SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 36
Kementerian
                        Keuangan R.I.




PENGELOLAAN DAK DAN DAN BOS
                     TA. 2012
PENGELOLAAN DAK 2012
UU No 33 Tahun 2004 tentang
      Perimbangan Keuangan antara
    Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
                 Daerah



  PP No 55 Tahun 2005 tentang
       Dana Perimbangan


         Permenkeu tentang Pedoman Umum dan Alokasi DAK
 PMK DAK 2012 : Nomor 209/PMK.07/2011 tanggal 12 Desember 2011
PMK tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer Ke
                              Daerah
                    PMK Nomor 06/PMK.07/2012




    Permen Teknis tentang Petunjuk Teknis
              Penggunaan DAK
Permendagri tentang Pengelolaan Keuangan
              DAK di Daerah
Pengertian Dana Alokasi Khusus (1)


   dana yang bersumber dari Pendapatan APBN
   dialokasikan kepada daerah tertentu
   untuk membantu
   mendanai kegiatan khusus
   yang merupakan urusan daerah
   sesuai prioritas nasional


    Tujuan DAK membantu daerah tertentu untuk mendanai
    kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat,
    dan untuk mendorong percepatan pembangunan daerah dan
    pencapaian sasaran prioritas nasional.
Pengertian Dana Alokasi Khusus (2)
    Daerah Tertentu sebagaimana dimaksud adalah daerah yang
     dapat memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria
     khusus, dan kriteria teknis.
    Membantu dalam arti “bukan penyediaan dana yang utama”
     dan/atau “bukan menggantikan yang semua sudah ada”. Demikian
     juga hanya “diberikan kepada daerah/bidang yang menurut
     kebijakannnya harus dibantu”
    Kegiatan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah mengutamakan
     kegiatan pembangunan dan/atau pengadaan dan/atau peningkatan
     dan/atau perbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar
     masyarakat dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk
     pengadaan sarana fisik penunjang.
Pengertian Dana Alokasi Khusus (3)

   Kewenangan daerah, bukan kewenangan pusat/
    Kementerian/lembaga.
   Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana
    dimaksud dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun
    anggaran bersangkutan. RKp disetujui DPR,selanjutnya
    dimuat dalam Nota Keuangan dan RAPBN.
ALOKASI DAK 2003 - 2012
                 30




                 25                                                                                 26.1
                                                                         24.8            25.2


                                                                 21.2
                 20                                                              21.1
Triliun rupiah




                                                         17.1
                  15


                                                 11.6
                  10




                      5
                                          4.0
                            2.3    2.8


                       0
                           2003
                                  2004
                                         2005
                                                2006
                                                        2007
                                                                2008
                                                                        2009
                                                                                2010
                                                                                        2011
                                                                                                RAPBN '12
                                                                                                 2012
DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2012 Rp 26,115.9
No                       Bidang DAK               %     Rp (Triliun)
1.     Pendidikan                                38,4     10,041.3
2.     Kesehatan                                 11,5      3,005.9
3.     Infrastruktur Jalan                       15,4      4,012.8
4.     Infrastruktur Irigasi                      5,2      1,348.5
5.     Infrastruktur Air Minum                    1,9        502.5
6.     Infrastruktur Sanitasi                     1,8        463.7
 7.    Prasarana Pemerintah                       1,7        444.5
 8.    Kelautan dan Perikanan                     5,9      1,547.1
 9.    Pertanian                                  7,2      1,879.6
10.    Lingkungan Hidup                           1,8        479.7
11.    Keluarga Berencana                         1,5        392.3
12.    Kehutanan                                  1,9        489.8
13.    Perdagangan                                1,3        345.1
14.    Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal     1,4        356.9
15.    Listrik Pedesaan                           0,7        190.6
16.    Perumahan dan Permukiman                   0,7        191.2
17.    Transportasi Perdesaan                     0,6        171.4
18.    Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan    0,4        121.4
19.    Keselamatan Transportasi Darat             0,5        131.6
Mekanisme Pengalokasian DAK
PENETAPAN PROGRAM DAN KEGIATAN DAK


   DAK dialokasikan dalam APBN sesuai dengan program
    yang menjadi prioritas nasional yang dimuat dalam RKP
    tahun anggaran bersangkutan.
   Menteri teknis mengusulkan kegiatan khusus yang akan
    didanai dari DAK dan ditetapkan setelah berkoordinasi
    dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan
    Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional,
    sesuai dengan RKP.
   Menteri teknis menyampaikan ketetapan tentang
    kegiatan khusus kepada Menteri Keuangan.
Penghitungan Alokasi DAK

 • (Pasal 53 PP 55 tahun 2005)

Setelah menerima usulan kegiatan khusus dari Menteri Teknis terkait, Menteri
Keuangan melakukan penghitungan alokasi DAK



 • (Pasal 54 PP 55 tahun 2005)


Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu:
1. Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK;
2. Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing Daerah.


Penentuan Daerah Tertentu harus memenuhi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.


Besaran alokasi DAK masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria
umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.




                                                                                                     11
Formula Perhitungan DAK Per Daerah
1. Menentukan daerah penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu:

     Kriteria      KU = (PAD + DAU + DBH – DBH DR) - Belanja Gaji PNSD
    Umum (KU)      Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU secara Nasional
                   adalah daerah yang prioritas mendapatkan DAK

                  Berupa :
     Kriteria     a. Peraturan perundang-undangan yang mengatur
   Khusus (KK)       penyelenggaraan otonomi khusus (Papua & Papua Barat), dan
                     seluruh daerah tertinggal diprioritaskan mendapat alokasi DAK.
                  b. Karakteristik daerah, meliputi:
                     (1) Daerah Tertinggal;
                     (2) Daerah perbatasan dengan negara lain;
                     (3) Daerah rawan bencana;
                     (4) Daerah Pesisir dan/ atau Kepulauan;
                     (5) Daerah ketahanan pangan;
                     (6) Daerah pariwisata
      Kriteria    berdasarkan indikator-indikator teknis yang dapat
    Teknis (KT)   menggambarkan kondisi sarana dan prasarana yang akan
                  didanai dari DAK
2. Menghitung DAK per daerah menggunakan porporsi KU, KK dan KT
PAD             T- 2   Daerah & KemKeu
Kriteria           DAU             T- 2        KemKeu
Umum
                   DBH             T-2         KemKeu
             Belanja Gaji PNSD     T-2    Daerah & KemKeu

