SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 9
Baixar para ler offline
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR
         SHARE UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LOGARITMA
                   KELAS X SMKN 5 MALANG

                                         Utama Patrianto
                               Mahasiswa Universitas Negeri Malang
                                E-mail : utamapatrianto@gmail.com
                                  Cholis Sa’dijah, Abd. Qohar
                                Dosen Universitas Negeri Malang


       Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran
       kooperatif tipe Think Pair Share untuk memahamkan materi logaritma kelas X SMKN 5
       Malang. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Data diperoleh dari hasil
       pengerjaan latihan soal pada lembar kegiatan siswa, tes akhir, observasi dan catatan lapangan.
       Hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke
       siklus II sebesar 46,4 %.

       Kata Kunci : Logaritma, Think Pair Share, Pemahaman siswa

       Abstract : The purposes of this research is to describe implementation cooperative learning
       models type think pair share to understanding logarithm of 10th grade student of SMKN 5
       Malang. This research is a Classroom Action Research (CAR). The data is taken from the
       worksheet, exercise result, observation and also field notes. The research found the
       improvement the student achievement at cycle II is 46.4% from cycle I.

       Keywords : Logarithm, Think Pair Share, Student’s Understanding


          “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” menurut UU Sisdiknas No. 20
tahun 2003. Dalam pendidikan terdapat tiga komponen penting, yaitu pendidik, peserta didik dan
fasilitas. Dalam kaitannya butir (1) pasal 40 UU Sisdiknas, tentang kewajiban pendidik untuk
menciptakan susasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis yang
diharapkan dengan terciptanya suasana tersebut, peserta didik lebih memahami materi yang diajarkan
guru, khususnya materi-materi dalam pelajaran matematika.
          Menurut Hudojo (2001:45) matematika merupakan ilmu yang memiliki objek penelaahan
yang abstrak, yaitu pada hakekatnya matematika hanya terdapat pada pikiran manusia. Keabstrakan
objek inilah yang membuat matematika sulit dipahami.
          Dalam membimbing peserta didik dalam mempelajari matematika, pendidik dapat
menerapkan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Cooperative learning
penerapannya dalam pelajaran adalah membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk
menyelesaikan suatu persoalan untuk mencapai tujuan bersama.
          Dalam belajar kelompok siswa sering lebih paham akan apa yang disampaikan oleh temannya
sendiri daripada oleh guru. menurut S. Nasution (2005 : 43) bahasa yang digunakan oleh siswa lebih
mudah ditangkap oleh siswa lain. Selain itu dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa
keuntungan seperti yang dikemukakan Johnson dan Johnson (Nurhadi dkk, 2004:63) adalah sebagai
berikut (1) memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, (2) meningkatkan sikap tenggang rasa,


      1
(3) meningkatkan motivasi belajar intrinsik, (4) meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan
pengalaman belajar, (5) menghilangkan sikap mementingkan diri sendiri atau egois.
         Dalam pembelajaran kooperatif, guru bertindak sebagai fasilitator agar siswa dapat
memahami proses pembelajaran dengan baik. Tetapi tidak semua pembelajaran berjalan dengan
lancar terutama pada pembelajaran matematika. Banyak sekali kesulitan yang dialami siswa karena
objek matematika yang abstrak, karena itulah guru dan siswa dihadapkan pada beberapa hambatan
seperti halnya pada kelas X Busana Butik 3 SMKN 5 Malang. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan peneliti di dalam kelas dan tanya jawab dengan guru mata pelajaran matematika, diperoleh
gambaran siswa saat pembelajaran matematika berlangsung, antara lain : (1) siswa kurang
memperhatikan guru pada saat belajar matematika. Hal ini terlihat dari kondisi kelas yang tampak
ramai dan beberapa siswa sibuk bermain sendiri, (2) pemahaman mengenai materi yang dijelaskan
guru masih rendah. Hal ini diperkuat dengan fakta-fakta yang ditemukan peneliti yakni masih banyak
siswa yang belum menguasai materi eksponen dan bentuk akar, (3) metode pembelajaran yang sering
digunakan adalah ceramah, tanya-jawab dan diskusi.
         Alasan memilih materi logaritma dalam penelititan ini adalah karena banyak sekali masalah
yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, dan permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan
logaritma.
         Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share yang langkah-langkahnya adalah berpikir berpikir-berpasangan-berbagi. Think pair share (TPS)
memiliki kelebihan antara lain: (1) memberi waktu lebih banyak pada siswa untuk berpikir, menjawab
dan saling membantu satu sama lain. (2) lebih mudah dan cepat pembentukan kelompoknya. (3)
murid lebih aktif dalam pembelajaran karena satu kelompok hanya terdiri dari 2 siswa. Berdasarkan
kelebihan-kelebihan tersebut diharapkan TPS dapat memahamkan siswa X Busana Butik 3 SMKN 5
Malang pada materi logaritma. Siswa dikatakan paham apabila 85% siswa mencapai ketuntasan
belajar klasikal dan mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70.

METODE
         Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan
pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan
gambaran tentang tingkah laku dan kinerja subjek penelitian selama penelitian berlangsung. PTK
mempunyai 4 tahap, yakni : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
         Subjek penelitiannya adalah siswa kelas X Busana Butik 3 SMKN 5 Malang semester gasal
tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 29. Kehadiran peneliti di lapangan merupakan hal yang
mutlak selama kegiatan berlangsung. Peneliti bertindak sebagai perancana tindakan, pemberi
tindakan, pengumpul data, penganalisis data serta sekaligus pembuat laporan hasil penelitian.
         Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kegiatan siswa, tes, lembar
observasi, catatan lapangan , wawancara dan dokumentasi. Dengan teknik pengumpulan datanya ada
yang dilakukan selama pembelajaran, atau diluar pembelajaran.
         Sumber data dalam penelitian ini ada 2 jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif berupa hasil wawancara, catatan lapangan dan lembar observasi, selain itu data
kualitatif didukung dari dokumentasi, penjelasan hasil pengerjaan latihan soal, LKS dan tes akhir
siklus. Data kuntitatif diperoleh dari nilai tes kemampuan awal, tes akhir dan skor hasil observasi
aktivitas siswa.
         Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia. Teknik analisis data
didasarkan pada jenis data. Untuk data kualitatif, analisis data akan dilakukan dengan tipe alir yang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992 : 17-19) yang meliputi tahap, yaitu mereduksi data,
menyajikan data dan menarik kesimpulan. Mereduksi data adalah kegiatan menyeleksi, memfokuskan
       2
dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh untuk penyusunan laporan penelitian.
Menyajikan data yaitu mongorganisasikan data hasil reduksi dalam bentuk naratif. Menarik
kesimpulan adalah memberikan kesimpulan terhadap penafsiran, evaluasi dan tindakan. Untuk data
kuantitatif analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis validitas instrumen dan
analisis data hasil belajar. Analisis validitas instrumen digunakan untuk mengetahui kevalidan
instrumen yang digunakan dalam penelitian. Kevalidan instrumen dihitung dengan rumus :
%kevalidan instrumen = jumlah skor skor maksimal x 100%, dengan kriteria seperti tabel 2.1
sebagai berikut :
 Tabel 2.1 Kriteria penskoran instrumen penelitian
 Persentase skor yang diperoleh (%)              Nilai
                85-100                      Sangat valid
                65-84                            Valid
                55-64                       Kurang valid
                 0-54                        Tidak valid

         Tabel 2.1 tersebut didapat dari memampatkan beberapa nilai dalam tabel pedoman penetapan
nilai menurut UM pada pedoman pendidikan Universitas Negeri Malang (2011).
Data hasil belajar dianalisis dengan analisis hasil evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa
baik secara individu maupun secara klasikal. Seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai
skor ≥ 70 dan ketuntasan klasikal apabila 85% kelas tersebut telah mencapai skor ≥ 70. Untuk
mengetahui persentase subyek yang mencapai ketuntasan belajar (KB) dengan menggunakan rumus :
KB = jumlah siswa yang mencapai skor ≥ 70 jumlah siswa yang mengikuti tes x 100%.
         Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan kriteria derajat kepercayaan
dan teknik pemeriksaan ketekunan pengamatan dan triangulasi sesuai yang dipaparkan Moleong
(2010:330) yaitu ketekunan pengamatan dan triangulasi. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah triangulasi dengan metode, yang terdapat dua strategi yaitu (1) membandingkan dan
mengecek kembali derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian yang diperoleh melalui teknik
pengumpulan data yang berbeda, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan
metode yang berbeda.

