SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 9
Baixar para ler offline
Gusti Rusmayadi

                   STRATEGI PENGELOLAAN TANAMAN BIOENERGI
      BERDASARKAN MODEL SIMULASI TANAMAN SEBAGAI ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM

                       MANAGEMENT STRATEGY OF BIO-ENERGY CROPS USE CROP
                        SIMULATE MODEL AS ANTICIPATED TO CLIMATE CHANGE

                                              Gusti Rusmayadi
                             Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNLAM
                             Jl. Jend. A. Yani Km.36 PO Box 1028 Banjarbaru 70714
                                        e-mail: gustirusmayadi@yahoo.co.id

                                                ABSTRACT

Crop model simulation is quantitative tool in relation between plant growth and environment as climate and
soil. For example for crop model simulation application is about global climate change because of green-
house effect. The model has daily resolution and consist of 4 sub models, that are development, growth,
water balance and nitrogen. Model input is initialization, parameter and external variable. The external
variable is nitrogen and meteorology elements that are rainfall, radiation, air temperature, relative humidity
and wind velocity, theothere side the output is development stage, LAI, total biomass, and seed weight.
Besides that, the model also simulates nitrogen in soil and nitrogen crop absorption. The accuracy test
shows that precise model to predict development stage and seed is 93% and 73%, respectively. The model
has been applicator to Jatropha production predicts in crop management like time of sowing, nitrogen
fertilizer, radiation depletion effect and climate change effect.
Key word: model, simulation, climate change

                                                 ABSTRAK

Model simulasi tanaman adalah alat analisis kuantitatif dalam hubungan antara pertumbuhan tanaman
dengan lingkungan tumbuh seperti iklim dan tanah. Salah satu contoh penting dalam aplikasi mode simulasi
tanaman jarak pagar ini adalah sehubungan dengan issue perubahan iklim global karena pengaruh gas-gas
rumah kaca. Model yang disusun mempunyai resolusi harian dan terdiri dari empat sub model, yaitu
perkembangan, pertumbuhan, neraca air, dan nitrogen. Masukan model adalah inisialisasi, parameter dan
peubah luar yaitu nitrogen dan unsur cuaca yang meliputi curah hujan, radiasi surya, suhu udara,
kelembapan udara dan kecepatan angin, sedangkan keluarannya di antaranya fase perkembangan, ILD,
biomassa total, dan berat biji. Selain itu, model juga mensimulasi N pada tanah dan serapan N tanaman.
Pengujian akurasi model menunjukkan ketepatan dalam menduga fase perkembangan tanaman dan hasil
biji jarak pagar masing-masing sebesar 93 % dan 79%. Model simulasi tanaman telah diterapkan terhadap
produksi Jarak Pagar dalam beberapa manajemen tanaman seperti penentuan waktu tanam, pengaruh
pemupukan nitrogen, dan pengaruh pengurangan radiasi surya serta pengaruh perubahan iklim.
Kata kunci: model, simulasi, perubahan iklim

PENDAHULUAN                                             oleh model, maka keputusan-keputusan taktis dapat
                                                        dilakukan, seperti penentuan waktu tanam yang
    Model simulasi tanaman adalah alat analisis
                                                        optimum, waktu dan jumlah pemupukan yang harus
kuantitatif dalam hubungan antara pertumbuhan
                                                        diberikan.
tanaman dengan lingkungan tumbuh seperti iklim
                                                            Salah satu contoh dalam aplikasi mode simulasi
dan tanah. Model membantu paling sedikit pada tiga
                                                        tanaman jarak pagar adalah sehubungan dengan
hal, yaitu pertama pemahaman proses pengaruh
                                                        issue perubahan iklim karena pengaruh pemanasan
lingkungan, khususnya variasi unsur-unsur cuaca,
                                                        global akibat peningkatan gas-gas rumah kaca
terhadap tanaman, kedua untuk keperluan prediksi
                                                        (green house effect). Pemanasan global berdampak
dan ketiga untuk keperluan manajemen. Model
                                                        pada perilaku iklim seperti peningkatan atau
simulasi yang handal (best fitted) dapat digunakan
                                                        penurunan jumlah curah hujan, peningkatan suhu
untuk mengurangi jumlah percobaan lapang yang
                                                        udara, jumlah radiasi yang diterima oleh tanaman,
memerlukan biaya dan waktu yang banyak. Jika
                                                        sehingga      akan berdampak besar terhadap
pemahaman mekanisme proses yang terjadi selama
                                                        pertanian seperti perubahan tindak agronomis pola
pertumbuhan tanaman yang rumit dapat dijelaskan
                                                        tanam, lama musim pertumbuhan dan hasilnya.

40                                                                              Agroscientiae ISSN 0854-2333
Strategi Pengelolaan Tanaman Bioenergi……

Tanpa analisis kuantitatif yang dapat menjelaskan            2. Submodel Pertumbuhan
interaksi iklim dan pertanian, prediksi dan antisipasi
                                                             Submodel pertumbuhan mensimulasi aliran
terhadap perubahan iklim tersebut akan sukar
                                                         biomassa aktual (GDMa) hasil fotosintesis ke organ
dilakukan.
                                                         tanaman seperti daun (LW), batang (SW), akar
                                                         (RW), dan biji (GW) serta kehilangannya berupa
METODE PENELITIAN
                                                         respirasi (Rx), dan perkembangan luas daun untuk
                                                         menduga ILD.
Lokasi dan Waktu Penelitian
                                                             Produksi biomassa potensial harian dihitung
    Percobaan pertama (W1) dan kedua (W1) yang           berdasarkan efisiensi penggunaan radiasi surya
datanya digunakan dalam pemodelan telah                  yang diintersepsi tajuk tanaman. Nilai RUE tanaman
dilaksanakan pada lahan percobaan SEAMEO-                jarak pagar ditentukan berdasarkan percobaan
                                                                                             -1
BIOTROP selama bulan Maret sampai Nopember               pertama sebesar  = 0.0013 kg MJ (Rusmayadi et
tahun 2007.                                              al. 2009).

Data Percobaan
                                                                      
                                                         GDM p   1  e  k ILD Qs                ............(2)
                                                                                                             -1    -1
                                                           GDMp = produksi biomassa potensial (kg ha d )
    Percobaan pertama adalah untuk parameterisasi,
masukan model, kalibrasi. Percobaan kedua                Perhitungan faktor ketersediaan air (fw ) dan
dilakukan    dalam   kerangka    validasi  model         produski biomassa aktual (GDMa) adalah sbb:
selanjutnya.
                                                             Ta
                                                         fw                                        ............(3)
Model Simulasi Tanaman                                       Tm
    Model yang disusun mempunyai resolusi harian          GDM a  f w .GDM p                        ...............(4)
dan terdiri dari empat sub model, yaitu                  GDMa dalam kg ha d .
                                                                             -1   -1
perkembangan, pertumbuhan, neraca air, dan
nitrogen.    Masukan model adalah inisialisasi,             Dalam model, biomassa aktual dibagi antara
parameter dan peubah luar yaitu nitrogen dan unsur       daun, batang, akar, dan biji yang perbandingannya
cuaca yang meliputi curah hujan, radiasi surya, suhu     tergantung pada fase perkembangan tanaman (s).
udara, kelembapan udara dan kecepatan angin,             Sebagian biomassa masing-masing organ akan
sedangkan keluarannya        di antaranya fase           berkurang melalui respirasi pertumbuhan (Rg) dan
perkembangan, ILD, biomassa total, dan berat biji.       respirasi pemeliharaan      (Rm)    yang   dihitung
Selain itu, model juga mensimulasi N pada tanah          berdasarkan suhu udara dan massa masing-masing
dan serapan N tanaman. Kemudian tahapan                  organ (McCree, 1970). Alokasi proporsi biomassa
parameterisasi, kalibrasi dan validasi model             masing-masing organ (x) dihitung berdasarkan
dilakukan sebelum aplikasi model.                        fungsi fase perkembangan tanaman (Handoko,
                                                         1994). Pada awal pertumbuhan, produksi biomassa
    1. Submodel Perkembangan                             hanya dialokasikan ke daun, batang dan akar
    Jarak pagar adalah tanaman netral (ICRAF,            dengan alokasi terbanyak pada daun. Sampai
2003) sehingga laju perkembangan dan kejadian            pembungaan, alokasi biomassa ke daun dan akar
fenologinya didekati dengan konsep degree-day            berkurang sedangkan alokasi ke batang bertambah
atau heat unit (Baskerville & Emin, 1969;                dengan fase perkembangan tanaman. Setelah fase
Andrewartha & Birch, 1973; Allen, 1976; Zalom et al.     pembungaan,        seluruh    produksi   biomassa
1983). Heat unit tidak dipengaruhi oleh perbedaan        dialokasikan ke biji.
lokasi dan waktu tanam (Koemaryono et al., 2002).
Laju perkembangan tanaman terjadi bila suhu rata-            3. Submodel Neraca Air
rata harian melebihi suhu dasar. Kejadian fenologi           Komponen neraca air meliputi curah hujan (CH),
dihitung mulai semai sampai masak fisiologis dan         intersespsi tajuk (Ic), infiltrasi (Is), perkolasi (Pc),
diberi skala 0 - 1, yang dibagi menjadi lima kejadian    limpasan permukaan (Ro), kadar air tanah (θ),
yaitu semai, S (s = 0), tanam, T (s = 0.25), kuncup      evaporasi (Es) dan transpirasi (Ta). Model ini
bunga, KB (s = 0.50), bunga mekar, BM (s = 0.75)         memerlukan masukan unsur-unsur cuaca harian,
dan masak fisiologis, MF (s = 1.00). Fase                yaitu suhu (T), kelembapan (RH), radiasi surya (Qs),
perkembangan (s) kejadian fenologi tersebut              kecepatan angin (Angin) dan curah hujan. Peubah
dihitung dengan persamaan berikut:

    = ∑     ( −   )
                                                         tanaman ILD juga diperlukan yang disimulasi pada
                                                         submodel pertumbuhan. Parameter lainnya adalah
                                         ……….(1)         kapasitas lapang (Fc), titik layu permanen (Wp) dan
                                                         penguapan Ritchie (1972).


