SlideShare a Scribd company logo
1 of 97
Ledy Gresia Sihotang, S.Kep,Ns
TIK
   Fisiologi sistem endokrin
   Pengkajian sistem endokrrin
   Asuhan keperawatan klien gangguan
    sistem endokrin
   Asuhan keperawatan klien dengan
    hipertiroid
   Asuhan keperawatan klien dengan
    hipotiroid
 Sistem tubuh manusia yang rumit dan adanya
  kekhususan sel dan jaringan memelukan
  komunikasi internal yang bisa mengatur
  berbagai proses dalam tubuh
 Sistem endokrin dan persarafan adalah 2 unit
  yang bekerja sama untuk mengkoordinasi
  fungsi tubuh shg tubuh dapat berespon
  terhadap perubahan lingkungan
 Walaupun hipotalamus adalah bagian kecil
  otak, tetapi hipotalamus menjadi pengendali
  global untuk semua sistem endokrin
KELENJAR :
 EKSOKRIN
  Melepaskan sekresinya ke dalam duktus
  pada permukaan tubuh,
  seperti kulit atau organ internal

 ENDOKRIN
 Langsung melepaskan sekresinya kedalam
 darah
   Suatu sistem yg melibatkan hormon dan
    sistem sirkulasi dalam tugasnya.


      KELENJAR
                    HORMON      SIRKULASI
      ENDOKRIN




                               TARGET ORGAN
ENDOKRIN

KELENJAR HIPOFISIS
KELENJAR TIROID
KELENJAR PARATIROID
KELENJAR ADRENAL
KELENJAR PULAU-PULAU LANGERHANS:
PANKREAS
KELENJAR OVARIUM DAN TESTIS
HORMON
    Suatu zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin untuk membantu
    mengatur fungsi organ bekerja secara terkoordinasi dengan sistem
    saraf

Klasifikasi :
1. Air : Polipeptida
         (Insulin, Glukagon, ACTH, Katekolamin)
2. Lemak : Steroid
         ( Estrogenn, Progesteron, Glukokortikod, Aldosteron)

Karakteristik :
 Diurnal : Pola naik turun dalam periode 24 jam (Kortisol)


   Pulsatif dan Siklik : Pola naik turun sepanjang waktu
   Variabel : Pola naik turun tergantung pada kadar
                  substratnya (Paratiroid)
REGULASI KELENJAR
PERAN HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS
Anatomi Fisiologi
•Berbobot 0,5 gram
•Ukuran 10 x 13 x 6 mm
                                   NEUROHIPOFISIS
Perkembangan hipofisis:
EMBRIOLOGI HIPOFISIS
1.    ECTODERMAL.
     Dari primitive mout diverticulum.ADENO-HYPOPHYSE.
2.    NEURO ECTODERMAL
     Dari diencephalon evaginasi. NEURO-HYPOPHYSE
PERANAN HIPOTALAMUS…

 Menghubungkan sistem saraf dengan endokrin
 Hipotalamus mengeluarkan hormon realising dan
  inhibiting yg bekerja untuk sel –sel spesifik dalam
  kelenjar pituitari untuk mengatur pembentukan dan
  sekresi hormon hipofisis

   SISTEM UMPAN BALIK
    bila kadar hormon dalam darah telah
    mencukupi, untuk menghasilkan efek yang
    dimaksud, makan kenaikan hormon lebih jauh
    dicegah dengan umpan balik negatif (Negative
    Feedback control).
STRUKTUR, FUNGSI DAN KERJA SISTEM
            ENDOKRIN
STRUKTUR DAN FUNGI HIPOTALAMUS
   Terletak di batang otak (dienchepalon) dekat ventrikulus
    tertius
    Mrp pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin
    Menjalankan fungsi melalui humoral dan saraf
    Hormon yang dihasilkan disebut faktor R dan I
    mengontrol sintesa dan sekresi hormon
HORMON YANG DIHASILKAN HIPOTALAMUS:
ACRH   : Adrenocortocoid Releasing Hormone
ACIH   : Arenocorticoid Inhibiting Hormone
TRH    : Thyroid Releasing Hormone
TIH    : Thyroid Inhibiting Hormone
GnRH   : Gonadotropin Releasing Hormone
GnIH   : Gonadotropin Inhibiting Hormone
PTRH   : Parathyroid Releasing Hormone
PTIH   : Parathyroid Inhibiting Hormone
PRH    : Prolaktin Releasing Hormone
PIH    : Prolaktin Inhibiting Hormone
GRH    : Growth Releasing Hormone
GIH    : Growth Inhibiting Hormone
MRH    : Melanosit Releasing Hormone
MIH    : Melanosit Inhibiting Hormone
STRUKTUR DAN FUNGSI HIPOFISE
   Terletak di sella turika, lekukan os spenoidalis basis cranii
    Berbentuk oval dengan diameter 1 cm yang terbagi atas
    lobus anterior dan posterior

– Lobus anterior :
  •2/3 bagian hipofise
  •disebut juga Adenihipofise

– Lobus posterior
  •1/3 bagian hipofise
  •Disebut juga neurohipofise
  •Hipofese stalk (struktur saraf) menghubungkan        lobus
  posterior dengan hipotalamus
– Lobus intermedia (pars intermedia)
  •Antara area anterior dan posterior
  •Diduga menghasilkan MSH
   Terletak pada leher bagian depan, dibawah
    kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan
    trakhea
    Terbagi 2 lobus (kiri dan kanan) dengan
    ketebalan 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjang 4 cm
    Disuplai oleh arteri tiroidea superior dan arteri
    tiroidea inferior (lobus kanan lebih besar
    disuplai)
    Hormon T3, T4 danTirokalsitonin
   Menempel pada bagian anterior dan posterior
    kedua lobus kelenjar tiroid
   Berjumlah 4 buah
   Terdiri dari 2 jeni sel :
      - Chief cells
      - Oxyphill cells
DATA DEMOGRAFI
• Usia dan jenis kelamin
   Beberapa gangguan endokrin baru jelas dirasakan pada usia
   tertentu meskipun proses patologis sudah berlangsung sejak
   lama
• Tempat tinggal

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
  Mengkaji kemungkinan kelainan pada anggota keluarga
  lain seperti yang dialami oleh pasien.

Gangguan hormonal yang berhubungan langsung :
Obesitas
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Kelainan pada kelenjar tiroid
Infertilitas
Mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh
   klien diluar gangguan yang dirasakan
   sekarang khususnya gangguan gangguan yang
   mungkin sudah berlangsung lama walaupun
   tidak ada keluhan, seperti :
• Tanda-tanda seks sekunder yang tidak
   berkembang
• Berat badan tidak sesuai dengan usia
• Gangguan psikologis ; mudah marah, sulit
   bergaul, tidak konsentrasi
• Hospitalisasi
RIWAYAT DIIT
   Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen
   Penurunan atau penambahan berat badan yang
    drastis
   Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan
   Pola makan dan minum sehari-hari
   Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat
   menggangu fungsi endokrin ; bersifat Goiterogenik


STATUS SOSIAL EKONOMI
 Bagaimana klien dan keluarga memperoleh makanan
  yang sehat dan bergizi
 Upaya yang dilakukan dalam mendapatkan
  pengobatan bila klien dan keluarga membutuhkan
 Kurangi salah penafsiran
MASALAH KESEHATAN SEKARANG
 Apa yang dirasakan klien ?
 Apakah masalah atau gejala yang dirasakan
    terjadi secara tiba-tiba atau perlahan dan
    sejak kapan dirasakan ?
   Bagaimana gejala mempengaruhi aktivitas
    hidup sehari-hari ?
    Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun
    urine?
    Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi ?
    Apakah ada perubahan fisik tertentu yang
    sangat mengganggu klien ?
Selain alasan klien datang ke RS, juga perlu diidentifikasi hal-
hal yang berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum
seperti :
   • Tingkat energi
   Perawat mengkaji
    Bagaimana kemampuan klien dalam melakukan
      aktivitas sehari-hari
    Apakah mandiri atau dibantu atau kepayahan
    Asupan makanan berlebihan atau kurang


   • Pola eliminasi dan keseimbangan cairan
   Perawat mengkaji
    Pola berkemih dan volume urine out put
    Apakah klien sering bangun tengah malam untuk
      berkemih
    Apakah klien kekurangan cairan atau kelebihan cairan
Pertumbuhan dan perkembangan
Secara langsung dibawah pengaruh
  hormon GH, Thyroid, Gonadotropic.
  Gangguan pertumbuhan dapat terjadi
  sejak masa kandungan hingga bayi
  dilahirkan, maka perlu dikaji :
 Tubuh ; kerdil/ besar
 Tingkat inteligensi
 Kemampuan berkomunikasi
 Inisiatif dan rasa tanggung jawab
 Apakah perubahan fisik mempengaruhi
  kejiwaan klien
Seks dan reproduksi
Kaji :
 Siklus menstruasi ; mencakup
  lama, volume, frekuensi, perubahan
  fisik termasuk sensasi nyeri atau
  kramp abdomen, usia haid pertama
 Pernah hamil dan melahirkan
 Kemampuan ereksi dan orgasme
 Ukuran dan bentuk alat genitalia
Pemeriksaan Fisik:
 ◦ Inspeksi
 ◦ Palpasi
 ◦ auskultasi
  Pengkajian Psikososial:
Hal yang perlu dikaji:
 Keterampilan koping
 Dukungan keluarga, teman
 Keyakinan
 Kemampuan keluarga dalam
  merawat dan penggunaan obat
PENGKAJIAN DIAGNOSTIK SISTEM
         ENDOKRIN
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA
  KELENJAR HIPOFISE
 Foto tengkorak (Kranium)
  Untuk melihat kondisi sella turika ; tumor/
  atropi Pend. Kes penting !!!