HASIL
         Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu peneliti melakukan observasi dalam kelas
dan wawancara informal dengan salah satu guru matematika SMKN 5 Malang. Didapatkan fakta
didasarkan dalam pengamatan bahwa pembelajaran dalam kelas masih menggunkan metode ceramah,
kemudian dari hasil wawancara informal diperoleh informasi tentang keadaan siswa dalam kelas yang
meliputi keaktifan, kemampuan siswa untuk bertanya dan menjawab soal selama mengikuti pelajaran
matematika. Selanjutnya peneliti bersama guru menentukan kelas mana yang cocok digunakan
sebagai subjek penelitian. Ditentukan bahwa kelas X Busana Butik 3 sebagai subjek penelitian.
         Sebelum dilakukan tindakan, terlebih dahulu dilakukan tes kemampuan awal untuk
mengetahui apakah siswa sudah memahami materi prasyarat logaritma atau belum. Diperoleh masih
banyak siswa yang belum memahami materi logaritma hal ini terlihat dari hasil pekerjaan siswa yang
masih banyak terjadi kesalahan konseptual dan kesalahan prosedural. Didapatkan rata-rata hasil tes
kemampuan awalnya adalah 55, sehingga perlu dijelaskan kembali materi prasyarat logaritma.
         Paparan data siklus I, tahap perancanaan tindakan yaitu meliputi (1) memilih materi
pembelajaran yaitu “logaritma”. (2) menyusun RPP yang sesuai dengan pembelajaran TPS, RPP
siklus I disusun dengan alokasi waktu 6 x 40menit (2 pertemuan). (3) menyusun Lembar Kegiatan
Siswa sesuai dengan materi yang dipelajari. (4) menyusun lembar observasi aktivitas guru, lembar
aktivitas siswa dan lembar catatan lapangan. (5) membagi kelompok heterogen berdasarkan hasil tes
kemampuan awal. (7) mengkoordinasikan dengan guru mata palajaran matematika untuk proses
observasi pembelajaran matematika.


       3
Pelaksanaan tindakan, tindakan dilaksanakan dalam dua pertemuan seperti dalam tabel 3.1
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pembahasan Materi Logaritma Tiap Pertemuan pada Siklus I
  Pertemuan
                      Hari / Tanggal                          Materi
      ke-
       1         Jumat/28 September 2012           Pengertian Logaritma
                                                   Sifat logaritma 1 sampai 3
        2            Jumat/5 Oktober 2012         Sifat logaritma 4 sampai 6
         Setiap pertemuan terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
penutup. Kegiatan awal berisi motivasi dan apersepsi, kegiatan inti berisi tahapan pembelajaran TPS
yaitu berpikir-berpasangan-berbagi, dan kegiatan penutup berisi refleksi dan simpulan disamping itu
juga digunakan melaksanan tes akhir pada pertemuan 2.
         Pengamatan tindakan selama proses pembelajaran dilakukan oleh salah satu guru matematika
SMKN 5 Malang dan seorang teman sejawat. Didapatkan hasil observasi kegiatan guru dan kegiatan
siswa masuk kategori “baik”.
         Refleksi tindakan siklus I. refleksi digunakan untuk menentukan apakah terdapat kelemahan
dan kekurangan dalam tindakan siklus I, disamping itu refleksi digunakan untuk mengetahui apakah
siswa sudah paham materi logaritma yaitu dengan kriteria minimal 85% siswa memiliki rata-rata lebih
dari atau sama dengan 70. Dilihat dari pengerjaan tes akhir didapat 82,1% siswa mengalami
ketidaktuntasan, sehingga pemberian tindakan pada siklus I masih perlu dilakukan perbaikan karena
siswa masih belum memahami materi logaritma yaitu dengan membuat siklus II dengan
memperhatikan kekurangan dan kelemahan yang terdi pada siklus I.
         Pada siklus II, tahap perencanaan, peneliti menyusun RPP siklus II bersama dengan guru.
Menyusun LKS sesuai dengan materi dan menyusun lembar observasi dan yang terakhir melakukan
koordinasi dengan guru dan teman sejawat.
         Pelaksanaan tindakan II dilakukan dalam dua pertemuan seperti pada tabel 3.2 sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Pembahasan Materi Logaritma Tiap Pertemuan pada Siklus 1I
  Pertemuan
                      Hari / Tanggal                          Materi
      ke-
       1          Jumat/12 Oktober 2012      Sifat logaritma 7 sampai 9

       2          Jumat/19 Oktober 2012       Cara membaca tabel logaritma
                                              Mengerjakan soal menggunakan tabel
                                               logaritma
          Setiap pertemuan terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
penutup. Kegiatan awal berisi motivasi dan apersepsi, kegiatan inti berisi tahapan pembelajaran TPS
yaitu berpikir-berpasangan-berbagi, dan kegiatan penutup berisi refleksi dan simpulan disamping itu
juga digunakan melaksanan tes akhir pada pertemuan 2.
         Pengamatan tindakan selama proses pembelajaran dilakukan oleh salah satu guru matematika
SMKN 5 Malang dan seorang teman sejawat. Didapatkan hasil observasi kegiatan guru dan kegiatan
siswa masuk kategori “baik”.
         Refleksi tindakan siklus II, berdasarkan paparan data dan hasil observasi yang dilakukan
bahwa penerapan pembelajaran TPS masih belum mampu memahamkan materi logaritma. Hal ini
dapat dicermati dari hasil tes akhir siklus II yang masih belum mencapai minimal 85 % siswa
mencapai ketuntasan belajar minimal dengan rata-rata 70 atau lebih. Penyebab dari belum tercapainya
target tersebut karenabeberapa kelemahan yaitu (1) siswa kelas X BB 3 kurang memahami soal
dengan baik, siswa masih ada yang belum bisa menuliskan logaritma dengan benar, (2) siswa masih

       4
sering bergurau dengan temannya pada saat berkelompok (tahap pair), (3) siswa masih ada yang tidak
bisa menentukan logaritma suatu bilangan dan (4) siswa belum memahami sifat-sifat logaritma secara
keseluruhan sehingga dalam menjawab soal-soal pada tes akhir siklus II masih banyak terjadi
kesalahan, (5) siswa tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan LKS. (6) alokasi waktu ada yang
tidak sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. (7) pembelajaran matematika dengan alokasi
waktu satu minggu satu kali tatap muka, ternyata cenderung mengakibatkan siswanya malas belajar
matematika, hal ini dapat diketahui dari banyaknya siswa yang tidak mengumpulkan tugas rumah,
baik tugas 1 atau tugas 2. (8) LKS perlu dikaji lagi supaya menjadi instrumen yang memudahkan
siswa untuk memahami materi logaritma. (9) siswa perlu diingatkan kembali tentang materi prasyarat
logaritma. (10) guru perlu mencermati faktor-faktor pendukung dalam pembelajaran, antara lain minat
siswa, lingkungan, kemampuan guru dalam mengajar dan sebagainya. Dalam penelitian ini dapat
dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share belum memahamkan materi logaritma namun penelitian harus dihentikan karena mereka
melaksanakan ujian dan ini merupakan kelemahan dalam penelitian ini.