Agroscientiae                       Volume 19 Nomor 1 April 2012                                                         41
Gusti Rusmayadi

    Hujan merupakan sumber air (source) dari               Untuk mengetahui kemungkinan perubahan iklim
model. Dalam model, hujan jatuh pada permukaan         dapat mempengaruhi perbedaan dalam dampak
tajuk tanaman, dan sebagian air tertahan kemudian      yang      menyebabkan       tingkat   ketidakpastian
sisanya jatuh ke permukaan tanah. Air diintersepsi     perubahan iklim, terutama pada skala regional,
kemudian akan menguap ke atmosfer. Sisanya yang        kepekaan percobaan-percobaan mempunyai peran
sampai ke permukaan tanah, akan diserap tanah          penting. Oleh karena itu, dalam perubahan iklim
berupa infiltrasi. Model ini berasumsi tidak terjadi   dapat menerapkan 1°, 2°, dan 3° peningkatan atau
limpasan permukaan (runoff) sehingga aplikasinya       penurunan pada suhu udara; dan atau 5%, 10%,
ditujukan pada tanah – tanah datar.                    15% peningkatan atau penurunan pada curah hujan
    Dalam tanah, air menuju ke lapisan yang lebih      dan seterusnya. Ini dapat membangkitkan
bawah (perkolasi) apabila kandungan air pada           seperangkat data yang dapat digunakan dalam
lapisan tersebut melebihi kapasitas lapang. Dalam      model kuantitatif seperti model tanaman dan
model, proses tersebut akan terjadi sampai lapisan     hidrologi (Risbey, 1998; Mehrotra, 1999). Di
tanah terbawah dan perhitungannya menggunakan          atmosfer secara meteorologis peningkatan curah
metode jungkitan. Air yang keluar dari lapisan         hujan yang diiringi oleh suhu yang tinggi dapat saja
terbawah ini tidak dapat dimanfaatkan tanaman dan      terjadi. Dalam skenario di sini hanya dicontohkan
hilang berupa drainase.                                pada kejadian penurunan curah hujan yang diiringi
                                                       oleh peningkatan suhu udara. Dalam simulasi ini
     4. Submodel Nitrogen                              dibuat tiga skenario berdasarkan pendekatan di atas
                                                       dengan mengkombinasikan antara curah hujan dan
     Submodel nitrogen dalam model ini mengadopsi
                                                       suhu udara, yaitu skenario I (curah hujan berkurang
submodel nitrogen yang telah digunakan untuk
                                                       5% dan suhu naik 1°C), skenario II (curah hujan
tanaman gandum (Handoko, 1992).           Selama
                                                       berkurang 10% dan suhu naik 2°C) dan skenario III
pertumbuhan tanaman, sumber utama nitrogen dari
                                                       (curah hujan berkurang 15% dan suhu naik 3°C).
berbagai lapisan tanah dan dibagi ke organ-organ
                                                           Strategi manajemen yang diterapkan dengan
tanaman (W x). Sumber kedua adalah mobilisasi
                                                       memanfaatkan model simulasi tanaman adalah (1)
selama pelayuan. Sesudah pembungaan, nitrogen
                                                       penentuan waktu tanam, (2) pengaruh pengurangan
dimobilisasi dari daun (NL) dan batang (NS) yang
                                                       radiasi surya, dan (3) pengaruh perubahan iklim
merupakan sumber utama akumulasi nitrogen oleh
biji (NG). Jika kebutuhan nitrogen tidak dipenuhi
                                                       Pengujian Akurasi Model
oleh mobilisasi, maka tanaman mengambil nitrogen
dari tanah (Nup) tergantung kebutuhan, persediaan         Sebelum tahap aplikasi model pada kajian
            -
tanah (NO3 ), kadar air (Swc) dan bobot akar (RW)      perubahan iklim dilakukan, maka model diuji
pada masing-masing lapisan (m).                        ketepatannya agar akurasi prediksi model tidak
    Proses nitrogen dalam tanah dipengaruhi oleh       berbeda jauh dengan percobaan lapang dengan
amonifikasi, nitrifikasi dan pencucian. Selama         pendekatan (Handoko, 2005).
amonifikasi, nitrogen organik dikonversi menjadi
     +                       -
NH4 kemudian menjadi NO3 dalam nitrifikasi. Ada        H  100  E ,           E < 100         ............(5)
dua tahap untuk perhitungannya secara terpisah,                  = 0,          E ≥ 100
yaitu laju amonifikasi dan nitrifikasi. Sejumlah       dengan,
perhitungan dihubungkan dengan suhu di dalam
profil tanah. Perhitungan didasarkan pada suhu                   E  M  D  / D x100%
udara (T).
                                                           H   : akurasi model (%)
Strategi Ansipasi dengan Skenario Perubahan                E   : galat prediksi (%)
Iklim                                                      M   : keluaran model
    Dalam penanaman jarak pada dataran tinggi              D   : data pengukuran
sekitar 600 m dpl. diskenario terjadi pengurangan
intensitas radiasi sebesar 20% dari tempat             HASIL DAN PEMBAHASAN
percobaan      pertama   dan   kedua     dilakukan,
berdasarkan pendekatan yang digunakan oleh Bey             1. Akurasi model
& Las (1991). Kemudian, penurunan unsur iklim             Berdasarkan Tabel 1 terlihat pengujian akurasi
suhu      udara     menurut  ketinggian      tempat    model menunjukkan ketepatan dalam menduga fase
menggunakan pendekatan Braak (1929) dan                perkembangan tanaman dan hasil biji tanaman jarak
peningkatan curah hujan sebesar 10%. Tindak            pagar masing-masing sebesar 93 % dan 79%.
agronomis yang dilakukan dengan pemupukan 130
            -1
kg Urea ha .


42                                                                            Agroscientiae ISSN 0854-2333
Strategi Pengelolaan Tanaman Bioenergi……

                      Tabel 1. Pengujian ketepatan prediksi model dengan pengukuran lapang
                       Table 1. Accuracy test between model prediction and field observation
                            Peubah                    Model       Pengukuran         Ketepatan (%)
          1. Fase Perkembangan (s, hari)
                        Percobaan I (W1)
                  S (semai) – E (emergency)               11             10                  90
                     E – KB (kuncup bunga)                81             70                  84
                    KB – BM (bunga mekar)                 26             27                  96
                  BM – MF (masak fisiologis)              92             80                  85
                           Rata-rata I                                                       91
                       Percobaan II (W2)
                              S–E                         11             10                  90
                             E – KB                       83             80                  96
                            KB – BM                       27             27                 100
                            BM – MF                       70             72                  97
                           Rata-rata II                                                      96
          Rata-rata percobaan fase
          perkembangan tanaman I dan II                                                      93
                        -1
          2. Biji (t ha )
                             W2N0                        0.16           0.12                 66
                             W2N1                        0.16           0.20                 75
                             W2N2                        0.35           0.48                 63
                             W2N3                        0.34           0.30                 85
                             W2P1                        0.69           0.67                 96
                             W2P2                        0.08           0.06                 73
                             W2P3                        0.02           0.09                 94
                                                                                             79
          Rata-rata Biji                                                                   86.0
          Ket.: W2 (percobaan tanam ke-2), N0, N1, N2 dan N3 adalah pemupukan urea (N) yaitu W1N0 (0 g
                 Urea per pohon), W1N1 (20 g Urea per pohon), W1N2 (40 g Urea per pohon), dan W1N3 (60
                 g Urea per pohon), serta dalam setiap ring ditempatkan populasi tanaman (P) yaitu W1P1
                                                                   2
                 (17.698 tanaman per hektar atau 1.7 tanaman per m ) dan W1P2 (3.246 tanaman per hektar
                                         2
                 atau 0,32 tanaman per m ).
                                                          antara 81 – 87 hari, sedangkan pembungaan pada
    2. Aplikasi model terhadap perubahan iklim            fase kuncup bunga (KB) – (BM) berkisar antara 27 –
                                                          30 hari.
   2.1. Penentuan Waktu Tanam terhadap Produksi
        Jarak Pagar
    Jarak pagar merupakan tanaman tahunan dan                                  0.40
waktu tanam pada tahun pertama juga menentukan                                 0.35
                                                                     )
                                                                     -1




pertumbuhan dan perkembangan tahun berikutnya.                                 0.30
Variasi hasil berdasarkan simulasi waktu tanam                                 0.25
                                                                     H (t ha




setiap tanggal 14 setiap bulannya dengan                                       0.20
                                           -1
                                                                      asil




pemupukan sebesar 130 kg Urea ha (W2N2)                                        0.15
disajikan dalam gambar 1.                                                      0.10
   Hasil yang diperoleh merupakan simulasi selama
                                                                                       82
                                                                                       84
                                                                                      84




194 - 200 hari umur tanam. Hasil biji berkisar antara
                                                                                      83
                                                                                     82
                                                                                     83
                                                                                    85
                                                                                    87
                                                                                   86
                                                                                   83




                  -1
0.23 – 0.36 ton ha . Potensi hasil jarak pagar IP-1P
                                                                                  81
                                                                                  81




sebesar 0.25 – 0.30 ton pada tahun pertama                                            W Panen
                                                                                       aktu
(Puslitbangbun, 2006). Hasil tertinggi di atas 0.3 ton
akan diperoleh jika penanaman dilakukan pada
rentang waktu bulan Maret sampai bulan Juli. Untuk
panenan berikutnya sangat ditentukan oleh fase            Gambar 1. Variasi hasil biji jarak pagar yang ditanam
                                                                       menurut bulan kalender di Bogor-Jawa Barat.
pemasakan buah (MF) dari bunga mekar (BM).
                                                          Figure 1. Jatropha seed that planted according Julian date
Waktu yang diperlukan sejak fase BM – MF berkisar                      in Bogor-Jawa Barat.