   Foto tulang (Osteo)
    untuk melihat kondisi tulang (Gigantisme) ;
    ukuran tulang bertambah

   CT scan otak
    Untuk melihat kemungkinan adanya tumor
    hipofise atau hipotalamus. Pend. Kes
    penting !!!
Pemeriksaan darah dan urine
Kadar Growth Hormone
 Nilai normal 10 μg/ml (anak-anak dan
 dewasa)
 Spesimen adalah darah vena 5 cc
Kadar TSH
 Nilai normal 6 – 10 μg/ml, untuk
 mentukan gangguan tiroid primer atau
 sekunder Spesimen adalah darah vena
 5 cc
KadarACTH
 dilakukan dengan test supresi
 dekametason spesimen darah vena 5 cc
 dan urine 24 ja

Persiapan
 Tidak ada pembatasan makanan dan
  minuman
 Bila klien menggunakan obat-obatan
  seperti korisol atau
  antagonisnya, dihentikan lebih dahulu 24
  jam sebelumnya
 Bila obat-obatan harus
  diberikan, lampirkan jenis obat dan
  dosisnya pada lembaran pengiriman
Pelaksanaan
 Klien diberi deksametason 4 x 0,5 ml/
 hari selama 2 hari , Besok paginya darah
 vena diambil 5 cc
 Urine ditampung selama 24 jam,
 Kirim spesimen ke lab.
Hasil
 Normal bila :
 ACTH menurun kadarnya dalam darah.
 Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl
 17-Hydroxi-Cortico-Steroid (17-OHCS)
 dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA
        KELENJAR TIROID

UP TAKE RADIOAKTIF (RA)
 Untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam
 menangkap iodida

Persiapan :
 Klien puasa 6 – 8 jam
 Jelaskan tujuan prosedur


Pelaksanaan :
 Klien diberi radioaktif Iodium (I) oral sebanyak 50
  microcuri
 Ukur radioaktif yang tertahan dengan alat
  pengukurdiatas kelenjar tiroid
 Dapat juga diukur dengan clearence (I) melalui ginjal
  dengan mengumpulkan urine 24 jam
Hasil :
 Normal : 10 – 35 %
 < 10 % : menurun          Hipotiroid
 > 35 % : meningkat   Hipertiroid
T3 DAN T4 SERUM

Persiapan fisik secara khusus (-
 ), spesimen darah vena 5 – 10 cc
Nilai normal dewasa :
 Iodium bebas      : 0,1 – 0,3 mg/dl
 T3                : 0,2 – 0,3 mg/dl
 T4                : 6 – 12 mg/dl

Nilai normal bayi/ anak anak :
 T3                     : 180 – 240
 mg/dl
UP TAKE T3 RESIN
  Untuk mengukur jumlah hormon tiroid
  (T3) atau tiroid binding globulin (TBG)
  tdk jenuh
Spesimen darah vena 5 cc
Klien puasa 6 – 8 jam
Nilai normal :
 Dewasa : 25 – 35 %
 Anak-anak : ( - )
PROTEIN BOUND IODINE (PBI)
Untuk mengukur iodium yang terikat
 dengan
protein plasma
Spesimen darah vena 5 – 10 cc
Klien puasa 6 – 8 jam
Nilai normal : 4 – 8 mg % dalam 100 ml
 darah
LAJU METABOLISME BASAL (BMR)
Untuk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen
  yang dibutuhkan tubuh dibawah kondisi basal selama
  beberapa waktu
Persiapan :
 Klien puasa sekitar 12 jam
 Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan
  stress
 Klien harus tidur minimal 8 jam
 Tidak mengkonsumsi obat-obat analgesik dan sedatif
 Jelaskan prosedur
 Tidak boleh bangun dri tempat tidur sampai
  pememriksaan dilakukan
Pelakanaan :
 Segera setelah bangun, lakukan pengukuran TD dan
  Nadi
 Dihitung dengan rumus : BMR (0,7 x Pulse) + (0,7 x TD)
  – 72
 Nilai normal : 10 – 15 %
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KELENJAR
              PARATIOROID

I. Percobaan Sulkowitch
  Untuk memeriksa perubahan jumlah kalium dalam
  urine, sehingga diketahui aktivitas kelenjar paratioroid
Persiapan
 Urine 24 jam ditampung
 Makanan rendah kalsium 2 hari berurut-turut
Pelaksanaan
 Masukkan urine 3 ml kedalam tabung (2 tabung)
 Masukkan reagen Sulkowitch 3 ml pada tabung I
 Tabung II sebagai kontrol
Hasil
 Negatif ( - )      : tidak terjadi kekeruhan
 Positif ( + )      : terjadi kekeruhan yang halus
 Positif ( ++ )     : kekeruhan sedang
 Positif ( +++ )    : kekeruhan banyak ; < 20 detik
 Positif ( ++++ )   : kekeruhan hebat ; seketika
II. Percobaan Ellwort – Howard
   berdasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh
   parathormon
Pelaksanaan :
 Klien disuntik dengan parathormon IV
 Urine ditampung dan diukur kadar pospornya
Hasil :
 5 – 6 x nilai normal : Hipotiroid

III. Percobaan Kalsium IV
  berdasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya kadar
  serum kalsium akan menekan pembentukan Parathormon
Hasil :
 Normal : pospor serum >> dan pospor diuresi <<
 Hipoparatiroid : pospor diuresis >>>>
IV. Pemeriksaan Radiologi

Persiapan khusus ( - )
 Untuk melihat kemungkinan adanya kalsifikasi
  tulang, penipisan dan osteoporosis
Hasil :
 Hipotiroid : dijumpai kalsifikasi bilateral pada dasar
  tengkorak
 Hipertiroid : tulang menipis, terbentuk kista dalam
  tulang serta tuberculae pada tulang
V. Pemeriksaan Elektrocardiogram (ECG)

  Untuk mengidentifikasi kelainan gambaran kadar
  kalsium serum terhadap otot jantung
Hasil :
 Hiperparatiroid: Interval Q-T memanjang
 Hipoparatiroid : Interval Q-T normal


VI. Pemeriksaan Elektromiogram (EMG)
 Untuk mengidentifikasi perubahan kontraksi otot
 akibat perubahan kadar kalsium serum
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KELENJAR
              PANKREAS
Pemeriksaan Glukosa
Untuk menilai kadar gula darah puasa selama 8-
  10 jam
Nilai normal :
• Dewasa        : 70-110 mg/dl
• Anak-anak     : 60-100 mg/dl
• Bayi          : 50-80 mg/dl
Persiapan
• Klien puasa
• Jelaskan tujuan prosedur

Pelakanaan :
• Spesimen darah vena 5 – 10 cc
• Gunakan anti koagulan bila tidak segera
  diperiksa
• Hentikan sementara insulin
• Setelah pengambilan sample darah, klien diberi
  makan dan minum serta obat sesuai program
Pemeriksaan Hemokonsentrasi darah
Nilai normal :
 Dewasa wanita   : 37 – 47 %
 Dewasa pria     : 45 – 54 %
 Anak-anak       : 31 – 40 %
 Bayi            : 30 – 40 %
 Neonatal        : 44 – 62 %

Spesimen darah perifer
Pemeriksaan elektrolit serum (Na, K, Cl)

Nilai normal :
 Natrium      : 310 – 335 mg (13,6 – 14
  meq/ Liter)
 Kalium       : 14 0 mg % (3,5-5,0
  meq/Liter)
 Chlorida     : 350 – 375 mg% (100-106
  meq/liter)
Hipofungisi adrenal akan terjadi hipernatremi
  dan hipokalemi
Hiperfungsi adrenal kebalikan hipofungsi
Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA)
 Bertujuan untuk mengukur katekolamin
 dalam urine.
Spesimen urin 24 jam
Nilai normal : 1 – 5 mg

Stimulasi Test
  Untuk mengevaluasi dan mendeteksi
  hipofungsi adrenal.
 Pemberian ACTH untuk kortisol
 Pemberian Sodium untuk aldosteron
Asuhan Keperawatan
  Gangguan Sistem
     Endokrin:
  Hiperparatiroid
Pendahuluan

 Terjadi akibat produksi berlebihan hormon
  paratiroid.
 Ditandai dengan dekalsifikasi tulang, dan
  terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium.
 Terbagi atas:
    Hiperparatirodisme primer
    Hiperparatiroidisme sekunder.
Hipertiroidisme Primer
 Hiperparatiroidisme primer ditandai dengan
  peningkatan kadar hormon hiperparatiroid
  serum, peningkatan kalsium serum dan penurunan
  fosfat serum
 Hiperparatiroidisme didiagnosis ketika tes
  menunjukkan tingginya level kalsium dalam darah
  disebabkan tingginya kadar hormone paratiroid
Hipertiroidisme Sekunder
 Produksi hormon paratiroid yang berlebihan karena
  rangsangan produksi yang tidak normal.
 Secara khusus, kelainan ini berkitan dengan gagal ginjal
  akut.
 Penyebab umum lainnya karena kekurangan vitamin D.
Manifestasi Klinik         Manifestasi Psikologi:
 Apatis                    Mudah tersinggung
 Keluhan mudah lelah.      Neurosis
 Kelemahan otot            Psikosis (efek langsung
 Mual dan muntah            Kalsium pada otak serta
 Konstipasi
                             sistem saraf)
 Hipertensi
                             Peningkatan kadar
                             kalsium akan menurunkan
 Aritmia jantung
                             potensial eksitasi jaringan
       peningkatan kadar     saraf dan otot.
  kalsium dalam darah.
Patofisiologi
                   Kelebihan Sekresi PTH    Hipertirodisme