PEMBAHASAN
         Pembelajaran yang dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dengan 3 jam pelajaran untuk tiap
pertemuannya. Dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus I, karena siswa belum
mencapai target maka dibuat lagi dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan siklus II. Materi
yang dibahas dalam penelitian ini adalah materi tentang logaritma dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
         Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dikembangkan oleh F. Lyman pada tahun
1985 dari Universitas Maryland. Think Pair Share mempunyai prosedur Think (berpikir), Pair
(berpasangan) dan Share (berbagi). Pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan pertanyaan
yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan peserta didik, kemudian guru memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk berdiskusi dengan pasangan-pasangannya dan pada akhirnya ada pasangan
yang berbagi jawabannya di depan kelas.
         Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus karena siklus I penelitian tidak mencapai target
minimal 85% siswa dalam kelas mendapat nilai lebih atau sama dengan 70. Setiap siklus terdapat
empat tahap penelitian sesuai dengan model penelitian tindakan kelas yang dikemukakan Siswono
(Tanpa tahun : 153) yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi dan refleksi.
         Pada perencanaan penelitian, peneliti bersama dengan guru pengajar matematika kelas X BB
3 SMKN 5 Malang membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) didalamnya meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan guru (1) menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) Mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, dan (3) menjelaskan tujuan
pembelajaran. Pada kegiatan inti terdapat tiga tahap, yaitu tahap think (berpikir), tahap pair
(berpasangan) dan tahap share (berbagi). Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta
didik membuat simpulan tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari, melakukan refleksi
terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan misalnya dengan tanya jawab pada siswa, guru mengulang
singkat tentang materi yang telah dipelajari dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
         Pada pelaksanaan penelitian yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share, pada siklus I pertemuan 1, pada kegiatan pendahuluan guru menjelaskan hubungan antara
materi eksponen atau materi prasyarat dengan materi logaritma yang akan dipelajari. Di dalam
penjelasan tersebut guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa, namun kondisi siswa pasif. Pada
tahap inti, tahap think guru memberikan LKS untuk dikerjakan secara individu. Pada tahap pair, guru
membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 2 siswa. LKS dikerjakan bersama
kelompoknya. Pada tahap share, kelompok berbagi atau mempresentasikan hasil pekerjaan LKS
didepan kelas dan kelompok lain menanggapi. Untuk pertemuan 2 siklus I, pada tahap pendahuluan
guru mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Pada
      5
tahap inti, tahap think guru memberikan LKS untuk dikerjakan secara individu, tahap pair guru
meminta siswa untuk berkelompok dengan kelompoknya sama seperti pada pertemuan 1. tahap share
guru meminta 3 kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan LKS kemudian kelompok yang
lain menanggapinya. Pada tahap inti pertemuan 2, ditambah dengan pelaksanaan tes siklus I.
Pelaksanaan siklus 2 memiliki kegiatan-kegiatan yang sama dengan siklus I, baik pada pertemuan 1
atau pertemuan 2.
         Berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan, maupun nilai tes siswa pada siklus I masih
terdapat kelemahan-kelemahan selama proses pembelajaran dan target atau kriteria ketuntasan belajar
siswa belum tercapai. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut (1) siswa
banyak yang bergurau pada saat pembelajaran berlangsung, terutama pada saat tahap pair, (2) siswa
melakukan kegiatan dengan lambat, sehingga waktu terlaksananya pembelajaran melebihi alokasi
waktu pada rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) siswa belum memahami materi prasyarat
logaritma yaitu materi eksponen dan bentuk akar, (4) siswa tidak mau bekerja sama dengan
kelompoknya, (5) masih terjadi kesalahan dalam menuliskan simbol, yang dapat mengakibatkan
kesalahan dalam mengerjakan soal, (6) hasil tes akhir siklus I yaitu hanya 5 siswa yang mendapat
nilai        dan 23 siswa lainnya mendapat nilai
         Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share berdasarkan hasil observasi aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama pembelajaran
berlangsung baik, yang terlihat dalam persentase rata-rata skor observasi yang menunjukkan kriteria
“baik” dan “baik”. Tetapi menurut peneliti, pembelajaran masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
         Untuk pemahaman siswanya, berdasarkan hasil analisis nilai tes akhir siklus siswa pada siklus
II, terdapat peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II yaitu 46,4%. Pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share belum maksimal dalam mencapai
target yang diharapkan peneliti dikarenakan hasil pengerjaan LKS, Latihan soal pada kegiatan dalam
LKS masih banyak yang salah dan diperkuat oleh hasil pengerjaan soal tes akhir siklus I siswa dengan
persentase ketidaktuntasan yaitu 82,1%. Dari hasil pengerjaan LKS, kegiatan dalam LKS dan tes
akhir siklus I masih banyak siswa yang tidak dapat mengaplikasikan sifat-sifat logaritma dalam
mengerjakan soal, dan banyak kesalahan dalam menuliskan simbol-simbol logaritma.
         Pada siklus II sudah ada peningkatan nilai akhir siklus siswa yaitu dari siklus I dengan rata-
rata 49 ke siklus II rata-rata 69,6 dengan peningkatan ketuntasan klasikal 46,4%. Pada siklus I siswa
yang tuntas belajar sebanyak 5 siswa dan pada siklus II siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi
18 siswa. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk
memahamkan materi logaritma pada siswa dapat dikatakan belum memahamkan karena masih banyak
terdapat kesalahan pada pekerjaan siswa dalam mengerjakan LKS dan latihan soal yang diberikan
oleh peneliti.
         Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
pada materi logaritma ini telah sesuai dengan tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran think pair
share. Meskipun pelaksanaan telah sesuai dengan tahapan-tahapan pada pembelajaran think pair
share tetapi masih terdapat kendala yang dihadapi oleh peneliti. Kendala serta solusi yang dihadapi
peneliti dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Kendala dan Solusi dalam Pelaksanaan Pembelajaran Think Pair Share
               Kendala                                   Solusi
Siswa melakukan kegiatan pembelajaran Pengaturan waktu yang lebih optimal
dengan lambat sehingga waktu           oleh peneliti sehingga pembelajaran
terlaksananya pembelajaran melebihi    dapat terlaksana secara maksimal dan
alokasi waktu yang direncanakan.       sesuai alokasi yang direncanakan.
Sebagian siswa tidak mau bekerja sama Guru memberikan penegasan bahwa
mengerjakan LKS dalam diskusi          soal-soal tidak dikerjakan secara
kelompok dan hanya mengandalkan        berkelompok tetapi dikerjakan oleh

       6
anggota kelompok yang lain untuk            siswa secara individu maka anggota
mengerjakan soal. Sehingga pemahaman        kelompok akan rugi saat mengerjakan
konsep pada siswa tersebut menjadi          tes.
kurang.
Siswa banyak yang bergurau saat tahap       Pada siklus II, guru lebih menekankan
pair berlangsung                            agar semua anggota kelompok lebih
                                            aktif untuk berdiskusi mengerjakan
                                            LKS.
Banyak siswa yang belum memahami            Guru perlu menjelaskan ulang materi
materi prasyarat logaritma yaitu            prasyarat ketika memberikan apersepsi
eksponen dan bentuk akar                    di awal pembelajaran
Siswa masih banyak kesalahan dalam          Guru harus mengingatkan berulang-
menuliskan basis dalam logaritma            ulang untuk menuliskan basis dalam
                                            logaritma yang benar
Banyak siswa yang kebingungan dalam         Guru lebih memfasilitasi siswa untuk
mengerjakan LKS.                            dapat mengerjakan LKS

         Kendala lain dalam pelaksanaan penelitian ini selain kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah sebagai berikut : (1) Penelitian harus dihentikan
walaupun tidak mencapai target penelitian karena terbentur dengan ujian sekolah. (2) Lemahnya
penguasaan siswa terhadap materi prasyarat yang menjadi penghambat dalam memahami materi
logaritma. (3) Banyak faktor yang menjadi hambatan untuk memahami materi logaritma antara lain :
minat siswa, motivasi siswa, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, linkungan dan
sebagainya yang merupakan kelemahan dari penelitian ini. Kendala tersebut perlu disikapi secara
positif dengan menjadikan motivasi bagi peneliti berikutnya yang berkeinginan untuk menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk memahamkan materi logaritma kelas X
SMK.