             Daerah Tertinggal     T-1        Kem PDT
             Daerah Perbatasan     T-1    Kem Dalam Negeri
Kriteria
Khusus     Daerah Rawan Bencana    T-1          BNPB
           Da Ketahanan Pangan     T-1      Kem Pertanian
           Da Potensi Pariwisata   T-1       Kem Bud Par
              Daerah Pesisir       T-1    Kem Kelautan & Per
Kriteria
Teknis     Kondisi Infrastruktur   T-1        K/L terkait
           Per Bidang Per daerah
BAGAN PERHITUNGAN ALOKASI DAK                                                     Kriteria Teknis
Kriteria Umum                  Kriteria Khusus                          2
                                     PERATURAN                  YES              INDIKATOR KEBUTUHAN TEKNIS
  KEMAMPUAN
                                    PERUNDANGAN
KEUANGANDAERAH      NO
    (IFN < 1)                             NO                                4           INDEKS TEKNIS
                                                                                     IT = (Indikator Teknis)
                                     KARAKTERISTIK
       YES      1                     DAERAH (IKW)
                                                                                INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS
                                                                                    (IFWT-1) = (0,5 IFW + 0,5 IT)
                              INDEKS FISKAL & WILAYAH
                              (IFW) = (IFN-1 + IKW)
                                                                                           IFWT-1 > 1
                                                                                    YES                    NO
                         3             IFW > 1       NO
                                                                                                      DAERAH
                               YES
                                                                                                    TIDAK LAYAK
                                       DAERAH
                                        LAYAK

                                    INDEKS TEKNIS                                 DAERAH TIDAK LAYAK
                             IT = (Indikator Teknis) ; IT > 0         No
                                                                                 UNTUK BIDANG TERTENTU
                                                                  Yes
                     INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS
                         (IFWT-2) = (0,2 IFW + 0,8 IT)

                         BOBOT DAK Per Daerah Per Bidang
                               (BD) = IFWT-2 * IKK

                                                                              ALOKASI DAK Utk DAERAH
                        ALOKASI DAK per BIDANG
                                                                            (AD) = (ADB1)+(ADB2)+….(ADBn)         14
                    (ADB) = (BD/BD)* PAGU per BIDANG
Penetapan Alokasi dan Penggunaan DAK

 ■ Pedoman Umum dan Alokasi DAK per
   daerah ditetapkan dengan Peraturan
   Menteri Keuangan
 ■ Berdasarkan Peraturan Menteri
   Keuangan tersebut, Menteri Teknis
   menyusun Petunjuk Teknis Penggunaan
   DAK
Rekapitulasi Penyelesaian Petunjuk Teknis
                     DAK TA. 2012
 NO.                      BIDANG                                NOMOR JUKNIS                 TANGGAL
                                                                                            DITETAPKAN
1.     Pendidikan
       a. SD                                     Permendikbud Nomor 56 Tahun 2011           13 Desember 2011
       b. SMP                                    Permendikbud Nomor 57 Tahun 2011           13 Desember 2011
2.     Kesehatan                                 Permenkes Nomor 2494/Menkes/PER/XII/2011   15 Desember 2011
3.     Keluarga Berencana                        Per Kepala BKKBN Nomor 272/PER/B1/2011     15 Desember 2011
4.     Kelautan dan Perikanan                    Permen KP Nomor 50/MEN/SJ/2011             15 Desember 2011
5.     Kehutanan                                 Permenhut Nomor P.69/Menhut-II/2011        22 Desember 2011
6.     Pertanian                                 Permentan Nomor 91 Tahun 2011              27 Desember 2011
7.     Perdagangan                               Permendag Nomor 43/M-DAG/PER/12/2011       20 Desember 2011
8.     Lingkungan Hidup                          Permen LH Nomor 17 tahun 2011              29 Desember 2011
9.     Infrastruktur                             Permen PU Nomor 15/PRT/M/2010               1 November 2010
10.    Sarpras Daerah Tertinggal                 Masih Proses
11.    Prasarana Pemerintahan                    Permendagri Nomor 73 Tahun 2011            30 Desember 2011
12.    Listrik Pedesaan                          Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2012               13 Januari 2012
13     Perumahan dan Pemukiman                   Permenpera Nomor 30 Tahun 2011             23 Desember 2011

14     Keselamatan Transportasi Darat            Permenhub Nomor 3 Tahun 2012                 06 Januari 2012

15     Transportasi Pedesaan                     Permendagri Nomor 73 Tahun 2011            30 Desember 2011
16     Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan   Permendagri Nomor 73 Tahun 2011            30 Desember 2011
Penganggaran DAK
                              PP 55/2005 Pasal 60

   Daerah penerima DAK wajib
    mencantumkan alokasi dan penggunaan
    DAK di dalam APBD.

   Penggunaan DAK dilakukan sesuai
    dengan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK.

   DAK tidak dapat digunakan untuk
    mendanai administrasi kegiatan,
    penyiapan kegiatan fisik, penelitian,
    pelatihan, dan perjalanan dinas.
DANA PENDAMPING                              UU 33/2004 Pasal 41
                                             PP 55/2005 Pasal 61

       Daerah penerima DAK wajib
        menganggarkan Dana Pendamping
        dalam APBD sekurang-kurangnya 10%
        (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK
        yang diterimanya.
    ◦     Kewajiban penyediaan Dana Pendamping
          menunjukkan komitmen daerah terhadap bidang
          kegiatan yang didanai dari DAK yang merupakan
          kewenangan daerah.
       Dana Pendamping digunakan untuk
        mendanai kegiatan yang bersifat kegiatan
        fisik.
    ◦     Yang dimaksud kegiatan fisik adalah kegiatan
          diluar kegiatan administrasi proyek, kegiatan
          penyiapan proyek fisik, kegiatan penelitian,
          kegiatan pelatihan, kegiatan perjalanan pegawai
          daerah, dan kegiatan umum lain yang sejenis.
OPTIMALISASI                                  Pasal 29
                                              PMK 06/2012


   Daerah penerima DAK dapat melakukan optimalisasi
    penggunaan DAK dengan merencanakan dan menganggarkan
    kembali kegiatan DAK dalam APBD Perubahan tahun berjalan
    apabila akumulasi nilai kontrak pada suatu bidang DAK lebih
    kecil dari pagu bidang DAK tersebut.

   Optimalisasi penggunaan DAK sebagaimana dimaksud
    dilakukan untuk kegiatan-kegiatan pada bidang DAK yang
    sama dan sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan




                                                              19
SISA DAK                                          Pasal 29
                                                  PMK 06/2012

   Dalam hal terdapat sisa DAK pada kas daerah saat tahun
    anggaran berakhir, daerah dapat menggunakan sisa DAK
    tersebut untuk mendanai kegiatan DAK pada bidang yang
    sama tahun anggaran berikutnya sesuai dengan petunjuk
    teknis tahun anggaran sebelumnya dan/atau tahun anggaran
    berjalan.

   Sisa DAK sebagaimana dimaksud tidak dapat digunakan
    sebagai dana pendamping DAK.