                      Hiperkalsemia

                       Efek Reseptor

    Tulang             Traktus Digestinal        Ginjal

Reabsorpsi Ca >>
                      Absorpsi Usus >>>

 Hiperkalsiuria

 Nefrolithiasis

Penurunan Klearens
  dan Gagal Ginjal
Komplikasi

   1.   Peningkatan ekskresi
        kalsium dan fosfor
   2.   Dehidrasi
   3.   Batu ginjal
   4.   Hiperkalsemia
   5.   Osteoklastik
   6.   Osteitis fibrosa cystica
Evaluasi Diagnostik
o Laboratorium:
1.    Kalsium serum meninggi
2.    Fosfat serum rendah
3.    Fosfatase alkali meninggi
4.    Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah
5.    Foto Rontgen:
     1.   Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi
     2.   Cystic-cystic dalam tulang
     3.   Trabeculae di tulang
          PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus
          bertambah
Evaluasi Diagnostik
 Radioimmunoassay:
  Membedakan hiperparatiroidisme primer untuk Parathormon.
 Sinar X (pemindai tulang):
   Mendeteksi adanya perubahan tulang.
 Antibodi ganda hormon paratiroid
  Untuk membedakan hiperparatiroidisme priimer dengan
    keganasan.
 USG, MRI, Pemindai Thalium, Biopsi Jarum Halus:
  Untuk mengevaluasi fungsi paratiroid dan untuk menentukan
    lokasi kista, adenoma, serta hiperplasia pada kelenjar tiroid.
Penatalaksanaan
 Tindakan bedah untuk mengangkat jaringan
  paratiroid yang abnormal.
 Hidrasi (konsumsi cairan 2000 ml dan jus buah
  asam)
 Mobilitas yang banyak
 Diet dan obat-obatan
ASUHAN KEPERAWATAN
 Pengkajian
  Riwayat kesehatan klien.
  Riwayat penyakit dalam keluarga.

  Keluhan utama, antara lain :
   Sakitkepala, kelemahan, lethargi dan kelelahan otot
   Gangguan pencernaan seperti
    mual, muntah, anorexia, obstipasi, dan nyeri
    lambung yang akan disertai penurunan berat badan
   Depresi
   Nyeri tulang dan sendi.
Pengkajian (2)
 Riwayat trauma/fraktur tulang.
 Riwayat radiasi daerah leher dan kepala.
 Pemeriksaan fisik yang mencakup :
    Observasi dan palpasi adanya deformitas tulang.
    Amati warna kulit, apakah tampak pucat.
    Perubahan tingkat kesadaran.
 Bila kadar kalsium tetap tinggi, maka akan tampak
 tanda psikosis organik seperti bingung bahkan
 koma dan bila tidak ditangani kematian akan
 mengancam.
Pengkajian (3)
 Pemeriksaan diagnostik, termasuk :
  Pemeriksaan   laboratorium :
   dilakukan  untuk menentukan kadar kalsium dalam
    plasma yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam
    menegakkan kondisi hiperparatiroidisme.
   Hasil pemeriksaan laboratorium pada
    hiperparatiroidisme primer akan ditemukan
    peningkatan kadar kalsium serum; kadar serum posfat
    anorganik menurun sementara kadar kalsium dan
    posfat urine meningkat.
  Pemeriksaan radiologi, akan tampak penipisan
  tulang dan terbentuk kista dan trabekula pada
  tulang.
Diagnosa Keperawatan
1. Risiko terhadap cidera b/d demineralisasi tulang
   yang mengakibatkan fraktur patologi.
2. Perubahan eliminasi urine b/d keterlibatan ginjal
   sekunder terhadap hiperkalsemia dan
   hiperfosfatemia.
3. Perubahan nutrisi b/d anorexia dan mual.
4. Konstipasi b/d efek merugikan dari
   hiperparatiroidisme pada saluran gastrointestinal.
Rencana Keperawatan
 DX 1
   Tujuan : Klien tidak akan menderita cidera, seperti yang
    ditunjukkan oleh tidak terdapatnya fraktur patologi.
 Intervensi Keperawatan :
   Lindungi klien dari kecelakaan jatuh, karena klien rentan
    untuk mengalami fraktur patologis bahkan oleh benturan
    ringan sekalipun. Bila klien mengalami penurunan
    kesadaran pasanglah tirali tempat tidurnya.
   Hindarkan klien dari satu posisi yang menetap, ubah
    posisi klien dengan hati-hati.
   Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari selama
    terjadi kelemahan fisik.
 Intervensi Keperawatan :
   Atur aktivitas yang tidak melelahkan klien.

   Ajarkan  cara melindungi diri dari trauma fisik
    seperti cara mengubah posisi tubuh, dan cara
    berjalan serta menghindari perubahan posisi
    yang tiba-tiba.
   Ajarkan klien cara menggunakan alat bantu
    berjalan bila dibutuhkan. Anjurkan klien agar
    berjalan secara perlahan-lahan.
 DX2
   Tujuan : Klien akan kembali pada haluaran urine normal, seperti
    yang ditunjukkan oleh tidak terbentuknya batu dan haluaran urine
    30 sampai 60 ml/jam.
 Intervensi Keperawatan :
   Perbanyak asupan klien sampai 2500 ml cairan per hari. Dehidrasi
    merupakan hal yang berbahaya bagi klien dengan
    hiperparatiroidisme karena akan meningkatkan kadar kalisum
    serum dan memudahkan terbentuknya batu ginjal.
   Berikan sari buah untuk membantu agar urine lebih bersifat asam.
    Keasaman urine yang tinggi membantu mencegah pembentukkan
    batu ginjal, karena kalsium lebih mudah larut dalam urine yang
    asam ketimbang urine yang basa.
 DX 3
   Tujuan : Klien akan mendapat masukan makanan yang
    mencukupi, seperti yang dibuktikan oleh tidak adanya mual dan
    kembali pada atau dapat mempertahankan berat badan ideal.
 Intervensi Keperawatan :
   Berikan dorongan pada klien untuk mengkonsumsi diet
    rendah kalsium untuk memperbaiki hiperkalsemia.
   Jelaskan pada klien bahwa tidak mengkonsumsi susu dan
    produk susu dapat menghilangkan sebagian manifestasi
    gastrointestinal yang tidak menyenangkan.
   Bantu klien untuk mengembangkan diet yang mencakup
    tinggi kalori tanpa produk yang mengandung susu.
   Rujuk klien ke ahli gizi untuk membantu perencanaan diet
    klien
 DX 4
      Tujuan : Klien akan mempertahankan BAB normal, seperti pada yang
       dibuktikan oleh BAB setiap hari (sesuai dengan kebiasaan klien).
 Intervensi Keperawatan :
    Upayakan tindakan yang dapat mencegah konstipasi dan pengerasan
     fekal yang diakibatkan oleh hiperkalsemia.
    Bantu klien untuk tetap dapat aktif sesuai dengan kondisi yang
     memungkinkan.
    Tingkatkan asupan cairan dan serat dalam diet. Klien harus minum
     sedikitnya enam sampai delapan gelas per hari kecuali bila ada kontra
     indikasi.
    Jika konstipasi menetak meski sudah dilakukan tindakan, mintakan
     pada dokter pelunak feses atau laksatif.
 Peningkatan dari hormon tiroid dalam darah.
 Suatu keadaan hiperaktivitas kelenjar tiroid
   sehingga menyebabkan sintesis (produksi)
   hormon tiroid berlebihan dan peningkatan
   metabolisme dalam jaringan tubuh.
 Penyakit Graves
   Toksik Nodular Goiter
   Produksi TSH yang abnormal
   Tiroiditis (radang kelenjar tiroid)
   Konsumsi yodium berlebihan
   Peningkatan selera           Denyut nadi berkisar
    makan dan konsumsi            90 -160 x/i
    makanan
                                 Tekanan darah sistolik
   Penurunan berat badan         akan meningkat
    yang progresif
                                 Dekompensasi jantung
   Kelelahan otot yang
                                  dalam bentuk
    abnormal
                                  kegagalan kongestif
   Amenore
                                 Osteoporosis & fraktur
   Perubahan defikasi
    (konstipasi atau diare)
   Kegelisahan           Tahan tidak panas
                          Terus berkeringat
   Mudah terangsang       secara tidak lazim
                           Kulit sering kemerahan
   Iritabel & terus   