SIMPULAN DAN SARAN
         Berdasarkan hasil pengkajian data setelah diberikan tindakan berupa pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk memahamkan logaritma
kelas X SMK, diperoleh peningkatan ketuntasan belajar siswa sebanyak 46,4%. Pada siklus I, hanya 5
siswa yang tuntas belajar (17,9%) dengan rata-rata kelas 49 dan pada siklus II terdapat 18 siswa yang
tuntas belajar (64,4%) dengan rata-rata kelas 69,6. Berdasarkan pengamatan peneliti, pada siklus I
belum mencapai target dan masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran yang perlu
diperbaiki sehingga dibuat siklus II, berikut kelemahannya antara lain (1) banyak siswa yang masih
bingung cara mengerjakan LKS, (2) siswa lambat untuk menyelesaikan LKS dalam pembelajaran
sehingga alokasi waktu tidak mencukupi, (3) siswa belum terbiasa dengan pembelajaran
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, (4) siswa terkadang belum
memahami apa yang dimaksud oleh soal, (5) pada hasil pekerjaan siswa masih banyak terdapat
kesalahan-kesalahan seperti yang sudah dipaparkan pada Bab IV dan V sehingga menyebabkan
persentase ketuntasan belajar rendah, (6) siswa belum aktif dalam diskusi kelompok, kebanyakan
bergurau sendiri dengan kelompoknya, (7) guru dalam hal ini peneliti belum mengatur waktu
pembelajaran secara efesien, (8) LKS pada siklus I masih membingungkan siswa misalnya tentang
pembuktian kemudian tidak adanya contoh soal yang membuat siswa menjadi tidak bisa mengerjakan
LKS secara mandiri, sehingga siswa terus bertanya kepada guru. Dari hasil belajar siswa yaitu pada
hasil tes akhir siklus II terdapat peningkatan dari siklus I yaitu sebanyak 18 siswa telah tuntas belajar
sehingga ketuntasan meningkat sebesar 46,4%. Berdasarkan pengamatan peneliti pada siklus II,
(1) siswa sudah aktif dalam kegiatan kelompok, (2) siswa sudah memberikan respon positif terhadap
pembelajaran dengan mengerjakan LKS, (3) kesalahan-kesalahan pada pekerjaan siswa baik pada
latihan soal, LKS maupun tes akhir siklus sudah berkurang. Namun banyak faktor yang menjadi
hambatan untuk memahami materi logaritma antara lain : minat siswa, motivasi siswa, kemampuan
guru dalam menyampaikan materi, linkungan dan sebagainya yang merupakan kelemahan dari

       7
penelitian ini. Kendala tersebut perlu disikapi secara positif dengan menjadikan motivasi bagi peneliti
berikutnya yang berkeinginan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share
untuk memahamkan materi logaritma kelas X SMK.

DAFTAR RUJUKAN
Hudojo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Jurusan
        Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang.
Miles, Matthew B. dan Michael A. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh
        Tjetjep Rohendi Rahidi. Jakarta : UI Press.
Moleong, L.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: BUMI
        AKSARA.
Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan
        Penerapannnya dalam KBK. Malang: UM Press.
Siswono.Tanpa Tahun. Penelitian Pendidikan Matematika. Surabaya: Unesa Press University.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Online),
        (http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf), diakses 6 Juli 2012.
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Penerbit Universitas
        Negeri Malang.
Universitas Negeri Malang. 2011. Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang. Malang :
        BAAKPSI UM




       8
Artikel oleh Utama Patrianto ini
telah diperiksa dan disetujui.




Malang,                      2012
Pembimbing I




Dr. Hj. Cholis Sa’dijah, M.Pd, M.A
NIP 19610407 198701 2 001




Malang,                      2012
Pembimbing II




Dr. Abd.Qohar, M.T
NIP 19680321 200312 1 001


Malang, 8 Januari 2012
Penulis




Utama Patrianto
NIM 108311417014




      9

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaNurmalianis Anis
 
5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm5117 11181-1-sm
5117 11181-1-smFppi Unila
 
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Ghaniy Bahtiar
 
Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...
Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...
Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...kadal123123
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pbFppi Unila
 
Fahinu just another word press
Fahinu   just another word pressFahinu   just another word press
Fahinu just another word pressichy RiyUti
 
4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pbFppi Unila
 
P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)Cha Aisyah
 
2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pbFppi Unila
 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01Fppi Unila
 
Strategi pengembangan pbk
Strategi pengembangan pbkStrategi pengembangan pbk
Strategi pengembangan pbkEgi Ramadah
 
Berpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open endedBerpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open endedDini Safitri
 
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestasMinarni Minarni
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematisFppi Unila
 
PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...
PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...
PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...Dhinar Dewi Istini
 
Instrumen Review Tesis
Instrumen Review Tesis Instrumen Review Tesis
Instrumen Review Tesis T. Astari
 
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pbBerfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pbAfwanilhuda Nst
 
7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pbFppi Unila
 

Mais procurados (20)

Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematika
 
5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm5117 11181-1-sm
5117 11181-1-sm
 
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
 
Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...
Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...
Penerapan model pengajaran_langsung_(direct_instruction)_untuk_meningkatkan_p...
 
3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb3351 6492-1-pb
3351 6492-1-pb
 
Fahinu just another word press
Fahinu   just another word pressFahinu   just another word press
Fahinu just another word press
 
4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb
 
117 356-1-pb
117 356-1-pb117 356-1-pb
117 356-1-pb
 
P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)P 18 pendidikan(nila k)
P 18 pendidikan(nila k)
 
2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb2132 4233-1-pb
2132 4233-1-pb
 
20140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl0120140305 yp01-stl01
20140305 yp01-stl01
 
Strategi pengembangan pbk
Strategi pengembangan pbkStrategi pengembangan pbk
Strategi pengembangan pbk
 
Berpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open endedBerpikir kreatif+open ended
Berpikir kreatif+open ended
 
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
176913 id-upaya-meningkatkan-aktivitas-dan-prestas
 
Disposisi matematis
Disposisi matematisDisposisi matematis
Disposisi matematis
 
PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...
PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...
PPT Pendadaran Ujian Skripsi : EFEKTIVITAS PENGGUNAAN STRATEGI CARD SORT DAN ...
 
Instrumen Review Tesis
Instrumen Review Tesis Instrumen Review Tesis
Instrumen Review Tesis
 
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pbBerfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
 
7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb7845 13951-1-pb
7845 13951-1-pb
 
02. naskah ilmiah_publikasi
02. naskah ilmiah_publikasi02. naskah ilmiah_publikasi
02. naskah ilmiah_publikasi
 

Destaque

İnformasiya təhlükəsizliyi
İnformasiya təhlükəsizliyiİnformasiya təhlükəsizliyi
İnformasiya təhlükəsizliyiRashad Aliyev
 
E150425 sustaining our_common_future
E150425 sustaining our_common_futureE150425 sustaining our_common_future
E150425 sustaining our_common_futureHarm Jaap Smit
 
How to Install Digital Talking Parrot - The Smartest Virtual Pet
How to Install Digital Talking Parrot - The Smartest Virtual PetHow to Install Digital Talking Parrot - The Smartest Virtual Pet
How to Install Digital Talking Parrot - The Smartest Virtual Petaudio4fun
 
[사회복지사복수교육]무사고로 질주하는 IT업무환경 만들기
[사회복지사복수교육]무사고로 질주하는 IT업무환경 만들기[사회복지사복수교육]무사고로 질주하는 IT업무환경 만들기
[사회복지사복수교육]무사고로 질주하는 IT업무환경 만들기NpoITcenter_Kor
 
Freedom - the great desire of humanity
Freedom - the great desire of humanity Freedom - the great desire of humanity
Freedom - the great desire of humanity james bohn
 
Test automation using selenium
Test automation using seleniumTest automation using selenium
Test automation using seleniumTờ Rang
 
JOSE ALEJANDRO QUINTERO LÓPEZ Maestría en Gestión de la Tecnología Educativa ...
JOSE ALEJANDRO QUINTERO LÓPEZ Maestría en Gestión de la Tecnología Educativa ...JOSE ALEJANDRO QUINTERO LÓPEZ Maestría en Gestión de la Tecnología Educativa ...
JOSE ALEJANDRO QUINTERO LÓPEZ Maestría en Gestión de la Tecnología Educativa ...Jose Quintero
 
