangunan, Perubahan Sosial  Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta DidikPembangunan, Perubahan Sosial  Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta Didik
Pembangunan, Perubahan Sosial Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta DidikIrma Fitriani
 
Metode penelitian sosiologi kuantitatif
Metode penelitian sosiologi kuantitatifMetode penelitian sosiologi kuantitatif
Metode penelitian sosiologi kuantitatifYaser Lopekabausirah
 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan PendidikanRizqiana Yogi Cahyaningtyas
 
Implementaasi perubahan kebijakan terminal
Implementaasi perubahan kebijakan terminalImplementaasi perubahan kebijakan terminal
Implementaasi perubahan kebijakan terminalRAMASYAFARADI
 
Pkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikPkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikEsti Dyah
 
power point cnidaria ( rena marlina ) smk duta pratama indonesia
power point cnidaria ( rena marlina ) smk duta pratama indonesiapower point cnidaria ( rena marlina ) smk duta pratama indonesia
power point cnidaria ( rena marlina ) smk duta pratama indonesiaaryana_imam
 
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di KalimantanKajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di KalimantanBidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN
 
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
International Journal of Housing and Human Settlement Planning vol 2 issue_1
International Journal of Housing and Human Settlement Planning vol 2 issue_1International Journal of Housing and Human Settlement Planning vol 2 issue_1
International Journal of Housing and Human Settlement Planning vol 2 issue_1JournalsPub www.journalspub.com
 
Makalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenMakalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenGoogle
 
contoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikancontoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikanfenty_febriani
 

Viewers also liked (20)

Pengaruh pendidikan terhadap perekonomian masyarakat karsos
Pengaruh pendidikan terhadap perekonomian masyarakat   karsosPengaruh pendidikan terhadap perekonomian masyarakat   karsos
Pengaruh pendidikan terhadap perekonomian masyarakat karsos
 
Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakatPartisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat
 
Makalah pendidikan 2
Makalah pendidikan 2Makalah pendidikan 2
Makalah pendidikan 2
 
makalah karakateristik dalam perilaku organisasi
makalah karakateristik dalam perilaku organisasimakalah karakateristik dalam perilaku organisasi
makalah karakateristik dalam perilaku organisasi
 
Pok iain snj
Pok iain snjPok iain snj
Pok iain snj
 
Strategi kebijakan tentang keberadaan terminal angkutan kota rawa bangun di k...
Strategi kebijakan tentang keberadaan terminal angkutan kota rawa bangun di k...Strategi kebijakan tentang keberadaan terminal angkutan kota rawa bangun di k...
Strategi kebijakan tentang keberadaan terminal angkutan kota rawa bangun di k...
 
Skripsi Tri.SS
Skripsi Tri.SSSkripsi Tri.SS
Skripsi Tri.SS
 
Pembangunan, Perubahan Sosial Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta Didik
Pembangunan, Perubahan Sosial  Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta DidikPembangunan, Perubahan Sosial  Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta Didik
Pembangunan, Perubahan Sosial Dan Inovasi Pendidikan-Perkembangan Peserta Didik
 
Metode penelitian sosiologi kuantitatif
Metode penelitian sosiologi kuantitatifMetode penelitian sosiologi kuantitatif
Metode penelitian sosiologi kuantitatif
 
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pendidikan
 
Implementaasi perubahan kebijakan terminal
Implementaasi perubahan kebijakan terminalImplementaasi perubahan kebijakan terminal
Implementaasi perubahan kebijakan terminal
 
Pkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publikPkn kebijakan publik
Pkn kebijakan publik
 
power point cnidaria ( rena marlina ) smk duta pratama indonesia
power point cnidaria ( rena marlina ) smk duta pratama indonesiapower point cnidaria ( rena marlina ) smk duta pratama indonesia
power point cnidaria ( rena marlina ) smk duta pratama indonesia
 
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di KalimantanKajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan
Kajian Efektivitas Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah di Kalimantan
 
Makalah coelentherata
Makalah coelentherataMakalah coelentherata
Makalah coelentherata
 
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan PendidikanFaktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
Faktor yang Mempengaruhi Permasalahan Pendidikan
 