                          Pasien yang berusia
    merasa khawatir        lanjut: kulit kering dan
                           pruritus yang
   Palpitasi
                           menyebar
   Denyut jantung        Tremor pada tangan
    abnormal: cepat       Eksoftalmos (mata
                           menonjol
   Kurus, makan banyak tetapi tidak bisa
    gemuk
   Mata besar (membelalak = exophthalmus)
   Keluhan lain pada mata (nyeri, peka
    cahaya, kelainan penglihatan dan
    conjungtivitis)
   Kelenjar gondok membesar (struma nodosa)
    atau bisa juga tidak
   Detak jantung cepat
   Ujung jari gemetar
   Tes darah : bila kadar Thyroxine
    Stimulating Hormone (TSH) melebihi 20
    mikro-unit per liter, berarti pasien
    terkena hipertiroid (normal: 1-5 mikro-
    unit per liter)
   Ada atau tidaknya pembesaran di daerah
    leher
Mengenai benjolan, perlu diperhatikan bagaimana
benjolannya, sebab pada penyakit gondok (hipotiroid), juga
terdapat benjolan. Hanya saja pembesaran disekitar leher pada
penyakit gondok tak merata, yaitu biasanya di bagian depan
leher, sedangkan pada hipertiroid, pembesaran yang terjadi
merata di sekitar leher sehingga kurang kelihatan.
1.   Mengobati gejala hipertiroid
2.   Pemberian obat anti tiroid
3.   Yodium radioaktif
4.   Tindakan bedah
   Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d
    hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme;
    peningkatan beban kerja jantung; perubahan dalam arus
    balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan
    frekuensi, irama dan konduksi jantung.
   Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan
    kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan
    dengan gangguan kimia tubuhdi
   Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari
    kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme; mual
    muntah, diare; kehilangan insulin yang relative
   Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan b/d
    perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan
    penutupan kelopak mata/eksoftalmus
INTERVENSI                               RASIONAL


• Pantan tekanan darah pada posisi       • Hipotensi umum dpt terjadi sbg akibat
                                           vasodilatasi perifer yg berlebihan &
baring,duduk,&berdiri jika                 panurunan volome sirkulasi
memungkinkan                             • Memberikan ukuran volume sirkulasi
                                           yg langsung & lebih akurat dan
• Pantau CVP jika klien                    mengukur fungsi jantung secara
menggunakannya                             langsung pula
                                         • Merupakan tanda adanya peningkatan
• Periksa adanya nyeri dada a/ angina      kebutuhan oksigen oleh otot jantung
 yang dikeluhkan klien                   • S1 dan murmur yg menonjol b’hub dng
                                           curah jantung meningkat pd keadaan
• Auskultasi suara jantung ,perhatikan     hipermetabolikadanya S3 sbgai tanda
 adanya bunti tambahan adanya irama        adanya kemungkinan gagal jantung
                                         • Tanda awal adanya kongesti paru yg
 gollaps dan murmur sistolik               berhub dgn timbulnya gagal jantung
•Auskultasi suara nafas
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA HIPOTIROIDISME
Kelenjar tiroid berbentuk
seperti kupu-kupu, terdiri
dari 2 lobus dan terletak
di leher di bawah jakun di
depan trakea.
   Folikel dalam tiroid menghasilkan tiroglobulin yang
    kemudian akan dirubah menjadi hormon tiroksin
    oleh adanya TSH dari pituitari anterior.
   Tiroksin mengandung banyak iodium.
   Sumber iodium terbesar adalah seafood, seperti:
    kerang, udang, rumput laut dan aneka ikan.
FUNGSI TIROKSIN



   Mengatur aktivitas berbagai organ
   Mengontrol pertumbuhan
   Membantu proses metabolisme
DEFINISI

 Tingkat pengurangan hormon tiroid (tiroksin).
 Suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif
  dan menghasilkan sedikit tiroksin.
 Menyebabkan fungsi metabolisme tubuh bekerja
  sangat lambat.
 Merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya
  hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh
  gejala-gejala kegagalan tiroid
TIPE

1. Hipotiroidisme primer atau tiroidal yang
   mengacu pada disfungsi kelenjar tiroid itu
   sendiri.
2. Hipotirodisme sekunder, jika sepenuhnya
   disebabkan oleh kelainan hipofisis.
3. Hipotirodisme tertier: kelainan hipotalamus
   yang mengakibatkan sekresi TSH tidak
   adekuat.
 Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh
  kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau
  keduanya, dikenal dengan hipotiroidisme
  sentral.
 Kretinisme: defisiensi tiroid terjadi sejak lahir.
  Pada keadaan ini, ibu mungkin juga
  menderita defisiensi tiroid.
ETIOLOGI


   Tiroiditis  limfositik    kronis      (tiroiditis
    Hashimoto), dikarenakan penyakit sistem
    kekebalan tubuh atau tiroiditis otoimun.
   Atrofi kelenjar tiroid yang menyertai proses
    penuaan.
   Terapi     untuk      hipertiroidisme:   iodium
    radioaktif, tiroidektomi.
ETIOLOGI


   Obat-obatan: litium, senyawa iodium, obat-
    obat antitiroid.
   Radiasi    pada     kepala   dan     leher   untuk
    penanganan          kanker         kepala     dan
    leher, limfoma
   Penyakit infiltratif pada tiroid
   Defisiensi dan kelebihan iodium
MANIFESTASI KLINIS


   Kelelahan yang ekstrim         Suara kasar atau parau
   Kerontokan rambut              Menorhagia atau
   Kuku yang rapuh                 amenore

   Kulit kering                   Hilangnya libido

   Parestesia pada jari-jari
    tangan
MANIFESTASI KLINIK HIPOTIROIDISME BERAT


   Suhu tubuh dan frekuensi nadi subnormal
   Kenaikan berat badan
   Kulit menjadi tebal
   Rambut menipis dan rontok
   Wajah tampak tanpa ekspresi
   Mengeluh sering dingin walaupun dalam
    lingkungan yang hangat
   Demensia disertai perubahan kognitif
    dan kepribadian khas.
   Apnu saat tidur
   Efusi pleura
   Efusi perikardial
   Kelemahan otot pernapasan
   Kenaikan kolesterol serum
   Aterosklerosis
   CHF
   Fungsi ventrikel kiri jelek
KOMA MIKSEDEMIA


   Hipotermia
   Tidak sadarkan diri
   Peningkatan letargi menjadi stupor dan
    kemudian koma.
PENATALAKSANAAN


   Tujuan   primer:   memulihkan    metabolisme   dengan
    mengganti hormon yang hilang
   Levotiroksin sintetik merupakan preparat terpilih untuk
    pengobatan
   Untuk       hipotiroidisme     berat    dan      koma
    miksedema, mencakup pemeliharaan vital sign
   Gas darah arteri, membantu ventilasi untuk mengatasi
    hipoventilasi
PENATALAKSANAAN

   Penggunaan     alat   pulse   oximetry   membantu
    memantau tingkat saturasi oksigen
   Infus larutan glukosa pekat untuk memberikan
    glukosa
   Jika berlanjut ke koma miksedemia, diberikan
    hormon tiroid secara intravena sampai kesadaran
    pulih
   Kemudian lanjutkan terapi hormon tiroid per oral
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN



    Modifikasi aktivitas
    Pemantauan yang berkelanjutan
    Pengaturan suhu
    Dukungan emosional
    Pendidikan pasien dan pertimbangan
     perawatan di rumah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.   Intoleransi   aktivitas   b/d   kelelahan     dan
     penurunan proses kognitif
2.   Perubahan suhu tubuh
3.   Pola napas tidak efektif b/d depresi ventilasi
4.   Konstipasi      b/d       penurunan         fungsi
     gastrointestinal
DIAGNOSA KEPERAWATAN


5.   Perubahan     proses   pikir   b/d   gangguan
     metabolisme     dan     perubahan       status
     kardiovaskuler serta pernapasan
6.   Kurangnya pengetahuan tentang program
     pengobatan untuk terapi penggantian tiroid
     seumur hidup
SISTEM ENDOKRIN

More Related Content

What's hot

Sistem endokrin (kelenjar suprarenalis
Sistem endokrin (kelenjar suprarenalisSistem endokrin (kelenjar suprarenalis
Sistem endokrin (kelenjar suprarenalisTheresia Susanti
 
Anatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrinAnatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrinmateri-x2
 
Gangguan kelenjar adrenal.ppt
Gangguan kelenjar adrenal.pptGangguan kelenjar adrenal.ppt
Gangguan kelenjar adrenal.pptRizky maulana
 
Sistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkkSistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkkMohd Arif
 
Patofisiologi kelainan endokrin
Patofisiologi kelainan endokrinPatofisiologi kelainan endokrin
Patofisiologi kelainan endokrinendokrin
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrindsungkawa
 
Fisiologi endokrin slideterbaru
Fisiologi endokrin slideterbaruFisiologi endokrin slideterbaru
Fisiologi endokrin slideterbaruherdi03121985
 
Simtomatologi sistem endokrina
Simtomatologi sistem endokrinaSimtomatologi sistem endokrina
Simtomatologi sistem endokrinaMuhammad Nasrullah
 
Tugas biologi sistem endokrin manusia - 2016
Tugas biologi   sistem endokrin manusia - 2016Tugas biologi   sistem endokrin manusia - 2016
Tugas biologi sistem endokrin manusia - 2016Nafis Fathur Rizki
 
Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonAndi Asri Ainun
 
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Hormon kelenjar adrenalin
Hormon kelenjar adrenalinHormon kelenjar adrenalin
Hormon kelenjar adrenalin
 
media interaktif sistem endokrin
media interaktif sistem endokrinmedia interaktif sistem endokrin
media interaktif sistem endokrin
 
Sistem endokrin (kelenjar suprarenalis
Sistem endokrin (kelenjar suprarenalisSistem endokrin (kelenjar suprarenalis
Sistem endokrin (kelenjar suprarenalis
 
Anatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrinAnatomi dan fisiologi endokrin
Anatomi dan fisiologi endokrin
 
Gangguan kelenjar adrenal.ppt
Gangguan kelenjar adrenal.pptGangguan kelenjar adrenal.ppt
Gangguan kelenjar adrenal.ppt
 
Sistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkkSistem endokrin kskbkk
Sistem endokrin kskbkk
 
Tiroid 1
Tiroid 1Tiroid 1
Tiroid 1
 
Patofisiologi kelainan endokrin
Patofisiologi kelainan endokrinPatofisiologi kelainan endokrin
Patofisiologi kelainan endokrin
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Anatomi sistem endokrin
Anatomi sistem endokrinAnatomi sistem endokrin
Anatomi sistem endokrin
 
Fisiologi endokrin slideterbaru
Fisiologi endokrin slideterbaruFisiologi endokrin slideterbaru
Fisiologi endokrin slideterbaru
 
Simtomatologi sistem endokrina
Simtomatologi sistem endokrinaSimtomatologi sistem endokrina
Simtomatologi sistem endokrina
 
Tugas biologi sistem endokrin manusia - 2016
Tugas biologi   sistem endokrin manusia - 2016Tugas biologi   sistem endokrin manusia - 2016
Tugas biologi sistem endokrin manusia - 2016
 
Kelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormonKelompok 4 sistem hormon
Kelompok 4 sistem hormon
 
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
 
Sistem endokrin
Sistem endokrinSistem endokrin
Sistem endokrin
 
Fisiologi sistem endokrin
Fisiologi sistem endokrinFisiologi sistem endokrin
Fisiologi sistem endokrin
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
SISTEM HORMON
SISTEM HORMON SISTEM HORMON
SISTEM HORMON
 

Similar to SISTEM ENDOKRIN

HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...Noor Fariza AR
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hoModul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hosuher lambang
 
KELOMPOK 5 SISTEM ENDOKRIN.pptx
KELOMPOK 5 SISTEM ENDOKRIN.pptxKELOMPOK 5 SISTEM ENDOKRIN.pptx
KELOMPOK 5 SISTEM ENDOKRIN.pptxArisalPulupina
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Icha Nurrahmia
 
SISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptxSISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptxPediatriJuli
 
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekulpure chems
 
Endocrine System.ppt
Endocrine System.pptEndocrine System.ppt
Endocrine System.pptfiah0289
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxElisBureni
 

Similar to SISTEM ENDOKRIN (20)

Pmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrinPmx fisik endokrin
Pmx fisik endokrin
 
Hiperpituitari
HiperpituitariHiperpituitari
Hiperpituitari
 
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
HUBUNGAN DIANTARA SISTEM ENDOKRIN DENGAN SISTEM PEMBIAKAN DALAM MENENTUKAN PR...
 
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem hoModul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
Modul pertemuan psy faal pkk ke 5 materi sistem ho
 
penyakit sistem endokrin
penyakit sistem endokrinpenyakit sistem endokrin
penyakit sistem endokrin
 
Sistem Endokrin
Sistem EndokrinSistem Endokrin
Sistem Endokrin
 
Sistem_endokrin.pptx
Sistem_endokrin.pptxSistem_endokrin.pptx
Sistem_endokrin.pptx
 
KELOMPOK 5 SISTEM ENDOKRIN.pptx
KELOMPOK 5 SISTEM ENDOKRIN.pptxKELOMPOK 5 SISTEM ENDOKRIN.pptx
KELOMPOK 5 SISTEM ENDOKRIN.pptx
 
Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10Ppt kmb kel_10
Ppt kmb kel_10
 
Askep hiperpituitary
Askep hiperpituitaryAskep hiperpituitary
Askep hiperpituitary
 
Kel 5 sistem endokrin
Kel 5 sistem endokrinKel 5 sistem endokrin
Kel 5 sistem endokrin
 
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
Sistem kelenjar endokrin (kelompok 7)
 
Askep hiperpituitary AKPER PEMKAB MUNA
Askep hiperpituitary AKPER PEMKAB MUNA Askep hiperpituitary AKPER PEMKAB MUNA
Askep hiperpituitary AKPER PEMKAB MUNA
 
SISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptxSISTEM ENDOKRIN.pptx
SISTEM ENDOKRIN.pptx
 
Anfis endokrine
Anfis endokrineAnfis endokrine
Anfis endokrine
 
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi BiomolekulPower Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
Power Point Hormon - Struktur dan Fungsi Biomolekul
 
Endocrine System.ppt
Endocrine System.pptEndocrine System.ppt
Endocrine System.ppt
 
endokrin 2006.ppt
endokrin 2006.pptendokrin 2006.ppt
endokrin 2006.ppt
 
PPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptxPPT BIOLOGI BARU.pptx
PPT BIOLOGI BARU.pptx
 
Sistim Endokrin
Sistim EndokrinSistim Endokrin
Sistim Endokrin
 

Recently uploaded

ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxCahyaRizal1
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 

Recently uploaded (20)

ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptxANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
ANESTESI LOKAL YARSI fixbgt dehhhhh.pptx
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 