2 april al quran
2 april al quran2 april al quran
2 april al qurannurulain302
 

Destaque (17)

Endeavor on Silicon Valley
Endeavor on Silicon ValleyEndeavor on Silicon Valley
Endeavor on Silicon Valley
 
İnformasiya təhlükəsizliyi
İnformasiya təhlükəsizliyiİnformasiya təhlükəsizliyi
İnformasiya təhlükəsizliyi
 
E150425 sustaining our_common_future
E150425 sustaining our_common_futureE150425 sustaining our_common_future
E150425 sustaining our_common_future
 
John busbice v2
John busbice v2John busbice v2
John busbice v2
 
How to Install Digital Talking Parrot - The Smartest Virtual Pet
How to Install Digital Talking Parrot - The Smartest Virtual PetHow to Install Digital Talking Parrot - The Smartest Virtual Pet
How to Install Digital Talking Parrot - The Smartest Virtual Pet
 
[사회복지사복수교육]무사고로 질주하는 IT업무환경 만들기
[사회복지사복수교육]무사고로 질주하는 IT업무환경 만들기[사회복지사복수교육]무사고로 질주하는 IT업무환경 만들기
[사회복지사복수교육]무사고로 질주하는 IT업무환경 만들기
 
Freedom - the great desire of humanity
Freedom - the great desire of humanity Freedom - the great desire of humanity
Freedom - the great desire of humanity
 
Metrics patterns session discussion at DAAG 2015
Metrics patterns session discussion at DAAG 2015Metrics patterns session discussion at DAAG 2015
Metrics patterns session discussion at DAAG 2015
 
Test automation using selenium
Test automation using seleniumTest automation using selenium
Test automation using selenium
 
MAG - 3rd Meeting
MAG - 3rd MeetingMAG - 3rd Meeting
MAG - 3rd Meeting
 
The Geology of Java
The Geology of JavaThe Geology of Java
The Geology of Java
 
Jajajjajajjajaj
JajajjajajjajajJajajjajajjajaj
Jajajjajajjajaj
 
JOSE ALEJANDRO QUINTERO LÓPEZ Maestría en Gestión de la Tecnología Educativa ...
JOSE ALEJANDRO QUINTERO LÓPEZ Maestría en Gestión de la Tecnología Educativa ...JOSE ALEJANDRO QUINTERO LÓPEZ Maestría en Gestión de la Tecnología Educativa ...
JOSE ALEJANDRO QUINTERO LÓPEZ Maestría en Gestión de la Tecnología Educativa ...
 
Coursebook essay
Coursebook essayCoursebook essay
Coursebook essay
 
2 april al quran
2 april al quran2 april al quran
2 april al quran
 
Shale Gas Recovery
Shale Gas RecoveryShale Gas Recovery
Shale Gas Recovery
 
2 .tiposdeevaluacion
2 .tiposdeevaluacion2 .tiposdeevaluacion
2 .tiposdeevaluacion
 

Semelhante a MODEL TPS UNTUK LOGARITMA

Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaM Wahyudi Haidar
 
Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaBunda Dewi
 
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...mujahidah khilafah (Shintia Minandar)
 
Iis listiani iryanti (037108095)
Iis listiani iryanti  (037108095)Iis listiani iryanti  (037108095)
Iis listiani iryanti (037108095)Ajir d'Kuvagaa
 
Artikel publikasi
Artikel publikasiArtikel publikasi
Artikel publikasiaya Uzumika
 
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...dina suci
 
Artikel pak tama ips
Artikel pak tama   ipsArtikel pak tama   ips
Artikel pak tama ipsayu suciati
 
Proposal calon skripsi
Proposal calon skripsiProposal calon skripsi
Proposal calon skripsiSayid Barca
 
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...Apriyanti Arifin
 
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1sintaroyani
 
Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...
Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...
Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...Lim Leh Hong
 

Semelhante a MODEL TPS UNTUK LOGARITMA (20)

JURNAL
JURNAL JURNAL
JURNAL
 
LITERRU 2.pdf
LITERRU 2.pdfLITERRU 2.pdf
LITERRU 2.pdf
 
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA KimiaArtikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
Artikel ptk (Penelitian tinddakan Kelas) SMA Kimia
 
Tugas hesti cepriana
Tugas hesti ceprianaTugas hesti cepriana
Tugas hesti cepriana
 
Bahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal smBahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal sm
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
 
Artikel ptk
Artikel ptkArtikel ptk
Artikel ptk
 
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...
Sdn kotalama i malang merupakan sekolah yang menggunakan kurikulum satuan tin...
 
Iis listiani iryanti (037108095)
Iis listiani iryanti  (037108095)Iis listiani iryanti  (037108095)
Iis listiani iryanti (037108095)
 
Artikel publikasi
Artikel publikasiArtikel publikasi
Artikel publikasi
 
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN K...
 
Nht 4
Nht 4Nht 4
Nht 4
 
Artikel pak tama ips
Artikel pak tama   ipsArtikel pak tama   ips
Artikel pak tama ips
 
Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1
 
PjBl.pdf
PjBl.pdfPjBl.pdf
PjBl.pdf
 
Ipi6884
Ipi6884Ipi6884
Ipi6884
 
Proposal calon skripsi
Proposal calon skripsiProposal calon skripsi
Proposal calon skripsi
 
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
Apriyanti Arifin makalah proceeding SeNdiMat II PPPPTK Matematika, Kamis 27 N...
 
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
Jurnal pendidikan maret 2011, volume 3 nomor 1
 
Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...
Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...
Penerapan model pembelajaran_inkuiri_untuk_meningkatkan_pemahaman_siswa_tenta...
 