   Pemerintah daerah menyampaikan Laporan Penggunaan Sisa
    DAK sebagaimana dimaksud pada kepada Direktur Jenderal
    Perimbangan Keuangan c.q. Direktur Dana Perimbangan
    setelah kegiatan yang didanai dari sisa DAK selesai

                                                                20
PELAPORAN DAK
1. DALAM RANGKA PENYALURAN
   • Dilakukan setiap Tahapan Penyaluran Kepada Menteri
     Keuangan
   • Format pelaporan berdasarkan PMK ttg Pelaksanaan dan
     Pertanggungjawaban Anggaran Transfer Ke Daerah
   • Merupakan Syarat Penyaluran
   • Menunjukkan kinerja penyerapan dari kas daerah

2. DALAM RANGKA REALISASI FISIK
   • Dilakukan setiap triwulanan kepada :
     1. Menteri Teknis (untuk masing-masing bidang) dan
     2. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri
         (merupakan kompilasi seluruh bidang).
   • Format pelaporan berdasarkan Juknis
   • Dapat dijadikan salah satu indikator kriteria teknis
   • Menunjukkan kinerja pelaksanaan fisik kegiatan
PEMANTAUAN, EVALUASI,DAN PENGAWASAN DAK



 Menteri Teknis melakukan pemantauan dan evaluasi
  dari segi teknis terhadap penyelenggaraan kegiatan di
  daerah yang dibiayai dari DAK sesuai dengan
  kewenangan masing-masing

 Menteri Keuangan melakukan pemantauan dan
  evaluasi pengelolaan keuangan DAK

 Pengawasan atas pelaksanaan DAK sesuai dengan
  peraturan perundang-undangan.
Pola penyaluran DAK sesuai PMK 06/PMK.07/2012


        • Penyaluran paling cepat Februari, setelah 1.Perda APDB, 2.Laporan DAK
          tahun sebelumnya, 3. Laporan Realisasi DAK tahap 3, 4. Rekap SP2D, 5.
    1     Surat Pernyataan Dana Pendamping, diterima DJPK


        • Prinsip penyaluran adalah untuk pengisian Kas Daerah
    2

        • Disalurkan secara bertahap
        • Tahap 1 : 30%
    3   • Tahap 2 : 45 % Setelah sisa dana Tahap 1 < 10%
        • Tahap 3 : 25% Setelah sisa di Kas Daerah < 10%


        • Data penyerapan DAK dibuktikan dengan Laporan Penyerapan yang
          diterima DepKeu
    4

        • Penyaluran paling akhir selambat-lambatnya 7 hari kerja sebelum
          Akhir Desember, dan tidak dapat dilakukan sekaligus di akhir tahun
    5
Tranparansi dan Akuntabilitas Pengalokasian DAK
   Mekanisme pengalokasian DAK, termasuk didalamnya kriteria dan dasar perhitungan
    alokasi DAK, dimuat secara jelas dalam UU nomor 33 tahun 2004 tentang
    Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah serta
    PP nomor 55 tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.

   Data dasar yang digunakan dalam perhitungan alokasi DAK diperoleh dari sumber
    yang jelas (K/L, Daerah dan Kemenkeu) serta simulasi perhitungan alokasi dilakukan
    secara bersama antara Kemenkeu dan K/L terkait.

   Pengalokasian DAK dibahas dan ditetapkan dalam rapat terbuka pembahasan di
    DPR, disahkan dalam rapat paripurna, yang kemudian dimuat dalam UU APBN.

   Setiap Tahun BA 999.05 yaitu Transfer Ke Daerah (termasuk DAK) diaudit oleh BPK
    atas Kebijakan, Pengalokasian dan Penyalurannya termasuk Data-Data dan Kriteria
    yang digunakan.
    • LKPP Tahun 2008, Predikat Untuk transfer ke daerah adalah WDP untuk Dana
        Perimbangan dan WTP untuk Dana Otonomi Khusus
    • Untuk LKPP Tahun 2009 dan LKPP tahun 2010, transfer ke daerah mendapat
        predikat WTP.

   Penetapan Alokasi DAK bisa diunduh di website www.djpk.depkeu.go.id
UU No 22 Tahun 2011 tentang APBN
TA. 2012



PMK tentang Pedoman Umum dan Alokasi BOS
PMK BOS 2012 : Nomor 201/PMK.07/2011 tanggal 9 Desember 2011
PMK tentang Pedoman Umum dan Alokasi BOS untuk Sekolah Di daerah
Terpencil
PMK Nomor 26/PMK.07/2012 tanggal 8 Februari 2012




Permendiknas tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Laporan
Keuangan BOS
Permendiknas Nomor 51 Tahun 2011
Permendagri tentang Pedoman Pengelolaan Dana BOS
Permendagri Nomor 62 Tahun 2011
Alokasi dan Penerima BOS
• Dialokasikan kepada pemerintah daerah provinsi
• Dianggarkan dalam APBD Provinsi
• Oleh Provinsi disalur ke sekolah dalam bentuk Hibah
• Penerima BOS meliputi satuan pendidikan yang terdiri dari:
   o SD/SDLB
   o SMP/SMPLB/SMPT,
   o SD &SMP Satu Atap (SATAP)
   o Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM)
• Satuan Pendidikan diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri
  maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia.
• Besaran alokasi terhitung mulai tanggal 1 Januari 2012, yaitu:
   o SD/SDLB sebesar Rp580 ribu per siswa per tahun;
   o SMP/SMPLB/SMPT sebesar Rp710 ribu per siswa per tahun.
BOS dalam APBN dan APBD

• Komponen Transfer ke Daerah dalam APBN 2012 Bagian
  Anggaran 999.05
• Bagian dari pendapatan daerah dan dianggarkan dalam
  (APBD Provinsi 2012 atau APBD -P 2012 pada kelompok
  Lain-lain Pendapatan yang Sah.
• Dimanfaatkan terutama untuk stimulus bagi daerah dan
  bukan sebagai pengganti dari kewajiban daerah untuk
  menyediakan anggaran pendidikan dalam APBD baik untuk
  BOS Daerah (BOSDA) dan atau Bantuan Operasional
  Pendidikan.
• Penggunaan BOS agar tetap bersinergi dengan BOS Daerah
  (BOSDA) dan atau Bantuan Operasional Pendidikan.
Besaran alokasi dan Jumlah Murid


Alokasi BOS sebesar Rp23.59 triliun, terdiri dari:
 o Dana BOS sebesar Rp22.44 triliun untuk 36.579.003 murid
      SD 27.153.667 murid
      SMP 9.425.336 murid
 o Dana cadangan BOS (Buffer fund) sebesar Rp1.15 triliun
    yang dipergunakan untuk mengantisipasi bertambahnya
    jumlah murid pada tahun anggaran berjalan (karena tahun
    ajaran baru).
PUSAT           PROVINSI