Agroscientiae                        Volume 19 Nomor 1 April 2012                                                43
Gusti Rusmayadi

    Dalam gambar 2 ditunjukkan peran dari radiasi                                     menyebabkan        tanaman     jarak       pagar  akan
yang diintersepsi terhadap hasil jarak. Jumlah                                        menggugurkan           daunnya      (stagnan)    untuk
radiasi yang diintersepsi pada waktu tanam bulan                                      menghindari kematian tanaman (Effendi, 2005).
Maret sampai Juli terlihat lebih besar dibandingkan                                       Pada dataran tinggi suhu menjadi lebih rendah
dengan bulan-bulan lainnya dengan kisaran antara                                      yang berakibat pada umur tanaman jarak mencapai
                       -2
1.028.9 – 1.118.6 MJm dan selama simulasi jumlah                                      231 hari (Gambar 3c). Umur yang lama ternyata
curah hujan yang diterima berkisar masing-masing                                      tidak berdampak terhadap besar biomassa yang
                                                                                                                       -1
periode tanam berkisar antara 580.6 – 1.896.3 mm.                                     dihasilkan (sekitar 3.904 t ha ) jika dibandingkan
Jumlah air yang dibutuhkan tanaman jarak selama                                       dengan hasil tanaman jarak pada ketinggian < 500
                                                                                                          -1
setahun berkisar antara 450 – 2.380 mm (Jones &                                       m dpl (4.226 t ha ) (Gambar 3a). Ini menunjukkan
Miller, 1992), antara 300 – 1.000 mm/tahun (Heller,                                   bahwa tanaman jarak memerlukan sejumlah radiasi
1996), minimal 250 mm dan pertumbuhan terbaik                                         surya untuk pertumbuhan dan perkembangan
antara 900 – 1.200 mm (Makkar & Becker, 1997),                                        terbaiknya. Hal ini juga mengisyaratkan bahwa
dan 500 –1.500 mm (Wahid, 2006).                                                      untuk pengembangan tanaman jarak ke wilayah
                                                                                      timur Indonesia.
                                                                                          Pemenuhan kebutuhan evapotaranspirasi aktual
                   2000                                                  C ra H ja
                                                                          uh un       tempat masing-masing tanaman jarak tumbuh
                   1800                                                  (m )
                                                                           m                                                  -1
                                                                                      sebesar 638.9 mm atau 3.3 mm hari dan 394.3 mm
                   1600                                                  QIn (M m )
                                                                            t J -2                         -1
                                                                                      atau 1.7 mm hari (Gambar 4a,b). Kebutuhan air
                   1400
                                                                                      sebesar itu menunjukkan bahwa tanaman jarak
      eubahiklim




                   1200
                                                                                      relatif tahan terhadap kekeringan.
                   1000
                    800
     P




                                                                                         2.3. Pengaruh Perubahan Iklim terhadap
                    600
                                                                                              Produksi Jarak Pagar
                    400
                                                  l                                       Telah diketahui bahwa di samping faktor genetik,
                          Jan Feb Mr Apr Mi Jun Ju Agt Sep Okt Nop Des
                                   a      e                                           pertumbuhan dan perkembangan tanaman jarak
                                           W T
                                            aktu anam                                 pagar sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
                                                                                      seperti yang dikemukakan oleh Makkar & Becker
                                                                                      (1997).
Gambar 2. Radiasi yang diintersepsi dan curah hujan                                       Dampak kekeringan pada tanaman jarak menurut
         yang diterima selama periode pertumbuhan                                     Rivaie (2007) dapat dilihat pada KIJP di
         tanaman.
                                                                                      Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, yang terletak
Figure 2. Interception radiation and rainfall that accepted
         as long as plant growth                                                      di daerah yang beriklim kering dengan curah hujan ±
                                                                                      1 100 mm/th. Di kebun ini pertumbuhan tanaman
     2.2. Pengaruh Pengurangan Radiasi Surya                                          selama musim kemarau (Juni-Agustus 2006) cukup
          terhadap Produksi Jarak Pagar                                               terganggu, tanaman secara keseluruhan terlihat
                                                                                      layu. Meskipun kebun ini sudah mendapat
   Jarak     pagar   untuk    berproduksi   optimal                                   pengairan secukupnya, tetapi masih belum mampu
memerlukan syarat tumbuh tertentu seperti tinggi                                      mengalahkan pengaruh intensitas radiasi surya
tempat kurang dari 500 m dpl. (dataran rendah),                                       yang tinggi disertai angin yang kencang selama
curah hujan kurang dari 1 000 mm/tahun, suhu lebih                                    beberapa bulan musim kemarau. Pengaruh yang
dari 20°C, tanah berpasir, pH 5.5 – 6.5. Pada                                         kuat kedua faktor iklim tersebut mengakibatkan
kondisi tertentu seperti pada ketinggian 600 m dpl                                    kehilangan air yang tinggi, baik melalui stomata
dengan cahaya matahari berlimpah dan suhu lebih                                       daun maupun dari permukaan tanah langsung, yang
dari 20°C, tanaman jarak pagar dapat berproduksi                                      berakibat pada defisit air yang cukup besar pada
dengan baik namun kandungan minyak yang lebih                                         daerah perakaran tanaman. Pada tanaman yang
rendah dibandingkan dengan di dataran rendah                                          baru dipanen, daunnya gugur disertai dengan
(Mahmud, 2006).                                                                       percabangan yang agak rusak. Pada kondisi
   Secara umum tanaman penghasil minyak                                               demikian tentu sangat sulit diharapkan tanaman
memerlukan lingkungan dengan cahaya yang                                              dapat     segera    bertunas    kembali   sekaligus
cukup. Pada lingkungan seperti dataran tinggi lebih                                   menghasilkan      pembungaan.      Selain    karena
dari 700 m dpl yang menjadi pembatas adalah                                           kekurangan air, kondisi di atas diduga juga
radiasi matahari karena banyak awan dan berkabut,                                     disebabkan karena banyak unsur-unsur hara yang
sedang di dataran rendah kurang dari 700 m dpl                                        terkuras oleh panen besar sebelumnya.
dibatasi ketersediaan air tanah. Iklim yang lebih
kering akan meningkatkan kadar minyak dalam biji,
namun masa kekeringan berkepanjangan akan


44                                                                                                           Agroscientiae ISSN 0854-2333
Strategi Pengelolaan Tanaman Bioenergi……




                                     6                                                                                                             7.0
                                                AB
                                                 G                                                                                                 6.0          ILD
                                     5          A B adiasi20%
                                                 G -R
                                                                                                                                                   5.0          IL -R iasi2 %
                                                                                                                                                                  D ad 0
                         )




                                                Biji
                       -1




                                     4




                                                                                                                       Indeksluasdaun, IL (unitless)
                                                B adiasi20%
                                                 iji-R                                                                                             4.0
                                     3
                         B ass (t ha




                                                                                                                                                   3.0




                                                                                                                                         D
                                     2
                          iom




                                                                                                                                                   2.0
                                     1                                                                                                             1.0

                                     0                                                                                                             0.0
                                       104 124 144 164 184 204 224 244 264 284 304 324                                                                  14 14 14 14 14 24 24 24 24 24 34 34
                                                                                                                                                         0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 0 2
                                                           Juliandate                                                                                                     J lia d te
                                                                                                                                                                           u na
                                                                                                          (a)                                                                                         (b)


                                                                                       10
                                                                                       .0
                                                                                       00
                                                                                       .9        s
                                                                                       00
                                                                                       .8
                                                                                                 s - R iasi2 %
                                                                                                      ad 0
                                                                                       00
                                                                                       .7
                                                                                       00
                                                                                       .6
                                                                     F sep rke b n a (s)




                                                                                       00
                                                                                       .5
                                                                      a e ma g n




                                                                                       00
                                                                                       .4
                                                                                       00
                                                                                       .3
                                                                                       00
                                                                                       .2
                                                                                       00
                                                                                       .1
                                                                                       00
                                                                                       .0
                                                                                            14 14 14 14 14 24 24 24 24 24 34 34
                                                                                             0  2  4  6  8  0  2  4  6  8  0  2

                                                                                                                  J lia d te
                                                                                                                   u na


                                                                                                                 (c)
   Gambar 3. Simulasi respon tanaman jarak terhadap pengurangan radiasi surya sebesar 20% terhadap
              AGB dan biji (a), ILD (b) dan fase perkembangan, s (c).
 Figure 3. Simulation of jatropha responds to radiation depletion about 20% to AGB and seed (a), LAI (b)
            and development stage, s (c).



                                 400.0                                                                                                                 700.0
                                                                                                                                                       600.0       ETa - Radiasi
                                 350.0
                                                                                                                                                       500.0       ETa - R 20%
                                                                                                                                                                          adiasi
      andungan air tanah, 0-100 cm




                                                                                                                           Evapotranspirasi (m )
                                                                                                                                              m




                                 300.0                                                                                                                 400.0
                      (m )
                        m




                                 250.0           KT
                                                  A                                                                                                    300.0
                                                 K T-Radiasi 20%
                                                  A                                                                                                    200.0
                                 200.0           KL
                                                                                                                                                       100.0
                                                 WP
     K




                                 150.0                                                                                                                  0.0
                                         104 124 144 164 184 204 224 244 264 284 304 324                                                                   104 124 144 164 184 204 224 244 264 284 304 324
                                                                Juliandate                                                                                                      Juliandate

                                                           (a)                                                                                                                  (b)
Gambar 4. Simulasi respon tanaman jarak akibat pengurangan radiasi surya sebesar 20% terhadap KAT (a)
            dan ETa (b).
Figure 4. Simulation of jatropha responds to radiation depletion about 20% to SWC (a) and ETa (b).


Agroscientiae                                                                              Volume 19 Nomor 1 April 2012                                                                                      45
Gusti Rusmayadi

    Dalam simulasi ini dibuat tiga skenario                        Pengujian kehandalan model telah dilakukan dan
berdasarkan     pendekatan     di   atas   dengan              menunjukkan bahwa ketepatan prediksi model
mengkombinasikan antara curah hujan dan suhu                   terhadap percobaan lapang baik untuk fase
udara, yaitu skenario I (curah hujan berkurang 5%              perkembangan tanaman masing-masing sekitar 93
dan suhu naik 1°C), skenario II (curah hujan                   dan 79%, sehingga aplikasi model dilakukan dengan
berkurang 10% dan suhu naik 2°C) dan skenario III              strategi variasi waktu tanam, pengurangan radiasi
(curah hujan berkurang 15% dan suhu naik 3°C).                 surya, dan dampak perubahan iklim. Waktu tanam
Tindak agronomis yang dilakukan adalah dengan                  yang terbaik untuk penanaman pada tahun pertama
                                 -1
pemupukan 130 kg Urea ha . Hasil simulasi                      adalah antara bulan Maret sampai dengan Juli.
masing-masing skenario terhadap biomassa dan biji              Tanaman penghasil minyak memerlukan radiasi
ditunjukkan dalam gambar 5.                                    surya yang lebih banyak dibandingkan dengan
    Penurunan biomassa jika terjadi pengurangan                tanaman penghasil karbohidrat, sehingga jika terjadi
curah hujan peningkatan suhu udara dari kondisi                pengurangan      radiasi   surya,   maka     terjadi
sekarang masing-masing sebesar 20% pada                        pengurangan biomassa dan hasil biji serta umur
skenario I, 44% pada skenario II dan 78% pada                  tanaman semakin panjang. Skenario pengurangan
skenario III. Sementara itu, penurunan hasil biji              curah hujan di Bogor-Jawa Barat sampai 15% masih
masing-masing sebesar 17%, 41% dan 74%.                        mencukupi untuk pertumbuhan jarak, namun
    Pada skenario pengurangan curah hujan sampai               peningkatan suhu sampai 3°C menyebabkan umur
15%, air hujan masih mencukupi (di atas 500 mm)                tanaman yang lebih singkat dan berdampak pada
untuk pertumbuhan tanaman jarak, namun                         pengurangan biomassa dan biji.
peningkatan suhu udara sampai dengan 3°C,
mengakibatkan umur tanaman menjadi lebih pendek
(Gambar 6a,b). Umur tanaman yang lebih singkat
dan suhu yang tinggi menyebabkan fotosintat yang
ditumpuk menjadi berkurang sehingga berdampak
pada pengurangan biomassa dan biji (Gambar
3a,b).