MODEL TPS UNTUK LOGARITMA

  • 1. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MEMAHAMKAN MATERI LOGARITMA KELAS X SMKN 5 MALANG Utama Patrianto Mahasiswa Universitas Negeri Malang E-mail : utamapatrianto@gmail.com Cholis Sa’dijah, Abd. Qohar Dosen Universitas Negeri Malang Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share untuk memahamkan materi logaritma kelas X SMKN 5 Malang. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Data diperoleh dari hasil pengerjaan latihan soal pada lembar kegiatan siswa, tes akhir, observasi dan catatan lapangan. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 46,4 %. Kata Kunci : Logaritma, Think Pair Share, Pemahaman siswa Abstract : The purposes of this research is to describe implementation cooperative learning models type think pair share to understanding logarithm of 10th grade student of SMKN 5 Malang. This research is a Classroom Action Research (CAR). The data is taken from the worksheet, exercise result, observation and also field notes. The research found the improvement the student achievement at cycle II is 46.4% from cycle I. Keywords : Logarithm, Think Pair Share, Student’s Understanding “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Dalam pendidikan terdapat tiga komponen penting, yaitu pendidik, peserta didik dan fasilitas. Dalam kaitannya butir (1) pasal 40 UU Sisdiknas, tentang kewajiban pendidik untuk menciptakan susasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis yang diharapkan dengan terciptanya suasana tersebut, peserta didik lebih memahami materi yang diajarkan guru, khususnya materi-materi dalam pelajaran matematika. Menurut Hudojo (2001:45) matematika merupakan ilmu yang memiliki objek penelaahan yang abstrak, yaitu pada hakekatnya matematika hanya terdapat pada pikiran manusia. Keabstrakan objek inilah yang membuat matematika sulit dipahami. Dalam membimbing peserta didik dalam mempelajari matematika, pendidik dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Cooperative learning penerapannya dalam pelajaran adalah membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan suatu persoalan untuk mencapai tujuan bersama. Dalam belajar kelompok siswa sering lebih paham akan apa yang disampaikan oleh temannya sendiri daripada oleh guru. menurut S. Nasution (2005 : 43) bahasa yang digunakan oleh siswa lebih mudah ditangkap oleh siswa lain. Selain itu dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan Johnson dan Johnson (Nurhadi dkk, 2004:63) adalah sebagai berikut (1) memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, (2) meningkatkan sikap tenggang rasa, 1
  • 2. (3) meningkatkan motivasi belajar intrinsik, (4) meningkatkan sikap positif terhadap belajar dan pengalaman belajar, (5) menghilangkan sikap mementingkan diri sendiri atau egois. Dalam pembelajaran kooperatif, guru bertindak sebagai fasilitator agar siswa dapat memahami proses pembelajaran dengan baik. Tetapi tidak semua pembelajaran berjalan dengan lancar terutama pada pembelajaran matematika. Banyak sekali kesulitan yang dialami siswa karena objek matematika yang abstrak, karena itulah guru dan siswa dihadapkan pada beberapa hambatan seperti halnya pada kelas X Busana Butik 3 SMKN 5 Malang. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di dalam kelas dan tanya jawab dengan guru mata pelajaran matematika, diperoleh gambaran siswa saat pembelajaran matematika berlangsung, antara lain : (1) siswa kurang memperhatikan guru pada saat belajar matematika. Hal ini terlihat dari kondisi kelas yang tampak ramai dan beberapa siswa sibuk bermain sendiri, (2) pemahaman mengenai materi yang dijelaskan guru masih rendah. Hal ini diperkuat dengan fakta-fakta yang ditemukan peneliti yakni masih banyak siswa yang belum menguasai materi eksponen dan bentuk akar, (3) metode pembelajaran yang sering digunakan adalah ceramah, tanya-jawab dan diskusi. Alasan memilih materi logaritma dalam penelititan ini adalah karena banyak sekali masalah yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, dan permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan logaritma. Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share yang langkah-langkahnya adalah berpikir berpikir-berpasangan-berbagi. Think pair share (TPS) memiliki kelebihan antara lain: (1) memberi waktu lebih banyak pada siswa untuk berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. (2) lebih mudah dan cepat pembentukan kelompoknya. (3) murid lebih aktif dalam pembelajaran karena satu kelompok hanya terdiri dari 2 siswa. Berdasarkan kelebihan-kelebihan tersebut diharapkan TPS dapat memahamkan siswa X Busana Butik 3 SMKN 5 Malang pada materi logaritma. Siswa dikatakan paham apabila 85% siswa mencapai ketuntasan belajar klasikal dan mendapat nilai lebih dari atau sama dengan 70. METODE Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena digunakan untuk menelusuri dan mendapatkan gambaran tentang tingkah laku dan kinerja subjek penelitian selama penelitian berlangsung. PTK mempunyai 4 tahap, yakni : perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas X Busana Butik 3 SMKN 5 Malang semester gasal tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 29. Kehadiran peneliti di lapangan merupakan hal yang mutlak selama kegiatan berlangsung. Peneliti bertindak sebagai perancana tindakan, pemberi tindakan, pengumpul data, penganalisis data serta sekaligus pembuat laporan hasil penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kegiatan siswa, tes, lembar observasi, catatan lapangan , wawancara dan dokumentasi. Dengan teknik pengumpulan datanya ada yang dilakukan selama pembelajaran, atau diluar pembelajaran. Sumber data dalam penelitian ini ada 2 jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil wawancara, catatan lapangan dan lembar observasi, selain itu data kualitatif didukung dari dokumentasi, penjelasan hasil pengerjaan latihan soal, LKS dan tes akhir siklus. Data kuntitatif diperoleh dari nilai tes kemampuan awal, tes akhir dan skor hasil observasi aktivitas siswa. Analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia. Teknik analisis data didasarkan pada jenis data. Untuk data kualitatif, analisis data akan dilakukan dengan tipe alir yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (1992 : 17-19) yang meliputi tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan. Mereduksi data adalah kegiatan menyeleksi, memfokuskan 2
  • 3. dan menyederhanakan semua data yang telah diperoleh untuk penyusunan laporan penelitian. Menyajikan data yaitu mongorganisasikan data hasil reduksi dalam bentuk naratif. Menarik kesimpulan adalah memberikan kesimpulan terhadap penafsiran, evaluasi dan tindakan. Untuk data kuantitatif analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis validitas instrumen dan analisis data hasil belajar. Analisis validitas instrumen digunakan untuk mengetahui kevalidan instrumen yang digunakan dalam penelitian. Kevalidan instrumen dihitung dengan rumus : %kevalidan instrumen = jumlah skor skor maksimal x 100%, dengan kriteria seperti tabel 2.1 sebagai berikut : Tabel 2.1 Kriteria penskoran instrumen penelitian Persentase skor yang diperoleh (%) Nilai 85-100 Sangat valid 65-84 Valid 55-64 Kurang valid 0-54 Tidak valid Tabel 2.1 tersebut didapat dari memampatkan beberapa nilai dalam tabel pedoman penetapan nilai menurut UM pada pedoman pendidikan Universitas Negeri Malang (2011). Data hasil belajar dianalisis dengan analisis hasil evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa baik secara individu maupun secara klasikal. Seorang siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai skor ≥ 70 dan ketuntasan klasikal apabila 85% kelas tersebut telah mencapai skor ≥ 70. Untuk mengetahui persentase subyek yang mencapai ketuntasan belajar (KB) dengan menggunakan rumus : KB = jumlah siswa yang mencapai skor ≥ 70 jumlah siswa yang mengikuti tes x 100%. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan kriteria derajat kepercayaan dan teknik pemeriksaan ketekunan pengamatan dan triangulasi sesuai yang dipaparkan Moleong (2010:330) yaitu ketekunan pengamatan dan triangulasi. Triangulasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah triangulasi dengan metode, yang terdapat dua strategi yaitu (1) membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang berbeda, (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang berbeda. HASIL Sebelum melaksanakan tindakan terlebih dahulu peneliti melakukan observasi dalam kelas dan wawancara informal dengan salah satu guru matematika SMKN 5 Malang. Didapatkan fakta didasarkan dalam pengamatan bahwa pembelajaran dalam kelas masih menggunkan metode ceramah, kemudian dari hasil wawancara informal diperoleh informasi tentang keadaan siswa dalam kelas yang meliputi keaktifan, kemampuan siswa untuk bertanya dan menjawab soal selama mengikuti pelajaran matematika. Selanjutnya peneliti bersama guru menentukan kelas mana yang cocok digunakan sebagai subjek penelitian. Ditentukan bahwa kelas X Busana Butik 3 sebagai subjek penelitian. Sebelum dilakukan tindakan, terlebih dahulu dilakukan tes kemampuan awal untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami materi prasyarat logaritma atau belum. Diperoleh masih banyak siswa yang belum memahami materi logaritma hal ini terlihat dari hasil pekerjaan siswa yang masih banyak terjadi kesalahan konseptual dan kesalahan prosedural. Didapatkan rata-rata hasil tes kemampuan awalnya adalah 55, sehingga perlu dijelaskan kembali materi prasyarat logaritma. Paparan data siklus I, tahap perancanaan tindakan yaitu meliputi (1) memilih materi pembelajaran yaitu “logaritma”. (2) menyusun RPP yang sesuai dengan pembelajaran TPS, RPP siklus I disusun dengan alokasi waktu 6 x 40menit (2 pertemuan). (3) menyusun Lembar Kegiatan Siswa sesuai dengan materi yang dipelajari. (4) menyusun lembar observasi aktivitas guru, lembar aktivitas siswa dan lembar catatan lapangan. (5) membagi kelompok heterogen berdasarkan hasil tes kemampuan awal. (7) mengkoordinasikan dengan guru mata palajaran matematika untuk proses observasi pembelajaran matematika. 3