  • RKUN             • RKUD Provinsi




           SD/SDLB


                 SMP/SMP
                 LB/SMPT

                               SD/SMP
                              Satu Atap

PENYALURAN                                TKBM
Penyaluran
• Melalui pemindahbukuan dana dari RKUN ke RKUD Provinsi untuk
  diteruskan ke satuan pendidikan dasar dalam bentuk hibah.
• Penyaluran BOS dilakukan secara triwulanan, yaitu:
  o Triwulan I (Januari sd Maret) paling lambat 14 hari kerja pada awal
    Januari 2012;
  o Triwulan II (April sd Juni) paling lambat 7 hari kerja pada awal April
    2012;
  o Triwulan III (Juli sd September) paling lambat 7 hari kerja pada awal
    Juli 2012; dan
  o Triwulan IV (Oktober sd Desember) paling lambat 7 hari kerja pada
    awal Oktober 2012.
• Penyaluran Triwulan I, II, III, IV masing-masing sebesar 25% alokasi
  BOS.
• Provinsi wajib menyalurkan BOS ke setiap sekolah paling lambat 7 hari
  kerja setelah BOS diterima di RKUD Provinsi.
Pelaporan

• Pemerintah Daerah Provinsi wajib membuat dan menyampaikan:
  • Laporan Realisasi Penyaluran BOS kepada MenKeu c.q.
    DJPK
  • Laporan Penggunaan BOS kepada Mendikbud c.q. DJ DikDas.
  • Penyampaian Laporan Realisasi Penyaluran:
    • akhir Maret 2012 untuk penyaluran Triwulan I;
    • akhir Juni 2012 untuk penyaluran Triwulan II;
    • akhir September 2012 untuk penyaluran Triwulan III
    • akhir Desember 2012 untuk penyaluran Triwulan IV.
Kurang dan Lebih Salur

• Kurang salur, terjadi jika terdapat selisih kurang antara dana yang di
  transfer dengan realisasi pembayaran BOS kepada setiap sekolah pada
  triwulan bersangkutan;
• Lebih salur, terjadi jika terdapat selisih lebih antara dana yang di
  transfer dengan realisasi pembayaran BOS kepada setiap sekolah pada
  triwulan bersangkutan;
• Dalam hal terdapat kurang/lebih salur, Provinsi menyampaikan
  perhitungan kurang/lebih salur BOS kepada Kemdikbud dalam Laporan
  Penggunaan BOS.
• Kemdikbud menyampaikan rekomendasi kurang/lebih salur BOS
  kepada KemKeu
• Rekomendasi kurang/lebih salur BOS diterima oleh KemKeu paling
  lambat 30 hari kerja sebelum triwulan berjalan berakhir.
Dana Cadangan BOS
•   Dalam hal terjadi kurang salur maka Dana cadangan BOS dapat dicairkan secara
    triwulanan:
    o Triwulan I (Januari sd Maret) paling lambat 7 hari kerja sebelum Triwulan I berakhir;
    o Triwulan II (April sd Juni) paling lambat 7 hari kerja sebelum Triwulan II berakhir;
    o Triwulan III (Juli sd September) paling lambat 7 hari kerja sebelum triwulan III
      berakhir; dan
    o Triwulan IV (Oktober sd Desember) paling lambat 14 hari kerja sebelum triwulan IV
      berakhir.


• Dalam hal terdapat lebih salur maka:
       lebih salur diperhitungkan sebagai pengurang dalam penyaluran alokasi BOS
        triwulan berikutnya; atau
       Lebih salur pada Triwulan IV diperhitungkan sebagai pengurang dalam
        penyaluran Triwulan I tahun anggaran berikutnya berdasarkan rekomendasi dari
        KemDikBud.
Penyaluran BOS bagi Daerah Terpencil

• Alokasi BOS untuk sekolah penerima BOS di daerah terpencil berlaku
  ketentuan sebagai berikut:
  a) penyaluran BOS dilakukan secara semesteran;
  b) alokasi BOS tersebut merupakan bagian dari alokasi BOS per provinsi;
  c) rincian alokasi BOS dihitung berdasarkan data sekolah penerima BOS di
     daerah terpencil dan jumlah siswa yang ditetapkan oleh Menteri
     Pendidikan dan Kebudayaan;
  d) Kriteria Penetapan sekolah di daerah terpencil didasarkan kepada
     kecamatan yang mayoritas sekolah di daerah tersebut memerlukan biaya
     yang mahal dan atau waktu tempuh lama untuk mengambil dana ke bank
     penyalur yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

• Ketentuan mengenai pedoman umum dan alokasi BOS untuk sekolah
  penerima BOS daerah terpencil diatur tersendiri dengan PMK Nomor
  26/2012.
Kementerian
 Keuangan R.I.




Alamat :
Kementerian Keuangan RI, Gd. Radius Prawiro (A) Lantai 7
Jl. DR. Wahidin No. 1 Jakarta Pusat 10710
Telp. 021-350 9445 Faks: 021-350 9445
Website: www.djpk.depkeu.go.id


                                                           36

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Tindak Lanjut Surat Edaran Percepatan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021
Tindak Lanjut Surat Edaran Percepatan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021Tindak Lanjut Surat Edaran Percepatan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021
Tindak Lanjut Surat Edaran Percepatan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021Gugum Gumilar
 
[Otda bappenas] arah kebijakan dak tahun 2019
[Otda bappenas] arah kebijakan dak tahun 2019[Otda bappenas] arah kebijakan dak tahun 2019
[Otda bappenas] arah kebijakan dak tahun 2019vie akbar
 
Pokok-Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2011
Pokok-Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2011Pokok-Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2011
Pokok-Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2011Badan Kebijakan Fiskal
 
EKONOMI INDONESIA & NK-APBN 2014
EKONOMI INDONESIA & NK-APBN 2014EKONOMI INDONESIA & NK-APBN 2014
EKONOMI INDONESIA & NK-APBN 2014Partai Golkar
 
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Oswar Mungkasa
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxrazitakhalyla
 
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan SanitasiMekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasiinfosanitasi
 
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...Oswar Mungkasa
 
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...Oswar Mungkasa
 
Peraturan no. 15 mentri 2012
Peraturan no. 15 mentri 2012Peraturan no. 15 mentri 2012
Peraturan no. 15 mentri 2012PT. SASA
 

Mais procurados (17)

Permenperumra 04 2011
Permenperumra 04 2011Permenperumra 04 2011
Permenperumra 04 2011
 
Tindak Lanjut Surat Edaran Percepatan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021
Tindak Lanjut Surat Edaran Percepatan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021Tindak Lanjut Surat Edaran Percepatan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021
Tindak Lanjut Surat Edaran Percepatan Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2021
 
Sos dak 2012 keselamatan transportasi darat
Sos dak 2012   keselamatan transportasi daratSos dak 2012   keselamatan transportasi darat
Sos dak 2012 keselamatan transportasi darat
 
[Otda bappenas] arah kebijakan dak tahun 2019
[Otda bappenas] arah kebijakan dak tahun 2019[Otda bappenas] arah kebijakan dak tahun 2019
[Otda bappenas] arah kebijakan dak tahun 2019
 
Lra ppkd
Lra ppkdLra ppkd
Lra ppkd
 
Uu 03 2000
Uu 03 2000Uu 03 2000
Uu 03 2000
 
Pokok-Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2011
Pokok-Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2011Pokok-Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2011
Pokok-Pokok Nota Keuangan dan RAPBN 2011
 
EKONOMI INDONESIA & NK-APBN 2014
EKONOMI INDONESIA & NK-APBN 2014EKONOMI INDONESIA & NK-APBN 2014
EKONOMI INDONESIA & NK-APBN 2014
 
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
 
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docxJuknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
Juknis penggunaan dak bidang pkp ta 2012-final-10 feb 2012-print docx
 
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan SanitasiMekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasi
Mekanisme Hibah Daerah, untuk Air Minum dan Sanitasi
 
PP Nomor 21 Tahun 2004
PP Nomor 21 Tahun 2004PP Nomor 21 Tahun 2004
PP Nomor 21 Tahun 2004
 
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman ...
 