International Journal of Housing and Human Settlement Planning vol 2 issue_1
International Journal of Housing and Human Settlement Planning vol 2 issue_1International Journal of Housing and Human Settlement Planning vol 2 issue_1
International Journal of Housing and Human Settlement Planning vol 2 issue_1
 
Makalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenMakalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan Pascapanen
 
Materi inti i jan 2013
Materi inti i jan 2013Materi inti i jan 2013
Materi inti i jan 2013
 
contoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikancontoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikan
 

Similar to Faktor Sosial Ekonomi dan Partisipasi

STRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN
STRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKANSTRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN
STRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKANTa'allum: Jurnal Pendidikan Islam
 
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptxHarmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptxFaisalAkbar680461
 
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharianLaporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharianSiti Purwaningsih
 
PPT Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5. Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kuriku...
PPT Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5. Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kuriku...PPT Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5. Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kuriku...
PPT Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5. Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kuriku...Rama116497
 
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI  BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI  BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...Trisna Nurdiaman
 
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer CommunityEfforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer CommunityRizkiAminAlQadry
 
Ilmu sosial dasar bab 1 10
Ilmu sosial dasar bab 1 10Ilmu sosial dasar bab 1 10
Ilmu sosial dasar bab 1 10thiarramadhan
 
Laporan sosiologi pedesaan
Laporan sosiologi pedesaanLaporan sosiologi pedesaan
Laporan sosiologi pedesaanHafshah Zuhairoh
 
Presentation KTI MAWAPRES
Presentation  KTI MAWAPRESPresentation  KTI MAWAPRES
Presentation KTI MAWAPRESIan March
 
UTS SOSIOLOGI converted
UTS SOSIOLOGI convertedUTS SOSIOLOGI converted
UTS SOSIOLOGI convertedSakilaAlamudy
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaTeguh Kristyanto
 

Similar to Faktor Sosial Ekonomi dan Partisipasi (20)

STRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN
STRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKANSTRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN
STRATIFIKASI SOSIAL DAN PERJUANGAN KELAS DALAM PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN
 
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptxHarmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
 
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharianLaporan penelitian keragaman mata pencaharian
Laporan penelitian keragaman mata pencaharian
 
PPT Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5. Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kuriku...
PPT Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5. Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kuriku...PPT Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5. Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kuriku...
PPT Materi Sosiologi Kelas XI Bab 5. Integrasi dan Reintegrasi Sosial (Kuriku...
 
Prosiding ibu dwi
Prosiding ibu dwiProsiding ibu dwi
Prosiding ibu dwi
 
Prosiding ibu dwi
Prosiding ibu dwiProsiding ibu dwi
Prosiding ibu dwi
 
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI  BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI  BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...
POLA KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI DAN STRATEGI BERTAHAN MASYARAKAT SEKITAR INDUS...
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Alokasi Waktu dan Uang
Alokasi Waktu dan UangAlokasi Waktu dan Uang
Alokasi Waktu dan Uang
 
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer CommunityEfforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
 
Ilmu sosial dasar bab 1 10
Ilmu sosial dasar bab 1 10Ilmu sosial dasar bab 1 10
Ilmu sosial dasar bab 1 10
 
Laporan sosiologi pedesaan
Laporan sosiologi pedesaanLaporan sosiologi pedesaan
Laporan sosiologi pedesaan
 
09 Gender
09 Gender09 Gender
09 Gender
 
Hbef 1103 topik 1
Hbef 1103 topik 1Hbef 1103 topik 1
Hbef 1103 topik 1
 
Presentation KTI MAWAPRES
Presentation  KTI MAWAPRESPresentation  KTI MAWAPRES
Presentation KTI MAWAPRES
 
UTS SOSIOLOGI converted
UTS SOSIOLOGI convertedUTS SOSIOLOGI converted
UTS SOSIOLOGI converted
 
Kelompok 3 ppt
Kelompok 3 pptKelompok 3 ppt
Kelompok 3 ppt
 
potensi
potensipotensi
potensi
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desa
 

Recently uploaded

TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxg66527130
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.aechacha366
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfWahyudinST
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptNabilahKhairunnisa6
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaEzraCalva
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdfsandi625870
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...jumadsmanesi
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 

Recently uploaded (20)

TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptxSKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
SKPM Kualiti @ Sekolah 23 Feb 22222023.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
PUEBI.bahasa Indonesia/pedoman umum ejaan bahasa Indonesia pptx.
 