  • 4. Pelaksanaan tindakan, tindakan dilaksanakan dalam dua pertemuan seperti dalam tabel 3.1 sebagai berikut: Tabel 3.1 Pembahasan Materi Logaritma Tiap Pertemuan pada Siklus I Pertemuan Hari / Tanggal Materi ke- 1 Jumat/28 September 2012  Pengertian Logaritma  Sifat logaritma 1 sampai 3 2 Jumat/5 Oktober 2012  Sifat logaritma 4 sampai 6 Setiap pertemuan terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan awal berisi motivasi dan apersepsi, kegiatan inti berisi tahapan pembelajaran TPS yaitu berpikir-berpasangan-berbagi, dan kegiatan penutup berisi refleksi dan simpulan disamping itu juga digunakan melaksanan tes akhir pada pertemuan 2. Pengamatan tindakan selama proses pembelajaran dilakukan oleh salah satu guru matematika SMKN 5 Malang dan seorang teman sejawat. Didapatkan hasil observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa masuk kategori “baik”. Refleksi tindakan siklus I. refleksi digunakan untuk menentukan apakah terdapat kelemahan dan kekurangan dalam tindakan siklus I, disamping itu refleksi digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah paham materi logaritma yaitu dengan kriteria minimal 85% siswa memiliki rata-rata lebih dari atau sama dengan 70. Dilihat dari pengerjaan tes akhir didapat 82,1% siswa mengalami ketidaktuntasan, sehingga pemberian tindakan pada siklus I masih perlu dilakukan perbaikan karena siswa masih belum memahami materi logaritma yaitu dengan membuat siklus II dengan memperhatikan kekurangan dan kelemahan yang terdi pada siklus I. Pada siklus II, tahap perencanaan, peneliti menyusun RPP siklus II bersama dengan guru. Menyusun LKS sesuai dengan materi dan menyusun lembar observasi dan yang terakhir melakukan koordinasi dengan guru dan teman sejawat. Pelaksanaan tindakan II dilakukan dalam dua pertemuan seperti pada tabel 3.2 sebagai berikut : Tabel 3.2 Pembahasan Materi Logaritma Tiap Pertemuan pada Siklus 1I Pertemuan Hari / Tanggal Materi ke- 1 Jumat/12 Oktober 2012 Sifat logaritma 7 sampai 9 2 Jumat/19 Oktober 2012  Cara membaca tabel logaritma  Mengerjakan soal menggunakan tabel logaritma Setiap pertemuan terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan awal berisi motivasi dan apersepsi, kegiatan inti berisi tahapan pembelajaran TPS yaitu berpikir-berpasangan-berbagi, dan kegiatan penutup berisi refleksi dan simpulan disamping itu juga digunakan melaksanan tes akhir pada pertemuan 2. Pengamatan tindakan selama proses pembelajaran dilakukan oleh salah satu guru matematika SMKN 5 Malang dan seorang teman sejawat. Didapatkan hasil observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa masuk kategori “baik”. Refleksi tindakan siklus II, berdasarkan paparan data dan hasil observasi yang dilakukan bahwa penerapan pembelajaran TPS masih belum mampu memahamkan materi logaritma. Hal ini dapat dicermati dari hasil tes akhir siklus II yang masih belum mencapai minimal 85 % siswa mencapai ketuntasan belajar minimal dengan rata-rata 70 atau lebih. Penyebab dari belum tercapainya target tersebut karenabeberapa kelemahan yaitu (1) siswa kelas X BB 3 kurang memahami soal dengan baik, siswa masih ada yang belum bisa menuliskan logaritma dengan benar, (2) siswa masih 4
  • 5. sering bergurau dengan temannya pada saat berkelompok (tahap pair), (3) siswa masih ada yang tidak bisa menentukan logaritma suatu bilangan dan (4) siswa belum memahami sifat-sifat logaritma secara keseluruhan sehingga dalam menjawab soal-soal pada tes akhir siklus II masih banyak terjadi kesalahan, (5) siswa tidak bersungguh-sungguh dalam mengerjakan LKS. (6) alokasi waktu ada yang tidak sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. (7) pembelajaran matematika dengan alokasi waktu satu minggu satu kali tatap muka, ternyata cenderung mengakibatkan siswanya malas belajar matematika, hal ini dapat diketahui dari banyaknya siswa yang tidak mengumpulkan tugas rumah, baik tugas 1 atau tugas 2. (8) LKS perlu dikaji lagi supaya menjadi instrumen yang memudahkan siswa untuk memahami materi logaritma. (9) siswa perlu diingatkan kembali tentang materi prasyarat logaritma. (10) guru perlu mencermati faktor-faktor pendukung dalam pembelajaran, antara lain minat siswa, lingkungan, kemampuan guru dalam mengajar dan sebagainya. Dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share belum memahamkan materi logaritma namun penelitian harus dihentikan karena mereka melaksanakan ujian dan ini merupakan kelemahan dalam penelitian ini. PEMBAHASAN Pembelajaran yang dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dengan 3 jam pelajaran untuk tiap pertemuannya. Dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan pada siklus I, karena siswa belum mencapai target maka dibuat lagi dua kali pertemuan untuk pelaksanaan tindakan siklus II. Materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah materi tentang logaritma dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dikembangkan oleh F. Lyman pada tahun 1985 dari Universitas Maryland. Think Pair Share mempunyai prosedur Think (berpikir), Pair (berpasangan) dan Share (berbagi). Pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan pertanyaan yang terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan peserta didik, kemudian guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk berdiskusi dengan pasangan-pasangannya dan pada akhirnya ada pasangan yang berbagi jawabannya di depan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus karena siklus I penelitian tidak mencapai target minimal 85% siswa dalam kelas mendapat nilai lebih atau sama dengan 70. Setiap siklus terdapat empat tahap penelitian sesuai dengan model penelitian tindakan kelas yang dikemukakan Siswono (Tanpa tahun : 153) yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi dan refleksi. Pada perencanaan penelitian, peneliti bersama dengan guru pengajar matematika kelas X BB 3 SMKN 5 Malang membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) didalamnya meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan guru (1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, (2) Mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, dan (3) menjelaskan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti terdapat tiga tahap, yaitu tahap think (berpikir), tahap pair (berpasangan) dan tahap share (berbagi). Pada kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik membuat simpulan tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari, melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan misalnya dengan tanya jawab pada siswa, guru mengulang singkat tentang materi yang telah dipelajari dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Pada pelaksanaan penelitian yaitu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, pada siklus I pertemuan 1, pada kegiatan pendahuluan guru menjelaskan hubungan antara materi eksponen atau materi prasyarat dengan materi logaritma yang akan dipelajari. Di dalam penjelasan tersebut guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa, namun kondisi siswa pasif. Pada tahap inti, tahap think guru memberikan LKS untuk dikerjakan secara individu. Pada tahap pair, guru membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 2 siswa. LKS dikerjakan bersama kelompoknya. Pada tahap share, kelompok berbagi atau mempresentasikan hasil pekerjaan LKS didepan kelas dan kelompok lain menanggapi. Untuk pertemuan 2 siklus I, pada tahap pendahuluan guru mengingatkan kembali tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Pada 5