Paparan FGD SHSR
Paparan FGD SHSRPaparan FGD SHSR
Paparan FGD SHSR
 
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
LAPORAN PELAKSANAAN DEKONSENTRASI LINGKUP KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN ...
 
Seb mendagri&mendiknas
Seb mendagri&mendiknasSeb mendagri&mendiknas
Seb mendagri&mendiknas
 
Peraturan no. 15 mentri 2012
Peraturan no. 15 mentri 2012Peraturan no. 15 mentri 2012
Peraturan no. 15 mentri 2012
 

Semelhante a DAK 2012

Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganKemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganOperator Warnet Vast Raha
 
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vpttDjpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vpttObie Donk Ach
 
Sos dak 2012 pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbd
Sos dak 2012   pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbdSos dak 2012   pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbd
Sos dak 2012 pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbdBAPPEDA - PEMKAB. JOMBANG
 
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK FisikAhmad Abdul Haq
 
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK FisikAhmad Abdul Haq
 
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02Beta Uliansyah
 
Kebijakan DAK Fisik 2022 ppt.pdf
Kebijakan DAK Fisik 2022 ppt.pdfKebijakan DAK Fisik 2022 ppt.pdf
Kebijakan DAK Fisik 2022 ppt.pdfIrnaAmetha1
 
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Operator Warnet Vast Raha
 
6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf
6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf
6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdfssuserf8788c
 
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022BappedaLampungUtara
 
Arahan dirjen ck#10 wiltim
Arahan dirjen ck#10 wiltimArahan dirjen ck#10 wiltim
Arahan dirjen ck#10 wiltimGalih Putro
 
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Operator Warnet Vast Raha
 
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022BappedaLampungUtara
 
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfPermen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfRoySiadari1
 

Semelhante a DAK 2012 (20)

Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganKemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
 
Presentasi dak
Presentasi dakPresentasi dak
Presentasi dak
 
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vpttDjpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
Djpk kebijakan penganggaran di daerah terkait dktp da k_re_vptt
 
Sos dak 2012 pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbd
Sos dak 2012   pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbdSos dak 2012   pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbd
Sos dak 2012 pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbd
 
Sos dak 2012 infrastruktur
Sos dak 2012   infrastrukturSos dak 2012   infrastruktur
Sos dak 2012 infrastruktur
 
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
 
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
 
Rkpd kab. sikka 2015
Rkpd kab. sikka 2015Rkpd kab. sikka 2015
Rkpd kab. sikka 2015
 
P3 k dak 2012
P3 k dak 2012P3 k dak 2012
P3 k dak 2012
 
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
Bahan sos alokasi transfer akhir 14 nov 2012 jkt02
 
Kebijakan DAK Fisik 2022 ppt.pdf
Kebijakan DAK Fisik 2022 ppt.pdfKebijakan DAK Fisik 2022 ppt.pdf
Kebijakan DAK Fisik 2022 ppt.pdf
 
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
 
6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf
6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf
6. Dir DTK DJPK Kemenkeu_Bahan Sos Pengusulan DAK TA 2022-1.pdf
 
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
Direktur dtk djpk kemenkeu bahan sos pengusulan dak ta 2022
 
Arahan dirjen ck#10 wiltim
Arahan dirjen ck#10 wiltimArahan dirjen ck#10 wiltim
Arahan dirjen ck#10 wiltim
 
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
 
Pelatihan KUA-PPS untuk DPRD
Pelatihan KUA-PPS untuk DPRDPelatihan KUA-PPS untuk DPRD
Pelatihan KUA-PPS untuk DPRD
 
Sos dak 2012 lingkungan hidup
Sos dak 2012   lingkungan hidupSos dak 2012   lingkungan hidup
Sos dak 2012 lingkungan hidup
 
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
 
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfPermen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
 

Último

7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiGustiAdityaR
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 

Último (20)

7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh ImplementasiPengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 