SISTEM ENDOKRIN

  • 2. TIK  Fisiologi sistem endokrin  Pengkajian sistem endokrrin  Asuhan keperawatan klien gangguan sistem endokrin  Asuhan keperawatan klien dengan hipertiroid  Asuhan keperawatan klien dengan hipotiroid
  • 3.  Sistem tubuh manusia yang rumit dan adanya kekhususan sel dan jaringan memelukan komunikasi internal yang bisa mengatur berbagai proses dalam tubuh  Sistem endokrin dan persarafan adalah 2 unit yang bekerja sama untuk mengkoordinasi fungsi tubuh shg tubuh dapat berespon terhadap perubahan lingkungan  Walaupun hipotalamus adalah bagian kecil otak, tetapi hipotalamus menjadi pengendali global untuk semua sistem endokrin
  • 4. KELENJAR :  EKSOKRIN Melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit atau organ internal  ENDOKRIN Langsung melepaskan sekresinya kedalam darah
  • 5. Suatu sistem yg melibatkan hormon dan sistem sirkulasi dalam tugasnya. KELENJAR HORMON SIRKULASI ENDOKRIN TARGET ORGAN
  • 6. ENDOKRIN KELENJAR HIPOFISIS KELENJAR TIROID KELENJAR PARATIROID KELENJAR ADRENAL KELENJAR PULAU-PULAU LANGERHANS: PANKREAS KELENJAR OVARIUM DAN TESTIS
  • 7.
  • 8. HORMON Suatu zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin untuk membantu mengatur fungsi organ bekerja secara terkoordinasi dengan sistem saraf Klasifikasi : 1. Air : Polipeptida (Insulin, Glukagon, ACTH, Katekolamin) 2. Lemak : Steroid ( Estrogenn, Progesteron, Glukokortikod, Aldosteron) Karakteristik :  Diurnal : Pola naik turun dalam periode 24 jam (Kortisol)  Pulsatif dan Siklik : Pola naik turun sepanjang waktu  Variabel : Pola naik turun tergantung pada kadar substratnya (Paratiroid)
  • 9. REGULASI KELENJAR PERAN HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS Anatomi Fisiologi •Berbobot 0,5 gram •Ukuran 10 x 13 x 6 mm NEUROHIPOFISIS Perkembangan hipofisis:
  • 10. EMBRIOLOGI HIPOFISIS 1. ECTODERMAL. Dari primitive mout diverticulum.ADENO-HYPOPHYSE. 2. NEURO ECTODERMAL Dari diencephalon evaginasi. NEURO-HYPOPHYSE
  • 11. PERANAN HIPOTALAMUS…  Menghubungkan sistem saraf dengan endokrin  Hipotalamus mengeluarkan hormon realising dan inhibiting yg bekerja untuk sel –sel spesifik dalam kelenjar pituitari untuk mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofisis  SISTEM UMPAN BALIK bila kadar hormon dalam darah telah mencukupi, untuk menghasilkan efek yang dimaksud, makan kenaikan hormon lebih jauh dicegah dengan umpan balik negatif (Negative Feedback control).
  • 12. STRUKTUR, FUNGSI DAN KERJA SISTEM ENDOKRIN
  • 13. STRUKTUR DAN FUNGI HIPOTALAMUS  Terletak di batang otak (dienchepalon) dekat ventrikulus tertius  Mrp pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin  Menjalankan fungsi melalui humoral dan saraf  Hormon yang dihasilkan disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon
  • 14. HORMON YANG DIHASILKAN HIPOTALAMUS: ACRH : Adrenocortocoid Releasing Hormone ACIH : Arenocorticoid Inhibiting Hormone TRH : Thyroid Releasing Hormone TIH : Thyroid Inhibiting Hormone GnRH : Gonadotropin Releasing Hormone GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormone PTRH : Parathyroid Releasing Hormone PTIH : Parathyroid Inhibiting Hormone PRH : Prolaktin Releasing Hormone PIH : Prolaktin Inhibiting Hormone GRH : Growth Releasing Hormone GIH : Growth Inhibiting Hormone MRH : Melanosit Releasing Hormone MIH : Melanosit Inhibiting Hormone
  • 15. STRUKTUR DAN FUNGSI HIPOFISE  Terletak di sella turika, lekukan os spenoidalis basis cranii  Berbentuk oval dengan diameter 1 cm yang terbagi atas lobus anterior dan posterior – Lobus anterior : •2/3 bagian hipofise •disebut juga Adenihipofise – Lobus posterior •1/3 bagian hipofise •Disebut juga neurohipofise •Hipofese stalk (struktur saraf) menghubungkan lobus posterior dengan hipotalamus – Lobus intermedia (pars intermedia) •Antara area anterior dan posterior •Diduga menghasilkan MSH
  • 16. Terletak pada leher bagian depan, dibawah kartilago krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea  Terbagi 2 lobus (kiri dan kanan) dengan ketebalan 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjang 4 cm  Disuplai oleh arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior (lobus kanan lebih besar disuplai)  Hormon T3, T4 danTirokalsitonin
  • 17. Menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid  Berjumlah 4 buah  Terdiri dari 2 jeni sel : - Chief cells - Oxyphill cells
  • 18.
  • 19.
  • 20. DATA DEMOGRAFI • Usia dan jenis kelamin Beberapa gangguan endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu meskipun proses patologis sudah berlangsung sejak lama • Tempat tinggal RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Mengkaji kemungkinan kelainan pada anggota keluarga lain seperti yang dialami oleh pasien. Gangguan hormonal yang berhubungan langsung : Obesitas Gangguan pertumbuhan dan perkembangan Kelainan pada kelenjar tiroid Infertilitas
  • 21. Mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang dirasakan sekarang khususnya gangguan gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama walaupun tidak ada keluhan, seperti : • Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang • Berat badan tidak sesuai dengan usia • Gangguan psikologis ; mudah marah, sulit bergaul, tidak konsentrasi • Hospitalisasi
  • 22. RIWAYAT DIIT  Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen  Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis  Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan  Pola makan dan minum sehari-hari  Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat  menggangu fungsi endokrin ; bersifat Goiterogenik STATUS SOSIAL EKONOMI  Bagaimana klien dan keluarga memperoleh makanan yang sehat dan bergizi  Upaya yang dilakukan dalam mendapatkan pengobatan bila klien dan keluarga membutuhkan  Kurangi salah penafsiran
  • 23. MASALAH KESEHATAN SEKARANG  Apa yang dirasakan klien ?  Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau perlahan dan sejak kapan dirasakan ?  Bagaimana gejala mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari ?  Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine?  Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi ?  Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat mengganggu klien ?
  • 24. Selain alasan klien datang ke RS, juga perlu diidentifikasi hal- hal yang berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum seperti : • Tingkat energi Perawat mengkaji  Bagaimana kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari  Apakah mandiri atau dibantu atau kepayahan  Asupan makanan berlebihan atau kurang • Pola eliminasi dan keseimbangan cairan Perawat mengkaji  Pola berkemih dan volume urine out put  Apakah klien sering bangun tengah malam untuk berkemih  Apakah klien kekurangan cairan atau kelebihan cairan
  • 25. Pertumbuhan dan perkembangan Secara langsung dibawah pengaruh hormon GH, Thyroid, Gonadotropic. Gangguan pertumbuhan dapat terjadi sejak masa kandungan hingga bayi dilahirkan, maka perlu dikaji :  Tubuh ; kerdil/ besar  Tingkat inteligensi  Kemampuan berkomunikasi  Inisiatif dan rasa tanggung jawab  Apakah perubahan fisik mempengaruhi kejiwaan klien
  • 26. Seks dan reproduksi Kaji :  Siklus menstruasi ; mencakup lama, volume, frekuensi, perubahan fisik termasuk sensasi nyeri atau kramp abdomen, usia haid pertama  Pernah hamil dan melahirkan  Kemampuan ereksi dan orgasme  Ukuran dan bentuk alat genitalia
  • 27. Pemeriksaan Fisik: ◦ Inspeksi ◦ Palpasi ◦ auskultasi Pengkajian Psikososial: Hal yang perlu dikaji:  Keterampilan koping  Dukungan keluarga, teman  Keyakinan  Kemampuan keluarga dalam merawat dan penggunaan obat
  • 28. PENGKAJIAN DIAGNOSTIK SISTEM ENDOKRIN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KELENJAR HIPOFISE  Foto tengkorak (Kranium) Untuk melihat kondisi sella turika ; tumor/ atropi Pend. Kes penting !!!  Foto tulang (Osteo) untuk melihat kondisi tulang (Gigantisme) ; ukuran tulang bertambah  CT scan otak Untuk melihat kemungkinan adanya tumor hipofise atau hipotalamus. Pend. Kes penting !!!
  • 29. Pemeriksaan darah dan urine Kadar Growth Hormone Nilai normal 10 μg/ml (anak-anak dan dewasa) Spesimen adalah darah vena 5 cc Kadar TSH Nilai normal 6 – 10 μg/ml, untuk mentukan gangguan tiroid primer atau sekunder Spesimen adalah darah vena 5 cc
  • 30. KadarACTH dilakukan dengan test supresi dekametason spesimen darah vena 5 cc dan urine 24 ja Persiapan  Tidak ada pembatasan makanan dan minuman  Bila klien menggunakan obat-obatan seperti korisol atau antagonisnya, dihentikan lebih dahulu 24 jam sebelumnya  Bila obat-obatan harus diberikan, lampirkan jenis obat dan dosisnya pada lembaran pengiriman
  • 31. Pelaksanaan Klien diberi deksametason 4 x 0,5 ml/ hari selama 2 hari , Besok paginya darah vena diambil 5 cc Urine ditampung selama 24 jam, Kirim spesimen ke lab. Hasil Normal bila : ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl 17-Hydroxi-Cortico-Steroid (17-OHCS) dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg
  • 32. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KELENJAR TIROID UP TAKE RADIOAKTIF (RA) Untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap iodida Persiapan :  Klien puasa 6 – 8 jam  Jelaskan tujuan prosedur Pelaksanaan :  Klien diberi radioaktif Iodium (I) oral sebanyak 50 microcuri  Ukur radioaktif yang tertahan dengan alat pengukurdiatas kelenjar tiroid  Dapat juga diukur dengan clearence (I) melalui ginjal dengan mengumpulkan urine 24 jam