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdfBuku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
Buku Saku Layanan Haji Ramah Lansia 2.pdf
 
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.pptPertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
Pertemuan 3-bioavailabilitas-dan-bioekivalensi.ppt
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup BangsaDinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
Dinamika perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa
 
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
1.2.a.6 Dekon modul 1.2. DINI FITRIANI.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
UNGGAH PEGANGAN LOKAKARYA DAN PENDAMPINGAN INDIVIDU DALAM KEGIATAN PEMBEKALAN...
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 

Faktor Sosial Ekonomi dan Partisipasi

  • 1. HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN DESA (Studi di Desa Batu Kalong Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang) studi dokumentasi. Sedangkan teknik analisis kuantitatif menggunakan Korelasi Produck Moment. Hasil penelitian menunjukkan tingkat sosial ekonomi masyarakat di Desa Batu Kalong Kecamatan Muara Kemumu tergolong sedang dari hasil perhitungan mencapai 61 %, dilihat dari tingkat pendidikan formal, status jenis pekerjaan, tingkat pendapatan per-bulan, pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga, dan mobilitas sosial. Sedangkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan Desa juga tergolong sedang, dari hasil perhitungan tingkat partisipasi mayarakat hanya mencapai 57 %. Tingkat partisipasi ini diwujudkan dalam bentuk sumbangan pemikiran, keterampilan/keahlian, tenaga, harta benda atau uang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat status sosial ekonomi merupakan faktor pendorong masyarakat untuk ikut serta dalam pembangunan desa. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis data menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,545, terbukti bahwa nilai koefisien korelasi (r hit) hitung lebih besar dari pada koefisiensi korleasi r tabel (r tab) yaitu; 0,545 > 0,284 untuk taraf kepercayaan 5% dengan sampel 50 dan DK 48. Hasil uji hipotesis didapat angka t-hitung = 4,50 lebih besar dan t- tabel yaitu 2,000. berarti menolak Ho dan menerima Ha, artinya variabel X (tingkat status sosial ekonomi memiliki hubungan dengan variabel Y (Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa). Oleh: Eko Hartoyo 1), Harmiati 2), Mulyadi 3) Abstraksi Proses penyelenggaraan pembangunan desa dalam era desentralisasi membangkitkan kesadaran (consiousness) kepada masyarakat bahwa pembangunan harus dijiwai dan mengakomodasikan nilainilai lokal, kultural, dan sejarah masyarakat setempat ke dalam bentuk partisipasi yang seluas-luasnya. Status pekerjaan, tingkat pendapatan, pendidikan dan jumlah anggota keluarga merupakan suatu rangkaian yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Masyarakat mengesampingkan pemikiran yang berkaitan dengan sentuhan pembangunan dan berkaitan dengan penentuan kebijakan umum, ketika belum untuk memenuhi kebutuhan hidup secara minimal saja belum terwujud. Kondisi tersebut merupakan bentuk ketidakberdayaan masyarakat miskin dalam menjalani kondisi kehidupan yang serba sulit. Tingkat status sosial ekonomi merupakan salah satu yang dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Tingkat status sosial ekonomi tersebut antara lain; status pekerjaan, tingkat pendapatan dan konsumsi, tingkat pendidikan, pola pemukiman dan kepemilikan barang, sarana dan prasarana, serta mobilitas sosial. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 50 kepala keluarga. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, observasi, dan 1. LATAR BELAKANG Penduduk Indonesia hampir 80% bertempat tinggal dipedesaan. Jumlah penduduk yang besar didukung dengan potensi sumber daya alam yang potensial merupakan asset pembangunan, apabila 1