DAK 2012

  • 1. Kementerian Keuangan R.I. PENGELOLAAN DAK DAN DAN BOS TA. 2012
  • 3. UU No 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah PP No 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan Permenkeu tentang Pedoman Umum dan Alokasi DAK PMK DAK 2012 : Nomor 209/PMK.07/2011 tanggal 12 Desember 2011 PMK tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer Ke Daerah PMK Nomor 06/PMK.07/2012 Permen Teknis tentang Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Permendagri tentang Pengelolaan Keuangan DAK di Daerah
  • 4. Pengertian Dana Alokasi Khusus (1)  dana yang bersumber dari Pendapatan APBN  dialokasikan kepada daerah tertentu  untuk membantu  mendanai kegiatan khusus  yang merupakan urusan daerah  sesuai prioritas nasional Tujuan DAK membantu daerah tertentu untuk mendanai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat, dan untuk mendorong percepatan pembangunan daerah dan pencapaian sasaran prioritas nasional.
  • 5. Pengertian Dana Alokasi Khusus (2)  Daerah Tertentu sebagaimana dimaksud adalah daerah yang dapat memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.  Membantu dalam arti “bukan penyediaan dana yang utama” dan/atau “bukan menggantikan yang semua sudah ada”. Demikian juga hanya “diberikan kepada daerah/bidang yang menurut kebijakannnya harus dibantu”  Kegiatan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah mengutamakan kegiatan pembangunan dan/atau pengadaan dan/atau peningkatan dan/atau perbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan sarana fisik penunjang.
  • 6. Pengertian Dana Alokasi Khusus (3)  Kewenangan daerah, bukan kewenangan pusat/ Kementerian/lembaga.  Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana dimaksud dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah tahun anggaran bersangkutan. RKp disetujui DPR,selanjutnya dimuat dalam Nota Keuangan dan RAPBN.
  • 7. ALOKASI DAK 2003 - 2012 30 25 26.1 24.8 25.2 21.2 20 21.1 Triliun rupiah 17.1 15 11.6 10 5 4.0 2.3 2.8 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 RAPBN '12 2012
  • 8. DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2012 Rp 26,115.9 No Bidang DAK % Rp (Triliun) 1. Pendidikan 38,4 10,041.3 2. Kesehatan 11,5 3,005.9 3. Infrastruktur Jalan 15,4 4,012.8 4. Infrastruktur Irigasi 5,2 1,348.5 5. Infrastruktur Air Minum 1,9 502.5 6. Infrastruktur Sanitasi 1,8 463.7 7. Prasarana Pemerintah 1,7 444.5 8. Kelautan dan Perikanan 5,9 1,547.1 9. Pertanian 7,2 1,879.6 10. Lingkungan Hidup 1,8 479.7 11. Keluarga Berencana 1,5 392.3 12. Kehutanan 1,9 489.8 13. Perdagangan 1,3 345.1 14. Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal 1,4 356.9 15. Listrik Pedesaan 0,7 190.6 16. Perumahan dan Permukiman 0,7 191.2 17. Transportasi Perdesaan 0,6 171.4 18. Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan 0,4 121.4 19. Keselamatan Transportasi Darat 0,5 131.6
  • 10. PENETAPAN PROGRAM DAN KEGIATAN DAK  DAK dialokasikan dalam APBN sesuai dengan program yang menjadi prioritas nasional yang dimuat dalam RKP tahun anggaran bersangkutan.  Menteri teknis mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK dan ditetapkan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, sesuai dengan RKP.  Menteri teknis menyampaikan ketetapan tentang kegiatan khusus kepada Menteri Keuangan.
  • 11. Penghitungan Alokasi DAK • (Pasal 53 PP 55 tahun 2005) Setelah menerima usulan kegiatan khusus dari Menteri Teknis terkait, Menteri Keuangan melakukan penghitungan alokasi DAK • (Pasal 54 PP 55 tahun 2005) Penghitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 (dua) tahapan, yaitu: 1. Penentuan daerah tertentu yang menerima DAK; 2. Penentuan besaran alokasi DAK masing-masing Daerah. Penentuan Daerah Tertentu harus memenuhi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. Besaran alokasi DAK masing-masing daerah ditentukan dengan perhitungan indeks berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. 11
  • 12. Formula Perhitungan DAK Per Daerah 1. Menentukan daerah penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu: Kriteria KU = (PAD + DAU + DBH – DBH DR) - Belanja Gaji PNSD Umum (KU) Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU secara Nasional adalah daerah yang prioritas mendapatkan DAK Berupa : Kriteria a. Peraturan perundang-undangan yang mengatur Khusus (KK) penyelenggaraan otonomi khusus (Papua & Papua Barat), dan seluruh daerah tertinggal diprioritaskan mendapat alokasi DAK. b. Karakteristik daerah, meliputi: (1) Daerah Tertinggal; (2) Daerah perbatasan dengan negara lain; (3) Daerah rawan bencana; (4) Daerah Pesisir dan/ atau Kepulauan; (5) Daerah ketahanan pangan; (6) Daerah pariwisata Kriteria berdasarkan indikator-indikator teknis yang dapat Teknis (KT) menggambarkan kondisi sarana dan prasarana yang akan didanai dari DAK 2. Menghitung DAK per daerah menggunakan porporsi KU, KK dan KT
  • 13. PAD T- 2 Daerah & KemKeu Kriteria DAU T- 2 KemKeu Umum DBH T-2 KemKeu Belanja Gaji PNSD T-2 Daerah & KemKeu Daerah Tertinggal T-1 Kem PDT Daerah Perbatasan T-1 Kem Dalam Negeri Kriteria Khusus Daerah Rawan Bencana T-1 BNPB Da Ketahanan Pangan T-1 Kem Pertanian Da Potensi Pariwisata T-1 Kem Bud Par Daerah Pesisir T-1 Kem Kelautan & Per Kriteria Teknis Kondisi Infrastruktur T-1 K/L terkait Per Bidang Per daerah
  • 14. BAGAN PERHITUNGAN ALOKASI DAK Kriteria Teknis Kriteria Umum Kriteria Khusus 2 PERATURAN YES INDIKATOR KEBUTUHAN TEKNIS KEMAMPUAN PERUNDANGAN KEUANGANDAERAH NO (IFN < 1) NO 4 INDEKS TEKNIS IT = (Indikator Teknis) KARAKTERISTIK YES 1 DAERAH (IKW) INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS (IFWT-1) = (0,5 IFW + 0,5 IT) INDEKS FISKAL & WILAYAH (IFW) = (IFN-1 + IKW) IFWT-1 > 1 YES NO 3 IFW > 1 NO DAERAH YES TIDAK LAYAK DAERAH LAYAK INDEKS TEKNIS DAERAH TIDAK LAYAK IT = (Indikator Teknis) ; IT > 0 No UNTUK BIDANG TERTENTU Yes INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS (IFWT-2) = (0,2 IFW + 0,8 IT) BOBOT DAK Per Daerah Per Bidang (BD) = IFWT-2 * IKK ALOKASI DAK Utk DAERAH ALOKASI DAK per BIDANG (AD) = (ADB1)+(ADB2)+….(ADBn) 14 (ADB) = (BD/BD)* PAGU per BIDANG