  • 33. Hasil :  Normal : 10 – 35 %  < 10 % : menurun Hipotiroid  > 35 % : meningkat Hipertiroid
  • 34. T3 DAN T4 SERUM Persiapan fisik secara khusus (- ), spesimen darah vena 5 – 10 cc Nilai normal dewasa :  Iodium bebas : 0,1 – 0,3 mg/dl  T3 : 0,2 – 0,3 mg/dl  T4 : 6 – 12 mg/dl Nilai normal bayi/ anak anak :  T3 : 180 – 240 mg/dl
  • 35. UP TAKE T3 RESIN Untuk mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau tiroid binding globulin (TBG) tdk jenuh Spesimen darah vena 5 cc Klien puasa 6 – 8 jam Nilai normal :  Dewasa : 25 – 35 %  Anak-anak : ( - )
  • 36. PROTEIN BOUND IODINE (PBI) Untuk mengukur iodium yang terikat dengan protein plasma Spesimen darah vena 5 – 10 cc Klien puasa 6 – 8 jam Nilai normal : 4 – 8 mg % dalam 100 ml darah
  • 37. LAJU METABOLISME BASAL (BMR) Untuk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan tubuh dibawah kondisi basal selama beberapa waktu Persiapan :  Klien puasa sekitar 12 jam  Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stress  Klien harus tidur minimal 8 jam  Tidak mengkonsumsi obat-obat analgesik dan sedatif  Jelaskan prosedur  Tidak boleh bangun dri tempat tidur sampai pememriksaan dilakukan Pelakanaan :  Segera setelah bangun, lakukan pengukuran TD dan Nadi  Dihitung dengan rumus : BMR (0,7 x Pulse) + (0,7 x TD) – 72  Nilai normal : 10 – 15 %
  • 38. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KELENJAR PARATIOROID I. Percobaan Sulkowitch Untuk memeriksa perubahan jumlah kalium dalam urine, sehingga diketahui aktivitas kelenjar paratioroid Persiapan  Urine 24 jam ditampung  Makanan rendah kalsium 2 hari berurut-turut Pelaksanaan  Masukkan urine 3 ml kedalam tabung (2 tabung)  Masukkan reagen Sulkowitch 3 ml pada tabung I  Tabung II sebagai kontrol
  • 39. Hasil  Negatif ( - ) : tidak terjadi kekeruhan  Positif ( + ) : terjadi kekeruhan yang halus  Positif ( ++ ) : kekeruhan sedang  Positif ( +++ ) : kekeruhan banyak ; < 20 detik  Positif ( ++++ ) : kekeruhan hebat ; seketika
  • 40.
  • 41. II. Percobaan Ellwort – Howard berdasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh parathormon Pelaksanaan :  Klien disuntik dengan parathormon IV  Urine ditampung dan diukur kadar pospornya Hasil : 5 – 6 x nilai normal : Hipotiroid III. Percobaan Kalsium IV berdasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya kadar serum kalsium akan menekan pembentukan Parathormon Hasil :  Normal : pospor serum >> dan pospor diuresi <<  Hipoparatiroid : pospor diuresis >>>>
  • 42. IV. Pemeriksaan Radiologi Persiapan khusus ( - )  Untuk melihat kemungkinan adanya kalsifikasi tulang, penipisan dan osteoporosis Hasil :  Hipotiroid : dijumpai kalsifikasi bilateral pada dasar tengkorak  Hipertiroid : tulang menipis, terbentuk kista dalam tulang serta tuberculae pada tulang
  • 43. V. Pemeriksaan Elektrocardiogram (ECG) Untuk mengidentifikasi kelainan gambaran kadar kalsium serum terhadap otot jantung Hasil :  Hiperparatiroid: Interval Q-T memanjang  Hipoparatiroid : Interval Q-T normal VI. Pemeriksaan Elektromiogram (EMG) Untuk mengidentifikasi perubahan kontraksi otot akibat perubahan kadar kalsium serum
  • 44. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KELENJAR PANKREAS Pemeriksaan Glukosa Untuk menilai kadar gula darah puasa selama 8- 10 jam Nilai normal : • Dewasa : 70-110 mg/dl • Anak-anak : 60-100 mg/dl • Bayi : 50-80 mg/dl
  • 45. Persiapan • Klien puasa • Jelaskan tujuan prosedur Pelakanaan : • Spesimen darah vena 5 – 10 cc • Gunakan anti koagulan bila tidak segera diperiksa • Hentikan sementara insulin • Setelah pengambilan sample darah, klien diberi makan dan minum serta obat sesuai program
  • 46. Pemeriksaan Hemokonsentrasi darah Nilai normal :  Dewasa wanita : 37 – 47 %  Dewasa pria : 45 – 54 %  Anak-anak : 31 – 40 %  Bayi : 30 – 40 %  Neonatal : 44 – 62 % Spesimen darah perifer
  • 47. Pemeriksaan elektrolit serum (Na, K, Cl) Nilai normal :  Natrium : 310 – 335 mg (13,6 – 14 meq/ Liter)  Kalium : 14 0 mg % (3,5-5,0 meq/Liter)  Chlorida : 350 – 375 mg% (100-106 meq/liter) Hipofungisi adrenal akan terjadi hipernatremi dan hipokalemi Hiperfungsi adrenal kebalikan hipofungsi
  • 48. Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA) Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine. Spesimen urin 24 jam Nilai normal : 1 – 5 mg Stimulasi Test Untuk mengevaluasi dan mendeteksi hipofungsi adrenal.  Pemberian ACTH untuk kortisol  Pemberian Sodium untuk aldosteron
  • 49. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Endokrin: Hiperparatiroid
  • 50. Pendahuluan  Terjadi akibat produksi berlebihan hormon paratiroid.  Ditandai dengan dekalsifikasi tulang, dan terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium.  Terbagi atas:  Hiperparatirodisme primer  Hiperparatiroidisme sekunder.
  • 51. Hipertiroidisme Primer  Hiperparatiroidisme primer ditandai dengan peningkatan kadar hormon hiperparatiroid serum, peningkatan kalsium serum dan penurunan fosfat serum  Hiperparatiroidisme didiagnosis ketika tes menunjukkan tingginya level kalsium dalam darah disebabkan tingginya kadar hormone paratiroid Hipertiroidisme Sekunder  Produksi hormon paratiroid yang berlebihan karena rangsangan produksi yang tidak normal.  Secara khusus, kelainan ini berkitan dengan gagal ginjal akut.  Penyebab umum lainnya karena kekurangan vitamin D.
  • 52. Manifestasi Klinik Manifestasi Psikologi:  Apatis  Mudah tersinggung  Keluhan mudah lelah.  Neurosis  Kelemahan otot  Psikosis (efek langsung  Mual dan muntah Kalsium pada otak serta  Konstipasi sistem saraf)  Hipertensi Peningkatan kadar kalsium akan menurunkan  Aritmia jantung potensial eksitasi jaringan peningkatan kadar saraf dan otot. kalsium dalam darah.
  • 53. Patofisiologi Kelebihan Sekresi PTH Hipertirodisme Hiperkalsemia Efek Reseptor Tulang Traktus Digestinal Ginjal Reabsorpsi Ca >> Absorpsi Usus >>> Hiperkalsiuria Nefrolithiasis Penurunan Klearens dan Gagal Ginjal
  • 54. Komplikasi 1. Peningkatan ekskresi kalsium dan fosfor 2. Dehidrasi 3. Batu ginjal 4. Hiperkalsemia 5. Osteoklastik 6. Osteitis fibrosa cystica
  • 55. Evaluasi Diagnostik o Laboratorium: 1. Kalsium serum meninggi 2. Fosfat serum rendah 3. Fosfatase alkali meninggi 4. Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah 5. Foto Rontgen: 1. Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi 2. Cystic-cystic dalam tulang 3. Trabeculae di tulang PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus bertambah
  • 56. Evaluasi Diagnostik  Radioimmunoassay: Membedakan hiperparatiroidisme primer untuk Parathormon.  Sinar X (pemindai tulang): Mendeteksi adanya perubahan tulang.  Antibodi ganda hormon paratiroid Untuk membedakan hiperparatiroidisme priimer dengan keganasan.  USG, MRI, Pemindai Thalium, Biopsi Jarum Halus: Untuk mengevaluasi fungsi paratiroid dan untuk menentukan lokasi kista, adenoma, serta hiperplasia pada kelenjar tiroid.
  • 57. Penatalaksanaan  Tindakan bedah untuk mengangkat jaringan paratiroid yang abnormal.  Hidrasi (konsumsi cairan 2000 ml dan jus buah asam)  Mobilitas yang banyak  Diet dan obat-obatan
  • 58. ASUHAN KEPERAWATAN  Pengkajian  Riwayat kesehatan klien.  Riwayat penyakit dalam keluarga.  Keluhan utama, antara lain : Sakitkepala, kelemahan, lethargi dan kelelahan otot Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, anorexia, obstipasi, dan nyeri lambung yang akan disertai penurunan berat badan Depresi Nyeri tulang dan sendi.
  • 59. Pengkajian (2)  Riwayat trauma/fraktur tulang.  Riwayat radiasi daerah leher dan kepala.  Pemeriksaan fisik yang mencakup :  Observasi dan palpasi adanya deformitas tulang.  Amati warna kulit, apakah tampak pucat.  Perubahan tingkat kesadaran.  Bila kadar kalsium tetap tinggi, maka akan tampak tanda psikosis organik seperti bingung bahkan koma dan bila tidak ditangani kematian akan mengancam.
  • 60. Pengkajian (3)  Pemeriksaan diagnostik, termasuk :  Pemeriksaan laboratorium : dilakukan untuk menentukan kadar kalsium dalam plasma yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam menegakkan kondisi hiperparatiroidisme. Hasil pemeriksaan laboratorium pada hiperparatiroidisme primer akan ditemukan peningkatan kadar kalsium serum; kadar serum posfat anorganik menurun sementara kadar kalsium dan posfat urine meningkat.  Pemeriksaan radiologi, akan tampak penipisan tulang dan terbentuk kista dan trabekula pada tulang.
  • 61. Diagnosa Keperawatan 1. Risiko terhadap cidera b/d demineralisasi tulang yang mengakibatkan fraktur patologi. 2. Perubahan eliminasi urine b/d keterlibatan ginjal sekunder terhadap hiperkalsemia dan hiperfosfatemia. 3. Perubahan nutrisi b/d anorexia dan mual. 4. Konstipasi b/d efek merugikan dari hiperparatiroidisme pada saluran gastrointestinal.
  • 62. Rencana Keperawatan  DX 1  Tujuan : Klien tidak akan menderita cidera, seperti yang ditunjukkan oleh tidak terdapatnya fraktur patologi.  Intervensi Keperawatan :  Lindungi klien dari kecelakaan jatuh, karena klien rentan untuk mengalami fraktur patologis bahkan oleh benturan ringan sekalipun. Bila klien mengalami penurunan kesadaran pasanglah tirali tempat tidurnya.  Hindarkan klien dari satu posisi yang menetap, ubah posisi klien dengan hati-hati.  Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari selama terjadi kelemahan fisik.