  • 2. 2 dikembangkan dan diaktifkan secara intensif dan efektif, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa. Pembangunan dapat dikatakan berhasil apabila tingkat partisipasi masyarakat relatif tinggi. Namun aspek partisipasi hanya sebatas keterlibatan persentase penduduk pedesaan dalam bekerja secara fisik, akan tetapi bukan pada substansi pemenuhan hak-hak masyarakat pedesaan dalam pelaksanaan sejak dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil dari pembangunan pedesaan. Dalam hal ini faktor-faktor seperti pendidikan, pekerjaan dan penghasilan menjadi pendorong masyarakat untuk ikut terlibat pembangunan desa. Status pekerjaan, tingkat pendapatan, pendidikan dan jumlah anggota keluarga merupakan suatu rangkaian yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Masyarakat lebih berpikir tentang bagaimana mencukupi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, dari pada berpikir tentang pembangunan desa dan penentuan kebijaksanaan umum. Masyarakat mengesampingkan pemikiran yang berkaitan dengan pembangunan dan penentuan kebijakan umum apabila untuk memenuhi kebutuhan hidup secara minimal saja belum terwujud. Kondisi tersebut merupakan bentuk ketidakberdayaan masyarakat miskin pedesaan dalam menjalani kondisi kehidupan yang serba sulit. Berdasarkan hasil penelitian Harianto (2008) menyatakan bahwa status sosial masyarakat dapat menunjang partisipasi politik dalam pembangunan. Demikian juga penelitian Suhariadi (1989) menunjukkan bahwa tingkat status sosial ekonomi dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Tingkat status sosial ekonomi tersebut antara lain; status pekerjaan, tingkat pendapatan dan konsumsi, tingkat pendidikan, pola pemukiman dan kepemilikan barang, sarana dan prasarana, serta mobilitas sosial. Dalam pelaksanaan pembangunan desa di desa Batu Kalong apakah status sosial ekonomi seperti kekayaan, penghasilan dan prestise berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat. 2. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan melihat tingkat status sosial ekonomi, partisipasi masyarakat dan mengkaji lebih dalam hubungan antara status sosial ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Desa di Batu Kalong Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang 3. Tinjauan Pustaka 1) Status Sosial Ekonomi Menurut Suhariadi (1989) status sosial ekonomi adalah tingkat sosial ekonomi seseorang atau posisi, jenjang yang dimiliki dalam hidup dan penghidupan dalam masyarakat. Tingkat status sosial ekonomi menurut Suhariadi (1989) meliputi; tingkat pendidikan, status pekerjaan, tingkat pendapatan dan konsumsi, tingkat atau pola pemukiman atau kepemilikan barang, sasaran dan prasarana, mobilitas sosial. Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka yang dimaksud dengan status sosial ekonomi adalah status sosial ekonomi adalah suatu posisi atau jenjang yang dimiliki seseorang dalam hidup bermasyarakat yang dilihat dari tingkat pendidikan, status pekerjaan, sarana dan prasarana, dan mobilitas sosial. Sedangkan status sosial ekonomi menurut Sunarto ( 2000;65) di bedakan atau dikelompokkan berdasarkan kekayaan dan penghasilan, atau berdasarkan prestise dalam masyarakat.
  • 3. 3 Pembedaan warga masyarakat berdasarkan status yang dimilikinya sering disebut dengan stratifikasi sosial (social stratifikasi) (Yingler dalam Sunarto,2000). Pada masyarakat sistem stratifikasi sosial yang bersifat terbuka dimungkinkan terjadi penggantian status sosial, dalam sistem stratifikasi sosial dimungkinkan masyarakat dapat naik turun dalam status sosialnya (hirarki), walaupun mobilitas sosial antar generasi dan intra-generasi yang terjadi bersifat terbatas. Karena kenyataan di masyarakat masih cukup banyak anggota masyarakat yang menduduki status yang tidak berbeda dengan status orang tuanya dan selalu ada saja anggota masyarakat yang tidak berhasil meningkatkan status derajat dengan status yang pernah diduduki orang tuanya. 2) Penghasilan Tingkat penghasilan merupakan salah satu ukuran dalam menentukan status sosial seseorang, menurut Barber dalam Sunarto (2000) bahwa stratifikasi sosial dilihat dengan konsep rentang (span) yang mengacu pada perbedaan kelas teratas dan terbawah. Dalam masyarakat kita terjadi rentang yang sangat lebar dalam hal penghasilan (Sunarto,2000). Perbedaan yang demikian terjadi karena rentang yang sangat lebar dalam segi kepangkatan, jenis pekerjaan yang dikerjakan anggota masyarakat hal ini berakibat pada lebarnya rentang pendapatan antara masyarakat. kesenjangan ini dijumpai pada masyarakat yang sedang berkembang. 