              4.5                                                                   0.4
              4.0                              AB
                                                G                                                                      Biji
                                                                                   0.35
              3.5                              A B k arioI
                                                G -S en                                                                B kenarioI
                                                                                                                        iji-S
                                                                                    0.3
     )




                                                                    )




                                                                                                                       B kenarioII
                                                                                                                        iji-S
     -1




              3.0                              A B k arioII
                                                G -S en
                                                                    -1




                                                                                   0.25                                B kenarioIII
                                                                                                                        iji-S
              2.5                              A B k arioIII
                                                G -S en
                                                                    H biji (t ha




                                                                                    0.2
      io assa a
     B m (th




              2.0
              1.5                                                                  0.15
                                                                     asil




              1.0                                                                   0.1
              0.5                                                                  0.05
              0.0                                                                     0
                    1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1
                                       0 1 2                                              1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
                            W tuT am
                             ak an                                                                W T
                                                                                                   aktu anam

                                 (a)                                                                    (b)
Gambar 5. Simulasi biomassa (a) dan hasil biji jarak di Bogor-Jawa Barat yang ditanam tanggal 14 setiap
              bulan, pada kondisi curah hujan sekarang dan akan datang dengan 3 skenario.
Figure 5. Biomass simulation (a) and Jatropha’s seed in Bogor-Jawa Barat that planted every month 14
            calendar day, with real condition rainfall and 3 scenarios generate rainfall




46                                                                                                  Agroscientiae ISSN 0854-2333
Strategi Pengelolaan Tanaman Bioenergi……



                          2000                                                                    170
                                                                                                            Umur tanaman
                          1800
                          1600                                                                    168       T-Skenario III




                                                                           Umur tanaman (hari )
                          1400
       Curah hujan (mm)




                          1200                                                                    166
                          1000
                           800                        CH                                          164
                           600                        CH-Skenario I
                           400                                                                    162
                                                      CH-Skenario II
                           200                        CH-Skenario III
                             0                                                                    160
                                 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12                                             1   2   3   4   5    6   7   8   9 10 11 12

                                              Bulan                                                                          Bulan

                                        (a)                                                                             (b)

Gambar 6. Skenario pengurangan curah hujan dan peningkatan suhu udara (skenario III)-umur tanaman.
Figure 6. Rainfall depletion scenarios and temperature increasing (III’s scenarios) – plant age.


SIMPULAN
                                                                        Braak C. 1929. The Climate of Netherland Indies.
1. Aplikasi model merupakan salah satu bentuk                               English Summary Part 1 Verhandelingen No. 8
   manfaat pemodelan dalam penyusunan strategi                              KM Meteorologisch-Observatorium te Batavia.
   pengelolaan tanaman sebagai salah satu bentuk
                                                                        Djufry F, Handoko & Koesmaryono Y. 2000. Model
   adaptasi terhadap perubahan iklim.
                                                                             fenologi tanaman kelapa sawit (Elaeis
2. Hasil simulasi menunjukkan bahwa tanaman
                                                                             guineensis L.). J Agromet Indones. 15:33–42.
   jarak juga memerlukan waktu tanaman optimum,
   dosis pemupukan yang tepat, intensitas radiasi                       Eskridge KM & Steven EJ. 1987. Growth curve
   surya yang cukup, ketersediaan air dan suhu                               analysis do temperature-dependent phenology
   udara yang optimal untuk pertumbuhan dan                                  models. Agron J. 79:291–297.
   perkembangannya.
                                                                        Gallagher JN & Biscoe PV. 1978. Radiation
                                                                             absorption, growth and yield of cereals. J Agric
DAFTAR PUSTAKA                                                               Sci. 91:47–60.
Allen JC. 1976. A modified sine wave method for                         Gardner FP, Pearce RB & Mitchell RL. 1991.
     calculating degree-days. Environ Entomol.                              Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerjemah
     5(3):388–396.                                                          Herawi Susilo dan Subiyanto. Jakarta. UI Pr.
Andrewartha HG. & Birch LC. 1973. The History of                        Handoko. 2007. Gandum 2000: Penelitian
    Insect Ecology. Di dalam: History of                                    Pengembangan Gandum di Indonesia. Bogor.
    Entomology, eds. R.F. Smith, T.E. Mittler and                           SEAMEO BIOTROP.
    C.N. Smith, 229-266. Annu Rev Inc. Palo Alto,
                                                                        ICRAF. 2003.                            Jatropha         curcas.    Agro-forestry
    CA.
                                                                            Database.
Baskerville GL & Emin P. 1969. Rapid estimation of
                                                                        Johnson IR & Thornley JHM. 1985. Temperature
    heat accumulation from maximum and
    minimum temperatures. Ecol. 50(3):514–517.                              dependence of plant and crop processes. Ann
                                                                            Bot. 55:1–24.
Bassetti P & Westgate ME. 1993. Water deficit
                                                                        Koesmaryono Y, Sangaji & June T. 2002. Akumulasi
    affects receptivity of maize silks. Crop Sci.
                                                                            panas tanaman soba (Fagopyrum esculentum
    33:279–282.
                                                                            cv. Kitaware) pada dua ketinggian di iklim
Bey A & Las I. 1991. Strategi Pendekatan Iklim                              tropika basah. J Agromet Indones. 15(1):p8–
    dalam Usaha Tani. Di dalam: Kapita Selekta                              13.
    dalam Agroklimatologi. Bogor. Dirjen Dikti-
    Depdikbud.                                                          Mahmud Z. 2006. Kenapa harus Jarak Pagar.
                                                                           Infotek Jarak Pagar (Jatropha curcas L.).
                                                                           1(1):2.


Agroscientiae                                         Volume 19 Nomor 1 April 2012                                                                    47
Gusti Rusmayadi

Makkar HPS & Becker K. 1997. Jatropha curcas             Rusmayadi G, Handoko, Koesmaryono Y, &
    toxicity: identification of toxic principle(s). Di       Goenadi DH. 2009. Efisiensi penggunaan
    dalam: Garland, T , Barr A. C. (Eds) Toxic               radiasi surya untuk pemodelan pertumbuhan
    plants and other natural toxicants, Proc 5th Int         dan perkembangan tanaman Jarak Pagar
    Symp on Poisonous Plants, San Angelo,                    (Jatropha curcas L.). Agroscientie. 16:78–89 .
    Texas, USA, May 19-23, New York. CAB Int:
                                                         Sinclair TR & Shiraiwa T. 1993. Soybean radiation-
    pp 554–558.
                                                              use efficiency as influenced by nonuniform
Mehrotra R. 1999. Sensitivity of runoff, soil moisture        specific leaf nitrogen distribution and diffuse
    and reservoir design to climate change in                 radiation. Crop Sci. 33:808–812.
    central indian river basins. Climate Change.
                                                         Steel RGD & Torrie JH. 1991. Prinsip dan Prosedur
    42:725–757.
                                                              Statistika:  Suatu   pendekatan    biometrik.
Ritchie JT. 1981. Soil water availability. Plant and          Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
     soil. 58:327–338 .
                                                         Wahid P. 2006. Jarak Pagar dan Lingkungan.
Risbey JS. 1998. Sensitivity of water supply                 Infotek Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). 1(5):
    planning decisions to stream-flow and climate            18.
    scenario uncertainties. Water Policy. 1:321–
                                                         Zalom FG, Goodell PB, Wilson LT, Barnett WW &
    340 .
                                                             Bentley WJ. 1983. Degree-Days: The
Rusmayadi G. 2007. Estimasi efisiensi penggunaan             Calculation and Use of Heat Units in Pest
    radiasi Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) untuk           Management. Univ. California Division of Agric
    parameter pemodelan tanaman. Agritek.                    and Nat Resources Leaflet 21373.
    15:165–169.




48                                                                             Agroscientiae ISSN 0854-2333

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Pengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahanPengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahanAqyu DenganMyu
 
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014Purwandaru Widyasunu
 
656 1205-1-sm
656 1205-1-sm656 1205-1-sm
656 1205-1-smraycha26
 
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanamanjurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanamankasimusman
 
pengaruh cahaya terhadap tumbuhan
pengaruh cahaya terhadap tumbuhanpengaruh cahaya terhadap tumbuhan
pengaruh cahaya terhadap tumbuhanlalurangga
 
Laporan fix
Laporan fixLaporan fix
Laporan fixIma
 
Lingukungan Hidup&Pembangunan Berkelanjutan
Lingukungan Hidup&Pembangunan BerkelanjutanLingukungan Hidup&Pembangunan Berkelanjutan
Lingukungan Hidup&Pembangunan Berkelanjutanafilahs
 
Interaksi input output 2014
Interaksi input output 2014Interaksi input output 2014
Interaksi input output 2014Andrew Hutabarat
 
Prosiding seminar nasional pekan pertanian
Prosiding seminar nasional pekan pertanianProsiding seminar nasional pekan pertanian
Prosiding seminar nasional pekan pertanianNurdinUng
 
Bab iii peran lingkungan terhadap pertanaman
Bab iii peran lingkungan terhadap pertanamanBab iii peran lingkungan terhadap pertanaman
Bab iii peran lingkungan terhadap pertanamanAndrew Hutabarat
 
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiLaporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiJeanne Isbeanny LFH
 

Mais procurados (17)

Bahan ajar psd_l__.bab_-v
Bahan ajar psd_l__.bab_-vBahan ajar psd_l__.bab_-v
Bahan ajar psd_l__.bab_-v
 
Pengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahanPengantar evaluasi lahan
Pengantar evaluasi lahan
 
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
Bab 3. Klasifikasi Penggunaan dan Cara Evaluasi Lahan 2014
 