  • 63.  Intervensi Keperawatan :  Atur aktivitas yang tidak melelahkan klien.  Ajarkan cara melindungi diri dari trauma fisik seperti cara mengubah posisi tubuh, dan cara berjalan serta menghindari perubahan posisi yang tiba-tiba.  Ajarkan klien cara menggunakan alat bantu berjalan bila dibutuhkan. Anjurkan klien agar berjalan secara perlahan-lahan.
  • 64.  DX2  Tujuan : Klien akan kembali pada haluaran urine normal, seperti yang ditunjukkan oleh tidak terbentuknya batu dan haluaran urine 30 sampai 60 ml/jam.  Intervensi Keperawatan :  Perbanyak asupan klien sampai 2500 ml cairan per hari. Dehidrasi merupakan hal yang berbahaya bagi klien dengan hiperparatiroidisme karena akan meningkatkan kadar kalisum serum dan memudahkan terbentuknya batu ginjal.  Berikan sari buah untuk membantu agar urine lebih bersifat asam. Keasaman urine yang tinggi membantu mencegah pembentukkan batu ginjal, karena kalsium lebih mudah larut dalam urine yang asam ketimbang urine yang basa.
  • 65.  DX 3  Tujuan : Klien akan mendapat masukan makanan yang mencukupi, seperti yang dibuktikan oleh tidak adanya mual dan kembali pada atau dapat mempertahankan berat badan ideal.  Intervensi Keperawatan :  Berikan dorongan pada klien untuk mengkonsumsi diet rendah kalsium untuk memperbaiki hiperkalsemia.  Jelaskan pada klien bahwa tidak mengkonsumsi susu dan produk susu dapat menghilangkan sebagian manifestasi gastrointestinal yang tidak menyenangkan.  Bantu klien untuk mengembangkan diet yang mencakup tinggi kalori tanpa produk yang mengandung susu.  Rujuk klien ke ahli gizi untuk membantu perencanaan diet klien
  • 66.  DX 4  Tujuan : Klien akan mempertahankan BAB normal, seperti pada yang dibuktikan oleh BAB setiap hari (sesuai dengan kebiasaan klien).  Intervensi Keperawatan :  Upayakan tindakan yang dapat mencegah konstipasi dan pengerasan fekal yang diakibatkan oleh hiperkalsemia.  Bantu klien untuk tetap dapat aktif sesuai dengan kondisi yang memungkinkan.  Tingkatkan asupan cairan dan serat dalam diet. Klien harus minum sedikitnya enam sampai delapan gelas per hari kecuali bila ada kontra indikasi.  Jika konstipasi menetak meski sudah dilakukan tindakan, mintakan pada dokter pelunak feses atau laksatif.
  • 67.
  • 68.  Peningkatan dari hormon tiroid dalam darah.  Suatu keadaan hiperaktivitas kelenjar tiroid sehingga menyebabkan sintesis (produksi) hormon tiroid berlebihan dan peningkatan metabolisme dalam jaringan tubuh.
  • 69.  Penyakit Graves  Toksik Nodular Goiter  Produksi TSH yang abnormal  Tiroiditis (radang kelenjar tiroid)  Konsumsi yodium berlebihan
  • 70. Peningkatan selera  Denyut nadi berkisar makan dan konsumsi 90 -160 x/i makanan  Tekanan darah sistolik  Penurunan berat badan akan meningkat yang progresif  Dekompensasi jantung  Kelelahan otot yang dalam bentuk abnormal kegagalan kongestif  Amenore  Osteoporosis & fraktur  Perubahan defikasi (konstipasi atau diare)
  • 71. Kegelisahan  Tahan tidak panas  Terus berkeringat  Mudah terangsang secara tidak lazim Kulit sering kemerahan  Iritabel & terus   Pasien yang berusia merasa khawatir lanjut: kulit kering dan pruritus yang  Palpitasi menyebar  Denyut jantung  Tremor pada tangan abnormal: cepat  Eksoftalmos (mata menonjol
  • 72. Kurus, makan banyak tetapi tidak bisa gemuk  Mata besar (membelalak = exophthalmus)  Keluhan lain pada mata (nyeri, peka cahaya, kelainan penglihatan dan conjungtivitis)  Kelenjar gondok membesar (struma nodosa) atau bisa juga tidak  Detak jantung cepat  Ujung jari gemetar
  • 73. Tes darah : bila kadar Thyroxine Stimulating Hormone (TSH) melebihi 20 mikro-unit per liter, berarti pasien terkena hipertiroid (normal: 1-5 mikro- unit per liter)  Ada atau tidaknya pembesaran di daerah leher
  • 74. Mengenai benjolan, perlu diperhatikan bagaimana benjolannya, sebab pada penyakit gondok (hipotiroid), juga terdapat benjolan. Hanya saja pembesaran disekitar leher pada penyakit gondok tak merata, yaitu biasanya di bagian depan leher, sedangkan pada hipertiroid, pembesaran yang terjadi merata di sekitar leher sehingga kurang kelihatan.
  • 75. 1. Mengobati gejala hipertiroid 2. Pemberian obat anti tiroid 3. Yodium radioaktif 4. Tindakan bedah
  • 76.
  • 77. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme; peningkatan beban kerja jantung; perubahan dalam arus balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan frekuensi, irama dan konduksi jantung.  Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan dengan gangguan kimia tubuhdi  Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme; mual muntah, diare; kehilangan insulin yang relative  Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan b/d perubahan mekanisme perlindungan dari mata; kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus
  • 78. INTERVENSI RASIONAL • Pantan tekanan darah pada posisi • Hipotensi umum dpt terjadi sbg akibat vasodilatasi perifer yg berlebihan & baring,duduk,&berdiri jika panurunan volome sirkulasi memungkinkan • Memberikan ukuran volume sirkulasi yg langsung & lebih akurat dan • Pantau CVP jika klien mengukur fungsi jantung secara menggunakannya langsung pula • Merupakan tanda adanya peningkatan • Periksa adanya nyeri dada a/ angina kebutuhan oksigen oleh otot jantung yang dikeluhkan klien • S1 dan murmur yg menonjol b’hub dng curah jantung meningkat pd keadaan • Auskultasi suara jantung ,perhatikan hipermetabolikadanya S3 sbgai tanda adanya bunti tambahan adanya irama adanya kemungkinan gagal jantung • Tanda awal adanya kongesti paru yg gollaps dan murmur sistolik berhub dgn timbulnya gagal jantung •Auskultasi suara nafas
  • 80. Kelenjar tiroid berbentuk seperti kupu-kupu, terdiri dari 2 lobus dan terletak di leher di bawah jakun di depan trakea.
  • 81. Folikel dalam tiroid menghasilkan tiroglobulin yang kemudian akan dirubah menjadi hormon tiroksin oleh adanya TSH dari pituitari anterior.  Tiroksin mengandung banyak iodium.  Sumber iodium terbesar adalah seafood, seperti: kerang, udang, rumput laut dan aneka ikan.
  • 82. FUNGSI TIROKSIN  Mengatur aktivitas berbagai organ  Mengontrol pertumbuhan  Membantu proses metabolisme
  • 83. DEFINISI  Tingkat pengurangan hormon tiroid (tiroksin).  Suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif dan menghasilkan sedikit tiroksin.  Menyebabkan fungsi metabolisme tubuh bekerja sangat lambat.  Merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid
  • 84. TIPE 1. Hipotiroidisme primer atau tiroidal yang mengacu pada disfungsi kelenjar tiroid itu sendiri. 2. Hipotirodisme sekunder, jika sepenuhnya disebabkan oleh kelainan hipofisis. 3. Hipotirodisme tertier: kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TSH tidak adekuat.
  • 85.  Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus atau keduanya, dikenal dengan hipotiroidisme sentral.  Kretinisme: defisiensi tiroid terjadi sejak lahir. Pada keadaan ini, ibu mungkin juga menderita defisiensi tiroid.
  • 86. ETIOLOGI  Tiroiditis limfositik kronis (tiroiditis Hashimoto), dikarenakan penyakit sistem kekebalan tubuh atau tiroiditis otoimun.  Atrofi kelenjar tiroid yang menyertai proses penuaan.  Terapi untuk hipertiroidisme: iodium radioaktif, tiroidektomi.
  • 87. ETIOLOGI  Obat-obatan: litium, senyawa iodium, obat- obat antitiroid.  Radiasi pada kepala dan leher untuk penanganan kanker kepala dan leher, limfoma  Penyakit infiltratif pada tiroid  Defisiensi dan kelebihan iodium
  • 88. MANIFESTASI KLINIS  Kelelahan yang ekstrim  Suara kasar atau parau  Kerontokan rambut  Menorhagia atau  Kuku yang rapuh amenore  Kulit kering  Hilangnya libido  Parestesia pada jari-jari tangan
  • 89. MANIFESTASI KLINIK HIPOTIROIDISME BERAT  Suhu tubuh dan frekuensi nadi subnormal  Kenaikan berat badan  Kulit menjadi tebal  Rambut menipis dan rontok  Wajah tampak tanpa ekspresi  Mengeluh sering dingin walaupun dalam lingkungan yang hangat
  • 90. Demensia disertai perubahan kognitif dan kepribadian khas.  Apnu saat tidur  Efusi pleura  Efusi perikardial  Kelemahan otot pernapasan  Kenaikan kolesterol serum  Aterosklerosis  CHF  Fungsi ventrikel kiri jelek
  • 91. KOMA MIKSEDEMIA  Hipotermia  Tidak sadarkan diri  Peningkatan letargi menjadi stupor dan kemudian koma.
  • 92. PENATALAKSANAAN  Tujuan primer: memulihkan metabolisme dengan mengganti hormon yang hilang  Levotiroksin sintetik merupakan preparat terpilih untuk pengobatan  Untuk hipotiroidisme berat dan koma miksedema, mencakup pemeliharaan vital sign  Gas darah arteri, membantu ventilasi untuk mengatasi hipoventilasi
  • 93. PENATALAKSANAAN  Penggunaan alat pulse oximetry membantu memantau tingkat saturasi oksigen  Infus larutan glukosa pekat untuk memberikan glukosa  Jika berlanjut ke koma miksedemia, diberikan hormon tiroid secara intravena sampai kesadaran pulih  Kemudian lanjutkan terapi hormon tiroid per oral
  • 94. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN  Modifikasi aktivitas  Pemantauan yang berkelanjutan  Pengaturan suhu  Dukungan emosional  Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah.
  • 95. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Intoleransi aktivitas b/d kelelahan dan penurunan proses kognitif 2. Perubahan suhu tubuh 3. Pola napas tidak efektif b/d depresi ventilasi 4. Konstipasi b/d penurunan fungsi gastrointestinal
  • 96. DIAGNOSA KEPERAWATAN 5. Perubahan proses pikir b/d gangguan metabolisme dan perubahan status kardiovaskuler serta pernapasan 6. Kurangnya pengetahuan tentang program pengobatan untuk terapi penggantian tiroid seumur hidup