3) Kepemilikan Barang Dalam penentuan status sosial ekonomi Weber dalam Sunarto (2000) diukur dari penguasaan atas barang serta kesempatan untuk memperoleh penghasilan dalam pasaran komoditas. Sebagai akibat yang dimilikinya persamaan peluang untuk menguasai barang dan jasa sehingga diperoleh penghasilan tertentu, maka orang berada di kelas yang sama mempunyai persamaan yang dinamakan situasi kelas (Weber dalam Sunarto, 2000) yaitu persamaan dalam hal peluang untuk menguasai persediaan barang, pengalaman hidup pribadi, atau cara hidup. Anggota masyarakat yang berhasil menumpuk kekayaan dapat menikmati cara hidup yang sama dan memiliki pengalaman hidup pribadi yang sama, menurut Weber kategori dasar untuk membedakan kelas adalah kekayaan yang dimiliki dan faktor yang menciptakan kelas adalah kepentingan ekonomi. 4) Status Sosial dalam Masyarakat Dimensi lain untuk menentukan status sosial ekonomi masyarakat adalah status kehormatan. Menurut Weber manusia dikelompokkan dalam kelompok status (status group) kelompok status merupakan orang berada dalam situasi status (status situation) yang sama, yaitu orang yang peluang hidupnya atau nasibnya ditentukan oleh ukuran kehormatan tertentu. Di Indonesia terdapat perbedaan antara lain; bangsawan, dan rakyat jelata priyayi dan wong cilik (Clifford Geertz dan Koetjaranengrat, dan Harsja W. Bactiar dalam Koentjaranengrat, ed,1964). Menurut Weber dalam Sunarto (2000) persamaan kehormatan status terutama dinyatakan melalui persamaan gaya hidup (style of life) di bidang pergaulan gaya hidup dapat berwujud pembatasan terhadap pergaulan gaya hidup dapat berwujud pembatasan terhadap pergaulan erat dengan statusnya lebih rendah. Lapangan interaksi dapat juga larangan menyentuh anggota kelompok yang statusnya lain, atau status sosial juga ditandai oleh pemberian hakhak yang istimewa dan monopoli atas
  • 4. 4 barang seperti gaya berpakaian dan kesempatan ideal maupun material. Weber mengemukakan dan melestarikan semua adat –istiadat yang berlaku dalam masyarakat. 5) Partisipasi Partisipasi adalah turut berperan serta disuatu kegiatan (Kamus Bahasa Indonesia 2008; 831). Partisipasi menurut Slamet, (1994) adalah sebagai keterlibatan aktif dan bermakna dari penduduk pada tingkatan–tingkatan yang berbeda (a) di dalam proses pembentukan keputusan untuk menentukan tujuan– tujuan kemasyarakatan dan pengalokasian sumber–sumber untuk mencapai tujuan tersebut, (b) pelaksanaan program‐program dan proyek–proyek secara sukarela; dan (c) pemanfaatan hasil–hasil dari suatu program atau proyek. Oleh karena itu, pelibatan seseorang dalam berpartisipasi harus dilakukan pada proses‐proses perencanaan, pelaksanaan dan operasional. Sementara partisipasi masyarakat menurut Godschalk (dalam Yulianti, 2000) merupakan pengambilan keputusan secara bersama‐sama antara masyarakat dan perencana, sedangkan menurut Salusu (1998) partisipasi secara garis besar dapat dikategorikan sebagai desakan kebutuhan psikologis yang mendasar pada setiap individu. Hal ini berarti bahwa manusia ingin berada dalam suatu kelompok untuk terlibat dalam setiap kegiatan. Partisipasi merupakan suatu konsep yang merujuk pada keikutsertaan seseorang dalam berbagai aktivitas pembangunan. Keikutsertaan ini sudah barang tentu didasari oleh motif–motif dan keyakinan akan nilai–nilai tertentu yang dihayati seseorang. Dari beberapa pendapat sebelumnya dapat disimpulkan partisipasi di bangun dan diurutkan menjadi tahap‐ tahap terjadinya suatu resiko. Pada tahap pertama partisipasi merupakan proses perencanaan untuk menentukan program‐ program dan proyek‐proyek apakah yang akan dibangun. Tahap kedua partisipasi adalah keikutsertaan dalam proses pelaksanaan pembangunan. Tahap ini dalam pembangunan adalah implementasi dari program-program dan proyek‐proyek yang telah disetujui atau diputuskan dalam tahap pengambilan keputusan. Tahap pelaksanaan ini dapat berupa keikutsertaan secara fisik seperti pemberian tenaga maupun pemberian sumbangan uang dan bahan‐bahan material untuk pembangunan. Tahap ketiga partisipasi adalah tahap pemanfaatan yakni tahap dimana masyarakat memperoleh hasil‐hasil dari program dan proyek pembangunan yang telah dilaksanakan. Tahap penerimaan hasil ini merupakan perwujudan dalam partisipasi. Oleh sebab itu, pada tahap penerimaan hasil diharapkan diikuti oleh tumbuhnya tanggung jawab untuk memelihara dan menjaga agar hasil pembangunan dapat dirasakan dan mampu memberikan manfaat sesuai fungsinya, sehingga bisa dinikmati oleh masyarakat secara optimal dan berkelanjutan. 4. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan data primer. Data primer diperoleh secara langsung dari sumber asli dan data dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sesuai dengan keinginan peneliti (Fuad Mas’ud, 2004). Data primer berasal dari penyebaran kuesioner berkaitan dengan status sosial ekonomi dan partisipasi masyarakat dalam
  • 5. 5 pembangunan desa di desa Desa Batu Kalong Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang, yang berkaitan dengan status sosial ekonomi dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Lokasi penelitian di Desa Batu Kalong Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang. Proses persiapan penelitian, pengumpulan data, selama 1 (satu) semester atau lebih kurang 3 (tiga) bulan. Populasi adalah kelompok individu atau obyek pengamatan yang minimal memiliki satu persamaan karakteristik (Cooper dan Emory, 1995). Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Desa Batu Kalong Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang yang berdomisili di lokasi penelitian lebih dari 2 tahun. Dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah penduduk Desa Batu Kalong Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang yang berupa kepala keluarga. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah: 50 orang dengan klasifikasi kepala keluarga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan sampel random sampling, yaitu dengan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap populasi untuk dijadikan sampel yang dilakukan secara acak (Suharsimi Arikunto, 2006). Teknik pengumpulan data sebagai berikut : Observasi adalah pengamatan dengan menggunakan pancaindra mata, telinga, penciuman, mulut, dan kulit oleh peneliti. Oleh sebab itu observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya (Burhan Bungin 2009). Angket atau kuesioner adalah serangkaian daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden, setelah diisi maka angket dikirim kembali atau dikembalikan kepada petugas peneliti. Koesioner adalah berupa daftar pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini telah dilengkapi dengan alternatif jawaban, dan masing-masing alternatif jawaban memiliki bobot nilai yang berbeda, responden hanya menentukan atau memilih satu diantara alternatif tersebut. Dalam penelitian ini data yang telah terkumpul dari hasil wawancara dan dokumentasi serta kuesioner diseleksi dan diklasifikasikan sesuai dengan kebutuhan data dan kemudian dianalisis menurut kemampuan penulis dan sesuai dengan metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif. Untuk menganalisis data tingkat sosial ekonomi masyarakat yang merupakan variabel X dan tingkat partisipasi masyarakat (varibel Y) dianalisis dengan menggunakan teknik persentase. Hasil pengolahan data selanjutnya dilakukan dengan pengkategorian dengan mengacu pada pendapat Sugiono (2009). Kemudian untuk melihat hubungan antar variabel dalam hal ini variabel X (tingkat sosial ekonomi) dan variabel Y (tingkat partisipasi masyarakat) digunakan analisis Korelasi Pearson Product Moment untuk mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (independen) dengan variabel terikat (dependen) (Ridwan dan Sunarto, 2009). Selanjutnya untuk mengetahui makna hubungan antar variabel x dan y atau untuk menguji hipotesis maka dilakukan uji signifikansi rumus “t” test (Ridwan,2009;81). 5. Pembahasan: 1) Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi merupakan variabel (X) dalam penelitian yang terdiri