656 1205-1-sm
656 1205-1-sm656 1205-1-sm
656 1205-1-sm
 
Bab ii pengertian lahan
Bab ii pengertian lahanBab ii pengertian lahan
Bab ii pengertian lahan
 
Nature vs agroeco
Nature vs agroecoNature vs agroeco
Nature vs agroeco
 
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanamanjurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
jurnal nasional tentang kebutuhan air tanaman
 
pengaruh cahaya terhadap tumbuhan
pengaruh cahaya terhadap tumbuhanpengaruh cahaya terhadap tumbuhan
pengaruh cahaya terhadap tumbuhan
 
Laporan fix
Laporan fixLaporan fix
Laporan fix
 
Lingukungan Hidup&Pembangunan Berkelanjutan
Lingukungan Hidup&Pembangunan BerkelanjutanLingukungan Hidup&Pembangunan Berkelanjutan
Lingukungan Hidup&Pembangunan Berkelanjutan
 
Bab II
Bab IIBab II
Bab II
 
Bagan konsep pla
Bagan konsep plaBagan konsep pla
Bagan konsep pla
 
Interaksi input output 2014
Interaksi input output 2014Interaksi input output 2014
Interaksi input output 2014
 
Prosiding seminar nasional pekan pertanian
Prosiding seminar nasional pekan pertanianProsiding seminar nasional pekan pertanian
Prosiding seminar nasional pekan pertanian
 
Bab iii peran lingkungan terhadap pertanaman
Bab iii peran lingkungan terhadap pertanamanBab iii peran lingkungan terhadap pertanaman
Bab iii peran lingkungan terhadap pertanaman
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisiLaporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
Laporan Praktikum Ekologi Terestrial: Tanah dan dekomposisi
 

Semelhante a SIMULASI TANAMAN

Rpkps klimatologi dasar edit
Rpkps klimatologi dasar  editRpkps klimatologi dasar  edit
Rpkps klimatologi dasar editSuryati Purba
 
Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Gusti Rusmayadi
 
Aplikasi metode klimogram untuk budidaya buah mangga
Aplikasi metode klimogram untuk budidaya buah manggaAplikasi metode klimogram untuk budidaya buah mangga
Aplikasi metode klimogram untuk budidaya buah manggaGiska Manikasari
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologiedhie noegroho
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PAD...
LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PAD...LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PAD...
LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PAD...Rahmat Hidayat
 
Pelaksanaan program kampung iklim di jawa barat
Pelaksanaan program kampung iklim di jawa baratPelaksanaan program kampung iklim di jawa barat
Pelaksanaan program kampung iklim di jawa baratswirawan
 
makalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklm
makalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklmmakalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklm
makalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklmAisyahInarah1
 
Semnas perteta PV Fotobioreaktor - Dimas.pptx
Semnas perteta PV Fotobioreaktor - Dimas.pptxSemnas perteta PV Fotobioreaktor - Dimas.pptx
Semnas perteta PV Fotobioreaktor - Dimas.pptxDimasFirmandaAlRiza
 
S2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introductionS2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introductionswirawan
 
MEMAHAMI CP FASE E MAPEL FISIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA.pdf
MEMAHAMI CP FASE E MAPEL FISIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA.pdfMEMAHAMI CP FASE E MAPEL FISIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA.pdf
MEMAHAMI CP FASE E MAPEL FISIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA.pdfumiinayah1
 
Mpt 2 konsep pembuatan varietas
Mpt 2 konsep pembuatan varietasMpt 2 konsep pembuatan varietas
Mpt 2 konsep pembuatan varietasAndrew Hutabarat
 
10394-62940-1-PB.pdf
10394-62940-1-PB.pdf10394-62940-1-PB.pdf
10394-62940-1-PB.pdfcahyadi1969
 

Semelhante a SIMULASI TANAMAN (20)

Rpkps klimatologi dasar edit
Rpkps klimatologi dasar  editRpkps klimatologi dasar  edit
Rpkps klimatologi dasar edit
 
Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013
 
Aplikasi metode klimogram untuk budidaya buah mangga
Aplikasi metode klimogram untuk budidaya buah manggaAplikasi metode klimogram untuk budidaya buah mangga
Aplikasi metode klimogram untuk budidaya buah mangga
 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
 
Laporan kunjungan bmkg
Laporan kunjungan bmkgLaporan kunjungan bmkg
Laporan kunjungan bmkg
 
1611 1539-1-sm
1611 1539-1-sm1611 1539-1-sm
1611 1539-1-sm
 
Surjan kelompok 5
Surjan kelompok 5Surjan kelompok 5
Surjan kelompok 5
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PAD...
LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PAD...LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PAD...
LAPORAN PRAKTIKUM PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PAD...
 
Pelaksanaan program kampung iklim di jawa barat
Pelaksanaan program kampung iklim di jawa baratPelaksanaan program kampung iklim di jawa barat
Pelaksanaan program kampung iklim di jawa barat
 
5_6107367547005306468 (1).pptx
5_6107367547005306468 (1).pptx5_6107367547005306468 (1).pptx
5_6107367547005306468 (1).pptx
 
makalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklm
makalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklmmakalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklm
makalah klimatologi pengelolaan data ilklim dan klasifikasi iklm
 
Terjemahan Jurnal
Terjemahan JurnalTerjemahan Jurnal
Terjemahan Jurnal
 
Acara 1
Acara 1Acara 1
Acara 1
 
Semnas perteta PV Fotobioreaktor - Dimas.pptx
Semnas perteta PV Fotobioreaktor - Dimas.pptxSemnas perteta PV Fotobioreaktor - Dimas.pptx
Semnas perteta PV Fotobioreaktor - Dimas.pptx
 
Surjan kelompok 5
Surjan kelompok 5Surjan kelompok 5
Surjan kelompok 5
 
6 apresus
6 apresus6 apresus
6 apresus
 
S2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introductionS2 2015-360291-introduction
S2 2015-360291-introduction
 
MEMAHAMI CP FASE E MAPEL FISIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA.pdf
MEMAHAMI CP FASE E MAPEL FISIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA.pdfMEMAHAMI CP FASE E MAPEL FISIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA.pdf
MEMAHAMI CP FASE E MAPEL FISIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Mpt 2 konsep pembuatan varietas
Mpt 2 konsep pembuatan varietasMpt 2 konsep pembuatan varietas
Mpt 2 konsep pembuatan varietas
 
10394-62940-1-PB.pdf
10394-62940-1-PB.pdf10394-62940-1-PB.pdf
10394-62940-1-PB.pdf
 

Mais de Gusti Rusmayadi (20)

Ii pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosferIi pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosfer
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
 
IX evapotranspirasi
IX evapotranspirasiIX evapotranspirasi
IX evapotranspirasi
 
viii hujan
viii hujanviii hujan
viii hujan
 
Vii angin
Vii anginVii angin
Vii angin
 
Vi tekanan udara
Vi tekanan udaraVi tekanan udara
Vi tekanan udara
 
Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014
 
Fadly 60 68
Fadly 60 68Fadly 60 68
Fadly 60 68
 
Afiah49 59-baik
Afiah49 59-baikAfiah49 59-baik
Afiah49 59-baik
 
Bakti 37 39
Bakti 37 39Bakti 37 39
Bakti 37 39
 
Susi 28-36
Susi 28-36Susi 28-36
Susi 28-36
 
Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27
 
Faeida0 15-21
Faeida0 15-21Faeida0 15-21
Faeida0 15-21
 
Habibah baik11-14
Habibah baik11-14Habibah baik11-14
Habibah baik11-14
 
Nofia=6 10
Nofia=6 10Nofia=6 10
Nofia=6 10
 
Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtr
 
Simulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtrSimulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtr
 
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrPraktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
 
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtrPraktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
 

Último

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Último (20)

LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

SIMULASI TANAMAN

  • 1. Gusti Rusmayadi STRATEGI PENGELOLAAN TANAMAN BIOENERGI BERDASARKAN MODEL SIMULASI TANAMAN SEBAGAI ANTISIPASI PERUBAHAN IKLIM MANAGEMENT STRATEGY OF BIO-ENERGY CROPS USE CROP SIMULATE MODEL AS ANTICIPATED TO CLIMATE CHANGE Gusti Rusmayadi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNLAM Jl. Jend. A. Yani Km.36 PO Box 1028 Banjarbaru 70714 e-mail: gustirusmayadi@yahoo.co.id ABSTRACT Crop model simulation is quantitative tool in relation between plant growth and environment as climate and soil. For example for crop model simulation application is about global climate change because of green- house effect. The model has daily resolution and consist of 4 sub models, that are development, growth, water balance and nitrogen. Model input is initialization, parameter and external variable. The external variable is nitrogen and meteorology elements that are rainfall, radiation, air temperature, relative humidity and wind velocity, theothere side the output is development stage, LAI, total biomass, and seed weight. Besides that, the model also simulates nitrogen in soil and nitrogen crop absorption. The accuracy test shows that precise model to predict development stage and seed is 93% and 73%, respectively. The model has been applicator to Jatropha production predicts in crop management like time of sowing, nitrogen fertilizer, radiation depletion effect and climate change effect. Key word: model, simulation, climate change ABSTRAK Model simulasi tanaman adalah alat analisis kuantitatif dalam hubungan antara pertumbuhan tanaman dengan lingkungan tumbuh seperti iklim dan tanah. Salah satu contoh penting dalam aplikasi mode simulasi tanaman jarak pagar ini adalah sehubungan dengan issue perubahan iklim global karena pengaruh gas-gas rumah kaca. Model yang disusun mempunyai resolusi harian dan terdiri dari empat sub model, yaitu perkembangan, pertumbuhan, neraca air, dan nitrogen. Masukan model adalah inisialisasi, parameter dan peubah luar yaitu nitrogen dan unsur cuaca yang meliputi curah hujan, radiasi surya, suhu udara, kelembapan udara dan kecepatan angin, sedangkan keluarannya di antaranya fase perkembangan, ILD, biomassa total, dan berat biji. Selain itu, model juga mensimulasi N pada tanah dan serapan N tanaman. Pengujian akurasi model menunjukkan ketepatan dalam menduga fase perkembangan tanaman dan hasil biji jarak pagar masing-masing sebesar 93 % dan 79%. Model simulasi tanaman telah diterapkan terhadap produksi Jarak Pagar dalam beberapa manajemen tanaman seperti penentuan waktu tanam, pengaruh pemupukan nitrogen, dan pengaruh pengurangan radiasi surya serta pengaruh perubahan iklim. Kata kunci: model, simulasi, perubahan iklim PENDAHULUAN oleh model, maka keputusan-keputusan taktis dapat dilakukan, seperti penentuan waktu tanam yang Model simulasi tanaman adalah alat analisis optimum, waktu dan jumlah pemupukan yang harus kuantitatif dalam hubungan antara pertumbuhan diberikan. tanaman dengan lingkungan tumbuh seperti iklim Salah satu contoh dalam aplikasi mode simulasi dan tanah. Model membantu paling sedikit pada tiga tanaman jarak pagar adalah sehubungan dengan hal, yaitu pertama pemahaman proses pengaruh issue perubahan iklim karena pengaruh pemanasan lingkungan, khususnya variasi unsur-unsur cuaca, global akibat peningkatan gas-gas rumah kaca terhadap tanaman, kedua untuk keperluan prediksi (green house effect). Pemanasan global berdampak dan ketiga untuk keperluan manajemen. Model pada perilaku iklim seperti peningkatan atau simulasi yang handal (best fitted) dapat digunakan penurunan jumlah curah hujan, peningkatan suhu untuk mengurangi jumlah percobaan lapang yang udara, jumlah radiasi yang diterima oleh tanaman, memerlukan biaya dan waktu yang banyak. Jika sehingga akan berdampak besar terhadap pemahaman mekanisme proses yang terjadi selama pertanian seperti perubahan tindak agronomis pola pertumbuhan tanaman yang rumit dapat dijelaskan tanam, lama musim pertumbuhan dan hasilnya. 40 Agroscientiae ISSN 0854-2333
  • 2. Strategi Pengelolaan Tanaman Bioenergi…… Tanpa analisis kuantitatif yang dapat menjelaskan 2. Submodel Pertumbuhan interaksi iklim dan pertanian, prediksi dan antisipasi Submodel pertumbuhan mensimulasi aliran terhadap perubahan iklim tersebut akan sukar biomassa aktual (GDMa) hasil fotosintesis ke organ dilakukan. tanaman seperti daun (LW), batang (SW), akar (RW), dan biji (GW) serta kehilangannya berupa METODE PENELITIAN respirasi (Rx), dan perkembangan luas daun untuk menduga ILD. Lokasi dan Waktu Penelitian Produksi biomassa potensial harian dihitung Percobaan pertama (W1) dan kedua (W1) yang berdasarkan efisiensi penggunaan radiasi surya datanya digunakan dalam pemodelan telah yang diintersepsi tajuk tanaman. Nilai RUE tanaman dilaksanakan pada lahan percobaan SEAMEO- jarak pagar ditentukan berdasarkan percobaan -1 BIOTROP selama bulan Maret sampai Nopember pertama sebesar  = 0.0013 kg MJ (Rusmayadi et tahun 2007. al. 2009). Data Percobaan  GDM p   1  e  k ILD Qs  ............(2) -1 -1 GDMp = produksi biomassa potensial (kg ha d ) Percobaan pertama adalah untuk parameterisasi, masukan model, kalibrasi. Percobaan kedua Perhitungan faktor ketersediaan air (fw ) dan dilakukan dalam kerangka validasi model produski biomassa aktual (GDMa) adalah sbb: selanjutnya. Ta fw  ............(3) Model Simulasi Tanaman Tm Model yang disusun mempunyai resolusi harian GDM a  f w .GDM p ...............(4) dan terdiri dari empat sub model, yaitu GDMa dalam kg ha d . -1 -1 perkembangan, pertumbuhan, neraca air, dan nitrogen. Masukan model adalah inisialisasi, Dalam model, biomassa aktual dibagi antara parameter dan peubah luar yaitu nitrogen dan unsur daun, batang, akar, dan biji yang perbandingannya cuaca yang meliputi curah hujan, radiasi surya, suhu tergantung pada fase perkembangan tanaman (s). udara, kelembapan udara dan kecepatan angin, Sebagian biomassa masing-masing organ akan sedangkan keluarannya di antaranya fase berkurang melalui respirasi pertumbuhan (Rg) dan perkembangan, ILD, biomassa total, dan berat biji. respirasi pemeliharaan (Rm) yang dihitung Selain itu, model juga mensimulasi N pada tanah berdasarkan suhu udara dan massa masing-masing dan serapan N tanaman. Kemudian tahapan organ (McCree, 1970). Alokasi proporsi biomassa parameterisasi, kalibrasi dan validasi model masing-masing organ (x) dihitung berdasarkan dilakukan sebelum aplikasi model. fungsi fase perkembangan tanaman (Handoko, 1994). Pada awal pertumbuhan, produksi biomassa 1. Submodel Perkembangan hanya dialokasikan ke daun, batang dan akar Jarak pagar adalah tanaman netral (ICRAF, dengan alokasi terbanyak pada daun. Sampai 2003) sehingga laju perkembangan dan kejadian pembungaan, alokasi biomassa ke daun dan akar fenologinya didekati dengan konsep degree-day berkurang sedangkan alokasi ke batang bertambah atau heat unit (Baskerville & Emin, 1969; dengan fase perkembangan tanaman. Setelah fase Andrewartha & Birch, 1973; Allen, 1976; Zalom et al. pembungaan, seluruh produksi biomassa 1983). Heat unit tidak dipengaruhi oleh perbedaan dialokasikan ke biji. lokasi dan waktu tanam (Koemaryono et al., 2002). Laju perkembangan tanaman terjadi bila suhu rata- 3. Submodel Neraca Air rata harian melebihi suhu dasar. Kejadian fenologi Komponen neraca air meliputi curah hujan (CH), dihitung mulai semai sampai masak fisiologis dan intersespsi tajuk (Ic), infiltrasi (Is), perkolasi (Pc), diberi skala 0 - 1, yang dibagi menjadi lima kejadian limpasan permukaan (Ro), kadar air tanah (θ), yaitu semai, S (s = 0), tanam, T (s = 0.25), kuncup evaporasi (Es) dan transpirasi (Ta). Model ini bunga, KB (s = 0.50), bunga mekar, BM (s = 0.75) memerlukan masukan unsur-unsur cuaca harian, dan masak fisiologis, MF (s = 1.00). Fase yaitu suhu (T), kelembapan (RH), radiasi surya (Qs), perkembangan (s) kejadian fenologi tersebut kecepatan angin (Angin) dan curah hujan. Peubah dihitung dengan persamaan berikut: = ∑ ( − ) tanaman ILD juga diperlukan yang disimulasi pada submodel pertumbuhan. Parameter lainnya adalah ……….(1) kapasitas lapang (Fc), titik layu permanen (Wp) dan penguapan Ritchie (1972). Agroscientiae Volume 19 Nomor 1 April 2012 41