  • 6. tahap inti, tahap think guru memberikan LKS untuk dikerjakan secara individu, tahap pair guru meminta siswa untuk berkelompok dengan kelompoknya sama seperti pada pertemuan 1. tahap share guru meminta 3 kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan LKS kemudian kelompok yang lain menanggapinya. Pada tahap inti pertemuan 2, ditambah dengan pelaksanaan tes siklus I. Pelaksanaan siklus 2 memiliki kegiatan-kegiatan yang sama dengan siklus I, baik pada pertemuan 1 atau pertemuan 2. Berdasarkan hasil observasi, catatan lapangan, maupun nilai tes siswa pada siklus I masih terdapat kelemahan-kelemahan selama proses pembelajaran dan target atau kriteria ketuntasan belajar siswa belum tercapai. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain adalah sebagai berikut (1) siswa banyak yang bergurau pada saat pembelajaran berlangsung, terutama pada saat tahap pair, (2) siswa melakukan kegiatan dengan lambat, sehingga waktu terlaksananya pembelajaran melebihi alokasi waktu pada rencana pelaksanaan pembelajaran, (3) siswa belum memahami materi prasyarat logaritma yaitu materi eksponen dan bentuk akar, (4) siswa tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya, (5) masih terjadi kesalahan dalam menuliskan simbol, yang dapat mengakibatkan kesalahan dalam mengerjakan soal, (6) hasil tes akhir siklus I yaitu hanya 5 siswa yang mendapat nilai dan 23 siswa lainnya mendapat nilai Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share berdasarkan hasil observasi aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung baik, yang terlihat dalam persentase rata-rata skor observasi yang menunjukkan kriteria “baik” dan “baik”. Tetapi menurut peneliti, pembelajaran masih perlu ditingkatkan dan diperbaiki agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Untuk pemahaman siswanya, berdasarkan hasil analisis nilai tes akhir siklus siswa pada siklus II, terdapat peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I ke siklus II yaitu 46,4%. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share belum maksimal dalam mencapai target yang diharapkan peneliti dikarenakan hasil pengerjaan LKS, Latihan soal pada kegiatan dalam LKS masih banyak yang salah dan diperkuat oleh hasil pengerjaan soal tes akhir siklus I siswa dengan persentase ketidaktuntasan yaitu 82,1%. Dari hasil pengerjaan LKS, kegiatan dalam LKS dan tes akhir siklus I masih banyak siswa yang tidak dapat mengaplikasikan sifat-sifat logaritma dalam mengerjakan soal, dan banyak kesalahan dalam menuliskan simbol-simbol logaritma. Pada siklus II sudah ada peningkatan nilai akhir siklus siswa yaitu dari siklus I dengan rata- rata 49 ke siklus II rata-rata 69,6 dengan peningkatan ketuntasan klasikal 46,4%. Pada siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 5 siswa dan pada siklus II siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 18 siswa. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk memahamkan materi logaritma pada siswa dapat dikatakan belum memahamkan karena masih banyak terdapat kesalahan pada pekerjaan siswa dalam mengerjakan LKS dan latihan soal yang diberikan oleh peneliti. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada materi logaritma ini telah sesuai dengan tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran think pair share. Meskipun pelaksanaan telah sesuai dengan tahapan-tahapan pada pembelajaran think pair share tetapi masih terdapat kendala yang dihadapi oleh peneliti. Kendala serta solusi yang dihadapi peneliti dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini. Tabel 4.1 Kendala dan Solusi dalam Pelaksanaan Pembelajaran Think Pair Share Kendala Solusi Siswa melakukan kegiatan pembelajaran Pengaturan waktu yang lebih optimal dengan lambat sehingga waktu oleh peneliti sehingga pembelajaran terlaksananya pembelajaran melebihi dapat terlaksana secara maksimal dan alokasi waktu yang direncanakan. sesuai alokasi yang direncanakan. Sebagian siswa tidak mau bekerja sama Guru memberikan penegasan bahwa mengerjakan LKS dalam diskusi soal-soal tidak dikerjakan secara kelompok dan hanya mengandalkan berkelompok tetapi dikerjakan oleh 6
  • 7. anggota kelompok yang lain untuk siswa secara individu maka anggota mengerjakan soal. Sehingga pemahaman kelompok akan rugi saat mengerjakan konsep pada siswa tersebut menjadi tes. kurang. Siswa banyak yang bergurau saat tahap Pada siklus II, guru lebih menekankan pair berlangsung agar semua anggota kelompok lebih aktif untuk berdiskusi mengerjakan LKS. Banyak siswa yang belum memahami Guru perlu menjelaskan ulang materi materi prasyarat logaritma yaitu prasyarat ketika memberikan apersepsi eksponen dan bentuk akar di awal pembelajaran Siswa masih banyak kesalahan dalam Guru harus mengingatkan berulang- menuliskan basis dalam logaritma ulang untuk menuliskan basis dalam logaritma yang benar Banyak siswa yang kebingungan dalam Guru lebih memfasilitasi siswa untuk mengerjakan LKS. dapat mengerjakan LKS Kendala lain dalam pelaksanaan penelitian ini selain kendala dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah sebagai berikut : (1) Penelitian harus dihentikan walaupun tidak mencapai target penelitian karena terbentur dengan ujian sekolah. (2) Lemahnya penguasaan siswa terhadap materi prasyarat yang menjadi penghambat dalam memahami materi logaritma. (3) Banyak faktor yang menjadi hambatan untuk memahami materi logaritma antara lain : minat siswa, motivasi siswa, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, linkungan dan sebagainya yang merupakan kelemahan dari penelitian ini. Kendala tersebut perlu disikapi secara positif dengan menjadikan motivasi bagi peneliti berikutnya yang berkeinginan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk memahamkan materi logaritma kelas X SMK. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pengkajian data setelah diberikan tindakan berupa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk memahamkan logaritma kelas X SMK, diperoleh peningkatan ketuntasan belajar siswa sebanyak 46,4%. Pada siklus I, hanya 5 siswa yang tuntas belajar (17,9%) dengan rata-rata kelas 49 dan pada siklus II terdapat 18 siswa yang tuntas belajar (64,4%) dengan rata-rata kelas 69,6. Berdasarkan pengamatan peneliti, pada siklus I belum mencapai target dan masih terdapat kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran yang perlu diperbaiki sehingga dibuat siklus II, berikut kelemahannya antara lain (1) banyak siswa yang masih bingung cara mengerjakan LKS, (2) siswa lambat untuk menyelesaikan LKS dalam pembelajaran sehingga alokasi waktu tidak mencukupi, (3) siswa belum terbiasa dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, (4) siswa terkadang belum memahami apa yang dimaksud oleh soal, (5) pada hasil pekerjaan siswa masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan seperti yang sudah dipaparkan pada Bab IV dan V sehingga menyebabkan persentase ketuntasan belajar rendah, (6) siswa belum aktif dalam diskusi kelompok, kebanyakan bergurau sendiri dengan kelompoknya, (7) guru dalam hal ini peneliti belum mengatur waktu pembelajaran secara efesien, (8) LKS pada siklus I masih membingungkan siswa misalnya tentang pembuktian kemudian tidak adanya contoh soal yang membuat siswa menjadi tidak bisa mengerjakan LKS secara mandiri, sehingga siswa terus bertanya kepada guru. Dari hasil belajar siswa yaitu pada hasil tes akhir siklus II terdapat peningkatan dari siklus I yaitu sebanyak 18 siswa telah tuntas belajar sehingga ketuntasan meningkat sebesar 46,4%. Berdasarkan pengamatan peneliti pada siklus II, (1) siswa sudah aktif dalam kegiatan kelompok, (2) siswa sudah memberikan respon positif terhadap pembelajaran dengan mengerjakan LKS, (3) kesalahan-kesalahan pada pekerjaan siswa baik pada latihan soal, LKS maupun tes akhir siklus sudah berkurang. Namun banyak faktor yang menjadi hambatan untuk memahami materi logaritma antara lain : minat siswa, motivasi siswa, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, linkungan dan sebagainya yang merupakan kelemahan dari 7
  • 8. penelitian ini. Kendala tersebut perlu disikapi secara positif dengan menjadikan motivasi bagi peneliti berikutnya yang berkeinginan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share untuk memahamkan materi logaritma kelas X SMK. DAFTAR RUJUKAN Hudojo, Herman. 2001. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang. Miles, Matthew B. dan Michael A. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rahidi. Jakarta : UI Press. Moleong, L.J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: BUMI AKSARA. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannnya dalam KBK. Malang: UM Press. Siswono.Tanpa Tahun. Penelitian Pendidikan Matematika. Surabaya: Unesa Press University. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (Online), (http://www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf), diakses 6 Juli 2012. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Universitas Negeri Malang. 2011. Pedoman Pendidikan Universitas Negeri Malang. Malang : BAAKPSI UM 8
  • 9. Artikel oleh Utama Patrianto ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 2012 Pembimbing I Dr. Hj. Cholis Sa’dijah, M.Pd, M.A NIP 19610407 198701 2 001 Malang, 2012 Pembimbing II Dr. Abd.Qohar, M.T NIP 19680321 200312 1 001 Malang, 8 Januari 2012 Penulis Utama Patrianto NIM 108311417014 9