  • 6. 6 dari tingkat pendidikan formal, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan per-bulan, pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga, dan mobilitas sosial. Dari hasil penelitian terhadap 50 orang responden dapat disimpulkan bahwa tingkat status sosial ekonomi masyarakat di desa Batu Kalong termasuk kategori sedang mencapai 61,00 (persen). Tingkat pendidikan formal penduduk relatif rendah, sebagian besar penduduk hanya berpendidikan SMP. Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap pola berpikir dan berperilaku dalam pengambilan keputusan. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dapat membantu berpikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi termasuk dalam peningkatan status sosial ekonomi hal ini sejalan dengan pendapat (Suhariadi, 1989). kepemilikan rumah, perabotan, dan kendaraan juga berpengaruh terhadap tingkat mobilitas sosial yang pada akhirnya berpengaruh terhadap status sosial ekonomi masyarakat. 2) Tingkat Partisipasi Masyarakat Tingkat partisipasi masyarakat merupakan variabel (Y) diukur dengan menggunakan indikator; adalah keterlibatan warga dalam proses perencanaan pembangunan, pelaksanaan (bantuan material, gotong royong, memprakasai program pembangunan desa) dan evaluasi pembangunan desa. Dari hasil penelitian terhadap 50 orang responden dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pembangunan hanya mencapai 57 % tergolong kategori sedang. Penduduk desa Batu Kalong sebagian besar bekerja sebagai petani dengan tingkat produktivitas yang rendah. Pekerjaan sebagai petani dengan lahan sempit dan pengolahan lahan secara tradisional berakibat pada rendahnya produktivitas, hal ini berpengaruh terhadap pola hidup dan pengaturan waktu dalam bekerja. Petani lebih mengutamakan pekerjaan mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan meningkatkan status sosial ekonominya. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Batu Kalong Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang diwujudkan dalam bentuk sumbangan pemikiran, keterampilan/keahlian, tenaga, harta benda atau uang. Masyarakat ikut mengajukan usul dalam suatu kegiatan, bermusyawarah untuk mengambil suatu keputusan alternatif program yang dianggap paling baik, melaksanakan apa yang telah diputuskan termasuk di sini memberi iuran atau sumbangan material, ikut serta mengawasi pelaksanaan keputusan hal ini sesuai dengan Surbakti (1984). Tingkat pendapatan dipengaruhi oleh luas lahan garapan dan cara pengolahan lahan. Penduduk Desa Batu Kalong tingkat pendapatannya relatif rendah karena berdasarkan pengamatan di lapangan lahan yang mereka garap relatif sempit dan pengolahannya sederhana, penduduk belum dapat memaksimalkan hasilnya, sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan pokok per-bulan. Demikian juga dengan kepemilikan sarana dan prasarana seperti Dalam hubungan dengan pembangunan, khususnya pembangunan di pedesaan, keterlibatan mental, emosional, energi seseorang mendorong mereka untuk menyumbangkan daya pikir, perasaan dan lain-lainnya untuk mencapai tujuan secara bersama-sama dengan penuh tanggung-jawab terhadap desa dimana mereka tinggal. Oleh karena itu keterlibatan masyarakat dalam pembangunan desa dapat dilihat dalam hal sejauh mana partisipasi, prakarsa dan
  • 7. 7 swadaya masyarakat yang bersangkutan telah berhasil. 3) Hubungan Tingkat Sosial Ekonomi dengan Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Dari hasil penelitian tentang tingkat sosial ekonomi dengan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Batu Kalong Kecamatan Muara Kemumu Kabupaten Kepahiang, terdiri dari dua variabel yaitu; variabel X (Tingkat Sosial Ekonomi) dan variabel (Y) partisipasi masyarakat dalam pembangunan Desa di Desa Batu Kalong. Alat analisis data yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment dengan hasil sebagai berikut; Dari hasil analisis data di atas menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,545 hai ini mempunyai arti bahwa, tingkat status sosial ekonomi memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat dalam Pembangunan Desa, karena setelah dianalisis terbukti bahwa nilai koefisien korelasi (r hit) hitung lebih besar dari pada koefisiensi korleasi r tabel (r tab) yaitu; 0,545 > 0,284 untuk taraf kepercayaan 5% dengan sampel 50 dan DK 48. Hubungan antara variabel X (tingkat status sosial ekonomi) terhadap variabel Y (tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan) Desa