  • 3. Gusti Rusmayadi Hujan merupakan sumber air (source) dari Untuk mengetahui kemungkinan perubahan iklim model. Dalam model, hujan jatuh pada permukaan dapat mempengaruhi perbedaan dalam dampak tajuk tanaman, dan sebagian air tertahan kemudian yang menyebabkan tingkat ketidakpastian sisanya jatuh ke permukaan tanah. Air diintersepsi perubahan iklim, terutama pada skala regional, kemudian akan menguap ke atmosfer. Sisanya yang kepekaan percobaan-percobaan mempunyai peran sampai ke permukaan tanah, akan diserap tanah penting. Oleh karena itu, dalam perubahan iklim berupa infiltrasi. Model ini berasumsi tidak terjadi dapat menerapkan 1°, 2°, dan 3° peningkatan atau limpasan permukaan (runoff) sehingga aplikasinya penurunan pada suhu udara; dan atau 5%, 10%, ditujukan pada tanah – tanah datar. 15% peningkatan atau penurunan pada curah hujan Dalam tanah, air menuju ke lapisan yang lebih dan seterusnya. Ini dapat membangkitkan bawah (perkolasi) apabila kandungan air pada seperangkat data yang dapat digunakan dalam lapisan tersebut melebihi kapasitas lapang. Dalam model kuantitatif seperti model tanaman dan model, proses tersebut akan terjadi sampai lapisan hidrologi (Risbey, 1998; Mehrotra, 1999). Di tanah terbawah dan perhitungannya menggunakan atmosfer secara meteorologis peningkatan curah metode jungkitan. Air yang keluar dari lapisan hujan yang diiringi oleh suhu yang tinggi dapat saja terbawah ini tidak dapat dimanfaatkan tanaman dan terjadi. Dalam skenario di sini hanya dicontohkan hilang berupa drainase. pada kejadian penurunan curah hujan yang diiringi oleh peningkatan suhu udara. Dalam simulasi ini 4. Submodel Nitrogen dibuat tiga skenario berdasarkan pendekatan di atas dengan mengkombinasikan antara curah hujan dan Submodel nitrogen dalam model ini mengadopsi suhu udara, yaitu skenario I (curah hujan berkurang submodel nitrogen yang telah digunakan untuk 5% dan suhu naik 1°C), skenario II (curah hujan tanaman gandum (Handoko, 1992). Selama berkurang 10% dan suhu naik 2°C) dan skenario III pertumbuhan tanaman, sumber utama nitrogen dari (curah hujan berkurang 15% dan suhu naik 3°C). berbagai lapisan tanah dan dibagi ke organ-organ Strategi manajemen yang diterapkan dengan tanaman (W x). Sumber kedua adalah mobilisasi memanfaatkan model simulasi tanaman adalah (1) selama pelayuan. Sesudah pembungaan, nitrogen penentuan waktu tanam, (2) pengaruh pengurangan dimobilisasi dari daun (NL) dan batang (NS) yang radiasi surya, dan (3) pengaruh perubahan iklim merupakan sumber utama akumulasi nitrogen oleh biji (NG). Jika kebutuhan nitrogen tidak dipenuhi Pengujian Akurasi Model oleh mobilisasi, maka tanaman mengambil nitrogen dari tanah (Nup) tergantung kebutuhan, persediaan Sebelum tahap aplikasi model pada kajian - tanah (NO3 ), kadar air (Swc) dan bobot akar (RW) perubahan iklim dilakukan, maka model diuji pada masing-masing lapisan (m). ketepatannya agar akurasi prediksi model tidak Proses nitrogen dalam tanah dipengaruhi oleh berbeda jauh dengan percobaan lapang dengan amonifikasi, nitrifikasi dan pencucian. Selama pendekatan (Handoko, 2005). amonifikasi, nitrogen organik dikonversi menjadi + - NH4 kemudian menjadi NO3 dalam nitrifikasi. Ada H  100  E , E < 100 ............(5) dua tahap untuk perhitungannya secara terpisah, = 0, E ≥ 100 yaitu laju amonifikasi dan nitrifikasi. Sejumlah dengan, perhitungan dihubungkan dengan suhu di dalam profil tanah. Perhitungan didasarkan pada suhu E  M  D  / D x100% udara (T). H : akurasi model (%) Strategi Ansipasi dengan Skenario Perubahan E : galat prediksi (%) Iklim M : keluaran model Dalam penanaman jarak pada dataran tinggi D : data pengukuran sekitar 600 m dpl. diskenario terjadi pengurangan intensitas radiasi sebesar 20% dari tempat HASIL DAN PEMBAHASAN percobaan pertama dan kedua dilakukan, berdasarkan pendekatan yang digunakan oleh Bey 1. Akurasi model & Las (1991). Kemudian, penurunan unsur iklim Berdasarkan Tabel 1 terlihat pengujian akurasi suhu udara menurut ketinggian tempat model menunjukkan ketepatan dalam menduga fase menggunakan pendekatan Braak (1929) dan perkembangan tanaman dan hasil biji tanaman jarak peningkatan curah hujan sebesar 10%. Tindak pagar masing-masing sebesar 93 % dan 79%. agronomis yang dilakukan dengan pemupukan 130 -1 kg Urea ha . 42 Agroscientiae ISSN 0854-2333
  • 4. Strategi Pengelolaan Tanaman Bioenergi…… Tabel 1. Pengujian ketepatan prediksi model dengan pengukuran lapang Table 1. Accuracy test between model prediction and field observation Peubah Model Pengukuran Ketepatan (%) 1. Fase Perkembangan (s, hari) Percobaan I (W1) S (semai) – E (emergency) 11 10 90 E – KB (kuncup bunga) 81 70 84 KB – BM (bunga mekar) 26 27 96 BM – MF (masak fisiologis) 92 80 85 Rata-rata I 91 Percobaan II (W2) S–E 11 10 90 E – KB 83 80 96 KB – BM 27 27 100 BM – MF 70 72 97 Rata-rata II 96 Rata-rata percobaan fase perkembangan tanaman I dan II 93 -1 2. Biji (t ha ) W2N0 0.16 0.12 66 W2N1 0.16 0.20 75 W2N2 0.35 0.48 63 W2N3 0.34 0.30 85 W2P1 0.69 0.67 96 W2P2 0.08 0.06 73 W2P3 0.02 0.09 94 79 Rata-rata Biji 86.0 Ket.: W2 (percobaan tanam ke-2), N0, N1, N2 dan N3 adalah pemupukan urea (N) yaitu W1N0 (0 g Urea per pohon), W1N1 (20 g Urea per pohon), W1N2 (40 g Urea per pohon), dan W1N3 (60 g Urea per pohon), serta dalam setiap ring ditempatkan populasi tanaman (P) yaitu W1P1 2 (17.698 tanaman per hektar atau 1.7 tanaman per m ) dan W1P2 (3.246 tanaman per hektar 2 atau 0,32 tanaman per m ). antara 81 – 87 hari, sedangkan pembungaan pada 2. Aplikasi model terhadap perubahan iklim fase kuncup bunga (KB) – (BM) berkisar antara 27 – 30 hari. 2.1. Penentuan Waktu Tanam terhadap Produksi Jarak Pagar Jarak pagar merupakan tanaman tahunan dan 0.40 waktu tanam pada tahun pertama juga menentukan 0.35 ) -1 pertumbuhan dan perkembangan tahun berikutnya. 0.30 Variasi hasil berdasarkan simulasi waktu tanam 0.25 H (t ha setiap tanggal 14 setiap bulannya dengan 0.20 -1 asil pemupukan sebesar 130 kg Urea ha (W2N2) 0.15 disajikan dalam gambar 1. 0.10 Hasil yang diperoleh merupakan simulasi selama 82 84 84 194 - 200 hari umur tanam. Hasil biji berkisar antara 83 82 83 85 87 86 83 -1 0.23 – 0.36 ton ha . Potensi hasil jarak pagar IP-1P 81 81 sebesar 0.25 – 0.30 ton pada tahun pertama W Panen aktu (Puslitbangbun, 2006). Hasil tertinggi di atas 0.3 ton akan diperoleh jika penanaman dilakukan pada rentang waktu bulan Maret sampai bulan Juli. Untuk panenan berikutnya sangat ditentukan oleh fase Gambar 1. Variasi hasil biji jarak pagar yang ditanam menurut bulan kalender di Bogor-Jawa Barat. pemasakan buah (MF) dari bunga mekar (BM). Figure 1. Jatropha seed that planted according Julian date Waktu yang diperlukan sejak fase BM – MF berkisar in Bogor-Jawa Barat. Agroscientiae Volume 19 Nomor 1 April 2012 43
  • 5. Gusti Rusmayadi Dalam gambar 2 ditunjukkan peran dari radiasi menyebabkan tanaman jarak pagar akan yang diintersepsi terhadap hasil jarak. Jumlah menggugurkan daunnya (stagnan) untuk radiasi yang diintersepsi pada waktu tanam bulan menghindari kematian tanaman (Effendi, 2005). Maret sampai Juli terlihat lebih besar dibandingkan Pada dataran tinggi suhu menjadi lebih rendah dengan bulan-bulan lainnya dengan kisaran antara yang berakibat pada umur tanaman jarak mencapai -2 1.028.9 – 1.118.6 MJm dan selama simulasi jumlah 231 hari (Gambar 3c). Umur yang lama ternyata curah hujan yang diterima berkisar masing-masing tidak berdampak terhadap besar biomassa yang -1 periode tanam berkisar antara 580.6 – 1.896.3 mm. dihasilkan (sekitar 3.904 t ha ) jika dibandingkan Jumlah air yang dibutuhkan tanaman jarak selama dengan hasil tanaman jarak pada ketinggian < 500 -1 setahun berkisar antara 450 – 2.380 mm (Jones & m dpl (4.226 t ha ) (Gambar 3a). Ini menunjukkan Miller, 1992), antara 300 – 1.000 mm/tahun (Heller, bahwa tanaman jarak memerlukan sejumlah radiasi 1996), minimal 250 mm dan pertumbuhan terbaik surya untuk pertumbuhan dan perkembangan antara 900 – 1.200 mm (Makkar & Becker, 1997), terbaiknya. Hal ini juga mengisyaratkan bahwa dan 500 –1.500 mm (Wahid, 2006). untuk pengembangan tanaman jarak ke wilayah timur Indonesia. Pemenuhan kebutuhan evapotaranspirasi aktual 2000 C ra H ja uh un tempat masing-masing tanaman jarak tumbuh 1800 (m ) m -1 sebesar 638.9 mm atau 3.3 mm hari dan 394.3 mm 1600 QIn (M m ) t J -2 -1 atau 1.7 mm hari (Gambar 4a,b). Kebutuhan air 1400 sebesar itu menunjukkan bahwa tanaman jarak eubahiklim 1200 relatif tahan terhadap kekeringan. 1000 800 P 2.3. Pengaruh Perubahan Iklim terhadap 600 Produksi Jarak Pagar 400 l Telah diketahui bahwa di samping faktor genetik, Jan Feb Mr Apr Mi Jun Ju Agt Sep Okt Nop Des a e pertumbuhan dan perkembangan tanaman jarak W T aktu anam pagar sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti yang dikemukakan oleh Makkar & Becker (1997). Gambar 2. Radiasi yang diintersepsi dan curah hujan Dampak kekeringan pada tanaman jarak menurut yang diterima selama periode pertumbuhan Rivaie (2007) dapat dilihat pada KIJP di tanaman. Asembagus, Situbondo, Jawa Timur, yang terletak Figure 2. Interception radiation and rainfall that accepted as long as plant growth di daerah yang beriklim kering dengan curah hujan ± 1 100 mm/th. Di kebun ini pertumbuhan tanaman 2.2. Pengaruh Pengurangan Radiasi Surya selama musim kemarau (Juni-Agustus 2006) cukup terhadap Produksi Jarak Pagar terganggu, tanaman secara keseluruhan terlihat layu. Meskipun kebun ini sudah mendapat Jarak pagar untuk berproduksi optimal pengairan secukupnya, tetapi masih belum mampu memerlukan syarat tumbuh tertentu seperti tinggi mengalahkan pengaruh intensitas radiasi surya tempat kurang dari 500 m dpl. (dataran rendah), yang tinggi disertai angin yang kencang selama curah hujan kurang dari 1 000 mm/tahun, suhu lebih beberapa bulan musim kemarau. Pengaruh yang dari 20°C, tanah berpasir, pH 5.5 – 6.5. Pada kuat kedua faktor iklim tersebut mengakibatkan kondisi tertentu seperti pada ketinggian 600 m dpl kehilangan air yang tinggi, baik melalui stomata dengan cahaya matahari berlimpah dan suhu lebih daun maupun dari permukaan tanah langsung, yang dari 20°C, tanaman jarak pagar dapat berproduksi berakibat pada defisit air yang cukup besar pada dengan baik namun kandungan minyak yang lebih daerah perakaran tanaman. Pada tanaman yang rendah dibandingkan dengan di dataran rendah baru dipanen, daunnya gugur disertai dengan (Mahmud, 2006). percabangan yang agak rusak. Pada kondisi Secara umum tanaman penghasil minyak demikian tentu sangat sulit diharapkan tanaman memerlukan lingkungan dengan cahaya yang dapat segera bertunas kembali sekaligus cukup. Pada lingkungan seperti dataran tinggi lebih menghasilkan pembungaan. Selain karena dari 700 m dpl yang menjadi pembatas adalah kekurangan air, kondisi di atas diduga juga radiasi matahari karena banyak awan dan berkabut, disebabkan karena banyak unsur-unsur hara yang sedang di dataran rendah kurang dari 700 m dpl terkuras oleh panen besar sebelumnya. dibatasi ketersediaan air tanah. Iklim yang lebih kering akan meningkatkan kadar minyak dalam biji, namun masa kekeringan berkepanjangan akan 44 Agroscientiae ISSN 0854-2333