  • 15. Penetapan Alokasi dan Penggunaan DAK ■ Pedoman Umum dan Alokasi DAK per daerah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan ■ Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan tersebut, Menteri Teknis menyusun Petunjuk Teknis Penggunaan DAK
  • 16. Rekapitulasi Penyelesaian Petunjuk Teknis DAK TA. 2012 NO. BIDANG NOMOR JUKNIS TANGGAL DITETAPKAN 1. Pendidikan a. SD Permendikbud Nomor 56 Tahun 2011 13 Desember 2011 b. SMP Permendikbud Nomor 57 Tahun 2011 13 Desember 2011 2. Kesehatan Permenkes Nomor 2494/Menkes/PER/XII/2011 15 Desember 2011 3. Keluarga Berencana Per Kepala BKKBN Nomor 272/PER/B1/2011 15 Desember 2011 4. Kelautan dan Perikanan Permen KP Nomor 50/MEN/SJ/2011 15 Desember 2011 5. Kehutanan Permenhut Nomor P.69/Menhut-II/2011 22 Desember 2011 6. Pertanian Permentan Nomor 91 Tahun 2011 27 Desember 2011 7. Perdagangan Permendag Nomor 43/M-DAG/PER/12/2011 20 Desember 2011 8. Lingkungan Hidup Permen LH Nomor 17 tahun 2011 29 Desember 2011 9. Infrastruktur Permen PU Nomor 15/PRT/M/2010 1 November 2010 10. Sarpras Daerah Tertinggal Masih Proses 11. Prasarana Pemerintahan Permendagri Nomor 73 Tahun 2011 30 Desember 2011 12. Listrik Pedesaan Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2012 13 Januari 2012 13 Perumahan dan Pemukiman Permenpera Nomor 30 Tahun 2011 23 Desember 2011 14 Keselamatan Transportasi Darat Permenhub Nomor 3 Tahun 2012 06 Januari 2012 15 Transportasi Pedesaan Permendagri Nomor 73 Tahun 2011 30 Desember 2011 16 Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan Permendagri Nomor 73 Tahun 2011 30 Desember 2011
  • 17. Penganggaran DAK PP 55/2005 Pasal 60  Daerah penerima DAK wajib mencantumkan alokasi dan penggunaan DAK di dalam APBD.  Penggunaan DAK dilakukan sesuai dengan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK.  DAK tidak dapat digunakan untuk mendanai administrasi kegiatan, penyiapan kegiatan fisik, penelitian, pelatihan, dan perjalanan dinas.
  • 18. DANA PENDAMPING UU 33/2004 Pasal 41 PP 55/2005 Pasal 61  Daerah penerima DAK wajib menganggarkan Dana Pendamping dalam APBD sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya. ◦ Kewajiban penyediaan Dana Pendamping menunjukkan komitmen daerah terhadap bidang kegiatan yang didanai dari DAK yang merupakan kewenangan daerah.  Dana Pendamping digunakan untuk mendanai kegiatan yang bersifat kegiatan fisik. ◦ Yang dimaksud kegiatan fisik adalah kegiatan diluar kegiatan administrasi proyek, kegiatan penyiapan proyek fisik, kegiatan penelitian, kegiatan pelatihan, kegiatan perjalanan pegawai daerah, dan kegiatan umum lain yang sejenis.
  • 19. OPTIMALISASI Pasal 29 PMK 06/2012  Daerah penerima DAK dapat melakukan optimalisasi penggunaan DAK dengan merencanakan dan menganggarkan kembali kegiatan DAK dalam APBD Perubahan tahun berjalan apabila akumulasi nilai kontrak pada suatu bidang DAK lebih kecil dari pagu bidang DAK tersebut.  Optimalisasi penggunaan DAK sebagaimana dimaksud dilakukan untuk kegiatan-kegiatan pada bidang DAK yang sama dan sesuai dengan petunjuk teknis yang ditetapkan 19
  • 20. SISA DAK Pasal 29 PMK 06/2012  Dalam hal terdapat sisa DAK pada kas daerah saat tahun anggaran berakhir, daerah dapat menggunakan sisa DAK tersebut untuk mendanai kegiatan DAK pada bidang yang sama tahun anggaran berikutnya sesuai dengan petunjuk teknis tahun anggaran sebelumnya dan/atau tahun anggaran berjalan.  Sisa DAK sebagaimana dimaksud tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping DAK.  Pemerintah daerah menyampaikan Laporan Penggunaan Sisa DAK sebagaimana dimaksud pada kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan c.q. Direktur Dana Perimbangan setelah kegiatan yang didanai dari sisa DAK selesai 20
  • 21. PELAPORAN DAK 1. DALAM RANGKA PENYALURAN • Dilakukan setiap Tahapan Penyaluran Kepada Menteri Keuangan • Format pelaporan berdasarkan PMK ttg Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer Ke Daerah • Merupakan Syarat Penyaluran • Menunjukkan kinerja penyerapan dari kas daerah 2. DALAM RANGKA REALISASI FISIK • Dilakukan setiap triwulanan kepada : 1. Menteri Teknis (untuk masing-masing bidang) dan 2. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri (merupakan kompilasi seluruh bidang). • Format pelaporan berdasarkan Juknis • Dapat dijadikan salah satu indikator kriteria teknis • Menunjukkan kinerja pelaksanaan fisik kegiatan
  • 22. PEMANTAUAN, EVALUASI,DAN PENGAWASAN DAK  Menteri Teknis melakukan pemantauan dan evaluasi dari segi teknis terhadap penyelenggaraan kegiatan di daerah yang dibiayai dari DAK sesuai dengan kewenangan masing-masing  Menteri Keuangan melakukan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan DAK  Pengawasan atas pelaksanaan DAK sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  • 23. Pola penyaluran DAK sesuai PMK 06/PMK.07/2012 • Penyaluran paling cepat Februari, setelah 1.Perda APDB, 2.Laporan DAK tahun sebelumnya, 3. Laporan Realisasi DAK tahap 3, 4. Rekap SP2D, 5. 1 Surat Pernyataan Dana Pendamping, diterima DJPK • Prinsip penyaluran adalah untuk pengisian Kas Daerah 2 • Disalurkan secara bertahap • Tahap 1 : 30% 3 • Tahap 2 : 45 % Setelah sisa dana Tahap 1 < 10% • Tahap 3 : 25% Setelah sisa di Kas Daerah < 10% • Data penyerapan DAK dibuktikan dengan Laporan Penyerapan yang diterima DepKeu 4 • Penyaluran paling akhir selambat-lambatnya 7 hari kerja sebelum Akhir Desember, dan tidak dapat dilakukan sekaligus di akhir tahun 5
  • 24. Tranparansi dan Akuntabilitas Pengalokasian DAK  Mekanisme pengalokasian DAK, termasuk didalamnya kriteria dan dasar perhitungan alokasi DAK, dimuat secara jelas dalam UU nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah serta PP nomor 55 tahun 2005 tentang Dana Perimbangan.  Data dasar yang digunakan dalam perhitungan alokasi DAK diperoleh dari sumber yang jelas (K/L, Daerah dan Kemenkeu) serta simulasi perhitungan alokasi dilakukan secara bersama antara Kemenkeu dan K/L terkait.  Pengalokasian DAK dibahas dan ditetapkan dalam rapat terbuka pembahasan di DPR, disahkan dalam rapat paripurna, yang kemudian dimuat dalam UU APBN.  Setiap Tahun BA 999.05 yaitu Transfer Ke Daerah (termasuk DAK) diaudit oleh BPK atas Kebijakan, Pengalokasian dan Penyalurannya termasuk Data-Data dan Kriteria yang digunakan. • LKPP Tahun 2008, Predikat Untuk transfer ke daerah adalah WDP untuk Dana Perimbangan dan WTP untuk Dana Otonomi Khusus • Untuk LKPP Tahun 2009 dan LKPP tahun 2010, transfer ke daerah mendapat predikat WTP.  Penetapan Alokasi DAK bisa diunduh di website www.djpk.depkeu.go.id