berpengauh cukup kuat karena berada pada interval 0,40 – 0,599. Sumbangan variabel X (tingkat status sosial ekonomi) terhadap variabel Y (tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan) Desa hanya 29,70 persen. Sedangakan 70 persen ditentukan dengan variabel lainnya. Untuk menguji kebenaran hipotesis, maka terlebih dahulu analisis dengan rumus t test. Apabila nilai thitung lebih besar dari t-tabel berarti Ho ditolak dan menerima Ha, dengan tingkat kepercayaan 95% atau signifikasi 0,05%. Artinya bahwa variabel X (tingkat status sosial ekonomi) memiliki hubungan dengan variabel (Y) tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa di desa Batu Kalong. Dari hasil perhitungan didapat angka t-hitung = 4,50 dan t-tabel yaitu 2,000. Jadi t-hitung lebih besar dari t-tabel (4,50 > 2,000) hal ini berarti menolak Ho dan menerima Ha, artinya variabel X (tingkat status sosial ekonomi berpengaruh terhadap variabel Y (tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan) Desa. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa banyak terdapat pada orang dengan tingkat sosial ekonomi relatif tinggi yang diukur dengan tingkat pendidikan, penghasilan tinggi, tercukupinya pemenuhan kebutuhan pokok keluarga dan tingkat mobilitas tinggi, hal ini sesuai dengan Hericahyono (1990) dalam Harianto 2008 yang menamukan bahwa tingkat status sosial ekonomi mendukung partisipasi masyarakat dalam pembangunan pedesaan. 6. KESIMPULAN 1. Tingkat sosial ekonomi msayarakat di Desa Batu Kalong tergolong sedang mencapai 61 % . diukur dari tingkat pendidikan formal, status jenis pekerjaan, tingkat pendapatan perbulan, pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga, dan mobilitas sosial. 2. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di Desa Batu Kalong tergolong sedang, dengan persentase mencapai 57 %. Tingkat partisipasi ini diukur dengan keikutsertaan sumbangan pemikiran, keterampilan/keahlian, tenaga, harta benda atau uang. 3. Terdapat hubungan tingkat status sosial ekonomi dengan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan desa di Desa Batu Kalong. Hal ini dapat
  • 8. 8 dibuktikan dengan hasil analisis data menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,545, terbukti bahwa nilai koefisien korelasi (r hit) hitung lebih besar dari pada koefisiensi korleasi r tabel (r tab) yaitu; 0,545 > 0,284 untuk taraf kepercayaan 5% dengan sampel 50 dan DK 48. Hal ini dibuktihkan juga dengan hasil uji hipotesis didapat angka t-hitung = 4,50 dan t-tabel yaitu 2,000. Jadi t-hitung lebih besar dari ttabel (4,50 > 2,000) hal ini berarti menolak Ho dan menerima Ha, artinya variabel X (tingkat status sosial ekonomi berhubungan dengan variabel Y (Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa) Desa. DAFTAR PUSTAKA 1. Burhan Bungin, (2009), Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan 2. Cooper, R. Donald & C. William Emory, 2006, “Metode Penelitian Bisnis”, Penerbit Erlangga, Jilid 1, Edisi Kelima. 3. Cheppy Hericahyono, Ilmu Politik dan Perpektifnya, PT. Tiara Wacana, 1986 4. Fuad Mas’ud, 2004, “Survei Diagnosis Organisasional,” Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. 5. Hariadi, (2008), Analisis Status Sosial Masyarakat dan Dampaknya terhadap Partisipasi Politik di Kelurahan Karang Rejo Kecamatan Karang Rejo Kabupaten Magetan.Jurnal Sosial Vol 9, tahun 2008. 6. Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi ke 3, 2001, Departeman Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka Jakarta 7. Ridwan, 2009, Pengantar Statistika; Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, Penerbit Alfabeta Bandung. 8. Suhariadi, 1989, Sosiologi Pembangunan, Tarsito Bandung 9. Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit Alfabeta Bandung. 10. Suharsimi Arikunto, 2006, “Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik),” PT RINEKA CIPTA, Jakarta 11. Slamet, 1993, Pembangunan Masyarakat Berwawasan Peran Serta, Surakarta, Sebelas Maret University Press. 12. Yuliati, Rina, 2000, Efektivitas Metode Peran Serta Masyarakat dalam Pembangunan dan Pengelolaan Limbah Perkotaan di Perumahan Mojosongo Surakarta, Semarang, Magister Teknik Pembangunan Kota Undip.