  • 6. Strategi Pengelolaan Tanaman Bioenergi…… 6 7.0 AB G 6.0 ILD 5 A B adiasi20% G -R 5.0 IL -R iasi2 % D ad 0 ) Biji -1 4 Indeksluasdaun, IL (unitless) B adiasi20% iji-R 4.0 3 B ass (t ha 3.0 D 2 iom 2.0 1 1.0 0 0.0 104 124 144 164 184 204 224 244 264 284 304 324 14 14 14 14 14 24 24 24 24 24 34 34 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 0 2 Juliandate J lia d te u na (a) (b) 10 .0 00 .9 s 00 .8 s - R iasi2 % ad 0 00 .7 00 .6 F sep rke b n a (s) 00 .5 a e ma g n 00 .4 00 .3 00 .2 00 .1 00 .0 14 14 14 14 14 24 24 24 24 24 34 34 0 2 4 6 8 0 2 4 6 8 0 2 J lia d te u na (c) Gambar 3. Simulasi respon tanaman jarak terhadap pengurangan radiasi surya sebesar 20% terhadap AGB dan biji (a), ILD (b) dan fase perkembangan, s (c). Figure 3. Simulation of jatropha responds to radiation depletion about 20% to AGB and seed (a), LAI (b) and development stage, s (c). 400.0 700.0 600.0 ETa - Radiasi 350.0 500.0 ETa - R 20% adiasi andungan air tanah, 0-100 cm Evapotranspirasi (m ) m 300.0 400.0 (m ) m 250.0 KT A 300.0 K T-Radiasi 20% A 200.0 200.0 KL 100.0 WP K 150.0 0.0 104 124 144 164 184 204 224 244 264 284 304 324 104 124 144 164 184 204 224 244 264 284 304 324 Juliandate Juliandate (a) (b) Gambar 4. Simulasi respon tanaman jarak akibat pengurangan radiasi surya sebesar 20% terhadap KAT (a) dan ETa (b). Figure 4. Simulation of jatropha responds to radiation depletion about 20% to SWC (a) and ETa (b). Agroscientiae Volume 19 Nomor 1 April 2012 45
  • 7. Gusti Rusmayadi Dalam simulasi ini dibuat tiga skenario Pengujian kehandalan model telah dilakukan dan berdasarkan pendekatan di atas dengan menunjukkan bahwa ketepatan prediksi model mengkombinasikan antara curah hujan dan suhu terhadap percobaan lapang baik untuk fase udara, yaitu skenario I (curah hujan berkurang 5% perkembangan tanaman masing-masing sekitar 93 dan suhu naik 1°C), skenario II (curah hujan dan 79%, sehingga aplikasi model dilakukan dengan berkurang 10% dan suhu naik 2°C) dan skenario III strategi variasi waktu tanam, pengurangan radiasi (curah hujan berkurang 15% dan suhu naik 3°C). surya, dan dampak perubahan iklim. Waktu tanam Tindak agronomis yang dilakukan adalah dengan yang terbaik untuk penanaman pada tahun pertama -1 pemupukan 130 kg Urea ha . Hasil simulasi adalah antara bulan Maret sampai dengan Juli. masing-masing skenario terhadap biomassa dan biji Tanaman penghasil minyak memerlukan radiasi ditunjukkan dalam gambar 5. surya yang lebih banyak dibandingkan dengan Penurunan biomassa jika terjadi pengurangan tanaman penghasil karbohidrat, sehingga jika terjadi curah hujan peningkatan suhu udara dari kondisi pengurangan radiasi surya, maka terjadi sekarang masing-masing sebesar 20% pada pengurangan biomassa dan hasil biji serta umur skenario I, 44% pada skenario II dan 78% pada tanaman semakin panjang. Skenario pengurangan skenario III. Sementara itu, penurunan hasil biji curah hujan di Bogor-Jawa Barat sampai 15% masih masing-masing sebesar 17%, 41% dan 74%. mencukupi untuk pertumbuhan jarak, namun Pada skenario pengurangan curah hujan sampai peningkatan suhu sampai 3°C menyebabkan umur 15%, air hujan masih mencukupi (di atas 500 mm) tanaman yang lebih singkat dan berdampak pada untuk pertumbuhan tanaman jarak, namun pengurangan biomassa dan biji. peningkatan suhu udara sampai dengan 3°C, mengakibatkan umur tanaman menjadi lebih pendek (Gambar 6a,b). Umur tanaman yang lebih singkat dan suhu yang tinggi menyebabkan fotosintat yang ditumpuk menjadi berkurang sehingga berdampak pada pengurangan biomassa dan biji (Gambar 3a,b). 4.5 0.4 4.0 AB G Biji 0.35 3.5 A B k arioI G -S en B kenarioI iji-S 0.3 ) ) B kenarioII iji-S -1 3.0 A B k arioII G -S en -1 0.25 B kenarioIII iji-S 2.5 A B k arioIII G -S en H biji (t ha 0.2 io assa a B m (th 2.0 1.5 0.15 asil 1.0 0.1 0.5 0.05 0.0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 0 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 W tuT am ak an W T aktu anam (a) (b) Gambar 5. Simulasi biomassa (a) dan hasil biji jarak di Bogor-Jawa Barat yang ditanam tanggal 14 setiap bulan, pada kondisi curah hujan sekarang dan akan datang dengan 3 skenario. Figure 5. Biomass simulation (a) and Jatropha’s seed in Bogor-Jawa Barat that planted every month 14 calendar day, with real condition rainfall and 3 scenarios generate rainfall 46 Agroscientiae ISSN 0854-2333
  • 8. Strategi Pengelolaan Tanaman Bioenergi…… 2000 170 Umur tanaman 1800 1600 168 T-Skenario III Umur tanaman (hari ) 1400 Curah hujan (mm) 1200 166 1000 800 CH 164 600 CH-Skenario I 400 162 CH-Skenario II 200 CH-Skenario III 0 160 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Bulan (a) (b) Gambar 6. Skenario pengurangan curah hujan dan peningkatan suhu udara (skenario III)-umur tanaman. Figure 6. Rainfall depletion scenarios and temperature increasing (III’s scenarios) – plant age. SIMPULAN Braak C. 1929. The Climate of Netherland Indies. 1. Aplikasi model merupakan salah satu bentuk English Summary Part 1 Verhandelingen No. 8 manfaat pemodelan dalam penyusunan strategi KM Meteorologisch-Observatorium te Batavia. pengelolaan tanaman sebagai salah satu bentuk Djufry F, Handoko & Koesmaryono Y. 2000. Model adaptasi terhadap perubahan iklim. fenologi tanaman kelapa sawit (Elaeis 2. Hasil simulasi menunjukkan bahwa tanaman guineensis L.). J Agromet Indones. 15:33–42. jarak juga memerlukan waktu tanaman optimum, dosis pemupukan yang tepat, intensitas radiasi Eskridge KM & Steven EJ. 1987. Growth curve surya yang cukup, ketersediaan air dan suhu analysis do temperature-dependent phenology udara yang optimal untuk pertumbuhan dan models. Agron J. 79:291–297. perkembangannya. Gallagher JN & Biscoe PV. 1978. Radiation absorption, growth and yield of cereals. J Agric DAFTAR PUSTAKA Sci. 91:47–60. Allen JC. 1976. A modified sine wave method for Gardner FP, Pearce RB & Mitchell RL. 1991. calculating degree-days. Environ Entomol. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerjemah 5(3):388–396. Herawi Susilo dan Subiyanto. Jakarta. UI Pr. Andrewartha HG. & Birch LC. 1973. The History of Handoko. 2007. Gandum 2000: Penelitian Insect Ecology. Di dalam: History of Pengembangan Gandum di Indonesia. Bogor. Entomology, eds. R.F. Smith, T.E. Mittler and SEAMEO BIOTROP. C.N. Smith, 229-266. Annu Rev Inc. Palo Alto, ICRAF. 2003. Jatropha curcas. Agro-forestry CA. Database. Baskerville GL & Emin P. 1969. Rapid estimation of Johnson IR & Thornley JHM. 1985. Temperature heat accumulation from maximum and minimum temperatures. Ecol. 50(3):514–517. dependence of plant and crop processes. Ann Bot. 55:1–24. Bassetti P & Westgate ME. 1993. Water deficit Koesmaryono Y, Sangaji & June T. 2002. Akumulasi affects receptivity of maize silks. Crop Sci. panas tanaman soba (Fagopyrum esculentum 33:279–282. cv. Kitaware) pada dua ketinggian di iklim Bey A & Las I. 1991. Strategi Pendekatan Iklim tropika basah. J Agromet Indones. 15(1):p8– dalam Usaha Tani. Di dalam: Kapita Selekta 13. dalam Agroklimatologi. Bogor. Dirjen Dikti- Depdikbud. Mahmud Z. 2006. Kenapa harus Jarak Pagar. Infotek Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). 1(1):2. Agroscientiae Volume 19 Nomor 1 April 2012 47
  • 9. Gusti Rusmayadi Makkar HPS & Becker K. 1997. Jatropha curcas Rusmayadi G, Handoko, Koesmaryono Y, & toxicity: identification of toxic principle(s). Di Goenadi DH. 2009. Efisiensi penggunaan dalam: Garland, T , Barr A. C. (Eds) Toxic radiasi surya untuk pemodelan pertumbuhan plants and other natural toxicants, Proc 5th Int dan perkembangan tanaman Jarak Pagar Symp on Poisonous Plants, San Angelo, (Jatropha curcas L.). Agroscientie. 16:78–89 . Texas, USA, May 19-23, New York. CAB Int: Sinclair TR & Shiraiwa T. 1993. Soybean radiation- pp 554–558. use efficiency as influenced by nonuniform Mehrotra R. 1999. Sensitivity of runoff, soil moisture specific leaf nitrogen distribution and diffuse and reservoir design to climate change in radiation. Crop Sci. 33:808–812. central indian river basins. Climate Change. Steel RGD & Torrie JH. 1991. Prinsip dan Prosedur 42:725–757. Statistika: Suatu pendekatan biometrik. Ritchie JT. 1981. Soil water availability. Plant and Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. soil. 58:327–338 . Wahid P. 2006. Jarak Pagar dan Lingkungan. Risbey JS. 1998. Sensitivity of water supply Infotek Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). 1(5): planning decisions to stream-flow and climate 18. scenario uncertainties. Water Policy. 1:321– Zalom FG, Goodell PB, Wilson LT, Barnett WW & 340 . Bentley WJ. 1983. Degree-Days: The Rusmayadi G. 2007. Estimasi efisiensi penggunaan Calculation and Use of Heat Units in Pest radiasi Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) untuk Management. Univ. California Division of Agric parameter pemodelan tanaman. Agritek. and Nat Resources Leaflet 21373. 15:165–169. 48 Agroscientiae ISSN 0854-2333