  • 25.
  • 26. UU No 22 Tahun 2011 tentang APBN TA. 2012 PMK tentang Pedoman Umum dan Alokasi BOS PMK BOS 2012 : Nomor 201/PMK.07/2011 tanggal 9 Desember 2011 PMK tentang Pedoman Umum dan Alokasi BOS untuk Sekolah Di daerah Terpencil PMK Nomor 26/PMK.07/2012 tanggal 8 Februari 2012 Permendiknas tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Laporan Keuangan BOS Permendiknas Nomor 51 Tahun 2011 Permendagri tentang Pedoman Pengelolaan Dana BOS Permendagri Nomor 62 Tahun 2011
  • 27. Alokasi dan Penerima BOS • Dialokasikan kepada pemerintah daerah provinsi • Dianggarkan dalam APBD Provinsi • Oleh Provinsi disalur ke sekolah dalam bentuk Hibah • Penerima BOS meliputi satuan pendidikan yang terdiri dari: o SD/SDLB o SMP/SMPLB/SMPT, o SD &SMP Satu Atap (SATAP) o Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) • Satuan Pendidikan diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia. • Besaran alokasi terhitung mulai tanggal 1 Januari 2012, yaitu: o SD/SDLB sebesar Rp580 ribu per siswa per tahun; o SMP/SMPLB/SMPT sebesar Rp710 ribu per siswa per tahun.
  • 28. BOS dalam APBN dan APBD • Komponen Transfer ke Daerah dalam APBN 2012 Bagian Anggaran 999.05 • Bagian dari pendapatan daerah dan dianggarkan dalam (APBD Provinsi 2012 atau APBD -P 2012 pada kelompok Lain-lain Pendapatan yang Sah. • Dimanfaatkan terutama untuk stimulus bagi daerah dan bukan sebagai pengganti dari kewajiban daerah untuk menyediakan anggaran pendidikan dalam APBD baik untuk BOS Daerah (BOSDA) dan atau Bantuan Operasional Pendidikan. • Penggunaan BOS agar tetap bersinergi dengan BOS Daerah (BOSDA) dan atau Bantuan Operasional Pendidikan.
  • 29. Besaran alokasi dan Jumlah Murid Alokasi BOS sebesar Rp23.59 triliun, terdiri dari: o Dana BOS sebesar Rp22.44 triliun untuk 36.579.003 murid  SD 27.153.667 murid  SMP 9.425.336 murid o Dana cadangan BOS (Buffer fund) sebesar Rp1.15 triliun yang dipergunakan untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah murid pada tahun anggaran berjalan (karena tahun ajaran baru).
  • 30. PUSAT PROVINSI • RKUN • RKUD Provinsi SD/SDLB SMP/SMP LB/SMPT SD/SMP Satu Atap PENYALURAN TKBM
  • 31. Penyaluran • Melalui pemindahbukuan dana dari RKUN ke RKUD Provinsi untuk diteruskan ke satuan pendidikan dasar dalam bentuk hibah. • Penyaluran BOS dilakukan secara triwulanan, yaitu: o Triwulan I (Januari sd Maret) paling lambat 14 hari kerja pada awal Januari 2012; o Triwulan II (April sd Juni) paling lambat 7 hari kerja pada awal April 2012; o Triwulan III (Juli sd September) paling lambat 7 hari kerja pada awal Juli 2012; dan o Triwulan IV (Oktober sd Desember) paling lambat 7 hari kerja pada awal Oktober 2012. • Penyaluran Triwulan I, II, III, IV masing-masing sebesar 25% alokasi BOS. • Provinsi wajib menyalurkan BOS ke setiap sekolah paling lambat 7 hari kerja setelah BOS diterima di RKUD Provinsi.
  • 32. Pelaporan • Pemerintah Daerah Provinsi wajib membuat dan menyampaikan: • Laporan Realisasi Penyaluran BOS kepada MenKeu c.q. DJPK • Laporan Penggunaan BOS kepada Mendikbud c.q. DJ DikDas. • Penyampaian Laporan Realisasi Penyaluran: • akhir Maret 2012 untuk penyaluran Triwulan I; • akhir Juni 2012 untuk penyaluran Triwulan II; • akhir September 2012 untuk penyaluran Triwulan III • akhir Desember 2012 untuk penyaluran Triwulan IV.
  • 33. Kurang dan Lebih Salur • Kurang salur, terjadi jika terdapat selisih kurang antara dana yang di transfer dengan realisasi pembayaran BOS kepada setiap sekolah pada triwulan bersangkutan; • Lebih salur, terjadi jika terdapat selisih lebih antara dana yang di transfer dengan realisasi pembayaran BOS kepada setiap sekolah pada triwulan bersangkutan; • Dalam hal terdapat kurang/lebih salur, Provinsi menyampaikan perhitungan kurang/lebih salur BOS kepada Kemdikbud dalam Laporan Penggunaan BOS. • Kemdikbud menyampaikan rekomendasi kurang/lebih salur BOS kepada KemKeu • Rekomendasi kurang/lebih salur BOS diterima oleh KemKeu paling lambat 30 hari kerja sebelum triwulan berjalan berakhir.
  • 34. Dana Cadangan BOS • Dalam hal terjadi kurang salur maka Dana cadangan BOS dapat dicairkan secara triwulanan: o Triwulan I (Januari sd Maret) paling lambat 7 hari kerja sebelum Triwulan I berakhir; o Triwulan II (April sd Juni) paling lambat 7 hari kerja sebelum Triwulan II berakhir; o Triwulan III (Juli sd September) paling lambat 7 hari kerja sebelum triwulan III berakhir; dan o Triwulan IV (Oktober sd Desember) paling lambat 14 hari kerja sebelum triwulan IV berakhir. • Dalam hal terdapat lebih salur maka:  lebih salur diperhitungkan sebagai pengurang dalam penyaluran alokasi BOS triwulan berikutnya; atau  Lebih salur pada Triwulan IV diperhitungkan sebagai pengurang dalam penyaluran Triwulan I tahun anggaran berikutnya berdasarkan rekomendasi dari KemDikBud.
  • 35. Penyaluran BOS bagi Daerah Terpencil • Alokasi BOS untuk sekolah penerima BOS di daerah terpencil berlaku ketentuan sebagai berikut: a) penyaluran BOS dilakukan secara semesteran; b) alokasi BOS tersebut merupakan bagian dari alokasi BOS per provinsi; c) rincian alokasi BOS dihitung berdasarkan data sekolah penerima BOS di daerah terpencil dan jumlah siswa yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan; d) Kriteria Penetapan sekolah di daerah terpencil didasarkan kepada kecamatan yang mayoritas sekolah di daerah tersebut memerlukan biaya yang mahal dan atau waktu tempuh lama untuk mengambil dana ke bank penyalur yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan • Ketentuan mengenai pedoman umum dan alokasi BOS untuk sekolah penerima BOS daerah terpencil diatur tersendiri dengan PMK Nomor 26/2012.
  • 36. Kementerian Keuangan R.I. Alamat : Kementerian Keuangan RI, Gd. Radius Prawiro (A) Lantai 7 Jl. DR. Wahidin No. 1 Jakarta Pusat 10710 Telp. 021-350 9445 Faks: 021-350 9445 Website: www.djpk.depkeu.go.id 36